ii -...
Transcript of ii -...
ii
ii
i
ABSTRAK
Yulianti/11140541000003
Dampak Program Elderly Day Care Service terhadap
Kesejahteraan Lansia Studi Kasus di Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Dharma Bekasi)
Lanjut usia dimana seorang manusia berada pada tahap
kehidupan akhir sebelum pada tahap kematian. Pada tahap ini
lansia memiliki banyak kebutuhan dan permasalahan yang
dialaminya. Permasalahan dan kebutuhan yang dialami sangat
kompleks yang terjadi pada lansia yaitu fisik, psikologis, sosial
dan spiritual. Maka dari itu Panti Sosial Tresna Budi Dharma
Bekasi memilikii program untuk meningkatkan kesejahteraan
lansia. Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi
mengembangkan sebuah program bagi lansia yang tidak tinggal
di panti namun mendapatkan pelayanan sosial yang sama.
Program tersebut bernama Pelayanan Harian Lanjut Usia atau
Elderly Day Care Service.
Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui proses
pelaksanaan program dan dampak program Elderly Day Care
Service yang dilakukan oleh Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Dharma Bekasi berpengaruh pada kesejahteraan lansia.
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan kualitatif jenis
deskriptif. Teknik pengumpulan data penelitian merupakan
kumpulan data dari wawancara, observasi, dan studi
dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa program Elderly Day
Care Service di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi
memiliki pengaruh yang sangat positif bagi para lansia yang
mengikuti program tersebut. Selain itu, permasalahan baik fisik,
psikis, sosial dan spiritual sedikit demi sedikit teratasi dan
menjadikan lansia yang sejahtera yaitu aktif, mandiri dan
produktif.
Kata Kunci : Lansia, Elderly Day Care Service, Kesejahteraan
lansia
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah serta inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada
pengemban risalah dakwah Islam yaitu Rasulullah SAW beserta
keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa berjalan
di jalan Allah samapi akhir zaman dan yang membawa ajaaran
Islam sebagai rahmat bagi semesta alam.
Peneliti sepenuhnya menyadari bahwa skripsi ini masih
terdapat banyak kekurangan sekalipun peneliti telah berusaha
melakukan yang terbaik, kekurangan baik dari segi isi ataupun
dari teknik penulisan. Untuk itu, kritikan dan saran yang
bertujuan membangun sungguh merupakan masukan bagi peneliti
agar dapat bisa memperbaiki kembali sehingga bisa
menghasilkan karya ilmiah yang lebih baik lagi.
Berkat keridhoan dari Allah SWT, akhirnya skripsi ini
terselesaikan. Serta tak lupa peneleti menyampaikan ungkapan
terimakasih kepada pihak yang telah memberikan bantuan,
motivasi, dan arahan-arahan terhadap peneliti untuk dapat
menyelesaikan skiripsi ini. Dengan segala kerendahan hati
peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA, sebagai Dekan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D sebagai Wakli Dekan
Bidang Akademik. Ibu Dr. Roudhonah, MA sebagai Wakil
iv
Dekan Bidang Administrasi Umum. Bapak Dr. Suhaimi, M.Si
sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
2. Ibu Lisma Dwiyati Fuaida, M.Si, sebagai Ketua Program
Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan Ibu Hj. Nunung Khairiyah, MA. Selaku Sekretaris
Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Ibu Dr. Siti Napsiyah, BSW,MSW, sebagai dosen
pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan dan memberikan motivasi kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Para Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah
memberikan wawasan dan keilimuan serta membimbing saya
dalam mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
5. Ibu Nurul Hidayati, MA sebagai dosen pembimbing
akademik.
6. Para Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan
seluruh Civitas Akademika yang telah memberikan
sumbangan wawasan dan keilmuan dan membimbing saya
selama mengikuti perkulian di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
7. Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, terimakasih telah membantu saya dalam memberikan
referensi buku, jurnal maupun skripsi.
v
8. Kedua orang tuaku yang tercinta, yang tidak pernah henti
memberikan dukungan, kasih sayang dan cinta yang tak
pernah padam. Tidak pernah bosan untuk memberikan
semangat kepada penulis. Kata-kata tidak akan pernah bisa
mengambarkan rasa sayang dan terimakasih penulis, tidak
sanggup pula penulis membalas kebaikan dari kedua orang
tuaku yang sangat kucinta. Terima kasih yang istimewa untuk
ibu tercinta yang selalu membimbing menjadi pribadi yang
lebih baik hingga akhir hayatnya.
9. Kepada Kakakku dan keluarga, Mahmud Yunus dan
Kusmiyati yang terus mendukung adiknya agar tetap berjuang
dan semangat untuk menuntut ilmu di tanah rantau.
10. Kepada adikku tercinta Teguh Mulya Sandi yang terus
memotivasi penulis agar segera lulus dan bisa mengabdi di
tanah kelahiran
11. Kepada penghuni Kostan Mujahidah, Hikmawati, Indah
Permatasari Zuhdi, Nur Azizah, Rohmatul Hikmah, dan Suci
Indah yang selalu mendukung dan sama-sama berjuang untuk
menyelesaikan skripsi ini.
12. Kepada sahabat yang sedang berjuang di jalan Allah SWT
yaitu Miftahul Jannah Arha, Baniyatul Husna, Alfiani
Mufida, Nining, Nana, Shefira Salsabila, Fatimah Azzahra,
Cahayatunnisa, Hani Hidayatunnajah, Indah Permatasari
Zuhdi dan yang selalu memotivasi penulis untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini.
13. Kepada teman seperjuangan Kesejahteraan Sosial 2014 yang
selalu menemani dan memberikan dukungan kepada penulis.
vi
14. Kepada teman Lembaga Dakwah Kampus Syahid Khususnya
Forkat An-Naml yang selalu mendukung dan memberikan
semangat untuk segera menyelesaikan skripsi bersama-sama.
15. Kepada teman-teman penerima beasiswa BIDIKMISI 2014
yang selalu berjuang dari semester awal hingga sekarang
16. Kepada seluruh pihak Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Dharma Bekasi
17. Opa dan Oma yang tergabung dalam program Elderly Day
Care Service di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma
Bekasi.
18. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan baik
moril maupun materil sehingga penulis bisa menyelesaikan
skripsi ini.
Demikianlah skripsi ini peneliti persembahkan, penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khusunya dan
semua pembaca pada umumnya.
Ciputat, 19 Agustus 2018
Yulianti
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................. i
PERNYATAAN.................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................ x
DAFTAR DIAGRAM ......................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xii
DAFTAR BAGAN ............................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 7
C. Batasan Masalah ........................................................................ 8
D. Rumusan Masalah ...................................................................... 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 8
F. Tinjauan Kajian Terdahulu ........................................................ 9
G. Metodologi Penelitian .............................................................. 11
H. Sistematika Penulisan .............................................................. 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................. 21
A. Landasan Teori ......................................................................... 21
1. Dampak Program ..................................................................... 21
a. Pengertian Dampak .............................................................. 21
b. Pengertian Program .............................................................. 23
2. Elderly Day Care Service ........................................................ 24
a. Pengertian Elderly Day Care Service .................................. 24
b. Manfaat Elderly Day Care Service ...................................... 26
c. Tujuan Elderly Day Care Service ........................................ 26
3. Konsep Lanjut Usia .................................................................. 27
viii
a. Definisi Lanjut Usia ............................................................. 27
b. Teori Proses Menua ............................................................. 29
c. Permasalahan Lanjut Usia .................................................... 32
d. Kebutuhan Lanjut Usia ........................................................ 35
4. Kesejahteraan Sosial Lansia..................................................... 39
B. Kajian Pustaka ......................................................................... 45
C. Kerangka Berpikir .................................................................... 47
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA ................................... 51
A. Latar Belakang Lembaga ......................................................... 51
B. Visi, Misi, Motto dan Maklumat .............................................. 52
C. Sasaran ..................................................................................... 52
D. Tenaga Pelayanan .................................................................... 53
E. Stukrtur Organisasi .................................................................. 54
F. Sarana dan Pra sarana .............................................................. 54
G. Program Pelayanan PSTW Budi Dharma Bekasi .................... 55
H. Proses penerimaan WBS .......................................................... 60
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ............................. 65
A. Proses Pelaksanaan Program Elderly Day Care Service .......... 68
1. Proses Sosialisasi Program Elderly Day Care Service ........ 68
2. Jumlah Klien Program Elderly Day Care Service ............... 69
3. Kegiatan Pelayanan .............................................................. 73
B.Dampak Program Elderly Day Care Service................................ 81
C.Dampak Program Elderly Day Care Service terhadap Kesejateraan
Sosial Lansia .................................................................................... 85
BAB V PEMBAHASAN/ANALISA ............................................... 109
A. Dampak Program Elderly Day Care Service ......................... 114
B. Diskusi: Lansia Sejahtera Perspektif Pekerja Sosial .............. 124
BAB VI PENUTUP .......................................................................... 129
A. KESIMPULAN ...................................................................... 129
ix
B. SARAN .................................................................................. 131
C. IMPLIKASI ........................................................................... 131
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pedoman Wawancara 14
Tabel 4.1. Kegiatan Program Elderly Day Care Service 73
Tabel 4.2 Data Informan 82
Tabel4.3 Perubahan Lansia setelah mengikuti program 108
xi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Jumlah Peserta Elderly Day Care Service
berdasarkan Jenis Kelamin 70
Diagram 4.2 Jumlah Peserta Elderly Day Care Service
berdasarkan Tingkat Pendidikan 71
Diagram 4.3 Jumlah Peserta Elderly Day Care Service
berdasarkan Agama 71
Diagram 4.4 Jumlah Peserta Elderly Day Care Service
berdasarkan Usia 72
Diagram 4.5 Jumlah Peserta Elderly Day Care Service
berdasarkan tahun masuk 72
Diagram 4.6. Minat Peserta terhadap kegiatan Elderly Day Care
Service 81
Diagram 4.7. Jenis Penyakit Pada Lansia Peserta Elderly Day
Care Service 83
Diagram 4.8. Permasalahan Lansia Sebelum Mengikuti Program
Elderly Day Care Service 83
Diagram 4.9. Respon Peserta Lansia terhadap program Elderly
Day Care Service 84
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Kegiatan senam 57
Gambar 3.2. Cek Kesehatan 57
Gambar 3.3. Persiapan kegiatan dan hasil handy craft 57
Gambar 3.4. Kegiatan kesenian, bernyanyi dan berjoged 57
Gambar 4.1. Cek tensi darah dilakukan oleh perawat 77
Gambar 4.2. Kegiatan Bimbingan Fisik 77
Gambar 4.3. Kegiatan Munggahan 78
Gambar 4.5. Kegiatan Hiburan 78
Gambar 4.6. Kegiatan peringatan hari kartini 79
Gambar 4.7. Kegiatan Peringatan hari 17 Agustus 80
Gambar 4.8 Transaksi jual beli 85
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian 50
Bagan 3.1 Struktur Organsiasi Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Dharma Bekasi 54
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Foto Penlitian
Lampiran 2 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 3 Surat Izin Peneltian
Lampiran 4 Pedoman Wawancara
Lampiran 5 Transkip Wawancara
Lampiran 6 Hasil Observasi
Lampiran 7 Data Klien
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mendengar kata day care pasti semua orang mengenal kata
tersebut adalah kata lain dari penitipan anak meskipun tidak ada
unsur kata anak. Namun di sisi lain day care tidak hanya
ditujukan untuk anak-anak. Pada saat ini day care juga
diperuntukan untuk para lansia. Lansia yang menggunakan
program day care biasanya mereka mengisi waktu luang agar
mereka tetap produktif walaupun di usia lanjut.
Kehadiran program Elderly Day Care Service diakibatkan
oleh pertumbuhan lansia di Indonesia. Karena dengan
perumbuhan lansia yang sangat meningkat dituntut untuk lebih
memperhatikan perawatan dan kesejahteraan dari lansia.
Hadirnya Elderly Day Care Service sebagai suatu upaya
pemerintah memperhatikan perawatan dan skesejahteraan lansia.
Meningkatnya pertumbuhan lansia dibuktikan dengan hasil
sensus pada 2014(Badan Pusat Statistik 2014) menjelaskan
bahwa jumlah lansia di Indonesia mencapai 20,24 juta jiwa,
setara dengan 8,03 persen dari seluruh penduduk Indonesia tahun
2014. Jumlah lansia perempuan lebih besar daripada laki-laki,
yaitu 10,77 juta lansia perempuan dibandingkan 9,47 juta lansia
laki-laki.
Mengutip dalam laman internet dari rehabilitasi
sosial(http://rehsos.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=artic
le&sid=1834) diakses pada 25 Januari 2018 pukul 12.50 Day care
2
merupakan salah satu bentuk pelayanan sosial melalui Panti
Penitipan Lanjut Usia, fokus pelayanan dari program day care
adalah pelayanan sosial berupa : pemberian bantuan pangan,
kebersihan, perawatan kesehatan, pendampingan, rekreasi,
konseling dan rujukan.
Kehadiran Day Care merupakan salah satu upaya yang
dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan
lanjut usia. Sebagaimana telah dijelaskan dalam UU No 13 Tahun
1998 tentang Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia berdasarkan hak
dan kewajiban para lanjut usia mempunyai hak yang sama dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai bentuk
penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia diberikan hak
untuk meningkatkkan kesejahteraan sosial yang meliputi
beberapa hal yaitu pelayanan keagamaan dan mental spiritual,
pelayanan kesehatan, pelayanan kesempatan kerja, pelayanan
pendidikan, kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana dan
prasarana umum, kemudahan dalam layanan dan bantuan huku,
perlindungan sosial, dan bantuan sosial.
Pelayanan Day Care sebagai upaya peningkatan
kesejahteraan sosial lansia diarahkan agar lanjut usia tetap dapat
diberdayakan sehingga lanjut usia bisa berperan dalam kegiatan
pembangunan dengan syarat harus memperhatikan fungsi,
pengtahuan, keahlian dan kondisi fisik yang dimiliki. Selain itu,
dijelaskan dalam buku pedoman pelayanan terhadap lansia Day
Care sebagai alternative pelayanan yang tepat dalam
mempertahankan dan mengembangkan keberfungsian sosial
3
lanjut usia serta merespon kebutuhan dan permasalahan sosial
lanjut usia.
Program Elderly Day Care Service hadir juga untuk
membantu para lanjut usia untuk memberdayakan diri mereka
sesuai dengan potensi dan keterampilan yang dimiliki. Karena
perlu kita ketahui bahwa kelompok penduduk lanjut usia sering
mendapatkan stigma negatif dari masyarakat diantaranya, lanjut
usia adalah orang yang tidak mampu menghasilkan apa-apa atu
tidak produktif lagi. Salah satu keberhasilan bagi lanjut usia agar
tetap aktif dan bahagia di usia senja adaah dengan cara
pemanfaatan potensi yang dimiliki sebaik-baiknya.
Pelayanan terhadap lansia bukan hanya peran dan tanggung
jawab pemerintah melainkan keluarga juga mempunyai peran
penting dalam memberikan pelayanan kepada lansia sebagai
lembaga awal atau primer. Karena peran keluarga sangat penting
di sini dalam melakukan pelayanan dan tanggung jawab yaitu
merawat dan membantu lansia menjangkau sumber-sumber
langka untuk memenuhi kehidupannya. Selain itu ketika lansia
mendapatkan pelayanan dari keluarganya sendiri, lansia akan
mendapatkan sentuhan dan dukungan dari keluarga untuk
melanjutkan hidupnya (Santrock 2011,223).
Tugas berharga dan mulia yang dapat diberikan oleh anak-
anak yang telah dewasa adalah mengordinasikan dan memonitor
layanan-layanan untuk orang tua lanjut usia yang sudah menurun
kemapuannya. Hal ini dapat meliputi menyediakan perawatan di
rumah dan memonitor kualitasnya, memberikan pelayanan medis,
mengatur bantuan umum, dan menangani hal keuangan.
4
Dalam Islam menghormati dan berbakti kepada orang tua
adalah sebuah kewajiban seorang anak. Ini dibuktikan dengan
ayat Al-Quran pada surat Al-Isra ayat 23 -24 yang berbunyi
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada
ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di
antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut
dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah
kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
Perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap
mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:
"Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Q.S Al-Isra:23-
24)
5
Sangat jelas Allah memerintahkan seorang anak agar bisa
berbakti kepada orang tua dan jangan pernah kita menentang apa
yang orang tua perintahkan kepada anaknya. Selanjutnya
dijelaskan dalam (Suardiman 2011,33) bahwa orang tua lebih
tinggi kedudukannya daripada anak, sehingga anak sudah
seharusnya menghormati orang tua.
Program Elderly Day Care Service telah lahir di beberapa
negara sebelum negara Indonesia memiliki program tersebut.
Contohnya Israel, di negara tersebut ternyata pemerintah sudah
melaksanakan program tersebut untuk membantu pelayanan
terhadap lansia. Dalam penelitian di Israel (Esther Iecovich dan
Sara Carmel 2011, 443) menyebutkan bahwa pusat Elderly Day
Care Service mewakili layanan perawatan jangka panjang
berbasis masyarakat diperuntukan untuk orang lansia yang lemah.
Jenis layanan ini bertujuan untuk mempertahankan dan
melestarikan fungsi lansia yang lemah, yang memungkinkan
mereka untuk memenuhi beberapa kebutuhan perawatan jangka
panjang. Hal ini diyakini bahwa kehadiran Elderly Day Care
Service dapat meningkatkan kualitas hidup lansia. Kualitas hidup
antara orang-orang lansia adalah telah menjadi fokus utama bagi
penelitian dan pelaksana kebijakan sosial.
Sedangkan dalam penelitian yang berjudul Positive
Outcomes and Adult Day Care yang diteliti oleh (Judith A.
DePalma 2003, 342) menjelaskan bahwa Elderly Day Care
service berfungsi untuk orang tua yang tidak mampu tinggal di
rumah sendiri atau yang teriisolasi namun ingin tetap sebagai
orang tua yang mandiri. Karena pusat-pusat penitipan lansa
6
tersebut memungkinkan lansia untuk berinteraksi dengan
kelompok sebaya yang dapat membantu lansia berinteraksi sosial
dengan masyarakat dan lingkungan sosial. Selain itu, di dalam
program, Elderly Day Care service banyak memuat kebutuhan
yang memang dibutuhkan oleh lansia. Seperti, kesehatan,
keterampilan, dan interaksi sosial lansia dengan teman
sebayanya.
Pembahasan di atas sudah cukup untuk menggambarkan
program Elderly Day Care Service. Hal menarik untuk
melakukan penelitian mengenai program Elderly Day Care
Service adalah program tersebut adalah program baru yang
diperkenalkan dan dilaksanakan pemerintah untuk meningkatkan
kesejahteraan sosial lansia. Selain itu, program Elderly Day Care
Service tidak menghilangkan peran keluarga dalam merawat
lanjut usia. Alasan lain untuk melakukan penelitian ini yaitu
peneliti ingin bisa memperkenalkan program Elderly Day Care
Service ke seluruh penjuru Indonesia karena program tersebut
belum terkenal di Indonesia (Judith A. DePalma 2003, 343).
Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Dharma Bekasi. Hal menarik dari tempat penelitian ini
karena lembaga tersebut adalah lembaga pertama yang
melaksanakan uci coba pelaksanaan program Elderly Day Care
Service. Uji coba pelakasanaan pelayanan day care pada lansia
ini diselanggarakan pada tahun 2005 di 3 lokasi yaitu PSTW
Budi Dharma Bekasi, PSTW Puspa Karma Nusa Tenggara Barat
dan Karang Werdha Yudistira Sidoarjo Jawa Timur. Sampai
tahun 2014 jumlah lokaasi penyelenggaraan pelayanan harian
7
lanjut usia atau day care telah mencapai 26 lokasi di 23 provinsi
di Indonesia. Karena Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma
Bekasi sudah melaksanakan program Elderly Day Care Service
cukup lama, dihrapkan program tersebut sudah dirasakan
manfaatnya oleh klien yang menggunakan program tersebut.
Hasil dari penelitian terdahulu yang menjelaskan
mengenai evaluasi program Elderly Day Care Service
menjelaskan bahwa seharusnya sebuah program dalam suatu
lembaga harus mempunyai parameter keberhasilan yang ingin
dicapai. Maka dari itu, peneliti ingin menunjukan bahwa
program Elderly Day Care Service ini mempunyai manfaat dalam
kesejahteraan sosial lansia. Adapun aspek utama yang ingin
dilihat dari penelitian ini yaitu aspek biopsikososial dan
keberfungsian lansia sesuai dengan tujuan dari program Elderly
Day Care Service. Maka dari itu peneliti melakukan penelitan
dengan judul ―Dampak Program Elderly Day Care Service
terhadap Kesejahteraan Lansia (Studi Kasus di Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan
bisa di peneliti identifikasi masalah apa saja yang ada penelitian
ini yaitu:
1. Program Elderly Day Care Service hadir karena
pertumbuhan lanjut usia yang sangat meningkat dan
membutuhkan pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia
2. Program Elderly Day Care Service hadir sebagai
alternative peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia
8
sehingga diharapan bisa mempertahanakan dan
mengembangkan potensi diri dan pemberdayaan lanjut
usia.
C. Batasan Masalah
Banyak hal yang dapat diteliti mengenai program pelayanan
day care bagi lansia namun dalam penelitian ini peneliti
membatasi permasalahan pada dampak program Elderly Day
Care Service terhadap kesejahteraan lansia.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut
1. Bagaimanakah dampak program Elderly Day Care
Service terhadap kesejahteraan lansia pada aspek
biopsikososial dan potensi diri lanjut usia?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian
tersebut memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui dampak program Elderly Day
Care Service terhadap kesejahteraan sosial pada
aspek biopsikososial dan potensi diri lansia
2. Manfaat Penelitian
a. Segi Akademis
Manfaat penelitian dari segi akademis yaitu:
1) Penelitian ini dapat menambah wawasan
penulis berkaitan dengan teori, konsep dan
metodologi penelitian.
9
2) Penelitian ini dapat menambah sumbangan
pengetahuan mengenai pelakasanaan
program Elderly Day Care Service.
b. Segi Praktis
Manfaat penelitian dari segi praktis yaitu:
1) Untuk bahan masukan bagi instansi atau
lembaga yang fokus menyelenggarakan
program Elderly Day Care Service.
2) Untuk bahan memperbaiki kualitas
pelayanan program Elderly Day Care
Service.
F. Tinjauan Kajian Terdahulu
1. Tesis Ayu Diah Amalia (2012) Mahasiswa pasca sarjana
Univeritas Indonesia yang berjudul ―Evaluasi Proses
Pelaksanaan Program Elderly Day Care Services tahun
2012 di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi
Timur‖. Dalam penelitian ini, peneliti ingin
mendeskripsikan proses pelaksanaan program Elderly
Day care Service dan melihat kepuasan klien sebagai
feedback terhadap program tersebut. (Amalia 2012).
Persamaan penelitiam ini dengan penelitian peneliti
adalah melihat feedback atau dampak dari program
tersebut. Jika penelitian tersebut menjelaskan keseluruhan
feedback yang didapatkan klien. Sedangkan penelitian
peneliti lebih spesifik yaitu tentang kesejahteraan lansia.
2. Research Column Judith A. DePalma, PhD, RN yang
berjudul “Positive Outcomes and Adult Day Care”
10
menjelaskan bahwa Elderly Day Care service berfungsi
untuk orang tua yang tidak mampu tinggal di rumah
sendiri atau yang teriisolasi namun ingin tetap sebagai
orang yang mandiri. Dalam penelitian yang akan peneliti
ajukan juga ingin melihat bahwa Elderly Day Care
Service bisa membantu lansia yang tidak mampu tinggal
sendiri dan ingin hidup mandiri dengan mempunyai
keahlian atau keterampilan.
3. Jurnal Internasional Clement I. Imhabekhai Department of
Adult Education, University of Benin, Benin City, Edo
State, Nigeria (2003) yang berjudul “Educational and
Social Welfare Programs For Olderpopulations in
Nigeria‖ penelitian ini menjelaskan bahwa sangat penting
program kesejahteraan sosial di bidang pendidikan untuk
lansia. Karena lansia sendiri membutuhkan sebuah
pendampingan pendidikan untuk mengembangkan potensi
lansia itu sendiri. (Imhabekhai 2003). Persamaan dengan
penelitian tersebut terdapat pada aspek kesejahteraan
sosial lansia melalui pendidikan. Pada penelitian peneliti
akan dijelaskan hasil program Elderly Day Care Service
pada kesejahteraan sosial lansia di aspek pendidikan dan
keterampilan
4. Jurnal Internasional Ester Lecovich and Sara Carmel
Departement of Sociology of Health and Gerontology,
Ber Gunion University of the Negev Beer-Sheva, Israel
(2011) yang berjudul ―Differences Between User and
Nonusers of Day Care Centre Among Frail Older People
11
Person in Israel” penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui karekateristik lansia yang menggunakan dan
tidak menggunkan program Elderrly Day Care Service di
Israel dengan menggunakan 333 responden dan 81
diantaranya menggunakan program Elderrly Day Care
Service di Israel. Persamaan dalam penelitian ini peneliti
ingin mengetahu karakteristik lansia yang menggunakan
program Elderly Day Care Service.
5. Jurnal Internasional Elen L Brown Florida International
University 2014 yang berjudul “ Use of Adult Day Care
Service Centres in a Ethinaclly Diverse Sample of Older
Adult” pada penelitian ini berfokus pada kebutuhan lansia
pada program Elderly Day Care Service dan tidak adanya
diskriminasi pada semua golongan yang menggunakan
program Elderly Day Care Service. Sedangkan persamaan
dalam penelitian ini adalah berfokus pada kebutuhan
lansia yang menggunakan program Elderly Day Care
Service.
G. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode
kualitatif. ―Bogdan dan Taylor yang dikutip Lexy J. Moleong
mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.‖(Moleong
2007, 4).
12
Sedangkan penulis lain seperti ― Denzin dan Lincoln 1987
menyatakan bahwa sebuah penelitian kualitatif adalah penelitian
yang menggunakan latar belakang alamiah, dengan maksud
menafsirkan fenomena-fenomena yang terjadi dan dilakukan
dengan jalan melibatkan berbagai metode yang (Moleong 2007,4)
Dengan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif
penulis mengharapkan dalam penilitian ini bisa menjawab dengan
rinci dan jelas apa yang diinginkan dalam penelitian ini.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah ―Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Dharma Bekasi‖ Sedangkan objek penelitiannya adalah
hanya fokus pada ―dampak program Elderly Day Care Service di
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi‖
3. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang didapatkan penulis langsung
pada sasaran penelitian yaitu pada pengelola program dan
pengguna program Elderly Day Care Service. Data yang penulis
dapatkan adalah dengan cara melakukan observasi pada program
tersebut dan wawancara kepada sasaran penelitian.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan penulis dari
sumber-sumber pendukung penelitian seperti dokumen, jurnal
dan buku yang menunjang penelitian penulis.
4. Waktu dan Tempat Penelitian
Peneltian ini dilakukan di Panti Soaial Tresna Werdha
Budi Dharma Bekasi pada bulan Maret-Mei 2018.
13
5. Teknik Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah suatu aspek dalam penelitian,
karena dari pengumpulan data peneliti bisa menemukan hasil
yang diinginkan dalam penelitian. Dalam pengumpulan data,
peneiliti harus bisa menentukan sampel dalam penelitian untuk
mendukung penelitian yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini, untuk menentukan objek atau
pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik purposive
sampling. Purposive sampling adalah suatu teknik pengambilan
data dengan pertimbangan tertentu dan kriteria tertentu.
Purposive sampling mempunyai pengertian yaitu pemilihan
sekelompok sampel didasarkan atas ciri-ciri atau sifat populasi
yang sudah diketahui sebelumnya (Hamidi 2010,89)
Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah lansia
yang menggunakan program Elderly Day care Service yang
berusia 60-70 tahun.
Setelah penentuan sampel, peneliti melakukan teknik
pengumpulan data dalam melakukan penelitiannya. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan 3 teknik unutuk
mengumpulkan data secara menyeluruh. Adapun teknik yang
akan dilakukan yaitu.
c. Teknik Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dan informan (Hamidi 2010,186).
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh
peneliti dengan seseorang yang terkait dengan permasalahan
14
peneliti. Maksud melakukan wawancara, seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba (1985:266), antara lain: mengkonstruksi
mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi,
tuntutan, kepedulian dan lain-lain.
Dalam penelitian ini nantinya, peneliti akan melakukan
wawancara kepada beberapa pihak guna mengetahui pelaksanaan
pelayanan Elderly Day Care Service mengetahui standar-standar
pelaksanaan Elderly Day Care Service mengetahui respon lansia
dan keluarga lansia penerima layanan day care lansia di PSTW
Budi Dharma Bekasi.
Adapun pedoman wawancara dalam peneltian ini yaitu.
Tabel. 1.1 Pedoman Wawancara
No Narasumber Informasi yang
dibutuhkan
1 Kepala bagian
Rehabilitasi sosial di
PSTW Budi Dharma
Bekasi
Wawacara ke bagian
Rehabilitasi Sosial
untuk mengetahui
pelayanan sosial apa
saja yang diberikan ke
klien yang
menggunakan program
Elderly Day Care
Service. selain itu untuk
melihat perkembangan
program tersebut
15
2 Pekerja sosial PSTW
Budi Dharma Bekasi
Wawancara ke pekerja
sosial di panti, peneliti
ingi mengetahui
pendekatan apa yang
dilakukan pekerja sosial
ke klien yang
menggunakan program
Elderly Day Care
Service
3 Pengasuh atau
pelaksana harian di
PSTW Budi Dharma
Bekasi
Wawancara ke
pengasuh atau perawat,
untuk mengetahui
perawatan apa yang
dilakukan oleh perawat.
Apakah sudah
memenuhi standar
modul pendampingan
yang dikeluarkan oleh
Kementrian Sosial
Republik Indonesia.
4 10 lansia yang
menggunakan jasa
pelayanan day care
lansia di PSTW Budi
Dharma Bekasi.
Wawancara kepada
klien untuk mengetahui
apa saja perubahan
yang dirasakan klien
setelah ikut serta dalam
16
program Elderly Day
Care Service.
d. Teknik Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian
manusia dengan menggunakan panca indera mata sebagai alat
utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, hidung,
mulut dan kulit karena itu observasi adalah kemampuan
seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil
kerja pancaindera mata serta dibantu dengan pancaindera
lainnya. Dari pemahaman tersebut dapat diketahui bahwa
teknik pengumpulan data dengan cara observasi ini adaah
metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun
data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan (Bungin
2007,118)/
Dalam penelitian menggunakan teknik observasi, peneliti
pemeran serta sebagai pengamat. Peranan peneliti sebagai
pengamat dalam hal ini tidak sepennuhnya sebagai pemeran
serta tetapi melakukan fungsi pengamatan. Maka dari itu,
peneliti akan ikut serta dalam setiap kegiatan yang berhubungan
dengan Elderly Day care Service di Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Dharma Bekasi.
e. Studi dokumentasi
Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan
oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan
17
topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Penghimpunan
informasi tersebut dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan
penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi,
peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan,
ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun
elektronik lain (Moleong 2007,174).
Dalam penelitian ini nantinya, peneliti akan melakukan
studi kepustakaan guna menggali informasi terkait program
pelayanan day care di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma
Bekasi.
6. Teknik Analisis Data
Dari beberapa teknik analisis data dalam penelitian
kualitatif penulis dalam penelitian tersebut menggunakan teknis
analisis data Miles dan Huberman. Dalam teknis ini mereka
menegaskan bahwa penelitian kualitatif dilakukan secara siklus
melalui 3 tahap. Adapun tiga tahap dalam teknis ini yaitu
kodifikasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan(Afrizal
2014,178-180).
Tahap kodifikasi data merupakan tahap pengkodingan
data. Hal yang dimaksud dengan pengkodingan data adalah
peneliti memberikan nama atau penamaan terhadap hasil
penelitian. Cara melakukan tahap ini adala penulis menulis ulang
catatan-catatan lapangan hasil dari observasi, wawancara dan
dokumentasi. Setelah itu melakukan pemilihan informasi yang
penting dengan cara memberikan tanda pada setiap informasi
yang telah dipilih. Kemudian peneliti menginterpretasikan
18
infromasi yang telah dipilih. Setelah itu peneliti mencari kaitan
antara kode dan memasukannya ke dalam satu kategori atau tema.
