Ikhlas dalam beribadah x 3 kelompok 2

17
Ikhlas Dalam Beribadah

Transcript of Ikhlas dalam beribadah x 3 kelompok 2

Page 1: Ikhlas dalam beribadah x 3 kelompok 2

Ikhlas Dalam Beribadah

Page 2: Ikhlas dalam beribadah x 3 kelompok 2

Secara etimologis, ikhlas adalah membersihkan sesuatu hingga menjadi bersih. Secara istilah, ikhlas adalah usaha seseorang melakukan perbuatan semata-mata berharap ridha Allah SWT. Menurut para ahli hakikat (tasawur), ikhlas merupakan syarat sah ibadah. Jika amal diumpamakan sebagai badan, maka ikhlas adalah ruh (jiwa) amal itu. Ibnul Qayyim menyatakan bahwa seseorang yang ikhlas dalam melakukan perbuatan, tujuan, cita-cita dan amalannya semata hanya karena Allah SWT, maka Ia (Allah) akan selalu menyertainya.

Ikhlas Dalam Beribadah

Page 3: Ikhlas dalam beribadah x 3 kelompok 2

A. Surah Al-An’am, 6: 162-163 Tentang Keikhlasan Beribadaha. Ayat Al-Quran

qul inna shalaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahi rabbi al'aalamiina laa syariika lahu wabidzaalika umirtu wa-anaa awwalu almuslimiina

Katakanlah: “Sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".

Page 4: Ikhlas dalam beribadah x 3 kelompok 2

b. Kesimpulan atau isi kandungani. Firman Allah SWT yang terdapat dalam surah Al-

An’am ayat 162 merupakan ikrar seorang muslim dan nabinya Muhammad SAW, bahwa salat dan ibadah yang dilakukan setiap hari harus dilakukan dengan ikhlas dan hanya berharap rida Allah begitu pula hidup dan mati-Nya.

ii. Kalimat di atas menunjukan keteguhan hati seorang muslim dan nabinya, Muhammad Saw, dalam bertauhid kepada Allah SWT.

iii. Kalimat diatas merupakan pernyataan seorang muslim dan nabinya, Muhammad SAW, bahwa mereka tidak takut menghadapi hidup atau mati. Karena kehidupan dan kematian telah ditetapkan dalam qada dan qadar Allah SWT.

Page 5: Ikhlas dalam beribadah x 3 kelompok 2

iv. Firman Allah SWT dalam surah Al-An’am ayat 163 menjelaskan bahwa seorang muslim dilarang mempersekutukan Allah SWT dengan apapun di dunia ini. Mereka hanya diperintahkan beriman, beribadah, dan bertauhid kepada-Nya.

c. Sikap Muslim/Muslimah dalam Memahami dan Mengamalkan Surah Al-An’am, 6 :162-163

i. Berusaha ikhlas dalam menjalankan suatu ibadah kepada Allah SWT. Seperti ibadah salat, beramal dan lainnya.

ii. Menyerahkan hidup dan matinya kepada Allah SWT, dan juga dengan menaati segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya.

Page 6: Ikhlas dalam beribadah x 3 kelompok 2

iii. Menghindari diri dari perilaku dan perbuatan syrik, yakni seperti mempersekutukan Allah SWT, mempunyai jimat- jimat kepercayaan, menyambah berhala, dan lainnya. Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Ia adalah pencipta,pemelihara, serta pengatur alam semesta beserta isinya. Manusia tidak akan melakukan ini, jika mereka takut akan dosa besar yang akan menimpa mereka di akhirat kelak. Apabila sebelum meninggal dunia mereka tidak bertobat, maka mereka akan mendapat balasannya kelak.

(Seperti isi Surah An-Nisa, 4: 48)

Page 7: Ikhlas dalam beribadah x 3 kelompok 2

Surah An-Nisa, 4: 48 :

inna allaaha laa yaghfiru an yusyraka bihi wayaghfiru maa duuna dzaalika liman yasyaau waman yusyrik biallaahi faqadi iftaraa itsman 'azhiimaan

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”

Page 8: Ikhlas dalam beribadah x 3 kelompok 2

Selain itu orang sirik diharamkan masuk surga, sesuai isi Surah Al-Maidah, 5:72 :

 

laqad kafara alladziina qaaluu inna allaaha huwa almasiihu ibnu maryama waqaala almasiihu yaa banii israa-iila u'buduu allaaha rabbii warabbakum innahu man yusyrik biallaahi faqad harrama allaahu 'alayhi aljannata wama/waahu alnnaaru wamaa lilzhzhaalimiina min anshaarin

Page 9: Ikhlas dalam beribadah x 3 kelompok 2

Artinya: “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:"Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.”

