KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

213
REALITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA MASYARAKAT SUKU BADUY DENGAN WISATAWAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat gelar Sarjana (S-1) pada konsentrasi Humas Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Oleh : AMRIYATUNNISA 6662101685 KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG BANTEN 2014

Transcript of KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

Page 1: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

REALITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA MASYARAKAT

SUKU BADUY DENGAN WISATAWAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat gelar Sarjana (S-1) pada konsentrasi Humas

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Oleh :

AMRIYATUNNISA

6662101685

KONSENTRASI ILMU HUMAS

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG – BANTEN

2014

Page 2: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

i

ABSTRAK

Amriyatunnisa, NIM 6662101685 / 2010. Realitas Komunikasi Antar Budaya

Masyarakat Suku Baduy dengan Wisatawan. Pembimbing I, Ikhsan

Ahmad,S.Ip.,M.Si. Pembimbing II, Yoki Yusanto,S.Sos.,M.Ikom.

Penelitian ini mengambil tema mengenai realitas komunikasi antar budaya

masyarakat suku Baduy dengan wisatawan yang memiliki latar belakang

kebudayaan yang berbeda. Bertemunya individu-individu dari latar belakang

kebudayaan yang berbeda secara terus menerus akan memberikan pengaruh

kepada kedua belah pihak. Suku Baduy merupakan salah satu Suku yang masih

menjaga diri dari pengaruh modernitas. Mereka menetap di sekitar pegunungan

Kendeng, desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak,

Rangkasbitug, Banten. sejak dikeluarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Lebak

pada tahun 1990 Baduy mulai menjadi daerah pariwisata.Wisatawan dari berbagai

macam latar belakang kebudayaan yang berbeda terus menerus datang

mengunjungi suku Baduy. Dalam proses panjang dan lama, maka suku Baduy

menjadi terbiasa dengan keadaan dimana kehidupan mereka erat dengan

wisatawan. Namun keeratan yang terjadi, dan komunikasi antar budaya yang

berlangsung ini memberikan perubahan kepada masyarakat suku Baduy disadari

ataupun tidak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan

mendeskripsikan hasil temuan selama melakukan penelitian dengan melakukan

observasi ke Baduy dan wawancara data yang diperoleh dari orang Baduy luar,

orang Baduy dalam, Pemerintah Baduy, Wisatawan dan para Akademisi.

Perbedaan budaya antara masyarakat suku Baduy dengan wisatawan dapat dilihat

sebagai sebuah realitas, komunikasi yang berlangsung secara verbal maupun non-

verbal adalah sebuah fenomena yang dapat dijumpai. Fenomena ini merupakan

hasil dari hubungan komunikasi antar budaya yang terjadi secara terus menerus

dan berlangsung lama. Beberapa hambatan yang terjadi menjadikan sebuah

perubahan terhadap prilaku masyarakat suku Baduy.

Kata kunci : Baduy, Komunikasi Antar Budaya, Wisatawan.

Page 3: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

ii

ABSTRACT

Amriyatunnisa, NIM 6662101685 / 2010. Intercultural Communication Reality

Society Baduy with Travelers. Preceptor I, Ikhsan Ahmad,S.Ip.,M.Si. Preceptor II

Yoki Yusanto,S.Sos.,M.Ikom.

This study takes the theme of intercultural communication Reality Baduy

community with tourists who have different cultural backgrounds. Meeting of

individuals from different cultural backgrounds will continually give effect to the

parties. Baduy is one of the tribes that still keep away from the influence of

modernity. They settled around Kendeng mountains, villages Kanekes, District

Leuwidamar, Lebak, Rangkasbitug, Banten. Since issued a decree (SK) Lebak

Regent in 1990 Bedouin began to be a tourism area. Travelers from many

different cultural backgrounds continually come to the Baduy. In a long, long

process, the Baduy become familiar with the circumstances in which their lives

are closely with tourists. However, the closeness that occurs and intercultural

communication that took place this provides updates to the Baduy community

conscious or not. This study used a qualitative approach to describe the findings

during a study by observation to the Bedouin and the interview data obtained

from outside the Bedouin, Bedouin in Government Baduy, Travelers and the

Academics. Cultural differences between the Baduy community and tourists can

be seen as a reality, the communication is verbal and non-verbal is a phenomenon

that can be found. This phenomenon is the result of the relationship between

cultural communication occurs continuously and lasts longer. Some of the

obstacles that happened to make a change in the behavior of the Baduy

community.

Keyword : Baduy, Intercultural Communication, Traveler.

Page 4: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

iii

Page 5: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

iv

Page 6: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

v

Page 7: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

vi

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (Al-Baqarah:153)” “Mencari ilmu adalah diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki dan wanita dari mulai lahir sampai ke liang lahat” (Hadis Rasul)

“Semua Orang adalah Guru, Alam Raya Sekolahku” (Widji Tukul)

RIDHA ALLAH SWT.

ADA PADA RIDHA ORANG TUA..

Skripsi ini kupersembahkan untuk Mama dan Bapak, juga untuk semua keluargaku yang selalu ada untuk peneliti

dan untuk kekasihku Ahmad Lamhatunnadzori.

Page 8: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan ke khadirat Allah SWT yang maha Agung

pemilik alam semesta yang menggenggam jiwa raga semua mahluk-Nya, karena

atas ridho dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini guna

memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar kesarjanaan strata (S1) pada

program studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Hubungan Masyarakat di Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

saran dan kritik yang dapat membantu perbaikan skripsi yang berjudul “ Realitas

Komunikasi Antar Budaya Masyarakat Suku Baduy dengan Wisatawan”

sangat peneliti harapkan. Pada kesempatan ini peneliti juga ingin menyampaikan

ucapan terima kasih atas segala dukungan, bantuan dan bimbingannya dalam

proses penelitian serta penyusunan skrisi ini kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Soleh Hidayat, M.PD selaku Rektor Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu

sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Ibu Neka Fitriyah, S.Sos., M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

Page 9: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

viii

4. Bapak Ikhsan Ahmad, S.Ip. selaku dosen pembimbing I skripsi yang

membantu memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan

skripsi ini.

5. Bapak Yoki Yusanto, S.Sos, M.Ikom. selaku dosen pembimbing II

skripsi yang membantu memberikan arahan serta masukan untuk

menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Mia Dwianna W,S.Sos.,M.Ikom dan Ibu Puspita Asri

Praceka,S.sos.,M.Ikom yang telah menguji skripsi peneliti dan

memberi banyak masukan yang sangat berguna.

7. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu komunikasi Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa, Khususnya (Ibu Rahmi, Bapak Roni, Bapak Husnan,

Bapak Rangga, Bapak Bagus), Terima kasih atas bimbingan dan ilmu

yang bermanfaat yang telah disampaikan pada peneliti. Dan Juga

pengalaman yang sangat berarti yang peneliti dapatkan. Apalah arti

kemampuan peneliti tanpa ilmu dari para beliau.

8. Kedua orang tua ku Bapak H. Saparudin, dan Ibu Hj. Yayah Suhiyat,

terimakasih atas do’a dan dukungan yang tak pernah putus, juga untuk

kesabaran memberi dukungan moril dan materil.

9. Seluruh kakak dan adik, Rismawati, Agus Firdaus, Ade Rahayu,

Araudhotul Jannah, Arif Fajar Arafat, Adinda Maulidia, dan Kakak

Ipar, Mustofa Kamal, Yusi Verlina, serta untuk para keponakanku

Page 10: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

ix

Tazkiya, Keyla, dan Aksa. terima kasih atas dukungan dan doa-

doanya.

10. Untuk Ahmad Lamhatunnadzori, Kekasihku yang terbaik sudah setia

dan sangat sabar menemani dan membantu selama peneliti melakukan

penelitian dan selalu ada disaat-saat bahagia selama pengerjaan skripsi

ini dan juga suntikan motivasi yang sudah diberikan yang membuat

peneliti semangat dan mampu menyelesaikan penelitian ini.

Terimakasih banyak.

11. Seluruh Informan, Orang-orang Baduy luar dan dalam, Pemerintah

Baduy, Wisatawan Baduy, dan Akademisi yang sudah bersedia

memberikan informasi terkait penelitian yang sedang diteliti. Dan juga

tempat yang telah mereka berikan kepada peneliti.

12. Untuk sahabat-sahabatku, Mega Dwi Lestari Indah dan Shara

Suhartina Firmansyah, dan Bunda Nuniek Suhartini yang selalu ada di

saat susah dan Senang, terimakasih.

13. Untuk Mondar Mandir Management (MMM), Indra Handayani,

Amallia Utami Putri, Akmal Alamsyah, Steptian Akbar, Dhamar

Indraloka, yang setia menjadi sahabat sejak menjadi mahasiswa

sampai berhasil menjadi sarjana, terimakasih.

14. Teman-teman seperjuangan, yang selalu menjadi penghibur setia,

motivator handal dan selalu membantu saat peneliti kesulitan dalam

pengerjaan skripsi, Maya Maul, Kakek Galuh, Refika, Yosa, Puput

Jolie, Eki, Titi, Sarah.

Page 11: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

x

15. Keluarga besar mahasiswa ilmu komunikasi UNTIRTA angkatan 2010

juga mahasiswa UNTIRTA lainnya yang mau menerima peneliti

sebagai teman, terima kasih atas perkenalan, persahabatan dan

pengalaman yang berkesan selama perkuliahan, khususnya kepada

teman-teman I F dan Humas 2010.

16. Keluarga besar Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND)

Eksom UNTIRTA, terimakasih atas segala pelajaran dan kekeluargaan

yang diberikan, Raden, Colil, Andra, Sidiq, Fira, Alfa, Cahyo, Babeh,

Amanah, Dani, Dewi, Tole, Adeng, Mae, Ayi, Ipeh, Nabila, Inne, dan

seluruhnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu karena ribuan

jumlah anggotanya.

17. Juga kakak-kakak Senior Ilmu Komunikasi, Yuyun Yusniawati, Trami

Vidya Veliyanti, Wahyu Annas, Aulia Shofan Hidayat, Nur Haedi,

yang selalu berbagi pengalaman dan memberi masaukan.

18. Keluarga besar Untirta Movement Community (UMC), atas

kesempatan yang pernah diberikan untuk belajar berorganisasi.

19. Keluarga Besar Barak Karinding (BAKKAR).

20. Terimakasih kepada Abi H. Ahmad Jaenudin, mama Suheti dan Yusril

Izhar, serta keluarga besarnya.

21. Segenap kawan-kawan di Pergerakan Mahasiswa baik di Banten dan di

seluruh Indonesia. semoga kita senantiasa melakukan yang ma’ruf dan

menjauhi yang mungkar.

Page 12: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

xi

22. Kepada KristinaTambunan, Destia Rifasinna, Annisa Nur Utami, Julio

Mariskal Tungga, Timbul Halomoan, Armadan Muda Harahap, Fawas

Saiful Salman, Muhammad Iqbal Multatuli, Wahyu Karyadi, Fatur

Hakim, Dharmawan Shofyan, Joshua Tampubolon, Nisa Latahsia,

terimakasih sudah memberikan ilmu dan pengalaman, tetap semangat

dan optimis untuk selesaikan study.

23. Kepada pihak-pihak yang tidak pernah akrab namun sangat membantu

kesuksesan penelitian ini, rental komputer dan fotocopy Altis.

24. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu peneliti dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Kiranya tidak ada balasan yang lebih baik kecuali yang datang dari Allah

SWT, terimakasih untuk segalanya. Kesempurnaan hanya milik-Nya dan

kebenaran datang dari-Nya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua, khususnya

bagi peneliti dan pihak yang berkepentingan.

Serang, 26 Desember 2014

Amriyatunnisa

Page 13: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

xii

DAFTAR ISI

Halaman

Judul/Cover

Abstrak ................................................................................................................... i

Abstract ................................................................................................................. ii

Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing ....................................................... iii

Halaman Pengesahan Skripsi ............................................................................ iv

Halaman Pernyataan Orisinalitas ...................................................................... v

Halaman Motto dan Persembahan .................................................................... vi

Kata Pengantar .................................................................................................. vii

Daftar Isi ............................................................................................................. xii

Daftar Tabel ..................................................................................................... xvii

Daftar Bagan ................................................................................................... xviii

Daftar Gambar .................................................................................................... ix

Daftar Lampiran ................................................................................................ xx

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 7

1.3 Identifikasi Masalah ............................................................................. 7

1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................. 8

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................... 8

1.5.1. Manfaat Teoritis ......................................................................... 8

1.5.2. Manfaat Empiris ......................................................................... 8

1.5.3. Manfaat Praktis .......................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 10

2.1. Komunikasi ...................................................................................... 10

2.1 Proses Komunikasi ............................................................................ 11

2.3. Komunikasi Verbal dan Non-Verbal ................................................ 12

2.3.1. Komunikasi Verbal ................................................................. 12

2.3.2. Komunikasi Non-Verbal ......................................................... 13

2.4. Komunikasi Persona .......................................................................... 15

2.5. Komunikasi Antar Pribadi ................................................................. 16

2.6. Komunikasi Kelompok ...................................................................... 17

2.7. Komunikasi Sosial ............................................................................. 21

2.8. Komunikasi dan Akulturasi ............................................................... 21

2.9. Budaya ............................................................................................... 22

2.9.1. Sifat-sifat Budaya .................................................................... 24

2.10. Konsep Kebudayaan ........................................................................ 24

2.11. Subbudaya dan Subkelompok ......................................................... 26

Page 14: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

xiii

2.12. Komunikasi Antar Budaya ............................................................ 26

2.13. Komunikasi Lintas Budaya ........................................................... 31

2.14. Hambatan Komunikasi .................................................................. 32

2.14.1. Steriotipe ............................................................................. 32

2.14.2. Prasangka ............................................................................ 33

2.15. Modernisasi ................................................................................... 34

2.16. Teori Fenomenologi ...................................................................... 36

2.17. Kerangka Berpikir ......................................................................... 42

2.18. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 43

2.18.1. Tabel Matrix Penelitian Terdahulu ...................................... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 46

3.1. Metode Penelitian .............................................................................. 46

3.2. Paradigma Konstruktivisme .............................................................. 47

3.2.1. Pengertian Paradigma .............................................................. 47

3.2.2. Konstruktivisme ...................................................................... 48

3.3. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 49

3.4. Instrumen Penelitian .......................................................................... 49

3.4.1. Sumber Data ............................................................................ 49

3.4.2. Informan Penelitian ................................................................. 49

3.5. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 51

3.6. Triangulasi ......................................................................................... 53

3.7. Analisis Data ..................................................................................... 54

3.8. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................ 55

3.8.1. Tabel Penelitian ...................................................................... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 57

4.1. Deskripsi Objek Penelitian................................................................. 57

4.1.1. Sejarah Umum Suku Baduy .................................................... 57

4.1.2. Masuknya Wisatawan ke Baduy ............................................. 66

4.2. Objek Penelitian ................................................................................ 68

4.3. Profil Informan .................................................................................. 68

4.4. Data Penelitian .................................................................................. 75

4.5. Hasil Penelitian dan Pembahasan ...................................................... 77

4.5.1. Komunikasi Internal Suku Baduy ........................................... 77

4.5.2. Komunikasi sosial Suku Baduy .............................................. 81

4.5.3. Komunikasi verbal suku Baduy .............................................. 87

4.5.4. Komunikasi Non Verbal Suku Baduy .................................... 88

4.5.5. Perubahan Masyarakat Baduy setelah Berkomunikasi Antar

Budaya dengan Wisataw…....................................................... 91

4.6.2.1. Bagan Proses Komunikasi Antar Budaya Suku Baduy

dengan Wisatawan dan Pengaruhnya .................................... 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 101

5.1. Kesimpulan....................................................................................... 101

Page 15: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

xiv

5.2. Saran................................................................................................. 104

5.2.1. Saran Teoritis ........................................................................ 105

5.2.2. Saran Empiris......................................................................... 105

5.2.3. Saran Praktis.......................................................................... 106

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………107

Page 16: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.8.1. Tabel Matriks Penelitian Terdahulu ................................. 45

Tabel 3.8.1. Tabel Jadwal Penelitian .................................................... 56

Page 17: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.17. Bagan Kerangka Pemikiran ............................................ 42

Bagan 4.6.2.1. Bagan Proses Komunikasi antar budaya suku Baduy

dengan wisatawan dan pengaruhnya ............................ 100

Page 18: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Patung Selamat Datang di Ciboleger ................................ 57

Gambar 1.2 Rumah Suku Baduy (Nyulah Nyandah) ........................... 59

Gambar 1.3 Ladang Orang Baduy ........................................................ 62

Gambar 1.4 Leuit (tempat menyimpan hasil panen) ............................ 62

Gambar 1.5 Struktur Pemerintahan Baduy ........................................... 64

Gambar 1.6 Warga Baduy berbincang diteras rumah .......................... 78

Gambar 1.7 Masyarakat Baduy yang Bekerja sebagai Pendamping .... 82

Gambar 1.8 Anak-anak Baduy menonton acara Tv............................. 86

Page 19: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ......................................................... 109

Lampiran 2 Surat Bukti Penelitian ..................................................... 110

Lampiran 3 Fotokopi Buku Bimbingan Skripsi .................................. 111

Lampiran 4 Pedoman Wawancara........................................................114

Lampiran 5 Profil Informan dan Hasil Wawancara ........................... 119

Lampiran 6 Catatan Hasil Pra Penelitian ............................................166

Lampiran 7 Pedoman Observasi ........................................................ 170

Lampiran 8 Catatan Hasil Observasi .................................................. 171

Lampiran 9 Lampiran Dokumentasi ............... ................................... 177

Lampiran 10 Tabel kategorisasi ........................................................... 184

Lampiran 11 Bukti Informan ................................................................ 188

Lampiran 12 Riwayat Hidup Peneliti .................................................... 193

Page 20: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki banyak suku-suku pedalaman yang masih menjaga nilai

adat dan kebudayaan tradisional. Salah satunya yang menarik perhatian dan

banyak dikunjungi oleh wisatawan adalah suku Baduy. Suku Baduy bermukim

disekitar Pegunungan Kendeng Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten

Lebak, Provinsi Banten.

Kekhasan dan keunikan suku Baduy adalah daya tarik utama bagi wisatawan

yang datang berkunjung. Wisatawan Regional, Nasional, maupun Internasional

yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda dengan suku Baduy,

menyempatkan waktu untuk datang berkunjung. Dalam kunjungan tersebut terjadi

komunikasi antara wisatawan dan masyarakat suku Baduy.

Jumlah wisatawan yang mengunjungi Baduy pun semakin meningkat sampai

ratusan orang per sekali kunjungan, biasanya merupakan remaja dari sekolah,

mahasiswa, dan juga para pengunjung dewasa lainnya. Menurut Jaro Dainah (Jaro

Pemerintah Baduy Luar), jumlah wisatawan yang mengunjungi Baduy berjumlah

3000-5000 orang per tahunnya. Jumlah pengunjung di tahun 2014 mencapai 3.500

orang.

Page 21: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

2

Masyarakat suku Baduy yang dikunjungi oleh para wisatawan menyambut

dengan baik kedatangan wisatawan ke dalam lingkungan Baduy. Dalam

pertemuan antara wisatawan dan masyarakat suku Baduy terjalin komunikasi

antar budaya, sehingga wisatawan maupun masyarakat suku Baduy saling

bertukar informasi tentang kebudayaan masing-masing. Komunikasi antar

individu yang berasal dari latar belakang kebudayaan yang berbeda merupakan

bagian dari komunikasi antarbudaya (Wahyu.2008,12). Wisatawan yang

berkunjung ke Baduy melakukan interaksi dengan masyarakat asli Baduy dengan

cara bercakap-cakap antar individu maupun antar kelompok, yang kemudian

berproses menjadi pertukaran informasi tentang kebudayaan.

Terjalinnya komunikasi antara masyarakat baduy dengan wisatawan membuat

Baduy semakin membuka diri terhadap dunia luar. Dengan berinteraksi melalui

komunikasi antar individu maupun kelompok masyarakat Baduy mengetahui

perkembangan dunia diluar wilayahnya. Sebagai hasil dari interaksi komunikasi

tersebut masyarakat Baduy mengetahui modernitas dan teknologi yang

berkembang.

Aturan adat Baduy memang menolak beberapa hal terkait modrenitas misalnya

menolak menggunakan sarana transportasi modern seperti kendaraan beroda dua,

empat atau lebih, tidak menggunakan penerangan, dan tidak menggunakan

teknologi komunikasi.

Suku Baduy merupakan suku Baduy adalah sebuah kelompok masyarakat adat

sub etnis Sunda, mereka berjumlah 11.275 Orang 1460 orang baduy dalam dan

Page 22: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

3

9.815 orang Baduy luar, dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) 2882 (Jaro Dainah

: 2014). Sebutan Baduy merupakan sebutan yang diberikan oleh masyarakat luar,

berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang menyamakan mereka dengan

kelompok Arab Badawi yang merupakan kelompok yang hidup berpindah-pindah.

Namun mereka lebih suka menyebut dirinya Urang Kanekes atau orang Kanekes

sesuai dengan nama wilayah mereka atau sebutan yang mengacu pada nama

kampung mereka1

. Masyarakat Baduy merupakan masyarakat tradisional di

Banten. Mereka masih menerapkan prinsip hidup yang diajarkan turun temurun

oleh leluhurnya.

Masyarakat Baduy sangat ketat dalam mengikuti adat istiadat namun bukan

berarti mereka mengisolasi diri dari dunia luar sama sekali. Berdirinya kesultanan

Banten yang secara otomatis memasukkan suku Baduy kedalam wilayah

kekuasaannya pun tidak lepas dari kesadaran masyarakat suku Baduy. Sebagai

tanda pengakuan kepada penguasa masyarakat Baduy secara rutin melakukan

Saba ke kesultanan Banten (Garna, 1993). Sampai sekarang, upacara Saba

tersebut terus dilangsungkan secara rutin setahun sekali. Saba adalah upacara

mengantarkan hasil bumi kepada pemerintahan Banten yang saat ini diberikan

kepada Gubernur Banten.

Awalnya dalam mempertahankan nilai adat dan kebudayaan mereka dari

pergeseran, suku Baduy memiliki strategi membagi wilayahnya menjadi dua

bagian yaitu Baduy luar dan Baduy dalam. Suku Baduy luar bertugas menjadi

1 Saatnya Baduy Bicara, Kurnia Asep,S.Pd, Sihabudin Ahmad,M.Si,Dr;Jakarta,Bumi

Aksara,2010.hal.8

Page 23: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

4

lapisan pertama untuk menyaring masuknya pengaruh modernitas ke Baduy

dalam. Sedangkan suku Baduy dalam yang merupakan representasi dari

masyarakat suku Baduy asli bertugas melestarikan nilai adat dan kebudayaan

Baduy dengan menjalankan segala aturan dan amanat dari leluhurnya.

Dalam menjalankan kehidupannya masyarakat suku Baduy diatur oleh hukum

adat yang tidak tertulis. Peraturan bagi Baduy luar dan Baduy dalam berbeda.

Suku Baduy dalam sangat ketat dalam melaksanakan segala amanat dan aturan

leluhur, sedangkan Baduy luar mendapatkan kelonggaran peraturan, namun bukan

berarti Baduy luar boleh menjalani kehidupan dengan bebas.

Hampir setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang-orang

lainnya, dan kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi

sebagai jembatan untuk mempersatukan manusia. Manusia yang tidak

berkomunikasi akan terisolasi, Porter dan Samover (Mulyana dan

Rakhmat.2006,12).

Landasan hubungan sosial adalah komunikasi (Wahyu, 2008,12). Manusia

berkomunikasi dengan manusia lainnnya. Kemudian manusia-manusia dalam

kelompok berkomunikasi dengan manusia dalam kelompok lainnya. Manusia

berkomunikasi untuk memahami apa yang menjadi kebutuhan dalam

kehidupannya.

Komunikasi antar individu dengan individu lainnya merupakan komunikasi

antarbudaya, begitupula komunikasi kelompok yang memiliki latar belakang

budaya yang berbeda pun akan menjadi komunikasi antarbudaya. Komunikasi

Page 24: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

5

antarbudaya terjadi apabila produsen pesan adalah anggota suatu budaya lain dan

penerima pesannya anggota budaya lain.

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator terhadap

komunikan dengan tujuan menyamakan persepsi yang diinginkan oleh

komunikator. Komunikasi melibatkan ekspektasi, persepsi, pilihan, tindakan, dan

penafsiran. 2 Dalam komunikasi ada tiga unsur penting yang harus ada dalam

setiap proses komunikasi, yaitu sumber informasi, saluran, dan penerima

informasi. Sumber informasi adalah seseorang atau sekelompok orang yang

memiliki badan informasi untuk disebarkan kepada komunikan. Saluran adalah

media yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada komunikan dan

penerima informasi adalah orang atau sekelompok orang yang menjadi sasaran

informasi.

Menurut Deddy Mulyana dalam bukunya Komunikasi Efektif, ketika kita

berkomunikasi dengan seseorang dari kebudayaan yang berbeda, maka kita

memiliki pula perbedaan dalam sejumlah hal, misalnya derajat kemampuan,

derajat kesulitan dalam peramalan, derajat ambiguitas, kebingungan, suasana

misterius yang tidak dapat dijelaskan, tidak bermanfaat, bahkan nampak tidak

bersahabat. Dengan demikian ketika suatu masyarakat berada pada kondisi

kebudayaan yang beragam maka komunikasi antarpribadi dapat menyentuh

nuansa-nuansa komunikasi antarbudaya. Disini, kebudayaan yang menjadi latar

belakang kehidupan karena adanya sosiokultural akan mempengaruhi prilaku

komunikasi manusia.

2 Mulyana,Deddy,MA,DR.Komunikasi Efektif.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya.2004.hal.17

Page 25: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

6

Komunikasi meliputi pemaknaan atas simbol dan sekaligus juga indeks. Esensi

komunikasi terletak pada proses, dimana aktivitas yang menghubungkan antara

komunikator dengan komunikan melampaui ruang dan waktu. Hal ini yang

mengakibatkan proses komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih yang

berbeda latar belakang kebudayaan perlu diperhatikan ketika melakukan

komunikasi. Kebudayaan merupakan produk atau hasil dari sebuah proses sosial

yang dijalankan oleh manusia bersama masyarakatnya. Perbedaan budaya dapat

mempengaruhi berhasil atau tidaknya proses komunikasi. Karena seringkali

hambatan yang terjadi pada komunikasi itu dikarenakan faktor budaya yang

dimiliki antara masing-masing individu tersebut.

Masyarakat dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil berinteraksi dengan

kultur yang lebih besar atau dominan. Subkultur biasanya mengembangkan sistem

komunikasi mereka untuk meningkatkan efektifitas komunikasi, untuk

memungkinkan para anggota saling mengenal satu dan lainnya, untuk menjamin

kerahasiaan komunikasi, dan untuk menciptakan kesan tertentu atau membuat

bingung orang diluar dari kelompok mereka.

Berdasarkan hal diatas peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana

komunikasi antar budaya mempengaruhi perubahan prilaku masyarakat suku

Baduy. Dalam penelitian ini, peneliti membuat skripsi dengan judul “Realitas

Komunikasi Antarbudaya Masyarakat Suku Baduy dengan Wisatawan”.

Page 26: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

7

1.2. Rumusan Masalah

Untuk memberikan paparan yang jelas dan agar terfokusnya pembahasan maka

rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana komunikasi antar budaya masyarakat Baduy dengan wisatawan?

1.3. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, peneliti mengidentifikasi

permasalahan yang akan diteliti kedalam identifikasi sebagai berikut :

1. Bagaimana komunikasi internal yang terjadi pada masyarakat Baduy?

2. Bagaimana komunikasi Sosial yang terjadi antara masyarakat Baduy dan

wisatawan?

3. Bagaimana komunikasi verbal yang terjadi antar masyarakat Baduy dengan

Wisatawan?

4. Bagaimana komunikasi non verbal yang terjadi antara masyarakat Baduy

dengan Wisatawan?

5. Bagaimana perubahan yang terjadi pada masyarakat suku Baduy setelah

menjalin komunikasi anatar budaya dengan wisatawan?

Page 27: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

8

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan diatas, maka tujuan

penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Mengetahui komunikasi internal masyarakat suku Baduy

2. Mengetahui komunikasi sosial masyarakat suku Baduy

3. Mengetahui komunikasi verbal yang terjadi antara masyarakat suku Baduy

dengan wisatawan

4. Mengetahui komunikasi non verbal yang terjadi antara masyarakat suku

Baduy dengan wisatawan

5. Mendeskripsikan pengaruh yang terjadi di masyarakat suku Baduy setelah

menjalin komunikasi dengan Wisatawan secara terus menerus

1.5.Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan yang

bermanfaat untuk perkembangan kemajuan pengetahuan terutama dalam ranah

komunikasi dan komunikasi anarbudaya dan ilmu-ilmu lain pada umumnya.

1.5.2. Manfaat Empiris

Dari hasil penelitian ini semoga dapat memberikan masukan kepada

masyarakat Baduy dalam menjaga kelestarian nilai adat dan budaya masyarakat

tradisional.

Page 28: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

9

1.5.3. Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian ini semoga dapat menjadi bahan evaluasi komunikasi

antarbudaya masyarakat Baduy dengan non-Baduy dalam menjaga dan

melestarikan nilai adat dan budaya. Peneliti juga berharap penelitian ini

bermanfaat bagi masyarakat luas pada umumnya.

Page 29: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komunikasi

Komunikasi berasal dari bahasa Inggris Communication, berasal dari bahasa

Latin Communicatio, dan bersumber dari kata Communis yang berarti sama. Sama

disini maksudnya adalah sama makna (Effendi, 2000).

Komunikasi adalah hubungan kontak antara manusia baik individu maupun

kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi adalah

bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Manusia sejak dilahirkan sudah

berkomunikasi dengan lingkungannya. Selain itu komunikasi diartikan pula

sebagai hubungan atau kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan masalah

hubungan. Atau dapat diartikan bahwa komunikasi adalah saling menukar pikiran

atau pendapat. Komunikasi bukan sekedar tukar menukar pikiran serta pendapat

saja akan tetapi kegiatan yang dilakukan untuk berusaha mengubah pendapat dan

tingkah laku orang lain. Dengan demikian, komunikasi itu adalah persamaan

pendapat dan untuk kepentingan itu maka orang harus mempengaruhi orang lain

dahulu, sebelum orang lain itu berpendapat, bersikap, dan bertingkah laku yang

sama dengan kita (Wahyu.2008,12).

Komunikasi merupakan penyampaian pengertian antar individu. Semua

manusia dilandasi kapasitas untuk menyampaikan maksud, hasrat, perasaan,

pengetahuan dan pengalaman dari orang yang satu kepada orang yang lainnya.

10

Page 30: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

11

Pada pokoknya komunikasi adalah pusat minat dan situasi prilaku dimana suatu

sumber menyampaikan pesan kepada seseorang penerima dengan berupaya

mempengaruhi prilaku penerima tersebut.3

Komunikasi adalah proses berbagi makna melalui perilaku verbal dan non-

verbal.4 Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau

lebih. Komunikasi terjadi jika setidaknya suatu sumber membangkitkan respons

pada penerima melalui penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau simbol,

baik bentuk verbal atau bentuk non-verbal, tanpa harus memastikan terlebih dulu

bahwa kedua pihak yang berkomunikasi punya suatu sistem simbol yang sama.5

2.2. Proses Komunikasi

Komunikasi tidak bisa dipandang sekedar sebagai sebuah kegiatan yang

menghubungkan manusia dalam keadaan pasif, tetapi komunikasi harus

dipandang sebagai proses yang menghubungkan manusia melalui sekumpuan

tindakan yang terus menerus diperbaharui. Kita sebut komunikasi sebagai proses,

karena komunikasi itu dinamis, selalu berlangsung dan sering berubah

(Wahyu.2008,13)

Proses komunikasi dimulai dari pikiran orang yang akan menyampaikan pesan

atau informasi. Apa yang dipikirkan itu kemudian dilambangkan dengan simbol,

3 Rohim,Syaiful,M.Si. Teori Komunikasi Perspektif, Ragam dan Aplikasi.Jakarta:PT.Rineka

Cipta,2009.hal.8. 4 Mulyana, Deddy, MA, DR. Op.cit. Hal. 3.

5 Ibid.Hal. 3.

Page 31: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

12

baik berupa ucapan ataupun isyarat. Proses selanjutnya dengan melalui transmisi

berupa media dan perantara atau channel, maka pesan yang disampaikan tiba pada

si penerima atau komunikan. Dalam diri komunikan, pertama-tama ia menerima

pesan, kemudian mencoba menafsirkan pesan dan akhirnya memahami isi pesan.

Reaksi dari penerima pesan kepada pengirim pesan disebut efek atau umpan balik.

Apabila terjadi perubahan dari diri penerima pesan, berarti komunikasi itu

berhasil tanpa adanya gangguan. (Wahyu.2008,14).

2.3. Komunikasi Verbal dan Non-verbal

2.3.1 Komunikasi Verbal

Dalam pemakaiannya komunikasi verbal menggunakan bahasa. Bahasa

merupakan seperangkat kata yang telah disusun secara berstruktur sehingga

menjadi himpunan kalimat yang mengandung arti.

Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan

maksud kita. Bahasa verbal digunakan untuk proses transaksi jual beli linta

budaya. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang mempresentasikan berbagai

aspek realitasindividual kita. Konskuensinya, kata-kata adalah abstraksi realitas

kita yang tidak mampu menimbulkan reaksi yang merupakan totalitas objek atau

konsep yang diwakili kata-kata itu.6

6 Mulyana, Deddy, M.A., Ph.D. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. 2002. Hal. 238.

Page 32: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

13

2.3.2. Komunikasi Non-verbal

Komunikasi Non-verbal merupakan tindakan dan atribusi (lebih dari

penggunaan kata-kata) yang dilakukan seseorang kepada orang lain untuk

bertukar makna, yang selalu dikirimkan dan diterima secara sadar oleh dan untuk

mencapai umpan balik atau tujuan tertentu (Burgoon and Saine, 1978).7

Komunikasi non-verbal meliputi ekspresi wajah, nada suara, gerakan tubuh,

kontak mata, rancangan ruang, pola-pola perabaan, gerakan ekspresif, perbedaan

budaya, dan tindakan-tindakan non-verbal lain yang tak menggunakan kata-kata.

Komunikasi Non verbal penting karena manusia menggunakan sistem pesan ini

untuk menyatakan sikap, perasaan, dan emosi. Sadar ataupun tidak, disengaja

ataupun tidak manusia membuat penilaian dan keputusan yang penting mengenai

keadaan seseorang. Keadaan yang dinyatakan tanpa kata-kata. Komunikasi non

verbal bersifat kontekstual dan juga dapat menciptakan kesan.

Komunikasi non verbal merupakan proses multidimensi. Aspek multidimensi

ini terungkap dalam fakta bahwa komunikasi non verbal tidak terjadi sendiri,

namun biasanya dengan pesan verbal. Komunikasi non verbal bersifat Ambigu,

maksudnya tidak pernah ada keyakinan yang pasti apakah seseorang mengerti

maksud yang diinginkan melalui komunikasi non verbal yang ditunjukkan.

Komunikasi non-verbal dalam komunikasi antarbudaya berperan penting

dalam proses komunikasi, dan dalam transaksi jual beli lintas budaya juga

7 Liliweri, Alo, M.s, D.R, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta: Lkis

Yogyakarta, 2002.hal. 175.

Page 33: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

14

komunikasi non-verbal seperi isyarat, gerakan tubuh, postur tubuh, gerakan

kepala, ekspresi wajah, dan kontak mata adalah perilaku yang kesemuanya disebut

bahasa tubuh yang mengandung makna pesan yang potensial. Studi sistematik

mengenai aspek-aspek gerakan tubuh yang terpola, dipelajari, dan bersifat

simbolik itu disebut kinesika. Diasumsikan bahwa setiap komunitas antarbudaya

memiliki cara-cara khas untuk menyampaikan pesan lewat bahasa tubuh

(Wahyu.2008,21).

Menurut pernyataan Richmond, McCracken, dan Payne, “pesan yang

dihasilkan dari setiap kategori tidak berdiri sendiri namun bersamaan dengan

pesan dari kategori lain, pesan verbal, konteks, dan manusia sebagai penerima

pesan. Banyak klasifikasi membagi pesan non verbal kedalam dua kategori

komperhenshif, yaitu pertama yang dihasilkan oleh tubuh (penampilan, gerakan

tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, parabahasa), dan kedua hal-hal

seperti ruang lingkup (tempat, jarak, waktu, dan sikap diam atau keheningan)8

a. Penampilan (nilai keindahan, warna kulit, pakaian, postur tubuh, dll).

b. Gerakan Tubuh seperti gerakan jari (menunjuk, mengacungkan jempol keatas

atau kebawah, membuat lingkaran “O” dengan jari-jari), gerakan

idiosinkratik (istimewa), isyarat, penerimaan dan pemahaman, frekuensi dan

intensitas suatu gerakan.

c. Ekspresi wajah (bahagia, takut, sedih, marah, jijik, dan terkejut).

d. Kontak mata dan Tatapan (langsung, sensual, tajam, ekspresif, intelegen,

menembus sanubari, sedih, gembira, duniawi, keras, terpercaya, dan curiga).

8 Samovar Larry A,Komunikasi Lintas Budaya, Jakarta : Salemba Humanika.2010.hal.299

Page 34: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

15

e. Sentuhan ( sentuhan profesional, sentuhan kesopanan sosial, sentuhan

persahabatan, sentuhan keintiman/kasih sayang, sentuhan seksual).

f. Parabahasa berkaitan dengan karakteristik komunikasi suara dan dengan

bagaimana orang-orang menggunakan suara mereka. Parabahasa meliputi

seperti cekikikan, taa, aksen atau logat, erangan, mendesah, nada, tempo,

volume, dan resonasi.

g. Ruang lingkup dan Jarak (ruang gerak pribadi, tempat duduk, pengaturan

perabotan)

h. Waktu (informal, persepsi masa lalu, masa kini, dan masa depan, klasifikasi

monochronic dan polychronic).

i. Sikap diam atau keheningan, lamanya sikap diam mempengaruhi komunikasi

interpersonal dengan menyediakan suatu interval dalam interaksi yang sedang

terjadi dimana masing-masing memiliki waktu untuk berpikir, memeriksa

atau menahan perasaan atau membuka pemikiran yang lain.

2.4. Komunikasi Persona

Komunikasi persona (interpersonal) mengacu pada proses-proses mental yang

dilakukan orang untuk mengatur dirinya sendiri dalam dan dengan lingkungan

sosio-budayanya, mengembangkan cara-cara melihat, mendengar, memahami, dan

merespons lingkungan.

Komunikasi dapat dianggap sebagai merasakan, memahami, dan berprilaku

terhadap objek-objek dan orang-orang dalam suatu lingkungan. Ia adalah proses

Page 35: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

16

yang dilakukan individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Ruben,

1975 : 168-169).

2.5. Komunikasi Antar Pribadi

Yang dimaksud dengan komunikasi antarpribadi adalah proses komunikasi

yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka (Cangara,

2004:31). Komunikasi berlangsung secara diadik (secara dua arah/timbal balik)

yang dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yakni percakapan, dialog dan

wawancara. Percakapan berlangsung dalam suasana yang bersahabat dan

informal. Komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk mempengaruhi atau

membujuk orang lain, karena dapat menggunakan kelima alat indra untuk

mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan. Sebagai komunikasi

yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi antarpribadi berperan

penting sehingga kapan pun, selama manusia masih memiliki emosi.

Adapun fungsi dari komunikasi antarpribadi adalah berusaha meningkatkan

hubungan insani (human relation), menghindari dan mengatasi konflik-konflik

pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan

pengalaman dengan orang lain (Cangara, 2004:33).

Komunikasi antarpribadi sebenarnya merupakan suatu proses sosial di mana

orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Sebagaimana yang

dinyatakan oleh De Vito (dalam Aloliliweri 1997:12) bahwa komunikasi

antarpribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh

orang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung.

Page 36: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

17

Menurut Everet M.Rogers ada beberapa cirri komunikasi yang menggunakan

saluran komunikasi antarpribadi (Liliweri, 1997:13) :

a. Arus pesan yang cenderung dua arah

b. Konteks komunikasinya dua arah

c. Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi

d. Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas yang tinggi

e. Kecepatan jangkauan terhadap audience yang besar relatif lambat

f. Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap

2.6. Komunikasi Kelompok

Komunikasi dalam kelompok yakni kegiatan komunikasi yang berlangsung

diantara suatu kelompok. Pada tingkatan ini, setiap individu yang terlibat, masing-

masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan kebudayaan dalam kelompok. Pesan

atau informasi yang disampaikan juga menyangkut kepentingan seluruh anggota

kelompok, bukan pribadi.

Komunikasi kelompok juga bisa diartikan sebagai sekumpulan orang yang

mempunyai tujuan yang sama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai suatu

tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya dan memandang mereka menjadi salah

satu tersebut. Komunikasi dilakukan lebih dari dua orang, tetapi dalam jumlah

terbatas dan materi komunikasi tersebut juga kalangan terbatas, khusus bagi anggota

Page 37: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

18

kelompok tersebut9. Adapun karakteristik dari komunikasi kelompok seperti yang

dijelaskan oleh Merhaeni fajar, antara lain :

a. Komunikasi dalam komunikasi kelompok bersifat homogen

b. Dalam komunikasi kelompok terjadi kesepakatan dalam melakukan tindakan

pada saat itu juga.

c. Arus balik dalam komunikasi kelompok terjadi secara langsung, karena

komunikator dapat mengetahui reaksi komunikan pada saat komunikasi

berlangsung.

d. Pesan yang diterima komunikan bersifat rasional (terjadi pada komunikan

kelompok kecil) dan bersifat emosional (terjadi pada komunikan kelompok

besar).

e. Komunikator masih dapat mengetahui dan mengenal komunikan meskipun

hubungan yang terjadi tidak erat seperti pada komunikan interpersonal.

f. Komunikasi kelompok akan menimbulkan konsekuensi bersama untuk mencapai

tujuan yang diinginkan.

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa

orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi, dan

sebagainya. Michael Burgoon (dalam Wiryanto,2005) mendefinisikan komunikasi

kelompok sebgai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih dengan

tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecah

masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi

anggota-anggota yang lain dengan cepat10.

9 Marheni Fajar,2009. Ilmu komunikasi Teori dan Praktik. Graha ilmu: Jakarta. Hal.65

10 Ibid, Hal.66

Page 38: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

19

Komunikasi kelompok merupakan komunikasi diantara sejumlah orang (kelompok

kecil berjumlah 4-20 orang, kelompok besar 20-50 orang). Makin banyaknya

komunikasi antar pribadi, umpan baliknya masih berlangsung cepat (jika kelompok

kecil), adaptasi pesan masih bersifat khusus dan tujuan komunikasi masih barsifat

tidak terstruktur, hal itu menjadikan perubahan atas jumlah orang yang terlibat dalam

komunikasi.

Komunikasi kelompok terjadi pula proses interaksi antarbudaya dari para anggota

kelompok yang berbeda latar belakang kebudayaan. Pengertian konteks komunikasi

kelompok adalah operasi komunikasi antarbudaya dikalangan in group maupun

antara anggota sebuah in group dengan out group, atau bahkan anggota pelbagai

kelompok (intergroup communication). Perasaan-perasaan terikat pada kelompok

yang kerap kali dimanifestasikan dengan merendahkan kelompok lain yang dikenal

dengan etnosentrisme dan rasisme.

Akibatnya adalah terbentuknya jaringan komunikasi antaranggota kelompok

(networks of communication). Mitchel menjelaskan sebuah jaringan kelompok

menunjukkan suatu jaringan diantara beberapa orang yang didasarkan pada

karakteristik kepentingan atau minat tertentu yang telah terjelma dalam prilaku sosial.

Analisis jaringan kelompok pernah diajukan oleh Rogers dan Kincaid (1981) yang

bertujuan untuk :

a. Mengidentifikasi peranan seseorang dalam jaringan komunikasi, misalnya

sebagai liaisons (penghubung), bridges (jembatan, menjembatani) dan isolates

(terisolasi, menyendiri).

Page 39: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

20

b. Mengidentifikasi klik (cliques) dalam jaringan dan menentukan bagaimana

terbentuknya pengelompokkan struktur yang pada gilirannya mempengaruhi

prilaku komunikai dalam sebuah sistem.

c. Mengatur variasi struktur komunikasi (seperti kepadatan komunikasi,

keterbukaan dan keterkaitan) bagi individu (pada klik tertentu), komunikasi

diantara dua orang (dyads), klik atau satuan sistem.

Berdasarkan analisis jaringan kelompok yang pernah diajukan oleh Rogers dan

Kincaid (1981), maka dikenal beberapa katagori peranan setiap orang dalam

membentuk jaringan antarpribadi, yaitu :

a. Nodes, yang menjelaskan peranan atau kedudukan serta fungsi komunikasi setiap

individu dalam kelompok;

b. Links, yang menjelaskan kaitan antara nodes dan karakteristik hubungan tersebut

sebagai akibat dari fungsi mereka sebagai saluran komunikasi;

c. Cliques, yang menjelaskan subkelompok dalam jaringan dan pembagian tugas

dalam klik dan struktur mereka dalam kaitan dengan arus komunikasi;

d. Network, menjelaskan tentang suatu jaringan dan relasi antara karakteristik

sistem (ukuran dan struktur) dan kaitannya dengan arus komunikasi, (Asante dan

Gudykunst, 1981).

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang

berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama

lainnya dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Komunikasi

kelompok biasanya menunjuk pada komunikasi yang dilakukan kelompok kecil

tersebut (small group communication)11.

11

Deddy mulyana,2005. Ilmu Komunikasi Pengantar. Rosdakarya: Bandung. Hal.74

Page 40: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

21

2.7. Komunikasi sosial

Komunikasi sosial berkaitan dengan komunikasi persona ketika satu atau dua lebih

individu berinteraksi, sengaja atau tidak. Melalui komunikasi sosial individu-individu

“menyetel” perasaan-perasaan, pikiran-pikiran dan prilaku-prilaku antara yang satu

dengan yang lainnya. Komunikasi sosial dapat dikategorikan lebih jauh kedalam

komunikasi antarpersona dan komunikasi massa. Komunikasi antarpersona terjadi

melalui hubungan-hubungan antarpersona sedangkan komunikasi adalah suatu proses

komunikasi sosial yang lebih umum, yang dilakukan individu-individu untuk

berinteraksi dengan lingkungan sosio-budayanya, tanpa terlihat dalam hubungan-

hubungan antarpersona dengan individu-individu tertentu. Pengalaman-pengalaman

komunikasi individu melalui media seperti radio, televisi, surat kabar, majalah, film,

teater, dan bentuk-bentuk komunikasi serupa dapat termasuk kedalam kategori ini.

2.8. Komunikasi dan Akulturasi

Komunikasi merupakan aspek terpenting dan mendasar dalam menjalankan hidup.

Banyak pembelajaran yang diperoleh melalui respon-respon komunikasi terhadap

rangsangan dari lingkungan. Ada proses menyandi dan menyandi balik pesan-pesan

dengan cara itu sehingga pesan-pesan tersebut akan dikenali, diterima, dan direspon

oleh individu-individu yang saling berinteraksi12.

Komunikasi merupakan pembawa proses sosial. Ia adalah alat yang

manusia miliki untuk mengatur, mentasbihkan dan memodifikasi

kehidupan sosialnya. Proses sosial bergantung pada penghimpunan,

12

(Young Yun Kim) Deddy Mulyana, Jalaludin Rakhmat.2005.Komunikasi Antarbudaya. Rosdakarya: Bandung.Hal.137

Page 41: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

22

pertukaran, dan penyampaian pengetahuan. Pada gilirannya pengetahuan

bergantung pada komunikasi (Peterson, Jensen, dan Rivers, 1965 : 16).

Dalam konteks yang luas, Le Vine (1973) menyebutkan bahwa budaya sebagai

panduan pola-pola yang merefleksikan respon-respon komunikatif terhadap

rangsangan dari lingkungan. Pola-pola budaya ini pada gilirannya merefleksikan

elemen-elemen yang sama dalam prilaku komunikasi individual yang dilakuakan

yang lahir dan diasuh dalam budaya itu. Le Vine menyebutkan budaya sebagai

seperangkat aturan terorganisasikan mengenai cara-cara yang dilakukan individu-

individu salam masyarakat berkomunikasi satu sama lain dan cara mereka berpikir

tentang diri mereka dan lingkungan mereka.

Proses yang dilalui individu-individu untuk memperoleh aturan-aturan (budaya)

komunikasi dimulai pada masa awal berinteraksi. Melalui proses sosialisasi dan

pendidikan, pola-pola budaya ditanamkan kedalam sistem saraf dan menjadi bagian

kepribadian dan prilaku kita. Proses belajar yang diinternalisasikan memungkinkan

untuk berinteraksi dengan anggota-anggota budaya lainnya yang juga memiliki pola-

pola komunikasi serupa. Proses memperoleh pola-pola demikian oleh individu-

individu disebut enkulturasi atau istilah-istilah serupa lainnya seperti pelaziman

budaya (culture conditioning) dan pemrograman budaya (culture programing)13.

2.9. Budaya

Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, karsa,

dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa Sanksakerta budhayah

yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa Inggris

13

Ibid. Hal. 138

Page 42: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

23

kata budaya berasal dari kata culture, dalam bahasa Baelanda diistilahkan dengan

cultuur, dalam bahasa Latin, berasal dari colera. Colera berarti mengolah,

mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani).

Menurut E.B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan

kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota

masyarakat.14

Sementara itu, menurut Trenholm dan jensen budaya merupakan seperangkat

nilai, kepercayaan, norma, adat istiadat, aturan dan kode, yang secara sosial

mendefinisikan kelompok-kelompok orang mengikat mereka satu sam lain dan

memberi mereka kesadaran bersama. Mereka mengemukakan lebih jauh bahwa

budaya adalah jawaban kolektif terhadap peranyaan-pertanyaan mendasar : siapa

kita? Bagaimana tempat kita di dunia? Dan bagaimana kita menjalani kehidupan

kita? Pandangan tentang budaya memandu manusia untuk mempersepsi dunia,

bagaimana berpikir tentang diri kita sendiri dan hubungan kita dengan orang lain

dan bagaimana kita mempertukarkan pesan. 15

Kebudayaan ataupun yang disebut dengan peradaban, mengandung pengertian

yang luas, meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi

pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat (kebiasaan), dan

pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat (Taylor, 1897).16

14

Effendi, Ridwan, M.Ed.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta: PT. Kencana.2008.hal.27. 15

Mulyana, Dedi,M.A, D.R, Prof. Komunikasi Efektif Suatu Pendekatan Lintas Budaya,Bandung:PT. Remaja Rosdakarya,2005.hal.15. 16

Soelaeman, Munandar, M, DR. Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar, Bandung: PT. Refika Aditama.2010.hal 19.

Page 43: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

24

Dengan demikian budaya atau kebudayaan menyangkut keseluruhan aspek

kehidupan manusia baik material maupun non-material. Menurut para ahli yang

sangat dipengaruhi oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang

mengatakan bahwa kebudayaan itu akan berkembang dari tahap yang sederhana

menuju tahapan yang lebih kompleks.

2.9.1. Sifat-Sifat Budaya

Sifat hakiki kebudayaan antara lain :

1. Budaya terujud dan disalurkan dari prilaku manusia

2. Budaya telah ada lebih dahulu daripada lahirnya satu generasi tertentu dan

tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan

3. Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.

4. Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan keajiban-kewajiban yang

diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-

tindakan yang diizinkan. 17

2.10. Konsep Kebudayaan

Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu :

1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia : wujud ini disebut sistem

budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat dan berpusat pada kepala-kepala

manusia yang menganutnya. Disebutkan bahwa sistem budaya karena

17

Effendi, Ridwan, M.Ed.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta: PT. Kencana.2008.hal.33.

Page 44: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

25

gagasan dan pikiran tersebut tidak merupakan kepingan-kepingan yang

terlepas, melainkan saling berkaitan berdasarkan asas-asas yang erat

hubungannya, sehingga menjadi sistem gagasan dan pikiran yang relatif

mantap dan kontinyu.

2. Kompleks aktivitas, berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi,

bersifat konkret, dan dapat diamati atau diobservasi. Ujud ini sering disebut

sistem sosial. Sistem sosial ini tidak dapat melepaskan diri dari sistem

budaya. Apapun bentuknya, pola-pola aktivitas tersebut ditentukan atau ditata

oleh gagasan-gagasan dan pikiran-pikiran yang ada didalam kepala manusia.

Karena saling berinteraksi antara manusia, maka pola aktivitasnya dapat pula

menimbulkan gagasan, konsep, dan pikiran baru serta tidak mustahil dapat

diterima dan mendapat tempat dalam sistem budaya dari manusia yang

berinteraksi tersebut.

3. Wujud sebagai benda,. Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas

dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk

mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan benda

untuk berbagai keperluan hidupnya. Kebudayaan dalam bentuk fisik yang

konkret juga disebut kebudayaan fisik, mulai dari benda-benda yang diam

sampai pada benda yang bergerak. 18

Budaya dan komunikasi berinteraksi secara erat dan dinamis. Inti budaya

adalah komunikasi, karena budaya muncul melalui komunikasi. Akan tetapi pada

gilirannya budaya yang terciptapun mempengaruhi cara berkomunikasi anggota

18

Soelaeman, Munandar, M, DR. Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar, Bandung: PT. Refika Aditama.2010.hal 22.

Page 45: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

26

budaya bersangkutan. Hubungan antarbudaya dan komunikasi adalah timbal balik.

Budaya takkan eksis tanpa komunikasi dan komunikasi pun takkan eksis tanpa

budaya.

2.11. Subbudaya dan Subkelompok

Suatu komunitas rasial, etnik, regional, ekonomi, atau sosial yang

memperlihatkan pola-pola prilaku yang membedakan dari subkultur-subkultur

lainnya dalam suatu budaya atau masyarakat yang melingkupinya. Suatu

masyarakat penting yang tidak memenuhi kriteria untuk disebut subkultur, namun

menghadapi masalah-masalah komunikasi serupa, adalah subkelompok

menyimpang (deviant sub group). Termasuk dalam subkelompok menyimpang ini

adalah kaum homoseks, germo, pelacur, pecandu obat bius, sekte agama sesat,

organisasi revolusioner.

2.12. Komunikasi Antarbudaya

Komunikasi antar budaya diartikan sebagai proses pembagian informasi,

gagasan atau perasaan di antara mereka yang berbeda latar belakang budayanya.

Proses pembagian informasi itu dilakukan secara lisan dan tertulis, juga melalui

bahasa tubuh gaya atau tampilan pribadi atau bantuan hal lain di sekitarnya yang

memperjelas pesan.19

Menurut Andrea L. Ritch dan Dennis M. Ogawa dalam

buku Larry A. Samovar dan Richard E. Porter Intercultural Communication, A

Reader-komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang

19

Ibid, hal.09.

Page 46: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

27

berbeda kebudayaan, misalnya antar suku bangsa, antar etnik dan ras, antar kelas

sosial.20

Komunikasi antarbudaya adalah menambah kata budaya kedalam pernyataan

“komunikasi antara dua orang/lebih yang berbeda latar belakang kebudayaan”.

Komunikasi antar budaya adalah komunikasi antar pribadi yang dilakukan oleh

mereka yang berbeda latar belakang kebudayaan.

Budaya dan komunikasi menjelmakan diri dalam kerangka interaksi. Interaksi ini

dapat disebut sebagai pengejawantahan wacana sosial (said of social discourse).

Artinya, komunikasi antarbudaya terjadi apabila bila produsen pesan adalah

anggota budaya dan penerima pesannya adalah anggota suatu budaya lainnya.

Dalam keadaan demikian, menurut Poter dan Samovar dalam Intercultural

Communication : A Reader (1982) dalam Mulyana dan Rakhmat (1990:16) kita

segera dihadapkan kepada masalah-masalah yang ada dalam suatu situasi dimana

suatu pesan disandi dalam suatu budaya dan harus kepada orang yang berbeda

budaya, yang dapat menimbulkan segala macam kesulitan. Namun, melalui studi

dan pemahaman atas komunikasi antarbudaya, kita dapat atau hampir

menghilangkan kesulitan-kesulitan ini21

. Kajian komunikasi antar budaya

mengenal beberapa asumsi, yaitu :

a. Komunikasi antarbudaya dimulai dengan anggapan dasar bahwa ada

perbedaan persepsi antara komunikator dengan komunikan.

20

Ibid, Hal. 10. 21

Sihabudin Ahmad, M.Si, Dr. Komunikasi Antarbudaya suatu perspektif multidimensi, Jakarta:PT.Bumi Aksara.2011.hal 46.

Page 47: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

28

b. Dalam komunikasi antarbudaya terkandung isi dan relasi antar pribadi.

c. Gaya personal mempengaruhi komunikasi antar pribadi.

d. Komunikasi anatarbudaya bertujuan mengurangi tingkat ketidakpastian.

Gudykunstt dan Kim (1984) menunjukkan bahwa orang-orang yang baru

dikenal selalu berusaha mengurangi tingkat ketidakpastian melalui peramalan

yang tepat atas relasi antarpribadi. Usaha untuk mengurangi ketidakpastian itu

dapat dilakukan melalui tiga tahap interaksi, yakni :

a. Pro-kontak atau tahap pembentukan kesan melalui simbol verbal dan

nonverbal (apakah komunikan suka berkomunikasi atau menghindari

komunikasi).

b. Initial contact dan impression, yakni tanggapan lanjutan atau kesan yang

muncul dari kontak awal tersebut.

c. Closure (kedekatan), memulai membuka diri yang semula tertutup melalui

atribusi dan pengembangan kepribadian implisit. Teori atribusi menganjurkan

agar kita harus lebih mengerti prilaku orang lain dengan menyelidiki motivasi

atas suatu prilaku atau tindakan.

d. Komunikasi berpusat pada kebudayaan. Edrawd T. Hall mengatakan bahwa

komunikasi adalah kebudayaan dan kebudayaan adalah komunikasi, dalam

kebudayaan ada sistem dan dinamika yang mengatur tata cara pertukaran

simbol-simbol komunikasi dan hanya dengan komunikasi maka pertukaran

simbol-simbol dapat dilakukan, dan kebudayaan hanya akan eksis jika ada

komunikasi.

e. Efektifitas antarbudaya merupakan tujuan komunikasi antarbudaya.

Page 48: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

29

Komunikasi antarbudaya yang interaktif adalah komunikasi yang dilakukan

oleh komunikator dengan komunikan dalam dua arah/timbal balik namun masih

berada pada tahap rendah. Apabila ada proses pertukaran pesan itu memasuki

tahap tinggi, misalnya saling mengerti, memahami perasaan dan tindakan bersama

maka komunikasi tersebut telak memasuki tahap transaksional.

Komunikasi transaksional meliputi tiga unsur penting yakni, (1) keterlibatan

emosional yang tinggi, yang berlangsung terus menerus dan berkeseimbangan atas

pertukaran pesan; (2) peristiwa komunikasi meliputi seri waktu, artinya berkaitan

dengan masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang, dan (3) partisipan dalam

komunikasi antarbudaya menjalankan peran tertentu.

Baik komunikasi interaktif maupun transaksional mengalami proses yang

bersifat dinamis, karena proses tersebut berlangsung dalam konteks sosial yang

hidup, berkembang dan bahkan berubah-ubah berdasarkan waktu, situasi dan

bahkan kondisi tertentu.

Tempat, waktu serta suasana merupakan faktor penting dalam komunikasi

antarbudaya. Suasana berkaitan dengan waktu seperti, jangka pendek atau jangka

panjang, jam, hari, minggu, bulan dan tahun, sedangkan tempat (rumah, kantor,

rumah ibadah) untuk berkomunikasi, kualitas relasi yang berpengaruh terhadap

komunikasi. 22

Dalam study kebudayaaan, bahasa ditempatkan sebagai unsur penting. Bahasa

dapat dikategorikan sebagai unsur kebudayaan yang berbentuk nonmaterial selain

nilai, norma dan kepercayaan. Bahasa adalah medium untuk menyatakan

22

Alo Liliweri,2009.Dasar-dasar komunikasi antarbudaya, pustaka pelajar. Yogyakarta. Hal. 30

Page 49: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

30

kesadaran, tidak sekedar mengalihkan informasi23

. Bahasa menyatakan kesadaran

dalam konteks sosial. Dalam komunikasi antarmanusia sehari-hari diperkenalkan

oleh istilah-istilah seperti bahasa lisan, bahasa tulisan, bahasa isyarat, bahasa

jarak, dan lain-lain.

Dalam mempelajari komunikasi anatar budaya, maka perlu diperhatikan beberapa

hal sebagai berikut24

:

a. Keunikan Individu : setiap individu berbeda meskipun berada dalam budaya

yang sama

b. Bahaya Steriotipe : Steriotipe merupakan sejumlah asumsi salah yang dibuat

oleh orang disemua budaya terhadap karakteristik anggota kelompok budaya

lain. Steriotipe yang terus diulangi akan menjadi stenografiyang mewakili

sekelompok orang. Steriotipe berbahaya dalam memahami komunikasi antar

budaya sebab kita tidak akan dapat memandang secara objektif. Maka untuk

menghindari bahaya steriotipe kita harus tidak mengeneralisasi budaya,

budaya harus dilihat sebagai taksiran bukan sebagai hal yang mutlak.

c. Objektivitas : objektivitas merupakan hal yang mudah dikatakan namun sulit

untuk diterapkan. Pengertian objektif adalah adil, tidak berprasangka buruk,

dan tidak dipengaruhi oleh emosi atau perasaan pribadi). Dalam melakukan

penelitian budaya menggunakan komunikasi antar budaya harus

menggunakan objektivitas, sebab jika menggunakan sudut pandang subjektif

maka tidak akan sesuai dengan realitas.

23

Ibid Hal.130 24

Samovar Larry A,Komunikasi Lintas Budaya, Jakarta : Salemba Humanika.2010.hal.49

Page 50: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

31

d. Komunikasi bukan segalanya dan tidak mengatasi segala hal komunikasi

bukanlah sebuah alat atau senjata yang dapat mengatasi segala hal.

Sebagaimana pernyataan Wood “ adalah suatu kesalahan ketika anada

berpikir bahwa komunikasi dapat mengatasi segala hal. Banyak masalah yang

tidak dapat diselesaikan hanya dengan berkomunikasi. Komunikasi itu sendiri

tidak akan mengakhiri kelaparan, pelanggaran HAM diseluruh dunia, rasisme,

kekerasan pada pasangan hidup atau penyakit fisik”.

2.13. Komunikasi Lintas Budaya

Komunikasi lintas budaya merupakan salah satu bidang kajian dari komunikasi

antarbudaya yang lebih menekankan pada perbandingan pola-pola komunikasi

anatrpribadi diantara pelaku komunikasi yang memiliki perbedaan budaya.

Komunikasi lintas budaya terjadi ketika komunikator berada dalam kelompok

budaya dan bila pengirim pesan adalah anggota dari suatu budaya dan penerima

pesannya adalah anggota dari suatu budaya yang lain (Wahyu:2008).

Hasil pertemuan lintas budaya bisa positif bisa negatif. Segi positifnya, setiap

pertemuan menyediakan kemungkinan untuk meningkatkan pemahaman dan

kesadaran budaya. Segi negatifnya, pertemuan bisa memperteguh steriotipe-

steriotipe budaya yang negatif dan bisa menimbulkan gegar budaya. Menurut

Kalvero Oberg, gegar budaya ditimbulkan oleh kecemasan karena hilangnya

tanda-tanda yang sudah dikenal dan simbo-simbol hubungan sosial.

Pertemuan lintas budaya mungkin sulit dilakukan karena perbedaan dalam

struktur makna budaya, namun ia bukan tidak dapat diatasi. Pertemuan lintas

Page 51: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

32

budaya juga mungkin menimbulkan lebih banyak problem lagi karena masing-

masing peserta bereaksi terhadap akibat pertemuan itu.

2.14. Hambatan Komunikasi

Pada hakikatnya komunikasi merupakan sistem, maka gangguan komunikasi

dapat terjadi pada semua elemen atau unsur-unsur yang mendukungnya, termasuk

dimana komunikasi terjadi.

Hambatan komunikasi merupakan kegagalan dalam sebuah proses komunikasi

yang disebabkan beberapa faktor, dalam penelitian ini faktor yang menghambat

terjadinya proses komunikasi adalah steriotip dan prasngka (Wahyu : 2008).

2.14.1. Steriotip

Kesulitan berkomunikasi akan muncul dari kesteriotipan, yakni

menggeneralisasikan orang-orang berdasarkan sedikit informasi dan membentuk

asusmsi mengenai mereka berdasarkan keanggotaan mereka dalam suatu

kelompok. Dengan kata lain pensteriotipan adalah proses menempatkan orang-

orang dan objek-objek kedalam kategori yang mapan, atau penilaian mengenai

orang-orang atau objek-objek berdasarkan kategori-kategori yang dianggap

sesuai, alih-alih berdasarkan karakteristik individual mereka25

.

25

Mulyana Deddy,M.A,Ph.D.Op.cit.Hal.218

Page 52: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

33

Samovar dan Ricard E. Potter mendefinisikan steriotipe sebagai persepsi atau

kepercayaan yang kita anut mengenai kelompok-kelompok atau individu-individu

berdasarkan pendapat dan sikap yang lebih dulu terbentuk26

.

Pada umumnya steriotip bersifat negatif. Seteriotip tidaklah berbahaya sejauh

kita menyimpan didalam kepala kita. Akan tetapi bahayanya sangat nyata bila

steriotip ini diaktifkan dalam hubungan manusia. Apa yang anda persepsi sangat

dipengaruhi oleh apa yang kita harapkan. Ketika kita mengharapkan orang lain

berprilaku tertentu, kita mungkin mengkomunikasikan pendapat kita kepada

mereka dengan cara-cara yang sangat halus, sehingga meningkatkan kemungkinan

bahwa mereka akan berprilaku sesuai dengan yang kita harapkan (Wahyu : 2008).

