Hukum islam

106
HUKUM ISLAM HUKUM ISLAM

Transcript of Hukum islam

Page 1: Hukum islam

HUKUM ISLAM HUKUM ISLAM

Page 2: Hukum islam

PERSYARATAN-PERSYARATAN PERSYARATAN-PERSYARATAN PERKULIAHANPERKULIAHAN

1.1. KEHADIRAN KULIAH MINIMAL 80 %KEHADIRAN KULIAH MINIMAL 80 %2.2. HARUS SUDAH LULUS MK PIH/PHIHARUS SUDAH LULUS MK PIH/PHI3.3. PELAKSANAAN UTS / PENGGANTINYAPELAKSANAAN UTS / PENGGANTINYA4.4. TUGAS INDIVIDU DAN KELOMPOK (BILA TUGAS INDIVIDU DAN KELOMPOK (BILA

ADA)ADA)5.5. UJIAN AKHIR SEMESTERUJIAN AKHIR SEMESTER6.6. TUGAS BACA BUKU YANG DIANJURKAN TUGAS BACA BUKU YANG DIANJURKAN

SEBA BAGAI PENGEMBANGAN WAWASANSEBA BAGAI PENGEMBANGAN WAWASAN7.7. UNTUK NON MUSLIM ADA TUGAS KHUSUSUNTUK NON MUSLIM ADA TUGAS KHUSUS

Page 3: Hukum islam

BAHASAN PERKULIAHAN MELIPUTI :BAHASAN PERKULIAHAN MELIPUTI :

• Ushul Fiqih hanya sebagian kecil dari Ushul Fiqih hanya sebagian kecil dari bahasan yang ada.bahasan yang ada.

• Masalah nikah dengan berbagai Masalah nikah dengan berbagai permasa-lahan yang berkaitan dengan permasa-lahan yang berkaitan dengan NTCR, ma-salah-masalah dalam rumah NTCR, ma-salah-masalah dalam rumah tangga, ma-salah pengasuhan anak, tangga, ma-salah pengasuhan anak, dan masalah pembinaan rumah dan masalah pembinaan rumah tangga.tangga.

• Masalah waris (Faroid/waris Islam) Masalah waris (Faroid/waris Islam) beser-ta, pembagian dan tata cara beser-ta, pembagian dan tata cara perhitungan-nya. perhitungan-nya.

Page 4: Hukum islam

SYARI’AT DAN FIQIHSYARI’AT DAN FIQIH

SYARI’AT, ialah hukum-hukum yang SYARI’AT, ialah hukum-hukum yang disyariatkan Allah unatu hamba-Nya, yang disyariatkan Allah unatu hamba-Nya, yang dibawa oleh seo-rang Nabi baik hukum-dibawa oleh seo-rang Nabi baik hukum-hukum tersebut berhu-bungan dengan cara hukum tersebut berhu-bungan dengan cara mengerjakan perbuatan, yang biasa disebut mengerjakan perbuatan, yang biasa disebut dengan “hukum-hukum far-’iyyah dengan “hukum-hukum far-’iyyah ‘amaliyah” yang dapat dipelajari melalui ‘amaliyah” yang dapat dipelajari melalui ilmu fiqih. Atau berhubungan dengan cara ilmu fiqih. Atau berhubungan dengan cara “I’ti-qodiyah” yang biasa disebut dengan “I’ti-qodiyah” yang biasa disebut dengan hukum-hukum pokok dan kepercayaan, hukum-hukum pokok dan kepercayaan, yang dapat dipelajari melalui Ilmu Kalam. yang dapat dipelajari melalui Ilmu Kalam. Syariat (Syara’) disebut juga “agama” (Ad-Syariat (Syara’) disebut juga “agama” (Ad-din atau Al-millah) din atau Al-millah)

Page 5: Hukum islam

FIQIH, menurut bahasa adalah faham, FIQIH, menurut bahasa adalah faham, atau memahami pembicaraan orang atau memahami pembicaraan orang yang ber-bicara. Sedangkan menurut yang ber-bicara. Sedangkan menurut istilah istilah FiqihFiqih ia-lah ilmu yang ia-lah ilmu yang menerangkan hukum syara’ yang menerangkan hukum syara’ yang amaliyah yang diambil dari dalil-dalil amaliyah yang diambil dari dalil-dalil nya yang terperinci. nya yang terperinci. FiqihFiqih adalah adalah ilmu yang dihasilkan oleh pikiran ilmu yang dihasilkan oleh pikiran serta ijtihad (penelitian) yang serta ijtihad (penelitian) yang memerlukan pemikiran dan memerlukan pemikiran dan perenungan. perenungan.

Page 6: Hukum islam

BEBERAPA CIRI KHUSUS BEBERAPA CIRI KHUSUS HUKUM ISLAM HUKUM ISLAM

1.1. Kewahyuan dasar-dasarnya yang Kewahyuan dasar-dasarnya yang umumumum

2.2. Pendasaran ketentuan dalam hukum Pendasaran ketentuan dalam hukum islam dengan akhlaq dan agama.islam dengan akhlaq dan agama.

3.3. Rangkapnya balasan bagi para Rangkapnya balasan bagi para pelang-garnya.pelang-garnya.

4.4. Bersifat collectivisme hukum islam.Bersifat collectivisme hukum islam.

Page 7: Hukum islam

PEMBAHASAN HUKUM DALAM PEMBAHASAN HUKUM DALAM USHUL FIQIH USHUL FIQIH

1.1. HAKIM, yaitu orang yang menetapkan hukum HAKIM, yaitu orang yang menetapkan hukum atau menetapkan baik buruknya satu atau menetapkan baik buruknya satu perbuat-an (dalam hal ini Allah).perbuat-an (dalam hal ini Allah).

2.2. HUKUM, yaitu sesuatu yang berasal dari ha-HUKUM, yaitu sesuatu yang berasal dari ha-kim atau firman pembuat syara’ yang berhu-kim atau firman pembuat syara’ yang berhu-bungan dengan perbuatan orang dewasa bungan dengan perbuatan orang dewasa (mu-kallaf) yang mengandung tuntutan.(mu-kallaf) yang mengandung tuntutan.

3.3. MAHKUM FIIHI, yaitu perbuatan mukallaf MAHKUM FIIHI, yaitu perbuatan mukallaf yang berhubungan dengan hukum. Misalnya yang berhubungan dengan hukum. Misalnya wajib, mandub (sunnat), haram, makruh, dan wajib, mandub (sunnat), haram, makruh, dan mubah. mubah.

Page 8: Hukum islam

4. MAHKUM ALAIHI, yaitu orang mukallaf 4. MAHKUM ALAIHI, yaitu orang mukallaf (dewa-sa), dimana perbuatannya menjadi (dewa-sa), dimana perbuatannya menjadi tempat ber-lakunya hukum Allah dan firman-tempat ber-lakunya hukum Allah dan firman-Nya (subyek hukum). Misalnya wajibnya Nya (subyek hukum). Misalnya wajibnya shalat hanya untuk orang yang telah shalat hanya untuk orang yang telah mukallaf (dewasa) bukan di-peruntukkan mukallaf (dewasa) bukan di-peruntukkan bagi anak-anak atau orang gila, dsb. bagi anak-anak atau orang gila, dsb.

5. AZIMAH DAN RUKHSOH5. AZIMAH DAN RUKHSOHAzimahAzimah, ialah peraturan agama yang pokok , ialah peraturan agama yang pokok dan berlaku umum sejak dari semula. dan berlaku umum sejak dari semula. Sedangkan Sedangkan RukhsohRukhsoh, ialah peraturan tambahan yang , ialah peraturan tambahan yang dijalan kan berhubungan dengan adanya dijalan kan berhubungan dengan adanya hal-hal yang memberatkan, sebagai hal-hal yang memberatkan, sebagai pengacualian dari pera-turan-peraturan pengacualian dari pera-turan-peraturan pokok pokok

Page 9: Hukum islam

PEMBAGIAN HUKUMPEMBAGIAN HUKUM

1.1. Hukum Taklifi, meliputi :Hukum Taklifi, meliputi :a. Al-Ijab, yaitu firman yang menuntut a. Al-Ijab, yaitu firman yang menuntut sesuatusesuatu

perbuatan dengan tuntutan yang pasti. perbuatan dengan tuntutan yang pasti. Dalam hukum Fiqih biasa disebut dengan Dalam hukum Fiqih biasa disebut dengan istilah Wajib.istilah Wajib.

b. An-Nadab (anjuran/sunnat), yaitu firman b. An-Nadab (anjuran/sunnat), yaitu firman yang menuntut sesuatu perbuatan dengan yang menuntut sesuatu perbuatan dengan tuntutan yang tidak pasti. Dalam hukum tuntutan yang tidak pasti. Dalam hukum Fiqih biasa disebut dengan istilah Sunnat.Fiqih biasa disebut dengan istilah Sunnat.

Page 10: Hukum islam

c. At-Tahrim (larangan), yaitu firman yang menuntut c. At-Tahrim (larangan), yaitu firman yang menuntut untuk meninggalkan suatu perbuatan dengan untuk meninggalkan suatu perbuatan dengan

tuntutan tuntutan yang pasti. Dalam hukum Fiqih biasa disebut dengan yang pasti. Dalam hukum Fiqih biasa disebut dengan istilah Haram istilah Haram

d. Al-Karohah, yaitu firman yang menuntut untuk me-d. Al-Karohah, yaitu firman yang menuntut untuk me- ninggalkan suatu perbuatan dengan tuntutan yang ninggalkan suatu perbuatan dengan tuntutan yang tidak pasti. Dalam hukum Fiqih biasa disebut dengan tidak pasti. Dalam hukum Fiqih biasa disebut dengan istilah Makruhistilah Makruh

e. Al-Ibahah (kebolehan), yaitu firman yang memboleh-e. Al-Ibahah (kebolehan), yaitu firman yang memboleh- kan sesuatu untuk diperbuat atau ditinggalkan. kan sesuatu untuk diperbuat atau ditinggalkan.

Dalam Dalam hukum Fiqih biasa disebut dengan istilah Mubahhukum Fiqih biasa disebut dengan istilah Mubah

Hukum Taklifi di atas dalam istilah Ushul Fiqih biasa dise-Hukum Taklifi di atas dalam istilah Ushul Fiqih biasa dise-sebut dengan “AL-AHKAMUL KHOMSAH” (Hukum yang sebut dengan “AL-AHKAMUL KHOMSAH” (Hukum yang lima)lima)

Page 11: Hukum islam

• WAJIB,WAJIB, ialah perbuatan yang bila ialah perbuatan yang bila dikerjakan memperoleh pahala, namun dikerjakan memperoleh pahala, namun bila ditinggalkan mendapat dosa.bila ditinggalkan mendapat dosa.

• SUNNAT,SUNNAT, ialah perbuatan yang bila ialah perbuatan yang bila dikejakan memperoleh pahala, namun bila dikejakan memperoleh pahala, namun bila ditinggalkan tidak berdosaditinggalkan tidak berdosa

• HARAM, HARAM, ialah perbuatan yang bila ialah perbuatan yang bila dikerjakan mendapat dosa, namun bila dikerjakan mendapat dosa, namun bila ditinggalkan akan mendapat pahala.ditinggalkan akan mendapat pahala.

• MAKRUH, MAKRUH, ialah perbuatan yang bila ialah perbuatan yang bila dikerjakan tidak berdosa, namun bila dikerjakan tidak berdosa, namun bila ditinggalkan akan memperoleh pahala.ditinggalkan akan memperoleh pahala.

• MUBAH,MUBAH, ialah perbuatan yang bila ialah perbuatan yang bila dikerjakan atau ditinggalkan tidak dikerjakan atau ditinggalkan tidak berpahala maupun ber-dosa (boleh berpahala maupun ber-dosa (boleh memilih)memilih)

Page 12: Hukum islam

2. Hukum Wadh’i, ialah firman yang 2. Hukum Wadh’i, ialah firman yang menja-dikan sesuatu sebagai sebab menja-dikan sesuatu sebagai sebab adanya yang lain (musabab), atau adanya yang lain (musabab), atau sebagai syarat yang lain (masyrut), sebagai syarat yang lain (masyrut), atau sebagai penghalang (amni’) atau sebagai penghalang (amni’) yang lain. Hukum wadh’i terbagi atas yang lain. Hukum wadh’i terbagi atas ::

a. Sebab;a. Sebab;

b. Syarat; dan b. Syarat; dan

c. Mani’ (penghalang)c. Mani’ (penghalang)

Page 13: Hukum islam

DALIL-DALIL ATAU SUMBER-DALIL-DALIL ATAU SUMBER-SUMBER HUKUM DALAM HUKUM SUMBER HUKUM DALAM HUKUM ISLAMISLAMDalil atau sumber hukum dalam hukum Is-Dalil atau sumber hukum dalam hukum Is-lam terdiri dari 12 macam. Empat diantara-lam terdiri dari 12 macam. Empat diantara-nya telah disepakati oleh sebagi besar ula-nya telah disepakati oleh sebagi besar ula-ma dijadikan sebagai sumber hukum, ma dijadikan sebagai sumber hukum,

yaitu :yaitu :a. Al-Kitab (Al-Qur’an)a. Al-Kitab (Al-Qur’an)b. As-Sunnah (Al-Hadits)b. As-Sunnah (Al-Hadits)c. Al-Ijma’ (Kesepakatan para ulama)c. Al-Ijma’ (Kesepakatan para ulama)d. Al-Qiyasd. Al-Qiyas

Page 14: Hukum islam

Delapan macam lainnya masih Delapan macam lainnya masih diperdebatkan oleh para ulama sebagai diperdebatkan oleh para ulama sebagai sumber hukum da-lam hukum Islam, sumber hukum da-lam hukum Islam, yaitu :yaitu :

a. Al-Istishhaba. Al-Istishhabb. Al-Istihsanb. Al-Istihsanc. Al-masholih Al-Mursalahc. Al-masholih Al-Mursalahd. Al-U’rfd. Al-U’rfe. Mazhahibus Shohabie. Mazhahibus Shohabif. Syari’at orang sebelum kitaf. Syari’at orang sebelum kitag. Sadduddzara’ig. Sadduddzara’ih. Dalalah Iqtiranh. Dalalah Iqtiran

Page 15: Hukum islam

IJTIHAD, ITTIBA’ dan TAQLIDIJTIHAD, ITTIBA’ dan TAQLID1.1. IjtihadIjtihad, ialah mencurahkan atau menggunakan seluruh , ialah mencurahkan atau menggunakan seluruh

kemam-puan untuk mendapatkan suatu hukum syara’ kemam-puan untuk mendapatkan suatu hukum syara’ mengenai suatu ma salah dengan jalan istimbat dari Al-mengenai suatu ma salah dengan jalan istimbat dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.Qur’an dan As-Sunnah.setiap orang boleh berijtihad asalkan memenuhi setiap orang boleh berijtihad asalkan memenuhi persyaratan se-perti di bawah ini :persyaratan se-perti di bawah ini :-> sudah baligh, beraqal, dan memiliki intellegensia.-> sudah baligh, beraqal, dan memiliki intellegensia.-> mengetahui dalil aqal dan kehujahannya.-> mengetahui dalil aqal dan kehujahannya.-> mengerti dan mangetahui bahasa arab.-> mengerti dan mangetahui bahasa arab.-> mengetahui ayat dan hadits-hadits hukum-> mengetahui ayat dan hadits-hadits hukum-> mengetahui ilmu ushul fiqih-> mengetahui ilmu ushul fiqih-> mengetahui masalah Nasikh – Mansukh-> mengetahui masalah Nasikh – Mansukh-> mengetahui hukum yang telah disepakati secara ijma’-> mengetahui hukum yang telah disepakati secara ijma’-> mengetahui asbabun nuzul suatu ayat dan asbabul -> mengetahui asbabun nuzul suatu ayat dan asbabul wurud wurud

suatu hadits.suatu hadits.-> mengetahui ma’na dan jenis hadits shohih dan dho’if -> mengetahui ma’na dan jenis hadits shohih dan dho’if

Page 16: Hukum islam

2. 2. Ittiba’,Ittiba’, ialah menerima perkataan orang ialah menerima perkataan orang lain de-lain de-

ngan mengetahui sumber dan alasan ngan mengetahui sumber dan alasan perkataan perkataan

tersebut. Ittiba’ adalah hal yang tersebut. Ittiba’ adalah hal yang diharuskan, bah diharuskan, bah

kan hukumnya wajib bagi setiap muslim-kan hukumnya wajib bagi setiap muslim-musli-musli-

mah, terutama ittiba’ kepada Nabi SAW. mah, terutama ittiba’ kepada Nabi SAW. Agar se-Agar se-

tiap perbuatan / ibadat sesuai dengan tiap perbuatan / ibadat sesuai dengan tuntunan tuntunan

Allah dan Rasulnya. Allah dan Rasulnya.

