Ijtihad Sebagai Alternatif Sumber Hukum Islam

5
Pengertian Ijtihad : Mengerahkan segala kesungguhan dalam mengeluarkan hukum syara’ dari apa yang dianggap syari’ sebagai dalil yaitu kitabullah dan sunnah Nabi-Nya. Ada dua macam, yaitu ; 1.Mengambil hukum dari zhahir-zhahir nash apabila hukum itu diperoleh dari nash-nash itu. 2.Mengambil hukum dari ma’qul nash karena nash itu mengandung ‘illat yang menerangkannya, atau ‘illat itu dapat diketahui dan tempat kejadian yang didalamnya mengandung ‘illat, sedang nash itu tidak memuat hukum itu. Inilah yang dikenal dengan qiyas.

description

Ijtihad

Transcript of Ijtihad Sebagai Alternatif Sumber Hukum Islam

Page 1: Ijtihad Sebagai Alternatif Sumber Hukum Islam

Pengertian Ijtihad :

Mengerahkan segala kesungguhan dalam mengeluarkan hukum syara’ dari apa yang dianggap syari’ sebagai dalil yaitu kitabullah dan sunnah Nabi-Nya. Ada dua macam, yaitu ;1.Mengambil hukum dari zhahir-zhahir nash apabila hukum itu diperoleh dari nash-nash itu.2.Mengambil hukum dari ma’qul nash karena nash itu mengandung ‘illat yang menerangkannya, atau ‘illat itu dapat diketahui dan tempat kejadian yang didalamnya mengandung ‘illat, sedang nash itu tidak memuat hukum itu. Inilah yang dikenal dengan qiyas.

Page 2: Ijtihad Sebagai Alternatif Sumber Hukum Islam

Ijma’ adalah kesepakatan para imam mujtahid diantara ummat Islam pada suatu masa setelah Rasulullah wafat, terhadap hukum syara’ ttg suatu masalah atau kejadian.Bukti kehujahan ijma’ dalam al-Qur’an QS.an-Nisaa : 59, 83 115

Macam-macam ijma’ ;1.Ijma’ sharih yaitu kesepakatan para mujtahid dalam suatu saat thd hukum suatu kejadian dg menyajikan pendapat masing-masing secara jelas yang dilakukan dg cara memberi fatwa.

2.Ijma’ sukuty yaitu sebahagian mujtahid pada suatu saat menyajikan pendapatnya secara jelas thd suatu kejadian, yang dilakukan dg cara memberi fatwa, dan mujtahid lainnya tidak menanggapi pendapat tersebut dalam hal perbedaannya.

Page 3: Ijtihad Sebagai Alternatif Sumber Hukum Islam

Jumhur ulama : kedudukan ijma’ menempati salah satu sumber / dalil hukum sesudah al-Qur’an dan Sunnah. Artinya ijma’ dapat berarti menetapkan hukum yang mengikat dan wajib dipatuhi umat Islam bila tidak ada ketetapan hukumnya dlm al-Qur’an maupun sunnah. Lihat : QS. An-Nissa : 59, 115, QS. Al-Baqarah : 143, QS. Ali-Imran:110, 103

Ahlu al-Baith : dalam pandangan ulama syi’ah, bahwa kesepakatan ahlu al-Baith atas suatu hukum dianggap ijma’ yang mempunyai kekuatan hukum terhadap orang lain. Pengertian kesepakatan yang memiliki kekuatan hujjah disini artinya kesepakatan dalam menemukan ucapan orang yang ma’shum. QS. Al-Ahzab :33

Page 4: Ijtihad Sebagai Alternatif Sumber Hukum Islam

1. Ijma’ yang qathi’ dalalah hukum yaitu ijma’ sharih yang berarti hukumnya itu telah dipastikan dan tidak ada jalan lain untuk mengeluarkan hukum yang bertentangan, serta tidak dibolehkan mengadakan ijtihad bagi suatu kejadian setelah adanya ijma’.

2. Ijma’ yang zhanni dalalahnya thd suatu hukum, yaitu ijma’ sukuty, yang artinya hukumnya itu diduga berdasarkan dugaan kuat dan kejadian itu masih memungkinkan adanya ijtihad. Sebab ijtihad tersebut bukan merupakan pendapat seluruh mujtahid.

Page 5: Ijtihad Sebagai Alternatif Sumber Hukum Islam

Adalah menyamakan suatu kejadian yang tidak ada nash kepada kejadian lain yang ada nash-nya pada hukum yang nash telah menetapkan lantaran adanya kesamaan dua kejadian itu dalam illat hukumnya.

Kehujahan QiyasJumhur ulama = bahwa qiyas adalah hujah syar’iyah thd hukum 2x syara’ mengenai tindakan manusia. Dan ini menempati urutan ke-4 dg catatan jika tidak dijumpai hukum kejadian itu menurut nash atau ijma’. Dalil yang digunakan untuk menguatkan hujjah tersebut QS. An-Nisa : 59, QS. Al-Hasyr : 2