Modul III Al Islam Kel.9

Click here to load reader

download Modul III Al Islam Kel.9

of 31

description

al islam

Transcript of Modul III Al Islam Kel.9

MODUL III. THOHAROH

KELOMPOK 9Ketua : Raysha RamadhaniaSekertaris : Septi Widya PAnggota : Monica AndrianiDian FitrianyRetno SuciYuli RetnowatiVicca SelsianaNeli KartikaIndry

MODUL III. THOHAROHTUJUAN PEMBELAJARANMengetahui, memahami, menerapkan dan dapat menjelaskan thoharoh.Mengetahui, memahami, menerapkan dan dapat menjelaskan jenis-jenis najis.Mengetahui, memahami, menerapkan dan dapat menjelaskan hukum sholat jika terkena najis.SKENARIOIbu Annisa datang ke klinik untuk melepas IUD karena ingin segera mempunyai anak lagi. Saat IUD dilepas tiba-tiba baju anda terkena darah haid Ibu Annisa padahal saat itu Anda berencana akan sholat dzuhur dan tidak membawa baju ganti. Setelah pelepasan IUD Ibu Annisa bertanya bagaimana jika terjadi pendarahan seperti darah haid diluar siklus menstruasi. Apakah dia tetap menjalankan sholat atau tetap dianggap darah haid dan apa yang dia lakukan jika darah seperti haid sudah bersih ? Ibu Annisa juga mengeluh kadang keluar keputihan dan pada saat waktu sholat tanpa membersihkan keputihannnya lebih dulu.Bagaimana sikap Anda ?KLARIFIKASI ISTILAH (-) TIDAK ADAKALIMAT KUNCIIUD dilepas , baju terkena darah haidBerencana akan sholat dzuhurTidak membawa baju gantiDarah haid diluar siklus menstruasiLangsung sholat tanpa membersihkan keputihannya terlebih dahuluPERTANYAAN Definisi dari thoharoh ,hukum , tujuan , dan syaratnya !Bagaimana tata cara thoharoh ?Bagaimana cara melakukan thoharoh dengan debu dan air ?Definisi dan jenis najis !Hukum sholat jika terkena darah haid !Hukum sholat jika keputihan belum dibersihkan !Hukum sholat kepada orang masih mengeluarkan darah haid diluar siklus menstruasi !Tata cara thoharoh jika terkena hadast besar dan hadast kecil !Bagaimana cara mensucikan bagi orang yang mengeluarkan darah haid diluar siklus menstruasi ?Bagaimana hukum seseorang yang melakukan ibdah tanpa melakukan thoharoh ?Hukum pemasangan alat kontrasepsi dalam islam !ANALISA MASALAHDefinisi,hukum , tujuan , dan syarat thoharah DefinisiSecara morfologi (bahasa): Thoharoh berarti An-Nazhofah (pembersihan) atau An-Nazahah (pensucian).Secara Etimologi (istilah): membersihkan diri dari najis (kotoran) dan hadats. Ataumensucikan diri dari segala macam sifat/ perangai/ akhlak/ perilaku yang kotor/ tidak terpuji.Definisi wudhu , Tayamum dan Mandi Janabah Wudhu : Wudhu menurut bahasa artinya bersih dan indah sedang menurut syara artinya membersihkan anggota wudlu untuk menghilangkan hadas kecil. Tayamum : mengusap muka dan dua belah tangan dengan debu yang suci. Tayamum adalah pengganti wudlu dan mandi dengan syarat-syarat tertentu. Mandi janabah : adalah mandi dikarenakan keadaan junub yaitu disebabkan hal-hal berikut :Bersetubuh, baik keluar mani ataupun tidak.Keluar mani, baik keluarnya karena bermimpi ataupun sebab lain dengan sengaja atau tidak; dengan perbuatan sendiri atau bukan.Mati; dan matinya itu bukan mati syahid.Karena selesai nifas.Karena selesai haid.