2.14.2. Prasangka

Suatu kekeliruan persepsi terhadap orang yang berbeda adalah prasangka,

suatu konsep yang sangat dekat dengan steriotip. Dapat dikatakan bahwa steriotip

adalah komponen kognitif dari prasangka27

. Sedangkan prasangka juga

berdimensi prilaku. Jadi, prasangka ini konsekuensi dari steriotip, dan lebih

teramati daripada steriotip.

Istilah prasangka (prejudice) berasal dari kata latin praejudicium, yang berarti

suatu preseden, atau suatu penilan berdasarkan keputusan dan pengalaman

terdahulu28

. Sebagaimana steriotip, prasangka ini alamiah dan tidak

terhindarkan29

. Umumnya bersifat negatif. Penggunaan prasangka memungkinkan

26

Ibid. Hal.128 27

Ibid. Hal.223 28

Ibid. Hal.234 29

Ibid. Hal.235

Page 53: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

34

kita merespons lingkungan secara umum atau secara khas, sehingga terlalu

menyederhanakan masalah30

.

2.15. Modernisasi

Modernisasi merupakan perubahan kultural dan sosio-ekonomis yang terjadi

dimana masyarakat-masyarakat sedang berkembang dan memperoleh sebagian

karakteristik dari masyarakat industri barat.

Istilah modernisasi paling sering dipergunakan untuk mendekripsikan adanya

perubahan cultural dan sosio-ekonomis. Sebenarnya pengertian modernisasi di

atas, jika dicermati mengandung makna bahwa „menjadi modern‟ itu seperti

„menjadi seperti orang Barat‟. Pengertian seperti ini berimplikasi „tidak seperti

Barat‟ berarti ketinggalan jaman. Apabila pemaknaan modernisasi seperti ini,

maka modernisasi identik dengan westernisasi dan ini mengandung pengertian

etnosentris. Orang Barat dianggap lebih modern, lebih maju, sementara

masyarakat lainnya yang tidak seperti Barat dianggap ketinggalan jaman, kuno

dan tidak maju. Sartu kata yang perlu dicermati dalam definisi modernisasi di atas

adalah penggunaan kata masyarakat industri. Ini menunjukkan bahwa proses

modernisasi adalah sebuah proses perubahan kebudayaan tradisional menuju

modern. Sebab, kata industri identik dengan modern. Jika ini yang dipakai, maka

modernisasi tidak identik dengan westernisasi. Modernisasi lebih mengarah pada

perubahan kultural yang meliputi sosio-ekonomi-politik, sementara westernisasi

lebih mengarah pada gaya hidup.

30

Effendi, Onong Uchjan. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi.Bandung:Citra Aditya Bakti.2005.Hal.45

Page 54: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

35

Menurut Haviland (1988: 272) proses modernisasi paling tidak dapat dipahami

kalau dianggap terdiri dari empat sub proses:

a. Pertama, perkembangan teknologi, dalam modernisasi pengetahuan dan

teknologi tradisional terdesak oleh penerapan ilmu pengetahuan dan teknik-

teknik yang dipinjam dari masyarakat industri yang maju.

b. Sub-proses kedua, pengembangan pertanian yang berupa pergeseran dari

pertanian untuk keperluan sendiri menjadi pertanian untuk pemasaran.

Aktivitas pertanian dan peternakan diarahkan pada budidaya untuk keperluan

ekonomi uang dan pasar untuk menjual hasil pertanian dan mengadakan

pembelian-pembelian.

c. Sub-proses ketiga adalah industrialisasi, dengan lebih mengutamakan bentuk

energi nonhewani (inanimate) khususnya bahan fosil. Tenaga manusia dan

hewan menjadi tidak penting.

d. Sub-proses keempat adalah urbanisasi, yang ditandai dengan perpindahan

penduduk dari pemukiman pedesaan ke kota-kota serta berubahnya pedesaan

menjadi perkotaan.

Terdapat dua gejala modernisasi yang mengiringi sub-proses modernisasi, yaitu

diferensiasi structural dan mekanisme integrasi. Diferensiasi structural adalah

pembagian tugas-tugas tradisional yang tunggal, tetapi mengandung dua fungsi

atau lebih, menjadi dua tugas atau lebih, masing-masing dengan sebuah fungsi

yang khusus. Ini merupakan fragmentasi yang harus ditanggulangi dengan

menggunakan mekanisme integrasi baru, jika masyarakatnya tidak ingin

berantakan menjadi unit yang berdiri sendiri-sendiri.

Page 55: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

36

Mekanisme baru itu mendapat bentuk seperti ideologi baru, struktur

pemerintahan formal, partai-partai politik, kode hukum, serikat buruh, dan

asosiasi kepentingan. Semuanya menembus batas-batas pembagian social

lainnya, dengan demikian berfungsi sebagai penangkal kekuatan-kekuatan

pemecah. Diferensiasi structural dan mekanisme integrasi bukanlah kekuatan

tunggal yang saling berlawanan, oleh karenanya perlu ditambahkan kekuatan

ketiga, yaitu tradisi. Tradisi kadang-kadang mempermudah terjadinya

modernisasi.

Modernisasi tingkat individu (sudah mulai mendarah daging di kalangan

masyarakat). Masyarakat penganut modernitas fisik sudah dapat memperbaiki

sendiri peralatan yang dimiliki, menyempurnakan atau menambah dengan

peralatan lain. Komputer, misalnya, sudah dapat dianggap sebagai peralatan keras

yang telah mencapai tingkat modernisasi individu. Sudah banyak orang yang

dapat memperbaiki, merakit, atau memproduksi sendiri serta peralatan yang telah

tersedia dipasaran dalam kondisi terjual bebas. Begitu pula dengan handphone.

Modernisasi tingkat inovasi (modernisasi yang bersifat orisinal). Pada tingkatan

ini masyarakat dicirikan dapat menciptakan sendiri barang teknologi yang

dibutuhkan meskipun harus melalui jaringan kerja dengan masyarakat yang lebih

luas.

2.16. Fenomenologi

Istilah fenomenologi secara etimologis berasal dari kata fenomena dan

logos. Fenomena berasal dari kata kerja Yunani “phainesthai” yang berarti

Page 56: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

37

menampak, dan terbentuk dari akar kata fantasi, fantom, dan fosfor yang artinya

sinar atau cahaya. Dari kata itu terbentuk kata kerja, tampak, terlihat karena

bercahaya. Dalam bahasa Indonesia berarti cahaya. Secara harfiah fenomena

diartikan sebagai gejala atau sesuatu yang menampakkan. Fenomena dapat

dipandang dari dua sudut. Pertama, fenomena selalu “menunjuk ke luar”

atau berhubungan dengan realitas di luar pikiran. Kedua, fenomena dari sudut

kesadaran kita, karena fenomenologi selalu berada dalam kesadaran kita. Oleh

karena itu dalam memandang fenomena harus terlebih dahulu melihat

“penyaringan” (ratio), sehingga mendapatkan kesadaran yang murni (Denny

Moeryadi, 2009).

Donny (2005: 150) menuliskan fenomenologi adalah ilmu tentang esensi-

esensi kesadaran dan esensi ideal dari obyek-obyek sebagai korelasi dengan

kesadaran. Fenomenologi juga merupakan sebuah pendekatan filosofis untuk

menyelidiki pengalaman manusia. Fenomenologi bermakna metode pemikiran

untuk memperoleh ilmu pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan

yang ada dengan langkah-langkah logis, sistematis kritis, tidak berdasarkan

apriori/prasangka, dan tidak dogmatis. Fenomenologi sebagai metode tidak

hanya digunakan dalam filsafat tetapi juga dalam ilmu-ilmu sosial dan

pendidikan.

Dalam penelitian fenomenologi melibatkan pengujian yang teliti dan seksama

pada kesadaran pengalaman manusia. Konsep utama dalam fenomenologi

adalah makna. Makna merupakan isi penting yang muncul dari pengalaman

kesadaran manusia. Untuk mengidentifikasi kualitas yang essensial dari

Page 57: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

38

pengalaman kesadaran dilakukan dengan mendalam dan teliti (Smith, etc.,

2009: 11).

Dalam pandangan Natanton (Mulyana, 2005:59) fenemenologi merupakan

istilah genetik yang merujuk pada semua pandangan ilmu sosial yang

menganggap bahwa kesadaran manusia dan makna subjektif sebagai fokus untuk

memahami tindakan sosial. Wawasan utama fenomenologi adalah pengertian dan

penjelasan dari gejala realitas itu sendiri (Aminuddin, 1990:108)

Teori-teori dalam tradisi fenomenologi berasumsi bahwa orang-orang secara

aktif menginterpletasi pengalaman-pengalamannya dan mencoba memahami

dunia dengan pengalaman pribadinya. Tradisi ini memperhatikan pada

pengalaman sadar seseorang. Istilah phenomenon mengacu pada kemunculan

sebuah benda, kejadian, atau kondisi yang dilihat. Oleh karena itu merupakan

kondisi yang digunakan manusia untuk memahami dunia melalui pengalaman

langsung.

Maurice Merleau-Ponty, pakar dalam tradisi fenomenologi menuliskan bahwa

“semua pengetahuan akan dunia, bahkan pengetahuan ilmiah saya, diperoleh dari

beberapa pengalaman akan dunia”. Dengan demikian, fenomenologi membuat

pengalaman nyata sebagai data pokok sebuah realitas. “fenomenologi berarti

membiarkan segala sesuatu menjadi jelas sebagaimana adanya”.31

Stanley Deetz menyimpulkan tiga prinsip dasar fenomenologi. Pertama,

pengetahuan ditemukan secara langsung dalam pengalaman sadar-kita akan

mengetahui dunia ketika kita berhubungan dengannya. Kedua, makna benda

31

Smovar Larry A, Komunikasi Lintas Budaya, Jakarta : Salemba Humanika.2010.hal.49

Page 58: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

39

terdiri atas kekuatan benda dalam kehidupan seseorang. Ketiga bahsa merupakan

kesadaran makna. 32

Seorang ahli fenomenologi yang menonjol adalah Alfred Schutz seorang murid

Hussrel mengatakan reduksi fenomenologi mengesampingkan pengetahuan kita

tentang dunia, meninggalkan kita dengan apa yang ia sebut sebagai suatu arus

pengalaman. Fenomenologi berarti study tentang cara dimana fenomena hal-hal

yang disadari muncul, dan cara yang paling mendasar dari kemunculannya adalah

sebagai suatu aliran pengalaman inerawi yang berkeseimbangan dengan yang

diterima melalui panca indra. Fenomenologi tertarik dengan pengidentifikasian

masalah dari dunia pengalaman inderawi yang bermakna, suatu hal yang semula

terjadi didalam kesadaran individual secara terpisah dan kemudian secara kolektif,

didalam interaksi antara kesadaran-kesadaran. Kesadaran bertindak atas data

inderawi yang masih mentah, untuk menciptakan makna, didalam cara yang sama

sehuingga bisa dilihat sesuatu yang bersifat mendua dari jarak itu tanpa masuk

lebih dekat, mengidentifikasi masalah melalui suatu proses dengan

menghubungkannya dengan prosesnya.

Proses interpretasi penting bagi kebanyakan pemikiran fenomenologis.

Interpretasi dikenal dengan pemahaman, yakni proses menentukan makna dengan

pengalaman. Interpretasi merupakan proses aktif pikiran dan tindakan kreatif

dalam mengklarifikasi pengalaman pribadi. Interpretasi melibatkan maju mundur

32

Stephen W. Littlejohn, Karen A. Foss, Teori Komunikasi. Salemba Humanika.Jakarta:2009.Hal.57

Page 59: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

40

suatu kejadian atau situasi dan menentukan maknanya, bergerak dari yang khusus

ke umum dan kembali lagi ke khusus.33

Ada tiga kajian pemikiran umum tentang fenomenologi, yakni; (1)

fenomenologi klasik, (2) fenomenologi persepsi, dan (3) fenomenologi

hermeneutik34

.

Fenomenologi klasik biasanya dihubungkan dengan Edmund Husserl, pendiri

fenomenologi moderen. Husserl menulis selama pertengahan abad ke-20,

berusaha mengembangkan metode yang meyakinkan kebenaran melalui kesadaran

yang terfokus. Baginya, kebenaran dapat diyakinkan melalui pengalaman

langsung dengan catatan kita harus disiplin dalam mengalami segala sesuatu.

Hanya melalui perhatian sadarlah kebenaran dapat diketahui. Agar dapat mencari

kebenaran melalui perhatian sadar, bagaimanapun juga kita harus

mengesampingkan atau mengurungkan kebiasaan kita. Kita harus menyingkirkan

kategori-kategori pemikiran dan kebiasaan-kebiasaan dalam melihat segala

sesuatu agar dapat mengalami sesuatu dengan sebenar-benarnya. Dalam hal ini,

benda-benda didunia menghadirkan dirinya pada kesadaran kita. Pendekatan

Husserl dalam fenomenologi sangat objektif, dunia dapat dialami tanpa harus

membawa kategori pribadi seseorang agar terpusat pada proses.

Namun bertentangan dengan Husserl, para ahli fenomenologi saat ini

menganut ide bahwa pengalaman itu subjektif bukan objektif dan percaya bahwa

subjektifitas merupakan bentuk penting sebuah pengetahuan. Maurice Merleau

Ponty, tokoh penting dalam fenomenologi persepsi, sebuah reaksi yang 33

Stephen W. Littlejohn, Karen A. Foss, Teori Komunikasi. Salemba Humanika.Jakarta:2009.Hal.58 34

Stephen W. Littlejohn, Karen A. Foss, Teori Komunikasi. Salemba Humanika. Jakarta: 2009. Hal. 58-59

Page 60: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

41

menentang objektifitas sempit milik Husserl. Baginya manusia merupakan sosok

gabungan dari fisik dan mental yang menciptakan makna didunia. Kita

mengetahui sesuatu hanya melalui hubungan pribadi kita dengan benda tersebut.

Sebagai manusia kita dipengaruhi oleh dunia, tetapi kita juga mempengaruhi

dunia dengan bagaimana kita mengalaminya. Baginya lagi, segala sesuatu tidak

ada dengan sendirinya dan terpisah dari bagaimana semuanya diketahui. Agaknya,

manusia memberikan makna pada benda-benda didunia, sehingga pengalaman

fenomenologis apapun tentunya subjektif. Jadi, terdapat dialog antara manusia

sebagai penafsir dan benda yang mereka tafsirkan.

Cabang yang ketiga, fenomenologi hermeneutik agak mirip dengan

fenomenologi persepsi hanya lebih luas dalam bentuk penerapan yang lebih

lengkap pada komunikasi. Fenomenolgi hermeneutik dihubungkan dengan Martin

Heidegger, utamanya dikenal karena karyanya dalam philoshopical hermeneutics

(nama alternatif bagi pergerakannya). Hal yang paling penting bagi Heidegger

adalah pengalaman alami yang tak terelakkan terjadi dengan hanya tinggal

didunia. Baginya realitas sesuatu itu tidak diketahui dengan analisis yang cermat

atau pengurangan, melainkan oleh pengalaman alami yang diciptakan oleh

penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Sesuatu yang nyata adalah apa

yang dialami melalui penggunaan bahasa dalam konteksnya: “kata-kata dan

bahasa bukanlah bungkusan yang didalamnya segala sesuatu dimasukkan demi

keuntungan bagi yang menulis dan berbicara. Akan tetapi dalam kata dan bahasa,

segala sesuatunya ada”. Komunikasi merupakan kesadaran yang menentukan

makna berdasarkan pengalaman . ketika berkomunikasi, anda mencari cara-cara

Page 61: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

42

baru dalam melihat dunia- pidato anda memenuhi pikiran anda dan nantinya

makna baru tercipta oleh pikiran itu. Bahasa dimasukkan bersama dengan makna

dan secara terus menerus memengaruhi pengalaman kita akan kejadian dan

situasi. Konsekuensi fenomenologi hermeneutik yang menyatukan pengalaman

dengan interaksi bahasa dan sosial tentunya sesuai dengan kajian komunikasi.

2.17. Kerangka Pemikiran

Pada gambar diatas, peneliti menggunakan kerangka berpikir sebagaimana

judul penelitian yang diangkat, yakni Realitas Komunikasi Antarbudaya

masyarakat suku Baduy dengan Wisatawan. Dalam kerangka berfikir dijelaskan

bagaimana komunikasi antar kelompok dan komunikasi antar pribadi terjadi

antara suku Baduy dengan Wisatawan, yang kemudian menjadi komunikasi

anatarbudaya karena dari komunikasi kelompok maupun komunikasi antar pribadi

Komunikasi

Antar Budaya

Wisatawan

Komunikasi

Antar

Kelompok

Komunikasi

Antar

Pribadi Perubahan

prilaku

masyarakat

Suku Baduy

Fenomenologi

Suku Baduy

Suku Baduy

Wisatawan

Page 62: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

43

terjadi juga komunikasi antar budaya. Untuk mengetahui apa yang terjadi pada

masyarakat suku Baduy setelah berkomunikasi dengan wisatawan secara terus-

menerus maka peneliti menggunakan teori fenomenologi untuk mengungkap

realitas menggunakan data mentah yang dialami dan dirasakan menggunakan

panca indra peneliti.

2.18. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya mempunyai kegunaan selain agar memudahkan atau

menjadi referensi tambahan dalam penyusunan sebuah penelitian, juga bisa

digunakan sebagai bahan pembanding antara penelitian terbaru yang dilakukan

oleh penulis dengan penelitian yang terdahulu. Oleh karena itu, peneliti mencari

beberapa penelitian yang dirasa memiliki beberapa persamaan yang diperoleh dari

berbagai universitas.

Penelitian yang pertama adalah penelitian dengan judul Prilaku Komunikasi

dalam Akulturasi Antar Budaya studi Deskriptif kualitatif tentang perilaku

komunikasi dalam akulturasi budaya antar etnis jawa dan etnis madura di

Kabupaten Sampang Madura. Penelitian ini di tulis oleh Harisul Akbar dari

Yayasan Pendidikan dan Perumahan Universitas Pembangunan Nasional

“VETERAN” Jawa timur, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Jurusan Ilmu

Komunikasi, Surabaya. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah membahas

komunikasi yang terjadi oleh latar belakang budaya yang berbeda dan

mempengaruhi terhadap perubahan prilaku budaya satu dengan lainnya.

Page 63: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

44

Sedangkan perbedaan penelitian ini adalah teori yang digunakan dan juga fokus

penelitian yang diteliti.

Penelitian kedua adalah penelitian dengan judul Komunikasi antar budaya di

kampung baru bugis desa banten kecamatan kasemen kota serang. Penelitian ini

ditulis oleh Yuyun Yusniawati pada tahun 2013 dari Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,

Serang Banten. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, persamaan

dalam penelitian ini adalah mengangkat soal komunikasi antarbudaya dengan

metode kualitatif.

Penelitian ketiga adalah penelitian dengan judul Pola Komunikasi Lintas

Budaya Perdagangan Etnis Tionghoa dalam Berinteraksi dengan Pembeli di

Toko Bandung. Penelitian ini ditulis oleh Wahyu Annas tahun 2012 dari Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa Serang banten, meskipun metode yang digunakan pada skripsi Wahyu

Annas adalah metode penelitian kuantitatif akan tetapi beberapa teori sama

digunakan untuk melengkapi Tinjauan Pustaka.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah dengan membahas

bagaimana komunikasi antarbudaya yang terjadi disebuah suku dengan hadirnya

orang-orang dari suku lain. Sedangkan perbedaan penelitian ini adalah teori yang

digunakan dan juga fokus penelitian yang diteliti.

Penelitian ketiga adalah Penelitiaan dengan judul Realitas Komunikasi Antar

Budaya masyarakat suku Baduy dengan wisatawan. Penelitian ini ditulis oleh

Amriyatunnisa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu

Page 64: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

45

Komunikasi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa pada tahun 2012. Metode yang

digunakan adalah metode kualitatif.

2.18.1. Tabel Matriks Penelitian Terdahulu

No Judul Intisari

Penelitian

Persamaan Perbedaan

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Prilaku

Komunikasi

dalam

Akulturasi Antar

Budaya

Bagaimana

komunikasi

dalam

perubahan

budaya yang

terjadi

Metode

Penelitian

Kualitatif

Kajian

Sosiologi,

Teori

Sosiologi

2 Komunikasi

antar budaya di

kampung baru

bugis desa

banten

kecamatan

kasemen kota

serang

Bagaimana

komunikasi

antar budaya

terjadi antara

suku Bugis di

Kasemen dan

suku lainnya

Metode

Penelitian,

Kajian

Komunikasi

Antar Budaya

Latar

Belakang

lokasi

penelitian,

pendekatan

teori dan

paradigma

yang

digunakan

3 Pola

Komunikasi

Lintas Budaya

Perdagangan

Etnis Tionghoa

dalam

Berinteraksi

dengan Pembeli

di Toko

Bandung

Proses

komunikasi

lintas budaya

antara pedagang

etnis tionghoa

dengan

konsumen yang

berlatar

belakang budaya

yang berbeda

Metode

penelitian

Kualitatif

Kajian Lintas

Budaya,

Pendekatan

Teori dan

Paradigma

yang

digunakan

4 Realitas

Komunikasi

Antar Budaya

masyarakat suku

Baduy dengan

wisatawan

- - -

Page 65: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

46

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Untuk memperoleh informasi secara menyeluruh mengenai komunikasi anatar

budaya masyarakat suku baduy dengan wisatawan, peneliti menggunakan

pendekatan kualiatif. Hal ini dipilih agar peneliti bisa medapatkan pemahaman

yang dalam terhadap permasalahan yang ada. Dengan digunakan pendekatan

kualitatif, maka data yang didapat akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel,

dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Sehingga dapat

ditemukan data yang bersifat proses komunikasi antarbudaya masyarakat suku

Baduy dengan wisatawan sampai dengan bagaimana pengaruhnya terhadap suku

Baduy dengan deskripsi yang luas dan mendalam.

Fungsi utama penelitian kualitatif adalah menyelidiki suatu fenomena sosial

dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran

kompleks, meneliti kata-kata, laporan terperinci dari pandangan responden, dan

melakukan studi pada situasi yang alami. Penelitian kualitatif menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku

yang diamati.

Menurut Borgan dan Tylor penelitian kualitatif adalah salah satu penelitian

yang proses penelitiannya menghasilkan data deskriptif dari sesuatu yang diteliti

(Hadi dan Haryono, 1998 : 56).

46

Page 66: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

47

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan metode observasi,

wawancara (interview), analisis isi, dan metode pengumpulan data lainnya untuk

menyajikan respon-respon dan prilaku subjek. (Setyosari, 2012 :40).

Melalui penelitian kualitatif ini, peneliti berupaya untuk menggambarkan

secara jelas mengenai komunikasi antar budaya masyarakat suku Baduy dengan

wisatawwan. Alasan peneliti menggunakan metode deskriptif diharapkan agar

mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan dan tingkah

laku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat tertentu.

Dalam konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh dan

komprehensif.

3.2 Paradigma Konstruktivisme

3.2.1. Pengertian Paradigma

Paradigma adalah pedoman yang menjadi dasar bagi para saintis dan peneliti

didalam mencari fakta-fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya

(Arifin, 2012:146).

Deddy Mulyana (2003) dalam Tahir (2001:59) mendefinisikan paradigma

sebagai suatu kerangka berpikir yang mendasar dari suatu kelompok saintis

(ilmuwan) yang menganut suatu pandangan yang dijadikan landasan untuk

mengungkap suatu fenomena dalam rangka mencari fakta.

Paradigma menurut Bogdan dan Biklen (1982) dalam Tahir (2011:59), adalah

sekumpulan anggapan dasar mengenai pokok permasalahan, tujuan, dan sifat

dasar bahan kajian yang akan diteliti.

Page 67: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

48

Jadi, paradigma dapat didefinisikan sebagai acuan yang menjadi dasar bagi setiap

peneliti untuk mengungkap fakta-fakta melalui kegiatan penelitian yang

dilakukannya (Arifin, 2012:146).

3.2.2 Konstruktivisme

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Konstruktivisme sebagai

paradigma yang digunakan dalam melakukan penelitian. Konstruktivisme adalah

paradigma yang memandang bahwa kenyataan lahir dari hasil konstruksi atau

bentukan dari manusia itu sendiri. Kenyataan itu bersifat ganda, dapat dibentuk,

dan merupakan suatu keutuhan. Kenyataan ada sebagai hasil bentukan dari

kemampuan berpikir seseorang. Pengetahuan hasil bentukan manusia itu tidak

bersifat tetap tetapi berkembang terus.

Penelitian kualitatif dengan berlandas pada paradigma konstruktivisme yang

berpandangan bahwa pengetahuan itu bukan hanya hasil pengalaman terhadap

fakta, tetapi juga merupakan hasil konstruksi pemikiran subjek yang diteliti.

Pengenalan manusia terhadap realitas sosial berpusat pada subjek dan bukan pada

objek, hal ini berarti bahwa ilmu pengetahuan bukan hasil dari pengalaman

semata, tetapi juga merupakan hasil konstruksi oleh pemikiran. (Arifin,

2012:140).

Page 68: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

49

3.3 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ini ruang lingkup yang akan diteliti adalah dari

kalangan mana saja wisatawan yang berkunjung ke Baduy dan bagaimana

pengaruh komunikasi antara suku baduy dan wisatawan yang berkunjung ke

baduy yang saat ini menjadi daerah pariwisata di Banten.

3.4 Instrumen Penelitian

3.4.1. Sumber Data

Dalam penelitian ini didapatkan beberapa teori-teori yang bersumber dari

buku-buku dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan masalah yang diangkat

dalam penelitian ini. Juga data dan keterangan terkait suku baduy yang diperoleh

dari dari buku –buku yang mengangkat soal masyarakat suku Baduy.

3.4.2. Informan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh

Spadley dinamakan “Social Situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga

elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktifitas (activity) yang

berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan sebagai objek

penelitian yang ingin diketahui “apa yang terjadi” didalamnya.35

Pada situasi

sosial atau objek penelitian ini, peneliti dapat mengamati secara mendalam

aktivitas orang-orang yang ada pada tempat tertentu.

35

Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

hal.215

Page 69: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

50

Pada istilah kualitatif juga tidak menggunakan istilah sample. Sample pada

penelitian kualitatif disebut sebagai informan atau subyek penelitian, yaitu orang-

orang yang dipilih diwawancarai atau diobservasi sesuai tujuan penelitian.

Informan disebut sebagai subyek penelitian karena informan dianggap aktif

mengkonstruksi realitas bukan sekadar objek yang hanya mengisi kuesioner.36

Teknik pengambilan informan berdasarkan Kuota sampling yaitu teknik

penentuan informan sesuai dengan rancangan penelitian dan dengan

pertimbangan-pertimbangan tertentu.37

Pemilihan informan berdasarkan

karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

Kriteria informan dalam penelitian ini adalah :

1. Orang Baduy Dalam

2. Orang Baduy Luar

3. Pemerintah Adat Baduy

4. Wisatawan yang datang ke Baduy Lebih dari 2 (dua) kali

5. Akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Informan dalam penelitian ini dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan

permasalahan peneliti yang mana informan merupakan orang Baduy dalam, orang

Baduy Luar, Pemerintah di Baduy, wisatawan yang berkunjung ke Baduy lebih

dari 2 (dua) kali, serta Peneliti dan Akademisi. Cara mendapatkan informan

adalah dengan mencari secara acak dilapangan dari klasifikasi yang telah

36

Rakhmat Kriyantono. Teknis Praktis Komunikasi : Grafindo. 2008. Ha.296 37

Ibid, hal.296

Page 70: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

51

ditentukan, tentunya yang memungkinkan peneliti mendapatkan data yang

dibutuhkan untuk melengkapi penelitian ini.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Wawancara

Wawancara adalah komunikasi atau percakapan antara peneliti dengan

informan. Rachmat Kriyantono mengungkapkan bahwa wawancara meerupakan

metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung

dari sumbernya.38

Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data

pada penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif.

Jenis wawancara yang dilakukan ini adalah wawancara mendalam (depth

interview). Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau

informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar

mendapatkan data lengkap dan mendalam.39

Peneliti atau pewawancara dalam wawancara mendalam (depth interview) ini

relatif tidak mempunyai kontrol atas respon informan, artinya informan bebas

memberikan jawaban. Karena itu peneliti, mempunyai tugas berat agar informan

bersedia memberikan jawaban-jawaban yang lengkap, mendalam dan bila perlu

tidak ada yang disembunyikan. Caranya dengan mengusahakan wawancara

38

Rachmat Kriyanto. 2006. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group. Hal 98 39

Ibid. Hal 100

Page 71: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

52

berlangsung informal seperti orang mengobrol.40

Wawancara mendalam pada

penelitian ini dijadikan sebagai teknik pengumpulan data primer, karena dengan

wawancara peneliti dapat langsung bertatap muka dengan wartawan untuk

mengetahui dan mendapatkan data berkaitan dengan penelitian ini, sehingga

peneliti mendapatkan data yang lengkap.

Dalam wawancara ini, peneliti ingin mengetahui mengenai:

1. Bagaimana komunikasi verbal masyarakat suku Baduy

2. Bagaimana komunikasi Non verbal masyarakat suku Baduy

3. Bagaimana komunikasi sosial masyarakat suku Baduy

Hal-hal yang ditanyakan dan hasilnya tercantum pada lampiran pedoman

wawancara serta hasil wawancara.

Teknik wawancara yang peneliti lakukan yaitu, dengan mewawancarai orang

Baduy dalam, orang Baduy luar, Pemerintah Baduy, wisatawan dan Akademisi

yang telah melakukan penelitian di Baduy.

b. Observasi

Peneliti melakukan observasi sebagai kegiatan mengamati lingkungan objek

penelitian secara langsung. Menurut Marshall (1995) melalui observasi, peneliti

belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.41

Observasi dalam penelitian ini termasuk dalam teknik pengumpulan data yang

bersifat Primer dan Skunder. Observasi ini dilakukan dengan datang langsung ke

40

Ibid. 41

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Hal

226

Page 72: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

53

Baduy dan juga dilakukan dengan membaca Buku-Buku yang membahas tentang

kebudayaan suku Baduy. Adapun pedoman dan hasil observasi telah dicantumkan

peneliti pada lampiran.

Dalam observasi ini peneliti ingin mengetahui mengenai :

1. Bagaimana komunikasi internal masyarakat suku Baduy

2. Bagaimana komunikasi sosial masyarakat suku Baduy

3. Bagaimana perubaha yang terjadi pada masyarakat suku Baduy setelah

melakukan komunikasi antar budaya dengan wisatawan yang berlangsung

terus menerus

3.6. Triangulasi

Pengecekan keabsahan data dilakukan agar memperoleh hasil yang valid dan

dapat dipertanggung jawabkan serta dipercaya oleh semua pihak. Peneliti dalam

penelitian ini menguji keabsahan data dengan cara uji kredibilitas atau

kepercayaan terhadap data yang dilakukan dengan menggunakan triangulasi.

Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan

data. Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data terhadap objek penelitian. Menurut Moloeng triangulasi dapat

dilakukan dengan menggunakan tekbik yang berbeda menurut Nasution yaitu

dengan wawancara dan dokumen. Triangulasi ini selain digunakan untuk

mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Menurut

Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas

data tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif.

Page 73: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

54

Denzim membedakan empat macam triangulasi diantaranya dengan

memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Pada penelitian

ini dari keempat macam triangulasi tersebut peneliti hanya menggunakan teknik

pemeriksaan dengan memanfaatkan sumber. Triangulasi dengan sumber artinya

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang

diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton,

1987:331). Adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka ditempuh langkah

sebagai berikut :

a. Membandingkan data hasil pengamatan dan data hasil wawancara.

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang

dikatakan secara pribadi.

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat

dan pandangan masyarakat diberbagai kelas.

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

3.7. Analisis Data

Analisis data yaitu suatu cara yang dilakukan untuk menemukan suatu

jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pada perumusan masalah yang telah

diajukan. Analisa data juga dilakukan untuk menemukan makna dari data yang

ditemukan untuk memberikan penafsiran yang dapat diterima oleh akal sehat.

Adapun langkah-langkah yang diambil dalam menganalisa data adalah :

Page 74: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

55

a. Inventarisasi data: dengan cara mengumpulkan data sebanyak mungkin.

b. Kategorisasi data: dalam tahap ini data disusun berdasarkan perumusan

masalah dan tujuan yang disusun sebelumnya. Kategorisasi juga dilakukan

untuk mengetahui kecenderungan negatif, positif dan netral.

c. Penafsiran data: dalam tahap ini data yang telah ada kemudian diinterpretasi

melalui analisis logis dengan cara deduktif-induktif yang berdasar pada teori

kehumasan.

d. Penarikan kesimpulan: tahap akhir dalam penentuan penilaian terhadap data

yang telah ditemukan, dibahas, dan dianalisis selama penelitiannya. Analisis

data kemudian dipaparkan sesuai dengan kajian kehumasan.42

3.8. Waktu dan Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini adalah kaki pegunungan Kadeng, Desa Kanekes,

kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Rangkasbitung yaitu daerah tempat

tinggal Suku Baduy. Pra penelitian dilaksanakan pada bulan April 2014, Juli

2014, dan penelitian dilakukan pada bulan Nopember 2014. Adapun Jadwal

penelitian adalah sebagai berikut :

42

Moeleong Lexi J.2002.Metode penelitian kualitatif.Rosdakarya:Bandung.Hal.189

Page 75: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

56

Tbel 3.8.1.

