ILEUS

23
ILEUS Ileus merupakan suatu kondisi dimana terdapat gangguan pasase (jalannya makanan) di usus yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan. Ileus terutama dibagi dua berdasarkan penyebabnya, yaitu ileus obstruktif dan ileus paralitik (Hamami, 2003). A. ILEUS OBSTRUKTIF Definisi Ileus obstruktif merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan penyempitan atau penyumbatan lumen usus. Hal tersebut menyebabkan pasase lumen usus terganggu.Ileus obstruktif disebut juga ileus mekanik. Klasifikasi Berdasarkan lokasi obstruksinya, ileus obstruktif dibedakan atas: Letak tinggi: duodenum sampai jejunum Letak rendah: kolon – sigmoid – rectum Obstruksi letak tinggi dan letak rendah di batasi oleh iliocecal junction Berdasarkan stadiumnya, ileus obstruktif dibedakan atas: Parsial: menyumbat sebagian lumen Simple/komplit: menyumbat seluruh lumen Strangulasi: simple dengan jepitan vasa Etiologi Ileus obstruktif disebabkan oleh berbagai hal:

description

laporan pendahuluan ileus

Transcript of ILEUS

Page 1: ILEUS

ILEUS

Ileus merupakan suatu kondisi dimana terdapat gangguan pasase

(jalannya makanan) di usus yang segera memerlukan pertolongan atau

tindakan. Ileus terutama dibagi dua berdasarkan penyebabnya, yaitu ileus

obstruktif dan ileus paralitik (Hamami, 2003).

A. ILEUS OBSTRUKTIF

Definisi

Ileus obstruktif merupakan penyumbatan intestinal mekanik

yang terjadi karena adanya daya mekanik yang bekerja atau

mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan penyempitan

atau penyumbatan lumen usus. Hal tersebut menyebabkan pasase

lumen usus terganggu.Ileus obstruktif disebut juga ileus mekanik.

Klasifikasi

Berdasarkan lokasi obstruksinya, ileus obstruktif dibedakan atas:

Letak tinggi: duodenum sampai jejunum

Letak rendah: kolon – sigmoid – rectum

Obstruksi letak tinggi dan letak rendah di batasi oleh iliocecal

junction

Berdasarkan stadiumnya, ileus obstruktif dibedakan atas:

Parsial: menyumbat sebagian lumen

Simple/komplit: menyumbat seluruh lumen

Strangulasi: simple dengan jepitan vasa

Etiologi

Ileus obstruktif disebabkan oleh berbagai hal:

a. Adhesi

Ileus karena adhesi umumnya tidak disertai strangulasi. Adhesi

umumnya berasal dari rangsangan peritoneum akibat adanya

peritonitis setempat atau umum. Adhesi dapat berupa perlengketan

mungkin dalam bentuk tunggal maupun multiple, mungkin setempat

maupun luas.

b. Hernia

Kelemahan atau defek pada dinding rongga peritoneum

memungkinkan penonjolan keluar suatu kantong peritoneal (kantong

hernia) sehingga segmen suatu dalaman dapat terjepit.

Page 2: ILEUS

c. Askariasis

Kebanyakan cacing askariasis hidup di usus halus bagian jejunum.

Obstruksi bisa terjadi dimana-mana pada bagian usus halus, tetapi

biasanya di ileum terminal, tempat lumen paling sempit. Cacing

tersebut menyebabkan kontraksi lokal dinding usus yang disertai

reaksi radang setempat.

d. Invaginasi

Umumnya berupa intususepsi ileosekal yang masuk naik ke kolon

asendens dan mungkin terus sampai keluar dari rektrum, dapat

mengakibatkan nekrosis iskemik pada bagian usus yang masuk

dengan komplikasi perforasi dan peritonitis. Pada bayi dan anak-

anak biasanya spontan dan irreversible, sedangkan pada dewasa

jarang terjadi.

e. Volvulus

Pemuntiran usus yang abnormal dari segmen usus. Volvulus di usus

halus agak jarang ditemukan. Biasanya volvulus didapatkan di

bagian ileum.

