Keistimewaan Al - Qur'An

26
Tulisan ini saya ambil dari karya Bapak Arifin Mufti : KITAB MULIA : BERPASANGAN, SIMETRIS SEMPURNA. (BAG. SATU). Tidak ada satu kitabpun didunia disusun seperti ini, unik, diluar imaginasi manusia. Klasifikasi: Sedang. Pertama-tama jika kita bertanya berapa jumlah surat (surah) dalam Kitab Mulia Muslim - al Qur’an, maka jawabannya semua sepakat, yaitu 114 surat. Surat pertama adalah al Fatihah, al Baqaraah hingga surat terakhir, an Naas. Selesai tugas pertama. Namun jika kita bertanya berapa jumlah ayat dalam al Qur’an, maka jawabannya beragam! Aneh bukan? Umumnya, atau mayoritas yang menjawab baik disekolah maupun di masjid, atau penulis non Muslim dan Muslim, menjawab 6666 ayat. Angka cantik mudah dihapal. Tambahan, kalau kita membaca buku agama di tingkat SD di Indonesia, semua buku menuliskan 6666 ayat. Tidak ada yang protes. Tetapi ada yang menjawab lain, misalnya 6242, dan ada lagi yang menjawab – walaupun hanya sejumlah orang, 6236 ayat. Lalu pertanyaannya mana yang benar? Sebenarnya cukup mudah untuk menyelesaikan hal ini. Karena topik umum adalah numerika dalam al Qur’an, maka ada kaitannya dengan bahasa angka, hitungan, atau matematika. Solusinya bagaimana? Solusinya: Jumlahkan tiap surat ayatnya, mulai dari al Fatihah 7 ayat, al Baqarah 286 ayat, Ali ‘Imran 200 ayat…….hingga surat terakhir yaitu 6 ayat. Jumlahnya pasti 6236 ayat. Tidak lebih, tidak kurang. Ada yang berkomentar: “Wah, angka 6236 bukan angka cantik. Saya lebih suka 6666 ayat.” Ups..tunggu dulu, keajaibannya bukan disitu. Mari sekarang kita lihat ayat 36 pada surat Ya Sin, perhatikan (Ya Sin, 36:36). Nomor suratnya 36, ayat 36 – sama, berpasangan. Apa bunyinya?:

description

bxnbbbbbbbbbbbb

Transcript of Keistimewaan Al - Qur'An

Page 1: Keistimewaan Al - Qur'An

Tulisan ini saya ambil dari karya Bapak Arifin Mufti :

 

KITAB MULIA : BERPASANGAN, SIMETRIS SEMPURNA. (BAG. SATU).

Tidak ada satu kitabpun didunia disusun seperti ini, unik, diluar imaginasi manusia.

Klasifikasi: Sedang.

 

Pertama-tama jika kita bertanya berapa jumlah surat (surah) dalam Kitab Mulia Muslim - al Qur’an, maka jawabannya semua sepakat, yaitu 114 surat. Surat pertama adalah al Fatihah, al Baqaraah hingga surat terakhir, an Naas. Selesai tugas pertama.

 

Namun jika kita bertanya berapa jumlah ayat dalam al Qur’an, maka jawabannya beragam! Aneh bukan? Umumnya, atau mayoritas yang menjawab baik disekolah maupun di masjid, atau penulis non Muslim dan Muslim, menjawab 6666 ayat. Angka cantik mudah dihapal. Tambahan, kalau kita membaca buku agama di tingkat SD di Indonesia, semua buku menuliskan 6666 ayat. Tidak ada yang protes. Tetapi ada yang menjawab lain, misalnya 6242, dan ada lagi yang menjawab – walaupun hanya sejumlah orang, 6236 ayat.

 

Lalu pertanyaannya mana yang benar?

 

Sebenarnya cukup mudah untuk menyelesaikan hal ini. Karena topik umum adalah numerika dalam al Qur’an, maka ada kaitannya dengan bahasa angka, hitungan, atau matematika. Solusinya bagaimana?Solusinya: Jumlahkan tiap surat ayatnya, mulai dari al Fatihah 7 ayat, al Baqarah 286 ayat, Ali ‘Imran 200 ayat…….hingga surat terakhir yaitu 6 ayat. Jumlahnya pasti 6236 ayat. Tidak lebih, tidak kurang.

 

Ada yang berkomentar: “Wah, angka 6236 bukan angka cantik. Saya lebih suka 6666 ayat.” Ups..tunggu dulu, keajaibannya bukan disitu.

 

Mari sekarang kita lihat ayat 36 pada surat Ya Sin, perhatikan (Ya Sin, 36:36). Nomor suratnya 36, ayat 36 – sama, berpasangan. Apa bunyinya?:

 

“ Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan semuanya berpasangan…….”

 

Tuhan (Allah swt) telah menciptakan semuanya berpasangan, termasuk apa-apa yang kita tidak ketahui. Kalau begitu, jika al Qur’an memang datangnya dari Tuhan, tentunya juga disusun berpasangan? Apa benar? Jika firman Allah swt tadi benar, harusnya demikian.

 

Setelah studi bertahun-tahun, maka sejumlah ilmuwan Muslim baru mengetahui bahwa memang benar al Qur’an disusun berpasangan, yaitu 57 surat Homogen dan 57 surat Heterogen – sesuai pernyataan . Subhanallah!

 

Page 2: Keistimewaan Al - Qur'An

Surat Homogen adalah surat dimana nomor suratnya genap, jumlah ayatnyapun genap, atau nomor suratnya ganjil – jumlah ayatnya ganjil. Contohnya: Al Fatihah, nomor surat ganjil (1), jumlah ayatnyapun ganjil (7). Al Baqarah, nomor suratnya genap (2), jumlah ayatnyapun genap (286).Sedangkan surat Heterogen sebaliknya, nomor surat genap-jumlah ayatnya ganjil, atau nomor surat ganjil-jumlah ayatnya genap. Contoh adalah surat Ali ‘Imran, nomor suratnya ganjil (3), tetapi jumlah ayatnya genap (200).Nah, ini kalau kita urut semua surat dari nomor 1 hingga surat 114, maka pasti akan mendapatkan 57 surat Homogen dan 57 Surat Heterogen, berpasangan.

 

Bagaimana jika ternyata al Qur’an kita, tidak menujukkan surat yang berpasangan? Maka jawabnya hanya ada dua kemungkinan: (1) Anda semua salah hitung, atau (2) Al Qur’an tersebut tidak asli (otentik), susunannya salah. Sebab semua al Qur’an DI DUNIA yang mengikuti standard mushaf Usmani pasti tersusun 57 surat Homogen dan 57 surat Heterogen – berpasangan, sesuai firman Allah swt.

 

Lalu yang 6666 ayat apakah al Qur'an palsu? Tidak. Al Qur'annya benar, tapi jumlah ayatnya tidak pernah dihitung.

 

Selamat mencoba dirumah ya…

 

Jika sudah, coba renungkan. Adakah Kitab didunia dalam bahasa apapun, atau cerita apapun, disusun seperti ini?

 

====================

 

KITAB MULIA: BERPASANGAN SEMPURNA (BAG. DUA).

 

 

 

“ Kitab Mulia sangat unik, ia terdiri dari 57 surat Homogen dan 57 surat Heterogen, merupakan kombinasi nomor surat dan jumlah ayatnya. Susunan tersebut dikunci lagi dengan proteksi berlapis, dimana surat Homogen direpresentasikan dengan angka 6236 (jumlah ayat) dan surat Heterogen direpresentasikan dengan angka 6555 (jumlah digit nomor surat dari 1 hingga 114).”

 

Kitab Mulia adalah perpaduan antara isi teologis, makna, nada, irama, gaya bahasa, numerika, dan kriptografi. Siapakah yang mampu menyusun kitab serupa ini?

 

Klasifikasi: Rumit.

 

Arthur Jeffrey (1893 – 1959 M) seorang sarjana Australia ahli Dunia Timur, berpendapat bahwa Kitab Mulia memiliki banyak kelemahan, dan ia ingin menyusun sebuah al Qur’an dengan bentuk yang baru. Ia ingin meng-edit Kitab Mulia secara “ilmiah”, sebagaimana tafsir kritis yang dicontohkan oleh para ahli Dunia Timur sebelumnya, misalnya Theodore Noldecke (1836 – 1930). Dalam pikiran Jeffry, format Kitab Mulia atau al Qur’an dengan teks baru atau edisi kritis akan

Page 3: Keistimewaan Al - Qur'An

memiliki Empat Jilid.

