hukum islam (kel.1)

26
1. Konsep Hukum dalam Islam a. LATAR BELAKANG SEKALIGUS SEBAGAI PENDAHULUAN Islam sebagai agama mempunyai makna bahwa Islam memenuhi tuntutan kebutuhan manusia di mana saja berada sebagai pedoman hidup baik bagi kehidupan duniawi maupun bagi kehidupan sesudah mati. Dimensi ajaran Islam memberikan aturan bagaimana caranya berhubungan dengan Tuhan atau Khaliqnya, serta aturan bagaimana caranya berhubungan dengan sesama makhluq, termasuk di dalamnya persoalan hubungan dengan alam sekitar atau lingkungan hidup. Dalam perkembangan selanjutnya, dalam mengemban tugas ini, manusia memerlukan suatu tuntunan dan pegangan agar dalam mengolah alam ini mempunyai arah yang jelas dan tidak bertentang dengan kehendak Allah SWT. Islam sebagai ajaran agama yang diturunkan oleh Allah SWT. kepada umat manusia melalui Rasul-Nya adalah satu pegangan dan tuntunan bagi manusia itu sendiri dalam mengarungi kehidupan ini. Sekedar menyinggung konsep dalam Islam, bahwa Islam menilai hukum tidak hanya berlaku di dunia saja, akan tetapi juga di akhirat, karena putusan kebenaran, atau ketetapan sangsi, disamping berhubungan dengan manusia secara langsung, juga 1

description

makalah kelompol 1 kelas A

Transcript of hukum islam (kel.1)

Page 1: hukum islam (kel.1)

1. Konsep Hukum dalam Islam

a. LATAR BELAKANG SEKALIGUS SEBAGAI PENDAHULUAN

Islam sebagai agama mempunyai makna bahwa Islam memenuhi tuntutan

kebutuhan manusia di mana saja berada sebagai pedoman hidup baik bagi

kehidupan duniawi maupun bagi kehidupan sesudah mati. Dimensi ajaran Islam

memberikan aturan bagaimana caranya berhubungan dengan Tuhan atau

Khaliqnya, serta aturan bagaimana caranya berhubungan dengan sesama makhluq,

termasuk di dalamnya persoalan hubungan dengan alam sekitar atau lingkungan

hidup. Dalam perkembangan selanjutnya, dalam mengemban tugas ini, manusia

memerlukan suatu tuntunan dan pegangan agar dalam mengolah alam ini

mempunyai arah yang jelas dan tidak bertentang dengan kehendak Allah SWT.

Islam sebagai ajaran agama yang diturunkan oleh Allah SWT. kepada umat

manusia melalui Rasul-Nya adalah satu pegangan dan tuntunan bagi manusia itu

sendiri dalam mengarungi kehidupan ini.

Sekedar menyinggung konsep dalam Islam, bahwa Islam menilai hukum

tidak hanya berlaku di dunia saja, akan tetapi juga di akhirat, karena putusan

kebenaran, atau ketetapan sangsi, disamping berhubungan dengan manusia

secara langsung, juga berhubungan dengan Allah SWT, maka manusia

disamping ia mengadopsi hukum-hukum yang langsung (baca ; samawi dalam

Islam) wahyu Tuhan yang berbentuk kitab suci, manusia dituntut untuk selalu

mencari formula kebenaran yang berserakan dalam kehidupan masyarakat,

manusia akan melihat dari kenyataan empiris sebagai bekal mengkaji secara

mendalam, memberikan makna filosofis dengan mengetahui hakikat

kebenaran yang hakiki.

Nabi Muhammad saw mendapatkan wahyu dari Allah SWT pertama kali

pada hari Senin tanggal 17 Ramadhan tahun ke-41 dari kelahirannya, bertepatan

dengan tanggal 6 Agustus 610 M. Semenjak saat itu, Muhammad bin Abdullah

mengemban amanat nubuwwah dari Allah SWT untuk membawa agama Islam ke

1

Page 2: hukum islam (kel.1)

tengah-tengah manusia, yang ternyata merupakan sebuah ajaran yang merombak

seluruh system sosial, terutama system hukum yang ada pada masyarakat

Jahiliyyah. Islam datang ke tengah-tengah masyarakat Jahiliyyah dengan

membawa syari'ah (system hukum) yang sempurna sehingga mampu mengatur

relasi yang adil dan egaliter antar individu manusia dalam masyarakat. Secara

prinsip, kemunculan Nabi Muhammad saw dengan membawa ajaran-ajaran

egaliter, dapat dinilai sebagai sebuah perubahan social terhadap kejahiliyyahan

yang sedang terjadi di dalam masyarakat, terutama system hukumnya, dengan

wahyu dan petunjuk dari Allah SWT.

