I'jazul Qur'an

18

Click here to load reader

description

I’JAZUL QUR’AN Sebuah Maha karya Agung Tiada Tandingan(Makalah Ini Disusun Sebagai Tugas Diskusi kelompok Tujuh Pada Mata Ulumul Qur’an) Semester I Tahun Ajaran 2008-2009Disusun Oleh:ARIF RAHMAN NIM: 0821019 Dosen Pembimbing: AHMAD RIFAI, M.Pd.IFAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN FATAH PALEMBANG 2008 I’jazul Qur’an

Transcript of I'jazul Qur'an

Page 1: I'jazul Qur'an

I’JAZUL QUR’AN

Sebuah Maha karya Agung Tiada Tandingan

(Makalah Ini Disusun Sebagai Tugas Diskusi kelompok Tujuh Pada Mata Ulumul Qur’an)Semester I Tahun Ajaran 2008-2009

Disusun Oleh:

ARIF RAHMAN NIM: 0821019ABDAL MUN’IM NIM: 0821001DEVI DARMASARI NIM: 0821031CIK UDA NIM: 0821022

Dosen Pembimbing:AHMAD RIFAI, M.Pd.I

FAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

RADEN FATAH PALEMBANG

2008I’jazul Qur’an

Page 2: I'jazul Qur'an

A. Pendahuluan

Kehadiran al-Quran yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw, merupakan

sebuah Maha Karya yang Agung dari Allah Swt sebagai sebuah landasan dan pedoman

arahan hidup manusia. Yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi, yang tersumber hukum

darinya, yang memberikan solusi poblematika, yang tersusun didalamnya ajaran-ajaran

robbani.

Dengan kedatangan al-Qur’an yang original dari Allah yang disampaikan oleh Nabi

Muhammad merupakan penyempurna terhadap kitab-kitab sebelumnya. Ini merupakan bukti

kemukjizatan al-Qur’an yang tiada seorangpun yang dapat menirunya dan mendatangkan hal

semisalnya.

Al-Quran menantang orang-orang Arab yang meragukan kebenaran al-Qur’an untuk

membuat hal yang serupa dengan al-Qur’an, Allah Swt berfirman;

ث�ل�ه� م� ة� ور ب�س �ت وا أ ف عب�د�نا ل�ناعلى �انز �م م� ي�ب� ر ف�ي �نك نت م� إ و: ) البقرة اد�ق�ين ص �ن�ك ن�ت م� إ الله� د ون� م�ن� داء�ك م� ه ش د�ع وا )23و

“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kam (Muhammad), buatlah satu surat saja yang semisal al-Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar” (QS. al-Baqarah;23)

Dengan ini kemu’jizatan al-Qur’an merupakan sebuah keistimewaan sekaligus

sebuah kekuatan yang dapat melemahkan manusia untuk bisa mendatangkan yang sejenis

dengan al-Qur’an. Kemu’’jizatan al-Qur’an sebagai mana yang dikemukakan oleh Quraish

Shihab nampak dalam tiga hal pokok. Pertama pada redaksinya yang mencapai puncak

tertinggi dari sastra Arab. Kedua, kandungan ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin yang

diisyaratkan. Ketiga, ramalan-ramalan yang diungkapkan, yang sebagian telah terbukti

kebenarannya.

Dalam makalah ini penulis mencoba memberikan secara umum pengertian mengenai

I’jazul Qur’an yang dikaji dari beberapa referensi dan literatur al-qur’an. Sehingga kita

sedikit terbantu dalam memahami kemujizatan al-Qur’an, baik pengertiannya, aspek-

aspeknya maupun kadar kemu’jizatannya.

B. Pengertian I’jaz al-Qur’an

Page 3: I'jazul Qur'an

Secara bahasa kata i’jaz diambil dari kata ‘ajzu yang berarti lemah. I’jaz dapat

pula diartikan sebagai kemu’jizatan, yaitu sesuatu yang dapat melemahkan, yang

membuat sesuatu atau pihak lain tak berdaya. Pada dasarnya al-Mu’jiz (yang

melemahkan) itu adalah Allah Swt; yang menyebabkan selainnya lemah sebagai

bentuk mubalaghah (penegasan) kebenaran berita mengenai betapa lemahnya orang-

orang yang didatangi Rasul untuk menentang mu’jiz tersebut.1

Sesuatu yang dinamakan mu’jizat (melemahkan) karena manusia lemah untuk

mendatangkan yang sama dengannya atau saingannya, sebab mu’jizat memang

datang berupa hal-hal yang bertentang dengan adat, keluar dari batas-batas faktor

yang telah diketahui dan dipahami oleh manusia. Hal-hal luar biasa itu hanya bisa

ditunjukkan oleh Allah2.