 

Jilid pertama, ia akan mencetak hanya 110 surat yang disebut sebagai yang asli (tanpa surat The Opening, al Fatihah, The Men atau an Naas, dan dua surat pendek lainnya). Menurud dia, itulah textus receptus. Teks ini akan direkontruksi dengan nomor-nomor ayat berdasarkan kajian Flugel, sarjana Barat lainnya, berdasarkan urutan kronologis wahyu. Dilengkapi dengan berbagai catatan, hadist, tafsir, teologis, filosofis, kamus dan berbagai pendapat lainnya.

 

Jilid kedua akan diisi dengan pengenalan (Introduction), untuk para pembaca bahasa Inggris, sedangkan untuk edisi bahasa Jerman sudah tersedia dari karya Noldecke, "Geschichte des Qorans".

 

Jilid ketiga, berisi berbagai pendapat tentang al Qur’an dari para ahli Barat.

 

Terakhir, jilid keempat akan berisi tentang kamus al Qur’an, yang memuat makna asal dari kosa kata didalam Kitab Mulia (Adnin Armas, MA – Metodologi Bibel Dalam Studi Al Qur’an).

 

Usaha yang bagus dari seorang sarjana Barat ahli Kitab Suci di dunia.

 

Namun Arthur Jeffrey dan kawan-kawanya peneliti lainnya lupa atau tidak mengetahui bahwa Kitab Mulia tersusun bukan saja berdasarkan format isi semata-mata tetapi merupakan kombinasi yang unik antara : Isi, makna, gaya bahasa, nada, irama, numerika dan bahkan dilengkapi kripto. Kripto adalah bahasa tersembunyi atau sandi dapat berupa simbol abjad, angka, pengulangan ayat, atau isyarat lainnya, berupa perobahan kata dengan konteks kalimat.

 

Nah, dibawah ini adalah sebagian pelajaran kripto sederhana yang melindungi Kitab Mulia.

 

Pada bagian satu, telah dijelaskan bahwa Kitab Mulia terdiri dari 114 surat dan 6236 ayat, dimana susunannya Berpasangan Sempurna, 57 surat Hidrogen dan 57 surat Heterogen, merupakan kombinasi dari nomor surat dan jumlah ayat tiap surat.

 

Surat Homogen adalah surat dimana nomor suratnya genap, jumlah ayatnyapun genap, atau nomor suratnya ganjil – jumlah ayatnya ganjil. Contohnya: The Opening atau Al Fatihah, nomor surat ganjil (1), jumlah ayatnyapun ganjil (7). The cow, atau Al Baqarah, nomor suratnya genap (2), jumlah ayatnyapun genap (286). Sedangkan surat Heterogen sebaliknya, nomor surat genap-jumlah ayatnya ganjil, atau nomor surat ganjil-jumlah ayatnya genap. Contoh adalah surat The Family of ‘Imran, atau Ali ‘Imran, nomor suratnya ganjil (3), tetapi jumlah ayatnya genap (200). Lihat artikel pertama.

 

Pelajaran kedua adalah, pasangan surat ini dikombinasikan dengan bilangan prima, angka 19. Bilangan prima adalah bilangan sangat istimewa di alam semesta ini, bilangan yang hanya dapt dibagi oleh bilangan itu sendiri atau angka 1, tidak termasuk angka 1. Contohnya : 2,3,5,7,11,13,17, 19, 23,29,31,37,41,43,47……dst.

 

Page 4: Keistimewaan Al - Qur'An

Perhatikan baik-baik ya…..

 

Kode berikutnya adalah pada surat Homogen, jika kita jumlahkan semua nomor suratnya dan jumlah ayatnya, maka kita akan mendapatkan hasil 6236, atau sama dengan jumlah ayat Kitab Mulia. Sedangkan bila pembaca menghitung jumlah nomor surat dan jumlah ayat pada surat Heterogen, maka pembaca akan mendapatkan angka 6.555, atau sama dengan angka jumlah dari nomor surat Kitab Mulia itu sendiri, yaitu: 1+2+3+4+5+…..+111+112+113+114= 6.555. Dalam bahasa matematika ini dapat dihitung deengan rumus sederhana:

 

(N+1)/2 x N, atau N = 114, dengan demikian : (114+1)/2 x 114 = 6.555.

 

Kode lapisan berikutnya adalah, jumlah digit angka 6555 dan 6236 merupakan bilangan kelipatan 19. Kita jumlahkan digitnya , 6+5++5+5+6+2+3+6 = 38, atau 19 x 2.

 

Proteksi berikutnya adalah lebih rumit, kita simak.

 

114 adalah 6 x 19, dan bilangan prima yang ke-114 adalah 619. Bilangan prima pertama adalah 2, bilangan kedua adalah 3, bilangan ketiga adalah 5…..dan bilangan prima ke-114 adalah 619.

 

Lihat table bilangan prima dibawah ini:Detilnya dapat dilihat di http://primes.utm.edu/

 

2 3 5 7 11 13 17 19 23 2931 37 41 43 47 53 59 61 67 7173 79 83 89 97 101 103 107 109 113127 131 137 139 149 151 157 163 167 173179 181 191 193 197 199 211 223 227 229233 239 241 251 257 263 269 271 277 281283 293 307 311 313 317 331 337 347 349353 359 367 373 379 383 389 397 401 409419 421 431 433 439 443 449 457 461 463467 479 487 491 499 503 509 521 523 541547 557 563 569 571 577 587 593 599 601607 613 617 619 631 641 643 647 653 659

 

Dengan demikian Kitab Mulia diproteksi dengan kripto:

 

1. Ia berpasangan sempurna, 57 surat Homogen dan 57 surat Heterogen.2. Ia dilapisi lagi dengan kripto, surat Homogen menjukkan jumlah ayat yaitu 6236, dan surat Heterogen menjukkan jumlah angka nomor surat, yaitu 6.555.3. Ia dilapisi lagi dengan , jumlah digit 6236 and 6555 adalah bilangan kelipatan 19.4. Ia dilapisi lagi, jumlah surat Kitab Mulia adalah angka ajaib dalam matematika. Karena 114 sama dengan 6 x 19, dan bilangan prima ke-114 adalah 619.

 

Nah, andaikan Arthur Jeffry dan kawan-kawan atau siapa saja (mungkin juga ada dikalangan intelektual Muslim) melihat kripto yang berlapis ini, mereka akan berpikir ulang untuk menyusun al Qur’an edisi kritis.

 

Pembaca yang budiman, dalam kripto yang lebih rumit, posisi abjad dalam ayat dan posisi ayat dalam suratpun dilindungi oleh kode-kode tertentu, dengan bilangan prima dan nilai abjadnya (gematrikal atau al jum’al).

Page 5: Keistimewaan Al - Qur'An

 

Buat pembaca yang rajin, ini PR dirumah..ya untuk..dicheck.!

 

Salah satu kesulitan utama untuk merobah susunan Kitab Mulia atau berpikir untuk berusaha merobah posisi tiap hurufnya sekalipun, adalah karena Ia unik: Kombinasi isi, makna, gaya bahasa, nada dan irama, numerika, dan kripto.

 

===============

 

KITAB MULIA: BERPASANGAN SEMPURNA (BAG. TIGA).

 

“ Kitab Mulia bukan hanya berpasangan dalam struktur saja, tetapi lebih luas luas lagi, termasuk diantaranya penggunaan kata yang penting selalu berpasangan , ada nada irama lembut dan ada yang keras, serta penggunaan angka ajaib dalam matematika. Semua itu untuk mendukung ajaran dasarnya”.

 

Klasifikasi: Sulit.

 

Pada pelajaran yang lalu, sudah dijelaskan bahwa susunan Kitab Mulia Muslim adalah unik. Ia tersusun berpasangan sempurna, 57 surat Homogen dan 57 surat Heterogen, dimana surat tersebut juga dilengkapi dengan kode lapis kedua dan ketiga berupa kripto, salah satunya dengan bilangan prima – terutama bilangan prima angka 19.