Hukum Islam (Islamic Law) merupakan perintah-perintah suci dari Allah

SWT yang mengatur seluruh aspek kehidupan setiap Muslim1, dan meliputi

materi-materi-materi hukum secara murni serta materi-materi spiritual

keagamaan. Melalui penelitian sejarah yang empiris, Joseph Schacht menyebut

Islamic Law sebagai ringkasan dari pemikiran Islam, manifestasi way of life Islam

yang sangat khas, dan bahkan sebagai inti dari Islam itu sendiri.

Pada periode Islam awal, yaitu periode Islam di Makkah, hukum Islam

dimulai dengan tetap membiarkan praktek-praktek hukum yang telah ada di dalam

masyarakat. Namun kemudian, sebagaimana dikemukakan oleh Muhammad

Hamidullah, secara bertahap, berdasarkan wahyu (al-Qur'an) dan sunnah Nabi

Muhammad saw, system hukum yang telah menjadi kebiasaan pada masyarakat

Jahiliyyah tersebut diperbaiki, dirombak dan bahkan diganti sama sekali dengan

system hukum Islam yang berbeda dalam kurun waktu sekitar dua puluh tiga

tahun.

Secara umum, hukum Islam berdiri di atas prinsip-prinsip yang harus

dipertahankan secara absolut dan universal. Prinsip-prinsip tersebut, sebagaimana

dikemukakan oleh Masdar F. Mas'udi, adalah ajaran yang qath'i dan menjadi

tolok ukur pemahaman dan penerimaan hukum Islam, secara keseluruhan.

Prinsip-prinsip tersebut diidentifikasikan oleh Masdar yang antara lain adalah

prinsip kebebasan dan pertanggungjawaban individu, prinsip kesetaraan derajat

manusia di hadapan Allah, prinsip keadilan, prinsip persamaan manusia di

1 1

2

Page 3: hukum islam (kel.1)

hadapan hukum, prinsip tidak merugikan diri sendiri dan orang lain, prinsip kritik

dan kontrol sosial, prinsip menepati janji dan menjunjung tinggi kesepakatan,

prinsip tolong menolong untuk kebaikan, prinsip yang kuat melindungi yang

lemah, prinsip musyawarah dalam urusan bersama, prinsip kesetaraan suami-istri

dalam keluarga, dan prinsip saling memperlakukan dengan ma'ruf antara suami

dan istri Berkenaan dengan egalitarianitas dalam Islam.

Surat al-Hujurat/49 ayat 13 menegaskan bahwa orang yang paling mulia di

hadapan Allah SWT adalah orang yang paling bertaqwa, bukan orang yang paling

kaya, paling pandai atau paling berkuasa, entah itu laki-laki atau perempuan dan

entah berasal dari suku bangsa apapun. Disebutkan di permulaan ayat bahwa

manusia itu tercipta dari asal muasal yang sama, yaitu dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan yang kemudian tersebar ke berbagai kelompok dan suku

bangsa. Ditegaskan pula bahwa antar sesama manusia perlu mengadakan

komunikasi dan interaksi timbal balik. Ayat tersebut diceritakan turun berkenaan

dengan beberapa peristiwa, antara lain peristiwa yang terjadi pada waktu fath al-

makkah.

Maka itu semua haruslah kita sadari benar-benar hukum yang mengatur

kita di dunia ini dan allah lah yang mengatur semua ini.