Demikian pula ittiba’ kepada para ulama Demikian pula ittiba’ kepada para ulama sebagai sebagai

pewaris Nabi SAW. Dengan cara bertanya pewaris Nabi SAW. Dengan cara bertanya sesua-sesua-

tu perbuatan yang belum dipahaminya.tu perbuatan yang belum dipahaminya.

Page 17: Hukum islam

3. 3. Taqlid,Taqlid, iakah menerima pendapat atau mengikuti iakah menerima pendapat atau mengikuti perbuat-perbuat- an orang lain tanpa mengetahui dasar an orang lain tanpa mengetahui dasar pegambilannya.pegambilannya. Taqlid dihukumkan Taqlid dihukumkan bolehboleh, bagi orang awam (orang , bagi orang awam (orang bia-bia- sa) yang tidak mengerti cara-cara mencari hukum sa) yang tidak mengerti cara-cara mencari hukum syari’at syari’at oleh karenanya untuk sementara waktu boleh oleh karenanya untuk sementara waktu boleh sambil ia sambil ia menuntut ilmu. menuntut ilmu. Namun bagi orang-orang yang pandai dan Namun bagi orang-orang yang pandai dan sanggup men- sanggup men- cari sendiri hukum-hukum syari’at tidak cari sendiri hukum-hukum syari’at tidak dibolehkan, dan ia dibolehkan, dan ia harus berijtihad sendiri.harus berijtihad sendiri.

Taqlid dihukumkan Taqlid dihukumkan haramharam, bila orang yang , bila orang yang ditaqlidi memditaqlidi mem perdulikan ayat-ayat Qur’an dan hadits-hadits perdulikan ayat-ayat Qur’an dan hadits-hadits mutawatir mutawatir atau ahad. Demikian pula haram bertaqlid kepada atau ahad. Demikian pula haram bertaqlid kepada orang orang yang tidak jelas kemampuannya untuk berijtihad.yang tidak jelas kemampuannya untuk berijtihad.

Page 18: Hukum islam

NIKAH ATAU PERKAWINANNIKAH ATAU PERKAWINAN

Nikah dalam arti bahasa adalah “bercampur”, sedangkan Nikah dalam arti bahasa adalah “bercampur”, sedangkan berdasarkan istilah Fiqih adalah akad antara seorang calon berdasarkan istilah Fiqih adalah akad antara seorang calon suami dengan seorang wali nikah yang menjamin halalnya suami dengan seorang wali nikah yang menjamin halalnya bersetubuh antara isteri dan suaminya dengan kalmiat ni-bersetubuh antara isteri dan suaminya dengan kalmiat ni-kah/kawin (I’anatuttholibiin hal.255 juz III).kah/kawin (I’anatuttholibiin hal.255 juz III).Definisi nikah menurut UU No.1/74 ialah “ikatan lahir ba-Definisi nikah menurut UU No.1/74 ialah “ikatan lahir ba-thin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai thin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)yang bahagia dan kekal berdasakan Ketuhanan tangga)yang bahagia dan kekal berdasakan Ketuhanan Yang Maha Esa (Pasal 1)Yang Maha Esa (Pasal 1)

Page 19: Hukum islam

Perkawinan Perkawinan (nikah) merupakan sunnatullah (hukum alam (nikah) merupakan sunnatullah (hukum alam di dunia). Oleh karenanya perkawinan bukan milik satu-sa-di dunia). Oleh karenanya perkawinan bukan milik satu-sa-tuya makhluq Allah yang namanya ‘manusia’, tetapi juga tuya makhluq Allah yang namanya ‘manusia’, tetapi juga dilakukan oleh hewan (binatang), dan bahkan tumbuh-dilakukan oleh hewan (binatang), dan bahkan tumbuh-tumbuhan, serta dilakukan juga oleh jin dan syetan, sesuai tumbuhan, serta dilakukan juga oleh jin dan syetan, sesuai dengan firman Allahdengan firman Allah

Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak me-bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak me-reka ketahui (Yasin : 36)reka ketahui (Yasin : 36)

Page 20: Hukum islam

Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpapasang-pasangan supaya ka-Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpapasang-pasangan supaya ka-mu mengingat kebesaran Allah (Adz-Dzariat : 49).mu mengingat kebesaran Allah (Adz-Dzariat : 49).

Beberapa ayat anjuran untuk menikah a.l. :Beberapa ayat anjuran untuk menikah a.l. :

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukDan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan mera mu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan mera sa tenteram kepadanya, dan dijadikannya diantaramu rasa kasih dan sa tenteram kepadanya, dan dijadikannya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (Ar-Rum : 21).tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (Ar-Rum : 21).

Page 21: Hukum islam

Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis jenis

kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-

isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan

memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka me-memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka me-

ngapakah mereka beriman kepada yang bathil ngapakah mereka beriman kepada yang bathil dan dan

mengingkari nikmat Allah ?" (Am-Nahl : 72). mengingkari nikmat Allah ?" (Am-Nahl : 72).

Page 22: Hukum islam

Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian dianta-Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian dianta-

ra kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) ra kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin)

dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan ham-dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan ham-

ba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika merekaba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka

miskin Allah akan memampukan mereka denganmiskin Allah akan memampukan mereka dengan

kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya)

lagi Maha mengetahui (An-Nur : 32). lagi Maha mengetahui (An-Nur : 32).

Page 23: Hukum islam

Perkawinan ideal kaitannya dengan pendidikan, antara lain :Perkawinan ideal kaitannya dengan pendidikan, antara lain :1.1. Perkawinan sebagai fitrahPerkawinan sebagai fitrah2.2. Perkawinan begi kemaslahatan sosial :Perkawinan begi kemaslahatan sosial :

a. Memelihara jenis (species) manusiaa. Memelihara jenis (species) manusiab. Memelihara keturunanb. Memelihara keturunanc. Menyelamatkan masyarakat dari dekadensi moralc. Menyelamatkan masyarakat dari dekadensi morald. Menyelamatkan masyarakat dari penyakitd. Menyelamatkan masyarakat dari penyakite. Ketenangan spirituale. Ketenangan spiritualf. saling menolong antara suami isteri dalam membina dan f. saling menolong antara suami isteri dalam membina dan men-men-

didik anakdidik anakg. menumbuhkan emosi keibu-bapakang. menumbuhkan emosi keibu-bapakan

3. Perkawinan sebagai proses seleksi, meliputi :3. Perkawinan sebagai proses seleksi, meliputi :a. seleksi atas dasae agamaa. seleksi atas dasae agamab. Pemilihan berdasarkan keturunanb. Pemilihan berdasarkan keturunanc. Mencari orang asing dalam perkawinanc. Mencari orang asing dalam perkawinand. mengutamakan gadisd. mengutamakan gadise. mengutamakan kawin dengan wanita yang banyak e. mengutamakan kawin dengan wanita yang banyak melahirkanmelahirkan

Page 24: Hukum islam

BENTUK PERKAWINAN MASA JAHILIYAHBENTUK PERKAWINAN MASA JAHILIYAH

1.1. NIKAH AL-KHIDNNIKAH AL-KHIDN, yakni perkawinan yang bila tidak , yakni perkawinan yang bila tidak di-ketahui maka dianggap baik, tetapi bila ketahuan di-ketahui maka dianggap baik, tetapi bila ketahuan di-anggap tercela, seperti pergundikan, dan di-anggap tercela, seperti pergundikan, dan sejenisnya.sejenisnya.

2.2. NIKAH BADALNIKAH BADAL, yakni pernikahan yang saling tukar , yakni pernikahan yang saling tukar me-nukar isteri, seperti halnya jual beli atau tukar me-nukar isteri, seperti halnya jual beli atau tukar tambah.tambah.

3.3. NIKAH BEBERAPA ORANG LAKI-LAKINIKAH BEBERAPA ORANG LAKI-LAKI, yakni beberapa , yakni beberapa laki-laki mengawini seorang perempuan bersama-laki-laki mengawini seorang perempuan bersama-sama seperti pelacuran.sama seperti pelacuran.

4.4. NIKAH SYIGHORNIKAH SYIGHOR, yakni pernikahan adat jahiliyah, di-, yakni pernikahan adat jahiliyah, di-mana seseorang menikahkan seseorang lainnya, mana seseorang menikahkan seseorang lainnya, tetapi diikuti permintaan agar iapun dinikahkan tetapi diikuti permintaan agar iapun dinikahkan dengan anak atau perempuan di pihak lain. dengan anak atau perempuan di pihak lain.

5.5. NIKAH ISTIBDHANIKAH ISTIBDHA, kawin untuk mencari bibit unggul. , kawin untuk mencari bibit unggul. Seorang laki-laki menyuruh isterinya supaya tidur Seorang laki-laki menyuruh isterinya supaya tidur de-ngan laki-laki lain sampai ia mengandung, baru de-ngan laki-laki lain sampai ia mengandung, baru kemu-dian si suami boleh mencampurinya.kemu-dian si suami boleh mencampurinya.

Page 25: Hukum islam

HUKUM NIKAHHUKUM NIKAH

Asal hukum nikah adalah sunnah berdasarkan hadits Nabi Asal hukum nikah adalah sunnah berdasarkan hadits Nabi SAW., tetapi hal ini dapat berubah menjadi :SAW., tetapi hal ini dapat berubah menjadi :

a.a. WAJIB, bagi orang yang telah mampu (fisik & materi) WAJIB, bagi orang yang telah mampu (fisik & materi) dan bila ia tidak nikah dikhawatirkan akan berbuat dan bila ia tidak nikah dikhawatirkan akan berbuat zina.zina.

b.b. HARAM, bagi orang yang tahu bahwa dirinya tidak HARAM, bagi orang yang tahu bahwa dirinya tidak mampu melaksanakan hidup berumah tangga (lahir mampu melaksanakan hidup berumah tangga (lahir atau bathin).atau bathin).

c.c. MUBAH, bagi orang yang tidak ada halangan untuk MUBAH, bagi orang yang tidak ada halangan untuk kawin dan dorongan kawin belum membahayakan kawin dan dorongan kawin belum membahayakan dirinya.dirinya.

d.d. MAKRUH, bagi orang yang mampu fisik maupun materi MAKRUH, bagi orang yang mampu fisik maupun materi te-tapi ia tidak berhajat (berkeinginan) sama sekali te-tapi ia tidak berhajat (berkeinginan) sama sekali untuk ni-kah karena tidak percaya akan dirinya untuk ni-kah karena tidak percaya akan dirinya mampu melaksana-kan ketentuan nilah serta tidak mampu melaksana-kan ketentuan nilah serta tidak akan terjebak pada perzi-nahan. akan terjebak pada perzi-nahan.

Page 26: Hukum islam

MEMINANG (KHITBAH)MEMINANG (KHITBAH)Meminang artinya permintaan seorang laki-laki kepada Meminang artinya permintaan seorang laki-laki kepada anak perempuan orang lain atau seorang perempuan anak perempuan orang lain atau seorang perempuan yang ada di bawah kekuasaan seseorang (curator) untuk yang ada di bawah kekuasaan seseorang (curator) untuk dikawini, sebagai pendahuluan kawin. Meminang adalah dikawini, sebagai pendahuluan kawin. Meminang adalah kebiasaan Arab lama yang diteruskan oleh Islam. Memi-kebiasaan Arab lama yang diteruskan oleh Islam. Memi-nang dilakukan sebelum terjadinya akad nikah dan sete-nang dilakukan sebelum terjadinya akad nikah dan sete-lah dipilih masak-masak, dengan syarat :lah dipilih masak-masak, dengan syarat :a.a. Tidak didahului pinangan laki-laki lain secara syar’iTidak didahului pinangan laki-laki lain secara syar’ib.b. Yang dipinang tidak terhalang oleh halangan syar’i yang Yang dipinang tidak terhalang oleh halangan syar’i yang

menyebabkan tidak dapat menikah (tidak ber-suami, menyebabkan tidak dapat menikah (tidak ber-suami, bukan yang haram dinikahi sementara atau selamanya, bukan yang haram dinikahi sementara atau selamanya, dan tidak dalam iddah baik talaq raj’i atau bain tau dan tidak dalam iddah baik talaq raj’i atau bain tau ditinggal mati suami).ditinggal mati suami).

Page 27: Hukum islam

RUKUN DAN SYARAT PERNIKAHANRUKUN DAN SYARAT PERNIKAHAN

RUKUN NIKAH, meliputi :RUKUN NIKAH, meliputi :

a. calon mempelai laki-lakia. calon mempelai laki-laki

b. calon mempelai perempuanb. calon mempelai perempuan

c. walic. wali

d. dua orang saksi (laki-laki)d. dua orang saksi (laki-laki)

e. ijab dan qobule. ijab dan qobul

Page 28: Hukum islam

SYARAT-SYARAT PERNIKAHANSYARAT-SYARAT PERNIKAHAN

1, Syarat calon mempelai laki-laki :1, Syarat calon mempelai laki-laki :a. bukan mahram dari calon isteria. bukan mahram dari calon isterib. tidak terpaksa, artinya atas kemauan sendirib. tidak terpaksa, artinya atas kemauan sendiric. orangnya tertentu atau jelas.c. orangnya tertentu atau jelas.d. tidak sedang melaksanakan ihram haji.d. tidak sedang melaksanakan ihram haji.

