ii - bpblambon-kkp.orgbpblambon-kkp.org/wp-content/uploads/2017/11/Laporan-SPIP-TW-3... · Laporan...
Transcript of ii - bpblambon-kkp.orgbpblambon-kkp.org/wp-content/uploads/2017/11/Laporan-SPIP-TW-3... · Laporan...
ii Laporan SPIP BPBL Ambon Triwulan III, 2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2. Dasar Hukum ................................................................................................... 2
1.3. Maksud dan Tujuan ......................................................................................... 2
1.4. Ruang Lingkup ................................................................................................. 3
1.5. Sistematika Penyajian Laporan ....................................................................... 3
BAB II EVALUASI PENYELENGGARAAN SPIP ......................................................... 4
2.1. Struktur Organisasi, Visi, Misi dan Tujuan Strategis BPBL Ambon .............. 4
2.2. Tugas dan Fungsi ............................................................................................. 6
2.3. Fokus Pelaksanaan SPIP Lingkup KKP ........................................................... 7
2.4. Pembentukan Satgas SPIP Lingkup BPBL Ambon Tahun 2017 ..................... 8
BAB III TAHAPAN EVALUASI SPIP ............................................................................ 9
3.1. Pemahaman ..................................................................................................... 9
3.2. Pelaksanaan SPIP ............................................................................................. 9
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................ 16
4.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 16
4.2. Saran ................................................................................................................. 16
LAMPIRAN .......................................................................................................................... 17
1 Laporan SPIP BPBL Ambon Triwulan III, 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyelengaraan pemerintah harus sejalan dengan undang-undang. Berbagai bentuk
organisasi pemerintahan harus diselenggarakan secara efektif, efisien, akuntabel dan
transparan. Untuk mencapai hal tersebut maka diperlukan suatu tindakan dalam pengawasan
yang berasal dari control internal maupun eksternal, melalui berbagai produk hukum atau
aturan yang telah ditetapkan.
Upaya pemerintah dalam merumuskan metoda untuk perbaikan sistem pengendalian
intern agar pelaksanaan kegiatan pemerintahan dapat dijalankan secara efektif, efisien,
transparan, dan akuntabel melalui pembangunan budaya pengendalian internal (internal
control culture) dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara dalam pasal 58 ayat (1) mengamanatkan bahwa dalam rangka
meningkatkan kinerja, trasparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, presiden
selaku kepala pemerintahan mengatur dan menyelenggarakan system pengendalian intern di
lingkungan pemerintah secara menyeluruh, selanjutnya pada ayat (2) system pengendalian
intern sebagaimana dimaksud ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Pemerintah melalui
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan menyusun pengendalian intern pemerintah
dengan penetapan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah. Adapun Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang dimaksud
dalam aturan ini adalah “Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara
terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan laporan
keuangan, pengamanan asset negara dan ketaatan pada peraturan perundang-undangan”. Ada
keinginan kuat dari pemerintah untuk mewujudkan adanya tata kelola Good Governance dalam
penyelenggaraan negara.
Sejalan dengan hal tersebut, tata kelola pemerintahan yang tertib, efektif, efisien,
akuntabel dan transparan, khususnya di ingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, akan
dapat terwujud apabila seluruh pimpinan dan pegawai mempunyai komitmen yang kuat dalam
menyelenggarakan kegiatan pengendalian atas keseluruhan kegiatan pemerintahan mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pelaporan sampai dengan pertanggungjawaban harus dilaksanakan
secara tertib, terkendali, efektif dan efisien.
2 Laporan SPIP BPBL Ambon Triwulan III, 2017
Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Ambon selaku Unit Pelaksana Teknis di bawah
naungan Kementerian Kelautan dan Perikanan berupaya untuk melakukan penerapan
pengendalian internal guna mencapai tujuan kegiatan pada setiap tahun anggaran dengan
efisien, efektif, akuntabel dan transparan. Untuk itulah laporan penyelenggaraan SPIP lingkup
BPBL Ambon dibuat secara berkala setiap triwulannya.
1.2. Dasar Hukum
Dasar hukum atas penyelenggaraan SPIP lingkup Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon
Tahun 2017 adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah;
8. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4
Tahun 2015;
9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian Kelautan dan
Perikanan.