2. Sumber Hukum Islam

Allah SWT mengutus para Nabi dan Rosul-Nya kepada ummat manusia untuk

memberi petunjuk kepada jalan yang lurus dan benara agar mereka bahagia dunia dan

akhirat. Rosululloh lahir ke dunia ini dengan membawa risalah Islam, petunjuk yang

benar. Hukum Syara’ adalah khitab Syari’ (seruan Alloh sebagai pembuat hukum) baik

yang sumbernya pasti (qath’i tsubut) seperti Al-Qur’an dan Hadits, maupun ketetapan

yang sumbernya masih dugaan kuat (zanni tsubut) seperti hadits yang bukan tergolong

mutawatir.

Ada dua kumpulan sumber perundangan Islam. yaitu :

1. Sumber-sumber asas

o Al Quranul Karim

o As Sunnatun Nabawiyah

3

Page 4: hukum islam (kel.1)

2. Sumber-Sumber tafsiran.

o Yang disepakati oleh sebahagian ulamak Islam. iaitu

Al Ijma'

Al Qiyas

o Yang dipertikai oleh sebahagian ulamak, iaitu :

Al Istihsan

Al Masolehul Mursalah

Al 'urf

Syariat yang terdahulu

Mazhab sahabat Rasulullah s.a.w.

Al istishab

Az Zara-i'

Baiklah yang akan kami bahas yang pertama adalah:

a. Sumber-sumber asas

Dalil sumber-sumber asas

Di antara dalil mengenai sumber-sumber asas tersebut adalah sebagai berikut :

 [Surah An Nisa' : 59]

س�ول� الر� ط يع�وا� و�أ �ه� الل ط يع�وا

� أ �وا آم�ن �ذ ين� ال �ه�ا ي� أ �ا ي

د�وه� ف�ر� يء ش� ف ي �م عت �از� �ن ت ن ف�إ �م م نك مر� األ ول ي

� و�أ

�وم ي و�ال �ه الل ب �ون� �ؤم ن ت �م �نت ك ن إ س�ول و�الر� �ه الل ل�ى إ

3 و يال �أ ت �حس�ن� و�أ ر8 ي خ� ذ�ل ك� اآلخ ر

"Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan RasulNya dan

ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat

mengenai sesuatu, maka hendaklah kamu kembalikannya kepada

Allah ( Al Quran ) dan Rasul (Sunnah); jika kamu benar-benar

beriman kepada Allah dan hari kiamat. Yang demikian itu lebih

4

Page 5: hukum islam (kel.1)

utama (bagimu) dan lebih baik bagi akibatnya."

 [Suran Al hasry:7]

 

�ه ل ف�ل ى ق�ر� ال هل� أ م ن ه ول س� ر� ع�ل�ى �ه� الل ف�اء

� أ م�ا

ين اك م�س� و�ال �ام�ى �ت ي و�ال �ى ب ق�ر ال ذ ي و�ل س�ول لر� و�ل

�م م نك �اء ي �غن األ ن� �ي ب �ة3 د�ول �ون� �ك ي ال� �ي ك يل ب الس� ن و�اب

  اك�م� ن�ه� ا و�م� ذ�وه� خ� ف� ول� س� الر� آت�اك�م� ا و�م�

د�يد� ش� الل�ه� إ�ن� الل�ه� وا ات�ق� و� وا انت�ه� ف� ع�ن�ه�

اب� ال�ع�ق�"Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah ia. Dan

apa yang terlarang bagimu maka tinggalkanlah ; dan bertaqwalah

kepada Allah. sesungguhnya Allah amat keras hukumannya."

Dan didalam hadis dikatakan,yang artinya:

"Ku lihat untuk dua perkara, tidaklah kamu alan tersesat selamanya selagi kamu

masih berpegang kepada kedua-duanya; iaitu kitabullah dan sunnahnya

(rasulnya)." [Al-Hadith]

Dari ayat-ayat allah dan hadis nabi tadi,sudah jelas di katakan bahwa tidak akan tersesat

selama kita masih berpegang teguh kepada kitabullah dan assunah.

Pengertian dari al-qur’an dan hadis itu sendiri,

Al-qur’an

Al-Quran ialah : 'Kalamullah yang merupakan mu'jizat, yang diwahyukan

kepada Rasulnya Muhammad S.A.W yang dituliskan ke dalam mushaf, yang

dipindahkan secara mutawatir kepada seluruh manusia dengan lafaz serta makna

melalui bahasa 'Arab dan yang membaca nya menjadi 'ibadah'.

