ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan...

51
1 BAHAN AJAR ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA (PERANAN MINERAL PADA TERNAK BABI DAN UNGGAS) Oleh : Ir. Desak Putu Mas Ari Candrawati,MSi NIP. 196902071994032001 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016

Transcript of ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan...

Page 1: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

1

BAHAN AJAR

ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA

(PERANAN MINERAL PADA TERNAK BABI DAN UNGGAS)

Oleh :

Ir. Desak Putu Mas Ari Candrawati,MSiNIP. 196902071994032001

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

Page 2: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

ii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis ucapkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya

penulisan Bahan Ajar Ilmu Gizi Ternak Non Ruminansia (“Peranan Mineral Pada

Ternak Babi Dan Unggas)” dapat diselesaikan tepat waktu.

Penulisan Bahan Ajar ini bertujuan untuk membantu mahasiswa dan dosen

Fakultas Peternakan Universitas Udayana didalam memahami mineral untuk ternak babi

dan unggas, dalam Mata Kuliah Ilmu Gizi Ternak Non Ruminansia.

Bahan Ajar ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran kami

harapkan demi penyempurnaan bahan ajar ini.

Denpasar, 1 Februari 2016

Penyusun

Page 3: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

iii

DAFTAR ISI

Halaman JudulDAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................................... 1

II. TERNAK BABI ............................................................................................................ 3

2.1. Ternak Babi.............................................................................................................. 3

2.2. Fase Pertumbuhan Babi ........................................................................................... 4

2.3. Sistem Pencernaan Ternak Babi .............................................................................. 7

2.4. Pemberian Pakan Induk Babi................................................................................... 8

III. MINERAL UNTUK TERNAK BABI....................................................................... 10

3.1. Fungsi Mineral Pada Ternak Babi ......................................................................... 10

3.2. Mineral-Mineral Yang Sering Defisiensi............................................................... 11

3.4. Interelasi Unsur-Unsur Mineral ............................................................................. 17

3.5. Kemanfaatan Mineral............................................................................................. 19

3.6. Unsur-Unsur Mineral ............................................................................................. 20

IV. TERNAK UNGGAS .................................................................................................. 31

4.1. Ternak Unggas ....................................................................................................... 31

V. MINERAL UNTUK TERNAK UNGGAS................................................................. 32

5.1. Klasifikasi Mineral................................................................................................. 32

5.2. Fungsi Mineral ....................................................................................................... 32

5.3. Mineral Makro ....................................................................................................... 33

5.4. Mineral Mikro (Trace Element)............................................................................. 39

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 48

Page 4: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan jenis makanannya hewan dikelompokkan menjadi KARNIVORA

(pemakan daging), HERBIVORA (pemakan tumbuhan), dan OMNIVORA (pemakan

tanaman/nabati dan makanan asal hewani).

Menurut tipe alat pencernaannya hewan digolongkan ke dalam MONOGASTRIK

dan POLIGASTRIK. Monogastrik adalah hewan berperut tunggal dan sederhana. Alat

pencernaannya terdiri dari mulut, esophagus, perut, usus halus, usus besar dan rektum.

Sistem pencernaannya disebut Simple Monogastric System. Poligastrik adalah hewan

berperut ganda (kompleks) seperti ruminansia sejati (hewan yang mempunyai rumen)

yaitu sapi kerbau, kambing, domba, rusa, anoa, antelope dan pseudo-ruminant (onta,

llama). Sistem pencernaannya disebut Pollygastric System.

Hewan karnivora adalah kelompok hewan pemakan daging (makanan asal

hewan), mempunyai gigi taring untuk mencabik makanannya, perutnya tunggal

(monogastrik) dan sederhana. Alat pencernaannya pendek (Tabel 3.1) karena pakannya

(daging) yang tidak berserat sehingga mudah dicerna. Yang termasuk kedalam kelompok

ini adalah anjing, kucing dan beberapa jenis hewan liar lainnya.

Hewan omnivora memiliki berperut tunggal. Alat pencernaannya relatif lebih

panjang, lebih kompleks dan cecum-colonnya (usus besar) lebih berkembang karena

sebagian pakannya adalah nabati yang mengandung serat. Sistem pencernaannya sama

dengan karnivora, yaitu simple monogastric system contohnya babi. Cecum dan colon

Page 5: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

2

babi hutan lebih besar daripada babi peliharaan. Hewan omnivora dengan sistem

pencernaan sederhana, mempunyai perut berupa kantong yang dilengkapi dengan

kelenjar yang mensekresikan HCl dan pepsinogen sebagai precursor pepsin.

Page 6: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

3

II. TERNAK BABI

2.1. Ternak Babi

Ternak babi mempunyai kelebihan dan kekurangan bila dibandingkan dengan ternak

lain.Adapun Kelebihan ternak babi adalah:

1. Babi memiliki konversi terhadap makanan yang cukup tinggi.Semua bahan makanan

bisa diubah menjadi daging. Menurut Derek H.Goodwin, untuk pembentukan 1 kg

daging rata-rata diperlukan 3,5 kg makanan.

2. Ternak babi sangat prolifik (cepat tumbuh dan cepat dewasa), yakni banyak anak

yang lahir dari satu kelahiran dengan sekali beranak bisa 6-12 ekor dan setiap induk

bisa beranak 2 kali dalam satu tahun.. Babi dara dapat dikawinkan pada umur 8 bulan

beranak pada umur ±1 tahun,dan anak-anaknya dapat mencapai berat 100Kg pada

umur 5,5-6 bulan bila dipelihara dalam keadaan sehat.

3. Persentase karkas babi cukup tinggi,bisa mencapai 65-80%,sedangkan persentase

karkas sapi 50-60%,domba,kambing 45-55% kerbau 38%. Berat karkas babi yang

dapat terjual dengan baik berkisar antara 90-150 kg,bahkan di Indonesia babi yang

lebih kecilpun digemari oleh beberapa konsumen tertentu.Hal ini memungkinkan

peternak mempunyai cukup waktu untuk memperhatikan kemungkinan harga yang

lebih menguntungkan.(dibandingkan dengan ayam pedaging yang hanya mempunyai

waktu yang pendek untuk dijual dengan harga yang baik)

4. Daging babi kandungan fatnya lebih tinggi,sehingga nilai energinyapun lebih

tinggi,sedangkan kadar airnya lebih rendah.

5. Ternak babi sangat efisien dalam mengubah sisa-sisa makanan serta hasil ikutan

pertanian maupun pabrik.(sisa-sisa restoran)

Page 7: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

4

6. Ternak babi mudah beradaptasi terhadap system pemakaian alat-alat perlengkapan

kandang seperti tempat minum dan makan otomatis,sehingga biaya lebih bisa

dihemat,karena tenaga buruh bisa dikurangi.

Disamping kebaikan yang disebutkan diatas ternak babi tidak luput dari beberapa

kekurangan yang penting dipertimbangkan peternak. Kekurangan dari ternak babi adalah:

1. Tidak semua lingkungan masyarakat dapat menerima adanya ternak babi.Agama

islam mengharamkan umatnya makan daging babi,tidak seperti daging sapi yang

2. bisa diterima oleh segala lapisan masyarakat. Jadi usaha ternak babi tidak bisa

dilakukan disembarang tempat atau tak semudah usaha-usaha ternak-ternak lainnya

seperti ayam,sapi atau domba.

3. Sesuai dengan system pencernaannya pakan yang banyak diberikan adalah

konsentrat,sedangkan hijauan dalam jumlah yang sedikit

4. Ternak babi sangat peka terhadap infeksi dari berbagai jenis penyakit dan parasit.Hal

ini serupa dengan unggas.Bila pengelolaan kurang baik maka kerugian bukan hanya

kematian,tapi juga berupa penurunan berat badan dan penurunan pertambahan bb.

Bila penyakit sudah masuk dalam suatu usaha peternakan babi maka ongkos

produksinyapun akan naik dengan cepat.

5. Ternak babi dapat merusak tanah. Sifat pengungkit tanah merupakan sifat khusus

dari ternak babi yang dapat timbul bila ternak tersebut tidak diberi ransom yang

sempurna, sehingga ia akan mencari kekurangannya dalam tanah.

2.2. Fase Pertumbuhan Babi

Ada beberapa fase pertumbuhan babi yaitu:

Page 8: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

5

1. Starter. Pada fase ini anak babi masih menyusui sampai umur 8-10 minggu (disapih).

Komposisi makanan disusun dengan pakan yang mudah dicerna (mengandung serat

yang rendaha) Kadar protein yang diperlukan 19-21% dan kandungan energinya

2800-3000 kcal.

2. Grower. Fase grower sampai umur 5 bulan (berat 50kg) Ransum untuk fase ini

diperlukan kadar protein 17-19%. Kandungan energi 2800-3000 kcal dengan serat

kasar 5-6 %.

3. Fattening.Adalah babi yang digemukkan sebagai babi potong yang beratnya mulai

50kg sampai 100kg. Penggemukan dimulai sesudah lewat fase grower. Ransum

untuk fase ini kadar proteinnya 13-15% dan kandungan energinya 2800-3000kcal

4. Bibit. Adalah babi dara (babi betina berat 50kg) atau babi bunting 3 bulan

pertama.Babi bibit tidak boleh terlampau gemuk dan banyak lemak. Babi diberikan

ransum dengan kandungan sk agak tinggi yakni 8,5%, energi 2700-2900kcal dan

protein 14%

5. Induk menyusui. Ransum yang diberikan harus disusun dengan kadar protein yang

cukup tinggi karena sangat diperlukan untuk pertumbuhan embrio dan persiapan

untuk produksi susu. Kadar protein yang diperlukan 18,5% energi 2700-2900kcal

dan sk 7%.

