Ian
-
Upload
thangkemargondatanduk -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
description
Transcript of Ian
Sistem Respirasi
Awalliantoni
102011411
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510
E-Mail : [email protected]
Abstrak
Manusia atau mahluk hidup lain memerlukan udara untuk bernafas karena
manusia dikatakan masih hidup apabila manusia bernafas. fungsi utama pernafasan
adalah untuk memperoleh O2 agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh dan
mengeleminasi CO2 yang dihasilkan oleh sel-sel. Sel-sel tubuh memerlukan pasokan
O2 untuk menunjang reaksi-reaksi kimia yang menghasilkan energi. CO2 yang
dihasilkan oleh reaksi-reaksi tersebut harus dieliminasi dari tubuh dengan kecepatan
yang sama dengan pembentukkannya agar tidak terjadi fluktasi yang berbahaya
karena CO2 menghasilkan asam karbonat.Pernafasan melibatkan keseluruhan proses
yang menyebabkan pergerakan pasif O2 dari atmosfer ke jaringan untuk menunjang
metabolisme sel, serta pergerakan pasif CO2 selanjutnya yang merupakan produk sisa
metabolisme dari jaringan ke atmosfer. Sistem pernafasan ikut berperan dalam
homeostasis dengan mempertukarkan O2 dan CO2 antara atmosfer dan darah. Darah
mengangkut O2 dan CO2 antara sistem pernafasan dan jaringan. Sistem pernafasan
terdiri atas organ pertukaran gas dan suatu pompa ventilasi paru. Pompa ventilasi paru
ini terdiri atas dinding dada, otot pernafasan, jaras serta saraf yang menghubungkan
pusat pernafasan dengan otot pernafasan. Manusia bernafas sebanyak 6 liter udara
permenit ( 1 liter = 10-3m3 ). Secara kebetulan volume ini sama besar dengan volume
darah yang dipompa oleh jantung tiap menit. Pria bernafas 12 kali permenit saat
beristirahat , wanita 20 kali per menit dan anak-anak bernafas sekitar 60 kali per
menit. Faktor usia juga mempengaruhi tingkat pernafasan. Perokok berat juga dapat
mengalami gangguan pada pernapasan.
- 1 -
Gambar 1.Hidung
Pendahuluan
. Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O2) yang dibutuhkan tubuh
untuk metabolisme sel dan karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari metabolisme
tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru.
STRUKTUR PERNAPASAN
Struktur secara Makro
1. Hidung
berbentuk piramid, pangkalnya berkesinambungan dengan dahi dan
ujungnya bebasnya disebut puncak hidung. Kearah inferior hidung
memiliki 2 pintu masuk berbentuk bulat panjang, yakni nares yang
dipisahkan oleh septum nasi. Permukaan infero-lateral hidung berakhir
sebagai alae nasi yang bulat. Kearah medial permukaan lateral ini berlanjut
pada dorsum nasi yang tengah. Penyangga hidung terdiri dari tulang dan
tulang-tulang rawan hialin. Rangka bagian tulang terdiri atas os nasale,
processus frontalis maxilllae dan bagian nasal ossis frontalis. Rangka
tulang rawan terdiri dari cartilago septi nasi, cartilago nasi lateralis dan
cartilago ala nasi major dan minor, yang bersama-sama dengan tulang
disekatnya saling di hubungkan. Keterbukaan bagian atas hidung
dipertahankan oleh os nasale dan processus frontalis maxillae dan di bagian
bawah oleh tulang-tulang rawannya. Otot yang melapisi hidung merupakan
bagian dari otot wajah. Otot hidung tersusun dari M nasalis dan M depressor
septi nasi. Pendarahan hidung bagian luar disuplai oleh cabang-cabang A
- 2 -
facialis, A dorsalis nasi cabang, A ophthalamica dan A infraorbitalis cabang A
maxilla interna. Pembuluh baliknya menuju V facialis dan V opthalamica.1
2. Faring
faring adalah sebuah pipa musculomembranosa panjang 12-14 cm,
membentang dari bassis cranii sampai setinggi cervikal 6 atau tepi bawah
cartilago cricoidea. Paling lebar dibagian superior, berukuran 3,5 cm
disebelah kaudal dilanjutkan dengan oesophagus. Pada batas faring dengan
oesophagus lebarnya menjadi sekitar 1,5 co. Tempat ini merupakan bagian
tersempit saluran pencernaan, selain appendix permiformis. Disebelah cranial
faring dibatasi oleh bagian posterior coorpus ossis sphenoidalis. Dan pars
bassilaris ossis occipitalis. Disebalah dorsal dan lateral faring terdapat jaringan
penyambung longgar yang menepati spatium peripharyngeal. Disebelah
dorsal, jaringan penyambung longgar tersebut memisahkan faring dari fascia
alaris. Disebelah ventral, faring terbuka kedalam rongga hidung, mulut dan
laring. Dengan demikian dinding anterior tidak sempurna. Spatium pharyngeal
terdiri atas 2 bagian yakni spatium parapharyngeale dan spatium
retropharyngeal.