 

Bilangan prima ini oleh sebagian ilmuwan seperti Peter Plichta (Jerman) atau ahli astrofisika Frank Drake dari Amerika Serikat - diyakini merupakan “bahasa universal yang dapat dimengerti oleh semua mahluk cerdas di jagad raya ini”. Itulah sebabnya, komunitas astronom Eropa atau Amerika Serikat ketika mencoba berkomunikasi dengan ETI (Extra Terestrial Inteligence) atau “makhluk cerdas angkasa luar” menggunakan bahasa matematika berbasis bilangan prima. Bahasa ini juga digunakan pada misi penerbangan oleh NASA, seperti proyek Apolo atau Challenger, dimana tertulis pada dinding pesawatnya diagram Frank Drake, menggunakan diagram berbasis bilangan prima dan kode binier.Pada “Nature” atau alam, bilangan prima juga banyak digunakan sebagai kode alam, Misalnya siklus Meton 19 tahun sekali, atau orbit komet Halley juga kelipatan bilangan prima, yaitu 76 tahun sekali mendekati orbit Bumi. Angka 76 adalah 19 x 4, kelipatan 19. Binatang Cicadas, binatang seperti jangkrik atau cengcorang muncul dipermukaan Bumi dengan siklus 13 tahun atau 17 tahun. Pada tubuh manusia, digunakan misalnya kromosom manusia 23 pasang, dan jumlah ruas tulang jari tangan atau kaki pada manusia normal pasti terdiri dari 19 ruas.

 

Dalam ajaran Islampun demikian, bilangan prima digunakan misalnya pada: Shalat 5 waktu, 17 rakaat. Shalat Tarawehpun kalau tidak 11 rakaat umumnya 23 rakaat. Ibadah ritual Haji mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali. Jumlah surat yang disebut “al Muqataat atau al Fawatih” dalam al Qur’an, juga bilangan prima 29. Dalam ajaran Islam, angka 13 bukan angka sial atau buntung, tetapi sebaliknya – termasuk angka istimewa. Karena angka tersebut merupakan bilangan prima, dan dipakai dalam Kitab Mulia sebagai wakil banyaknya surat dimana ayat pertamanya menggunakan symbol abjad A,L,M (Alif, Lam, dan Mim). Jumlahnya 13 surat – dan tentu saja ini bukan suatu kebetulan.

Page 6: Keistimewaan Al - Qur'An

 

Contoh tabel bilangan prima dibawah ini:

 

2 3 5 7 11 13 17 19 23 2931 37 41 43 47 53 59 61 67 7173 79 83 89 97 101 103 107 109 113127 131 137 139 149 151 157 163 167 173179 181 191 193 197 199 211 223 227 229233 239 241 251 257 263 269 271 277 281283 293 307 311 313 317 331 337 347 349353 359 367 373 379 383 389 397 401 409419 421 431 433 439 443 449 457 461 463467 479 487 491 499 503 509 521 523 541547 557 563 569 571 577 587 593 599 601607 613 617 619 631 641 643 647 653 659661 673 677 683 691 701 709 719 727 733739 743 751 757 761 769 773 787 797 809811 821 823 827 829 839 853 857 859 863877 881 883 887 907 911 919 929 937 941947 953 967 971 977 983 991 997 1009 1013

 

Baik, mari sekarang kita pelajari materi berikutnya, agak rumit, tapi akan bermanfaat – terutama bagi para pembaca Muslim yang biasa membaca Kitab Mulia – akan cepat paham dan selanjutnya akan lebih yakin.

 

(1). Struktur Kitab Mulia selain berpasangan 57 surat Homogen dan 57 surat Heterogen, ia juga tersusun dari 43 pasang surat Makiyyah dan 14 pasang surat Madaniyyah.

 

Surat Makiyyah adalah surat yang ayat utamanya turun di Mekkah dan surat Madaniyyah, dimana ayat utamanya umumnya turun di Medinah. Siapapun, termasuk para Ulama jika ditanya berapa jumlah surat Makiyyah? Maka mereka akan menjawab tidak hapal. Padahal mudah dihapalkan, karena unik.Uniknya pasangan ini, tersusun rapi seimbang, selalu ada pada nomor surat genap dan ganjil – dalam jumlah yang sama. Artinya, ada 43 surat Makiyyah pada nomor surat angka genap dan ada 43 surat Makiyyah pada nomor surat angka ganjil. Demikian juga ada 14 surat Madaniyyah pada nomor surat angka genap dan 14 surat Madaniyyah pada nomor surat angka ganjil. Inilah bentuk kripto tersendiri, berupa “parity check”, salah satu teknik sederhana untuk mengetahui susunan surat apakah otentik atau tidak. (Abah Asma, Keseimbangan Matematika al Qur’an, 2008).

 

Contoh, lima pasang surat Makiyyah.

 

Nama Surat/Nomor Ganjil Nama Surat/Nomor GenapAl-Fatihah (1) Al-An’aam (6)Al-‘Araaf (7) Yunus (10)Hud (11) Yusuf (12)Al-Hijr (15) Ibrahim (14)Al-Israa’ (17) An-Nahl (16)

 

Contoh, lima pasang surat Madaniyyah.

 

Nama Surat/Nomor Ganjil Nama Surat/Nomor GenapAli-‘Imran (3) Al-Baqarah (2)Al-Maa’idah (5) An-Nisa’ (4)At-Taubah (9) Al-Anfaal (8)Ar-Ra’du (13) Al-Haj (22)*Al-Ahzaab (33) An-Nuur (24)

 

*Ada tafsir klasik yang berpendapat, surat al Hajj adalah Makiyyah, yang tepat adalah Madaniyyah – karena lebih banyak ayat yang turun di Medinah. Isinya sama, sama sekali tidak berbeda.

 

Page 7: Keistimewaan Al - Qur'An

Seterusnya, silahkan pembaca melanjutkan dirumah dengan cara yang sama. Diurut satu persatu, berdasarkan judul surat Makiyyah atau Madaniyyah dan nomor surat ganjil atau genap. Pasti akan didapatkan 43 pasang surat Makiyyah, dan 14 pasang Madanniyah.

 

Lebih lanjut, dalam matematika, bilangan prima ke-14 adalah 43. Pola ini serupa dengan pelajaran sebelumnya, dimana jumlah surat adalah 114 atau 6x19, dan bilangan prima yang ke-114 adalah 619.

 

Selamat mencoba ya….

 

(2). Bentuk lain berpasangan adalah penggunaan kata-kata penting atau nama seseorang, misalnya:

 

Nama Maryam disebut 34 kali dalam Kitab Mulia, banyaknya sama denga kata “sujud” yang maknanya “taat”. Kemudian nama Muhammad disebut dalam 4 ayat, sama dengan atau berpadanan dengan kata “syariah” yang disebut empat kali juga. Makna “syariah” adalah “cara, metoda”, atau “ way of life”. Nama Adam berpasangan dengan nama Isa (Yesus) disebut 25 kali.

 

Contoh lain:

 

Kata yang berarti malaikat dengan kata yang berarti setan sama-sama disebut 88 kali.Al-Hayah (hidup/kehidupan) dan al-maut (kematian) disebut 145 kaliAsh-shalihat (amal baik) dan as-sayyiat (amal buruk) disebut 167 kali.Al-‘aql (akal pikiran) dan an-nuur (cahaya) disebut 49 kali.Al –infaaq (menafkahkan) dan ar-ridhaa (kerelaan) disebut 73 kali.

 

(3). Berpasangan pada nada, irama “musiknya” penuh makna. Misalnya pada surat Maryam.

 

Pada surat Maryam, yang istimewa, ditemukan nada kata-kata atau “faashilah” yang merdu pada akhir kata ayatnya yang lemah lembut, seperti kata “radhiyan”, “sariyyan”, hafiyyan” dan lain-lain. Berpasangan dengan nada irama yang keras, penuh ketegasan dan sikap keras pada perilaku buruk, umumnya diakhiri dengan abjad “dal”, misalnya: “maddan”, “dhiddan”, “huddan” atau abjad lainnya, seperti “‘izzan” dan “‘azan”.