Pada dasarnya ternak babi memiliki bangsa yang membedakan antara babi yang satu

dengan babi yang lain. Adapun bangsa-bangsa babi tersebut terbagi menjadi tiga (3) tipe,

yaitu diantaranya.

1. Tipe lemak (lard type), memiliki ciri-ciri:

Ukuran tubuh berlebihan, lebar

Page 9: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

6

Cepat atau mudah menjadi gemuk, kemampuan dalam pembentukan lemak cukup

tinggi

Ukuran kaki pendek

Contoh : bangsa-bangsa babi Indonesia cenderung ke arah tipe lemak.

2. Tipe daging (Meat type), memiliki ciri-ciri:

Ukuran tubuh panjang dan halus

Bagian sisi tubuh panjang, dalam halus

Punggung berbentuk busur, kuat dan lebar

Susunan badan padat, lemak sedikit

Kepala dan leher ringan, halus

Ukuran kaki panjang sedang, tumit pendek kuat

Ham berkembang cukup bagus dan dalam

Kelompok babi ini banyak diternakkan di AS.

Contoh: Hampshire, Polan China, Spotted Poland China, Berkshire, Chester

White, Duroc.

3. Tipe dwiguna (bacon type). Termasuk kelompok babi type sedang ialah yang

memiliki tanda-tanda sebagai berikut:

Ukuran tubuh panjang dan dalamnya tubuh sedang dan halus

Ukuran lebar tubuh sedang, timbunan lemak sedang, halus

Kelompok babi tipe bacon banyak diternakkan di Inggris, Belanda, Kanada dan

Polandia.

Contoh : Yorkshire, Landrace, Tamworth

Page 10: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

7

2.3. Sistem Pencernaan Ternak Babi

Makanan menelan biaya yang tertinggi diantara biaya-biaya produksi ternak babi

dan umumnya diperkirakan 70-80% dari biaya yang dikeluarkan untuk produksi. Ternak

babi tergolong ternak omnivore monogastrik, pemakan semua bahan makanan yang

memiliki perut besar sederhana, yang membutuhkan makanan konsentrat. Pada ternak

ruminansia, bekteri-bakteri atau mikroorganisme berperan penting dalam pencernaan

didalam perut majemuk. Sebaliknya pada ternak babi pengubahan zat-zat makanan yang

komplek seperti protein dan Kh dari bahan makanan adalah hasil pekerjaan enzim-enzim

pencernaan. Ternak babi tidak dapat mencerna serat kasar dalam jumlah yang banyak.

Serat kasar merupakan karbohidrat yang kompelk yang terdiri dari selulosa, hemiselulosa

dan lignin. Bagi babi serat kasar yang terdapat didalam makanan ini hanya diperlukan

untuk :

1. Menstimulir sekresi enzim-enzim

2. Menstimulir gerak pristaltik pada alat pencernaan

Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya

cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa menembus jarinagn serat kasar. Itulah

sebabnya pada babi harus diberi makanan yang kadar serat kasarnya rendah, lebih-lebih

babi muda. Apabila diberi serat kasar tinggi pertumbuhannya akan lambat, sebab babi

dewasa saja hanya mampu menggunakan serat kasar + 6 %.

Babi sangat sensitive akan kualitas ransom oleh pelbagai alasan:

1. Babi bertumbuh cepat

2. Babi terbatas memanfaatkan makanan berserat kasar

Page 11: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

8

3. Babi biasanya dipelihara terkurung dan oleh karena itu semua zat-zat makanan

harus sudah tersedia dalam ransum

Ternak babi membutuhkan makanan yang imbang nilai nutrisinya agar diperoleh

produksi dan reproduksi yang optimal. Ternak babi membutuhkan energi, protein,

mineral, vitamin dan air. Setiap zat mempunyai fungsi dan kaitan spesifik didalam tubuh.

Kekurangan satu atau ketidakseimbangan zat-zat makanan dapat memperlambat

pertumbuhan dan berefek lanjut terhadap performans.

2.4. Pemberian Pakan Induk Babi

Fase induk babi : periode kering tidak bunting,bunting dan menyusui. Masa

kebuntingan terutama akhir kebuntingan dan masa menyusui adalah masa kritis

dibandingkan fase lainnya. Pemberian makanan pada induk yang sedang bunting

digunakana untuk :

1. Hidup pokok (memelihara jaringan yang rusak)

2. Mensuply energi untuk proses hidup

3. Untuk perkembangan anak –anak yang sedang dikandung

Page 12: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

9

4. Menyimpan cadangan zat makanan digunakan untuk menyusui anak-anak mereka

setelah partus

5. Pertambahan berat badan

Kualitas ransum pada waktu induk bunting sangat mempengaruhi daya hidup anak-

anak babi yang akan lahir.Semakin baik ransum yang diberikan pada waktu bunting

semakin baik pula kondisi anak-anak yang akan lahir dan semakin baik anak-anak babi

tersebut akan dapat disapih.

Pemberian makanan pada induk pada saat sebelum dan sesudah partus :

1. Pemberian pakan berkisar 2-2.5 kg/ekor/hari

2. Sifat mengisi (bulky) yang dapat menolong induk dari konstipasi, ada cara lain

untuk mencegah konstipasi adalah membatasi jumlah makanan yang diberikan

selama 3-4 hari sebelum dan 7 hari sesudah beranak.

3. Bila induk tidak memperlihatkan gejala gelisah oleh karena lapar,induk tidak

perlu diberi makan selama 8-12 jam setelah beranak tapi air harus disediakan

cukup banyak. Pada hari kedua dapat diberikan 1-1,5 kg makanan untuk pagi dan

sore.Setelah 5-7 hari induk dapat diberikan pakan normal kembali.

Anak-anak babi yang sedang menyusu kadangkala menderita diare. Pemberian

antibiotika pada induk sebanyak 100-200 g/ton ransum pada waktu beranak dan 1-2

minggu setelah partus akan dapat mengurangi problem diare dan mortalitas pada anak-

anak babi. Induk menyapih anak anaknya pada umur 3-6 minggu.induk belum dapat

dikawinkan 4-6 minggu kemudian.

Page 13: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

10

III. MINERAL UNTUK TERNAK BABI

3.1. Fungsi Mineral Pada Ternak Babi

Didalam tubuh hewan maupun manusia terdapat sekitar 4-6% dari bobot badan. Kini

telah diketahui paling sedikit 16 unsur mineral yang esensial bagi ternak dan ternak babi

membutuhkan paling sedikit 14 unsur mineral esensial. Unsur esensial bagi tubuh ternak

digunakan untuk :

1. Unsur pokok tulang dan gigi

2. Komponen berbagai enzim

3. Komponen protein,organ-organ tubuh dan darah

4. Fungsi otot dan syaraf

5. Memelihara berbagai proses metabolisme dalam tubuh.

Mineral-mineral yang dibutuhkan ternak dikenal sebagai unsur makromineral dan

mikromineral.

Tabel 3.1 Unsur Makromineral dan Unsur Mikromineral

Esensial Diduga esensial

Makromineral Mikromineral

Fosfor (P) Besi (Fe) Barium (Ba)

Kalium (K) Fluorin (F) Bromium (Br)

Khlorin (Cl) Khromium (Cr) Nikel (Ni)

Magnesium (Mg) Kobalt (Co) Strontium (Sr)

Natrium (Na) Mangan (Mn) Timah putih (Sn)

Sulfur (S) Molybdenum (Mo) Vanadium (V)

Selenium (Se)

Silikon (Si)

Tembaga(Cu)

Page 14: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

11

Zink (Zn)

Setiap mineral esensialmempunyai paling sedikit satu fungsi spesifik dalam tubuh

atau mungkin suatu mineral mempunyai peran khusus dalam suatu metabolisme. Mineral

sendiri tidak menghasilkan energi, meskipun mungkin mineral tertentu terlibat dalam

proses metabolisme. Unsur mineral yang telah diketahui kini esensial bagi tubuh ataupun

ternak, bila tubuh mengalami defisiensi akan berakibat buruk, namun bila berlebihan

sampai batas tertentu akan berakibat toksik bagi tubuh bahkan mungkin mengakibatkan

kematian

Dalam kondisi alami, babi sudah mendapat cukup mineral dari hijauan dan dari

tanah, namun dengan system pemeliharaan yang dikurung ransum babi harus disuplemen

dengan mineral yang cukup. Bila kurang maka pertumbuhan dan reproduksi babi akan

terganggu. Hal yang sering dilakukan ternak babi adalah : perusakan tembok dan lantai

kandang, hal ini dilakukan untuk mendapatkan mineral yang dibutuhkan dari tanah.

Dibandingkan dengan biaya untuk energi dan protein, biaya mineral tidak mahal. Dari

sebab itu dengan tambahan sedikit biaya, mineral ditambahkan dalam ransum sebagai

tindakan untuk menjamin hasil yang memuaskan.

3.2. Mineral-Mineral Yang Sering Defisiensi

1. Kalsium dan Fosfor

Sekitar 70% mineral dalam tubuh babi terdiri dari kalsium dan fosfor. Kalsium

adalah mineral yang paling sering kurang dalam ransum. Butiran serelia mengandung

sedikit kalsium sekitar 0,4%, sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan babi.