Tahap penyajian data adalah sebuah tahapan analisis
dimana peneliti menyajikan temuan penelitian berupa kategori
atau pengelompokan. Biasanya disajikan dalam bentuk diagram
atau matriks.
Tahap penarikan kesimpulan adalah suatu tahap lanjutan
dimana pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan dari temuan
data. Tahap ini adalah intreprtasi peneliti atas temuan dari suatu
wawancara atau sebuah dokumen. Setelah kesimpulan
didapatkan, peneliti kemudian mengecek kembali keabsahan
interpretasi dengan cara mengecek ulang proses koding dan
penyajian data untuk memastikan tidak ada kesahalan yang telah
dilakukan.
H. Sistematika Penulisan
1. BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdapat latar belakang masalah,
identifikasi masalah, batasan masalah, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi penelitian (paradigma penelitian,
metode penelitian, subjek dan objek penelitian,
teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan
tinjauan pustaka), dan sistematika penelitian.
19
2. BAB II KERANGKA TEORI
Dalam bab ini berisikan tentang tinjauan umum
tentang pengertian implementasi program atau
kebijakan. Kemudian juga menjelaskan bagaimana
tinjauan kesejahteraan sosial lansia pada program
Elderly Day Care Service.
3. BAB III GAMBARAN UMUM : Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi
Pada bab ini akan membahas mengenai gambaran
umum dan profil lembaga dari Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Dharma Bekasi. Pada bab ini
peneliti ingin mengetahui program apa saja yang
ada di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma
Bekasi.
4. BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
Dalam bab ini membahas konsep secara deskriptif
mengenai Kesejahteraan Sosial Lansia yang
mengikuti program Elderly Day Care Service di
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi.
5. BAB V PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi uraian yang mengaitkan latar
belakang, teori, dan rumusan teori baru dari
penelitian yang telah dilakukan.
6. BAB VI PENUTUP
Peneliti mengakhiri skripsi ini dengan
memberikan kesimpulan yang berfungsi
memberikan jawaban umum atas pertanyaan yang
20
terdapat pada BAB I, serta diikuti saran dari
peneliti
21
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Dampak Program
a. Pengertian Dampak
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/dampak) diakses pada 14
Februari 2018 pukul 10.42 WIB menjelaskan bahwa dampak
diartikan sebagai benturan, pengaruh yang kuat dan
mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Sedangkan
menurut Sumawarto menjelaskan dampak adalah sebuah
perubahan yang terjadi pada manusia terjadi sebagai akibat dari
aktivitas yang dilakukan manusia (Sumarwoto 2005,38).
Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dampak
adalah perubahan yang terjadi karena adanya pengaruh atau
sebagai akibat dari aktivitas yang dilakukan manusia. Dampak
yang dihasilkan dari perubahan tersebut bisa berupa dampak
positif atau negatif.
Dampak bisa digunakan untuk menilai perubahan positif
atau yang dikaitkan dengan intervensi yang telah dilakukan oleh
pengguna baik yang sengaja maupun tidak sengaja. Evaluasi
dampak dalam sebuah program dilakukan untuk menjawab
pertanyaan : bagaimana hasil seperti kesejahteraan klien yang
telah melakukan intervensi yang ada? Evaluasi juga bisa
dikatakan untuk menjawab pertanyaan sebab-akibat. Dengan kata
22
lain mereka mencari hasil perubahan ketika sudah mengikuti
program tertentu(White.H 2006,3).
Ada lima prinsip utama yang harus diperhatikan ketika
peneliti menilai dampak dari sebuah program. Adapun lima
prinsip utama yang dijelaskan oleh (Gertler dkk. 2011) :
1) Pembaur
Pada prinsip ini diberikan penjelasan alternatif hubungan
yang diamati (mungkin palsu) antara pelayanan dan hasil
pada program yang sedang dijalankan.
2) Bias seleksi
Pada prinsip ini hanya menganalisis kasus yang khusus
dalam prinsip pembaur. Pada prinsip ini klien yang
dianalisis tidak diambil secara acak, klien harus benar-
benar mengikuti program pelayanan agar dalam proses
analisis program tersebut tidak terjadi bias atau
kesalahan.
3) Spillover
Prinsip ini disebut sebagai penularan dalam kasus
evaluasi, artinya ketika kita menganalisis atau
mengevaluasi dampak program hadirkan satu pembanding
untuk melihat perbedaan dari program yang sudah
dijalankan.
4) Kontaminasi
Pada prinsip ini terjadi ketika peneliti menganalisis klien
terhadap program yang sedang dijalankan memiliki akses
pelayanan di luar program yang bisa mempengaruhi hasil
yang diinginkan.
23
5) Heterogenitas Dampak
Prinsip mengacu pada perbedaan dampak yang
disebabkan oleh jenis dan konteks penerima. Evaluasi
dampak kualitas tinggi akan menilai sejauh mana
kelompok yang berbeda (misalnya, yang kurang
beruntung) mendapat manfaat dari intervensi serta
pengaruh potensial dari konteks pada dampak. Tingkat
bahwa hasil dapat digeneralisasikan akan menentukan
penerapan pelajaran yang dipelajari untuk intervensi
dalam konteks lain.
b. Pengertian Program
Program adalah unsur pertama yang harus ada demi
terciptanya suatu kegiatan. Di dalam program dibuat beberapa
aspek, disebutkan bahwa di dalam setiap program dijelaskan
mengenai tujuan kegiatan yang akan dicapai, kegiatan yang
diambil dalam mencapai tujuan, aturan yang harus dipegang dan
prosedur yang harus dilalui, perkiraan anggaran yang dibutuhkan
dan strategi pelaksanaan.
Menurut Gittinger dalam Soeharto 2005 mengatakan
bahwa ―program pada dasarnya adalah kumpulan kegiatan yang
dapat dihimpun dalam suatu kelompok yang sama secara mandiri
atau bersama-sama untuk mencapai tujuan dan sasaran yang
sama.. mengartikan program sebagai segala sesuatu yang dicoba
lakukan seseorang dengan harapan akan mendatangkan hasil atau
pengaruh (Suharto 2005,30).
Program adalah kegiatan atau aktivitas yang dirancang
untuk melaksanakan kebijakan dan dilaksanakan untuk waktu
24
yang tidak terbatas. Kebijakan bersifat umum dan untuk
meralisasikan kebijakan tersebut maka disusun berbagai jenis
program.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa program adalah suatu
kumpulan kegiatan yang disatukan dalam suatu kelompok atau
instansi untuk mengaharapkan hasil atau pengaruh terhadap
sasarannya sesuai dengan tujuan program tersebut.
2. Elderly Day Care Service
a. Pengertian Elderly Day Care Service
Kementrian Sosial RI mengembangkan program day care
services atau Program Pelayanan Harian Lanjut Usia (PHLU)
(Kementrian Sosia RI 2014,61). Pelayanan ini adalah suatu
model pelayanan dimana lansia datang ke lokasi pelaksanan
program yang dilaksanakan secara baik dalam batas waktu
tertentu. Batas waktu pelaksanan Pelayanan Harian Lanjut Usia
(PHLU) tidak lebih dari jam dan lansia tidak menginap agar
tidak memisahkan lansia dengan keluarga dan masyarakat.
Pelayanan Harian Lanjut Usia (PHLU) ini diharapkan
sebagai alternatif pelayanan yang tepat dalam mempertahankan
dan mengembangkan keberfungsian sosial lanjut usia serta
merespon kebutuhan dan permasalahan lanjut usia secara
memadai guna mewujudkan kesejahteraan sosial lanjut usia. Di
samping itu, program tersebut diharapkan dapat membantu
pemenuhan kebutuhan lanjut usia yang tidak dapat diberikan oleh
keluarganya.
Model pelayanan harian awalnya dikembangkan di panti-
panti sosial lanjut usia, karena dianggap bahwa pada umumnya
25
panti mempunyai sarana untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan
harian lanjut usia dan memperluas jangkauan pelayanan panti,
sekaligus agar masyarakat dapat mengetahui tentang aktivitas
yang ada didalam panti, dan penerima manfaat panti dengan
peserta PHLU dapat berinteraksi.
Namun setelah dilaksanakan uji coba ternyata
dimasyarakatpun dapat dikembangkan model PHLU.
Pelaksanaan PHLU telah diselenggarakan sejak tahun 2005 dan
sampai dengan saat ini berjalan dengan baik.
Pada umumnya, Elderly Day Care Service dirancang
untuk memberikan program-program sosial terapi dan beberapa
layanan kesehatan untuk orang dewasa dan tangguh untuk
perawat. Tujuan yang dimaksudkan dari Elderly Day Care
Service adalah untuk agar lansia lebih lama berada di rumah
mereka serta memelihara dan memulihkan fungsi kognitif dan
fisik lansia.
Elderly Day Care Service berfungsi untuk orang tua yang
tidak mampu tinggal di rumah sendiri atau yang teriisolasi
namun ingin tetap sebagai orang yang mandiri. Karena pusat-
pusat penitipan lansia tersebut memungkinkan untuk interaksi
dengan kelompok sebaya yang dapat membantu keluarga dalam
melakukan perawatan kepada lansia (Judith A. DePalma 2003,
323) Pengasuh keluarga mungkin merasa bersalah bahkan
mempertimbangkan sumber daya seperti itu. Dengan
mengeksplore dan mendiskusikan faktor-faktor yang tercantum
di atas, keluarga dan perawat mungkin dapat menerima hasil
26
positif yang mungkin dari sumber daya tersebut untuk semua
yang terlibat.
Perawat kesehatan rumah mungkin memainkan peran
penting dalam mempromosikan diskusi dari perspektif
kesejahteraan total unit keluarga. Penelitian lebih formal
diperlukan untuk menentukan siapa yang diuntungkan paling
banyak dari pusat hari dewasa dan apa yang masuk akal untuk
mengharapkan hasil yang positif bagi anggota keluarga yang
berpartisipasi di pusat dan anggota keluarga lainnya.
b. Manfaat Elderly Day Care Service
Sebagai alternatif pelayanan yang tepat dalam
mempertahankan dan mengembangkan keberfungsian sosial
lanjut usia serta merespon kebutuhan dan permasalahan lanjut
usia secara memadai guna mewujudkan kesejahteraan sosial
lanjut usia. Di samping itu, PHLU diharapkan dapat membantu
pemenuhan kebutuhan lanjut usia yang tidak dapat diberikan oleh
keluarganya.
c. Tujuan Elderly Day Care Service
Adapun tujuan dari program Elderly Day Care Service
yaitu, meningkatnya kemampuan lanjut usia untuk menyesuaikan
diri terhadap proses perubahan dirinya secara fisik, mental dan
sosial, terpenuhinya kebutuhan dan hak lanjut usia agar mampu
berperan dan berfungsi di masyarakat secara wajar. meningkatnya
peran serta keluarga dan masyarakat dalam pendampingan dan
perawatan di PHLU. terciptanya rasa aman, nyaman dan tentram
bagi lanjut usia, dengan tetap tinggal bersama keluarga dengan
tetap dapat mengikuti aktifitas di PHLU.
27
3. Konsep Lanjut Usia
a. Definisi Lanjut Usia
Lanjut Usia merupakan proses perubahan biologis atau
fisik secara terus menerus yang dialami oleh setiap manusia pada
semua tingkatan umur dan waktu (Suardiman 2011,12).
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup
seseorang. Masa ini dimulai dari umur 60 tahun sampai
meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat
fisik dan psikologis yang semakin menurun.
Proses menua lansia adalah proses alami yang disertai
adanya penurunan kondisi fisik, psikologis, ataupun sosial yang
salin berinteraksi satu sama lain. Menurut Hurlock (2002).
Secara umum orang lanjut usia dalam meneliti kehidupannya
dapat dikategorikan dalam dua macam sikap. Pertama, masa tua
akan diterima dengan wajar dengan kesadaran yang mendalam.
Kedua, manusia usia lanjut cenderung menolak datangnya masa
tua, tidak mau menerima realitas yang ada.(Marliani 2015,240)
Usia tua adalah periode penutup dalam rentang kehidupan
manusia yaitu suatu periode dimana seseorang yang telah ―
beranjak jauh ‖ dari periode dahulu yang lebih menyenangkan,
atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat. Bila
seseorang yang sudah beranjak jauh dari periode hidupnya
terdahulu, ia sering melihat masa lalunya dnegan penuh
penyesalan, dan cenderung ingin hidup pada masa sekarang
mencoba mengabaikan masa depan.
Perubahan fisiologis ini berpengaruh secara langsung atau
tidak langsung pada fungsi sosial yang juga perubahan peran
28
dalam statusnya di masayarakat. Misalnya, orang harus
mengundurkan diri dari jabatannya (pensiun), tidak lagi perkasa,
tidak bisa menjadi olahragawan dan sebagainya, perubahan yang
terjadi pada manusia usia lanjut sangat bervariasi dan individu.
Individu yang satu berbeda dari individu yang lain balik dalam
irama maupun intesitas gejalanya.
Menua adalah suatu keadaan yang terjadi dalam keidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak
permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah,
yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya
yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara
biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti
mengalami kemunduruan, misalnya kemunduran fisik yang
ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi
mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin
memburuk, gerakan lambat dan bentuk tubuh yang tidak
proposionalnya (Artinawati 2014,12).
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/
mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak
bertahan terhadap infeksi dan emperbaiki kerusakan yang
diderita.
29
b. Teori Proses Menua
1) Teori Biologis
a) Teori radikal bebas
Radikal bebas merupakan produk metabolisme seluler
bagian molekul dalam tubuh manusia yang sangat aktif. Molekul
ini memiliki muatan ekstraseluler kuat yang ingin meciptakan
reaksi dengan protein., mengubah bentuk dan sifatnya, molekul
ini juga dapat bereaksi dalam lipid yang berada dalam membrane
sel, mempengaruhi permeailitasnya atau dapat berikatan dengan
organ sel (Marliani 2015,13).
Teori ini menyatakan bahwa penuaan pada manusia
disebakan karena terjadinya kerusakan pada bagian tubuh
manusia akibat senyawa yang beroksidasi.
b) Teori Cross link
Teori cross link menyatakan bahwa penuaan terjadi
karena molekul kolagen dan elastin, komponen jaringan ikat,
membentuk senyawa yang lama meningkatkan rigiditas sel, cross
link diperkirakan akibat reaksi kimia yang menimbulkan senyawa
antara molekul-molekul yang normalnya terpisah (Marliani
2015,14).
Dalam teori ini juga dijelaskan bahwa lansia akan
mengalami perubahan bentuk fisiknya, seperti tanggalnya gigi
dan kulit mengalami kerutan.
c) Teori Imunilogi
Beberapa teori menyatakan bahwa penurunan atau
perubahan dalam keektifan sistem imun berperan dalam penuaan.
Mekanisme selular tidak teratur diperkirakan menyebakan
30
serangan pada jaringan tubuh autoagresi atau penurunan imun.
Dengan bertambahnya usia, kemampuan sistem imun untuk
menghancurkan bakteri, virus dan jamur melemah. Bahkan
sistem ini mungkin tidak memulai serangannya sehingga sel
mutase terbentuk beberapa kali. Maka dari itu semakin usia
bertambah fungsi sistem imun kehilangan keefektifan, penurunan
imun yang berhubungan dengan penurunan fungsi (Marliani
2015,14)
2) Teori Psikososial
a) Teori Disengagement
Teori yang dikemukakan oleh Cumming dan Henry pada
tahun 1961 berpendapat bahwa semakin tinggi usia manusia akan
diikuti secara berangsur-angsur oleh semakin mundurnya
interasksi sosial, fisik, dan emosi dengan kehidupan dunia (Siti
Partini Suardiman 2011,107) .
Usia lanjut yang mengundurkan diri pada interaksi sosial
dengan masyarakat adalah hal yang sangat normal karena usia
lanjut sudah tidak dapat memenuhi tuntutan dari masyarakat.
Teori ini menyatakan bahwa orang yang menua menarik
diri dari peran yang biasanya dan terikat pada diri sendiri. ada
empat dasar yang meliputi teori ini yaitu
Individu yang menua dan masyarakat secara bersama-
sama menarik diri
Disengagement adalah instrik dan tidak dapat dielakan
baik secara biologis dan psikologis
Disengagement dianggap perlu untuk keberhasilan
penuaan
31
Disengagement bermanfaat bagi lansia dan masyarakat.
b) Teori aktivitas
Teori aktivitas yang dikemukakan oleh Neugarten
menolak teori disengagement. Teori ini meenyatakan bahwa agar
usia lanjut berhasil maka usia lanjut harus seaktif mungkin bahwa
semakin tua seseorang akan semakin memelihara hubungan
sosial, fisik maupun emosionalnya (Suardiman 2011, 108).
Teori aktivitas tidak menyetujui teori disengagement dan
menegaskan bahwa kelanjutan aktivitas dewasa tengah sangat
penting untuk keberhasilan penuaan. Lemon et.al berpendapat
bahwa orang tua yang aktif secara sosial lebih cenderung
menyesuaikan diri terhadap penuaan yang baik.
Teori ini sangat mendukung para lanjut usia untuk aktif
dalam kegiatan sosial dan sebagainya.
c) Teori Kontinuitas
Teori ini dikemukakan oleh pakar gerontology yaitu Robert
Atchley (1989), yang berpendapat bahwa manusia perlu tetap
mempertahankan hubungan antara masa lalu dan masa kini
(Suardiman 2011,108).
Dalam hal ini, aktivitas adalah hal yang penting bukan
untuk dirinya sendiri melainkan untuk representasi yang
bersinambungan dari suatu gaya hidup. Bagi lanjut usia yang
sangat aktif dalam melakukan kegiatan itu akan sangat penting
untu kesinambungan tingkat aktivitas yang lebih tinggi. Karena
ada sebagian lanjut usia yang sangat senang jika mengikuti
aktivitas yang sama dengan apa yang dikerjakan di masa lalu.
32
c. Permasalahan Lanjut Usia
Penjelasan mengenai usia lanjut membantu kita untuk
mengklasifikasikan apa saja masalah dan kebutuhan lansia.
Adapun masalah yang terjadi pada lansia yaitu (Marliani
2015,243).
1) Masalah Ekonomi
Permasalahan lanjut usia sebagaimana manusia lainnya,
lansia juga membutuhkan untuk menunjang kehidupannya.
Kebutuhan yang diperlukan lansia berupa kebutuhan fisiologis
dasar, kasih sayang, dihargai dan mengatualisasikan diri. Dengan
datangnya masa pensiun, penghasilan juga berkurang,
penghargaan dan status juga mulai berkurang. Maka dari itu,
lansia mempunyai permasalahan dalam masalah ekonomi.
Usia lanjut ditandai dengan menurunnya produktivitas
kerja. Memasuki masa pensiun atau berhentinya pekerjaan utama.
Hal ini berakibat pada menurunnya pendapatan kemudian yang
terkait dengan pemenuhan kehidupan sehari-hari, seperti sandang,
pangan papan, kesehatan, rekreasi dan kebutuhan sosial. pada
sebagian usia lanjut, karena kondisinya yang tidak
memungkinkan, berarti masa tua tidak produktif lagi dan
berkurang bahkan tidak mempunyai penghasilan (Suardiman
2011,9).
Pada sisi lain, lanjut usia dihadapkan kepada berbagai
kebutuhan yang sangat meningkat, seperti kebutuhan akan
makanan yang bergizi dan seimbang, pemeriksaan kesehatan
33
secara rutin, perawatan bagi yang mempunyai penyakit menahun,
rekreasi dan kebutuhan sosial.
2) Masalah Sosial Budaya
Lansia juga mengalami perubahan pada aspek sosial
budaya yang menonjol seperti kurangnya kontak sosial dengan
anggota masyarakat di lingkungan rumahnya. Dalam hal tersebut
lansia akan lebih tertutup dalam menceritakan masalahnya
kepada keluarga atau orang lain apabi la masa lalulunya kurang
baik
Perubahan aspek sosial budaya yang menonjol dalam
kehidupan kaum lanjut usia adalah kurangnya kontak sosial
dengan anggota masyarakat. Berhentinya kelompok ini dari
pekerjaan formalnya sering menjadi penyebab utamanya. Pada
masalah ini biasnaya lansia kan lebih tertutup dalam
menceritakan masalah kepada orang lain apabila masa lalunya
tidak seindah yang mereka pikirkan.
Ketika lanjut usia kurang melakukan kontak sosial dengan
masyarakat akan mempengaruhi perubahan nilai sosial
masyarakat yang mengarah kepada tatanan masyarakat yang
bersifat individualistik, berpengaruh bagi para lanjut usia yang
kurag mendapat perhatian, sehingga sering tersisih dari
kehidupan masyarakat terlantar. Kurangya kontak sosial
mengakibatkan perasaan kesepian, dan murung (Suardiman
2011,12)
Untuk meminimalisir lanjut usia yang mengalami masalah
sosial seperti di atas perlu dibentuk kelompok –kelompok usia
lanjut yang memiliki kegiatan mempertemukan para anggotanya
34
agar kontak sosial berlangsung. Kontak sosial ini sangat berguna
untuk lanjut usia agar memiliki kesempatan untuk saling betukar
informasi, saling belajar dan becanda. Kontak sosial akan
mendatangkan perasaan senang yang tidak dapat dipenuhi bila ia
dalam keadaan sendirian.
3) Masalah Kesehatan
Pada usia lanjut terjadi kemunduran sel-sel karena proses
penuaan yang berakibat pada kelemahan organ, kemunduruan
fisik, timbulnya berbagai macam penyakit terutama penyakit
degenerative. Hal ini akan menimbulkan masalah kesehatan,
sosial, dan membebani perekonomian baik pada usia lanjut
maupun pemerintah karena masing-masing penyakit mem erlukan
dukungan dana atau biaya (Suardiman 2011,13)
Masa tua di tandai oleh penurunan fungsi fisik dan rentan
terhadap berbagai penyakit. Ini disebabkan oleh menurunnya
fungsi berbagai organ tubuh. Diperlukan pelayanan kesehatan
untuk meningkatnya derajat kesehtan dan mutu kehidupan usia
lanjut agar tercapai masa tua yang berguna dan bahagia dalam
kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan
keberadaannya.
Jenis penyait yang sedring diderita lansia pada umumnya
adalah kadivaskuler, muskuloselektaf, TBC, paru, bronchitis
asma dan gangguann pernafasan. Kemudian, permasalahan yang
muncul adalah bagaimana melakukan perawatan dan pelayannan
kesehatan maksimal dan penanganan biaya kesehatan. Karena
pelayanan kesehatan bagi para manula di Indonesia masih
kurang.
35
4) Masalah Psikologis
Masalah psikologis yang dihadapi oleh lanjut usia pada
umumnya meliputi kesepian, terasing dari lingkungan,
ketidakberdayaan, perasaan tidak berguna, kurang percaya diri,
ketergantungan keterlantaran, terutama bagu lanjut usia yang
miskin, post syndrome, dan sebagainya (Suardiman 2011,15).
Permasalahan selanjutnya yang terjadi pada lansia adalah
kurangnya perhatian dan dukungan dari lingkungan sosial hal
tersebut terjadi biasanya karena hilangnya jabatan atau
kedudukan mengakibatkan konflik atau guncangan. Berbagai
persoalan tersebut bersumber danri menurunnya fungsi-fungsi
fisik dan psikis sebagai akibat dari proses penuaan.
Aspek psikologis dapat menjadi faktor penyebab
sekaligus menjadi faktor akibat. Sebagai faktor penyebab, aspek
psikologis yang muncul mempengaruhi aspek-aspek lain secara
langsung. Adapun sebagai faktor akibat, aspek psikologis yang
sering muncul pada lansia, antara lain kesepian, keterasingan dari
lingkungan, ketidakberdayaan dan ketelantaran.
d. Kebutuhan Lanjut Usia
Terjadinya masalah-masalah tersebut karena adanya
kebutuhan-kebutuhan lansia yang tidak terpenuhi oleh keluarga
atau institusi yang melakukan perawatan kepada lansia. Adapun
kebutuhan dari lansia yaitu
1) Kebutuhan Ekonomi
Pada saat sudah mencapai usia tua, seseorang akan kurang
minatnya terhadap uang. Kesadaran tersebut sejalan dengan
bertambahnya usia. Karena saat lansia sudah tidak memiliki
36
pekerjaan otomatis lansia tidak ada pemasukan (Hurlock
2014,396).
Apabila pendapatan orang usia lanjut secara drastis
berkurang maka minat mencari uang tidak lagi berorientasi pada
apa yang ingin mereka beli tapi lebih berorientasi kepada
kebutuhan lansia agar mereka dapat mandiri.
2) Kebutuhan Fisik
Karena lansia mengalami periode kemunduran dalam
hidupnya, sehingga lansia mengalami perubahan-perubahan yang
signifikan termasuk kebutuhan fisik lansia. Agar mengantisipasi
perubahan tersebut, kita harus mengetahui kebutuhan fisik apa
yang dibutuhkan lansia. Adapun kebutuhan fisik pada lansia yaitu
(Hurlock 2014,430).
Suhu ruangan di rumah harus seimbang, karena lansia
sendiri tidak tahan terhadap suhu terlalu panas dan terlalu
dingin
Orang lanjut usia memerlukan jendela yang lebar agar
banyak cahaya yang masuk untuk mengimbangi
penglihatan lansia
Peralatan rumah tangga mereka harus didisain dengan
mengutamakan keselamatan dan kemerdekaan orang usia
lanjut dalam mempergunakannya.
Tersedia ruangan yang cukup luas untuk rekreasi dan
hiburan di dalam atau di luar rumah
Tingkat kegaduhan harus dikontrol, terutama di waktu
malam hari. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
37
mendesain kamar untuk tidur terletak dibagian yang sepi
dari rumah
Ruangan untuk duduk-duduk sebaiknya ada pada lantai
pertama agar dapat dihindari kemungkinan jatuh dari
tangga
Kebutuhan lainnya untuk menunjang fisik lanjut usia
diantaranya yaitu, aktivitas fisik dan nutrisi. Aktivitas fisik
berfungsi untuk menjaga kecepatan, stamina, kekuatan, dan daya
tahan. Selain itu aktivitas fisik bermanfaat untuk mengurangi
peluang cidera dengan menjadikan sendi dan otot lebih kuat serta
lebih lentur. Sedangkan nutrisi berfungsi untuk menurunkan
resiko penyakit yang dialami lansia (E.Papalia, Sally Wendkos
Old, dan Ruth Duskin Feldman 2011,866-867).
1) Kebutuhan Sosial
Bertambahnya usia mengakibatkan banyak orang yang
merasa menderita karena jumlah kegiatan sosial yang
dilakukannya semakin berkurang. Hal ini lazim diistilahkan
sebagai lepas dari kegiatan masayarakat (Social Disengagement),
yaitu proses pengunduran diri secara timbal balik pada masa
lanjut usia dari lingkungan sosial (Hurlock 2014,398).
Social Disengagement pada usia lanjut sering
diungkapkan dalam bentuk penyusutan sumber-sumber yang bisa
dimanfaatkann untuk melakukan kontak sosial dan menurunnya
partisipasi sosial. Namun, bagi sebagian besar orang lanjut usia
kejadian ini merupakan perubahan besar dalam pola kehidupan
sosialnya yang telah dibentuk dan dilakukan selama masa dewasa
dini.
38
Meskipun lansia menarik diri dari masyarakat, lansia tidak
menampikan untuk dapat mempunyai hubungan sosial atau
kontak sosial dengan masyarakat.
2) Kebutuhan Psikologis
Kebutuhan Psikologis merupakan kebutuhan yang akan
rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki, serta akan
rasa kasih sayang, dan kebutuhan akan aktualisasi diri,
Orang yang berusia lanjut biasannya mempunyai
kebutuhan yang bersifat pribadi. Adapun kebutuhan psikologis
pada lansia yaitu (Hurlock 2014,430)
Orang lanjut usia membutuhkan kasih sayang dari kerabat
dekat seperti keluarga dan sahabatnya untuk mengisi
kekosongan hari-harinya dan lansia menginginkan sering
berkomunikasi dengan kerabat dekatnya.
Orang usia lanjut usia sebaiknya tinggal dekat dengan
lingkungan keluarganya agar lansia mendapatkan
perawatan dan perhatian yang lebih.
Orang lanjut usia sebaiknya tinggal dekat dengan toko dan
organisasi masyarakat diharapkan lansia bebas dalam
menentukan waktu dan jenis kegiatan
Tersedia sarana hiburan dan rekreasi agar lansia tidak
merasakan bosan dalam melakukan kegiatannya.
3) Kebutuhan Spiritual
Seseorang telah mencapai tahapan usia lanjut menjadi
lebih tertarik pada kegaitan keagamaan karena hari kematiannya
semakin dekat, atau mereka tidak mampu, tetapi pada umumnya
mereka tidak harus tertarik pada kegiatan keagamaan karena
39
kegiatan tersebut dapat menciptakan minat baru atau merupakan
titik perhatian baru (Hurlock 2014,401).
Semakin lanjut usia seseorang, biasanya semakin kurang
tertarik pada kehidupan dunia dan lebih mementingkan tentang
kematiannya. Pendapat tersebut memang benar, khususnya bagi
orang yang kondisi fisik dan mentalnya semakin memburuk.
Pada waktu kesehatannya memburuk, mereka cenderung
berkonsentrasi pada masalah kematian dan mulai dipengaruhi
oleh perasaan seperti itu. Hal ini secara langsung bertentangan
dengan pendapat orang muda yang menganggap kematian bagi
mereka tampaknya masih jauh dan karena itu mereka kurang
memikirkan kematian.
4. Kesejahteraan Sosial Lansia
Kesejahteraan berasal dari kata ―sejahtera‖. Sejahtera ini
mengandung makna dari bahasa Sansekerta ―Catera‖ yang berarti
Payung. Dalam konteks ini, kesejahteraan yang terkandung dalam
arti ―Catera‖ adalah orang yang sejahtera yaitu orang yang bebas
dari kemiskinan, kebodohan, kekhawatiran, ketakutan, sehingga
hidup yang dirasakan menjadi aman dan tenteram baik lahir
maupun batin. Sedangkan Sosial berasal dari kata ―Socius‖ yang
mengandung arti teman, kawan dan kerja sama. Orang sosial
adalah orang yang bisa melakukan hubungan yang baik dengan
orang lain dan lingkungannya. Jadi dari arti kesejahteraan dan
sosial dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan sosial dapat
diartikan sebagai suatu kondisi dimana seseorang dapat
memenuhi kebutuhannyan bisa berhubungan dengan lingkungan
secara baik (Fahrudin 2012,8)
40
Kesejahteraan Sosial menurut Midgley adalah suatu
kondisi atau keadaan manusia yang tercipta ketika berbagai
permasalahan dapat dikelola dengan baik;ketika kehidupan
manusia terpenuhi dan ketika kesempatan sosial dapat
dimaksimalkan (Rukminto 2013,23)
Kesejahteraan sosial menurut Friedlander tahun 1980
adalah kegiatan yang terorganisir yang bertujuan membantu
menuju penyesuaian bersama individu dan lingkungan sosial
mereka. Tujuan ini dicapai melalui penggunaan teknik dan
metode yang dirancang untuk memungkinkan individu, kelompok
dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka dan
memecahkan masalah penyesuaian mereka terhadap pola
perubahan masyarakat dan melalui tindakan kerja sama untuk
meningkatkan kondisi ekonomi dan sosial (Friedlander 1968,10)
Berbeda dengan Friedlander yang menjelaskan bahwa
kesejahteraan sosial adalah kegiatan teroganisir, Romanyshyn
(1971) menggunakan definisi yang luas untuk menjelaskan
kesejahteraan sosial yang meliputi semua bentuk pendekatan
sosial yang mempunyai perhatian pada fokus utama dan langsung
denga peningkatan kesejahteraan individu dan masyarakat secara
keseluruhan.
Kesejahteraan sosial mencakup persedian atau
pembekalan proses-proses yang secara langsung
berkenaan dengan penyembuhan dan pencegahan
masalah-masalah sosial, pengembangan sumber daya
manusia, dan perbaikan dalam kualitas kehidupan.
Kesejahteraan sosial melibatkan pelayanan-pelayanan
sosial kepada individu-individu dan keluarga-keluarga.