 

Untuk yang satu ini, saya menyarankan agar pembaca mendengar sendiri alunan bacaan surat Maryam dari CD atau media lainnya (HP). Pasti sobat sekalian akan merasakan keindahan nada dan iramanya. Apa lagi jika sobat sekalian para pembaca paham makna surat atau ayat-ayat tersebut, dijamin “berlinang air mata” – sebab ada nada sendu didalamnya – itulah Kisah Maryam. Kisah yang luar biasa, yang dilengkapi dengan nada dan irama indah, berpasangan nada lembut dan nada tegas, serta proteksi kripto berlapis-lapis. (Silahkan baca juga – Surat Maryam: Surat Yang Ke-19).

 

Kita akan ambil contoh tiga ayat yang nada – iramanya lemah lembut, dan perhatikan kata terakhir diujung ayat. Surat Maryam, ayat 2-4.

 

Page 8: Keistimewaan Al - Qur'An

Dzikru rahmati rabbika ‘abdahuu zakariyyaa.Idz naadaa rabbahuu nidaaa-an khafiyyaa.Qaala rabbi innii wahanal ‘azhmu minnii wasy ta’alar ra’su syaibaw wa lam akum bi du’aa-ika rabbi syaqiyyaa.

 

(4). Berpasangan dalam bahasa matematika: angka ajaib

 

Ketika mengarang buku “Misteri Kitab Mulia” tahun 2006, saya tidak dapat menyelesaikan bab akhir dari buku tersebut. Karena saya belum dapat menjawab mengapa Tuhan memilih angka 114 dan 6236? Satu untuk jumlah surat, yaitu 114 dan satu lagi jumlah ayat yaitu 6236. Bagaimanapun juga, Kitab Mulia selalu menekankan kata”al adaad”, dalam konteks kalimat bahwa “Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan “al adaad” atau “hitungan yang teliti”, “satu persatu (math).” Dengan kata lain ada pernyataan tegas bahwa “Tuhan menciptakan segala sesuatu di alam dengan (hitungan yang teliti) bahasa Matematika”.

 

Makna angka 114 dan 6236 dalam bahasa matematika baru diketahui setelah ada bantuan dari matematikawan “pemburu angka-angka ajaib” dari Amerika Serikat keturunan Mesir, India dan warga asli : Faride Firoozbakht, Anurag Sahay, dan W. Edwin Clark yang menyatakan bahwa aqngka 114 dan 6236 adalah “pasangan” angka ajaib karena kalau disandingkan menimbulkan “efek bolak-balik” (reversible effect) yang mencengangkan. Karena hasilnyapun merupakan kebalikannya. Pasangan angka ini sangat jarang dialam, dan hanya bisa didapat dengan satu iterasi computer khusus, sekelas computer super yang hanya dimiliki oleh kantor pemerintah seperti Amerika Serikat, perusahaan-perusahaan besar atau Lembaga Riset Negara maju bermodal besar. Pasangan angka ini hanya terlihat kejaibannya jika disandingkan.

 

Perhatikan:

 

114 dan 6236 menjadi 1 1 4 6 2 3 6 atau diuraikan 7 x 13 x 1 2 5 9 6, dan kita balik dibaca dari kanan ke kiri;6 3 6 4 1 1 diuraikan menjadi 7 x 13 x 6 9 5 2 1.

 

Kita baca teliti, maka angka 1 2 5 9 6 diatas menjadi terbalik, yaitu 6 9 5 2 1.Keistimewaan pasangan angka ajaib ini hanya diketahui oleh para matematikawan di awal abad ke-21, yaitu angka istimewa 114 dan 6236.

 

Ternyata angka 114 digunakan untuk jumlah surat pada Kitab Mulia dan angka 6236 digunakan sebagai jumlah ayatnya. Sekarang, selain para matematikawan , pembaca yang mulia juga beruntung karena ikut mengetahuinya - diforum ini.

 

Singkatnya, Kitab Mulia secara luas memiliki pola berpasangan sempurna, baik struktur penempatan surat, penggunaan kata-kata yang penting, nada – iramanyapun berpasangan antara yang lemah lembut dan keras, tegas. Tambahan, hanya angka istimewa saja yang diplih untuk jumlah surat dan jumlah ayat, yaitu pasangan ajaib 114 dan 6236.

 

==============

 

KITAB MULIA: BERPASANGAN SEMPURNA (BAG. EMPAT).

Page 9: Keistimewaan Al - Qur'An

 

“Pemilihan angka 114 (jumlah surat) pada Kitab Mulia adalah luar biasa. Tidak dapat dipercaya ada manusia abad ke-7 yang mampu memikirkannya. Angka tersebut seperti kupu-kupu dimana sayapnya simetris sempurna, baik jenis warna, pola dan bentuk sayapnya – sama. Sayap kiri 114 x 19 dan sayap kanan juga 114 x 19. Sulit dimengerti, ada pelajaran teologis tersusun seperti ini.”

 

Kalsifikasi: Rumit

 

Pelajaran sebelumnya telah diketahui, bahwa pemilihan angka 114 sebagai jumlah surat dan 6236 sebagai jumlah ayat al Qur’an, memiliki makna matematis yang luar biasa. Tuhan memilih angka-angka tersebut dengan alasan tertentu. Faktanya, kedua bilangan tersebut, dibuktikan oleh matematikawan, pemburu angka ajaib, sebagai The Magic Numbers. Karena jika disandingkan dari angka yang paling kecil akan ke angka yang lebih besar akan menghasilkan “efek bolak-balik”. Bilangan 1146236 adalah 7 x 13 x 12596 dan jika dibalik dari kanan, 6326411 merupakan 7 x 13 x 69521. Hasilnya efek bolak balik, yaitu 12596 dan 69521.

 

Pada pelajaran satu dan dua, bilangan 114 dan 6236 membentuk kripto tersendiri, yang menghasilkan pasangan surat 57 surat Homogen dan 57 surat Heterogen, yang dilengkapi sandi dengan bilangan prima angka 19, berlapis.

 

Nah, sekarang ada pertanyaan dari seorang pembaca. “Apakah angka 114 memiliki keanehan tersendiri dalam matematika?

 

Jawabnya benar, ia memilki karakter yang unik dalam matematika. Walaupun sepintas terlihat tidak ada sesuatu yang istimewa, ia bilangan bulat positif biasa, bukan bilangan prima, dan bahkan bukan bilangan ganjil, sebagaimana yang ditunjukkan – pada umumnya - oleh tradisi Islam.

 

Dibawah ini beberapa alasan mengapa angka 114 adalah unik dalam matematika, ditemukan oleh para ilmuwan Muslim yang melakukan penelitian Kitab Mulia secara intensif.

 

Pertama, ia membentuk angka yang terdiri dari 6 x 19 dan bilangan prima yang ke-114 adalah 619. Perhatikan digitnya sama.

 

Kedua, ini yang luar biasa. Nomor surat pada Kitab Mulia dari nomor 1 hingga nomor 114, dapat dipecah menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama, kita sebut sayap kiri, adalah kelompok dimana nomor suratnya dapat dibagi habis oleh angka 2, tetapi tidak bisa dibagi oleh angka 3. Misalnya nomor surat 2, 4, 8, 10, 14, …112. Kemudian kelompok kedua yang disebut batang tubuh, adalah kelompok yang nomor suratnya habis dibagi oleh angka 3. Misalnya nomor surat: 3, 6, 9, 12, 15,……114. Terakhir adalah kelompok ketiga atau disebut sayap kanan, kelompok surat dimana nomornya tidak dapat dibagi oleh angka 2 dan 3, atau sisa kelompok 1 dan 2. Misalnya nomor surat :1, 5, 7, 11, 13……..113. Masing-masing kelompok ini akan tepat terdiri dari 38 surat, pasti.

 

Tabel lengkap.

 

Page 10: Keistimewaan Al - Qur'An

Nomor surat sayap kiri, 38 surat bernomor: 2, 4, 8, 10, 14, 16, 20, 22, 26, 28, 32, 39, 38, 40, 44, 46, 50, 52, 56, 58, 62, 64, 68, 70, 74, 76, 80, 82, 86, 88, 92, 94, 98, 100, 104, 106, 110, 112 . Jumlah bilangannya total adalah 2.166 atau 114 x 19.

