SPIP Pembentukan Struktur Organisasi

44

description

SPIP Unsur Lingkungan PengendalianSub Unsur Pembentukan Struktur Organisasi Sesuai Kebutuhan

Transcript of SPIP Pembentukan Struktur Organisasi

  • BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    PEDOMAN TEKNISPENYELENGGARAAN SPIP

    SUB UNSURPEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI

    YANG SESUAI DENGAN KEBUTUHAN(1.4)

    NOMOR : PER-1326/K/LB/2009TANGGAL : 7 DESEMBER 2009

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan i

    KATA PENGANTAR

    Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

    Pemerintah (SPIP) merupakan tanggung jawab Badan Pengawasan

    Keuangan dan Pembangunan (BPKP), sesuai dengan

    pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang

    Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pembinaan ini merupakan

    salah satu cara untuk memperkuat dan menunjang efektivitas

    sistem pengendalian intern, yang menjadi tanggung jawab

    menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota, sebagai

    penyelenggara sistem pengendalian intern di lingkungan masing-

    masing.

    Pembinaan penyelenggaraan SPIP yang menjadi tugas dan

    tanggung jawab BPKP tersebut meliputi:

    1. penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP;

    2. sosialisasi SPIP;

    3. pendidikan dan pelatihan SPIP;

    4. pembimbingan dan konsultasi SPIP; dan

    5. peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern

    pemerintah.

    Kelima kegiatan dimaksud diarahkan dalam rangka penerapan

    unsur-unsur SPIP, yaitu:

    1. lingkungan pengendalian;

    2. penilaian risiko;

    3. kegiatan pengendalian;

    4. informasi dan komunikasi; dan

    5. pemantauan pengendalian intern.

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan ii

    Untuk memenuhi kebutuhan pedoman penyelenggaraan SPIP,

    BPKP telah menyusun Pedoman Teknis Umum Penyelenggaraan

    SPIP. Pedoman tersebut merupakan pedoman tentang hal-hal apa

    saja yang perlu dibangun dan dilaksanakan dalam rangka

    penyelenggaraan SPIP. Selanjutnya, pedoman tersebut dijabarkan

    ke dalam pedoman teknis penyelenggaraan masing-masing sub

    unsur Lingkungan Pengendalian. Pedoman teknis sub unsur ini

    merupakan acuan langkah-langkah yang perlu dilaksanakan dalam

    penyelenggaraan sub unsur SPIP.

    Pedoman Teknis Penyelenggaraan SPIP Sub unsur

    Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan,

    pada unsur Lingkungan Pengendalian merupakan acuan yang

    memberikan arah bagi instansi pemerintah pusat dan daerah dalam

    menyelenggarakan sub unsur tersebut, dan dapat disesuaikan

    dengan karakteristik masing-masing instansi, yang meliputi fungsi,

    sifat, tujuan, dan kompleksitas instansi tersebut.

    Pedoman ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

    masukan dan saran perbaikan dari pengguna pedoman ini, sangat

    diharapkan sebagai bahan penyempurnaan.

    Jakarta, Desember 2009

    Plt. Kepala,

    Kuswono SoesenoNIP 19500910 197511 1 001

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan iii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR ................................................................. iDAFTAR ISI ............................................................................... iii

    BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang ......................................................... 1

    B. Sistematika Pedoman ............................................... 3

    BAB II GAMBARAN UMUMA. Pengertian ............................................................... 5

    B. Tujuan dan Manfaat ................................................. 11

    C. Peraturan Perundang-undangan Terkait .................. 13

    D. Parameter Penerapan ............................................... 14

    BAB III LANGKAH-LANGKAH PENYELENGGARAANA. Tahap Persiapan ...................................................... 15

    B. Tahap Pelaksanaan .................................................. 20

    C. Tahap Pelaporan ....................................................... 32

    BAB IVPENUTUP

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan iv

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 1

    BAB IPENDAHULUAN

    A. Latar BelakangSesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60

    Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

    (SPIP), para menteri/ pimpinan lembaga, gubernur,

    bupati/walikota diwajibkan melakukan pengendalian ataspenyelenggaraan kegiatan pemerintahan, yang pelaksanaannya

    berpedoman kepada SPIP sebagaimana diatur dalam peraturan

    pemerintah tersebut.

    Sistem pengendalian intern dibangun dengan tujuan untuk

    memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan organisasi

    dapat dicapai melalui kegiatan yang yang efektif dan efisien,

    keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan

    ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

    Sistem pengendalian intern terdiri atas lima unsur

    pengendalian, yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko,

    kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta

    pemantauan atas pengendalian intern.

    Untuk mewujudkan implementasi atas sistem

    pengendalian di lingkungan instansi pemerintah pusat dan

    daerah, sebagai amanat PP Nomor 60 Tahun 2008, maka

    BPKP menyediakan Pedoman Teknis Penyelenggaraan SPIP.

    Pedoman teknis tersebut lebih lanjut dijabarkan ke dalam

    pedoman teknis penyelenggaraan masing-masing unsur

    pengendalian. Unsur lingkungan pengendalian terdiri dari sub

    unsur:

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 2

    1. Penegakan integritas dan nilai etika;2. Komitmen terhadap kompetensi;

    3. Kepemimpinan yang kondusif;4. Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan

    kebutuhan;5. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;

    6. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentangpembinaan sumber daya manusia;

    7. Perwujudan peran aparat pengawasan intern yang efektif;8. Hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah

    terkait.

    Lingkungan pengendalian yang baik adalah lingkunganyang seluruh sub unsur pengendaliannya dapat berjalan secara

    efektif, termasuk sub unsur pembentukan struktur organisasiyang sesuai dengan kebutuhan. Struktur organisasi sangat

    penting karena merupakan infrastruktur dasar bagi instansipemerintah untuk menjalankan tugas dan fungsinya.

    Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengankebutuhan diharapkan dapat memberikan kepastian ruang

    gerak bagi seluruh sumber daya manusia yang dimiliki instansidalam mencapai kinerja yang diharapkan, serta sebagai sarana

    pendistribusian sumber daya lainnya.Buku ini dimaksudkan untuk menjadi pedoman teknis

    penyelenggaraan SPIP sub unsur pembentukan strukturorganisasi yang sesuai dengan kebutuhan, pada unsur

    Lingkungan Pengendalian.Tujuan penyusunan buku pedoman ini adalah agar

    tersedia standar acuan yang diharapkan dapat memberikanarah bagi instansi pemerintah pusat maupun daerah tentang

    bagaimana menyelenggarakan sistem pengendalian intern yang

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 3

    baik, khususnya yang terkait dengan pembentukan strukturorganisasi sesuai dengan kebutuhan. Dalam penerapannya,

    pedoman ini dapat disesuaikan dengan karakteristik masing-masing instansi, yang meliputi fungsi, sifat, tujuan, dan

    kompleksitas instansi. Selanjutnya, untuk menjaga efektivitasstruktur organisasi yang ada, perlu dilakukan evaluasi dan

    pelaporan secara berkala.