f. Kelainan kongenital

Gangguan passase usus dapat berupa stenosis maupun atresia.

g. Radang kronik

h. Tumor

i. Tumpukan sisa makanan

B. ILEUS PARALITIK

Definisi

Ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan dimana usus

gagal atau tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk

menyalurkan isinya(Sjamsuhidajat, 2003). Ileus paralitik ini bukan suatu

penyakit primer usus melainkan akibat dari berbagai penyakit primer,

tindakan (operasi) yang berhubungan dengan rongga perut, toksin dan

obat-obatan yang dapat mempengaruhi kontraksi otot polos usus.Ileus

paralitik merupakan kondisi dimana terjadi kegagalan neurogenik atau

hilangnya peristaltic usus tanpa adanya obstruksi mekanik. (Badash,

2005)

Page 3: ILEUS

Ileus paralitik adalah hilangnya peristaltik usus sementara akibat

suplai saraf otonom mengalami paralisis dan peristaltik usus terhenti

sehingga tidak mampu mendorong isi sepanjang usus, contohnya

amiloidosis, distrofi otot, gangguan endokrin, seperti diabetes militus, atau

gangguan neurologis seperti penyakit Parkinson (Sjamsuhidajat, 2003).

Ileus paralitik terjadi karena hipomotilitas dari saluran pencernaan

tanpa adanya obstruksi usus mekanik. Diduga, otot dinding usus

terganggu dan gagal untuk mengangkut isi usus. Kurangnya tindakan

pendorong terkoordinasi menyebabkan akumulasi gas dan cairan dalam

usus.

Meskipun ileus disebabkan banyak faktor, keadaan pascaoperasi

adalah keadaan yang paling umum untuk terjadinya ileus. Memang, ileus

merupakan konsekuensi yang diharapkan dari pembedahan perut.

Fisiologisnya ileus kembali normal spontan dalam 2-3 hari, setelah

motilitas sigmoid kembali normal. Ileus yang berlangsung selama lebih

dari 3 hari setelah operasi dapat disebut ileus adynamic atau ileus

paralitik pascaoperasi. Sering, ileus terjadi setelah operasi intraperitoneal,

tetapi mungkin juga terjadi setelah pembedahan retroperitoneal dan extra-

abdominal. Durasi terpanjang dari ileus tercatat terjadi setelah

pembedahan kolon. Laparoskopi reseksi usus dikaitkan dengan jangka

waktu yang lebih singkat daripada reseksi kolon ileus terbuka.

Konsekuensi klinis ileus pasca operasi dapat mendalam. Pasien

dengan ileus merasa tidak nyaman dan sakit, dan akan meningkatkan

risiko komplikasi paru. Ileus juga meningkatkan katabolisme karena gizi

buruk. Secara keseluruhan, ileus meningkatkan biaya perawatan medis

karena memperpanjang rawat inap di rumah sakit (Badash, 2005).

Beberapa penyebab terjadinya ileus paralitik :

1. Trauma abdomen

2. Pembedahan perut (laparatomy)

3. Serum elektrolit abnormalitas

a. Hipokalemia

b. Hiponatremia

c. Hipomagnesemia

d. Hipermagensemia

4. Infeksi, inflamasi atau iritasi (empedu, darah)

Page 4: ILEUS

5. Intrathorak

a.Pneumonia

b.Lower lobus tulang rusuk patah

c.Infark miokard

6. Intrapelvic (misalnya penyakit radang panggul)

7. Rongga perut

a.Radang usus buntu

b.Divertikulitis

c.Nefrolisiasis

d.Kolesistitis

e.Pankreatitis

f. Perforasi ulkus duodenum

8. Iskemia usus

9. Mesenterika emboli, trombosis iskemia

10. Cedera tulang

11. Patah tulang rusuk

12. Vertebral Retak (misalnya kompresi lumbalis Retak )

13. Pengobatan

a.Narkotika

b.Fenotiazin

c.Diltiazem atau verapamil

d.Clozapine

e.Obat Anticholinergic

PATOFISIOLOGI (TERLAMPIR)

GAMBARAN KLINIS

Gambaran klinik obstruksi ileus sangat mudah dikenal, tidak

tergantung kepada penyebab obstruksinya. Hanya pada keadaan

strangulasi, nyeri biasanya lebih hebat dan menetap.