1.3. Maksud dan Tujuan
Penyusunan Laporan SPIP BPBL Ambon Triwulan III Tahun 2017 ini bertujuan sebagai
bahan informasi atas kegiatan pengendalian internal pada BPBL Ambon periode triwulan III
Tahun 2017 dan acuan untuk tindak lanjut dan rencana aksi di periode berikutnya.
3 Laporan SPIP BPBL Ambon Triwulan III, 2017
1.4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelaporan SPIP ini adalah mencakup penyelenggaraan sistem
pengendalian internal pelaksanaan kegiatan pemerintahan di lingkungan BPBL Ambon periode
Juli – September 2017 (triwulan III) Tahun 2017.
1.5. Sistematika Penyajian Laporan
Sistematika penyajian laporan SPIP BPBL Ambon periode triwulan III tahun 2017 adalah
sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Dasar Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Ruang Lingkup
1.5 Sistematika Penyajian Laporan
BAB II. EVALUASI PENYELENGGARAAN SPIP
2.1 Struktur Organisasi, Visi Misi dan Tujuan Strategis BPBL Ambon
2.2 Tugas dan Fungsi
2.3 Penyelenggaraan SPIP di Lingkungan BPBL Ambon
2.4 Fokus Pelaksanaan SPIP Lingkup KKP
2.5 Pembentukan Satgas SPIP Lingkup BPBL Ambon Tahun 2017
2.6 Kondisi Pelaksanaan SPIP Lingkup BPBL Ambon
BAB III. TAHAPAN EVALUASI SPIP
3.1 Pemahaman
3.2 Pelaksanaan SPIP
3.2.1 Pengendalian Rutin
3.2.2 Pengendalian Berkala
3.2.3 Pengendalian dengan Pendekatan Manajemen Risiko
3.2.4 Hambatan, Rencana Pemecahan Masalah dan Tindak Lanjut
BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
LAMPIRAN FORM PENGENDALIAN RUTIN
LAMPIRAN FORM PENGENDALIAN BERKALA
LAMPIRAN FORM PENGENDALIAN MANAJEMEN RISIK
4 Laporan SPIP BPBL Ambon Triwulan III, 2017
BAB II
EVALUASI PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP)
2.1. Struktur organisasi, visi, misi dan tujuan strategis BPBL Ambon
2.1.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi BPBL Ambon mengacu pada Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Perikanan Budidaya Air Tawar, Perikanan Budidaya Air Payau, dan Perikanan
Budidaya Laut adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Struktur organisasi BPBL Ambon
Tugas masing-masing bagian dalam struktur organisasi BPBL Ambon diuraikan sebagai
berikut :
1. Subbagian Tata Usaha
Mempunyai tugas melakukan bahan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
pelaporan keuangan, kegiatan teknis, anggaran, pengelolaan kepegawaian, tata laksana, barang
milik negara, rumah tangga dan ketatausahaan.
Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon
Tinggal Hermawan, S.Pi, M.Si
Kepala Seksi Uji Terap Teknik dan Kerjasama
Robianta Nurhadi, S.St.Pi
Kepala Seksi Pengujian dan Dukungan Teknis
Ir. Doortje A. Horhoruw, M.Si
Kasubag Tata Usaha
Lutfi Hardian Murtiono, S.Pi, M.Si
KelompokJabatanFungsional
5 Laporan SPIP BPBL Ambon Triwulan III, 2017
2. Seksi Uji Terap Teknik dan Kerja Sama
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan uji terap teknik, standardisasi,
sertifikasi, kerja sama teknis, pengelolaan dan pelayanan sistem informasi, serta publikasi
perikanan budidaya laut.
3. Seksi Pengujian dan Dukungan Teknis
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan layanan pengujian
laboratorium, persyaratan kelayakan teknis, kesehatan ikan dan lingkungan, produksi induk
unggul, benih bermutu, dan sarana produksi, serta bimbingan teknis perikanan budidaya laut.
