Identitas Pasien Fix

47
PROPOSAL PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN A. Pendahuluan Pengembangan pelaksanaan model praktek keperawatan dengan metode keperawatan primer, merupakan salah satu metode pemberian pelayanan keperawatan yang sedang dimantapkan. Dalam pelaksanaan model praktek keperawatan ini uraian tugas pada masing-masing peran dalam memberi asuhan keperawatan terurai dengan jelas. Dengan adanya penerapan MAKP-SP2KP di harapkan dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan, dengan salah satu indikatornya adalah tingkat kepuasan pasien yang terpenuhi. Pemenuhan tingkat kepuasan pasien ini dapat kita mulai dengan adanya upaya untuk mengggali kebutuhan pasien terhadap asuhan keperawatan. Suatu metode yang dipilih untuk menggali secara mendalam tentang kebutuhan pasien terhadap perawatan adalah ronde keperawatan. Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat ruangan untuk membahas lebih dalam tentang kebutuhan pasien karena melibatkan pasien dan seluruh tim keperawatan yang

description

dsadas

Transcript of Identitas Pasien Fix

Page 1: Identitas Pasien Fix

PROPOSAL PELAKSANAAN

RONDE KEPERAWATAN

A. Pendahuluan

Pengembangan pelaksanaan model praktek keperawatan dengan metode keperawatan

primer, merupakan salah satu metode pemberian pelayanan keperawatan yang sedang

dimantapkan. Dalam pelaksanaan model praktek keperawatan ini uraian tugas pada

masing-masing peran dalam memberi asuhan keperawatan terurai dengan jelas. Dengan

adanya penerapan MAKP-SP2KP di harapkan dapat meningkatkan mutu asuhan

keperawatan, dengan salah satu indikatornya adalah tingkat kepuasan pasien yang

terpenuhi. Pemenuhan tingkat kepuasan pasien ini dapat kita mulai dengan adanya upaya

untuk mengggali kebutuhan pasien terhadap asuhan keperawatan. Suatu metode yang

dipilih untuk menggali secara mendalam tentang kebutuhan pasien terhadap perawatan

adalah ronde keperawatan.

Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat ruangan untuk membahas

lebih dalam tentang kebutuhan pasien karena melibatkan pasien dan seluruh tim

keperawatan yang ada mulai dari PA sampai konsultan perawatan. Ronde keperawatan

juga merupakan suatu proses belajar bagi perawat, dengan harapan dapat meningkatkan

kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara berfikir kritis perawat

akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengapilikasian konsep

teori secara langsung pada kenyataan.

B. Pengertian

Ronde keperawatan adalah suatu bagian kegiatan asuhan keperawatan dengan

membahas kasus tertentu dengan harapan adanya transfer pengetahuan dan aplikasi

Page 2: Identitas Pasien Fix

24

pengetahuan secara teoritis kedalam praktek keperawatan secara langsung yang

dilakukan oleh perawat primer dan konselor, kepala ruangan, perawat asosiate yang perlu

dengan melibatkan seluruh anggota tim keperawatan ( Nursalam, 2002).

Karakteristik :

a. Pasien dilibatkan secara langsung

b. Pasien merupakan fokus kegiatan.

c. PA, PP dan konselor melakukan diskusi

d. Konselor memfasilitasi kreatifitas

e. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, PP dalam meningkatkan

kemampuan mengatasi masalah.

C. Tujuan :

1. Tujuan Umum :

Setelah dilakukan ronde keperawatan di harapkan masalah pasien dapat teratasi

2. Tujuan khusus :

Setelah dilakukan ronde keperawatan di harapkan seluruh tim keperawatan mampu :

a. Menumbuhkan cara berfikir yang kritis dan sistematis.

b. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada

masalah pasien.

c. Meningkatkan cara berfikir yang sistematis

d. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.

e. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.

f. Meningkatkan kemampuan justifikasi

g. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

Page 3: Identitas Pasien Fix

25

h. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan

D. Manfaat

1. Masalah pasien dapat teratasi

2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi

3. Terciptanya komunitas keperawatan yang propesional

4. Terjalinnya kerjasama antar tim.

5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan benar.

E. Kriteria Klien

Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan

tindakan keperawatan.

F. Metode.

Diskusi

G. Alat bantu

1. Sarana diskusi

2. Alat bantu demonstrasi

H. Langkah-lankah kegiatan Ronde keperawatan :

1. Pra ronde

a. Menentukan kasus dan topic

b. Menetukan tim ronde

c. Membuat imformed consent

d. Membuat pre planning

e. Diskusi

f. Mencari sumber atau literature

Page 4: Identitas Pasien Fix

26

2. Pelaksanaan Ronde

a. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer yang difokuskan pada masalah

keperawatan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu

didiskusikan.

b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.

c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau kepala ruangan tentang

masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan

3. Pasca ronde

a. Evaluasi, revisi dan perbaikan.

b. Kesimpulan dan rekomendasi

c. Penegakan diagnose : intervensi perawatan selanjutnya.

I. Peran masing-masing tim :

1. Peran perawat primer dan perawat pelaksana

a. Menjelaskan data klien yang mendukung masalah klien.

b. Menjelaskan diagnose keperawatan.

c. Menjelaskan intervensi yang dilakukan.

d. Menjelaskan hasil yang didapat.

e. Menjelaskan rasional intervensi keperawatan dan tindakan yang dilakukan.

f. Menggali masalah-masalah klien yang belum terkaji

2. Peran perawat konselor

a. Memberikan justifikasi.

b. Memberikan reinforcemen.

c. Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta rasional

tindakan.

Page 5: Identitas Pasien Fix

27

d. Mengarahkan dan mengoreksi.

e. Mengintegrasikan konsep dari teori yang telah dipelajari.

J. Kriteria Evaluasi :

1. Struktur

a. Persyaratan administrative (informed consent, alat dan lainya)

b. Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan.

c. Persiapan dilakukan sebelumnya.

2. Proses

a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hinggga akhir

b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang sudah

ditentukan.

3. Hasil

a. Klien merasa puas dengan hasil pelayanan

b. Masalah klien dapat tertasi

c. Perawat dapat :

1) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis

2) Meningkatkan berpikir yang sistematis

3) Meningkatkan kemampuan validitas data klien

4) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnose keperawatan

5) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berpotensi

pada masalah klien

6) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan

7) Meningkatkan kemam[puan justifikasi

8) Meningkatkan kemampuan hasil kerja

Page 6: Identitas Pasien Fix

28

RENCANA PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN PADA KLIEN An. M.T DENGAN MASALAH KEPERAWATAN DENGAN KDS DENGAN SUSPEK MENINGITIS DIRUANG TULIP IIA / ANAK RSUD ULIN BANJARMASIN

Topik : Asuhan Keperawatan Pasien dengan Diagnosa KDS dengan Suspek Meningitis

Sasaran : An. M.T

Waktu : 40 Menit.

Hari/tanggal : Senin, 21 Maret 2016

A. Tujuan

1. Tujuan Umum :

Setelah dilakukan ronde keperawatan di harapkan masalah-masalah pasien dapat teratasi.

2. Tujuan Khusus :

Setelah dilakukan ronde keperawatan di harapkan :

a. Tim keperawatan dapat menggali masalah-masalah klien yang belum

teratasi

b. Mampu mengemukakan alasan ilmiah terhadap masalah pasien

c. Mampu merumuskan intervensi keperawatan yang tepat masalah pasien

d. Mampu mendemonstrasikan tindakan yang tepat yang berhubungan

dengan masalah pasien.

e. Mampu mngadakan justifikasi terhadap rencana dan tindakan

keperawatan yang telah dilakukan.

B. Sasaran

Keluarga mengatakan An.M.T + 3 minggu mengalami batuk, klien tidak pernah

mendapatkan imunisasi sebelumnya dank e 3 saudaranya memiliki riwayat batuk

berdahak, yang sama namun tidak pernah mengalami kontak langsung dengan

penderita TB. Pada tanggal 14 Maret 2016 + jam 3 pagi An.M.T ada kejang 1x

tanpa disertai demam sebelumnya namun ada muntah 1x tiba-tiba klien sesak nafas

kemudian An.MT dibawa oleh keluarga ke mantra setempat dan mendapatka obat

Page 7: Identitas Pasien Fix

29

silosela kemuadian melihat pasien kejang keluarga segera membawa ke UGD RSUD

Ulin Banjarmasin dan mendapatkan terapi di UGD Injeksi stesolid 10mg, infus IVFD

Dex 5 ½ NS ekstremitas atas sinistra.

