humaniora

13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Suriasumantri (1996), paling tidak ada empat hal yang berkaitan dengan kajian tentang dasar-dasar filsafat ilmu, antara lain, penalaran, logika, sumber pengetahuan dan kriteria kebenaran. Logika juga didefinisikan sebagai kecakapan bernalar yang berkenaan dengan ugkapan lewat bahasa atau alat untuk berfikir secara lurus. Logika yang membahas kebenaran bentuk disebut logika formal dan logika yang membahas kebenaran materi disebut logika material (Supriyanto, 2013) Objek material logika adalah berfikir, sedangkan objek formalnya adalah berfikir lurus, tepat dan teratur menurut asas, hukum logika. Objek material logika adalah manusia itu sendiri (pemikiran), sedangkan objek formalnya ialah kegiatan akal budi untuk melakukan penalaran yang lurus, rasional, tepat dan teratur yang terlihat 1

description

humaniora

Transcript of humaniora

Page 1: humaniora

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Suriasumantri (1996), paling tidak ada empat hal yang

berkaitan dengan kajian tentang dasar-dasar filsafat ilmu, antara lain,

penalaran, logika, sumber pengetahuan dan kriteria kebenaran.

Logika juga didefinisikan sebagai kecakapan bernalar yang berkenaan

dengan ugkapan lewat bahasa atau alat untuk berfikir secara lurus. Logika

yang membahas kebenaran bentuk disebut logika formal dan logika yang

membahas kebenaran materi disebut logika material (Supriyanto, 2013)

Objek material logika adalah berfikir, sedangkan objek formalnya

adalah berfikir lurus, tepat dan teratur menurut asas, hukum logika.

Objek material logika adalah manusia itu sendiri (pemikiran),

sedangkan objek formalnya ialah kegiatan akal budi untuk melakukan

penalaran yang lurus, rasional, tepat dan teratur yang terlihat lewat ungkapan

pikirnya yang diwujudkan dalam bahasa (Supriyanto, 2013)

B. Rumusan Masalah

Penalaran mempengaruhi pemikiran seseorang, baik itu secara deduktif

maupun induktif. Maka berdasarkan uraian, rumusan masalah dalam penulisan

ini adalah apakah itu penalaran deduktif dan induktif?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui penalaran deduktif dan induktif

1

Page 2: humaniora

D. Manfaat Penulisan

1. Menambah wawasan pembaca mengenai penalaran deduktif dan induktif

2

Page 3: humaniora

BAB II

PEMBAHASAN

A. Penalaran Deduktif dan Induktif

1. Pengertian

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan

indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan

pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk

proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang

diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru

yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar

(Wikipedia Ensiklopedia Bebas, 2013)

Menurut Supriyanto, 2013 penalaran atau reasoning merupakan

suatu konsep yang paling umum merujuk pada salah satu proses pemikiran

(kegiatan berfikir) untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai

pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.

Berdasarkan pengertian tersebut maka hakikat penalaran

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika. Atau

kegiatan penalaran merupakan suatu ‘proses berpikir logis’. Berpikir

logis adalah kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu atau logika

tertentu, misalnya logika deduktif atau logika induktif

b. Sifat penalaran adalah analitik dari proses berpikirnya, artinya,

penalaran ilmiah merupakan suatu kegiatan analisis yang m

3

Page 4: humaniora

empergunakan logika ilmiah, dan demikian juga penalaran lainnya

yang mempergunakan logikanya tersendiri pula.

2. Konsep dan Simbol dalam Penalaran

Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk

mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan

dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan

berupa argumen.

Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak

dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang

digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan

simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran

konklusi dari premis.

Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran

manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada

proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi.

Bersama-sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan

terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis

bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan

proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

3. Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran

Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah

untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat-syarat

dalam menalar dapat dipenuhi.

4

Page 5: humaniora

Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki

seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang

salah.

Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi

adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi

sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti

penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan-aturan

berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang

dijadikan sebagai premis tepat.

4. Macam-macam Penalaran

a. Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif adalah system penalaran yang menelaah

prinsip-prinsip penyimpulan yang sah (runtut dan sesuai pertimbangan

akal, tepat) (Supriyanto, 2013)

Penarikkan kesimpulan secara deduktif biasanya

mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme. Silogisme

disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan.

Pernyataan yang mendukung silogisme ini disebut sebagai

premis yang kemudian dibedakan menjadi premis mayor dan premis

minor.

Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari

penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersbut. Penarikan

kesimpulan secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan tidak

5

Page 6: humaniora

langsung. Penarikan tidak langsung ditarik dari dua premis. Penarikan

secara langsung ditarik dari satu premis.

Contoh Silogisme:

Premis Mayor : Seluruh peserta X Factor mampu menyanyi

Premis Minor : Fatin adalah peserta X Factor

Kesimpulan : Fatin mampu menyanyi

b. Penalaran Induktif

Penalaran induktif adalah suatu proses berpikir yang berupa

penarikan kesimpulan yang umum atau dasar pengetahuan tentang hal-

hal yang khusus (Shofiah, 2007)

Artinya,dari fakta-fakta yang ada dapat ditarik suatu

kesimpulan.

Kesimpulan umum yang diperoleh melalui suatu penalaran induktif ini

bukan merupakan bukti. Hal tersebut dikarenakan aturan umum yang

diperoleh dari pemeriksaan beberapa contoh khusus yang benar, belum

tentu berlaku untuk semua kasus.

Bentuk-bentuk Penalaran Induktif:

a) Generalisasi :

Proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang

mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang

bersifat umum

6

Page 7: humaniora

Contoh generalisasi :

Jika dicubit, Jo menjerit

Jika dicubit, Dwi menjerit

Jika dicubit, Mymoon menjerit

Jika dicubit, Anis menjerit

Jadi, jika dicubit, orang akan menjerit.

b) Analogi

Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang

mempunyai sifat yang sama

Contoh analogi :

Anita adalah lulusan STIKes MRH.

Anita dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Dwi adalah lulusan STIKes MRH.

Oleh Sebab itu, Dwi dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

c) Hubungan kausal

Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling

berhubungan.

Macam hubungan kausal :

- Sebab- akibat.

Hujan turun di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir.

- Akibat – Sebab

Andika tidak lulus dalam ujian kali ini disebabkan dia tidak belajar

dengan baik.

7

Page 8: humaniora

- Akibat – Akibat.

Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu

beranggapan jemuran di rumah basah.

8

Page 9: humaniora

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera

(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian

(Wikipedia Insiklopedia Bebas, diakses 2013)

Penalaran terbagi dua macam yaitu penalaran deduktif dan penalaran

induktif. Penalaran deduktif adalah cara menarik kesimpulan khusus dari hal-

hal yang bersifat umum. Penalaran Induktif adalah suatu proses berpikir yang

berupa penarikan kesimpulan yang umum atau dasar pengetahuan tentang hal-

hal yang khusus (Supriyanto, 2013)

B. Saran

1. Bagi Mahasiswi Kebidanan

Diharapkan makalah ini menjadi referensi bacaan untuk menambah

pengetahuan mengenai penalaran deduktif dan induktif

2. Bagi masyarakat

Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi baru sebagai sarana

pendukung untuk memperluas wawasan khususnya di bidang filsafat dan

humaniora.

9

Page 10: humaniora

DAFTAR PUSTAKA

Supriyanto, Stepanus. 2013. Filsafat Ilmu. Prestasi Pustaka Publisher: Jakarta

Suriasumantri Y. 1985. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer. Sinar

Harapan : Jakarta

http://id.wikipedia.org/wiki/Logika

http://irabieber.wordpress.com/2011/10/26/penalaran-deduktif-dan-induktif/

10