4. Kelompok Jabatan Fungsional
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penerapan teknik dan pengujian perikanan
budidaya laut, serta kegiatan lain sesuai dengan tugas masing-masing jabatan fungsional dan
peraturan perundang-undangan. Kelompok jabatan fungsional di BPBL Ambon terdiri atas
Perekayasa, Pengawas Perikanan, Pengendali Hama dan Penyakit Ikan, Teknisi Litkayasa,
Pranata Humas, dan Statistisi.
2.1.2. Visi, misi dan tujuan strategis
Sebagai unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), Balai
Perikanan Budidaya Laut Ambon bertanggung jawab untuk membantu dalam penyelenggaraan
pembangunan perikanan budidaya laut di lingkup wilayah kerjanya adapun visi dan misi yang
ingin diwujudkan oleh BPBL Ambon dalam periode 2015 – 2019 adalah sebagai berikut :
Visi BPBL Ambon tahun 2015 – 2019 yakni “Mewujudkan Balai Perikanan Budidaya
Laut Ambon sebagai institusi pemberi pelayanan prima dalam pembangunan dan
pengembangan system budidaya laut yang berdaya saing, berkelanjutan dan
berkeadilan.” Sedangkan misi yang diemban oleh BPBL Ambon guna mewujudkan visi
tersebut adalah :
1. Melaksanakan produksi perikanan budidaya laut dan pelayanan pengujian kesehatan
ikan dan lingkungan.
2. Terciptanya inovasi teknologi budidaya laut.
3. Meningkatnya peran serta masyarakat pembdidaya dalam pengembangan budidaya laut.
Mengacu pada sasaran strategis pembangunan perikanan budidaya 2015 – 2019 sebagai
penjabaran visi dan misi pembangunan kelautan dan perikanan ditetapkan melalui tahapan
6 Laporan SPIP BPBL Ambon Triwulan III, 2017
berdasarkan tujuan yang akan dicapai danarah kebijakan yang terbagi menjadi empat perspektif
dalam bentuk peta sasaran strategis BPBL Ambon.
Tabel 1. Sasaran strategis BPBL Ambon
PERSPECTIVE SASARAN STRATEGIS
STAKEHOLDER PERSPECTIVE Terwujudnya kesejahteraan masyarakat
perikanan budidaya.
COSTUMER PERSPECTIVE Terwujudnya pengelolaan sumberdaya
perikanan budidaya yang partisipatif,
bertanggungjawab dan berkelanjutan.
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE Terselenggaranya tata kelola
pemanfaatan sumberdaya kelautan dan
perikanan yang adil, berdaya saing dan
berkelanjutan.
Terselenggaranya pengendalian dan
pengawasan sumberdaya kelautan dan
perikanan yang professional dan
partisipatif.
LEARN & GROWTH PERSPECTIVE Terwujudnya aparatur sipil negara (ASN)
BPBL Ambon yang kompeten,
professional dan berkepribadian.
Tersedianya manajemen pengetahuan
yang handal dan mudah diakses.
Terwujudnya birokrasi yang efektif,
efisien dan berorientasi pada layanan
prima.
Terkelolanya anggaran pembangunan
secara efisien dan akuntabel.
7 Laporan SPIP BPBL Ambon Triwulan III, 2017
2.2. Tugas dan fungsi
Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL Ambon) adalah Unit Pelaksana Teknis yang
berada di bawah Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan
Perikanan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
6 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perikanan Budidaya Air
Tawar, Perikanan Budidaya Air Payau, dan Perikanan Budidaya Laut, BPBL Ambon mempunyai
tugas melaksanakan uji terap teknik dan kerja sama, produksi, pengujian laboratorium
kesehatan ikan dan lingkungan, serta bimbingan teknis perikanan budidaya laut. Cakupan
wilayah kerja BPBL Ambon meliputi Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Papua.
