HUBUNGAN PARTISIPASI PETANI DENGAN PENINGKATAN …repository.ub.ac.id/4925/1/STELLA...
Transcript of HUBUNGAN PARTISIPASI PETANI DENGAN PENINGKATAN …repository.ub.ac.id/4925/1/STELLA...
HUBUNGAN PARTISIPASI PETANI DENGAN PENINGKATAN
PENDAPATAN PETANI PADA KELOMPOK TANI SIDO MUKTI
MADANI DI DESA PANDANSARI KECAMATAN PONCOKUSUMO
KABUPATEN MALANG
SKRIPSI
Oleh :
STELLA OKTAVIA
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
HUBUNGAN PARTISIPASI PETANI DENGAN PENINGKATAN
PENDAPATAN PETANI PADA KELOMPOK TANI SIDO MUKTI
MADANI DI DESA PANDANSARI KECAMATAN PONCOKUSUMO
KABUPATEN MALANG
Oleh :
STELLA OKTAVIA
135040101111247
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Penelitian : Hubungan Partisipasi Petani dengan Pendapatan
Petani pada Kelompok Tani Sido Mukti Madani di
Desa Pandansari Kecamatan Poncokusumo
Kabupaten Malang
Nama Mahasiswa : Stella Oktavia
NIM : 135040101111247
Jurusan : Sosial Ekonomi Pertanian
Program Studi : Agribisnis
Disetujui,
Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Yayuk Yuliati , MS
NIP. 195407051981033003
Diketahui,
Ketua Jurusan Sosial Ekonomi FP-UB,
Mangku Purnomo, SP,M. Si,Ph.D
NIP. 197704202005011001
Tanggal Persetujuan:
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan,
MAJELIS PENGUJI
Penguji I
Sugeng Riyanto, SP., M.Si
NIK : 2016098706011001
Penguji II,
Dina Novia, SP., M.Si
NIP : 19781105 2006042002
Penguji III,
Dr. Ir. Yayuk Yuliati, MS.
NIP : 19540705 1981033003
Tanggal Lulus : …………………………
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan segala pernyataan dalam skripsi ini merupakan
hasil penelitian yang saya lakukan sendiri dan dalam skripsi ini juga tidak terdapat
karya orang lain yang pernah diajukan di perguruan tinggi lain manapun dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya maupun pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang tertulis dan disebutkan
didalam daftar pustaka.
Malang, Agustus 2017
Stella Oktavia
135040101111247
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Allah s.w.t karena atas berkahNya-lah skripsi ini dapat selesai dengan tepat waktu. Penulis juga berterimakasih sebesar-besarnya kepada: Dr.Ir. Yayuk Yuliati, MS selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang telah bersedia
meluangkan waktu ditengah kesibukan beliau sebagai ibu dikeluarga beliau, mengajar serta nelakukan aktivitas yang terdapat di Universitas Brawijaya Fakultas Pertanian. Terimakasih atas fleksibelitasnya dalam menentuan waktu untuk membimbing penulis. Terimakasih juga atas saran-saran yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini, serta atas dorongan psikologis yang diberikan kepada penulis.
Sugeng Riyanto, SP. M.Si dan Dina Novia SP., M. Si selaku dosen penguji skripsi penulis. Terimakasih Bapak dan Ibu telah menguji penulis dan memberikan saran terkait dengan skripsi penulis. Dan terimakasih karena telah mempermudah penulis dalam merevisi skripsi.
Bapak petani di Desa Pandansari. Terimakasih karena telah bersedia menjadi responden penulis. Terimakasih karena responden banyak bertanya tentang kehidupan bapak dan keluarga.
Orang tua dari penulis, Ir. Raymond Selamin dan Dra. Aminah Yossi. Terimakasih atas kepercayaan yang telah diberikan kepada penulis selama masa perkuliahan. Terimakasih ayah dan mama selalu menjadi penyemangat penulis ketika penulis mengalam kesulitan. Terimakasih selalu berdoa untuk penulis disetiap penulis melaksanakan ujian. Terimakasih selalu menjadi lelaki dan wanita terbaik dalam hidup penulis.
Kakak-kakak dari penulis, Vagha Julivanto, SE, Monica Julistia ST, Andrean Oktarino SH. Terimakasih kakak-kakak yang telah menjadi donator penulis semasa kuliah. Terimakasih telah menjadi tempat adikmu ini yang pernah mengeluh akan susahnya mengerjakan skripsi. Terimakasih kepada kakak-kakakku yang selalu menelfon setiap hari dan bertanya kapan penulis wisuda? Dan akhirnya penulis menjadikan pertanyaan itu sebagai motivasi untuk cepat menyelesaikan studi penulis.
Pendamiping hidup penulis, Dimas Parkoso A.md. Terimakasih selalu menjadi penyemangat penulis ketika penulis mogok membuat skripsi. Terimakasih selalu menjadi pengingat penulis untuk tidak lupa makan ketika penulis sibuk mengerjakan skripsi. Terimakasih selalu menghibur penulis, ketika penulis mengalami stress berat karena uji metode analisis skripsi penulis tidak valid-valid.Terimakasih karena kamu selalu menjadi yang terbaik untuk penulis.
Sahabat-sahabat penulis, Syifa, Nurul, Andytiara, Ririn, Andini, Ipeh, Indri, Geng Idiot (Putu, Pida, Intan, Adi, Bang Ikbal), Geng Bongkeng (Alfi, Febry, Resty, Cahaya, Dita, Nining, Nani, Mutek) ,Geng Go-girl (Maira, Dita, Uci, Dwi, Putri), Geng Smart and Beautiful ( Nanda, Upa, Ratih), Geng anak Palembang (Kak Putri, Iik, dan Keke), Geng To-Te-Ti-Syi-Yuy (Tauffany dan Tria) dan tak lupa anak bimbingan ibu Yayuk Yuliati (Gaby, Dwi, Farah, Feryl, Vina, Nia, Rossy dan Mba Sarah). Terimakasih kepada kalian yang selalu memberi hadiah kepada penulis mulai dari sempro sampai dengan kompre. Terimakasih teman, bantuan dari kalian selalu akan ku kenang dan kuceritakan dengan anakku nanti. Aaamiin.
i
Stella Oktavia. 1350401111247. Hubungan Partisipasi Petani dengan
Peningkatan Pendapatan Petani pada Kelompok Tani Sido Mukti Madani di
Desa Pandansari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Dibawah
bimbingan Dr. Ir. Yayuk Yuliati, MS.
Kelompok tani dibentuk berdasarkan surat keputusan dan dimaksudkan
sebagai wadah komunikasi antarpetani, serta antara petani dengan kelembagaan
terkait dalam proses alih teknologi. Partisipasi petani pada dasarnya merupakan
keikutsertaan kelompok manusia dalam hal ini petani, yang hidup bersama dan
bekerjasama dalam usaha untuk kepentingan kelompok. Di dalam kelompok tani
terdapat beberapa kegiatan yang terstruktur seperti perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi serta pemanfaatan hasil pembangunan. Dengan adanya
kegiatan tersebut maka dapat memberikan dampak yang baik kepada angota
kelompok tani.
Kelompok tani yang akan menjadi subjek dari penelitian ini adalah
Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Kelompok tani Sido Mukti Madani terletak di
Desa Pandansari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Kelompok tani
Sido Mukti Madani memiliki anggota berkisar 50 orang semenjak kelompok tani
tersebut dibentuk. Jumlah anggota dari kelompok tani Sido Mukti Madani tersebut
memberikan potensi dalam meningkatkan partisipasi dari setiap anggota kelompok
tani. Terlepas dari potensi yang terdapat pada kelompok tani Sido Mukti Madani
terdapat beberapa permasalahan yaitu diantaranya adalah beberapa anggota
kelompok tani yang pada awalnya memiliki tingkat partisipasi yang aktif, kini
menjadi anggota yang pasif. Padahal disisi lain, partisipasi yang terdapat pada
kelompok tani Sido Mukti Madani akan berdampak dalam peningkatan
produktivitas. Anggota kelompok tani yang telah melakukan kegiatan kelompok
tani secara rutin maka akan memberikan dampak positif yang nyata terhadap
anggota kelompok tani. Dampak positif tersebut adalah berupa keterampilan dan
pengetahuan yang baru untuk anggota kelompok tani tersebut. Sehingga secara
tidak langsung dapat meningkatkan produktivitas anggota kelompok tani. Dan
ketika produktivitas kelompok tani telah meningkat maka secara tidak langsung
akan meningkatan pendapatan petani.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan partisipasi petani
meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap monitoring dan evaluasi
serta tahap pemanfaatan hasil dalam kegiatan kelompok tani Sido Mukti Madani di
Desa Pandansari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang, menganalisis
hubungan faktor-faktor social ekonomi dengan tingkat partisipasi petani pada
kelompok tani Sido Mukti Madani di Desa Pandansari Kecamatan Poncokusumo
Kabupaten Malang. Selanjutnya, menganalisis rata-rata pendapatan petani yang
bergabung dalam Kelompok Tani Sido Mukti Madani dengan petani yang tidak
bergabung dalam satu tahun. Dan yang terakhir adalah menganalisis hubungan
antara tingkat partisipasi dengan pendapatan petani.
Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif yaitu
mendeskripsikan profil responden, tingkat partisipasi anggota kelompok tani pada
tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta pemanfaatan hasil
pembangunan. Metode lainnya adalah dengan menggunanakan analisis korelasi
rank spearman (𝑟2) yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor usia
(X1), pendidikan (X2), pendapatan (X3), jumlah keluarga (X4), dan pekerjaan (X5)
ii
dengan tingkat partisipasi kelompok tani Sido Mukti Madani (Y). Metode yang
terakhir adalah Analisis Uji Independent T-Test (T- test).
Hasil dari penelitian ini adalah pada tahap perencanaan, partisipasi anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani adalah sebesar 66,35% dari total delapan
indikator. Pada tahap pelaksanaan, partisipasi anggota Kelompok Tani Sido Mukti
Madani adalah sebesar 69,59% dari total tujuh indikator. Pada tahap monitoring
dan evaluasi, partisipasi anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani adalah sebesar
72,89% dari total 5 indikator. Selanjutnya pada tahap pemanfaatan hasil, partisipasi
anggota kelompok tani Sido Mukti adalah sebesar 64,86% dari total dua indikator.
Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan perolehan persentase yang tinggi tetapi
berbanding terbalik dengan fakta. Tingkat partisipasi yang tinggi hanya pada
anggota inti atau kepengurusan kelompok tani Sido Mukti Madani. Sedangkan
anggota lainnya memilih untuk pasif.
Hubungan faktor-faktor sosial ekonomi (usia, pendidikan, jumlah
pekerjaan, lamanya tinggal dan jumlah anggota keluarga) dengan tingkat partisipasi
kelompok tani sido mukti madani pada tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring
dan evaluasi serta pemanfaatan hasil menghasilkan (α) > 0,05. Maka dari itu tidak
terdapat korelasi atau hubungan pada setiap variable faktor-faktor social ekonomi
dengan variable partisipasi. Dan diketahui bahwa pendapatan usahatani anggota
maupun non anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani yaitu sebesar Rp
20.269.29,- lebih tinggi daripada pendapatan usahatani petani non anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani yaitu sebesar R- 15.643.177,-. Sehingga
diperoleh selisih sebesar Rp 4.835.114. Berdasarkan hasil uji independent t-test
menghasilkan Sig (α) = 0,114 pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Sehingga Sig
(0,114) > α (0,05) artinya tidak terdapat perbedaan pendapatan yang signifikan pada
anggota dan non anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Hubungan tingkat
partisipasi dengan pendapatan petani memperoleh signifikansi yaitu sebesar 0,646
yang artinya > 0,05. Berdasarkan nilai signifikansi tersebut menggambarkan bahwa
tidak terdapat hubungan antara tingkat partisipasi petani dengan pendapatan petani
pada kelompok tani Sido Mukti Madani.
Kesimpulan yang terdapat pada penilitian ini bahwa tingkat partisipasi pada
keempat tahap tersebut mendapatkan persentase lebih dari 50%. Sehingga
kesadaran dalam anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani sudah cukup baik.
Tetapi kesadaran untuk ikut dalam kegiatan rutin tersebut hanya beberapa atau
paling banyak adalah ½ dari anggota Kelompok Tani Sido Mukti, yaitu sebanyak
15 orang.partisipasi anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani tidak memberikan
dampak yang besar dalam peningkatan pendapatan. Sehingga ada atau tidaknya
kegiatan dan partisipasi anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani tidak
memberikan pengaruh nyata dalam meningkatkan pendapatan pertanian.
Saran yang dapat diberikan adalah perlunya perbaikan dari sisi internal pada
kelompok tani Sido Mukti Madani. Dengan harapan kelompok tani Sido Mukti
Madani tidak hanya didominasi dengan anggota inti atau kepengurusannya saja
tetapi sekiranya dapat memberikan kesempatan bagi anggota lainnya agar lebih
aktif.
iii
Stella Oktavia. 1350401111247. Relationship of The Participation of Farmer
with The Enhancement of Farmer's Income on Sido Mukti Madani Farmer
Group in Pandansari Village, Poncokusumo Sub-district, Malang Regency.
Under the guidance of Dr. Ir. Yayuk Yuliati, MS.
Farmers' groups are established based on a decree and are intended as a
forum for interpersonal communication, as well as between farmers and related
institutions in the technology transfer process. Participation of farmer is basically
the participation of human groups in this case farmers, who live together and
cooperate in the effort for the interests of the group. Within the farmer groups there
are several structured activities such as planning, implementation, monitoring and
evaluation and utilization of development outcomes. With the existence of these
activities it can give a good impact to the members of farmer groups.
Farmer groups that will be the subject of this research are Sido Mukti
Madani Farmer Group. Sido Mukti Madani Farmer Group is located in Pandansari
Village, Poncokusumo Sub District, Malang Regency. The Sido Mukti Madani
farmer group has about 50 members since the farmer group was formed. The
number of members of the Sido Mukti Madani farmer group has the potential to
increase the participation of each member of the farmer group. Regardless of the
potential of Sido Mukti Madani farmer group, there are several problems, among
them are some members of farmer groups who initially have active participation
level, now become passive members. Whereas on the other hand, participation in
Sido Mukti Madani farmer group will have an impact in increasing productivity.
Members of farmer groups who have conducted farmer group activities regularly
will have a real positive impact on farmer group members. The positive impact is a
new skill and knowledge for the members of the farmer group. So that can indirectly
improve the productivity of farmer group members. And when the productivity of
the farmer groups has increased, it will indirectly increase the income of farmers.