C. Materi :

1. Asuhan keperawatan pasien dengan KDS dengan Suspek Meningitis

2. Masalah-masalah yang muncul pada KDS dengan Suspek Meningitis

D. Metode :

1. Diskusi

2. Demonstrasi

E. Media :

1. Makalah

2. Sarana diskusi

3. Materi yang di sampaikan secara lisan

F. Kegiatan ronde keperawatan.

No Tahap Keg Tim Tempat Waktu Penaggung jwb

1 Pra ronde Pra ronde 1. Menentukan kasus

dan topik.

2. Menentukan Tim

ronde

3. Menentukan literature

4. Membuat proposal

5. Mempersiapkan klien

6. Diskusi pelaksanaan

Ruang Tulip IIA / Anak

3 hari sebelum ronde

2 Ronde Pembukaan

1. Salam pembuka

2. Memperkenalkan tim

ronde

3. Menyampaikan

identitas dan masalah

Ruang Tulip IIA / Anak

5 menit

Page 8: Identitas Pasien Fix

30

klien

4. Menjelaskan tujuan

ronde.

3 Penyajian masalah :

1. Memberikan salam

dan memperkenalkan

klien dan keluarga

pada tim ronde.

2. Menjelaskan riwayat

penyakit dan

keperawatan klien

3. Menjelaskan masalah

klien dan rencana

tindakan yang telah

dilaksanankan serta

menentukan prioritas

yang perlu

didiskusikan.

Validasi Data:

1. Mencocokan dan

menjelaskan kembali

data yang telah

disampaikan

2. Diskusikan antar

anggotabtim dan

klien tentang

masalah keperawatan

tersebut

3. Pemberian justifikasi

oleh perawat primer

atau konselor auat

kepala ruangan

Ruang Tulip IIA / Anak

30 menit

Page 9: Identitas Pasien Fix

31

tentang masalah

klien serta rencana

tindakan yang akan

dilakukan.

4. Menentukan

tindakan

keperawatan pada

masalah prioritas

yang telah diterapkan

Pasca ronde 1.Evalasi dan

rekomendasi

intervensi

keperawatan

2. Penutup

Ruang Tulip IIA / Anak

G. Kriteria evaluasi :

1. Struktur

a. Ronde keperawatan dilakukan di ruangan RSUD Ulin Banjarmasin.

b. Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan

c. Persiapan dilakukan sebelumnya

2. Proses

a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.

b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai yang telah

ditentukan.

3. Hasil

a. Klien merasa puas dengan hasil kegiatan

b. Masalah klien dapat teratasi

c. Perawat dapat :

1) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistematis

2) Meningkatkan kemampuan validitas data klien

3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.

Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang

berorientasikan pada masalah pasien

4) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan

Page 10: Identitas Pasien Fix

32

5) Meningkatkan kemampuan justifikasi

6) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja

H. Pengorganisasian

1. Kepala ruangan :Lili Kirana, S.Kep

2. Supervisor : Nilariani, S.Kep

3. Ketua Tim : Supri Hawini, S.Kep

4. Konselor : Sry Andani, S.Kep

5. Perawat Pelaksana 1 : Winni Febriari, S.Kep

6. Perawat Pelaksana 2 : Sufyan Hidayat, S.Kep

7. Perawat Pelaksana 3 : Desi Ekasari, S.Kep

8. Perawat Pelaksana 4 : Apri Kuswanto, S.Kep

9. Perawat Pelaksana 5 : Ardianto, S.Kep

10. Konselor :

a. H.Iswantoro, S.Kep, MM

b. Hj.Ernie Aprilia, SPd,S.Kep,Ns,MM

c. Taufik Hidayat, S.Kep.M.MKes

d. dr. Nurul Hidayah, Sp.AK

e. Reni Yustiati. S

f. Siti Akbari, S.Gz

g. Theresia Ivana, S.Kep. MSN

Page 11: Identitas Pasien Fix

33

RESUME PASIEN –PELAKSANAAN RONDE

STUDI KASUS

3.1 PENGKAJIAN

DATA UMUM :

