Identitas Pasien Fix
description
Transcript of Identitas Pasien Fix
PROPOSAL PELAKSANAAN
RONDE KEPERAWATAN
A. Pendahuluan
Pengembangan pelaksanaan model praktek keperawatan dengan metode keperawatan
primer, merupakan salah satu metode pemberian pelayanan keperawatan yang sedang
dimantapkan. Dalam pelaksanaan model praktek keperawatan ini uraian tugas pada
masing-masing peran dalam memberi asuhan keperawatan terurai dengan jelas. Dengan
adanya penerapan MAKP-SP2KP di harapkan dapat meningkatkan mutu asuhan
keperawatan, dengan salah satu indikatornya adalah tingkat kepuasan pasien yang
terpenuhi. Pemenuhan tingkat kepuasan pasien ini dapat kita mulai dengan adanya upaya
untuk mengggali kebutuhan pasien terhadap asuhan keperawatan. Suatu metode yang
dipilih untuk menggali secara mendalam tentang kebutuhan pasien terhadap perawatan
adalah ronde keperawatan.
Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat ruangan untuk membahas
lebih dalam tentang kebutuhan pasien karena melibatkan pasien dan seluruh tim
keperawatan yang ada mulai dari PA sampai konsultan perawatan. Ronde keperawatan
juga merupakan suatu proses belajar bagi perawat, dengan harapan dapat meningkatkan
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara berfikir kritis perawat
akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengapilikasian konsep
teori secara langsung pada kenyataan.
B. Pengertian
Ronde keperawatan adalah suatu bagian kegiatan asuhan keperawatan dengan
membahas kasus tertentu dengan harapan adanya transfer pengetahuan dan aplikasi
24
pengetahuan secara teoritis kedalam praktek keperawatan secara langsung yang
dilakukan oleh perawat primer dan konselor, kepala ruangan, perawat asosiate yang perlu
dengan melibatkan seluruh anggota tim keperawatan ( Nursalam, 2002).
Karakteristik :
a. Pasien dilibatkan secara langsung
b. Pasien merupakan fokus kegiatan.
c. PA, PP dan konselor melakukan diskusi
d. Konselor memfasilitasi kreatifitas
e. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, PP dalam meningkatkan
kemampuan mengatasi masalah.
C. Tujuan :
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan ronde keperawatan di harapkan masalah pasien dapat teratasi
2. Tujuan khusus :
Setelah dilakukan ronde keperawatan di harapkan seluruh tim keperawatan mampu :
a. Menumbuhkan cara berfikir yang kritis dan sistematis.
b. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada
masalah pasien.
c. Meningkatkan cara berfikir yang sistematis
d. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
e. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
f. Meningkatkan kemampuan justifikasi
g. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
25
h. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
D. Manfaat
1. Masalah pasien dapat teratasi
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3. Terciptanya komunitas keperawatan yang propesional
4. Terjalinnya kerjasama antar tim.
5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan benar.
E. Kriteria Klien
Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan
tindakan keperawatan.
F. Metode.
Diskusi
G. Alat bantu
1. Sarana diskusi
2. Alat bantu demonstrasi
H. Langkah-lankah kegiatan Ronde keperawatan :
1. Pra ronde
a. Menentukan kasus dan topic
b. Menetukan tim ronde
c. Membuat imformed consent
d. Membuat pre planning
e. Diskusi
f. Mencari sumber atau literature
26
2. Pelaksanaan Ronde
a. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer yang difokuskan pada masalah
keperawatan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu
didiskusikan.
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau kepala ruangan tentang
masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan
3. Pasca ronde
a. Evaluasi, revisi dan perbaikan.
b. Kesimpulan dan rekomendasi
c. Penegakan diagnose : intervensi perawatan selanjutnya.
I. Peran masing-masing tim :
1. Peran perawat primer dan perawat pelaksana
a. Menjelaskan data klien yang mendukung masalah klien.
b. Menjelaskan diagnose keperawatan.
c. Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
d. Menjelaskan hasil yang didapat.
e. Menjelaskan rasional intervensi keperawatan dan tindakan yang dilakukan.
f. Menggali masalah-masalah klien yang belum terkaji
2. Peran perawat konselor
a. Memberikan justifikasi.
b. Memberikan reinforcemen.
c. Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta rasional
tindakan.
27
d. Mengarahkan dan mengoreksi.
e. Mengintegrasikan konsep dari teori yang telah dipelajari.
J. Kriteria Evaluasi :
1. Struktur
a. Persyaratan administrative (informed consent, alat dan lainya)
b. Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan.
c. Persiapan dilakukan sebelumnya.
2. Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hinggga akhir
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang sudah
ditentukan.
3. Hasil
a. Klien merasa puas dengan hasil pelayanan
b. Masalah klien dapat tertasi
c. Perawat dapat :
1) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis
2) Meningkatkan berpikir yang sistematis
3) Meningkatkan kemampuan validitas data klien
4) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnose keperawatan
5) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berpotensi
pada masalah klien
6) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
7) Meningkatkan kemam[puan justifikasi
8) Meningkatkan kemampuan hasil kerja
28
RENCANA PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN PADA KLIEN An. M.T DENGAN MASALAH KEPERAWATAN DENGAN KDS DENGAN SUSPEK MENINGITIS DIRUANG TULIP IIA / ANAK RSUD ULIN BANJARMASIN
Topik : Asuhan Keperawatan Pasien dengan Diagnosa KDS dengan Suspek Meningitis
Sasaran : An. M.T
Waktu : 40 Menit.
Hari/tanggal : Senin, 21 Maret 2016
A. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan ronde keperawatan di harapkan masalah-masalah pasien dapat teratasi.
2. Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan ronde keperawatan di harapkan :
a. Tim keperawatan dapat menggali masalah-masalah klien yang belum
teratasi
b. Mampu mengemukakan alasan ilmiah terhadap masalah pasien
c. Mampu merumuskan intervensi keperawatan yang tepat masalah pasien
d. Mampu mendemonstrasikan tindakan yang tepat yang berhubungan
dengan masalah pasien.
e. Mampu mngadakan justifikasi terhadap rencana dan tindakan
keperawatan yang telah dilakukan.
B. Sasaran
Keluarga mengatakan An.M.T + 3 minggu mengalami batuk, klien tidak pernah
mendapatkan imunisasi sebelumnya dank e 3 saudaranya memiliki riwayat batuk
berdahak, yang sama namun tidak pernah mengalami kontak langsung dengan
penderita TB. Pada tanggal 14 Maret 2016 + jam 3 pagi An.M.T ada kejang 1x
tanpa disertai demam sebelumnya namun ada muntah 1x tiba-tiba klien sesak nafas
kemudian An.MT dibawa oleh keluarga ke mantra setempat dan mendapatka obat
29
silosela kemuadian melihat pasien kejang keluarga segera membawa ke UGD RSUD
Ulin Banjarmasin dan mendapatkan terapi di UGD Injeksi stesolid 10mg, infus IVFD
Dex 5 ½ NS ekstremitas atas sinistra.
C. Materi :
1. Asuhan keperawatan pasien dengan KDS dengan Suspek Meningitis
2. Masalah-masalah yang muncul pada KDS dengan Suspek Meningitis
D. Metode :
1. Diskusi
2. Demonstrasi
E. Media :
1. Makalah
2. Sarana diskusi
3. Materi yang di sampaikan secara lisan
F. Kegiatan ronde keperawatan.
No Tahap Keg Tim Tempat Waktu Penaggung jwb
1 Pra ronde Pra ronde 1. Menentukan kasus
dan topik.
2. Menentukan Tim
ronde
3. Menentukan literature
4. Membuat proposal
5. Mempersiapkan klien
6. Diskusi pelaksanaan
Ruang Tulip IIA / Anak
3 hari sebelum ronde
2 Ronde Pembukaan
1. Salam pembuka
2. Memperkenalkan tim
ronde
3. Menyampaikan
identitas dan masalah
Ruang Tulip IIA / Anak
5 menit
30
klien
4. Menjelaskan tujuan
ronde.
3 Penyajian masalah :
1. Memberikan salam
dan memperkenalkan
klien dan keluarga
pada tim ronde.
2. Menjelaskan riwayat
penyakit dan
keperawatan klien
3. Menjelaskan masalah
klien dan rencana
tindakan yang telah
dilaksanankan serta
menentukan prioritas
yang perlu
didiskusikan.
Validasi Data:
1. Mencocokan dan
menjelaskan kembali
data yang telah
disampaikan
2. Diskusikan antar
anggotabtim dan
klien tentang
masalah keperawatan
tersebut
3. Pemberian justifikasi
oleh perawat primer
atau konselor auat
kepala ruangan
Ruang Tulip IIA / Anak
30 menit
31
tentang masalah
klien serta rencana
tindakan yang akan
dilakukan.
4. Menentukan
tindakan
keperawatan pada
masalah prioritas
yang telah diterapkan
Pasca ronde 1.Evalasi dan
rekomendasi
intervensi
keperawatan
2. Penutup
Ruang Tulip IIA / Anak
G. Kriteria evaluasi :
1. Struktur
a. Ronde keperawatan dilakukan di ruangan RSUD Ulin Banjarmasin.
b. Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan
c. Persiapan dilakukan sebelumnya
2. Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai yang telah
ditentukan.
3. Hasil
a. Klien merasa puas dengan hasil kegiatan
b. Masalah klien dapat teratasi
c. Perawat dapat :
1) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistematis
2) Meningkatkan kemampuan validitas data klien
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasikan pada masalah pasien
4) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
32
5) Meningkatkan kemampuan justifikasi
6) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
H. Pengorganisasian
1. Kepala ruangan :Lili Kirana, S.Kep
2. Supervisor : Nilariani, S.Kep
3. Ketua Tim : Supri Hawini, S.Kep
4. Konselor : Sry Andani, S.Kep
5. Perawat Pelaksana 1 : Winni Febriari, S.Kep
6. Perawat Pelaksana 2 : Sufyan Hidayat, S.Kep
7. Perawat Pelaksana 3 : Desi Ekasari, S.Kep
8. Perawat Pelaksana 4 : Apri Kuswanto, S.Kep
9. Perawat Pelaksana 5 : Ardianto, S.Kep
10. Konselor :
a. H.Iswantoro, S.Kep, MM
b. Hj.Ernie Aprilia, SPd,S.Kep,Ns,MM
c. Taufik Hidayat, S.Kep.M.MKes
d. dr. Nurul Hidayah, Sp.AK
e. Reni Yustiati. S
f. Siti Akbari, S.Gz
g. Theresia Ivana, S.Kep. MSN
33
RESUME PASIEN –PELAKSANAAN RONDE
STUDI KASUS
3.1 PENGKAJIAN
DATA UMUM :
Ruangan :Ruang Observasi (Tulip IIA Ruang Anak)
RSUD. Ulin Banjarmasin
Kamar : Observasi Bed 6
Tanggal Masuk : 14 Maret 2016
Diagnosa Medis : KDS dengan Susp. Menigitis
Tanggal Pengakajian : 15 Maret 2016
I. Identitas Pasien dan Keluarga
a. Nama Pasien : An. M.T
Umur/ Tanggl Lahir : 3 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Pendidikan : Belum Sekolah
Alamat : Pal 5 Gang Kannia
34
b. Nama Ayah : Tn. D
Umur : tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
c. Nama Ibu : Ny. N
Umur : 36 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
II. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan Utama : Keluarga klien mengatakan “ + 3 pagi tadi An.M.T
ada kejang lagi 1x panas masih naik turun, nafas sesak dan belum ada
sadarkan diri.”
b. Uraian Keluahan Utama : Keluarga klien mengatakan “ An.M.T + 3
minggu mengalami batuk, klien tidak pernah mendapatkan imunisasi
sebelumnya, dan 3 orang saudara An.M.T memiliki riwayat batuk
berdahak yang sama namun tidak pernah mengalami kontak langsung
dengan penderita TB. Pada tanggal 14/3/2016 + jam 3 pagi An. M.T ada
kejang 1x tidak ada disertai demam sebelumnya namun ada muntah 1x,
tiba-tiba klien sesak nafas kemudian An.M.T dibawa oleh keluarga ke
UGD RSUD Ulin Banjarmasin dan mendapatkan terapi di UGD : Stesolid
10mg, infus IVFD D5% ½ NS ekstemitas atas sinistra.
X. Pemeriksaan Fisik
35
a) Pengukuran Pertumbuhan
Tinggi Badan : 97cm
Berat Badan : 15 kg
Lingkar Kepala : 48cm
b) Pengukuran Fisiologik
Suhu : 38,3 0C
Nadi : 122x / Menit
Pernafasan :52x/ Menit
c) Keadaan Umum : Tampak lemah, terbaring di atas tempat tidur.
d) Kulit : Turgor kulit baik, turgor kulit <2 detik, CRT <2 detik.
e) Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran.
f) Kepala : rambut tampak bersih, warna rambut hitam, lurus, tidak ada luka di
kepala.
g) Leher : bentuk leher simetris kiri dan kanan, tidak tampak benjolan kelenjar
tiroid.
h) Mata : konjungtiva anemis, agak kemerahan sebelah kanan.
i) Telinga : bentuk telinga simetris kiri dan kanan, tampak bersih, tidak tampak
serumen.
j) Hidung : Hidung tampak bersih, tidak tampak serumen, tidak terdapat
pembesaran polip
36
k) Mulut dan Tenggorokan :Mulut tampak bersih, tenggorokan tidak
tampak adanya bonjolan tonsil.
l) Dada : I : Bentuk dada simetris, tidak terdapat lesi.
P : Tidak ada nyeri tekan
P : Sonor
A: Bunyi napas vesikuler
m) Paru – paru : I : Ekspansi dada simetris
P : Taktil premitus getaran seimbang
P : Sonor
A : Bunyi napas ronchi +-/+-
n) Jantung: I : Iktus cordik tidak terlihat
P : -
P : Pekak
A : bunyi jantung S1 & S2 tunggal
o) Abdomen I : tidak terdapat asites, tidak terdapat lesi, bentuk simetris
P : Tidak ada nyeri tekan, abdomen teraba keras (Skibalal)
P : Pekak
A : Bising usus terdengar 7x/ menit
p) Genitalia : klien berjenis kelamin laki - laki, tidak ada lesi.
q) Anus : Ada, tidak ada lecet.
r) Punggung dan Ekstremitas : punggung klien tidak ada pembengkok ke
kanan, ekstremitas atas dan bawah sebelah kiri mengalami kelemahan skala otot :
37
3 3 3 3 1 1 1 1
3 3 3 3 1 1 1 1
Ket :
0 : Otot sama sekali tidak mampu bergerak, tampak berkontraksi, bila
lengan/dilepaskan akan jatuh.
1 : Tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada tahanan sewaktu
jatuh.
2: Mampu menahan tegak yang berarti mampu menahan gravitasi (saja),
tapi dengan sentuhan akan jatuh.
3: Mampu menahan tegak walaupun sedikit di dorong tetapi tidak mampu
melawan tekan atau dorongan dari pemeriksa.
4: Kekuatan kurang dibandingkan sisi lain
5: Kekuatan utuh
s) Pemeriksaan Neurologis
Fungsi Serebral : mengalami gangguan.
Motorik :
Sensorik :
Reflek Fisiologis : Bisep (+/+), trisep (+/+), patella (+/+), Achilles (+/+)
Reflek Patologis : Babinski (-/-), Hoffman tromer (-/-), chaddock (-/-)
+ +
+ +
+ +
+ +
38
Peneriksaan Meningeal : Bruzinki I (+), Bruzinki II (+), Kaku Kuduk (+)
III. Kebiasaan Sehari – hari
a) Pola Nutrisi :
Sebelum sakit : Klien makan 3 x sehari dengan porsi sedang dan nafsu
makan baik.
Setelah sakit : selama dilakukan perawatan dirumah sakit klien
mengkonsumsi diit yang berikan. Klien di bantu dalam pemenuhan
nutrisi seperti makan dan minum melalu cairan intravena.
b) Pola Eliminasi :
Sebelum sakit : BAK 6–7 kali sehari, untuk BAB 2 hari sekali.
Setelah sakit : BAK klien tidak mengalami perubahan, namun klien
dibantu dalam melakukan BAK dan BAB klien beluma ada BAB selama
perawatan.
c) Pola Tidur :
Sebelum Sakit : klien biasa tidur dirumah 7-8 jam sehari.
Setelah sakit : klien tampak lebih banyak tidur, terkadang tampak
gelisah.
d) Pola Aktivitas
Sebelum sakit : klien memerlukan bantuan dalam pemenuhan kebutuhan
sehari-hari.
39
Sesudah sakit : Klien dalam melakukan kegiatan sehari-hari selalu didampingi
orangtua maupun kakeknya dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan dan minum +
Toileting +
Berpakaian +
Mobilisasi ditempat tidur +
Berpindah +
Ambulasi +
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Bantuan dengan alat
2 : Bantuan orang
3 : Bantuan dengan orang dan alat
4 : Bantuan Penuh
IV. Riwayat Kesehatan Masa Lampau
a. Riwayat Kesehatan Sebelum Lahir :
Ibu klien mengatakan semenjak masih dalam kandungan klien tidak
mengalami masalah. Klien tidak pernah sama sekali mendapatkan
imunisasi sejak lahir.
b. Riwayat Kelahiran :
40
Ibu klien mengatakan klien dilahirkan dalam keadaan normal, dengan
persalinan spontan dibantu oleh Petugas Kesehatan.
c. Riwayat Yang Berhubungan Dengan Cacat Bawaan / Penyakit :
Ibu klien mengatakan klien tidak ada mengalami cacat bawaan ataupun
penyakit keturunan.
d. Riwayat Kesehatan Dalam Keluarga :
Ibu klien mengatakan dalam keluarga klien ada penyakit keturunan yang
pernah diderita keluarganya namun + 3 minggu terakhir keluarga
mengalami batuk-batuk.
e. Tumbuh Kembang : Tumbuh kembang klien baik dan sesuai
perkembangan seusianya.
f. Imunisasi : Ibu klien mengatakan anaknya belum pernah mendapatkan
dilakukan imunisasi lengkap.
g. Riwayat Pengobatan Yang Lalu (termasuk riwayat alergik) : Klien
sebelumnya tidak pernah mengalami pengobatan seperti sekarang dan klien
juga tidak mempunyai riwayat alergi.
VI. Kesehatan Mental
a. Pola Interaksi : Ibu klien mengatakan, “Anak saya susah diajak bicara,
klien tampak malas berbicara”
b. Pola kognitif : Klien tidak merespon ketika dilakukan pengkajian.
c. Pola Emosi : Pola emosi klien mengalami penurunan dikarenakan klien
mengalami penurunan kesadaran.
d. Konsep diri : Keluarga klien tampak cemas akan keadaan anaknya.
41
e. Pola Pertahanan Diri : Klien hanya diam saja ketika diberikan respon
verbal.
f. Pola Pertahanan Keluarga : Klien tampak di rawat oleh ke dua orang
tuanya.
VII. Kesehatan Sosial
a. Pola rekreasi : Keluarga klien mengatakan klien hanya beberapa kali
dibawa rekreasi ke kampung halaman untuk berlibur.
b. Lingkungan : Keluarga klien megatakan lingkungan perumahan klien
cukup bersih, setiap minggu selalu ada petugas yang membersihkan
pembungan limbah rumah tangga secara rutin.
VIII. Kesehatan Spiritual
a. Agama Yang Dianut : klien beragama Islam
b. Nilai – nilai Spiritual : keluarga klien biasa beribadah runtin sholat 5 waktu
dan berdoa memohon agar seluruh anggota keluarganya diberikan
kesehatan terlebih klien yang sedang sakit di rumah sakit, mereka selalu
berdoa agar cepat sembuh seperti sebelumnya.
IX. Pemeriksaan Penunjang
42
a. Pemeriksaan Laboratorium tanggal 14 Maret 2016
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Leukosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
RDW-CV
11,9
19,3
5,53
37,9
248
14,5
11,00-16,00g/dl
4,65-10,3ribu/ul
4,00-5,50juta/ul
32,00-44.00vol%
150-356 ribu/ul
12,1-14,0%
MCV,MCH,MCHC
MCV
MCH
MCHC
68,7
21,5
31,3
75,0-96,0fl
28,0-32,0pg
33,0-37,0%
HITUNGAN JENIS
Grand %
Limfosit %
MID %
Grand#
Limfosit#
MID#
43,0
50,6
6,4
8,30
9,8
1,2
50,0-70,0%
25,0-40,0%
4,0-11,0%
2,50-7,00ribu/ul
1,25-4,0 ribu/ul
ribu/ul
ELEKTROLIT
Natrium
Kalium
Chlorida
133,4
4,2
103,3
mmol/l
mmol/l
mmol/l
b. Pemeriksaan Thorax 16 Maret 2016
43
Cor : ukuran normal
Pulmo : tidak tampak konsolidasi/infiltrat/nodul, tampak
Perbesaran kgb hilus kanana
Sinus tajam
Kesimpulan: Curiga KGB hilus kanan (TB)
b.Terapi
1) Ceftriaxon 2x700mg
2) Dexametason 3x3,2mg
3) Paracetamol 140mg
4) Phenitoin 2x35mg K/P
MEDIKASI
Nama Obat Indikasi Kontraindikasi Efek Samping Mekanisme Kerja
Obat
Konsiderasi
Perawat
Ceftriaxone
2x700mg (IV)
Mengatasi infeksi
berat : Infeksi saluran
pernapasan, infeksi
saluran kemih, infeksi
gonore, sepsis,
meningitis, infeksi
tulang dan jaringan,
infeksi kulit
Hipersensitivitas
terhadap
cefriaxone atau
sefalosporin
Gangguan
pencernaan
Merupakan
golongan
sefalosporin
mempunyai
spectrum yang luas
dan waktu paru
eliminasi 8 jam.
Ceftriaxone efektif
terhadap
mikroorganisme
gram positif dan
Kaji riwayat
alergi obat
Sebelum
pemberian
lakukan skin test
Jelaskan indikasi
dan
kontraindikasi
obat
Observasi reaksi
epeksamping
24
gram negative. obat
Dexametason 3x 3,2
mg (IV)
Obat anti inflamasi,
pengobatan rematik
arthritis, alergi
dermatitis, penyakit
kulit, penyakit inflamasi
pada masa dan kondisi
lain dimana
glucocokortikosteroid
berguna lebih
menguntungkan seperti
penyakit leukemia
tertentu dan limfoma
dan inflamasi pada
Penderita yang
hipersensitif pada
dexametason,
penderita infeksi
jamur sistemik,
jangan diberikan
pada pendeerita
herpes simplek
pada mata,
tuberkolosis aktif,
peptic ulcer atau
psikosis
Pegobatan
berkepanjangan
akan
mengakibatkan
efek katabolic
steroid seperti
kehabisan
protein,
osteoporosis,
dan penghambat
pertumbuhan
anak
Kelompok obat
kortikosteroid, yang
bekerja dengan cara
mencegah pelepasan
zat-zat dalam tubuh
yang menyebabkan
peradangan.
Kaji riwayat
alergi obat
Jelaskan
indikasi dan
kontraindikas
i obat
Observasi
reaksi
epeksamping
obat
25
jaringan lunak dan
anemia hemolitik
Paracetamol 140mg
(IV)
Meredakan nyeri,
seperti sakit kepala,
sakit gigi, sakit pada
otot, dan menurunkan
Alergi paracetaol/
acetaminophen,
gangguan fungsi
hati, gangguan
fungsi ginjal,
shock, overdosis
Acetainophen, gizi
buruk
Ruam atau
pembengkakan,
hipotensi,
kerusakan hati
dan ginjal
pemakaian dosis
tinggi
Hypersensitif
terhadap
paracetamol dan
defisiensi glokuse 6
fosfatdehidroganase,
tidak diperbolehkan
digunakan pada
pasien dengan
gangguan fungsi
hati
Kaji riwayat
alergi obat
Kaji apakah
ada riwayat
penyakit hati
dan ginjal
Jelaskan
indikasi dan
kontraindikas
i obat
Observasi
reaksi
26
epeksamping
obat
Phenitoin 2x35mg
(IV)
Kejang umum, tonic
klonik, kejang parsial,
status epileptukus
Pasien yang
hipersensitifitas
terhadap penitoin
Nistagmus,
ataksia,
pusing,susah
tidur, gelisah,
kejang,
mual,muntah,
konstipasi,
periarterisis
nodosa,
kelaianan
immuglobulin
Mekanisme kerja
utamanya pada
korteks motoris
yaitu menghambat
penyebaran aktivitas
kejang dan juga
menstabilkan abang
rangsang terhadap
hipereksitibilitas
Kaji riwayat
alergi obat
Jelaskan
indikasi dan
kontraindikas
i obat
Observasi
reaksi
epeksamping
obat
Ambroxol 3x ½ cth Penyakit saluran Pasien dengan Gangguan Ambroxol Kaji riwayat
27
pernafasan akut dan
kronis yang disertai
sekresi bronchial yang
abnormal, khususnya
bronchitis kronis,
bronchitis asmatik,
asma bronchial.
reaksi alergi atau
hipersensitif
terhadap ambroxol
saluran
pencernaan
merupakan
matabolit aktif N-
desmetyl dari
mukolitik
Bromheksin.
Mekanismenya
belum diketahui
pasti, kemungkinan
kunatitas dan
menurunkan
viskositas sekresi
tracheobronchial,
dan juga berperan
sebagai ekspektoran
alergi obat
Jelaskan
indikasi dan
kontraindikas
i obat
Observasi
reaksi
epeksamping
obat
28
dengan eningkatkan
mucociliary
transport melalui
stimulus motilitas
silia
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. DS :
Orang tua klien mengatakan
“+ 8 pagi tadi An.M.T ada
kejang lagi 1x panas masih
naik turun”
DO :
- Klien tampak tidak
sadarkan diri
- Mukosa tampak kering
- Akral teraba hangat
- TTV : Temp. 38,8○C
- Hasil lab : Leukosit
19,3ribu/uL
Hipertermi berhubungan
dengan proses peradangan
sel selaput otak
2. DS :
Orang klien mengatakan “
klien mengalami sesak dan + 3
minggu mengalami batuk”
DO :
- Klien tampak lemah
- TTV : Resp. 52x/menit
Ketidakefektifan bersihan
jalan nafas berhubungan
dengan penumpukan secret
24
- Pemeriksaan Fisik :
Dada
I : Bentuk dada simetris, tidak
terdapat lesi.
P : Tidak ada nyeri tekan
P : Sonor
A: Bunyi napas vesikuler
Paru – paru
I : Ekspansi dada simetris
P : Taktil premitus getaran
seimbang
P : Sonor
A : Bunyi napas vesikuler
3.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan sel selaput
otak
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
penumpukan secret
C. Rencana dan Tindakan
1. Diagnosa 1
a. Observasi tanda-tanda vital
25
R/ untuk mengetahui perubahan tanda-tanda vital klien terutaa
temperatur
b. Kaji adanya perubahan warna kulit pada klien
R/ pada klien yang hipertermi dapat terjadi perubahan warna
kulit
c. Kaji tanda-tanda adanya sianosis pada klien
R/ Pada klien hipertermi biasanya terjadi sianosis yang
ditujukan dengan adanya kebiru-biruan pada ujung eksremitas
dan pada mokusa bibir
d. Anjurkan pada keluarga memberikan kompres hangat pada dahi
atau axilla
R/ Daerah dahi atau axilla erupakan jaringan tipius dan terdapat
pembuluh darah sehingga proses vasodilatasi pembuluh darah
lebih cepat sehingga pergerakan molekul cepat.
e. Beri minum sering tapi sedikit
R/ Untuk mengganti cairan yang hilang selama proses evaporasi
f. Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian tipis dan mudah
menyerap keringat
R/ Pakaian yang tipis dan menyerap keringat dapat
mempercepat proses evaporasi
g. Kolaborasi dalam pemberian obat antipiretik (Paracetamol 3x
140mg (IV) )
R/ Obat atipiretik bekerja sebagai pengatur kembali pusat
pengatur panas.
26
2. Diagnosa 2
a. Observasi tanda-tanda vital
R/ Untuk mengetahui perubahan fisiologis tubuh
b. Kaji gerakan dada amatis simetris, penggunaan otot asesori,
retraksi otot supravikuler dan gerakan intercostals
R/ Menunjukkan keparahan dari gangguan respirasi yang terjadi
dan menentukan intervensi yang akan diberikan.
c. Auskultasi suara napas tambahan
R/ Suara nafas tambahan dapat menjadi indicator gangguan
kepatenan jalan napas
d. Observasi pola napas bradypne, tachypnea, hyperventilasi, napas
kusmaul, napas cheyne-stokes, apnea, napas biot’s dan pola
ataxic.
R/ Mengetahui permasalahan jalan napas yang dialami dan
keepektifan pola napas klien untuk memenuhi kebutuhan
oksigen tubuh.
e. Kolaborasi pemberian oksigen 2 liter per menit
R/ Untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi dalam tubuh
f. Kolaborasi pemberian obat (Ambroxol 3x ½ cth)
R/ Untuk mengatasi penyakit saluran pernafasan akut dan kronis
yang disertai sekresi bronchial yang abnormal, khususnya
bronchitis kronis, bronchitis asmatik, asma bronchial.
D. Evaluasi
Jum’at 18 Maret 2016
27
1. Hipertermi teratasi hasil temperature terakhir 36,70C/axilla.
2. Ketidakepektifan bersihan jalan napas teratasi sebagian ditandai
dengan sesak berkurang, bunyinapas tambahan ronchi (+), RR : 29
x/ menit, O2 terpasang 2 liter per menit.