HUKUMNYA Wajib pada saat akan mengerjakan sholat.TUJUANNYAAgar suci dari hadast dan najisSYARATNYAIslam Mumayiz (dapat membedakan baik buruknya sesuatu pekerjaan).Dengan air atau debu yang suci dan menyucikan. Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke kulit seperti getah dsb yang melekat di atas kulit anggota wudhu Niat Tata cara thoharoh

Najis itu dapat dibagi menjadi Tiga Bagian :

1. Najis Mughollazoh. ( )Yaitu Najis yang berat. Yakni Najis yang timbul dari Najis Anjing dan Babi. Babi adalah binatang najis berdasarkan al-Qur`an dan Ijma' para sahabat Nabi (Ijma'ush Shahabat) (Prof Ali Raghib, Ahkamush Shalat, hal. 33).Dalil najisnya babi adalah firman Allah SWT [artinya] : "Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi karena sesungguhnya semua itu kotor (rijsun)." (QS Al-An'aam [6] : 145) Jika binatang itu termasuk jenis yang najis (babi dan juga anjing), maka semua bagian tubuhnya adalah najis, tidak peduli apakah dalam keadaan hidup atau mati. Cara mensucikannya ialah harus terlebih dahulu dihilangkan wujud benda Najis tersebut. Kemudian baru dicuci bersih dengan air sampai 7 kali dan permulaan atau penghabisannya diantara pencucian itu wajib dicuci dengan air yang bercampur dengan Tanah (disamak). Cara ini berdasarkan Sabda Rasul :

"Sucinya tempat (perkakas) mu apabila telah dijilat oleh Anjing, adalah dengan mencucikan tujuh kali. Permulaan atau penghabisan diantara pencucian itu (harus) dicuci dengan air yang bercampur dengan Tanah". (H.R. At-Tumudzy)

2. Najis Mukhofafah. Ialah najis yang ringan, seperti air kencing Anak Laki-laki yang usianya kurang dari dua tahun dan belum makan apa-apa, selain air Susu Ibunya. Cara membersihkannya, cukup dengan memercikkan air bersih pada benda yang terkena Najis tersebut sampai bersih betul. Kita perhatikan Hadits dibawah ini :"Barangsiapa yang terkena Air kencing Anak Wanita, harus dicuci. Dan jika terkena Air kencing Anak Laki-laki. Cukuplah dengan memercikkan Air pada nya". (H.R. Abu Daud dan An-Nasa'iy)Tapi tidak untuk kencing anak perempuan, karena status kenajisannya sama dengan Najis Mutawassithah

3. Najis Mutawassithah ( )

Ialah Najis yang sedang, yaitu kotoran Manusia atau Hewan, seperti Air kencing, Nanah, Darah, Bangkai, minuman keras; arak, anggur, tuak dan sebagainya(selain dari bangkai Ikan, Belalang, dan Mayat Manusia). Dan selain dari Najis yang lain selain yang tersebut dalam Najis ringan dan berat. Cara mensucikannya perhatikan dibawah ini :

Najis Mutawassithah itu - terbagi Dua :1. Najis 'Ainiah, yaitu Najis yang bendanya berwujud.Cara mensucikannya. Pertama menghilangkan zat nya terlebih dahulu. Sehingga hilang rasanya. Hilang baunya. Dan Hilang warnanya. Kemudian baru menyiramnya dengan Air sampai bersih betul.

2. Najis Hukmiah, yaitu Najis yang bendanya tidak berwujud : seperti bekas kencing. Bekas Arak yang sudah kering.Cara mensucikannya ialah. Cukup dengan mengalir kan Air pada bekas Najis tersebut.4. Najis Mafu

Adalah najis yang tidak wajib dibersihkan/disucikan karena sulit dibedakan mana yang kena najis dan yang tidak kena najis. Contoh dari najis mafu yaitu seperti sedikit percikan darah atau nanah, kena debu, kena air kotor yang tidak disengaja dan sulit dihindari. Jika ada makanan kemasukan bangkai binatang sebaiknya jangan dimakan kecuali makanan kering karena cukup dibuang bagian yang kena bangkai saja.Najis Yang dapat di Ma'afkan. Antara lain :1. Bangkai Hewan yang darahnya tidak mengalir. Seperti nyamuk, kutu busuk. Dan sebangsanya.2. Najis yang sedikit sekali.3. Nanah. Darah dari Kudis atau Bisul kita sendiri.4. Debu yang terbang, membawa serta Najis dan lain-lain yang sukar dihindarkan.