Jadwal Penelitian

Kegiatan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nop Des Jan

ACC Judul

Pra

Penelitian

Bab I

Bab II

Bab III

Sidang

Outline

Penelitian

Revisi

Bab III

Bab IV

Bab V

Sidang

Skripsi

Page 76: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. Sejarah Umum Suku Baduy

Suku Baduy adalah salah satu etnis yang tidak terpisahkan dari negara

kesatuan republik Indonesia dengan posisi geografis dan administratif berada

disekitar Pegunungan Kendeng di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar,

Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Gambar 1.1.

Baduy sering juga disebut orang Kanekes atau orang Rawayan. Menurut

penuturan tokoh adat Baduy, istilah kata Baduy diambil dari sebuah nama sungai

tempo dulu, yaitu sungai Cibaduy yang mengalir disekitar wilayah tempat Baduy

tinggal, juga berdasar nama salah satu bukit yang berada dikawasan tanah ulayat

suku Baduy, yaitu bukit Baduy. Sedangkat sebutan orang Kanekes adalah sebutan

57

Page 77: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

58

nama wilayah Pemerintahan Desa tempat tinggal Baduy sekarang. Dan sebutan

orang Rawayan didasarkan pada sebuah jembatan ditanah ulayat mereka yang

menjadi sebuah ciri khas, jembatan tersebut terbuat dari bambu yang berfungsi

sebagai cukang (tempat untuk menyebrang), atau dalam i stilah mereka Rawayan.

Suku Baduy adalah suku yang unik, ini terlihat dari cara berpakaian,

keseragaman bentuk rumah, penggunaan bahasa, kepercayaan dan adat istiadat.

Suku Baduy hidup dengan gaya menutup diri dari pengaruh luar kelompok

mereka dengan tujuan untuk menjalankan amanat Leluhur dan Pusaka Karuhunan

yang mewariskan wasiat untuk selalu menjaga keseimbangan dan keharmonisan

alam semesta. Namun bukan berarti mereka adalah suku yang terasing dari

kehidupan dunia luar.

Baduy adalah kelompok masyarakat yang prilaku kesehariannya sederhana dan

apa adanya, tidak berlebih-lebihan hidup dengan pedoman pikukuh dan kaidah-

kaidah yang sarat nasihat dan penuh makna. Kesederhanaan tersebut tercermin

dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini dapat dilihat dari

bentuk rumah mereka yang seragam arah dan bentuknya, Baduy menyebutnya

dengan istilah Nyulah Nyandah menghadap ke arah Utara-Selatan. Bentuk dan

warna pakaian khas Baduy yaitu hanya dua warna hitam dan putih, keseragaman

dalam bercocok tanam yaitu hanya berladang (Nga-Huma) dan yang tak kalah

pentingnya tentang kepatuhan dan ketaatan mereka pada satu keyakinan, yaitu

yakin pada agama Slam Sunda Wiwitan, keyakinan itu tidak untuk disebarluaskan

kepada masyarakat luar adat Baduy. Kepatuhan masyarakat Suku baduy dalam

Page 78: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

59

melaksanakan amanat leluhurnya sangat kuat, ketat dan serta tegas, tetapi tidak

ada sifat pemaksaan kehendak.43

Gambar 1.2.

Baduy memiliki filosofi hidup yang bijaksana dan berwawasan jauh kedepan

serta memiliki sikap waspada yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan dibentuknya

dua komunitas generasi penerus kesukuan mereka sekaligus memiliki aturan adat

masing-masing yang sarat dengan ciri khas dan perbedaan, namun mampu

mengikat menjadi satu kesatuan Baduy yang utuh.

Pertama, komunitas menamakan dirinya suku Baduy dalam (Tangtu) atau

Baduy asli, dimana pola hidup sehari-harinya masih sangat kuat dalam memegang

hukum adat serta kukuh pangukuh dalam melaksanakan amanat leluhurnya. Baduy

dalam lebih menunjukkan pada replika Baduy masa lalu (kehidupan primitif) yang

mendekati pada pewaris asli budaya dan amanat leluhur kesukuan mereka.

Pewaris asli yang dimaksud merujuk pada tingkat ketaatan dan kesadaran

komunitas mereka dalam mempertahankan adat istiadatnya dan kekonsistenan

menutup dirinya dari pengaruh-pengaruh kebudayaan asing yang dianggap

43

Sihabudin Ahmad, M.Si, Dr. Saatnya Baduy Bicara, Jakarta:PT.Bumi Aksara.2010.hal 9

Page 79: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

60

negatif. Baduy dalam terdiri dari tiga kampung, yaitu Cibeo, Cikartawana, dan

Cikeusik. Masyarakat yang menghuni ketiga kampung di Baduy dalam tersebut

memiliki batasan hukum yang tetap, tegas, serta mengikat ke semua pihak dan

semua aspek kehidupannya.

Kedua, komunitas yang menamakan dirinya Baduy luar yang pada kegiatan

sehari-harinya mereka lebih diberikan kebijakan atau kelonggaran dalam

melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum adat, tetapi aada batas-batas tertentu

yang tetap mengikat mereka sebagai suatu komunitas adat khas suku Baduy.

Baduy luar dipersiapkan sebagai penjaga, penyangga, penyaring, pelindung, dan

sekaligus penyambung silaturahmi dengan pihak luar sebagai bentuk

penghargaan, kerjasama, dan partisipasi aktif dalam kegiatan kenegaraan untuk

menunjukkan bahwa mereka adalah salah satu suku bangsa yang sama-sama

memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan warga negara Indonesia lainnya.

Masyarakat suku Baduy adalah satu kelompok masyarakat yang unik,

keunikan itu tampak dalam berbagai aspek kehidupan. Satu sisi mereka

mengasingkan diri untuk menghindari pengaruh-pengaruh negatif dunia modern

namun disisi lain terjadi suatu hubungan yang serasi dan berkesinambungan

dengan dunia luar. Mereka menghargai program-program pemerintah dan

bekerjasama dengan baik, tetapi dengan catatan harus disesuaikan dengan tatanan

hukum adat.

Mereka bukan suku terasing yang tidak berbudaya karena mereka sejak lahir

memiliki perangkat hukum adat yang lengka dengan sebutan Perangkat Adat

Tangtu Tilu Jaro Tujuh, mereka adalah masyarakat yang sangat yakin kukuh

Page 80: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

61

pikukuh terhadap tugas dan fungsi kesukuannya dan sangat menikmati pilihan

hidupnya dengan segala konsekuensinya.

Suku Baduy sangat memegang teguh pikukuh karuhun, yakni sebuah doktrin

yang mewajibkan mereka melakukan berbagai hal sebagai amanat leluhurnya.

Pikukuh karuhun tersebut antara lain mewajibkan masyarakat Baduy untuk

bertapa bagi kesejahteraan dan keselamatan pusat dunia dan alam semesta,

memelihara Sasaka Pusaka Buana, mengasuh Ratu memelihara Manak,

menghormati Guriang dan melaksanakan Muja, melakukan Seba setahun sekali,

menyelenggarakan dan menghormati upacara adat Ngalaksa, dan

mempertahankan dan menjaga adat Bulan Kawalu.

Masyarakat Baduy meyakini bahwa alam semesta ini diciptakan dan dipelihara

oleh kekuasaan Tuhan Maha Pencipta yang disebut Adam Tunggal. Masyarakat

suku Baduy masih mempercayai roh-roh nenek moyang dengan sebutan Guriang,

mereka berpendapat Guriang selalu menjaga dan mendampingi hidup mereka.

Mereka mempercayai Nabi Adam adalah leluhur dan Nabi Muhammad adlah

saudara muda dari Nabi Adam yang memiliki amanat penutup kesempurnaan

perjalanan sejarah keyakinan manusia untuk mengiblati Ka‟bah, sehingga pada

upacara-upacara tertentu mereka membaca dua kalimat sahadat sebagai

penyempurna dari sahadat-sahadat lainnya. Keyakinan dan kepercayaan semua itu

mereka namakan Agama Slam Sunda Wiwitan.

Dalam menjalankan kehidupan adatnya erat sekali hubungannya dengan

pemimpin atau pejabat negara atau yang mereka sebut Ratu dan Menak, karena

Page 81: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

62

bagi mereka pemimpin dan pejabat negara adalah pelindung, pengayom, dan

pengaman dalam pemenuhan kebutuhan aspek-aspek kehidupan kesukuan Baduy.

Masyarakat suku Baduy memenuhi kebutuhan hidup dengan dua cara, yaitu

pertama, menanam padi diladang (huma) setahun sekali, hasil panennya tidak

diperjual belikan namun untuk dikonsumsi pribadi dan sisimpan sebgai cadangan

makanan di lumbung padi (Leuit). Kedua, untuk memenuhi kebutuhan makan

sehari-hari mereka berusaha sekuat tenaga membeli beras dan kebutuhan lainnya

dari para pedagang disekitar pemukiman mereka.

Gambar 1.3.

Gambar 1.4.

Page 82: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

63

Suku Baduy memiliki pemerintah sendiri dalam sukunya. Pemimpin tertinggi

disebut Puun. Ada tiga Puun yang bertempat di tiga desa di Baduy dalam, tiga

Puun tersebut yaitu Puun Cibeo, Puun Cikartawana, dan Puun Cikeusik. Dari

ketiga Puun tersebut keputusan yang diambil adalah satu keputusan yaitu

keputusan bersama diantara ketiganya. Pemerintahan di Baduy pusatnya berada di

Baduy dalam, yang didalamnya digabungkan antara pemimpin adat Baduy dalam

dan Baduy luar. Pimpinan adat tersebut lebih dikenal dengan sebutan tangtu tilu

jaro tujuh. Yang dimaksud dengan tangtu tilu adalah ketiga Puun yang

melimpahkan wewenang dan keputusan untuk mengatur tentang pelaksanaan

pemerintahan adat kepada tiga Jaro tangtu, yaitu jaro tangtu Cibeo, jaro tangtu

Cikartawana, dan jaro tangtu Cikeusik. Pengertian dari tangtu tilu adalah ketiga

kampung kepuunan yang berfungsi sebagai penentu kebijakan dan keputusan

hukum adat suku Baduy.

Baduy luar dipimpin oleh pimpinan adat yang disebut jaro tujuh. Fungsinya

lebih menitik beratkan pada pelaksanaan kebijakan keputusan hukum adat,

sekaligus mengawasi pelaksanaan hukum adat pada masyarakat Baduy, termasuk

mengawasi pelanggaran-pelanggaran terhadap hukum adat baik yang dilakukan

oleh masyarakat maupun yang dilakukan oleh orang luar Baduy. Disebut jaro

tujuh karena jumlahnya ada 7 orang ditambah dengan 2 orang sebagai atasan

mereka, yaitu pertama saksi jaro tujuh dengan sebutan jaro tanggungan dua

belas, dan yang kedua sebagai penasihat jaro tujuh dengan sebutan tangkesan.

Struktur pemerintahan Baduy luar dipercayakan pada masyarakat Baduy luar

dengan persetujuan dari lembaga adat tangtu tilu jaro tujuh. Pusat pemerintahan

Page 83: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

64

berada di kampung Cipondok/Babakan jaro/Kaduketung III dengan nama desa

Kanekes, dipimpin oleh seorang kepala desa yang disebut jaro pamarentah.

Gambar 1.5.

Masyarakat suku Baduy, baik Baduy dalam maupun Baduy luar dilarang

bersekolah secara formal, sebab sekolah formal dianggap membutuhkan bangunan

dan fasilitas modern yang dapat merubah bentuk dan struktur tanah ulayat.

Bentuk rumah nyulah nyanda, di Baduy dalam sangat dilarang menggunakan

barnag-barang elektronik, dahulu dilarang menggunakan alat-alat makan dan

minum yang terbuat dari gelas, plastik dan barang-barang kebutuhan sehari-hari

yang berasal dari luar (produk tekhnologi modern). Di Baduy dalam pembuatan

rumah tidak diperkenankan menggunakan paku, hanya menggunakan pasak dan

tali dari rotan dan hanya memiliki satu pintu. Baduy dalam dilarang menggunakan

alas kaki, dilarang menggunakan atau menaiki kendaraan.

Sementara itu, masyarakat Baduy luar memiliki pola hidup yang sudah mulai

longgar dan terbuka. Hal ini terjadi karena memang aturan/hukum adat

Page 84: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

65

memberikan kelonggaran. Baduy luar sudah banyak mengadopsi pola hidup

masyarakat luar Baduy. Dari mulai bentu rumah yang sudah dibebaskan

bentuknya meskipun arahnya harus mengikuti aturan (Nyulah nyanda), Baduy

luar diperbolehkan menggunakan kendaraan dan bahkan banyak yang

memilikinya, dan dapat menggunakan dan memiliki alat komunikasi modern

seperti telepon genggam.

Setara dengan derasnya kebutuhan, perubahan, dan perkembangan zaman,

masyarakat suku Baduy pun tidak bisa menghindari terhadap adanya teori evolusi.

Selayaknya etnis-etnis lain, suku Baduy sedang menjalani proses evolusi

kebudayaan dengan percepatan yang luar biasa walaupun mereka tidak

menyadarinya.

Pola hidup masyarakat suku Baduy yang dulunya relatif baku dan kaku,

sederhana, watak dan tabiat sosialnya yang selama berabad-abad secara konsisten

selalu dipaduserasikan dengan jiwa dan karakter alam semesta, kini mulai

menunjukkan penurunan. Dalam artian, timbul sikap terbuka terhadap pola-pola

hidup modern bahkan sudah mengadopsi gaya-gaya hidup modern walaupun tidak

drastis.

4.1.2. Masuknya Wisatawan ke Baduy

Pada tahun 1968 pemerintahan Jawa Barat (Banten pada waktu itu masih

tergabung dalam Provinsi Jawa Barat) mengeluarkan sebuah surat keputusan

bernomor 03/B.V/Pem./SK/68 tentang Penetapan Status Hutan Larangan Desa

Kanekes Daerah Baduy sebagai hutan lindung mutlak dalam kawasan hutan ulayat

Page 85: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

66

Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 1986 tepatnya delapan belas tahun kemudian,

Gubernur mengeluarkan surat keputusan kepala daerah tingkat I Jawa Barat

bernomor 140/Kep.526-Pemdes/1986, yang menetapkan Desa Kanekes

Kecamatan leuwidamar kabupaten Lebak dijadikan desa definitif dengan luas

5.101 Ha dengan jumlah penduduk pada saat itu 7181 jiwa. Pada 15 Agustus 1990

pemerintah daerah mengeluarkan peraturan daerah kabupaten daerah tingkat II

Lebak No.13 Tahun 1990 tentang pembinaan dan pengembangan lembaga adat

masyarakat baduy di daerah tingkat II Lebak. Bersamaan dengan pemekaran jawa

Barat menjadi Dua Propinsi dan Lebak masuk ke dalam propinsi Banten.

pengakuan tersebut kemudian diteguhkan lewat peraturan daerah kabupaten

daerah Lebak No. 32/2001 tentang Perlindungan Atas Hak Ulayat Masyarakat

Baduy.

Pembuatan Peraturan Derah No.32 tahun 2001 merupakan artikulasi dari

niatan Pemerintah Daerah Lebak dan masyarakat Baduy yang sebagian berhimpun

dalam wadah musyawarah masyarakat Baduy (WAMMBY). Forum ini

dideklarasikan tahun 1999 dengan salah satu tujuannya adalah memperjuangkan

hak ulayat masyarakat Baduy. Wadah musyawarah masyarakat Baduy kemudian

mengeluarkan surat kuasa dari masyarakat Adat Baduy untuk mengajukan

permohonan tanah wilayah desa Kanekes sebagai hak Ulayat Masyarakat Baduy.

Surat kuasa tersebut diajukan kepada pemerintah daerah kabupaten Lebak, surat

ini menjadi alasan pemerintah daerah untuk mengajukan rancangan Perda tentang

perlindungan atas hak ulayat masyarakat Baduy pada tanggal 9 Mei 2001 kepada

DPRD. Pada tanggal 13 Agustus 2001 peraturan daerah disetujui dan

Page 86: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

67

diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lebak tahun 2001 Nomor 65

Seri C.44

Sejak Banten masih tergabung dalam provinsi Jawa Barat, Baduy sudah

didatangi oleh orang-orang dari luar Baduy, akan tetapi masih dalam jumlah yang

sedikit, karena Baduy saat itu memang bukan sebuah objek pariwisata. Namun

pada tahun 1990 saat dikeluarkan peraturan daerah Nomor 13 tentang pembinaan

dan pengembangan lembaga adat masyarakat Baduy di daerah tingkat II

Kabupaten Lebak, pengunjung lebih sering datang ke Baduy. Dan pada tahun

2001 sejak ditetapkan peraturan pemerintah daerah nomor 32 oleh Bupati Lebak,

semakin banyak pengunjung yang datang ke Baduy dan terus bertambah

jumlahnya setiap tahun. Banyaknya jumlah wisatawan yang datang ke Baduy

karena dorongan rasa ingin tahu tentang kehidupan suku Baduy yang mereka

anggap masih asli, khas dan unik.

Banyaknya jumlah pengunjung yang datang ke Baduy berangsur-angsur dan

dalam jangka waktu yang panjang memberikan pengaruh kepada masyarakat

Baduy. Hal ini terjadi karena proses komunikasi antar budaya yang sangat intensif

antara masyarakat Baduy dan wisatawan yang berbeda latar belakang kebudayaan.

44

http://huma.or.id/wp-content/uploads/2008/07/Peraturan-Daerah-No.-32-2001.pdf

Page 87: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

68

4.2.Objek Penelitian

Komunikasi antar budaya yang dimaksud terjadi di desa Kanekes Kecamatan

Leuwidamar Kabupaten Lebak Provinsi Banten. tepatnya disekitar pegunungan

Kendeng, disanalah tempat bermukim masyarakat Baduy luar dan Baduy dalam.

Baduy memiliki 63 kampung, diantaranya 3 kampung di wilayah Baduy dalam

dan 59 kampung di wilayah Baduy luar.

Komunikasi antara masyarakat Baduy dengan wisatawan terjadi sejak

dibukanya Baduy menjadi daerah pariwisata yang dapat dikunjungi wisatawan.

komunikasi antara dua orang dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda

disebut komunikasi antar budaya. Komunikasi antar budaya ini juga melingkupi

komunikasi antar kelompok dan komunikasi antar individu. Karena dalam

pelaksanaan komunikasi antar budaya antara Masyarakat Baduy dengan

Wisatawan terjadi komunikasi antar kelompok dan antar individu.

Komunikasi antar budaya yang terjadi antara masyarakat Baduy dan wisatawan

sudah lama terjalin dengan banyak rintangan, seperti menggunakan bahasa yang

berbeda saat berkomunikasi, perbedaan kebiasaan hidup sehari-hari. Bagaimana

proses tersebut berlangsung, kapan, seperti apa, dan tingkat keseringan

komunikasi antar budaya yang dijalankan oleh suku Baduy.

4.3. Profil Informan

Informan yang peneliti tentukan dalam penelitian ini ditentukan dari seberapa

besar informasi yang diketahui oleh informan mengenai masalah penelitian yang

ditentukan oleh peneliti :

Page 88: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

69

A. Orang Baduy Dalam

1. Asmin

Informan dari klasifikasi Orang Baduy Dalam yang pertama adalah Asmin.

Asmin merupakan penduduk Baduy dalam Kampung Cibeo. Bekerja sehari-hari

berladang dan menjadi pendamping wisatawan. Berusia sekitar 54 tahun berstatus

sudah menikah dan memiliki 5 orang anak.

2. Saiful

Informan dari klasifikasi orang Baduy dalam yang ke dua adalah Saiful. Saiful

adalah penduduk Baduy dalam kampung Cibeo. Rumah Saiful tidak jauh dari

rumah Asmin, karena di kampung Cibeo memang baru ada 80 rumah penduduk

saja. Saiful berusia 44 tahun dan berstatus sudah menikah. Saiful merupakan salah

satu penduduk baduy yang masih memainkan alat musik tradisional khas Baduy

yang bernama Kecapi.

3. Serat

Informan dari klasifikasi orang Baduy dalam selanjutnya adalah Serat. Serat

merupakan salah satu penduduk Baduy dalam yang paling tua, usianya mencapai

130 tahun.

4. Karman

Informan dari klasifikasi orang Baduy dalam selanjutnya adalah karman.

Karman merupakan masyarakat Baduy dalam yang bekerja berladang, jarang

Page 89: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

70

berada di kampung dan lebih sering berada di ladang. Karman merupakan satu-

satunya orang Baduy yang masih memainkan dan membuat alat musik khas

Baduy yaitu karinding.

B. Orang Baduy Luar

1. Ayah Sali

Informan dari klasifikasi orang Baduy luar yang pertama adalah ayah Sali,

ayah Sali adalah salah seorang masyarakat Baduy luar yang sudah tidak bekerja,

dia lahir pada tahun 1945 dan sekarang berusia 69 tahun, berstatus menikah dan

memiliki anak.

2. Udil

Informan dari klasifikasi orang Baduy luar yang kedua adalah Udil. Udil

berusia 23 tahun, berstatus menikah dan memiliki dua orang anak. Pekerjaan udil

sehari-hari ketika tidak berladang adalah menjual barang-barang kerjinan tangan

khas Baduy, baik buatannya sendiri maupun barang yang dititipkan dari orang

lain di bagian muka rumah yang dijadikan kios. Udil juga bekerja sebagai

pendamping wisatawan, namun hanya ketika ada yang menghubungi saja. Udil

sering pergi keluar Baduy, hal ini lebih mudah dilakukan oleh orang Baduy luar

karena diperbolehkan untuk menaiki kendaraan.

Page 90: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

71

C. Pemerintah Baduy

1. Jaro Dainah (Baduy Luar)

Informan dari klasifikasi Pemerintah di Baduy yang pertama adalah Jaro

Dainah. Jaro Dainah merupakan seorang Jaro Pemerintah di Baduy Luar, bila kita

hendak masuk dan berkunjung ke Baduy, kita akan bertemu Jaro dainah untuk

mengisi data dan melengkapi administrasi memasuki wilayah Baduy.

Jaro Dainah berusia 54 tahun dan berstatus sudah menikah, Jaro Dainah sudah 20

tahun menjadi Jaro Baduy Luar. Rumah Jaro Dainah berada di bagian depan

wilayah Baduy Luar jika masuk wilayah Baduy lewat Ciboleger.

2. Ayah Mursid (Wakil Jaro Cibeo, Baduy Dalam)

Informan dari klasifikasi Pemerintah di Baduy selanjutnya adalah Ayah

Mursid. Ayah mursid merupakan Wakil Jaro Baduy dalam kampung Cibeo. Ayah

mursid adalah salah satu orang Baduy yang pernah berkeunjung ke Jakarta, dan

kota-kota lain, pernah bertemu dengan Presiden SBY dan Wakil Presiden

Boediono. Ayah Mursid juga pernah menjadi informan utama dalam sebuah buku

yang bercerita tantang Baduy.

Ayah mursid berusia 44 tahun, berstatus menikah dan memiliki tiga orang anak.

Dua orang anaknya tinggal di Baduy luar dan satu orang lainnya masih menetap

di Baduy dalam. Sama dengan Jaro Dainah, Ayah Mursid sudah menjadi Wakil

Jaro Cibeo sekitar 20 tahun. Rumah ayah Mursid terletak di Baduy dalam

kampung Cibeo.

Page 91: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

72

D. Wisatawan

1. Haryono

Informan dari klasifikasi wisatawan yang pertama adalah Haryono. Haryono

berusia 29 tahun berasal dari Solo. Haryono sudah 3 kali datang mengunjungi

Baduy, yaitu pada tahun 2013 dan 2014 dengan tujuan awal hanya wisata dan

mengetahui budaya Baduy, selanjutnya menjadi Pendamping rombongan-

rombongan dari luar yang ingin berwisata ke Baduy. Haryono bekerja Freelines,

berstatus belum menikah.

2. Njen

Informan kedua dari klasifikasi wisatawan adalah Njen. Njen berasal dari

Jakarta, berusia 28 tahun, berstatus belum menikah, dan bekerja sebagai pegawai

swasta disalah satu perusahaan di Jakarta. Njen sudah 4 kali mengunjungi Baduy,

yaitu pada tahun 2013 dan 2014, tujuan awal hanya ingin mengetahui seperti apa

Baduy, yang kedua kali untuk mendampingi kawannya, dan yang ketiga dan

keempat membuka pendaftaran untuk siapa saja yang ingin berwisata ke Baduy.

3. Nur haedi

Informan selanjutnya dari klasifikasi wisatawan adalah Nur Haedi. Nur Haedi

berasal dari Rangkas namun tinggal di Kota Serang, berusia 26 tahun, berstatus

belum menikah dan bekerja freelines. Nur Haedi sudah 3 kali berkunjung ke

Baduy, yaitu pada tahun 2006, 2007, dan 2008. Tujuan mengunjungi Baduy

Page 92: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

73

adalah melaksanakan tugas sekolah, tugas kuliah dan yang terakhir adalah

berwisata.

4. Aulia Shofan Hidayat

Informan dari klasifikasi wisatawan selanjutnya adalah Aulia Sofan Hidayat.

Dayat berasal dari Tangerang, berusia 23 tahun, dan bekerja sebagai mahasiswa.

Dayat berkunjung ke Baduy sudah sekitar 3-4 kali, yaitu tahun 2012, 2013 dan

2014. Tujuan ke Baduy adalah berwisata dan mengetahui bagaimana budaya dan

adat istiadat Baduy.

5. Rijal Artomi

Informan dari klasifikasi wisatawan selanjutnya adalah Rijal Artomi. Rijal

berasal dari Cilegon, berusia 20 tahun dan bekerja sebagai mahasiswa. Rijal

mengunjungi Baduy sebanyak 2 kali, yaitu pada akhir tahun 2011 dan akhir tahun

2013. Dengan tujuan mengerjakan tugas sekolah dan tugas kuliah.

6. Shintya

Informan dari klasifikasi wisatawan selanjutnya adalah Shintya. Shintya

berasal dari Bekasi, berusia 26 tahun, berstatus belum menikah dan saat ini

bekerja di PT. Sinar Mas. Shintya sudah mengunjungi Baduy sebanyak 3 kali.

Yang pertama karena rasa penasaran dia datang ke Baduy bersama kelompoknya,

yang kedua dan yang terakhir dia membuat Opentrip untuk kunjungan ke Baduy.

Page 93: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

74

E. Akademisi

1. Prof. Dr. H. Ahmad Sihabuddin, M.Si

Informan dari klasifikasi akademisi yang pertama adalah Prof. Dr. H. Ahmad

Sihabuddin, M.Si. Beliau merupakan salah satu dosen yang mengajar di

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Jurusan Ilmu Komunikasi, Serang Banten.

pad tahun 2006 untuk pertama kalinya beliau datang ke Baduy. Maksud tujuan

kunjungannya saat itu adalah untuk membuat tugas akhir S2 nya. Ketertarikannya

meneliti soal Baduy dimulai dari membaca dan motivasi dari dosen di

Universitas tempat pendidikan S2 nya yang pernah melakukan penelitian ke

Baduy. Prof. Sihab, bagitu panggilan akrabnya, sudah sangat sering berkunjung

ke Baduy dan bertemu dengan Jaro dan wakil Jaro disana. Sudah 5 kali beliau

berkunjung ke Baduy dalam, sementara untuk kunjungannya ke Baduy luar bisa

dikatakan sangat sering. Saat ini Prof. Sihab sudah memiliki sebuah buku yang

menceritakan soal Baduy. Buku tersebut berjudul “Saatnya Baduy Bicara”.

2. Aliyth Prakarsa,S.H.,M.H

Informan dari klasifikasi Akademisi selanjutnya adalah Aliyth Prakarsa. Pak

Alyt merupakan salah seorang dosen Ilmu Hukum di Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa. Berusia 35 tahun, berstatus menikah. Pak Aliyt pertama kali datang ke

Baduy pada tahun 1996 dan sampai saat ini sudah pernah mengunjungi Baduy

sebanyak 20 kali. Dalam kunjungannya pak Aliyth bertujuan melaksanakan

program PKSA dari kementrian Sosial.

Page 94: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

75

4.4. Data Penelitian

Masalah yang diteliti adalah bagaimana komunikasi antar budaya

masyarakat suku Baduy dengan wisatawan. maka untuk mengetahui bagaimana

komunikasi antar budaya masyarakat suku Baduy dengan wisatawan, dengan ini

peneliti memerhatikan tempat, waktu, intensitas, bahasa, dan situasi sebagai hal

yang harus diteliti. Peneliti selanjutnya memperhatikan fenomena yang terjadi di

Baduy antara suku Baduy dengan wisatawan saat berkomunikasi.

Analisis pengambilan data telah dilakukan melalui pencarian-pencarian data

yang berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah dilakukan dengan

menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi yang digunakan

dalam penelitian ini. Metode penentuan informasi yang digunakan oleh peneliti

adalah Kuota sampling yaitu metode penentuan informan sesuai dengan

rancangan penelitian dan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pemilihan

informan berdasarkan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

Data-data yang dicari dalam penelitian adalah data yang merujuk pada

identifikasi masalah yang telah dipaparkan dalam bab I, yaitu mengenai

komunikasi antar budaya masyarakat Baduy dengan wisatawan, komunikasi

internal yang terjadi pada masyarakat Baduy (sesama masyarakat Baduy),

komunikasi Sosiali yang terjadi antara masyarakat Baduy dan wisatawan, reaksi

yang terjadi pada Masyarakat Baduy setelah berkomunikasi dengan Wisatawan,

komunikasi verbal yang terjadi antar masyarakat Baduy dengan Wisatawan,

komunikasi non verbal yang terjadi antara masyarakat Baduy dengan Wisatawan,

perubahan yang terjadi pada masyarakat suku Baduy setelah menjalin komunikasi

Page 95: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

76

anatar budaya dengan wisatawan. Dalam penelitian ini, peneliti memilih informasi

dari beberapa informan yang diklasifikasikan menjadi informan dari masyarakat

Baduy dalam, masyarakat Baduy luar, Pemerintah Baduy, Wisatawan, dan

Akademisi.

Dalam perjalanannya peneliti menemukan kesulitan berkomunikasi dengan

orang Baduy dalam yang belum bisa berbahasa Indonesia, maka dalam penelitian

ini, peneliti memperoleh bantuan dari seorang kawan bernama Ahmad

Lamhatunnadzori sebagai penjembatan bahasa dalam berkomunikasi dengan

mereka. Peneliti juga mendapat kesulitan mendokumentasikan data sebab di

Baduy dalam dilarang mengambil gambar dan merekam. Maka peneliti

menuliskan hasil percakapan dikertas. Peneliti mendapatkan informasi sesuai

dengan target informan yang sudah ditentukan.

Data yang diambil oleh peneliti lebih banyak dari hasil dari wawancara kepada

seluruh informan dan observasi lapangan. Karena peneliti membutuhkan

informasi mendalam untuk mengetahui masalah yang sedang diteliti serta peneliti

harus melihat fenomena yang terjadi dilapangan melalui observasi. Dokumentasi

kegiatan komunikasi antar budaya masyarakat suku Baduy dengan wisatawan

menjadi data tambahan yang digunakan sebagai penguatan data yang didapat dari

observasi lapangan. Dokumentasi ini didapatkan dari salah satu informan yang

diwawancarai oleh peneliti. Hal ini guna memperoleh gambaran yang utuh serta

relevansi antara keseluruhan yang pada akhirnya dapat menyelaraskan hasil

penelitian ini.

Page 96: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

77

Dari uraian diatas menunjukkan bahwa komunikasi antar budaya yang terjalin

antara masyarakat suku baduy dengan wisatawan berlangsung intensif dan aktif

sehingga terjadi sebuah pergeseran budaya di Baduy.

4.5. Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.5.1. Komunikasi Internal Masyarakat Suku Baduy

Komunikasi Internal masyarakat suku Baduy terjadi diwilayah ciboleger

sampai wilayah Baduy dalam. Wilayah Ciboleger adalah sebuah nama sebuah

desa sebelum masuk dalam wilayah Baduy, kebanyakan wisatawan yang

mengendarai kendaraan pribadi memarkirkan kendaraannya diterminal

Ciboleger yang merupakan desa terakhir yang bisa disinggahi menggunakan

kendaraan. Meskipun Ciboleger belum termasuk dalam wilayah Baduy,

namun dapat dijumpai cukup Banyak masyarakat Baduy luar dan dalam,

mereka bekerja sebagai pendamping wisatawan. Dapat dilihat bahwa selama

masyarakat Baduy menunggu disewa jasa pendampingannya oleh wisatawan,

mereka berkumpul dan berbincang-bincang dikios-kios dagangan yang ada

disekitaran Ciboleger. Dalam berkomunikasi sesama masyarakat suku Baduy,

baik Baduy luar dan Baduy dalam, bahasa yang digunakan adalah bahasa sunda

kasar.

“... amun didiyeu sasapoe basa sunda kasar, amun jeung wisatawan nu

loba geus bisaan basa Indonesia...” (Ayah Sali)

Sejak banyaknya wisatawan yang datang ke Baduy, masyarakat suku

Baduy mempelajari bahasa Indonesia. masayarakat Baduy adalah orang-orang

Page 97: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

78

yang cerdas yang cepat dalam mempelajari hal apapun termasuk mempelajari

bahasa Indonesia. Kebanyakan dari masyarakat Baduy sudah mengerti dan

mampu menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik, namun dalam

komunikasi sehari-hari dengan sesama masyarakat Baduy yang digunakan

tetap Bahasa Sunda Kasar.