The purpose of this study is to describe the participation of farmers covering
the stage of planning, implementation and monitoring and evaluation stage and the
utilization of results in the activities of Sido Mukti Madani farmer group in
Pandansari Village, Poncokusumo Subdistrict, Malang Regency, analyzing the
correlation of socio-economic factors with farmer participation level Sido Mukti
Madani Farmer Group in Pandansari Village, Poncokusumo Sub District, Malang
Regency. Next, analyze the average income of farmers who joined Sido Mukti
Madani Farmer Group with farmers who did not join in one planting period. And
the last is to analyze the relationship between the level of participation and the
income of farmers.
Methods of data analysis using descriptive analysis is to describe the profile
of respondents, the participation level of farmer group members in the planning,
implementation, monitoring and evaluation stage and the utilization of development
results. Another method is to use rank spearman correlation analysis (r_2) which
aims to find out the correlation between age factor (X1), education (X2), income
(X3), number of family (X4), and occupation (X5) Sido Mukti Madani (Y). The
last method is the Independent T-Test Test (T-test).
The result of this research is at planning stage, participation of member of
Farmer Group of Sido Mukti Madani is equal to 66,35% from total of eight
indicators. At the implementation stage, the participation of members of Sido Mukti
Madani Farmer Group is 69.59% of the total seven indicators. In the monitoring
iv
and evaluation stage, the participation of members of Sido Mukti Madani Farmer
Group is 72.89% out of a total of 5 indicators. Furthermore, at the stage of
utilization of the results, the participation of members of the farmer group Sido
Mukti is 64.86% of the total of two indicators. Based on these results show a high
percentage gain but inversely proportional to the facts. High participation is only in
the core members or management of Sido Mukti Madani farmer group. Other
members choose to be passive.
The relationship of socio-economic factors (age, education, number of
employment, length of stay and number of family members) with participation level
of sido mukti madani farmer group at planning, implementation, monitoring and
evaluation stage and yield utilization yield (α)> 0,05. Therefore there is no
correlation or correlation on any variables of socioeconomic factors with
participation variables. And it is known that the income of farming members and
non members of the Farmer Group Sido Mukti Madani is Rp 20,269.29, - higher
than the income farm farmers non farmers group members Sido Mukti Madani that
is equal to R- 15,643,177, -. So obtained the difference of Rp 4.835.114. Based on
independent test result t-test yield Sig (α) = 0,114 at significance level 5% (α =
0,05). So that Sig (0,114)> α (0,05) mean there is no significant income difference
in member and non member of Sido Mukti Madani Farmer Group. The relationship
of participation rate with farmer income gained significance that is equal to 0,646
which means> 0,05. Based on the significance value illustrates that there is no
relationship between the level of participation of farmers with income farmers in
the farmer group Sido Mukti Madani.
The conclusions in this study indicate that the participation rate at the four
stages is more than 50%. So the awareness in the members of the Farmer Group
Sido Mukti Madani is quite good. But the awareness to participate in the routine
activities is only a few or at most is ½ of the members of Sido Mukti Farmer Group,
which is as many as 15 people. Participation of the Sido Mukti Madani Farmer
Group does not have a big impact in increasing income. So that the presence or
absence of activities and participation of members of Sido Mukti Madani Farmer
Group does not give a real effect in increasing farm income.
Suggestions that can be given is the need for improvement from the internal
side of the farmer group Sido Mukti Madani. In the hope that Sido Mukti Madani's
farmer group is not only dominated by its core members or its stewardship but if it
can provide an opportunity for other members to be more active.
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal skripsi dengan judul “Hubungan Partisipasi Petani dengan Peningkatan
Pendapatan Petani pada Kelompok Tani Sido Mukti Madani di Desa Pandansari
Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang.”.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu, membimbing serta memberikan petunjuk dalam penyusunan proposal
skripsi. Sehubungan dengan terselesaikannya proposal skripsi ini, saya ingin
menyampaikan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Ibu Dr. Ir. Yayuk Yuliati selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan
memberi masukan terhadap penulisan proposal skripsi.
2. Bapak Mangku Purnomo, SP,M. Si,Ph.D selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi
FP-UB.
Penulis menyadari bahwa penulisan proposal skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun senantiasa
penulis harapkan dan semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca khususnya mahasiswa Universitas Brawijaya.
Malang, Agustus 2017
Penulis
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 21 Oktober 1995 di Kota Palembang, Putri
dari Bapak Ir. Raymond Selamin dan Ibu Dra. Aminah Yossi. Penulis merupakan
anak keempa dari empat bersaudara. Penulis memulai pendidikan dari Pendidikan
Sekolah Dasar (SD) di SD Islam Az-Zahrah Palembang, kemudian penulis
melanjutkan pendidikannya pada tahun 2007 sampai 2010 pada Sekolah Menengah
Pertama di SMP Negeri 17 Palembang dan dilanjutkan pendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 10 Palembang. Pada tahun 2013 penulis
melanjutkan pendidikan Strata-1 (S1) di Universitas Brawijaya Malang melalui
jalur SNMPTN dengan mengambil program studi Agribisnis Fakultas Pertanian.
Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi Asisten Praktikum pada
matakuliah Rancangan Usaha Agribisnis selama satu semester.
vii
DAFTAR ISI
RINGKASAN ............................................................................................ i
SUMMARY ............................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... v
RIWAYAT HIDUP ................................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. x
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi
I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
1.4 Kegunaan Penelitian........................................................................ 7
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 8
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ........................................................ 8
2.2 Teori Partisipasi ............................................................................... 10
2.2.1 Konsep Dasar dan Teori Partisipasi ...................................... 10
2.2.2 Bentuk Partisipasi .................................................................. 10
2.2.3 Jenis Partisipasi ..................................................................... 11
2.2.4 Indikator/ Keberhasilan Partisipasi ....................................... 11
2.2.5 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi .................... 12
2.3 Tinjauan Usahatani .......................................................................... 14
2.3.1 Pengertian Usahatani .............................................................. 14
2.3.2 Biaya Produksi ....................................................................... 15
2.3.3 Penerimaan Usahatani ............................................................ 15
2.3.4 Pendapatan Usahatani ............................................................ 15
2.3.5 Keuntungan ............................................................................ 16
2.4 Tinjauan Kelompok Tani ................................................................ 16
2.4.1 Pengertian Kelompok Tani .................................................... 16
2.4.2 Peran dan Fungsi Kelompok Tani .......................................... 17
viii
III. KERANGKA PEMIKIRAN .............................................................. 19
3.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 19
3.2 Hipotesis ....................................................................................... 22
3.3 Batasan Masalah ........................................................................... 22
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ........................... 23
IV. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 28
4.1 Pendekatan Penelitian .................................................................... 28
4.2 Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................... 28
4.3 Teknik Penentuan Sample ............................................................. 28
4.4 Teknik Pengumpulan Data............................................................. 29
4.4.1 Data Primer ........................................................................... 29
4.4.2 Data Sekunder ...................................................................... 29
4.5 Teknik Analisis Data ..................................................................... 30
4.5.1 Analisis Deksriptif ............................................................... 30
4.5.2 Analisis Korelasi Rank Spearman (𝑟2) ................................ 31
4.5.3 Analisis Uji Independent T- Test ......................................... 34
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 37
5.1 Gambaran Umum ............................................................................ 37
5.1.1 Gambaran Umum Desa Pandansari
5.1.2 Karakteristik Penduduk Desa Pandansari ............................ 38
5.1.3 Gambaran Umum Kelompok Tani Sido Mukti Madani ...... 42
5.1.4 Deskripsi Responden ........................................................... 45
5.2 Partisipasi Petani pada Kegiatan Kelompok Tani Sido Mukti
Madani ......................................................................................... 51
5.2.1 Partisipasi pada Tahap Perencanaan ................................... 51
5.2.2 Partisipasi pada Tahap Pelaksanaan .................................... 55
5.2.3 Partisipasi pada Tahap Monitoring dan Evaluasi ................ 59
5.2.4 Partisipasi pada Tahap Pemanfaatan Hasil ......................... 62
5.3 Hubungan Faktor-Faktor Sosial Ekonomi dengan Tingkat
Partisipasi pada Kelompok Tani Sido Mukti Madani .................. 64
5.3.1 Hubungan Faktor-Faktor Sosial Ekonomi dengan
Tingkat Partisipasi Kelompok Tani Sido Mukti
ix
Madani pada Tahap Perencanaan ........................................ 64
5.3.2 Hubungan Faktor-Faktor Sosial Ekonomi dengan
Tingkat Partisipasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani
Pada Tahap Pelaksanaan .................................................... 69
5.3.3 Hubungan Faktor-Faktor Sosial Ekonomi dengan
Tingkat Partisipasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani
Pada Tahap Monitoring dan Evaluasi ................................ 73
5.3.4 Hubungan Faktor-Faktor Sosial Ekonomi dengan
Tingkat Partisipasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani
Pada Tahap Pemanfaatan Hasil .......................................... 76
5.4 Analisis Rata-rata Pendapatan Anggota dan Non Anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani dengan Menggunakan Uji
Independent T-Test ....................................................................... 80
5.5 Partisipasi Angota Kelompok Tani Sido Mukti Madani dalam
Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga .................................. 83
VI. PENUTUP ........................................................................................... 85
6.1 Kesimpulan ............................................................................... 85
6.2 Saran ......................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 87
LAMPIRAN ............................................................................................... 90
x
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Kerangka Pemikiran Hubungan Partisipasi Petani dengan
Peningkatan Pendapatan Petani pada Kelompok Tani Sido
Mukti Madani ................................................................................. 21
2. Struktur Organisasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani ............. 43
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
1. Pengukuran Variabel untuk Melihat Partisipasi Petani pada
Kelompok Tani Sido Mukti Madani .................................................... 25
2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel dari Konsep
Faktor-Faktor Sosial Ekonomi ............................................................ 26
3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel dari Usahatani
yang Meliputi Konsep Biaya, Penerimaan dan Pendapatan
Usahatani. ............................................................................................. 27
4. Makna Nilai Korelasi Rank Spearman ................................................ 34
5. Luas Desa Pandansari, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang 37
6. Jumlah Penduduk Jenis Kelamin dan Dusun di Desa Pandansari,
Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.................................... 38
7. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa
Pandansari Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang ................. 40
8. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Pandansari,
Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.................................... 41
9. Data Responden Anggota dan Non Anggota Kelompok Tani Sido
Mukti Madani Berdasarkan Usia ......................................................... 45
10. Data Responden Anggota dan Non Anggota Kelompok Tani Sido
Mukti Madani Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................................. 46
11. Data Responden Anggota dan Non Angota Kelompok Tani
Berdasarkan Pekerjaan Lainnya ........................................................... 48
12. Data Responden Anggota dan Non Anggota Kelompok Tani Sido
Mukti Madani Berdasarkan Lama Tinggal di Desa Pandansari .......... 49
13. Data Responden Anggota dan Non Anggota Kelompok Tani Sido
Mukti Madani Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga ..................... 50
14. Jumlah Dan Persentase Tahap Perencanaan Anggota Kelompok
Tani Sido Mukti Madani Berdasarkan Tingkat Partisipasi
Anggota ............................................................................................... 52
xii
15. Jumlah Dan Persentase Tahap Pelaksanaan Anggota Kelompok
Tani Sido Mukti Madani Berdasarkan Tingkat Partisipasi
Anggota ............................................................................................. 56
16. Jumlah Dan Persentase Tahap Monitoring dan Evaluasi
Anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani Berdasarkan
Tingkat Partisipasi Anggota .............................................................. 60
17. Jumlah Dan Persentase Tahap Pemanfaatan Hasil Anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani Berdasarkan Tingkat
Partisipasi Anggota ............................................................................ 62
18. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi pada
Tahap Perencanaan.............................................................................. 65
19. Korelasi Spearman (Rs) Antara Faktor Social Ekonomi dengan
Partisipasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani pada Tahap
Perencanaan......................................................................................... 67
20. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi pada
Tahap Pelaksanaan ............................................................................... 69
21. Korelasi Spearman (Rs) Antara Faktor Social Ekonomi dengan
Partisipasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani pada Tahap
Pelaksanaan .......................................................................................... 71
22. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi pada
Tahap Monitoring dan Evaluasi .......................................................... 73
23. Korelasi Spearman (Rs) Antara Faktor Social Ekonomi dengan
Partisipasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani pada Tahap
Pelaksanaan .......................................................................................... 75
24. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi pada
Tahap Pemanfaatan Hasil ..................................................................... 77
25. Korelasi Spearman (Rs) Antara Faktor Social Ekonomi dengan
Partisipasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani pada Tahap
Pemanfaatan Hasil ................................................................................. 79
26. Rata-Rata Pendapatan Usahatani Anggota dan Non Anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani di Desa Pandansari,
Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang dalam Satu Tahun
xiii
Terakhir ................................................................................................. 81
27. Uji Independent T-Test .......................................................................... 82
28. Hubungan Tingkat Partisipasi dengan Peningkatan Pendapatan
Petani pada Kelompok Tani Sido Mukti Madani ................................ 83
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan pertanian menjadi strategi untuk mendukung pertumbuhan
ekonomi. Pembangunan pertanian diartikan sebagai suatu proses peningkatan
produktivitas sistem pertanian yang dilakukan oleh berbagai pihak, yaitu pemerintah
dan pemangku kepentingan (stakeholders) dengan cara memanfaatkan beragam
sumberdaya baik berupa sumberdaya alam, ilmu pengetahuan dan teknologi, modal
atau kredit, sumberdaya manusia dan kelembagaan yang ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat pertanian (Mugniesyah, 2006).
Merujuk pada Mosher (1981) terdapat syarat-syarat pelancar dalam pembangunan.
Dari lima syarat pelancar, salah satunya adalah kegiatan bersama (kelompok) oleh
petani.
Kelompok tani merupakan suatu wadah yang memberikan kesempatan bagi
petani untuk menggunakan sarana guna kelancaran kegiatan pembinaan kepada petani
untuk peningkatan kualitas sumberdaya petani. Kelompok tani dapat memberikan
ruang untuk petani bereksperimen dan mendapatkan pengalaman yang lebih baik
dibandingkan dengan petani yang tidak bergabung. Kelompok tani diharapkan dapat
memberikan kesempatan bagi petani untuk menyalurkan kemampuannya dalam
mengolah lahan pertanian dan melalui berbagi kegiatan yang diadakan oleh kelompok
tani. Hal ini berbanding lurus dengan pendapat Nuryanti dan Swastika (2011) bahwa
secara teoritis kelompok tani diartikan sebagai kumpulan petani yang terikat secara
informal atas dasar keserasian dan kepentingan bersama dalam usaha tani. Kelompok
tani mempunyai peran yang strategis dalam berbagai kegiatan pertanian baik yang
berkaitan dengan usaha tani maupun kegiatan sosial ekonomi petani.