Cara melakukan thoharoh dengan debu dan air

Dengan air dilakukan dengan 2 cara :1. WudhuMembaca basmalah, sambil mencuci kedua belah tangan sampai pergelangan tangan sampai bersih.Berkumur-kumur tiga kali sambil membersihkan gigi.Mencuci lubang hidung tiga kali.Mencuci muka tiga kali.Mencuci kedua belah tangan hingga siku-siku tiga kali.Menyapu sebagian rambut kepala tiga kali.Menyapu kedua belah telinga tiga kali.Mencuci kedua belah kaki tiga kali sampai mata kaki.

2. Mandi janabahNiat Artinya : saya berniat mandi untuk menghilangkan hadats besar karena allah taalaMembasuh seluruh badan dengan air yakni meratakan air kesemua rambut dan kulit.Menghilangkan najis.Mendahulukan membasuh segala kotoran dan najis dari seluruh badan.Membaca basmalah pada permulaan mandi.Menghadap kiblat sewaktu mandi dan mendahulukan bagian kanan dari pada kiri.Membasuh badan sampai tiga kali.Membaca doa sebagaimana membaca doa sesudah berwudlu.Mendahulukan mengambil air wudlu yakni sebelum mandi; disunahkan berwudlu lebih dahulu.

Dengan debu dilakukan dengan tayamum, caranya :Niat Artinya: saya berniat tayamum untuk diperbolehkan shalat karena allah taalaMengusapkan muka dengan debu tanah dengan dua kali usapan.Mengusap dua belah tangan hingga siku dengan debu tanah dua kali. Memindahkan debu kepada anggota yang diusapkan.Tertib.

Definisi dan jenis najis

Najis adalah suatu perkara yang dianggap kotor oleh syara yang dapat mencegah keabsahan sholat, seperti darah, air air seni, kotoran manusia atau hewan dll. Macam-macam Perkara NajisPada dasarnya seluruh benda yang ada dimuka bumi ini hukumnya suci, kecuali beberapa hal berikut ini :Benda cair (secara dzatiah) yang dapat memabukkan (menghilangkan akal) sedikit atau banyak, contoh : Minuman keras. Bangkai (Yaitu hewan yang mati tidak dengan cara disembelih atau diburu yang sesuai dengan aturan syara, Seperti bangkai semut, nyamuk, hewan ternak dll. Seluruh bangkai hukumnya najis, kecuali tiga bangkai yang dihukumi suci oleh syara yaitu : [1] Manusia [2] Ikan dan binatang air lainnya, baik yang hidupnya di laut, sungai atau yang lain [3] Belalang3. DarahSemua darah adalah najis, kecuali : a. Hati dan Limpa.Pada mulanya, keduanya adalah darah, lalu membeku. kecuali hati dan limpa dari bangkai yang najis maka hukumnya juga najis. B. Misik.Yaitu darah kijang jantan yang berada didalam kantong kulit yang terletak dibawah pusar, lalu berubah baunya menjadi amat harum. Setelah sempurna mengalami perubahan, kantong tersebut jatuh dengan sendirinya .C. Alaqah (segumpal darah) dan Mudlghah (segumpal daging).Keduanya adalah cikal bakal manusia yang keluar dari rahim seorang wanita ketika gagal proses penyempurnaanya dalam rahim tersebut.D. Darah yang terdapat pada telur yang belum membusuk.4. Nanah.Yaitu darah kotor berwarna putih kekuningan yang keluar dari dalam luka. Susu dan sperma, walaupun keduanya berasal dari darah, tapi hukumnya suci, karena telah mengalami perubahan menjadi sesuatu yang yang lebih baik.5. Muntahan.Baik dari makanan, minuman atau lainya yang kembali keluar setelah sampai pada lambung, walaupun belum banyak berubah bentuknya. Semua muntahan hukumnya najis kecuali madu. Meskipun keluar dari mulut lebah, madu tetap suci dan halal dikonsumsi.6. Kotoran yang keluar dari anusBaik kotoran manusia ( tinja ) maupun hewan. Perlu diketahui, benda yang tidak mengalami perubahan sama sekali akibat proses dalam lambung, hukumnya tetap suci dzatnya, hanya saja karena terkena najis yang ada dalam perut, hukumnya menjadi mutanajjis.7. Air seni.Hukumnya najis dan tidak boleh diminum, kecuali untuk pengobatan, apabila tidak ditemukan obat suci untuk menyembuhkannya.