Masyarakat Baduy biasa berkumpul diteras-teras rumah mereka untuk

berbincang-bincang tentang situasi yang terjadi di Baduy maupun di luar

Baduy. Baik laki-laki maupun perempuan, dewasa maupun anak-anak, mereka

berbincang saat tidak berladang atau tidak melayani wisatawan yang

menggunakan rumah mereka sebagai penginapan, terkadang juga mereka

berbincang-bincang sambil mengerjakan kerajinan tangan berupa gelang rotan

atau kain tenun Baduy untuk dijual kepada para wisatawan. Kedekatan

persaudaraan mereka tidak membuat mereka kehilangan sopan santun dalam

tutur kata saat berkomunikasi dengan sesamanya, hal tersebut berkaitan dengan

ajaran leluhur untuk selalu bersikap sopan santun dan ramah kepada sesama

manusia.

Gambar 1.6

Page 98: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

79

Masyarakat suku Baduy tidak dapat menggunakan media komunikasi

modern, sesuai dengan aturan adat leluhur mereka. Untuk menyebarkan

informasi yang bersumber dari puun atau informasi dari luar kesukuan Baduy

yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat Baduy, mereka menggunakan

struktural pemerintahan dengan cara mengirimkan utusan-utusannya untuk

menyebarkan informasi dari kampung ke kampung yang ada di Baduy. Dengan

pola penyebaran informasi seperti ini, tidak seluruh masyarakat Baduy

langsung diberikan informasi dari utusan pemerintah Baduy, awalnya

informasi hanya diberikan kepada para penasihat jaro, seluruh jaro, wakil jaro,

lembaga jaro dan kemudian dibuat pertemuan untuk musyawarah dengan

mengumpulkan seluruh kepala keluarga ditiap-tiap desa untuk musyawarah,

hasil dari musyawarah tersebut disebarluaskan oleh masing-masing kepala

keluarga kepada keluarganya dengan demikian informasi akan tersebar merata

keseluruh masyarakat Baduy.

“... Kalo untuk agar informasi tersebar kita ngutus orang untuk

ngabarin setiap kampung, nanti disini pertemuannya...” (Jaro Dainah,

Sabtu 01 Desember 2014).

Proses penyaluran informasi dengan musyawarah yang dilakukan oleh

suku Baduy merupakan komunikasi kelompok. Komunikasi kelompok adalah

komunikasi yang berlangsung antara beberpa orang dalam sebuah kelompok

seperti musyawarah, rapat, dan lain-lain (Michael Burgoon dalam Wiryanto,

2005).

Perbandingan Baduy luar dan dalam adalah dari keketatan aturan dan

ketaatan terhadap perintah leluhur dan agama Sunda wiwitan, suku Baduy luar

Page 99: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

80

sudah sangat maju, meskipun dalam aturan adat melarang menggunakan

telepon atau telepon genggam, banyak dari masyarakat Baduy luar yang sudah

memikinya. Namun alat komunikasi modern tersebut tetap tidak dapat

digunakan dalam proses penyebaran informasi sebab masyarakat Baduy dalam

tidak menggunakannya.

Dengan pola komunikasi internal tersebut masyarakat suku Baduy tetap

dapat menyebarluaskan informasi meskipun tidak menggunakan alat

komunikasi modern seperti telepon genggam dan lain-lain. Dan mereka tetap

dapat menjaga kerahasiaan informasi kesukuannya juga sekaligus menjaga

keeratan hubungan seluruh masyarakat Baduy dengan cara berkumpul dalam

pertemuan-pertemuan yang diadakan untuk bermusyawarah.

Suku Baduy memiliki kegiatan-kegiatan adat yang selalu mereka

laksanakan diantaranya bulan Kawalu. Dalam masa bulan kawalu masyarakat

Baduy dalam menutup diri dari kunjungan wisatawan selama tiga bulan,

kawalu merupakan acara adat dimana selama tiga bulan setiap tanggal 18

masyarakat suku Baduy dalam berpuasa, dan pada minggu pertama atau kedua

dimulainya bulan kawalu masyarakat suku Baduy dalam dan luar,

melaksanakan perburuan kedalam hutan Baduy untuk mendapatkan bahan

makanan untuk melaksanakan upacara dan pesta adat. Meskipun yang ditutup

untuk wisatawan hanya Baduy dalam namun perayaan adat tersebut juga

diikuti oleh masayrakat Baduy luar. Para kepala keluarga Baduy luar

mendatangi Baduy dalam untuk membantu mempersiapkan dan mengikuti

upacara dan pesta rakyat Baduy.

Page 100: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

81

“...ngawalu eta tradisi di Baduy, tilu bulan lamanya tidak bisa

menerima kunjungan ke Baduy dalam, pada bulan kawalu kami

berpuasa setiap bulan masing-masing pada tanggal 18 nya, dua

minggu pada bulan pertama kami mengadakan upacara adat ya sejenis

upacaya syukuran, ya namanya pertemuan kami biasanya ada obrolan-

obrolan untuk mengevaluasi keadaan Baduy bagaimana, sekalian juga

kita mempererat kedekatan kita sesama masyarakat Baduy...” (Jaro

Dainah)

Bulan Kawalu merupakan salah satu kegiatan dimana hanya masyarakat

suku Baduy saja yang mengikutinya. Dalam tradisi kawalu ini masyarakat

Baduy mengevaluasi keadaan internal kesukuannya dan juga mempererat tali

persaudaraan sesamanya.

4.5.2. Komunikasi Sosial Masyarakat Suku Baduy

Manusia adalah makhluk sosial, begitupula masyarakat suku Baduy

sebagai manusia menjalankan aktivitas sosial. Aktivitas komunikasi sosial

dilakukan oleh masyarakat suku Baduy sejak berada diwilayah Ciboleger,

dalam menawarkan jasa pendampingan kepada wisatawan maupun saat

berbincang-bincang dengan penduduk desa Ciboleger. Sama seperti yang

dilakukan kepada sesama orang Baduy, saat berkomunikasi dengan orang

diluar suku Baduy juga mereka berbicara dengan sopan dan ramah, sesuai

dengan ajaran leluhur mereka dan watak asli masyarakat Baduy yang

sederhana, sopan dan santun.

Masyarakat suku Baduy, terutama laki-laki selain berladang juga bekerja

sebagai pendamping bagi wisatawan yang hendak ke Baduy, bukan keharusan

bagi wisatawan untuk menggunakan jasa pendampingan oleh masyarakat suku

Page 101: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

82

Baduy saat hendak memasuki wilayah Baduy, akan tetapi menyewa jasa orang

baduy asli sebagai pendamping merupakan hal yang membantu wisatawan agar

tidak tersesat dalam perjalanan menuju Baduy baik hanya sampai Gazeboh

maupun sampai Baduy dalam.

Gambar 1.7

Masayarakat yang menjadi pendamping tidak mematok harga kepada para

wisatawan, akan tetapi proses sosialisasi harga sewa jasa dilakukan oleh Jaro

pemerintah Baduy luar dan staff agar adil bagi masayrakat suku Baduy. Proses

sosialisasi tentang harga sewa dan aturan yang berlaku bagi wisatawan saat

berada dalam wilayah Baduy diberikan oleh Jaro Dainah dan staff nya saat

wisatawan melakukan administrasi yang bertempat dikediaman Jaro Dainah.

Orang Baduy yang menjadi pendamping hampir seluruhnya adalah orang

Baduy yang sudah bisa menggunakan bahasa Indonesia. Dari hasil analisa

peneliti melihat bahwa setiap masyarakat Baduy yang menjadi pendamping

adalah laki-laki, dan ketika terjadi proses komunikasi dengan wisatawan

Page 102: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

83

mereka membatasi jawaban-jawaban kepada wisatawan, peneliti melihat hal

tersebut juga merupakan sebuah tindakan waspada masyarakat suku Baduy

untuk mempertahankan hal-hal yang menjadi kerahasiaan adat.

Untuk mengamankan rahasia kesukuannya juga, tidak semua masyarakat

Baduy bisa dan boleh berbicara dengan orang luar Baduy, hanya orang-orang

yang memang sudah memahami aturan adat dan batasan dalam

menginformasikan soal kesukuan Baduy saja yang bisa dan boleh menjawab

pertanyaan-pertanyaan dari orang-orang luar Baduy. Masyarakat suku Baduy

umumnya cenderung tertutup saat ditanyakan soal kesukuan yang mereka

anggap sensitif untuk diberitahukan kepada orang diluar kesukuan mereka.

peneliti mengetahui hal tersebut saat hendak bertanya kepada masyarakat

Baduy, ternyata tidak banyak yang mauangkat bicara menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang sifatnya menyelidiki tentang suku Baduy.

Dalam berkomunikasi dengan wisatawan masyarakat suku Baduy

menggunakan Bahasa Indonesia, sebab banyak dari wisatawan yang tidak

dapat menggunakan bahasa Sunda kasar yang digunakan oleh masyarakat

Baduy, salah satu alasan masyarakat Baduy mempelajari bahasa Indonesia juga

karena hal tersebut.

“...ya memang kami awalnya tidak banyak yang bisa bahasa

Indonesia, kalau ada pun tidak lancar, tapi guna menyesuaikan diri

dengan wisatawan yang kebanyakan tidak dapat bicara bahasa Sunda,

kaya neng Nisa ini semisal, maka kami yang menggunakan Bahasa

Indonesia, itupun kami pelajari dari memperhatikan saja ketika

pengunjung bicara...” (Sabtu, 01 Nopember 2014)

Page 103: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

84

Dalam aktivitas komunikasi sosial masyarakat Baduy dengan wisatawan

terjadi proses pertukaran informasi tentang kebiasaan kehidupan wisatawan

maupun kebiasaan hidup masyarakat Baduy. Proses pertukaran informasi

kebudayaan ini merupakan hasil dari komunikasi antar budaya yang dilakukan

baik secara Antar Pribadi maupun secara berkelompok. Seperti yang dituliskan

sebelumnya oleh peneliti pada bagian tinjauan pustaka bahwa komunikasi antar

pribadi adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orangatau lebih dengan

cara tatap muka (Cangara,2004:31).

Saat berkunjung ke Baduy pertama kita akan menginjak wilayah Baduy

luar, jejeran kios dagangan oleh-oleh khas Baduy dapat kita lihat, banyak dari

suku Baduy luar yang melakukan bisnis perdangan barang-barang khas Baduy.

Untuk memperlancar hubungan bisnis mereka dengan wisatawan maupun

pedagang luar Baduy, mereka menggunakan Bahasa Indonesia dalam

berkomunikasinya. Hasil data yang peneliti dapatkan, awalnya masayrakat

Baduy tidak memperjual belikan barang-barang yang saat ini mereka

perdagangkan seperti kain tenun, manik-manik perhiasan dari rotan dan akar

pohon, dan lain-lain. Namun, dorongan wisatawan yang datang ke Baduy yang

tertarik pada benda-benda tersebut membuat masyarakat Baduy melihat

peluang usaha. Unsur Wisatawan dalam penguasaan bahasa Indonesia oleh

masyarakat suku Baduy merupakan unsur yang paling kuat. Sebab dengan

menguasai bahasa Indonesia maka masyarakat Baduy dapat menjalankan

aktivitas sosialnya dalam berkomunikasi baik dengan wisatawan maupun rekan

bisnis.

Page 104: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

85

“... Udil bisa bahasa Indonesia ya sekurang lebihnya belajar dari

wisatawan, karena menurut Udil manusia kalau mau berusaha pasti

bisa berubah, dimanapun belajarnya, Udil juga dagang jadi butuh

bahasa Indonesia buat nawarin dagangan Udil ini...” (Udil, Orang

Baduy Luar, 29 Nopember 2014)

Komunikasi sosial masyarakat suku Baduy juga terjadi saat kediaman

mereka dijadikan tempat bermalam oleh wisatawan, dalam keadaan tinggal

bersama dan makan bersama ini kedekatan orang Baduy dengan wwisatawan

menjadi semakin dekat, proses pertukaran informasipun lebih banyak dan lebih

sering terjadi.

Selain komunikasi sosial masyarakat Baduy terjadi saat mereka bekerja

menjadi pendamping, berdagang, maupuun saat rumah mereka dijadikan

tempat bermalam oleh wisatawan, ada sebuah kegiatan sosial yang juga

merupakan tradisi dan kegiatan ritual adat suku Baduy, yaitu kegiatan upacara

Seba. Seba merupakan kegiatan bersilaturahmi dan berkunjung secara resmi

untuk memberikan hasil bumi kepada raja atau penguasa di Banten yaitu

Gubernur atau Bupati, kegiatan ini adalah bukti kesetiaan masyarakat Baduy

terhadap pemerintah. Seba dilaksanakan satu tahun sekali, pada upacara Seba

ini masyarakat Baduy luar dan dalam menuju kantor Gubernur atau Bupati

langsung, masyarakat Baduy luar dapat menaiki kendaraan sedangkan

masyarakat Baduy dalam harus menempuh perjalanan dengan berjalan kaki

tanpa menggunakan alas atau sandal. Kegiatan Seba ini merupakan aktivitas

sosial dimana masyarakat diluar suku Baduy dapat bertemu dan bersilaturahmi

tanpa harus datang mengunjungi Baduy, sebab masyarakat Baduy yang datang

ke kota.

Page 105: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

86

Interaksi sosial yang terjadi antara masyarakat suku Baduy dengan

wisatawan memberikan berbagai pertukaran pengetahuan tentang keadaan

didalam Baduy dan diluar Baduy. Peneliti mendapatkan data bahwa dalam

kunjungannya ke Baduy, banyak wisatawan yang memberikan alamat tempat

tinggal mereka sehingga banyak pula dari masyarakat suku Baduy yang datang

ketempat tinggal para wisatawan yang memberikan alamatnya tersebut.

Dengan berkunjungnya masyarakat suku Baduy ketempat wisatawan yang

berada dalam lingkup budaya modern maka masyarakat suku Baduy

menyaksikan secara langsung modernitas yang terjadi didunia luar Baduy.

“...sering juga Udil pergi ketempat teman di Jakarta, main kesana

dapat alamat waktu mereka ke Baduy nginep dirumah Udil...”

Sebagai efek dari komunikasi sosial yang berlangsung antara suku baduy

dengan wisatawan banyak dari anak-anak suku Baduy yang berusia 5-15 tahun

yang pergi ke wilayah Ciboleger untuk menyaksikan acara televisi yang

terdapat di kios-kios dagangan sekitar Ciboleger.

Gambar 1.8

Page 106: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

87

4.5.3. Komunikasi Verbal Masyarakat Suku Baduy

Komunikasi verbal digunakan oleh masyarakat Baduy dalam

berkomunikasi sehari-hari, saat berbincang-bincang baik dengan sesama

masyarakat Baduy maupun dengan wisatawan atau orang diluar Baduy, mereka

menggunakan komunikasi verbal atau lisan secara langsung. Dari hasil Analisa

peneliti, masyarakat suku Baduy lebih jarang berbicara mendahului wisatawan,

mereka lebih sering menjadi komunikan atau penerima pesan saja. Berbeda

ketika mereka melakukan komunikasi verbal dengan sesama suku Baduy,

mereka lebih terbuka dalam perbincangan dan lebih antusias dalam

menanggapi lawan bicaranya.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa bahasa sehari-hari yang

digunakan dalam berkomunikasi internal oleh masyarakat Baduy adalah sunda

kasar, dan dalam berkomunikasi sosial dengan wisatawan atau orang luar

Baduy adalah bahasa Indonesia, maka kedua bahasa tersebut adalah bahasa

yang digunakan saat masayrakat Baduy melakukan komunikasi verbal atau

lisan. Komunikasi verbal juga mereka gunakan saat melakukan transaksi jual

beli, saat menawarkan barang atau saat terjadi tawar menawar harga.

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang digunakan oleh seorang

individu untuk menyampaikan pesan ke individu lain. Pesan yang disampaikan

merupakan hasil dari pikiran dan perasaan. Komunikasi verbal dapat berupa

lisan dan tulisan namun komunikasi verbal berupa lisan lebih mudah

ditemukan dan terjadi pada masyarakat Baduy, karena masyarakat Baduy tidak

Page 107: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

88

bersekolah dan kebanyakan dari mereka tidak dapat menulis, jadi komunikasi

verbal bentuk tulisan jarang ditemui di Baduy.

4.5.4. Komunikasi Non Verbal Masyarakat Suku Baduy

Dalam melakukan komunikasinya masyarakat Baduy juga melakukan

komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal merupakan komunikasi

berbentuk simbolik baik gerakan tubuh, ekspresi wajah,nada suara, kontak

mata, rancang ruang, gerakan ekspresif, atau tindakan-tindakan lain yang tidak

menggunakan kata-kata baik lisan maupun tulisan.

Cara berpakaian masyarakat Baduy merupakan bentuk simbolik bahwa di

Baduy menganut keseragaman dan kebersamaan, warna dari pakaian

masyarakat Baduy hanya dua, yaitu hitam untuk Baduy luar dan Putih untuk

Baduy dalam dan dengan bengket atau ikat kepala biru batik untuk Baduy luar

dan putih polos untuk Baduy dalam. Bentuk pakaian yang sedernaha juga

mencerminkan kesederhanaan dalam kehidupan masyarakat Baduy.

Bentuk rumah yang nyulah nyandah atau berhadap-hadapan juga

merupakan simbol dari keseragaman masyarakat Baduy. Rumah yang bahan

dasarnya hanya kayu, bambu, rotan, bambu anyam, sabut aren, dan daun kelapa

menunjukkan bahwa mereka hanya menggunakan bahan dasar dari lingkungan

sekitar Baduy saja. Bentuk rumah suku Baduy diseragamkan yaitu hanya ada

satu pintu tanpa jendela untuk masyarakat Baduy dalam dan dua pintu untuk

masyarakat Baduy luar.

Page 108: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

89

Cara bicara masyarakat Baduy bernada rendah juga merupakan simbol dari

keramahan dan sopan santun kepada seluruh manusia. Hal tersebut tercermin

saat peneliti berbicara dengan masyarakat suku Baduy, namun suku Baduy

tidak menatap lawan bicaranya ketika sedang berkomunikasi, peneliti

menganalisa bahwa hal tersebut adalah salah satu bagian dari tatak rama yang

diajarkan oleh leluhur Baduy.

Dari hasil analisa peneliti, masyarakat Baduy mengeluarkan ekspresi

cemas ketika ada wisatawan yang terlalu banyak bertanya hal-hal yang

menyangkut Baduy terlalu dalam. Jika ada wisatawan yang bertanya dan

mereka tidak ingin menjawab mereka akan dim tanpa menghiraukan individu

yang bertanya.

Komunikasi non verbal masayrakat suku Baduy akan memperhatikan

dengan pandangan serius ketika ada wisatawan yang sedang berbicara dengan

kelompoknya sesama wisatawan, juga bisa dilihat saat masyarakat Baduy

melihat kedatangan wisatawan yang membawa kebudayaan berbeda. Seperti

komunikasi non verbal yang terjadi di Ciboleger saat pertama kali masyarakat

Baduy bertemu dengan wisatawan yang menggunakan pakaian yang berbeda

dengan mereka, memiliki logat dan bahasa yang berbeda dengan mereka dan

memiliki gerakan tubuh yang berbeda, melihat perbedaan tersebut ekspresi

wajah yang dikeluarkan oleh masyarakat suku Baduy adalah ekspresi kagum

akan modenitas, belum lagi ketika masyarakat Baduy melihat wisatawan

membawa alat-alat yang asing bagi mereka seperti barang barang elektronik

Page 109: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

90

canggih, makanan yang belum pernah mereka lihat, atau gaya berpakaian dan

gaya rambut yang baru mereka lihat.

Bagi masyarakat Baduy luar modernitas yang dibawa oleh wisatawan

adalah hal yang biasa ini dikarenakan kelonggaran adat di Baduy luar yang

memperbolehkan wisatawan menggunakan alat-alat elektronik dan masih

memperbolehkan wisatawan melakukan kebiasaan-kebiasaan mereka seperti

dihabitat asalnya.

“...kalo masyarakat Baduy luar kayaknya udah lebih terbiasa, tapi kalo

masyarakat Baduy dalem keliatan jelas ekspresi penasannya kalo liat

kita bawa barang yang menurut mereka aneh..” (Aulia Shofan

Hidayat, Desember 2014)

Berbeda dengan masyarakat Baduy luar, masyarakat Baduy dalam lebih

sering mengeluarkan ekspresi penasaran saat berjumpa dengan wisatawan dan

saat melihat barang-barang modern yang digunakan oleh wisatawan. ekspresi

penasaran dan ingin mencoba juga dapat dijumpai pada anak-anak masyarakat

suku Baduy, saat wisatawan mengeluarkan makanan ringan mereka akan

menatap dengan serius kearah makanan tersebut sampai wisatawan

memberikan makanan itu kepada mereka.

Masyarakat suku Baduy saat ini sudah mengenal uang sebagai alat pemuas

kebutuhan. Biasanya pendamping tidak akan meminta bayaran atas pelayanan

jasa yang mereka berikan, namun mereka akan mengeluarkan ekspresi muka

yang memelas sebagai simbol bahwa mereka membutuhkan uang untuk

kehidupan mereka. setelah mereka mendapatkan uang biasanya ekspresi

mereka ditentukan oleh besaran jumlah yang diberikan wisatawan, jika

jumlahnya banyak maka mereka akan lebih sopan dari sebelumnya dalam

Page 110: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

91

melayani wisatawan, namun jika jumlahnya kecil maka mereka hanya akan

menerima dengan diam dan tetap berlaku sopan.

4.5.5. Perubahan Masyrakat Suku Baduy Setelah Menjalin Komunikasi

Antar Budaya dengan Wisatawan

Seperti disebutkan sebelumnya, masyarakat Baduy merupakan masyarakat

yang cerdas oleh sebab itu mereka sangat cepat dalam mempelajari hal-hal

baru yang mereka ketahui.

Sejak Saba Budaya Baduy pada tahun 1990, Baduy tidak pernah sepi

dikunjungi oleh wisatawan. Setiap akhir pekan selalu Banyak wisatawan yang

datang berombongan. Dalam sekali kunjungan, wisatawan yang datang bisa

berjumlah ratusan orang dari berbagai kalangan dan latar belakang yang

berbeda-beda.

Komunikasi antar budaya yang terjadi antara masayarakat suku Baduy

dengan wisatawan berlangsung terus menerus memberikan pengaruh kepada

masyarakat Baduy, baik langsung maupun tidak langsung, baik sengaja

maupun tidak disengaja, baik cepat maupun berangsur-angsur.

Informasi yang didapatkan masyarakat Baduy dari wisatawan membuat

masyarakat Baduy ingin mengetahui apa yang terjadi didunia luar Baduy. Hal

ini membuat masyarakat Baduy baik baduy luar menggunakan kendaraan

maupun Baduy dalam dengan berjalan kaki, pergi keluar wilayah Baduy untuk

melihat sendiri keadaan dunia modern yang mereka lihat dan dengar dari

wisatawan.

Page 111: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

92

Selain itu, 24 tahun dibukanya Baduy menjadi daerah pariwisata

menjadikan banyak perubahan dalam tatanan kehidupan baik yang diatur oleh

adat maupun tidak. Seperti banyak masyarakat Baduy yang menjadi

pendamping wisatawan, pekerjaan ini tidak ada sebelum banyak wisatawan

yang datang, selain untuk menolong wisatawan, ada motif ekonomi yang

menjadi latar belakang mereka. Sejak pasca penjajahan, sistem ekonomi di

Baduy berubah dari sistem barter menjadi sistem jual beli dan ini

mengharuskan masyarakat Baduy juga yang masih berada dalam kesatuan

Negara Republik Indonesia untuk memiliki Uang Rupiah untuk memenuhi

kebutuhan hidup, karena yang mereka butuhkan tidak semuanya bisa mereka

produksi, yang akhirnya mengharuskan mereka melakukan jual beli.

Selain menjadi pendamping karena kebutuhan wisatawan, masyarakat suku

Baduy yang dulunya tidak mampu memahami dan menggunakan bahasa

Indonesia saat ini sudah banyak yang memahami dan mampu berbicara

menggunakan bahasa Indonesia, mereka mempelajarinya dari wisatawan yang

berkunjung yang meskipun berbeda latar belakang kebudayaan para wisatawan

berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia, dalam waktu yang lama dan

terus menerus, dengan cara memperhatikan dan mempelajari akhirnya

masyarakat Baduy banyak yang sudah dapat memahami dan menggunakan

bahasa Indonesia saat berkomunikasi dengan wisatawan.

Baru 10 tahun belakangan pengunjung yang datang ke Baduy membawa

perbekalan makanan instan ke Baduy, karena sebelumnya wisatawan hanya

diperbolehkan membawa beras dan ikan asin serta makanan-makanan hasil

Page 112: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

93

bumi yang belum modern. Namun karena jumlah wisatawan terus meningkat

dan sudah banyak terdapat makanan instan siap saji yang lebih praktis yang

biasa dibawa oleh isatawan, ada aturan adat yang dilonggarkan, bahwa

wisatawan dan masyarakat Baduy bebas memakan makanan yang tidak

merusak tubuh dan tidak merusak Baduy. Seperti pernyataan salah seorang

Informan klasifikasi pemerintah Baduy dalam dan orang Baduy dalam

“.... kalau makanan, awalnya wisatawan bawa ke Baduy itu beras, ikan

asin, untuk makanan mereka dan kami juga, tapi kekinian mungkin

karena kebutuhan banyak wisatawan yang membawa makanan instan,

Puun juga mengijinkan kami, kalau Puun mengijinkan tidak jadi

masalah, orang Baduy luar atau dalam bisa memakan makanan instan

itu, selama itu tidak merusak Baduy...” (Ayah Mursid, 08 Nopember

2014).

“...baru beberapa tahun kalo pedagang ini ada di Baduy dalam, mereka

juga bukan orang Baduy, tadinya mah Cuma satu itu yang jualan, tapi

sekarang jadi banyak..” (Ayah Karman, 16 Nopember 2014)

Banyaknya wisatawan menjadi peluang bisnis khususnya bagi masyarakat

luar Baduy yang tinggal disekitar Baduy. Mereka menjajakan dagangan mereka

kedalam Baduy, kebanyak menjual makanan dan kerajinan tangan, mereka

membuka lapak dagang sementara saat wisatawan ramai mengunjungi Baduy.

Baduy dalam ditemui pedagang makanan dan minuman ringan yang membuka

lapak dihalaman rumah salah satu masyarakat suku Baduy, pedagang berasal

dari luar Baduy yang memikul barang dagangannya sampai ke Baduy dalam,

biasanya mereka menginap satu atau dua hari. Informan dari klasifikasi

wisatawan juga menyatakan

“... kalo waktu tahun 2011 waktu pertama aku ke Baduy dalam, itu

yang dagang Cuma satu lapak, tapi kemarin tahun 2013 kesana yang

dagang udah ada sekitar 3 lapak...” (Rizal Artomi, 09 Desember 2014)

Page 113: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

94

Wisatawan yang berkunjung ke Baduy merupakan wisatawan yang sudah

menjalani modernitas dalam kehidupan sehari-harinya. Modernitas melekat

pada setiap wisatawan yang berkunjung ke Baduy. Perkembangan alat-alat

elektronik pun diikuti oleh para wisatawan, yang hampir seluruhnya memiliki

sedikitnya satu alat elektronik modern seperti telepon genggam, laptop,

kamera, dan lain-lain. Masuknya wisatawan kedalam lingkungan Baduy

dengan membawa alat-alat elektronik yang tidak diketahui masyarakat Baduy

sebelumnya menjadi sebuah informasi dengan pola komunikasi non verbal.

Ketika wisatawan mengeluarkan barang-barang elektronik modern tersebut

dihadapan masyarakat suku Baduy yang belum mengetahui maka akan

menimbulkan rasa penasaran atau rasa ingin tahu yang sebenarnya adalah sifat

alami manusia pada diri masyarakat suku Baduy. Berawal dari komunikasi non

verbal, kemudian menjadi komunikasi verbal yaitu tanya jawab tentang barang-

barang elektronik canggih yang wisatawan gunakan, akhirnya masyarakat suku

Baduy mengetahui perkembangan jaman diluar suku nya. Hal yang terjadi

secara terus menerus dan berlangsung bertahun-tahun ini membuat masyarakat

Baduy saat ini sudah tidak kaget dengan barang barang elektronik tersebut

diatas. Saat ada wisatawan yang menggunakan barang-barang elektronik

modern dihadapan masyarakat Baduy, respon mereka biasa saja, ini karena

mereka memang sudah terbiasa, dan sudah Banyak dari masyarakat Baduy luar

yang memiliki barang-barang elektronik tersebut. Dengan alasan kebutuhan

mereka akhirnya memiliki barang-barang elektronik yang sebenarnya dilarang

oleh adat. Mungkin hanya anak-anak kecil yang berasal dari Baduy dalam yang

Page 114: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

95

masih memiliki rasa penasaran terhadap alat-alat elektronik modern, karena

mereka baru menemui barang-barang tersebut ketika mereka kuat berjalan

sampai ke Baduy luar.

Saat wisatawan bermalam dirumah-rumah milik orang-orang Baduy dan

bersama orang-orang Baduy, mereka memperhatikan gaya bicara, dan tingkah

laku wisatawan dengan seksama, mereka mempelajari apa yang dilakukan

wisatawan dan mengikutinya ketika tidak berbenturan dengan aturan adat.

Banyak dari wisatawan yang bertukar cerita soal cara hidup dan memberikan

alamat tepat tinggal mereka kepada suku Baduy, serta mengundang masyarakat

Baduy untuk datang mengunjungi mereka. Karena itu banyak juga dari

masyarakat Baduy yang pergi keluar Baduy untuk mengunjungi wisatawan,

saat kunjungan itulah masyarkat Baduy melihat dan mengetahui dunia modern

yang berbeda dengan dunia mereka di Baduy.

Tidak dapat dihindari, datangnya wisatawan ke Baduy membawa dampak

bagi masyarakat suku Baduy, dalam hal ini dampak yang dimaksud adalah

pergeseran kebiasaan suku Baduy. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, sejak

keluarnya surat keputusan Bupati Lebak no 13 tahun 1990 tentang pembinaan

dan pengembangan lembaga adat masyarakat baduy di daerah tingkat II Lebak,

banyak wisatawan yang datang untuk mengetahui tentang suku Baduy. Setiap

tahunya mencapai angka 3500-5000 wisatawan datang ke Baduy dengan latar

belakang kebudayaan yang beragam. Namun, ada satu hal yang sama pada

semua wisatawan yang datang ke Baduy yaitu Modernitas. Wisatawan yang

Page 115: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

96

datang ke Baduy rata-rata adalah orang-orang yang sudah mengikuti

perkembangan jaman, lain halnya dengan suku Baduy yang masih tradisional.

Dalam diri para wisatawan yang datang berkunjung ke Baduy terdapat

informasi terntang budaya yang berbeda dari yang ada di Baduy. Misalkan dari

bahasa, gaya berpakaian, gaya bicara, gestur tubuh, logat, kebiasaan terkait

makanan dan barang-barang penunjang yang digunakan sehari-hari. Informasi

ini disalurkan kepada masyarakat Baduy baik secara lisan maupun simbolik

dan diterima oleh masyarakat Baduy baik langsung maupun bertahap.

Kebiasaan hidup wisatawan yang modern tidak dilepaskan ketika mereka

masuk dalam wilayah kesukuan Baduy, akibatnya banyak dari masyarkat

Baduy yang mulai tumpul ketaatannya terhadap aturan adat. Karena hubungan

saat berkomunikasi antar budaya antara wisatawan dengan masyarakat Baduy

terjadi pertukaran informasi tentang masing-masing kebudayaan, seperti

bagaimana cara hidup di kota atau di luar Baduy dan bagaimana cara hidup di

Baduy, apa yang ada di kota dan apa yang ada di Baduy, dan lain-lain.

Pertukaran informasi baik lisan maupun menggunakan bahasa tubuh atau

simbolik berlangsung secara terus menerus dan dalam intensif. Seperti bahasa,

diakui oleh masyarakat Baduy, bahwa pada awalnya bahsa yang digunakan

sehari-hari adalah bahasa Sunda kasar, dan masyarakat Baduy tidak bisa

berbahasa Indonesia, namun sejak banyak wisatawan yang datang dan

wisatawan tidak bisa berbahasa sunda, maka dengan cara memperhatikan dari

wisatawan masyarakat Baduy akhirnya dapat menguasai bahasa Indonesia. hal

ini dinyatakan oleh beberapa informan dari klasifikasi yang berbeda-beda,

Page 116: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

97

“..... ya memang kami awalnya tidak banyak yang bisa bahasa

Indonesia, kalau ada pun tidak lancar, tapi guna menyesuaikan diri

dengan wisatawan yang kebanyakan tidak dapat bicara bahasa Sunda,

kaya neng Nisa ini semisal, maka kami yang menggunakan Bahasa

Indonesia, itupun kami pelajari dari memperhatikan saja ketika

pengunjung bicara...” (Dainah, Jaro Pemerentah, 01 Nopember 2014)

“... orang Baduy dulu mah masih bodoh-bodoh... gak bisa kaya kami

bicara bahsa Indonesia, gak mengerti..” (Ayah Serat, Orang Baduy

Dalam, 22 Nopember 2014)

“... meskipun orang Baduy tidak bersekolah formal tapi pada dasarnya

orang Baduy adalah orang yang cerdas, mereka belajar dari segala hal,

salah satunya belajar Bahasa Indonesia dengan memperhatikan

pengunjung saat bicara...” (Ayah Mursid, Wakil Jaro Cibeo, 15

Nopember 2014).