Pada kelompok tani terdapat beberapa kegiatan yang terstruktur seperti
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta pemanfaatan hasil.
Berdasarkan kegiatan tersebut maka dapat memberikan dampak yang baik kepada
angota kelompok tani. Perencanaan yang baik untuk berusaha tani maka dapat
memberikan peningkatan produktivitas dan berdampak pada peningkatan pendapatan.
2
Partisipasi petani pada kelompok tani begitu penting dalam menciptakan kerjasama
yang baik antar anggota. Ketika kerjasama tersebut telah terbentuk maka akan
berdampak pada peningkatan produktivitas dari petani tersebut. Partisipasi tidak hanya
bagaimana individu bisa ikut serta dalam kegiatan, tetapi partisipasi adalah bagaimana
agar individu dapat turut serta dalam merancang kegiatan dan memiliki kesempatan
untuk mempengaruhi keputusan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
(Soemarto dan Hetifah 2009).
Terlepas dari potensi yang terdapat pada kelompok tani secara umum, terdapat
pula permasalahan yang ada pada kelompok tani. Permasalahan secara umum pada
kelompok tani diantaranya adalah keikutsertaan anggota kelompok tani dalam setiap
kegiatan kelompok tani yang kurang aktif, namun pada saat pembagian bantuan, para
anggota baru mau menghadiri perkumpulan. Di lain pihak banyak anggota kelompok
tani yang mengeluh karena merasa tidak pernah diundang jika ada pertemuan yang
terdapat pada kelompok tani tersebut. Permasalahan ini menjadi permasalahan yang
sering muncul dan sangat kompleks jika semua pihak yang terkait tidak sama-sama
sadar akan segala kepentingan kelompok tani.
Kelompok tani yang akan menjadi subjek dari penelitian ini adalah Kelompok
Tani Sido Mukti Madani. Kelompok Tani Sido Mukti Madani terletak di Desa
Pandansari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Kelompok Tani Sido Mukti
Madani memiliki anggota berkisar 50 orang semenjak Kelompok Tani tersebut
dibentuk. Jumlah anggota dari Kelompok Tani Sido Mukti Madani tersebut
memberikan potensi dalam meningkatkan partisipasi dari setiap anggota Kelompok
Tani. Potensi lain yang terdapat pada Kelompok Tani Sido Mukti Madani adalah
memiliki kegiatan pertemuan rutin setiap minggu. Pada kegiatan pertemuan rutin
tersebut anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani dapat menyalurkan
pengetahuannya satu sama lain. Sehingga dapat memperluas pengetahuan anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani dalam berusahatani.
Terlepas dari potensi yang terdapat pada Kelompok Tani Sido Mukti terdapat
beberapa permasalahan yaitu diantaranya adalah beberapa anggota Kelompok Tani
yang pada awalnya memiliki tingkat partisipasi yang aktif, kini menjadi anggota yang
3
pasif. Banyak anggota pada Kelompok Tani Sido Mukti Madani merasa tidak pernah
diundang pada setiap pertemuan rutin di Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Dan
dipihak lainnya, para pengurus Kelompok Tani Sido Mukti Madani mengeluh karena
anggotanya jarang atau bahkan tidak pernah hadir dalam setiap pertemuan kelompok,
namun pada saat pembagian bantuan, para anggota baru mau menghadiri pertemuan
kelompok. Sehingga seringkali terjadi kesalahpahaman antar pihak yang terdapat pada
Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
Partisipasi yang terdapat pada Kelompok Tani Sido Mukti Madani akan
berdampak dalam peningkatan produktivitas. Produktivitas ini dapat berupa partisipasi
pada kegiatan-kegiatan mingguan anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani dalam
bertukar pikiran. Selain itu masing-masing anggota dapat menyelesaikan permasalahan
baik dari segi internal maupun external Kelompok Tani Sido Mukti Madani secara
bersama-sama. Anggota Kelompok Tani yang telah melakukan kegiatan Kelompok
Tani secara rutin maka akan memberikan dampak positif yang nyata terhadap anggota
Kelompok Tani. Dampak positif tersebut adalah berupa keterampilan dan pengetahuan
yang baru untuk anggota Kelompok Tani tersebut. Sehingga secara tidak langsung
dapat meningkatkan produktivitas anggota Kelompok Tani. Dan ketika produktivitas
Kelompok Tani telah meningkat maka secara tidak langsung akan meningkatan
pendapatan petani.
Hal ini, berbeda dengan petani yang tidak tergabung pada Kelompok Tani Sido
Mukti Madani. Peluang untuk mendapatkan informasi terkait dengan pertanian
sangatlah kecil. Terlebih lagi bantuan dari pemerintah yang disalurkan melalui
Kelompok Tani Sido Mukti Madani diprioritaskan hanya untuk anggota Kelompok
Tani. Sehingga petani yang tidak tergabung sulit untuk mendapatkan bantuan dari
pemerintah tersebut. Maka modal hingga informasi terkait pertanian dari pemerintah
tidak dapat dijadikan bekal oleh petani yang bukan anggota Kelompok Tani Sido Mukti
Madani. Bahkan peluang untuk dapat bertukar informasi terkait dengan pertanian
sesama petani, sulit unutk dilakukan oleh petani yang bukan tergabung oleh Kelompok
Tani. Karena Kelompok Tani merupakan salah satu tempat untuk bertukar pikiran
mengenai pertanian dengan sesama petani yang tergabung. Sehingga produktivitas dari
4
petani yanng tidak bergabung Kelompok Tani dapat dikatakan lebih rendah
dibandingkan dengan petani yang tergabung di Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
Ketika produktivitas petani yang tidak tergabung Kelompok Tani Sido Mukti Madani
lebih rendah maka dapat dikatakan bahwa pada pendapatan petani juga lebih rendah
dibandingkan dengan petani yang menjadi anggota Kelompok Tani Sido Mukti
Madani.
Maka penelitian ini dianggap penting yaitu untuk dapat mengetahui tingkat
partisipasi di Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Karena keikutsertaan partisipasi
pada anggota Kelompok Tani dalam sebuah kegiatan dapat menjadi faktor keberhasilan
dalam pengembangan kelompok tani tersebut. Dan juga dapat mempercepat
pertumbuhan dalan rangka meningkatkan taraf hidup dan sebagai wadah kegiatan
bersama bagi anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
1.2 Rumusan Masalah
Sulastri (2004) mengatakan bahwa mata pencaharian pokok masyarakat
Kecamatan Poncokusumo adalah dalam bidang pertanian. Pembentukan Kelompok
Tani Sido Mukti Madani oleh Desa Pandansari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten
Malang dengan tujuan sebagai tempat petani dalam meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan bertaninya serta meningkatkan potensi dan kemampuan petani. Partisipasi
masyarakat dalam pembangunan menempati posisi penting dalam tercapainya tujuan
program-program pembangunan. Kemajuan suatu kelompok dapat dilihat dari
partisipasi aktif para anggota yang terdapat dalam kelompok tersebut.
Partisipasi anggota kelompok terhadap kegiatan kelompok menggambarkan
peran sertanya di dalam kelompok itu sendiri, baik sebagai anggota maupun pengurus.
Dengan demikian keberhasilan dan kemajuan kelompok tani sangat tergantung dari
partisipasi petani sebagai sasaran dan pelaku utama kegiatan. Berbanding lurus dengan
pendapatn Yuniarsih (2009) yang menyakatakan produktivitas anggota dapat diartikan
sebagai hasil kongkrit (produk) yang dihasilkan oleh individu atau kelompok, selama
satuan waktu tertentu dalam suatu proses kerja.
5
Banyak faktor yang berhubungan dengan tingkat partisipasi petani, khususnya
partisipasi petani dalam Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Faktor-faktor tersebut
adalah faktor sosial ekonomi yang berupa usia, pendidikan, jumlah anggota keluarga,
jumlah pekerjaan, dan lamanya tinggal di Desa Pandansari pada Kelompok Tani Sido
Mukti Madani. Patisipasi yang terdapat pada Kelompok Tani Sido Mukti Madani
memiliki tingkat partisipasi yang rendah. Ini dibuktikan bahwa anggota awal dari
Kelompok Tani Sido Mukti Madani adalah berkisar 50 orang dan sekarang jumlah
anggota awal dari Kelompok Tani Sido Mukti Madani adalah hanya berkisar 20 orang
yang aktif. Keaktifan dari anggota Kelompok Tani tersebut setiap tahunnya semakin
menurun, peran serta anggota yang hadir dalam rapat ataupun pada kegiatan lainnya
semakin berkurang. Beberapa anggota Kelompok Tani yang pada awalnya memiliki
tingkat partisipasi yang aktif, kini menjadi anggota yang pasif.
Permasalahan lainnya adalah banyak anggota pada Kelompok Tani Sido Mukti
Madani mengeluh tidak pernah diundang dalam pertemuan rutin. Sehingga anggota
tersebut enggan untuk datang sendiri untuk mengikuti pertemuan rutin tersebut. Dan
dipihak lainnya, para pengurus Kelompok Tani Sido Mukti Madani mengatakan aggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani yang lain jarang atau bahkan tidak pernah hadir
dalam setiap pertemuan kelompok, namun pada saat pembagian bantuan, para anggota
baru mau menghadiri pertemuan kelompok. Sehingga pengurus inti Kelompok Tani
Sido Mukti Madani menganggap anggota kelompok yang lainnya mengikuti pertemuan
kelompok hanya karena mengharapkan bantuan dari pemerintah saja. Terlebih dari itu,
anggota lainnya tidak mau mengikuti pertemuan atau kegiatan lainnya yang diadakan
oleh Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
Dengan adanya permasalahan tersebut maka akan berdampak pada tingkat
partisipasi petani dalam Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Karena partisipasi yang
terdapat dalam suatu kelompok tersebut juga berdampak dalam peningkatan
produktivitas. Partisipasi dalam Kelompok Tani tersebut dapat berupa kegiatan-
kegiatan mingguan yang menjadi wadah dalam anggota Kelompok Tani Sido Mukti
Madani dalam bertukar pikiran. Masing-masing anggota dapat menyelesaikan
permasalahan mengenai usahatani tersebut secara bersama-sama. Anggota Kelompok
6
Tani yang telah melakukan kegiatan Kelompok Tani secara rutin maka akan
memberikan dampak positif yang nyata terhadap anggota Kelompok Tani. Dampak
positif tersebut adalah berupa keterampilan dan pengetahuan yang baru untuk anggota
Kelompok Tani tersebut. Sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan
produktivitas anggota Kelompok Tani. Dan ketika produktivitas Kelompok Tani telah
meningkat maka secara tidak langsung akan meningkatan pendapatan petani.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, terdapat pernyataan untuk
penelitian yang digunakan yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat partisipasi petani meliputi tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, dan tahap monitoring dan evaluasi serta tahap pemanfaatan hasil
dalam kegiatan Kelompok Tani Sido Mukti Madani di Desa Pandansari
Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang?
2. Apakah ada hubungan antara faktor-faktor sosial ekonomi dengan tingkat
partisipasi petani pada kegiatan Kelompok Tani Sido Mukti Madani di Desa
Pandansari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang.?
3. Bagaimana pendapatan petani yang tergabung di Kelompok Tani Sido Mukti
Madani di Desa Pandansari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang?
4. Apakah ada hubungan antara tingkat partisipasi dengan pendapatan petani pada
Kelompok Tani Sido Mukti Madani di Desa Pandansari Kecamatan
Poncokusumo Kabupaten Malang?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dijabarkan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan tingkat partisipasi petani meliputi tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan dan tahap monitoring dan evaluasi serta tahap pemanfaatan hasil
dalam kegiatan Kelompok Tani Sido Mukti Madani di Desa Pandansari
Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang.
7
2. Menganalisis hubungan faktor-faktor sosial ekonomi dengan tingkat partisipasi
petani pada Kelompok Tani Sido Mukti Madani di Desa Pandansari Kecamatan
Poncokusumo Kabupaten Malang.
3. Menganalisis pendapatan petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Sido
Mukti Madani di Desa Pandansari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten
Malang.
4. Menganalisis hubungan tingkat partisipasi dengan pendapatan petani pada
Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
1.4 Kegunaan Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai
berikut.
1. Bagi anggota Kelompok Tani, menambah kesadaran kritis pentingnya
berpartisipasi aktif dalam Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
2. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapan dapat menambah pengetahuan
mengenai pentingnya partisipasi petani dalam pembangunan pertanian.
3. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapan dapat berguna sebagai acuan untuk
pembelajaran dalam menyusun perencanaan kegiatan untuk petani.
4. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan sebagai bahan rujukan bagi peneliti
lebih lanjut atau peneliti lain yang sesuai dengan hasil penelitian.
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Permasalahan yang akan dikaji peneliti berkaitan dengan penelitian tentang
petani yang tergabung pada Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Penelitian ini akan
mengkaji tingkat partisipasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Lalu menganalisis
hubungan faktor-faktor sosial ekonomi yang dengan tingkat partisipasi Kelompok Tani
Sido Mukti Madani. Selain itu, menganalisis hubungan tingkat partisipasi dengan
pendapatan pertanian. Dan menganalisis rata-rata pendapatan usahatani pada anggota
dan non anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan partisipasi, Kelompok
Tani dan perbedaan rata-rata pendapatan pada anggota dan non anggota Kelompok
Tani menjadi bahan acuan dan pembanding bagi peneliti. Seperti penelitian yang
dilakukan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ratih Nenes Antya (2011) dengan
judul “Partisipasi Petani dalam Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman
Terpadu (SL-PTT) dan Dampak Terhadap Produktivitas dan Pendapatan Usahatani
Padi” dimana penelitian ini betujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat partisipasi
petani dalam pelaksanaan program SL-PTT Padi. Metode analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif. Analisis yang digunakan adalah dengan mebgunakan analisis
Rank- Spearman dengan bantuan alat analisis SPSS, dan untuk mengetahui perbedaan
tingkat produktivitas dari pendapatan usahatani padi antara petani peserta SL-PTT dan
petani non peserta SL-PTT, digunakan rumus uji beda dengan perhitungan uji t-test.