Hukum sholat jika terkena darah haidSyarat-syarat sah sholat adalah :Masuknya waktu sholatSuci dari hadastSuci PakaianBadan dan Tempat Shalat dari Najis Menutup AuratMenghadap kiblat dan NiatDalil tentang sucinya pakaian didapatkan dari firman AllahSWT:Dan pakaianmu sucikanlah.(Al-Mudatstsir: 4))hadits Asma` bintu Abi Bakrradhiyallahu anhumaberkata, Ada seorang wanita bertanya kepada RasulullahSAW , Ya Rasulullah, apa pendapatmu bila pakaian salah seorang dari kami terkena darah haid, apa yang harus diperbuatnya? RasulullahSAW bersabda memberi bimbingan: Apabila pakaian salah seorang dari kalian terkena darah haid, hendaklah ia mengeriknya kemudian membasuhnya dengan air. Setelah itu, ia boleh mengenakannya untuk shalat. (HR. Al-Bukharino. 307 danMuslimno. 673)Hukum sholat jika keputihan belum dibersihkan

Hukum orang yang mengalami keputihan tidak sama dengan hukum orang yang mengalami menstruasi. Orang yang sedang keputihan tetap mempunyai kewajiban melaksanakan shalat dan puasa, serta tidak wajib mandi.Cairan keputihan tersebut hukumnya najis, sama dengan hukumnya air kencing. Oleh karenanya, apabila ingin melaksanakan shalat, sebelum mengambil wudhu, harus istinjak (cebok), dan membersihkan badan atau pakaian yang terkena cairan keputihan terlebih dahulu.Sedangkan apabila cairan keputihan keluar terus-menerus, orang tersebut tetap wajib melaksanakan shalat walaupun salah satu syarat sahnya shalat tidak terpenuhi, yakni sucinya badan dan pakaian dari najis. Menurut ulama Syafiiyah, ketentuan tersebut bisa dilaksanakan dengan syarat diawali dengan proses membersihkan, istinjak, wudhu dan kemudian shalat dilakukan secara simultan setelah waktu shalat masuk.Hukum sholat kepada orang masih mengeluarkan darah haid diluar siklus menstruasi

wajib , karena darah itu merupakan darah istihadhah, istihadhah bukan merupakan kebiasaan, pembawa/kodrat perciptaan wanita melainkan urat darah yang terputus sehingga mengeluarkan darah dan tidak berhenti kecuali jika sembuh.hukum istihadhah : tetap suci dan tidak boleh meninggalkan sholat dan puasa.hukum wanita yang mengalami istihadhah :1. wanita yang mengalami istihadhah sama dengan wanita suci sehingga dia tidak di larang mengerjakan hal-hal yang dilarang bagi wanita haid.2. boleh mengerjakan puasa,sholat,membaca al-quran,sujud tilawah,sujud syukur .3. tidak harus wudhu setiap hendak sholat dan mandi setiap hendak sholat.4.boleh beritikaf di masjid

Tata cara thoharoh jika terkena hadast besar dan hadats kecil

Hadas kecil ,yaitu antara lain keluarnya sesuatu dari dubur atau qubul, menyentuh lawan jenis ,yang bukan mukhrimnya dan tidur nyenyak dalam keadaan tidak tetap .Cara mensucikannya itu adalah dengan berwudhu ataupun cukup diusap.Wudhu adalah salah satu cara bersuci dari hadas kecil sebelum mengerjakan ibadah shalat atau membaca al-quran.Hadas besar ,ialah yaitu sesuatu yang keluar dari tubuh manusia dari depan maupun belakang berupa cairan.Cara mensucikan hadas besar ini adalah mandi wajib.Mandi wajib ataupun mandi junub adalah mandi yang perlu dilakukan oleh seseorang muslim untuk membersihkan dirinya daripada hadas besar dan melibatkan perbuatan mandi dengan membasahi seluruh anggota badan.Hukum mandi wajib itu wajib untuk orang muslim untuk membersihkan dirinya daripada hadas besar.Firman Allah SWT Apabila kamu junub, maka mandilah/bersuci (QS.Surat Al-maidah 6)

Cara mensucikan bagi orang yang mengeluarkan darah haid diluar siklus menstruasi

Cara mensucikan hadas besar ini adalah mandi wajib. Jadi,untuk mensucikan orang yang mengeluarkan darah haid diluar siklus menstruasi (darah penyakit) adalah dengan cara mandi wajib. Karena mengeluarkan darah haid diluar siklus menstruasi itu adalah termasuk hadas besar yang merupakan sesuatu yang keluar dari tubuh manusia dari depan dan berupa cairan (darah yang dikeluarkan termasuk cairan).