5

Page 6: hukum islam (kel.1)

Kesimpulan yang dapat di ambil dari pengertiaan di atas:

Al-Quran ialah kalamullah kepada Rasulnya Muhammad S.A.W.

Al-Quran ialah kalamullah yang dimaktubkan ke dalam mushaf melalui bahasa

'Arab. Sebarang bentuk penafsiran dan perterjemahan walau dalam apa jua bahasa

bukanlah Al-Quran,

Al-Quran ial;ah yang dijadikan ibadah bila dibaca.

Al-Quran adalah suatu mu'jizat yang tidak dapat ditiru dan dicabar oleh mana-

mana jua kuasa yang terdahulu mahupun yang kemudian.

Al-hadis

Pengertian Hadits dapat diartikan menurut dua cara yakni menurut bahasa

dan menurut terminoligi. Hadits menurut bahasa terdiri dari beberapa arti, yaitu :

Jadid yang berarti baru

Qarid yang artinya dekat, dan

Khabar yang artinya berita

Sedangkan hadist menurut terminologi,adalah:

“Segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa

perkataan, perbuatan, pernyataan (taqrir) dan sebagainya”.

Seperti disebutkan di atas, bahwa definisi ini memuat empat elemen, yaitu

perkataan, perbuatan, pernyataan, dan sifat-sifat lain. Secara lebih jelas dari ke

empat elemen tersebut dapat penulis uraikan sebagai berikut :

Perkataan

Yang dimaksud dengan perkataan adalah segala perkataan yang pernah

diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam berbagai bidang, seperti bidang

syariah, akhlaq, aqidah, pendidikan dan sebagainya.

6

Page 7: hukum islam (kel.1)

Perbuatan

Perbuatan adalah penjelasan-penjelasan praktis Nabi Muhammad SAW

terhadap peraturan-peraturan syara’ yang belum jelas teknis pelaksanaannya.

Seperti halnya jumlah rakaat, cara mengerjakan haji, cara berzakar dan lain-lain.

Perbuatan nabi yang merupakan penjelas tersbut haruslah diikuti dan dipertegas

dengan sebuah sabdanya

Taqrir

Taqrir adalah keadaan beliau yang mendiamkan atau tidak mengadakan

sanggahan dan reaksi terhadap tindakan atau perilaku para sahabatnya serta

menyetujui apa yang dilakukan oleh para sahabatnya itu.

Sifat, Keadaan dan Himmah Rasululloh

Sifat-sifat, dan keadaan himmah Nabi Muhammad SAW adalah merupakan

komponen Hadits yang meliputi :

- Sifat-sifat Nabi yang digambarkan dan dituliskan oleh para sahabatnya dan

para ahli sejarah baik mengenai sifat jasmani ataupun moralnya

- Silsilah (nasab), nama-nama dan tahun kelahirannya yang ditetapkan oleh para

sejarawan

- Himmah (keinginan) Nabi untuk melaksanakan suatu hal, seperti keinginan

beliau untuk berpuasa setiap tanggal 9 Muharram.

Dan sumber hukum yang kedua,adalah:

b. Sumber-sumber tafsiran,

Dalam sumber tafsiran ini,hanya sebagian saja yang akan kami bahas;

Ijma

Ijma' ialah suatu persefakatan para mujtahi din umat Muhammad S.A.W didalam

suatu masa tertentu selepas kewafatan baginda mengenai sesuatu hukum syarak.

7

Page 8: hukum islam (kel.1)

8

Page 9: hukum islam (kel.1)

Diantara dalil-dalil mengenai sumber ini adalah:

"Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,maka kembalikanlah

kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (Sunnahnya ), jika kamu benar benar

beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama

(baginda) dan lebih baik akibatnya "- maksud An-Nisa' :59

Ayat diatas menunjukkan, jika berlainan pendapat maka hendaklah kembali

pada Al-Quran dan As-Sunnah. Tetapi jika berlainan pendapat, maka bererti Ijma'.

Mazhab Sahabat

Mazhab sahabat ialah perkataan atau perbuatan seseorang yang sempat

bertemu dengan Rasulullah S.A.W sedangkan ia beriman dan mati didalam Islam

yang tidak bertentangan dengan maksud syara'.