Hasil penelitian ini antara lain tingkat partisipasi petani peserta SL-PTT Padi
termasuk dalam kategori rendah yang ditunjukkan dengan skor rata-rata 6,21 (56, 45%)
dari skor maksimal 11 (100%). Hal ini karena sebagian anggota petani peserta SL-PTT
padi tidak sepenuhnya melaksanakan cara-cara budidaya padi sesuai yang dianjurkan
dalam program SL-PTT melainkan sesuai dengan tradisi atau kebiasaan secara turun
temurun dari keluarga mereka. Hasil lainnya adalah tidak terdapat hubungan yang
siginifikan antara partisipasi petani peserta peserta SL-PTT dengan produktivitas dan
pendapatan usahatani padi petani. Pada perhitungan uji T-test, diperoleh hasil bahwa
10
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara produktivitas dan pendapatan usahatani
padi peserta dan non petani peserta SL-PTT padi yang tidak jauh berbeda.
Penelitian yang dilakukan oleh Heri Widodo (2013) yang berjudul “Partisipasi
Petani dalam Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) dan
Dampaknya Terhadap Produktivitas dan Pendapatan Usahatani Padi” memiliki tujuan
berupa menganalisis hubungan antara produktivitas padi dengan pendapatan petani
peserta SL-PTT padi hibrida dan non hibrida. Metode yang digunakan adalah analisis
deskriptif untuk mendeskripsikan tingkat partisipasi, tingkat adopsi teknologi dan
tingkat produktivitas serta pendapatan usaha petani. Analisis yang digunakan adalah
analisis rank spearman.Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang
positif antar variabel-variabel yang diuji pada tujuan penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh Basa Uli Simanjuntak (2016) yang berjudul
“Partisipasi Petani Wanita pada Kelompok Wanita Tani Jaya Putri dalam
Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga” bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat
partisipasi petani dalam kegiatan Kelompok Tani wanita dengan menggunakan metode
analisis deskriptif yaitu berupa uji validitas, uji realibilitas dan uji Chi-Square.
Berdasarkan hasil penelitian Basa Uli Simanjuntak (2016) ditemukan hasil bahwa
terdapat kesadaran petani wanita yang sudah tinggi untuk ikut terlibat dalam kegiatan
yang dilakukan KWT Jaya Putri demi peningkatan produktivitas dan pendapatan usaha
tani. Pada hasil analisis korelasi Chi- Square terdapat hubungan yang nyata antara usia,
tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan jenis pekerjaan lainnya yang
dimiliki petani wanita di luar sebagai petani di lahan pribadi dengan partisipasi petani
wanita pada kegiatan KWT Jaya Putri. Dan tidak terdapat hubungan nyata antara
lamanya tinggal di Desa Pagung dengan partisipasi wanita pada kegiatan KWT Jaya
Putri.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu di atas adalah terletak
pada lokasi penelitian yaitu di Desa Pandansari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten
Malang. Responden yang ditentukan pada penelitian ini juga berbeda, yaitu berupa
responden anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani dan juga petani ,yang tidak
11
bergabung pada Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Untuk metode analisis data
penelitian ini menggunakan metode Rank Spearman.
2.2 Teori Partisipasi
2.2.1 Konsep Dasar dan Teori Partisipasi
Banyak ahli memberikan pengertian mengenai konsep partisipasi. Partisipasi
berarti peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses pembangunan
baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberi
masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau materi, serta ikut
memanfaatkan dan menikmati hasil -hasil pembangunan (I Nyoman Sumaryadi, 2010).
Pengertian tentang partisipasi dikemukakan oleh Fasli Djalal dan Dedi Supriadi
(2001), partisipasi dapat diartikan sebagai pembuat keputusan menyarankan kelompok
atau masyarakat ikut terlibat dalam bentuk penyampaian saran dan pendapat, barang,
keterampilan, bahan dan jasa. Partisipasi dapat juga berarti bahwa kelompok mengenal
masalah mereka sendiri, mengkaji pilihan mereka, membuat keputusan, dan
memecahkan masalahnya.
Menurut Sugiyah (2001), mengklasifikasikan partisipasi menjadi 2 (dua)
berdasarkan cara keterlibatannya, yaitu :
a. Partisipasi Langsung
Partisipasi yang terjadi apabila individu menampilkan kegiatan tertentu dalam
proses partisipasi. Partisipasi ini terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan
pandangan, membahas pokok permasalahan, mengajukan keberatan terhadap
keinginan orang lain atau terhadap ucapannya.
b. Partisipasi tidak langsung
Partisipasi yang terjadi apabila individu mendelegasikan hak partisipasinya.
2.2.2 Bentuk Partisipasi
Bentuk partisipasi menurut Siti Irene Astuti D (2011), terbagi atas:
a. Partisipasi Vertikal
12
Partisipasi vertikal terjadi dalam bentuk kondisi tertentu masyarakat terlibat
atau mengambil bagian dalam suatu program pihak lain, dalam hubungan dimana
masyarakat berada sebagai status bawahan, pengikut, atau klien.
b. Partisipasi horizontal
Partisipasi horizontal, masyarakat mempunyai prakarsa dimana setiap anggota
atau kelompok masyarakat sebagai contoh satu dengan yang lainnya.
2.2.3 Jenis Partisipasi
Menurut pendapat Keith Davis sebagaimana yang dikutip Sastropoetro (1988),
mengemukakan jenis partisipasi sebagai berikut:
1. Partisipasi melalui pikiran (physicological participation), merupakan jenis
keikutsertaan secara aktif dengan pengerahan pikiran dalam suatu rangkaian
kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Partisipasi melalui tenaga (physical participation), adalah partisipasi dari individua
tau kelompok dengan tenaga yang dimilikinya, melibatkan diri dalam suatu
aktivitas dengan maksud tertentu.
3. Partisipasi melalui pikiran dan tenaga (physicological and physical participation),
partisipasi ini sifatnya lebih luas lagi disamping mengikutsertakan aktivitas secara
fisik dan non fisik secara bersamaan.
4. Partisipasi melalui keahlian (participation with skill), merupakan bentuk partisipasi
dari orang atau kelompok yang mempunya keahlian khusus, yang biasanya juga
berlatar belakang pendidikan baik formal maupun non formal yang menunjang
keahliannya.
5. Partisipasi melalui barang (material participation), partisipasi dari orang atau
kelompok dengan memberikan barang yang dimilikinya untuk membantu
pelaksaan kegiatan tersebut.
6. Partisipasi melalui uang (money participation), partisipasi ini hanya memberikan
sumbangan uang kepada kegiaran. Kemungkinan partisipasi ini terjadi karena
orang atau kelompok tidak bisa terjun langsung dari kegiatan tersebut.
13
2.2.4 Indikator/ Keberhasilan Partisipasi
Menurut Sri Surhayati (2008), partisipasi keberhasilan peningkatan partisipasi
dapat diukur dengan beberapa indikator berikut:
a. Kontribusi/dedikasi stakeholders meningkat dalam hal jasa
(pemikiran/keterampilan), finansial, moral dan material/barang.
b. Meningkatnya kepercayaan stakeholders kepada kelompok terutama
menyangkut kewibawaan.
c. Meningkatnya tanggungjawab stakeholders terhadap penyelenggaraan
kegiatan yang ada di kelompok.
d. Meningkatnya kualitas dan kuantitas masukkan (kritik dan saran) untuk
kelompok.
e. Meningkatnya kepedulian stakeholders terhadap setiap langkah yang dilakukan
kelompok untuk meningkatkan mutu.
2.2.5 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi
Menurut Sastropoetro (1988), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
partisipasi masyarakat yaitu sebagai berikut:
1. Pendidikan, kemampuan membaca dan menulis, kemiskinan, kedudukan sosial dan
percaya terhadap diri sendiri.
2. Faktor lain adalah penginterpretasian yang dangkal terhadap agama.
3. Kecendrungan untuk menyalahartikan motivasi, tujuan dan kepentingan organisasi
penduduk yang biasanya mengarah kepada timbulnya persepsi yang salag terhadap
keinginan dan motivasi serta organisasi penduduk seperti halnya terjadi di beberapa
negara.
4. Tersedianya kesempatan kerja yang lebih baik di luar pedesaan.
5. Tidak terdapatnya kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai program
pembangunan.
Sedangkan menurut Ndraha, (1990) tentang faktor yang mempengaruhi tingkat
partisipasi antara lain adalah:
1. adanya buta huruf, sifat acuh, kemiskinan dan kemunduran, rendahnya kualitas
kepemimpinan local;
14
2. lemahnya partisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi;
3. lemahnya partisipasi karena kegiatan tertentu dalam program pembangunan kurang
cocok atau bertentangan dengan nilai norma setempat;
4. lemahnya partisipasi karena tidak dapat memanfaatkan organisasi yang sudah
dikenal atau telah ada di tengah masyrakat;
5. lemahnya partisipasi karena tidak dapat memberikan manfaat secara langsung bagi
pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Selanjutnya Sastropoetra (1988) ada 9 alasan tentang pentingnya partisipasi
atau peran serta itu harus diperhatikan dan dikembangkan penerapannya, yaitu sebagai
berikut:
1. Dengan partisipasi lebih banyak hasil kerja yang dapat dicapai.
2. Dengan partispasi pelayanan atau service dapat diberikan dengan biaya yang
murah.
3. Partispasi memiliki nilai dasar yang berarti untuk peserta, karena menyangkut
kepada harga dirinya.
4. Partisipasi merupakan katalisator untuk pembangunan selanjutnya.
5. Partisipasi mendorong timbulnya rasa tanggung jawab.
6. Partisipasi menjamin, bahwa pekerjaan dilaksanakan dengan arah yang benar.
7. Partisipasi menghimpun dan memanfaatkan berbagai pengetahuan yang terdapat di
dalam masyarakat, sehingga terjadi perpaduan berbagai keahlian.
8. Partisipasi membebaskan orang dari kebergantungan kepada keahlian orang lain.
9. Partisipasi lebih menyadarkan manusia terhadap penyebab dari kemiskinan,
sehingga menimbulkan kesadaran terhadap usaha untuk mengatasinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi petani yaitu faktor sosial
ekonomi (Sastropoetro, 1988 dan Soekartawi, 1988):
1. Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah anggota keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
partisipasi yang dinyatakan dalam besarnya jumlah jiwa yang ditanggung oleh anggota
dalam keluarga. Semakin besar jumlah anggota keluarga menyebabkan waktu untuk
berpartisipasi dalam kegiatan akan berkurang karena sebagian besar waktunya
15
digunakan untuk mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan keluarga. Besar kecilnya
jumlah keluarga mempunyai kaitan erat dengan upaya untuk memperoleh pendapatan
dalam keluarga, sehingga menyebabkan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk
pemenuhan kebutuhan hidup keluarga tersebut.
2. Pendidikan
Faktor pendidikan berpengaruh bagi keinginan dan kemampuan masyarakat untuk
berpartisipasi serta untuk memahami dan melaksanakan tingkatan dan bentuk
partisipasi yang ada.
3. Pendapatan Keluarga
Pendapatan merupakan jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga
yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perorangan dalam
rumah tangga. Pendapatan adalah uang yang diterima seseorang karena bekerja.
Pendapatan keluarga terdiri dari pendapatan yang diperoleh suami yang bekerja
ditambah dengan pendapatan yang diperoleh karena istri yang bekerja. Menurut Seulze
(1996) pendapatan keluarga adalah pendapatan total yang diterima setiap rumah tangga
dari beberapa sumber setelah dikurangi pajak. Pendapatan ini adalah pendapatan yang
tersedia bagi keluarga untuk dibelanjakan dan ditabung. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan tingkat partisipasi yang menjadi perhatian dalam penelitian ini
adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah sumberdaya individu yang terdiri dari usia, motivasi, tingkat
pendidikan dan persepsi atas peran penyuluh. Adapun faktor eksternal yang dimaksud
adalah sumberdaya keluarga yang terdiri dari jumlah anggota keluarga dan pendapatan
keluarga.
4. Lamanya tinggal
Lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan tertentu dan pengalamannya
berinteraksi dengan lingkungan tersebut akan berpengaruh pada partisipasi seseorang.
Semakin lama ia tinggal dalam lingkungan tertentu, maka rasa memiliki terhadap
lingkungan cenderung lebih terlihat dalam partisipasinya yang besar dalam setiap
kegiatan lingkungan tersebut.
5. Pekerjaan
16
Dengan banyaknya jumlah pekerjaan akan dapat meluangkan ataupun bahkan
tidak meluangkan sedikitpun waktunya untuk berpartisipasi pada suatu kegiatan
tertentu. Seringkali alasan yang mendasar pada masyarakat adalah adanya antara
komitmen terhadap pekerjaan dengan keinginan untuk berpartisipasi.
2.3 Tinjauan Usahatani
2.3.1 Pengertian Usahatani
Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat
itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan air, perbaikan-perbaikan
yang dilakukan di atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di
atas tanah tersebut dan sebagainya.(A.T.Mosher, 1968). Usaha tani dapat berupa
bercocok tanam atau memelihara ternak.
2.3.2 Biaya produksi
Menurut Mubyarto (1991), biaya produksi dapat dibagi dua yaitu biaya – biaya
yang berupa uang tunai, misalnya upah kerja untuk biaya persiapan/penggarapan tanah,
termasuk untuk upah ternak, biaya untuk membeli pupuk, pestisida, dan lain-lain serta
biaya in-natura yaitu biaya panen, bagi hasil, sumbangan, dan juga pajak. Biaya Tetap
dan biaya variabel. Biaya tetap adalah jenis biaya yang besar kecilnya tidak tergantung
pada besar kecilnya produksi, misalnya sewa atau bunga tanah yang berupa uang.
Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya tergantung pada besar
kecilnya produksi, misalnya bibit, persiapan dan pengolahan tanah, dan lain lain.