Pada butiran serelia fosfor biasanya tinggi. Bila sumber protein hewani digunakan dalam

Page 15: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

12

ransum biasanya hanya dalam persentase kecil, sehingga kekurangan mineral akan

semakin besar.

Kebutuhan Ca dan P tergantung pada beberapa hal:

1. Kecukupan dalam ransum sesuai status pertumbuhan dan reproduksi babi

2. Perbandingan Ca dan P harus tepat.Bila perbandingan tidak tepat maka fungsi

salah satu unsur tersebut maka akan mengganggu fungsi mineral yang

lain,sehingga akan menggangu pertumbuhan dan performans. Rasio yang ideal

untuk babi untuk pertumbuhan 1,2 :1 dan untuk babi bibit 1,25-1,5 : 1

3. Vitamin D yang cukup karena dibutuhkan untuk penyerapan kalsium dan fosfor

untuk perkembangan tulang dan gigi. Namur bila vitamin D terlalu banyak

mengakibatkan laju pembentukan tulang dan pertumbuhan yang kurang baik,

demikian juga bila rasio Ca terhadap P tidak tepat peranan vitamin D tidak akan

berarti dalam penyerapan Ca dan P.

Defisiensi Ca dan P mengakibatkan Rakhitis yang ditandai :

1. Pembenjolan persendian dan tulang rusuk

2. Kondisi tubuh dan pertumbuhan yang tidak baik

3. Pada induk bunting dan pejantan sering mengalami patah tulang punggung

4. Pada pertengahan dan akhir laktasi mungkin timbul osteomalasia pada induk

5. Osteomalasia ditandai kelumpuhan dan kekakuan kaki belakang

6. Kalsium akan diambil dari tulang untuk memenuhi produksi air susu bila tidak

cukup tersedia dalam ransum.

Page 16: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

13

Tabel 3.2.Kebutuhan kalsium dan fosfor babi pertumbuhan

Bobot badan babi (Kg) Unsur Mineral dalam Ransum (%)

Kalsium Fosfor Rasio

1-5 0,9 0,7 1,28:1

5-10 0,8 0,6 1,33:1

10-20 0,65 0,55 1,18:1

20-35 0,6 0,5 1,2:1

35-60 0,55 0,45 1,22:1

60-100 0,5 0,4 1,25:1

Bibit (110-250) 0,75 0,6 1,25:1

Induk laktasi(110-250) 0,75 0,5 1,5:1

2. Garam Dapur

Garam dapur kombinasi antara unsur Na dan Cl. Na sebagian besar terdapat di

tulang dan sebagian besar terdapat pada cairan diluar sel. Khlorin terdapat didalam cairan

dan diluar cairan sel. Air susu mengandung Cl dan Na yang lumayan banyak. Bila

defisiensi garam dapur maka produksi susu akan menurun. Air susu babi mengandung

340 ppm natrium dan 1000ppm khlorin. Disamping itu garam dapat berperan sebagai

penyedap dalam pakan,karena dapat merangsang sekresi air ludah yang mengandung

enzim yang penting dalam pencernaan makanan.

Defisiensi garam dapur :

1. Nafsu makan berkurang

2. Bobot tubuh menurun

Penambahan garam dapur yang direkomendasikan dalam ransum 0,25-0,5%. Meskipun

garam dapur terdapat secara alamiah dalam bahan makanan konvensional namun masih

perlu ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan ternak babi. Garam dapur sering

Page 17: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

14

digunakan sebagai pembawa pelbagai unsur mikromineral lain seperti : iodin, kobalt,

tembaga, besi, zink, mangan dan selenium.

3. Besi dan Tembaga

Besi dan tembaga keduanya berperan penting dalam pembentukan hemoglobin

dalam sel-sel darah merah. Hb bertugas membawa oksigen keseluruh bagian tubuh.

Kedua unsur ini penting untuk mencegah anemia. Tembaga tidak terdapat dalam

Hb,tetapi is dibutuhkan dalam jumlah sedikit sebelum unsur besi digunakan untuk tubuh

untuk pembentukan Hb. Kedua unsur ini adalah komponen dari beberapa enzim.

Contoh :

Anak babi yang baru lahir sangat rendah persediaan besi dalam tubuhnya sehingga

sering mengalami anemia, hal ini terjadi bila kandungan air susu yang rendah akan

unsur besi. Apalagi babi yang dipelihara secara terkurung, maka kekurangan zat besi

akan terjadi.

Tanda-tanda kekurangan zat besi pada anak babi :

1. Nafsu makan kurang

2. Menjadi lemah dan kurang aktif

3. bulunya tidak mulus dan sering disertai diare ringan.

4. Anak babi bernafas berat untuk mencukupi kebutuhan oksigen bagi seluruh

tubuhnya

Tubuh Anak babi yang baru lahir mengandung 47mg besi per hari, padahal karena ia

tumbuh cepat, seharusnya membutuhkan 7 mg besi per hari. Air susu induk mengandung

1mg/lt atau 1ppm, sedangkan setiap anak membutuhkan 7 mg/hari sampai umur 3mg.

Page 18: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

15

Hendaknya anak babi yang baru lahir sebaiknya disuntik dengan 150-200 mg saat

berumur 2-3 hari. Level Hb dalam darah menentukan status anemia pada anak babi.

Level Hb normal dalam darah 10mg/100ml darah.

4. Zink

Pada babi kekurangan Zn menyebabkan penyalit kulit parakeratosis. Tanda-tanda

penyakit ini :

1. Kulit koreng dan merah

2. Kulitnya kering dan karena terkelupas keluar cairan berwarna gelap

3. Pada defisiensi yang parah babi mencret dan muntah-muntah dan mungkin mati

4. Pada babi induk, anak yang dilahirkan menurun

5. Kelenjar thymus juga membesar

Parakeratosis paling sering terjadi pada babi muda yang dikurung intensif dan diberi

ransum kering. Babi akan segera pulih dalam jangka waktu 1 bulan jika diberi segera

mineral Zn. Interelasi Zn terjadi pada :

1. Bila Ca tinggi dalam ransum maka dibutuhkan pula unsur Zn yang tinggi pula

2. Unsur Cu yang tinggi dalam ransum juga akan menguras simpanan Zn dalam hati.

Lazimnya Zn yang diperlukan dalam ransum adalah berkisar 50-150ppm, namun dengan

1000 ppm belum meracuni babi asal unsur-unsur lain memadai. Tapi level 2000ppm Zn

sudah memperlihatkan gejala keracunan.

Dedak mengandung 30ppm Zn, tetapi hampir 90% terikat dengan asam fitat.

Butiran serelia mengandung rendah Zn dengan rataan 39 ppm, padahal babi

membutuhkan 50-100 ppm dalam makanannya.

Page 19: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

16

5. Iodin

Defisiensi I penting diperhatikan pada babi induk dan babi muda, namun

dianjurkan semua ransum babi mengandung 0,2 ppm I. Iodium dibutuhkan untuk

menghasilkan tiroksin yang mengontrol laju metabolisme dalam tubuh. Bila I kurang

maka kelenjar tiroid yang menghasilkan tiroksin akan membesar, yang dikenal dengan

penyakit gondok pada babi.

Gejala defisiensi :

1. Babi induk akan menghasilkan sebagian anak yang tidak ada rambutnya

2. kulit tebal dan lembek terutama dileher

3. Sering mati lahir

Cara mengatasi adalah dengan memberikan garam dapur yang mengandung iodin

6. Selenium

Selenium belum lama diketahui sebagai mineral yang esensial bagi ternak. Fungsi

Se erat kaitannya dengan fungsi vitamin E, namun kaitan mekanisme biologis kedua zat

yang sebenarnya masih belum diketahui.

Tanda-tanda defisiensi Se :

1. Mati tiba-tiba justru terjadi pada babi yang tumbuh baik. Tanda yang lain jantung

membesar dan merah yang dikenal dengan mulberry heart disease. Kadang-

kadang kematian didahului dengan kurang nafsu makan, sehingga pertumbuhan

terhambat, otot gemetar, susah bernafas dan temperatur tinggi. Kulit kuku dan

telinga warnanya berubah.

Page 20: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

17

2. Nekrosis hati dan kematian yang tiba-tiba disebabkan oleh kerusakan hati dan

perdarahan hati.

3. Distrofi otot yang dikenal dengan white muscle disease. Babi kelihatan kaku atau

lumpuh karena degenerasi otot.

Kebutuhan babi akan Se sangat sedikit sekitar 0,1 ppm atau 0,1 mg/kg ransum,

namun esensial. Kisaran menjadi toksik 50-80 kali kebutuhan. Untuk mengatasi

keracunan Se dapat diberikan arsenat 0,02%. Babi yang sedang tumbuh mendapat Se

berlebihan misalnya 5-8 ppm akan mengakibatkan babi lemah,rambut rontok,sirosis

dan kuku terlepas.

3.3.Penyediaan Mineral Lengkap Bagi Ternak

Sejalan dengan meningkatnya produksi ternak, perhatian harus banyak dicurahkan

pada kebutuhan mineral, sebab berbagai mineral yang disediakan dalam tanah atau

pasture tidak akan mencukupi kebutuhan ternak

3.4. Interelasi Unsur-Unsur Mineral

Interelasi adalah hubungan timbal balik unsur-unsur mineral sangat penting

diperhatikan dalam menentukan kebutuhan unsur mineral Contoh:

1. Ca, P dan vitamin D. Ketiganya dibutuhkan untuk penggunaan kalsium dan fosfor

dengan baik. Apabila kurang salah satunya akan memberikan gejala defisiensi.