Dalam melaksanakan tugasnya, BPBL Ambon menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
a. Penyusunan rencana kegiatan teknis dan anggaran, pemantauan dan evaluasi serta
laporan;
b. Pelaksanaan uji terap teknik perikanan budidaya laut;
c. Pelaksanaan penyiapan bahan standardisasi perikanan budidaya laut;
d. Pelaksanaan sertifikasi sistem perikanan budidaya laut;
e. Pelaksanaan kerja sama teknis perikanan budidaya laut;
f. Pengelolaan dan pelayanan sistem informasi, dan publikasi perikanan budidaya laut;
g. Pelaksanaan layanan pengujian laboratorium persyaratan kelayakan teknis perikanan
budidaya laut;
h. Pelaksanaan pengujian kesehatan ikan dan lingkungan budidaya laut;
i. Pelaksanaan produksi induk unggul, benih bermutu, dan sarana produksi perikanan
budidaya laut;
j. Pelaksanaan bimbingan teknis perikanan budidaya laut; dan
k. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
2.3. Fokus pelaksanaan SPIP lingkup KKP
Pengawasan terhadap penyelenggaraan SPIP lingkup KKP merupakan amanat dari (1).
Peraturan Menteri KP Nomor 4 Tahun 2011 (Pasal4 huruf b);
(1). Peraturan Menteri KP Nomor 20 Tahun 2011 (Pasal28Ayat1). Metode Pengawasan yang
Dilaksanakan Itjen sesuai Peraturan Menteri KP Nomor 20 Tahun 2011(Pasal 28 Ayat 3 ),
mencakup:
1) Audit;
2) Review;
3) Evaluasi;
8 Laporan SPIP BPBL Ambon Triwulan III, 2017
4) Pemantauandan
5) KegiatanPengawasan Lainnya;Sosialisasi sertaBimbingandanKonsultasi.
2.4. Pembentukan satgas SPIP lingkup BPBL Ambon tahun 2017
Dalam rangka memenuhi amanat dalam Permen KP Nomor 10 Tahun 2016 untuk
melaksanakan penyelenggaraan SPIP lingkup satuan kerja Balai Perikanan Budidaya Laut
Ambon dengan SK Kepala BPBL Ambon Nomor : 72/BPBLA/I/2017 tentang Pembentukan Tim
Pelaksanaan Sistem Pengendalian Pemerintah (SPIP) Tahun Anggaran 2017, dengan susunan
sebagai berikut :
Ketua : Tinggal Hermawan, S.Pi, M.Si (Kepala BPBL Ambon)
Sekretaris : Lutfi Hardian Murtiono, S.Pi, M.Si (Kasubag TU)
Anggota : Ir. Doortje A Horhoruw, M.Si (Kasie PDT)
Anggota : Robianta Nurhadi, S.St.Pi (Kasie UTTKS)
Anggota : Suyatno, SE (Pengelola Keuangan)
Anggota : Herlina Tahang, S.St.Pi (Staff UTTKS)
Anggota : Wanda E Lumamuly, S.Kom (Staff UTTKS)
Anggota : Dinar Roosdinar, S.Pi (Staff UTTKS)
9 Laporan SPIP BPBL Ambon Triwulan III, 2017
BAB III
TAHAPAN EVALUASI
3.1. Pemahaman
Terdapat beberapa tahapan dalam penyelenggaraan SPIP di lingkungan Kementerian
Kelautan dan Perikanan. Salah satu tahapan awal adalah pemahaman, yaitu tahap untuk
membangun kembali kesadaran, menyamakan persepsi dan penyegaran mengenai SPIP. Hal ini
bertujuan untuk menginternalisasi SPIP agar tetap menjadi bagian yang integral dan menyatu
dalam kegiatan kepemerintahan, yaitu dengan melibatkan seluruh tingkatan pejabat dan
pegawai di lingkungan BPBL Ambon. Kegiatan pembangunan kembali kesadaran, penyamaan
persepsi dan penyegaran diantaranya melalui kegiatan Pembinaan dan Fokus Grup Diskusi
(FGD).
Pembinaan SPIP di BPBL Ambon belum dilakukan pada triwulan III Tahun 2017. Upaya
pembinaan sebelumnya adalah dilakukan pada periode sebelumnya, yaitu bulan Oktober 2016
oleh Satgas SPI Unit Eselon I (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya).