I’jazul Quran (kemu’jizatan al-Qur’an) ialah kekuatan, keunggulan dan

keistimewaan yang dimiliki al-Qur’an yang menetapkan kelemahan manusia, baik

secara berpisah-pisah maupun berkelompok, untuk bisa mendatangkan sesuatu atau

menyamainya. Yang dimaksud dengan kemu’jizatan al-Qur’an bukan berarti

melemahkan manusia dengan pengertian melmahkan yang sebenarnya. Artinya

memberi pengertian kepada mereka tentang kelemahan mereka untuk mendatangkan

sesuatu yang sejenis dengan al-Qur’an; menjelaskan bahwa kitab al-Quran ini haq,

dan Rasul yang membawanya adalah Rasul yang benar3.

Menurut para mutakillimin, mu’jizat adalah sesuatu yang berbeda dengan adat

kebiasaan yang terjadi di dunia untuk menunjukkan kebenaran kenabian para Nabi.

At-Thusi mendefenisikan mu’jizat sebagai terjadinya sesuatu yang tidak biasa terjadi,

atau terjadinya sesuatu yang menggugurkan sesuatu yang biasa terjadi yang disertai

dengan perombakan adat kebiasaan sesuai dengan tuntunan.4

1Abu Zahra An Najd, AlQur’an dan Rahasia Angka-Angka, terjemah Agus Efendi (Jakarta: Pustaka Hidayah, 1991), hlm. 17 2 Muhammad Ali Ash Shabuni, Pengantar Studi AlQuran, terjemah H. Muhammad Khudhori Umar dan Muh. Matsna HS (Bandung; Al Ma’arif, 1987), hlm. 1023 Ibid, hlm. 1034 Abu Zahra An Najd, Op.Cit., hlm. 17

Page 4: I'jazul Qur'an

Al-Qur’an adalah mu’jizat terbesar yang diberikan Allah Swt kepada Nabi

Muhammad Saw. Ini dapat disaksikan oleh seluruh umat manusia sepanjang masa

dan memang beliau diutus oleh Allah untuk keselamatan seluruh manusia. Allah

menjamin keselamatan dan kemurnian al-Quran sesuai dengan firman-Nya,

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Qur’an dan Kami pula yang

menjaganya” (QS. 15:9).

Kemu’jizatan al-Qur’an antara lain terletak pada segi fashahah dan

balaghahnya, susunan dan gaya bahasanya, serta isinya yang tiada tandingannya. Al-

Qur’an dalam beberapa ayatnya sengaja menantang seluruh manusai dan jin untuk

membuat yang serupadengan al-Qur’an5 Alah berfirman:

ل� عت� لئ�ن� ق تم ن: اإل�ن�س اج� الج� ث�ل� أن� على و يأ�تواب�م� آن� ر� ث�ل�ه� اليأ�ت ون هذاالق لو�كان ب�م� م� و ه ل�بع�ض� بع�ض

ا Dير (88)اإلسراء: ظه�Artinya: Katakanlah sesungguhnya bila manusia dan jin berkumpul untuk membuat

(sesuatu) yang serupa dengan al-Qur’an, niscaya mereka tidak akan dapat membuat

yang serupa dengan dia sekalippun sebagian mereka menjadi penolong yang lain

(QS. 17:88).

Al-Qur’an adalah mu’jizat dan Allah menunjukkan kelemahan orang Arab

untuk menandingi al-Qur’an padahal mereka memiliki faktor-faktor dan potensi

untuk itu. Ini adalah merupakan bukti tersendiri bagi kelemahan bahasa Arab di masa

bahasa ini berada puncak kejayaannya.6

Syaikh Muhammad Abduh dalam kitabnya Risalauah Tauhid menerangkan

bagaimana dan kemauan bahasa serta sastra Arab pada masa turunnya al-Qur’an yaitu

al-Qur’an diturunkan pada suatu masa dimana pada masa itu banyak sekali terdapat

ahli-ahli pidato yang menguasai ilmu retorika dengan bagus. Kemudian ia berkata

5 Tim Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahnya (Madinah Al Hijrnawwarah, 1413 H), hlm. 906 Manna Khalil al Qathtan, Studi Ilmu-Ilmu Al Qur’an, terjemah Mudzakir AS (Jakarta: PT Pustaka Litera Antar Nusa, 1994), hlm. 380.