Bagaimana hukum seseorang yang melakukan ibadah tanpa melakukan thoharoh?Menurut syara, ibadah adalah puncak kecintaan serta puncak kerendahan diri. Untuk melakukan suatu ibadah tentu kita harus suci. Ibadah yang sebelumnya tidak melakukan thoharoh maka ibadahnya tidak diterima. Suci dari hadast besar maupun hadast kecil. Ada 3 kemungkinan kenapa kita harus meakukan thoharoh:Pertama: Karena thaharah merupakan syarat sahnya shalat yang merupakan ibadah yang paling utama. Kedua: Pembersihan itu sebelum perhiasan. Seperti kalau ada anak putri yang masih kotor penuh debu dan kita ingin memakaikan padanya baju baru dan perhiasan, apakah akan langsung kita pakaikan ataukah kita memandikannya terlebih dahulu. Demikian pula thaharah, dia adalah pembersihan dan shalat adalah perhiasannya.

Ketiga: Sebagaimana seorang membersihkan badannya maka hendaknya dia juga membersihkan hatinya. Hal ini merupakan peringatan kepada pembaca atau penuntut ilmu agar meluruskan niatnya terlebih dahulu dari kotoran-kotoran hati Allah tidak menerima shalat salah seorang di antara kaian jika ia berhadast sampai ia berwudhu (HR Bukhari & muslim). Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran. (Q.S. Al-Baqarah :222) Hukum pemasangan alat kontrasepsi dalam islam

Masalah penggunaan alat kontrasepsi menurut pandangan Islam tidak bisa dipisah-pisah antara niat, metode penggunaan, alat dan juga resiko.Sehingga bila salah satu komponen itu ada yang tidak sejalan dengan hukum Islam, maka penggunaan alat kontrasespsi itu pun menjadi tidak boleh juga.Misalnya, masalah niat. Meski alat kontrasepsi yang digunakan termasuk yang dibolehkan namun niatnya adalah karena hal-hal yang dilarang Islam seperti takut miskin dan sebagainya, maka hukumnya menjadi tidak boleh juga.

Ada lima 5 persoalan yang terkait dengan penggunaan alat kontrasepsi, yaitu :1. Cara kerjanya, apakah mengatur kehamilanatau menggugurkan kehamilan2. Sifatnya, apakah ia hanya pencegahan kehamilan sementara atau bersifat pemandulan permanen3. Pemasangannya, bagaimana dan siapa yang memasang alat kontrasepsi tersebut? (Hal ini berkaitan dengan masalah hukum melihat aurat orang lain).4. Implikasi alat kontrasepsi terhadap kesehatan penggunanya.5. Bahan yang digunakan untuk membuat alat kontrasepsi tersebut harus halalMenurut Asma binti Abi Bakr, beliau berkata, Seorang wanita pernah mendatangi Nabi kemudian berkata,Di antara kami ada yang bajunya terkena darah haidh. Apa yang harus kami perbuat?Beliau shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Gosok dan keriklah pakaian tersebut dengan air, lalu percikilah. Kemudian shalatlah dengannya. Apabila wanita masih mengeluarkan darah haid diluar siklus menstruasi hukum ia melaksanakan ibadah adalah wajib , karena darah itu merupakan darah istihadhah, istihadhah bukan merupakan kebiasaan, pembawa/kodrat perciptaan wanita melainkan urat darah yang terputus sehingga mengeluarkan darah dan tidak berhenti kecuali jika sembuh.hukum istihadhah : tetap suci dan tidak boleh meninggalkan sholat dan puasa.KesimpulanREFERENSI http://wahonot.wordpress.com/2009/04/27/syarat-syarat-sholat/)mui.or.idhttp://abdullah-syauqi.abatasa.com/post/detail/7684/thoharohhttp://hadza-islam.blogspot.com/2009/05/macamacam-najis-dan-cara.htmlhttp://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/macam-macam-najis.htmlhttp://kodokkrawu.wordpress.com/2010/08/11/macam-macam-najis-dan-cara-mensucikannya/Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Jan 02,2008, TUNTUNAN THAHARAH DAN SHALAT, Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah