IDK I Materi2

21
TANDA-TANDA VITAL Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis . Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak yaitu kaki. Pemeriksaan secara sistematis tersebut disebut teknik Head to Toe . Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti test neurologi . Dalam Pemeriksaan fisik daerah abdomen pemeriksaan dilakukan dengan sistematis inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi. Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis dapat menyususn sebuah diagnosis diferensial ,yakni sebuah daftar penyebab yang mungkin menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan penyebab tersebut. Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasien secara umum dan sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan suhu , denyut dan tekanan darah selalu dilakukan pertama kali. Pemeriksaan suhu akan memberikan tanda suhu inti yang secara ketat dikontrol karena dapat dipengaruhi oleh reaksi kimiawi. Pemeriksaan suhu tubuh dapat dilakukan di beberapa tempat, yaitu: 1. Ketiak (axila) 2. Mulut 3. Anus Nilai standar untuk mengetahui batas normal suhu tubuh manusia dibagi menjadi empat, yaitu: Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C. Untuk mengukur suhu hipotermi diperlukan termometer ukuran rendah (low reading thermometer) yang dapat mengukur sampai 25 derajat Celcius. Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36,5 - 37,5°C

description

hahahhaha

Transcript of IDK I Materi2

TANDA-TANDA VITALPemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak yaitu kaki. Pemeriksaan secara sistematis tersebut disebut teknik Head to Toe. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti test neurologi. Dalam Pemeriksaan fisik daerah abdomen pemeriksaan dilakukan dengan sistematis inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi.Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis dapat menyususn sebuah diagnosis diferensial,yakni sebuah daftar penyebab yang mungkin menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan penyebab tersebut.Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasien secara umum dan sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan suhu, denyut dan tekanan darah selalu dilakukan pertama kali.Pemeriksaan suhu akan memberikan tanda suhu inti yang secara ketat dikontrol karena dapat dipengaruhi oleh reaksi kimiawi.Pemeriksaan suhu tubuh dapat dilakukan di beberapa tempat, yaitu: 1. Ketiak (axila) 2. Mulut 3. AnusNilai standar untuk mengetahui batas normal suhu tubuh manusia dibagi menjadi empat, yaitu: Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36C. Untuk mengukur suhu hipotermi diperlukan termometer ukuran rendah (low reading thermometer) yang dapat mengukur sampai 25 derajat Celcius. Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36,5 - 37,5C Febris / pireksia / panas, bila suhu tubuh diatas 37,5 - 40C Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40CFaktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh manusia dapat di uraikan sebagai berikut:1. Kecepatan Metabolisme BasalKecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan pada uraian sebelumnya, sangat terkait dengan laju metabolisme.2. Rangsangan Saraf SimpatisRangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100% lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hamper seluruh metabolisme lemak coklat adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stress individu yang menyebabkan peningkatan produksi epineprin dan norepineprin yang meningkatkan metabolisme.3. Hormone PertumbuhanHormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.4. Hormone TiroidFungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat memengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatas normal.5. Hormone KelaminHormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 0,6C di atas suhu basal.6. Demam (Peradangan)Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10C.7. Status GiziMalnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20 30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain.8. AktivitasAktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 40,0 C.9. Gangguan OrganKerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.10. LingkunganSuhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan dapat memengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis arteriovenosa yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang cukup tinggi (kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh.Tekanan darahTekanan darah dinilai dalam dua hal, sebuah tekanan tinggi sistolik yang menandakan kontraksi maksimal jantung dan tekanan rendah diastolik atau tekanan istirahat.Pemeriksaan tekanan darah biasanya dilakukan pada lengan kanan, kecuali pada lengan tersebut terdapat cedera. Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan denyut. Di Indonesia, tekanan darah biasanya diukur dengan tensimeter air raksa.DenyutDenyut merupakan pemeriksaan pada pembuluh nadi atau arteri. Ukuran kecepatannya diukur pada beberapa titik denyut misalnya denyut arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri brachialis pada lengan atas, arteri karotis pada leher, arteri poplitea pada belakang lutut, arteri dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior pada kaki. Pemeriksaan denyut dapat dilakukan dengan bantuan stetoskop.Denyut sangat bervariasi tergantung jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan usia. Demikian juga halnya waktu berdiri, sedang makan, mengeluarkan tenaga atau waktu emosi. Bayi yang baru dilahirkan (neonatus) dapat memiliki dentur 130-150 denyut per menit. Orang dewasa memiliki denyut sekitar 50-90 per menit. Frekuensi nadi yang dianggap abnormal adalah lebih dari 100 dan kurang dari 60. Nadi yang cepat disebut tathicardia atau pulsus frekuens dan nadi yang lambat disebut bradicardia atau pulsus rarus. Pulsus frekuens dijumpai pada demam tinggi, tirotoksikosis, infeksi streptokokus, difteria dan berbagai jenis penyakit jantung. Nadi yang lambat terdapat pada penyakit miksudema, penyakit kuning dan tifoid. Irama nadi sifatnya teratur pada orang sehat, akan tetapi nadi yang tidak teratur belum tentu abnormal. Aritmia sinus adalah gangguan irama nadi, dimana frekuensi nadi menjadi cepat pada saat inspirasi dan melambat waktu ekspirasi. Hal demikian adalah normal dan mudah dijumpai pada anak-anak. Jenis nadi tidak teratur lainnya adalah abnormal.Kecepatan pernapasanBeraneka ragam tergantung usia. Batas normalnya sekitar 13-16 kali penarikan napas per menit.Biometrika dasarTinggiTinggi merupakan salah satu ukuran pertumbuhan seseorang. Tinggi dapat diukur dengan stasiometer atau tongkat pengukur. Pasien akan diminta untuk berdiri tegak tanpa alas kaki. Anak-anak berusia dibawah 2 tahun diukur tingginya dengan cara dibaringkan.Berat atau massaBerat atau massa tubuh diukur dengan pengukur massaIndeks massa tubuh digunakan untuk menghitung hubungan antara tinggi dan mssa sehat serta tingkat kegemukan.NyeriPengukuran nyeri bersifat subyektif namun penting sebagai tanda vital. Dalam klinik, nyeri diukur dengan menggunakan skala FACES yang dimulai dari nilai '0' (tidak dirsakan nyeri pada pasien dapat dilihat dari ekspresi wajah pasien), hingga '5' (nyeri terburuk yang pernah dirasakan pasien).Struktur dalam penulisan riwayat pemeriksaanTampilan umum Kondisi yang jelas tertangkap ketika pasien masuk ke ruangan konsultasi dan berkomunikasi dengan dokter. (misalnya: pasien terlihat pincang atau pasien mengalami ketulian sehingga sulit berkomunikasi) JACCOL, sebuah jembatan keledai, untuk tanda kekuningan (Jaudience), kemungkinan tanda pucat pada kulit atau konjungtiva (Anaemia), tanda kebiruan pada bibir atau anggota gerak (Cyanosis), kelainan bentuk pada kuku jari (Clubbing), pembengkakan (Oedema atau Edema), dan, pemeriksaan pada nodus limfatikus (Lymph nodes) pada leher, ketiak, dan lipatan paha.Sistem organ Sistem kardiovaskular Tekanan darah, denyut nadi, irama jantung Tekanan vena jugularis atau Jugular veins preassure (JVP), edema perifer, dan bukti edema pulmonaris atau edema paru. Pemeriksaan jantung Paru-paru Kecepatan pernapasan, auskultasi paru-paru Dada dan payudara Abdomen Pemeriksaan abdomen misalnya pendeteksian adanya pembesaran organ (contohnya aneurisma aorta) Pemeriksaan rektum Sistem reproduksi Sistem otot dan gerak Sistem saraf, termasuk pemeriksaan jiwa Pemeriksaan kepala, leher, hidung, tenggorokkan, telinga (THT) Kulit Pemeriksaan pada pertumbuhan rambut Peneriksaan tanda klinis pada kulit

CARA MELAKSANAKAN LATIHAN ROM Range Of Motion

LATIHAN R O M

Tujuan :1. Mempertahankan / memelihara kekuatan otot2. Memelihara mobilitas persendian3. Menstimulasi sirkulasi