    B. Sistematika PedomanSistematika penyajian pedoman teknis pembentukan

    struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan ini sebagai

    berikut:

    Bab I PendahuluanBab ini menguraikan latar belakang perlunya pedoman,

    hubungan dengan pedoman sebelumnya, tujuan danruang lingkup pedoman, serta sistematika pedoman.

    Bab II Gambaran UmumBab ini menguraikan pengertian, maksud, tujuan,

    parameter penerapan, serta keterkaitannya denganperaturan yang berlaku.

    Bab III Langkah-Langkah PenyelenggaraanBab ini menguraikan langkah-langkah yang perlu

    dilaksanakan dalam menyelenggarakan sub unsurpembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan

    kebutuhan, yang terdiri dari tahap persiapan,pelaksanaan, dan pelaporan.

    Bab IV PenutupBab ini merupakan penutup, yang berisi hal-hal penting

    yang perlu diperhatikan kembali dan penjelasan ataspenggunaan pedoman ini.

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 4

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 5

    BAB IIGAMBARAN UMUM

    A. PengertianMenurut Stephen P. Robbins (2002), struktur organisasi

    merupakan gambaran yang menjelaskan bagaimana tugas

    kerja akan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara

    formal. Struktur organisasi, dapat pula diartikan sebagai cara

    bagi organisasi untuk mengatur orang-orang yang berada

    (bekerja) di dalamnya, termasuk jenis pekerjaannya, sehingga

    pekerjaan-pekerjaan yang ada dapat dilaksanakan dengan baik

    dan tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif. Lebih lanjut,

    agar susunan organisasi tampak jelas, mudah dilihat dan dibaca

    oleh siapapun, maka struktur organisasi perlu digambarkan

    dalam bentuk grafis yang dinamakan bagan organisasi.

    Struktur organisasi lebih lanjut tidak sekedar kotak

    di dalam bagan, tetapi juga menunjukkan pola interaksi dan

    koordinasi yang menghubungkan komponen teknologi, tugas,

    dan manusia dari organisasi untuk meyakinkan bahwa

    organisasi tersebut mencapai tujuan.

    Menurut Stephen P. Robbins (2002), ada beberapa

    elemen penting yang perlu diperhatikan ketika mendesain

    struktur organisasi, yaitu:

    1. Spesialisasi pekerjaan (work specialization)Spesialisasi pekerjaan ini bermakna bahwa organisasi

    memerhatikan pembagian pekerjaan berdasarkan keahlian

    khusus yang dimiliki oleh karyawannya, dan pekerjaan yang

    ditangani biasanya dilakukan berulang-ulang.

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 6

    2. Departementalisasi (departmentalization)Departementalisasi merupakan pengelompokan pekerjaan

    sehingga tugas-tugas yang sama dapat dikoordinasikan

    secara baik.

    3. Rantai perintah (chain of command)Rantai perintah merupakan garis kewenangan yang tidak

    terputus, dari puncak organisasi ke eselon yang paling

    bawah, dan menjelaskan siapa melapor kepada siapa.

    4. Rentang kendali (span of control)Rentang kendali adalah pertimbangan yang menyangkut

    seberapa banyak seorang manajer dapat memimpin dan

    mengendalikan bawahan secara efektif dan efisien.

    5. Sentralisasi dan DesentralisasiSentralisasi mengacu pada terpusatnya pengambilan

    keputusan di titik tunggal dalam organisasi. Sebaliknya,

    semakin banyak bawahan yang memberikan masukan atau

    yang memiliki kewenangan untuk membuat keputusan, maka

    semakin terdesentralisasi organisasi ini.

    6. FormalisasiFormalisasi mengacu pada suatu tingkat di mana pekerjaan

    dalam organisasi distandarkan. Jika suatu pekerjaan sangat

    terformalisasi, pekerjaan tersebut memiliki sedikit

    kewenangan dalam menentukan kegiatan apa yang harus

    dilaksanakan dan bagaimana seharusnya melakukannya.

    Ada tiga desain struktur organisasi yang sering

    digunakan. Desain tersebut meliputi struktur sederhana,

    birokrasi, dan struktur matriks.

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 7

    1. Struktur SederhanaStruktur sederhana tidak kompleks, karena memiliki tingkat

    departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas,

    dan formalisasi yang rendah. Kekuatan struktur ini adalah

    cepat, fleksibel, tidak mahal penerapannya, dan memiliki

    pertanggungjawaban yang jelas. Kelemahan struktur ini

    adalah sukar diterapkan, kecuali pada organisasi-organisasi

    kecil.

    2. BirokrasiBirokrasi dicirikan dengan padatnya tugas-tugas operasional

    rutin yang harus dicapai, melalui spesialisasi, peraturan, dan

    perundang-undangan yang sangat formal, tugas-tugas yang

    dikelompokkan ke dalam departemen-departemen fungsional,

    kekuasaan yang tersentralisasi, lingkup rentang kendali yang

    sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai

    perintah. Kekuatan utama birokrasi terletak pada

    kemampuannya untuk melakukan aktivitas yang telah

    terstandardisasi dengan sangat efisien. Kelemahan birokrasi

    adalah bahwa spesialisasi menciptakan konflik-konflik pada

    sub unit.

    3. Struktur MatriksPada dasarnya, matriks menggabungkan dua bentuk

    departementalisasi antara fungsi dan produk. Kekuatan

    matriks terletak pada kemampuannya untuk mempermudah

    koordinasi ketika organisasi memiliki banyak kegiatan yang

    sangat kompleks dan saling tergantung. Kelemahan utama

    struktur matriks terletak pada kekacauan yang

    ditimbulkannya, memicu terjadinya adu kekuasaan, dan

    tekanan pada individu.

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 8

    Faktor-faktor yang memengaruhi bentuk struktur

    organisasi berbeda antar organisasi, yaitu:

    1. StrategiStruktur organisasi merupakan alat untuk membantu

    manajemen dalam mencapai tujuannya. Karena tujuan

    tersebut berasal dari strategi, maka pembentukan struktur

    harus mengikuti strategi.

    2. Ukuran OrganisasiSemakin luas tugas dan fungsi, maka akan semakin besar

    organisasi yang dibentuk.

    3. TeknologiIstilah teknologi mengarah kepada bagaimana sebuah

    organisasi mentransfer sumber daya menjadi produk atau

    jasa, dengan peran teknologi sebagai alat bantu yang

    memengaruhi beroperasinya organisasi.

    4. LingkunganOrganisasi berinteraksi dengan lingkungan yang tidak

    menentu. Ada organisasi yang menghadapi lingkungan yang

    statis, sementara organisasi lainnya menghadapi lingkungan

    yang dinamis. Dengan adanya lingkungan yang berubah,

    organisasi harus menyesuaikan dengan lingkungannya agar

    mereka dapat mempertahankan eksistensi dan

    meningkatkan keefektifannya. Oleh karena itu, organisasi

    harus mampu merespon lingkungan dimana mereka berada.

    Pembentukan organisasi dapat juga dilakukan untuk

    mewadahi aktivitas yang bersifat sementara (ad hoc), hal ini

    dapat diterapkan pada kondisi dimana institusi menganggap

    perlu adanya unit kerja baru yang bersifat mendesak.

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 9

    Dalam konteks seperti ini, maka evaluasi secara berkala

    atas efektivitas organisasi dimaksud perlu dilakukan guna

    memastikan bahwa keberadaannya memang masih diperlukan.

    Di sisi lain, perlu juga dipahami bahwa fungsi organisasi yang

    bersifat ad hoc ini janganlah mengambil alih tugas operasional

    secara dominan, sehingga perlu adanya evaluasi berkelanjutan.

    Struktur organisasi adalah hal yang penting bagi

    organisasi/institusi untuk memberikan kepastian ruang gerak

    bagi seluruh sumber daya manusia yang dimiliki, dalam

    mencapai kinerja yang diharapkan. Struktur organisasi juga

    merupakan sarana distribusi sumber daya organisasi lainnya,

    seperti peralatan, keuangan, dan informasi.

    Struktur organisasi dibentuk (baik itu sentralisasi maupun

    desentralisasi) selalu didasarkan pada ukuran dan sifat dari

    kegiatan organisasi. Struktur hendaknya dirancang cukup

    fleksibel untuk mengadaptasi perubahan rencana operasi,

    kebijakan atau sasaran organisasi. Penyusunan struktur

    organisasi harus berpedoman pada peraturan perundang-

    undangan yang berlaku.

    Perancangan struktur organisasi hendaknya didasarkan

    pada ukuran dan sifat kegiatan, kejelasan wewenang dan

    tanggung jawab, serta pertimbangan efisiensi sumber daya

    yang tersedia. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam struktur

    organisasi adalah:

    a. Kesesuaian struktur organisasi dengan sifat operasionalnya.

    b. Kewenangan dan tanggung jawab yang penting telah

    didefinisikan dan dikomunikasikan ke seluruh unit kerja

    instansi pemerintah.

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 10

    c. Pola hubungan pelaporan internal telah disusun secara

    memadai dan jelas.

    d. Pimpinan secara periodik mengevaluasi struktur organisasi

    dan melakukan perubahan, jika dibutuhkan dalam merespon

    perubahan kondisi.

    e. Instansi memiliki jumlah pegawai yang memadai, khususnya

    dalam posisi jajaran pimpinan.

    Struktur organisasi suatu entitas yang efektif dapat

    memberikan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab,

    pemberdayaan dan akuntabilitas, serta jalur pelaporan yang

    sesuai. Struktur organisasi menyatakan bidang kewenangan

    dan tanggung jawab penting dari suatu entitas. Pemberdayaan

    dan akuntabilitas berhubungan dengan cara pendelegasian

    kewenangan dan tanggung jawab ini di seluruh organisasi.

    Tidak akan ada pemberdayaan atau akuntabilitas tanpa suatu

    bentuk pelaporan. Oleh karena itu, perlu didefinisikan mengenai

    jalur pelaporan yang sesuai. Dalam kondisi tertentu, jalur

    pelaporan lainnya mungkin dapat ditambahkan, seperti dalam

    kasus dimana manajemen terlibat pada suatu pelanggaran.

    Struktur organisasi mencakup suatu unit internal audit yang

    independen dari manajemen, dan melaporkan langsung kepada

    tingkat kewenangan tertinggi dalam organisasi.

    Struktur organisasi suatu entitas memfasilitasi pola kerja

    dari aktivitas-aktivitas dalam entitas untuk mencapai tujuan

    yang direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dan dimonitor.

    Aktivitas itu mungkin berkaitan dengan apa yang kadang-

    kadang disebut sebagai rantai nilai-nilai: inbound (receiving)

    activities, operasi atau produksi, outbound (shipping),

    pemasaran, penjualan dan pelayanan.

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 11

    Hal-hal tersebut dapat berfungsi sebagai pendukung

    yang berkenaan dengan administrasi, sumber daya manusia,

    atau pengembangan teknologi.

    Aspek penting yang relevan dalam menetapkan suatu

    struktur organisasi, meliputi penetapan bidang-bidang kunci

    kewenangan dan tanggung jawab, serta menetapkan jalur

    penting pelaporannya. Contohnya, akses dari satuan

    pengawasan internal harus tak terbatas terhadap pejabat tinggi

    perusahaan, tetapi tidak bertanggung jawab langsung dalam

    menyiapkan laporan keuangan. Kewenangannya cukup untuk

    meyakinkan ketepatan audit dan untuk menindaklanjuti temuan-

    temuan serta rekomendasi-rekomendasinya.

    Ketepatan suatu struktur organisasi bergantung pada

    ukuran dan sifat aktivitasnya. Organisasi yang besar dengan

    banyak divisi, mungkin tepat menggunakan organisasi yang

    terstruktur, termasuk jalur pelaporan formal dan tanggung

    jawabnya, akan tetapi, hal ini mungkin kurang tepat pada

    organisasi yang kecil, karena dapat menghalangi arus

    informasi. Apa pun strukturnya, aktivitas suatu entitas akan

    diorganisasikan sesuai dengan strategi-strategi yang dirancang

    untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

    B. Tujuan dan ManfaatTujuan akhir (ultimate goal) dari penyelenggaraan sub

    unsur pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan

    kebutuhan, yang merupakan salah satu sub unsur dari unsur

    lingkungan pengendalian dalam SPIP adalah terciptanya suatu

    struktur dan sistem pengorganisasian sesuai dengan peraturan

    perundang-undangan; efektif dan efisien; terdapat kejelasan

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 12

    kewenangan, tanggung jawab, hubungan dan jenjang

    pelaporan; fleksibel dan dinamis, serta personil organisasi yang

    sesuai. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui sasaran sebagai

    berikut :

    1. Struktur organisasi sesuai dengan ukuran dan sifat kegiatan;

    mampu memfasilitasi arus informasi; serta faktor

    pertimbangan dalam menentukan tingkat sentralisasi/

    desentralisasi telah ditetapkan.

    2. Struktur organisasi memberikan kejelasan wewenang dan

    tanggung jawab. Pimpinan dan bawahan memahami

    pengendalian intern/tanggung jawabnya.

    3. Organisasi dapat memberikan kejelasan hubungan dan

    jenjang pelaporan intern, dipahami pegawai, serta saluran

    komunikasi dapat berjalan lancar.

    4. Terlaksananya evaluasi dan penyesuaian secara periodik

    terhadap struktur organisasi sehubungan dengan perubahan

    lingkungan strategis.

    5. Jumlah pegawai terutama untuk posisi pimpinan sesuai

    dengan kebutuhan, pimpinan memiliki waktu yang cukup

    untuk organisasi, pegawai tidak bekerja lembur secara

    berlebihan, serta pimpinan tidak merangkap tugas dan

    tanggung jawab bawahannya lebih dari satu orang.

    Manfaat penyelenggaraan sub unsur pembentukan

    struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan adalah :

    1. Lancarnya arus informasi sehingga dapat mendukung proses

    pengambilan keputusan oleh manajemen, serta

    meningkatkan efisiensi operasi organisasi.