2. Syarat calon mempelai perempuan :2. Syarat calon mempelai perempuan :a. tidak ada halangan syar’i (tidak bersuami, bukan a. tidak ada halangan syar’i (tidak bersuami, bukan

mahram, tidak sedang iddah).mahram, tidak sedang iddah).b. merdeka, dan atas kemauan sendiri.b. merdeka, dan atas kemauan sendiri.c, jelas oranya.c, jelas oranya.d. tidak sedang ihram haji.d. tidak sedang ihram haji.

Page 29: Hukum islam

3. Syarat-syarat wali :3. Syarat-syarat wali :a. laki-lakia. laki-laki b. balighb. balighc. waras aqalnyac. waras aqalnya d. tidak terpaksad. tidak terpaksae. tidak sedang ihram hajie. tidak sedang ihram haji f. adilf. adil

4. Syarat-syarat Saksi :4. Syarat-syarat Saksi :a. laki-lakia. laki-lakib. balighb. balighc. waras aqalnyac. waras aqalnyad. dapat mendengar dan melihatd. dapat mendengar dan melihate. adile. adilf. bebas tidak terpaksaf. bebas tidak terpaksag. tidak sedang ihram haji.g. tidak sedang ihram haji.h. memahami bahasa ijab qobul, dsb.h. memahami bahasa ijab qobul, dsb.

Page 30: Hukum islam

PERNIKAHAN YANG TERLARANGPERNIKAHAN YANG TERLARANG

1.1. Kawin mut’ah, yakni kawin yang Kawin mut’ah, yakni kawin yang ditentu-kan masanya atau kawin ditentu-kan masanya atau kawin kontrakkontrak

2.2. Kawin dengan niyat menthalaqKawin dengan niyat menthalaq

3.3. Kawin/nikah tahlil (menghalalkan)Kawin/nikah tahlil (menghalalkan)

4.4. Kawin dengan isteri yang pernah ditha-Kawin dengan isteri yang pernah ditha-laq tiga (sebelum diselingi oleh laki-laq tiga (sebelum diselingi oleh laki-laki lain).laki lain).

Page 31: Hukum islam

FASAKH (RUSAKNYA) SUATU FASAKH (RUSAKNYA) SUATU PERNIKAHANPERNIKAHAN1.1. Bika wanita yang dinikahi bukan yang dimaksud.Bika wanita yang dinikahi bukan yang dimaksud.2.2. Bila kanak-kanak dikawinkan oleh wali selain Bila kanak-kanak dikawinkan oleh wali selain

bapak atau kakek, setelah dewasa ia boleh bapak atau kakek, setelah dewasa ia boleh memilih dilanjut-kan atau dibathalkan (khiyarul memilih dilanjut-kan atau dibathalkan (khiyarul bulugh). Bila salah seo-rang membatalkan maka bulugh). Bila salah seo-rang membatalkan maka rusaklah perkawinan terse-but.rusaklah perkawinan terse-but.

3.3. Apabila seorang suami murtad dari islam dan tidak Apabila seorang suami murtad dari islam dan tidak kembali lagi.kembali lagi.

4.4. Suami asalnya sama-sama musyrik, kemudian Suami asalnya sama-sama musyrik, kemudian suami masuk islam, tetapi isteri tetap dalam suami masuk islam, tetapi isteri tetap dalam kemusyrikan, maka saat itu juga perkawinannya kemusyrikan, maka saat itu juga perkawinannya rusakrusak

5.5. Apabila seorang laki-laki menipu seorang Apabila seorang laki-laki menipu seorang perempuan atau sebaliknya.perempuan atau sebaliknya.

Page 32: Hukum islam

6. Apabila seorang laki-laki mengawini seorang 6. Apabila seorang laki-laki mengawini seorang perempuan yang mengaku seorang baik-baik, tapi perempuan yang mengaku seorang baik-baik, tapi ternyata seorang yang fasik.ternyata seorang yang fasik.

7. Seorang laki-laki mengawini seorang perempuan 7. Seorang laki-laki mengawini seorang perempuan me-ngaku perawan, tetapi ternyata telah janda, me-ngaku perawan, tetapi ternyata telah janda, maka laki-laki berhak meminta ganti rugimaka laki-laki berhak meminta ganti rugi

8. Seorang laki-laki mengawini seorang perempuan 8. Seorang laki-laki mengawini seorang perempuan yang ternyata tidak dapat dipakai secara maksimalyang ternyata tidak dapat dipakai secara maksimal

9. Seorang laki-laki mengawini seorang perempuan 9. Seorang laki-laki mengawini seorang perempuan yang pada diri perempuan tersebut ada penghalang, yang pada diri perempuan tersebut ada penghalang, sehingga tidak dapat digauli.sehingga tidak dapat digauli.

10. Seorang laki-laki mengawini seorang perempuan 10. Seorang laki-laki mengawini seorang perempuan yang ternyata mengidap penyakit berbahaya atau yang ternyata mengidap penyakit berbahaya atau cacat.cacat.

Page 33: Hukum islam

WANITA-WANITA YANG HARAM WANITA-WANITA YANG HARAM DINIKAHIDINIKAHI

Page 34: Hukum islam

Artinya :Artinya :• Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu

yang perempuan[281]; saudara-saudaramu yang perempuan, yang perempuan[281]; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang pe-rempuan; ibu-ibumu yang menyusui saudaramu yang pe-rempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ce-raikan), Maka campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ce-raikan), Maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharam-kan tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharam-kan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghim-punkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang menghim-punkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, ke-cuali yang telah terjadi pada masa lampau; bersaudara, ke-cuali yang telah terjadi pada masa lampau; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (An-Nisa : 23).(An-Nisa : 23).

• [281] Maksud ibu di sini ialah ibu, nenek dan seterusnya ke [281] Maksud ibu di sini ialah ibu, nenek dan seterusnya ke atas. dan yang dimaksud dengan anak perempuan ialah anak atas. dan yang dimaksud dengan anak perempuan ialah anak perempuan, cucu perempuan dan seterusnya ke bawah, perempuan, cucu perempuan dan seterusnya ke bawah, demikian juga yang lain-lainnya. sedang yang dimaksud demikian juga yang lain-lainnya. sedang yang dimaksud dengan anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu, dengan anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu, menurut jumhur ulama Termasuk juga anak tiri yang tidak menurut jumhur ulama Termasuk juga anak tiri yang tidak dalam pemeliharaannya.dalam pemeliharaannya.

Page 35: Hukum islam

WANITA-WANITA YANG HARAM DINIKAHIWANITA-WANITA YANG HARAM DINIKAHI

1.1. Haram Haram selamanyaselamanya karena : karena :

a. a. nasabnasab (pertalian darah/keturunan) : (pertalian darah/keturunan) :

- ibu terus ke atas- ibu terus ke atas

- anak- anak

- saudara- saudara

- bibi dari ayah- bibi dari ayah

- bibi dari ibu- bibi dari ibu

- anak perempuan sdr. Laki-laki- anak perempuan sdr. Laki-laki

- anak perempuan sdr. perempuan - anak perempuan sdr. perempuan

Page 36: Hukum islam

b. Saudara Sesusu (Saudara Susuan) :b. Saudara Sesusu (Saudara Susuan) : - perempuan yang menyusui- perempuan yang menyusui - ibu perempuan yang menyusui- ibu perempuan yang menyusui - ibu dari suami perempuan yang menyusui- ibu dari suami perempuan yang menyusui - saudara perempuan sesusu (dengan beberapa - saudara perempuan sesusu (dengan beberapa syarat)syarat) - saudara perempuan yang menyusui (bibi)- saudara perempuan yang menyusui (bibi) - saudara perempuan suami perempuan yang - saudara perempuan suami perempuan yang menyusuimenyusui - anak dan cucu perempuan yang menyusui- anak dan cucu perempuan yang menyusui - saudara perempuan dari saudara sessusu- saudara perempuan dari saudara sessusu

c. Mushoharoh (pernikahan) :c. Mushoharoh (pernikahan) : - mertua- mertua - anak tiri yang ibunya telah digauli- anak tiri yang ibunya telah digauli - menantu- menantu - iateri ayah (ibu tiri)- iateri ayah (ibu tiri)

Page 37: Hukum islam

2. Haram 2. Haram sementarasementara meliputi : meliputi : - memadu dua saudara sekaligus- memadu dua saudara sekaligus - memadu dengan bibinya sekaligus- memadu dengan bibinya sekaligus - sedang dalam masa iddah thalaq - sedang dalam masa iddah thalaq raj’iraj’i - wanita yang dithalaq 3 (khusus bagi - wanita yang dithalaq 3 (khusus bagi

yang menthalaq sebelum diselingi yang menthalaq sebelum diselingi laki-laki-

laki lain)laki lain) - berbeda agama- berbeda agama - sedang ihram haji- sedang ihram haji - sudah beristri empat- sudah beristri empat

Page 38: Hukum islam

PUTUSNYA PERNIKAHANPUTUSNYA PERNIKAHAN Perkawinan bisa putus dikarenakan :Perkawinan bisa putus dikarenakan :1.1. Meninggalnya salah satu pihak (cerai mati)Meninggalnya salah satu pihak (cerai mati)2.2. Suami atau isteri murtad (keluar dari agama Suami atau isteri murtad (keluar dari agama

Islam)Islam)3.3. Perceraian dalam keadaan suami atau isteri Perceraian dalam keadaan suami atau isteri

masih hidup (baik thalaq atau gugat thalaqmasih hidup (baik thalaq atau gugat thalaq

ThalaqThalaq, , adalah lepasnya ikatan perkawinan dan adalah lepasnya ikatan perkawinan dan berakhirnya hubungan perkawinan. Menurut berakhirnya hubungan perkawinan. Menurut asalnya hukum thalaq adalah makruh (dibenci) asalnya hukum thalaq adalah makruh (dibenci) berdasarkan Hadits Rasulullah SAW.berdasarkan Hadits Rasulullah SAW.

Page 39: Hukum islam

ISTILAH-ISTILAH JATUHNYA ISTILAH-ISTILAH JATUHNYA

THALAQTHALAQ 1.1. Thalaq dengan ucapan yang sharih Thalaq dengan ucapan yang sharih

(jelas)(jelas)2.2. Thalaq dengan ucapan tetapi Thalaq dengan ucapan tetapi

secara kinayah (sindiran)secara kinayah (sindiran)3.3. Thalaq dengan tulisan (melalui Thalaq dengan tulisan (melalui

surat)surat)4.4. Thalaq dengan isyarat yang dapat Thalaq dengan isyarat yang dapat

dipahami oleh orang laindipahami oleh orang lain5.5. Thalaq dengan mengirim utusanThalaq dengan mengirim utusan6.6. Thalaq dengan keputusan hakimThalaq dengan keputusan hakim

Page 40: Hukum islam

JENIS DAN HUKUM THALAQJENIS DAN HUKUM THALAQ

1.1. Thalaq Sunni, yaitu thalaq yang dijatuhkan Thalaq Sunni, yaitu thalaq yang dijatuhkan me- nurut tuntunan syara’. Misalnya suami me- nurut tuntunan syara’. Misalnya suami mentha-laq isteri yang sudah dicampurinya mentha-laq isteri yang sudah dicampurinya dengan satu thalaq waktu suci dan tidak dengan satu thalaq waktu suci dan tidak mencampurinya di-waktu suci tersebut.mencampurinya di-waktu suci tersebut.

2.2. Thalaq Bid’i (thalaq yang dibenci), artinya Thalaq Bid’i (thalaq yang dibenci), artinya thalaq yang bertentangan dengan syara’. thalaq yang bertentangan dengan syara’. Misalnya seo-rang laki-laki menceraikan Misalnya seo-rang laki-laki menceraikan isterinya dengan tha-laq tiga dalam satu isterinya dengan tha-laq tiga dalam satu kalimat, atau dengan tiga ka li thalaq yang kalimat, atau dengan tiga ka li thalaq yang terpisah-pisah dalam satu waktu dan terpisah-pisah dalam satu waktu dan tempat, atau menthalaq isteri pada saat tempat, atau menthalaq isteri pada saat isteri sedang haid (menstruasi), nifas, atau isteri sedang haid (menstruasi), nifas, atau wak-tu suci padahal malamnya ia wak-tu suci padahal malamnya ia disetubuhi. disetubuhi.

Page 41: Hukum islam

JENIS DAN BILANGAN THALAQJENIS DAN BILANGAN THALAQ

1.1. THALAQ SATU (JENIS THALAQ RAJ’I), yaitu THALAQ SATU (JENIS THALAQ RAJ’I), yaitu suami masih bisa kembali (merujuk) kepada suami masih bisa kembali (merujuk) kepada isterinya sebelum masa iddah habis.isterinya sebelum masa iddah habis.

2.2. THALAQ DUA (JENIS THALAQ RAJ’I), yaitu THALAQ DUA (JENIS THALAQ RAJ’I), yaitu suami masih bisa kembali (merujuk) kepada suami masih bisa kembali (merujuk) kepada isterinya sebelum masa iddah habis.isterinya sebelum masa iddah habis.

3.3. THALAQ TIGA (JENIS THALAQ BAIN), yaitu THALAQ TIGA (JENIS THALAQ BAIN), yaitu suami tidak boleh kembali (merujuk) suami tidak boleh kembali (merujuk) sebelum bekas isterinya dinikahi orang lain sebelum bekas isterinya dinikahi orang lain dan telah dicerai secara sukareladan telah dicerai secara sukarela

Page 42: Hukum islam

THALAQ DIANGGAP TIDAK JATUH BERDASAR THALAQ DIANGGAP TIDAK JATUH BERDASAR PENDAPAT SEBAGIAN BESAR ULAMA PENDAPAT SEBAGIAN BESAR ULAMA APABILA :APABILA :

1.1. Suami dalam keadaan marah Suami dalam keadaan marah

2.2. Suami dalam keadaan mabukSuami dalam keadaan mabuk

3.3. Dalam keadaan dipaksa atau terpaksaDalam keadaan dipaksa atau terpaksa

4.4. Suami bergurau tanpa dibarengi niat Suami bergurau tanpa dibarengi niat menthalaqmenthalaq

5.5. Dijatuhkan tanpa sadarDijatuhkan tanpa sadar

6.6. Karena keliru atau tidak sengajaKarena keliru atau tidak sengaja

Page 43: Hukum islam

MASA MENUNGGU (MASA MASA MENUNGGU (MASA IDDAH)IDDAH)1.1. Iddah bagi perempuan yang dithalaq dan Iddah bagi perempuan yang dithalaq dan

ma-sih menstruasi (normal) secara ma-sih menstruasi (normal) secara periodik, yaitu 3 kali menstruasi (suci)periodik, yaitu 3 kali menstruasi (suci)

2.2. Iddah bagi perempuan yang telah Iddah bagi perempuan yang telah manupause (berhenti) atau belum manupause (berhenti) atau belum menstruasi, yaitu 3 bu-lan.menstruasi, yaitu 3 bu-lan.