2.3.3 Penerimaan Usahatani
Menurut Mubyarto (1991) penerimaan usahatani merupakan perkalian antara
produksi yang diperoleh dengan harga jual, total penerimaan dari kegiatan usahatani
yang diterima pada akhir proses produksi. Penerimaan usahatani dapat pula diartikan
sebagai keuntungan material yang diperoleh seorang petani atau bentuk imbalan jasa
petani maupun keluarganya sebagai pengelola usahatani maupun akibat pemakaian
17
barang modal yang dimilikinya. Menurut Kasim (2004) untuk menghitung penerimaan
digunakan rumus yaitu:
TR = Py.Y
Keterangan :
TR = Total penerimaan
Py = Harga produksi perunit
Y = Jumlah produksi yang dihasilkan
2.3.4 Pendapatan Usahatani
Menurut Mubyarto (1991), pendapatan usahatani sebagai penerimaan dikurangi
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan usahatani. Pendapatan usahatani
adalah penerimaan yang diperoleh petani setelah dikurangi biaya produksi. Menurut
Kasim (2004) untuk menghitung pendapatan digunakan rumus yaitu :
I = TR- TC
Keterangan :
I = Pendapatan usahatani
TR = Total penerimaan (Rp)
TC = Total biaya (Rp)
2.3.5 Keuntungan
Keuntungan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya total yang
dikeluarkan oleh petani dalam satu kali musim tanam .Keuntungan Menurut Kasim
(2004) untuk menghitung keuntungan digunakan rumus :
π = TR- TC
Keterangan
π = Keuntungan atau laba
TR = Penerimaan total
TC = Biaya total
18
2.4 Tinjauan Tentang Kelompok Tani
2.4.1 Pengertian Kelompok Tani
Kelompok Tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani yang
terdiri atas petani dewasa (pria/wanita) maupun petani-taruna (pemuda-pemudi) yang
terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan
kebutuhan bersama serta berada di petani. Menurut Mardikanto (1993), salah satu
syarat pelancar pembangunan pertanian adalah adanya kerjasama Kelompok Tani.
Kelompok Tani (Poktan) adalah kumpulan petani yang tumbuh berdasarkan kesamaan
kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan
keakraban untuk bekerjasama dalam meningkatkan, mengembangkan produktivitas
usaha tani, memanfaatkan sumberdaya pertanian, mendistribusikan hasil produksinya
dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Departemen pertanian RI (1980) memberi batasan bahwa Kelompok Tani adalah
sekumpulan orang-orang tani atau petani, yang terdiri atas petani dewasa pria dan
wanita maupun petani taruna atau pemuda tani yang terikat secara informal dalam suatu
wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di
lingkungan pengaruh dan pimpinan kontak tani. Dalam rangka pembangunan sub
sektor pertanian, Kelompok Tani adalah sebagai berikut:
a. Anggota pengurus Kelompok Tani pertanian, baik yang merupakan kegiatan
proyek maupun kegiatan pembangunan swadaya.
b. Merupakan pengorganisasian petani yang mengatur kerjasama dan pembagian
tugas anggota maupun pengurus dalam kegiatan usahatani kelompok di
hamparan kebun.
c. Besaran Kelompok Tani disesuaikan dengan jenis usahatani dan kondisi di
lapangan, dengan jumlah anggota berkisar 20-30 orang.
d. Keanggotaan Kelompok Tani bersifat non formal.
Menurut Mardikanto (1993) Kelompok Tani adalah himpunan atau kesatuan
yang hidup bersama sehingga terdapat hubungan timbal balik dan saling
mempengaruhi serta memiliki kesadaran untuk saling tolong-menolong.
19
2.4.2 Peran dan Fungsi Kelompok Tani
Tugas dan tanggung jawab anggota kelompok tani : a) Bertanggungjawab atas
pelaksanaan kegiatan usahatani. b) Wajib mengikuti dan melaksanakan petunjuk
pengurus Kelompok Tani dan petugas/penyuluh serta kesepakatan yang berlaku. c)
Wajib bekerja sama dan akrab antar sesama anggota, pengurus maupun dengan
petugas/penyuluh. d) Hadir pada pertemuan berkala dan aktif memberikan masukan,
saran dan pendapat demi berhasilnya kegiatan usahatani kelompok (Nasir, 1997).
Secara fungsional, Mardikanto (1993) mengatakan bahwa setiap Kelompok
Tani memiliki fungsi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan demi tercapainya sasaran
peningkatan produksi pertanian dan pendapatan petani serta kesejahteraan
masyarakatnya sendiri maupun kesejahteraan masyrakat luas pada umumnya.
Berbanding lurus dengan pendapat tersebut, Mubyarto (1996) berpendapat bahwa
fungsi Kelompok Tani sangat strategis yaitu sebagai wadah petani untuk melakukan
hubungan kerjasama dengan menjalin kemitraan usaha dengan lembaga-lembaga
terkait dan sebagai media dalam proses transfer teknologi dan informasi. Pada lain
pihak, secara ingternal Kelompok Tani sebagai wadag antar petani ataupun antar
Kelompok Tani dalam mengembangkan usahataninya.
Mardikanto (1993) memberikan dua fungsi utama yang menjadi alasan
dibentuknya Kelompok Tani, yaitu:
1. Untuk memanfaatkan secara lebih baik (optimal) semua sumber daya yang
tersedia.
2. Dikembangkan pemerintah sebagai alat pembangunan.
Adanya alasan ideologis yang mewajibkan para petani untuk terikat oleh suatu
amanat suci yang harus mereka amalkan melalui Kelompok Taninya. Sejalan dengan
pendapat tersebut, fungsi Kelompok Tani pada hakekatnya adalah sebagai:
1. Sebagai media untuk belajar lebih baik. Suasana interaksi (pergaulan
kelompok) maka informasi yang datang dari luar akan dicerna melalui
komunikasi tatap muka sehingga memungkinkan interpretasi yang lebih tepat
karena adanya diskusi dan umpan balik.
20
2. Sebagai alat atau wadah kerjasama yang lebih efektif dari para anggota
kelompok.
3. Sebagai forum untuk mewujudkan partisipasi petani dalam memadukan
program pembangunan yang turun dari atas dengan aspirasi hidup dari para
anggotanya.
19
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran
Petani yang tergabung dalam kelompok tani akan terbentuk karena adanya
kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber
daya) dan keakraban. Mereka bergabung untuk bekerjasama dalam meningkatkan,
mengembangkan produktivitas usahatani, memanfaatkan sumberdaya pertanian,
dan mendistribusikan hasil produksinya. Partisipasi dalam Kelompok Tani
merupakan upaya dalam meningkatkan kemandirian yang dibutuhkan oleh
masyarakat dalam mempercepat pembangunan pertanian.
Kelompok Tani Sido Mukti Madani memiliki anggota yang aktif berkisar
30 orang dari jumlah anggota sebesar 50 orang. Tingkat partisipasi Kelompok Tani
Sido Mukti Madani dideskripsikan dengan menggunakan analisis deskriptif. Untuk
mengukur tingkat partisipasi anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani yaitu
dengan beberapa tahapan. Tahapan tersebut adalah perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi serta pemanfaatan hasil pembangunan. Melalui tahap
tersebut dapat dilihat bahwa proses pembuatan keputusan, partisipasi pada tahap
pelaksanaan, proses dalam mengemukakan pendapat, serta proses turut serta dalam
kegiatan Kelompok Tani, serta proses dalam pemanfaatan hasil berupa fasilitas,
pengetahuan, dan keterampilan yang diterima dalam kegiatan Kelompok Tani.
Menurut Faisal et al. (2013) seorang anggota dapat berpartisipasi apabila
menemukan dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui proses berbagi dengan
orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan, dan tanggung
jawab bersama.
Tingkat partisipasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani dihubungkan
dengan faktor-faktor sosial ekonomi yang ada dalam meningkatkan partisipasi
Kelompok Tani. Faktor sosial ekonomi menurut Sastropoetro dan Soekartawi
(1988) adalah faktor usia, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, lamanya
tinggal dan jumlah pekerjaan lain diluar usahatani yang dimiliki oleh petani. Untuk
mengetahui hubungan antara faktor sosial ekonomi dengan tingkat partisipasi
Kelompok Tani Sido Mukti Madani adalah dengan menggunakan analisis Rank
Spearman.
20
Partisipasi yang terdapat pada Kelompok Tani Sido Mukti Madani akan
berdampak dalam peningkatan produktivitas. Anggota Kelompok Tani yang telah
melakukan kegiatan Kelompok Tani secara rutin maka akan memberikan dampak
positif yang nyata terhadap anggota Kelompok Tani. Dampak positif tersebut
adalah berupa keterampilan dan pengetahuan yang baru untuk anggota Kelompok
Tani tersebut. Sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan produktivitas
anggota Kelompok Tani. Dan ketika produktivitas Kelompok Tani telah meningkat
maka secara tidak langsung akan meningkatan pendapatan petani.
Peningkatan pendapatan Kelompok Tani Sido Mukti Madani ini dapat
dilihat dengan membandingkan antara pendapatan anggota dan non anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Hal ini dikarenakan bahwa non anggota
Kelompok Tani Sido Mukyi Madani memiliki peluang yang kecil untuk
mendapatkan bantuan dari pemerintah. Untuk mendapatkan informasi yerkait
dengan pertanian juga sangat kecil. Sehingga petani yang tidak tergabung
Kelompok Tani Sido Mukti Madani sulit untuk mendapatkan modal hingga
informasi terkait pertanian dari pemerintah. Bahkan peluang untuk dapat bertukar
informasi terkait dengan pertanian sesama petani, sulit unutk dilakukan oleh petani
yang bukan tergabung oleh Kelompok Tani. Karena Kelompok Tani merupakan
salah satu tempat untuk bertukar pikiran mengenai pertain dengan sesama petani
yang tergabung. Sehingga produktivitas dari petani yanng tidak bergabung
Kelompok Tani dapat dikatakan lebih rendah dibandingkan dengan petani yang
tergabung di Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Ketika produktivitas petani yang
tidak tergabung Kelompok Tani Sido Mukti Madani lebih rendah maka dapat
diduga bahwa pada pendapatan petani juga lebih rendah dibandingkan dengan
petani yang menjadi anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
Maka dari itu dilakukan analisis uji Independent T-Test untuk dapat
membandingkan antara pendapatan petani yang terdapat pada anggota Kelompok
Tani Sido Mukti Madani dan juga pada bukan anggota Kelompok Tani Sido Mukti
Madani. Uji Independent T-Test ini menggunakan software SPSS. Setelah
mengetahui perbandingkan pendapatan antara anggota dan non anggota dilanjutkan
dengan menguji hubungan antara pendapatan petani dengan tingkat partisipasi
21
dengan menggunakan analisis Rank Spearman. Uraian tersebut dapat dijelaskan
secara singkat pada kerangka dibawah ini:
: alur berpikir
: alur analisis
Gambar 1.Kerangka Pemikiran Hubungan Partisipasi Petani dengan Peningkatan
Pendapatan Petani pada Kelompok Tani Sido Mukti Madani
Kelompok Tani Sido
Mukti Madani
Partisipasi
Perencanaan Pelaksanaan Monitoring dan
Evaluasi
Pemanfaatan
Hasil
Peningkatan Pendapatan
Petani
Faktor Sosial Ekonomi
1. Usia
2. Pendidikan
3. Jumlah tanggungan
keluarga
4. Lamanya tinggal
5. Jumlah Pekerjaan
Analisis Deskriptif
Analisis Rank Spearman
Analisis Rank Spearman
Analisis uji
Independent T-Test
22
3.2 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Diduga terdapat hubungan antara faktor sosial ekonomi (usia, pendidikan,
jumlah tanggungan keluarga, lamanya tinggal dan jumlah pekerjaan)
dengan tingkat partisipasi anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
2. Diduga pendapatan petani anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani
lebih tinggi dibandingkan dengan non anggota Kelompok Tani Sido Mukti
Madani.
3. Diduga terdapat hubungan antara tingkat partisipasi petani dengan
pendapatan petani pada Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
3.3 Batasan Masalah
Responden yang diteliti adalah petani anggota Kelompok Tani Sido Mukti
Madani dan petani non anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Fokus
penelitian terbatas pada:
1. Subjek yang diteliti adalah anggota dan non anggota Kelompok Tani Sido
Mukti Madani.
2. Tempat penelitian adalah di Desa Pandansari Kecamatan Poncokusumo
Kabupaten Malang.
3. Partisipasi anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani yang diamati dalam
penelitian ini adalah pada tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi, serta pemanfaatan hasil pembangunan.
4. Faktor-faktor sosial ekonomi yang mendorong anggota Kelompok Tani untuk
berpartisipasi yaitu faktor usia, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga,
lamanya tinggal dan pekerjaan lainnya.
5. Faktor-faktor yang tidak tercantum dalam penelitian ini dianggap tetap atau
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dan dapat diabaikan.
6. Usahatani yang dianalisis adalah usahatani pada satu tahun terakhir.
23
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Partisipasi merupakan keterlibatan atau keikutsertaan anggota untuk ikut
dalam kegiatan kelompok baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Tahapan partisipasi pada Kelompok Tani Sido Mukti Madani adalah sebagai
berikut:
a. Perencanaan meliputi keikutsertaan anggota dalam penentuan waktu
pertemuan rutin pada Kelompok Tani, ikut serta dalam perencanaan
pelatihan dari dinas pertanian, ikut merencanakan dalam pembatan kalender
kegiatan Kelompok Tani, ikut serta dalam perencanaan kegiatan
pengumpulan data, frekuensi dalam mengajukan pendapat/ide dalam
perencanaan kegiatan rapat rutin, penentuan besarnya iuran pada kelompk
tani, perencanaan pengembangan kegiatan Kelompok Tani, dan
perencanaan topik yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
b. Pelaksanaan meliputi keikutsertaan anggota Kelompok Tani dalam kegiatan
pertemuan rutin anggota Kelompok Tani, pelatihan dari dinas pertanian,
pembuatan kalender, pengumpulan data, memberikan ide/pendapat pada
permasalahan yang terdapat di lahan pertanian, pembayaran iuran, dan
pengembangan kegiatan Kelompok Tani.
c. Monitoring dan evaluasi meliputi keikutsertaan anggota Kelompok Tani
dalam kegiatan penilaian terhadap kegiatan Kelompok Tani, partisipasi
dalam kehadiran evaluasi kegiatan Kelompok Tani, evaluasi hasil kegiatan
yang dilakukan Kelompok Tani, partisipasi dalam memberikan saran atau
masukan evaluasi kegiatan Kelompok Tani, ditanggapi atau tidaknya
keluhan anggota Kelompok Tani dalam kegiatan Kelompok Tani.
d. Pemanfaatan hasil pembangunan meliputi keikutsertaan anggota Kelompok
Tani memanfaatkan hasil penyediaan sarana prasaran dan modal yang
diberikan. dampak positif atau manfaat atau kegunaan yang dirasakan
anggota Kelompok Tani setelah melaksanakan kegiatan Kelompok Tani,
pemanfaatan hasil berusahatani.