    2. Efektivitas dan efisiensi operasi sebagai hasil dari ketepatan

    tingkat sentralisasi/desentralisasi yang ditetapkan.

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 13

    3. Dapat menghindarkan terjadinya konflik antaranggota

    organisasi, sebagai hasil dari kejelasan pembagian tugas,

    wewenang, dan tanggung jawab diantara anggota

    organisasi.

    4. Tumbuhnya mekanisme saling uji (check and recheck) yang

    efektif antarbagian dan antaranggota organisasi.

    5. Tumbuhnya mekanisme learning and growth dalam

    kehidupan organisasi sehari-hari

    C. Peraturan Perundang-undangan TerkaitStruktur organisasi yang dibangun oleh setiap instansi

    pemerintah mengacu pada peraturan perundang-undangan

    yang ada. Peraturan yang terkait dengan penyusunan struktur

    organisasi instansi pemerintah pusat antara lain adalah:

    1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang

    Kementerian Negara.

    2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005

    tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi,

    dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia,

    sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan

    Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun

    2006.

    3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun

    2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I

    Kementerian Negara Republik Indonesia.

    4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun

    2005 tentang Perubahan Keenam atas Keputusan Presiden

    Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas

    Eselon I Lembaga Pemerintah Non-Departemen.

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 14

    5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 64 Tahun

    2005 tentang Perubahan Keenam atas Keputusan Presiden

    Nomor 103 Tahun 2001 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

    Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga

    Pemerintah Non-Departemen.

    6. Keputusan Menteri/Kepala lembaga terkait dengan struktur

    organisasi masing-masing.

    Untuk instansi pemerintah daerah dapat mengacu antara

    lain:

    1. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

    Organisasi Perangkat Daerah.

    2. Peraturan daerah/kepala daerah terkait dengan struktur

    organisasi masing-masing pemerintah daerah yang

    bersangkutan.

    D. Parameter PenerapanParameter penerapan pembentukan struktur organisasi

    yang sesuai kebutuhan adalah sebagai berikut:

    1. Struktur organisasi instansi pemerintah disesuaikan dengan

    ukuran dan sifat kegiatan.

    2. Pimpinan instansi pemerintah memberikan kejelasan

    wewenang dan tanggung jawab.

    3. Kejelasan hubungan dan jenjang pelaporan intern dalam

    instansi pemerintah.

    4. Pimpinan instansi pemerintah melaksanakan evaluasi dan

    penyesuaian secara periodik terhadap struktur organisasi

    sehubungan dengan perubahan lingkungan strategis.

    5. Pimpinan instansi pemerintah menetapkan jumlah pegawai

    yang sesuai, terutama untuk posisi pimpinan.

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 15

    BAB IIILANGKAH-LANGKAH PENYELENGGARAAN

    Penyelenggaraan SPIP pada suatu instansi pemerintah

    ditempuh melalui tahapan sebagai berikut:

    1. Tahap Persiapan, merupakan tahap awal implementasi, yangditujukan untuk memberikan pemahaman atau kesadaran yang

    lebih baik, serta pemetaan kebutuhan penerapan.

    2. Tahap Pelaksanaan, merupakan langkah tindak lanjut atas hasilpemetaan, yang meliputi pembangunan infrastruktur dan

    internalisasi, serta upaya pengembangan berkelanjutan

    3. Tahap Pelaporan, merupakan tahap pelaporan kegiatan.

    Dalam pelaksanaannya, tahapan di atas berikut langkah-

    langkahnya dapat dilakukan secara bersamaan dengan

    pelaksanaan penyelenggaraan unsur/sub unsur lainnya.

    Berikut ini, merupakan langkah-langkah nyata yang perlu

    dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan sub unsur

    pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan

    di setiap tahapan.

    A. Tahap Persiapan1. Penyiapan Peraturan, Sumber Daya Manusia, dan

    Rencana PenyelenggaraanTahap ini dimaksudkan untuk menyiapkan peraturan

    pelaksanaan penyelenggaraan SPIP di setiap kementerian,

    lembaga, dan pemerintah daerah. Berdasarkan peraturan

    penyelenggaraan SPIP, selanjutnya instansi pemerintah

    membuat rencana penyelenggaraan yang antara lain

    memuat:

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 16

    a. Jadwal pelaksanaan kegiatan;b. Waktu yang dibutuhkan;c. Dana yang dibutuhkan; dand. Pihak-pihak yang terlibat.

    Berdasarkan peraturan tersebut, perlu dibentuk SatuanTugas (Satgas) Penyelenggaraan SPIP, yang diberi tugasmengawal pelaksanaan penyelenggaraan SPIP, termasukpenerapan pembentukan struktur organisasi, yang sesuaidengan kebutuhan. Satgas tersebut terlebih dahulu diberipelatihan tentang SPIP, khususnya sub unsur terkait agardapat menyelenggarakan sub unsur pembentukan strukturorganisasi yang sesuai dengan kebutuhan, pada unsurLingkungan Pengendalian SPIP.

    2. Pemahaman (Knowing)Tahap pemahaman adalah suatu langkah untuk

    memberikan pemahaman bagaimana pembentukan strukturorganisasi yang sesuai dengan kebutuhan dapatmemberikan kontribusi dalam menimbulkan perilakupositif dan kondusif untuk penerapan sistem pengendalianintern dalam lingkungan kerja instansi.

    Tahap pemahaman, diawali dengan tahap penyamaanpersepsi dan pemahaman seluruh pegawai yang ada dengansistem pengendalian intern pemerintah, seperti yangdiamanatkan dalam PP Nomor 60 Tahun 2008. Penyamaanpersepsi ini menjadi penting, agar diperoleh kesamaanpandangan antara pimpinan, staf, dan pegawai instansi yangbersangkutan terkait dengan sistem pengendalian internpemerintah. Dengan adanya kesamaan tersebut, makaimplementasi sistem pengendalian intern akan lebih efektifdan dapat mengurangi resistensi dari penerapan sistem

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 17

    pengendalian intern, yang mensyaratkan peran seluruhlapisan pegawai sebagai kunci keberhasilan.

    Beberapa kasus tidak optimalnya instansi pemerintah

    di dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,

    ditandai dengan tidak pahamnya aparatur pemerintah akan

    tugas dan fungsinya di dalam organisasi/instansi. Indikator

    yang tampak jelas adalah saling lempar tanggung jawab

    di dalam penyelesaian masalah yang terjadi. Siapa

    mengerjakan apa, siapa melapor kepada siapa, dan siapa

    yang bertanggung jawab, merupakan istilah yang tepat untuk

    menggambarkan bekerjanya struktur organisasi yang efektif.

    Di dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,

    instansi memberikan kejelasan prosedur dan menetapkan

    personil yang bertanggung jawab, disertai dengan target

    waktu, menunjukkan adanya pola pembagian wewenang dan

    tanggung jawab yang jelas, di samping menimbulkan

    suasana yang kondusif di dalam instansi itu sendiri.