2. Magnesium juga berkaitan dengan dengan kebutuhan Ca dan P. Tulang

mengandung 0,75% Mg,tetapi peneliti belum yakin bagaimana fungsi magnesium

dalam tulang. Mg yang berlebihanakan mengurangi penyerapan kalsium,

Page 21: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

18

mengusir kalsium dari tulang sehingga mengakibatkan eksekresi kalsium. Terlalu

banyak Mg akan menekan metabolisme Ca dan P.Namun bila Mg dan unsur-

unsur lainnya cukup padahal Ca dan P tinggi dapat mengakibatkan defisiensi Mg.

3. Ca yang berlebihan akan menganggu kebutuhan zink, karena hal tersebut

mengurangi penyerapan zink. Dan mengakibatkan parakeratosis. Disamping itu

Ca yang berlebihan mengharuskan peningkatan Cu, Mn, Fe, I, P, Mg.

4. Cu yang berlebihan membutuhkan Zn dan Fe yang harus ditingkatkan.

5. Mo yang berlebihan mengharuskan peningkatan Cu sebanyak 2-3 kali ruminansia

6. Kalium tinggi membutuhkan Na yang tinggi pula.demikian pula antara K dan Mg.

Level K yang tinggi mempengaruhi penyerapan Mg, lagipula kalium terlampau

tinggi akan memperlambat denyut jantung. Hasil penelitian menunjukan tingkat K

yang tinggi dibutuhkan sapi perah yang sedang berproduksi tinggi memerlukan

peningkatan kebutuhan Na bagi sapi perah. Pemberian NaCl yang berlebihan

mengakibatkan pengurasan pesendian kalium tubuh, sebab Na dan K harus

seimbang dalam tubuh.

7. Na, K dan Cl erat kaitannya. Ketiga unsur tersebut erat kaitannya dan berperan

vital dalam mengontrol tekanan osmotis, keseimbangan asam-basa.dan berperan

penting dalam metabolisme air.Ion ion Na dan Kdalam tubuh terutama berkaitan

erat dengan ion khlorin. Oleh sebab itu defisiensi Na dan K jarang terjadi bila

defisiensi khlorin tidak terjadi.

8. Kehilangan Cl bersamaan dengan kehilangan Na.Semakin meningkat kehilangan

Na yang terjadi melalui keringat atau diae mengakibatka kehilang bersama Cl.

Page 22: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

19

9. Sulfur erat kaitannya dengan asam amino metionin, sistin dan sistein, biotin,

tiamin, insulin, koenzim A.

Interelasi Vitamin dan mineral juga ada. Contoh :

1. Vitamin E dan Se. Sampai batas tertentu Se dapat mengantikan vitamin E atau

sebaliknya. Tetapi tidak satupun diantara kedua zat tersebut dapat mengantikan

seluruhnya.

2. Hubungan searah antara vitamin dan asam amino contohnya: antara niasin dan

triptophan. Ternak babi, ayam, kuda dapat mengkonversi asam amino esensial

triptophan menjadi niasin, tetapi sebaliknya niasin dapat menjadi triptohan. Dari

beberapa contoh hubungan timbal balik antara mineral dan zat-zat makanan

lainnya menunjukan bagaimana kompleknya menentukan kebutuhan mineral yang

tepat bagi ternak. Selama ini yang digunakan hanyalah perkiraan kebutuhan

mineral yang dapat dilakukan.

3.5. Kemanfaatan Mineral

Mineral dikatakan bermanfaat bila mempunyai kemanfaatan:

1. Biologis. Kemanfaatan biologis adalah :banyaknya mineral yang dapat digunakan

oleh tubuh. Biasanya terjadi perbedaan antara analisis kimia dengan kemanfaatan

biologisnya. Contoh:

a) Fosfor fitin.Sekitar separuh atau lebih P dalam butiran serelia dalam bentuk asam

fitat. Kemanfaatan P fitin bagi ternak babi berkisar 20-50%.

b) 20-33% Ca dalam alfalfa dalam bentuk kalsium oksalat.

c) K sebagian ada dalam bentuk kalium oksalat.

Page 23: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

20

d) Adanya serat kasar memiliki kapasitas yang tinggi dalam mengikat mineral

2. Sumber mineral anorganik kemanfaatannya lebih tinggi daripada yang alami, Dari

sebab itu sumber anorganiklah yang baik untuk suplementasi bagi ternak.

3. Taraf ketuaan hijauan atau kadar air dalam bahan makanan. Contoh : Kemanfaatan P

dari jagung berkadar air tinggi lebih tinggi dari P dari jagung kering bagi babi.

Hijauan yang lebih tua kurang kemanfatan mineralnya bagi ternak.

3.6. Unsur-Unsur Mineral

A. Makromineral

1. Kalsium (Ca)

Kalsium adalah mineral yang terbanyak dalam tubuh. Kalsium dan fosfor dua-

duanya mencakup 70% dari kandungan mineral dalam tubuh. Sekitar 99% kalsium dan

80% P tubuh terdapat dalam tulang dan gigi. Semua ternak akan lebih menderita bila Ca,

P dan garam dapur sangat kurang dibandingkan dengan mineral-mineral lainnya.

Fungsi utamanya adalah membangun tulang dan gigi, serta memelihara tulang.

Sedangkan fungsi yang lainnya :

1. Pembekuan darah. Bila Ca tidak tersedia seperti terikat dalam sitrat atau

oksalat,maka pembekuan darah akan tidak terjadi. Oleh sebab itu bila mengalami

perdarahan akan sulit penyembuhannya.

2. Kontraksi dan relaksasi otot, terutama otot jantung. Makin banyak Ca dalam

darah maka denyut jantung makin meningkat, begitu pula sebaliknya.

3. Aktivator atau pengaktiv enzim

4. Sekresi beberapa hormon seperti hormon releasing factor

Page 24: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

21

5. Produksi susu dan pembentukan kerabang telur

Defisiensi yang paling dramatis tercermin dari tulang dan gigi pada ternak muda:

1. Pertumbuhan terganggu

2. Kualitas tulang dan gigi tidak baik

3. Osteomalasia terjadi pada ternak dewasa,yaitu suatu keadaan tulang menjadi

sangat kecil akibat resorspi melebihi dari pembentukan tulang

4. Produksi air susu turun. Kandungan air susu dapat berubah hanya sedikit kurang

kalsium, dan produksi makin berkurang lagi bila kebutuhan kalsium tak terpenuhi.

5. Produksi telur menurun,kerabang telur tipis dan lembek dan daya tetas turun.

6. Batu ginjal dapat timbul bila kalsium dalam makanan berlebihan

7. Kekejangan (hypocalcemia). Kalsium dalam darah dikontrol oleh hormon

parathyroid dan calcitonin. Pada sapi segera setelah anak lahir, induk mungkin

mengalami kurang ca dalam darah dan mengakibatkan kekejangan hipokalsemis

yang lazim disebut milk fever. Ditandai dengan denyut jantung sangat lambat

sehingga induk sapi kehilangan keseimbangan kaki untuk berdiri dan bila tidak

diobati akan mengalami kematian atau koma.Suntikan intravenous dengan larutan

kalsium biasanya sapi akan dapat berdiri dalam waktu singkat dan sehat.

8. Rakhitis dicirikan oleh :

Pembengkakan persendian tulang panjang

Tulang bengkok oleh aktivitas ternak dan beban tubuh

Cara ternak berjalan terganggu dengan punggung melengkung keatas

Toksisitas terhadap mineral ditandai dengan pengapuran dalam ginjal dan organ

internal lainnya.tulang keras (osteopetrosis) atau bisa menyebabkan batu ginjal.

Page 25: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

22

Penyerapan, Metabolisme dan Eksresi

Penyerapan.

Garam-garam kalsium lebih larut dalam kondisi asam. Penyerapan terbanyak

terjadi di bagian awal dari usus halus,sebab makanan lebih masam setelah baru

keluar dari lambung. Banyaknya Ca yang diserap sekitar 20-30% hal ini disebabkan

sangat tergantung dari banyak kalsium yang dimakan, kebutuhan dan tipe makanan.

Metabolisme.

Setelah diserap melalui dinding usus halus, yang banyak disimpan dalam tulang

dan dari itu bila kekurangan akan dikeluarkanlagi melalui tulang. Bila level Ca

dalam darah tinggi maka Ca tersebut dapat disimpan dalam tulang juga, dan bila

dibutuhkan akan dikeluarkan atau dieksekresikan. Deposisi dan mobilisasi Ca

dikontrol oleh hormon. Mobilisasi tulang yang mudah diambil adalah dari tulang

rahang.

Ekskresi.

Ca biasanya dieksresikan melalui urin,meskipun sebagian melalui tinja dan

keringat.

Imbangan kalsium dengan Fospor dan Vitamin D

Pemanfaatan mineral ini bagi tubuh sangat tergantung pada :

1. Cukup Ca dan P dalam bentuk yang dimanfaatkan

2. Imbangan yang serasi antara Ca dan P. Biasanya 1-2 bagian Ca dan 1 bagian P.

Untuk ternak non ruminansia imbangan Ca dan P biasanya :1:1 hingga 2:1 dan

Page 26: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

23

untuk ruminansia 1:1 Hingga 7:1. Tapi imbangan kurang dari 1:1 dapat

membahayakan.

3. Cukupnya vitamin D. Bila banyak tersedia vitamin D perimbangan Ca dan P

tidak begitu genting. Jadi vitamin D kurang dibutuhkan bila rasio kalsium dan P

telah baik.