41
ataupun usaha-usaha untuk memperkuat atau mengubah
institusi-institusi sosial (Fahrudin 2012,9)
Sedangkan di Indonesia, pengertian kesejahteraan sosial
tidak dapat dilepaskan dari apa yang telah dirumuskan dalam UU
Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejhateraan Sosial, Pasal 1 ayat
1 :
Kesejahteraan sosial ialah kondisi terpenuhinya
kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara
agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,
sehingga dapat melaksanakan fungsi
sosialnya‖.(Rukminto 2013,23)
Kesejahteraan sosial lanjut usia merupakan suatu tindakan
sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan bagi masyarakat,
khususnya para lanjut usia yang tidak dapat menjalankan fungsi
sosialnya yaitu dengan jalan memberikan pelayanan bantuan dan
penyantunan. Dengan demikian, maka diharapkan para lansia
dapat meningkatkan kesejahteraan mereka sehingga mampu
hidup dengan layak.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun
1998 tentang Kesejahteraan Lansia menyebutkan bahwa upaya
peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia diselenggarakan
berasaskan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial bertujuan untuk
memperpanjang usia harapan hidup dan masa produktif,
terwujudnya kemandirian dan kesejahteraannya, terpeliharanya
sistem nilai budaya dan kekerabatan bangsa Indonesia, serta lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Upaya pemerintah melaksanakan program pelayanan
demi meningkatkanka kesejahteraan lansia bertujuan agar lanjut
42
usia berhasil dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
dan hidup mandiri tanpa bnatuan orang lain. Lanjut usia yang
dinyatkan sebagai lanjut usia yang berhasil ada 3 ciri
yaitu:(Hoyer dan Paul A.Roodin 2003,13).
a. Pengelakan terhadap penyakit dan
ketidakmampuan yang dialami oleh lanjut usia
b. Pemeliharaan fisik yang tinggi dan kapaisitas
kognitif yang bisa bermanfaat untuk selanjutnya.
c. Melanjutkan aktivitas yang mempunyai
ketertarikan dengan hidup yang dijalani oleh
lansia.
Dari penjelasan mengenai masalah yang dihadapi lansia
dan kebutuhan yang harus didapatkan lansia yang harus menjadi
aspek-aspek kesejahteraan lansia yaitu
a. Pelayanan dan perawatan lansia
Dalam aspek ini lansia mendapatkan perawatan fisik dan
mental sebagaimana tercantum dalam pasal 14 UU No 13 Tahun
1998 tentang Kesejahteraan Sosial yaitu
1) Pelayanan kesehatan dimaksudkan
untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan dan kemampuan lanjut
usia, agar kondisi fisik, mental, dan
sosialnya dapat berfungsi secara wajar.
Pelayanan kesehatan bagi lanjut
usia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan
melaluipeningkatan:
43
penyuluhan dan penyebarluasan
informasi kesehatan lanjut usia;
upaya penyembuhan (kuratit), yang
diperluas pada bidang pelayanan
geriatrik/gerontologik
pengembangan lembaga perawatan
lanjut usia yang menderita kronis
dan/atau penyakit terminal.
4) Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
bagi lanjut usia yang tidak mampu,
diberikan keringanan biaya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
b. Peningkatan dan pelayanan sosial di luar
panti
Lanjut usia lebih memilih untuk tinggal di rumah
mereka sendiri, dan di lingkungan yang mereka kenal.
Perumahan saat ini sedang berkembang pesat di seluruh
negeri, tetapi biasanya dengan hanya keluarga inti dalam
pikiran. Untuk banyak makna emosional rumah dalam hal
sejarah, kehidupan keluarga (perkawinan, membesarkan
anak), dan hubungan dengan teman-teman dan tetangga
adalah penting. Karena beberapa orang tua mungkin tidak
ingin bergerak bahkan jika mempunyai mobilitas lemah
dan gangguan kesehatan (Arokiasamy 1997,23)
Untuk memenuhi kebahagiaan dan masa depan
orang tua baik kebutuhan fisik dan emosional dari orang
44
tua harus dipenuhi. Bagi kebanyakan orang tua keluarga
mereka adalah sumber yang paling penting dari sumber
dukungan yang lain. Struktur keluarga berubah dari
sebuah keluarga besar menuju keluarga inti telah
mengurangi sejauh mana dukungan yang diberikan
keluarga. Ketika ada perubahan struktur keluarga hal
tersebut berakibat pada dukungan yang diberikan keluarga
kepada lanjut usia.
c. Pembinaan Potensi Diri
Pemberdayaan lanjut usia mengacu pada
mengembangkan potensi individu maupun kolektif
penduduk usia lanjut sehingga mereka dapat
meningkatkan kemampuannya dalam berbagai aktivitas
baik sosial, ekonomi maupun politis. Untuk menciptakan
kondisi tersebut perlu ada intervensi atau stimulus yang
berasal dari luar. Sebab keinginan penduduk lanjut usia
untuk berkembang tidak terlepas dari kemampuan
individu yang ditentukan oeh tingkat pendidikan,
keterampilan, lingkungan serta konteks budaya
(Suardiman 2011, 27).
Masyarakat dapat menawarkan program
pendidikan yang secara khusus dirancang untuk orang tua
seperti peluang untuk belajar keterampilan baru,
beradaptasi diri untuk hidup dan kondisi, pencegahan
kecelakaan, penggunaan rekreasi, kesehatan umum,
penyesuaian terhadap perubahan yang tak terelakkan
bekerja dan mengatasi berkurang pendapatan. Seminar
45
pra-pensiun dan kursus harus dibuat tersedia untuk
membantu orang tua tentang perencanaan keuangan,
perawatan kesehatan, rekreasi, dan manajemen waktu,
sehingga pensiun sukses 'dicapai (Suardiman 2011,235)
Selain itu, lanjut usia cenderung untuk tetap
tertarik pada kegiatan rekreasi yang biasa dinikmati pada
masa mudanya dan mereka hanya mengubah pada minat
tersebut jika benar-benar diperlukan. Kegiatan rekreasi
yang biasa dilakukan oleh lansia diantaranya membaca,
menulis surat, mendegarkan radio, menonton televisi,
menjahit, menyulam, berkebun dan kegiatan keagamaan
(Hurlock 2014,297).
B. Kajian Pustaka
Melakukan sebuah penelitian biasanya seorang peneliti
akan mengkaji beberapa penelitian yang berhubungan dan bisa
menunjang dalam penelitian yang dilakukannya. Begitupun
dalam penelitian ini, peneliti mengkaji beberapa literature baik
dari jurnal atau buku yang membahas mengenai lanjut usia dan
program yang bisa diikuti oleh lansia.
Dalam penelitian yang dilakukan di Jepang bahwa jumlah
lanjut usia terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 1995
lanjut usia berjumlah 65 % yang tinggal bersama keluarganya.
Angkanya lebih besar di tahun 1960 lebih dari 80% lanjut usia
tinggal bersama keluarganya. Melihat fenomena tersebut dan
sebagai solusi terhadap masalah tersebut pemerintah Jepang
memberikan bantuan berupa perawatan keluarga. Karena
pemerintah Jepang beranggapan bahwa kesejahteraan lanjut usia
46
adalah tanggung jawab pemerintah. Pemerintah sebagai benteng
terakhir bagi lanjut usia yang miskin atau tidak memiliki
keluarga. Pemerintah Jepang ingin membantu lanjut usia agar
tetap produktif selama hidupnya, membantu keluarga lanjut usia
untuk melakukan perawatan kepada lanjut usia.(E.Papalia, Sally
Wendkos Old, dan Ruth Duskin Feldman 2011,914)
Berbeda penelitian yang dillakukan di Jepang, penelitian
yang dilakukan di Israel mengenai program Elderly Day Care
Service. Pada penelitian ini menjelaskan peran dari program
Elderly Day Care Service dan melihat perbedaan lanjut usia yang
mengikuti program Elderly Day Care Service dengan lanjut usia
yang tidak menggunakan program Elderly Day Care Service.
Terbentuknya program Elderly Day Care Service mempunyai
tujuan untuk membina lanjut usia yang memiliki keluarga namun
lanjut usia belum bisa beradaptasi dengan lingkungan baru karena
sering ditinggal kerja oleh anaknya. Pada penelitian ini dijelaskan
peran penting dari program Elderly Day Care Service yaitu
(Brown, Marie-Luise Friedemann, dan Ana C. Mauro 2014, 191).
1. Dilihat dari sudut pandang lansia, program Elderly Day
Care Service bisa membantu dalam mempertahankan dan
melestarikan fungsi orang tua dan memenuhi kebutuhnnya
2. Dilihat dari sudut pandang keluarga program Elderly Day
Care Service adalah jenis layanan tanggu yang bisa
mengurangi beban keluarga untuk menjalani kehidupan
dengan normal dan bisa bekerja untuk memenuhi
tanggung jawab
47
3. Dari sudut pandang masayarakat, fungsi program Elderly
Day Care Service adalah untuk mengurangi pengeluaran
nasional.
Pada penelitian ketiga yang dilakukan oleh ibu Ayu Diah
Amalia tentang Evaluasi Proses program Elderly Day Care
Service di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi pada
tahun 2012 bahwa program Elderly Day Care Service yang
dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi
yaitu:(Amalia 2012,205)
1. Klien belum dapat mencapai target jumlah
klien yang sudah ditentukan
2. Komponen input program, baik itu Sumber
Daya Manusia, sarana dan pra sarana belum
memadai
3. program Elderly Day Care Service belum
memiliki Standar Operasiaonal Pelaksanaan.
4. Klien puas terhadap program Elderly Day
Care Service.
C. Kerangka Berpikir
Menua atau menjadi seorang lanjut usia adalah suatu
keadaan yang terjadi dalam kehidupan manusia. Menjadi lanjut
usia merupakan proses alamiah, yang bererti seseorang seudah
melalui tiga tahap yaitu anak, dewasa dan tua.
Setiap manusia akan mengalami masa atau fase menjadi
lanjut usia. Ketika seseorang memasuki fase lanjut usia, akan ada
banya perubahan yang dialami oleh seseorang. Pada fase lanjut
48
usia perubahan yang dialami biasanya berupa penurunan kondisi
fisik, psikologi atau sosial yang beriteraksi satu sama lainnya.
Adapun permasalahan yang dialami oleh lanjut usia adalah
penurunan gangguan fisik, permasalahan ekonomi karena sudah
pensiun, masalah sosial disebabkan lanjut usia kurang
berinteraksi sosial, masalah psikologis mengakibatkan lanjut usia
merasa kesepian, keterasingan dari lingkungan, ketidak
berdayaan dan ketelantaran.
Perubahan atau penurunan yang dialami oleh lanjut usia
akan menjadi suatu permasalahan jika setiap individu atau
keluarga tidak bisa memperhatikan perubahan atau penurunan
yang dialami lansia. Terjadinya permasalahan yang dialami lanjut
usia disebabkan adanya kebutuhan-kebutuhan yang tidak
terpenuhi oleh keluarga atau institusi yang melakukan perawatan
kepada lanjut usia. Adapun kebutuhan dari lanju usia yaitu,
kebuthuhan ekonomi, kebuuthan fisik, kebutuhan sosial, dan
kebutuhan psikologis.
Maka dari itu, perhatian dan tanggung jawab sangat
diperlukan untuk dapat merawat dan menjaga lanjut usia.
Keluarga diharapkan memenuhi kebutuhan biologis, imperative,
budaya dan aspirasi serta nilai-nilai keluarga. Meskipun keluarga
sangat berperan penting dalam hal merawat lanjut usia, pada
kenyataannya banyak lanjut usia yang terlantar dan diberikan
perawatan oleh lembaga sosial yang bergerak di bidang lanjut
usia sehingga lanjut usia kehilangan kasih sayang dan dukungan
keluarga.
49
Lanjut usia selain membutuhkan dukungan keluarga, lanjut
usia membutuhkan dukungan dari institusi yang memang
menjamin semua kebutuhan lanjut usia dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan sosial lansia. Oleh karena itu
pemerintah menerapkan sebuah program untuk menunjang hal
tersebut yaitu program Elderly Day Care Service di sebuah
lembaga panti termasuk Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Dharma Bekasi. Program Elderly Day Care Service berfungsi
untu orang tua atau lanjut usia yang tidak mampu tinggal sendiiri
di rumah atau yang terisolasi namun ingin tetap sebagai orang
yang mandiri. Karena pada program Elderly Day Care Service
tersebut memungkinkan lanjut usia berinteraksi dengan teman
sebaya, melatih fisik dengan olahraga dan mengikuti pelatihan
pengembangan diri.
Sebuah program tidak akan diterapkan jika tidak
mempunyai tujuan. Tujuan dari program Elderly Day Care
Service adalah mempertahankan dan mengembangkan
keberfungsian sosial serta merespon kebutuhan dan permasalahan
sosial secara memadai guna mewujudkan kesejahteraan sosial
lansia. maka dari itu kerangka berpikir peneliti dalam penelitian
ini ingin melihat sejauh mana dampak program Elderly Day Care
Service dalam mewujudkan kesejahteraan sosial lansia.
50
Bagan.2.1 Kerangka Berpikir Penelitian
LANJUT USIA
Permasalahan
Gangguan
fisik
Masalah
ekonomi
Masalah
sosial dan
budaya
Masalah
psikologis
Kebutuhan
Pelayanan
kesehatan
Kebutuhan
perekonomian
Kebutuhan
berinteraksi
sosial
Kebutuhan
psikologis
seperti kasih
sayang
Elderly Day Care Service di PSTW Budi Dharma Bekasi
1. Pemberianan makanan tambahan
2. Pemeriksaan kesehatan
3. Bimbingan rohani
4. Bimbingan konseling
5. Keterampilan/ Ekonomi Kreatif
6. Kegiatan olahraga
7. Rekreasi dan hiburan
Kesejahteraan Lansia
1. Kesehatan dan Fisik Lansia
2. Psikologi dan Sosial
3. Pembinaan Potensi diri lansia
51
BAB III
GAMBARAN UMUM LEMBAGA
A. Latar Belakang Lembaga
Berdirinya PSTW Budi Dharma Bekasi dengan
menyelenggarakan pelayanan lansia dimaksudkan untuk
merespon permasalahan-permasalahan lanjut usia yang
disebabkan oleh:
1. Menurunnya fungsi tubuh yang menyebabkan
kurangnya kemampuan lanjut usia tersebut dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.
2. Bergesernya nilai dan keluarga besar menjadi keluarga
kecil
3. Pada era globalisasi banyak anggota keluarga yang
bekerja, sehingga keluarga atau lingkungan kurang
mempunyai waktu untuk memberikan pelayanan yang
terbaik bagi para lansia.
Berdirinya PSTW Budi Dharma Bekasi juga memiliki
landasan hukum untuk menunjang pelayanan yang akan diberikan
kepada para lanjut usia. Adapun landasan hukum yang menjadi
penunjang yaitu :
1. UU Nomor 13 Tahun 1998 Kesejahteraan Lanjut Usia
2. UU Nomor 11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan
sosial dimaksudkan untuk mewujudkan kehisupan
yang layak dan bermartabat, serta untuk memenuhi
kebutuhan dasar warga negara demi tercapainya
52
kesejahteraan sosial secara terencana, terarah dan
berkelanjutan.
3. Peraturan pemerintah
B. Visi, Misi, Motto dan Maklumat
1. Visi
―Mewujudkan PSTW Budi Dharma sebagai Lembaga
Penyelanggara Pelayanan Prima Bagi Lanjut Usia ‖
2. Misi
a. Melaksanakan pelayanan sosial Lanjut Usia di
PSTW Budi Dharma Bekasi sesuai dengan norma,
prosedur, dan standar pelayanan.
b. Melaksanakan perencanaan program dan kegiatan
dalam meningkatkan pelayanan sosial lanjut usia
yang efisien dan efektif.
c. Meningkatnya dukungan manajemen pelayanan
sosial panti yang akuntabel, transparan dan efisien.
3. Motto
―Senyum, Sabar, Semangat dan Optimis‖
4. Maklumat
―Melayani Lanjut Usia dengan Sepenuh Hati secara
Profesional‖
C. Sasaran
1. Terwujudnya pelayanan sosial lanjut usia di PSTW
Budi Dharma Bekasi melalui berbagai program sesuai
dengan standarisasi pelayanan yang berlaku.
2. Tersusunya kebijakan perencanaan program dan
kegiatan yang efisien dan efektif.
53
3. Terciptanya manajemen tata kelola penyelenggraan
pelayanan sosial dalam panti yang akuntabel,
transparan dan efisien.
D. Tenaga Pelayanan
Tenaga kerja yang terlibat di Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Dharma Bekasi terdiri dari Pegawai Negeri Sipil dan
berbagai profesi dan tenaga kerja sementara atau tenaga
kontrak. Adapun daftar tenaga pelayanan di Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi yaitu:
1. Pegawai Negeri Sipil
Tenaga pelayanan yang sudah menjadi seorang PNS
terdiri dari beberapa profesi yaitu, Struktural, Pekerja
Sosial, Dokter, Psikolog, Perawat, Perencana,
Penyuluh, Arsiparis, Fisioteraphy, Tenaga
Administrasi dan Tenaga Teknis lainnya.
2. Tenaga Kerja Kontrak
Tenaga kerja kontrak ini adalah karyawan seperti
Pramuwerdha, Juru masak, Tukang cuci, Sopir,
Cleaning Service,tukang kebun, Pembimbing Senam,
Satpam, Pembimbing agama.
54
E. Stukrtur Organisasi
Bagan 3.1. Struktur Organsiasi Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Dharma Bekasi
F. Sarana dan Pra sarana
PSTW Budi Dharma Bekasi dibangun pada lahan seluas
4317 m2. Adapun sarana dan Pra sarana yang dimiliki
oleh PSTW Budi Dharma Bekasi yaitu kantor dan aula,
pos jaga panti, mushola dan ruang pemandian jenazah,
KEPALA PANTI
Sunarto, AKS, M.Si
KASUBAG TATA
USAHA
Dra. Ai Herliyah,
MM
SUB JABATAN
FUNGSIONAL
Windi Sihombing
KASIE REHSOS
Indrawan, S,ST
KASIE PAS
Dra. Dewi Kania
55
dapur dan ruang cuci, ruang nursing care, ruang trauma
center, wisma, gereja, gedung pelayanan day care, gudang
persedian, gudang peralatan, perpustkaan, garasi, rumah
negara, kendaraan operasional, sarana olahraga, ruang
arsip
G. Program Pelayanan PSTW Budi Dharma Bekasi
1. Program Reguler
Program ini menyelenggarakan pelayaan
kesejahteraan sosial bagi para lanjut usia yang berasal
dari keluarga tidak mampu dan mengalami
keterlantaran. Lanjut usia pada program ini ditampung
di dalam asrama. Adapun jenis pelayanan pada
program ini yaitu, pemenuhan kebutuhan fisik,
bimbingan sosial, psikososial, mental dan spiritual,
pemeliharaa kesehatan, konseling, pengisia waktu
luang dan ekonomi kreatif, rekreasi dan hiburan, dan
pemakaman.
2. Program pelayanan lanjut usia bagi yang mampu
Program ini menyelenggarakan pelayanan
kesejahteraan sosial bagi para lanjut usia yang berasal
dari keluarga mampu secara ekonomi, namun karena
sesuatu hal tidak dapat tinggal dengan keluarganya.
Lanjut usia yang memanfaatkan pelayanan ini
dikenakan biaya dan seperti halnya pada program
reguler, mereka ditempatkan didalam asrama. Jenis
pelayanan yang diberikan pada program ini yaitu
56
a. Pengasramaan
b. Pemenuhan kebutuhan fisik
c. Pelayanan kebersihan kamar
d. Pelayanan laundry
e. Pemeriksaan kesehatan
f. Pelayanan keagamaan
g. Bimbingan konseling
h. Keterampilan untuk mengisi waktu luang
i. Kegiatan olahraga
j. Rekreasi dan hiburan
3. Program Pelayanan Elderly Day Care Service
Pelayanan ini ditujukan pada lanjut usia dalam
jangka waktu tertentu maksimal 8 jam, dalam arti
tidak tinggal di dalam panti. Lanjut usia hanya
mengikuti kegiatan yang diminati. Program pelayanan
harian ini dimaksudkan agar dapat membantu
keluarga/masyrakat yang tidak mempunyai waktu
terutama pada saat siang hari, sehingga dengan adanya
program ini lanjut usia tidak mengalami ketelantaran,
bahkan sebaliknya dapat menyalurkan hobi serta
kemampuannya dengan mengikuti seluruh kegiatan
yang ada.
Adapun jenis pelayanan pada program ini yaitu :
a. Pemberianan makanan tambahan
b. Pemeriksaan kesehatan
c. Bimbingan rohani
d. Bimbingan konseling
58
4. Program Home Care
Pelayanan terhadap lajut usia dengan sistem luar
panti, dimana lanujt usia tetap tinggal di rumah atau di
lingkungan keluarga namun dalam keadaan tidak
mampu secara ekonomi. Pelayanan yang diberikan
berorientasi kepada kebutuhan dasar tertentu. Petugas
pelaksana mendatangi lanut usia secara berkala. Jenis
pelayanan yang diberikan adalah pemberian sembako,
bimbingan konseling, dan pendampingan.
5. Program Trauma Center
Pelayanan sosial yang memberikan perlindungan
sosial kepada lanjut usia yang mengalami trauma, baik
yang disebabkan oleh keluarga, pihak lain atau akrena
disebabkan oleh bencana da selanjutnya dapat tinggal
di panti, dirujuk ke instansi lain atau dikembalikan
kepada keluarga. Jenis pelayanan yang dberikan
adalah
a. Pengasramaan
b. Pemberikan kebutuhan pangan
c. Pakaian
d. Terapi individu
e. Bimbingan sosial
f. Pemeriksaan kesehatan
g. Pelayanan keagamaan
h. Pelayanan pemakaman
59
6. Program Nursing Care
Program ini adalah dukungan yang diberikan kepada
lansia dengan cara membantu kegiatan yang dilakukan
secara komperhensif untuk memastikan mereka yang
dalam kondisi tidak sepenuhnya mampu merawat
dirinya sendiri agar tetap dapat mempertahankan
kualitas tertinggi dari kehidupan sesuai dengan
keinginannya, sehingga memungkinkan mereka
merasa bebas, mempunyai otonomi serta tetap dapat
berpartisipasi dalam pemenuhan kebutuhan pribadi
dan kemanusiaan. Jenis pelayanan yang diberikan
adalah pemenuhan kebutuhan fisik, pendampingan
ADL, bimbingan mental individu, terminasi
(pemakaman), merujuk ke sistem pelayanan yang
lainnya.
7. Uji Coba Familly Support
Program ini merupakan pelayanan sosial terhadap
lanjut usia dengan sistem luar panti, dimana lanjut
usia tetap tinggal di rumah atau dilingkungan
keluarga, dalam keadaan tidak mampu secara
ekonomi, namun masih memiliki motivasi untuk
berwirausaha. Jenis pelayanan yang diberikan yaitu;
a. Kemitraan yaitu melakukan kerja sama atau
koordinasi dengan instansi terkait dengan
pelayanan terhadap lanjut usia
b. Pendampingan terhadap lanjutt usia
c. Pemberian dana stimulant usaha
60
d. Monitoring dan evaluasi
e. Rujukan yaitu pelayaan yang dilakukan oleh
pihak Panti Sosial Tersna Werdha dalam ranga
merujuk ke sistem pelayanan yang lainya
H. Proses penerimaan WBS
1. Persyaratan Umum
a. Usia 60 tahun ke atas
b. Sehat jasmani dan rohani sesuai dengan
keterangan dokter
c. Fotocopy KTP dan KK
d. Surat keterangan dari RT/RW setempat mengenai
status kependudukan
e. Bersedia mentaati peraturan dan tata tertib yang
berlaku di PSTW Budi Dharma Bekasi
2. Pelayanan sosial lanjut usia
Pedoman ini berdasarkan sesuai dengan Peraturan
Menteri Sosial RI Nomor 19 tahun 2012.
a. Persiapan
Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam proses
pelayanan adalah menyangkut proses dari awal
sampai dengan penerimaan yaitu:
Sosialisasi (pengenalan program
pelayanan)
Dilakukan oleh pegawai atau petugas
ketika calon penerima manfaat dan
menjelakan tentang pelayanan harian.
Dilakukan oleh pegawai melalui
61
penyuluhan-penyuluhan dimasyarakat.
Selain itu ada juga penyebaran leaflet atau
brosur pelayanan sosial.
Pendekatan awal (kontak)
Melakukan proses penjalinan relasi antara
calon penerima manfaat dan masyarakat
dengan lembaga pelayanan harian. Pada
proses ini petugas mempertanyakan
kesanggupan calon penerima manfaat serta
memberi dukungan bila proses pelayanan
dilaksanakan
Kontrak
Kontrak terjadi jika seseorang bersedia
menjadi penerima manfaat . calon
penerima manfaat membuat permohonan
untuk menjadi penerima manfaat. Tujuan
dari kontrak ini adalah penerima manfaat
menyetujui persyaratan yang telah
disepakati
Pemahaman masalah (Assesment)
Petugas menggali masalah dan kebutuhan
yang dialami oleh penerima manfaat.
Dilakukan oleh petugas sebelum penerima
manfaat menerima pelayanan. Agar
pelayanan yang diberikan oleh petugas
sesuai dengan masalah dan kebutuhannya.
62
Rencana Penanganan Masalah
Petugas bersama penerima manfaat da
keluargaya menentukan alternative
perencannaan yang akan dilakukan dalam
rangka memenuhi kebutuhan.
b. Pelaksanaan Pelayanan
Pelayanan yang diberikan secara umum
adalah memberi makan, pemeriksaan
kesehatan, hiburan, dan pengisian waktu
luang, penyediaan tempat yang sehat dana
man, pelayanan sosial, pelayanan data dan
informasi, pelayanan transportasi dan
pelayanan rujukan.
Petugas membuat jadwal pelaksanaan
pelayanan
Petugas mendampingi setiap pelaksanan
kegiatan
Pengguna pelayanan bebas memilih
kegiatan sesuai dengan keinginan dan
kebutuhannya
Petugas melaksanakan penyelenggaraan
pelayanan yang diikuti oleh klien sesuai
dengan jadwal dan tempat yang telah
ditentukan.
63
c. Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan kegiatan dipantau dan
dievaluasi petugas
Hal-hal yang dipantau menyangkut jenis
kegiatan, kendala kegiatan, faktor yang
mendukung lancarnya kegiatan dan lain-
lainnya.
Perbaikan pelayanan dan perencanaan
pelayanan dimasa yang akan datang
d. Terminasi
Hal-hal yang menyebabkan tahap dimana
penerima manfaat tidak lagi menjadi
pengguna pelayanan
Petugas berperan dalam membantu
pengambilan keputusan penghentian
pelayanan
Hal-hal yang menyebakan terjadinya
terminasi adalahpenerima manfaat tidak
mampu lagi mengikuti kegiatan-kegiatan
pelayanan, penerima manfaat sakit dalam
jangka waktu yang lama, permintaan
penerima manfaat atau keluarga karena
adanya sesuatu hal, atau penerima manfaat
meninggal dunia.
Dalam kaitannya penerima manfaat
memerlukan lembaga lain, petugas
64
memberikan rujukan pada lembaga yang
dibutuhkan.
G. Prinsip Pelayanan Elderly Day Care Service
Pelayanan yang dilakukan Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Dharma Bekasi terutama di program Elderly Day Care Service
mempunyai beberapa prinsip yang haru dilaksanakan oleh
pelaksana program ketika mendampingi penerima manfaat dari
program tersebut. Kepala Rehabilitasi Sosial yaitu bapak
Indrawan menjelaskan bahwa prinsip pelayanan yang
dilaksanakan adalah:
―Prinsip pelayanan yang kita usung adalah bisa melayani
lansia di program Day care secara prima, bisa menjadi fasilitator
bagi lansia wilayah Bekasi untuk mengikuti kegiatan Pelayanan
Harian Lanjut Usia‖
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Menjadi tua adalah bukan sebuah pilihan melainkan
menjadi sebuah kepastian. Manusia tidak bisa mencegah hal
tersebut karena menjadi tua adalah sebuah tahapan terkahir
perkembangan manusia sebelum mati. Usia tua mungkin momok
bagi sebagian orang, tapi sebagian orang juga tua adalah sebuah
kepastian dalam hidup. Usia tua menjadi sebuah momok bagi
sebagian lansia karena mereka tidak siap dengan perubahan-
perubahan yang akan terjadi pada dirinya mulai dari perubahan
fisik, mental, sosial, dan keluarga. Ketidaksiapan lansia terhdap
hal tersebut banyak terjadi permasalahan terhadap lansia hingga
pemerintah melalui Kementrian Sosial menyatakan bahwa lansia
adalah salah satu warga negara yang harus mendapatkan
pertolongan dan ditingkatkan kesejahteraannya.
Pertumbuhan lansia semakin meningkat mengharuskan
pemerintah bekerja dengan cepat untuk mengatasi hal tersebut.
Untuk menyelesaikan permasalahan bagi lansia pemerintah pusat
ataupun provinsi menyediakan sebuah panti sosial untuk
menampung para lansia tersebut. Seiring berjalannya waktu
pelayanan sosial di panti tidak hanya dibutuhkan oleh lansia yang
tinggal di panti. Tapi juga dibutuhkan oleh lansia yang tinggal di
rumah. Untuk membantu lansia seperti itu pemerintah
meluncurkan program baru yaitu program Elderly Day Care
Service, program ini dimaksudkan untuk melakukan pelayanan
kepada lansia setiap hari dalam jangka waktu 8 jam per hari.
66
Berdasarkan temuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti,
melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi yang
peneliti dapatkan bahwa program Elderly Day Care Service di
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi hadir untuk
membantu para lansia yang masih potensial untuk tetap sehat,
keratif dan bahagia. Selain itu, tujuan dari program ini juga bisa
meningkatkan kesejahteraan sosial para lansia khususnya para
lansia yang berada di wilayah Bekasi dan dekat dengan panti.
Menurut bapak Indrawan sebagai Kepala Rehabiltasi Sosial
Tujuan adanya program Elderly Day Care Service beragam yaitu
untuk mengisi waktu luang lansia, lansia bisa saling bertemu
dengan lansia lainnya untuk bertukar informasi, agar para lansia
terhibur dan bahagia, serta lansia bisa sehat fisik dan mental.
selain sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan sosial lansia
khususnya wilayah Bekasi (Muhammad Indrawan 2018).
Program ini juga hadir karena sesuai amanat UU No 13 tahun
1998 tentang Kesejahteraan lansia. karena jika dalam
meningkatkan kesejahteraan sosial lansia harus tinggal di panti
tidak akan cukup karena jumlah lansia sangat banyak namun
jumlah panti tidak sebanding dengan jumlah lansia yang ada di
Indonesia. Ada beberapa program pelayanan sosial yang
dilaksanakan oleh Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma
Bekasi untuk meningkatkan kesejahteraan sosial lansia. Program
pelayanan sosial bagi lansia yang biasa diketahui oleh
masayarakat adalah pelayanan sosial bagi lansia terlantar dan
lansia yang tidak dapat dirawat oleh keluarganya.
67
Namun, seiring waktu berjalan penigkatan jumlah lansia
semakin meningkat, jadi sebuah panti sosial tidak bisa
menampung lansia di panti. Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Dharma Bekasi membuat program baru yaitu Elderly Day Care
Service. Program tersebut hadir untuk membantu program yang
sudah berjalan sebelumnya. Kehadiran program ini juga mampu
membantu lansia yang tidak tinggal di panti namun ingin
mengikuti kegiatan yang bisa menunjang kesejahteraan lansia.
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan peneliti melalui
wawancara, observasi, dan studi dokumentasi, proses
pelaksanaan program Elderly Day Care Service berlangsung
selama 8 jam, jadi para lansia akan memulai kegiatan pada pukul
07.00 WIB. Program ini berlangsung dari Senin-Jumat kecuali
Rabu.
―Kegiatan berlangsung setiap hari Senin-Jumat
kecuali hari Rabu, senam dilakukan setiap Senin-Jumat,
Selasa ada kegiatan keterampilan atau handy craft, Jumat
ada cek kesehatan dan karaoke untuk menyalurkan hobi
para lansia.‖(Lina 2018)
Dalam proses pelaksanaan program Elderly Day Care
Service biaya yang digunakan adalah dari Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN). Namun dalam pelaksanaan selama
program berlangsung para peserta memilik inisiatif untuk iuran
setiap kedatangan sebesar Rp. 3000.