Struktur faring terdiri dari
Dari luar ke dalam faring mempunyai lapisan-lapisan yaitu
- tunica adventitia
Letak di permukaan luar lapisan otot lingkar faring, Mm. Constrictores
faring. Didaearah oropharyng fascia ini disebut fascia buccopharyngea,
setelah melekat pada pada raphe pterygomandibularis fascia ini melintas ke
- 3 -
Gambar 2.Faring
muka, melewati raphe tersebut untuk berlanjut sebagai fascia buccinatoria
yang menutupi M buccinator. Disebelah luar fasci ini, yakni didalam spatium
peripharyngeale, terdapat jaringan ikat longgar.
- tunica/ lamina muscularis
- tunica/ membrana fibrosa
Tebal disebelah atas, terutama ditempat yang tidak ada lapisan otot, terletak
antara tunica mucosa dan tunica muscularis. Disebelah medial terletak
terhadap canalis caroticus, fascia pharingobasilaris ini melekat pada pars
basilaris ossis occipitalis dan pars petrosa ossis temporalis, melengkung di
caudal dan tuba auditiva, disebelah ventral melekat pada tepi posterior lamina
medialis processus pterygosidei dan raphe pterygomandibularis . sewaktu
turun lapis membrana fibrosa ini berkurang ketebalannya, tetapi bagian tengah
permukaan pasterior selaput ini diperkuat oleh pita fibrosa yang melekat pasa
tuberculum pharyngeum ossis occipitalis dan turun sebagai raphe faring.
Raphe ini merupakan tempat lekat Mm constrictores faring.
- tunica mucosa.
Mukosa faring bervariasi strukturnya dan dilanjutkan ke dalam tuba auditiva,
cavum nasi, mulut dan laring. Sebagian besar mukosa nasofaring bersilia dan
menyerupai mukosa rongga hidung. Selebihnya, serupa dengan epitel rongga
mulut yakni epitel squmosa bertingkat. Banyak kelenjar mukus ditemukan
disekitar ostium tuba auditivae; juga mukosa naso dan oropharinx berisi
banyak jaringan limfoid.
Faring terdiri dari 3 bagian yakni
- nasopharynx
- oropharynx
- laringopharynx1
3. laring
- 4 -
Gambar 3. laring
laring merupakan saluran udara yang bersifat sphicter dan juga organ
pembentuk suara, membentang antara lidah sampai trachea atau pada
laki-laki dewasa setinggi vetebra cervical 3 sampai 6, tetapi sedikit lebih
tinggi pada anak dan perempuan dewasa. Laring berada di antara
pembuluh-pembuluhbesar leher dan disebelah ventral tertutup olleh kulit
dan fascia-fascia dan otot-otot depresor lidah. Kearah atas laring terbuka ke
dalam laryngopharinx; dinding posterioar laring menjadi dinding anterior
laryngopharynx. Ke arah bawah, laring dilanjutkan sebagai trachea. Laring
laki-laki dewasa berukuran lebih besar oleh karena pertumbuhan pesat
menjelang pubertas; cartilago thyreoideanya berproyeksi lebih nyata ke arah
anterior di garis tengah.1
4. trachea
trachea merupakan sebuah pipa udara yang terbentuk dari tulang rawan
dan selaput fibro-muscular, panjangnya sekitar 10-11 cm, sebagai
lanjutan dari laring, membentang sertinggi cervical 6 sampai tepi atas
vetebra thoracal 5. ujung caudal trachea terbagi menjadi broncus
principhalis dexter dan sinister. Trachea terletak hampir pada bagian
sagital, tetapi biasanya bifurkasi trachea sedikit berdesak kearah kanan
oleh arcus aorrtae. Selama inspirasi dalam, mungkin bifurkasi ini turun
sampai setinggi vertebrae thoracal 6. betuk trachea sedikit kurang silindrik,
karena datar disebelah posterior. Cincin trachea berjumlah 16-20, masing-
masing sebagai cincin yang membentuk gambaran huruf U, yang membatasi
dinding 2/3 bagian anterior; disebelah dorsal pipa trachea ini datar karena
dinding dorsal cincin tulang rawan trachea tersebut disempurnakan oleh
jaringan fibro-elastik dan otot polos. Tulang rawan bronchi ekstrapulmonal
lebih pendek dan sempit dan kurang beraturan, tetapi umumnyta serupa bentuk
- 5 -
Gambar 4. trachea
dan susunannya. Cincin pertama tulang rawan trachea dihubungkan dengan
tepi bawah cartilago cricoidea oleh lig. Cricotrachale. Cincin terakhir tulang
rawan trachea menebal dan melebar ditengah dan tepi bawah yakni carina
yang merupakan taju berbentuk kuku segitiga yang melengkung ke bawah dan
belakang diantara bronchi. Kearah distal ketidak aturan lempeng-lempeng
tulang rawan pada brnchi pulmonal ini meningkat. Lempeng tulang rawan
menghilang dipangkal bronchiolus. Trakea dibagi menjadi 2 cabang utama
yaitu brokus kanan dan bronkus kiri yang masing-masing masuk ke paru
kanan dan paru kiri. Didalam setiap paru, bronkus terus bercabang-cabang
menjadi saluran napas yang semakin sempit, pendek dan banyak seperti
percabangan pohon. Cabang terkecil dikenal sebagai bronkiolus . diujung-
ujung bronkiolus terkumpul alveolus, kantung udara kecil tempat terjadi
pertukaran gas-gas antara udara dan darah.1,3
5. paru-paru
sistem respirasi terdiri dari sepasang paru didalam rongga torak. Paru
kanan dibagi oleh fisura tranversa dan oblik menjadi 3 lobus yaitu atas,
tengah dan bawah. Paru kiri mempunyai fisura oblik dan dua lobus.
Pembuluh darah, saraf dan sistem limfatik pada permukaan medialnya diakar
paru atau hilus. Setiap lobus dibagi menjadi sejumlah segmen
bronkopulmonal yang berbentuk baji dengan bagian apeks pada hilus
dan bagian dasarnya pada permukaan paru. Setiap paru dilapisi oleh
membaran tipis yaitu pleura viseralis yang bersambung dengan pleura
parietalis, yang melapisi dinding dada, diafragma, perikardium, dan
mesiastinum.2
6. alveolus
- 6 -
Gambar 5. Paru-paru
Tiap alveolus dikelilingi oleh pembuluh kapiler paru. Disebagian besar
daerah, udara dan darah dipisahkan hanya oleh epitel alveolus dan
endotel kapiler sehingga keduanya terpisah sejauh 0,5. Manusia memiliki
300 juta alveolus, dan luas permukaan total dinding alveolus yang berhubung
dengan kapiler dikedua paru adalah sekitar 70 m2. 4
struktur secara mikro
• Organ yang berongga terdiri dari :
- Tulang
- Tulang rawan hialin
- Otot bercorak
- Jaringan ikat
• Kulit luar : - Epitel berlapis gepeng dengan
lapisan tanduk
- Rambut -rambut halus
- Kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
Tunika mukosa terdiri dari epitel olfaktorius ,ada 4 macam sel :
1.Sel olfaktorius
• Terletak diantara sel basal dan sel penyokong
• Merupakan neuron bipolar dengan dendrit kepermukaan dan akson ke lamina
propria
• Ujung dendrit menggelembung disebut vesikula olfaktorius
• Dari permukaan keluar 6 – 8 silia olfaktorius
• Akson tak bermyelin dan bergabung dengan akson reseptor lain di lamina
propia membentuk Nervus Olfaktorius / N. II
2.Sel penyokong
• Bentuk sel silindris tinggi dengan bagian apex lebar dan bagian basal
menyempit
• Inti lonjong
• Pada permukaan terdapat mikrovili
• Sitoplasma mempunyai granula kuning kecoklatan
3.Sel basal
• Bentuk segitiga
• Inti lonjong
- 7 -
• Merupakan reserve cell / sel cadangan yang akan membentuk sel penyokong
dan mungkin menjadi sel olfaktorius
4.sel sikat
• Sel yang mempunyai mikrovili di bagian apikal
• Lamina propria:
- Mempunyai banyak vena
- Mengandung kelenjar terutama jenis
serosa / kelenjar Bowman,berperan untuk membasahi epitel dan silia ,dan juga
sebagai pelarut zat – zat kimia yang dalam bentuk bau / dapat melarutkan bau-
bauan.