Petunjuk :1. Ada dua jenis latihan Range of Motion- Latihan pasif- Latihan aktif2. Latihan pasif biasanya dilakukan pada :- Pasien semikoma dan tidak sadar- Pasien lansia dengan mobilitas terbatas- Pasien bedrest- Pasien dengan paralysis ekstremitas tepat3. Latihan Aktif biasanya dilakukan pada :- Klien dengan paralysis ekstremitas sebagian- Klien bedrest / tirah baring (tanpa kontraindikasi)4. Definisi istilah istilah Range of Motion- Fleksi : menekuk persendian- Ekstensi : meluruskan persendian- Abduksi : gerakan suatu anggota tubuh ke arah aksis tubuh- Adduksi : gerakan suatu anggota tubuh menjauhi aksis tubuh- Rotasi : memutar atau menggerakkan suatu bagian melingkar- Pronasi : memutar ke bawah- Supinasi : memutar ke atas- Infersi : menggerakkan ke dalam- Efersi : menggerakkan ke luar5. Range of motion harus dilakukan sekitar 7-10 kali dan dikerjakan sekurang-kurangnya dua kali sehari. Lakukan pelan-pelan dan hati-hati dan tidak melelahkan klien.6. Dalam merencanakan suatu program latihan, perhatikan umur klien, diagnosa, tanda-tanda vital dan lama bedrest (tirah baring).7. Latihan seringkali diprogramkan dokter dan dikerjakan oleh para terapis fisik.8. Bagian tubuh yang akan dilakukan latihan range of motion adalah: leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, pergelangan kaki.9. Latihan terapeutik dilakukan, dapat dikerjakan pada semua persendian tubuh atau hanya pada bagian-bagian yang dicurigai mengalami proses penyakit.10. Waktu melakukan latihan yang tepat misalnya setelah memandikan atau perawatan.

Pelaksanaan1. Kaji klien dan rencanakan program latihan yang sesuai untuk klien2. Memberitahu klien tentang tindakan yang akan dilakukan, area yang akan digerakkan dan peran klien dalam latihan3. Jaga privacy klien4. Jaga/atur pakaian yang menyebabkan hambatan pergerakan5. Angkat selimut sebagaimana diperlukan6. Anjurkan klien berbaring dalam posisi yang nyaman7. Lakukan latihan sebagaimana dengan cara berikut8. Kaji pengaruh/efek latihan pada klien9. Atur klien pada posisi yang nyaman10. Benahi selimut dan linen

Fleksi dan ekstensi pergelangan tangana. Atur posisi lengan klien menjauhi sisi tubuh dengan siku menekuk dengan lenganb. Pegang tangan klien dengan satu tangan dan tangan lainnya memegang pergelangan tangan klienc. Tekuk tangan klien ke depan sejauh mungkin

LATIHAN R O M PASIF Latihan pasif seringkali dilakukan oleh perawat epada klien yang menderita paralysis atau lemah otot pada salah satu bagian tubuh. Pemilihan latihan yang spesifik tergantung batas kemampuan klien. Petunjuk dalam melakukan latihan pasif terdiri dari :- Pastikan bahwa klien mengerti alasan dilakukannya latihan ROM- Gunakan body mekanik yang baik sewaktu melakukan ROM, untuk mencegah keseleo atau injury pada perawat atau klien- Gerakkan hanya bagian yang akan dilatih untuk menghindari klien merasa malu- Tahan persendian untuk menghindari injury dengan menggunakan telapak tangan- Gerakkan bagian otot tersebut dengan lembut, perlahan dan teratur- Hindari melakukan gerakan yang pasien tersebut tidak mampu karena injury bisa saja terjadi.

Leher gerakan berputarFlexi : Gerakkan kepala dari posisi tegak lurus ke arah depan sehingga dagu menempel pada dada. Jarak normal yaitu 45o dari garis tengah tubuh. Otot utama adalah sternocleidomastoideus.Extensi : Gerakkan kepala dari posisi ditekuk ke posisi tegak lurus. Jarak normal yaitu 45 o dari garis tengah tubuh. Otot utama adalah trapezius.Hiperextensi : Gerakkan kepala dari posisi tedak lurus ke belakang sejauh mungkin. Jarak normal yaitu 10o. Otot utama adalah trapezius.

Flexi lateral : Gerakkan kepala secara lateral ke kanan dan ke kiri bahu, sedangkan wajah tetap menghadap ke depan. Jarak normalnya yaitu 40o dari garis tengah tubuh. Otot utama adalah sternocleidomastoideus.Rotasi : Putar kepala sejauh mungkin ke kiri dan ke kanan. Jarak normal yaitu 80o dari garis tengah tubuh. Otot utama adalah sternocleidomastoideus dan trapezius.