Obstruksi ileus ditandai dengan gambaran klinik, berupa nyeri

abdomen yang bersifat kolik, muntah-muntah dan obstipasi, distensi

intestinalis, dan tidak adanya flatus. Rasa nyeri perut dirasakan seperti

menusuk-nusuk atau rasa mulas yang hebat, umumnya nyeri tidak

Page 5: ILEUS

menjalar. Pada saat datang serangan, biasanya disertai perasaan perut

yang melilit.

Bila obstruksi tinggi, muntah hebat bersifat proyektil dengan cairan

muntah yang berwarna kehijauan. Pada obstruksi rendah, muntah

biasanya timbul sesudah distensi usus yang jelas sekali, muntah tidak

proyektil dan berbau “feculent”, warna cairan muntah kecoklatan.

Ileus adinamik (ileus inhibisi) ditandai oleh tidak adanya gerakan

usus yang disebabkan oleh penghambatan neuromuscular dengan

aktifitas simpatik yang berlebihan. Sangat umum, terjadi setelah semua

prosedur abdomen, gerakan usus akan kembali normal pada: usus kecil

24 jam, lambung 48 jam, kolon 3-5 hari.

Pasien ileus paralitik akan mengeluh perutnya kembung

(abdominal distention), anoreksia, mual dan obstipasi. Muntah mungkin

ada, mungkin pula tidak ada. Keluhan perut kembung pada ileus paralitik

ini perlu dibedakan dengan keluhan perut kembung pada ileus obstruksi.

Pasien ileus paralitik mempunyai keluhan perut kembung, tidak disertai

nyeri kolik abdomen yang paroksismal.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya distensi abdomen,

perkusi timpani dengan bising usus yang lemah dan jarang bahkan dapat

tidak terdengar sama sekali. Pada palpasi, pasien hanya menyatakan

perasaan tidak enak pada perutnya. Tidak ditemukan adanya reaksi

peritoneal (nyeri tekan dan nyeri lepas negatif). Apabila penyakit

primernya peritonitis, manifestasi klinis yang ditemukan adalah gambaran

peritonitis.

Gambaran klinis ileus paralitik pada umumnya sama dengan ileus

obstruktif terdapat juga perbedaannya:

Ileus paralitik Ileus obstruktif

Nyeri kontinu Kolik

Darm contour + +

Darm steifung - +

Bunyi bising usus menghilang Meningkat

Rectal toucher terowongan Kolaps

Page 6: ILEUS

PEMERIKSAAN RADIOLOGI

1. Foto Polos Abdomen

Ileus merupakan penyakit abdomen akut yang dapat muncul secara

mendadak yang memerlukan tindakan sesegera mungkin. Maka dari itu

pemeriksaan abdomen harus dilakukan secara segera tanpa perlu

persiapan. Pada kasus abdomen akut diperlukan pemeriksaan 3 posisi,

yaitu :

1. Posisi terlentang (supine): sinar dari arah vertical, dengan proyeksi

antero-posterior (AP)

2. Duduk atau setengah duduk atau berdiri (erect), bila memungkinkan,

dengan sinar horizontal proyeksi AP

3. Tiduran miring ke kiri ( left lateral decubitus ), dengan arah horizontal,

proyeksi AP.

Sebaiknya pemotretan dibuat dengan memakai kaset film yang dapat

mencakup seluruh abdomen beserta dindingnya. Perlu dipersiapkan

ukuran kaset dan film ukuran 35x 45cm.

Hal – hal yang dapat dinilai pada foto – foto di atas ialah:

1. Posisi terlentang (supine)

- Dinding abdomen, yang penting yaitu: lemak preperitoneal kanan

dan kiri baik atau menghilang.