 

Nomor surat batang tubuh, 38 surat bernomor: 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36, 39, 42, 45, 48, 51, 54, 57, 60, 63, 66, 69, 72, 75, 78, 81, 84, 87, 90, 93, 96, 99, 102, 105, 108, 111, 114. Jumlah bilangannya total adalah 2.223 atau 117 x 19.

 

Nomor surat sayap kanan, 38 nomor surat: , 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 25, 29, 31, 35, 37, 41, 43, 47, 49, 53, 55, 59, 61, 65, 67, 71, 73, 77, 79, 83, 85, 89, 91, 97, 95, 101, 103, 107, 109, 113. Jumlah bilangan adalah 2.166 atau 114 x 19.

 

Perhatikan ini adalah bentuk serupa dengan kupu-kupu, kedua sayapnya simetris sempurna, sama-sama 114 x 19, batang tubuhnya 117 x 19.

 

Bayangkan, adakah buku teologis atau buku apapun, dalam bahasa apapun yang disusun serupa ini?

 

Kembali merujuk struktur al Qur’an dengan keistimewaan angka 114, kita dapat menjawab, misalnya mengapa surat al ‘Anfaal (8) dan surat at Taubah (9) dipisahkan, walaupun tidak ada Basmallah (kalimat pendahulu) pada surat nomor 9. Sebab – salah satu alasan - kalau kedua surat tadi digabung, maka Kitab Mulia al Qur’an hanya terdiri dari 113 surat. Walaupun isi kedua surat tadi, menurut sejumlah Ulama, layak menjadi hanya satu surat. Bahkan John Wansbrough ahli dunia Timur tahun 1977 dalam bukunya “Quranic Studies” dengan berani menyimpulkan bahwa ’inilah salah satu bukti ketidak sempurnaan susunan isi al Qur’an”. Ada dua surat yang isinya – “tepat”- saling menyambung tidak digabung menjadi satu surat.Namun sekarang pembaca akan mengetahui, dengan hanya 113, semua kejaiban susunan al Qur’an akan “runtuh”. Semua bukti otentitasnya dalam bentuk matematis tidak ada. Biar bagaimanapun angkanya harus 114 harus hadir – untuk menunjukkan keindahan mushaf (susunan), “akan menambah keimanan bagi orang-orang yang beriman”. Sebagaimana firman-Nya dalam surat The Enwrapped (Qs, 74:31) – dan semua berhubungan dengan bilangan prima angka 19, pada akhirny

 

================

 

KITAB MULIA: BERPASANGAN SEMPURNA (BAG. LIMA).

 

“ Jika pada artikel terdahulu pembaca diperkenalkan dengan format surat yang berpasangan dan bilangan prima kembar 19, maka kali ini kita akan mempelajari susunan pasangan simetris yang memliliki kode bilangan prima kembar angka 7, tujuh surat yang simetris.”

 

Klasifikasi: Rumit.

 

Al Qur’an yang berarti “bacaan”, memiliki nama judul yang beragam, diantaranya . “ Kitab Mulia”, “ Kitab Pembeda”,” Kitab Akbar” dan Kitab Ar Rahman atau “Kitab Penyayang”. Unik, dalam memposisikan dirinya, al Qur’an tidak pernah menyebut dirinya dengan Kitab Suci.

Page 11: Keistimewaan Al - Qur'An

 

Ia terdiri dari 114 surat atau bab (chapters) dan 6236 ayat (verses). Formatnya terbagi dua: 85 surat biasa dan 29 surat yang disebut "al Fawatih" atau pada ayat pertamanya memiliki symbol abjad Arab, seperti Alif (A), Lam (L) dan Mim (M). Biasanya, para Ulama dengan rendah hati menafsirkan dengan ayat atau “surat yang tak terpahami”. Memang benar, karena sudah ratusan tahun, ayat-ayat dengan simbol abjad tidak dimengerti oleh para pembacanya, selama berabad-abad.

 

Kini di abad ke-21, sebagian cendekiawan Muslim telah mengetahui bahwa simbol abjad tersebut berhubungan dengan kripto al Qur’an, bahasa sandi yang hanya dimengerti oleh sebagian kecil orang, untuk “menambah keimanan bagi orang-orang yang beriman”.

 

Baik mari kita lihat faktanya saja:

 

Pertama, dalam ajaran Islam atau al Qur’an, kita sudah terbiasa dengan penggunaan bilangan prima kembar dalam matematika, seperti 5 dan 7, 11 dan 13, 17 dan 19, serta 29 dan 31. Bilangan prima kembar adalah bilangan yang tidak dapat dibagi oleh bilangan lainnya, kecuali angka 1 dan bilangan itu sendiri – serta seleisihnya berdekatan, yaitu satu. Ini bilangan sangat istimewa dalam matematika. Contoh penggunaan dalam ajaran Islam, misalnya shalat 5 waktu, thawaf mengelilingi Ka’abah (Kubus) sebanyak 7 kali, jumlah rakaat dalam shalat taraweh 11 kali, jumlah surat yang memiliki simbol abjad Alif dan Lam sebanyak 13 surat, banyaknya surat al Fawatih adalah 29 surat, dan ayat yang berbunyi “ Fa bi ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadzdzibaan” yang artinya “ Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu ingkari/dustakan?” – diulang 31 kali dalam satu surat. Sehingga para sarjana Orientalis (ahli dunia Timur) berpendapat bahwa Kitab “susunan Muhammad” sangat membosankan dan tidak efisien, karena banyak ayat yang diulang-ulang.

 

Lihat contoh tabel bilangan prima dibawah ini:2 3 5 7 11 13 17 19 23 2931 37 41 43 47 53 59 61 67 7173 79 83 89 97 101 103 107 109 113127 131 137 139 149 151 157 163 167 173179 181 191 193 197 199 211 223 227 229233 239 241 251 257 263 269 271 277 281283 293 307 311 313 317 331 337 347 349353 359 367 373 379 383 389 397 401 409419 421 431 433 439 443 449 457 461 463467 479 487 491 499 503 509 521 523 541547 557 563 569 571 577 587 593 599 601607 613 617 619 631 641 643 647 653 659661 673 677 683 691 701 709 719 727 733739 743 751 757 761 769 773 787 797 809811 821 823 827 829 839 853 857 859 863877 881 883 887 907 911 919 929 937 941947 953 967 971 977 983 991 997 1009 1013

 

Itulah pengaturan sebenarnya dengan fakta yang menunjukkan bilangan prima kembar.

 

Kedua, dari 29 surat al Fawaatih (Sisipan), terdapat hanya tidak lebih dan tidak kurang tujuh surat yang turun berurutan dan juga berurutan dam susunan Kitab Mulia, yaitu surat yang ayatnya didahului dengan symbol abjad “Ha” dan “Mim”. Surat tersebut adalah: (1) Al Mu’min (Orang-orang Beriman), (2) Fushshilat (Dijelaskan), (3) Asy Syuuraa (Musyawarah), (4) AZ Zukhruf (Perhiasan), (5) Ad Dukhaan (Asap/kabut panas), (6) Al Jaatsiyah (Yang Berlutut), dan (7) Al Ahqaaf (Bukit-bukit Pasir).

 

Ketujuh surat tersebut diatas tersusun berturutan pula dalam susunan al Qur’an, mulai dari surat no 40 hingga 46, perhatikan keistimewaannya:

Page 12: Keistimewaan Al - Qur'An

 

(1) Jumlah surat ada 7.

 

(2). Posisi surat teratur sedemikian rupa hingga jumlah digitnyapun merupakan kelipatan 7, yaitu surat 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46. Jumlah digitnya 4+ 0 + 4 + 1 + 4 + 2 + 4 + 3 + 4 + 4 + 4 + 5 + 4 + 6= 49, atau 7 x 7.

 

(3). Surat Penengah ada di nomor surat 43 atau 4 + 3 = 7. Ini merupakan susunan simetris murni berupa sayap sebanyak 3 surat dan batang tubuhnya ada di nomor surat 43, Az Zukhruf (Perhiasan).

 

Apakah ini kebetulan?