Diantara dalil-dalil nya;

"Sebaik - baik kurun yang aku didalamnya"

Istishhab

Istishhab ialah menghukum dengan ada atau tiadanya sesuatu itu pada masa

kini atau masa akan datang, berdasarkan kepada ada atau tiadanya sesuatu itu pada

masa yang lalu, kerana tiada bukti yang menunjukkan bahawa sesuatu itu telah

berubah keadaan.

Diantara dalil-dalil nya;

"Sesuatu yang telah ada atau telah tiada pada masa yang lalu dan tiasa nyata

perubahannya pada masa kini, adalah sesuatu yang didzankan. Sedangkan

sesuatu yang didzankan itu wajib diamalkan. Sekiranya tiada, berlakulah tiga

perkara yang pasti batal dan tidak boleh diterima, iaitu:

tiada hukum hukum yang disabit dizaman Rasulullah S.A.W itu tersabit dizaman

kita ini, kerana mungkin telah dinasakkan.

9

Page 10: hukum islam (kel.1)

tiadalah apa apa mukjizat pun, kerana mukjizat itu adalah sesuatu yang luar

biasa yang mesti diyakini berkekalan, dan

samalah syak alaq dan syak nikah keduanya tiada dzan.

zara-i'

Zara-i' ialah apa jua boleh menyampaikan kepada sesuatu yang baik atau

sesuatu yang buruk. Ianya terbahagi kepada :

-Sadduz- zara-i' : menghindarkan daripada berlaku keburukan

-Fathuz-zara-i' : menggunakan cara yang baik untuk kebaikan

Diantara dalil-dalil nya;

"Tinggalkan sesuatu yang meragukan kamu kepada sesuatu yang lain yang tidak

meragukan"

Qiyas

Qiyas ialah menetapkan hukum sesuatu yang tertentu, pada masa yang lain

kerana persamaan kedua-duanya dari segi 'illah.

Rukun Qiyas ada empat, iaitu:

Sesuatu yang tertentu / telah tertentu (asal)

hukum sesuatu yang telah tertentu.

'llah

sesuatu yabg lain (far')

Diantara dalil-dalil nya;

"Maka ambillah (kejadian itu) untuk pelajaran, wahai orang-orang yang

mempunyai pandangan"-maksud Al-Hasyr :2

Semua itu adalah haya allah SWT. Yang mengatur segala nya.

10

Page 11: hukum islam (kel.1)

3. Fungsi Hukum Islam dalam kehidupan bermasyarakat

Tentu saja ada banyak faktor yang menyebabkan memburuknya kondisi

umat Islam belakangan ini, dan mungkin yang paling utama adalah menjauhnya

umat Islam dari nilai-nilai yang ada dalam agama agung ini, agama toleransi,

agama kasih sayang, agama moderat, agama solidaritas dan persatuan, agama

pendidikan, agama produktif dan bekerja keras. Itulah nilai-nilai luhur yang

mendasari lahirnya peradaban besar yang menyinari dunia selama berabad-abad,

menghasilkan kebangkitan intelektual, keilmuan, dan arsitektur yang tidak ada

bandingannya hingga hari ini.

Banyak sekali fungsi hukum islam yang dapat kita temukan di kehidupan

bermasyarakat diantara nya;

1. Fungsi Penegakan Hukum

  Mahkamah Syariyah diwajibkan melakukan fungsi penegakan hukum

dengan mewujudkan syariah dalam keadaan konkrit akibat terjadinya suatu

pelanggaran hukum, yaitu dengan memeriksa, mengadili dan memutuskan

perkara.

2. Fungsi Penegakan Hukum secara Adil

Mahkamah Syariyah diwajibkan dalam menjatuhkan hukuman terhadap

seorang pelaku tindak pidana sesuai dengan kejahatan ataupun pelanggaran yang

dilakukannya dan memutuskan perkara-perkara yang berhubungan dengan

keperdataan haruslah dapat mewujudkan suatu keadaan dengan semangat

persaudaraan, yakni tidak adanya perasaan menang dan kalah diantara para pihak.