- Garis psoas kanan dan kiri: baik, menghilang atau adanya

pelembungan (bulging).

- Batu yang radioopak, kalsifikasi atau benda asing yang radioopak.

- Kontur ginjal kanan dan kiri.

- Gambaran udara usus :

Normal

Pelebaran lambung, usus halus, kolon

Penyebaran dari usus – usus yang melebar

Keadaan dinding usus

Jarak antara dua dinding usus yang berdampingan

2. Posisi duduk atau setengah duduk atau tegak ( Erect)

- Gambaran udara bebas di bawah diafragma

3. Posisi tiduran miring ke kiri ( left lateral dekubitus)

- Hampir sama seperti posisi duduk, hanya udara bebas letaknya

antara hati dengan dinding abdomen

Page 7: ILEUS

2. Barium Enema

Barium enema adalah sebuah pemeriksaan radiologi dengan

menggunakan kontras positif. Kontras positif yang biasanya digunakan

dalam pemeriksaan radiologi alat cerna adalah barium sulfat (BaSO4).

Bahan ini adalah suatu garam berwarna putih, berat dan tidak mudah

larut dalam air. Garam tersebut diaduk dengan air dalam perbandingan

tertentu sehingga menjadi suspensi. Suspensi tersebut diminum oleh

pasien pada pemeriksaan esophagus, lambung dan usus halus atau

dimasukkan lewat kliasma pada pemeriksaan kolon (lazim disebut

enema).

Sinar rontgen tidak dapat menembus barium sulfat tersebut,

sehingga menimbulkan bayangan dalam foto rontgen. Setelah pasien

meminum suspensi barium dan air, dengan fluroskopi diikuti kontrasnya

sampai masuk ke dalam lambung, kemudian dibuat foto – foto dalam

posisi yang di perlukan. Pemeriksaan radiologi dengan Barium Enema

mempunyai suatu peran terbatas pada pasien dengan obstruksi usus

halus. Pengujian Enema Barium terutama sekali bermanfaat jika suatu

obstruksi letak rendah yang tidak dapat pada pemeriksaan foto polos

abdomen.

3. CT-Scan Abdomen

CT ( Computed Tomograhy) merupakan metode body imaging

dimana sinar X yang sangat tipis mengitari pasien. Detektor kecil akan

mengatur jumlah sinar x yang diteruskan kepada pasien untuk menyinari

targetnya. Komputer akan segera menganalisa data dan mengumpulkan

dalam bentuk potongan cross sectional. Foto ini juga dapat disimpan,

diperbesar maupun di cetak dalam bentuk film. Pemeriksaan ini

dikerjakan jika secara klinis dan foto polos abdomen dicurigai adanya

strangulasi. CT–Scan akan mempertunjukkan secara lebih teliti adanya

kelainan-kelainan dinding usus, mesenterikus, dan peritoneum. CT–Scan

harus dilakukan dengan memasukkan zat kontras kedalam pembuluh

darah. Pada pemeriksaan ini dapat diketahui derajat dan lokasi dari

obstruksi.

RADIOLOGI ILEUS

Untuk radiologi ileus perlu diperhatikan beberapa hal :

Page 8: ILEUS

1. Posisi terlentang (supine). Gambaran yang diperoleh yaitu pelebaran

usus di proksimal daerah obstruksi, penebalan dinding usus, gambaran

seperti duri ikan (Herring Bone Appearance). Gambaran ini didapat dari

pengumpulan gas dalam lumen usus yang melebar.

2. Posisi setengah duduk atau berdiri. Gambaran radiologis didapatkan

adanya air fluid level dan step ladder appearance.

3. Posisi LLD, untuk melihat air fluid level dan kemungkinan perforasi usus.

Dari air fluid level dapat diduga gangguan pasase usus. Bila air fluid level

pendek berarti ada ileus letak tinggi, sedangkan jika panjang-panjang

kemungkinan gangguan di kolon. Gambaran yang diperoleh adalah

adanya udara bebas infra diafragma dan air fluid level.