―Sebenarnya tidak ada biaya yang dibebankan kepada
setiap peserta karena program ini menggunakan dana
Anggaran Pendapatan Belanja Negara. Namun inisiatif
dari peserta program dan dikelola oleh mereka sendiri ada
iuran sebesar Rp. 3000 setiap kedatangan.‖(Lina 2018)
68
A. Proses Pelaksanaan Program Elderly Day Care Service
Pelaksanaan program Elderly Day Care Service juga
dikelola oleh sebuah tim yang dibentuk oleh pimpinan panti
untuk mengelola program sesuai panduan dan sebaik mungkin.
Menurut pendapat Kepala Panti Rehabilitasi Sosial dan Ketua
Penanggungjawab Program bahwa, ada 5 orang yang mengelola
program ini di antaranya ada kepala seksi dengan saya sendiri,
perawat, pekerja sosial, psikolog dan tim administrative
.(Muhammad Indrawan 2018).
Penjelasan terkait proses pelaksanaan program Elderly Day
Care Service meliputi sosialiasi program, jumlah klien terekrut
dan jenis kegiatan yang bisa diikuti oleh lansia.
1. Proses Sosialisasi Program Elderly Day Care Service
Sebuah Program tidak mungkin berjalan jika program
tersebut tidak banyak diketahui oleh masyarakat. Demikian pula
dengan program Elderly Day Care Service memiliki tanggung
jawab besar untuk dapat mensosialisasikan kepada masyarakat
agar program ini memiliki peserta dan bisa melaksanakan
program yang sudah direncanakan.
Mensosialisaikan program merupakan tanggung jawab
pengelola program. Menurut Bapak Indrawan sebagai kepala
Rehabilitasi sosial (Muhammad Indrawan 2018) menjelaskan
bahwa tim pengelola melakukan sosialisasi program kepada
masyarakat Bekasi setiap tahun dengan tujuan banyak masyarakat
Bekasi yang sudah lansia bisa bergabung dengan program ini.
Selain dengan mensosialisasikan program secara resmi,
pengenalan program Elderly Day Care Service juga dilakukan
69
oleh lansia yang telah bergabung untuk mengajak lansia yang
belum bergabung untuk mengikuti program Elderly Day Care
Service.
2. Jumlah Klien Program Elderly Day Care Service
Setelah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, tentunya
program bisa berjalan ketika sudah ada peserta yang bergabung
dalam program Elderly Day Care Service.
Menurut Bapak Indrawan Program Elderly Day Care Service
tidak hanya diminati oleh para lansia tapi program ini juga
diminati oleh pra lansia (Muhammad Indrawan 2018a). Jumlah
klien atau peserta yang mengikuti program Elderly Day Care
Service ada 88 lansia dan beberapa pra lansia. presentasi jumlah
klien yaitu 80% lansia dan 20 % Pra lansia
Hasil observasi menunjukan bahwa perbandingan lansia yang
mengikuti program Elderly Day Care Service berdasarkan gender
lebih banyak lansia perempuan dibandingkan dengan lansia laki-
laki.
Hasil tersebut juga diperkuat oleh pernyataan yang
dikemukakan oleh Kepala Rehabilitasi Sosial Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Dharma Bekasi.
―Untuk program ini tidak dibatasi oleh gender,
semua gender berhak mengikuti kegiatann ini. Namun
selama berlansung program jumlah lansia perempuan
lebih banyak dibandingkan dengan jumlah lansia laki-
laki.‖(Muhammad Indrawan 2018a)
Hasil olah data dokumentasi juga menunjukan
perbandingan lansia yang mengikuti program Elderly Day Care
Service berdasarkan gender lebih banyak lansia berjenis kelamin
70
0
50
100
P L
Diagram 4.1 Jumlah Peserta Elderly Day Care
Service berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah
perempuan dibandingkan dengan lansia berjenis kelamin laki-
laki.
Sumber: Arsip Dokumentasi Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi
Adapun data yang peneliti peroleh hanya data lansia yang
mengikuti program Elderly Day Care Service. karena data yang
tercantum dalam Surat Keputusan (SK) hanya peserta yang sudah
masuk usia lansia. di bawah ini peneliti akan menyajikan sebuah
data peserta program Elderly Day Care Service yang sudah
diolah oleh peneliti berdasarkan klasifikasi tingkat pendidikan,
agama, usia dan tahun masuk.
Peserta program Elderly Day Care Service adalah lansia
yang bersifat potensial karena lansia yang mengikuti program
rata-rata mengenyam pendidikan hingga Sekolah Menengah Atas
(SMA). Berdasarkan data yang sudah diolah, data statistic
menunjukan hasil di bawah ini.
71
0
50
100
Islam Kristen Khatolik
Diagram 4.3 Jumlah Peserta Elderly Day Care
Service berdasarkan Agama
Jumlah
01020304050
Diagram 4.2 Jumlah Peserta Elderly Day Care
Service berdasarkan Tingkat Pendidikan
Jumlah
Sumber: Arsip Dokumentasi Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi
Program Elderly Day Care Service juga diikuti oleh
semua kalangan tidak membedakan, suku, ras dan agama. Jumlah
peserta program Elderly Day Care Service jika diklasifikasikan
berdasarkan agama didominasi oleh agama Islam dan selebihnya
adalah agam Kristen dan Khatolik. Pengklasfikasian menurut
agama juga untuk mengelompokan lansia sesuai agamanya untuk
mengikuti kegiatan bimbingan spiritual. Untuk melihat prentasi
hal tersebut kita bisa lihat diagram di bawah ini.
Sumber: Arsip Dokumentasi Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi
72
010203040
tah
un
20
05
tah
un
20
06
tah
un
20
07
tah
un
20
08
tah
un
20
09
tah
un
20
10
tah
un
20
11
tah
un
20
12
tah
un
20
13
tah
un
20
14
tah
un
20
16
Diagram 4.5 Jumlah Peserta Elderly Day Care
Service berdasarkan tahun masuk
Jumlah
0
100
60-70 71-80
Diagram 4.4 Jumlah Peserta Elderly Day Care
Service berdasarkan Usia
Jumlah
Sedangkan perbandingan jumlah peserta program Elderly
Day Care Service berdasarkan usia menunjukan bahwa peserta
lansia di dominasi oleh usia antara 60-70 tahun.
Sumber: Arsip Dokumentasi Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi
Hasil data yang sudah diolah oleh peneliti menunjukan
bahwa jumlah peserta program Elderly Day Care Service kadang
meningkat dan menurun. Peningkatan jumlah peserta program
Elderly Day Care Service terjadi pada tahun 2005 dan tahun
2014. Sedangkan pada tahun 2012 dan 2016 jumlah peserta
program Elderly Day Care Service mengalami penurunan
peserta.
Sumber: Arsip Dokumentasi Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi
73
3. Kegiatan Pelayanan
1) Jenis Kegiatan
Dalam program Elderly Day Care Service terdapat
beberapa kegiatan yang bisa diikuti oleh para lansia
selama mengikuti program diantaranya adalah.
Tabel 4.1. Kegiatan Program Elderly Day Care Service
No Jenis kegiatan Deskripsi kegiatan
1 Pelayanan Fisik/
Jasmani
Pada kegiatan ini lansia mengikuti
senam untuk menambah kebugaran
pada tubuh lansia, lansia melakukan
pemerikasaan kesehatan dan lansia
diberikan makanan tambahan dari
pelakasana tugas elderly day care
Service
2 Pelayanan Mental
Spriritual
Lansia mengikuti kegiatan bimbingan
ibadah menurut kepercayaan dan
agamanya masing-masing,
Pembinaan kerohaniaan, pengajian,
pembinaan dan konseling
3 Pelayanan
Psikososial
Pada kegiatan ini lansia mendapatkan
pelayanan relaksasi (terapi kenangan,
menyanyi dan marawis)
4 Peningkatana dan
penambahan
pengetahuan
Lansia mendapatkan bimbingan
keterampailan (tata boga, handy
craft), perpustakaan dan seminar
74
keterampilan
5 Bimbingan Sosial Lansia mendapatkan kesempatan
untuk berinteraksi dan dinamika
kelompok/permainan bersama lansia
lainnya
6 Kegiatan sosial Membangun kesetiakawanan sosial,
pertemanan, kegiatan partisipasi
sosial, bakti sosial dan rekreasi
bersama lansia lainnya
Sumber: Arsip Dokumentasi Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi
Dari jenis kegiatan yang sudah ada tim pengelola dari
program Elderly Day Care Service membuat panduan jadwal
yang sudah rapi untuk melaksanakan kegiatan rutin dan kegiatan
incidental diantaranya yaitu:
a. Kegiatan rutin
Pelaksanaan kegiatan rutin dalam program elderly day care
Service dilaksanakan 4 hari selama seminggu yaitu:
1) Senin
Pada hari senin kegiatan yang dilaksanakan adalah
kegiatan senam. Kegiatan senam diperlukan untuk
mencegah dan memberikan terapi olahraga bagi penerima
manfaat yang rawat terhdapa penyakit tertentu.
Kegiata senam ini ada beberapa jenis senam yang
dilaksankan dan berbeda dalam setiap minggunya
a. Minggu 1 : Senam Osteoporosis
b. Minggu 2 : Senam reumatik
75
c. Minggu 3 : Senam Jantung Sehat
d. Minggu 4: Senam Diabetes
2) Selasa
Pada hari selasa kegiatan yang dilaksanakan oleh lansia
ada 3 jenisi kegiatan yang dilakukan yaitu :
a. Senam Pernapasan (PORPI)
Senam pernapasan dilakukan oleh lansia bertujuan
meningkatkan kemampuan dan kapasitas vital paru-
paru, meningkatkan Hb darah, meningkatkan
elatisitas/kelenturan pembuluh darah, tekanan darah
cenderung menuju normal.
b. Bimbingan keagamaan islam
Kegiatan ini bertujuan untuk melaksanakan
pembinaan mental agama yaitu agama islam sebulan
sekali. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkelompok
maupun individu.
c. Bimbingan keterampilan
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan peningkatan
pegetahuan dan keterampilan lanjut usia yang ingin
mengembangkan minat dan bakat dan kemampuannya
(menyalurkan hobby) dan pengisian waktu luang.
Keterampilan yang dibuat diantaranya membuat
kerajinan/souvenir dari kain flannel.
3) Kamis
76
Pada hari kamis kegaiatan yang dilaksanakan adalah
kegiatan senam. Kegiatan senam diperlukan untuk
mencegah dan memberikan terapi olahraga bagi penerima
manfaat yang rawat terhdapa penyakit tertentu.
Kegiata senam ini ada beberapa jenis senam yang
dilaksankan dan berbeda dalam setiap minggunya
a. Minggu 1 : Senam Jantung Sehat
b. Minggu 2 : Senam Osteoporosis
c. Minggu 3 : Senam Diabetes
d. Minggu 4: Senam SKJ 12 dan Senam Kebugaran
4) Jumat
Pada hari Jumat kegiatan yang dilaksanakan oleh lansia
ada 5 jenis kegiatan yang dilakukan yaitu :
a. Pemeriksaan Kesehatan
Kegiatan ini dilaksanakan sebelum dan sesudah
melaksanakan senam dengan melakukan pemeriksaan
tekanan darah dan disertai dengan bimbingan
kesehatan lainnya jika ada lanjut usia yang
mempunyai masalah kesehatan.
b. Pemberian makanan tambahan
Makanan tambahan diberikan oleh petugas kepada
lansia setelah melaksanakan senam agar kondisi fidik
lanjut usia bugar kembali setelah sesuai senam.
c. Hiburan atau musik
Kegiatan ini banyak diminati oelh lanjut usia karena
pada kegiatan ini lansia bisa mennampilkan
81
0102030405060708090
Diagram 4.6. Minat Peserta terhadap kegiatan Elderly Day Care Service
Jumlah Peserta
Sumber: Hasil olah data wawancara
B. Dampak Program Elderly Day Care Service
Program Elderly Day Care Service memiliki tujuan untuk
bisa memberikan sebuah kegiatan yang bermanfaat bagi lansia
untuk mengisi waktu luang di rumah, selain itu program ini juga
memiliki indicator keberhasilan yang bisa dirasakan para lansia
setelah mengikuti program indicatornya adalah lansia bisa
merasakan sehat fisik, mental serta bahagia lahir dan batin.
Karena seyogyanya lansia yang mengikuti program ini adalah
para lansia yang sudah tidak memiliki pekerjaan, tinggal hanya
berdua atau sendiri dan kegiatan yang diikuti juga berkurang.
Maka dari itu program ini bisa membantu para lansia untuk hidup
lebih sehat dan sejahtera lahir dan batin di masa tuanya.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan 10 informan lansia
yang mengikuti program Elderly Day Care Service. Adapun
daftar informan yang diwawancara yaitu:
82
Tabel 4.2 Data Informan
No Nama Usia Penyakit
yang
diderita
Tahun Masuk
1 Toni 67 Hipertensi,
kolesterol
2014
2 Bastian 64 - 2010
3 Budi 56 Asam urat,
Diabetes
2017
4 Yusmar 62 Diabetes 2005
5 Agus 60 Asam urat,
kolesterol
2017
6 La Wole 84 Hernia,
Katarak,
Asam urat
2013
7 Cucu 59 - 2013
8 Supiati 64 Asam urat,
Diabetes
2013
9 Sri Mulyani 76 - 2005
10 Tin Suradih 77 - 2005
Sumber : Hasil olah data wawancara
Dari 10 informan yang diwawancara ada beberapa lansia
yang mengalami gangguan kesehatan seperti diabetes, hipertensi,
katarak, asam urat dan hernia
83
00.5
11.5
2
Diagram 4.7. Jenis Penyakit Pada Lansia
Peserta Elderly Day Care Service
Jumlah
02468
10
Diagram 4.8. Permasalahan Lansia Sebelum
Mengikuti Program Elderly Day Care Service
Jumlah
Sumber: Hasil olah data wawancara
Selain masalah kesehatan yang banyak dikeluhkan oleh
klien ada beberapa permasalahan yang lain yang dialami oleh
informan. Permasalahan lansia sebelum mengikuti program
Elderly Day Care Service yaitu bosan karena dirumah tidak ada
kegiatan, teman berkurang, tidak percaya diri, dan tidak mandiri.
Dibawah ini disajikan sebuah diagram untuk menunjukan
permasalahan yang dominan pada lansia.
Berdasarkan hasil wawancara yang sudah diolah oleh
peneliti kepada 10 informan yang menunjukan respon perubahan
peserta terhadap program Elderly Day Care Service.
84
02468
10
Diagram 4.9. Respon Peserta Lansia terhadap
program Elderly Day Care Service
Jumlah Peserta
Sumber: Hasil olah data wawancara
Pada diagram di atas bisa dideskripsikan bahwa respon
dari 10 informan yang diwawancara oleh peneliti sangat positif,
dalam diagram terlihat bahwa lansia setelah mengikuti program
Elderly Day Care Service berubah menjadi mandiri, tidak merasa
bosan, percaya diri, mendapatkan banyak teman, dan kesehatan
lansia meningkat.
Sedangkan menurut ketua tim pengelola yaitu Ibu Umi
Mahmudah (Umi Mahmudah 2018b) bahwa respon para lansia
dan masyarakat mengenai program ini adalah. Respon lansia saat
mengikuti program Day Care mereka sangat semangat dan
antusias, apalagi ada kegiatan di luar seperti lomba lansia dan
rekreasi tahunan.
Menurut Umi Mahmudah sebagai ketua tim pengelola
program Elderly Day Care Service dampak yang bisa dilihat dan
dirasakan oleh para lansia selama mengiktui program adalah
dampak yang bisa dilihat dan dialami setelah mengikuti program
86
keberhasilan atau dampak program Elderly Day Care Service
sesuai dengan tujuan program, peneliti ingin melihat dampak
program Elderly Day Care Service terhadap kesejahteraan sosial
lansia yang mengikuti program Elderly Day Care Service. untuk
melihat dampak program Elderly Day Care Service terhadap
kesejahteraan sosial lansia kita harus mengetahui dan memahami
tolak ukur sejahtera itu apa saja. Di bawah ini akan terlebih
dahulu dijelaskan mengenai kesejeahteraan sosial yang
dikemukakan oleh ilmuan ternama.
Kesejahteraan Sosial menurut Midgley dalam (Rukminto
2013,23) adalah suatu kondisi atau keadaan manusia yang
tercipta ketika berbagai permasalahan dapat dikelola dengan
baik;ketika kehidupan manusia terpenuhi dan ketika kesempatan
sosial dapat dimaksimalkan.
Kesejahteraan sosial menurut Friedlander tahun 1980
adalah kegiatan yang terorganisir yang bertujuan membantu
menuju penyesuaian bersama individu dan lingkungan sosial
mereka. Tujuan ini dicapai melalui penggunaan teknik dan
metode yang dirancang untuk memungkinkan individu, kelompok
dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka dan
memecahkan masalah penyesuaian mereka terhadap pola
perubahan masyarakat dan melalui tindakan kerja sama untuk
meningkatkan kondisi ekonomi dan sosial (Friedlander 1968,10).
Berbeda dengan Friedlander yang menjelaskan bahwa
kesejahteraan sosial adalah kegiatan teroganisir, Romanyshyn
(1971) menggunakan definisi yang luas untuk menjelaskan
kesejahteraan sosial yang meliputi semua bentuk pendekatan
87
sosial yang mempunyai perhatian pada fokus utama dan langsung
denga peningkatan kesejahteraan individu dan masyarakat secara
keseluruhan.
Kesejahteraan sosial mencakup persedian atau
pembekalan proses-proses yang secara langsung
berkenaan dengan penyembuhan dan pencegahan
masalah-masalah sosial, pengembangan sumber daya
manusia, dan perbaikan dalam kualitas kehidupan.
Kesejahteraan sosial melibatkan pelayanan-pelayanan
sosial kepada individu-individu dan keluarga-keluarga
ataupun usaha-usaha untuk memperkuat atau mengubah
institusi-institusi sosial(Fahrudin 2012,9)
Kesejahteraan sosial lanjut usia merupakan suatu tindakan
sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan bagi masyarakat,
khususnya para lanjut usia yang tidak dapat menjalankan fungsi
sosialnya yaitu dengan jalan memberikan pelayanan bantuan dan
penyantunan. Dengan demikian, maka diharapkan para lansia
dapat meningkatkan kesejahteraan mereka sehingga mampu
hidup dengan layak.
Sejumlah penelitian yang disponsosri oleh MacArthur
Foundation Research Network on Succesfull Aging (W.Rowe dan
L.Khan, t.t.) mengidentifikasi tiga komponen utama lansia yang
dikatakan sukses atau sejahtera yaitu: terhindar dari penyakit atau
ketebatasan yang berkaitan dengan penyakit, mempertahankan
fungsi fisik dan kognitif yang tinggi dan mempertahankan
keterlibatan sosial yang aktif dan aktivitas yang produktif.
Dari teori kesejahteraan sosial yang telah dijelaskan di
atas bertujuan untuk menjadi tolak ukur peneliti melihat
kesejahteraan sosial lansia yang telah mengikuti program Elderly
Day Care Service di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma
88
Bekasi. Dengan demikian untuk melihat sejahtera atau tidaknya
lansia setelah mengikuti program Elderly Day Care Service
peneliti akan melihat perubahan sebelum dan sesudah mengikuti
program Elderly Day Care Service melalui 4 aspek yaitu fisik,
psikis, sosial, dan spiritual. Untuk lebih jelas, di bawah ini akan
dijelaskan temuan yang didapatkan oleh peneliti dari 10 informan
yang diwawancara oleh peneliti. Berikut gambaran para
informan:
1. Informan Toni
Kakek Toni yang memiliki usia 67 tahun mengikuti
program Elderly Day Care Service pada tahun 2013, beliau
mengikuti program tersebut diajak oleh teman satu komplek
dengannya. Alasan mengikuti program Elderly Day Care Service
ingin hidup sehat dan mengisi waktu luang karena tidak memiliki
kegiatan setelah pensiun dari pekerjaannya di Direktoral Jenderal
Pajak. Berikut penuturannya;
―Alasan memilih program ini karena ingin hidup sehat dan
mengisi waktu luang di rumah. Daripada di rumah tidak ada
kegiatan lebih baik ikut olahraga di sini.‖ (Toni 2017)
Selain itu, beliau juga hanya tinggal berdua dengan
istrinya walaupun mempunyai 3 orang anak namun anaknya
sudah tidak tinggal bersama dengannya karena sudah menikah.
Ketiga anaknya akan berkunjung setiap minggu untuk melepas
rindu dengannya.
Beliau juga menjelaskan alasan lain mengikuti program
Elderly Day Care Service karena dia memiliki riwayat penyakit
hipertensi dan jantung yang mengharuskan beliau meminum
berbagai macam jenis obat. Dengan demikian beliau sangat
89
semangat untuk mengikuti program Elderly Day Care Service
untuk menunjang kesehatannya. Kegiatan yang beliau ikuti dari
program Elderly Day Care Service adalah kegiatan bimbingan
fisik seperti senam dan cek kesehatan dan karaoke. Berikut
penuturannya:
―Kegiatan yang saya ikuti di sini yaitu bimbingan fisik
seperti senam dan cek kesehatan serta karaoke. Saya ikut
senam karena ingin sehat dan bugar. Kalo karaoke karena
saya hobi nyanyi.‖ (Toni, 2018)
Dampak yang informan rasakan selama mengikuti
program Elderly Day Care Service informan merasa lebih sehat
dan bugar, tidak mengkonsumi obat terlalu banyak dan merasa
percaya diri. Berikut penuturannya:
―Ketika sudah mengikuti program ini saya merasa lebih
sehat dan bahagia. Hipertensi saya mulai turun, konsumsi
obat tadinya 4 jenis sekarang hanya 1 saja yang saya
konsumsi, perut saya tidak buncit lagi. Di sini saya merasa
bahagia karena bertemu dengan teman-teman yang sama
dan bisa melakukan sharing mengeanai keluarga dan
kesehatan. Setelah ikut kegiatan ini saya merasa lebih
percaya diri untuk tampil di depan umum.‖(Toni 2018a)
Untuk tetap menjaga kesehatan dan kebugarannya,
informan selalu mempraktekan latihan-latihan kecil di rumah jika
tidak datang mengikuti program Elderly Day Care Service atau
programnya sedang libur. Berikut penuturannya:
―Saya selalu terapkan di rumah karena kalo jika
tidak diterapkan di rumah akan sia-sia jika kita tidak
teratur latihannya.(Toni 2018b)
2. Informan Bastian
Kakek Bastian berusia 64 tahun yang berprofesi seorang
dosen di perguruan tinggi swasta ini telah mengikuti program
Elderly Day Care Service pada tahun 2010. Informan awal
90
mengikuti program ini karena melihat saat jogging di daerah
komplek panti. Alasan mengikuti program Elderly Day Care
Service karena ingin merasa sehat dan bugar, serta
memperbanyak pertemanan. Berikut penuturannya:
―Kemauan sendiri, lihat kegiatan ini saat saya
jogging dan saya mulai tertarik untuk ikut. Saya
ingin lebih sehat dan bisa menambah teman untuk
sharing.‖(Bastian, 2018)
Informan memiliki 3 anak, dua anaknya sudah menikah,
jadi informan hanya tinggal dengan istri dan anak bungsunya.
Kegiatan yang sangat sibuk sebagai seorang dosen,
kegiatan program Elderly Day Care Service hanya informan ikuti
ketika tidak ada jadwal di kampus. Kegiatan yang diikuti juga
hanya kegiatan senam saja sebagai cara menjaga diri informan
tetap sehat. Berikut penuturannya:
―Saya hanya ikut kegiatan senam untuk menambah
kebugaran tubuh saya. Ikut senam saja karena saya
hanya ikut jika jam ngajar saya kosong.‖(Bastian,
2018)
Dampak yang dirasakan informan selama mengikuti
program Elderly Day Care Service merasa bugar dan mempunyai
banyak teman untuk melakukan sharing. Berikut penuturannya:
―Perasaan dan dampak yang saya rasakan adalah saya
merasa bugar, bisa sosialisasi dengan banyak teman,
punnya banyak teman untuk diajak sharing mengenai
kesehatan dan kehidupan sehari-hari.‖(Bastian, 2018)
Untuk tetap menunjang kesehatannya, informan selalu
melakukan gerakan kecil dan akupuntur di rumah. Berikut
penuturannya:
―Saya selalu mempraktekan di rumah untu menunjang
kesehatan saya jika tidak bisa datang ke sini. Gerakan
91
tangan, kaki dan pernafasan, saya juga sering ikut terapi
akupuntur.‖(Bastian 2018c)
3. Informan Budi
Kakek Budi berusia 56 tahun yang baru saja pensiun
mengalami kesepian dan rasa bosan karena tidak ada kegiatan di
rumah setelah mengalami pensiun. Untuk mengusir kesepian dan
rasa bosannya, informan mengikuti program Elderly Day care
Service, informan mengikuti program tersebut baru sekitar 9
bulan. Berikut penuturannya:
―Mengikuti program ini kemauan sendiri karena ingin
lebih sehat setelah mengikuti program ini dan untuk
mengisi waktu luang di rumah karena saya hanya berdua
dengan istri.‖(Budi, 2018)
Informan memiliki riwayat penyakit kolesterol dan asam
urat, dengan hal tersebut informan memilih kegiatan bimbingan
fisik dan cek kesehatan. Untuk mengusir kebosanan dan kesepian,
informan ikut kegiatan karaoke karena informan suka bernyanyi.
Berikut penuturannya:
―Saya ikut senam, cek kesehatan dan karaoke.
Senam dan cek kesehatan untuk menunjang
kesehatan saya sedangkan karaoke untuk mengusir
kebosanan.‖(Budi, 2018)
Dampak yang dirasakan oleh informan setelah mengikuti
program Elderly Day Care Service meraasa lebih sehat dan rasa
bosannya terobati oleh kegiatan bernyanyi dan berjoget. Berikut
penuturannya.
―Saya lebih merasa sehat, kolesterol dan asam urat
saya tidak kerasa lagi. Saya juga selalu merasa
senang jika ikut kegiatan ini apalagi ada kegiatan
bernyanyi saya sangat senang.‖(Budi, 2018)
Untuk tetap menjaga kesehatannya, informan selalu
mempraktekan apa yang telah didapat di program Elderly Day
92
Care Service dan selalu melakukan latihan-latihan kecil dirumah
seperti jogging. Berikut penuturannya:
―Saya selalu praktekan dirumah apa yang sudah di
dapatkan dari program ini. saya melakukan latihan
kecil seperti jogging di komplek.‖(Budi, 2018)
Selain kegiatan di program Elderly Day Care Service,
informan akti di kegiatan sekitar rumahnya untuk mengisi waktu
luangnya. Berikut penuturannya:
―Paling saya ikut kegiatan di komplek saja seperti
pengajian, gotong royong. Kalo kegiatan di luar mah
jarang ikut.‖(Budi, 2018)
4. Informan Agus
Kakek Agus berusia 60 tahun merupakan pensiunan dari
PLN. Informan mengikuti program Elderly Day Care Service
karena mengikuti jejak istri yang sebelumnya sudah ikut program
Elderly Day Care Service.
―Awalnya saya diajak istri untuk ikut ini, awal-awalnya
saya juga malas-malasan ikut ini tapi akhirnya saya
senang ikut kegiatan ini.‖(Agus 2018a)
Selain itu, alasannya mengikuti program Elderly Day
Care Service ingin selalu sehat dan menghilangkan rasa
kebosanan saat di rumah. Berikut penuturannya:
―Saya ingin lebih sehat dan punya kegiatan yang
bermanfaat karena saya kan sering di kantor kalo di
rumah aja rasanya bosan ga da kegiatan.‖(Agus, 2018)
Informan juga menjelaskan bahwa suasana rumah tidak
seperti dulu, suasana rumah sepi karena hanya tinggal dengan
istri dan anaknya yang berusia 16 tahun. Sedangkan 2 anaknya
sudah menjalankan kehidupan baru dengan keluarganya. Dengan
ikut program Elderly Day Care Service bisa mengurangi rasa
bosan dan kesepiannya di rumah.
93
Selain rasa kesepian dan bosan informan juga ingin
menjaga kesehatannya karena informan memiliki riwayat
penyakit kolesterol dan asam urat. Dengan program Elderly Day
Care Service informan bisa mengikuti kegiatan bimbingan fisik
dan cek kesehatan untuk tetap menjaga kesehatannya. Berikut
penuturannya:
―Saya memiliki riwayat penyakit kolesterol dan
asam urat maka dari itu, Saya ikut kegiatan Day
Care itu hanya senam, cek kesehatan dan
rekreasi.‖(Agus,2018)
Dampak yang dirasakan infroman setelah mengikuti
program Elderly Day Care Service, informan meraskan tubuh
yang sangat bugar, perut mengecil dan saya memiliki banyak
teman. Berikut penuturannya:
―Dampak mengikuti program ini saya bisa
bersilaturahmi dengan teman baru, kolesterol dan
asam urat saya mulai normal, perut saya juga agak
mengecil tadinya besar banget sebelum ikut
kegiatan ini.‖(Agus, 2018)
Selain kegiatan di program Elderly Day Care Service
informan sangat aktif mengikuti kegiatan di lingkungan
rumahnya.
―Kegiatan yang saya ikuti di rumah hanya gotong
royong dan pengajian. Selebihnya saya paling
nonton TV.‖(Agus, 2018)
Untuk terus sehat dan tidak bosan jika informan tidak
mengikuti kegiatan program Elderly Day Care Service, informan
selalu mempraktekan kembali latihan yang telah didapatkan di
program Elderly Day Care Service dan kegiatan lainnya yang
menunjang.
94
―Saya selalu praktekan di rumah dan ditambah
dengan latihan yang lain. Saya di rumah sering treat
mill dan terapi matras.‖(Agus, 2018)
5. Informan Yusmar Simamora
Kakek Yusmar berusia 62 tahun merupakan pensiunan
karyawan swasta mengikuti program Elderly Day Care Service
sudah 6 tahun. Awal mengikuti kegiatan tersebut saat informan
melakukan jogging di komplek Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Dharma Bekasi dan melihat kegiatan Elderly Day Care Service
informan langsung tertarik untuk mengikuti serangkaian kegiatan
yang ada. Alasan utama mengikuti program tersebut karena
informan ingin lebih sehat jika terus bergerak. Berikut
penuturannya:
―Saya sendiri, tadinya saya jogging lewat sini pas
lihat ada kegiatan ini saya langsung ikut. Saya ikut
karena ingin lebih sehat karena badan terus bergerak
dan setelah ikut ini saya jadi ketagihan ingin ikut
terus. ‖(Yusmar, 2018)
Informan mengaku bahwa hanya tinggal dengan istri dan
anaknya di rumah dan saat di rumah informan mengaku merasa
bosan karena tidak ada kegiatan yang harus dikerjakan olehnya.
―Saya tinggal bersama istri dan anak saya. Ga ada
kegiatan di rumah, mento-mentok nonton TV. Makanya
saya ikut ini biar ada kegiatan.‖(Yusmar, 2018)
Kegiatan yang informa ikuti dalam program Elderly Day
Care Service adalah bimbingan fisik, cek kesehatan, berjoget dan
karaoke.
―Kegiatan yang paling sering diikuti oleh saya yaitu
senam, karaoke dan jogged karena saya sangat hobi
bernyanyi. Saya paling semangat kalo diajak nyanyi
dan joget.‖(Yusmar, 2018)
95
Dampak selama 6 tahun mengikuti kegiatan program
Elderly Day Care Service sangat mempengaruhi kondisi
informan baik fisik maupun psikisnya.
―Ketika saya mengikuti program ini saya senang
banget jika ikut kegiatan ini karena bisa mengisi
waktu luang saya di rumah, mendapatkan teman baru
untuk berbagi pengalaman mengenai kesehatan dan
anak, saya merasa sehat, stress jadi hilang, kadar gula
saya juga menjadi stabil.‖(Yusmar 2018)
6. Informan La Wole
Kakek La Wole berusia 84 tahun merupakan pensiunan
Marinir TNI sudah mengikuti progam 3 tahun. Mengikuti
program Elderly Day Care Service karena kehendaknya sendiri
dengan alasan untuk menunjang kesehatannya.