24
2. Kelompok Tani Sido Mukti Madani adalah unit analisis utama pada penelitian.
3. Non anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani adalah unit analisis
pembanding pada penelitian.
4. Usahatani adalah kegiatan yang dilakukan oleh petani dalam mengelola
sumberdaya pertanian secara efektif dan efisien.
5. Biaya usahatani adalah biaya yang dikeluarkan petani yang digunakan dalam
berusahatani.
6. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani dan tidak dipengaruhi
oleh besarnya produksi yang dihasilkan.
7. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan petani sesuai dengan kebutuhan
dalam berusahatani.
8. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan usahatani yang diterima
dalam kegiatan usahatani dan total biaya yang dikeluarkan petani dalam satu
kali musim tanam.
9. Peningkatan pendapatan usahatani adalah perubahan semakin bertambah nya
pendapatan pertanian setelah berpartisipasi dalam kegiatan Kelompok Tani
Sido Mukti Madani.
10. Pendapatan petani adalah total pendapatan yang diterima petani hanya dari
bidang pertanian.
Lebih lanjut definisi operasional dan pengukuran dari masing-masing tabel
yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada tabel 1,2, dan 3.
25
Tabel 1. Pengukuran Variabel untuk Melihat Partisipasi Petani pada Kelompok Tani Sido Mukti Madani
Konsep Kegiatan Kelompok
Perencanaan Pelaksanaan Monev Pemanfaatan Hasil
Tingkat
partisipasi petani
pada Kelompok
Tani Sido Mukti
Madani
a. Penentuan waktu
pertemuan rutin
b. Perencanaan pelatihan
dari dinas pertanian
c. Perencanaan kalender
kegiatan Kelompok
Tani
d. Perencanaan kegiatan
pengumpulan data
e. Frekuensi mengajukan
pendapat/ide dalam
perencanaan kegiatan
rapat rutin Kelompok
Tani
f. Penentuan besarnya
iuran pada Kelompok
Tani
g. Perencanaan
pengembangan
kegiatan Kelompok
Tani
h. Perencanaan topik
pertanian yang akan
dibahs pada pertemuan
selanjutnya.
a. Keikutsertaan anggota
Kelompok Tani dalam
mengikui pertemuan
rutin.
b. Keikutsertaan dalam
pelatihan dari dinas
pertanian
c. Pembuatan kalender
kegiatan Kelompok Tani
d. Pengumpulan data
Kelompok Tani
e. Memberikan
ide/pendapat pada
permasalahan yang
terdapat di lahan
pertanian
f. Pembayaran iuran di
Kelompok Tani
g. Pengembangan kegiatan
Kelompok Tani
h. Pembinaan Kelompok
Tani
i. Membayar iuran
Kelompok Tani
j. Melakukan kegiatan
usaha tani
a. Kegiatan
penilaian
terhadap
kegiatan
Kelompok Tani
b. Kehadiran
evaluasi
kegiatan
Kelompok Tani.
c. Pemberian saran
atau masukan
evaluasi
kegiatan
Kelompok Tani.
d. Ditanggapi atau
tidaknya
keluhan anggota
Kelompok Tani
dalam kegiatan
Kelompok Tani.
a. Anggota
Kelompok Tani
memanfaatkan
hasil penyediaan
sarana prasaran
dan modal yang
diberikan.
b. Dampak positif
atau manfaat atau
kegunaan yang
dirasakan
anggota
Kelompok Tani
setelah
melaksanakan
kegiatan
Kelompok Tani
26
Tabel 2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel dari Konsep Faktor-Faktor Sosial Ekonomi
Konsep Variabel Definisi Operasional Variabel Pengukuran Variabel
Faktor-faktor Sosial
Ekonomi
Usia (X1) Umur petani wanita (responden) yang
dihitung sejak kelahiran sampai
penelitian ini dilaksanakan
Tahun (Th)
1= 19-29 tahun
2= 30-50 tahun
3= >50 tahun
` Pendidikan (X2) Tingkat pendidikan yang dicapai oleh
anggota Kelompok Tani
1= Tamat SD
2= Tamat SMP
3= Tamat SMA atau S1
Jumlah tanggungan
keluarga (X3)
Banyaknya anggota keluarga yang biaya
kehidupannya ditanggung atau dibiayai
oleh kepala keluarga dan hidupnya
tinggal pada satu rumah.
Angka nominal
1 = < 3 orang
2 = 3-6 orang
3 = > 6 orang
Lamanya tinggal (X4) Jangka waktu anggota Kelompok Tani
tinggal di Desa yang menjadi lokasi
Kelompok Tani Sido Mukti Madani yang
dihitung sejak pindah ke Desa
Pandansari sampai penelitian ini
dilaksanakan
Tahun (Th)
2 1 = < 20 tahun
2 = 20-40 tahun
3 = > 40 tahun
Pekerjaan (X5) Jenis pekerjaan utama yang dimiliki oleh
anggota Kelompok Tani (pekerjaan
menjadi petani, pedagang, perangkat
desa atau pekerjaan lainnya).
Angka nominal
1= 1 pekerjaan
2= 1-3 pekerjaan
3 = >3 pekerjaan
27
Tabel 3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel dari Usahatani yang Meliputi Konsep Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan
Usahatani.
Konsep Definisi Operasional Variabel Pengukuran Variabel
Biaya yang dikeluarkan Total biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam 1 tahun
terakhir untuk usaha taninya
a. Total biaya
(Rp/ 1 tahun terakhir)
Penerimaan Penerimaan usahatani yang diterima dalam kegiatan
usahatani termasuk dengan total biaya yang dikeluarkan
petani.
b. Total penerimaan
(Rp/1 tahun terakhir)
Pendapatan Hasil yang didapatkan oleh petani setelah dikurangi dengan
total biaya
c. Total pendapatan
(Ro/ 1 tahun terakhir)
28
28
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan deskriptif. Analisis
deksriptif ini adalah penggabungan antara penelitian dengan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif dalam bentuk sederhana. Analisis deskriptif ini adalah mendeskripsikan
mengenai tingkat partisipasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani dan mendeskripsikan
mengenai hubungan faktor-faktor sosial ekonomi dengan partisipasi. Selain itu juga
terdapat analisis pendapatan dengan menggunakan uji beda rata-rata pada Kelompok
Tani Sido Mukti Madani dan bukan Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Data
penelitian mengenai tingat partisipasi partisipasi tersebut didapatkan dari wawancara
berupa kuisioner pada setiap responden yang memenuhi syarat. Untuk menguraikan
data usahatani pada responden dilakukan wawancara yang mendalam.
4.2 Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ditentukan secara purposive di Desa Pandansari Kecamatan
Poncokusumo Kabupaten Malang. Alasan pemilihan tempat penelitian ini adalah
karena di Desa Pandansari memiliki Kelompok Tani Sido Mukti Madani yang dapat
digolongkan dengan tingkat partisipasi yang rendah. Selain itu sebagian dari anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani memilih untuk tidak aktif dalam Kelompok Tani
tersebut. Padahal disisi lain masih banyak petani di Desa Pandansari yang seharusnya
bisa menjadi potensi untuk dapat bergabung dan meningkatkan partisipasi pada
Kelompok Tani Sido Mukti Madani tersebut. Sehingga berdasarkan pertimbangan
tersebut telah sesuai dengan tujuan penelitian. Waktu pada penelitian ini dimulai dari
tanggal 22 April – 4 Mei 2017.
4.3 Teknik Penentuan Sampel
Penentuan responden dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan metode
probability sampling dengan teknik pengambilan sample yaitu menggunakan random
sampling. Teknik Random sampling ini yaitu mengambil seluruh dari jumlah anggota
yang aktif pada Kelompok Tani Sido Mukti Madani adalah sebanyak 30 orang.
29
Sedangkan responden lainnya yang digunakan sebagai pembanding adalah sebanyak
30 orang diluar dari Kelompok Tani Sido Mukti Madani dengan menggunakan metode
non probability sampling dengan Teknik pengambilan sample yaitu purposive
sampling. Metode ini digunakan didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang
mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang diketahui
sebelumnya. Sehingga dengan kriteria tertentu, teknik pengambilan sampel secara
purposive merupakan teknik yang tepat dengan adanya pertimbangan di atas.
4.4 Teknik Pengumpulan Data
4.4.1 Data Primer
Data primer didapatkan secara langsung dari sumber data. Metode
pengumpulan data primer melalui wawancara dan observasi, sebagai berikut :
a. Observasi Terlibat.
Peneliti didalam melakukan pengumpulan data melalui pengalaman terlibat, dalam
hal ini tidak sekedar mengamati fenomena yang terjadi di lapangan, namun juga terlibat
dalam mengikuti aktivitas kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Tani Sido Mukti
Madani. Kegiatan yang dilaksanakan seperti mengikuti pertemuan-pertemuan, rapat
rutin, penyuluhan dan lain sebagainya mengenai kegiatan yang ada.
b. Wawancara
Wawancara yaitu mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara
langsung oleh peneliti kepada informan, dan jawaban dari informan tersebut dicatat
atau direkam dengan alat perekam, dapat juga melalui catatan-catatan lapangan.
Wawancara dilakukan untuk mencari data-data mengenai bagaimana bentuk
pemberdayaan yang ada dikelompok tersebut, dokumen, kegiatan-kegiatan yang ada,
serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi anggota Kelompok
Tani, serta hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.
4.4.2 Data Sekunder
Data sekunder meliputi informasi yang diperoleh dari dokumentasi yang terkait
dengan penelitian. Dokumentasi yang diambil adalah berupa dokumen kehadiran
dalam kegiatan anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani, data pribadi anggota
30
Kelompok Tani Sido Mukti Madani, dan dokumen berupa foto terkait dengan kegiatan
petani anggota dan non anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
4.5 Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini membahas beberapa permasalahan yang ada pada rumusan
masalah. Sehingga terdapat beberapa metode analisis yang digunakan agar dapat
menjawab dari permasalahan tersebut. Penjabaran me tode analisis yang
digunakan pada penelitian ini akan dibahas lebih lanjut pada sub bab di bawah ini.
4.5.1 Analisis Dekskriptif
Analisis ini dilakukan untuk dapat mendeskripsikan profil responden, tingkat
partisipasi anggota Kelompok Tani pada tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring
dan evaluasi serta pemanfaatan hasil pembangunan. Partisipasi anggota Kelompok
Tani partisipasi akan dideskripsikan dengan menggunakan skoring data. Skoring data
digunakan untuk mengukur tingkat partisipasi petani pada Kelompok Tani Sido Mukti
Madani. Dengan skala skoring, variabel yang akan diukur dijabarkan melalui indikator
variabel.
Langkah yang pertama dalam pengukuran atau skoring data ini dilakukan
dengan melakukan pemberian skor, pada setiap jawaban variabel untuk memudahkan
pengukuran jentang atau tingkatan dari masing-masing variabel. Dalam penelitian ini
digunakan dengan menggunakan 3 kategori yaitu 3, 2, dan 1. Adapun tahap-tahap
dalam melakukan pengukuran skoring adalah seperti berikut:
1. Menentukan jumlah kelas
Jumlah kelas dalam penelitian dibedakan menjadi 3 kategori yaitu tinggi, sedang
dan rendah.
2. Menentukan Kisaran
Kisaran adalah selisih nilai pengamatan tertinggi dengan nilai terendah sesuai
dengan rumus di bawah ini:
R = Xt – Xr
31
Keterangan:
R = Kisaran
Xt = Nilai pengamaan tertinggi
X = Nilai pengamatan terendah
3. Menentukan Interval Kelas
I = R / K
Keterangan:
I = Interval/ selang kelas
K = Kelas
R = Kisaran
Menurut Singarimbum (1985), untuk mengetahui tingkat partisipasi seorang
petani dalam kegiatan desa, perlu ditanyakan sering tidaknya ia mengikuti pertemuan
di pedukuhan, mengambil bagian dalam kerja bakti dan kegiatan lainnya mengenai
jumlah sumbangan uang yang diberikan kepada desa dan banyak lagi yang lainnya.
Pembuatan serangkaian pertanyaan, untuk ditanyakan kepada anggota Kelompok Tani
maka dapat mengukur partisipasi dari berbagai segi dan dapat disusun suatu skala.
Skala dapat dikatakan reliabel apabila pertanyaan-pertanyaan yang merupakan unsur
dasarnya mempunyai kaitan yang erat satu sama lain.
4.5.2 Analisis Korelasi Rank spearman (𝒓𝟐)
Analisis korelasi rank spearman (𝑟2) digunakan untuk mengetahui hubungan
antara faktor usia (X1), pendidikan (X2), pendapatan (X3), jumlah keluarga (X4), dan
pekerjaan (X5) dengan tingkat partisipasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani (Y).
Analisis korelasi ini dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel.
Menurut Sugiyono (2010), korelasi rank spearman digunakan untuk mencari hubungan
atau untuk menguji signifikasi hipotesis asosiatif bila masing – masing variabel yang
dihubungkan berbentuk ordinal, dan sumber data antar variabel tidak harus sama.
Berikut rumus analisis korelasi rank spearman (𝑟2) :
𝑟𝑠 = 1 − 6Ʃ𝑑𝑖2
𝑛(𝑛3−1) ...................................................................................................(1)
Keterangan :
𝑟𝑠 = Nilai hitug rank spearman
𝑑𝑖2 = (𝑋 − 𝑌)2
32
Ʃ𝑑𝑖2 = Penjumlahan (𝑋 − 𝑌)2
n = Jumlah responden
Adapun langkah-langkah perhitungan rank spearman sebagai berikut :
1. Merumuskan hipotesis, yaitu :
a. Hubungan variabel faktor usia dengan tingkat partisipasi Kelompok Tani Sido
Mukti Madani
H0 : Tidak ada hubungan secara signifikan antara faktor usia dengan tingkat
partisipasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani
Ha : Ada hubungan secara signifikan antara antara faktor usia dengan tingkat
partisipasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani
b. Hubungan variabel faktor pendidikan dengan tingkat partisipasi Kelompok
Tani Sido Mukti Madani
H0 : Tidak ada hubungan secara signifikan antara faktor pendidikan dengan
tingkat partisipasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani
Ha : Ada hubungan secara signifikan antara antara faktor pendidikan dengan
tingkat partisipasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani
c. Hubungan variabel faktor jumlah tanggungan keluarga dengan tingkat
partisipasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani
H0 : Tidak ada hubungan secara signifikan antara faktor jumlah tanggungan
keluarga dengan tingkat partisipasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani
Ha : Ada hubungan secara signifikan antara antara faktor jumlah tanggungan
keluarga dengan tingkat partisipasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani
d. Hubungan variabel faktor pendapatan dengan tingkat partisipasi Kelompok
Tani Sido Mukti Madani
H0 : Tidak ada hubungan secara signifikan antara faktor pendapatan dengan
tingkat partisipasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani
Ha : Ada hubungan secara signifikan antara antara faktor pendapatan dengan
tingkat partisipasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani
e. Hubungan variabel faktor pekerjaan dengan tingkat partisipasi Kelompok Tani
Sido Mukti Madani
33
H0 : Tidak ada hubungan secara signifikan antara faktor jumlah pekerjaan
dengan tingkat partisipasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani
Ha : Ada hubungan secara signifikan antara antara faktor jumlah pekerjaan
dengan tingkat partisipasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani
a. Mencari nilai hitung rank spearman dan t hitung dengan menggunakan rumus.