    Tahapan pemahaman dan penyamaan persepsi meliputi

    langkah-langkah minimal sebagai berikut:

    a. Sosialisasi

    Metode yang dapat ditempuh untuk melakukan sosialisasi

    dapat dipilih dari beberapa metode komunikasi

    penyampaian informasi yang dirasa cocok dan tepat bagi

    instansi dalam membangun pemahaman yang

    dimaksudkan. Adapun metode tersebut antara lain

    menggunakan:

    1) tatap muka;

    2) penggunaan situs jaringan (website) penyampaian

    informasi;

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 18

    3) penyampaian dengan menggunakan multimedia

    interaktif;

    4) penyampaian yang menggunakan majalah atau buku

    saku;

    5) penyampaian dengan penggunaan saluran komunikasi

    yang umum; dan

    6) pemberian akses ke jaringan informasi (network),

    dengan menggunakan password.

    Adapun materi yang disampaikan, meliputi pengertian

    struktur organisasi, elemen penting yang harus

    diperhatikan dalam mendesain struktur organisasi; faktor-

    faktor yang memengaruhi bentuk struktur organisasi yang

    satu berbeda dengan organisasi lainnya; tujuan, manfaat,

    dan indikator pembentukan struktur organisasi yang

    sesuai dengan kebutuhan; serta peraturan perundangan

    terkait,

    b. Tanya jawab

    Tanya jawab bisa dilakukan dengan beberapa cara, baik

    melalui forum tanya jawab e-mail, sms, telepon, maupun

    media tanya jawab lainnya.

    Hal yang ingin dicapai dari tahap pemahaman ini

    adalah agar seluruh pegawai memahami pentingnya

    pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan

    kebutuhan. Dengan pemahaman tersebut diharapkan tujuan

    terciptanya suatu struktur dan sistem pengorganisasian

    sesuai dengan peraturan perundang-undangan; efektif dan

    efisien; terdapat kejelasan kewenangan, tanggung jawab,

    hubungan dan jenjang pelaporan; fleksibel dan dinamis serta

    personil organisasi yang sesuai, dapat dicapai dengan baik.

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 19

    3. Pemetaan (Mapping)

    Setelah dilakukan kegiatan sosialisasi, diperlukan suatukegiatan pemetaan atau diagnostic assessment terhadapkeberadaan infrastruktur untuk menerapkan pembentukanstruktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.Keberadaan infrastruktur diwujudkan dalam bentuk kebijakandan prosedur. Pemetaan juga diarahkan untuk mendapatkangambaran bagaimana kondisi penyelenggaraan SPIP yangsudah berjalan, kesesuaian penyelenggaraan dengankebijakan sehingga didapatkan area of improvement (AOI).

    Kegiatan ini dilakukan melalui pemetaan untukmengetahui antara lain:a. apakah instansi telah memiliki peraturan/kebijakan yang

    melandasi pembentukan struktur organisasi yang sesuaidengan kebutuhan;

    b. peraturan/kebijakan yang ada tersebut telah sesuaidengan ketentuan di atasnya;

    c. apakah instansi telah memiliki SOP atau pedoman untukmenyelenggarakan peraturan tersebut;

    d. SOP atau pedoman dimaksud telah sesuai denganperaturan yang ada dan atau yang akan dibangun;

    e. SOP atau pedoman tersebut telah dipraktikkan dandidokumentasikan dengan baik.

    Hasil pemetaan tentunya dapat untuk mengetahuiinfrastruktur apa saja yang masih perlu dibangun ataudiperbaiki (area of improvement). Pembangunan infrastrukturdilaksanakan berdasarkan hasil pemetaan dengan melaluipembentukan kebijakan dan prosedur yang harusdilaksanakan untuk memastikan dilaksanakannya arahanpimpinan instansi pemerintah untuk mengurangi risiko yangtelah teridentifikasi selama proses penilaian risiko.

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 20

    B. Tahap Pelaksanaan

    Pada tahapan pelaksanaan proses, terdiri daripembangunan infrastruktur, dan internalisasi, sertapengembangan berkelanjutan.

    1. Pembangunan Infrastruktur (Norming)Berdasarkan hasil pemetaan, indikator, dan peraturan

    terkait, diketahui infrastruktur apa saja yang perlu dibangun(area of improvement). Pembangunan infrastrukturdilaksanakan melalui penyusunan kebijakan dan prosedur,yang bertujuan untuk menciptakan, serta memeliharalingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positifdan kondusif untuk penerapan sistem pengendalian intern.Perilaku positif dan kondusif yang dimaksud dalam sub unsurini adalah pembentukan struktur organisasi yang sesuaidengan kebutuhan.

    Tahapan pembangunan infrastruktur dalam rangkamenyediakan struktur organisasi yang sesuai dengankebutuhan, dilakukan sebagai berikut:a. Penyusunan pedoman/kebijakan struktur organisasi

    Kebijakan dan prosedur mengenai pembentukan strukturorganisasi yang sesuai dengan kebutuhan diperlukankarena struktur organisasi merupakan infrastruktur dasarbagi instansi pemerintah untuk menjalankan tugas danfungsinya. Hasil akhir dari tahap ini adalah terciptanyavisualisasi struktur/bagan organisasi yang ideal, gunamendukung tercapainya tujuan organisasi secarakeseluruhan.Kebijakan dan prosedur tersebut, memuat langkah-langkah dalam pembentukan struktur organisasi yangsesuai dengan kebutuhan sebagai berikut:

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 21

    1) Identifikasi tugas dan fungsi instansi pemerintahKeberadaan organisasi pemerintahan, pada dasarnya

    adalah menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana

    yang tercantum di dalam aturan yang ditetapkan.

    Tugas dan fungsi departemen/lembaga/pemerintah

    daerah sampai dengan eselon satu ini, dapat diketahui

    melalui aturan yang telah ditetapkan (antara lain

    melalui peraturan pemerintah, misalnya). Pada tahap

    ini, perlu dihindari terjadinya struktur organisasi yang

    dibentuk untuk menjalankan tugas dan fungsi yang

    tidak diatur di dalam ketentuan.

    Selanjutnya, dapat dilakukan kajian apakah tugas dan

    fungsi organisasi pemerintah yang lebih rendah sudah

    mendukung atau selaras dengan organisasi di atasnya.

    Artinya, tidak boleh organisasi yang lebih rendah

    memiliki tugas dan fungsi yang bertentangan dengan

    yang di atasnya, baik formal maupun materialnya.

    2) Identifikasi jabatan-jabatan yang diperlukan dalammelaksanakan tugas dan fungsiTugas dan fungsi instansi dijabarkan dalam peran-

    peran yang dijalankan oleh bagian yang berbeda-beda,

    yang menunjukkan adanya susunan dan hubungan

    antar satuan-satuan organisasi, tugas-tugas, dan

    jabatan-jabatan.

    Jabatan yang ada di dalam organisasi dibentuk dalam

    kerangka menjalankan tugas dan fungsi organisasi,

    sehingga dapat dihindari munculnya jabatan yang

    diciptakan hanya karena mengakomodasi suatu

    kepentingan atau individu tertentu.