Bahu sendi peluruFlexi : Angkat tangan dari arah depan dan atas ke posisi samping kepala. Jarak normal yaitu 180o dari sisi tubuh. Otot utama adalah pectoralis major, coracobrachialis, dan deltoideus.Extensi : Gerakkan tangan dari posisi vertical di samping kepala ke atas dan ke bawah pada posisi istirahat di samping tubuh. Jarak normal yaitu 180o dari posisi vertical di samping kepala. Otot utama adalah latissimus dorsal, deltoideus, dan teres major.Hiperextensi : Gerakkan masing-masing tangan ke belakang tubuh. Jarak normal yaitu 50o dari sisi. Otot utama adalah latissimus dorsi, deltoideus, dan teres major.Abduksi : Gerakkan tiap lengan dari posisi istirahat ke atas, di samping kepala, telapak tangan menghadap keluar. Jarak normal yaitu 180o. Otot utama adalah deltoideus dan supraspinatus.Anterior addukasi : Gerakkan tiap lengan dari samping kepala ke bawah secara lateral dan ke arah depan tubuh sejauh mungkin. Jarak normal yaitu 230o. Otot utama adalah pectoralis major, dan teres major.Abduksi posterior : Gerakkan tiap lengan dari posisi di samping kepala ke bawah samping dan ke arah samping sejauh mungkin. Jarak normal yaitu 230o. Otot utama adalah latissimus dorsi dan teres major.Fleksi horizontal (adduksi horizontal) : Lebarkan tiap lengan ke arah lateral dengan berat badan pada bahu dan pindahkan melalui garis horizontal menyilang depan tubuh sejauh mungkin. Jarak normal : 130o 135o. Otot utama : pectoralis major dan coracobrachialis.Ekstensi horizontal (abduksi horizontal) : Lebarkan tiap lengan secara lateral dengan berat badan pada bahu dan pindahkan melalui garis horizontal ke sebelah tubuh sejauh mungkin. Jarak normal : 360o. Otot utama : latissimus dorsi, teres major dan deltoideus.Cirkumduksi : Pindahkan tiap lengan ke depan atas, belakang dan atas secara berputar. Jarak normal : 360o. Otot utama : deltoideus, coracobrachialis, latissimus dorsi dan teres major.Rotasi eksternal : Tiap lengan ditahan sehingga bahu dan siku dapat ditekuk pada sendi yang tepat, jari mengarah ke bawah, pindahkan lengan ke atas sehingga jari mengarah ke atas. Jarak normal : 90o. Otot utama : infranfinatus dan teres minor.Rotasi internal : Tiap lengan ditahan sehingga bahu dan siku dapat ditekuk pada sendi yang tepat, jari mengarah ke atas, angkat lengan ke atas dan ke bawah. Jarak normal : 90o. Otot utama : subscapularis, pectoralis major, latissimus dorsi dan teres major.

Sendi engselFleksi : Angkat tangan mendekati bahu. Jarak normal : 150o. Otot utama : biceps brachii, brachialis dan brachioradialis.Ekstensi : Gerakkan lengan bawah ke depan dan menurun kemudian lurus. Jarak normal: 150o. Otot utama : triceps brachii.Hiperekstensi : Gerakkan lengan bawah dipindah ke belakang dari posisi lurus. Jarak normal : 0 15o. Otot utama : triceps brachii.Rotasi untuk supinasi : Putar tangan dan lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke atas. Jarak normal : 70 90o. Otot utama : biceps brachii dan supinator.

Rotasi untuk pronasi : putar tangan dan lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke bawah. Jarak normal : 70 -90o. Otot utama : promator teres dan pronator quadratus.

Sendi Condyloid pada pergelangan tanganFleksi : Gerakkan jari tangan menghadap ke dalam pada lengan bawah. Jarak normal: 80 90o. Otot utama : flexor carpi radialis dan flexor carpi ulnaris.Ekstensi : Luruskan tangan sejajar. Jarak normal : 80 90o. Otot utama : extensor carpi radialis longus, extensor carpi radialis brevis dan extensor carpi ulnaris.Hiperekstensi : Tekuk jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin. Jarak normal : 70 90o. Otot utama : extensor carpi radialis longus, extensor carpi radialis brevis, dan extensor carpi ulnaris.Abduksi (Fleksi radialis) : Tekuk pergelangan tangan secara menyamping ke dalam ibu jari di samping dengan tangan supinasi. Jarak normal : 0 20o. Otot utama : extensor carpi radialis.Abduksi (Fleksi ulnaris) : Tekuk pergelangan tangan menyamping ke dalam kelima jari dengan tangan supinasi. Jarak normal : 30 50o. Otot utama : extensor carpi ulnaris.