Page 5: I'jazul Qur'an

mengenai mengenai tantangan al-Qur’an terhadap ahli sastra tersebut; ”Benarlah

bahwa al-Qur’an itu suatu mu’jizat. Telah berlalu masa yang panjang, telah silih

berganti datangnya angkatan demi angkatan, tantangan al-Gur’an tetap berlaku,

tetapi tak seorangpun yang dapat menjawabnya....Semua kembali dengan tangan

hampa karena lemah dan tiada berdaya. Bu ankah lahirnya kitab al-Qur’an ini

dibawa oleh seorang Nabi yang buta huruf (ummi), suatu mu’jizat yang terbesar

yang dapat membuktikan bahwa ia bukan buatan manusia, memang sebenarnyalah ia

mu’jizat untuk membuktikan Nabi Muhammad yang terpancar dari ilmu Ilahi”7

Mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad Saw dan kepada Nabi-Nabi

yang lain ada dua jenis: hissi dan maknawi. Yang hissi, yaitu mu’jizat yang dapat

dilihat oleh mata, didengar. Dirasa, dan ditangkap oleh panca indra. Ia sengaja

ditunjukkan kepada manusia yang tak mampu menggunakan akal pikiran dan

kecerdasannya untuk menangkap keluar biasaan Allah. Yang maknawi, yaitu mu’jizat

yang tidak dapat dicapai dengan kekuatan panca indra semata, tapi harus dicapai

dengan kekuatan dan kecerdasan akal pikiran. Hanya orang-orang yang mempunyai

akal sehat dan kecerdasan yang tinggi, mempunyai hati nurani serta berbudi luhur

sajalah yang mampu menangkap dan memahami kebesaran mu’jizat model ini.

Kedua jenis ini diberikan kepada Nabi Muhammad dan al-Qur’an

mengandung keduanya. Bahkan yang maknawi lebih besar porsinya dibanding

dengan yang hissi. Al-Qur’an memang dipersiapkan untuk menghadapi dan

memgendalikan segala zaman8.

Misteri-misteri yang berhasil disingkapi oleh ilmu pengetahuan modern

hanyalah merupakan sebagian kecil dari fenomena alam. Hakikat-hakikat yang tinggi

yang terkandung dalam misteri alam merupakan bukti eksistensi Sang Pencipta san

perencanaanNya. Itulah yang dikemukakandan diisyararatkan oleh al-Qur’an secara

global9.

7 Tim Depag RI, Op.Cit., hlm. 918 KH. Munawar Khalil, Al Qur’an dari Masa ke Masa (t.k: t.p., t.th), hlm. 59-609 Muhammad al Qhazali Khalil, Bedialog dengan Al Qur’an, terjemah Mansyhur Hakim & Ubaidilah (Bandung; Mizan, 1996), hlm. 76

Page 6: I'jazul Qur'an

C. Pendapat Para Ulama Tentang I’jaz al-Qur’an

Setelah para ulama sepakat bahwa kemu’jizatan al-Qur’an itu karena dzatnya,

serta tidak seorangpun yang sanggup mendatangkan sesuatu yang sebanding

dengannya, maka pandangan ulama berbeda-beda dalam meninjau segi

kemu’jizatannya.

Sebagian ulama berpendapat bahwa segi kemu’jizatan al-Qur’an adalah

sesuatu yang terkandung dalam al-Qur’an itu sendiri, yaitu susunan yang asing yang

berbeda dengan susunan orang arab pada umumnya.

Sebagian yang lain berpendapat bahwa segi kemu’jizatan itu terkandung dalm

lafadz-lafadznya yang jelas, redaksinya yang bersastra dan susunannya yang indah,

karena al-Qur’an sastranya termasuk yang tidak ada bandingannya.

Ulama lain berpendapat bahwa kemu’jizatan itu karena al-Qur’an terhinadar

dari adanya pertentangan, serta mengandung arti-arti yang lembut dan hal-hal yang

ghaib di luaar kemampuan manusia dan di luar kekuasaan mereka untuk mengetahuin

ya, seperti halnya al-Qur’an bersih dan selamat dari pertentangan dan perselisihan

pendapat.

Ada lagi yang berpendapat bahwavkemu’jizatan al-Qur’an adalah karena

adanya keistimewaan-keistimewaan yang nampak dan keindahan-keindahan yang

menarik yang terkandung dalam al-Qur’an, baik permulaan, tujuan, maupun dalam

menutup setiap surat10

Jumhur kaum Muslimin berpendapat bahwa al-Qur’an sendiri merupakan

mu’jizat (mu’jizat bidzatihi). Maksudnya al-Qur’an dengan seluruh yang ada di

dalamnya, termasuk struktur kalimat, balaghah, bayan (penjelasan), perundang-

prundangan (tasyri’), berita-beritaghaib dan persoalan-persoalan lain yang merupakan

mu’jizat, telah menyebabkan seluruh manusia tidak mampu membuat yang serupa

dengannya.11

10 Muhammad Ali Ash Sabuni, Op.Cit., hlm. 117-11811 Abu Zahra An Najd, Op.Cit., hlm. 18

Page 7: I'jazul Qur'an

Syaikh az-Zarqani dalam Manahilul Irfan, yang sebagian pernah dituturkan

oleh al-Qurtubi, menjelaskan bahwa kemu’jizatan al-Qur’an itu karena ia memiliki

uslub yang sangat berbeda dengan uslub yang ada dalam tata bahasa orang Arab. Juga

bentuk undang-undang bikinan manusia.12

D. Kadar Kemu’jizatan al-Qur’an

Al-Qur’an secara terus menerus menantang semua ahli kesusastraan Arab

untuk mencoba menandinginya, karena memang al-Qur’an berada di atas puncak

yang tak mungkin diungguli dan al-Qur’an memang bukan kalimat manusia13

Golongan Mu’tazilah berpendapat behwa kamu’jizatan itu berkaitan dengan

keseluruhan al-Quran, bukan dengan sebaginya, atau dengan setiap suratnya secara

lengkap. Sebagaimana ulama berpendapat, kemu’jizatan itu sebagian kecil atau

sebagian besar dari al-Qur’an, tanpa harus satu surat penuh juga merupakan mu’jizat,

berdasarkan firman Allah Swt: “Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat

yang semisal dengan al_Quran” (QS. 52:34)

Ulama yang lain berpendapat bahwa kemu’jizatan itu cukup dengan satu surat

lengkap, sekalipun pendek, atau dengan ukuran satu surat, baik satu ayat ataupun

beberapa ayat14. Pendapat ini berpegang pada ayat-ayat yang berhubungan dengan

seberapa benyak kadar al-Qur’an, untuk bisa disebut sebagai mu’jizat dan ini ada

kaitannya dengan tantangan yang dilontarkan kepada ahli sastra pada saat itu. Al-

Quran telah mengajukan tantangan agar didatangkan sesuatu yang sama persis

dengan al-Qur’an dengan keseluruhannya (QS. 17:88); dengan sepuluh surat (QS.

11:13); dengan satu surat (QS. 10: 38); dan dengan suatu pembicaraan yang

menyerupai al-Qur’an (QS. 52:34). Namun demikian kita tidak berpendapat bahwa

kemu’jizatan itu hanya terletak pada kadar-kadar tertentu saja. Kita dapat menemukan

12 KH Munawar Khalil, Op.Cit.,hlm. 3813 Subhi ash-Shalih, Membahas Ilmu-ilmu Al Qur’an, terjemah Tim Pustaka Firdaus (Jakarta; Pustaka Firdaus, 1996), hlm. 41414 Manna’ Khalil al-Qaththan, Op.Cit., hlm. 378

Page 8: I'jazul Qur'an

dan merasakan pada bunyi-bunyi hurufnya dan alunan kata-katanya, sebagaimana

kita dapatkan pada ayat-ayat dan surat-suratnya, bahwa al-Qur’an adalah kalamullah.

Adapun mengenai segi atau kadar manakah yang mu’jizat itu, maka jika

seorang peneliti yang objektif mencari kebenaran al-Qur’an dari aspek manapun yang

ia sukai, ia akan temukan kemu’jizatan itu meliputi tiga macam aspek, yaitu aspek

bahasa, aspek ilmiah, dan aspek tasyri’ (penetapan hukum)15

Setiap manusia yang memusatkan perhatiannya pada al-Qur’an akan

menemukan rahasia-rahasia kemu’jizatan dari aspek bahasanya. Ia akan dapatkan

kemu’jizatan itu dalam keteraturan bahasanya, bunyinya yang indah melalui nada-

nada hurufnya. Hal ini sesuai dengan yang digambarkan Allah,

ال ون أف دب�ر LLLترآن ي LLLالق ان LLLو�كل ن� و ن�د�غي�ر�اللLLLه� م� ع�

د وا يه� لوج D ف� ت�الفاDكث�ي�را (82)النساء: اخ�Artinya : Dan sekiranya al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka akan

mendapatkan pertentengan yang banyak di dalamnya. (QS. 4:82)

Ayat tersebut mengandung isyarat bahwa perkataan manusia, bila terlalu

banyak maka akan banyak terjadi kesalahan dan kontradiksi di dalamnya. Sedangkan

al-Qur’an, tidak demikian. Semakin banyak dibaca akan seakin tampak keselarasan,

keindahan dan pesonanya. Itulah bedanya al-Qur’an dengan perkataan manusia.

Kemu’jizatan ilmiah al-Qur’an bukanlah terletak pada cakupannya pada teori-

teori ilmiah yang selalu baru dan berubah sebagai hasil usaha manusia melalui

pengamatan dan penelitian, tetapi terletak pada semangatnya memberikan dorongan

pada manusia untuk berpikir menggunakan otaknya. Semua persoalan atau kaidah

ilmu pengetahuan yang telah mantap dan meyakinkan, merupakan manifestasi dari

kegiatan berpikir yang dianjurkan al-Qur’an. Al-Qur’an telah membangkitkan pada

diri setiap muslim kesadaran ilmiah untuk memikirkan, memahami dan menggunakan

akal sesuai dengan firman Allah;

15 Ibid.

Page 9: I'jazul Qur'an

ل كذل�ك ص� وم� اآليات� ن ف ل ون ل�ق (28)الروم: يع�ق�Artinya : “Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu

berfikir” (QS. 30:28)

Al-Qur’an menganjurkan manusia memiliki semua sifat utama seperti sabar,

jujur dan berbuat baik, santun, pemaaf dan tawadlu’. Karena manusia pada dasarnya

adalah makhluk sosial, maka al-Qur’an memulai dengan pendidikan untuk

meluruskan gharizah-gharizahnya, membimbing ke arah kebaikan. Di sinilah

kemu’jizatan al-Qur’an tampil sebagai obat16.

Quraish Shihab berpendapat bahwa pada garis besarnya mu’jizat al-Qur’an itu

tampak dalam tiga hak pokok. Pertama, susunan redaksinya yang mencapai puncak

tertinggi dari sastra bahasa Arab. Kedua, kandungan ilmu pengetahuan dari berbagai

disiplin yang diisyaratkannya. Katiga, ramalan-ramalan yang diungkapkan, yang

sebagian telah terbukti kebenarannya.17

Al-Qur’an itu mu’jizat dengan segala makna yang dibawa dan yang

dikandung oleh lafazh-lafazhnya. Al-Qur’an mu’jizat dalam lafazh-lafazhnya dan

uslub-uslubnya. Satu huruf darinya merupakan bagian mu’jizat yang diperlukan oleh

lainnya dalam ikatan kata; suatu kata yang berada di tempatnya juga merupakan

bagian mu’jizat dalam ikatan kalimat, dan satu kalimat yang ada di tempatnya

merupakan mu’jizat dalam jalinan surat18

Al-Qur’an menawarkan ajaran-ajaran operatif mengenai alam ghaib,

kebenaran-kebenaran spiritual dan masalah-masalah lain umat manusia pada

umumnya. Karena alasan-alasan ini tak seorang pun akan berhasil menciptakan

sesuatu yang serupa dengan al-Qur’an.

Fungsi al-Qur’an adalah untuk memberikan jawaban bagi berbagai persoalan

dan memberi jalan keluar bagi setiap permasalahan yang terjadi dan dihadapi oleh

umat manusia.

16 Ibdi., hlm. 37917 M. Quraish Shihab, Membumikan Al Qu’an (Bandung; Mizan, 1994), hlm. 6218 Manna’ Khalil al-Qaththan, Op.Cit., hlm. 337

Page 10: I'jazul Qur'an

E. Kesimpulan

Dari makalah yang telah dipaparkan diatas dapat kita ambil kesimpulan

bahwasanya I’jazul Qur’an merupakan sebuah kekuatan, keunggulan dan

keistimewaan yang dimiliki al-Qur’an dalam menetapkan kelemahan manusia untuk

bisa mendatangkan sesuatu yang sejenis dengan al-Qur’an. Dengan kemu’jizatan al-

Qur’an bereti Allah menunjukkan kepada manusia akan kebenaran Nabi yang haq.

Al Qur’an adalah mu’jizat terbesar yang diberikan Allah Swt kepada Nabi

Muhammad Saw dengan menantang orang-orang Arab yang memiliki kemampuan

sastra yang tinggi, namun tak ada satupun yang sanggup menandingi keindahan

susunan ayat-ayat al Qur’an. Ini merupakan bukti kelemahan bahasa Arab di masa

bahasa ini berada ipuncak kejayaannya.

Mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad dan Nabi-Nabi yang

lainnya ada dua jenis; Pertama, mu’jizat yang berbentuk hissi, yaitu kemu’jizatan

yang dapat dilihat oleh mata, didengar, dirasa serta ditangkap oleh panca indra.

Kedua, mu’jizat yang berbentuk maknawi, yaitu kemu’jizatan yang tidak dapat

ditangkap oleh panca indra, namun bisa ditangkap dengan kecerdasan akal berpikir.’

Kedua mu’jizatan Ini juga dimiliki al Qur’an, bahkan yang maknawi porsinya

lebih besar dari pada hissi. Misteri-misteri yang berhasil diungkapkan oleh

pengetahuan modern hanyalah sebagian kecil dari perencanaan Allah yang telah di

isyarat dalam al Qur’an secara global.

Kemu’jizatan al Qur’an itu meliputi tiga aspek, Pertama, aspek bahasa yang

memiliki keteraturan bahasanya, bunyi pada huruf-hurufnya serta keindahan sastra

yang terkandung didalamya. Kedua, aspek ilmiah yang terletak pada teori-teorinya

dan ilmu pengetahuan yang mantap dan meyakinkan. Ketiga, aspek tasyri’ yang

berperan sebagai penetapan hukum syari’at dan sumber aturan hidup.

F. Penutup

Ini saja yang dapat kami berikan, semoga makalah ini bisa memberikan

sedikit kontribusi yang berarti bagi kita semua, dan menjadi amal jariyah bagi kami.

Page 11: I'jazul Qur'an

Dengan segala kekurangan kami ucapkan maaf dan terima kasih atas kesediaannya

dalam membahasnya makalah ini.

Daftar Pustaka

Page 12: I'jazul Qur'an

An Najd, Abu Zahra, AlQur’an dan Rahasia Angka-Angka, terjemah Agus Efendi (Jakarta: Pustaka Hidayah, 1991), hlm. 17

Ash Shabuni, Muhammad Ali, Pengantar Studi AlQuran, terjemah H. Muhammad Khudhori Umar dan Muh. Matsna HS (Bandung; Al Ma’arif, 1987), hlm. 102

Ash-Shalih, Subhi, Membahas Ilmu-ilmu Al Qur’an, terjemah Tim Pustaka Firdaus (Jakarta; Pustaka Firdaus, 1996), hlm. 414

Al Qathtan, Manna Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Al Qur’an, terjemah Mudzakir AS (Jakarta: PT Pustaka Litera Antar Nusa, 1994), hlm. 380.

Khalil, Munawar, Al Qur’an dari Masa ke Masa (t.k: t.p., t.th), hlm. 59-60Khalil, Muhammad al Qhazali, Bedialog dengan Al Qur’an, terjemah Mansyhur Hakim & Ubaidilah

(Bandung; Mizan, 1996), hlm. 76 Shihab, M. Quraish, Membumikan Al Qu’an (Bandung; Mizan, 1994), hlm. 62Tim Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahnya (Madinah Al Hijrnawwarah, 1413 H), hlm. 90