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 22

    3) Identifikasi tugas, wewenang, dan tanggung jawabmasing-masing jabatan yang telah ditetapkanSetelah jabatan diidentifikasi sebagaimana tersebut

    di atas, tahap berikutnya adalah menetapkan tugas,

    wewenang, dan tanggung jawab yang harus

    menunjukkan keseimbangan. Apabila wewenang dan

    tanggung jawab tidak seimbang, maka akan terjadi

    distorsi peran dan berpotensi menimbulkan konflik

    di dalam organisasi, yang berakibat struktur organisasi

    menjadi tidak efektif. Di sisi lain, perlu dipertimbangkan

    keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab

    dari level yang lebih tinggi kepada level yang lebih

    rendah. Jangan sampai terjadi, ketidakseimbangan

    peran dari masing-masing level yang berakibat pada

    tidak efektifnya pembentukan hierarki di dalam struktur

    organisasi tersebut.

    4) Analisis beban jabatan dan beban kerja untukmasing-masing posisi dalam struktur organisasiUntuk setiap jabatan dan suatu pekerjaan perlu

    dilakukan analisis beban jabatan, dengan menetapkan

    masing-masing posisi berapa beban yang dapat

    dilakukan oleh seorang pejabat/ pegawai dalam kondisi

    normal. Analisis beban jabatan dilakukan untuk

    menetapkan beban normal dari suatu jabatan, baik

    struktural maupun fungsional di dalam organisasi,

    sedangkan analisis beban kerja dilakukan untuk

    menetapkan sumber daya yang dibutuhkan untuk

    menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu.

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 23

    Dari analisis ini, diharapkan dapat diperoleh bobot

    beban suatu jabatan yang diharapkan dapat dipikul

    oleh pejabat yang ditunjuk dalam kondisi normal, dan

    dapat ditetapkan kualifikasi pegawai yang akan

    menduduki jabatan tersebut.

    Analisis beban kerja merupakan suatu analisis yang

    memperhitungkan seberapa beban yang dapat

    dijalankan oleh seorang pegawai dan juga dapat

    digunakan untuk menetapkan berapa pegawai yang

    dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan tertentu.

    Suatu bagian dari organisasi dengan tugas dan fungsi

    yang telah diberikan, dapat ditetapkan jumlah

    kebutuhan pegawai, baik dari level staf sampai

    pimpinan, berdasarkan analisis jabatan dan analisis

    beban kerjanya sehingga dapat dihindarkan adanya

    lembur yang berlebihan atau beban kerja yang

    berlebihan, yang dapat berakibat menurunnya kinerja

    pegawai, yang berujung pada tidak optimalnya

    organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

    5) Perumusan spesialisasi pekerjaan dalam rangkapenetapan persyaratan minimal untuk mendudukijabatan dalam struktur organisasiDalam perumusan spesialisasi pekerjaan ini, dapat

    mengacu pada keahlian teknis yang diperlukan untuk

    menduduki jabatan, dan dapat dikaitkan dengan proses

    atau tahapan yang diperlukan untuk menjalankan tugas

    dan tanggung jawab pada jabatan tersebut.

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 24

    6) Penetapan jumlah kebutuhan pimpinan dan

    pegawai instansi

    Berdasarkan hasil analisis tugas, wewenang, dan

    beban jabatan maupun beban kerja tersebut di atas,

    tahap berikutnya adalah menetapkan jumlah

    kebutuhan pimpinan dan pegawai yang harus berada

    di bawahnya.

    7) Perumusan kebutuhan informasi minimal yang

    diperlukan masing-masing posisi dalam struktur

    organisasi

    Merumuskan kebutuhan informasi minimal ini penting

    untuk membantu dan memudahkan komunikasi dari

    satu komponen/bagian dengan komponen/bagian

    lainnya yang ada di organisasi. Berdasarkan informasi

    dan alur komunikasi inilah, masing-masing

    bagian/komponen diharapkan dapat berperan optimal

    untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi.

    8) Penyusunan kerangka struktur organisasi

    Setelah semua langkah tersebut di atas dilalui, maka

    tahap terakhir adalah menuangkan susunan struktur

    organisasi yang selama ini dikenal dengan

    bagan/struktur organisasi. Struktur organisasi ini

    merupakan visualisasi bentuk dan alur tugas,

    wewenang, dan tanggung jawab masing-masing unit

    sebagaimana tercermin di bagan tersebut.

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 25

    b. Penetapan infrastrukturJenis infrastruktur yang harus ditetapkan melalui suratkeputusan pimpinan dalam rangka membentuk strukturorganisasi yang sesuai kebutuhan adalah:1) Pedoman/kebijakan mengenai tata cara penyusunan

    struktur organisasi.2) Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK), yang berisi:

    a) Bagan struktur organisasi;b) Hubungan kerja dan pelaporan antarunit dalam

    struktur organisasi;c) Standar kompetensi dalam struktur organisasi.

    c. Pemantauan kondisi struktur organisasiPemantauan kondisi struktur organisasi, diperlukan karenaadanya perubahan strategis atas proses kegiatan instansi,yang dapat memengaruhi pola kerja, yang berakibatstruktur organisasi menjadi tidak efektif lagi di dalampenyelesaian pekerjaan. Mengantisipasi hal ini, pimpinaninstansi perlu melakukan evaluasi secara periodik ataskesesuaian struktur organisasi dengan perubahanlingkungan, dan melakukan penyesuaian terhadap strukturorganisasi sehingga organisasi tetap dapat menjalankantugasnya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

    2. Internalisasi (Forming)Tahap internalisasi adalah suatu proses untuk

    mewujudkan infrastruktur menjadi bagian dari kegiatanoperasional sehari-hari. Perwujudannya, dapat tercermindalam konteks seberapa jauh proses internalisasi dapatmemengaruhi pimpinan instansi pemerintah dalammengambil keputusan, dan memengaruhi perilaku parapegawai dalam melaksanakan kegiatan.

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 26

    Kegiatan internalisasi dalam sub unsur ini bertujuanmembangun kesadaran:a. Pimpinan instansi pemerintah membentuk struktur

    organisasi yang sesuai dengan kebutuhan, danb. Para pegawai mematuhi tata kerja dalam pelaksanaan

    kegiatan sehari-hari.

    Langkah-langkah internalisasi sebagai berikut:a. Mengomunikasikan struktur organisasi kepada

    seluruh karyawan secara berkelanjutanBagan organisasi sebagai gambaran visual/grafis daristruktur organisasi harus diketahui dan dapat dipahamioleh seluruh pegawai instansi. Setiap ada perubahanstruktur organisasi, termasuk pergantian personil yangada, harus dikomunikasikan kepada seluruh pegawai,yang format dan cara penyampaiannya dapat dipilihsesuai dengan kondisi lingkungan yang ada. Misalnya:Diumumkan pada papan pengumuman resmi, leaflet,booklet, maupun dimasukkan dalam media informasi dankomunikasi (situs/internet dan intranet) yang adadi instansi yang bersangkutan.

    b. Mendorong jajaran pimpinan dan seluruh pegawaiuntuk menyadari tugas dan tanggung jawabnya dalamorganisasiTugas dan tanggung jawab ini juga harusdikomunikasikan ke seluruh lapisan pegawai di instansiyang bersangkutan, sehingga setiap level pimpinaninstansi dan seluruh pegawai memahami secara jelastugas dan tanggung jawabnya. Tanggung jawabmerupakan konsekuensi dari wewenang yang diberikan,sehingga setiap penugasan yang dilaksanakan tetapdalam kerangka keseimbangan antara wewenang yangdiberikan dan tanggung jawab yang diminta.