Tangan dan jari jariFleksi : Buat kepalan tangan. Jarak normal : 90o. Otot utama : interossei dorsalis manus dan flexor digitarum superfisialis.Ekstensi : Luruskan jari-jari tangan. Jarak normal : 90o. Otot utama : extensor indicis dan extensor digitiminmi.Hiperekstensi : Tekuk jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin. Jarak normal : 30o. Otot utama : extensi radialis dan extensor digitiminimi.Abduksi : Regangkan jari-jari tangan. Jarak normal : 20o. Otot utama : interossei dorsalis manus, abduabduktor digiti minimi manus dan oppones digiti manus.Adduksi : Rapatkan jari-jari tangan. Jarak normal : 20o. Otot utama : interossei palmares.

Sendi Ibu jariFleksi : Gerakkan ibu jari menyilang permukaan palmar di atas kelima jari. Jarak normal : 90o. Otot utama : flexi pollicicis brevis dan opponens pollicis.Ekstensi : Gerakkan tiap ibu jari menjauhi tangan. Jarak normal : 90o. Otot utama : extensor pollicis brevis dan extensor pollicis longus.Abduksi : Gerakkan ibu jari ke arah lateral. Jarak normal : 30o. Otot utama : abductor pollicis brevis dan abductor pollicis longus.Adduksi : Gerakkan ibu jari ke belakang. Jarak normal : 30o. Otot utama : adductor pollicis.Oposisi : Gerakkan ibu jari dan sentuhkan ke tiap jari pada tangan yang sama. Gerakan ibu jari meliputi adduksi, rotasi dan fleksi. Otot utama : opponens pollicis dan flexor opponens brevis.

Sendi Peluru (Ball & Socket)Fleksi : Gerakkan kaki ke depan dan ke atas, lutut mengulur atau melentur. Lutut menekuk dengan sudut 90o dan melentur dengan sudut 120o. Otot utamanya adalah psoas major dan iliacus.Extensi : Gerakkan kaki ke sebelah kaki lainnya. Jarak normal : 90 120o. Otot utama : gluteus maximus, adductor magnus, semitendinosus, dan semimembranosus.Hiperextensi : Gerakkan setiap kaki ke belakang tubuh. Jarak normal : 30 50o. Otot utama : gluteus maximus semitendinosus, semimembranosus.Abduksi : Gerakkan masing-masing kaki ke samping luar. Jarak normal : 45 50o. Otot utama : gluteus medius, gluteus minimus.Adduksi : Gerakkan masing-masing kaki ke belakang dan ke depan melebihi kaki yang lain. Jarak normal : 20 30o. Otot utama : adductor magnus, adductor brevis, adductor longus.Sirkumduksi : Gerakkan masing-masing kaki memutar ke belakang atas, samping, dan ke bawah secara melingkar. Jarak normal : 360o. Otot utama : psoas major, gluteus maximus, gluteus medius, adductor magnus.Rotasi dalam : Angkat telapak kaki dan putar ke arah dalam dan ibu jari sebagai tumpuan. Jarak normal : 90o. Otot utama : gluteus minimus, tensor fascialatae.Rotasi luar : Angkat telapak kaki dan putar ke luar dan ibu jari sebagai tumpuan. Jarak normal : 90o. Otot utama : obturator externus, obturator internus, quadratus femoris.

Sendi LututFleksi : Bengkokkan kaki ke belakang, dekatkan ke paha. Jarak normal : 120 130o. Otot utama : rectus femoris, vastus lateralis, vastus mdialis, vastus intermedius.Extensi : Lururskan masing-masing kaki kembali ke posisi semula di samping kaki yang lain. Jarak normal : 120 -130o. Otot utama : biceps femoris, semitendinosus, semimembranosus.Hiperekstensi : Beberapa orang dapat hiperekstensi lutut 10o. Otot utama : rectus femoris, vastus lateralis, vastus medialis, vastus intermedius.