Peneliti menemukan saat sedang melakukan observasi lapangan, ada

beberapa masyarakat Baduy luar yang menggunakan kata “lo-gue” saat

berbicara dengan wisatawan karena wisatawan saat berbicara dengan

kelompoknya menggunakan kata tersebut, dan ditemukan pada orang Baduy

dalam kata “aku-kamu” karena wisatawan yang kebetulan adalah peneliti

bersama seorang kawan, terus menggunakan kata “aku-kamu”. Sebenarnya

mereka menggunakan kata “kami-anda” untuk menyebut dirinya saat

berkomunikasi lisan. Ini membuktikan bahwa kehadiran wisatawan di Baduy

memberikan dampak yang berlangsung cepat maupun bertahap kepada

masyarakat suku Baduy.

Kemudian tentang penggunaan barang-barang modern oleh orang Baduy

seperti telepon genggam, komputer/laptop, dan lain sebagainya, juga

mendapatkan pengaruh dari Wisatawan. Saat wisatawan datang mengunjungi

Baduy, wisatawan masih boleh menggunakan alat-alat modern jika masih

berada diwilayah baduy luar, misalkan wisatawan bebas menggunakan kamera,

Page 117: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

98

telepon genggam, laptop, dan lain-lain ketika masih diwilayah Baduy luar,

akan tetapi penggunaan barang-barang tersebut tidak dapat digunakan jika

sudah menginjak wilayah Baduy dalam.

Namun yang menjadi masalah, saat wisatawan menggunakan peralatan

modern tersebut di Baduy luar, banyak masyarakat Baduy dalam yang telah

dewasa maupun anak-anak, yang melihat karena mereka sedang berada

diwilayah Baduy luar. Memang wisatawan tidak pernah memperkenalkan

benda-benda tersebut secara langsung kepada masyarakat Baduy, namun rasa

penasaran yang ada dalam diri masyarakat Baduy mendorong mereka untuk

mengetahui terkait barang-barang tersebut.

Saat ini masyarakat Baduy luar sudah terbiasa dengan alat-alat elektronik

modern seperti kamera, telepon genggam dan laptop, dan sudah banyak yang

memiliki telepon genggam, meskipun dilarang aturan adat namun karena

mereka menjadikan telepon genggam sebagai alat untuk berkomunikasi dengan

wisatawan atu orang luar Baduy akhirnya mereka memilikinya. Seperti

pengakuan dari para informan berikut,

“... ya, karena mungkin Udil mah termasuk masyarakat yang nakal,

Udil mengaku bahwa Udil memiliki handphone, karena Udil

berdagang kerajinan ini juga, jadi untuk komunikasi sama orang

diluar, kan kalo komunikasi sekarang harus cepat, jadi karena butuh

gitu...”(Udil, 29 Nopember 2014)

Menurut penuturan beberapa informan dari klasifikasi wisatawan adalah

sebagai berikut,

Page 118: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

99

“... kita gak ngeluarin barang-barang elektronik di baduy dalem, dan

aku selalu ingetin rombongan buat patuh sama peraturan itu...”

(Shintya, 15 Nopember 2014)

“... kalo di Baduy dalem Full kita matiin alat-alat elektronik, kita

ngeluarin pas di Gazeboh aja, kalo orang baduy luar udah terbiasa

dengan kamera dan hp, waktu itu yang dampingi orang Baduy dalem

orang tua sama anaknya sekitar usia 9 tahun, kalo orang tuanya biasa

aja, kalo anaknya terterik banget, sampe sering minta difoto, tapi

sering disuruh diem sama bapaknya...” (Nur Haedi, 09 Desember

2014)

Menurut salah seorang akademisi dan pemerhati Baduy, yang juga menjadi

salah satu informan dari klasifikasi akademisi pada penelitian ini, yaitu Prof.

Dr. H. Sihabuddin, M.Si mengatakan

“... kalo orang Baduy itu memang banyak yang sudah memiliki

barang-barang modern seperti handphone, meskipun itu dilarang adat

baik untuk Baduy luar atau dalam, namun mereka memiliki itu,

mungkin karena kebutuhan, bahkan ada beberpa orang penting di

Baduy yang saya kenal juga memiliki handphone, saya punya

kontaknya...” (Prof. Sihab, 11 Desember 2014)

Page 119: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

100

4.5.5.1. Bagan Proses Komunikasi antar budaya suku Baduy dengan

wisatawan dan pengaruhnya

Komunikasi antar

persona suku Baduy

dengan Wisatawan

Komunikasi antar

Kelompok suku

Baduy dengan

Wisatawan

Komunikasi antar

budaya suku Baduy

dengan Wisatawan

Pertukaran informasi

kebudayaan antara

suku Baduy dengan

Wisatawan

Rasa ingin Tahu

Masyarakat suku

Baduy

Pergeseran ketaatan

aturan adat oleh

masyarakat suku

Baduy

Suku Baduy mencontoh

dan menerapkan

kebudayaan wisatawan

yang tidak berbenturan

dengan adat

Suku Baduy

mempelajari

kebudayaan

Wisatawan

Pergeseran budaya

suku Baduy

Page 120: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

101

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis kualitatif yang telah dilakukan peneliti terkait komunikasi

antar budaya masyarakat suku Baduy dengan wisatawan maka dengan penelitian

berjudul Realitas Komunikasi Antar Budaya Masyarakat Suku Baduy dengan

Wisatawan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

Sejak dikeluarkannya surat keputusan Bupati Lebak Nomor 13 tahun 1990

tentang pembinaan dan pengembangan lembaga adat masyarakat baduy di daerah

tingkat II Lebak, Banyak wisatawan yang mengunjungi Baduy dan jumlahnya

terus meningkat setiap tahunnya.

Pekerjaan utama masyarakat Suku Baduy adalah Berladang, namun bagi laki-

laki sesekali menyadap air aren untuk dibuat menjadi gula. Namun setelah banyak

wisatawan yang datang, ada beberapa dari masyarakat Baduy yang bekerja

sebagai pendamping wisatawan yang akan masuk ke wilayah Baduy.

Baduy memiliki struktur pemerintahan sendiri yang terpisah dari struktur

pemerintahan di Indonesia, namun tetap bersinergi dengan pemerintahan

Indonesia karena Baduy masih berada dalam wilayah Negara Indonesia. Baduy

juga memiliki aturan adat tersendiri, namun apabila pelanggaran yang dilakukan

masyarakat Baduy berkaitan dengan hukum negara, maka pemerintah Baduy

menyerahkannya kepada pengadilan negara.

101

Page 121: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

102

Masyarakat suku Baduy tidak melakukan pendidikan formal, mereka hanya

mempelajari apa yang terjadi disekitar mereka sesuai dengan kebutuhan mereka.

Alasan tidak diperkenankan bersekolah formal adalah karena sekolah formal

membutuhkan bangunan, dan bangunan akan merubah struktur tanah Ulayat yang

ditempati oleh masyarakat Baduy.

Komunikasi antar budaya masyarakat suku Baduy dengan Wisatawan terjadi

diwilayah Baduy secara terus menerus dan dalam waktu yang lama. Adapun

kesimpulan yang dapat dirinci dari penelitian ini adalah :

1. Komunikasi internal masyarakat suku Baduy menggunakan bahasa Sunda

kasar dan sehari-hari mereka berkumpul diteras rumah-rumah untuk

berbincang-bincang sambil mengerjakan kerajinan tangan. Proses

penyampaian informasi melalui utusan-utusan pemerintah adat Baduy

karena masyarakat Baduy tidak menggunakan alat komunikasi modern,

hal tersebut berkaitan dengan a turan adat. Komunikasi internal suku

Baduy berlangsung dengan sopan santun dan ramah. Masyarakat Baduy

melakukan evaluasi internal saat bulan kawalu, bulan kawalu merupakan

tiga bulan menutup diri dari wisatawan bagi baduy dalam.

2. Komunikasi sosial yang dilakukan masyarakat Baduy tidak terlepas dari

perintah leluhur mereka yaitu sopan santun dan ramah kepada sesama

masyarakat Baduy maupun orang-orang luaar Baduy. Saat berkomunikasi

dengan wisatawan yang tidak bisa berbahasa Sunda, mereka menggunakan

bahasa Indonesia. tidak seluruh masyarakat Baduy bisa dan diperbolehkan

memberikan informasi kepada orang diluar dari kesukuan Baduy, hal ini

Page 122: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

103

adalah upaya menjaga kelestarian dan adat Baduy. Masyarakat Baduy

melakukan seba untuk bersilaturahmi dengan raja Banten (Gubernur atau

Bupati) sebagai bukti kesetiaan mereka kepada pemerintah.

3. Komunikasi verbal masyarakat suku Baduy dengan wisatawan berupa

komunikasi menggunakan bahasa Indonesia, hal ini merupakan perubahan

yang terjadi pada masyarakat suku Baduy disebabkan kebutuhan

wisatawan. banyaknya wisatawan yang tidak mampu berbahasa Sunda

kasar seperti bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Baduy

mendorong masyarakat suku Baduy untuk dapat memahami dam

menggunakan bahasa Indonesia. masyarakat suku Baduy belajar berbahasa

Indonesia dari wisatawan dengan mendengar dan memperhatikan saat

wisatawan berbicara. Dalam komunikasi verbalnya masyarakat suku

Baduy lebih banyak menjadi komunikan daripada menjadi komunikator.

4. Komunikasi verbal masyarakat Baduy jarang dijumpai dalam bentuk

tulisan karena masyarakat suku Baduy tidak dapat menulis. Hal tersebut

dikarenakan mereka tidak melakukan pendidikan disekolah formal.

Adapun masyarakat Baduy yang dapat menulis jumlahnya tidak Banyak

seperti Jaro pemerentah dan staffnya juga masyarakat Baduy yang

berdagang.

5. Komunikasi Non verbal masyarakat suku baduy dapat ditemukan melalui

ekspresi wajah mereka saat bertemu dengan wisatawan dengan perbedaan

latar belakang budaya, gerak tubuh, gaya berpakaian, bahasa, logat dan

lain-lain, masyarakat suku Baduy sering mengeluarkan ekspresi penasaran,

Page 123: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

104

kagum dan ingin mencoba terhadap hal baru yang mereka lihat atau

mereka ketahui saat bertemu dengan wisatawan.

6. Komunikasi antar budaya masyarakat suku Baduy dengan wisatawan

mempengaruhi suku Baduy dalam mempertahankan nilai-nilai adat yang

tradisional. Karena sudah banyak perubahan yang terjadi yang dipengaruhi

oleh faktor wisatawan. Seperti bahasa, penggunaan alat-alat elektronik

modern, berubahnya aturan soal makanan dan minuman, dan banyaknya

masyarakat suku Baduy yang berkunjung ke kota-kota besar karena rasa

ingin tahu nya terhadap modernitas.

7. Kedatangan wisatawan ke Baduy membawa informasi tentang modernitas,

hal ini terjadi langsung maupun tidak langsung dan disengaja maupun

tidak disengaja. Dan diterima oleh masyarakat Baduy dengan sadar

maupun tidak.

8. Wisatawan yang datang ke Baduy, melakukan komunikasi antar budaya

dengan proses komunikasi antar persona atau komunikasi antar kelompok

yang pada akhirnya menjadi komunikasi antar budaya. Dalam komunikasi

antar budaya ini membuat masyarakat Baduy dan wisatawan bertukar

pengalaman dan informasi tentang kehidupan di Baduy dan kehidupan

modern di luar Baduy.

5.2. Saran

Penelitian ini melibatkan 16 orang informan dari 5 Klasifikasi yaitu orang

Baduy dalam, orang Baduy Luar, Pemerintah di Baduy, Wisatawan, dan

Page 124: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

105

Akademisi, melalui penelitian ini peneliti mengetahui bagaimana komunikasi

antar budaya masyarakat suku Baduy dengan wisatawan. Dari penelitian yang

dilakukan peneliti, maka peneliti memiliki saran:

5.2.1. Saran Teoritis

1. Ilmu komunikasi antar budaya dapat mengembangkan pengetahuan

tentang satu budaya dan budaya lain dan mengembangkan cara

berhubungan dengan komunikan yang memiliki perbedaan budaya.

2. Komunikasi antar budaya antara orang-orang dari latar belakang

kebudayaan yang berbeda menjadikan pertukaran informasi terkait

kebudayaan masing-masing. Diperlukan upaya-upaya untuk tetap berada

pada kebudayaan yang dijalani.

5.2.2. Saran Empiris

1. Beberapa hal yang peneliti sarankan terkait masalah yang peniliti angkat

dalam penelitian ini adalah tentang bagaimana menjaga dan melestarikan

adat dan budaya kesukuan Baduy agar tetap lestari dan terhindar dari

pengaruh negatif modernisasi.

2. Dari hasil penelitian ini komunikasi antar budaya sangat mempengaruhi

perubahan atau pergeseran sikap sebuah kelompok. Apabila masyarakat

suku Baduy ingin tetap menjaga kelestarian adat dan keasrian tanah Ulayat

Page 125: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

106

yang ada disuku Baduy , maka harus memperhatikan batas jumlah

pengunjung dan ketentuan-ketentuan yang lebih tertib bagi wisatawan.

3. saran berikutnya adalah agar masyarakat Baduy selalu bangga terhadap

keaslian adatnya dan tetap bangga menjadi penerima tugas untuk menjaga

kelestarian alam dan keaslian budaya Baduy. Masyarakat Baduy juga

harus mampu menahan hasrat keinginan untuk mengetahui dunia luar,

sebab modernitas selalu membujuk individu untuk menikmatinya.

5.2.3. Saran Praktis

1. Dapat dijadikan bahan rujukan atau referensi bagi peneliti lain dalam

penelitian selanjutnya, khususnya dalam komunikasi antar budaya antara

masyarakat yang berbeda latar belakang kebudayaan dan adat istiadat.

2. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat

Baduy dalam menjaga budaya, adat istiadat, dan mengendalikan diri dari

rasa ingin tahu terhadap modernitas.

3. Semoga bagi wisatawan dapat pula ikut bersama-sama menjaga dan

melestarikan budaya suku Baduy dengan cara menyamakan diri dengan

masyarakat suku Baduy saat berkunjung ke Baduy, dan dapat melepaskan

sejenak modernitas yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Mengenai komunikasi antar budaya ini peneliti berharap dapat

memplopori para wisatawan untuk bersama-sama menjaga Suku Baduy.

Page 126: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

107

DAFTAR PUSTAKA

Mulyana, Deddy. 2004. Komunikasi Efektif. PT.Remaja Rosdakarya: Bandung.

Rohim, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi Perspektif, Ragam dan Aplikasi.

PT.Rineka Cipta: Jakarta.

Mulyana, Deddy. 2002 Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT.Remaja

Rosdakarya: Bandung.

Liliweri, Alo. 2002. Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Lkis

Yogyakarta: Yogyakarta.

Samovar, Larry A. 2010. Komunikasi Lintas Budaya. Salemba Humanika: Jakarta

Marheni, Fajar. 2009. Ilmu komunikasi Teori dan Praktik. Graha ilmu: Jakarta.

Mulyana, Jalaludin Rakhmat. 2005. Komunikasi Antarbudaya. PT.Remaja

Rosdakarya: Bandung.

Mulyana, Dedi. 2005. Komunikasi Efektif Suatu Pendekatan Lintas Budaya.

PT.Remaja Rosdakarya: Bandung.

Soelaeman, Munandar. 2010. Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar. PT. Refika

Aditama: Bandung.

Effendi, Ridwan. 2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. PT. Kencana: Jakarta.

Sihabudin Ahmad. 2011. Komunikasi Antarbudaya suatu perspektif

multidimensi. PT.Bumi Aksara: Jakarta.

Liliweri, Alo. 2009. Dasar-dasar komunikasi antarbudaya. Pustaka Pelajar:

Yogyakarta.

Effendi, Onong Uchjan. 2005. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Citra Aditya

Bakti: Bandung.

Stephen W. Littlejohn, Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi. Salemba

Humanika: Jakarta.

Kurnia Asep, Sihabudin Ahmad. 2010. Saatnya Baduy Bicara. Bumi Aksara:

Jakarta.

Page 127: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

108

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta:

Bandung.

Rakhmat Kriyantono. 2008. Teknis Praktis Komunikasi. Grafindo: Jakarta.

Rachmat Kriyanto. 2006. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Kencana Prenada

Media Group: Jakarta.

Moeleong Lexi J. 2002. Metode penelitian kualitatif. Rosdakarya: Bandung.

Page 128: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

109

Page 129: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

110

Page 130: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

111

Page 131: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

112

Page 132: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

113

Page 133: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

114

PEDOMAN WAWANCARA

Pertanyaan Untuk Orang Baduy dalam :

1. Apa pekerjaan sehari-hari anda?

2. Sejak kapan Baduy dikunjungi wisatawan?

3. Apakah anda pernah menerima wisatawan untuk menginap dirumah

anda?

4. Apakah anda pernah menerima pemberian dari wisatawan?

5. Apakah bahasa yang anda gunakan sehari-hari saat berkomunikasi dengan

sesama masyarakat Baduy?

6. Apakah bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan wisatawan?

7. Apakah anda pernah menjadi pemandu wisatawan yang berkunjung ke

Baduy?

8. Bagaimana cara anda membuat janji temu dengan wisatawan yang akan

anda pandu saat berkunjung ke Baduy?

9. Apakah dulu diperbolehkan memakan makanan modern?

10. Apakah diperkenankan oleh Adat menggunakan alat-alat modern?

11. Apakah anda pernah mengunjungi wisatawan ditempat tinggal mereka?

12. Apa yang anda pelajari dari wisatawan yang berkunjung ke Baduy?

Pertanyaan Untuk Orang Baduy Luar :

1. Apa pekerjaan sehari-hari anda?

2. Sejak kapan Baduy dikunjungi wisatawan?

Page 134: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

115

3. Apakah anda pernah menerima wisatawan untuk menginap dirumah anda?

4. Apakah anda pernah menerima pemberian dari wisatawan?

5. Apakah bahasa yang anda gunakan sehari-hari saat berkomunikasi dengan

sesama masyarakat Baduy?

6. Apakah bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan wisatawan?

7. Apakah anda pernah menjadi pemandu wisatawan yang berkunjung ke

Baduy?

8. Bagaimana cara anda membuat janji temu dengan wisatawan yang akan

anda pandu saat berkunjung ke Baduy?

9. Apakah dulu diperbolehkan memakan makanan modern?

10. Apakah diperkenankan oleh Adat menggunakan alat-alat modern?

11. Apakah anda pernah mengunjungi wisatawan ditempat tinggal mereka?

12. Apa yang anda pelajari dari wisatawan yang berkunjung ke Baduy?

Pertanyaan Untuk Pemerintah Adat Baduy :

1. Bagaimana sejarah Suku Baduy?

2. Kenapa dinamakan Baduy?

3. Apakah sejak awal suku Baduy hidup dan tinggal dipegunungan Kandeng?

4. Bagaimana Watak Asli Suku Baduy?

5. Kapan pertama kali suku Baduy disinggahi wisatawan?

6. Kapan Baduy mulai dijadikan objek pariwisata?

7. Bagaimana peraturan adat masyarakat suku Baduy?

8. Apa saja peraturan adat untuk wisatawan?

Page 135: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

116

9. Bagaimana proses penyebaran informasi yang berasal dari Puun agar bisa

sampai pada Masyarakat?

10. Apakah hukum adat Baduy Tertulis?

11. Bagaimana menyebarluaskan aturan adat Baduy pada masyarakat Baduy?

12. apa bahasa yang digunakan oleh masyarakat Baduy untuk berbicara

sesama masyarakat Baduy juga?

13. Apa bahasa yang digunakan oleh masyarakat baduy saat berkomunikasi

dengan Wisatawan?

14. Apa suku Baduy mengerti bahasa Indonesia?

15. Apakah masyarakat suku Baduy bisa membaca dan menulis?

16. Apakah masyarakat Baduy boleh menerima pemberian dari luar yang

dibawa oleh wisatawan?

17. Apakah masyarakat Baduy pernah mengunjungi wisatawan?

18. Wisatawan mana saja yang datang ke Baduy?

19. berapa jumlah pengunjung Baduy Per-minggu, Per-bulan, Per-tahun?

20. setiap tahun apakah ada masyarakat Baduy dalam yang pindah tinggal dan

menjadi Baduy luar?

21. Bagaimana Struktur pemerintahan Baduy?

22. Masyarakat Baduy dalam maupun luar banyak yang bekerja menjadi

pendamping Wisatawan, apakah tidak bertentangan dengan aturan adat

Baduy?

Page 136: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

117

Pertanyaan Untuk Wisatawan :

1. Berapa kali anda datang ke baduy?

2. Waktu kunjungan anda ke Baduy kapan saja?

3. Apa kesan yang anda dapatkan saat mengunjungi suku baduy?

4. Apa tujuan anda berkunjung ke Baduy?

5. Apakah saat anda berkunjung ke Baduy anda pernah memberikan sesuatu

pada suku Baduy?

6. Apakah anda pernah mengeluarkan alat-alat modern dihadapan

masyarakat baduy?

7. Bagaimana reaksi masyarakat Baduy terhadap barang-barang modern

yang anda miliki saat mereka melihatnya?

8. Apakah ada perbedaan antara Baduy yang anda ketahui saat pertama

datang dan saat ini?

9. Apakah anda memiliki kekhawatiran terhadap suku Baduy?

10. Apakah anda mengetahui bahasa yang digunakan oleh masyarakat Baduy

saat berbicara dengan sesamanya dari suku Baduy?

11. Menurut anda bagaimana cara mereka berkomunikasi dengan wisatawan?

Pertanyaan Untuk Akademisi :

1. Kapan pertama kali bapak berkunjung ke Baduy?

2. Kenapa bapak tertarik mengunjungi suku Baduy?

3. Sudah berapa kali bapak datang ke Baduy?

4. Bagaimana suku Baduy saat bapak pertama kali datang kesana?

Page 137: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

118

5. Apakah ada perubahan sikap suku Baduy saat bapak mengunjungi

mereka dari yang pertama sampai yang terakhir?

6. Apakah bapak mengetahui sejak kapan Baduy dijadikan objek

pariwisata?

7. Bagaimana cara bapak berkomunikasi dengan suku Baduy?

8. Bagaimana timbal balik suku Baduy saat berkomunikasi dengan bapak?

(bagaimana komunikasi simbolik mereka)

9. Apakah bapak pernah memberi sesuatu kepada suku Baduy saat bapak

berkunjung?

10. Apakah bapak pernah memberikan alamat tempat tinggal bapak kepada

suku Baduy?

11. Biasanya dengan siapa saja bapak berkunjung ke Baduy?

12. Bagaimana prosedural di Baduy dalam menerima wisatawan?

13. Apakah bapak pernah melakukan penelitian terkait Baduy?

14. Apakah bapak memiliki kekhawatiran terhadap perkembangan suku

Baduy?

Page 138: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

119

PROFIL INFORMAN DAN HASIL WAWANCARA

Orang Baduy dalam

a. Nama : Ayah Asmin

Usia : 54 Tahun

Pekerjaan : Berladang, Pemandu Wisatawan

1. Apa pekerjaan sehari-hari anda?

Kami meladang, atau kadang kami juga pendamping wisatawan.

2. Sejak kapan Baduy dikunjungi wisatawan?

20 tahun lah

3. Apakah anda pernah menerima wisatawan untuk menginap dirumah

anda?

Iya, sering. Kaya anda ini gitu, seringlah banyak dari Jakarta, pernah

juga dari Serang, Tangerang, kadang Sedikit kaya semisal berdua,

kadang sampe 10 orang satu rumah

4. Apakah anda pernah menerima pemberian dari wisatawan?

Kami kalo diberi pernah, tapi kalo minta tidak, kan kurang sopan gitu

kalo minta itu bagi kami, jadi sedikasihnya aja

Page 139: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

120

5. Apakah bahasa yang anda gunakan sehari-hari saat berkomunikasi dengan

sesama masyarakat Baduy?

Kalo ngomong ke sesama kami pake Sunda Kasar

6. Apakah bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan wisatawan?

Atuh kalo pengunjung bisa pake bahasa sunda ya sunda, tapi kebanyakan

pake bahasa Indonesia, kami juga belajar gitu bahasa Indonesia dari

pengunjung

7. Apakah anda pernah menjadi pemandu wisatawan yang berkunjung ke

Baduy?

Iya bukan pernah, tapi memang itu pekerjaan kami kalo sedang tidak

berladang, kan jalan ke Cibeo sekitar 10 Km, ngelewatin 3 bukit. Kalo

gak didampingi bisa tersesat.

8. Bagaimana cara anda membuat janji temu dengan wisatawan yang akan

anda pandu saat berkunjung ke Baduy?

Ya ketemu didepan aja, atau kalo semisal udah kenal, mereka nelpon ke

temen yang punya HP, orang luar Baduy, nanti disambungin ke kami,

kapan gitu mau ke Baduy misalnya

Page 140: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

121

9. Apakah dulu diperbolehkan memakan makanan modern?

Kalo soal makanan dari dulu boleh makan apa aja, tidak ada pantanga,

soal makanan, soal alat-alat tidak masalah, boleh kami pakai gelas-gelas

dan mangkuk, botol, dan tempat-tempat untuk memasak, itu sudah

berlangsung 20 tahun terakhir ini

10. Apakah diperkenankan oleh Adat menggunakan alat-alat modern?

Adat melarang kami

11. Apakah anda pernah mengunjungi wisatawan ditempat tinggal mereka?

Pernah, kadang gitu kalo ada yang ngasih alamat suruh kami main, ya

kami main, ke Jakarta, jalan sekitar 5 hari karena sebab kami tidak bisa

naik kendaraan, dilarang adat

12. Apa yang anda pelajari dari wisatawan yang berkunjung ke Baduy?

Kami belajar naon ya, tuker cerita aja, gimana disini gimana disana, kan

biasa nanya-nanya pengunjung

13. Paling banyak wisatawan berkunjung di Baduy sampai mana?

Kalo banyaknya wisatawan sampe Gazeboh, karena gak terlalu jauh.

Tapi ke Cibeo juga banyak, ya tapi baanyakan yang ke Gazeboh

Page 141: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

122

b. Nama :Ayah Serat

Usia : 130 Tahun

Pekerjaan : Tidak Bekerja

(Keterangan : Usia ayah Serat sudah mencapai 130 tahun, beliau terkena

masalah pendengaran, jadi peneliti mendapat kesulitan mewawancarai,

namun karena usia yang sudah satu abad lebih, peneliti tetap mengajak

beliau berbicara dan mendapatkan sedikit jawaban meskipun tidak semua

pertanyaan di pedoman wawancara terjawab)

1. Apa pekerjaan sehari-hari anda?

Nteu Kerja

2. Sejak kapan Baduy dikunjungi wisatawan?

Teuing nya, geus aya mereun sakitar 20 taun, tapi budak Baduy baheula

mah bodoh-bodoh... nteu menang basa Indonesa

3. Apakah anda pernah menerima wisatawan untuk menginap dirumah

anda?

-

4. Apakah anda pernah menerima pemberian dari wisatawan?

-

Page 142: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

123

5. Apakah bahasa yang anda gunakan sehari-hari saat berkomunikasi dengan

sesama masyarakat Baduy?

Sunda bae kitu

6. Apakah bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan wisatawan?

Urang mah teu menang basa Indonesa

7. Apakah anda pernah menjadi pemandu wisatawan yang berkunjung ke

Baduy?

-

8. Bagaimana cara anda membuat janji temu dengan wisatawan yang akan

anda pandu saat berkunjung ke Baduy?

-

9. Apakah dulu diperbolehkan memakan makanan modern?

Atuh dunia geus maju, didiyeu geh tos biasa dahar model kitu mah

10. Apakah diperkenankan oleh Adat menggunakan alat-alat modern?

-

11. Apakah anda pernah mengunjungi wisatawan ditempat tinggal mereka?

-

Page 143: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

124

12. Apa yang anda pelajari dari wisatawan yang berkunjung ke Baduy?

-

c. Nama : Ayah Saiful

Usia : 44 Tahun

Pekerjaan : Berladang

1. Apa pekerjaan sehari-hari anda?

Berladang

2. Sejak kapan Baduy dikunjungi wisatawan?

Ya 20 tahun terakhir inilah rame pengunjung

3. Apakah anda pernah menerima wisatawan untuk menginap dirumah

anda?

Sering

4. Apakah anda pernah menerima pemberian dari wisatawan?

Atuh iya dikasih makanan gitu, atau uang inap, tapi kami tidak minta, teu

sopan bae kitu

5. Apakah bahasa yang anda gunakan sehari-hari saat berkomunikasi dengan

sesama masyarakat Baduy?

Page 144: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

125

Bicara menggunakan sunda Sunda Kasar

6. Apakah bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan wisatawan?

Atuh amun pengunjungnya paham bahasa Sunda mah nya make Sunda,

amun teu menang nya basa Indonesia

7. Apakah anda pernah menjadi pemandu wisatawan yang berkunjung ke

Baduy?

Iya pernah, kalo ada kenalan mau datang kami yang mendampingi

8. Bagaimana cara anda membuat janji temu dengan wisatawan yang akan

anda pandu saat berkunjung ke Baduy?

Kan punya teman diluar, orang luar Baduy, biasa disambungkan.

9. Apakah dulu diperbolehkan memakan makanan modern?

Makanan dulu gak ada yang gini dimana-mana juga jadi kita juga gak

makan, sekarang mah sudah banyak kita juga bisa makan seperti itu

10. Apakah diperkenankan oleh Adat menggunakan alat-alat modern?

Dilarang amun kaya serupa HP, kalo orang Baduy dalem gak boleh

11. Apakah anda pernah mengunjungi wisatawan ditempat tinggal mereka?

Page 145: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

126

kami sering diberi alamat sama pengunjung, kami kalau mau main ya

datang kesana, ke Jakarta gitu semisal

12. Apa yang anda pelajari dari wisatawan yang berkunjung ke Baduy?

Banyaklah, bahsa, terus tau diluar Baduy seperti apa

d. Nama : Ayah Karman

Usia : 44 Tahun

Pekerjaan : Berladang

1. Apa pekerjaan sehari-hari anda?

Berladang

2. Sejak kapan Baduy dikunjungi wisatawan?

Ada kali lebih dari 15 tahun

3. Apakah anda pernah menerima wisatawan untuk menginap dirumah anda?

Pernah, lumayan sering

4. Apakah anda pernah menerima pemberian dari wisatawan?

Ya bekal mereka aja dimakan biasa untuk bersama, atau kalo ada sisa

biasa ditinggal

Page 146: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

127

5. Apakah bahasa yang anda gunakan sehari-hari saat berkomunikasi dengan

sesama masyarakat Baduy?

Sehari-hari pake Sunda kasar kalo bicara

6. Apakah bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan wisatawan?

Bisa pake Sunda, tapi biasanya bahasa Indonesia

7. Apakah anda pernah menjadi pemandu wisatawan yang berkunjung ke

Baduy?

Jarang, tapi pernah, kami lebih sering diladang

8. Bagaimana cara anda membuat janji temu dengan wisatawan yang akan

anda pandu saat berkunjung ke Baduy?

Tidak janjian, nunggu saja di Ciboleger

9. Apakah dulu diperbolehkan memakan makanan modern?

Bisa

10. Apakah diperkenankan oleh Adat menggunakan alat-alat modern?

Tidak bisa

11. Apakah anda pernah mengunjungi wisatawan ditempat tinggal mereka?

Belum pernah

Page 147: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

128

12. Apa yang anda pelajari dari wisatawan yang berkunjung ke Baduy?

Bahasa Indonesia, gaya hidup mereka, cerita mereka disana seperti apa

kehidupannya

13. Mang, kalo pedagang ini udah lama ada di Baduy dalam?

baru beberapa tahun kalo pedagang ini ada di Baduy dalam, mereka juga

bukan orang Baduy, tadinya mah Cuma satu itu yang jualan, tapi

sekarang jadi banyak, dua malam nginap terus pulang, nanti mereka

datang lagi, gitu

Orang Baduy luar

a. Nama : Ayah Sali

Usia : 69 Tahun

Pekerjaan : Tidak ada

1. Apa pekerjaan sehari-hari anda?

Nyadap kaung, ke ladang, ari kami mah keur di imah bae

2. Sejak kapan Baduy dikunjungi wisatawan?

Tahun 90-an

3. Apakah anda pernah menerima wisatawan untuk menginap dirumah anda?

Page 148: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

129

Aya, barudak ti serang, ti budak sakolah banyakna, mahasiswa kitu,

banyaklah

4. Apakah anda pernah menerima pemberian dari wisatawan?

Teu tibere nanaon, manehna sok ngabawa makanan kitu

5. Apakah bahasa yang anda gunakan sehari-hari saat berkomunikasi dengan

sesama masyarakat Baduy?