3. Fungsi Syiar

  Mahkamah Syariyah walaupun yang tampak secara kasat mata adalah

suatu lem baga yang memeriksa, mengadili dan memutuskan perkara sebagaimana

dalam hukum Islam, akan tetapi juga secara tidak langsung melaksanakan syiar

11

Page 12: hukum islam (kel.1)

Islam, baik secara kelembagaan maupun secara pribadi. Dalam hal ini dituntut

juga untuk berperan memperbaiki hubungan silaturrahmi yang mungkin telah

terganggu akibat suatu putusan pengadilan.

4. Fungsi Rahmatan lilalamin.

  Sebagaimana dalam penjelasan fungsi diatas, bahwa Mahkamah Syariyah

juga mempunyai fungsi syiar Islam, maka karena Islam secara filosofis salah

satunya dipa hami sebagai suatu Agama yang menjadi rahmat bagi seluruh alam,

maka Mahkamah Syariyah sebagai suatu lembaga yang turut melaksanakan

Hukum Islam sudah selayak nya dapat mewujudkan Islam sebagai suatu Agama

yang rahmatan lilalamin. Sehingga tidak ada kesan ada orang yang takut dengan

pelaksanaan Hukum Islam.

5. Fungsi Pembaharuan

  Mahkamah Syariyah didalam proses penegakan hukum selain menerapkan

aturan hukum yang telah ada, juga diharuskan melakukan pembaharuan,

dikarenakan perubahan masyarakat lebih cepat daripada perubahan hukum.

Sebagaiman dipahami bahwa hakim juga berfungsi sebagai penemu hukum (The

Judge making law), maka melalui pembaharuan oleh Mahkamah Syariyah akan

terjadi suatu perubahan sosial dimasyarakat.

6.  Fungsi Pendidikan

   Fungsi pendidikan tidak selalu terkait dengan suatu lembaga pendidikan,

oleh karena itu Mahkamah Syariyah juga dapat menjalankan fungsi tersebut,

dengan secara tidak langsung mendidik dan membina setiap pihak yang

berperkara di Mahkamah Syariyah.

Untuk terlaksananya tugas pokok dan fungsi diatas, Mahkamah       Syariyah

Idi menetapkan sasaran yang akan dicapai pada tahun 2010, diantaranya sebagai

berikut :

12

Page 13: hukum islam (kel.1)

a. Tercapainya penyelesaian peradilan pada tingkat pertama dengan baik sesuai

prosedur yang berlaku

b.  Meningkatnya tertib administrasi umum dan administrasi perkara

c. Meningkatnya kualitas penegakan hukum pada Mahkamah Syariyah Idi

d.   Meningkatnya Sumber Daya Manusia di lingkungan Mahkamah Syariyah Idi

e.   Terpenuhinya segala hak-hak masyarakat dalam berperkara di Mahkamah

Syariyah Idi

Masih banyak lagi fungsi-fungsi hukum islam dalam kehidupan kita,yang

kebanyakan dari kita tidak menyadari akan itu,contoh kecil nya saja dalam sehari-

hari kita. Mulia dari kita bangun tidur sampai kita tidur lagi,kita telah di atur oleh

agama, seperti kita mau makan kita telah diatur bagaimana cara makan yang

bener,membaca do’a apa,sesudah nya membaca do’a lagi. Begitu pun dengan

kegiatan yang lain nya tidak terlepas dari aturan islam.sesungguh nya agam yang

paling baik adalah agama islam (dinul islam) amiin.

4. Kontribusi Umat Islam dalam Perumusan dan Penegakan

Hukum

Umat Islam telah melewati berbagai periode panjang sejarah yang jauh

lebih parah dan lebih menyakitkan dari situasi ini, mereka bisa bangkit berkat

ketegasan para pemimpinnya, keutamaan para penguasanya dan kegigihan para

ulamanya, sehingga mampu melampaui kesulitan tersebut. Harapan kini

tergantung kepada kekuatan kebaikan yang ada dalam umat untuk berkontribusi

secara efektif dalam memperbaiki dan merumuskan kebangkitan melalui para

ulama dan para pemikir yang dikenal memiliki kapasitas keilmuan yang sangat

dalam, memiliki kecemburuan terhadap agama, memiliki kepedulian terhadap

keselamatan dan keamanan umat Islam, berupaya tanpa henti melindungi umat

dari semua hal yang bisa merusak keimanan, melemahkan persatuan, menghambat

kemajuan, menghalangi umat untuk berdiri sejajar dengan bangsa lain.