3.2. Pelaksanaan SPIP
3.2.1. Pengendalian Rutin
Kegiatan pengendalian rutin lingkup BPBL Ambon diselenggarakan dengan melibatkan
pimpinan dan seluruh pegawai yang dilaksanakan setiap hari. Ruang lingkup pengendalian
rutin antara lain mencakup aspek organisasi, aspek perencanaan, aspek pengelolaan keuangan
(pelaksanaan anggaran, penerimaan negara bukan pajak, akuntansi dan pelaporan, serta
kerugian negara), aspek kepegawaian dan aspek kinerja.
A. Aspek Organisasi
Tugas dan fungsi BPBL Ambon telah jelas diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor 6 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Perikanan Budidaya Air Tawar, Perikanan Budidaya Air Payau dan Perikanan Budidaya Laut.
Sedangkan untuk penetapan tujuan telah tertuang dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) yang
ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja setiap tahunnya. Target yang disusun dalam IKU sudah
menggambarkan target yang jelas, terukur serta realistis sehingga memungkinkan untuk
dicapai dalam jangka waktu satu tahun anggaran. Tahun 2017 telah ditetapkan sebanyak 23 (dua
puluh tiga) IKU yang terbagi dalam 4 (empat) perspektif dan 8 (delapan) sasaran strategis.
Pengukuran kinerja dilakukan mengacu pada manual IKU yang telah ditetapkan dengan sasaran
target setiap triwulanan sehingga progres capaian dapat dipantau.
10 Laporan SPIP BPBL Ambon Triwulan III, 2017
Penetapan atas IKU Balai disosialisasikan kepada seluruh pegawai dan stakeholder sebagai
bentuk akuntabilitas kinerja balai. Melalui hal ini diharapkan seluruh pegawai dapat mengambil
peran untuk terlibat dalam pencapaian sasaran organisasi serta dilakukan pengawasan oleh
masyarakat. Standar Operasional Prosedur (SOP) BPBL Ambon telah ditetapkan dan menjadi
acuan dalam setiap pelaksanaan kegiatan.
B. Perencanaan
Penyusunan atas perencanaan kinerja dan kebutuhan anggaran disusun berdasarkan
program-program prioritas yang ditetapkan oleh unit eselon diatasnya, dalam hal ini Ditjen
Perikanan Budidaya. Perencanaan yang dibuata mengikuti alur dari penyusunan Rencana
Strategis yang secara berkala dilakukan reviu untuk menyesuaikan kondisi dan kebijakan yang
ada. Selanjutnya disusun setelah penyusun Rencana Kerja Anggaran dan disusun Rencana Kerja
Tahunan, maka ditetapkanlah Perjanjian Kinerja sebagai target untuk pencapaian kinerja pada
tahun berjalan.
C. Pelaksanaan Anggaran
Realisasi Belanja instansi pada Tahun Anggaran 2017 adalah sebesar Rp 17.625.514.000,-
Pada pertengahan tahun anggaran terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp. 2.733.600.000,-
sehingga pagu anggaran BPBL Ambon menjadi Rp. 14.891.914.000,-. dan pada bulan Agustus
2017 BPBL Ambon mendapatkan anggaran perubahan APBN-P yang tertuang dalam DIPA
Nomor 032.04.2.566720/2017 tanggal 15 Agustus 2017 senilai Rp. 11,35 Milyar yang diperuntukan
untuk program pengelolaan perbenihan ikan sehingga jumlah anggaran yang dikelola saat ini
senilai Rp. 26.241.914.000,-
Tabel 2. Realisasi Anggaran BPBL Ambon
Nama Kegiatan Pagu Target per September
(Rp)
Realisasi September
(Rp)
Persentase Capaian
September (%)
Realisasi s/d September
(Rp)
Persentase s/d
September (%)
Pengelolaan Sistem Keskanling
286.900.000 33.625.000 0 0 256.611.400 89.44
Pengelolaan Sistem Perbenihan Ikan
15.006.170.000 1.706.762.000 685.959.391 40.19
3,411,532,891
22.73
Pengelolaan kawasan dan kesehatan
941.870.000
107,154,000
41,551,609
38.78
874,496,009
92.85
Pengembangan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan
1,093.199.000 128,123,000 59,520,950 46.46 703,313,771 64.34
Peningkatan Dukungan
8,913,775,000 1,049,579,000
652,358,524
62.15
5,774,402,023 64.78
11 Laporan SPIP BPBL Ambon Triwulan III, 2017
Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
26,241,914,000
3,025,243,000
1,439,390,474 47.58
11,020,356,094 42.00
D. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Dalam penelitihukum.org (2013), definisiPenerimaan Negara Bukan Pajak, yang
selanjutnya disingkat PNBP, adalah semua penerimaan Pemerintah Pusat yang diterima dalam
bentuk penerimaan dari sumber daya alam, bagian Pemerintah atas laba badan usaha milik
negara (BUMN), penerimaan negara bukan pajak lainnya, serta pendapatan badan layanan
umum (BLU). (Pasal 1 Angka 6 UU Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2011 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2012),
Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) BPBL Ambon mengacu atas Peraturan
Pemerintah Nomor 75 Tahun 2015, dimana telah ditetapkan jenis, ukuran dan tarif komoditas
yang dihasilkan di BPBL Ambon. Penggunaan dan pelaporan atas PNBP telah mengikuti kaidah
dalam UU Nomor 20 Tahun 1997 tentang PNBP dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 3
Tahun 2013 tentang Tata Cara Penyetoran PNBP oleh Bendahara Penerimaan.