Ruangan :Ruang Observasi (Tulip IIA Ruang Anak)

RSUD. Ulin Banjarmasin

Kamar : Observasi Bed 6

Tanggal Masuk : 14 Maret 2016

Diagnosa Medis : KDS dengan Susp. Menigitis

Tanggal Pengakajian : 15 Maret 2016

I. Identitas Pasien dan Keluarga

a. Nama Pasien : An. M.T

Umur/ Tanggl Lahir : 3 Tahun

Jenis Kelamin : Laki - laki

Agama : Islam

Pendidikan : Belum Sekolah

Alamat : Pal 5 Gang Kannia

Page 12: Identitas Pasien Fix

34

b. Nama Ayah : Tn. D

Umur : tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Swasta

c. Nama Ibu : Ny. N

Umur : 36 Tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : IRT

II. Riwayat Kesehatan Sekarang

a. Keluhan Utama : Keluarga klien mengatakan “ + 3 pagi tadi An.M.T

ada kejang lagi 1x panas masih naik turun, nafas sesak dan belum ada

sadarkan diri.”

b. Uraian Keluahan Utama : Keluarga klien mengatakan “ An.M.T + 3

minggu mengalami batuk, klien tidak pernah mendapatkan imunisasi

sebelumnya, dan 3 orang saudara An.M.T memiliki riwayat batuk

berdahak yang sama namun tidak pernah mengalami kontak langsung

dengan penderita TB. Pada tanggal 14/3/2016 + jam 3 pagi An. M.T ada

kejang 1x tidak ada disertai demam sebelumnya namun ada muntah 1x,

tiba-tiba klien sesak nafas kemudian An.M.T dibawa oleh keluarga ke

UGD RSUD Ulin Banjarmasin dan mendapatkan terapi di UGD : Stesolid

10mg, infus IVFD D5% ½ NS ekstemitas atas sinistra.

X. Pemeriksaan Fisik

Page 13: Identitas Pasien Fix

35

a) Pengukuran Pertumbuhan

Tinggi Badan : 97cm

Berat Badan : 15 kg

Lingkar Kepala : 48cm

b) Pengukuran Fisiologik

Suhu : 38,3 0C

Nadi : 122x / Menit

Pernafasan :52x/ Menit

c) Keadaan Umum : Tampak lemah, terbaring di atas tempat tidur.

d) Kulit : Turgor kulit baik, turgor kulit <2 detik, CRT <2 detik.

e) Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran.

f) Kepala : rambut tampak bersih, warna rambut hitam, lurus, tidak ada luka di

kepala.

g) Leher : bentuk leher simetris kiri dan kanan, tidak tampak benjolan kelenjar

tiroid.

h) Mata : konjungtiva anemis, agak kemerahan sebelah kanan.

i) Telinga : bentuk telinga simetris kiri dan kanan, tampak bersih, tidak tampak

serumen.

j) Hidung : Hidung tampak bersih, tidak tampak serumen, tidak terdapat

pembesaran polip

Page 14: Identitas Pasien Fix

36

k) Mulut dan Tenggorokan :Mulut tampak bersih, tenggorokan tidak

tampak adanya bonjolan tonsil.

l) Dada : I : Bentuk dada simetris, tidak terdapat lesi.

P : Tidak ada nyeri tekan

P : Sonor

A: Bunyi napas vesikuler

m) Paru – paru : I : Ekspansi dada simetris

P : Taktil premitus getaran seimbang

P : Sonor

A : Bunyi napas ronchi +-/+-

n) Jantung: I : Iktus cordik tidak terlihat

P : -

P : Pekak

A : bunyi jantung S1 & S2 tunggal

o) Abdomen I : tidak terdapat asites, tidak terdapat lesi, bentuk simetris

P : Tidak ada nyeri tekan, abdomen teraba keras (Skibalal)

P : Pekak

A : Bising usus terdengar 7x/ menit

p) Genitalia : klien berjenis kelamin laki - laki, tidak ada lesi.

q) Anus : Ada, tidak ada lecet.

r) Punggung dan Ekstremitas : punggung klien tidak ada pembengkok ke

kanan, ekstremitas atas dan bawah sebelah kiri mengalami kelemahan skala otot :

Page 15: Identitas Pasien Fix

37

3 3 3 3 1 1 1 1

3 3 3 3 1 1 1 1

Ket :

0 : Otot sama sekali tidak mampu bergerak, tampak berkontraksi, bila

lengan/dilepaskan akan jatuh.