Selain itu, juga membuka wawasan bangsa terhadap peradaban dan

budaya dalam level internasional yang sekarang tengah didominasi oleh arus

globalisasi dan dikuasai oleh pemilik kekuatan terbesar, sehingga tidak ada tempat

13

Page 14: hukum islam (kel.1)

bagi mereka yang lemah, tertutup terhadap dirinya sendiri, tidak mampu

menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan di sekitarnya. Hal ini tentu

memerlukan persyaratan berupa strategi dengan konsep dan tujuan yang jelas,

bersumber dari kesadaran yang mendalam akan realitas kehidupan kita sekarang,

membaca dengan cermat unsur-unsur kekuatan dan kelemahan kita dan mencari

pemimpin bijak yang akan membawa langkah umat. Semua itu merupakan

pekerjaan yang sangat besar dan tidak akan terwujud tanpa adanya upaya kolektif,

dengan pendekatan yang konsisten dan terpadu sesuai dengan besarnya tantangan

yang dihadapi.

Akan tetapi, kebangkitan Islam yang muncul dua dekade yang lalu atau

lebih, dan digadang-gadang akan mengakomodasi aspirasi dan harapan umat akan

terjadinya pembaruan agama, menghidupkan kembali kejayaan dan berkontribusi

terhadap peradaban dunia secara umum, dengan cepat mengalami kepudaran dan

penyimpangan dari jalannya, karena perilaku tidak terpuji yang didominasi oleh

pikiran ekstrimisme, intoleransi dan kepicikan yang tidak melihat adanya keluasan

dalam hukum Islam dan adanya kebaikan dalam perbedaan pendapat.

Demikian pula dalam keragaman suku, ras dan keyakinan dan mazhab

ada hikmah ilahiah di baliknya. Mereka tidak belajar bagaimana untuk tidak

setuju tanpa harus berperang, bagaimana kita semua berupaya tanpa ada benturan.

Akibatnya, lahirlah tindakan teroris, orang tak bersalah menjadi korban, mereka

merasa ketakutan, malapetaka dan kehancuran melanda baik di dalam maupun di

luar negeri Islam. Umat Islam sangat terluka dan tercoreng citranya di mata umat

dan bangsa lain yang memang membenci kita, mata mereka memandang dengan

penuh kecurigaan dan ketidakpercayaan kepada semua yang ada hubungannya

dengan Islam baik dari dekat atau jauh. Mereka kemudian mempersiapkan semua

kekuatan dan strategi untuk memerangi apa yang disebut terorisme, yang tidak

mereka bayangkan bahwa perbuatan ini berada di luar kerangka Islam. Melalui

alasan inilah, muncul berbagai reaksi yang sangat berlebihan ditujukan kepada

seluruh kaum Muslim tanpa verifikasi sehingga semua orang menjadi korban

rasisme, dan ketidak adilan.

14

Page 15: hukum islam (kel.1)

Islam adalah agama hikmah dan petutur yang baik, sehingga penyiaran

Islam mendapatkan perhatian yang khusus, seperti dalam firman Allah Swt,

“serulah menuju jalan Tuhanmu dengan kebijaksanaan, petutur yang baik dan

berdebatlah dengan mereka dengan cara yang terbaik.” Dan seruan ini hanya

dapat dicapai melalui dialog yang bijak dan ramah, terutama karena kehidupan

manusia zaman ini berada di tengah-tengah perkembangan luar biasa dalam

berbagai bidang kehidupan, dimana revolusi informasi menjadi pilarnya yang

paling penting. Dan kita, sebagai dunia Islam, wajib menyampaikan konsep-

konsep Islam sesuai dengan tuntutan zaman dan perkembangan yang ada di

sekitarnya. Kita harus mengambil elemen-elemen ini menjadi materi baru dan

diintegrasikan dengan khazanah warisan kita yang sangat kaya sepanjang sejarah

berdasarkan kebijaksanaan dan perencanaan yang matang.