―Pengen sendiri, karena saya senang olahraga dan
untuk bisa menunjang kesehatan tubuh saya.‖(La
Wole, 2018)
Kondisi kesehatan informan memang sangat kompleks,
makanya informan mengikuti kegiatan tersebut agar bisa
membantu sedikit demi sedikit memulihkan kondisi
kesehatannya. informan memiliki riwayat penyakit gangguan
tulang, hernia, dan katarak.
―Saya memiliki riwayat penyakit Orthopedi, hernia,
mata Saya juga pernah operasi mata.‖(La Wole,
2018)
Informan juga merupakan orang yang sangat mandiri,
karena meskipun hanya tinggal dengan istri keduanya. Informan
yang selalu mengerjakan pekerjaan rumah, pergi untuk terapi atau
ikut kegiatan program Elderly Day Care Service ini juga sendiri.
96
―Saya selalu mengerjakan kegiatan rumah mulai dari
nyapu, ngepel, masak, nyuci. Selain itu saya ikut
fisioterapi.‖(La Wole, 2018)
Dengan banyaknya lansia yang mengikuti program
Elderly Day Care Service sangat membantu dan memberikan
dampak positif kepada informan karena bisa menumbuhkan rasa
semangat untuk tetap sehat. Selain itu informan juga sering
bercerita permasalahannya kepada teman di program Elderly Day
Care Service.
―Saya bisa bertemu dengan teman yang masih muda
dan meningkatkan semangat saya untuk
sembuh.‖(LaWole, 2018)
Untuk terus menunjang kesehatannya, informan selalu
mempraktekan latihan-latihan kecil dan mengikuti kegiatan
fisioterapi ditempat yang berbeda.
―Saya ikut terapi Fisioterapi, karena jika hanya senam
saja, tulang saya tidak kuat. Makanya harus
diimbangi dengan fisioterapi. Biasanya saya pergi ke
tempat terapi setelah ikut kegiatan ini.‖(La Wole,
2018)
7. Informan Tin Suradih
Nenek Tin Suradih berusiah 77 tahun merupakan sosok
lansia yang sangat mandiri, aktif dan produkti, telah mengikuti
kegiatan program Elderly Day Care Service saat program ini
berdiri di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi.
―Saya ikut program ini saat terbentuknya Day Care
oleh kepala panti Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Dharma Bekasi yaitu Pak Sunarto.‖(Tin Suradih,
2018).
97
Mengikuti kegiatan program tersebut adalah kehendaknya
sendiri dengan alasan meyukai olahraga dari usia anak-anak serta
mengisi waktu luang ketika tidak ada kegiatan di rumah.
―Saya ikut ini karena kemauan sendiri, Karena saya
senang olahraga dari kecil sampai sekarang pas tahu
ada kegiatan ini dekat rumah jadi saya ikut. Untuk
mengisi waktu luang dan mengusir kebosanan di
rumah. Saya juga ingin sehat terus dan panjang
umur.‖(Tin Suradih, 2018)
Kegiatan yang diikuti informan dari program Elderly Day
Care Service hanya senam dan karaoke karena informan hobi
terhadap kegiatan tersebut. Ikut kegiatan senam juga agar tetap
menjaga kebugaran tubuhnya agar tidak terhindar dari penyakit.
―Saya ikut senam dan karaoke karena saya senang
dengan 2 kegiatan tersebut. Kalo kerajinan tangan
saya ga hobi dan saya juga ada kegiatan di luar kalau
jadwal hari Selasa.‖(Tin Suradih, 2018)
Informan merupakan lansia yang tidak memiliki riwayat
penyakit yang biasa lansia derita. Informan adalah lansia yang
sehat.
―Saya tidak punya riwayat penyakit. Penyakit itu
jagan dijadikan masalah dan pikiran selalu
dibebaskan, jangan terlalu stress, nikmati hidup yang
sedang kita jalani. Saya makanan juga tidak dipantang
apa saja saya makan.‖(Tin Suradih, 2018)
Informan adalah sosok yang sangat karena mandiri,
karena hanya tinggal sendiri di rumah tanpa anak dan suami
namun bisa bertahan hingga sekarang. Untuk mengisi rasa
kesepiannya informan banyak mengikuti kegiatan di luar rumah.
98
―Saya punya anak 8 yang hidup yang meninggal 3.
Jadi totalnya 11 orang. Terus saya punya 22 cucu tapi
tidak tinggal dengan saya. Saya tinggal sendiri,
―alone‖. Saya sendiri saat suami saya meninggal
tahun 1984.‖(Tin Suradih, 2018)
Selain kegiatan program Elderly Day Care Service,
ternyata informan mengikuti kegiatan sosial yang sangat banyak
dan bermanfaat untuk dirinya sendiri maupun orang lain.
―Kegiatan yang saya ikuti juga banyak bukan di Day
Care saja tapi saya juga ikut kegiatan Gabungan
Organisasi Wanita (GOW).‖(Tin Suradih, 2018)
Dampak yang informan rasakan selama mengikuti
program Elderly Day Care Service dari awal hingga sekarang
yaitu bisa memperbanyak teman, tubuh lebih bugar karena bisa
mencegah dari berbagai penyakit.
―Saya senang bisa bergabung di sini dari awal sampai
sekarang karena sebagai orang islam haus
bersilaturahmi di sini saya bisa memperbanyak
silaturahmi, menambah banyak teman untuk berbagi
pengalaman. Saya juga lebih bugar dan bisa
mencegah penyakit. Karena sebagai lansia saya harus
menjadi aktif dan mandiri.‖(Tin Suradih 2018b)
8. Informan Supiati
Nenek Supiati berusia 64 tahun merupakan pensiunan dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi mulai mengikuti program
Elderly Day Care Service pada tahun 2014. Awal mengikuti
program tersebut diajak oleh teman dengan alasan mengisi waktu
luang dan agar tubuh tetap bugar dan sehat.
―Diajak temen ikut ke sini, tapi lama-kelamaan enak
dengan kegiatannya. Karena ingin tetap sehat dan
mengisi kekosongan di rumah.‖(Supiati, 2018)
99
Informan memiliki 3 anak tersebut merasa kesepian dan
bosan di rumah ketika anak-anaknya sudah membina keluarga
masing-masing. Informan hanya tinggal bersama suami di rumah,
karena tidak ada kegiatan informan bersyukur mengikuti program
Elderly Day Care Service.
―Ibu punya 3 anak dan semuanya sudah menikah. Ibu
hanya tinggal dengan suami.‖(Supiati, 2018)
Sebagai cara untuk mengusir rasa bosannya informan
aktif mrngikuti kegiatan yang sudah dijadwalkan oleh tim
pengelola program Elderly Day Care Service. Adapun kegiatan
yang diikuti informan antara lain, cek kesehatan, senam, karaoke,
dan handy craft.
―Ibu ikut senam, handy craft dan karaoke. Kalo ikut
handy craft biasanya ibu langsunng bawa ke rumah
kalo udah jadi. Kalo ibu emang hobi makanya
ikutan.‖(Supiati 2018e)
Selain itu, alasan lain informan mengikuti program
Elderly Day Care Service adalah karena informan memiliki
riwayat penyaki Diabetes. Ikut program tersebut agar bisa
menunjang kesehatan tubuhnya agar tetap sehat.
―Ibu punya penyakit diabetes, tapi ibu ga sering
dipikirin yang penting ibu sehat aja.‖(Supiati, 2018)
Untuk lebih menunjang kesehatan dan keaktifan tubuh
informan, informan juga aktif mengikuti kegiatan di luar kegiatan
program Elderly Day Care Service.
―Selalu aktif kegiatan di lingkungan rumah jangan
hanya tidur aja, tapi harus gerak. Kalo ibu biasanya
ikut pengajian dilingkungan rumah, jika ngga ada
kegiatan di lingkungan rumah paling ibu main ke
rumah anak untuk lihat cucu-cucu ibu.‖(Supiati,
2018)
100
Dampak yang dirasakan setelah mengikuti program
Elderly Day Care Service juga sangat berguna untuk informan
karena informan merasa mempunyai banyak teman untuk
mengusir rasa kebosanannya serta tubuh lebih bugar dan sehat.
―Senang bisa bertemu dengan teman baru, senang
bisa menyalurkan hobi menanyi dan jogged karena
ibu orangnya sangat aktif pas muda, kalo di rumah aja
ibu tuh bosan ga ada kerjaan.‖(Supiati, 2018)
9. Informan Cucu
Ibu Cucu berusia 59 tahun merupakan pensiunan
Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi mengikuti serangkaian
kegiatan dari program Elderly Day Care Service adalah kemauan
sendiri dengan alasan ingin lebih sehat walaupun informan tidak
memiliki riwayat penyakit yang biasa lansia lain miliki. Selain
untuk menjaga kesehatannya, alasan lain informan ingin
mendapatkan hiburan untuk mengusir rasa bosan di rumah dan
memperbanyak teman. Berikut penuturannya:
―Kemauan diri sendiri ikut ini tuh, ibu juga sering
ngajak si bapak ikut program ini. Karena ingin lebih
sehat gitu, dapat hiburan, terus nambah banyak
teman. Ibu teh ga punya riwayat penyakit, ikut
kegiatan ini untuk menjaga kesehatannya ibu.‖(Cucu,
2018)
Informan hanya tinggal bersama suami dan anaknya saja.
Makanya informan selalu bosan dengan kegiatan yang dilakukan
di rumah. Kadang informan juga mengajak suaminya untuk
mengikuti kegiatan program Elderly Day Care Service. Adapun
kegiatan yang sering diikuti oleh informan adalah senam, dan
handy craft.
101
“Ibu sukanya kalo ikut ini tuh di senam sama di
handy craft biar bisa menyalurkan hobinya
ibu.‖(Cucu, 2018)
Selain kegiatan di Program Elderly Day Care Service,
informan tidak ada kegiatan lain. Informan hanya mengerjakan
pekerjaan rumah tangga karena sudah tugasnya menjadi ibu
rumah tangga. Di sela waktu pekerjaan rumah tanngga informan
selalu menyempatkan waktu untuk mempraktekan latihan-latihan
kecil.
―Hanya ikut kegiatan ini aja, sisa waktunya di rumah
aja ngerjain pekerjaan rumah. Ibu kalo di rumah suka
gerak-gerak badan sedikit jika ada waktu
luang.‖(Cucu, 2018)
Hasil dari kegiatan di program Elderly Day Care Service
sangat bermanfaat bagi informan. Informan merasakan tubuhnya
lebih bugar dan senang memiliki banyak teman setelah ikut
program tersebut. Berikut penuturannya:
―Perasaannya bugar, enak ke badan, saya juga merasa
senang "bertemu dengan teman yang lain.‖(Cucu,
2018)
10. Informan Sri Mulyani
Nenek Sri Mulyani berusia 76 tahun merupakan sosok
yang mandiri. Informan menjadi sosok seorang yang mandiri
ketika suaminya meninggal 23 tahun yang lalu. Meskipun sendiri,
informan sangat senang karena bisa mengikuti kegiatan yang
bermanfaat daripada terus bergelung di dalam kesedihan.
Informan juga tidak memiliki anak, jadi informan sudah sangat
biasa dengan keadaan sendrinya, maka dari itu, informan harus
lebih semangat dan mandiri dalam menjalani hidup dalam
kesendiriannya. Berikut penuturannya:
102
―Saya tinggal di rumah hanya sendiri. Saya tinggal
sendiri sudah 23 tahun sejak suami saya meninggal.
Saya tidak punya anak, tapi saya mengurus anak
yatim piatu untuk mengisi kekosongan di rumah.‖(Sri
Mulyani, 2018)
Awal mengikuti program Elderly Day Care Service pada
tahun 2002 karena diajak oleh teman di tempat senam
sebelumnya dengan alasan mengisi waktu luang dan menjaga
kesehatan tubuh. Berikut penuturannya:
―Ikut day care karena direkomendasikan teman di
tempat senam sebelumnya. Karena mengisi waktu
luang dan menjaga kesehatan tubuh.‖(Sri Mulyani,
2018)
Kegiatan yang informan ikuti di program Elderly Day
Care Service yaitu senam dan karaoke dan informan merupakan
koordinator untuk lansia lainnya di program Eldelry Day Care
Service. Berikut penuturannya:
―Saya hanya ikut senam dan karaoke saja. Saya disini
juga jadi coordinator untuk mengumpulkan uang dari
peserta Day Care.”(Sri Mulyani, 2018)
Selain mengikuti kegiatan Elderly Day Care Service,
informan aktif dalam kegiatan sosial untuk lansia di luar kegiatan
di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi. Informan
juga membuka jasa praktek urut untuk membantu finansialnya.
―Saya aktif dalam kegiatan sosial lansia dan kegiatan
di rumah saya buka jasa praktek urut unuk wanita dan
anak-anak. Praktek urut ini juga bisa bantu kehidupan
sehari-hari, apalagi saya tinggal sendiri.‖(Sri
Mulyani, 2018)
Dampak yang informan rasakan setelah mengikuti
program Elderly Day Care Service mempunyai banyak teman
untuk mengusir rasa kesepian informan saat di rumah. Informan
103
juga merasa senang karena telah banyak aktif dalam kegiatan
sosial lansia.
―Senang ikut kegiatan ini karena saya aktif juga di
kegaitan sosial untuk lansia. saya bersilatrahmi
dengan teman yang lain, daripada saya dirumah
sendiri dan tidak ada kegiatan lebih baik saya ikut
kegiatan Day Care.”(Sri Mulyani, 2018)
Untuk melihat dampak program Elderly Day Care Service
terhadap kesejahteraan sosial lansia, peneliti melakukan
wawancara kepada 10 informan lansia yang mengikuti program
Elderly Day Care Service. Adapun dampak program Elderly Day
Care Service terhadap kesejahteraan sosial lansia bisa dilihat dari
perubahan sebelum dan sesudah menggunakan program Elderly
Day Care Service.
Tabel. 4.3 Tabel Perubahan Lansia Program Elderly Day
Care Service
N
O
NAMA SEBELUM
IKUT
PROGRAM
SESUDAH
IKUT
PROGRAM
TAHUN
MASUK
1 Toni Perut
buncit
Hipertensi
Minum
obat
hingga 4
jenis
Kurang
Perut agak
mengecil,
Tensi darah
stabil, Minum
obat hanya 1
jenis, Percaya
diri karena
sering ikut
2013
104
percaya
diri
kegiatan di
luar panti
seperti nyanyi
dan jogged
2 Bastian Bosan di
rumah
Kegiatan
yang
diikuti
sangat
kurang
Setelah ikut
pogram lebih
sehat dan
bugar dan bisa
menambah
kegiatan sosial
dan
meyambung
silaturahmi
dengan banyak
teman.
2010
3 Budi Perut
buncit
Kolesterol
Asam urat
Kurang
percaya
diri
Setelah
mengikuti
program perut
tidak buncit
lagi,
kolesterrol dan
asam urat
stabil, lebih
percaya diri
dan semakin
rajin untuk
2017
105
berolahraga.
4 Yusmar Diabetes Kadar gula
stabil ga
pernah naik
karena selalu
diimbangi
dengan olahrga
setiap harinya,
selain itu bisa
menghibur diri
kalau ikut
kegiatan.
2005
5 Agus Bosan di
rumah
karena saat
kerja dulu
orangnya
aktif
Perut
buncit
Kolesterol
Asam urat
Bisa
bersosialiasi
dengan banyak
teman seperti
waktu kerja,
perut
mengecil, dan
asam urat serta
kolesterol
stabil
diimbangi
dengan
kegiatan fisik
yang
2017
106
bermanfaat.
6 La
wole
Hernia
Mata
sebelah
kanan
tidak
berfungsi
Kaki susah
berjalan
Hernia sudah
tidak ada
karena udah
operasi, kaki
sekarang bisa
berjalan
sedikit-sedikit
diimbangi
dengan
olahraga dan
terapi, lebih
mandiri di
rumah semua
pekerjaan di
rumah
dikerjakan
sendiri.
7 Cucu Bosan di
rumah
Kesepian
Kurang
kegiatan
Tidak ada
penyakit
Merasa
terhibur
bertemu
dengan banyak
teman,
menambah
kegiatan,
badan lebih
2013
107
bugar untuk
mencegah
penyakit
8 Supiati Diabetes
Bosan di
rumah
Tidak ada
tempat
untuk
menyalurk
an hobi
Kadar gulanya
stabil, punya
teman baru,
bisa
menyalurkan
hobi dengan
cara ikut
kegiatan
keterampilan.
2013
9 Sri
mulyan
i
Kesepian
karena
tinggal
sendiri di
rumah
Merasakan
kekeluargaan
di program ini
dan lebih aktif
di kegiatan
sosial lansia
2005
10 Tin
Suradih
Kesepian
karena
tinggal
sendiri di
rumah
Aktif di
kegiatan
organisasi
Mempunyai
banyak teman
untuk sharing
mengenai hal
kesehatan dan
kegiatan
perempuan.
2005
Sumber: Hasil olah data wawancara
108
Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat perubahan
biopsikosial pada program Elderly Day Care Service. Jika dilihat
dari aspek biopsikosial, peserta program Elderly Day Care
Service bisa kita lihat pencapaian atau hasil yang dirasakan oleh
lansia setelah mengikuti progam Elderly day care service
diantaranya yaitu:
Aspek Biologis
Dalam aspek biologis, peserta program Elderly Day Care
Service merasakan manfaatnya ditunjukan dengan sehat fisiknya,
aktif dalam bergerak.
Aspek Psikologis
Dalam aspek psikologis, lansia yang mengikuti program
Elderly Day Care Service merasakan bahagia ketika lansia tidak
merasa kesepian di dalam hidupnya.
Aspek Sosial
Dalam aspek sosial, lansia yang aktif mengikuti program
Elderly Day Care Service bisa terlibat aktif dalam kegiatan di
lingkungan masyarakat.
109
BAB V
PEMBAHASAN/ANALISA
Pada bab ini menjelaskan hasil penelitan yang telah
dilakukan dan dikaitkan dengan kerangka berfikir yang sudah
dirancang oleh peneliti dalam bab 2. Dalam kerangka berpikir
dijelaskan bahwa lansia mengalami perubahan yang sangat
signifikan dan cenderung perubahan berujung pada permasalahan
pada lansia. Perubahan pada lansia biasanya berupa fisik, mental,
status sosial, ekonomi dan psikologis. Dari perubahan tersebut
lansia membutuhkan kegiatan yang bisa menunjang
perubahannya agar tidak menjadi suatu masalah yang besar bagi
lansia. Selain itu, lansia juga membutuhkan dukungan keluarga
untuk bisa menyelesaikan permasalahannya. Namun, dalam
kenyataannya di lapangan lansia yang mengikuti program Elderly
Day care Service banyak yang sudah tidak tinggal dengan
anaknya, bahkan mereka hanya tinggal sendiri atau bersama
pasangannya. Dengan demikian, lansia yang seperti ini harus
mempunyai wadah untuk melakukan kegiatan positif untuk
mencegah atau mengurangi permasalahannya.
Mengingat kondisi lansia merupakan kelompok penduduk
yang rentan terhadap masalah baik ekonomi, sosial, kesehatan
ataupun psikologis. Oleh karenanya, agar lanjut usia tetap sehat,
mandiri, sejahtera dan berguna peru didukung oleh lingkungan
yang kondusif, baik pada tingkat keluarga maupun lingkungan
masyarakat. Lanjut usia perlu diberdayakan sebagai subjek yang
110
memiliki pengalaman dan kearifan yang pada umumnya belum
dimiliki oleh generasi muda.
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi
melaksanakan program yang diamanatkan oleh Kementrian
Sosial Republik Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan
lansia seperti masalah kesehatan, mental, sosial, ekonomi dan
psikologis. selain itu, lansia juga diberikan pembelajaran untuk
menjadi lansia yang mandiri dan sejahtera. Program yang tepat
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah program
Elderly Day Care Service. Program tersebut bertujuan untuk
meningktkan kesejahteraan sosial lansia yang tidak tinggal di
panti dan bisa mendapatkan dukungan dari keluarganya. Maka
dari itu bab ini akan menjelaskan hasil penelitian melalui proses
pelaksanaan dan dampak program Elderly Day Care Service.
Hasil penelitan yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai
pelaksanaan program Elderly Day Care Service progam ini
dilaksanakan karena untuk membantu para lansia yang hanya
tinggal sendiri di rumah atau dengan anak namun anaknya sibuk
tidak bisa merawat lansia tersebut. Selain itu program ini juga
membantu lansia untuk bisa menjaga kesehatan, menyalurkan
hobi dan berinteraksi sosial dengan kelompok sebaya. Karena
dalam konsep lanjut usia bahwa pada proses menua, lanjut usia
akan kehilangan fungsi fisik, sosial dan kognitif secara perlahan.
Maka dari itu dengan adanya program Elderly Day Care Service
dapat membantu para lansia menjaga kesehatan fisiknya, interaksi
sosial dengan masyarakat terjaga, kognitifnya juga terjaga
dengan kegiatan yang selalu dilakukan oleh para lansia.
111
Dalam proses pelaksanaan program Elderly Day Care
Service di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi
pelaksanaan pelayanan tidak dilaksanakan selama 8 jam dan
kegiatan yang sudah dicanangkan untuk para lansia peserta
program Elderly Day Care Service tidak semua para lanjut usia
mengikuti kegiatan tersebut. Hasil observasi yang sudah
dijelaskan di bab sebelumnya bahwa kegiatan yang paling
diminati adalah bimbingan fisik yaitu senam dan cek kesehatan,
ketika jadwal senam dan cek kesehatan jumlah lansia yang ikut
banyak sedangkan untuk program lainnya seperti keterampilan
dan kesenian hanya beberapa yang minat saja. Kegiatan yang
sudah dicanangkan untuk program Elderly Day Care Service dari
tim pengelolanya tidak memaksa para lansia untuk ikut semua
kegiatan.
Pada diagram 4.6. Minat peserta terhadap kegiatan Elderly
Day Care Service sudah terlihat jelas bahwa minat peserta
program Elderly Day Care Service hanya pada kegiatan
pelayanan fisik dan kegiatan sosial. untuk kegiatan lainnya hanya
sebagian peserta yang berminat. Selain dari data tersebut, hasil
observasi juga menunjukan hasil yang sama dalam hal peminatan
kegiatan peserta program Elderly Day Care Service.
Dari hal tersebut kita bisa lihat bahwa pelaksanaan belum
bisa dilaksanakan secara menyeluruh karena tidak sesuai dengan
panduan yang sudah disosialisasikan oleh Kementrian Sosial.
Dalam buku panduan dijelaskan bahwa Kementerian Sosial
mengembangkan program day care services atau Program
Pelayanan Harian Lanjut Usia (PHLU). Pelayanan ini merupakan
112
suatu model pelayanan sosial lanjut usia yang mana lanjut usia
datang ke lokasi PHLU yang dilaksanakan secara profesional
dalam waktu terbatas (tidak lebih dari 8 jam) tidak menginap
serta tidak memisahkan lanjut usia dari keluarga dan
masyarakatnya.
Lanjut usia yang mengikuti program Elderly Day Care
Service berusia antara 60-80 tahun. Lansia muda merujuk pada
usia 60-74 tahun yang biasanya masih aktif, sehat dan masih
kuat. Lansia tua berusia antara 75-85 tahun ke atas, lebih
mungkin sudah mejadi rapuh dna renta serta mengalami kesulitan
untuk mengatur kehidupan sehari-hari (E.Papalia, Sally Wendkos
Old, dan Ruth Duskin Feldman 2011, 336). Lansia yang
mengikuti program adalah lansia yang sangat potensial. Artinya
potensial adalah lansia yang masih semangat untuk mengikuti
kegiatan untuk menunjang kesehatan dan mengisi masa tua
mereka dengan kegiatan yang positif. Jika dilihat dari penjelasan
tersebut kita bisa hubungkan dengan teori kontinuitas teori ini
dikemukakan oleh pakar gerontology yaitu Robert Atchley
(1989), yang berpendapat bahwa manusia perlu tetap
mempertahankan hubungan antara masa lalu dan masa kini
(E.Papalia, Sally Wendkos Old, dan Ruth Duskin Feldman
2011,108)
Dalam hal ini, aktivitas adalah hal yang penting bukan
untuk dirinya sendiri melainkan untuk representasi yang
bersinambungan dari suatu gaya hidup. Bagi lanjut usia yang
sangat aktif dalam melakukan kegiatan itu akan sangat penting
untuk kesinambungan tingkat aktivitas yang lebih tinggi. Karena
113
ada sebagian lanjut usia yang sangat senang jika mengikuti
aktivitas yang sama dengan apa yang dikerjakan di masa lalu.
Selain teori kontinuitas, teori aktivitas juga menjelaskan
bahwa orang tua yang beranjak dengan baik akan terus
mempertahanankan sebanyak mungkin aktivitas dan berupaya
mencari kegiatan yang positif untu menggantikan kegiatan yang
sudah dilakukan sebelumnya. Bahkan dalam penelitian yang
dilakukan oleh (Greenfield dan Marks, 2004) menunjukan bahwa
kehilangan peran dan aktivitas yang besar pada lansia adalah
faktor risiko terhadap terhadap penurunan kebahagiaan dan
kesehatan mental (E.Papalia, Sally Wendkos Old, dan Ruth
Duskin Feldman 2011,400)
Bentuk yang lebih spesifik dari teori ini adalah frekeuensi
dan keintiman yang penting terhadap kepuasan hidup lansia.
aktivitas dan frekuensi yang dilakukan oleh lansia berkolerasi
terhadap kebahagiaan hidup dan juga mempengaruhi kesehatan
fisik, mental, status dan fungsi kognitif serta pertahanan
hidupnya.
Peranan produktivitas bagi lansia memainkan peranan
yang sangat penting dalam proses penuaan yang sukses. Lansia
tidak hanya bisa produktif melainkan bisa lebih dan makin
produktif di masa tuanya jika lansia aktif dalam kegiatan fisik
ataupun sosial. Sebuah penelitian dilakukan selama 6 tahun
terhada 3.218 lansia di Manitoba, Kanada menemukan bahwa
aktivitas produktif dan sosial yang dilakukan para lansia
mempengaruhi tingkat kebahagian, fungsi fisik yang lebih baik
dan kemungkinan kecil untuk meninggal 6 tahun
114
kemudian(E.Papalia, Sally Wendkos Old, dan Ruth Duskin
Feldman 2011,400)
Lansia yang mengikuti program Elderly Day Care Service
adalah lansia yang hidup mandiri dan keuangan yang cukup
memadai untuk biaya kehidupan kesehariannya. Namun di sisi
yang lain lansia yang tergabung dalam program ini merasa
kesepian, terisolasi, butuh teman dan kegiatan yang positif untuk
menunjang kualitas hidupnya.
Jadi, pelakasanaan program Elderly Day Care Service
sebagai upaya lembaga Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma
Bekasi untuk membantu permasalahan yang dihadapi lansia
seperti, gangguan fisik, masalah ekonomi, masaalah sosial dan
budaya, dan masalah psikologis. Selain itu, program Elderly Day
Care Service juga membantu lansia memenuhi kebutuhan lansia
seperti, kebutuhan akan pelayanan kesehatan, kebutuhan
perekonomian, kebutuhan berinteraksi sosial, kebutuhan
psikologis seperti kasih sayang dari keluarga dan orang terdekat.
A. Dampak Program Elderly Day Care Service
Sebuah program dikatakan sukses atau berhasil jika dampak
yang diberikan program bisa dirasakan oleh pengguna yang
memilih program tersebut. Begitupun dengan program Elderly
Day Care Service. program ini terbentuk juga ingin memberikan
dampak positif bagi lansia yang mengikuti program.
Program Elderly Day Care Service bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan sosial lansia sudah menyusun sebuah
kegiatan yang positif untuk lansia seperti, pemberianan makanan
115
tambahan, pemeriksaan kesehatan, bimbingan rohani, bimbingan
konseling, keterampilan/ ekonomi kreatif, kegiatan olahraga,
rekreasi dan hiburan. Kegiatan tersebut diharapkan bisa
berdampak positif bagi para lansia yang mengikutinya.
Dalam penilitian ini juga ingin melihat dampak yang telah
didapatkan lansia setelah mengikuti program tersebut. Di bawah
ini adalah diagram perubahan postif pada lansia yang mengikuti
program Elderly Day Care Service.
Di bawah ini adalah diagram 4.9. respon perubahan lansia
yang telah mengikuti program Elderly Day Care Service. Pada
data yang telah diolah oleh peneliti, lansia merespon bahwa
dampak yang bisa dirasakan oleh lansia yaitu mandiri, tidak
bosan , kurang percaya diri, memiliki banyak teman, dan
kesehatan meningkat.
Pada diagram 4.9 dapat dilihat bahwa lansia mengalami
perubahan yang sangat positif. Karena sejatinya menjadi tua
adalah sesuatu yang tak terelakan, suatu kepastian, suatu proses
alamiah yang tidak dapat dicegah oleh siapapun. Semua orang
melalui hari demi hari, berjalan, berproses menuju suatu tujuan
yaitu menjadi tua. Dengan kata lain menjadi tua itu pasti, menjadi
lansia sejahtera itu pilihan. Karena tidak semua lansia bisa
sejahtera tapi jika lansia memilih untuk sejahtera dengan cara
mencegah proses penuaan dengan mengikuti bimbingan fisik,
bersosialisasi dan melalukan kegiatan positif maka lansia bisa
menjadi lansia yang mandiri, sejahtera dan berguna,
Sejumlah penelitian yang disponsosri oleh MacArthur
Foundation Research Network on Succesfull Aging (Rowe dan
116
Kahn, 1997) mengidentifikasi tiga komponen utama lansia yang
dikatakan sukses atau sejahtera yaitu: terhindar dari penyakit atau
ketebatasan yang berkaitan dengan penyakit, mempertahankan
fungsi fisik dan kognitif yang tinggi dan mempertahankan
keterlibatan sosial yang aktif dan aktivitas yang produktif.
Pembahasan pada bab ini juga akan menjelaskan 3
komponen utama tersebut yang telah didapatkan para lansia pada
program Elderly Day Care Service. Dalam melakukan penelitian
ini, peneliti menggunakan 10 sample lansia untuk diwawancara
mengenai dampak yang telah didapatkan oleh para lansia.
Adapun hasil yang didapatkan adalah.
1. Kesehatan Fisik dan terhindar dari penyakit
Pada usia lanjut terjadi kemunduran sel-sel karena proses
penuaan yang berakibat pada kelemahan organ, kemunduran fisik
, timbulnya berbagai macam penyakit utama yaitu penyakit
degenerative. Diperlukan pelayanan kesehatan terutama untuk
kelainan degenerative demi meningkatkan derajat kesehatan dan
mutuk kehidupan lansia. agar tercapai masa tua yang berguna dan
bahagia dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
Perubahan kesehatan di usia senja bersifat kompleks. Pada
usia senja kemundurun kapasitas fisik dan mental lansia tidak
bisa dipungkiri. Dengan bertambahnya usia dengan perubahan
fisiologis yang dialami lansia mendasari terjadinya risiko
penyakit. Pada usia 60 tahun,utama bebankecacatan dan kematian
muncul dari kehilangan agerelated dalam pendengaran, melihat
dan bergerak, dan penyakit tidak menular, termasukjantung
117
penyakit, stroke, gangguan pernapasan kronis, kanker dan
demensia (World Health Organization 2015,27).
Pada program Elderly Day Care Service dengan kegiatan
bimbingan fisik mengajak lansia untuk menjaga kesehatan fisik
lansia agar terhindar dari masalah kesehatan dan tetap menjaga
fisik agar tetap bugar.
Selain itu, perawatan kesehatan yang menganggap dan
mengelola kebutuhan kompleks usia yang lebih tua secara
terpadu telah terbukti lebih efektif daripada layanan yang hanya
bereaksi terhadap penyakit tertentu secara individual. Pendekatan
kegiatan bimbingan fisik bersifat pencegahan agar lansia tetap
sehat atau terjaga kesehatannya. Namun, pelayanan ditentukan
tidak hanya dengan menilai kapasitas fisik dan mental tetapi juga
oleh interaksi yang kita masing-masing miliki dengan lingkungan
yang kita huni di seluruh kehidupan kita Pengaruh lingkungan
pada kesehatan di usia yang lebih tua ini dapat mengambil
banyak bentuk, termasuk kebijakan luas yang mempengaruhi
kita, situasi ekonomi, sikap atau norma masyarakat, karakteristik
fisik lingkungan alam dan buatan lingkungan, jaringan sosial
yang dapat kita manfaatkan, dan bahkan alat bantu yang mungkin
tersedia untuk kita (World Health Organization 2015,70).