Penyelenggaraan PNBP di BPBL Ambon telah tertuang dalam SOP tersendiri dan
penyetorannya menggunakan aplikasi Simponi.
E. Akuntasi dan Pelaporan
Pelaporan atas keuangan dan barang milik negara telah dilakukan secara berkala, dimana
telah dilakukan Rekon setiap bulan dan setiap semester. Penginputan data pada aplikasi Simak-
BMN dilakukan secara rutin.
F. Kerugian Negara
Tidak Terdapat indikasi kerugian negara berupa dalam rentang waktu kegiatan triwulan
III yang diakibatkan oleh adanya kegiatan pengadaan barang dan jasa
G. Kepegawaian
Dalam rangka meningkatkan kedisipinan pegawai, telah ditetapkan kode etik pegawai
lingkup BPBL Ambon. Ruang lingkup kode etik pegawai ini antara lain mengatur jam kerja,
12 Laporan SPIP BPBL Ambon Triwulan III, 2017
pakaian kerja pegawai dan penjatuhan atas sanksi bagi pegawai yang melanggar ketentuan yang
berlaku.
H. Kinerja
Guna mengukur kinerja suatu instansi telah ditetapkan IKU (Indikator Kinerja Utama)
sehingga dapat terpantau secara jelas capaian kinerja setiap tahunnya. Pada tahun 2017, BPBL
Ambon ditargetkan sebanyak 23 (dua puluh tiga) IKU yang terbagi dalam 4 (empat) perspektif.
Pelaporan atas kinerja tersebut tergambar dalam Laporan Kinerja yang diterbitkan secara
triwulanan.
3.2.2. Pengendalian Berkala
Pengendalian berkala merupakan sarana penyampaian informasi aktual mengenai
kondisi beberapa aktivitas / kegiatan di unit kerja sebagai bahan pengambilan keputusan guna
kegiatan pengendalian.
A. Pengendalian Kapasitas SDM Pengelola Keuangan
Pengendalian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kapasitas SDM
pengelola keuangan sehingga kepala satuan kerja dapat mengetahui kesenjangan atau
kelemahan dan selanjutnya diwajibkan melakukan kegiatan pengendalian sesuai dengan
ukuran, kompleksitas dan sifat dari tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan.
Susunan Pengelola Keuangan pada BPBL Ambon ditunjuk berdasarkan SK Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor : 176 Tahun 2016 tentang Penunjukan Kuasa Pengguna
Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penguji Tagihan/Penandatanganan Surat
Perintah Membayar (SPM) dan Pengangkatan Bendahara Pengeluaran dan/atau Bendahara
Penerimaan Pada Satuan Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Lingkungan Kementerian
Kelautan dan Perikanan.
Secara keseluruhan, pemangku jabatan dalam pengelolaan keuangan telah memenuhi
persyaratan, diantaranya sertifikat pengadaan barang / jasa dan sertifikat bendahara serta untuk
KPA, PPK dan Pejabat Penguji SPM merupakan pejabat struktural. Hanya bendahara
penerimaan yang masih belum memiliki sertifikat bendahara dan masih dirangkap oleh
arsiparis / pengelola administrasi persuratan.