Sumber Ca bagi ternak

Hijauan leguminosa, hasil ikutan ikan,tetes. Sedangkan bahan suplementasi ada

tepung tulang,kalsium fosfat,kapur dan kulit kerang.

2. Fosfor (P)

Fungsi utama fosfor adalah :

1. Pembentukan tulang dan gigi, serta pemeliharaan tulang.

2. Sekresi air susu dan membangun jaringan otot

3. Mempertahankan keseimbangan asam-alkalis dan osmotis

4. Komponen asam nukleat (RNA dan DNA) yang penting dalam metabolisme

terutama dalam :

Pemakaian energi

Pembentukan fosfolipida

Metabolisme protein dan pembentukan protein

Sistem enzimatik

Defisiensi :

1. Memburuknya nafsu makan (pica)

2. Menurunya produksi telur pada unggas

Page 27: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

24

Toksisitas : belum pernah dikenal toksisitas hanya oleh fosfor itu sendiri. Namun

konsumsi fosfor yang berlebihan dapat menyebabkan penyerapan kalsium turun dan

dapat menyebabkan kadar Ca dalam darah rendah (Hypocalcemia). Demikian juga

imbangan fosfat dan Ca tinggi.

Penyerapan, metabolisme dan Eksresi

Penyerapan.

Fosfor diserap lebih efisien dari kalsium.Fosfor yang dicerna 70% diserap dan

30% dieksresikan dalam feses, padahal kalsium yang dicerna hanya 20-30% dan

70-80% dieksresikan lewat urin.

Metabolisme.

Fosfor yang diserap dari usus disirkulasi keseluruh tubuh dan siap dikembalikan

dari darah digunakan untuk pertumbuhan tulang dan gigi.Fosfor dapat ditarik dari

tulang bila kekurangan. Level fosfor dan calsium dalam plasma diatur oleh

hormon parathyroid dan thyrocalcitonin.

Eksresi.

Ginjal adalah pengatur utama mekanisme pengeluaran yang mengatur level fosfor

dalam darah, namun sebagian kecil fosfor dieksekresikan dalam feses.

Sumber fosfor bagi Ternak

Bahan nabati, fosfor terikat dalam bentuk asam fitat dan sulit diserap pada ternak

non ruminansia. ½- 2/3 dalam biji-bijian dalam bentuk asam fitat. Oleh sebab

suplementasi mineral fosfor harus dilakukan. Suplementasi fosfor : ammonium fosfat,

tepung tulang dan kalsium fosfat.

Page 28: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

25

3. Kalium (K)

Kalium (potassium) adalah unsur terbanyak nomor 3 dalam tubuh setelah kalsium

dan fosfor. Konsentrasi kalium sebanyak 2 kali konsentrasi natrium (sodium).

Konsentrasi natrium dalam plasma darah lebih tinggi dari kalium. Konsentrasi kalium

dalam jaringan otot beberapa kali lipat dari natrium.

Fungsi :

1. Berperan memelihara asam-alkalis yang layak dan transfer keluar-masuk zat

makanan bagi setiap sel.

2. Relaksasi otot jantung, aksi yang berlawanan dengan kerja kalsium yakni sebagai

stimulasi

3. Dibutuhkan pankreas untuk sekresi insulin,berperan dalam reaksi enzimatik untuk

fosforilasi kreatin, dalam metabolisme kh dan dalam sintesis protein.

Defisiensi.

Defisiensi kalium jarang terjadi, namun sesekali muncul pada penggemukan sapi

atau domba bila tinggi konsentrat diberikan.

Simtom defisiensi ditunjukan :

1. Pertumbuhan yanag lambat

2. kelemahan otot

3. Pica(nafsu makan buruk)

4. Hipertrofi jantung dan ginjal

5. Perut menegang

Page 29: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

26

Penyerapan, Metabolisme dan Ekskresi

Penyerapan.

Lebih dari 90% kalium yang dicerna dapat diserap. Penyerapan yang terbanyak di

usus halus.Stimulasi atau pendorong eksekresi kalium adalah hormon aldosteron

dan hormon adrenal. Penimbunan kalium yang berlebih dapat diakibatkan oleh

malfungsi ginjal atau kekurangan cairan tubuh yang parah.

Sumber Kalium

Bahan makanan nabati terutama hijauan sangat baik sebagai sumber hijauan. Oleh

karena itu kalium umunya tidak ditambahkan dalam ransum herbivora. Bahan

suplemntasi adalah kalium khlorida, kalium glukonat dan ragi.

4. Natrium (Na)

Hampir semua Na (sodium) dalam bahan makanan ada dalam bentuk natrium

khlorida (NaCl).

Fungsi :

1. Sebagai komponen getah pankreas,empedu,keringat dan air mata

2. Berfungsi dalam kontraksi otot dan syaraf

3. Berperan spesifik dalam penyerapan karbohidrat

4. Kation utama dalam tekanan osmotis dan keseimbangan asam basa cairan tubuh.

Defisiensi :

1. Nafsu makan hilang

2. Pertumbuhan lambat

Page 30: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

27

3. Reproduksi rendah

4. Pada ayam petelur berakibat produksi telur turun,bobot badan turun dan

kanibalisme.

Sumber Na

Hasil ikutan hewan,molasis sedangkan bahan suplementasi adalah garam dapur.

5. Khlorin (Cl)

Khlorin yang berbau tajam,gas kuning-hijau tidak pernah terdapat sebagai unsur

tersendiri di alam tetapi dalam bentuk bersenyawa seperti natrium klorida (garam dapur)

Penyerapan, Metabolisme dan Eksresi

Cl yang berasal dari makanan dan dari getah lambung terutama diserap melalui

dinding usus halus.Selama pencernaan sebagian Cl darah digunakan untuk pembentukan

asam klorida asam khlorin kelenjar-kelenjar pencernaan dan dieksresikan kedalam

lambung.eksresi urin melalui urin,keringat,ludah diare.Toksitas jarang terjadi asalkan

tersedia air minum.

Sumber Cl

Hijauan leguminosa,tepung daging,bahan suplementasi kalium khlorida dan

natrium klorida (garam dapur), kebutuhan Cl separuh dari kebutuhan Na.

6. Sulfur (S) / belerang

Terdapat dalam setiap sel tubuh dan esensial bagi sel dan terbanyak sebagai

komponen 3 asam amino esensial yakni metionin,sistin dan sistein.Sulfur sebagai bagian

Page 31: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

28

2 vitamin yaitu tiamin dan biotin dan terdapat pula dalam air ludah dan empedu dan pada

hormon insulin.

Penyerapan, Metabolisme dan Eksresi

Sewaktu dicerna asam amino pengandung sulfur dipisahkan dari protein dan

dibawa kedalam sirkulasi portal.Sulfur disimpan dalam setiap sel tubuh dan konsentrasi

tertinggi terdapat pada rambut,kuliy,kuku dan tanduk. Sulfur diekskresikan lewat urin

dan feses.

Fungsi

1. Komponen asam amino pengandung sulfur (metionin,sistin dan sistein)

2. Komponen biotin juga penting untuk metabolisme lemak

3. Komponen tiamin dan insulin juga penting untuk metabolisme KH

4. Komponen koenzim A,penting untuk metabolisme energi

5. Komponen insulin dan glutathionine

6. Komponen utama rambut,kulit dan kuku

Defisiensi dan Toksisitas

Pertumbuhan lambat karena tidak terpenuhinya asam amino pengandung sulfur

untuk sintesis protein. Pembentukan hidrogen sulfida suatu gas beracun tinggi, oleh

mikroorganisme rumen dapat membahayakan bila sulfur terlalu banyak diberikan. Ternak

monogastrik harus disediakan makanan perprotein mengandung sulfur, sebab terbatas

atau tidak mampu memanfaatkan sulfur untuk mensintesa asam amino. Sedangkan ternak

ruminansia dapat mensintesis dapat membentuk asam amino yang mengandung sulfur

melalui kerja mikroorganisme. Urea daoat dimanfaatkan untuk ternak ruminansia sebagai

Page 32: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

29

sumber nitrogen dengan suplementasi sulfur.Sering disarankan rasio Nitrogen dan sulfur

10:1 untuk ransum ruminansia.

Sumber Sulfur

Bungkil kedelai,molasis,tepung darah, sedangkan bahan suplemntasinya sulfur

organik, ragi.

7. Magnesium (Mg)

Hampir diseluruh jaringan tubuh terdapat magnesium, hampir separuh dari

magnesium terdapat pada tulang dan separuh lainnya terdapat pada jaringan lunak dan

cairan tubuh. Dalam fungsinya Mg erat kaitannya dengan Ca terutama dalam

pembentukan tulang.

Penyerapan, Metabolisme dan Eksresi

Penyerapan Mg sangat terganggu konsumsi Ca yang tinggi, P asam fitat, asam

organik dan asam lemak (asam lemak jenuh berantai panjang). Penyerapan Mg

dimudahkan oleh protein, laktosa, vitamin D, hormon pertumbuhan dan antibiotik.

Eksresinya melalui urin

Fungsi

1. Unsur dasar tulang dan geligi

2. Aktivator bagi enzim

3. Turut mengaktifkan peptidase tertentu dalam pencernaan protein

Defisiensi

Defisiensi Mg sering dijumpai pada babi, dan sapi. Defisiensi Mg dapat

menyebabkan grass tetany pada sapi yang dicirikan oleh otot pengkor (biasanya pada

Page 33: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

30

kepala dan leher), leher diangkar tinggi, pernafasan lebih cepat, temperatur tinggi, gigi

mengerut dan air liur banyak. Gertakan sedikit saja dapat mengakibatkan rebah ke lantai

dan akhirnya mati. Penyakit ini biasanya timbul dalam waktu 2 minggu setelah ternak

dilepas dalam pasture.