Hasil dari penelitian yang dilakukan peneliti, bahwa lansia
yang mengikuti program Elderly Day Care Service merasakan
bisa meningkatkan kesehatan fisiknya. Menurut kakek Budi
menjelaskan bahwa setelah mengikuti program kondisi fisiknya
sangat bugar dan tidak mengkonsumsi obat terlalu banyak untuk
meningkatkan kesehatan. Menurut kakek Toni sebelum saya ikut
118
kegiatan day care minum obat sampe 4 jenis namun setelah ikut
saya hanya minum 1 jenis obat saja. Selain itu saya juga
merasakan lebih bugar dan sehat.
2. Mempertahankan Fungsi Fisik dan Kognitif Sosial
Penurunan fisik merupakan gejala alamiah yang tidak dapat
dicegah kehadirannya. Semua sel di dalam tubuh akan mengalami
pergantian, yang harus diganti dengan yang baru. Kemunduran
akibat proses menua bisa dihambat apabila semua organ tetap
dalam kondisi aktif atau diaktifkan. Mengingat tubuh lansia yang
rentan, maka diperlukan latihan fisik atau olahraga untuk tetap
aktif dan sehat.
Terlibat dalam aktivitas fisik sepanjang masa hidup memiliki
banyak manfaat, termasuk peningkatan umur panjang. Sebagai
contoh, analisis terbaru dari penelitian longitudinal yang besar
menemukan bahwa orang yang terlibat dalam 150 menit per
minggu aktivitas fisik pada intensitas sedang mengalami
penurunan mortalitas sebesar 31% dibandingkan dengan mereka
yang kurang. Manfaat ini dapat menjadi substansial. Sebagai
contoh, baik studi cross-sectional dan longitudinal telah
menyarankan ada pengurangan 50% dalam risiko relatif
mengembangkan keterbatasan fungsional di antara mereka yang
melaporkan rutin dan setidaknya aktivitas fisik intensitas sedang.
Aktivitas fisik juga tampaknya mempertahankan, dan bahkan
dapat meningkatkan, fungsi kognitif pada orang tanpa demensia
mengurangi penurunan kognitif sekitar sepertiga. Selain itu,
aktivitas fisik melindungi terhadap beberapa kondisi kesehatan
yang paling penting di usia yang lebih tua.
119
Ketidakaktifan fisik dapat menyebabkan hingga 20% dari
populasi risiko demensia, dan diperkirakan bahwa 10 juta kasus
baru secara global mungkin dihindari setiap tahun jika orang
dewasa yang lebih tua bertemu rekomendasi untuk aktivitas fisik.
Demikian pula, stroke menyebabkan beberapa beban terbesar
penyakit di usia yang lebih tua, dan aktivitas fisik yang sedang
dapat mengurangi risiko sebesar 11-15%, dan aktivitas fisik yang
kuat memiliki manfaat yang lebih besar, mengurangi risiko
sebesar 19-22% (World Health Organization 2015,71).
Aktivitas fisik memiliki banyak manfaat lain di usia yang
lebih tua. Ini termasuk meningkatkan kapasitas fisik dan mental
(misalnya, dengan mempertahankan kekuatan otot dan fungsi
kognitif, mengurangi kecemasan dan depresi, dan meningkatkan
harga diri); mencegah penyakit dan mengurangi risiko (misalnya,
penyakit jantung koroner, diabetes dan stroke) dan meningkatkan
hasil sosial (misalnya, dengan meningkatkan keterlibatan
masyarakat, dan memelihara jaringan sosial dan hubungan
antargenerasi).
Fungsi kognitif sangat bervariasi di antara orang-orang dan
terkait erat dengan tahun pendidikan. Banyak fungsi kognitif
mulai menurun pada usia yang relatif muda, dengan fungsi yang
berbeda menurun pada tingkat yang berbeda. Sebagai akibatnya,
fungsi menjadi semakin heterogen dengan bertambahnya usia.
Beberapa kerusakan dalam memori dan kecepatan pemrosesan
informasi adalah umum, dan keluhan tentang hal itu sering
dilaporkan oleh orang yang lebih tua (World Health Organization
2015,70)
120
Namun, meskipun penuaan dikaitkan dengan penurunan
kapasitas untuk menangani tugas-tugas kompleks yang
memerlukan pembagian atau mengalihkan perhatian, itu tidak
muncul untuk mengurangi kapasitas untuk mempertahankan
konsentrasi atau untuk menghindari gangguan. Demikian pula,
meskipun penuaan dikaitkan dengan pengurangan kapasitas untuk
belajar dan menguasai tugas yang melibatkan manipulasi aktif,
reorganisasi, integrasi atau antisipasi pelbagai item memori, ada
sedikit hubungan dengan memori untuk informasi faktual,
pengetahuan tentang kata-kata dan konsep, memori yang terkait
dengan masa lalu pribadi, dan memori prosedural (misalnya,
untuk keterampilan yang dibutuhkan untuk mengendarai sepeda).
Dengan demikian, tidak semua fungsi kognitif memburuk seiring
bertambahnya usia, dan fitur bahasa, seperti pemahaman,
membaca dan kosa kata, khususnya, tetap stabil sepanjang hidup.
Dengan demikian, komponen kedua sebagai tolak ukur
lasnsia sejahtera adalah mempertahankan fungsi fisik dan kognitif
program ini juga berhasil membuat lansia bisa mempertahankan
fungsi fisik dan kognisi sosial lansia. dalam hal mempertahankan
fungsi fisik lansia mendapatkan pelayanan berupa kegiatan
bimbingan fisik yaitu melalui berbagai jenis senam setiap
harinya.
Sedangkan dalam hal mempertahankan kognitif lansia
diberikan pelayanan kegiatan keterampilan, pada kegiatan ini
para lansia diberikan pembelajaran untuk membuat keterampilan
yang mempunyai daya jual tinggi. Keterampilan yang biasa
121
dilakukan oleh lansia yaitu merajut, menjahit atau membuat
souvenir dan masih banyak lagi.
3. Keterlibatan Sosial dan Aktivitas Produktif
Kelompok penduduk lansia sering dianggap sebagai orang
yang tidak mampu menghasilkan apa-apa atau tidak produktif.
Pendapat seperti ini kurang menguntungkan bagi lansia. karena di
sisi lain, kelompok ini masih bisa produktif, mereka memiliki
kelebihan yaitu memiliki keunggulan pengalaman yang bermuara
pada dimilikinya kearifan dan kematangan emosi. Kearifan dan
kematangan emosi cenderung dimiliki oleh lansia daripada yang
lebih muda, karena lansia memilki pengalaman yang lebih
panjang.
Pemberdayaan penduduk lansia mengacu pada upaya
mengembangkan potensi individu maupun kolektif penduduk
lansia sehingga mereka dapt meningkatkan kemampuannya
dalam pelbagai aktivitas, baik sosial, ekonomi, maupun politis.
Untuk melakukan hal tesebut lansia membutuhkan intervensi atau
stimulus dari luar diri mereka. Sebab keinginan penduduk lansia
untuk berkemban tidak terlepas dari kemampuan individu yang
ditentukan oleh tingkat pendidikan dan keterampilan, lingkungan
serta konteks budaya.
Adanya kegiatan bagi lansia yang bersifat produktif juga
dapat membawa dampak sosial tidak hanya untuk lansia sendiri,
keluarga tetapi juga bagi masyarakat. Melalui aktivitas mereka
dapat berkumpul dan berkomunikasi dengan sesama. Kebutuhan
untuk berhubungan dengan orang lain tidak terlepas dari hakikat
manusia sebagai makhluk sosial(Suardiman 2011, 23). Rasa
122
kesepian, tidak berguna yang sering muncul dari kurangnya
aktivitas, apabila dibiarkan terus menerus tanpa dipecahkan akan
berdampak negative bagi lansia. Darmojo (2000) mengatakan
kegiatan-kegiatan dan hobi beraneka raam memungkinkan lansia
masih merasa bermanfaat bagi keluarga dan masayarakat
Pada usia lansia, lansia cenderung menghabiskan waktu lebih
sedikit dengan orang lain, karena pada masa lansia sudah tidak
bekerja. Bekerja adalah satu alasan sumber yang memudahkan
kontak sosial kepada lingkungan sekitar. Namun setelah lansia
pada masa pensiun, kontak sosial berkurang dengan lingkungan
sekitar. Untuk sebagian lansia, kelesuan dan kondisi fisik
membuat lansia sulit keluar dan berhubungan dengan orang.
Meskipun demikian, hubungan yang dipertahankan oleh lansia
akan lebih penting terhadap kebahagiaan mereka dibandingkan
sebelumnya. Pada survei yang dilakukan oleh National Council
on the Aging (2002), hanya 1 dari 5 lansia Amerika yang
melaporkan kesepian sebagai masalah serius dan hampr 9 dari 10
orang menempatkan keluarga dan teman sebagai hal paling
penting untuk hidup yang lebih bermakna (W.Rowe dan L.Khan
1997, 433)
Ketika teman kerja dan teman lainnya menjauh, lansia
mempertahankan lingkungan pertemanan akrab dan stabil.
Menurut teori konvoi sosial, lansia mepertahankan tingkat
dukungan sosial mereka dengan mengidentifikasi anggota
jaringan sosial yang dapat membantu mereka, serta menghindari
mereka yang tidak sportif (E.Papalia, Sally Wendkos Old, dan
Ruth Duskin Feldman 2011, 128). Sebagai sebuah konvoi sosial
123
yaitu teman dekat dan anggota keluarga yang bisa mereka
andalkan secara kuat memengaruhi kebahagiaan mereka.
Sedangkan menurut teori selektivitas sosioemosional karena
sisa waktu yang mereka punya semakin singkat, lansia memilih
untuk menghabiskan waktu dengan orang dan aktivitas yang
memenuhi kebutuhan emosional yang sekarang (E.Papalia, Sally
Wendkos Old, dan Ruth Duskin Feldman 2011,429).
Dukungan emosional dapat membantu lansia terutama lansia
yang umurnya sudah mencapai 80 tahun, para lansia dalam
mempertahankan kepuasan hidup ketika menghadapai stress dan
trauma, seperti kehilangan pasangan hidup atau anak kecelakaan
dan penyakit yang mengancam hidup dan ada kaitan positif
dnegan kesehatan dan kebahagiaan yang lebih baik.
Dengan demikian program Elderly Day Care Service sangat
membantu lansia untuk bisa terlibat aktif dalam kegiatan sosial
dan berinteraksi sosial dengan teman sebayanya. Hasil penelitan
yang telah dilakukan lansia merasakan hal positif dan senang
dalam program ini karena bisa berinteraksi dan silaturahmi
dengan lansia lainnya. Selain itu, lansia bisa bertukar cerita dan
diskusi masalah kesehatan, pola hidup sehat dan masalah anak.
lansia yang mengikuti program ini tidak merasa sendiri karena
sudah mendapatkan banyak teman bahkan keluarga baru yang
saling mendukung dalam berbagai hal.
Dengan makin bertambahnya usia seseorang maka
berpartisipasi atau keterlibatan sosial di masyarakat semakin
berkurang dengan cakupannya juga menyempit. Terdapat banyak
alasan mengapa partisipasi seseorang dalam kegiatan sosial
124
menurun sejalan dengan bertambahnya usia. Pertama, kesehatan
menurun, yang secara umum biasa digunakan sebagai alasan
pokok. Kedua, alasan yang sama pentingnya atau bahkan
kadangkala dianggap lebih penting yaitu tingkat keterlibatan
dalam kegiatan sosial pada usia muda. Aktivitas tersebut
memengaruhi partisapasi sosialnya pada usia lanjut (Hurlock
2014,400).
B. Diskusi: Lansia Sejahtera Perspektif Pekerja Sosial
Profesi pekerjaan sosial di beberapa negara sangat
diperhitungkan karena dalam dekade terakhir ini pekerja sosial
banyak berperan penting terlibat dalam aksi-aksi sosial untuk
menyelesaikan masalah sosial seperti masalah kemiskinan,
kesejateraan anak, narkoba, pendidikan, kesejahteraan lansia, dan
pemberdayaan masyarakat (Weinberger 1974,10). Pada aspek
pekerja sosial dalam membuat sebuah rancangan aksi sosial
tidak hanya membantu individu yang memiliki masalah tapi juga
membantu lembaga-lembaga di masayarakat untuk
menyelesaikan permasalahan yang ditangani.
Begitu pula dengan permasalahan lanjut usia pekerja sosial
sangat dibutuhkan untuk membantu lanjut usia bangkit dalam
keterpurukan masalah yang dihadapinya. Adapun permasalahan
yang menjadi permasalahan besar yang dihadapi lansia adalah
stigma dari lingkungan masayarakat. Ageisme atau stigma adalah
prasangka terhadap orang-orang lanjut usia. Ageisme merupakan
salah satu kata-kata negatif yang berlaku di masayarakat
(Santrock 2011).
125
Banyak beberapa lansia mengalami diskriminasi dan stigma
yang menyakitkan dari masyarakat. Lanjut usia sudah tidak
diperkejakan kembali karena beranggapan bahwa lanjut usia
sudah tidak bisa mengerjakan perkerjaan seperti biasanya
diakibatkan penurunan fungsi tubuhnya. Lanjut usia juga
mendapat penolakan dari masyarakat karena dipandang sudah
pikun dan membosankan. Lanjut usia bisa disingkirkan dari
keluarganya karena anak mereka melihat bahwa lansia sebagai
sosok yang mudah sakit dan sebagai parasit bagi keluarganya.
Bisa disimpulkan bahwa lanjut usia dipandang sebagai manusia
yang sudah tidak berguna, tidak mampu berpikir jernih, dan tidak
memberi kontribusi kepada lingkungan masyarakatnya.
Stigma yang dilontarkan masyarakat kepada lansia sangat
beragam diantaranya yaitu, masyarakat menilai bahwa semua
lansia itu tidak produktif, mempunyai masalah kesehatan, lansia
itu pikun. Selain stigma yang melekat pada lansia ada masalah
lain yang datang dari lansia itu sendiri. seperti permasalahan
fisik, psikis, sosial, dan spiritual.
Lansia tidak hanya berstigma negative yang memiliki banyak
permasalahan dalam hidupnya. Jika lansia memiliki pikiran yang
positif dan menghiraukan perkataan orang lansia bisa menjadi
lansia yang sejahtera baik fisik, psikis, sosial dan spiritual.
Bagaimana caraya? Cara untuk lansia tetap aktif, mandiri dan
produktif lansia harus aktif dalam pelbagai kegiatan yang
mendukung meminimalisir permasalahanya. Agar fisiknya tetap
sehat dan bugar lansia bisa mengikuti kegiatan fisik seperti
senam.
126
Dalam penelitian selama dua dekade terakhir atau lebih, bukti
telah menunjukkan bahwa ada hubungan terbalik antara aktivitas
fisik dan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung koroner,
hipertensi, diabetes melitus, kanker spesifik seperti kanker usus
besar dan kemungkinan kanker payudara, dan osteoporosis. Lebih
dari itu, mekanisme biologis yang diusulkan yang memungkinkan
seseorang untuk mendapatkan manfaat dari aktivitas fisik yang
dilakukannya. Jika aktivitas fisik memang mengurangi risiko
mengembangkan penyakit kronis ini, adalah logis untuk menduga
bahwa kematian dini dari sebab apa pun dapat dihindari atau
setidaknya ditunda oleh aktivitas fisik. Aktivitas fisik diharapkan
untuk bisa memperpanjang umur lansia (Ken Dychtwald
1999,63).
Dalam aspek psikis yang ingin selalu terjaga lansia bisa
mengikuti kegiatan rekreasi dan hiburan agar lansia merasa
bahagia dengan hidupnya dan meraskan kepuasan dalam
hidupnya. Lansia yang bahagia sangat berpengaruh terhadap
kelanjutan hidupnya, karena ketika lansia merasa bahagia, lansia
akan lupa dengan permasalahnya. Lansia akan fokus dengan
kegiatan yang dilakukannya yang bisa mempengaruhi
kesejahteraan lansia dalam aspek psikis atau mental.
Kesejahteraan dalam aspek disebut juga dengan kepuasan
hidup. Kepuasan hidup merupakan kesejahteraan psikologis
secara umum atau kepuasan terhadap kehidupan secara
keseluruhan. Kepuasan hidup digunakan secara luas untuk
menilai kesejahteraan psikologis pada lansia (Santrock 2011,
240).
127
Dalam aspek sosial lansia bisa menjaga interaksi sosial
dengan lingkungan masyarakat. Hal tersebut bertujuan agar lansia
tidak menarik diri dari lingkungan masyarakat meskipun lansia
menilai bahwa dirinya tidak lagi bermanfaat untuk masyarakat
banyak. Lansia yang memiliki jaringan pertemanan dan keluarga
yang luas juga merasakan kepuasan dengan hidupnya
dibandingkan dengan lansia yang terisolasi secara sosial.
Dalam aspek spiritual, lansia harus lebih bisa mendekatkan
diri kepada sang pencipta dan bersyukur dengan pencapaian usia
hinga memasuki tahap lansia. aspek spiritual juga berpengaruh
dengan kesejahteraan lansia karena jika lansia bersyukur kepada
sang pencipta hidup yang dijalaninya akan mudah.
Permasalahan dan stigma muncul kepada lansia tidak serta
merta masyarakat pada posisi yang salah ada kalanya lansia juga
berada posisi yang salah. Karena banyak lansia jika sudah
memasuki tahap tesebut memisahkan diri dari masyarakat hingga
interaksi sosial juga tidak ada.
Menurut teori disengagement menyatakan bahwa orang-orang
dewasa lanjut secara perlahan menarik diri dari lingkungan
masyarakat (Santrock 2011,252). Artinya pemisahan merupakan
aktivitas timbal balik dimana lanjut usia menarik diri dari
masyarakat, masyarakat juga menarik diri dari lanjut usia. Teori
ini juga menjelaskan bahwa lanjut usia mengembangkan suatu
kesibukan sendiri, mengurangi hubungan emosional dengan
orang lain dan mengurangi ketertarikan terhadap persoalan
masyarakat. Pengurangan terhadap interaksi sosial yang
dilakukan oleh lansia kepada lingkungan masayarakat dianggap
128
mampu menigkatkan kepuasan hidup lanjut usia. Teori
disengagement juga menyatakan bahwa mempertahankan
kepuasan yang tinggi dalam penuaan biasanya hasil dari
penerimaan pengurangan yang tak terelakkan.
Namun, jika lansia ingin bebas dari permasalahan dan stigma
lansia bisa menjadi lansia yang berguna di lingkungan
masyarakat tanpa harus menarik diri dari kehidupan sosial
masayarakat. Menurut teori aktivitas, semakin orang-orang lanjut
usia aktif dan terlibat dalam kegiatan masyarakat, semakin kecil
kemungkinan mereka menjadi renta dan semakin besar
kemungkinan mereka merasa puas dengan kehidupannya
(Santrock 2011,239). Teori ini juga menjelaskan bahwa lansia
seharusnya melanjutkan peran-peran masa dewasa tengahnya di
sepanjang masa dewasa akhir. Jika peran-peran tersebut bisa
dijalankan oleh lansia dengan baik lansia akan menemukan
peran-peran pengganti yang akan memelihara keaktifan dan
keterlibatan mereka di dalam aktivitas-aktivitas kemasyarakatan.
Pelayanan sosial seperti program Elderly Day Care Service
sangat membantu lansia untuk tetap aktif di usianya sekarang.
Selain itu, program tersebut juga sebagai produk dari pelayanan
kesejahteraan sosial yang memang memiliki tujuan agar lansia
sejahtera melalui program tersebut. Alasan program Elderly Day
Care Service menjadi sebuah wadah untuk mensejahterakan
lansia karena dari kegiatan yang sudah disusun oleh pelaksana
mencakup dari permasalahan dan kebutuhan pada lansia.
109
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan
peneliti lakukan mengenai dampak program Elderly Day Care
Service terhadap kesejahteraan sosial di Panti Sosial Tresna Budi
Dhama Bekasi, melalui wawancara, observasi dan dokumentasi
maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Pelaksanaan program Elderly Day Care Service di Panti
Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi berbeda
dengan program Elderly Day Care Service di luar negeri
dalam hal pelaksanaan namun dalam segi tujuannya sama
yaitu membantu para lansia untuk mengisi waktu luang
dengan kegiatan positif untuk para lansia. Pelaksanaan
program tersebut masih belum mewajibkan para lansia
yang mengikuti program tersebut untuk mengikuti seluruh
kegiatan yang telah di susun oleh pihak lembaga. Lansia
yang mengikuti program Elderly Day Care Service hanya
mengikuti kegiatan yang diminatinya. Kegiatan yang
paling diminati dari program Elderly Day Care Service
adalah kegiatan bimbingan fisik dan kesehatan. Untuk
kegiatan lainnya hanya sebagian lansia saja yang
mengikuti.
130
2. Peserta pada program Elderly Day Care Service sebagian
besar adalah lansia yang berumur potensial yaitu umur 60-
80 tahun.
3. Peserta pada program Elderly Day Care Service sebagian
besar adalah lansia yang mengenyam pendidikan rata-rata
Sekolah Menengah Atas.
4. Peserta pada program Elderly Day Care Service
didominasi oleh lansia perempuan dibandingkan lansia
laki-laki.
5. Dampak program Elderly Day Care Service dilihat dari 3
komponen utama lansia dikatakan sukses yaitu, Kesehatan
fisik dan terhindar dari penyakit, mempertahankan fungsi
fisik dan kognisi sosial, serta keterlibatan sosial dan
aktivitas produktif lansia yang mengikuti program Elderly
Day Care Service sudah bisa merasakan atau
mendapatkan dampak tersebut dari program Elderly Day
Care Service di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma
Bekasi.
Pada Program Elderly Day Care Service selain mempunyai
tujuan agar lansia tetap sehat, tapi di program tersebut juga
memberikan hal yang baru pada lansia untuk tetap bahagia
diwaktu senja dengan keterbatasan yang dimilikinya.
Pada penelitian ini juga kita bisa menilai bahwa lansia yang
selalu aktif di masa muda maupun lansia selalu sehat dan bugar.
Selain itu interaksi sosial dengan lingkungan sekitar juga terjalin
dengan bagus. Lansia tidak sungkan untuk menceritakan
permasalahannya atau meminta saran dan berbagi pengetahuan
131
mengenai hidup sehat, dan hidup mandiri bersama istri tanpa
anak, karena anaknya sudah membina keluarga masing-masing.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti, untuk lebih meningkatkan kualitas program Elderly Day
Care Service di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma
Bekasi peneliti ingin menyampaikan beberapa saran untuk
lembaga, yaitu:
1. Para lansia seharusnya bisa mengikuti seluruh kegiatan
yang telah disusun oleh tim Elderly Day Care Service di
Panti Sosial tresna Werdha, agar para lansia yang
mengikuti program tersebut bisa menjadi lansia yang
produktif, aktif dan mandiri.
2. Diperlukan monitoring dan evaluasi bagi para lansia yang
mengikuti program Elderly Day Care Service untuk
mengukur sejauh mana keberhasilan program untuk para
lansia yang mengikuti program Elderly Day Care Service.
C. IMPLIKASI
Melakukan penelitian jika tidak mempunyai manfaat untuk
orang lain merupakan hal sia-sia. Dari penelitian ini peneliti
berharap dari penelitian yang telah dilakukan bisa bermanfaat
dari segi teoritik maaupun. Adapun implikasi dari penelitian ini
yang bisa bermanfaat ke depannya adalah
1. Teoritik
Dari segi teoritik peneliti mengharapkan bahwa penelitian
ini bermanfaat bagi para akademisi maupun lansia yang
132
membaca penelitian ini. Adapu implikasi dari segi
teoritik dari penilitian ini adalah:
a. Peneliti membenarkan teori disengagement dan
activity sebagai acuan melihat kesejahteraan lansia.
b. Menjadi acuan bagi para pembaca untuk mempelajari
tentang gerontology
c. Menjadi panduan lansia untuk belajar menjadi lansia
sejahtera
d. Program studi Kesejahteraan Sosial menjadikan study
gerontology sebagai mata kuliah pilihan.
2. Praktis
Dari segi parktis peneliti mengharapkan bahwa penelitian
ini bermanfaat bagi praktisi, caregiver dan lembaga yang
bergerak di bidang gerontology. Adapun Implikasi dari
segi praktis dari penelitian ini adalah:
a. Lembaga menjadi lebih variatif dalam menyusun
kegiatan yang dijalankan di Program Elderly Day
Care Service.
b. Lebih banyak praktisi yang peduli terhadap
kesejahteraan lansia.
c. Lansia yang sejahtera menjadi contoh bagi lansia
lainnya.
109
DAFTAR PUSTAKA
A. Sumber Buku
Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja
Grafindo.
Artinawati, Sri. 2014. Asuhan Keperawatan Gerontik. Bogor: In
Media.
Badan Pusat Statistik. 2014. ―Statistik Penduduk Lansia.‖
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif Komunikasi,
Ekonomi, Kebijakan, Public Dan Ilmus Sosial Lainnya. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group..
Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia. 2014. Modul
Pendampingan PSLU. Jakarta: Kementrian Sosial RI.
———. 2016. ―UU NO 13 Tahun 1998 Kesejahteraan Sosial
Lansia.‖ Departemen Sosial RI.
Dychtwald, Ken. 1999. Healthy Aging. Gaithersburg: An Aspen
Publication.
E.Papalia, Diane, Sally Wendkos Old, dan Ruth Duskin Feldman.
2011. Human Development. 5. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Fahrudin, Adi. 2012. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung:
PT. Refika Aditama.
Feldman, Papalia Olds. 2009. Human Development. 10 ed. 2.
Jakarta: Salemba Humanika.
Friedlander, Walter A. 1968. Intoduction to Social Welfare. 3 ed.
United States of America: Printice.
Gertler, Martinez, Premand, dan Rawlings. 2011. Impact
134
Evaluation in Practice. Washington DC: World Bank.
Hamidi. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: UMM Press.
Hurlock, Elizabeth B. 2014. Psikologi Perkembangan. 5 ed.
Jakarta: Erlangga.
Kirst-Ashman, Karen K. 2010. Social Work & Social Welfare. 3
ed. USA: Brooks/Cole Cencage Learning.
Marliani, Rosleny. 2015. Psikologi Perkembangan. Bandung:
Pustaka Setia.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Revisi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Neubeck, Kenneth J., Mary Alice Neubeck, dan Davita Silfen
Glasberg. 2007. Social Problems. 5 ed. USA: McGraw
Hill.
Palmore, Erdman. 1972. Normal Aging. 2 ed. Duke: Duke
University.
Quardo, Jill S. 1980. Aging, The Individual and Society. New
York: St.Martin Press.
Rukminto, Isbandi. 2013. Kesejahteraan Sosial :Pekerjaan
Sosial, Pembangunan Sosial dan Kajian Pembangunan.
Jakarta: Rajawali Press.
Santrock, Jhon W. 2011. Life –Span Development. Jakarta:
Erlangga.
Suardiman, Siti Partini. 2011. Psikologi Usia Lanjut. 1.
Yogyakarta: UGM Press.
Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan
Rakyat. Bandung: PT. Refika Aditama.
Sumarwoto, Otto. 2005. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
135
Yogyakarta: UGM Press.
Weinberger, Paul E. 1974. Persectives on Social Welfare. 2 ed.
USA: Macmillan Publishing.
White.H. 2006. Impact Evaluation: The Experience of the
Independent Evaluation Group of the World Bank.
Washington DC: World Bank.
World Health Organization. 2015. World Report on Ageing and
Health. Luxembourg.
B. Sumber Tesis
Amalia, Ayu Diah. 2012. ―Evaluasi Proses Pelaksanaan Program
Elderly Day Care Services tahun 2012 di Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi Timur.‖ Depok:
Universitas Indonesia.
C. Sumber Jurnal
Arokiasamy, J T. 1997. ―Social Problems and Care of the
Elderly.‖ University of Kuala Lumpur Vol 52 No 3
(September).
Brown, Elen L, Marie-Luise Friedemann, dan Ana C. Mauro.
2014. ―Use of Adult Day Care Service Centers in an
Ethnically Diverse Sample of Older Adults.‖ Sage 33–2:
189–206.
Esther Iecovich, dan Sara Carmel. 2011. ―Differences Between
Users and Nonusers of Day Care Centers Among Frail
Older Persons in Israel.‖ Sage 30–4: 443–62.
Hoyer, Wiliam J., dan Paul A.Roodin. 2003. Adult Development
and Aging. 5 ed. New York: McGraw Hill.
Imhabekhai, Clement I. 2003. ―Educational And Social Welfare
136
Programs For Olderpopulations Innigeria.‖ Taylor &
Francis Inc. 29: 573–83.
Judith A. DePalma. 2003. ―Positive Outcomes and Adult Day
Care.‖ Sage Volume 15, Number 4,: 342–43.
Liat Ayalon, dan Clemens Tesch Romer. 2017. Contemporary
Perspective on Ageism. Vol. 19. New York: Springer.
Orimo, Hajime, Motoji Sawabe, Hideki Ito, Takao Suzuki,
Atsushi Araki, dan Takayuki Hosoi. 2006. ―Reviewing the
Definition of ‗Elderly.‘‖ Japan Geriatrics Society 6: 149–
58.
W.Rowe, John, dan Robert L.Khan,. t.t. ―Successful Aging, (The
Gerontologies, 1997: The Gerontological Society of
America), Vol 37, No 4, Hal 433-440,‖ 4, 37: 433–40.
D. Sumber Website
Pengertian dampak diakses pada 14 Februari 2018 pukul 10.42
WIB.https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/dampak
Pengertian Program diakses pada 14 Februari 2018 pukul 10.44
WIB.http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/1234567
89/n9807/Chapter%20II.pdf
Arti kata proses diakses pada tanggal 13 Juli 2018 pada pukul
09.16 WIB https://kbbi.web.id/proses
Arti kata incidental diakses pada tanggal 13 Juli 2018 pada pukul
09.57 WIB. https://kbbi.web.id/insidental
Pelayanan harian lanju usia diakses pada tanggal 25 Januari 2018
pada pukul 12.50 WIB.
https://intelresos.kemsos.go.id/new/?module=Program+La
n&view=daycare
137
E. Sumber Wawancara
Wawancara Pribadi dengan bapak Muhammad Indrawan selaku
Kepala Rehabilitasi Sosial Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Dharma Bekasi, Bekasi 7 Mei 2018.
Wawancara Pribadi dengan ibu Umi Mahmudah selaku Psikolog
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi, Bekasi
11 Mei 2018.
Wawancara Pribadi dengan ibu Lina selaku Pekerja Sosial
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi, Bekasi
4 Mei 2018.
Wawancara Pribadi dengan bapak Toni selaku peserta program
Elderly Day Care Service Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Dharma Bekasi, Bekasi 4 Mei 2018.
Wawancara Pribadi dengan bapak Budi selaku peserta program
Elderly Day Care Service Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Dharma Bekasi, Bekasi 4 Mei 2018.
Wawancara Pribadi dengan bapak Agus selaku peserta program
Elderly Day Care Service Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Dharma Bekasi, Bekasi 7 Mei 2018.
Wawancara Pribadi dengan bapak Yusmar selaku peserta
program Elderly Day Care Service Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Dharma Bekasi, Bekasi 7 Mei 2018.
Wawancara Pribadi dengan bapak Bastian selaku peserta program
Elderly Day Care Service Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Dharma Bekasi, Bekasi 7 Mei 2018.
Wawancara Pribadi dengan Ibu Cucu selaku peserta program
Elderly Day Care Service Panti Sosial Tresna Werdha
138
Budi Dharma Bekasi, Bekasi 7 Mei 2018.
Wawancara Pribadi dengan Ibu Sri Mulyani selaku peserta
program Elderly Day Care Service Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Dharma Bekasi, Bekasi 7 Mei 2018.
Wawancara Pribadi dengan bapak Tin Suradih selaku peserta
program Elderly Day Care Service Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Dharma Bekasi, Bekasi 7 Mei 2018.