3.3. Iddah bagi perempuan yang ditinggal Iddah bagi perempuan yang ditinggal mati sua minya, yaitu 4 bulan 10 hari, mati sua minya, yaitu 4 bulan 10 hari, kecuali bila ia ha-mil maka iddahnya kecuali bila ia ha-mil maka iddahnya melahirkan kehamilannya.melahirkan kehamilannya.

4.4. Iddah bagi perempuan yang hamil, yaitu Iddah bagi perempuan yang hamil, yaitu sam-pai melahirkan kehamilannya. sam-pai melahirkan kehamilannya.

Page 44: Hukum islam

Ayat-ayat tentang masa menunggu Ayat-ayat tentang masa menunggu (Iddah)(Iddah)

Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru‘ [Al-Baqoroh diri (menunggu) tiga kali quru‘ [Al-Baqoroh

228). 228).

Page 45: Hukum islam

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi pe-Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi pe-rempuan- perempuan yang beriman, kemudian kamu cerai-rempuan- perempuan yang beriman, kemudian kamu cerai-kan mereka sebelum kamu men campurinya Maka sekali-kan mereka sebelum kamu men campurinya Maka sekali-sekali tidak wajib atas mereka 'iddah bagimu yang kamu sekali tidak wajib atas mereka 'iddah bagimu yang kamu minta menyempurnakannya. Maka berilah mereka mut'ah minta menyempurnakannya. Maka berilah mereka mut'ah dan lepaskanlah mereka itu dengan cara yang sebaik-baik-dan lepaskanlah mereka itu dengan cara yang sebaik-baik-nya (Al-Ahzab : 49). nya (Al-Ahzab : 49).

Page 46: Hukum islam

Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri-isteri (hendaklah Para isteri itu) me-meninggalkan isteri-isteri (hendaklah Para isteri itu) me-nangguhkan dirinya (ber'iddah) empat bulan sepuluh hari. nangguhkan dirinya (ber'iddah) empat bulan sepuluh hari. kemudian apabila telah habis 'iddahnya, Maka tiada dosa kemudian apabila telah habis 'iddahnya, Maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan mereka berbuat terhadap bagimu (para wali) membiarkan mereka berbuat terhadap diri mereka[diri mereka[147147] menurut yang patut. Allah mengetahui ] menurut yang patut. Allah mengetahui apa yang kamu perbuat (Al-Baqoroh : 234) apa yang kamu perbuat (Al-Baqoroh : 234) • [[147147] Berhias, atau bepergian, atau menerima ] Berhias, atau bepergian, atau menerima

pinangan.pinangan.

Page 47: Hukum islam

Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (mono-pause) di antara perempuan-perempuanmu (mono-pause) di antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), Maka jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), Maka masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. dan barangsiapa yang ber-takwa kandungannya. dan barangsiapa yang ber-takwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya (At-Thalaq : 4). kemudahan dalam urusannya (At-Thalaq : 4).

Page 48: Hukum islam

BEBERAPA MASALAH DALAM RUMAH BEBERAPA MASALAH DALAM RUMAH TANGGATANGGA

1.1. ILA, yaitu sumpah seorang suami untuk tidak ILA, yaitu sumpah seorang suami untuk tidak berhubung-an kelamin dengan isterinya. Berdasarkan berhubung-an kelamin dengan isterinya. Berdasarkan Qur’an ia diberi tenggang waktu samapi 4 bulan, Qur’an ia diberi tenggang waktu samapi 4 bulan, apabila kelak ia akan kembali sebelum waktunya apabila kelak ia akan kembali sebelum waktunya habis, atau tepat 4 bulan kem bali, maka ia harus habis, atau tepat 4 bulan kem bali, maka ia harus membeyar kifarat (puasa 3 hari berturut-turut).membeyar kifarat (puasa 3 hari berturut-turut).

2.2. NUSYUZ (durhaka), misalnya isteri tidak thaat atau NUSYUZ (durhaka), misalnya isteri tidak thaat atau tidak mau diajak tidur bersama tanpa alasan syar’i tidak mau diajak tidur bersama tanpa alasan syar’i atau alasan yang dapat diterima aqal sehat, maka atau alasan yang dapat diterima aqal sehat, maka suami berkewajib-an menasihatinya, bila masih juga suami berkewajib-an menasihatinya, bila masih juga belum sadar, maka la-kukan pisah ranjang, bila belum sadar, maka la-kukan pisah ranjang, bila masih juga belum sadar, suami boleh memukul yang masih juga belum sadar, suami boleh memukul yang tidak menyakiti, bila masih juga be-lum sadar, maka tidak menyakiti, bila masih juga be-lum sadar, maka dicarikan penyelesaian apakah pernikah-an mau dicarikan penyelesaian apakah pernikah-an mau dilanjutkan atau cerai dilanjutkan atau cerai

Page 49: Hukum islam

Ayat tentang ILAAyat tentang ILA

• 226. Kepada orang-orang yang meng-ilaa' 226. Kepada orang-orang yang meng-ilaa' isterinya[isterinya[141141] diberi tangguh empat bulan (lamanya). ] diberi tangguh empat bulan (lamanya). kemudian jika mereka kembali (kepada isterinya), kemudian jika mereka kembali (kepada isterinya), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.Penyayang.

• [[141141] Meng-ilaa' isteri Maksudnya: bersumpah tidak ] Meng-ilaa' isteri Maksudnya: bersumpah tidak akan mencampuri isteri. dengan sumpah ini seorang akan mencampuri isteri. dengan sumpah ini seorang wanita menderita, karena tidak disetubuhi dan tidak wanita menderita, karena tidak disetubuhi dan tidak pula diceraikan. dengan turunnya ayat ini, Maka suami pula diceraikan. dengan turunnya ayat ini, Maka suami setelah 4 bulan harus memilih antara kembali setelah 4 bulan harus memilih antara kembali menyetubuhi isterinya lagi dengan membayar kafarat menyetubuhi isterinya lagi dengan membayar kafarat sumpah atau menceraikan.sumpah atau menceraikan.

Page 50: Hukum islam

Ayat tentang NUSYUZAyat tentang NUSYUZ

Page 51: Hukum islam

• 34. Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh 34. Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri[diri[289289] ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah ] ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)[memelihara (mereka)[290290]. Wanita-wanita yang kamu ]. Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya[khawatirkan nusyuznya[291291], Maka nasehatilah mereka dan ], Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya[kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya[292292]. ]. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.

• [[289289] Maksudnya: tidak Berlaku curang serta memelihara rahasia ] Maksudnya: tidak Berlaku curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya.dan harta suaminya.

• [[290290] Maksudnya: Allah telah mewajibkan kepada suami untuk ] Maksudnya: Allah telah mewajibkan kepada suami untuk mempergauli isterinya dengan baik.mempergauli isterinya dengan baik.

• [[291291] Nusyuz: Yaitu meninggalkan kewajiban bersuami isteri. ] Nusyuz: Yaitu meninggalkan kewajiban bersuami isteri. nusyuz dari pihak isteri seperti meninggalkan rumah tanpa izin nusyuz dari pihak isteri seperti meninggalkan rumah tanpa izin suaminya.suaminya.

• [[292292] Maksudnya: untuk memberi peljaran kepada isteri yang ] Maksudnya: untuk memberi peljaran kepada isteri yang dikhawatirkan pembangkangannya haruslah mula-mula diberi dikhawatirkan pembangkangannya haruslah mula-mula diberi nasehat, bila nasehat tidak bermanfaat barulah dipisahkan dari nasehat, bila nasehat tidak bermanfaat barulah dipisahkan dari tempat tidur mereka, bila tidak bermanfaat juga barulah tempat tidur mereka, bila tidak bermanfaat juga barulah dibolehkan memukul mereka dengan pukulan yang tidak dibolehkan memukul mereka dengan pukulan yang tidak meninggalkan bekas. bila cara pertama telah ada manfaatnya meninggalkan bekas. bila cara pertama telah ada manfaatnya janganlah dijalankan cara yang lain dan seterusnya.janganlah dijalankan cara yang lain dan seterusnya.

Page 52: Hukum islam

3. KHULU’ (gugat cerai/thalaq tebus), artinya wanita 3. KHULU’ (gugat cerai/thalaq tebus), artinya wanita meng-ajukan tebusan sesuatu untuk memohon meng-ajukan tebusan sesuatu untuk memohon penceraian dari suami.penceraian dari suami.

4. ZHIHAR, artinya ‘punggung’, yaitu ucapan suami 4. ZHIHAR, artinya ‘punggung’, yaitu ucapan suami kepada isterinya “kamu dimataku seperti punggung kepada isterinya “kamu dimataku seperti punggung ibuku”. Aki-bat zihar ini (1) suami haram mencampuri ibuku”. Aki-bat zihar ini (1) suami haram mencampuri isterinya se-belum membayar kifarat; (2) suami isteri isterinya se-belum membayar kifarat; (2) suami isteri haram berhu-bungan kelamin dan perbuatan-haram berhu-bungan kelamin dan perbuatan-perbuatan yang merang sang ke arah itu, seperti perbuatan yang merang sang ke arah itu, seperti berpelukan, berciuman, dsb.berpelukan, berciuman, dsb.

Adapun kifarat zihar :Adapun kifarat zihar : a. memerdekakan seorang hamba sahaya.a. memerdekakan seorang hamba sahaya.b. bila tidak menemukan, maka ia wajib berpuasa sela- b. bila tidak menemukan, maka ia wajib berpuasa sela-

ma 2 bulan berturut-turut.ma 2 bulan berturut-turut.c. bila tidak mampu, maka ia wajib memberi makan 60 c. bila tidak mampu, maka ia wajib memberi makan 60

orang fakir miskin. orang fakir miskin.

Page 53: Hukum islam

AYAT TENTANG ZIHARAYAT TENTANG ZIHAR

Orang-orang yang menzhihar isterinya di antara ka-Orang-orang yang menzhihar isterinya di antara ka-mu, (menganggap isterinya sebagai ibunya, padahal)mu, (menganggap isterinya sebagai ibunya, padahal)Tiadalah isteri mereka itu ibu mereka. ibu-ibu mereka Tiadalah isteri mereka itu ibu mereka. ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. dan Sesungguhnya mereka sungguh-sungguh meng-dan Sesungguhnya mereka sungguh-sungguh meng-ucapkan suatu Perkataan mungkar dan dusta. dan ucapkan suatu Perkataan mungkar dan dusta. dan Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pe-Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pe-ngampun (Al-Mujadilah : 2). ngampun (Al-Mujadilah : 2).

Page 54: Hukum islam

5. LI’AN (menuduh berzina), adalah sumpah 5. LI’AN (menuduh berzina), adalah sumpah seo-rang suami dengan menuduh isterinya seo-rang suami dengan menuduh isterinya melaku-kan zina dengan tidak bisa melaku-kan zina dengan tidak bisa menghadirkan saksi- saksi, sumpah itu menghadirkan saksi- saksi, sumpah itu diucapkan sebanyak 4 kali bahwa diucapkan sebanyak 4 kali bahwa tuduhannya benar dan pada sumpah yang tuduhannya benar dan pada sumpah yang kelima ia meminta laknat Allah pada diri-nya kelima ia meminta laknat Allah pada diri-nya seandainya dia berdusta. Pihak isteri boleh seandainya dia berdusta. Pihak isteri boleh membantah dengan cara bersumpah kembali membantah dengan cara bersumpah kembali se-banyak 4 kali, dan yang kelima ia bersedia se-banyak 4 kali, dan yang kelima ia bersedia mene rima laknat Allah apabila tuduhan mene rima laknat Allah apabila tuduhan suaminya ter sebut benar. Setelah itu maka suaminya ter sebut benar. Setelah itu maka putuslah pernikah an keduanya selamanya. putuslah pernikah an keduanya selamanya. Hal ini sesuai dengan firman Allah sbb.Hal ini sesuai dengan firman Allah sbb.

Page 55: Hukum islam
Page 56: Hukum islam

• Dan orang-orang yang menuduh isterinya Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), Padahal mereka tidak ada mempunyai (berzina), Padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, Maka saksi-saksi selain diri mereka sendiri, Maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, Sesungguhnya Dia adalah dengan nama Allah, Sesungguhnya Dia adalah Termasuk orang-orang yang benar (An-Nur : 6 ).Termasuk orang-orang yang benar (An-Nur : 6 ).

• Dan (sumpah) yang kelima: bahwa la'nat Allah Dan (sumpah) yang kelima: bahwa la'nat Allah atasnya, jika Dia Termasuk orang-orang yang atasnya, jika Dia Termasuk orang-orang yang berdusta[1030] (An-Nur : 7). berdusta[1030] (An-Nur : 7).

• [1030] Maksud ayat 6 dan 7: orang yang [1030] Maksud ayat 6 dan 7: orang yang menuduh Istrinya berbuat zina dengan tidak menuduh Istrinya berbuat zina dengan tidak mengajukan empat orang saksi, haruslah mengajukan empat orang saksi, haruslah bersumpah dengan nama Allah empat kali, bersumpah dengan nama Allah empat kali, bahwa Dia adalah benar dalam tuduhannya itu. bahwa Dia adalah benar dalam tuduhannya itu. kemudian Dia bersumpah sekali lagi bahwa Dia kemudian Dia bersumpah sekali lagi bahwa Dia akan kena laknat Allah jika Dia berdusta. Masalah akan kena laknat Allah jika Dia berdusta. Masalah ini dalam fiqih dikenal dengan Li'an.ini dalam fiqih dikenal dengan Li'an.

Page 57: Hukum islam

6. SYIQOQ, yakni pertentangan atau 6. SYIQOQ, yakni pertentangan atau per-cekcokan antara suami dan per-cekcokan antara suami dan isteri, maka ia harus selesaikan isteri, maka ia harus selesaikan diantara keduanya, bila penyelesaian diantara keduanya, bila penyelesaian tidak tercapai maka isteri dan suami tidak tercapai maka isteri dan suami masing-masing mengangkat ‘juru masing-masing mengangkat ‘juru runding’ untuk menyelesaikannya, runding’ untuk menyelesaikannya, bila penyelesaian oleh juru runding bila penyelesaian oleh juru runding tidak juga tercapai, maka diserahkan tidak juga tercapai, maka diserahkan sepe-nuhnya diantara mereka sepe-nuhnya diantara mereka apakah akan cerai atau lainnya.apakah akan cerai atau lainnya.

Page 58: Hukum islam

Ayat tentang SYIQOQ :Ayat tentang SYIQOQ :

35. Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara 35. Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, Maka kirimlah seorang hakam[keduanya, Maka kirimlah seorang hakam[293293] dari kelu-] dari kelu-arga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga peremp-arga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga peremp-uan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud Mengada-uan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud Mengada-kan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada kan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.lagi Maha Mengenal.

• [[293293] Hakam ialah juru pendamai.] Hakam ialah juru pendamai.

Page 59: Hukum islam

POLIGAMI (BERISTERI LEBIH DARI 1 POLIGAMI (BERISTERI LEBIH DARI 1

ORANG)ORANG) Sejarah :Sejarah :

Poligami telah berlaku sejak jauh sebelum Islam datang. Poligami telah berlaku sejak jauh sebelum Islam datang. Bangsa-bangsa Eropa seperti Rusia, Yugoslavia, Cekoslavia, Bangsa-bangsa Eropa seperti Rusia, Yugoslavia, Cekoslavia, Jerman, Belgia, Belanda, Denmark, Swedia, Inggris, dan Jerman, Belgia, Belanda, Denmark, Swedia, Inggris, dan lainnya biasa melakukan poligami. Demikian pula pada lainnya biasa melakukan poligami. Demikian pula pada bangsa-bangsa Timur seperti Ibrani (Yahudi), Arab, Cina, bangsa-bangsa Timur seperti Ibrani (Yahudi), Arab, Cina, dsb. Mereka-mereka berpoligami. Agama Nasranipun pada dsb. Mereka-mereka berpoligami. Agama Nasranipun pada mulanya tidak melarang poligami, karena tidak ditemukan mulanya tidak melarang poligami, karena tidak ditemukan satu ayatpun dalam Injil yang melaang untuk berpoligami. satu ayatpun dalam Injil yang melaang untuk berpoligami.

Orang-orang Eropa saat ini melaksanakan monogami tidak lain Orang-orang Eropa saat ini melaksanakan monogami tidak lain hanya kebetulan kebanyakan orang Eropa beragama hanya kebetulan kebanyakan orang Eropa beragama Nasrani. Pada mulanya orang Yunani dan Romawi telah lebih Nasrani. Pada mulanya orang Yunani dan Romawi telah lebih dahulu melarang berpoligami, kemudian setelah mereka dahulu melarang berpoligami, kemudian setelah mereka memeluk agama Kristen kebiasaan mono-gami tersebut memeluk agama Kristen kebiasaan mono-gami tersebut mereka lakukan sesuai nenek moyang mereka, jadi bu-mereka lakukan sesuai nenek moyang mereka, jadi bu-kanlah peraturan dari agama Nasrani, yang masuk ke negeri kanlah peraturan dari agama Nasrani, yang masuk ke negeri mereka, tetapi monogami merupakan peraturan lama yang mereka, tetapi monogami merupakan peraturan lama yang telah berlaku sejak mereka menganut agamatelah berlaku sejak mereka menganut agama berhala.berhala.

Page 60: Hukum islam

Gereja hanya melanjutkan larangan poligami dan menganggapnya Gereja hanya melanjutkan larangan poligami dan menganggapnya da-tang dari aturan agama. Padahal lembaran-lembaran dari da-tang dari aturan agama. Padahal lembaran-lembaran dari kitab Injil sendiri tidak menyebutkan adanya larangan poligami. kitab Injil sendiri tidak menyebutkan adanya larangan poligami.

Allah sebagai pencipta manusia hapal betul tabiat mahluq Allah sebagai pencipta manusia hapal betul tabiat mahluq ciptaannya ini yaitu bahwa kesanggupan seorang laki-laki untuk ciptaannya ini yaitu bahwa kesanggupan seorang laki-laki untuk berketurunan lebih kuat dibanding wanita. Laki-laki sanggup berketurunan lebih kuat dibanding wanita. Laki-laki sanggup melaksanakan bio-logisnya sejak ia baligh sampai akhir usianya. melaksanakan bio-logisnya sejak ia baligh sampai akhir usianya. Sedangkan wanita tidak mampu melaksanakannya a.l. ketika Sedangkan wanita tidak mampu melaksanakannya a.l. ketika sedang haid, nifas, hamil dan waktu menyusui. Kesanggupn sedang haid, nifas, hamil dan waktu menyusui. Kesanggupn wanita untuk berketurunan sampai usia 40 - 50 tahun. Ketika wanita untuk berketurunan sampai usia 40 - 50 tahun. Ketika keadaan demikian, maka apakah suami harus melampiaskan keadaan demikian, maka apakah suami harus melampiaskan nafsunya kepada wanita lain yang bukan isterinya tanpa nikah nafsunya kepada wanita lain yang bukan isterinya tanpa nikah yang syah ?. Sedangkan Islam secara tegas melarang pelacuran, yang syah ?. Sedangkan Islam secara tegas melarang pelacuran, antara lain :antara lain :

Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk (Al-Isra : suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk (Al-Isra : 32). 32).

Page 61: Hukum islam

Terkadang ada seorang suami beristeri mandul atau Terkadang ada seorang suami beristeri mandul atau berpenyakit yang tidak mungkin diharapkan berpenyakit yang tidak mungkin diharapkan kesembuhannya, namun si is-teri ingin tetap diperistri kesembuhannya, namun si is-teri ingin tetap diperistri olehnya, sedangkan suami mengha-rapkan adanya olehnya, sedangkan suami mengha-rapkan adanya seorang anak. Apakah seorang suami harus te tap rela seorang anak. Apakah seorang suami harus te tap rela dengan keadaan seperti itu ? Demikian pula sebalik-nya ?dengan keadaan seperti itu ? Demikian pula sebalik-nya ?

Terkadang ada pula seorang laki-laki yang karena Terkadang ada pula seorang laki-laki yang karena kejiwaannya atau ka rena fifiknya sangat kuat nafsu kejiwaannya atau ka rena fifiknya sangat kuat nafsu birahinya, ia belum akan puas kalau hanya dilayani oleh birahinya, ia belum akan puas kalau hanya dilayani oleh satu isteri, maka sebagai gantiny agar ia tidak mengambil satu isteri, maka sebagai gantiny agar ia tidak mengambil gundik yang dilarang agama, maka diizinkan untuk me-gundik yang dilarang agama, maka diizinkan untuk me-muaskan nafsunya dengan jalan yang halal melalui muaskan nafsunya dengan jalan yang halal melalui poligami.poligami.

Praktek poligami dalam dunia Islam ini memiliki banyak Praktek poligami dalam dunia Islam ini memiliki banyak manfaat, anta-ra lain dan membersihkan masyarakat dari manfaat, anta-ra lain dan membersihkan masyarakat dari akhlaq yang tercela, dan menghindarkan penyakit akhlaq yang tercela, dan menghindarkan penyakit masyarakat yang ba-nyak timbul di negara-negara yang masyarakat yang ba-nyak timbul di negara-negara yang tidak mengenal poligami.tidak mengenal poligami.

Pada negara yang melarang adanya poligami banyak terjadi Pada negara yang melarang adanya poligami banyak terjadi ke-fasikan dan kejahatan, sehingga pelacuran meningkat ke-fasikan dan kejahatan, sehingga pelacuran meningkat dan se-bagai akibatnya banyak anak lahir di luar nikah dan se-bagai akibatnya banyak anak lahir di luar nikah sampai men-capai 50% dari angka kelahiran yang ada. sampai men-capai 50% dari angka kelahiran yang ada.

Page 62: Hukum islam

Pada tahun 1959 di Amerika Serikat setiap tahun lebih Pada tahun 1959 di Amerika Serikat setiap tahun lebih dari 100.000 anak lahir tanpa ayah yang syah, dan kita dari 100.000 anak lahir tanpa ayah yang syah, dan kita dapat memperkirakan berapa banyak hal itu terjadi dapat memperkirakan berapa banyak hal itu terjadi saat ini.saat ini.

Berbagai perbuatan keji, pergaulan bebas, telah Berbagai perbuatan keji, pergaulan bebas, telah melahirkan bermacam-macam penyakit berbahaya, melahirkan bermacam-macam penyakit berbahaya, merusak moral, mengganggu kehidupan rumah tangga merusak moral, mengganggu kehidupan rumah tangga dan secara diam-diam telah merenggangkan hubungan dan secara diam-diam telah merenggangkan hubungan suami isteri. Ba-nyak rumah tangga hancur berantakan suami isteri. Ba-nyak rumah tangga hancur berantakan sampai tak ter-bentuk lagi. Silsilah nenek moyang sampai tak ter-bentuk lagi. Silsilah nenek moyang seseorang menjadi kabur dan banyak orang yang tidak seseorang menjadi kabur dan banyak orang yang tidak mengenal siapa se-benarnya ayah mereka.mengenal siapa se-benarnya ayah mereka.

Inilah salah satu kerusakan yang timbul sebagai akibat Inilah salah satu kerusakan yang timbul sebagai akibat me-nentang fitrah, menyimpang dari ajaran Allah, dan me-nentang fitrah, menyimpang dari ajaran Allah, dan inilah bukti kuat bahwa tujuan Islam itu lebih baik dan inilah bukti kuat bahwa tujuan Islam itu lebih baik dan syari’at Islam adalah yang paling sesuai untuk manusia syari’at Islam adalah yang paling sesuai untuk manusia di bumi dan malaikat yang ada di langit. Inilah hakikat di bumi dan malaikat yang ada di langit. Inilah hakikat poligami dalam Islam, hukumnya bukan wajib, juga poligami dalam Islam, hukumnya bukan wajib, juga bukan sunnah, tetapi hanya dibolehkan saja dengan bukan sunnah, tetapi hanya dibolehkan saja dengan persyaratan yang ketat, dengan tujuan untuk kebaikan persyaratan yang ketat, dengan tujuan untuk kebaikan umat manusia. umat manusia.

Page 63: Hukum islam

FARO’IDL (ILMU WARIS)FARO’IDL (ILMU WARIS)

Waris, secara bahasa adalah pindahnya Waris, secara bahasa adalah pindahnya se-suatu dari seseorang kepada orang se-suatu dari seseorang kepada orang lain atau dari satu kaum kepada kaum lain atau dari satu kaum kepada kaum yang lain. Sedangkan menurut arti yang lain. Sedangkan menurut arti sebenarnya, adalah pindahnya hak milik sebenarnya, adalah pindahnya hak milik orang yang meninggal dunia kepada orang yang meninggal dunia kepada para ahli warits-nya yang masih hidup, para ahli warits-nya yang masih hidup, baik yang diting-galkannya itu berupa baik yang diting-galkannya itu berupa harta bergerak dan tidak bergerak atau harta bergerak dan tidak bergerak atau hak-hak menurut hu-kum sya’ra.hak-hak menurut hu-kum sya’ra.

Page 64: Hukum islam

BEBERAPA HAL YANG BERKAITAN BEBERAPA HAL YANG BERKAITAN DENGAN HARTA WARISDENGAN HARTA WARIS

Sebelum dilaksanakannya pembagian waris, beberapa Sebelum dilaksanakannya pembagian waris, beberapa hal yang harus diperhatikan, a.l.hal yang harus diperhatikan, a.l.

1.1. Dikeluarkan dulu untuk biaya pemeliharaan mayat.Dikeluarkan dulu untuk biaya pemeliharaan mayat.

2.2. Pelunasan seluruh hutang piutang si mayat.Pelunasan seluruh hutang piutang si mayat.

3.3. Keluarkan wasiat (bila ada), dan dilaksanakan bukan Keluarkan wasiat (bila ada), dan dilaksanakan bukan kepada ahli warits, dan besarnya tidak boleh lebih kepada ahli warits, dan besarnya tidak boleh lebih dari 1/3 harta warits (kecuali ada hal lain).dari 1/3 harta warits (kecuali ada hal lain).

4.4. Membagi sisa harta kepada ahli warits sesuai Membagi sisa harta kepada ahli warits sesuai petunjuk Qur’an, Hadits, dan Ijma Ummat (Para ahli petunjuk Qur’an, Hadits, dan Ijma Ummat (Para ahli Hukum Islam)Hukum Islam)

Page 65: Hukum islam

Tertibnya pembagian WarisTertibnya pembagian Waris1.1. Golongan ash-habul furudl, yakni orang-orang yang Golongan ash-habul furudl, yakni orang-orang yang

telah ditentukan bagian-bagiannya masing-masing.telah ditentukan bagian-bagiannya masing-masing.2.2. Golongan ashobah nasabiyahGolongan ashobah nasabiyah3.3. Rad, kepada ash-habul furudl sesuai ketentuan Rad, kepada ash-habul furudl sesuai ketentuan

(selain kepada suami atau isteri)(selain kepada suami atau isteri)4.4. Golongan Dzawil Arham, yaitu semua keluarga Golongan Dzawil Arham, yaitu semua keluarga

orang yang meninggal dunia yang tidak termasuk orang yang meninggal dunia yang tidak termasuk golongan ash-habul furudl dan golongan ashobah, golongan ash-habul furudl dan golongan ashobah, seperti : saudara laki-laki ibu, saudara perempuan seperti : saudara laki-laki ibu, saudara perempuan ibu, cucu laki -laki/perempuan dari anak ibu, cucu laki -laki/perempuan dari anak perempuan, dst.perempuan, dst.

5.5. Rad kepada suami atau isteri, jika si mayat Rad kepada suami atau isteri, jika si mayat meninggal dengan tidak meninggalkan keturunan, meninggal dengan tidak meninggalkan keturunan, atau saudara seorangpun.atau saudara seorangpun.

6.6. Golongan ashobah sababi, yaitu Mu’tiq atau Golongan ashobah sababi, yaitu Mu’tiq atau Mu’tiqoh.Mu’tiqoh.

7.7. Orang yang mendapat wasiat lebih dari 1/3Orang yang mendapat wasiat lebih dari 1/38.8. Baitaul mal (perbendaharaan negara Islam).Baitaul mal (perbendaharaan negara Islam).

Page 66: Hukum islam

SEBAB-SEBAB SALING WARIS SEBAB-SEBAB SALING WARIS MEWARISIMEWARISI

1.1. KERABAT YANG SEBENARNYA KERABAT YANG SEBENARNYA (ADANYA PERTALIAN DARAH.(ADANYA PERTALIAN DARAH.

2.2. HUBUNGAN PERNIKAHANHUBUNGAN PERNIKAHAN

3.3. AL-WALA, YAITU KERABAT HUKMIAH AL-WALA, YAITU KERABAT HUKMIAH (MU’TIQ/MU’TIQOH) (MU’TIQ/MU’TIQOH)

Page 67: Hukum islam

SEBAB-SEBAB TIDAK SEBAB-SEBAB TIDAK MEMPEROLEH HAK WARISMEMPEROLEH HAK WARIS

1.1. KARENA HAMBA SAHAYAKARENA HAMBA SAHAYA

2.2. MEMBUNUH ORANG YANG AKAN MEMBUNUH ORANG YANG AKAN MEWA-RITSKAN (MUWARITS)MEWA-RITSKAN (MUWARITS)

3.3. BERBEDA AGAMABERBEDA AGAMA

Page 68: Hukum islam

RUKUN DAN SYARAT WARISRUKUN DAN SYARAT WARIS

1.1. MUWARITSMUWARITS, YAITU ORANG YANG AKAN MEWARIS-, YAITU ORANG YANG AKAN MEWARIS-KAN, DENGAN SYARAT TELAH MENINGGAL DUNIA KAN, DENGAN SYARAT TELAH MENINGGAL DUNIA (SECARA HAKIKAT ATAU HUKUM).(SECARA HAKIKAT ATAU HUKUM).