Pada foto polos abdomen, 60-70% dapat dilihat adanya pelebaran

usus dan hanya 40% dapat ditemukan adanya air fluid level. Walaupun

pemeriksaan radiologi hanya sebagai pelengkap saja, pemeriksaan sering

diperlukan pada obstruksi ileus yang sulit atau untuk dapat

memperkirakan keadaan obstruksinya pada masa pra-bedah.

Ileus obstruktif letak tinggi

Page 9: ILEUS

Pada ileus obstruktif letak tinggi tampak dilatasi usus di proksimal

sumbatan (sumbatan paling distal di iliocecal junction) dan kolaps usus

dibagian distal sumbatan. Penebalan dinding usus halus yang terdilatasi

memberikan gambaran herring bone appearance, karena dua dinding usus

halus yang menebal dan menempel membentuk gambaran vertebra (dari ikan),

dan muskulus yang sirkular menyerupai kostanya. Tampak gambaran air fluid

level yang pendek-pendek yang berbentuk seperti tangga disebut juga step

ladder appearance karena cairan transudasi berada dalam usus halus yang

mengalami distensi.

Ileus Obstruksi Letak Rendah

Page 10: ILEUS

Pada ileus obstruktif letak rendah tampak dilatasi usus di proksimal

sumbatan (sumbatan di kolon) dan kolaps usus di bagian distal sumbatan.

Penebalan dinding usus halus yang mengalami dilatasi memberikan gambaran

herring bone appearance, karena dua dinding usus halus yang menebal dan

menempel membentuk gambaran vertebra dan muskulus yang sirkuler

menyerupai kosta dan gambaran penebalan usus besar yang juga distensi

tampak pada tepi abdomen. Tampak gambaran air fluid level yang pendek-

pendek yang berbentuk seperti tangga disebut juga step ladder appearance

karena cairan transudasi berada dalam usus halus yang terdistensi dan air fluid

level yang panjang-panjang di kolon.

Page 11: ILEUS

Ileus Paralitik

Pada ileus paralitik terdapat dilatasi usus secara menyeluruh dari

gaster sampai rektum. Penebalan dinding usus halus yang mengalami dilatasi

memberikan gambaran herring bone appearance, karena dua dinding usus

halus yang menebal dan menempel membentuk gambaran vertebra dan

muskulus yang sirkuler menyerupai kosta dan gambaran penebalan usus besar

yang juga distensi tampak pada tepi abdomen. Tampak gambaran air fluid level

Semilunar shadow

Page 12: ILEUS

yang pendek-pendek yang berbentuk seperti tangga atau disebut juga step

ladder appearance di usus halus dan air fluid level yang panjang-panjang di

kolon.

PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Ileus Obstruktif

Obstruksi mekanis di usus dan jepitan atau lilitan harus dihilangkan

segera setelah keadaan umum diperbaiki. Tindakan umum sebelum dan sewaktu

pembedahan meliputi tatalaksana dehidrasi, perbaikan keseimbangan elektrolit

dan dekompresi pipa lambung. Tindakan bedah dilakukan apabila terdapat

strangulasi, obstruksi lengkap, hernia inkarserata dan tidak ada perbaikan pada

pengobatan konservatif. (Purnawan,2009)

1. Persiapan penderita

Persiapan penderita berjalan bersama dengan usaha menegakkan

diagnosa obstruksi ileus secara lengkap dan tepat. Sering dengan persiapan

penderita yang baik, obstruksinya berkurang atau hilang sama sekali. Persiapan

penderita meliputi :

Balance Penderita dirawat di rumah sakit.

Penderita dipuasakan

Kontrol status airway, breathing and circulation.

Dekompresi dengan nasogastric tube.

Intravenous fluids and electrolyte

Dipasang kateter urin untuk menghitung cairan.

2. Operatif

Bila telah diputuskan untuk tindakan operasi, ada 3 hal yang perlu :

Berapa lama obstruksinya sudah berlangsung.

Bagaimana keadaan/fungsi organ vital lainnya, baik sebagai akibat

obstruksinya maupun kondisi sebelum sakit.