epiglotis
• Rangka terdiri dari T.R Elastis
• Mempunyai 2 permukaan :
*Permukaan lingual yang menghadap ke lidah
- epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk
- merupakan bagian anterior yang paling sering
berkontak dengan akar lidah,pada waktu proses
menelan
- Lamina propria dibawahnya langsung melekat pada
perikondrium
- Ada kelenjar campur dan jaringan limfoid.7
Trachea
Trachea potongan melintang
Mukosa trakea dilapisi epitel bertingkat silindris, bersilia dan bersel goblet. Dalam
lamina propria terdapat kelenjar campur. Tulang rawan yang menjadi rangkanya
- 8 -
adalah tulang rawan hialin yang berbentuk C. Bagian trakea yang mengandung tulang
rawan ini disebut pars kartilagenia trachea. Celah pada huruf C ini ditutup oleh
jaringan ikat dengan kerangka jaringan otot polos. Bagian ini disebut pars
membranasea trachea. Dalam lamina propria juga terdapat kelenjar campur.
Disekeliling trakea, meliputi bagian luar trakea baik pars kartilagenia maupun pars
membranasea, terdapat selubung jaringan ikat jarang yang disebut tunika adventisia.6
Trakea potongan memanjang
Kerangka tulang rawan hialin disini terlihat hanya penggalan tulang rawan yang satu
sama lain dihubungkan oleh jaringan ikat.
bronkus
• Bronkus ekstrapulmonal ---sama dengan trakea ,diameter lebih kecil
• Bronkus intrapulmonal :
- Mukosa membentuk lipatan longitudinal
- Epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet
- Membrana basalis jelas
- Lamina propria :-jaringan ikat jarang
-serat elastis dan muskulus
polos spiral
- 9 -
- Noduli limfatisi
- Kel.Bronkialis ----kelj.campur
- Bentuk sferis
- Tulang rawan tidak beraturan
- Susunan muskulus seperti spiral.7
bronkiolus
• Diameter kira kira 1mm
• Tulang rawan -
• Epitel selapis torak + silia , sel goblet + / -
( bronkiolus besar epitel masih bertingkat torak )
• Lamina propria : - tipis
- kelenjar –
- Noduli limfatisi –
- Otot polos relatif banyak
d/p jaringan ikat
- serat elastin.
Bronkiolus terminalis
• Diameter 0,3 mm
• Epitel selapis torak bersilia , sel goblet –
/ Epitel selapis torak rendah
• Diantara deretan sel ini ada sel clara :
- mikrovili +
- granula kasar
. Lamina propria : sangat tipis ---serat elastin
otot polos + / -
kelenjar –
Nn.ll –
- 10 -
Lapisan luarnya : - serat kolagen
- serat elastin
- pembuluh darah + limf
- saraf.7
Brokiolus respiratorius
• Bagian antara bag.konduksi dan bag.respirasi
• Pendek 1 – 4 mm ,diameter 0,5 mm
• Epitel torak rendah / Epitel selapis kubis ,
silia + / -, goblet –
• Diantara sel kubis terdapat sel clara
• Lamina propria : serat kolagen + serat elastin,otot.polos terputus-putus.7
alveolus
• Epitel selapis gepeng
• Pada dinding alveolus terdapat lubang lubang kecil berbentuk bulat / lonjong
disebut poros / stigma alveolaris
• Stigma ini penting apabila terjadi sumbatan di salah satu cabang bronkus /
bronkiolus karena udara dapat mengalir dari alveolus satu ke alveolus lain.7
- 11 -
FUNGSI PERNAFASAN & OTOT-OTOT PERNAPASAN
Otot-otot inspirasi
M.sternokleidomastoideus M.scalenus M.pectoralis minor M. serratus anterior M. interkostalis externus
Otot-otot ekspirasi
M. interkostalis interna
M. abdominal
Fungsi respirasi
Fungsi utama pernapasan adalah untuk memperoleh O2 agar dapat digunakan
oleh sel-sel tubuh dan mengeliminasi CO2 yang dihasilkan oleh sel.
Fungsi tambahan daripernapasan yaitu
Menyediakan jalan untuk mengeluarkan air dan panas.
Meningkatkan aliran balik vena
Berperan dalam memelihara keseimbangan asam dan basa normal
dengan mengubah jumlah CO2 penghasil asam yang dikeluarkan.
Memungkinkan kita berbicara, menyanyi dan vokalisasi lainnya.
Mempertahankan tubuh dari invasi bahan asing.