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 27

    c. Mendorong jajaran pimpinan dan seluruh pegawaiuntuk memahami hubungan antarbagian danpelaporan dalam instansiHubungan antarbagian/komponen berikut pelaporannnya,

    merupakan salah satu kunci penting terhadap suksesnya

    organisasi. Oleh karena itu, setiap jajaran pimpinan dan

    pegawai yang ada di bawah kepemimpinannya, perlu

    didorong untuk mengetahui secara jelas hubungan kerja

    di antara mereka. Media yang dapat digunakan untuk

    mendorong efektivitas pemahaman ini, antara lain adalah

    SOP yang jelas. Mekanisme akses SOP ini dapat

    memanfaatkan teknologi informasi (misal: intranet) di unit

    organisasi tersebut.

    d. Mendorong jajaran pimpinan dan seluruh pegawaiuntuk memahami peran SPIPPenerapan pengendalian intern merupakan tanggung

    jawab seluruh pegawai instansi pemerintah yang

    bersangkutan. Pimpinan sebagai tone at the top memiliki

    kewajiban untuk mendorong diri sendiri dan seluruh

    pegawai di lingkungannya untuk menerapkan sistem

    pengendalian intern. Jajaran pimpinan harus memiliki

    pengetahuan dan pemahaman yang memadai dalam

    permasalahan sistem pengendalian intern. Jajaran

    pimpinan memantau tingkat pengetahuan dan

    pemahaman pengendalian intern seluruh pegawai

    di lingkungannya. Sosialisasi yang efektif harus selalu

    diadakan untuk mencapai tingkat pemahaman tersebut.

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 28

    e. Mendorong jajaran pimpinan dan seluruh pegawaiuntuk saling berkomunikasiSeperti telah disebutkan di atas, komunikasi yang efektif

    merupakan kunci penting dalam menunjang suksesnya

    pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu, dalam

    organisasi yang baik diharapkan setiap pimpinan dan

    seluruh pegawai memiliki komitmen kuat untuk saling

    berkomunikasi. Media komunikasi ini cukup banyak, dari

    yang konvensional (rapat formal/meeting, komunikasi

    surat menyurat) hingga yang menggunakan sarana

    teknologi informasi dan komunikasi (telepon,

    mobilephone, fax, PABX, e-mail, forum/millist, video

    conference, dan sebagainya). Poin dari pentingnya

    komunikasi ini adalah untuk memastikan bahwa semua

    informasi penting yang mengalir di unit organisasi telah

    diketahui oleh para pimpinan terkait.

    f. Mendorong arus informasi yang sehat dalam danantar unit kerja instansiInformasi dalam organisasi merupakan landasan

    pimpinan untuk mengambil keputusan. Di sisi lain,

    informasi merupakan bahan bagi seluruh pegawai dalam

    menjalankan kewenangan dan tanggung jawabnya. Arus

    informasi yang ada harus berjalan dan mengalir sesuai

    dengan struktur organisasi dan bersifat menyeluruh.

    Pengaturan mengenai arus informasi maupun pelaporan

    pertanggungjawabannya harus ada dan tercermin dalam

    struktur organisasi.

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 29

    g. Membuka saluran komunikasi untuk menjaringkondisi aktual dan masukan dari kondisi strukturorganisasi yang adaSeperti yang telah diuraikan di poin e) bahwa komunikasiefektif merupakan kunci keberhasilan organisasi, olehkarena itu, pimpinan organisasi diharapkan dapatmembuka dan memberikan sarana pendukung bagiterciptanya komunikasi di antara para pegawai. Mediakomunikasi tersebut diharapkan dapat memberikanmasukan (maupun kritik membangun) bagi pimpinanmaupun bagi sesama staf/pegawai, termasuk masukanyang terkait dengan efektivitas organisasi yang ada.

    h. Mencegah terjadinya kekosongan jabatan pimpinanOrganisasi yang baik akan berjalan efektif bila komponendan bagian-bagian organisasi (termasuk jabatanpimpinan) terisi secara lengkap. Kekosongan jabatandapat mengakibatkan pincangnya jalan organisasi yangdapat mendistorsi efektivitas pencapaian tujuanorganisasi, oleh karena itu perlu dihindari terjadinyakekosongan jabatan. Untuk memastikan bahwa setiapjabatan terisi secara terus menerus (berkesinambungan)perlu dibuat perencanaan dan pemantauan yang kuatatas ketersediaan kandidat (generasi penerus) yangdimiliki oleh organisasi.

    i. Mencegah beban kerja yang berlebihan, baikdi jajaran pimpinan dan pegawai dengan distribusikerja yang memadaiSetelah dilakukan pembagian tugas yang diikuti denganwewenang dan tanggung jawab, setiap posisi dalamstruktur organisasi harus diisi dengan pegawai yangkompeten.

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 30

    Setiap posisi dalam struktur organisasi dibagi sesuai

    dengan bobot dan jenis pekerjaan, sehingga tidak ada

    posisi yang memiliki beban pekerjaan yang melebihi

    kemampuan normal pegawai, dan memiliki kesenjangan

    beban kerja yang sangat berbeda dengan posisi lainnya.

    Prinsip mendasar adalah keseimbangan antara peran dan

    beban kerja, sehingga penetapan pimpinan dan pegawai

    dalam struktur organisasi menghasilkan suasana kerja

    yang kondusif dalam pencapaian tujuan instansi.

    Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam

    menetapkan jumlah pegawai yang sesuai, terutama untuk

    posisi pimpinan adalah:

    1) Tersedianya waktu yang cukup untuk melaksanakan

    tugas dan tanggung jawab.

    2) Dapat menghindarkan terjadinya lembur berlebihan

    untuk menyelesaikan tugas.

    3) Tidak ada perangkapan tugas dan tanggung jawab

    lebih dari satu.

    3. Pengembangan Berkelanjutan (Performing)Penerapan sistem pengendalian intern pemerintah

    perlu dipantau secara periodik untuk mengetahui apakah

    sudah efektif diterapkan, sesuai dengan tujuan yang

    diharapkan. Pemantauan ini dilakukan secara periodik untuk

    upaya perbaikan dan pemanfaatan umpan balik dari hasil

    pemantauan yang dilakukan.

    a. PemantauanPenyelenggaraan sub unsur pembentukan strukturorganisasi yang sesuai dengan kebutuhan memerlukan

    pemantauan terus-menerus sebagaimana halnya dengan

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 31

    sistem pengendalian intern. Kontribusi struktur organisasidalam pembentukan kondisi yang positif dan kondusif

    harus terus terjaga. Apabila struktur organisasi tidakefektif, hal ini tidak memberikan sumbangan yang cukup

    signifikan dalam pencapaian tujuan. Sebagaimanamanusia, organisasi juga mengalami dinamika. Ketika

    tujuan tidak dapat dicapai atau tidak mencapai hasil yangdiharapkan, maka perlu dilakukan evaluasi ulang apakah

    keberadaan organisasi masih diperlukan.Agar penyelenggaraan sub unsur pembentukan struktur

    organisasi yang sesuai dengan kebutuhan dan menjaga

    agar organisasi tetap efektif, serta memberikan suasanayang positif dan kondusif, maka perlu secara terus-

    menerus dipantau, dievaluasi, dan dilaporkanpelaksanaannya.