Apakah ada risiko strangulasi.

Kewaspadaan akan resiko strangulasi sangat penting. Pada obstruksi

ileus yang ditolong dengan cara operatif pada saat yang tepat, angka

kematiannya adalah 1% pada 24 jam pertama, sedangkan pada strangulasi

angka kematian tersebut 31%.

Pada umumnya dikenal 4 macam (cara) tindakan bedah yang dikerjakan pada

obstruksi ileus :

Page 13: ILEUS

a) Koreksi sederhana (simple correction). Hal ini merupakan tindakan bedah

sederhana untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia

incarcerata non-strangulasi, jepitan oleh streng/adhesi atau pada volvulus

ringan.

b) Tindakan operatif by-pass. Membuat saluran usus baru yang "melewati"

bagian usus yang tersumbat, misalnya pada tumor intralurninal, Crohn

disease, dan sebagainya.

c) Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi,

misalnya pada Ca stadium lanjut.

d) Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-

ujung usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada

carcinomacolon, invaginasi strangulate dan sebagainya.

Pada beberapa obstruksi ileus, kadang-kadang dilakukan tindakan

operatif bertahap, baik oleh karena penyakitnya sendiri maupun karena keadaan

penderitanya, misalnya pada Ca sigmoid obstruktif, mula-mula dilakukan

kolostomi saja, kemudian hari dilakukan reseksi usus dan anastomosis.

3. Pasca Operasi

Suatu problematik yang sulit pada keadaan pasca bedah adalah distensi

usus yang masih ada. Pada tindakan operatif dekompressi usus, gas dan cairan

yang terkumpul dalam lumen usus tidak boleh dibersihkan sama sekali oleh

karena catatan tersebut mengandung banyak bahan-bahan digestif yang sangat

diperlukan. Pasca bedah tidak dapat diharapkan fisiologi usus kembali normal,

walaupun terdengar bising usus. Hal tersebut bukan berarti peristaltik usus telah

berfungsi dengan efisien, sementara ekskresi meninggi dan absorpsi sama sekali

belum baik.

Sering didapati penderita dalam keadaan masih distensi dan disertai diare

pasca bedah. Tindakan dekompressi usus dan koreksi air dan elektrolit serta

menjaga keseimbangan asam basa darah dalam batas normal tetap

dilaksanakan pada pasca bedahnya. Pada obstruksi yang lanjut, apalagi bila

telah terjadi strangulasi, monitoring pasca bedah yang teliti diperlukan sampai

selama 6 - 7 hari pasca bedah. Bahaya lain pada masa pasca bedah adalah

toksinemia dan sepsis. Gambaran kliniknya biasanya mulai nampak pada hari ke

4-5 pasca bedah. Pemberian antibiotika dengan spektrum luas dan disesuaikan

dengan hasil kultur kuman sangatlah penting. (Purnawan, 2009)

Page 14: ILEUS

2.Ileus Paralitik

Pengelolaan ileus paralitik bersifat konservatif dan suportif. Tindakannya

berupa dekompresi, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, mengobati

kausa dan penyakit primer dan pemberiaan nutrisi yang adekuat (Sjamsuhidajat,

2003) Prognosis biasanya baik, keberhasilan dekompresi kolon dari ileus telah

dicapai oleh kolonoskopi berulang (Levine, 1992). Beberapa obat-obatan jenis

penyekat simpatik (simpatolitik) atau parasimpatomimetik pernah dicoba,

ternyata hasilnya tidak konsisten. Untuk dekompresi dilakukan pemasangan pipa

nasogastrik (bila perlu dipasang juga rectal tube). Pemberian cairan, koreksi

gangguan elektrolit dan nutrisi parenteral hendaknya diberikan sesuai dengan

kebutuhan dan prinsip-prinsip pemberian nutrisi parenteral. Beberapa obat yang

dapat dicoba yaitu metoklopramid bermanfaat untuk gastroparesis, sisaprid

bermanfaat untuk ileus paralitik pascaoperasi, dan klonidin dilaporkan

bermanfaat untuk mengatasi ileus paralitik karena obat-obatan. (Sjamsuhidajat,

2003)

1. Konservatif

Penderita dirawat di rumah sakit.