Mengeluarkan, memodifikasi, mengaktifkan atau menginaktifkan
berbagai bahan yang melewati sirkulasi paru.4
MEKANISME PERNAFASAN
Paru dan dinding dada merupakan struktur yang elastis. Pada keadaan normal,
hanya ditemukan selapis tipis cairan diantara paru dan dinding dada atau ruang
intraplura. Paru dengan mudah dapat bergeser sepanjang dinding dada, namun
sukar untuk dipisahkan dari dinding dada seperti halnya dua lempeng kaca
basah yang dapat digeser namun tidak dapat dipisahkan. Tekanan didalam
ruang antara paru dan dinding dada bersifat subatmosferik. Pada saat lahir,
jaringan paru mengembang sehimgga teregang dan pada akhir ekspirasi
tenang. Kecenderungan daya recoil jaringan paru untuk menjauhi dinding dada
- 12 -
diimbangi oleh daya recoil dinding dada kearah yang berlawanan. Kika
dinding dada dibuka, paru akan kolaps dan bila dinding kehilangan
elastisitasnya dada akan mengembang menyerupai gentong atau yang disebut
barel shaped.
Inspirasi merupakan proses aktif. Kontraksi otot inspirasi akan meningkatkan
volume intratoraks. Tekanan intrapleura dibagian bassis paru akan turun dari
nilai normal sekitar -2,5 mmHg pada awal inspirasi, menjadi -6
mmHg.jaringan paru ini akan semakin teregang,. Tekanan didalam saluran
udara menjadi sedikit lebih negatif dan udara mengalir ke dalam paru.pada
akhir inspirasi, daya recoil paru mulai menarik dinding dada kembali ke
kedudukan ekspirasi, sampai mencapai keseimbangan kembali antara daya
recoil dindindg dada dan jaringan paru. Tekanan saluran udara menjadi sedikit
lebih sedikit dan udara mengalir meninggalkan paru. Selama pernapasan
tenang, ekspirasi merupakan proses pasif yang tidak memerlukan kontraksi
otot untuk menurunkan volume intratoraks. Namun pada awal ekspirasi sedikit
kontraksi otot inspirasi terjadi. Kontraksi ini berfungsi sebagai peredam daya
recoil paru dan memperlambat ekspirasi paru. Pada inspirasi kuat, tekanan
intrapleura turun mencapai-30 mmHg sehingga pengembangan jaringan paru
menjadi lebih besar. Bila ventilasi meningkat, derajat pengempesan jaringan
paru juga ditingkatkan oleh kontraksi aktif otot ekspierasi yang menurunkan
volume intraroraks.3
Struktur saluran pernapasan
Udara nafas masuk lubang hidung /mulut Ke Faring, Laring, Trakea
Trakea
Bronkus primer
Kanan Kiri
Paru Kanan
- 13 -
Bronkus Kecil
Bronkiolus
Bronkiolus Terminalis
Bronkiolus respiratorius
Duktus Alveolaris
Sakus Alveolaris
Alveolus
Kesimpulan
Pada penapasan manusia, terdapat struktur makro maupun mikro yang
berperan dalam proses pernapasan. Pada mekanisme pernapasan, ekspirasi dan
inspirasi sangat berperan. Pada saat inspirasi, manusia mengambil oksigan dan
pada saat inspirasi manusia mengeluarkan karbondioksida. Fungsi dari
pernapasan antara lain untuk memperoleh O2 agar dapat digunakan oleh sel-sel
tubuh dan mengeliminasi CO2 yang dihasilkan oleh sel. Fungsi tambahan dari
pernapasan dari pernapasan juga ada antara lain memungkinkan kita berbicara,
menyanyi dan vokalisasi lainnya, serta meningkatkan aliran balik vena.
Pernapasan juga dapat mengalami gangguan akibat dari pengaruh rokok antara
- 14 -
lain dapat menyebabkan kesulitan bernapas atau asma dan batuk berdahak.
Jadi kita harus menjaga kesehatan kita terutama kesehatan pada saluran
pernapasan agar kita dapat terhindar dari gangguan pernapasan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Gunardi S. Anatomi sistem pernapasan. Edisi ke-1. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007.
2. Ward J, Leach RM, Wiener CM. At a glance sistem respirasi. Edisi ke-2. jakarta: Erlangga; 2006.
3. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; 2003.
- 15 -
4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. edisi 2. Jakarta: EGC; 2001.
5. Cameron JR, skofronick JG, Grant RM. Fisika tubuh manusia. Edisi ke-2. Jakarta: Sagung seto; 2006.
6. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Histologi. Edisi ke-2. Jakarta: Universitas Trisakti; 2009.
7. Burkit HG, Young B, Heath JW. Histologi fungsional. Edisi ke-3. jakarta: EGC; 1995.
- 16 -