B. Pengendalian Penyusunan Anggaran
Pengendalian ini bertujuan untuk memberikan jaminan dan kepastian bahwa komponen
yang diusulkan, dari aspek keuangan telah sesuai dengan kaidah-kaidah keuangan yang
13 Laporan SPIP BPBL Ambon Triwulan III, 2017
berlaku. Pimpinan unit kerja bertanggung jawab terhadap kebenaran usulan anggaran di
lingkungan unit kerjanya dari kaidah-kaidah keuangan yang berlaku.
Dalam usulan penganggaran tahun 2017 dilakukan dengan mengacu pada program-
program prioritas DJPB (money following priority program). Terdapat 17 (tujuh belas) komponen
kegiatan yang tercantum dalam DIPA BPBL Ambon dan telah dilakukan upaya pengendalian
secara internal balai, yaitu bagian keuangan dan unit keuangan eselon I.
C. Pengendalian Pengadaan Barang dan Jasa
Pengendalian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang rencana dan
pelaksanaan serta hambatan-hambatan proses pengadaan barang/jasa sehingga dapat diketahui
proses pengadaan barang/jasa yang mempunyai permasalahan, yang untuk selanjutnya
diwajibkan melakukan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas dan sifat
dari tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan. Proses pengadaan, tanda tangan kontrak, dan
pelaksanaan sudah mencapai 100% sementara PHO/serah terima mencapai 82,86%.
Hingga triwulan III tahun 2017, telah dilaksanakan proses pengadaan pelelangan umum
senilai Rp. 8.737.697.000 untuk pembangunan gedung pendederan sebanyak 1 paket dan telah
dilakukan penandatanganan kontrak serta melaksanakan pekerjaannya.
D. Pengendalian Barang Milik Negara
Pengendalian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang pengelolaan BMN yang
mempunyai permasalahan sehingga dapat diketahui BMN yang mempunyai permasalahan.
Terhadap permasalahan ini, selanjutnya diwajibkan untuk melakukan kegiatan pengendalian
sesuai dengan ukuran, kompleksitas dan sifatnya.
Hingga periode triwulan III tahun 2017, kondisi BMN di BPBL Ambon tidak ditemui
permasalahan dan telah dilakukan pencatatan dan inventarisasi dalam pembukuan BMN.
E. Pengendalian Penyelesaian Kerugian Negara
Pengendalian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang penyelesaian kerugian
negara dan indikasi kerugian negara untuk diketahui perkembangan proses penyelesaian
kerugian negara maupun adanya indikasi kerugian negara dan hambatannya jika ada. Kegiatan
pengendalian wajib dilakukan guna menyelesaikan permasalahan terkait adanya kerugian
negara tersebut.
Audit kinerja telah dilakukan oleh Inspektorat Jenderal KKP yang
dilaksanakanpadatanggal 21 – 29 Maret 2017. Terdapat 4 (empat) rekomendasi atas hasil audit
tersebut, yaitu :
14 Laporan SPIP BPBL Ambon Triwulan III, 2017
1) Menginstruksikan seluruh penanggungjawab kegiatan untuk mengidentifikasi resiko
dan melaksanakan kegiatan pengendalian;
2) Menginstruksikan penanggungjawab kegiatan perekayasaan supaya menetapkan
target kegiatan secara spesifik dan terukur;
3) Melakukan koordinasi dengan dinas KP Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk
bersama-sama melakukan pembinaan kepada penerima bantuan;
4) Menarik kembali kelebihan pembayaran senilai Rp. 4.736.170,- dari penyedia jasa
untuk selanjutnya disetor ke Kas Negara.
Terhadap adanya rekomendasi dari hasil audit kinerja tersebut, maka telah
ditindaklanjuti oleh BPBL Ambon dengan surat nomor : 668/BPBLA/TU.140/VII/2017.