Wawancara Pribadi dengan bapak La Wole selaku peserta
program Elderly Day Care Service Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Dharma Bekasi, Bekasi 11 Mei 2018.
Wawancara Pribadi dengan bapak Supiati selaku peserta program
Elderly Day Care Service Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Dharma Bekasi, Bekasi 11 Mei 2018.
F. Sumber Pengamatan
Hasil pengamatan kegiatan program Elderly Day Care Service di
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi, Bekasi
27 Maret 2018.
Hasil pengamatan kegiatan program Elderly Day Care Service di
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi, Bekasi
3 Mei 2018.
Hasil pengamatan kegiatan program Elderly Day Care Service di
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi, Bekasi
4 Mei 2018.
Hasil pengamatan kegiatan program Elderly Day Care Service di
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi, Bekasi
7 Mei 2018.
Hasil pengamatan kegiatan program Elderly Day Care Service di
139
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi, Bekasi
11 Mei 2018
G. Sumber Dokumentasi
Arsip Dokumentasi Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma
Bekasi.
Brosur Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi,
Brosur program Elderly Day Care Service di Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Dharma Bekasi.
Modul Pendampingan Pelayanan Lanjut Usia
PEDOMAN WAWANCARA
No Narasumber Informasi yang dibutuhkan
1 Kepala bagian
Rehabilitasi sosial
di PSTW Budi
Dharma Bekasi
Wawacara ke bagian
Rehabilitasi Sosial untuk
mengetahui pelayanan sosial apa
saja yang diberikan ke klien
yang menggunakan program
Elderly Day Care Service. selain
itu untuk melihat perkembangan
program tersebut
2 Pekerja sosial
PSTW Budi
Dharma Bekasi
Wawancara ke pekerja sosial di
panti, peneliti ingi mengetahui
pendekatan apa yang dilakukan
pekerja sosial ke klien yang
menggunakan program Elderly
Day Care Service
3 Pemandu Senam
di PSTW Budi
Dharma Bekasi
Wawancara ke pemandu senam
sebagai pelaksana bimbingan
fisik di program Elderly Day
Care Service. Wawancara ini
bertujuan untuk mengetahui
manfaat senam yang telah
dilakukan lansia
4 Psikolog di PSTW Wawancara kepada psikolog
Budi Dharma
Bekasi
sebagai pelaksana bimbingan
konseling pada program Elderly
Day Care Service untuk
mengetahui permasalahan apa
saja yang sering dihadapi oleh
para lansia di program Elderly
Day Care Service
5 10 lansia yang
menggunakan jasa
pelayanan day
care lansia di
PSTW Budi
Dharma Bekasi.
Wawancara kepada klien untuk
mengetahui apa saja perubahan
yang dirasakan klien setelah ikut
serta dalam program Elderly Day
Care Service.
PEDOMAN WAWANCARA
Informan : Kepala Bagian Rehabiltasi Sosial
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara :
2. Hari, Tanggal Wawancara :
3. Waktu Wawancara :
B. Identitas Informan
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenjang Pendidikan :
C. Isi Wawancara
1. Tahun berapa terbentuknya program Elderly Day Care
Service?
2. Apa alasan terbentuknya program Elderly Day Care
Service?
3. Apa tujuan dibentuknya program Elderly Day Care
Service?
4. Bagaimana prinsip pelayanan program Elderly Day Care
Service yang diberikan oleh PSTW Budi Dharma Bekasi?
5. Berapa orang yang tergabung dalam program Elderly Day
Care Service ?
6. Apa bentuk pelayanan program Elderly Day Care Service
yang disediakan oleh PSTW Budi Dharma Bekasi?
7. Bagaimana respon masyarakat Bekasi terhadap program
Elderly Day Care Service?
8. Apa saja indicator keberhasilan dari program Elderly Day
Care Service?
9. Berapa jumlah klien yang menggunaan program Elderly
Day Care Service?
10. Bagaimana perbandingan jumlah klien yang
menggunakan program Elderly Day Care Service
berdasarkan gender?
11. Bagaimana perbandingan jumlah klien yang
menggunakan program Elderly Day Care Service
berdasarkan usia?
12. Bagaimana sosialisasi yang dilakukan oleh pihak PSTW
Budi Dharma Bekasi untuk mengenalkan program Elderly
Day Care Service?
13. Apa harapan untuk program Elderly Day Care Service?
PEDOMAN WAWANCARA
Informan : Psikolog
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara :
2. Hari, Tanggal Wawancara :
3. Waktu Wawancara :
B. Identitas Informan
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenjang Pendidikan :
C. Isi Wawancara
1. Ada berapa orang yang mengurus program Elderly Day
Care Service?
2. Apa saja pelayanan yang diberikan kepada lansia dari
program Elderly Day Care Service?
3. Bagaimana proses konseling dilakukan?
4. Apakah semua lansia di program Elderly Day Care
Service melakukan sesi konseling?
5. Kapan waktu konseling dilaksanakan?
6. Berapa lama waktu yang digunakan untuk melakukan sesi
konseling?
7. Apa saja masalah yang sering dialami klien yang
menggunakan program Elderly Day Care Service?
8. Bagaimana pemecahan masalah yang dialami klien
tersebut?
9. Apa tujuan dari sesi konseling?
10. Apa dampak yang dirasakan setelah mereka melakukan
konseling?
11. Apa saja indicator yang digunakan untuk mengukur
keberhasilan dari program Elderly Day Care Service?
12. Apa dampak yang dirasakan lansia setelah mengikuti
program Elderly Day Care Service?
PEDOMAN WAWANCARA
Informan : Tim Day Care
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara :
2. Hari, Tanggal Wawancara :
3. Waktu Wawancara :
B. Identitas Informan
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenjang Pendidikan :
C. Isi Wawancara
1. Apa tujuan dari program Elderly Day Care Service?
2. Apa saja pelayanan yang diberikan kepada peserta
program Elderly Day Care Service?
3. Bagaimana proses kegiatan itu berlangsung?
4. Berapa biaya yang dibebankan kepada peserta program
Elderly Day Care Service?
5. Apakah semua lansia mengikuti kegiatan yang sudah
disediakan?
6. Bagaimana respon lansia saat mengikuti program Elderly
Day Care Service?
7. Berapa Jumlah lansia yang ikut dalam program Elderly
Day Care Service?
8. Bagaimana perbandingan jumlah klien yang
menggunakan program Elderly Day Care Service
berdasarkan gender?
9. Bagaimana perbandingan jumlah klien yang
menggunakan program Elderly Day Care Service
berdasarkan usia?
10. Apa saja indicator keberhhasilan dari program Elderly
Day Care Service?
PEDOMAN WAWANCARA
Informan : Instruktur Senam
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara :
2. Hari, Tanggal Wawancara :
3. Waktu Wawancara :
B. Identitas Informan
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenjang Pendidikan :
C. Isi Wawancara
1. Apa jenis senam yang dilakukan di program Elderly Day
Care Service?
2. Apakah senam yang dilakukan hanya untuk lansia?
3. Bagaimana grafik senam untuk lansia ?
4. Apa gerakan yang ditekankan kepada lansia?
5. Apakah setiap harinya selalu banyak lansia yang
mengikuti kegiatan senam?
6. Bagaimana semangat lansia ketika mengikuti kegiatan
senam?
7. Apakah semua instruktur senam harus berkomunikasi
dengan peserta senam apa tujuannya?
PEDOMAN WAWANCARA
Informan : Peserta program Elderly Day Care Service
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara :
2. Hari, Tanggal Wawancara :
3. Waktu Wawancara :
B. Identitas Informan
1. Nama :
2. Usia :
3. Pekerjaan :
4. Jenjang Pendidikan :
C. Isi Wawancara
1. Berapa lama menggunakan program Elderly Day Care
Service?
2. Kenapa memlih program tersebut ?
3. Siapa yang mengiginkan menggunakan program Elderly
Day Care Service?
4. Berapa anak yang dimiliki?
5. Di rumah tinggal dengan siapa?
6. Apa saja kegiatan yang diikuti dari pogram Elderly Day
Care Service?
7. Apa gangguan kesehatan yang dialami?
8. Apa saja kegiatan fisik yang dikerjakan setiap harinya
untuk menunjang kesehatan?
9. Bagaimana persaan ketika sudah menggunakan program
Elderly Day Care Service?
10. Apakah kegiatan yang telah didapatkan dapat diterapkan
di rumah?
11. Apa saja kegiatan yang dilakukan di rumah selain
kegiatan yang dilakukan di program Elderly Day Care
TRANSKIP WAWANCARA
Informan : Kepala Bagian Rehabiltasi Sosial
A. Tempat dan Waktu Wawancara
4. Tempat Wawancara : Taman PSTW Budi
Dharma Bekasi
5. Hari, Tanggal Wawancara : Senin, 7 Mei 2018
6. Waktu Wawancara : 09.00 WIB
B. Identitas Informan
4. Nama : Indrawan, S,ST
5. Usia : 52 Tahun
6. Jenjang Pendidikan :S1
Pertanyaan Jawaban
14. Tahun berapa
terbentuknya program
Elderly Day Care
Service?
Terbentuknya program ini
pada tahun 2002 tapi masih
dalam tahap percobaan, pada
tahun 2014 program ini sudah
sangat mapan, kegiatan yang
dilakujan juga beragam.
Sosialisasi yang dilakukan
juga sudah sangat bagus
15. Apa alasan terbentuknya
program Elderly Day
Care Service?
Karena harapan hidup di
Indonesia sangat tinggi. Jika
harapan hidup semakin tinggi
populasi lansia semakin
meningkat. Maka dari itu dari
Kementrian Sosial
mengeluarkan kebijakan
untuk membuat program
Pelayanan Harian Lanjut Usia
karena jika semua lansia
tinggal di panti sosial tidak
cukup dan pelayanan yang
diberikan akan tidak
maksimal
16. Apa tujuan
dibentuknya program
Elderly Day Care
Service?
Tujuan adanya program ini
beragam yaitu
Untuk mengisi waktu luang
lansia, lansia bisa saling
bertemu dengan lansia lainnya
untuk bertukar informasi, agar
para lansia terhibur dan
bahagia, serta lansia bisa
sehat fisik dan mental. selain
sebagai upaya meningkatkan
kesejahteraan sosial lansia
khususnya wilayah Bekasi
17. Bagaimana prinsip
pelayanan program
Elderly Day Care Service
yang diberikan oleh
Prinsip pelayanan yang kita
usung adalah bisa melayani
lansia di program Day care
secara prima, bisa menjadi
PSTW Budi Dharma
Bekasi?
fasilitator bagi lansia wilayah
Bekasi untuk mengikuti
kegiatan Pelayanan Harian
Lanjut Usia
18. Berapa orang yang
tergabung mengelola
program Elderly Day
Care Service ?
Ada 5 orang yang mengelola
program ini di antaranya ada
kepala seksi dengan saya
sendiri, perawat, pekerja
sosial, psikolog dan tim
administrative
19. Apa bentuk pelayanan
program Elderly Day
Care Service yang
disediakan oleh PSTW
Budi Dharma Bekasi?
Ada banyak bentuk pelayanan
yang disediakan di program
ini diantaranya ada senam,
handy craft, konseling,
kesenian, bimbingan agama.
Senam yang dilakukan juga
ada beberapa jenis senam
yaitu senam jantung, diabetes
osteoporosis dan masih
banyak yang lainnya untuk
menunjang kesehatan para
lansia.
20. Bagaimana respon
masyarakat Bekasi
terhadap program Elderly
Day Care Service?
Masyarakat sangat
mendukung program Day
Care. respon masyarakat ini
dibuktikan dengan banyak
lansia yang mengikuti
kegiatan Day Care.
21. Apa saja indicator
keberhasilan dari
program Elderly Day
Care Service?
Indicator keberhasilan dari
program ini yaitu lansia bisa
sehat, lansia bisa terhibur dan
bahagia dengan acara yang
sudah dilaksanakan oleh tim
22. Berapa jumlah klien yang
menggunaan program
Elderly Day Care
Service?
Jumlah peserta program ini
yang masuk SK ada 88 orang
lansia
23. Bagaimana perbandingan
jumlah klien yang
menggunakan program
Elderly Day Care Service
berdasarkan gender?
Lansia yang mengikuti
program ini rata-rata usia 60
tahun ke atas sesuai dengan
UU tentang Kesejahteraan
lansia no 13 tahun 1998. Tapi
di program ini juga banyak
usia pra lansia yang ikut
program ini. jika
dipresentasikan jumlahnya
80% usia lansia dan 20% usia
Pra lansia.
24. Bagaimana perbandingan
jumlah klien yang
menggunakan program
Untuk program ini tidak
dibatasi oleh gender, semua
gender berhak mengikuti
Elderly Day Care Service
berdasarkan usia?
kegiatann ini. Namun selama
berlansung program jumlah
lansia perempuan lebih
banyak dibandingkan dengan
jumlah lansia laki-laki.
25. Bagaimana sosialisasi
yang dilakukan oleh
pihak PSTW Budi
Dharma Bekasi untuk
mengenalkan program
Elderly Day Care
Service?
Untuk mengembangkan
program ini kita selalu
melakukan sosialisasi di
daerah Bekasi khususnya
wilayah yang dekat dengan
panti dengan cara
bersosialisasi setiap tahun
dengan mengenalkan akan
pentingnya program Day
Care
26. Apa harapan untuk
program Elderly Day
Care Service?
Harapan untuk program ini
adalah Day Care tetap
berlanjut, bisa melaksanakan
kegiatan yang dibutuhkan
lansia, jumlah lansia yang ikut
semakin meningkat agar ita
bisa melaksanakn tujuan
untuk mensejahterakan lansia
dari program ini.
TRANSKIP WAWANCARA
Informan : Psikolog
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara : Ruang Kerja
Advokasi Sosial
2. Hari, Tanggal Wawancara : Jumat, 11 Mei
2017
3. Waktu Wawancara : 10.00
B. Identitas Informan
1. Nama : Umi Mahmudah
2. Usia :
3. Jenjang Pendidikan : S1
Pertanyaan Jawaban
13. Ada berapa orang yang
mengurus program
Elderly Day Care
Service?
Ada 4 orang dalam struktur
ketua ada saya sendiri,
bendahara 1 ada bu Lina dan
bu Lenvi dan yang mengurus
administrative ada bu susan.
Sebenarnya dalam tim ini kita
saling kerja sama dalam
mengelola kegiatan.
14. Apa saja pelayanan yang
diberikan kepada lansia
Pelayanan yang ada di
program ini ada bimbingan
dari program Elderly Day
Care Service?
fisik dengan cara senam,
bimbingan rekreasi, lomba
hari ulang tahun lanjut usia,
agustusan, kartinian,
bimbingan kesehatan,
bimbingan agama, bimbingan
konseling.
15. Bagaimana proses
konseling dilakukan?
Melalui ceramah dan
dinamika kelompok, tapi
yang sering saya lakukan
adalah dinamika kelompok
karena lebi efektif. Proses
konseling dilakukan ddengan
cara diajak ke ruangan
ditanya apa permasalahan
dan keinginan klien terus kita
kasih apa solusi yang harus
dilakukan terus setelah itu
psikolog memonitoring dan
evaluasi hasil proses
konseling tersebut. Jika
belum berhasil kita akan
memberikan solusi yang
lainnya.
16. Apakah semua lansia di
program Elderly Day
Tidak semua lansia ikut
konseling, hanya yan sifatnya
Care Service melakukan
sesi konseling?
urgent saja jika ada yang
ingin melakukan bimbingan
konseling. Tapi pihak tidak
membatasi klien yang ingin
melakukan konseling,
soalnya saya juga sudah
memberikan pengumuman
kepada seluruh peserta yang
mengikuti program Day
Care.
17. Kapan waktu konseling
dilaksanakan?
Waktu konseling yang
tersedia Senin-Jumat setelah
kegiatan Day Care
18. Berapa lama waktu yang
digunakan untuk
melakukan sesi
konseling?
Tergantung dengan masalah
yang dihadapi klien. Jika
masalah klien sangat rumit
bisa membutuhkan waktu
cukup lama. Paling lama
melakukan konseling
biasanya 3 jam
19. Apa saja masalah yang
sering dialami klien yang
menggunakan program
Elderly Day Care
Service?
Masalah yang sering dialami
klien biasanya adalah
kondisi klien yang merasa
kesepian di rumah karena
tidak anak, konflik dengan
anak dan menantu, masalah
dengan teman di Day Care,
dan hutang piutang.
20. Bagaimana pemecahan
masalah yang dialami
klien tersebut?
Biasanya pemecahan masalah
yang dilakukan adalah
dengan cara meddiasi dan
saya sebagai psikolog
menjadi mediator bagi klien.
21. Apa tujuan dari sesi
konseling?
Tujuan dari konseling adalah
agar kita bisa tahu masalah
klien di Day Care,
meminimalisir konflik,
melaksanakan program serta
menerapkan ilmu di
perkuliahan, membantu
sesama, agar lansia yang
mengikuti program Day
Care merasakan kepuasan
dengan pelayanan yang
diberikan.
22. Apa dampak yang
dirasakan setelah mereka
melakukan konseling?
Biasanya mereka selalu
bilang ―saya lega bu umi kalo
udah cerita‖
23. Apa saja indicator yang
digunakan untuk
mengukur keberhasilan
dari program Elderly Day
Indicator keberhasilan Day
Care yaitu sejahtera lahir
dan batin, senang dan
bahagia, sehat fisik dan
Care Service?
mental, jumlah lansia
meningkat.
24. Apa dampak yang
dirasakan lansia setelah
mengikuti program
Elderly Day Care
Service?
Dampak yang bisa dilihat
dan dialami setelah
mengikuti program Day Care
banyak lansia yang
mengalami perubahan baik
fisik maupun mental.
TRANSKIP WAWANCARA
Informan : Tim Day Care
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara : Ruang
Kerja Rehabilitasi Sosial
2. Hari, Tanggal Wawancara : Kamis, 3
Mei 2018
3. Waktu Wawancara : 09.00 WIB
B. Identitas Informan
1. Nama : Lina
2. Usia :
3. Jenjang Pendidikan : S1
Pertanyaan Jawaban
11. Apa tujuan dari program
Elderly Day Care
Service?
Tujuan dari program Day
Care agar lansia bisa mengisi
waktu luang mereka daripada
di rumah sendirian
mendingan ikut kegiatan
yang di Day Care karena
kegiatan di sini sangat
membantu para lansia.
12. Apa saja pelayanan yang
diberikan kepada peserta
program Elderly Day
Care Service?
Selain senam ada kegiatan
yang lain seperti
keterampilan, kesenian, sek
kesehatan dan konseling.
Selain itu ada rekreasi untuk
para lansia setiap tahunnya
dengan menggunakan dana
yang sudah dianggarkan.
13. Bagaimana proses
kegiatan itu berlangsung?
Kegiatan berlangsung setiap
hari Senin-Jumat kecuali hari
Rabu, senam dilakukan
setiap Senin-Jumat, Selasa
ada kegiatan keterampilan
atau handy craft, Jumat ada
cek kesehatan dan karaoke
untuk menyalurkan hobi para
lansia.
14. Berapa biaya yang
dibebankan kepada
peserta program Elderly
Day Care Service?
Sebenarnya tidak ada biaya
yang dibebankan kepada
setiap peserta karena program
ini menggunakan dana
APBN. Namun inisiatif dari
peserta program dan dikelola
oleh mereka sendiri ada iuran
sebesar Rp. 3000 setiap
kedatangan.
15. Apakah semua lansia
mengikuti kegiatan yang
sudah disediakan?
tidak semua lansia mengikuti
setiap kegiatan yang sudah
ada. Setiap lansia hanya
mengikuti kegiatan yang
mereka minati saja kami
sebagai penyelanggara tidak
mewajibkan lansia untuk
mengikuti seluruh kegiatan
yang ada.
16. Bagaimana respon lansia
saat mengikuti program
Elderly Day Care
Service?
respon lansia saat mengikuti
program Day Care mereka
sangat semangat dan antusias,
apalagi ada kegiatan di luar
seperti lomba lansia dan
rekreasi tahunan.
17. Berapa Jumlah lansia
yang ikut dalam program
Elderly Day Care
Service?
Jumlah lansia yang mengikuti
program Day Care ada 88
lansia.
18. Bagaimana perbandingan
jumlah klien yang
menggunakan program
Elderly Day Care Service
berdasarkan gender?
Perbandingan jumlah lansia
yang mengikuti program ini
berdasarkan gender lebih
banyak lansia perempuan
dibandingan kan lansia laki-
laki.
19. Bagaimana perbandingan
jumlah klien yang
menggunakan program
Elderly Day Care Service
Rata-rata yang mengikuti
program ini adalah lansia
yang usianya 60 tahun ke atas
yang sudah masuk pada usia
berdasarkan usia?
pensiun.
20. Apa saja indicator
keberhhasilan dari
program Elderly Day
Care Service?
Indicator keberhasilan dari
program ini adalah jumlah
lansia meningkat yang
mengikuti program Day
Care, Lansia bisa menjadi
lebih bahagia, lansia menjadi
lebih aktif dan mandiri.
TRANSKIP WAWANCARA
Informan : Instruktur Senam
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara : Lapangan
Gedung Day Care
2. Hari, Tanggal Wawancara : Kamis, 3
Mei 2017
3. Waktu Wawancara : 08.00
B. dentitas Informan
1. Nama : Yanti
2. Usia : 38 tahun
3. Jenjang Pendidikan :S1
Pertanyaan Jawaban
8. Apa jenis senam yang
dilakukan di program
Elderly Day Care
Service?
Senam yang dilakukan tadi
adalah senam kesehatan. Tadi
kita melakukan senam
jantung seri 1 dan seri 6 serta
senam aerobic.
9. Apakah senam yang
dilakukan hanya untuk
lansia?
Senam yang dilakukan tadi
tidak hanya untuk lansia tapi
untuk semua usia juga bia.
10. Bagaimana grafik senam Pelaksanaan senam untuk
untuk lansia ?
lansia dimulai dari gerakan
yang ringan terlebih dahulu
baru ke gerakan yang sulit.
11. Apa gerakan yang
ditekankan kepada
lansia?
Gerakan yang ditekankan
pada lansia adalah gerakan
tangan dan kaki untuk
memabntu menguatkan otot
kaki dan tangan. Senam pada
lansia jangan terlalu
dipaksakan karena lansia
tidak dituntut untuk
menghafal gerakan yang
penting lansia gerak dengan
semangat. Anggap aja jika
lansia sedang senam mereka
sedang refreshing.
12. Apakah setiap harinya
selalu banyak lansia yang
mengikuti kegiatan
senam?
Tidak, hari senin dan kamis
sedikit yang ikut senam
karena banyak para lansia
yang puasa, namun jika selasa
dan jumat lansia banyak yang
ikut
13. Bagaimana semangat
lansia ketika mengikuti
kegiatan senam?
Semangat yang dimliki lansia
sangat bagus karena mereka
saat senam semuanya gerak
dengan penuh semangat.
14. Apakah semua instruktur
senam harus
berkomunikasi dengan
peserta senam apa
tujuannya?
Iya harus, saya selalu
berkomunikasi dengan para
peserta senam. Tujuannya
adalah untuk membangkitkan
semangat para lansia dan
memberi motivasi mereka
agar bergerak dan menjalin
chemistry dengan para lansia.
agar proses senam selanjutny
tidak canggung.
TRANSKIP WAWANCARA
Informan : Peserta program Elderly Day Care Service
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara : Aula PSTW
Budi Dharma Bekasi
2. Hari, Tanggal Wawancara : Jumat, 4 Mei 2018
3. Waktu Wawancara : 10.00 WIB.
B. Identitas Informan
4. Nama : Toni
5. Usia : 67 Tahun
6. Pekerjaan : Pensiunan
Direktoral Jenderal Pajak
7. Jenjang Pendidikan :D3
Pertanyaan Jawaban
12. Berapa lama
menggunakan program
Elderly Day Care
Service?
Masuk Day Care pada tahun
2013, kurang lebih sudah 4
tahun ikut kegiatan ini.
13. Kenapa memlih program
tersebut ?
Alasan memilih program ini
karena ingin hidup sehat dan
mengisi waktu luang di
rumah. Daripada di rumah
tidak ada kegiatan lebih baik
ikut olahraga di sini.
14. Siapa yang mengiginkan
menggunakan program
Elderly Day Care
Service?
Ikut program ini karena
kemauan sendiri yang
dikenalkan dan diajak oleh
teman yang sudah terlebih
dahulu ikut kegiatan ini.
15. Berapa anak yang
dimiliki?
Saya punya 3 orang anak
dan sudah menikah semua.
16. Di rumah tinggal dengan
siapa?
Saya tinggal hanya dengan
istri, saya merasa jadi anak
muda lagi karena anak-anak
sudah tidak di rumah. Tapi
setiap pekan mereka selalu
mengunjungi saya dan istri.
17. Apa saja kegiatan yang
diikuti dari pogram
Elderly Day Care
Service?
Kegiatan yang saya ikuti di
sini yaitu senam dan karaoke.
Saya ikut senam karena ingin
sehat dan bugar. Kalo
karaoke karena saya hobi
nyanyi.
18. Apa saja kegiatan fisik
yang dikerjakan setiap
harinya untuk menunjang
kesehatan?
Selain senam di sini saya
juga di rumah sering
praktekan gerakan dan
pengaturan pernafasa. Selain
itu saya juga sering jogging.
19. Apa memiliki gangguan
kesehatan dan fisik?
Saya memiliki riwayat
penyakit Hipertensi.
20. Bagaimana persaan ketika
sudah menggunakan
program Elderly Day
Care Service?
Ketika sudah mengikuti
program ini saya merasa
lebih sehat dan bahagia.
Hipertensi saya mulai turun,
konsumsi obat tadinya 4
jenis sekarang hanya 1 saja
yang saya konsumsi, perut
saya tidak buncit lagi. Di sini
saya merasa bahagia karena
bertemu dengan teman-teman
yang sama dan bisa
melakukan sharing
mengeanai keluarga dan
kesehatan. Setelah ikut
kegiatan ini saya merasa
lebih percaya diri untuk
tampil di depan umum.
21. Apakah kegiatan yang
telah didapatkan dapat
diterapkan di rumah?
Saya selalu terapkan di
rumah karena kalo jika tidak
diterapkan di rumah akan sia-
sia jika kita tidak teratur
latihannya.
22. Apa saja kegiatan yang Saya aktif dalam kegiatan
dilakukan di rumah selain
kegiatan yang dilakukan
di program Elderly Day
Care Service?
koperasi dikomplek.
TRANSKIP WAWANCARA
Informan : Peserta program Elderly Day Care Service
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara : Aula PSTW Budi
Dharma Bekasi
2. Hari, Tanggal Wawancara : Jumat, 4 Mei 2018
3. Waktu Wawancara : 10.30 WIB
B. Identitas Informan
1. Nama : Budi
2. Usia : 56 tahun
3. Pekerjaan : Pensiun
4. Jenjang Pendidikan : S1
Pertanyaan Jawaban
1. Berapa lama
menggunakan program
Elderly Day Care
Service?
Ikut kegiatan ini baru 9
bulan
2. Kenapa memlih program
tersebut ?
Karena ingin lebih sehat
setelah mengikuti program
ini dan untuk mengisi waktu
luang di rumah karena saya
hanya berdua dengan istri.
3. Siapa yang mengiginkan
menggunakan program
Elderly Day Care
Service?
Ikut ini karena kemauan
sendiri
4. Berapa anak yang
dimiliki?
Punya 3 anak dan sudah
berkeluarga semuanya.
5. Di rumah tinggal dengan
siapa?
Tinggal hanya berdua
bersama istri. Setiap
pekannya 1 anak akan
mengunjungi ke rumah.
Mereka giliran kalo ingin
berkunjung
6. Apa saja kegiatan yang
diikuti dari pogram
Elderly Day Care
Service?
Saya ikut senam, karaoke
dan cek kesehatan
7. Apa saja kegiatan fisik
yang dikerjakan setiap
harinya untuk menunjang
kesehatan?
Paling saya jogging di
komplek.
8. Apa memiliki gangguan
kesehatan dan fisik?
Saya ada kolesterol dan asam
urat.
9. Bagaimana perasaan
ketika sudah
Saya lebih merasa sehat,
kolesterol dan asam urat saya
menggunakan program
Elderly Day Care
Service?
tidak kerasa lagi. Saya juga
selalu merasa senang jika
ikut kegiatan ini apalagi ada
kegiatan bernyanyi saya
sangat senang.
10. Apakah kegiatan yang
telah didapatkan dapat
diterapkan di rumah?
Saya selalu praktekan
dirumah apa yang sudah di
dapatkan dari program ini
11. Apa saja kegiatan yang
dilakukan di rumah selain
kegiatan yang dilakukan
di program Elderly Day
Care Service?
Paling saya ikut kegiatan di
komplek saja seperti
pengajian, gotong royong.
Kalo kegiatan di luar mah
jarang ikut
TRANSKIP WAWANCARA
Informan : Peserta program Elderly Day Care Service
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara :Lapangan Gedung
Day Care
2. Hari, Tanggal Wawancara : Senin, 7 Mei 2018
3. Waktu Wawancara : 07. 30 WIB
B. Identitas Informan
1. Nama : Yusman Simamora
2. Usia : 62 tahun
3. Pekerjaan : Pensiunan
Karyawan Swasta
4. Jenjang Pendidikan :
C. Isi Wawancara
Pertanyaan Jawaban
1. Berapa lama
menggunakan program
Elderly Day Care
Service?
Saya ikut kegiatan ini sudah
6 tahun.
2. Kenapa memlih program
tersebut ?
Saya ikut karena ingin lebih
sehat karena badan terus
bergerak dan setelah ikut ini
saya jadi ketagihan ingin ikut
terus.
3. Siapa yang mengiginkan
menggunakan program
Elderly Day Care
Service?
Saya sendiri, tadinya saya
jogging lewat sini pas lihat
ada kegiatan ini saya
langsung ikut.
4. Berapa anak yang
dimiliki?
Saya punya 3 anak dan sudah
menikah
5. Di rumah tinggal dengan
siapa?
Saya tinggal bersama istri
dan anak
6. Apa saja kegiatan yang
diikuti dari pogram
Elderly Day Care
Service?
Kegaiatan yang paling sering
diikuti oleh saya yaitu
senam, karaoke dan jogged
karena saya sangat hobi
bernyanyi. Saya paling
semangat kalo diajak nyanyi
dan jogged.
7. Apa saja kegiatan fisik
yang dikerjakan setiap
harinya untuk menunjang
kesehatan?
Paling kalo tidak ada
kegiatan di sini saya jogging
deket komplek rumah
8. Apa memiliki gangguan
kesehatan dan fisik
Saya punya penyakit
Diabetes
9. Bagaimana persaan ketika
sudah menggunakan
program Elderly Day
Care Service?
Ketika saya mengikuti
program ini saya senang
banget jika ikut kegiatan ini
karena bisa mengisi waktu
luang saya di rumah,
mendapatkan teman baru
untuk berbagi pengalaman
mengenai kesehatan dan
anak, saya merasa sehat,
stress jadi hilang, kadar gula
saya juga menjadi stabil.
10. Apakah kegiatan yang
telah didapatkan dapat
diterapkan di rumah?
Di rumah saya selalu
praktekan latihan-latihan
kecil.
11. Apa saja kegiatan yang
dilakukan di rumah selain
kegiatan yang dilakukan
di program Elderly Day
Care Service?
Ga ada kegiatan di rumah,
mento-mentok nonton TV.
Makanya saya ikut ini biar
ada kegiatan.
TRANSKIP WAWANCARA
Informan : Peserta program Elderly Day Care Service
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara : Lapangan Gedung
Day Care
2. Hari, Tanggal Wawancara : Senin, 7 Mei 2018
3. Waktu Wawancara :10.00 WIB
B. Identitas Informan
1. Nama : Agus
2. Usia : 60 tahun
3. Pekerjaan : Pensiunan PLN
4. Jenjang Pendidikan : S1
C. Isi Wawancara
Pertanyaan Jawaban
1. Berapa lama
menggunakan program
Elderly Day Care
Service?
Saya baru ikut kegiatan ini
baru pada tahun 2017
2. Kenapa memlih program
tersebut ?
Saya ingin lebih sehat dan
punya kegiatan yang
bermanfaat karena saya kan
sering dikantor kalo di rumah
aja rasanya bosan ga da
kegiatan.