1 : Tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada tahanan sewaktu

jatuh.

2: Mampu menahan tegak yang berarti mampu menahan gravitasi (saja),

tapi dengan sentuhan akan jatuh.

3: Mampu menahan tegak walaupun sedikit di dorong tetapi tidak mampu

melawan tekan atau dorongan dari pemeriksa.

4: Kekuatan kurang dibandingkan sisi lain

5: Kekuatan utuh

s) Pemeriksaan Neurologis

Fungsi Serebral : mengalami gangguan.

Motorik :

Sensorik :

Reflek Fisiologis : Bisep (+/+), trisep (+/+), patella (+/+), Achilles (+/+)

Reflek Patologis : Babinski (-/-), Hoffman tromer (-/-), chaddock (-/-)

+ +

+ +

+ +

+ +

Page 16: Identitas Pasien Fix

38

Peneriksaan Meningeal : Bruzinki I (+), Bruzinki II (+), Kaku Kuduk (+)

III. Kebiasaan Sehari – hari

a) Pola Nutrisi :

Sebelum sakit : Klien makan 3 x sehari dengan porsi sedang dan nafsu

makan baik.

Setelah sakit : selama dilakukan perawatan dirumah sakit klien

mengkonsumsi diit yang berikan. Klien di bantu dalam pemenuhan

nutrisi seperti makan dan minum melalu cairan intravena.

b) Pola Eliminasi :

Sebelum sakit : BAK 6–7 kali sehari, untuk BAB 2 hari sekali.

Setelah sakit : BAK klien tidak mengalami perubahan, namun klien

dibantu dalam melakukan BAK dan BAB klien beluma ada BAB selama

perawatan.

c) Pola Tidur :

Sebelum Sakit : klien biasa tidur dirumah 7-8 jam sehari.

Setelah sakit : klien tampak lebih banyak tidur, terkadang tampak

gelisah.

d) Pola Aktivitas

Sebelum sakit : klien memerlukan bantuan dalam pemenuhan kebutuhan

sehari-hari.

Page 17: Identitas Pasien Fix

39

Sesudah sakit : Klien dalam melakukan kegiatan sehari-hari selalu didampingi

orangtua maupun kakeknya dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Aktivitas 0 1 2 3 4

Makan dan minum +

Toileting +

Berpakaian +

Mobilisasi ditempat tidur +

Berpindah +

Ambulasi +

Keterangan :

0 : Mandiri

1 : Bantuan dengan alat

2 : Bantuan orang

3 : Bantuan dengan orang dan alat

4 : Bantuan Penuh

IV. Riwayat Kesehatan Masa Lampau

a. Riwayat Kesehatan Sebelum Lahir :

Ibu klien mengatakan semenjak masih dalam kandungan klien tidak

mengalami masalah. Klien tidak pernah sama sekali mendapatkan

imunisasi sejak lahir.

b. Riwayat Kelahiran :

Page 18: Identitas Pasien Fix

40

Ibu klien mengatakan klien dilahirkan dalam keadaan normal, dengan

persalinan spontan dibantu oleh Petugas Kesehatan.

c. Riwayat Yang Berhubungan Dengan Cacat Bawaan / Penyakit :

Ibu klien mengatakan klien tidak ada mengalami cacat bawaan ataupun

penyakit keturunan.

d. Riwayat Kesehatan Dalam Keluarga :

Ibu klien mengatakan dalam keluarga klien ada penyakit keturunan yang

pernah diderita keluarganya namun + 3 minggu terakhir keluarga

mengalami batuk-batuk.

e. Tumbuh Kembang : Tumbuh kembang klien baik dan sesuai

perkembangan seusianya.

f. Imunisasi : Ibu klien mengatakan anaknya belum pernah mendapatkan

dilakukan imunisasi lengkap.

g. Riwayat Pengobatan Yang Lalu (termasuk riwayat alergik) : Klien

sebelumnya tidak pernah mengalami pengobatan seperti sekarang dan klien

juga tidak mempunyai riwayat alergi.