F. Pengendalian Penyerapan Anggaran
Pengendalian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai kondisi
perkembangan pelaksanaan penyerapan anggaran, sehingga dapat diketahui
perkembangannya, hambatan dan masalah pada proses pelaksanaan penyerapan anggaran dan
dilakukan upaya pengendaliannya.Hingga periode triwulan III tahun 2017, serapan anggaran
BPBL Ambon adalah sebesar 45,28% dan capaian fisik adalah sebesar 46,79%.
G. Pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko
Risiko adalah kemungkinan kejadian dan pengaruh dari ketidakpastian (uncertainty)
yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran instansi pemerintah. Manajemen risiko
diartikan sebagai proses tata kelola pengendalian risiko yang terencana, proaktif, dan
berkelanjutan meliputi penilaian risiko, kegiatan pengendalian, pemantauan dan pelaporan
pengendalian risiko, termasuk berbagai strategi yang dijalankan untuk mengelola risiko dan
mengurangi dampaknya sampai dengan tujuan tercapai.
Pemilihan atas obyek aktivitas/kegiatan yang perlu dilakukan pengendalian dengan
manajemen risiko didasarkan atas kriteria sebagai berikut :
a. Yang mempunyai alokasi anggaran relatif besar sehingga jika terjadi kesalahan,
kelemahan atau penyimpangan akan berakibat dan berdampak negatif secara material
terhadap akuntabilitas keuangan dan kinerja;
b. Kegiatan pengadaan barang/jasa yang kemungkinan mempunyai tingkat kegagalan
tinggi dalam mencapai tujuan dan pemanfaatannya;
c. Kegiatan yang tingkat kompleksitas yang relatif tinggi.
15 Laporan SPIP BPBL Ambon Triwulan III, 2017
Berdasar atas kriteria-kriteria yang ditentukan di atas maka ditetapkan aktivitas dan
kegiatan yang perlu dibuat manajemen risikonya adalah kegiatan yang terkait atau ditetapkan
dalam IKU Balai dan kegiatan pengadaan barang/jasa.
BPBL Ambon telah menentukan kegiatan / aktivitas yang dilakukan pendekatan
menggunakan manajemen risiko sebagai berikut :
1. Produksi benih bermutu
2. Produksi calon induk unggul
3. Monitoring kawasan budidaya melalui kegiatan surveillance
4. Monitoring kawasan budidaya melalui kegiatan penanganan mutu lingkungan
5. Unit pembenihan yang siap disertifikasi
6. Unit budidaya yang siap disertifikasi
7. Bantuan benih ikan
8. Kegiatan kerekayasaan
9. Lokasi restoking
10. Pelayanan laboratorium
11. Pengadaan barang dan jasa
3.2.3. Hambatan, rencana pemecahan masalah dan tindak lanjut
Penyelenggaraan SPIP di lingkungan BPBL Ambon, masih terdapat kekurangan dalam
pelaksanaannya, antara lain masih rendahnya koordinasi antar pelaksana kegiatan di divisi
produksi dengan perencana kegiatan. Kurang disiplinnya pencatatan barang persediaan pada
divisi – divisi produksiyang berdampak pada terlambatnya pencatatan barang persediaan di
SIMAK BMN.
Upaya yang dapat dilakukan antara lain melakukan koordinasi berkala antara petugas
pencatat SIMAK BMN dengan petugas pencatat barang persediaan di setiap divisi sehingga
pencatatan dapat dikontrol dan memudahkan dalam input data persediaan setiap bulan, serta
melakukan pengawasan langsung oleh setiap kepala seksi dan coordinator produksi terhadap
jalannya proses kegiatan pencatatan barang kebutuhan yang nantinya dapat
dipertanggungjawabkan dan dilaporkan secara berkala.
16 Laporan SPIP BPBL Ambon Triwulan III, 2017
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Secara umum bahwa pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal di BPBL Ambon telah
terlaksana dengan baik. Pelaksanaan atas pengendalian rutin dan berkala telah dilakukan pada
semua komponen. Penyelenggaraan manajemen risiko dilakukan atas dasar kegiatan yang
mengacu pada Indikator Kinerja Balai.
4.2. SARAN
Perlunya peningkatan komunikasi antar bagian supaya upaya pengendalian secara
internal berlangsung dengan baik dan efektif.