Berikut rumus analisis korelasi rank spearman (𝑟2) dan t hitung (𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ), menurut
Sugiyono (2010) :
𝑟𝑠 = 1 − 6Ʃ𝑑𝑖2
𝑛(𝑛3−1) .......................................................................................(2)
Keterangan :
𝑟𝑠 = Nilai hitung rank spearman
𝑑𝑖2 = (𝑋 − 𝑌)2
Ʃ𝑑𝑖2 = Penjumlahan (𝑋 − 𝑌)2
n = Jumlah responden
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = r √𝑛−2
(1−𝑟2).....................................................................................(3)
Keterangan :
n = Jumlah responden
𝑟𝑠 = Nilai hitung rank spearman
b. Menentukan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan menggunakan bantuan tabel distribusi.
a. Menentukan tingkat signifikan (two tailed)
Uji dilakukan 2 sisi karena untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang
signifikan, jika 1 sisi digunakan untuk mengetahui hubungan lebih kecil atau lebih
besar. Tingkat signifikansi dalam hal ini berarti kita mengambil risiko salah dalam
mengambil keputusan untuk menolak hipotesa yang benar sebanyak-banyaknya
5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam
penelitian). Namun karena disini kita menggunakan uji two tailed maka signifikan
(α) yang digunakan adalah 0,025 (α=0,05
2= 0,025).
34
b. Menentukan Df (Degree of Freedom)
Df = n - 2
= 30 – 2
= 30 – 2
= 28
c. Menginterpretasikan dan menafsirkan besarnya koefisien dengan
mengkonsultasikan harga r hitung dengan r tabel yang diperoleh dari Sugiyono
(2010), sebagai berikut:
Tabel 4. Makna Nilai Korelasi Rank Spearman
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,19 Sangat rendah
0,20-0,39 Rendah
0,40-0,59 Sedang
0,6-0,79 Kuat
0,80-1,00 Sangat kuat
Untuk mengetahui signifikansi maka 𝑟𝑠hitung dibandingkan dengan 𝑟𝑠tabel pada
taraf kepercayaan 95%, kaidah pengujiannya adalah :
- Jika 𝑟𝑠hitung > 𝑟𝑠tabel maka artinya terdapat korelasi positif antar variabel yang
diuji.
- Jika 𝑟𝑠hitung < 𝑟𝑠tabel maka artinya tidak terdapat korelasi positif antar variabel
yang diuji.
4.5.3 Analisis Uji Independent T-Test (T- test)
Analisis uji beda rata-rata dilakukan untuk menganalisis antara pendapatan
petani anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani dan pendapatan petani non anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Taraf kepercayaan pada uji ini sebesar 95%.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk uji beda rata-rata adalah sebagai berikut:
a. Membuat hipotesis statistik
Pernyataan mengenai populasi statistik berdasarkan informasi data yang
diamati, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
35
H0 = tidak terdapat perbedaan yang nyata antara nilai rata-rata pendapatan pada
petani anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani dengan petani bukan anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
H1 = terdapat perbedaan yang nyata antara nilai rata-rata pendapatan pada petani
anggota Kelompok Tani Sido Muktia Madani dengan petani bukan anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Pengujian statistik dengan program SPSS versi
16,0 dengan tingkat signifikansi (α) toleransi kesalahan = 0,05
Jika nilai signifikan > 0,05 maka H0 diterima (tidak terdapat perbedaan tingkat
pendapatan).
Jika nilai signifikan < 0,05 maka H0 ditolak (terdapat perbedaan tingkat
pendapatan).
b. Melakukan uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk melihat data rata-rata pendapatan
terdistribus normal atau tidak. Kriteria pengujian ini adalah dikatakan terdistribusi
dengan normal apabila hasil signifikansi > 0,05. Dan dikatakan tidak terdistribusi
dengan normal apabila hasil signifikansi < 0,05.
c. Melakukan uji F
Kedua varian tersebut akan diuji dengan uji F untuk mengetahui varian
tersebut sama atau berbeda, dan digunakan rumus sebagai berikut:
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑆1
2
𝑆22
Kriteria pengujian adalah apabila 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻0 diterima, yang
artinya nilai varian pendapatan usahatani pada petani anggota Kelompok Tani Sido
Mukti Madani dan pendapatan petani bukan anggotan anggota Kelompok Tani
Sido Mukti Madani tidak berbeda nyata. Dan apabila 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻1
diterima, yang artinya nilai varian pendapatan usahatani pada petani anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani dan pendapatan petani bukan anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani berbeda nyata.
Uji F ini juga dapat dilakukan dengan SPSS dengan tujuan untuk
mengetahui varian tersebut sama atau berbeda. Dan kriteria pengujian tersebut
36
adalah sig. > α (0,05) maka 𝐻0 diterima, yang artinya nilai varian pendapatan
usahatani pada petani anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani dan pendapatan
petani bukan anggotan anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani tidak berbeda
nyata. Tetapi apabila sig < α (0,05) maka 𝐻1 diterima, yang artinya nilai varian
pendapatan usahatani pada petani anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani dan
pendapatan petani bukan anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani berbeda
nyata.
d. Melakukan Uji T
Apabila 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka dalam mencari 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 menggunakan rumus berikut:
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =|
| 𝑥1 − 𝑥2
√𝑆1
2
𝑛1+
𝑆22
𝑛2
|
|
Apabila 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka dalam mencari 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 menggunakan rumus
berikut:
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑥1 − 𝑥2
√𝑆1
2
𝑛1+
𝑆22
𝑛2
Keterangan:
𝑥1 = Nilai rata-rata pendapatan petani anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani
𝑥2 = Nilai rata-rata pendapatan petani bukan anggota Kelompok Tani Sido Mukti
Madani
Kriteria Pengujian:
Apabila 𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka 𝐻0 diterima, artinya pendapatan usahatani
pada petani anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani tidak berbeda nyata
dengan pendapatan usahatani pada petani yang bukan anggota Kelompok Tani
Sido Mukti Madani. Apabila 𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka 𝐻1 diterima, artinya
pendapatan usahatani pada petani anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani
berbeda nyata dengan pendapatan usahatani pada petani bukan anggota Kelompok
Tani Sido Mukti Madani.
37
Uji Independent T-Test ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan
SPSS. Yaitu dengan melihat signifikansi dari tabel T-Test tersebut. Kriteria
pengujian adalah Apabila sig > α (0,05) maka 𝐻0 diterima, artinya pendapatan
usahatani pada petani anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani tidak berbeda
nyata dengan pendapatan usahatani pada petani yang bukan anggota Kelompok
Tani Sido Mukti Madani.
Apabila sig < α (0,05) maka 𝐻1 diterima, artinya pendapatan usahatani
pada petani anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani berbeda nyata dengan
pendapatan usahatani pada petani bukan anggota Kelompok Tani Sido Mukti
Madani.
37
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 GAMBARAN UMUM
5.1.1 Gambaran Umum Desa Pandansari
Desa Pandansari merupakan salah satu wilayah Kecamatan Poncokusumo,
Kabupaten Malang yang terdiri dari tiga dusun yaitu Krajan Pandansari, Dusun
Wonosari dan Dusun Sukosari. Luas keseluruhan Desa Pandansari ini adalah berkisar
951 Ha yang mayoritas ditanami tegalan atau ladang sebesar 62,2%. Desa Pandansari,
Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang berbatasan langsung dengan wilayah
sebagai berikut:
Sebelah Utara : Desa Poncokusumo
Sebelah Timur : Perhutani
Sebelah Selatan : Desa Sumberejo
Sebelah Barat : Desa Ngadireso
Desa Pandansari memiiliki ketinggian berkisar 850 – 1.000 mdpl dan memiliki
suhu rata-rata adalah berkisar 18°C – 22°C. Dengan curah hujan rata-rata adalah 2.500
mm setiap tahunnya. Jumlah bulan hujan pada Desa Pandansari juga berkisar 6 bulan,
dan memiliki musim kering berkisar 6 bulan setiap tahunnya.
Desa Pandansari memiliki luas sebesar 951 ha yang terdiri dari tegal, sawah,
pemukiman penduduk yang berupa pekarangan dan perumahan, lalu terdapat hutan
lindung, fasilitas umum dan lainnya. Berikut luas Desa Pandansari, Kecamatan
Poncokusumo, Kabupaten Malang dapat dilihat pada tabel.5
Tabel 5. Luas Desa Pandansari, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang
No Jenis Lahan Jumlah (ha) Persentase (%)
1. Tegal 592 62, 25%
2. Sawah 4 0,42%
3. Pekarangan 27 2,85%
4. Perumahan 94 9,90%
5. Hutan Lindung 217 22,83%
6. Fasilitas Umum 5 0,54%
7. Lain-Lain 8 0,85%
Total 951 100%
Sumber : Profil Desa Pandansari, 2017
38
Berdasarkan tabel.5 yang terpaparkan dapat dijelaskan bahwa luas lahan
berdasarkan jenis lahan didominasi oleh tegal dengan luas 592 ha, berkisar 62,25%.
Selanjutnya, luas Desa Pandansari didominasi pula oleh hutan lindung sebesar 217 ha,
yaitu berkisar 22, 83%. Untuk selanjutnya luas Desa Pandansari digunakan sebagai
pemukiman penduduk yang terdiri dari pekarangan dan perumahan, yaitu 27 ha dan 94
ha. Apabila dipersentasekan adalah sebesar 2,85% dan 9,90%. Maka dapat disimpulkan
bahwa luas Desa Pandansari ini sebagaian besar digunakan sebagai lahan pertanian
yaitu berupa tegal, lalu selanjutnya digunakan sebagai hutan lindung dan yang terakhir
adalah pemukiman penduduk yang terdiri dari pekarangan dan perumahan.
5.1.2 Karakteristik Penduduk Desa Pandansari
Karakteristik penduduk Desa Pandansari dapat dibedakan berdasarkan jenis
kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan mata pencaharian.
1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Penduduk merupakan salah satu unsur pokok yang dimiliki oleh suatu negara.
Penduduk merupakan suatu objek yang mendiami suatu wilayah dan merupaka
komponen yang selau mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Penduduk
merupakan salah satu hal penting yang dapat menjadi sumber tenaga kerja atau sumber
daya manusia dalam suatu wilayah. Wilayah yang memiliki penduduk dengan kualitas
tinggi maka dapat menjadikan wilayah tersebut menjadi maju. Berdasarkan data
statistik, jumlah penduduk Desa Pandansari berasal dari tiga dusun yaitu Krajan
Pandansari, Dusun Wonosari dan Dusun Sukosari yang dapat dilihat pada tabel.6
Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Dusun di Desa Pandansari,
Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
No. Jenis
Kelamin
Desa Pandansari Jumlah
Jiwa
Persentase
(%) Krajan
Pandansari
Dusun
Wonosari
Dusun
Sukosari
1. Laki-Laki 2.580 595 469 3.644 52,06%
2. Perempuan 2.329 558 469 3.356 47,94%
Jumlah 4.909 1.153 938 7.000 100%
Sumber: Profil Desa Pandansari, 2017
39
Penduduk Desa Pandansari sebagian besar bertempat tinggal di Krajan
Pandansari dengan total populasi terbesar sebanyak 4.909 jiwa. Disusul dengan Dusun
Wonosari yang memiliki 1.153 jiwa dan yang terakhir Dusun Sukosari yang memiliki
938 jiwa. Penduduk Desa Pandansari menurut jenis kelamin memiliki total sebesar
7.000 jiwa dengan proporsi jumlah keseluruhan laki-laki sebanyak 3.644 jiwa dan
jumlah keseluruhan perempuan sebanyak 3.356 jiwa. Penduduk yang berjenis kelamin
laki-laki memiliki angka yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yaitu
dengan persentase sebesar 52, 06% dan jumlah perempuan memiliki persentase sebesar
47, 94%. Terdapat seilisih antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan sebesar
4,12% yaitu sebanyak 288 jiwa.
2. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor yang dibutuhkan dalam pengembangan diri
seseorang dalam meningkatkan kualitas dan kemampuan diri. Semakin tinggi tingkat
pendidikan yang ditempuh seseorang maka semakin tinggi pula tingkat kebijaksanaan
dalam mengambil keputusan. Pendidikan masyarakat yang rendah secara tidak
langsung akan mempengaruhi tingkat perekonomian masyarakat khusunya pada jenis
pekerjaan yang digeluti. Cara berpikir seseorang biasanya dipengaruhi oleh pendidikan
seseorang. Dengan pendidikan, seseorang dapat memperoleh pengetahuan yang dapat
merubah bahkan memberi kemajuan dalam berpikir.
Pendidikan dapat diperoleh dari pendidikan formal dan pendidikan non formal.
Pendidikan formal ini seperti SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Sedangkan
pendidikan informal adalah berupa pelatihan-pelatihan dari kedinasan, pemerintahan,
bahkan perusahaan swasta sekalipun. Pendidikan informal ini juga dapat berasal daro
pengetahuan yang diperoleh seseorang berdasarkan analisis penglihatan dan
pengalaman-pengalaman dari orang lain maupun media massa. Data keadaan
penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa Pandansari, Kecamatan Poncokusumo,
Kabupaten Malang, dapat dilihat pada tabel 7.
40
Tabel 7. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Pandansari
Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
No Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1. Tidak Sekolah 762 14,12%
2.