Bahasa sunda iyeu kasar

6. Apakah bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan wisatawan?

Nu bahasa Indonesia loba bisa

7. Apakah anda pernah menjadi pemandu wisatawan yang berkunjung ke

Baduy?

Aya anak nu jadi pendampin, kami mah enteu

8. Bagaimana cara anda membuat janji temu dengan wisatawan yang akan

anda pandu saat berkunjung ke Baduy?

Biasanya janjian ngana HP jeung wisatawan, keperluan bae

9. Apakah dulu diperbolehkan memakan makanan modern?

Meunang, ti baheula geh aya kitu

Page 149: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

130

10. Apakah diperkenankan oleh Adat menggunakan alat-alat modern?

Aya jelema mawa HP, Laptop geus sering, kami geh boga HP Cuma

goreng, butuh tapi didiyeu teu aya sinyal.

11. Apakah anda pernah mengunjungi wisatawan ditempat tinggal mereka?

Teu pernah, ari anak ma pernah

12. Apa yang anda pelajari dari wisatawan yang berkunjung ke Baduy?

Teu, biasa bae. Sabodo bae, perlu nyieun, teu perlu nya nggeus

b. Nama : Udil

Usia : 23 Tahun

Pekerjaan : Pedagang kerajinan, Pendamping, Berladang

1. Apa pekerjaan sehari-hari anda?

Bertani, berjualan kerajinan, pada awalnya kami tidak menjual, barang-

barang ini untuk digunakan sendiri, tapi banyak wisatawan yang ingin,

jadi kami memodivikasi dan menjualnya

2. Sejak kapan Baduy dikunjungi wisatawan?

Ya sejak dulu rame, ya 15 tahun lalu ini rame

Page 150: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

131

3. Apakah anda pernah menerima wisatawan untuk menginap dirumah anda?

Iya ada, dari Jakarta, Bandung, UNPAD paling sering

4. Apakah anda pernah menerima pemberian dari wisatawan?

Iya, makanan biasanya dikasih kan makan bareng-bareng sama mereka

juga

5. Apakah bahasa yang anda gunakan sehari-hari saat berkomunikasi dengan

sesama masyarakat Baduy?

Bicara sehari-hari pakainya bahasa Sunda kasarkalo orang Baduy mah

6. Apakah bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan wisatawan?

Bahasa Indonesia, kami bisa karena di Baduy banyak wisataan, kami

perhatikan ya lama-lama Udil bisa bahasa Indonesia ya sekurang

lebihnya belajar dari wisatawan, karena menurut Udil manusia kalau mau

berusaha pasti bisa berubah, dimanapun belajarnya

7. Apakah anda pernah menjadi pemandu wisatawan yang berkunjung ke

Baduy?

Ya kalo ada kenalan dari luar iya jadi pendamping, biasanya di telpon

8. Bagaimana cara anda membuat janji temu dengan wisatawan yang akan

anda pandu saat berkunjung ke Baduy?

Page 151: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

132

Mereka biasa nelpon udil, ya, karena mungkin Udil mah termasuk

masyarakat yang nakal, Udil mengaku bahwa Udil memiliki handphone,

karena Udil berdagang kerajinan ini juga, jadi untuk komunikasi sama

orang diluar, kan kalo komunikasi sekarang harus cepat, jadi karena

butuh gitu

9. Apakah dulu diperbolehkan memakan makanan modern?

Boleh dari dulu

10. Apakah diperkenankan oleh Adat menggunakan alat-alat modern?

Gak boleh sebetulnya baik Baduy luar atau dalam, tapi ya kalo Udil mah

butuh

11. Apakah anda pernah mengunjungi wisatawan ditempat tinggal mereka?

sering juga Udil pergi ketempat teman di Jakarta, di Subang, main kesana

dapat alamat waktu mereka ke Baduy nginep dirumah Udil

12. Apa yang anda pelajari dari wisatawan yang berkunjung ke Baduy?

Ya bahasa, terus nanya gimana kehidupan modern itu, karena kita juga

pengen maju, kalo bahasa sih enggak sampe ngikutin mereka, pake

bahasa Indonesia aja

Page 152: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

133

13. Berapa lama biasanya wisataan menginap?

Biasa kalo di luar bisa tujuh hari, kalo di dalem paling 3 hari

Pemerintah Adat Baduy

a. Nama : Ayah Mursid ( Wakil Jaro Baduy Dalam Kp. Cibeo)

Usia : 44 Tahun

Pekerjaan : Wakil Jaro Cibeo

1. Bagaimana sejarah Suku Baduy?

Baduy ada seiring adanya alam, wiwitan, memegang amanah adat

istiadat, selengkapnya bisa baca di buku pak Sihabuddin itu sudah cukup

lengkap tentang kami

2. Kenapa dinamakan Baduy?

Itu juga baca di buku Saatnya Baduy Bicara

3. Apakah sejak awal suku Baduy hidup dan tinggal dipegunungan

Kandeng?

Iya dari dulu

4. Bagaimana Watak Asli Suku Baduy?

Sederhana, sopan, santun

Page 153: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

134

5. Kapan pertama kali suku Baduy disinggahi wisatawan?

Ramai sejak Saba Budaya Baduy 1990

6. Kapan Baduy mulai dijadikan objek pariwisata?

Sejak saba budaya pada Tahun 1990

7. Bagaimana peraturan adat masyarakat suku Baduy?

Kalau di Baduy dalam lebih ketat aturannya gitu, berbeda dengan di

Baduy luar, kalo di Baduy luar mah kan Bebas gitu. Kalo di dalam ya

aslinya Baduy itu ya seperti yang di Baduy dalam, sudah lengkap sih

bisa Nisa baca di buku pak Sihab

8. Apa saja peraturan adat untuk wisatawan?

Ada di buku kunjungan tamu di Jaro Dainah

9. Bagaimana proses penyebaran informasi yang berasal dari Puun agar bisa

sampai pada Masyarakat?

Di turun temurun aja, ayahnya nyampaikan ke anak, jaro nyampaikan ke

masyarakat

10. Apakah hukum adat Baduy Tertulis?

Tidak, hukum adat Baduy disimpan di hati diingat di kepala

Page 154: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

135

11. Bagaimana menyebarluaskan aturan adat Baduy pada masyarakat Baduy?

Dari puun ke jaro, biasa ada rapat semua masyarakat dan pemuka adat

berkumpul merembukkan sesuatu

12. apa bahasa yang digunakan oleh masyarakat Baduy untuk berbicara

sesama masyarakat Baduy juga?

Kami kalo untuk bicara sehari-hari dengan sama sama orang Baduy

pakainya Sunda kasarbahasanya.

12. Apa bahasa yang digunakan oleh masyarakat baduy saat berkomunikasi

dengan Wisatawan?

Bahasa Indonesia, kan tidak banyak wisatawan yang bisa bahasa Sunda

13. Apa suku Baduy mengerti bahasa Indonesia?

Iya ada yang paham ada yang enggak, kebanyakan yang paham ya

perhatikan dari wisatawan waktu bicara

14. Apakah masyarakat suku Baduy bisa membaca dan menulis?

Ada yang bisa, ada yang tidak kan di Baduy mah tidak ada sekolah, tapi

meskipun orang Baduy tidak bersekolah formal tapi pada dasarnya orang

Baduy adalah orang yang cerdas, mereka belajar dari segala hal, salah

satunya belajar Bahasa Indonesia dengan memperhatikan pengunjung

saat bicara

Page 155: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

136

15. Apakah masyarakat Baduy boleh menerima pemberian dari luar yang

dibawa oleh wisatawan?

Diberi diterima, tidak diberi kami tidak minta, kurang sopan, biasanya

dibawakan makanan atau uang ssantunan jasa

16. Apakah masyarakat Baduy pernah mengunjungi wisatawan?

Iya ada yang pernah yang kuat mah jalan datang ke wisatawan, kalo

Baduy dalam kan dilarang naik kendaraan modern

17. Wisatawan mana saja yang datang ke Baduy?

Macem-macem, ada yang dari Serang, Tangerang, Jakarta, pulau Jawa

lah sering, kadang ada wisatawan Asing dari luar negeri juga

18. berapa jumlah pengunjung Baduy Per-minggu, Per-bulan, Per-tahun?

Datanya ada di Jaro Dainah

19. setiap tahun apakah ada masyarakat Baduy dalam yang pindah tinggal dan

menjadi Baduy luar?

ya ada saja, itu mah bebas, biasanya karena tidak kuat adat

20. Bagaimana Struktur pemerintahan Baduy?

Datanya ada di Jaro Dainah

Page 156: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

137

22. Masyarakat Baduy dalam maupun luar banyak yang bekerja menjadi

pendamping Wisatawan, apakah tidak bertentangan dengan aturan adat

Baduy?

Tidak jadi masalah itukan sifatnya menolong wisatawan, dan tidak

memaksa, takut tersesat kan di dalam Baduy banyak jalan

23. Apakah masyarakat suku Baduy boleh memakan makanan instan atau yang

modern?

Kalau makanan, awalnya wisatawan bawa ke Baduy itu beras, ikan asin,

untuk makanan mereka dan kami juga, tapi kekinian mungkin karena

kebutuhan banyak wisatawan yang membawa makanan instan, Puun juga

mengijinkan kami, kalau Puun mengijinkan tidak jadi masalah, orang

Baduy luar atau dalam bisa memakan makanan instan itu, selama itu tidak

merusak Baduy

b. Nama : Jaro Dainah (Jaro pemerintah Baduy Luar)

Usia : 46

Pekerjaan : Jaro

1. Bagaimana sejarah Suku Baduy?

Kami rasa sudah cukuplah dilihat dari buku pak Sihab itu

Page 157: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

138

2. Kenapa dinamakan Baduy?

-

3. Apakah sejak awal suku Baduy hidup dan tinggal dipegunungan Kandeng?

-

4. Bagaimana Watak Asli Suku Baduy?

Baduy mah sederhana, sopan dan santun

5. Kapan pertama kali suku Baduy disinggahi wisatawan?

Tahun 1990 sejak SK Bupati Lebak soal Seba Budaya

6. Kapan Baduy mulai dijadikan objek pariwisata?

Iya sejak Seba Budaya

7. Bagaimana peraturan adat masyarakat suku Baduy?

Ya masyarakat Baduy punya aturan-aturan yang disimpan dihati, ada

banyak aturannya, nisa bisa lihat di buku pak Sihab

8. Apa saja peraturan adat untuk wisatawan?

Ada juga ini aturannya tertulis, bisa di baca

9. Bagaimana proses penyebaran informasi yang berasal dari Puun agar bisa

sampai pada Masyarakat?

Page 158: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

139

Ya melalui Jaro, terus satu keluarga saja, ayah memberitahu anak sejak

kecil gitu

12. Apakah hukum adat Baduy Tertulis?

Tidak, diingat dihati dan pikiran saja jadi tidak akan hilang atau rusak

13. Bagaimana menyebarluaskan aturan adat Baduy pada masyarakat Baduy?

Ya yang tadi dijawab (lihat di pertanyaan nomor 9)

14. apa bahasa yang digunakan oleh masyarakat Baduy untuk berbicara

sesama masyarakat Baduy juga?

Untuk bahasa kami pakai Sunda kasar

15. Apa bahasa yang digunakan oleh masyarakat baduy saat berkomunikasi

dengan Wisatawan?

Kebanyakan wisatawan tidak paham bahasa Sunda, jadi kami mengalah,

kami yang menggunakan bahasa Indonesia

16. Apa suku Baduy mengerti bahasa Indonesia?

Ada yang mengerti ada yang tidak, ya memang kami awalnya tidak

banyak yang bisa bahasa Indonesia, kalau ada pun tidak lancar, tapi

guna menyesuaikan diri dengan wisatawan yang kebanyakan tidak dapat

bicara bahasa Sunda, kaya neng Nisa ini semisal, maka kami yang

Page 159: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

140

menggunakan Bahasa Indonesia, itupun kami pelajari dari

memperhatikan saja ketika pengunjung bicara

17. Apakah masyarakat suku Baduy bisa membaca dan menulis?

Ada yang bisa, ada yang tidak, Baduy luar sudah banyak yang bisa, kalo

yang dalam rata-rata tidak bisa, kalau ada yang bisa paling tidak banyak

18. Apakah masyarakat Baduy boleh menerima pemberian dari luar yang

dibawa oleh wisatawan?

Boleh saja namanya diberi, kami terima

19. Apakah masyarakat Baduy pernah mengunjungi wisatawan?

Ada yang pernah ada yang tidak, kalo wisatawan kasih alamat biasanya

orang-orang kami datang, main nemui kawan gitu

20. Wisatawan mana saja yang datang ke Baduy?

Banyak macem-macem, pulau Jawa, ya luar negeri juga ada, anak

sekolah, mahasiswa, peneliti, banyak beragam

21. Berapa jumlah pengunjung Baduy Per-minggu, Per-bulan, Per-tahun?

Ada datanya disini, tapi tahun-tahun sebelumnya 3500-5000 orang

Page 160: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

141

22. setiap tahun apakah ada masyarakat Baduy dalam yang pindah tinggal dan

menjadi Baduy luar?

ada saja gitu.

23. Bagaimana Struktur pemerintahan Baduy?

Bisa dilihat di kantor desa

24. Masyarakat Baduy dalam maupun luar banyak yang bekerja menjadi

pendamping Wisatawan, apakah tidak bertentangan dengan aturan adat

Baduy?

Tidak masalah, itu kan menolong wisatawan, kami khawatir tersesat

karena jalan di Baduy Banyak, sebenarnya pekerjaan kami berladang,

tapi menjadi pendamping wisatawan juga ada sejak ramai wisatawan

sekitar tahun 1999 dan tidak melanggar aturan karena sifatnya menolong

agar wisatawan tidak tersesat, dan sifatnya tidak memaksa, kalau ada

wisatawan yang tidak butuh pendamping ya kami tidak pernah memaksa

25. Bagaimana sikap masyarakat Baduy ketika ada wisatawan yang

menggunakan alat-alat modern?

ya kalau kamera, handphone, laptop itu mah sudah biasa disini, ya sejak

banyak wisatawan yang datang, sekitar tahun 1999 itu sudah mulai

banyak wisatawan yang datang ke Baduy

Page 161: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

142

Wisatawan yang pernah berkunjung lebih dari 2 (dua) kali

a. Nama :Haryoto

Usia : 29 Tahun

Alamat : Solo

Pekerjaan : Free Lines

1. Berapa kali anda datang ke baduy?

Tiga Kali

2. Waktu kunjungan anda ke Baduy kapan saja?

Tahun 2012, 2013, 2014, awalnya aku Cuma sampe Ciboleger, tapi jadi

penasaran jadi ikut masuk

3. Apa kesan yang anda dapatkan saat mengunjungi suku baduy?

Unik, Suka melihat Baduy, masih menjaga nilai-nilai adat, alamnya

masih asri

4. Apa tujuan anda berkunjung ke Baduy?

Pengen Tau, main, dan mendampingi kawan-kawan karena aku open trip

Page 162: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

143

5. Apakah saat anda berkunjung ke Baduy anda pernah memberikan sesuatu

pada suku Baduy?

iya suka ngasih makanan yang kita bawa, dimakan bareng-bareng,

ngasih nomor hape dan alamat juga

6. Apakah anda pernah mengeluarkan alat-alat modern dihadapan

masyarakat baduy?

Aku kalo di Baduy luar iya, kalo di baduy dalam kita enggak boleh kan

7. Bagaimana reaksi masyarakat Baduy terhadap barang-barang modern

yang anda miliki saat mereka melihatnya?

Biasa aja kalo masyarakat Baduy luar kayaknya ydah biasa Cuma kalo

masyarakat baduy dalam kita bisa memperhatikan ya mereka punya

ekspresi seperti penasaran kalo kita bawa barang-barang dari kota

8. Apakah ada perbedaan antara Baduy yang anda ketahui saat pertama

datang dan saat ini?

Banyak orang jualan mba kalo sekarang

9. Apakah anda memiliki kekhawatiran terhadap suku Baduy?

Ada khawatir kalo mereka jadi berubah karena banyak liat wisatawan,

takut ngerusak lingkungan

Page 163: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

144

10. Apakah anda mengetahui bahasa yang digunakan oleh masyarakat Baduy

saat berbicara dengan sesamanya dari suku Baduy?

Kalo sesama orang Baduy mereka pake bahasa sunda

11. Menurut anda bagaimana cara mereka berkomunikasi dengan wisatawan?

sopan mereka ramah, kalo ngomong sama kita mereka ada yang pake

bahasa Indonesia

b. Nama : Njen

Usia : 28 Tahun

Alamat : Jakarta

Pekerjaan : Pegawai Swasta

1. Berapa kali anda datang ke baduy?

Empat kali

2. Waktu kunjungan anda ke Baduy kapan saja?

Tahun 2013, sisanya tahun 2014

3. Apa kesan yang anda dapatkan saat mengunjungi suku baduy?

Takjub, awalnya Cuma tau di buku SD akhirnya kesampean datang ke

Baduy tapi setelah beberapa kali ya sudah biasa.

Page 164: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

145

4. Apa tujuan anda berkunjung ke Baduy?

Yang pertama kunjungan, sisanya open trip

5. Apakah saat anda berkunjung ke Baduy anda pernah memberikan sesuatu

pada suku Baduy?

Pernah, makanan yang kita bawa kita juga kasih ke mereka, tapi kalo

alama, nomor hape enggak karena pernah ada temen ngasih alamat

didatengin sama orang Baduy

6. Apakah anda pernah mengeluarkan alat-alat modern dihadapan

masyarakat baduy?

Kalo di Baduy dalem enggak, kalo di Baduy luar iya kita pake kayaknya

mereka udah biasa juga

7. Bagaimana reaksi masyarakat Baduy terhadap barang-barang modern

yang anda miliki saat mereka melihatnya?

Kayaknya biasa aja ya, udah terbiasa juga kan banyak banget wisatawan

yang kesini

8. Apakah ada perbedaan antara Baduy yang anda ketahui saat pertama

datang dan saat ini?

Gak ada yanng berubah paling tambah banyak warung

Page 165: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

146

9. Apakah anda memiliki kekhawatiran terhadap suku Baduy?

Kekhawatiran sih enggak, kan mereka punya bekal untuk menjaga adat,

kan mereka tau hukum adatnya, untuk berubah maju ke arah modernitas

saya setuju mereka juga punya hak

10. Apakah anda mengetahui bahasa yang digunakan oleh masyarakat Baduy

saat berbicara dengan sesamanya dari suku Baduy?

Kayaknya pake bahasa sunda kasar ya

11. Menurut anda bagaimana cara mereka berkomunikasi dengan wisatawan?

Ya kalo ke kita sih pake bahasa Indonesia, terus mereka lebih jarang

ngobrol sih paling kalo ditanya jawab secukupnya

c. Nama : Nur Haedi

Usia : 26 Tahun

Alamat : Rangkas Bitung

Pekerjaan : Free Lines

Page 166: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

147

Page 167: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

148

Page 168: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

149

Page 169: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

150

d. Nama : Aulia Shofan Hidayat

Usia : 23 Tahun

Alamat : Tangerang Selatan

Pekerjaan : Mahasiswa

1. Berapa kali anda datang ke baduy?

Sekitar 3-4 kali

2. Waktu kunjungan anda ke Baduy kapan saja?

petama tahun 2012, terakhir 4-5 bulan lalu, ke baduy dalam 2 kali,

sisanya Cuma di Gazeboh

Page 170: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

151

3. Apa kesan yang anda dapatkan saat mengunjungi suku baduy?

Biasa aja kalo di Baduy luar, tapi kalo di Baduy dalem emang kerasa

bedanya di Baduy

4. Apa tujuan anda berkunjung ke Baduy?

Pengen tau Baduy gimana, kan katanya suasananya beda banget,

masyarakatnya tradisional, tidak menerima budaya modern masuk ke

dalem Baduy

5. Apakah saat anda berkunjung ke Baduy anda pernah memberikan sesuatu

pada suku Baduy?

Mereka nanya alamat, tapi gak dikasih, soalnya mereka pasti nyamper ke

rumah, ngasih makanan ringan dan minuman ringan ke anak-anak Baduy

dalam, tapi ngasihnya di luar

6. Apakah anda pernah mengeluarkan alat-alat modern dihadapan

masyarakat baduy?

Kalo di Baduy luar ngeluarin kalo di Baduy dalem kan udah dibilangin

gak boleh, kalo di Baduy luar kita boleh pake handphone, kamera gitu,

masyarakat baduy luar juga udah biasa kayaknya, tapi kalo di Baduy

dalem gak boleh, jadi kalo ke Baduy dalem kita sama sekali gak keluarin

barang-barang itu.

Page 171: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

152

7. Bagaimana reaksi masyarakat Baduy terhadap barang-barang modern

yang anda miliki saat mereka melihatnya?

Biasa aja kayaknya, soalnya udah sering liat kayaknya, kalo awal-awal

atau alat elektroniknya bentuknya unik ya mungkin penasaran

8. Kapan pertama kali anda berkunjung ke Baduy?

Tahun 2012

9. Apakah ada perbedaan antara Baduy yang anda ketahui saat pertama

datang dan saat ini?

paling Baduy udah kenal uang terus udah banyak pedagang

10. Apakah anda memiliki kekhawatiran terhadap suku Baduy?

Enggak sih kan mereka punya hukum adat, dan gimana pengawasannya,

dan menerapkan aturan adat

11. Apakah anda mengetahui bahasa yang digunakan oleh masyarakat Baduy

saat berbicara dengan sesamanya dari suku Baduy?

Sunda kasar mereka bahasa sehari-harinya

12. Menurut anda bagaimana cara mereka berkomunikasi dengan wisatawan?

Setau saya kalo ngomong bahasa Indonesia mereka sebagian bisa

sebagian gak bisa, mereka belajar dari wisatawan kayaknya soalnya kan

Page 172: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

153

banyak banget wisatawan yang dateng dan sebagian besar gak bisa

bahasa Indonesia

e. Nama : Rizal Arthomi

Usia : 20 Tahun

Alamat : Cilegon

Pekerjaan : Mahasiswa

1. Berapa kali anda datang ke baduy?

Dua kali

2. Waktu kunjungan anda ke Baduy kapan saja?

Tahun 2011 pertama kali, tahun 2013 yang terakhir

3. Apa kesan yang anda dapatkan saat mengunjungi suku Baduy?

Unik sih, aneh karena Baduy dan luar Baduy kan beda, budaya, agama,

cara berpakaian beda

4. Apa tujuan anda berkunjung ke Baduy?

Ngerjain tugas SMA Antropologi dan materi kuliah Sosiologi

Page 173: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

154

5. Apakah saat anda berkunjung ke Baduy anda pernah memberikan sesuatu

pada suku Baduy?

Paling ngasih uang, makanan, ya aku kasih buat mereka uang iyuran

kolektif, kalo makanan mereka yg nyiapin waktu itu kita udah mesen

6. Apakah anda pernah mengeluarkan alat-alat modern dihadapan

masyarakat Baduy?

Waktu itu kan bawa HP, kita keluarin di Baduy luar, kan gak boleh kalo

di Baduy dalam

7. Bagaimana reaksi masyarakat Baduy terhadap barang-barang modern

yang anda miliki saat mereka melihatnya?

Udah biasa, mereka udah sering lihat

8. Kapan pertama kali anda berkunjung ke Baduy?

Tahun 2011

9. Apakah ada perbedaan antara Baduy yang anda ketahui saat pertama

datang dan saat ini?

Ya paling sampah dan warung di Baduy dalam semakin banyak

10. Apakah anda memiliki kekhawatiran terhadap suku Baduy?

Page 174: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

155

ada kekhawatiran karena banyak wisatawan, dan kayaknya bakal

berubah, tapi mereka punya hukum adat, semoga tidak berubah

11. Apakah anda mengetahui bahasa yang digunakan oleh masyarakat Baduy

saat berbicara dengan sesamanya dari suku Baduy?

Bahasa mereka sunda kasar

12. Menurut anda bagaimana cara mereka berkomunikasi dengan wisatawan?

Mereka kebanyakan jarang ngomong ya, Cuma kalo yang udah biasa

rumahnya jadi tempat menginap biasa nya mereka bisa pake bahasa

indonesia untuk ngobrol sama wisatawan

f. Nama : Shintya

Usia : 28 Tahun

Alamat : Bekasi

Pekerjaan : PT. Sinar Mas

1. Berapa kali anda datang ke baduy?

Tiga kali

2. Waktu kunjungan anda ke Baduy kapan saja?

Satu tahun yang lalu tahun 2013 sisanya tahun ini (2014)

Page 175: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

156

3. Apa kesan yang anda dapatkan saat mengunjungi suku Baduy?

Unik sih, masih khas gitu

4. Apa tujuan anda berkunjung ke Baduy?

Open trip

5. Apakah saat anda berkunjung ke Baduy anda pernah memberikan sesuatu

pada suku Baduy?

Enggak sih, paling makanan kalo sisa kita tinggal

6. Apakah anda pernah mengeluarkan alat-alat modern dihadapan

masyarakat baduy?

kita gak ngeluarin barang-barang elektronik di baduy dalem, dan aku

selalu ingetin rombongan buat patuh sama peraturan itu

7. Bagaimana reaksi masyarakat Baduy terhadap barang-barang modern

yang anda miliki saat mereka melihatnya?

Biasa aja, mereka udah biasa kan udah sering liat

8. Kapan pertama kali anda berkunjung ke Baduy?

Tahun 2013

Page 176: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

157

9. Apakah ada perbedaan antara Baduy yang anda ketahui saat pertama

datang dan saat ini?

Enggak ada bedanya, sama aja

10. Apakah anda memiliki kekhawatiran terhadap suku Baduy?

Mereka punya aturan adat, aku gak khawatir

11. Apakah anda mengetahui bahasa yang digunakan oleh masyarakat Baduy

saat berbicara dengan sesamanya dari suku Baduy?

Sunda Kasar

12. Menurut anda bagaimana cara mereka berkomunikasi dengan wisatawan?

mereka lebih sopan daripada kita, kalo mereka ngomong sama kita dan

bisa bahasa Indonesia ya pake bahasa Indonesia

Akademisi UNTIRTA

a. Nama : Prof. Dr. H. Sihabuddin, M.Si

Usia : 53 Tahun

Alamat : Serang

Pekerjaan : Akademisi Untirta

Page 177: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

158

1. Kapan pertama kali bapak berkunjung ke Baduy?

Tahun 2006

2. Kenapa bapak tertarik mengunjungi suku Baduy?

Awalnya baca-baca seperti yang lain, dan ada wisata budaya, terus

waktu kuliah di UNPAD prof. Yudistira orang Ciamis neliti Baduy, tapi

orang Banten gak ada, yaudah saya neliti Baduy

3. Sudah berapa kali bapak datang ke Baduy?

Sering ke Jaro Dainah, kalo ke Dalem udah 5 kali

4. Bagaimana suku Baduy saat bapak pertama kali datang kesana?

Ya berbeda sama kita, mereka masih khas lah

5. Apakah ada perubahan sikap suku Baduy saat bapak mengunjungi

mereka dari yang pertama sampai yang terakhir?

Hampir sama, ya dampak dari wisata budaya, yang banyak datang

kesana gak ada aturan, gak ada SOP kayaknya, kemaren ngobrol sama

jaro, mereka jadi terganggu, mereka dapet tagihan dispenda, tagihan

retribusi

6. Apakah bapak mengetahui sejak kapan Baduy dijadikan objek

pariwisata?

Tahun 1990 dimulai saba Budaya

Page 178: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

159

7. Bagaimana cara bapak berkomunikasi dengan suku Baduy?

Ya biasa aja, kalo bahasa pake bahasa Sunda, mereka juga terbuka

8. Bagaimana timbal balik suku Baduy saat berkomunikasi dengan bapak?

(bagaimana komunikasi simbolik mereka)

Biasa saja, sudah sering kesana tapi waktu pertama ya mereka tidak

seterbuka sekarang

9. Apakah bapak pernah memberi sesuatu kepada suku Baduy saat bapak

berkunjung?

Ya udah sering paling kasih uang alakadarnya

10. Apakah bapak pernah memberikan alamat tempat tinggal bapak kepada

suku Baduy?

Ya mereka tau, soalnya saya kan pernah buat buku itu

11. Biasanya dengan siapa saja bapak berkunjung ke Baduy?

Sama dosen-dosen Untirta pernah, sendiri pernah, sama kawan-kawan

pernah

12. Bagaimana prosedural di Baduy dalam menerima wisatawan?

Page 179: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

160

Gak ada SOP, jadi Cuma ketemu Jaro Dainah terus isi absensi aja

13. Apakah bapak pernah melakukan penelitian terkait Baduy?

Iya pernah, kan saya pernah bersama pak Asep sama ayah Mursid juga

buat Saatnya Baduy Bicara

14. Apakah bapak memiliki kekhawatiran terhadap perkembangan suku

Baduy?

Iya khawatir sih ada, Cuma semoga aturan adat mereka selalu buat

mereka bertahan

b. Nama : Aliyth Prakarsa, S.H., M.H.

Usia : 35 Tahun

Alamat : Serang

Pekerjaan : Akademisi Untirta

1. Kapan pertama kali bapak berkunjung ke Baduy?

Pertama kali berkunjung sekitar tahun 1996an

2. Kenapa bapak tertarik mengunjungi suku semi Primitif Baduy?

Saya kurang sependapat dengan penyebutan „suku semi Primitif Baduy‟

sekalipun ada kata „semi‟ disitu, karena setiap kebudayaan pasti memiliki

Page 180: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

161

keluhuran masing-masing, sementara pemberiaan kategori primitive itu

dari sudut pandang orang barat yang sellalu merasa superior dengan

tingkat peradaban mereka. Orang-orang Barat (Eropa) menilai

peradaban budaya di luar daerah mereka masuk dalam peradaban yang

liar, kolot, bodoh, terbelakang, selalu dinilai inferior (di bawah)

peradaban Eropa. Baduy memiliki keluhuran budaya tersendiri yang luar

biasa, konsistensi kepatuhan terhadap hukum adat yang membuat saya

selalu tertarik dengan kebudayaan Baduy.

3. Sudah berapa kali bapak datang ke Baduy?

Sudah lupai saya pernah mengunjungi Baduy, mungkin lebih dari 20 kali

4. Bagaimana suku Baduy saat bapak pertama kali datang kesana?

Kebersahajaan, keramahan penerimaan mereka terhadap siapa pun yang

datang, alam yang asri, suasana perkampungan yang tenang, damai, air

yang jernih, udara yang segar. Masih sama seperti yang saya rasakan

hingga terakhir berkunjung ke Baduy

5. Apakah ada perubahan sikap suku Baduy saat bapak mengunjungi mereka

dari yang pertama sampai yang terakhir?

Pada prinsipnya tidak ada perbedaan yang mencolok yang terjadi dalam

masyarakat Baduy terutama dalam hal keyakinan dan kepatuhan ter

hadap hukum adat mereka. Tapi sebelum membahas hal tersebut, harus

Page 181: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

162

kita bedakan antara Baduy Dalam dan Baduy Luar dalam hal perubahan

karena masing-masing mempunyai kararteristik dan ketat/longgarnya

terhadap hukum adat.

Bagi saya terciptanya dua Baduy (Dalam – Luar) ini merupakan sebuah

system pertahanan sosial yang sangat cerdas sekali, dalam hal menyikapi

perubahan. Baduy Dlam yang terikat kuat dengan aturan adat, dimana

aturan tertinggi mereka „Nu buyut teu meunang dirombak‟ mungkin

secara sederhananya dapat diartikan „Apa yang telah ditentukan oleh

leluhur tidak dapat dirubah‟ maka dapat kita lihat dalam masyarakat adat

Baduy Dalam hampir tidak terlihat perubahan komitmen terhadap hukum

adat, kebudayaan, sikap, prilaku setiap warga Baduy Dalam.

Sementara Baduy Luar yang bisa kita nilai berfungsi sebagai system filter

perubahan sosial memang di-desain untuk lentur terhadap perubahan,

namun tetap dalam batas-batas tertentu sepanjang koridor hukum adat.

Masyrakat Baduy Luar yang tidak terlalu ketat sebagiamana dalam aturan

hukum adat baduy dalam diperbolehkan mengikuti perubahan jaman misal

dalam hal pakaian, pola pikir, kemampuan berniaga, dan benda

kepemilikan.

Entah apa jadinya jika tidak ada Baduy Luar atau hanya ada satu Baduy

yang banyak orang kunjungi sebatas dalam wilayah baduy luar saja,

mungkin kita tidak dapat melihat lagi wajah asli baduy yang

sesungguhnya (dalam hal pengunaan pakaian khususnya).

Page 182: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

163

6. Apakah bapak mengetahui sejak kapan Baduy dijadikan objek pariwisata?

Saya tidak tahu kapan Baduy menjadi objek pariwisata tapi saya lebih

menyukai menyebutnya sebagai tujuan belajar (destination of study)

karena bagi saya „semua orang itu guru, alam raya sekolahku‟ dimana

saja kita bias belajar, kepada siapa saja kita bisa menggali ilmu, di Baduy

lah kita dapat belajar konsistensi, kebersahajaan hidup, keseimbangan

hidup, pelestarian budaya-alam, banyak hal. Sementara jika disebut objek,

seolah masyarakat baduy sama halnya dengan pantai atau pusat

perbelanjaan, dimana semua orang bisa datang dan pergi tanpa

mendapatkan sesuatu kecuali kepuasaan telah sampai pada objek

pariwisata belaka. Merugilah jika ada orang yang tidak mendapatkan

ilmu sepulang dari baduy.