2.2. WARITSWARITS, IALAH ORANG-ORANG YANG BERHAK MEN-, IALAH ORANG-ORANG YANG BERHAK MEN-DAPATKAN HARTA WARITS, DENGAN SYARAT MERE-DAPATKAN HARTA WARITS, DENGAN SYARAT MERE-KA HIDUP PADA SAAT SI MUWARIS MENINGGAL KA HIDUP PADA SAAT SI MUWARIS MENINGGAL DUNIA.DUNIA.

3.3. MAURUTSMAURUTS, YAITU HARTA ATAU SESUATU YANG DI-, YAITU HARTA ATAU SESUATU YANG DI-TINGGALKAN OLEH MUWARITS, BAIK BERUPA HARTA TINGGALKAN OLEH MUWARITS, BAIK BERUPA HARTA BERGERAK ATAUPUN TIDAK BERGERAK, DENGAN BERGERAK ATAUPUN TIDAK BERGERAK, DENGAN SYA RAT MENGETAHUI STATUS WARISNYA. SYA RAT MENGETAHUI STATUS WARISNYA.

Page 69: Hukum islam

GOLONGAN AHLI WARIS LAKI-LAKI GOLONGAN AHLI WARIS LAKI-LAKI

1.1. Anak laki-lakiAnak laki-laki2.2. Cucu laki-laki dari anak lakiCucu laki-laki dari anak laki3.3. AyahAyah4.4. Kakek shahih (kakek kandung terus ke atas dari pihak Kakek shahih (kakek kandung terus ke atas dari pihak

laki-lakilaki-laki5.5. Saudara laki-laki sekandungSaudara laki-laki sekandung6.6. Saudara laki-laki se ayahSaudara laki-laki se ayah7.7. Saudara laki-laki se ibuSaudara laki-laki se ibu8.8. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandungAnak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung9.9. Anak laki-laki saudara laki-laki se ayahAnak laki-laki saudara laki-laki se ayah10.10. Paman (dari pihak ayah yang sekandung dengan ayahPaman (dari pihak ayah yang sekandung dengan ayah11.11. Paman (dari pihak ayah) yang se ayah dengan ayahPaman (dari pihak ayah) yang se ayah dengan ayah12.12. Anak laki-laki paman sekandungAnak laki-laki paman sekandung13.13. Anak laki-laki paman seyah dengan ayahAnak laki-laki paman seyah dengan ayah14.14. Suami si mayatSuami si mayat15.15. Mu’tiq Mu’tiq

Page 70: Hukum islam

GOLONGAN AHLI WARIS GOLONGAN AHLI WARIS PEREMPUAN PEREMPUAN

1.1. ANAK PEREMPUANANAK PEREMPUAN2.2. CUCU PEREMPUAN DARI ANAK LAKI-LAKI (TERUS CUCU PEREMPUAN DARI ANAK LAKI-LAKI (TERUS

KE BAWAH)KE BAWAH)3.3. I B UI B U4.4. NENEK SHAHIH TERUS KE ATAS (IBUNYA IBU)NENEK SHAHIH TERUS KE ATAS (IBUNYA IBU)5.5. NENEK SHAHIH TERUS KE ATAS (IBINYA AYAH)NENEK SHAHIH TERUS KE ATAS (IBINYA AYAH)6.6. SAUDARA PEREMPUAN SEKANDUNGSAUDARA PEREMPUAN SEKANDUNG7.7. SAUDARA PEREMPUAN SE AYAHSAUDARA PEREMPUAN SE AYAH8.8. SAUDARA PEREMPUAN SE IBUSAUDARA PEREMPUAN SE IBU9.9. ISTERI / ISTERI-ISTERIISTERI / ISTERI-ISTERI10.10.MU’TIQOH.MU’TIQOH.

Page 71: Hukum islam

BAGIAN-BAGIAN PARA AHLI WARITS BAGIAN-BAGIAN PARA AHLI WARITS BERDASAR AL-QUR’AN DAN HADITSBERDASAR AL-QUR’AN DAN HADITS

YANG MEMPEROLEH ½YANG MEMPEROLEH ½

1.1. Seorang anak perempuan (tunggal)Seorang anak perempuan (tunggal)2.2. Cucu perempuan tunggal dari anak laki-lakiCucu perempuan tunggal dari anak laki-laki3.3. Saudara perempuan tunggal sekandungSaudara perempuan tunggal sekandung4.4. Saudara perempuan tunggal sebapak bila Saudara perempuan tunggal sebapak bila

tidak ada saudara perempuan sekandung.tidak ada saudara perempuan sekandung.5.5. Suami bila si mayat ridak meninggalkan Suami bila si mayat ridak meninggalkan

anak turunan.anak turunan.

Page 72: Hukum islam

YANG MEMPEROLEH YANG MEMPEROLEH ¼¼

1.1. Suami bila si mayat meninggalkan anak turunan Suami bila si mayat meninggalkan anak turunan (terus ke bawah).(terus ke bawah).

2.2. Isteri atau para isteri bila si mayat tidak Isteri atau para isteri bila si mayat tidak ameninggalkan anak turunan ameninggalkan anak turunan

YANG MEMPEROLEH 1/8YANG MEMPEROLEH 1/8

Seorang isteri atau para isteri bila si mayat Seorang isteri atau para isteri bila si mayat meninggalkan meninggalkan

anak turunananak turunan

Page 73: Hukum islam

Keterangan ayat bagian suami atau isteriKeterangan ayat bagian suami atau isteri

Page 74: Hukum islam

• Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. jika isteri-oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. Para isteri mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. jika kamu mempunyai anak, Maka Para tidak mempunyai anak. jika kamu mempunyai anak, Maka Para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. jika seseorang mati, baik laki-laki dibayar hutang-hutangmu. jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), Maka (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, harta. tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli warishutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris))[274].[274]. (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun.Maha Penyantun.

• [274][274] Memberi mudharat kepada waris itu ialah tindakan-tindakan Memberi mudharat kepada waris itu ialah tindakan-tindakan seperti: a. Mewasiatkan lebih dari sepertiga harta pusaka. b. seperti: a. Mewasiatkan lebih dari sepertiga harta pusaka. b. Berwasiat dengan maksud mengurangi harta warisan. Sekalipun Berwasiat dengan maksud mengurangi harta warisan. Sekalipun kurang dari sepertiga bila ada niat mengurangi hak waris, juga kurang dari sepertiga bila ada niat mengurangi hak waris, juga tidak diperbolehkan.tidak diperbolehkan.

Page 75: Hukum islam

YANG MEMPEROLEH 2/3YANG MEMPEROLEH 2/3

1.1. Dua anak perempuan sekandung atau Dua anak perempuan sekandung atau lebih, bila tidak bersama-sama dengan lebih, bila tidak bersama-sama dengan saudaranya yang laki-lakisaudaranya yang laki-laki

2.2. Dua cucu perempuan atau lebih dari anak Dua cucu perempuan atau lebih dari anak laki-laki terus ke bawah, bila tudaj laki-laki terus ke bawah, bila tudaj bersama-sama dengan saudaranya yang bersama-sama dengan saudaranya yang laki-laki.laki-laki.

3.3. Dua saudara perempuan sekandung atau Dua saudara perempuan sekandung atau lebihlebih

4.4. Dua saudara perempuan se-ayah atau Dua saudara perempuan se-ayah atau lebih.lebih.

Page 76: Hukum islam

YANG MEMPEROLEH 1/6YANG MEMPEROLEH 1/6

1.1. Ayah, bila si mayat meninggalkan anak laki-laki atau Ayah, bila si mayat meninggalkan anak laki-laki atau cucu laki-laki dari anak laki-laki.cucu laki-laki dari anak laki-laki.

2.2. Kakek sahih, bila si mayat meninggalkan anak laki-Kakek sahih, bila si mayat meninggalkan anak laki-laki/cucu laki-laki dari anak laki-laki.laki/cucu laki-laki dari anak laki-laki.

3.3. Ibu, bila si amayt meninggalkan anak atau cucu Ibu, bila si amayt meninggalkan anak atau cucu (laki/ perempuan); atau mempunyai 2 orang atau (laki/ perempuan); atau mempunyai 2 orang atau lebih saudara sakandung/se-ayah/se-ibu.lebih saudara sakandung/se-ayah/se-ibu.

4.4. Cucu perempuan dari anak laki-laki, bila si amayat Cucu perempuan dari anak laki-laki, bila si amayat mening-galkan hanya seorang anak perempuan. Bila mening-galkan hanya seorang anak perempuan. Bila anak perem-puan lebih dari satu, maka cucu anak perem-puan lebih dari satu, maka cucu perempuan tidak memper-oleh bagian.perempuan tidak memper-oleh bagian.

5.5. Saudara perempuan se ayah seorang atau lebih, bila Saudara perempuan se ayah seorang atau lebih, bila si ma-yat mempunyai seorang saudara perempuan si ma-yat mempunyai seorang saudara perempuan sekandung.sekandung.

6.6. Saudara laki-laki/perempuan se-ibu, masing-masing Saudara laki-laki/perempuan se-ibu, masing-masing mereka memperoleh 1/6.mereka memperoleh 1/6.

7.7. Nenek sahih, bila tidak ada ibu si mayat. Nenek sahih, bila tidak ada ibu si mayat.

Page 77: Hukum islam

YANG MEMPEROLEH 1/3YANG MEMPEROLEH 1/3

1.1. Ibu, bila si mayat tidak Ibu, bila si mayat tidak meninggalkan anak/cucu; tidak meninggalkan anak/cucu; tidak mempunyai saudara mempunyai saudara laki-laki/perempuan 2 orang atau laki-laki/perempuan 2 orang atau lebih (sekandung/se-ayah/se-ibu) lebih (sekandung/se-ayah/se-ibu) mereka memperoleh atau terhijab.mereka memperoleh atau terhijab.

2.2. Saudara laki-laki dan saudara Saudara laki-laki dan saudara perempu-an se-ibu 2 orang atau perempu-an se-ibu 2 orang atau lebih, dengan syarat tidak ada orang lebih, dengan syarat tidak ada orang tua atau anak keturunan.tua atau anak keturunan.

Page 78: Hukum islam

HIJAB / PENGHALANGHIJAB / PENGHALANG

HijabHijab (penghalang), yaitu seseorang dapat (penghalang), yaitu seseorang dapat menghalangi orang lain untuk memperoleh menghalangi orang lain untuk memperoleh bagian yang sebenarnya atau sama sekali tidak bagian yang sebenarnya atau sama sekali tidak memperoleh.memperoleh.

Hijab ada dua (2) macam yaitu :Hijab ada dua (2) macam yaitu :

1.1. Hijab NuqshonHijab Nuqshon, yaitu seseorang menghalangi , yaitu seseorang menghalangi orang lain untuk memperoleh bagian yang se-orang lain untuk memperoleh bagian yang se-benarnya, karena ia lebih dekat pada si mayat.benarnya, karena ia lebih dekat pada si mayat.

2.2. Hijab HirmanHijab Hirman, yaitu seseorang menghalangi orang , yaitu seseorang menghalangi orang lain yang sama sekali tidak memperoleh bagian. lain yang sama sekali tidak memperoleh bagian.

Page 79: Hukum islam

DAFTAR HIJAB HIRMANDAFTAR HIJAB HIRMANOrang-orang yang terhalangOrang-orang yang terhalang

1.1. KakekKakek2.2. NenekNenek3.3. Cucu (laki/perempuan)Cucu (laki/perempuan)4.4. Sdr.laki-laki sekandungSdr.laki-laki sekandung

5.5. Sdr. Peremp. SekandungSdr. Peremp. Sekandung

6.6. Sdr. Laki-laki se-ayahSdr. Laki-laki se-ayah

7.7. Sdr. Laki-laki se-ibu Sdr. Laki-laki se-ibu

Orang-orang yang meng-Orang-orang yang meng-halangihalangi1.1. AyahAyah2.2. IbuIbu3.3. Anak laki-lakiAnak laki-laki4.4. Ayah; anak laki-laki; cucu Ayah; anak laki-laki; cucu

laki-laki.laki-laki.5.5. Ayah; anak laki-laki; cucu Ayah; anak laki-laki; cucu

laki-lakilaki-laki6.6. Ayah; anak laki-laki; cucu Ayah; anak laki-laki; cucu

laki-laki; sdr. laki-laki; sdr. Laki/perempu-Laki/perempu-

an sekandung.an sekandung.7. Ayah; anak laki-laki; cucu 7. Ayah; anak laki-laki; cucu

laki-laki; sdr. laki-laki; sdr. Laki/perempu-an Laki/perempu-an sekandung.sekandung.

Page 80: Hukum islam

9. Anak laki-laki sdr.laki-laki 9. Anak laki-laki sdr.laki-laki sekandungsekandung

10. Anak laki-laki sdr.laki-laki 10. Anak laki-laki sdr.laki-laki se-ayahse-ayah

11. Paman sekandung 11. Paman sekandung dengan ayahdengan ayah

12. Paman se-ayah dengan 12. Paman se-ayah dengan ayahayah

9. 9. Ayah; anak laki-laki; cucu Ayah; anak laki-laki; cucu laki-laki; kakek; sdr. Laki-laki-laki; kakek; sdr. Laki-laki sekandung, sdr. Laki-laki sekandung, sdr. Laki-laki se-ayah; sdr. laki se-ayah; sdr. Perempuan sekandung, Perempuan sekandung, sdr. Perempuan se-ayah.sdr. Perempuan se-ayah.

10. Ayah; anak laki-laki; cucu 10. Ayah; anak laki-laki; cucu laki-laki; kakek; sdr. Laki-laki-laki; kakek; sdr. Laki-laki sekandung, sdr. Laki-laki sekandung, sdr. Laki-laki se-ayah; sdr. laki se-ayah; sdr. Perempuan sekandung; Perempuan sekandung; sdr. Perempuan se-ayah; sdr. Perempuan se-ayah; anak laki-laki sdr. Laki-laki anak laki-laki sdr. Laki-laki sekandung.sekandung.