Sumber

Hijauan leguminosa,molasis,tepung daging dan tulang,bahan suplementasi

dolomit,magnesium glukonat,magnesium oksida atau magnesium sulfat.

Page 34: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

31

IV. TERNAK UNGGAS

4.1. Ternak Unggas

Agar tubuh ternak unggas dapat berfungsi dengan sempurna, maka sebagai

tambahan terhadap protein, lemak dan karbohidrat diperlukan juga zat-zat mineral dalam

jumlah yang sedikit untuk mencegah penyakit–penyakit difisiensi. Mineral atau zat

inorganik sering pula disebut abu oleh karena sekumpulan mineral dari bahan nabati

ataupun hewan diperoleh dengan mengabukan bahan tersebut. Oksidasi dari zat-zat

menyebabkan mineral terikat dengan zat-zat organik tersebut menjadi inorganik.

Antara Zat-zat mineral dengan vitamin terdapat hal serupa antara lain zat nutrisi

tersebut diperlukan dalam tubuh dalam jumlah sedikit dan sama-sama merupakan nutrisi

mikro penting,baik dalam kehidupan ternak maupun manusia. Meskipun demikian antara

mineral dan vitamin terdapat beberapa perbedaan yaitu vitamin merupakan komponen

organik, sedangkan mineral merupakan komponen anorganik..

Zat-zat mineral merupakan kurang lebih 3-5 % dari tubuh ternak. Hewan tidak

dapat membuat mineral, karenannya harus ada dalam makanannya dan harus disediakan

dalam perbandingan yang tepat dan dalam jumlah yang cukup. Defisiensi mineral jarang

memberikan kematian, tetapi kesehatan si ternak menjadi begitu mundur, sehingga

menyebabkan kerugian ekonomis yang besar.

Untuk itu kiranya perlu dibahas mengenai peranan mineral pada ternak unggas,dan

akibat yang ditimbulkan bila unggas kekurangan mineral.

Page 35: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

32

V. MINERAL UNTUK TERNAK UNGGAS

5.1. Klasifikasi Mineral

Berdasarkan konsentrasi yang terdapat dalam tubuh hewan, mineral dibagi

menjadi 2 yaitu mineral makro dan mineral mikro. Konsentrasi mineral mikro dinyatakan

dalam istilah ”parts per million” (ppm), karena konsentrasinya sangat kecil dalam

tumbuh-tumbuhan dan dalam tubuh.Sedangkan mineral makro dinyatakan dalam istilah

persentase. Yang tergolong dalam mineral makro : Ca, P, Mg, Na, K, Cl. Sedangkan yang

tergolong mineral mikro : Mn, Zn, Fe, Cu, Mo, Se, I dan Cr.

5.2. Fungsi Mineral

Fungsi mineral secara umum dibagi menjadi 4 macam yaitu :

1. Struktur. Mineral yang dapat membentuk komponen struktur dari organ-organ dan

jaringan tubuh

2. Fisiologis. Mineral berada dalam cairan tubuh dan jaringan sebagai elektrolit untuk

menjaga tekanan osmotik, keseimbangan asam basa, permeabilitas membrane dan

iritabilitas jaringan

3. Katalis. Mineral dapat bekerja sebagai katalis dalam system enzim dan hormone,

sebagai bagian dari komponen spesifik dari struktur metalloenzim atau activator

enzim.

4. Regulator. Akhir-akhir ini ditemukan bahwa mineral ikut berperan dalam regulasi

replikasi dan diferensiasi sel.

Didalam praktek ada 3 cara ternak untuk mendapatkan mineral yang dibutuhkan

yakni :

Page 36: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

33

1. Seadanya mineral dalam ransum/bahan-bahan makanan yang diberikan

2. Disamping yang telah ada dalam bahan makanan juga tambahkan campuran

mineral selengkap mungkin

3. Atau hanya menambahkan unsur-unsur yang tersangka defisiensi dalam ransum

yang diberikan.

5.3. Mineral Makro

Kalsium Dan Fosfor

Ca dan P dibicarakan bersama-sama karena sangat erat hubungannya dengan

metabolisme terutama dalam pembentukan tulang. Pada Unggas yang sedang tumbuh,

seluruh Ca diperlukan untuk untuk pembentukan tulang, sedangkan pada unggas betina

dewasa sebagian besar digunakan untuk pembentukan kulit telur. Ca juga penting pada

pembekuan darah dan dibutuhkan bersama-sama dengan Na, K yang penting untuk

denyut jantung agar normal.

Sedangkan P penting untuk pembentukan tulang juga penting dalam metabolisme

karbohidrat dan lemak. Batas minimal untuk ‘available “ P adalah + 0,5% pada ayam.

Perbandingan Ca dan P untuk ayam yang sedang pertumbuhan bervariasi antara

1:1 dan 2,2:1. Ratio 2,5 :1 merupakan batas yang baik,sedangkan perbandingan 3,3 : 1

adalah berbahaya yang mengakibatkan bentuk kaki yang abnormal (Juju Wahju 1992).

Tapi menurut Anggorodi (1995) perbandingan Ca:P adalah 2:1 dan 1:1, umumnya

perbandingan 1,2 :1 dianggap ideal. Tetapi perbandingan 1:1 sampai 1:1,5 dapat diterima.

Untuk unggas yang sedang bertelur perbandingan harus lebih luas 4:1 atau lebih.

Page 37: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

34

Kelebihan kalsium itu akan bergabung dengan fosfor membentuk trikalsium

fosfat, yang tidak dapat larut. Sebaliknya kebanyakan fosfor akan mengurangi

penyerapan kalsium dan fosfor. Kebutuhan kalsium dan fosfor yang memadai tergantung

pada tiga faktor: cukup penyediaan setiap zat mineral tersebut, perbandingan yang sesuai

diantara kedua zat mineral tersebut dan adannya vitamin D. Walapun cukup penyediaan

mineral kalsium fosfor merupakan syarat utama,kedua zat tersebut akan lebih efektif

digunakan bila kedua zat mineral tersebut ada dalam perbandingan tertentu satu terhadap

yang lain.

Kebutuhan Kalsium

a. Kebutuhan Untuk Pertumbuhan

Pada ayam yang sedang tumbuh memerlukan tingkat kalsium antara 0,6 sampai 1,2%

(dengan fosfor tersedia kira-kira 0,5%). Tingkat 1 % yang direkomendasikan NRC adalah

tingkat yang baik. Kebutuhan Ca anak ayam 0-8 minggu 1% dan umur 8-20 minggu

0,6%.

b. Kebutuhan Kalsium Untuk Ayam Petelur

Ayam-ayam petelur yang berproduksi tinggi memerlukan kalsium yang cukup untuk

menghasilkan kulit telur yang kuat dan untuk memudahkan pemasaran terutama untuk

masalah transportasi. Kebutuhan calsium untuk pembentukan kulit telur dapat berasal

dari makanan,tetapi dapat juga berasal dari tulang terutama pada waktu malam hari

karena ayam tidak makan. Kurang lebih 2 g Ca disimpan dalam tiap-tiap kuli telur. Jadi

ayam petelur membutuhkan Ca dalam ransum dengan tingkat yang tinggi, lebih tinggi

dibandingkan ternak lainnya.

Page 38: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

35

Kebutuhan kalsium untuk ayam petelur pada tingkat produksi telur dapat dilihat pada

Tabel. 5.1

Tabel 5.1. Tingkat Kasium yang Mutlak dalam Ransum Yang DibutuhkanPada Tiap TK.Produksi

Produksi (%) Kalsium Dalam Ransum Yang Diperlukan Per Hari (%)

Ayam Muda

(Umur 22-40minggu)

Ayam Dewasa

(Sesudah Umur 40 minggu)

100 3,3 3,7

90 3,0 3,3

80 2,7 3,0

70 2,3 2,6

Scott,1982

Defisiensi Ca

Bila sampai terjadi defisiensi Ca pada ternak unggas akan terjadi beberapa macam

penyakit defisiensi antara lain :

Cage Layer Fatigue (kelelahan petelur sangkar) adalah suatu jenis osteoporosis yang

ditandai oleh pelepasan kalsium fosfat (Ca3(PO4)2 dari tulang terutama tulang-tulang

kaki. Tulang-tulang menjadi begitu tipis sehingga mudah patah atau sedemikian

banyak mineral hilang dari tulang sehingga tulang-tulang tersebut tidak sanggup lagi

menunjang berat badan ayam. Penyakit tersebut timbul pada ayam yang dikurung

dalam sangkar (Cage/bateray) dan jarang timbul pada ayam yang dipelihara dalam

lantai litter. Ayam yang menderita CLF dapat sembuh kembali bila dipindahkan dari

sangkar dan ditempatkan pada litter. CLF biasanya menghinggapi ayam dara bila

sudah mulai berproduksi dan bertelur dalam jumlah tinggi. Tanda-tanda lain yang

diperlihatkan adalah : ayam kelihatan cukup sehat, akan tetapi ayam tersebut tidak

Page 39: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

36

sanggup bergerak dalam sangkar dan kualitas kulit telurnya tidak mengalami

gangguan.