7. Bagaimana cara bapak berkomunikasi dengan suku Baduy?

Tidak ada permasalahan komunikasi antara saya pribadi atau pun

pendatang lain dengan masyarakat baduy, karena mereka sudah paham

dengan bahasa pemersatu kita yaitu Bahasa Indonesia, terlebih saya pun

menguasai bahasa sunda pergaulan sehingga hampir tidak ada

permasalahan dengan komunikasi. Namun tetap untuk menghormati tokoh

adat setempat, kita harus pamit terlebih dahulu dan menjelaskan maksud

kedatangan kita jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan maka

keberadaan kita di wilayah adat baduy sudah diketahui dan pada

prinsipnya masyarakat baduy akan bertanggungjawab secara penuh

Page 183: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

164

terhadap semua tamu yang berkunjung karena mereka memuliakan setiap

orang yang datang dengan penerimaan kebersahajaan mereka. Ada hal

menerik dalam masyarkat baduy ketika kita bertanya dengan masyarakat

baduy sepanjang pengetahuannya mereka pasti akan menjawab, namun

ada hal ketika pertanyaannya berkaitan dengan hukum adat yang lebih

terinci maka setiap warga baduy akan menjawabnya dengan “hampura,

kami mah teu wasa” bahwa mereka menyadari kapasitas mereka dalam

menyampaikan informasi detail tersebut, bukan berarti mereka tidak

mengetahui tetapi ada yang lebih berwenang untuk menjelaskan yaitu

para tokoh adat seperti Puun, Jaro, Wakil Jaro dan perangkat adat

lainnya.

8. Bagaimana timbal balik suku Baduy saat berkomunikasi dengan bapak?

(bagaimana komunikasi simbolik mereka)

Saya jawab sekalian dalam pertanyaan di atas

9. Apakah bapak pernah memberi sesuatu kepada suku Baduy saat bapak

berkunjung?

Ya, saya pernah memberi sesuatu sebatas penghormatan dan wujud

terimakasih saya karena telah sangat membantu saya dalam setiap

program kerja bahkan membantu saya menyelesaikan study S2 saya

Page 184: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

165

10. Apakah bapak pernah memberikan alamat tempat tinggal bapak kepada

suku Baduy?

Tidak pernah

11. Biasanya dengan siapa saja bapak berkunjung ke Baduy?

Saya pernah mendapatkan program PKSA dari Kementerian Sosial

selama tiga tahun maka saya intensif berkunjung ke baduy bersama

pengurus Lembaga Perlindungan Anak Banten, beberapa kali dengan

kawan-kawan dari Komunitas Sejarah Banten, rombongan mahasiswa,

dan menemani kawan-kawan backpacker

12. Bagaimana prosedural di Baduy dalam menerima wisatawan?

Tidak ada procedural yang rumit di baduy dalam menerima pengunjung

sebagaimana telah saya jelaskan di atas (no.7) yang terpenting dalam

lapor kehadiran kepada Jaro Dainah sekedar mengetahui keberadaan dan

maksud tujuan dan yang terpenting pada saat itu Jaro Dainah

berkesempatan untuk menjelaskan hukum adat baduy secara singkat agar

diketahui oleh setiap pengunjung, setelah itu diserahkan pada setiap

pengunjung/rombongan untuk berkeliling/menginap hanya di sekitar

baduy luar saja, namun untuk menuju baduy dalam dianjurkan untuk

meminta pertolongan guide dari warga baduy dalam karena

mengingatkan medan yang ditempuh.

Page 185: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

166

CATATAN HASIL PRA PENELITIAN

April 2014

Peneliti mengunjungi Baduy untuk pertama kalinya, dan untuk tujuan

penelitian, setelah tiba dipintu masuk Baduy, peneliti mengetahui bahwa batas

wilayah Baduy luar dengan luar Baduy tidak ada pagar ataupun sesuatu yang

menandakan peneliti sudah memasuki tanah ulayat.

Peneliti datang bersama rombongan pencinta alam, namun rombongan kami

mendapatkan seorang pendamping yang berasal dari Baduy dalam bersama

anaknya yang berusia kira-kira 9 tahun. Saat itulah peneliti mengetahui bahwa

untuk masuk ke Baduy wisatawan bisa menggunakan jasa antar.

Saat itu peneliti hanya berkunjung sampai Gazeboh atau Baduy luar.

Pemandangan pertama yang peneliti lihat adalah beberapa ibu-ibu yang menenun

kain khas Baduy, dan banyaknya kios-kios dagang barang-barang khas Baduy.

Beberapa meter berjalan peneliti mulai masuk ke pemukiman masyarakat

Baduy dan melihat aktivitas mereka. Peneliti kaget, karena ternyata kehidupan

masyarakat Baduy luar dengan masyarakat luar Baduy tidak jauh berbeda, mereka

sudah banyak menggunakan alat-alat modern seperti telepon genggam, radio,

peralatan rumah tangga yang modern, pakaian yang modern, alas kaki, dan lain-

lain. Orang Baduy luar juga seperti sudah terbiasa dengan barang-barang modern

yang kami bawa, seperti kamera Slr, telepon genggam, dan laptop, karena

Page 186: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

167

ekspresi mereka saat peneliti dan kawan-kawan dari rombongan pencinta alam

menggunakan barang-barang modern tersebut tidak menunnjukkan adanya rasa

penasaran.

Akan tetapi apa yang dipakai oleh masyarakat Baduy luar berbeda dengan

Baduy dalam, peneliti melihat penampilan pemandu, yang berasal dari Baduy

dalam, dia tidak menggunakan alas kaki. Anaknya yang berusia sekitar 9 tahun

mengeluarkan ekspresi penasaran kepada alat-alat modern yang peneliti dan

rombongan gunakan, ekspresi tersebut berupa lirikan mata yang sangat sering

melemparkan pandang kepada alat-alat modern milik wisatawan, dan sikap diam

karena anak tersebut sepertinya hanya menyimpan rasa penasaran didalam

pikirannya. Namun sang ayah yang menjadi pendamping rombongan peneliti pun

mengeluarkan ekspresi yang biasa saja seperti orang Baduy luar, peneliti

berasumsi bahwa mungkin karena dia bekerja sebagai pendamping jadi sudah

tidak anaeh dengan barang-barang modern.

Peneliti dan rombongan bermalam di salah satu rumah warga di Baduy luar,

karena saat itu peneliti bersama rombongan, jadi yang menyiapkan perbekalan

juga rombongan. Pada saat makan malam, bekal yang dibawa diserahkan kepada

pemilik rumah untuk dimasak, dan dimakan bersama-sama, disini peneliti

mengetahui bahwa orang Baduy dalam juga bisa dan boleh makan makanan istan

dan modern.

Page 187: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

168

Juli 2014

Peneliti berkunjung kembali ke Baduy untuk mengetahui perkembangan, kali

ini peneliti berkunjung ke Baduy bersama salah seorang dosen FISIP UNTIRTA

yang kebetulah sedang melakukan penelitian juga. Ibu dosen ini memberi tahu

peneliti kalau untuk datang ke Baduy kita harus membawa oleh-oleh (makanan)

untuk mereka dan membawa perbekalan makanan juga untuk kita. Peneliti belum

mengetahui pada saat itu apakah ini adat dan budaya ibu dosen atau adat dan

budaya Baduy.

Dikunjungan kedua ini peneliti mengetahui bahwa ternyata untuk masuk ke

Baduy dipungut biaya masuk sebesar Rp 5000,- per orang. Dan kali ini kami

didampingi oleh pendamping yang sudah menjadi kenalan dari ibu dosen. Kami

bermukim dirumah anak dari wakil jaro dalam yang bernama ayah mursid. Anak

dari ayah mursid (wakil jaro Cibeo) tinggal di Baduy luar. Ada suguhan khas

masyarakat Baduy untuk para pengunjung, yaitu gula aren.

Saat sampai dan memasuki rumah Mursid (anak dari ayah Mursid), peneliti

melihat ada beberapa foto yang terpajang didinding rumah yang terbuat dari

anyaman bambu tersebut. Dalam salah satu foto, menggambarkan pertemuan ayah

Mursid sebagai wakil Jaro dengan presiden SBY. Juga melihat beberapa kalender

yang memiliki lambang kepartaian.

Pada sore harinya banyak orang Baduy dalam yang datang ke rumah yang

kami singgahi, ternyata mereka adalah orang-orang Baduy dalam yang bekerja

Page 188: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

169

menjadi pendamping wisatawan. Mereka bermalam juga di rumah anak ayah

Mursid.

Pada malam harinya kami berbincang-bincang tentang Baduy, peneliti

kemudian mengetahui bahwa mereka pernah mengunjungi wisatawan keluar

Baduy dengan berjalan kaki dan tanpa alas kaki, karena menggunakan alas kaki

dan naik kendaraan dilarang oleh aturan adat Baduy. Peneliti mengetahui bahwa

mereka pernah memasuki Mall-Mall besar di Jakarta dan sekitarnya seperti

Taman Anggrek, Alam Sutera, dan lain-lain. Disini peneliti mengetahui

bagaimana mereka sebenarnya tertarik dengan keadaan diluar alam Baduy, karena

saat mendengar cerita mereka yang tentang kunjungan ke tempat wisatawan,

ekspresi wajah mereka seperti penuh kepuasan dan kegembiraan mengetahui dan

merasakan sebuah hal yang baru. Peneliti juga mengetahui bahwa orang Baduy

dalam memang dilarang memiliki telepon genggam, namun mereka tidak dilarang

jika hanya menggunakan.

Keesokan paginya peneliti berbincang-bincang dengan ayah Mursid,

pembahasan perbincangan kami seputar Baduy, peneliti bertanya tentang salah

satu foto yang terpajang di dinding rumah. Ayah Mursid bercerita, bahwa dia

memang pernah ke Jakarta dan bertemu langsung dengan Presiden SBY dalam

rangka melestarikan adat Baduy, dalam perbincangan ini peneliti juga mengetahui

bahwa ayah Mursid bisa sedikit berbahasa Inggris.

Setelah hendak pulang, peneliti baru mengetahui bahwa harga sewa rumah

permalam ternyata dipatok Rp 100.000,- dan harga pendamping tidak dipatok.

Page 189: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

170

Pedoman Observasi

Observasi yang dilakukan peneliti adalah dengan memasuki lingkungan Suku

Baduy dan mengamati secara detail tentang bagaimana fenomena komunikasi

yang terjadi antara masyrakat suku Baduy dengan wisataan atau yang digunakan

sebagai sumber data penelitian. Berikut adalah hal yang di amati oleh peneliti

untuk melengkapi data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.

1. Komunikasi Internal masyarakat suku Baduy

2. Komunikasi sosial masyarakt suku Baduy dengan wisatawan

3. Komunikasi verbal dan non verbal masyarakat suku baduy dengan

wisatawan

4. Bagaimana proses komunikasi antar budaya yang terjadi antara

masyarakat suku Baduy dengan wisatawan

5. Perubahan yang terjadi pada masayrakat suku baduy setelah

berkomunikasi dengan wisatawan secara terus menerus

Page 190: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

171

Catatan Hasil Observasi

Pada tanggal 01-02 Nopember 2014

Peneliti melakukan observasi ke Baduy dan dan mengamati bagaimana

masyarakat Baduy berkomunikasi dengan wisatawan. Ketika ada wisatawan yang

berkunjung, ada beberapa masyarakat Baduy dalam dan luar yang menawarkan

jasa pendampingan untuk masuk kedalam Baduy. Jasa pendampingan ini selain

untuk mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, juga

dianggap suatu perbuatan menolong wisatawan, karena banyak dan rumitnya jalan

yang ada di Baduy, maka dikhawatirkan para wisatawan akan tersesat.

Saat dicari asal mula masyarakat suku Baduy menjadi pendamping adalah

sejak ramainya wisatawan yang datang ke Baduy dan membutuhkan pertolongan

untuk didampingi saat masuk ke dalam wilayah Baduy. Peneliti mengetahui para

pendamping tidak mematok harga pada wisatawan untuk jasa pengantarannya,

namun wisatawan selalu memberi bayaran kepada mereka dalam setiap

pendampingan.

Biasanya para pendamping sudah memiliki wisatawan “langganan” yang

ketika hendak berkunjung ke Baduy sudah melakukan komunikasi dengan orang

Baduy yang bekerja sebagai pendamping. Karena ada aturan adat yang melarang

orang Baduy dalam untuk menggunakan alat komunikasi modern seperti telepon

genggam, maka mereka bekerjasama dengan masyarakat luar Baduy yang tinggal

Page 191: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

172

disekitar Ciboleger dalam menyambungkan komunikasi antara wisatawan dan

pendamping. Larangan adat tersebut tidak berlaku untuk orang Baduy luar.

Peneliti juga mengetahui bahwa untuk mengunjungi Baduy dipungut biaya

administrasi sebesar Rp 2.500,- untuk anak sekolah dan Rp 5.000,- untuk

pegawai, dll.

Orang-orang Baduy dalam maupun luar hampir seluruhnya sudah mengerti

bahasa Indonesia. hal ini terjadi bukan karena suku Baduy bertempat dinegara

kesatuan republik Indonesia, akan tetapi mereka dapt mengerti dan berbicara

menggunakan bahasa indonesia karena banyaknya jumlah wisatawan yang datang,

dan banyak wisatawan itu juga yang tidak mengerti bahasa yang digunakan

masyarakat Baduy yaitu bahasa Sunda. Maka masyarakat Baduy yang memiliki

perawakan yang cerdas, mengamati dan mempelajari bahasa Indonesia dan

akhirnya dapat mengerti dan menggunakannya untuk berkomunikasi dengan

wisatawan. Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi sesama orang Baduy

adalah bahasa Sunda.

Peneliti juga mengetahui bahwa meskipun masyarakat suku Baduy bukan

beragama Islam, nasrani, budha, hindu, katolik, konghucu, namun mereka

menghargai keberagaman agama dan menerima dengan baik para penganutnya,

serta memperbolehkan wisatawan yang berbeda agama dengan mereka untuk

melakukan ibadah.

Dalam berkomunikasi dengan wisatawan masayrakat suku Baduy banyak yang

sudah mampu menggunakan bahasa Indonesia.

Page 192: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

173

Pada tanggal 08-09 Nopember 2014

Peneliti menyadari bahwa banyak wisatawan yang tidak memahami bahasa

yang digunakan orang Baduy dalam berbicara, karena itu masyarakat suku Baduy

mengalah dan mulai mempelajari bahasa Indonesia. Peneliti juga mengetahui

bahwa bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Baduy adalah bahasa sunda

kasar, namun peneliti melihat meskipun bahasa yang digunakan adalah bahasa

sunda kasar masyarakat suku Baduy tetap ramah dan sopan dalam berbicara.

Peneliti juga menyadari setiap wisatawan yang berkunjung selalu membawa

kebiasaannya dari luar Baduy, seperti alat-alat elektronik canggih, makanan-

makanan ringan, pakaian, bahasa sehari-hari, yang tentunya berbeda dengan

kebiasaan yang ada di Baduy. Para wisatawan juga memberikan makanan yang

tergolong makanan dan minuman produksi modern (ciki, biskuit, pop mie, mie

instan, teh kotak, minuman kaleng, minuman soda, dll) sebagai buah tangan untuk

masyarakat Baduy.

Para wisatawan biasa bermalam dengan menyewa rumah-rumah penduduk

Baduy, dalam aturan adat Baduy wisatawan bebas berkunjung kapan saja, hanya

untuk waktu menginap dibatasi hanya 24 jam saja. Wisatawan bebas

menggunakan alat elektronik dihadapan masyarakat Baduy selama tidak

melanggar aturan adat.

Pada minggu kedua ini, peneliti menyadari bahwa ketika wisatawan

mengeluarkan barang-barang elektonik modern (telepon genggam, kamera,

Page 193: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

174

laptop, dll) beberapa masyarakat Baduy masih mengeluarkan ekspresi penasaran

terhadap barang-barang tersebut, namun kebanyakan dari mereka mengeluarkan

ekspresi biasa saja, seperti sudah terbiasa dengan barang-barang tersebut.

Peneliti mengetahui bahwa setiap ada wisatawan yang mengeluarkan barang-

barang modern ada ekspres penasaran atau ketertarikan pada masyarakat suku

Baduy, seperti mereka selalu melirik ke arah benda-benda modern tersebut. Hal

ini termasuk kategori komunikasi non verbal yang terjadi pada masyarakat suku

Baduy.

Pada Tanggal 15-16 Nopember 2014

Peneliti mengetahui bahwa di Baduy memang tidak ada sekolah formal, namun

masyarakat Baduy bisa belajar secara Non formal diwaktu-waktu senggangnya,

juga tidak memiliki sarana kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit, karena

masyarakat Baduy menggunakan hasil alam untuk obat-obatan, namun juga tidak

menutup bila ada bidan atau dokter yang ingin menolong masyarakat Baduy yang

melahirkan atau sakit parah.

Peneliti juga mengetahui bahwa Puun bisa mengeluarkan amanat untuk

disampaikan kepada masyarakat Baduy melalui Jaro Tujuh, bila Puun

mendapatkan “Ilham” dari proses bertapanya. Peneliti juga mengetahui bahwa

banyak larangan-larangan yang bisa dilonggarkan bila sudah ada persetujuan dari

Puun. Misalkan soal makanan hasil produksi modern yang boleh dimakan oleh

Page 194: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

175

orang Baduy baik Baduy luar maupun Baduy dalam, alat-alat masak yang terbuat

dari kaca, logam, dll.

Pada Tanggal 22-23 Nopember 2014

Peneliti mengetahui bahwa wisatawan yang berkunjung ke Baduy dari

berbagai kalangan, anak sekolah, mahasiswa dan pekerja yg sedang liburan,

peneliti, turis asing, dll.

Peneliti juga mengetahui bahwa sudah banyak yang berubah dan hilang dari

kebiasaan hidup suku Baduy, misalkan alat-alat musik khas Baduy seperti

Karinding yang sudah punah dan hanya satu orang warga Baduy dalam Kampung

Cibeo yang masih bisa membuat dan memainkannya, Kecapi, yang sudah jarang

yang memiliki dan memainkannya, angklung, suling, sudah jarang dimainkan oleh

masyarakat suku Baduy. Perubahan tersebut peneliti ketahui sudah sejak sekitar

20-30 tahun yang lalu.

Pada Tanggal 29-30 Nopember 2014

Di Akhir penelitian saat peneliti mencari data soal jumlah penduduk dan

jumlah pengunjung, peneliti mengetahui bahwa jumlah penduduk yang ada di

Baduy adalah 11.275 orang, 1460 adalah masyarakat Baduy dalam, dan sisanya

9.815 adalah masayrakat Baduy luar. Dengan jumlah pengunjung pertahun sekitar

3500-5000 pengunjung. Pada tahun 2014 jumlah pengunjung sampai pertengahan

Page 195: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

176

bulan desember adalah +/- 3500 orang. Pada saat ini juga peneliti mengetahui

bahwa struktural Jaro Pemerentah diluar adalah yang memiliki kewenangan

menerima dan mengeluarkan surat dari Baduy.

Page 196: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

177

Peneliti dan Jaro Dainah Kampung Baduy Luar

Patung Selamat Datang Baduy Peneliti bersama Ayah Mursid

Bentuk Ladang di Baduy Struktur Pemerintahan Baduy

Danau di Baduy Luar Wisatawan dan Orang Baduy dalam

DOKUMENTASI

Page 197: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

178

Leuwit Wisatawan Baduy Pendamping wisatawan

Ekspresi wisatawan bersama satu orang Baduy luar (kiri) dan dua orang Baduy

dalam (ayah dan anak) sedang melihat video melalui telepon genggam

Anak-anak Baduy dalam sedang menonton televisi disebuah warung makan

Peneliti dengan salah satu Informan wisatawan

Page 198: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

179

Daftar Pengunjung Baduy Tahun 2014

Page 199: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

180

Page 200: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

181

Page 201: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

182

Page 202: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

183

Aturan Wisatawan Suku Baduy

Page 203: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

184

Kategorisasi Komunikasi Masyarakat Suku Baduy dengan

Wisatawan

NO Jenis

Komunikasi

(1)

Orang Baduy

dalam

(2)

Orang Baduy

Luar

(3)

Pemerintah

Baduy

(4)

1.

Wisatawan

(5)

Akademisi

(6)

a. Komunikasi

Internal

Masyarakat

suku Baduy

Asmin :

kalo ngomong

ke sesama

pake sunda

kasar

Saiful :

bicara

menggunakan

bahasa sunda

kasar

Karman :

sehari-hari

pake sunda

kasar kalo

bicara

Udil :

kami kalau

berbicara

sehari-hari

pakainya

bahasa sunda

kasar kalo

orang Baduy

mah

Sali :

Bahasa sunda

iyeu kasar

Mursid :

kami kalo untuk

bicara sehari hari

dengan sama

sama orang

Baduy pakainya

sunda kasar

bahasanya

Dainah :

untuk bahasa

kami pakai

Sunda kasar

Haryoto :

kayaknya

mereka pake

sunda ya

Njen :

kalo orang

Baduy

ngomongnya

pake bahasa

sunda kasar

kalo yang aku

tau

Aulia :

Sesama Baduy

pake sunda

kasar

Rizal :

Sunda,

sundanya sunda

kasar kalo

orang Baduy

Prof.

Sihabuddin :

orang Baduy

kalau ke sesama

bicaranya pake

bahasa Sunda

kasar

b. Komunikasi

Sosial

Masyarakat

suku Baduy

Asmin :

kalo dengan

wisatawan ya

sedikit sedikit

bisa pake

bahasa

Indonesia

Saiful :

Ngikuti saja

kalo

Udil :

Kalo ngomong

ke wisatawan

pake bahasa

Indonesia kalo

yang mengerti,

ya kami juga

harus sopan

dan ramah

Mursid :

Jika bicara

dengan

wisatawan,

pengunjung

kami biasa pakai

bahasa Indonesia

sebab wisatawan

kebanyakan

tidak bisa

berbicara bahasa

Haryoto :

Kalo ngomong

sama kita ada

yang pake

bahasa

Indonesia ada

yang enggak,

tapi mereka

sopan, mungkin

karena biasa

hidup seperti itu

Prof Sihab :

Untuk

berkomunikasi

dengan diluar

suku mereka

pake bahasa

Indonesia, ini

juga salah satu

perubahan

bentuk

kemajuan untuk

Page 204: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

185

pengunjung

bahasa

indonesia

kami bahasa

Indonesia

kalo

pengunjung

bisa bahasa

Sunda ya

kami seperti

biasa pake

bahasa Sunda

Karman :

Ya kalo

ngomong ke

pengunjung

biasa pake

bahasa

Indonesia, kan

sekarang

sudah banyak

jadi banyak

kami juga bisa

bahasa

Indonesia

Sali :

Nu bahasa

indonesia loba

bisa

Sunda. Tentu

kami selalu

mengingat

perintah leluhun

untuk sopan dan

ramah kepada

setiap manusia

Dainah :

Karena

kebutuhan

wisatawan dan

orang luar

Baduy, maka

kami belajar

bahasa Indonesia

supaya bisa

berbicara dengan

mereka,

kebanyakan

kami juga belajar

dari wisatawan

untuk bisa

berbahasa

Indonesia

Njen :

Kalo ngomong

ke kita itu pake

bahasa

Indonesia

Aulia :

Kebanyakan sih

kalo dibaduy

luar udah bisa

bahasa

Indonesia jadi

kita juga pake

bahasa

Indonesia, tapi

kalo di Baduy

dalem

banyaknya gak

ngerti bahasa

Indonesia jadi

kita minta di

terjemahin ke

bahasa sunda

sama tour guide

nya.

Rizal :

Ya ngomong

bahasa

Indonesia kalo

sama wisatawan

kaya kita

masyarakat

Baduy

c. Komunikasi

verbal

masyarakat

suku Baduy

dengan

wisatawan

Haryoto :

mereka kaya

biasa kalo

ngobrol sama

kaya kita Cuma

beda bahasa aja,

tapi mereka

juga udah pake

bahasa

Indonesia

Prof Sihab :

Mereka bicara

dengan orang-

orang diluar

mereka seperti

kita, pakai

bahasa Sunda

atau Indonesia

tapi semuanya

menjaga sopan

santun.

Page 205: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

186

Njen : untuk

bicara mereka

ada yang lancar

ada yang

enggak pake

bahasa

Indonesia tapi

jarang mereka

ngobrol sama

wisatawan

keliatannya

Aulia : kalo

untuk bahasa

verbal ya

ngobrol kaya

kita biasa aja

d. Komunikasi

Non verbal

masyarakat

suku Baduy

dengan

wisatawan

Haryoto : kita

bisa

memperhatikan

ya mereka

punya ekspresi

seperti

penasaran kalo

kita bawa

barang-barang

baru dari kota

Aulia :

Sering sih

ngeliat ada

ekspresi-

ekspresi kaya

penasaran, atau

kaya takut gitu

Haedi :

Pernah waktu

didampingi

sama orang

Baduy dalam

dan anaknya,

bapaknya biasa

aja tapi anaknya

Prof Sihab :

Pati gak jauh

beda dengan

yang saudari

Nisa lihat

disana, mereka

punya

kecemasan saat

berkomunikasi

dengan orang-

orang luar

Baduy

Page 206: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

187

rautnya

penasaran, tapi

selalu dihalau

bapaknya biar si

anak gak kaya

gitu, kayaknya

si bapak

khawatir

anaknya gak

sopan sama

wisatawan

e. Perubahan

Masyarakat

Baduy

setelah ber-

komunikasi

dengan

wisatawan

secara terus

menerus

Asmin : kami

seperti ini

sekitar 20

tahun. Setelah

wisatawan

datang,

banyak dari

kami yang

mulai berubah

Saiful :

Sekitar 15

tahun yang

lalu sebelum

banyak

wisatawan,

kami hidup ya

masih biasa,

belum makan

yg seperti

mie, mungkin

karena

kehidupan

diluar sudah

maju jadi

Baduy ikut

maju.

Udil :

Ini kemajuan

buat Baduy

karena dulu

waktu Udil

kecil masih

gak ngerti apa-

apa masih

Cuma

berladang

sama ayah

Udil,

Mursid :

ya dulu diluar

juga belum

modern kalo di

Baudy mungkin

baru sejak Saba

Baduy kita

banyak dateng

kesini

pengunjung,

masyarakat

Baduy juga bisa

banyak tau dari

wisatawan

Aulia :

bedanya Baduy

sih sama aja

kayaknya

soalnya kan

saya ke sini

beberapa kali

dalam waktu

dua tahun jadi

gak banyak

yang berubah,

paling tambah

banyak

pedagang aja.

Rizal :

paling keliatan

jumlah

pedagang di

Baduy dalam

yang semakin

Banyak

Prof Sihab :

Ya itulah sejak

saba budaya,

banyak

wisatawan yang

masuk akhirnya

seperti yg kita

tau dari segi

pakaian,

makanan,

bahasa, mereka

berangsur-

angsur modern

meskipun

mereka

berusaha

membatasi diri

dari modernitas

Page 207: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

188

BUKTI INFORMAN

No Nama Kategorisasi Bukti menjadi

Informan Keterangan

1 Ayah Asmin Orang Baduy Dalam

Catatan wawancara tertulis, foto

bersama informan

Dalam catatan tidak ada tanda

tangan informan, tidak ada

rekaman, hal ini berkaitan dengan larangan adat dan

keterbatasan informan dalam hal tulis menulis. Informan adalah

pendamping peneliti saat di

Baduy yang berstatus sebagai penduduk Baduy

dalam 2 Ayah Serat Orang Baduy

Dalam Catatan wawancara

tertulis

Dalam catatan tidak ada tanda

tangan informan, tidak ada

rekaman, hal ini berkaitan dengan larangan adat dan

keterbatasan informan dalam hal tulis menulis,

informan merupakan orang Baduy dalam dan ditemui di Baduy

dalam. 3 Ayah Saiful Orang Baduy

Dalam Catatan wawancara

tertulis

Dalam catatan tidak ada tanda

tangan informan, tidak ada

rekaman, hal ini berkaitan dengan larangan adat dan

keterbatasan informan dalam hal tulis menulis,

informan merupakan orang Baduy dalam dan

Page 208: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

189

ditemui di Baduy dalam.

4 Ayah Karman Orang Baduy Dalam

Catatan wawancara tertulis

Dalam catatan tidak ada tanda

tangan informan, tidak ada

rekaman, hal ini berkaitan dengan larangan adat dan

keterbatasan informan dalam hal tulis menulis,

informan merupakan orang Baduy dalam dan ditemui di Baduy

dalam.

5 Ayah Sali Orang Baduy Luar

Foto dan Rekaman wawancara

6 Udil Orang Baduy Luar

Foto dan Rekaman wawancara

7 Jaro Dainah Pemerintah Baduy

Foto bersama dan rekaman

wawancara

8 Wakil Jaro Mursid Pemerintah Baduy

Foto bersama dan rekaman

wawancara

9 Haryoto Wisatawan Catatan tertulis bertandatangan,

dan nomor telepon (081802568445)

Informan merupakan

wisatawan yang ditemui dan

diwawwancarai di Baduy dalam

karena hal tersebut peneliti

tidak mendapatkan

bukti audio maupun visual

10 Njen Wisatawan Catatan tertulis bertandatangan,

dan nomor telepon (082110131420)

Informan merupakan

wisatawan yang ditemui dan

diwawwancarai di Baduy dalam

karena hal tersebut peneliti

Page 209: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

190

tidak mendapatkan

bukti audio maupun visual

11 Nur Haedi Wisatawan Capture percakapan via

Blackbarry massanger

Informan merupakan orang

yang pernah mengunjungi

Baduy lebih dari 3 kali, peneliti

mewawancarai beliau via Blackbarry

massanger sebab beliau telah

memiliki kesibukan diluar

kota, peneliti mengambil beliau menjadi informan

sebab peneliti mengetahui

beliau sudah lebih dari 3 kali

mengunjungi Baduy dan

dengan rentang waktu yang cukup

lama jaraknya pada setiap kunjungan.

12 Aulia Shofan Hidayat Wisatawan Rekaman wawancara

Peneliti mewawancarai

informan di kota Serang, namun

peneliti mengetahui

bahwa beliau pernah

mengunjungi Baduy lebih dari 3

kali karena peneliti pernah

datang ke Baduy bersama

informan saat melakukan pra

Page 210: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

191

penelitian

13 Rizal Artomi Wisatawan Rekaman wawancara

Peneliti tetap mengambil data dari informan ini

karena beliau memiliki rentang jarak yang cukup

jauh dalam kunjungannya ke Baduy meskipun

beliau baru mengunjungi

Baduy sebanyak dua kali

14 Shintya Wisatawan Rekaman wawancara dan

foto

15 Prof. Dr. Sihabuddin, M.Si Akademisi Rekaman wawancara

16 Aliyth Prakarsa, S.H.,M.H. Akademisi Bukti tertulis via Email

Page 211: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

192

Ayah Asmin dan kawan dari peneliti Jaro dainah dan Peneliti

Ayah Mursid dan Peneliti Ayah Sali dan kawan peneliti Sintya dan peneliti

Udil Teks wawancara Haryoto Teks wawan cara Njen

Page 212: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

193

CURRICULUM VITAE

PERSONAL:

Name : Amriyatunnisa

Place, Date Of Birth : Serang, 13 Maret 1992

Address : Jl.Raya Merak Ds.Salira Kp.Sitong Rt/Rw 08/02

Pulo Ampel, Serang-Banten

Religion : Islam

Sex/Status : Female/In Relationship

Height/Weight : 168cm / 48 kg

Cell Phone/ PIN : 085774009778 / 741017A1

E-Mail : [email protected]

Nationality : Indonesian

FORMAL EDUCATION

20010 – 2014 : University Of Sultan Ageng Tirtayasa-Serang

Banten (College)

2007 – 2010 : SMK Negeri 1 Kota Serang

(Vocational High School)

2005– 2007 : MTS Negeri Bojonegar (Junior

High School)

2000– 2005 : SDN Salira Indah (Elementary

School)

Page 213: KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ...

194

Organization And Committee Experiences

2010-2011 : Departement of Educationand and Regeneration on

Communication Student Assosiaction

2011-2012 : Departement of Educationand and Regeneration

on BEM FISIP UNTIRTA

2011-2012 : Departement of Educationand and Regeneration on

Untirta Movement Community, Commite Basis

FISIP

2012-2013 : Departement of Educationand and Regeneration on

Untirta Movement Community, Commite Central.

2010-2014 : A Member of IMIKI UNTIRTA

2012-2013 : Departement of Steategic Studies and Media

Literasi on IMIKI UNTIRTA

2014 : A Member of Liga Mahasiswa Nasional

Demokrasi (LMND)

ADDITIONAL INFORMATIOS

1. Able to operate an application software such as :

Microsoft Office

Adobe Photoshop

2. Familiar to use and operate either DSLR Photo Camera or Video Camera