Sendi Mata KakiExtensi : Tekuk telapak kaki ke bawah. Jarak normal : 45 50o. Otot utama : gastronemius,soleus.Fleksi : Tekuk telapak kaki ke atas. Jarak normal : 20o. Otot utama : peroneus tertius, tibialis anterior.Sendi Jari KakiEversi : Putar masing-masing telapak kaki ke samping. Jarak normal : 30o. Otot utama : peroneus longus, peroneus brevis.Inversi : Putar masing-masing telapak kaki ke tengah. Jarak normal : 5o. Otot utama : tibialis posterior, tibialis anterior.Fleksi : Gerakkan masing-masing ibu jari ke bawah. Jarak normal : 35 -60o. Otot utama : flexor hallucis brevis, lumbricales pedis, flexor digitorum brevis.Ekstensi : Luruskan ibu jari kaki. Jarak normal : 35 60o. Otot utama : extensor digitorum longus, extensor digitorum brevis, extensor hallucis longus.Abduksi : Regangkan masing-masing jari kaki. Jarak normal : 0 -15o. Otot utama : interossei dorsalis pedis, abductor hallucis.Adduksi : Rapatkan masing-masing jari kaki bersamaan. Jarak normal : 0 15o. Otot utama : adductor hallucis, interossei plantares.

Sendi sendi tubuhFleksi : Bungkukkan tubuh ke arah jari kaki. Jarak normal : 70 90o. Otot utama : rectus abdominis, psoas major, psoas minor.Extensi : Luruskan tubuh dari posisi fleksi. Jarak normal : 70 90o. Otot utama : longissimus thoracis, iliocostalis thoracis, iliocostalis lumborum, erector spinae, longissimus cervicis.Hiperekstensi : Bungkukkan tubuh ke arah belakang. Jarak normal : 20 30o. Otot utama : longissimus thoracis, iliocostalis thoracis, iliocostalis lumborum, erector spinae, longissimus cervicis.Fleksi lateral : Lekukkan tubuh ke kanan dan ke kiri. Jarak normal : 30o dari samping. Otot utama : Quadratus lumborum.Rotasi : Lekukkan tubuh dari bagian atas, dari samping ke samping. Jarak normal : 30 45o dari samping. Otot utama : erector spinae