VI. Kesehatan Mental

a. Pola Interaksi : Ibu klien mengatakan, “Anak saya susah diajak bicara,

klien tampak malas berbicara”

b. Pola kognitif : Klien tidak merespon ketika dilakukan pengkajian.

c. Pola Emosi : Pola emosi klien mengalami penurunan dikarenakan klien

mengalami penurunan kesadaran.

d. Konsep diri : Keluarga klien tampak cemas akan keadaan anaknya.

Page 19: Identitas Pasien Fix

41

e. Pola Pertahanan Diri : Klien hanya diam saja ketika diberikan respon

verbal.

f. Pola Pertahanan Keluarga : Klien tampak di rawat oleh ke dua orang

tuanya.

VII. Kesehatan Sosial

a. Pola rekreasi : Keluarga klien mengatakan klien hanya beberapa kali

dibawa rekreasi ke kampung halaman untuk berlibur.

b. Lingkungan : Keluarga klien megatakan lingkungan perumahan klien

cukup bersih, setiap minggu selalu ada petugas yang membersihkan

pembungan limbah rumah tangga secara rutin.

VIII. Kesehatan Spiritual

a. Agama Yang Dianut : klien beragama Islam

b. Nilai – nilai Spiritual : keluarga klien biasa beribadah runtin sholat 5 waktu

dan berdoa memohon agar seluruh anggota keluarganya diberikan

kesehatan terlebih klien yang sedang sakit di rumah sakit, mereka selalu

berdoa agar cepat sembuh seperti sebelumnya.

IX. Pemeriksaan Penunjang

Page 20: Identitas Pasien Fix

42

a. Pemeriksaan Laboratorium tanggal 14 Maret 2016

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

HEMATOLOGI

Hemoglobin

Leukosit

Eritrosit

Hematokrit

Trombosit

RDW-CV

11,9

19,3

5,53

37,9

248

14,5

11,00-16,00g/dl

4,65-10,3ribu/ul

4,00-5,50juta/ul

32,00-44.00vol%

150-356 ribu/ul

12,1-14,0%

MCV,MCH,MCHC

MCV

MCH

MCHC

68,7

21,5

31,3

75,0-96,0fl

28,0-32,0pg

33,0-37,0%

HITUNGAN JENIS

Grand %

Limfosit %

MID %

Grand#

Limfosit#

MID#

43,0

50,6

6,4

8,30

9,8

1,2

50,0-70,0%

25,0-40,0%

4,0-11,0%

2,50-7,00ribu/ul

1,25-4,0 ribu/ul

ribu/ul

ELEKTROLIT

Natrium

Kalium

Chlorida

133,4

4,2

103,3

mmol/l

mmol/l

mmol/l

b. Pemeriksaan Thorax 16 Maret 2016

Page 21: Identitas Pasien Fix

43

Cor : ukuran normal

Pulmo : tidak tampak konsolidasi/infiltrat/nodul, tampak

Perbesaran kgb hilus kanana

Sinus tajam

Kesimpulan: Curiga KGB hilus kanan (TB)

b.Terapi

1) Ceftriaxon 2x700mg

2) Dexametason 3x3,2mg

3) Paracetamol 140mg

4) Phenitoin 2x35mg K/P

Page 22: Identitas Pasien Fix

MEDIKASI

Nama Obat Indikasi Kontraindikasi Efek Samping Mekanisme Kerja

Obat

Konsiderasi

Perawat

Ceftriaxone

2x700mg (IV)

Mengatasi infeksi

berat : Infeksi saluran

pernapasan, infeksi

saluran kemih, infeksi

gonore, sepsis,

meningitis, infeksi

tulang dan jaringan,

infeksi kulit

Hipersensitivitas

terhadap

cefriaxone atau

sefalosporin

Gangguan

pencernaan

Merupakan

golongan

sefalosporin

mempunyai

spectrum yang luas

dan waktu paru

eliminasi 8 jam.