3. Siapa yang mengiginkan
menggunakan program
Elderly Day Care
Service?
Awalnya saya diajak istri
untuk ikut ini, awal-awalnya
saya juga malas-malasan ikut
ini tapi akhirnya saya senang
ikut kegiatan ini.
4. Berapa anak yang
dimiliki?
Saya punya 3 anak, 2 orang
sudah berkeluarga.
5. Di rumah tinggal dengan
siapa?
Saya tinggal bersama istri dan
anak saya yang berumur 16
tahun.
6. Apa saja kegiatan yang
diikuti dari pogram
Elderly Day Care
Service?
Saya ikut kegiatan Day Care
itu hanya senam, cek
kesehatan dan rekreasi
7. Apa saja kegiatan fisik
yang dikerjakan setiap
harinya untuk menunjang
kesehatan?
Saya di rumah sering treat
mill dan terapi matras
8. Apa memiliki gangguan
kesehatan dan fisik?
Saya memiliki riwayat
penyakit kolesterol dan asam
urat.
9. Bagaimana persaan ketika
sudah menggunakan
Dampak mengikuti program
ini saya bisa bersilaturahmi
program Elderly Day
Care Service?
dengan teman baru,
kolesterol dan asam urat saya
mulai normal, perut saya juga
agak mengecil tadinya besar
banget sebelum ikut kegiatan
ini.
10. Apakah kegiatan yang
telah didapatkan dapat
diterapkan di rumah?
Saya selalu praktekan di
rumah dan ditambah dengan
latihan yang lain.
11. Apa saja kegiatan yang
dilakukan di rumah selain
kegiatan yang dilakukan
di program Elderly Day
Care Service?
Kegiatan yang saya ikuti di
rumah hanya gotong royong
dan pengajian. Selebihnya
saya paling nonton TV.
TRANSKIP WAWANCARA
Informan : Peserta program Elderly Day Care Service
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara : Lapangan Gedung
Day Care
2. Hari, Tanggal Wawancara : Senin, 7 Mei 2018
3. Waktu Wawancara : 09.00
B. Identitas Informan
1. Nama : Bastian
2. Usia : 64 tahun
3. Pekerjaan : Dosen
4. Jenjang Pendidikan : S2
C. Isi Wawancara
Pertanyaan Jawaban
1. Berapa lama
menggunakan program
Elderly Day Care
Service?
Saya mengikuti kegiatan ini
mulai dari tahun 2010
2. Kenapa memlih program
tersebut ?
Saya ingin lebih sehat dan
bisa menambah teman untuk
sharing
3. Siapa yang mengiginkan
menggunakan program
Elderly Day Care
Kemauan sendiri, lihat
kegiatan ini saat saya jogging
dan saya mulai tertarik untuk
Service?
ikut.
4. Berapa anak yang
dimiliki?
Saya punya 3 orang anak, 2
diantaranya sudah menikah
5. Di rumah tinggal dengan
siapa?
Saya tinggal bersama istri
saya dan anak saya yang
berumur 28 tahun
6. Apa saja kegiatan yang
diikuti dari pogram
Elderly Day Care
Service?
Saya hanya ikut kegiatan
senam untuk menambah
kebugaran tubuh saya. Ikut
senam saja karena saya hanya
ikut jika jam ngajar saya
kosong.
7. Apa saja kegiatan fisik
yang dikerjakan setiap
harinya untuk menunjang
kesehatan?
Gerakan tangan, kaki dan
pernafasan, saya juga sering
ikut terapi akupuntur
8. Apa memiliki gangguan
kesehatan dan fisik?
Alhamdulillah saya selalu
sehat, tidak ada penyakit
yang diderita.
9. Bagaimana persaan ketika
sudah menggunakan
program Elderly Day
Care Service?
Perasaan dan dampak yang
saya rasakan adalah saya
merasa bugar, bisa sosialisasi
dengan banyak teman,
punnya banyak teman untuk
diajak sharing mengenai
kesehatan dan kehidupan
sehari-hari.
10. Apakah kegiatan yang
telah didapatkan dapat
diterapkan di rumah?
Saya selalu mempraktekan di
rumah untu menunjang
kesehatan saya jika tidak bisa
datang ke sini.
11. Apa saja kegiatan yang
dilakukan di rumah selain
kegiatan yang dilakukan
di program Elderly Day
Care Service?
Selain ikut ini saya adalah
seorang dosen di perguruan
tinggi swasta di sunter.
TRANSKIP WAWANCARA
Informan : Peserta program Elderly Day Care Service
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara : Aula Day Care
2. Hari, Tanggal Wawancara : Senin, 7 Mei 2018
3. Waktu Wawancara : 08.30
B. Identitas Informan
1. Nama : Tin Suradi
2. Usia : 77 Tahun
3. Pekerjaan : IRT / Mantan Istri
Tentara
4. Jenjang Pendidikan :
C. Isi Wawancara
Pertanyaan Jawaban
1. Berapa lama
menggunakan program
Elderly Day Care
Service?
Saya ikut program ini saat
terbentuknya Day Care oleh
kepala panti PSTW Budi
Dharma Bekasi yaitu Pak
Sunarto
2. Kenapa memlih program
tersebut ?
Karena saya senang olahraga
dari kecil sampai sekarang
pas tahu ada kegiatan ini
dekat rumah jadi saya ikut.
Untuk mengisi waktu luang
dan mengusir kebosanan di
rumah. Saya juga ingin sehat
terus dan panjang umur.
3. Siapa yang mengiginkan
menggunakan program
Elderly Day Care
Service?
Saya ikut ini karena kemauan
sendiri.
4. Berapa anak yang
dimiliki?
Saya punya anak 8 yang
hidup yang meninggal 3. Jadi
totalnya 11 orang. Terus saya
punya 22 cucu.
5. Di rumah tinggal dengan
siapa?
Saya tinggal sendiri, ―alone‖.
Saya sendiri saat suami saya
meninggal tahun 1984
6. Apa saja kegiatan yang
diikuti dari pogram
Elderly Day Care
Service?
Saya ikut senam dan karaoke
karena saya senang dengan 2
kegiatan tersebut. Kalo
kerajinan tangan saya ga hobi
dan saya juga ada kegiatan di
luar kalau jadwal hari Selasa
7. Apa saja kegiatan fisik
yang dikerjakan setiap
harinya untuk menunjang
kesehatan?
Kalo sebagai IRT mah ya
pastinya pekerjaan rumah,
apalagi ibu tinggal hanya
sendiri. semuanya dikerjakan
sendiri. anggap saja itu
sebagai latihan fisik.
8. Apa memiliki gangguan
kesehatan dan fisik ?
Saya tidak punya riwayat
penyakit. Penyakit itu jagan
dijadikan masalah dan pikiran
selalu dibebaskan, jangan
terlalu stress, nikmati hidup
yang sedang kita jalani. Saya
makanan juga tidak dipantang
apa saja saya makan.
9. Bagaimana perasaan
ketika sudah
menggunakan program
Elderly Day Care
Service?
Saya senang bisa bergabung
di sini dari awal sampai
sekarang karena sebagai
orang islam haus
bersilaturahmi di sini saya
bisa memperbanyak
silaturahmi, menambah
banyak teman untuk berbagi
pengalaman. Saya juga lebih
bugar dan bisa mencegah
penyakit. Karena sebagai
lansia saya harus menjadi
aktif dan mandiri.
10. Apakah kegiatan yang
telah didapatkan dapat
diterapkan di rumah?
Selalau dipraktekan di rumah,
11. Apa saja kegiatan yang kegiatan yang saya ikuti juga
dilakukan di rumah selain
kegiatan yang dilakukan
di program Elderly Day
Care Service?
banyak bukan di Day Care
saja tapi saya juga ikut
kegiatan Gabungan
Organisasi Wanita
(GOW).
TRANSKIP WAWANCARA
Informan : Peserta program Elderly Day Care Service
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara : Aula Day Care
2. Hari, Tanggal Wawancara : Senin, 7 Mei 2017
3. Waktu Wawancara : 08.45
B. Identitas Informan
1. Nama : Sri Mulyani
2. Usia : 76 Tahun
3. Pekerjaan : Tukang Urut dan
Jual Jamu
4. Jenjang Pendidikan :
C. Isi Wawancara
Pertanyaan Jawaban
1. Berapa lama
menggunakan program
Elderly Day Care
Service?
Saya gabung program ini pada
tahun 2002
2. Kenapa memlih
program tersebut ?
Ikut day care karena
direkomendasikan teman di
tempat senam sebelumnya.
Karena mengisi waktu luang
dan menjaga kesehatan tubuh
3. Siapa yang mengiginkan Tadinya direkomendasikan
menggunakan program
Elderly Day Care
Service?
teman tapi saat saya gabung
saya senang ikut kegiatan ini
4. Berapa anak yang
dimiliki?
Saya tidak punya anak, tapi
saya mengurus anak yatim
piatu untuk mengisi
kekosongan di rumah
5. Di rumah tinggal dengan
siapa?
Saya tinggal di rumah hanya
sendiri. Saya tinggal sendiri
sudah 23 tahun sejak suami
saya meninggal.
6. Apa saja kegiatan yang
diikuti dari pogram
Elderly Day Care
Service?
Saya hanya ikut senam dan
karaoke saja. Saya disini juga
jadi coordinator untuk
mengumpulkan uang dari
peserta Day Care
7. Apa saja kegiatan fisik
yang dikerjakan setiap
harinya untuk
menunjang kesehatan?
Saya sering melakukan latihan
kecil.
8. Apa memilki gangguan
kesehatan dan fisik?
Alhamdulillah saya sehat
walafiat.
9. Bagaimana persaan
ketika sudah
menggunakan program
Senang ikut kegiatan ini
karena saya aktif juga di
kegaitan sosial untuk lansia.
Elderly Day Care
Service?
saya bersilatrahmi dengan
teman yang lain, daripada saya
dirumah sendiri dan tidak ada
kegiatan lebih baik saya ikut
kegiatan Day care.
10. Apakah kegiatan yang
telah didapatkan dapat
diterapkan di rumah?
Saya selalu praktekan di
rumah kegiatan yang sudah
diberikan dan ditunjang saya
aktif di kegiatan sosial.
11. Apa saja kegiatan yang
dilakukan di rumah
selain kegiatan yang
dilakukan di program
Elderly Day Care
Service?
Kegiatan di rumah saya buka
jasa praktek urut unuk wanita
dan anak-anak. Praktek urut
ini juga bisa bantu kehidupan
sehari-hari, apalagi saya
tinggal sendiri.
TRANSKIP WAWANCARA
Informan : Peserta program Elderly Day Care Service
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara : Lapangan Day
Care
2. Hari, Tanggal Wawancara : Senin, 7 Mei 2018
3. Waktu Wawancara : 10.30
B. Identitas Informan
1. Nama : Cucu
2. Usia : 59 Tahun
3. Pekerjaan : Pensiunan
Pemerinath Daerah Kabupaten Bekasi
4. Jenjang Pendidikan : S1
C. Isi Wawancara
Pertanyaan Jawaban
1. Berapa lama
menggunakan program
Elderly Day Care
Service?
Ibu ikut ini tuh dari tahun
2013 lah
2. Kenapa memlih program
tersebut ?
Karena ingin lebih sehat gitu,
dapat hiburan, terus nambah
banyak teman.
3. Siapa yang mengiginkan
menggunakan program
Elderly Day Care
Service?
Kemauan diri sendiri ikut ini
tuh, ibu juga sering ngajak si
bapak ikut program ini.
4. Berapa anak yang
dimiliki?
Ibu punya anak 3, 2 sudah
berkeluarga, 1 masih sekolah
mau lanjut kuliah
5. Di rumah tinggal dengan
siapa?
Ibu tinggal sama si bapak
(suami) dan anak
6. Apa saja kegiatan yang
diikuti dari pogram
Elderly Day Care
Service?
Ibu sukanya kalo ikut ini tuh
di senam sama di handy craft
biar bisa menyalurkan
hobinya ibu
7. Apa saja kegiatan fisik
yang dikerjakan setiap
harinya untuk menunjang
kesehatan?
Ibu kalo di rumah suka
gerak-gerak badan sedikit
jika ada waktu luang.
8. Apa memiliki gangguan
kesehatan dan fisik?
Ibu teh ga punya riwayat
penyakit, ikut kegiatan ini
untuk menjaga kesehatannya
ibu.
9. Bagaimana persaan ketika
sudah menggunakan
Perasaannya bugar, enak ke
badan, saya juga merasa
program Elderly Day
Care Service?
senang bertemu dengan
teman yang lain.
10. Apakah kegiatan yang
telah didapatkan dapat
diterapkan di rumah?
Saya selalu praktekan di
rumah.
11. Apa saja kegiatan yang
dilakukan di rumah selain
kegiatan yang dilakukan
di program Elderly Day
Care Service?
Hanya ikut kegiatan ini aja,
sisa waktunya di rumah aja
ngerjain pekerjaan rumah.
TRANSKIP WAWANCARA
Informan : Peserta program Elderly Day Care Service
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara : Aula Day Care
2. Hari, Tanggal Wawancara : Jumat, 11 Mei
2018
3. Waktu Wawancara : 09.00 WIB
B. Identitas Informan
1. Nama : Supiati
2. Usia : 64 Tahun
3. Pekerjaan : Pensiunan Dinas
Kesehatan DKI Jakarta
4. Jenjang Pendidikan : D3
C. Isi Wawancara
Pertanyaan Jawaban
1. Berapa lama
menggunakan program
Elderly Day Care
Service?
Ibu ikut Day Care tahun
2014
2. Kenapa memlih program
tersebut ?
Karena ingin tetap sehat dan
mengisi kekosongan di rumah
3. Siapa yang mengiginkan
menggunakan program
Diajak temen ikut ke sini, tapi
lama-kelamaan enak dengan
Elderly Day Care
Service?
kegiatannya.
4. Berapa anak yang
dimiliki?
Ibu punya 3 anak dan
semuanya sudah menikah
5. Di rumah tinggal dengan
siapa?
Ibu tinggal bersama suami aja
6. Apa saja kegiatan yang
diikuti dari pogram
Elderly Day Care
Service?
Ibu ikutt senam, handy craft
dan karaoke. Kalo ikut handy
craft biasanya ibu langsunng
bawa ke rumah kalo udah
jadi. Kalo ibu emang hobi
makanya ikutan.
7. Apa saja kegiatan fisik
yang dikerjakan setiap
harinya untuk menunjang
kesehatan?
Selalu aktif kegiatan di
lingkungan rumah jangan
hanya tidur aja, tapi harus
gerak.
8. Apa memiliki gangguan
kesehatan dan fisik?
Ibu punya penyakit diabetes,
tapi ibu ga sering dipikirin
yang penting ibu sehat aja.
9. Bagaimana persaan ketika
sudah menggunakan
program Elderly Day
Care Service?
Senang bisa bertemu dengan
teman baru, senang bisa
menyalurkan hobi menanyi
dan jogged karena ibu
orangnya sangat aktif pas
muda, kalo di rumah aja ibu
tuh bosan ga ada kerjaan
10. Apakah kegiatan yang
telah didapatkan dapat
diterapkan di rumah?
Selalu diterapkan ditunjang
dnegan kegiatan lain.
11. Apa saja kegiatan yang
dilakukan di rumah selain
kegiatan yang dilakukan
di program Elderly Day
Care Service?
Kalo ibu biasanya ikut
pengajian dilingkungan
rumah, jika ngga ada
kegiatan di lingkungan
rumah paling ibu main ke
rumah anak untuk lihat cucu-
cucu ibu
TRANSKIP WAWANCARA
Informan : Peserta program Elderly Day Care Service
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara : Lapangan Gedung
Day Care
2. Hari, Tanggal Wawancara : Jumat, 11 Mei
2018
3. Waktu Wawancara : 08.00
B. Identitas Informan
1. Nama : La Wole
2. Usia : 84 tahun
3. Pekerjaan : Pensiunan Marinir
TNI Angkatan Laut
4. Jenjang Pendidikan : SMA
C. Isi Wawancara
Pertanyaan Jawaban
1. Berapa lama
menggunakan program
Elderly Day Care
Service?
Bapak ikut program ini sudah
3 tahun
2. Kenapa memlih program
tersebut ?
Untuk bisa menunjang
kesehatan tubuh karena saya
3. Siapa yang mengiginkan Pengen sendiri, karena saya
menggunakan program
Elderly Day Care
Service?
senang olahraga
4. Berapa anak yang
dimiliki?
Punya 5 anak dan sudah
berkeluarga semua
5. Di rumah tinggal dengan
siapa?
Saya tinggal dengan istri
yang kedua saya. Karena
dengan istri pertama saya
sudah cerai
6. Apa saja kegiatan yang
diikuti dari pogram
Elderly Day Care
Service?
Saya hanya ikut kegiatan
senam
7. Apa saja kegiatan fisik
yang dikerjakan setiap
harinya untuk menunjang
kesehatan?
Saya selalu mengerjakan
kegiatan rumah mulai dari
nyapu, ngepel, masak, nyuci.
Selain itu saya ikut
fisioterapi.
8. Makanan apa saja yang
dikonsumsi untuk
menunjang kesehatan?
Orthopedi, hernia, mata.
Saya juga pernah operasi
mata
9. Bagaimana perasaan
ketika sudah
menggunakan program
Saya bisa bertemu dengan
teman yang masih muda dan
meningkatkan semangat saya
Elderly Day Care
Service?
untuk sembuh.
10. Apakah kegiatan yang
telah didapatkan dapat
diterapkan di rumah?
Saya selalu dipraktekan di
rumah
11. Apa saja kegiatan yang
dilakukan di rumah selain
kegiatan yang dilakukan
di program Elderly Day
Care Service?
Saya ikut terapi Fisioterapi,
karena jika hanya senam saja,
tulang saya tidak kuat.
Makanya harus diimbangi
dengan fisioterapi. Biasanya
saya pergi ke tempat terapi
setelah ikut kegiatan ini.
HASIL OBSERVASI
27 Maret 2018
Pada hari ini peneliti melakukan periizinan sekaligus
melakukan observasi di Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Dharma Bekasi. Pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah
melihat kegiatan bimbingan fisik yaitu senam dan cek kesehatan.
Pada kegiatan senam ini dipandu oleh 1 orang instruktur, senam
yang dilakukan adalah senam Diabetes, Jantung dan Aerobik.
Para lansia sangat semangat dan antusias dalam mengkuti
kegiatan senam walaupun gerakan mereka tidak terlalu mengikuti
insturktur yang penting mereka badannya gerak. Instruktur juga
tidak memaksakan para lansia sama persis gerakannya dengan
instruktur.
Setelah mereka senam mereka melakukan cek kesehatan.,
cek kesehatan yang dilakukan adalah cek tensi darah para lansia.
cek tensi darah dilakukan oleh 3 orang perawat untuk
memudahkan pengecekan kepada lansia. setelah kegiatan
bimbingan fisik selesai para lansia ada yang pulang dan ada juga
yang melanjutkan kegiatan, biasanya pada hari jumat mereka
melanjutkan kegiatan dengan cara bernyanyi untuk menghibur
diri. Acara karaoke bertujuan sebagai ajak hiburan bagi para
lansia, namun yang ikut kegiatan ini hanya sebagian peserta day
care yang terdaftar. Lansia yang mengikuti kegiatan ini akan
saling bergantian untuk menyanyi lagu favorite dan berjoged
bersama. Bisa dilihat ketika mereka bernyanyi dan berjoged
bersama mereka selalu tersenyum lepas.
Kedua, peneliti melakukan observasi sarana dan pra
sarana panti dengan cara berkeliling wilayah panti. Panti ini
letaknya berada di Komplek Depsos milik kemenssos, dikomplek
ini tidak hanya ada PSTW Budi Dharma Bekasi saja, tapi ada 2
panti lainnya yang berada di komplek ini. PSTW Budi Dharma
Bekasi memiliki bangunan yang sangat modern dan sangat bagus
untuk gedung perkantorannya, selain itu di panti ini terdapat
wisma bagi para lansia yang menggunakan program reguler,
mushola, gereja, perpustakaan, garasi, rumah dinas, perpustakaan,
taman, kebun, dan gedung day care.
3 Mei 2018
Pada hari ini peneliti melakukan observasi terhdap lansia
yang mengikuti program Elderly Day Care Service di lapangan
gedung Day Care. kegiatan dimulai pada pukul 07.30, kegiatan
yang dilakukan adalah bimbingan fisik yaitu senam. Kegiatan
senam ini sama seperti senam sebelumnya dipandu satu orang
instruktur senam, senam yang dilakukan pada hari ini adalah
senam jantung sehat serie 1 dan 6, senam aerobic dan senam
pendinginan. Pada hari ini para lansia yang mengikuti kegiatan
senam hanya sedikit karena banyak lansia yang melaksanakan
ibadah puasa senin dan kamis, maka dari itu jika senin dan kamis
yang mengikuti hanya sedikit.
Pada saat berlangsungnya senam, instruktur sering
berimteraksi dengan lansia dan melihat gerakan yang lansia
lakukan, selain itu pemandu sering memebri semnagat para lansia
di sela waktu pelaksanaan senam. Di sesi akhir senam ada
beberapa lansia yang kecapaian dan mundur ke belakang untuk
istirahat. Kegiatan senam ini berlangsung hanya satu jam dari
pukul 07.00-08.00 WIB.
Setelah kegaitan senam sudah selesai, para lansia
melakukan cek tensi darah yang dilakukan oleh perawat Panti
Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi.
Pada saat pelaksanaan kegiatan berlangsuang tidak hanya
usia lansia saja yang mengikuti program ini, ternyata 20%
dianataranya usia pra lansia. jumlah lansia perempuan juga lebih
banyak daripada jumlah lansia laki-laki.
4 Mei 2018
Pada hari ini peneliti melakukan observasi kembali,
peneliti datang lebih awal daripada para peserta Elderly Day Care
Service. kegiatan seperti biasa di mulai pukul 07.00-08.00 WIB.
Ada yang berbeda dari hari sebelumnya, jumlah lansia yang
datang lebih banyak dan ada beberapa lansia yang berjualan juga,
mereka berjualan bermacam produk seperti, gorengan, lontong,
kue, susu kedelai, baju dan lauk pauk. Para lansia yang berjualan
adalah para lansia yang bisa memanfaatkan peluang di program
ini.
Lansia yang mengikuti kegiatan ini sangat antusias dan
semangat seperti kemarin apalagi dengan jumlah yang banyak
mereka bisa berinteraksi sosial dengan leluasa. Jumlah lansia
yang mengikuti ini tetap saja lansia permpuan selalu
mendominasi. Setelah kegiatan senam mereka juga akan
melakuka cek kesehatan, ada yang berbeda pada cek kesehatan
pada kali ini. cek kesehatan tidak dilakukan oleh petugas dari
program Day Care tapi dilakukan dari peserta yang profesinya di
bidang kesehatan.
Setelah selesai melakukan kegiatan bimbingan fisik, para
lansia menuju aula Panti Sosial Budi Dharma Bekasi untuk
melakukan kegiatan hiburan yaitu karaoke, kegiatan ini dipandu
oleh satu orang pemandu yang mengiri lagu ketika para lansia
bernyanyi.
7 Mei 2018
Pada hari senin sama seperi hari kamis jumlah lansia yang
mengikuti kegiatan bimbingan fisik hanya beberapa orang. Pada
hari ini para lansia kurang bersemangat saat melaksanakan
bimbingan fisik karena jumlah mereka sedikit. Setelah senam
mereka juga melakukan cek tensi yang dilakukan oleh perawat
panti.
11 Mei 2018
Hari ini adalah hari terkahir para lansia mengikuti
kegiatan di program Day Care sebelum melakukan ibadah puasa
Ramadhan. Karena hari ini terakhir pertemuan jumlah lansia yang
mengikuti kegiatan lumayan banyak. Dengan jumlah lansia yang
banyak para lansia yang memanfaatkan peluang ada yang
berjualan untuk menambah pundi-pundi ruoiah demi mencukupi
kebutuhannya.
Setelah senam dengan rutin mereka melakukan cek tensi
darah yang dilakukan oleh peserta Day care yang pernah
menekuni pendidikan di bidang kesehatan. Setelah kegiatan
senam dan cek kesehatan sudah selesai, mereka dikumpulkan di
aula day care untuk mengikuti acara munggahan yang setiap
tahunnya selalu dilakasanakan. Pada acara munggahan ini, tim
day care mengundang dalah satu ustadz untuk memberikan
siraman rohani kepada para lansia. setelah acara selesai para
lansia melakukan sesi minta maaf dengan lansia lainnya yang
dipandu oleh tim day care.
Setelah acara selesai para lansia bersiap untuk pulang ke
rumah dan ada juga beberapa lansia yang pergi ke Aula untuk
mengikuti kegiatan hiburan karaoke dan berjoged bersama.
Jumlah lansia yang ikut karaoke biasanya lebih banyak lanasia
laki-laki dibanding lansia perempuan.
NO NAMA TTL JENIS
KELAMIN
AGAMA PENDIDIKAN
TERAKHIR
TANGGAL
MASUK
1 Achmad Sanusi S Jakarta, 3-11-1953
L Islam SMA 5-1-2014
2 Ai Karmini Setiawati Bandung, 8-4-1950 P Islam D3 5-1-2011
3 Ano Sukarno Amijaya Bandung, 19-9-1950 L Islam SMA 5-1-2013
4 Bastian Bustami Padang, 13-8-1955 L Islam S2 2010
5 Christina Sri Rahayu Magelang, 6-5-1949 P Kristen D3 2010
6 Darwati Palembang, 15-10-
1956
P Islam SMA 2010
7 Djusmaniar Solo, 23-08-1950 P Islam SMA 2014
8 Ely Pratiwi Jakarta, 7-7-1953 P Islam SMA 2016
9 Hasan Djuawaeni Lebak, 23-11-1948 L Islam S1 2016
10 La Wole Makasar, 3-01-939 L Islam SMA 2013
11 Sartin Muchsin Gorontalo, 9-1-1943 P Islam Tidak sekolah 2006
12 Siti Karlina Martapura,28-12-
1954
P Islam SMP 2007
13 Wiwiek Susanti Jakarta, 3-04-1954 P Islam S2 2014
14 Sri Mulyani Solo, 28-2-1946 P Islam SMP 2005
15 M. Wemsky Padang, 5-10-1949 L Islam S1 2005
16 Wuryani Solo, 8-8-1949 P Islam SMA 2005
17 Taruli Situmorang Tapanuli, 20-8-1951 P Islam SD 2005
18 Sutarti Wonogiri, 20-11-
1946
P Islam SD 2008
19 Siti Samsiah Solo, 6-11-1953 P Islam SD 2010
20 Tumi Rahayu Sragen, 8-10,1947 P Kristen SMA 2010
21 Masruri Saleh Lampung Tengah,
24-13-1953
L Islam SMA 2014
22 Suminem Yogyakarta, 3-04-
1954
P Islam SMA 2014
23 Sri Purwayatun Yogyakarta, 1-01-
1950
P Katolik SMA 2008
24 Painten Purworejo, 2-08-
1950
P Islam SMA 2006
25 Saanah Bekasi. 8-02-1948 P Islam SMP 2014
26 Toni Sugito Tegal, 16-10-1951 L Islam D3 2014
27 Siti Nurhajati Bangkalan, 1-12-
1947
P Islam SMA 2009
28 M. Islamiyah Purworejo, 6-10-
1945
P Islam SMP 2013
29 Sitiyah Jakarta, 31-12-1952 P Islam SMA 2014
30 Yuliati Bandung, 8-01-1954 P Islam SMA 2014
31 MM Rini Supriyatun Klaten, 22-10-1956 P Kristen S2 2012
32 Supiati Sumbawa Besar, 28-
2-1954
P Islam D1 2013
33 Murwani Bandung, 17-5-1956 P Islam Tidak Sekolah 2016
34 Ali Mashudi Semarang-, 20-2-
1955
L Islam S1 2016
35 Sukamto Purworejo, 17-11-
1957
L Islam SMA 2014
36 Nani warsiti Purwokerto, 20-06-
1952
P Islam S1 2014
37 Hamdan Hamidin Pangkal Pinang, 20-
10-1945
L Islam S1 2016
38 Haryati Padang, 19-03-1955 P Islam SMA 2011
39 Tatiek Yuliati Salatiga, 20-9-1956 P Islam SMA 2008
40 Siti Suwarni Purwokerto, 29-09-
1950
P Islam SMA 2005
41 Karmudjiayati Madiun, 7-03-1957 P Islam SMP 2005
42 Yuli Setiyawati Semarang, 12-07-
1956
P Islam SMA 2009
43 Rusmiatun Bekasi, 3-09-1956 P Islam SMP 2014
44 Suhartinem Bandung, 10-08-
1941
P Islam SMA 2005
45 Salmah Bekasi, 6-12-1942 P Islam SMA 2014
46 Sulistyowati Bangkalan, 4-8-1955 P Islam D1 2016
47 Rahayu Wilujeng Bogor, 19-10-1952 P Islam D3 2013
48 Pardjiman Yogyakarta, 20-08-
1957
L Islam SMA 2008
49 Nurlela Situju Gadang, 4-4-
1949
P Islam SMA 2014
50 Sri Sukapti Yogyakarta, 7-7-
1950
P Islam SMP 2008
51 Rukiyah Jakarta, 10-3-1948 P Islam SD 2010
52 Leo Bekasi, 31-12-1957 L Kristen SMA 2005
53 Tien Suhartinem Bandung, 10-8-1941 P Islam SMA 2005
54 Suparis Banyumas. 6-8-1951 P Islam SMA 2014
55 Parni Purbalingga, 7-3-
1950
P Islam SMA 2007
56 Sumarni Palembang, 8-7-1954 P Islam SMA 2014
57 Purwaningsih Purworejo, 26-5-
1950
P Khatolik SMA 2014
58 Nurbaiti Padang, 30-12-1927 P Islam SMA 2014
59 Eni Marjana Banjarmasin, 12-3-
1954
P Islam SMA 2014
60 Ening Tasmiyati Bandung, 24-12-
1952
P Islam D3 2014
61 Tuti Hernawati Bandung, 29-8-1952 P Islam SMA 2013
62 Kristiana Veronica Uun
Andariah
Temanggung, 16-10-
1951
P Khatolik SMP 2011
63 Tatiek Suprihati Salatiga, 15-8-1947 P Islam SMA 2006
64 Yati Waryati Purwakarta, 1-3-
1954
P Islam SMA 2014
65 Ika Sudewi Banten, 12-11-1947 P Islam S1 2013
66 Ani Supriyani Yogyakarta, 1-4-
1950
P Islam SMA 2005
67 Anastasia M Yogyakarta, 1-4-
1950
P Khatolik SMP 2010
68 Tini Ponimin Medan, 28-2-1945 P Islam Islam SMP 2006
69 Betty Sutanto Bangka, 1-12-1940 P Islam SMP 2009
70 Sri Ponayati Subang, 29-1-1951 P Islam Tidak Sekolah 2011
71 Marsida Jakarta, 14-3-1950 P Islam SMA 2011
71 Encu Suardi Bandung, 4-5-1940 L Islam SMP 2013
73 Handari Pasuruan, 1-2-1942 P Islam SMP 2013
74 Hiwaningsih Pamanukan, 4-1-
1950
P Islam SD 2013
75 Ida Djubaedah Lebak, 3—3-1952 P Islam SMP 2013
76 Edja Djuariah Garut, 10-7-1947 P Islam SMA 2014
77 Kasmah Jakarta, 9-9-1942 P Islam SMA 2014
78 Kamsatun Ponorogo, 9-8-1951 P Islam SMA 2014
79 M.P Maryanthi Solo, 26-6-1951 P Kristen SMA 2014
80 Muktini Jakarta, 19-8-1954 P Islam S1 2014
81 Naming Sumedang P Islam SMA 2014
82 Nursimah Padang. 1-5-1944 P Islam SMA 2014
83 N. Warsiti Purwokerto, 20-6-
1952
P Islam SMA 2014
84 Tasripah Semarang, 24-10-
1934
P Islam SD 2014
85 Sartin Muchsin Gorontalo, 9-1-1943 P Islam Tidak Sekolah 2006
86 Siti Chonsa Palembang, 6-7-1946 P Islam SD 2006
87 Baiyar Ibrahim Padang, 9-4-1938 P Islam SMP 2006