11. Sda + anak laki-laki sdr. 11. Sda + anak laki-laki sdr. Laki-laki se-ayahLaki-laki se-ayah

12. Sda + paman sekandung 12. Sda + paman sekandung dengan ayah.dengan ayah.

Page 81: Hukum islam

13. 13. Anak laki-laki Anak laki-laki paman sekandung paman sekandung dengan ayahdengan ayah

14. Anak laki-laki pa-14. Anak laki-laki pa-man se-ayah man se-ayah dengan ayahdengan ayah

15. Cucu perempuan 15. Cucu perempuan dari anak laki-laki dari anak laki-laki seorang atau lebihseorang atau lebih

13. 13. Sda. + anak laki-Sda. + anak laki-laki paman laki paman sekandung de-sekandung de-ngan ayahngan ayah

14. Sda. + anak laki-14. Sda. + anak laki-laki paman laki paman sekandung de-sekandung de-ngan ayahngan ayah

15. Dua orang atau 15. Dua orang atau le-bih anak le-bih anak perempuan.perempuan.

Page 82: Hukum islam

ASHOBAH (YANG MEMPEROLEH ASHOBAH (YANG MEMPEROLEH SISA)SISA)

ASHOBAH, secara istilah ialah semua ahli ASHOBAH, secara istilah ialah semua ahli waris yang tidak memiliki bagian waris yang tidak memiliki bagian tertentu dengan jelas dalam Al-Qur’an tertentu dengan jelas dalam Al-Qur’an dan Hadits. Arti lain ashobah adalah dan Hadits. Arti lain ashobah adalah semua ahli waris yang mendapatkan semua ahli waris yang mendapatkan semua harta pusaka apabila sendirian semua harta pusaka apabila sendirian dan mengambil sisa harta pusaka dan mengambil sisa harta pusaka setelah ash-habul furudl mengambil setelah ash-habul furudl mengambil bagiannya masing-masingbagiannya masing-masing

Page 83: Hukum islam

ORANG YANG MEMPEROLEH ASHOBAH A.L.ORANG YANG MEMPEROLEH ASHOBAH A.L.

1.1. Anak laki-lakiAnak laki-laki2.2. Cucu laki-laki dari anak laki-lakiCucu laki-laki dari anak laki-laki3.3. Sdr. Laki-laki sekandungSdr. Laki-laki sekandung4.4. Sdr. Laki-laki se-ayahSdr. Laki-laki se-ayah5.5. Paman sekandungPaman sekandung6.6. BapakBapak7.7. Kakek (terus ke atas)Kakek (terus ke atas)8.8. Anak laki-laki sdr. SekandungAnak laki-laki sdr. Sekandung9.9. Anak laki-laki sdr. Se-ayahAnak laki-laki sdr. Se-ayah10.10. Paman seayahPaman seayah11.11. Anak laki-laki paman sekandungAnak laki-laki paman sekandung12.12. Anak laki-laki paman se-ayahAnak laki-laki paman se-ayah13.13. Laki-laki dan perempuan yang memerdekakan (Mu’tiq Laki-laki dan perempuan yang memerdekakan (Mu’tiq

dan Mu’tiqoh).dan Mu’tiqoh).14.14. Anak laki-laki yang memerdekakan.Anak laki-laki yang memerdekakan.

Page 84: Hukum islam

MACAM-MACAM ASHOBAHMACAM-MACAM ASHOBAHA.A. Ashobah Bin-nafsihiAshobah Bin-nafsihi, yaitu golongan laki-laki yang , yaitu golongan laki-laki yang

dipertalikan dengan si mayat tanpa diselingi oleh dipertalikan dengan si mayat tanpa diselingi oleh perempuan. Terdiri dari :perempuan. Terdiri dari :- Jihat Bunuwah (pertalian anak), yaitu anak laki-laki - Jihat Bunuwah (pertalian anak), yaitu anak laki-laki

terus ke bawahterus ke bawah- Jihat Ubuwah (pertalian orang tua), yaitu ayah, - Jihat Ubuwah (pertalian orang tua), yaitu ayah,

kakek terus ke ataskakek terus ke atas- Jihat Ukhuwah (pertalian saudara), yaitu sdr. laki-- Jihat Ukhuwah (pertalian saudara), yaitu sdr. laki-laki laki

sekandung, dan sdr. Laki-laki se-ayah terus sekandung, dan sdr. Laki-laki se-ayah terus kebawahkebawah- Jihat Umumah (pertalian paman), yaitu paman se- - Jihat Umumah (pertalian paman), yaitu paman se-

kandung dan paman se-ayah, anak laki-laki paman kandung dan paman se-ayah, anak laki-laki paman sekandung dan se-ayah terus ke bawah.sekandung dan se-ayah terus ke bawah.

Untuk penetapan kewarisan ini urutan yang paling Untuk penetapan kewarisan ini urutan yang paling atas didahulukan daripada urutan bawahnya, atas didahulukan daripada urutan bawahnya, demikian se- terusnyademikian se- terusnya

Page 85: Hukum islam

B. B. Ashobah Bil-ghoirAshobah Bil-ghoir, yaitu orang-orang yang , yaitu orang-orang yang ditarik untuk bersama-sama memperoleh sisa ditarik untuk bersama-sama memperoleh sisa harta pusaka oleh saudaranya yang laki-laki, harta pusaka oleh saudaranya yang laki-laki, dengan ketentuan 2 : 1. mereka-mereka itu dengan ketentuan 2 : 1. mereka-mereka itu a.l.:a.l.:

1. Anak perempuan yang ditarik oleh saudara-1. Anak perempuan yang ditarik oleh saudara-

nya yang laki-laki.nya yang laki-laki.

2. Cucu perempuan yang ditarik oleh saudara-2. Cucu perempuan yang ditarik oleh saudara-

nya cucu laki-laki.nya cucu laki-laki.

3. Saudara perempuan sekandung yang ditarik 3. Saudara perempuan sekandung yang ditarik

saudara laki-laki sekandungnya.saudara laki-laki sekandungnya.

4. Saudara perempuan se-ayah yang ditarik 4. Saudara perempuan se-ayah yang ditarik

saudara laki-laki se-ayah pula.saudara laki-laki se-ayah pula.

Page 86: Hukum islam

Ashobah Ma’al GhoirAshobah Ma’al Ghoir, yaitu khusus , yaitu khusus untuk saudara perempuan untuk saudara perempuan sekandung atau sau-dara perempuan sekandung atau sau-dara perempuan se-ayah yang mewarisi harta pusaka se-ayah yang mewarisi harta pusaka bersama-sama dengan anak-anak bersama-sama dengan anak-anak perempuan atau cucu-cucu perem-perempuan atau cucu-cucu perem-puan dari anak laki-laki.puan dari anak laki-laki.

Page 87: Hukum islam

AUL DAN RADAUL DAN RADAul, Aul, ialah bertambahnya jumlah bagian yang ialah bertambahnya jumlah bagian yang

telah ditentukan dan berkurangnya telah ditentukan dan berkurangnya bagian para ahli warits.bagian para ahli warits.

Rad, Rad, ialah berkurangnya asal masalah dan ialah berkurangnya asal masalah dan bertambahnya nilai saham yang telah bertambahnya nilai saham yang telah ditentukanditentukan

Beberapa syarat terjadinya Rad, yaitu :Beberapa syarat terjadinya Rad, yaitu :a.a. Adanya Ash-habul FurudlAdanya Ash-habul Furudlb.b. Tidak ada orang yang memperoleh sisa Tidak ada orang yang memperoleh sisa

(ashobah)(ashobah)c.c. Adanya kelebihan harta pusakaAdanya kelebihan harta pusaka

Page 88: Hukum islam

RadRad dapat diberikan ke semua ash-habul dapat diberikan ke semua ash-habul furudl kecuali suami atau isteri (kecuali furudl kecuali suami atau isteri (kecuali ada ketentuan lain). Diantara orang-orang ada ketentuan lain). Diantara orang-orang yang berhak memperoleh Rad, a.l. :yang berhak memperoleh Rad, a.l. :1. Anak perempuan1. Anak perempuan2. Cucu perempuan dari anak laki-laki2. Cucu perempuan dari anak laki-laki3. Saudara perempuan sekandung3. Saudara perempuan sekandung4. Saudara perempuan se-ayah4. Saudara perempuan se-ayah5. I b u5. I b u6. Nenek sahih6. Nenek sahih7. Saudara perempuan se-ibu7. Saudara perempuan se-ibu8. Saudara laki-laki se-ibu.8. Saudara laki-laki se-ibu.

Page 89: Hukum islam

HUKUM WARIS BANCI (KHUNTSA)HUKUM WARIS BANCI (KHUNTSA)Khuntsa, menurut istilah ialah seseorang yang Khuntsa, menurut istilah ialah seseorang yang

memiliki ke-lamin dua atau sama sekali tidak memiliki ke-lamin dua atau sama sekali tidak memiliki kelamin, da-lam hal ini statusnya tidak memiliki kelamin, da-lam hal ini statusnya tidak jelas, apakah ia dihukumkan laki-laki atau jelas, apakah ia dihukumkan laki-laki atau perempuan ? Orang-orang yang demikian dalam perempuan ? Orang-orang yang demikian dalam istilah hukum Islam disebut dengan istilah hukum Islam disebut dengan “Khuntsa “Khuntsa Musykil” Musykil” (Banci yang sulit ditentukan statusnya).(Banci yang sulit ditentukan statusnya).

Bagian waris banci seperti ini adalah :Bagian waris banci seperti ini adalah :• Ulama Hanafiyah berpendapat, ia memperoleh Ulama Hanafiyah berpendapat, ia memperoleh

bagian yang paling sedikit dari bagian haknya bagian yang paling sedikit dari bagian haknya yang jelas.yang jelas.

• Ulama Syafiiyah menyatakan, masing-masing ahli Ulama Syafiiyah menyatakan, masing-masing ahli warits dan khuntsa diberi bagian minimal dari warits dan khuntsa diberi bagian minimal dari status yang diya-kini, baru apabila sudah jelas status yang diya-kini, baru apabila sudah jelas dikembalikan ke kejelasan statusnya tersebut.dikembalikan ke kejelasan statusnya tersebut.

• Ulama Malikiyah menyatakan, ia memperoleh Ulama Malikiyah menyatakan, ia memperoleh bagian se-besar pertengahan antara bagian laki-bagian se-besar pertengahan antara bagian laki-laki dan bagian pe rempuan. laki dan bagian pe rempuan.

Page 90: Hukum islam

Sedangkan seseorang yang secara fisik/ Sedangkan seseorang yang secara fisik/ jas-maninya laki-laki atau perempuan, jas-maninya laki-laki atau perempuan, namun perilakunya bertolak belakang namun perilakunya bertolak belakang dari jasma-ninya tersebut. Banci dari jasma-ninya tersebut. Banci (khuntsa) semacam ini dalam hukum (khuntsa) semacam ini dalam hukum Islam biasa disebut de-ngan banci Islam biasa disebut de-ngan banci (khuntsa) (khuntsa) Ghoir Musykil Ghoir Musykil (banci yang (banci yang mudah ditentukan statusnya -> laki-laki mudah ditentukan statusnya -> laki-laki atau perempuan), maka kewarisan banci atau perempuan), maka kewarisan banci semacam ini berlaku sesuai kejelas-an semacam ini berlaku sesuai kejelas-an status mereka masing-masing (laki-laki status mereka masing-masing (laki-laki atau perempuan secara fisik) atau perempuan secara fisik)

Page 91: Hukum islam

MASALAH KEWRISAN DZAWIL MASALAH KEWRISAN DZAWIL ARHAMARHAM DZAWIL ARHAM, ialah orang-orang yang DZAWIL ARHAM, ialah orang-orang yang

secara hukum memiliki kekerabatan secara hukum memiliki kekerabatan dengan orang yang meninggal, namun dengan orang yang meninggal, namun mereka bukanlah sebagai ahli waris. Secara mereka bukanlah sebagai ahli waris. Secara istilah mereka bukanlah termasuk orang-istilah mereka bukanlah termasuk orang-orang mendapat bagian warits tertentu orang mendapat bagian warits tertentu yang telah ditetapkan Al-Qur’an dan Hadits yang telah ditetapkan Al-Qur’an dan Hadits (ash-habul furudl), dan juga tidak terma-suk (ash-habul furudl), dan juga tidak terma-suk pada golong an ashobah. Beberapa penda-pada golong an ashobah. Beberapa penda-pat tentang masalah kewaritsan dzawil pat tentang masalah kewaritsan dzawil arham ini, seperti di bawah ini arham ini, seperti di bawah ini

Page 92: Hukum islam

Para ulama berbeda pendapat tentang Para ulama berbeda pendapat tentang dzawil arham ini, antara lain meliputi dzawil arham ini, antara lain meliputi ::

Golongan pertama, Golongan pertama, orang yang orang yang menjadi keturunan si mati melalui menjadi keturunan si mati melalui jalur keturunan ke bawah, mereka itu jalur keturunan ke bawah, mereka itu ialah : (a) cucu dari anak perempuan ialah : (a) cucu dari anak perempuan dan terus ke bawah, baik laki-laki dan terus ke bawah, baik laki-laki atau perempuan. (b) cicit dari cucu atau perempuan. (b) cicit dari cucu perempuan dari anak laki-laki dan perempuan dari anak laki-laki dan terus ke bawah, baik laki-laki atau terus ke bawah, baik laki-laki atau perempuan.perempuan.

Page 93: Hukum islam

Golongan kedua,Golongan kedua, orang yang menjadi orang yang menjadi asal keturunan si mati (jalus asal keturunan si mati (jalus keturunan ke atas). Mereka adalah : keturunan ke atas). Mereka adalah : (a) kakek yang tidak shahih (tidak (a) kakek yang tidak shahih (tidak langsung) terus ke atas, seperti langsung) terus ke atas, seperti ayahnya ibu dan kakeknya ibu. (b) ayahnya ibu dan kakeknya ibu. (b) nenek yang tidak shahih (tidak nenek yang tidak shahih (tidak langsung) terus ke atas, seperti ibu langsung) terus ke atas, seperti ibu dari ayahnya ibu dan ibu dari ibunya dari ayahnya ibu dan ibu dari ibunya ayah.ayah.

Page 94: Hukum islam

Golongan ketiga,Golongan ketiga, orang yang dinasabkan orang yang dinasabkan kepada kedua orang tua si mati (kerabat kepada kedua orang tua si mati (kerabat jalur samping). Mereka adalah : (a) jalur samping). Mereka adalah : (a) anak-anak dari saudara perempuan anak-anak dari saudara perempuan sekandung atau seayah atau seibu, baik sekandung atau seayah atau seibu, baik laki-laki atau perempuan. (b) anak-anak laki-laki atau perempuan. (b) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki perempuan dari saudara laki-laki sekandung/seayah/ seibu dan anak-anak sekandung/seayah/ seibu dan anak-anak keturunan mereka terus ke bawah. (c) keturunan mereka terus ke bawah. (c) anak laki-laki dari saudara laki-laki anak laki-laki dari saudara laki-laki seibu, dan semua keturunannya seibu, dan semua keturunannya seperti : cucu laki-laki dari anak laki-laki seperti : cucu laki-laki dari anak laki-laki saudara seibu, atau cucu perempuan saudara seibu, atau cucu perempuan dari anak laki-laki saudara seibu.dari anak laki-laki saudara seibu.

