IJTIHAD SUMBER HUKUM ISLAM KE TIGA
-
Upload
minten-ayu-larassati -
Category
Education
-
view
205 -
download
7
Transcript of IJTIHAD SUMBER HUKUM ISLAM KE TIGA
IJTIHAD
SUMBER AJARAN ISLAM KE TIGA
Minten Ayu Larassati
16 November 20171 Minten Ayu Larassati S.Pd.I,M.Pd.I
ETIMOLOGIS dari bahasa arab ijtihada: Mengerjakan sesuatu
dengan segala kesungguhan
TERMINOLOGISIjtihad berarti menggunakan seluruh kesanggupanberpikir untuk menetapkan suatu keputusan hukumtertentu dengan jalan mengeluarkan hukum dariAlquran dan Sunnah.
Mencurahkan segala tenaga (pikiran) untuk menemukan hukum agama
(syara’), melalui salah satu dalil syara’ dan dengan cara tertentu.
Tanpa dalil syara’ dan tanpa cara tertentu, maka hal tersebut merupakan
pemikiran dengan kemauan sendiri semata-mata dan hal tersebut tidak
dinamakan ijtihad
16 November 20172
Minten Ayu Larassati S.Pd.I,M.Pd.I
Ijtihad sebagai Sumber Ajaran Islam
Misal: bid.kedokteran, bayi tabung, alat2 kontrasepsi,
trasnpalansi organ tubuh, otopsi, narkoba, dll.
Hukum-hukum syara’ yang tidakmempunyai dalil qath’i (pasti).
Masalah-masalah yang dapat diijtihadkan
bukan hukum-hukum asal dan masalahyang berhubungan dengan ilmu kalam(aqidah).
Dalam perkembangannya Ipteks melahirkan temuan-temuan baru,
yang hukum penggunaannya di kalangan umat Islam harus diatur. Dengan
adanya ijtihad menyiratkan bahwa Islam senantiasa dapat memberikan jawaban
terhadap permasalahan yang dihadapi manusia dari zaman ke zaman.
16 November 2017
3
Minten Ayu Larassati S.Pd.I,M.Pd.I
Kebanyakan ulama menetapkan, bahwa ijma’ dapat dijadikan hujjah dan sumber
ajaran Islam dalam menetapkan suatu hukum.
Firman Allah dalam surat
An-Nisa’ ayat 59: artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rosulnya dan
Ulil Amri diantara kamu.”
Kedudukannya ijma adalah sebagai sumber hukum Islam ketiga setelah Alquran dan
Sunnah. Kedudukan tersebut karena ijtihad telah dapat dibuktikan kemampuannya dahrr
menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi umat Islam mulai dari zaman Nabi
Muhammad saw. sampai sekarang.
Melalui ijtihad, masalah-masalah baru yang tidak dijelaskan oleh Al Quran maupun
sunah dapat dipecahkan. Melalui ijtihad, ajaran Islam telah berkembang sedemikian rupal
menuju kesempurnaannya, bahkan ijtihad merupakan daya gerak kemajuan umat Islam.
Artinya ijtihad merupakan kunci dinamika ajaran Islam.
16 November 2017 4Minten Ayu Larassati S.Pd.I,M.Pd.I
Peran
Peranan ijtihad untuk membuktikankeluasan dan keluwesan hukum Islam
Ayat-ayat Muhkamat (jelas kandungannya) Ada yang Mutasyabihat (memerlukan penafsiran(belum terang).
Al Qur’an
terdapat
16 November 2017 5Minten Ayu Larassati S.Pd.I,M.Pd.I
Menafsirkan ayat-ayat yangmutasyabihad.Karena Islam menganjurkanmenggunakan akalnya.
a) Masalah asasi yaitu hal-hal yang berkaitan dengan ajaran Islam sepertimasalah-masalah muamalat.
b) Masalah esensial misalnya mengenai program pembangunan negara danbangsa.
c) Masalah insidental misalnya tentang isu-isu yang berkembang dalammasyarakat.
Fungsi Ijtihad
1. Ijtihad merupakan sarana untuk menyelesaikanpersoalan-persoalan baru yang muncul dengantetap berpegang pada Al Quran dan sunah.
2. Ijtihad berfungsi pula sebagai suatu cara yangdisyariatkan untuk menyesuaikan perubahan-perubahan sosial dengan ajaran-ajaran Islam.
3. Ijtihad berfungsi sebagai wadah pencurahanpemikiran kaum muslim dalam mencari jawabandari masalah-masalah.
16 November 2017
6
Minten Ayu Larassati S.Pd.I,M.Pd.I
1. Mengerti memahami isi kandungan A1 Quran dan hadis
terutama yang berkaitan denga hukum-hukum.
2. Mampu berbahasa Arab dengan baik sebagai kelengkapan
dan kesempurnaan dalai menafsirkan A1 Quran dan hadis.
3. Mengetahui ilmu usul fikih secara luas.
4. Mengetahui dan mengerti soal-soal ijma.
5. Masalah yang sedang diijtihadkan bukan hukum syara’
yang sudah jelas dasar hukumny tetapi persoalan yang
tidak ada dalil qat’i (pasti) serta bukan hukum yang
bersangkutan denga akal dan ilmu kalam.