B. Surah Al-Bayinah , 98: 5, Tentang Keikhlasan Beribadaha. Ayat Al-Quran

Page 10: Ikhlas dalam beribadah x 3 kelompok 2

Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaan kepadannya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan demikian itulah agama yang lurus.

b. Kesimpulan atau isi kandungani. Allah SWT memerintahkan hamba-Nya agar selalu

beribadah kepada-Nya dan juga merupakan suruhan Allah SWT dalam meyakini kebenaran islam dan mengamalkan seluruh Ajaran-Nya(salat dan zakat dengan lurus) dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT.

Page 11: Ikhlas dalam beribadah x 3 kelompok 2

Niat adalah dorongan yang tumbuh dari dalam hati manusia untuk melakukan amal erbuatan tertentu. Ikhlas secara harfiah berarti, murni, suci, atau bersih.

ii. Allah SWT melarang hamba-Nya membuat kemusyrikan kepada-Nya karena musyrik adalah dosa besar.

iii. Menunaikan ibadah yang dimaksud adalah melakukan salat, baik salat sunah maupun salat wajib.

iv. Ketika melakukan salat, hendaknya seorang muslim melakukannya dengan ikhlas dan dengan memurnikan ketaatan hanya kepada-Nya.

v. Bagi hamba Allah SWT yang memiliki harta melimpah atau berkecukupan, hendaknya mereka menyisihkan hartanya untuk dizakatkan.

Page 12: Ikhlas dalam beribadah x 3 kelompok 2

c. Sikap Muslim/Muslimah dalam Memahami dan Mengamalkan Surah Al-Bayinah , 98: 5

i. Berusaha untuk mengamalkan ajaran Allah SWT dengan benar dan dijalan yang lurus. Muslim/Muslimah yang melandasi pengamalan setiap ajaran agamanya dengan niat ikhlas karena Allah SWT dan karena rida-Nya disebut mukhlis, kata jamaknya mukhlisun/mukhlisin

ii. Melandasi setiap amalan dengan niat ikhlas wajib hukumnya. Jika tidak dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT, bahkan dilandasi oleh riya dan sum’ah, tentu tidak akan diterima Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda : “Allah tidak menerima amal, melainkan yang didasari ikhlas karena Allah untuk mencari keridaan-Nya.” (H.R. Ibnu Majah)

Page 13: Ikhlas dalam beribadah x 3 kelompok 2

iii. Semua perbuatan yang baik, hendaknya dilandasi dengan niat ikhlas, bila dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah SWT tentu akan mendapatkan pahala ibadah.

iv. Setiap perbuatan atau kegiatan hendaknya diawali dengan niat ikhlas dan ucapan basmallah. Nabi Muhammad SAW bersabda :“ Setiap urusan yang baik (bermanfaat) yang tidak dimulai dengan ucapan bismillahirrahmanirrahim maka terputus berkahnya.” (H.R. Ibnu Majah)

Maka, inti dari kedua ayat tersebut adalah:Ibadah apapun yang dilaksanakan harus dilandasi dengan ikhlas karena Allah SWTdan hendaknya, tidaklah sekali-kali menyekutukan Allah SWT.

Page 14: Ikhlas dalam beribadah x 3 kelompok 2

InformasiPada akhir zaman nanti, umat Nabi Muhammad SAW dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu:• Golongan orang yang beribadah kepada Allah SWT dengan

ikhlas, maksudnya golongan yang beribadah kepada Allah untuk mengingat dan mencari keridhaan-Nya• Golongan orang yang beribadah kepada Allah SWT dengan

riya‘, maksudnya golongan yang beribadah kepada Allah dengan maksud agar dilihat manusia.• Golongan orang yang beribadah kepada Allah SWT untuk

mencari makan maksudnya golongan yang beribadah kepada Allah untuk mencari keuntungan duniawi.

Page 15: Ikhlas dalam beribadah x 3 kelompok 2
Page 16: Ikhlas dalam beribadah x 3 kelompok 2

Pertanyaan:1. shafira irmayati :apakah perbedaan orang dalam golongan satu dan tiga dalam ikhlas beribadah ?2. priska :apakah arti sum’ah ? 3. Adri:bagaimana cara menjadi orang dalam golongan pertama di zaman sekarang?4.naura:bagaimana cara menjadi orang yang ikhlas?5.asha:bagaimana menghadapi orang kafir6. bagas:selain riya dan sum’ah, apalagi penyebab tidak ikhlas dalam beribadah?

Page 17: Ikhlas dalam beribadah x 3 kelompok 2