Ceftriaxone efektif

terhadap

mikroorganisme

gram positif dan

Kaji riwayat

alergi obat

Sebelum

pemberian

lakukan skin test

Jelaskan indikasi

dan

kontraindikasi

obat

Observasi reaksi

epeksamping

Page 23: Identitas Pasien Fix

24

gram negative. obat

Dexametason 3x 3,2

mg (IV)

Obat anti inflamasi,

pengobatan rematik

arthritis, alergi

dermatitis, penyakit

kulit, penyakit inflamasi

pada masa dan kondisi

lain dimana

glucocokortikosteroid

berguna lebih

menguntungkan seperti

penyakit leukemia

tertentu dan limfoma

dan inflamasi pada

Penderita yang

hipersensitif pada

dexametason,

penderita infeksi

jamur sistemik,

jangan diberikan

pada pendeerita

herpes simplek

pada mata,

tuberkolosis aktif,

peptic ulcer atau

psikosis

Pegobatan

berkepanjangan

akan

mengakibatkan

efek katabolic

steroid seperti

kehabisan

protein,

osteoporosis,

dan penghambat

pertumbuhan

anak

Kelompok obat

kortikosteroid, yang

bekerja dengan cara

mencegah pelepasan

zat-zat dalam tubuh

yang menyebabkan

peradangan.

Kaji riwayat

alergi obat

Jelaskan

indikasi dan

kontraindikas

i obat

Observasi

reaksi

epeksamping

obat

Page 24: Identitas Pasien Fix

25

jaringan lunak dan

anemia hemolitik

Paracetamol 140mg

(IV)

Meredakan nyeri,

seperti sakit kepala,

sakit gigi, sakit pada

otot, dan menurunkan

Alergi paracetaol/

acetaminophen,

gangguan fungsi

hati, gangguan

fungsi ginjal,

shock, overdosis

Acetainophen, gizi

buruk

Ruam atau

pembengkakan,

hipotensi,

kerusakan hati

dan ginjal

pemakaian dosis

tinggi

Hypersensitif

terhadap

paracetamol dan

defisiensi glokuse 6

fosfatdehidroganase,

tidak diperbolehkan

digunakan pada

pasien dengan

gangguan fungsi

hati

Kaji riwayat

alergi obat

Kaji apakah

ada riwayat

penyakit hati

dan ginjal

Jelaskan

indikasi dan

kontraindikas

i obat

Observasi

reaksi

Page 25: Identitas Pasien Fix

26

epeksamping

obat

Phenitoin 2x35mg

(IV)

Kejang umum, tonic

klonik, kejang parsial,

status epileptukus

Pasien yang

hipersensitifitas

terhadap penitoin

Nistagmus,

ataksia,

pusing,susah

tidur, gelisah,

kejang,

mual,muntah,

konstipasi,

periarterisis

nodosa,

kelaianan

immuglobulin

Mekanisme kerja

utamanya pada

korteks motoris

yaitu menghambat

penyebaran aktivitas

kejang dan juga

menstabilkan abang

rangsang terhadap

hipereksitibilitas

Kaji riwayat

alergi obat

Jelaskan

indikasi dan

kontraindikas

i obat

Observasi

reaksi

epeksamping

obat

Ambroxol 3x ½ cth Penyakit saluran Pasien dengan Gangguan Ambroxol Kaji riwayat

Page 26: Identitas Pasien Fix

27

pernafasan akut dan

kronis yang disertai

sekresi bronchial yang

abnormal, khususnya

bronchitis kronis,

bronchitis asmatik,

asma bronchial.

reaksi alergi atau

hipersensitif

terhadap ambroxol

saluran

pencernaan

merupakan

matabolit aktif N-

desmetyl dari

mukolitik

Bromheksin.

Mekanismenya

belum diketahui

pasti, kemungkinan

kunatitas dan

menurunkan

viskositas sekresi

tracheobronchial,

dan juga berperan

sebagai ekspektoran

alergi obat

Jelaskan

indikasi dan

kontraindikas

i obat

Observasi

reaksi

epeksamping

obat

Page 27: Identitas Pasien Fix

28

dengan eningkatkan

mucociliary

transport melalui

stimulus motilitas

silia

Page 28: Identitas Pasien Fix

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah Keperawatan

1. DS :

Orang tua klien mengatakan

“+ 8 pagi tadi An.M.T ada

kejang lagi 1x panas masih

naik turun”

DO :

- Klien tampak tidak

sadarkan diri

- Mukosa tampak kering

- Akral teraba hangat

- TTV : Temp. 38,8○C

- Hasil lab : Leukosit

19,3ribu/uL

Hipertermi berhubungan

dengan proses peradangan

sel selaput otak

2. DS :

Orang klien mengatakan “

klien mengalami sesak dan + 3

minggu mengalami batuk”

DO :

- Klien tampak lemah

- TTV : Resp. 52x/menit

Ketidakefektifan bersihan

jalan nafas berhubungan

dengan penumpukan secret

Page 29: Identitas Pasien Fix

24

- Pemeriksaan Fisik :

Dada

I : Bentuk dada simetris, tidak

terdapat lesi.

P : Tidak ada nyeri tekan

P : Sonor

A: Bunyi napas vesikuler

Paru – paru

I : Ekspansi dada simetris

P : Taktil premitus getaran

seimbang

P : Sonor

A : Bunyi napas vesikuler

3.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan sel selaput

otak

2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan

penumpukan secret

C. Rencana dan Tindakan

1. Diagnosa 1

a. Observasi tanda-tanda vital

Page 30: Identitas Pasien Fix

25

R/ untuk mengetahui perubahan tanda-tanda vital klien terutaa

temperatur

b. Kaji adanya perubahan warna kulit pada klien

R/ pada klien yang hipertermi dapat terjadi perubahan warna

kulit

c. Kaji tanda-tanda adanya sianosis pada klien

R/ Pada klien hipertermi biasanya terjadi sianosis yang

ditujukan dengan adanya kebiru-biruan pada ujung eksremitas

dan pada mokusa bibir

d. Anjurkan pada keluarga memberikan kompres hangat pada dahi

atau axilla

R/ Daerah dahi atau axilla erupakan jaringan tipius dan terdapat

pembuluh darah sehingga proses vasodilatasi pembuluh darah

lebih cepat sehingga pergerakan molekul cepat.

e. Beri minum sering tapi sedikit

R/ Untuk mengganti cairan yang hilang selama proses evaporasi

f. Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian tipis dan mudah

menyerap keringat

R/ Pakaian yang tipis dan menyerap keringat dapat

mempercepat proses evaporasi

g. Kolaborasi dalam pemberian obat antipiretik (Paracetamol 3x

140mg (IV) )

R/ Obat atipiretik bekerja sebagai pengatur kembali pusat

pengatur panas.

Page 31: Identitas Pasien Fix

26

2. Diagnosa 2

a. Observasi tanda-tanda vital

R/ Untuk mengetahui perubahan fisiologis tubuh

b. Kaji gerakan dada amatis simetris, penggunaan otot asesori,

retraksi otot supravikuler dan gerakan intercostals

R/ Menunjukkan keparahan dari gangguan respirasi yang terjadi

dan menentukan intervensi yang akan diberikan.

c. Auskultasi suara napas tambahan

R/ Suara nafas tambahan dapat menjadi indicator gangguan

kepatenan jalan napas

d. Observasi pola napas bradypne, tachypnea, hyperventilasi, napas

kusmaul, napas cheyne-stokes, apnea, napas biot’s dan pola

ataxic.

R/ Mengetahui permasalahan jalan napas yang dialami dan

keepektifan pola napas klien untuk memenuhi kebutuhan

oksigen tubuh.

e. Kolaborasi pemberian oksigen 2 liter per menit

R/ Untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi dalam tubuh

f. Kolaborasi pemberian obat (Ambroxol 3x ½ cth)

R/ Untuk mengatasi penyakit saluran pernafasan akut dan kronis

yang disertai sekresi bronchial yang abnormal, khususnya

bronchitis kronis, bronchitis asmatik, asma bronchial.

D. Evaluasi

Jum’at 18 Maret 2016

Page 32: Identitas Pasien Fix

27

1. Hipertermi teratasi hasil temperature terakhir 36,70C/axilla.

2. Ketidakepektifan bersihan jalan napas teratasi sebagian ditandai

dengan sesak berkurang, bunyinapas tambahan ronchi (+), RR : 29

x/ menit, O2 terpasang 2 liter per menit.