Hypercalcemia dan Hyposphatemia pada ayam umur 8 dan 18 minggu yang diberi

ransum dengan tingkat kalsium yang tinggi. Ayam-ayam yang berumur 8-18 minggu

yang diberi ransum dengan kadar kalsium 2,5 % mengakibatkan nephrosis,

kebengkakan dalam usus, penimbunan kalsium urat dalam ureter (Ca

deposit/kelebihan) dan angka kematian 10-20%. Dalam waktu 1-2 minggu sesudah

ayam muda mendapat ransum dengan kadar kalsium yang tinggi terjadi hypercalcmia

dan hypophosphatemia.

Sumber Ca:

Leguminosa merupakan sumber Ca yang baik. Biji-bijian adalah sumber Ca yang

kurang baik. Produk dari hewan yang mengandung tulang misalnya tepung ikan

merupakan sumber yang bagus. Suplementasi Ca terutama kapur mengandung lebih

kurang 34% Ca dan kulit kerang mengandung lebih kurang 45%Ca.

Sedangkan Fosfor mempunyai fungsi :

1. Sebagai bagian dari ATp dan ADP

2. Mempunyai peranan didalam proses bioenergi,transduksi energi untuk aktivitas sel

3. P juga merupakan bagian yang aktif dari koenzim beberapa vitamin B

4. P berperan juga dalam pengatur keseimbangan asam basa

Gejala defisiensi :

Berkurangnya nafsu makan

Ayam sangat lemah dan mati dalam jangka waktu 10-12 hari

Defisiensi yang ringan menyebabkan riketsia dan pertumbuhan terhambat.

Page 40: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

37

Rakitis atau osteomalasia seperti halnya dengan Ca

Disamping itu ada gejala lain yang terlihat adalah “Pica” yang berarti kelainan

nafsu makan misalnya hewan akan makan tanah, tulang, kayu dll serta benda yang

tidak semestinya dimakan

Kebutuhan P untuk Ayam Petelur

NRC (1971) menyarankan bahwa tingkat fosfor 0,6% untuk ayam petelur,

Hurwitz dan Griminger (1962) menyimpulkan bahwa konsumsi P antara 0,24-0,36 g/hari

untuk mempertahankan produksi sebanyak 79%.

Sumber Fosfat:

Tepung ikan, tepung daging, produk tulang, juga bungkil adalah sumber P yang

baik

Magnesium (Mg)

Elemen ini sangat erat hubungannya dengan Ca dan P dalam distribusi dan

metabolismanya. 60-70% Mg yang ada dalam tubuh berada dalam tulang selebihnya

dalam cairan tubuh dan jaringan tubuh yang lunak. Magnesium adalah esensial sebagai

activator banyak enzim,terutama enzim-enzim yang berhubungan dengan metabolisme

KH. Mg merupakan bagian esensial tulang dan gigi.

Fungsi Mg:

Magnesium berfungsi sebagai pengaktif berbagai enzim . Pengaktif enzim yang

termasuk dalam gerup kinase, mutase, ATPase dll.

Kebutuhan Mg:

Pada Ayam Dara :

Page 41: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

38

Ayam dara umur 9-20 mg, pertumbuhan akan sedikit tertekan oleh 1% jumlah Mg

dalam ransum dan turun secara menyolok bila kandungan Mg naik sampai 1,83%

Abu tulang ayam dara yang mendapat 1,83% Mg dalam ransumnya nyata

menurunkan dibandingkan dengan abu tulang ayam dara yang diberikan kadar Mg

lebih rendah.

Pada Ayam Petelur :

Mg sejumlah 1,2 % dalam ransum menyebabkan sedikit penurunan produksi telur,

sedangkan 1,96% jumlah Mg adalah sangat merugikan

Tebalnya kulit telur berkurang bila terlalu banyak Mg diberikan pada ayam

petelur

Ayam yang mendapat ransum dengan lebih dari 0,7 % Mg, akan mengeluarkan

kotoran basah (berair)

Secara umum dilaporkan bahwa lebih dari 1,0% Mg dalam ransum ayam petelur

akan berpengaruh buruk.

Pada ayam petelur terlalu banyak pemakaian batu kapur dolomite/limestone (batu

kapur yang tinggi kadar Mgnya) Sebagai sumber Ca dalam ransum ayam petelur

perlu dihindari .

Adapun gejala defisiensi Mg sebagai berikut :

Pada unggas gejala defisiensi Mg yang paling menonjol adalah gangguan

keseimbangan (ataksia), cara berjalan terhuyung-huyung, tidak ada koordinasi dalam

pergerakan, tremor, dan pertumbuhan bulu terganggu.

Pada Ayam Muda:

1. Pertumbuhan terlambat

Page 42: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

39

2. Kadang-kadang nafasnya terengah-engah

3. Kematian(mortalitas) tinggi

4. Kadar Mg pada darah sangat rendah pada ayam yang menderita defisiensi Mg

Pada Ayam Petelur:

1. Produksi telur turun secara cepat

2. Besar telur,berat kulit telur,kandungan Mg dalam kuning telur dan kulit telur

menurun

3. Hipomagnesemia darah dan pelepasan Mg tulang

Sumber Mg :

Pada umumnya hijauan dan butiran (konsentrat sumber protein) merupakan

sumber yang kaya akan Mg sedangkan sebagian besar bahan pakan berasal dari hewan

yang sedikit mengandung Mg. Biasanya kebutuhan Mg bertambah dengan produksi telur.

Natrium (sodium), Kalium dan Khlor

Tiga mineral esensial tersebut sebagian besar dalam cairan tubuh dan jaringan

lunak.

Berfungsi untuk :

1. Menjaga tegangan osmotic dan keseimbangan asam-basa

2. Mengontrol pergerakan zat-zat makanan kedalam sel

3. Mengatur metabolisme air

5.4. Mineral Mikro (Trace Element)

Dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil: Mangan (Mn), Zinkum (Zn), Frrum

(Fe), Cuprum/tembaga (Cu), Molybdenum (Mo), Selenium (Se), Iodium (I) dan

Chromium (Cr).

Page 43: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

40

Mangan(Mn)

Fungsi Mangan:

1. Mangan terlibat dalam metabolisme asam amino

2. Mengaktifkan beberapa enzim seperti arginase

Gejala defisiensi Mn:

Terjadinya defisiensi Mn erat hubungannya dengan tingginya kadar Ca, P dan

besi dalam ransum. Dalam hal ini ketiga mineral tersebut menghambat penyerapan Mn

1. Gejala yang paling jelas pada anak ayam adalah Perosis atau urat yang tergelincir

(slipped tendon) (urat mengeliat). Perosis adalah kelainan bentuk tulang. Gejala

yang terlihat adalah pembengkokan dan penggepengan persendian tibiometatarsal

yang kemudian tergelincirnya urat akhilles dari persendiannya.

2. Penyakit tersebut secara menyolok akan menjadi lebih parah oleh jumlah Ca dan

P yang terlalu banyak dalam ransum, karena hal tersebut akan mengakibatkan

penyerapan Mn dalam saluran pencernaan oleh endapan kalsium fosfat

3. Pada ayam petelur dan ayam bibit defisiensi Mn mengakibatkan produksi telur

dan daya tetas turun dan kekuatan kulit telur berkurang

4. Embrio yang mati akibat defisiensi Mn memperlihatkan khondrodistrofi yaitu

suatu keadaan ditandai paruh seperi burung nuri dan perpendekan tulang-tulang

panjang

Kebutuhan Mn:

Untuk memenuhi kebutuhan Mn pada ayam, garam-garam Mn ditambahkan

kedalam ransum komersial bagi semua golongan unggas.

Page 44: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

41

Zn (zinkum)

Jumlah Zn yang ada dalam tubuh adalah 3 mg. Jumlah terbanyak ada dalam

jaringan epidermal (kulit, rambut, bulu, wol) dan terdapat dalam jumlah yang

sedikitdalam tulang,otot, darah dll.

Gejala defisiensi zn :

1. Pada ayam muda pertumbuhannya tertekan

2. Perpendekan dan penebalan tulang kaki oleh pembesaran persendian

kaki,pecahnya kulit terutama pada kaki

3. Pertumbuhan bulu kurang baik/keratosis pada unggas menyerupai keratosis pada

babi,terlihat bulu yang mengeriting. Kulit bersisik terutama kulit pada kaki

4. Embrio yang menderita defisiensi Zn memperlihatkan mikromelia yaitu

pembengkokan tulang punggung dan jari-jari seringkali tidak ada.

5. Kurang efisien mempergunakan pakan, kurang nafsu makan

6. Hilangnya nafsu makan dan diakhiri dengan kematian

Pemberian ransum jagung-bungkil kedelai dengan tingkat kalsium diatas normal,

menghasilkan difisensi Zn. Hal tersebut terjadi karena pengambilan Ca tinggi

menyebabkan kenaikan pH pada usus yang dapat menurunkan ketersediaan Zn.

Terbentuknya khelat yang tidak dapat larut dengan asam folat menyebabkan Zn menjadi

tidak tersedia.

Kebutuhan Zn:

Kebutuhan Zn adalah + 60ppm. Kebutuhan akan naik apabila berlebihan Ca

diberikan dan juga unggas menderita koksidiosis, karena penyakit tersebut menurunkan

penyeranan Zn.

Page 45: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

42

Zn dalam bentuk anorganik selalu terdapat dalam bentuk tersedia dan tersebar

luas dialam. Kenyataannya baik manusia maupun hewan memerlukan dalam jumlah yang

sedikit, maka kemungkinan defisiensi Zn sangat kecil terjadi atau hamper tidak pernah

terjadi. Gejala defisiensi Zn terjadi bila rdalam ransum kekurangan Zn atau akibat adanya

asam fitat. Mikromineral tersebut dengan asam fitat mudah membentuk senyawa yang

dapat diabsorbsi tubuh.