Penderita dipuasakan

Kontrol status airway, breathing and circulation.

Dekompresi dengan nasogastric tube.

Intravenous fluids and electrolyte

Dipasang kateter urin untuk menghitung balance cairan.

2. Farmakologis

Antibiotik broadspectrum untuk bakteri anaerob dan aerob.

Analgesik apabila nyeri.

Prokinetik: Metaklopromide, cisapride

Parasimpatis stimulasi: bethanecol, neostigmin

Simpatis blokade: alpha 2 adrenergik antagonis

3. Operatif

Ileus paralitik tidak dilakukan intervensi bedah kecuali disertai dengan

peritonitis. Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastric untuk

mencegah sepsis sekunder atau rupture usus. Operasi diawali dengan

laparotomi kemudian disusul dengan teknik bedah yang disesuaikan dengan

hasil explorasi melalui laparotomi.

Pintas usus : ileostomi, kolostomi.

Page 15: ILEUS

Reseksi usus dengan anastomosis

Diversi stoma dengan atau tanpa reseksi.

Page 16: ILEUS

DAFTAR PUSTAKA

Badash, Michelle. Paralytic Ileus (Adynamic Ileus, Non-mechanical Bowel

Obstruction). EBSCO Publishing, 2005.

Basson, M.D.: Colonic Obstruction. Editor: Ochoa, J.B., Talavera, F., Mechaber,

A.J., and Katz, J. http://www.emedicine.com. Last Updated, June 14, 2004.

Davidson, Intestinal Obstruction. 2006. Available at: http//www.mayoclinic.com.

Accessed july 9, 2012.

Fiedberg, B. and Antillon, M.: Small-Bowel Obstruction. Editor: Vargas, J.,

Windle, W.L., Li, B.U.K., Schwarz, S., and Altschuler, S.

http://www.emedicine.com. Last Updated, June 29, 2004.

Hamami, AH., Pieter, J., Riwanto, I., Tjambolang, T., dan Ahmadsyah, I. Usus

Halus, apendiks, kolon, dan anorektum. Dalam Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi

2. Editor: Sjamsuhidajat, R. dan De Jong, Wim. Jakarta: EGC, 2003. Hal:

615-681.

Levine, B.A., and Aust, J.B. Kelainan Bedah Usus Halus. Dalam Buku Ajar

Bedah Sabiston’s essentials surgery. Editor: Sabiston, D.C. Alih bahasa:

Andrianto, P., dan I.S., Timan. Editor bahasa: Oswari, J. Jakarta: EGC, 1992.

Manaf M, Niko dan Kartadinata, H. Obstruksi Ileus. 2003. Available

a

t://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/06_ObstruksiIleus.pdf/06_ObstruksiIleus.ht

ml. Accessed juli 20, 2012

Nobie BA. Obstruction, small bowel. 2007. Available at:

http//www.emedicine.com. Accessed juni 20, 2012.

Purnawan, Iwan. 2009. Ileus. Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Price, S.A. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit. Editor: Price,

S.A., McCarty, L., Wilson. Editor terjemahan: Wijaya, Caroline. Jakarta: EGC,

1994.

Sjamsuhidajat, R.; Dahlan, Murnizat; Jusi, Djang. Gawat Abdomen. Dalam Buku

Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Editor: Sjamsuhidajat, R. dan De Jong, Wim.

Jakarta: EGC, 2003. Hal: 181-192.

Translight Medical Media, 2008 http://gasdetections.com/anatomy-

gastrointestinal-system.html#more-425 Accessed july 20, 2012.

Page 17: ILEUS

LAPORAN PENDAHULUAN

ILEUS

ILEUS OBSTRUKTIF DAN ILEUS PARALITIK

DEPARTEMEN EMERGENCY

UGD RS PARU BATU

Disusun Oleh :

Eka Fitri Cahyani

NIM.115070201111001

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015