RESPIRATORY RATERespiratori rate adalah frekuensi kecepatan pernafasan yang dihitung permenit. Normal kecepatan pada pernafasan yaitu 24/menit. Sesak 1. fisiologi PernapasanSebagian sel dalam tuuh memperoleh energi dan reaksi kimia yang melibatkan oksigen dan karbondioksida. Pertukaran gas pernafasan tejadi antara udara di lingkungan dan darah. Terdapat tiga langkah dalam oksigenasi yakni : ventilasi, perfusi, dan difusi. Supaya pertukaran gas dapat terjadi,organ, saraf, dan otot pernafasan harus utuhdan sistem saraf pusat mampu mengatur siklus pernafasan.2. Struktur dan FungsiPernafasan dapat berubah karena kondisi atau penyakit yang mengubah struktur dan fungsi paru. Otot-otot pernafasan, ruang pleura, dan alveoli sangat penting untuk ventilasi, perfusi dan pertukaran gas pernafasan.3. Kerja Pernafasan Pernafasan adalah upaya yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan membuat paru berkontraksi. Kerja pernafasan ditentukan oleh tingkat komplikasi paru, tahanan jalan nafas, keberadaan ekspirasi yang aktif, dan penggunaan otot-otot bantu pernafasan.Kompliansi merupakan kemampuan paru distensi atau mengembang sebagai respon terhadap peningkatan tekanan intra alveolar. Kompliansi menurun pada penyakit, seperti endema pulmonar, interstisial, fibrosis pleura dan kelainan struktur traumatik atau kongenital, seperti kifosis atau faktur iga.Surfaktan merupakan zat kimia yang diproduksi di paru oleh sel tipe dua alveolar yang mempertahankan tegangan permukaan alveoli dan mencegahnya dari kolaps.Tahanan jalan nafas merupakan perbedaan tekanan antar mulut dan alveoli terkait dengan kecepatan aliran gas yang diinspirasi. Tahanan jalan napas dapat mengalami peningkatan akibat obstruksi jalan napas. Penyakit dijalan napas kecil ( seperti asma ), dan edema trakeal. Jika tahanan meningkat, jumlah udara yang melaluijalan napas antomis menurun.Ekspirasi merupakan tekanan proses pasif normal yang bergantung pada property rekoil elastis dan membutuhkan sedikit kerja otot atau tidak sama sekali. Rekoil elastis dihasilakn oleh serabut elastis di jaringan paru dan oleh tegangan permukaan dalam cairan yang melapisi laveoli, klien yang mengalami penyakit pulmonar obstruksi kronik lanjut akan kehilangan rekoil elastis paru dan thoraks. Akibatnya kerja napas klien meningkat.Otot bantu pernafasan dapat meningkatkan volume paru selama inspirasi. Klien yang mengalami penyakit pulmonar obstruksi kronik. Khususnya emfisema. Seringkali menggunakan otot ini untuk meningkatkan volume paru, selama pengkajian perawat dapat mengobservasi peninggkatan klavikula klien selama inspirasi.Kompliansi yang meningkat tahanan jalan napas yang meningkat, ekspirasi yang aktif, atau penggunaan otot bantu napas meningkatkan kerja pernapasan, menyebabkan penggunaan energi meningkat. Untuk memenuhi penggunaan energi ini, tubuh meningkatkan kecepatan metabolismenya dan kebutuhan akan oksigen, sama seperti eliminasi karbon dioksida. Rangkaian ini merupakan siklus sebab akibat pada klien yang mengalami kerusakan ventilasi, pada keadaan lebih lanjut akan menyebabkan penurunan status pernapasan dan kemampuan oksigenasi yang adekuat.4. Pertukaran Gas Pernafasan Gas perbnapasan mengalami pertukaran di alveoli dan kapiler jaringan tubuh. Oksigen ditransfer dari paru-paru kedarah dan karbon dioksida ditarnsfer dari darah ke alveoi untuk fdikeluarkan sebagai produk sampah. Pada tingkat jaringan. Oksigen ditransfer dari darah ke jaringan. Dan karbon dioksida ditaransfer dari jaringan kedarah untuk kembali ke alveoli dan dan dikeluarkan. Transfer ini bergantung pada proses difusi.5. Difusi Difusi merupakan gerakan molekul dari konsentrasi yang lebih tinggi ke daerah dengan konsentrasi yang lebih rendah. Difusi gas pernapasan terjadi di membran kapiler alveolar dan kecepatan difusi dapat dipengaruhi oleh ketebalan membran.Peningkatan ketebalan membran merintangi proses difusi karena hal tersebut membuat gas memerlukan waktu lebih lama untuk melewati membran tersebut. Klien yang mengalami edema pulmunar, infiltrasi, pulmonar, aau efusi pulmonar memiliki memiliki ketebalan membran alveolarkapiler yang meningkat akan mengakibatkan proses difusi yang lambat., pertukaran gas pernapasan yang lambat dan mengganggu proses pengireiman oksigen ke jaringan.Daerah permukaan membran dapat mengalami perubahan sebagai akibat suatu penyakit kronik ( mis. emfisema ), penyakit akut ( mis. pneumothoraks ),atau proses pembedahan ( mis. lobektomi ). Apabila alveoli yang berfungsi lebih sedikit, maka daerah permukaan menjadi lebih berkurang.6. Pengaturan PernapasanTujuan utama pengaturan pernapasan ialah mensuplai kebutuhan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh, misalnya kebutuhan saat melakukan latihan fisik, infeksi, atau masa kehamilan. Pengaturan pernapasan meningkatkan pengeluaran karbon dioksida, hasil proses metabolisme tubuh. Proses ini menentukan asam-basa tubuh.Pernapasan dikendalikan oleh pengaturan syaraf dan kimiawi. Penagturan syaraf melibatkan pengaturan sistem syaraf pusat(spp), pengontrolan frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan. Pengaturan kimiawi melibatkan kerja zat-zat kimia, seperti ion karbon dioksida dan ion hidrogen dengan kecepatan dan kedalaman pernapasan.Alat yang digunakan untuk mengukur pernafasan adalah arloji tangan dengan jarum detik atau layer digitalPernafasan:Nilai pemeriksaan pernafasan merupakan salah satu indicator untuk mengetahui fungsi system pernafasan yang didalamnya ada siklus pertukaran O2 dan CO2.Tujuan- Mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman pernafasan.- Menilai kemampuan fungsi pernafasanAlat dan bahan- Arloji /stop-watchProsedur pelaksanaan- Menjelaskan prosedur pada klien- Cuci tangan- Atur posisi pasien dengan berbaring - Alihkan perhatian pasien dengan menatap ke atas- Hitung frekuensi pernafasan- Dan catat hasil