Gagasan inilah yang harus diperjuangkan di era revolusi komunikasi yang

luar biasa, sehingga kita mampu mengembangkan media tablig yang persuasif,

berpengaruh dan berbobot, diproduksi oleh sekelompok ilmuwan tercerahkan

yang mampu menjelaskan isu-isu dan problematika keumatan secara tepat.

Karena, ketika Islam ditampilkan dalam bentuk yang benar, akan menunjukkan

wajah aslinya yang demikian indah dan merusak semua rencana dan strategi kaum

musyakkikin (orang yang menyebarkan keraguan). Dan tidak boleh dilupakan di

sini, bahwa media Barat yang mencurahkan seluruh energinya untuk menghadapi

komunisme sebelum jatuhnya Tembok Berlin, kini telah mulai mengarahkannya

untuk menghadapi Islam dan kaum muslimin dengan sarana yang lebih maju.

Dalam hal ini, ada hal penting yang harus kita waspadai, yaitu kita tidak

akan mampu merespon semua tuduhan mereka, melalui kasus-kasus rasisme dan

pencorengan citra muslim seperti yang mereka promosikan. Dalam konteks ini,

saya pribadi cenderung dengan pandangan yang tegas, bahwa tidak ada yang

namanya benturan peradaban, yang sekarang ada adalah benturan kebodohan;

Terorisme tidak memiliki agama atau negara atau bangsa, ia hanyalah sebuah

tindakan yang didorong sikap ekstrimisme, intoleransi, penindasan, ketidakadilan

dan keputus-asaan yang selalu ada di setiap tempat dan waktu.

15

Page 16: hukum islam (kel.1)

Inilah beberapa elemen penting dari resep yang kita butuhkan dalam

rangka menciptakan Kebangkitan Islam, sehingga seorang muslim bisa

menegaskan identitasnya, mampu memahami keimanannya dan mampu

melekatkan nilai-nilai asli agama yang agung ini dalam kehidupannya, dan dalam

waktu yang bersamaan, ia mampu berinteraksi dengan roda peradaban secara

timbal balik. Gagasan ini bisa diungkapkan dalam satu kalimat, “Orisinalitas dan

Kontemporer”, dimana beberapa aplikasinya akan kita lihat di sejumlah negara

Islam yang telah berhasil berkat kebijaksanaan para pemimpinnya dan

kematangan masyarakatnya yang berkontribusi positif dalam menemukan solusi

yang tepat terhadap masalah-masalah zaman dan merubah arena konfrontasi dan

konflik menjadi halaman yang penuh toleransi dan dialog.

16

Page 17: hukum islam (kel.1)

KESIMPULAN

Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa isalm

adalah agama yang memiliki sumber hukum yang berpedoman kepada al-qur’an

dan assunah,sehingga semua yang dilakukan oleh umat islam berpola kepada

perintah al-qur’an dan meneladani sunah nabi Muhammad SAW. Dengan begitu

setiap yang kita lakukan akan baik dan mendapatkan pahala jika melakukan nya

semata-mata ikhlas mencari ridlo Allah SWT. Seperti hadis ini,

“Dari abidzar jundub bin junadah,dan abi abdirrahman mua’adz bin

jabal R.A, dari Rasulullaah SAW,beliau bersabda: bertaqwalah kamu kepada

Allah dimana saja kamu berada,dan ikitilah perbuatan jelek itu dengan perbuatan

baik niscaya ia akan menghapusnya serta bergaulah dengan manusia akhlaq

yang baik.(HR.Tirmidzi)”

Allah lah yang memiliki bumi dan langit, Dia lah yang mengatur di alam

semesta ini,semua makhluk tunduk kepada Nya. Allah lah yang meninggikan

langit dan Dia meletakan neraca (keadilan). maka tidak ada satu ciptaan pun yang

berani melawan nya apalagi tidak turut akan perintah Nya.

17

Page 18: hukum islam (kel.1)

DAFTAR PUSTAKA

Sayyid sabiq,fiqh sunah,Dar al-fikr,beirut,1983 M

Dja’far shidieq,umay M, Syari’ah ibadah,alguroba,jakarta 2006

Dja’far shidieq,umay M, Tafhim al-qur’an.alguroba.jakarta 2002

www.badilag.net

18