    Kegiatan pemantauan dan evaluasi atas penyelenggaraansub unsur pembentukan struktur organisasi yang sesuai

    dengan kebutuhan dapat dilakukan pada setiap levelorganisasi instansi. Hasil dari pemantauan dan evaluasi

    ini diharapkan dapat memberikan umpan balik guna lebihmenyempurnakan lagi struktur organisasi di masa yang

    akan datang.b. Audit struktur organisasi

    Audit atas struktur organisasi merupakan bentuk audityang dilaksanakan untuk menguji lebih lanjut apakah

    ketentuan yang ada dalam struktur organisasi telahditerapkan. Hal ini menjadi penting mengingat organisasi

    pemerintah bersifat melayani publik, sehingga apabilaroda organisasi mengalami hambatan, maka pelayanan

    kepada masyarakat pun akan terganggu.

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 32

    c. Pemanfaatan umpan balik hasil pemantauanUmpan balik dari hasil pemantauan dan evaluasi dapatlangsung ditindaklanjuti oleh jajaran pimpinan terkait,tentunya setiap hambatan atau permasalahan memilikipenyebab. Jajaran pimpinan dapat menetapkan alternatifsolusi permasalahan, sehingga tujuan pembentukanstruktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan akanselalu terjaga.

    C. Tahap Pelaporan

    Setelah tahap pelaksanaan selesai, seluruh kegiatanpenyelenggaraan sub unsur perlu didokumentasikan.Pendokumentasian ini merupakan satu kesatuan (bagian yangtidak terpisahkan) dari kegiatan pelaporan berkala dan tahunanpenyelenggaraan SPIP. Pendokumentasian dimaksud meliputi:1. Pelaksanaan kegiatan yang terdiri dari:

    a. Kegiatan pemahaman, antara lain seperti kegiatansosialisasi (ceramah, diskusi, seminar, rapat kerja, danfocus group) mengenai pentingnya pembentukan strukturorganisasi yang sesuai dengan kebutuhan.

    b. Kegiatan pemetaan keberadaan dan penerapaninfrastruktur, yang antara lain berisi: 1) pemetaanpenerapan pengendalian atas pembentukan strukturorganisasi yang sesuai dengan kebutuhan; 2) masukanatas rencana tindak yang tepat untuk menyempurnakankebijakan dan prosedur pengendalian yang sudah ada.

    c. Kegiatan pembangunan infrastruktur, yang antara lainberisi: 1) penyusunan pedoman/kebijakan dan prosedurpembentukan struktur organisasi yang sesuai dengankebutuhan, 2) penetapan jenis infrastruktur melalui suratkeputusan pimpinan.

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 33

    d. Kegiatan internalisasi, yang antara lain berisi: 1) kegiatan

    sosialisasi kebijakan dan prosedur pembentukan struktur

    organisasi yang sesuai dengan kebutuhan; 2) kegiatan

    yang memastikan seluruh pegawai telah menerima

    informasi dan memahami kebijakan dan prosedur

    pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan

    kebutuhan.

    e. Kegiatan pengembangan berkelanjutan, yang antara lain

    berisi: kegiatan pemantauan penerapan pengendalian

    intern atas pembentukan struktur organisasi yang sesuai

    dengan kebutuhan.

    2. Hambatan kegiatan

    Apabila ditemukan hambatan-hambatan dalam pelaksanaan

    kegiatan yang menyebabkan tidak tercapainya target/tujuan

    kegiatan tersebut, agar penyebab terjadinya hambatan

    tersebut dijelaskan.

    3. Saran

    Saran diberikan berkaitan dengan adanya hambatan

    pelaksanaan kegiatan yang memerlukan pemecahan

    masalah agar kejadian serupa tidak berulang dan guna

    peningkatan pencapaian tujuan. Saran yang diberikan agar

    realistis dan benar-benar dapat dilaksanakan.

    4. Tindak lanjut atas saran periode sebelumnya

    Bagian ini mengungkapkan tindak lanjut yang telah dilakukan

    atas saran yang telah diberikan pada kegiatan periode

    sebelumnya.

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 34

    Dokumentasi ini merupakan bahan dukungan bagi

    penyusunan laporan berkala dan tahunan (penjelasan

    penyusunan laporan dapat dilihat pada Pedoman Teknis Umum

    Penyelenggaraan SPIP). Kegiatan pendokumentasian menjadi

    tanggung jawab pelaksana kegiatan, yang hasilnya

    disampaikan kepada pimpinan instansi pemerintah sebagai

    bentuk akuntabilitas, melalui Satuan Tugas Penyelenggaraan

    SPIP di instansi pemerintah terkait.

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 35

    BAB IVPENUTUP

    Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengankebutuhan merupakan hal yang penting bagi organisasi untukmemberikan ruang gerak bagi seluruh sumber daya manusia yangdimiliki oleh organisasi dalam mencapai kinerja yang diharapkan.

    Penyelenggaraan pembentukan struktur organisasi yangsesuai dengan kebutuhan diawali dengan pemahaman bersamamelalui sosialisasi dengan media yang ada, selanjutnya dilakukanpemetaan. Pembangunan infrastruktur dan penerapannya menjadikomitmen bersama instansi pemerintah dan dilaksanakan dengankonsisten. Sementara pengembangan berkelanjutan merupakanlangkah agar secara kontinu pembentukan struktur organisasi yangsesuai dengan kebutuhan termonitor sehingga setiap kelemahandapat dirumuskan rencana tindak yang tepat.

    Pedoman ini disusun untuk memberikan acuan praktis bagipimpinan instansi pemerintah dalam menciptakan danmelaksanakan sistem pengendalian intern, khususnya pada unsurlingkungan pengendalian dengan sub unsur pembentukan strukturorganisasi yang sesuai dengan kebutuhan di lingkungan instansiyang dipimpinnya.

    Hal-hal yang dicakup dalam pedoman teknis ini adalah acuanmendasar yang berlaku secara umum bagi seluruh instansipemerintah, yang minimal harus dipenuhi dalam penyelenggaraanpembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan,serta tidak mengatur secara spesifik bagi instansi tertentu. Instansipemerintah hendaknya dapat mengembangkan lebih jauh langkah-langkah yang perlu diambil sesuai dengan kebutuhan organisasi,dengan tetap mengacu dan tidak bertentangan dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku.

  • 1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan 36

    Sesuai dengan perkembangan teori dan praktik-praktik sistem

    pengendalian intern, pedoman ini perlu disesuaikan secara terus

    menerus.