16 November 20177
Minten Ayu Larassati S.Pd.I,M.Pd.I
Sikap Muslim
terhadap Hasil Ijtihad
Karena itu mungkin saja hasil ijtihad di antara paramujtahid berbeda-beda. Oleh sebab itu, kita tidak dapatmenentukan secara mutlak mana yang benar dan mana yangsalah dari hasil ijtihad mereka, karena yang dapat mengukurkebenaran secara mutlak hanyalah Allah.
Hal ini diisyaratkan Nabi dalam sabdanya: “Seoranghakim apabila berijtihad kemudian dapat mencapaikebenara, maka ia mendapat dua pahala. Apabila iaberijtihad kemudian tidak mencapai kebenaran, maka iamencapai satu pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Bersifat dzanniyah
(persangkaan kuat kepada benar).
Kebenaran hasil
ijtihad
16 November 2017 8Minten Ayu Larassati S.Pd.I,M.Pd.I
Macam-macam dan Metodologi Ijtihad
Dilihat dari pelaksanaannya, ijtihad dapat dibagi kepadadua macam:
1. Ijtihad fardhi, adalah ijtihad yang dilakukan olehseorang mujtahid.
2. Ijtihad Jama’i (ijma’), adalah ijtihad yang dilakukanoleh para mujtahid secara berkelompok.Yakni para ulama Islam (cendekiawan muslim)dalam menetapkan soal masalah yang tidakditerangkan oleh A1 Quran dan hadis setelahRasulullah saw. wafat dengan tata cara bersidang(musyawarah)(Qs.An Nisa:59)
16 November 2017 9Minten Ayu Larassati S.Pd.I,M.Pd.I
Dilihat dari Segi Materi
1. Qiyas (reasoning by analogy) : menetapkan hukum sesuatuperbuatan yang belum ada ketentuan hukumnya,berdasarkan sesuatu hukum yang telah ditentukan oleh nash,disebabkan oleh adanya persamaan di antara keduanya..(QSAl-Isra:23)
2. Ijma’ : adalah kebulatan atau kesepakatan semua ahliijtihad umat setelah wafatnya Nabi pada suatu masa tentangsuatu hukum. Ijma’ terdiri atas ijma’ qauli (ucapan) danijma’ sukuti (diam).
3. Istihsan (preference) : menetapkan suatu hukum atas suatupersoalan atas dasar prinsip-prinsip atau dalil-dalil yangberkaitan dengan kebaikan, keadilan, kasih sayang, dansebagainya dari Alquran dan Sunnah. Memilih salah satupersolan yg sama-sama jelek, maka ambil yang pling ringankejelkannya.
16 November 2017
10Minten Ayu Larassati
S.PD.I,M.PD.I
Bentuk Ijtihad lainnya
4. Mashalihul mursalah (utility) :Menurut bahasa, maslahah
mursalah artinya kebaikan yang terbesar.
Adapun menurut istilah, maslahah mursalah adalah perkara
yang perlu dilakukan demi kemaslahatan sesuai dengan
maksud svara dan hukumnya tidak diperoleh dari pengajaran
dalil secara langsung dan jelas. Umpamanya, seseorang wajib
untuk mengganti atau membayar kerugian kepada pemilik
barang karena kerusakan yang terjadi di luar kesepakatan
yang telah ditetapkan.
5. Istishab: Istishab yaitu meneruskan berlakunya suatu hukum yang
telah ada dan telah ditetapkan karena adanya suatu dalil sampai
ada dalil lain yang mengubah kedudukan dari hukum tersebut.
16 November 201711 Minten Ayu Larassati S.Pd.I,M.Pd.I
6. Istidlal: Istidlal yaitu menetapkan hukum suatu perbuatanyang tidak disebut secara tegas dalam Al Quran dan hadisdengan didasarkan bahwa hal tersebut telah menjadi adatistiadat atau kebiasaan dalam masyarakat sebelumnyaseperti beberapa hukum-hukum Allah yang diwahyukansebelum Nabi Muhammad saw
7. Urf: Urf (adat) adalah urusan yang disepakati oleh segolonganmanusia dalam perkembangan nidupnya dan telah menjadikebiasaan atau tradisi.
8. Zara’i: Zara’i menurut lugat (bahasa) berarti wasilah, yaitupekerjaan-pekerjaan yang menjadi jalan untuk mencapaimaslahah atau jalan untuk menghilangkan mudarat.
16 November 201712 Minten Ayu Larassati S.Pd.I,M.Pd.I
Kaidah-Kaidah Hukum Islam
Al-qawa’id al-fiqhiyah adalah kaidah-kaidah yang
menghimpun hukum-hukum yang mirip berdasarkan satu
qiyas.
1. Al-umur bi Maqasidiha (segala urusan disertai dengan tujuannya)
2. La dlarara wa la dlirara (tidak membuat dan menimbulkan
kemudaratan)
3. Al-yaqin la yuzalu bi al-syakk (keyakinan tidak lenyap dengan
keraguan)
4. Al-masyaqqah tajlibu al-taisir (kesulitan membolehkan kemudahan)
5. Al-’adah muhakkamah (kebiasaan dijadikan rujukan hukum)
Kelima kaidah tersebut adalah:
2/12/201613 Minten Ayu Larassati S.Pd.I,M.Pd.I