Fe (Ferrum)

Tubuh mengandung lebih kurang 0,004% Fe. Setengah dari jumlah tersebut

terdapat dalam hemoglobin. Lainnya terdapat dalam protein yaitu mioglobulin.

Fungsi Fe:

1. Pembawa O2

Berkurangnya kadar hemoglobin darah pada anemia diakibatkan terutama oleh

berkurangnya jumlah sel darah merah

Gejala Defisiensi :

Defisiensi Fe menimbulkan anemia mikrositik hipokhromik. Fe mungkin

diperlukan tidak hanya untuk pigmentasi bulu merah yang diketahui mengandung Fe,

akan tetapi dapat berfungsi dalam susunan enzim yang menyangkut dalam proses

pigmentasi.

1. Menyebabkan anemia mikrositik dan hipokromik

2. Berkurangnya warna pigmen merah pada ayam

Kebutuhan Fe:

Page 46: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

43

Kebuntingan dan produksi telur kedua-duanya memerlukan Fe yang banyak.

Menyediakan cukup Fe dalam ransum,hewan biasanya mengatur penyerapan Fe sesuai

dengan kebutuhan.

Cuprum/Tembaga

Fungsi Kupprum:

Kepentingan kuprum dalam metabolisme Fe belum diketahui jelas.Cu activator

atau bagian berbagai enzim seperti asam askorbat,tirosinase, sitokhrom C dan katalase.

Lebih kurang dari sejumlah Cu dalam tubuh terdapat dalam otot.Yang lainya terdapat

disumsum tulang dan hati. Cu dan besi sering dibicarakan bersama-sama, karena

mempunyai sifat yang sama dan kepentingan yang sama dalam pembentukan

hemoglobin. Tetapi Fe adalah bagian dari molekul hemoglobin sedangkan Cu tidak.

Gejala defisiensi Cu :

1. Pada umumnya ternak mengalami anemia

2. Pertumbuhan terlambat

3. Depigmentasi daripada rambut/bulu

Kekurangan kuprum dalam ransum mengakibatkan turunnya absorbsi ferrum dan

menyebabkan anemia mikrositik hipokhromoik. Defisiensi Cu mengurangi penyerapan

Fe.

Kebutuhan Cu :

Pada ayam kebutuhan Cu adalah 4 ppm (NRC). Atau hanya sepersepuluh

kebutuhan Fe atau malah kurang dari itu.Dari hasil penelitian diketahui bahwa tubuh

hanya membutuhkan sejumlah kecil cuprum saja. Cu bersama sama dengan ferrum

Page 47: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

44

berfungsi untuk pembentukan hemoglobin.Cu bukan bagian hemoglobin, melainkan

terdapat sebagai hemokuprein dalam sel-sel darah. Anak ayam yang diberi ransum

dengan kekurangan Cu pertumbuh lemah dalam dua sampai empat minggu. Tulang-

tulang menjadi rapuh dan mudah patah.

Molybdenum(Mo):

Mo merupakan bagian dari satu atau lebih enzim. Gejala utama keracunan Mo

adalah diare,berat badan turun,kekurusan,anemia dan kekakuan. Diare dapat

disembuhkan dengan Cu SO4.

Selenium(Se)

Peranan Se dalam ransum unggas:

Peranan Se dalam ransum unggas berkaitan dengan peranan vitamin E.Penyediaan

vitamin E yang cukup akan membuat seimbang jumlah Se yang tidak cukup.Demikian

pula sebaliknya. Ada bukti-bukti bahwa Se dapat dianggap merupakan zat makanan

esensial.Jadi tidak hanya dianggap sebagai pengganti vitamin E saja. Tiga macam

penyakit pada anak ayam sebagai akibat defisiensi vitamin E dan selenium adalah:

1. Ensefalomalasia, anak ayam yang kena penyakit ini memperlihatkan kerusakan

syaraf.Sering kepalanya diletakkan diantara kedua kaki atau dilekukkan

kebelakang.Anak ayam tidak sanggup makan dan minum dan akhirnya mati

kelaparan.

2. Diathesa eksudatif adalah suatu udema jaringan dibawah kulit. Pada dinding

pembuluh darah terjadi perubahan-perubahan yang mengakibatkan pelepasan

cairan. Cairan tersebut membentuk warna hijau kebiru-biruan karena perdarahan

Page 48: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

45

didaerah tersebut timbul dari jaringan-jaringan yang menjadi lunak.Cairan dapat

diraba dan terlihat melalui kulit ayam.

3. Distrofia otot. Otot dada ayam yang mengalami defisiensi memperlihatkan garis-

garis berwarna muda bila ayam berumur sekitar 4 minggu.

Fungsi selenium:

Se kelihatan lebih kritis untuk reproduksi pada unggas dan beberapa mamalia

dibandingkan vitamin E, terutama untuk pertumbuhan dini bagi hewan yang baru lahir

untuk mencegah distrofi otot. Se dan vitamin E mempunyai peran yang terpisah,

meskipun demikian terdapat keterkaitan erat antara kedua zat nutrisi tersebut dalam

fungsinya dalam tubuh. Se dapat mengantikan fungsi vitamin E dalam tiga hal yaitu:

1. Diperlikan untuk menjaga integritas kelenjar pancreas agar terjadi pencernaan

lemak secara normal,pembentukan garam empedumisel secara normal dan

absorbsi vitamin E secara normal pula.

2. Karena Se merupakan bagian integral system enzim glutathione peroksidase yang

mengubah bentuk reduksi glutathione menjadi bentuk oksidasi glutathione pada

waktu bersamaan merusak peroksida dengan cara konversi peroksida menjadi

bentuk alcohol yang tidak berbahaya. Reaksi tersebut mencegah terjadinya proses

peroksidasi terhadap asam-asam lemak tidak jenuh pada membrane sel dan oleh

karena itu menurunkan jumlah vitamin E yang diperlukan untuk menjaga

integritas sel-sel membrane.

3. Mineral Se dengan cara yang belum diketahui membantu retensi vitamin E dalam

plasma darah.

Page 49: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

46

Kebutuhan Se:

1. Kebutuhan Se untuk anak ayam antara 0,15-0,20ppm.Untuk ayam petelur dan

ayam bibit dibutuhkan pada tingkat 0,1ppm

2. Tingkat selenium yang toksis adalah 10-20ppm

Defisiensi Se :

Pada unggas menimbulkan diathesis eksudatif ditandai dengan adanya udema

pada bagian dada,sayap dan leher kemudian diikuti dengan perdarahan dibawah kulit,

karena permeabilitas tidak normal pada dinding kapiler sehingga akumulasi cairan

diseluruh bagian tubuh, kaki menjadi lemah dan akhirnya mati. Jadi pemberian Se atau

vitamin E dalam ransum dapat mencegah timbulnya penyakit tersebut.

Iodium (I)

Yodium adalah zat mineral esensial untuk pembentukan hormone thyroxin dalam

glandula thyroidea

Defisiensi I:

1. Pembesaran glansula thyroidea/kelenjar thyroid yang disebut gondok(goiter)

2. Produksi turun sampai akhirnya berhenti

3. Menurunnya daya tetas

Kebutuhan I:

1. Untuk ayam pertumbuhan umur 0-8 mg dan 8-20 mg adalah 0,35/kg ransum

2. Untuk ayam petelur umur 20 mg dan>40 mg adalah 0,3mg/kg ransum.

Sumber I:

Page 50: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

47

Hasil-hasil protein hewan, tepung ikan. Penambahan I dalam bentuk garam

beryodium diperlukan sebagai tindakan pencegahan terhadap defisiensi. Penambahan

0,5% garam beryodium kedalam ransum unggas tidak akan menimbulkan defisiensi.

Page 51: ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA - UNUD · 2017. 6. 4. · Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa

48

DAFTAR PUSTAKA

Agriculture Research Council. 1967. The Nutrient Requirements of Farm Livestock. 3.Pigs. A.R.C., London.

Anggorodi, R.. 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum. Penerbit PT. Gramedia Jakarta.

Hartadi, H., Reksohadiprodjo, S., Tillman, A.D.. 1990. Tabel Komposisi Pakan untukIndonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Lesson, S and JD Summers. 2001. Nutrition of the Chicken. 4th Ed. University Books.Guelph , Ontario , Canada .

Linder, M. C.. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Penerbit Universitas Indonesia,Jakarta.

McDonald, Edwards, R.A., Greenhalgh, J.F.D., Morgan, C.A.. 1995. Animal Nutrition.Printed in Singapure by Longman Singapure Publishers Ltd.

McDonald, P., RA Edwards, Greenhalgh J.F.D, and CA Morgan. 2002. AnimalNutrition. 6th Ed. Prentice Hall. London .

National Research Council. 1979. Nutrient Requirements of Domestic Animal. 2.Nutrient Requirements of Swine 8th . Rev. Ed. N.R.C. ; Washington, D.C.

National Research Council. 1984. Nutrient Requirement of Domestic Animal. 2. NutrientRequirements of Poultry. 8th . Rev. Ed. N.R.C. ; Washington, D.C.

Parakkasi, A.. 1980. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak Monogastrik. Penerbit Angkasa,Bandung.

Tillman, A.D., Hartadi, H., Reksohadiprodjo,S., Prawirokusumo,S., Lebdosukoco, S..1984. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Winarno, F.G.. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.