 

Tidak pembaca, karena pola seperti ini kita dapati pula pada surat Maryam, surat yang ke-19. Dimana kata Maryam dalam surat tersebut hanya ada pada 7 ayat, dan memiliki kode 7. Ayat tersebut adalah nomor: 16, 18, 20, 22, 27, 29, 34 dan jumlah digitnya: 1+6+1+8+2+0+2+2+2+7+2+9 +3+4 = 49 atau 7 x 7. Inilah kripto bilangan prima kembar 7 yang mengatakan kepada pembaca bahwa susunan surat ini adalah asli, otentik.

 

Kembali kepada susunan 7 surat yang memiliki kode 7, fakta juga menunjukkan bahwa susunan posisi surat tersebut dilengkapi pula dengan kode angka 7 yang menunjukkan Surat Penengah, 43. Perhatikan, jumlah nomor surat merupakan bilangan istimewa karena merupakan kelipatan 19, yaitu: 40 + 41+ 42 + 43 + 44 + 45 + 46 = 301 atau 7 x 43. Koefisien 43, kita akan ingat bahwa Surat Penengah 7 surat ini diletakkan pada nomor urut ke- 43 juga!

 

Jika pembaca tidak yakin, saya anjurkan untuk membuktikannya dirumah, hitung sendiri, dan pikirkanlah mengapa bias tersusun serupa itu?

 

Tabel 7 Surat.

 

(1). Al Mu’Min nomor urut ………....40(2). Fushshilat nomor urut…………..41(3). Asy Syuuraa nomor urut……….42(4). Az Zukhruuf nomor urut……….43………Surat Penengah, letaknya tepat ditengah. (4+3=7).(5). Ad Dukhaan nomor urut……….44(6). Al Jaatsiyah nomor urut……….45(7). Al Ahqaaf nomor urut………….46

 

Sulit kita mengatakan bahwa Kitab teologis ini disusun oleh manusia abad ke-7, susunannya matematis menggunakan bilangan prima kembar 7 dan simetris sempurna. Ada tujuh surat yang tersusun sedemikian rupa, sehingga jumlah digitnyapun kelipatan 7, jumlah nomor suratnyapun kelipatan tujuh, dan Surat Penengahnya pun – jumlah digitnya merupakan kelipatan 7, Susunan seperti ini diluar imaginasi manusia.

 

Adakah buku teologis yang dususun serupa ini di dunia?

 

Page 13: Keistimewaan Al - Qur'An

===============

 

KITAB MULIA: BERPASANGAN SEMPURNA (BAG. ENAM).

 

“ Pola berpasangan simetris sempurna memiliki pola yang beragam. Kali ini diperkenalkan dengan pola 19 + 1, khususnya yang berhubungan dengan abjad Q, inisial Qur’an. Pola yang serupa dengan pola struktur DNA manusia: 19 pasang simetris dan 1 asimetris”.

 

Al Qur’an yang berarti “bacaan”, dimulai dengan inisial “Q”, atau abjad Qaaf pada huruf Arab. Ada dua versi susunan abjad Arab yang dikenal di Indonesia, yang paling populer adalah susunan yang dimulai dengan Alif (A), Baa (B), Taa (T) dan Tsaa (Ts) dan seterusnya, hingga semua 28 huruf Arab. Susunan ini yang biasa diajarkan disekolah-sekolah agama Islam, pesantren, masjid dan UIN. Versi kedua, tidak diketahui oleh khalayak ramai, ini hanya diketahui dilingkungan para akademisi. Tetapi justru susunan ini, yang yang terbukti dapat digunakan sebagai “cipher” atau pembuka kode sandi (kripto) al Qur’an. Terdiri dari 28 huruf Arab, dimulai dengan Alif (A), Baa (B), Jiim (J) dan Daal (D), dari keempat susunan huruf tersebut muncul kata “ABJAD” atau yang bermakna “HURUF”.

 

Susunan lengkap sebagai berikut, mengikuti transliterasi Departemen Agama:

 

(1)Alif, (2)Baa, (3)Jiim, (4)Daal), (5)Haa (seperti pada haadzaa), (6)Waw, (7)Zaay, (8)Haa (seperti pada hasanatun), (9) Thaa, (10)Yaa, (11)Kaaf, (12)Laam, (13)Miim, (14)Nuun, (15)Siin, (16)’Ain, (17)Faa, (18)Shaad, (19)Qaaf, (20)Raa,(21)Syiin, (22)Taa, (23)Tsaa, (24)Khaa, (25)Dzaal, (26)Dhaad, (27)Zhaa, (28)Ghain.

 

Susunan diatas yang berupa “cypher” telah dikenal lama ribuan tahun yang lalu, karena terdapat pada artifak kuno yang ditemukan dikota lama Ebla, ibu kota kuno Siria, tahun 325 SM. Kurang lebih sama tuanya dengan hirogliph yang dikenal di Mesir kuno. Serupa yang digunakan oleh bahasa Ibrani, dan Aramik. Susunan Arab ini awalnya hanya 22 huruf saja, kemudian diperbarui dan ditambah 6 huruf lagi semasa dinasti Nabatea di Yordania – Nabatea diambil dari salah satu keturunan Ismail as “Nabit” yang mendirikan dinasti Nabatea. Kira-kira demikian sejarah singkat susunan abjad Arab.

 

Mengapa disebut pembuka kode, atau cipher? Coba perhatikan, huruf Qaaf diletakkan pada posisi keberapa? Tepat posisi ke-19.

 

Sekali lagi bilangan 19, bilangan prima kembar yang digunakan al Qur’an sebagai kode utama.

 

Ini bukan kebetulan, karena susunan “judul kata” yang ada pada al Qur’an yang dibentuk dengan abjad “Qaaf” tepat 19 judul atau 19 surat. Tidak kurang tidak lebih.Ke-19 surat tersebut, disusun dimulai dengan nomor, nama surat, nomor surat dan jumlah ayat adalah:

 

(1)Al Baqaarah/Sapi Betina……………………........2……….286(2)Al Furqaan/Pembeda……………………….........5………..77.(3)Al Qashash/Cerita-

Page 14: Keistimewaan Al - Qur'An

cerita…………………........28……….88(4)Luqman/Orang Yang Bijak………………………..31……….34(5)Al Ahqaaf/Bukit-bukit Pasir……………………...46……….10(6)Al Qamar/Bulan………………………………….....45……….55(7)Al Waaqi’ah/Kejadian Yang Dahsyat………….56……….96(8)Al Munafiqquun/Orang-orang Munafik………63………..11(9)Ath Thalaaq/Perceraian………………………….65………12(10)Al Qalam/Alat Tulis……………………………...68………52(11)Al Haqqah/Yang Pasti Terjadi…………………69………52(12)Al Qiyaamah/Kiamat/Yang Dibangkitkan….75………40(13Al Insyiqaaq/Pecah/Belah………………………..84………25(14)Ath-Thaariq/Bintang Netron..…………………...86………17(15)Al’Alaq/Sesuatu Yang Melekat/Pre-Embrio….96………19(16)Al Qadr/Kemuliaan ..…………………………...…97……….5(17)Al Qa’ariah/Peristiwa Yang Menggoncangkan…101……..11(18)Al Quraisy/Suku Kuraisy………………………....106………4(19)Al Falaq/Diwaktu Subuh…………………….......113………5

 

Baik mari kita lihat faktanya saja:

 

(1) Ajad Qaaf, merupakan inisial Qur’an, ada pada posisi ke-19 dalam susunan abjad Arab.(2) Jumlah surat dengan judul kata, yang dibentuk abjad Qaaf juga 19 surat.(3) Susunan tersebut, simetris, karena ada 9 surat sebelumnya dan 9 surat sesudahnya. Posisi tengah adalah surat al Qaalam.(4) Baik jumlah nomor suratnya (1265) maupun jumlah ayatnya (924), sama-sama bilangan kelipatan bilangan prima, yaitu 11. Perhatikan, 1265 adalah 11x115, dan 924 adalah 11x84. Pola ini serupa dengan pola susunan surat An Najm (Bintang), Asy Syam (Matahari) dan al Qamar (Bulan). Kita ingat, bahwa perbedaan kalendar Matahari dan Bulan selama satu tahun adalah 11 hari.

 

Kode Utama Adalah 19.

 

Tetapi ternyata ada 20 surat dimana judulnya memiliki abjad “Qaaf”.Susunannya adalah 19 surat dengan judul kata, dan satu surat dengan judul “symbol” abjad Qaaf, pada surat nomor 50. Pola ini disebut 19+1, serupa dengan pola susunan DNA manusia, 19+1.Lalu apa keistimewaannya?Jika nomor surat ini, ada 20 judul surat memiliki abjad Qaaf, dijitnya dijumlahkan maka kita akan mendapatkan bilangan yang habis dibagi oleh 19. Yaitu: 2+2+5+2+8……..+1+1+3+5+0=190, atau 19x10.Tugas lain adalah:Sekarang silahkan pembaca menghitung sendiri dirumah. Surat Qaaf, terdiri dari 45 ayat, turun di Mekkah. Lebih dari 450 kata dan ribuan huruf. Tetapi yang pasti, surat tersebut hanya tersusun dengan 57 abjad “Qaaf” saja, tidak kurang tidak lebih – atau 19 x 3.

 

Tidak percaya, silahkan buktikan dirumah. Jika ada kesalahan, maknanya ada dua: (1) Pembaca salah menghitung, atau (2)Surat tersebut salah susunannya, atau tidak asli.

 

===================

 

ISRA’ MI'RAJ, KITAB MULIA DAN KRIPTO.

 

“ Diakui beragam pemahaman tentang kisah Isra’ dan Mi'raj . Namun jika kita cermati pola bahasa Kitab Mulia dengan berbagai ‘isyaratnya’, maka kita akan dapat menyimpulkan – pada dasarnya

Page 15: Keistimewaan Al - Qur'An

kisah tersebut adalah Perjalanan Dimensi Ruang dan Waktu Antar Bintang - dari kawasan yang dekat (Tata Surya) ke kawasan Bintang yang ‘terjauh’, Sidratil Muntaha melewati Bintang Sirius (Asy Syi’ra). Kisah ini direkam pada penggalan sejumlah ayat pada Surat Bintang pula, sangat spesifik”.

 

Saya diminta oleh sejumlah teman untuk menulis tentang kisah Isra’ Mi'raj yang diberitakan baik oleh Kitab Mulia dan Hadist (perkataan dan perbuatan Nabi) yang diriwayatkan para sahabatnya. Pada awalnya, enggan – karena sangat rumit dan penjelasannya cukup panjang. Tidak mudah dicerna.

 

Namun demikian, akhirnya penulis putuskan untuk mencobanya dengan merobah bahasanya menjadi lebih umum.

 

Baik kita akan mulai dengan pendekatan yang berbeda, dan belum tentu pembaca setuju semua. Karena memang rumit.

 

Dalam tradisi Yahudi. kisah seorang Nabi berwisata “naik kelangit”, bukan hanya dialami oleh nabi Muhammad saja. Tapi jauh sebelum itu, bahkan jauh sebelum Nuh as (Noah) 4500 tahun yang lalu. Nabi Idris as (Enoch atau Anuch) ditemani oleh seorang malaikat berkunjung ke langit (dmaknai langit-4), dimensi ruang dan waktu (DRW) lebih tinggi dari DRW kita, kemudian ke "Surga" serta melihat dan mencoba nikmatnya “di tempat yang tinggi” yang dimaknai Surga. Ini dicatat dalam berbagai catatan Kisah para Nabi dari Kaum Yahudi. Juga diisyaratkan dalam Kitab Mulia, walaupun sangat sumir, dalam pengertian hakiki (Maryam, 56-57).

 

Kisah dimulai dari kaum Quraish Makkah Saudi Arabia yang selalu tidak percaya informasi dari Nabi, dan menginginkan bukti-bukti yang aneh-aneh. Setelah dibuktikan, dianggap sihir.

 

Tahun 614 M, kaum Quraish menginginkan Bulan dibelah, dan itu dilayani oleh Nabi (Bulan, 01) dan Hadis shahih (Bukhari, Ibnu Sa'ud dan Anas). Mereka bertanya tentang perjalanan Dzulkarnain (Kisah Pendiri Imperium Persia Cirus The Great) serta kisah pemuda Nasrani dalam Gua, direspon oleh Nabi dengan baik. Tahun 618-620, mereka minta beberapa hal yang mustahil (Yang diperjalankan malam hari/ al Isra’, 90-93)

 

1. Memancarkan mata air dari bumi.2. Meminta sebuah kebun kurma dan anggur, dengan air mengalir di bawahnya.3. Meminta menghadirkan Allah beserta malaikat-malaikatnya..4. Meminta sebuah rumah dari emas.5. Yang terakhir, mereka meminta Nabi untuk "naik ke langit".

 

Permintaan terakhir dikabulkan oleh Allah swt, tahun 620/621 M, Nabi Muhammad naik kelangit – menjelajah ruang angkasa dari satu dimensi (KRW: Kontinum Ruang dan Waktu) ke dimensi lain, hingga dimensi tertinggi, langit ke-7. Dari kawasan Bintang terdekat (Matahari) ke kawasan Bintang Terjauh (Sidratil Muntaha), boleh jadi melewati Bintang Sirius – karena direkam dalam surat yang sama – surat Bintang – dan memiliki kombinasi kode (kripto) yang sama. Dalam waktu relatif singkat, waktu standar Bumi, relativitas waktu.

 

Page 16: Keistimewaan Al - Qur'An

Perjalanan ini adalah perjalanan nyata, baik badan dan rohnya, karena ditegaskan dengan melihat kawasan Sidratil Muntaha (Tepi/Tempat Terjauh di Alam Semesta) dan Jibril as dalam wujud sebenarnya, dengan kata “ ra-aahu” (Bintang, 13-16). “ Ra’aahu” dan “yaara” bermakna melihat dengan indra mata lahir, fisik – bukan meta fisik, dan “yaraa” secara khusus (Bintang, 12) (Al Mishbah, Dr Quraish Shihab). Pengalaman fisik, bukan mimpi atau hanya roh. Penglihatannya tidak berpaling kemana-mana, karena terpesona melihat bukti kekuasaan Tuhan (Bintang, 17). Sebagaimana kita jika ditempat paling tinggi, puncak gunung misalnya, melihat panorama dibawahnya. Banyak hal yang mampu dilihat - apa lagi pada dimensi tertinggi.

 

Kata "bi 'abdihii" yang berarti "hamba-Nya" juga bermakna wujud nyata, fisik - bukan semata-mata roh. Lengkapnya, " Maha Suci Tuhan yang telah memperjalankan hamba-Nya (bi 'abdihii) pada suatu malam...." (Al Israa', 01).

 

“Apakah kamu membantahnya atas apa yang dilihatnya (yaraa)” (Bintang, 12).

 

Secara ringkas perjalanan Isra' Mi'raj dibagi dalam dua tahap :1. Tahap satu disebut al Isra’ atau “Yang diperjalankan pada malam hari”, dari Makkah ke Yerusalem di Israel sekarang. Diceritakan dengan mengendarai “Buraq”, atau artinya “ cepat sekali, seperti cahaya kilat”. Hadist shahih, tidak menjelaskan spesifik hewan, apa lagi “kuda bersayap dengan kepala seorang wanita”. Tetapi adalah “binatang tunggangan atau alat transport dalam bahasa kini” yang ukurannya lebih kecil dari kuda dan lebih besar dari keledai”. Itu saja, tidak ada penjelasan lain. Kisah Isra' sendiri dicatat dalam Kitab Mulia berupa penggalan ayat pada surat Al Isra'.2. Tahap kedua dari Bumi (kawasan Bintang Matahari) ke Sidratil Muntaha (kawasan Bintang terjauh di Alam Semesta) – didekatnya ada “Surga Tempat Hunian Yang Indah dan Nyaman” atau “jannatul ma-waa” (Bintang, 015). Salah satu lokasi terbaik pada Surga Tingkat Paling Atas. Perjalanan ini tidak menggunakan Buraq, tetapi dengan “Miraj” atau artinya “Alat dan Tempat untuk naik”. Suatu “alat”, entah apa detilnya, yang membantu perjalanan Nabi agar Perjalanan Yang Jauh ini berlangsung dengan cepat, singkat, selamat dan nyaman.

 

“M'iraj” adalah bentuk singular, dalam bentuk plural disebut “al Ma’arij”, atau “Alat-alat/Tempat-tempat untuk naik kelangit”. Merupakan judul surat tersendiri dalam Kitab Mulia. Para Malaikat dan Jibril as terbiasa menggunakan alat ini ketika pergi ke Sidratil Muntaha – karena merujuk penjelasan Dr Quraish Shihab – perjalanan kesana sangat jauh dan membuat lelah. Jibril as tidak menggunakan “sayapnya”, karena melelahkan dan “payah”, tetapi dengan “al Ma’arij”. Kecepatannya dalam bahasa teks Kitab Mulia adalah sama dengan “1 hari setara dengan 50.000 ribu tahun. Namun ini tidak bermakna apa-apa. Harus dikombinasikan dengan keterangan lain, dimana “1 hari sama dengan 1000 tahun perhitungan waktu Bumi”. (Al Hajj, 47)

 

Nah, disini rumitnya. Kedua informasi tadi harus dikonversikan kedalam bahasa astronomi, supaya dapat dipahami dengan lebih baik.

 

Singkat kata, dengan merujuk penjelasan ahli Fisika dari Mesir Professor Elnaby (A New Astronomical Qur’anic Method For The Determination Of The Greatest Speed , C”), Paul Dirac dan Paul Davies, menggunakan sistem kalendar Bulan atau Side Real – kecepatan jelajah “Mi'raj” adalah “1 hari sama dengan 16,392 miliar tahun cahaya”. Lebih mudah dipahami, dikonversikan ke jam, kecepatannya adalah 683 juta tahun cahaya per jam. Kita tahu, satu detik cahaya setara dengan 300.000 km.

Page 17: Keistimewaan Al - Qur'An

 

Sebagai perbandingan, dari Bumi ke Matahari adalah 8 menit dengan kecepatan cahaya. Bintang terdekat, Alpha Centauri, sekitar 4,2 tahun cahaya. Dengan kecepatan 683 tahun cahaya per jam, menjadi tidak berarti apa-apa perjalanan yang jauh ini. Dengan kecepatan relatif mendekati cahaya saja, waktu sudah tidak sama lagi. Disuatu tempat, obyek yang bergerak, di alam semesta waktu terasa lama, tetapi mungkin di Bumi hanya singkat saja, atau sebaliknya. Di Bumi waktu sangat lama, tapi di suatu tempat hanya beberapa detik saja. (Paul Davies, About Time).

 

Tiap langit memiliki sejumlah KRW (Kontinuum Ruang dan Waktu), dimana hukumnya berbeda dengan apa yang kita kenal sekarang ini. Alam Semesta didefinisikan 11 Dimensi (Hyperspace - Michio Kaku), oleh sejumlah ilmuwan - kita masuk pada Dimensi ke-4 (3 ruang: panjang, lebar dan tinggi serta 1 satuan waktu). Diatasnya ada 7 Dimensi Ruang yang berbeda, detilnya seperti apa - pengetahuan kita belum sampai kesana.

 

Inilah yang digambarkan oleh Kitab Mulia, melengkapi kisah Isra’ dan Miraj Nabi.

 

Bahasa Kripto Isra' Mi'raj Nabi.

 

Kitab Mulia selalu melengkapi isi dan makna sebuah ayat atau surat dengan bahasa kripto atau sandi, untuk meneguhkan bahwa itu benar, yang tentu saja hanya dapat dipahami oleh pembaca yang memang khusus mempelajari hal tersebut. Tujuan akhirnya adalah, “memberi keyakinan kepada pembaca yang beriman supaya menjadi lebih beriman” dan melengkapi keterangan bahasa teks.

 

Dibawah ini kita ambil contoh bahasa kripto yang sederhana:

 

1. Ketika firman Illahi menjelaskan “langit” (dimensi) diatas kita ada 7. Angka 7, memang benar 7. Kitab Mulia mencatatnya 7 kali dalam 7 surat, 7 ayat. Angka bilangan Prima.Yaitu: (Qs, 02:29), (Qs, 17:44), (Qs, 23: 86) (Qs, 41:12), (Qs, 65:12), (Qs, 67:03), dan (Qs, 71:15).

 

Contohnya: “Langit yang tujuh, Bumi dan semua bertasbih kepada Allah….” (Qs, 17:44).

 

Susunan surat dan nomor ayat ini memiliki kode utama 19, angka bilangan prima.

 

Perhatikan nomor surat, susunannya: 2 1 7 2 3 4 1 6 5 6 7 7 1, bilangan ini merupakan bilangan kelipatan 19, karena 2172341656771 adalah 19 x 114333771409.Nomor ayatnyapun demikian, susunannya: 2 9 4 4 8 6 1 2 1 2 3 1 5. Bilangan ini juga kelipatan 19, karena 2944861212315 adalah 19 x 154992695385.

 

Ingat, kode shalatpun merupakan bilangan kelipatan 19!

 

Kodenya 5 dijit, yaitu 2 4 4 3 4, atau 19 x 1 2 8 6. Dimana angka 2 adalah jumlah rakaat shat subuh,

Page 18: Keistimewaan Al - Qur'An

angka 4 adalah jumlah rakaat shalat dzuhur, dan seterusnya.Luar biasa bukan?.

 

2. Ketika berbicara al Isra’, maka judul surat ini ditempatkan pada nomor surat 17, karena berhubungan dengan banyaknya rakaat shalat dalam Islam, 17 rakaat. Perintahnya turun pada saat Is'ra dan Mi'raj. Bilangan Prima juga.

 

3. Ketika berbicara Mi'iraj dan perjalanan antar Bintang, Kitab Mulia juga menggunakan bilangan prima sebagai kodenya, yaitu angka 17. Perhatikan, posisi surat Bintang (53), kesurat Al Ma’arij/Alat-alat atau Tempat-tempat Untuk Naik (70), dan para Malaikat menghadap Al A’laa (Yang Maha Tinggi) ke Sidratil Muntaha, posisi surat (87). Semuanya berbeda 17 surat. Kita mengetahui, bahwa angka 17 adalah banyaknya jumlah rakaat shalat bagi Muslim yang beriman yang diperintahkan melalui Muhammad ketika di Sidratil Muntaha. Angka 5 dan 17 adalah bilangan prima dalam matematika.

 

4. Semua yang bermakna Bintang, dikombinasikan dengan posisi surat, dan nomor ayat pada surat Bintang memiliki kode utama 7. Karena bilangan tersebut habis dibagi oleh 7, ingat 7 langit. Dalam 14 digit yang rumit.

 

Perhatikan:

 

Surat Bintang posisi surat nomor 53, yang bermakna Bintang ada 4 ayat, nomor 1,9,14, dan 49, yaitu, dengan demikian kode 14 digit adalah 5 3 1 5 3 9 5 3 1 4 5 3 4 9. Disebut kode, karena bilangan tersebut merupakan bilangan khusus kelipatan 7, atau sama dengan 7 x 7 5 9 3 4 2 1 8 7 7 9 0 7.Kita tahu, bahwa kode PIN ATM atau kartu kredit kita hanya 6 digit saja, dan sangat sederhana. sedangkan digit diatas jauh lebih rumit, karena menggambarkan makna, posisi surat dan nomor ayat.

 

Angka 5 3 adalah nomor surat, angka 1 adalah nomor ayat – bintang tersembunyi atau terbenam, maksudnya Sirius. Angka 9, adalah nomor ayat yang menjelaskan bentuk orbit Sirius, Bintang Ganda, berupa dua busur panah. Angka 49, adalah Bintang Sirius dan angka 14 adalah nomor ayat “kawasan Bintang Sidratil Muntaha di langit-ke7.

 

Melihat rumitnya kisah Isra’ dan Miraj, maka kita dapat memahami – mengapa respon Muslim terhadap kisah ini memiliki tafsir yang beragam. Bagaimanapun juga, dasar utamanya adalah perjalanan spiritual, pembuktian kekuasaan Tuhan untuk menjalankan seorang Nabi “naik kelangit”, akidah, ibadah dan pelajaran bagi pembaca adanya isyarat tentang sains modern, yang tidak terbayangkan. Relativitas waktu Eisntein dan perjalanan antar dimensi.

 

Dalam beberapa tahun kedepan, pemahaman seperti ini, akan lebih mudah diterima pembaca Muslim.

 

========================================