Page 95: Hukum islam

Golongan keempat,Golongan keempat, orang yang dinasabkan orang yang dinasabkan kepa-da kedua kakek atau kedua nenek kepa-da kedua kakek atau kedua nenek orang yang mati, baik dari jihat ayah atau orang yang mati, baik dari jihat ayah atau jihat ibu. Mereka adalah : (a) semua bibi dari jihat ibu. Mereka adalah : (a) semua bibi dari pihak ayah orang yang mati (bibi sekandung, pihak ayah orang yang mati (bibi sekandung, bibi seayah, dan bibi seibu), juga paman-bibi seayah, dan bibi seibu), juga paman-paman dari pihak ibu si ma-yat, juga bibi dari paman dari pihak ibu si ma-yat, juga bibi dari pihak ibu si mayat dan demi-kian pula pihak ibu si mayat dan demi-kian pula paman-pamannya ibu. (b) anak-anak bibi paman-pamannya ibu. (b) anak-anak bibi dari pihak ayah dan ibu dan anak-anak pa-dari pihak ayah dan ibu dan anak-anak pa-man dari pihak ibu, dan anak-anakpaman ibu man dari pihak ibu, dan anak-anakpaman ibu dari pihak bapaknya ibu, terus ke bawah. (c) dari pihak bapaknya ibu, terus ke bawah. (c) bibi-bibi ayah si mati dari pihak ayahnya, bibi-bibi ayah si mati dari pihak ayahnya, baik sekandung, seayah atau seibu, paman-baik sekandung, seayah atau seibu, paman-paman-nya ibu dari bapaknya ibu, dan bibi-paman-nya ibu dari bapaknya ibu, dan bibi-bibinya ibu dari bapaknya ibu, juga khal dari bibinya ibu dari bapaknya ibu, juga khal dari ibu dan khalah dari ibu, baik sekandung atau ibu dan khalah dari ibu, baik sekandung atau seayah.seayah.

Page 96: Hukum islam

(d) anak-anak dari golongan tersebut (d) anak-anak dari golongan tersebut (no. c) dan terus ke bawah, seperti (no. c) dan terus ke bawah, seperti anak laki-laki dari bibinya ayah dan anak laki-laki dari bibinya ayah dan anak perempuan dari bibinya ayah, anak perempuan dari bibinya ayah, dan seterfusnya. (e) paman kakek dan seterfusnya. (e) paman kakek mayit dari pihak ibu, paman nenek mayit dari pihak ibu, paman nenek mayit dari pihak bapak, paman-mayit dari pihak bapak, paman-paman dan bibi-bibi nenek dari pihak paman dan bibi-bibi nenek dari pihak ibu dan bibinya kakek atau nenek ibu dan bibinya kakek atau nenek dari pihak ibu. (f) anak-anak mereka dari pihak ibu. (f) anak-anak mereka (no. e) terus ke bawah.(no. e) terus ke bawah.

Page 97: Hukum islam

Cara-cara kewarisan dzawil arham ini, Cara-cara kewarisan dzawil arham ini, rinciannya dianlogikan kepada jihat rinciannya dianlogikan kepada jihat ashobah, yaitu :ashobah, yaitu :

Mereka yang pertama kali memperoleh bagian Mereka yang pertama kali memperoleh bagian adalah anak turunan (jihat bunuwah). Jika ji-adalah anak turunan (jihat bunuwah). Jika ji-hat ini tidak ada maka digantikan oleh orang hat ini tidak ada maka digantikan oleh orang tua si mati terus ke atas (jihat ubuwah). Bila tua si mati terus ke atas (jihat ubuwah). Bila tidak ada maka digantikan oleh jihat tidak ada maka digantikan oleh jihat ukhuwah. Bila juga tida ada barulan ukhuwah. Bila juga tida ada barulan keturunan bibi dari ayah dan paman dari ibu keturunan bibi dari ayah dan paman dari ibu (jihat umumah dan jihat khalah). Dan bila (jihat umumah dan jihat khalah). Dan bila tidak ada maka baru ke-mudian anak-anak tidak ada maka baru ke-mudian anak-anak mereka dan orang-orang yang statusnya mereka dan orang-orang yang statusnya menggantikan mereka, seperti anak menggantikan mereka, seperti anak perempuan dari paman sekandung atau perempuan dari paman sekandung atau seayah.seayah.

Page 98: Hukum islam

Beberapa syarat kewarisan Dzawil Arham :Beberapa syarat kewarisan Dzawil Arham :1.1. Harus tidak ada ash-habul furudl. Karena Harus tidak ada ash-habul furudl. Karena

jika ada ash-habul furudl, maka ia jika ada ash-habul furudl, maka ia mengambil ba-giannya sebagai ash-habul mengambil ba-giannya sebagai ash-habul furudl dan sisanya diambil dengan jalan rad.furudl dan sisanya diambil dengan jalan rad.

2.2. Harus tidak ada orang yang mendapat Harus tidak ada orang yang mendapat bagian ashobah.bagian ashobah.

Tetapi bila ahli warisnya itu hanya salah seo Tetapi bila ahli warisnya itu hanya salah seo rang suami atau isteri, maka salah satu dari rang suami atau isteri, maka salah satu dari kedua-nya mengambil bagiannya se-bagai kedua-nya mengambil bagiannya se-bagai ash-habul furudl, sedangkan sisanya ash-habul furudl, sedangkan sisanya diserahkan kepada dzawil arham, ka rena diserahkan kepada dzawil arham, ka rena rad kepada salah seo-rang suami atau isteri rad kepada salah seo-rang suami atau isteri dilaksanakan setelah ke-warisan dzawil dilaksanakan setelah ke-warisan dzawil arham.arham.

Page 99: Hukum islam

HUKUM WARIS ANAK DALAM HUKUM WARIS ANAK DALAM KANDUNGANKANDUNGANAnak dalam kandungan yang ditinggal mati ayahnya Anak dalam kandungan yang ditinggal mati ayahnya

menurut sebagian besar ulama dianggap sebagai menurut sebagian besar ulama dianggap sebagai ahli waris, namun hukum kewarisannya memiliki ahli waris, namun hukum kewarisannya memiliki beberapa persyaratan, yaitu :beberapa persyaratan, yaitu :

1.1. Dapat diyakini bahwa anak itu telah ada dalam Dapat diyakini bahwa anak itu telah ada dalam kandungan ibunya pada waktu muwarisnya kandungan ibunya pada waktu muwarisnya meninggal dunia.meninggal dunia.

2.2. Bayi itu harus dilahirkan dalam keadaan hidup, Bayi itu harus dilahirkan dalam keadaan hidup, karena hanya orang yang hiduplah yang karena hanya orang yang hiduplah yang mempunyai keahlian memiliki pusaka. Adapun mempunyai keahlian memiliki pusaka. Adapun ciri keadaan hidupnya adalah ketika ia bayi itu ciri keadaan hidupnya adalah ketika ia bayi itu dilahirkan dari perut ibunya dicirikan dari adanya dilahirkan dari perut ibunya dicirikan dari adanya jeritan (tangisan) atau gerakan, atau menetek jeritan (tangisan) atau gerakan, atau menetek pada payudara ibunya serta ditandai dengan pada payudara ibunya serta ditandai dengan tanda-tanda kehidupan lainnya.tanda-tanda kehidupan lainnya.

Page 100: Hukum islam

Dalam pembagian masalah ini : Kita harus Dalam pembagian masalah ini : Kita harus mem-bagi harta pusaka secara bertahap, mem-bagi harta pusaka secara bertahap, yaitu sebe-lum bayi lahir diadakan yaitu sebe-lum bayi lahir diadakan pembagian sementara, sedangkan pembagian sementara, sedangkan pembagian sebenarnya ditangguhkan pembagian sebenarnya ditangguhkan sampai bayi dilahirkan.sampai bayi dilahirkan.

Keadaan darurat semacam ini, memberi Keadaan darurat semacam ini, memberi motivasi pada para ahli fiqih untuk motivasi pada para ahli fiqih untuk menyusun hukum secara khusus bagi anak menyusun hukum secara khusus bagi anak yang ada dalam kan-dungan, yakni harta yang ada dalam kan-dungan, yakni harta pusaka dibagi secara ber-tahap, sedapat pusaka dibagi secara ber-tahap, sedapat mungkin berhati-hati demi ke-maslahatan mungkin berhati-hati demi ke-maslahatan anak yang berada dalam kandung-an. anak yang berada dalam kandung-an.

Page 101: Hukum islam

WARISAN ORANG YANG WARISAN ORANG YANG HILANGHILANGPara ulama bersepakat bahwa isteri Para ulama bersepakat bahwa isteri

orang yang hilang tersebut tidak orang yang hilang tersebut tidak boleh dinikah-kan, dan hartanya boleh dinikah-kan, dan hartanya tidak boleh diwariskan sampai orang tidak boleh diwariskan sampai orang yang hilang tersebut diketa-hui dan yang hilang tersebut diketa-hui dan diyakini dengan jelas, apakah ia diyakini dengan jelas, apakah ia telah mati atau masih hidup. Dalam telah mati atau masih hidup. Dalam hal ini hanya hakimlah yang dapat hal ini hanya hakimlah yang dapat memutuskan perkara tersebut.memutuskan perkara tersebut.

Page 102: Hukum islam

PENETAPAN TENGGANG WAKTU PENETAPAN TENGGANG WAKTU KEMATIAN ORANG HILANGKEMATIAN ORANG HILANG

1. Ulama Hanafiah menetapkan bahwa 1. Ulama Hanafiah menetapkan bahwa orang itu dianggap mati dengan melihat orang itu dianggap mati dengan melihat teman-teman sepermainan/sebaya yang teman-teman sepermainan/sebaya yang menetap di negaranya. Apabila teman-menetap di negaranya. Apabila teman-teman sepermainan/sebayanya sudah teman sepermainan/sebayanya sudah tidak ada yang hidup seorangpun, maka tidak ada yang hidup seorangpun, maka ia dihukumi telah mati. Sedangkan Abu ia dihukumi telah mati. Sedangkan Abu Hanifah sendiri menetapkan tenggang Hanifah sendiri menetapkan tenggang waktu selama 90 tahun.waktu selama 90 tahun.

Page 103: Hukum islam

2. Ulama Malikiyah menetapkan bahwa 2. Ulama Malikiyah menetapkan bahwa tenggang waktunya selama 70 tahun, hal ini tenggang waktunya selama 70 tahun, hal ini didasarkan pada hadits masyhur yang artinya didasarkan pada hadits masyhur yang artinya ““Umur ummatku antara 60 dan 70 tahun”. Umur ummatku antara 60 dan 70 tahun”.

3. Ulama Syafi’iyah menyatakan bahwa 3. Ulama Syafi’iyah menyatakan bahwa tenggang waktunya adalah 90 tahun, yaitu tenggang waktunya adalah 90 tahun, yaitu masa matinya teman-teman seangkatan di masa matinya teman-teman seangkatan di negaranya. Penda-pat Imam Syafi’I yang negaranya. Penda-pat Imam Syafi’I yang paling ‘paling ‘sahih’ sahih’ adalah se-benarnya tenggang adalah se-benarnya tenggang waktunya tidaklah dapat di-tentukan secara waktunya tidaklah dapat di-tentukan secara pasti, tetapi ketetapan kemati-annya pasti, tetapi ketetapan kemati-annya diputuskan oleh pengadilan. Dalam hal ini diputuskan oleh pengadilan. Dalam hal ini hakim berijtihad untuk menghukumi hakim berijtihad untuk menghukumi kematian-nya. kematian-nya.

Page 104: Hukum islam

4. Ulama Hanabilah, Imam Ahmad berpen-4. Ulama Hanabilah, Imam Ahmad berpen-dapat apabila ia hilang dalam situasi dapat apabila ia hilang dalam situasi kebia- saannya, maka ia akan binasa, kebia- saannya, maka ia akan binasa, seperti da-lam peperangan, atau seperti da-lam peperangan, atau tenggelam yang se-bagian temannya ada tenggelam yang se-bagian temannya ada yang hidup, sedang lainnya meninggal, yang hidup, sedang lainnya meninggal, maka orang yang hilang tertsebut maka orang yang hilang tertsebut diselidiki selama 4 tahun. Jika ti-dak diselidiki selama 4 tahun. Jika ti-dak diketahui jejaknya, maka hartanya di-diketahui jejaknya, maka hartanya di-bagikan kepada ahli warisnya, dan bagikan kepada ahli warisnya, dan isterinya beriddah sebagaimana iddah isterinya beriddah sebagaimana iddah yang ditinggal mati suami. Pendapat Imam yang ditinggal mati suami. Pendapat Imam Ahmad bin Hambal ini paling banyak Ahmad bin Hambal ini paling banyak diikuti.diikuti.

Page 105: Hukum islam

Apabila hilangnya dalam situasi yang Apabila hilangnya dalam situasi yang tidak biasa tidak membawa kematian, tidak biasa tidak membawa kematian, seperti orang yang keluar untuk seperti orang yang keluar untuk berniaga atau pergi meran-tau, atau berniaga atau pergi meran-tau, atau pergi menuntut ilmu, maka dalam hal ini pergi menuntut ilmu, maka dalam hal ini ada dua pendapat :ada dua pendapat :a. Menunggu sampai berumur 90 tahun a. Menunggu sampai berumur 90 tahun sejak sejak ia dilahirkan, yang menurut ia dilahirkan, yang menurut kebiasaannya kebiasaannya orang tidak akan hidup melebihi usia orang tidak akan hidup melebihi usia itu.itu.b. Diserahkan kepada ijtihad hakim dan b. Diserahkan kepada ijtihad hakim dan me- me- nunggu keputusannya. Dalam nunggu keputusannya. Dalam masalah ini, masalah ini, ijtihad hakim menjadi keputusan ijtihad hakim menjadi keputusan hukum.hukum.

Page 106: Hukum islam

HUKUM WARIS ORANG YANG HUKUM WARIS ORANG YANG MATI BERSAMA-SAMAMATI BERSAMA-SAMA

Ketentuan waris dalam kasus seperti ini kita Ketentuan waris dalam kasus seperti ini kita harus memperhatikan siapa yang terlebih harus memperhatikan siapa yang terlebih dahulu me-ninggal dunia. Apabila diketahui, dahulu me-ninggal dunia. Apabila diketahui, maka orang yang mati kemudian sebagai ahli maka orang yang mati kemudian sebagai ahli warisnya de-mikian seterusnya. Apabila tidak warisnya de-mikian seterusnya. Apabila tidak diketahui siapa yang paling dulu dan diketahui siapa yang paling dulu dan belakangan seperti dalam peristiwa tenggelam belakangan seperti dalam peristiwa tenggelam atau kebakaran yang tidak ada seorangpun atau kebakaran yang tidak ada seorangpun mengetahui, maka diantara me-reka tidak mengetahui, maka diantara me-reka tidak boleh saling mewarisi. Karena kurang boleh saling mewarisi. Karena kurang memenuhi syarat. Harta masing-masing diberi-memenuhi syarat. Harta masing-masing diberi-kan kepada para ahli waris yang masih hidup.kan kepada para ahli waris yang masih hidup.