Lulus SD/sederajat 3.752 69,60%
3. Lulus SLTP/sederajat 676 12,52%
4. Lulus SLTA/sederajat 152 2,82%
5. Sarjana/ S-1 51 0,94%
Total 5.393 100%
Sumber: Profil Desa Pandasari, 2017
Berdasarkan tabel.7 dapat dijelaskan bahwa penduduk dengan tingkat
pendidikan lulus SD/sederajat memiliki jumlah yang paling tinggi dibandingkan
dengan tingkat pendidikan lainnya. Sebesar 69,65% yaitu sebanya 3.752 jiwa
merupakan penduduk dengan tingkat lulus SD/ sederajat. Hal ini terjadi karena tingkat
perekenomian yang tidak stabil, dan juga masih tergolong rendah. Sehingga penduduk
di Desa Pandansari sebagian besar tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Penduduk dengan tingkat pendidikan tidak bersekolah juga mendapatkan
persentase kedua yang paling besar yaitu sebesar 14,12% dengan jumlah 762 jiwa.
Sebagian besar penduduk di Desa Pandansari memilih untuk tidak bersekolah sama
sekali. Lalu angka lain menunjukkan bahwa penduduk di Desa Pandansari memiliki
jenjang pendidikan hanya sebatas SLTP/ sederajat dengan angka 676 jiwa yaitu sebesar
12,52%. Jumlah penduduk pada jenjang pendidikan berupa lulus SLTA/ sederajat
hanya sebanyak 152 jiwa dengan persentase sebesar 2,82%. Dan untuk jenjang
pendidikan Sarjana/ S-1 hanya terdapat 51 orang yaitu dengan persentase sebesar
0,94%.
Maka berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara umum
tingkat pendidikan formal yang terdapat pada penduduk di Desa Pandansari sebagian
besar adalah lulus SD/ sederajat. Hal ini terjadi karena keinginan penduduk untuk
bersekolah ataupun melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sangat
rendah. Dengan melihat keadaan keluarga yaitu orang tua yang tidak melanjutkan ke
41
jenjang pendidikan yang lebih tinggi, hal ini menjadi panutan bagi penerus bagi
keluarga tersebut. Sehingga keinginan untuk membuat kondisi keluarga lebih maju
tidak terpikirkan oleh sebagian besar penduduk di Desa Pandansari.
3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Desa Pandansari memiliki penduduk dengan mata pencaharian yang beragam.
Mata pencaharian merupakan upaya yang bisa dilakukan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari baik pangan, sandang, dan papan. Sebagian besar penduduk
Desa Pandansari bermata pencaharian dibidang pertanian. Yaitu sebagai petani dan
juga buruh tani. Hal ini dikarenakan bahwa, sebagian besar wilayah di Desa Pandansari
adalah berupa tegalan dan hutan lindung milik perhutani. Sehingga masih terdapat
banyak lahan pertanian yang dapat diolah dan dikembangkan potensinya. Selain
menjadi petani dan buruh tani terdapat beberapa pekerjaan lainnya yaitu menjadi buruh
bangunan, wiraswasta dan lain sebagainya. Berikut data keadaan penduduk menurut
mata pencaharian di Desa Pandansari, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang
dapat dilihat pada tabel.8
Tabel.8 Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Pandansari,
Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
Sumber : Profil Desa Pandansari, 2017
Berdasarkan tabel.8 dapat dijelaskan bahwa penduduk di Desa Pandansari yang
bermata pencaharian sebagai petani adalah sebanyak 812 jiwa dengan persetase sebesar
32,68%. Lalu mata pencaharian yang digeluti oleh penduduk di Desa Pandansari adalah
sebagai buruh tani sebanyak 755 jiwa dengan persentase sebesar 30,38%. Jumlah mata
pencaharian dibidang pertanian ini terlampau paling tinggi dibandingkan dengan jenis
mata pencaharian lainnya. Hal ini terjadi karena sebagian besar penduduk di Desa
Pandansari memiliki tegalan dan hak dalam mengelola perhutani untuk dapat dikelola.
No. Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Persetase (%)
1. Petani 812 32,68%
2. Buruh Tani 755 30,38%
3. Pedagang 135 5,43%
4. Wiraswasta 225 9,05%
5. Buruh Bangunan 558 22,46%
Total 2.485 100%
42
Mata pencaharian terbesar lainnya adalah sebagai buruh bangunan. Yaitu
sebanyak 558 jiwa dengan persentase sebesar 22,46%. Angka yang cukup besar pada
mata pencaharian berupa buruh bangunan. Buruh bangunan biasanya digeluti sebagai
mata pencaharian sampingann dari penduduk yang terdapat di Desa Pandansari. Buruh
bangunan ini biasanya dikirim ke luar Desa Pandansari seperti ke Malang, Surabaya,
bahkan sampai ke Jakarta.
Mata pencaharian lainnya yang dimiliki oleh penduduk di Desa Pandansari
adalah menjadi Wiraswasta sebanyak 225 jiwa dengan persentase sebesar 9,05% dan
menjadi pedagang sebanyak 143 jiwa dengan persentase sebesar 5,43%. Sebagian kecil
ibu-ibu yang terdapat di Desa Pandansari memilih untuk berdagang dengan membuka
toko sembako, warung sayur, dan juga tempat makanan. Hal ini dilakukan adalah untuk
membantu perekonomian keluarga.
5.1.3 Gambaran Umum Kelompok Tani Sido Mukti Madani
1. Sejarah Terbentuknya Kelompok Tani Sido Mukti Madani
Sejarah terbentuk Kelompok Tani Sido Mukti Madani diawali oleh adanya
Kelompok Swadaya Masyarakat di Desa Pandansari. Kelompok Swadaya Masyarakat
tersebut menaungi dan aktif hanya dibidang pertanian. Sehingga terbentuk Kelompok
Tani Sido Mukti Madani sebagai suatu kelompok yang menaungi petani yang terdapat
di Desa Pandansari. Kelompok Tani Sido Mukti Madani dibentuk pada tahun 2006.
Dibawah kepemimpinan Bapak Soleh. Bapak Soleh adalah ketua pertama dari
Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Dan menjabat dari tahun 2006-2011. Setelah itu
dilanjutkan kembali oleh Bapak Ismail sebagai ketua Kelompok Tani Sido Mukti
Madani pada tahun 2011-2016.
Pada tahun 2016-2022, Bapak Khusnan menjadi ketua Kelompok Tani Sido
Mukti Madani. Pemilihan ketua dan anggota inti ini dilakukan secara musyawarah.
Dan biasanya dilakukan di rumah Bapak Soleh. Saat ini anggota yang aktif adalah
berkisar 18 orang dan 25 orang lainnya kurang aktif bahkan tidak pernah datang ketika
pertemuan rutin. Dalam kegiatan pertemuan rutin, biasanya juga membahas mengenai
pertanian mulai dari tata tanam, harga jual komoditas, hama dan penyakit, pupuk yang
43
digunakan, dan terkait pertanian lainnya. Pelatihan dari Dinas Pertanian Kabupaten
Malang juga seringkali memberikan pelatihan kepada Kelompok Tani Sido Mukti
Madani. Pelatihan tersebut antara lain pelatihan kopi, dan pelatihan lainnya.
2. Struktur Organisasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani
Struktur organisasi menurut Robbins (2006) adalah unit sosial yang dengan
sengaja diatur, terdiri atas dua orang atau lebih yang berfungsi secara relative terus
menerus untuk mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama. Sehingga dapat
dilihat struktur organisasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Struktur Organisasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani
KETUA
PENASEHAT PELINDUNG
WAKIL KETUA
SEKRETARIS BENDAHARA
WAKIL
SEKRETARIS
WAKIL
BENDAHARA
PENGAWAS
SEKSI SAPRODI SEKSI
PERDAGANGAN
ANGGOTA
44
Berdasarkan bagan dari struktur organisasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani dapat
dipaparkan fungsi dari setiap bagiannya, sebagai berikut:
1. Ketua adalah seseorang yang memimpin dan bertanggung jawab terhadap
jalannya roda organisasi.
2. Penasehat adalah Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani), sebagai membina
pengurus dan anggota Kelompok Tani, serta meluruskan program kerja
Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
3. Pelindung adalah Kepala Desa Pandansari, sebagai pemegang tertinggi
kekuasaan pemerintahan desa, yang diharapkan mampu membina jalannya
organisasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
4. Wakil Ketua adalah seseorang yang melaksanakan tugas dari ketua Kelompok
Tani Sido Mukti Madani, dan melaporkan semua kegiatan kepada ketua
Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
5. Sekretaris adalah seseorang yang membantu ketua dalam menjalankan
organisasi dan fungsi kesekretariatan (membuat pembukuan dan administrasi
Kelompok Tani).
6. Bendahara adalah seseorang yang membantu ketua dalam menjalankan
organisasi dan fungsi keuangan yaitu dalam mengelola keuangan Kelompok
Tani.
7. Wakil Sekretaris adalah seseorang yang membantu sekretaris dalam membuat
pembukuan dan administrasi.
8. Wakil Bendahara adalah seseorang yang membantu tugas dan fungsi
bendahara.
9. Pengawas adalah seseorang yang mengawasi pelaksanaan program kerja
Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
10. Seksi sarana produksi adalah seseorang yang merencanakan sarana produksi
untuk memenuhi kebutuhan Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
45
11. Seksi perdagangan adalah seseorang yang merencanakan dan mencari
informasi mengenai tempat berdagang atau tempat untuk dapat menjual hasil
pertanian yang dihasilkan oleh anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
5.1.4 Deskripsi Responden
Responden dalam penelitian ini adalah berjumlah 60 responden yang terdiri
dari 30 orang yang tergabung dalam Kelompok Tani Sido Mukti Madani dan 30 orang
yang tidak tergabung dalam Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Karakteristik
responden penelitian dapat dibedakan berdasarkan usia, tingkat pendidikan, pekerjaan,
pekerjaan dan luas lahan.
1. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Usia merupakan salah satu komponen yang digunakan untuk menentukan
persentase penduduk yang produktif dan tidak produktif. Sehingga keaktifan dalam
bekerja dapat diukur dengan menggunakan usia. Dengan mengetahui usia pada
penduduk maka dapat membantu untuk melihat potensi penduduk Desa Pandansari
dalam penyediaan tenaga kerja. Gambaran responden yang diteliti berdasarkan usia di
Desa Pandansari dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Data Responden Anggota dan Non Anggota Kelompok Tani Sido Mukti
Madani Berdasarkan Usia
No. Umur (tahun)
Anggota Kelompok Tani
Sido Mukti Madani
Non Anggota Kelompok
Tani Sido Mukti Madani
Jumlah
(orang)
Persentase
(%)`
Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
1. 18-29 tahun 6 20 10 33,33
2. 30-50 tahun 22 73,33 6 20
3. >50 tahun 2 6,67 14 46,67
Jumlah
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan tabel.9 dapat dijabarkan bahwa anggota Kelompok Tani Sido
Mukti Madani yang memiliki umur 18-29 tahun adalah sebanyak 6 orang dengan
persentase sebesar 20%. Pada rentang umur 30-50 tahun adalah sebanyak 22 orang
dengan persentase sebesar 73,33%. Sedangkan pada rentang umur >50 tahun adalah
sebanyak 2 orang dengan persentase sebesar 6,67%.
46
Non anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani yang memiliki umur 18-29
tahun adalah sebanyak 10 orang dengan persentase sebesar 33,33%. Pada rentang umur
30-40 tahun adalah sebanyak 6 orang dengan persentase sebesar 20%. Sedangkan pada
rentang umur >50 tahun adalah sebanyak 14 orang dengan persentase 46,67%.
Maka dapat dibandingkan antara keduanya, bahwa pada anggota Kelompok
Tani Sido Mukti Madani rata-rata memiliki umur dengan rentang 30-50 tahun,
sedangkan pada non anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani rata-rata memiliki
umur dengan rentang >50 tahun.
2. Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan memiliki peran dalam meningkatkan cara pandang
seseorang untuk menjadi lebih maju. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditempuh
seseorang maka semakin tinggi pula peluang untuk seseorang dapat mengubah cara
pandang. Cara pandang yang kuno dan susah untuk maju lebih banyak didominasi oleh
penduduk yang memiliki tingkat pendidikan rendah. Oleh karena itu, tingkat
pendidikan seseorang yang berbeda cenderung membawa pada tingkat kemampuan
dalam berpikir dan berusahatani yang berbeda pula. Seseorang yang memiliki tingkat
pendidikan yang lebih tinggi pada umumnya mampu berpikir dan bertindak dengan
cepat dalam menentukan suatu solusi dibandingkan dengan seseorang yang tingkat
pendidikannya lebih rendah. Gambaran responden yang diteliti berdasarkan tingkat
pendidikan di Desa Pandansari dapat dilihat pada tabel.10
Tabel 10. Data Responden Anggota dan Non Anggota Kelompok Tani Sido Mukti
Madani Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat
Pendidikan
Anggota Kelompok Tani
Sido Mukti Madani
Non Anggota Kelompok
Tani Sido Mukti
Madani
Jumlah
(orang)
Persentase
(%)`
Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
1. SD 3 10% 14 46,67
2. SMP 19 63,33% 12 40
3. SMA dan S1 8 26,67% 4 13,33
Jumlah
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
47
Berdasarkan data pada tabel.10 dapat dijabarkan bahwa anggota Kelompok
Tani Sido Mukti Madani yang memiliki tingkat pendidikan SD adalah sebanyak 3
orang dengan persentase sebesar 10%. Sedangkan pada tingkat pendidikan SMP
terdapat 19 orang dengan persentase 63,33%. Dan pada tingkat pendidikan SMA dan
S1 terdapat 8 orang dengan persentase sebesar 26,67%
Non anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani, yang memiliki tingkat
pendidikan SD adalah sebanyak 14 orang dengan persentase sebesar 46,67%. Pada
tingkat pendidikan SMP terdapat 12 orang dengan persentase sebesar 40%. Dan pada
tingkat pendidikan SMA dan S1 terdapat 4 orang dengan persentase sebesar 13,33%.
Sehingga dapat dibandingkan bahwa tingkat pendidikan pada anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani mayoritas adalah SMP. Sedangkan apabila tingkat
pendidikan non anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani mayoritas adalah SD. Dan
pada tingkat pendidikan SMA dan S1, pada anggota Kelompok Tani Sido Mukti
Madani memiliki persentase yang lebih besar dibandingkan dengan non anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat
pendidikan Kelompok Tani Sido Mukti Madani lebih tinggi dibandingkan dengan non
anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
Terlepas dari perbandingan di atas, dapat dikatakan bahwa apabila dilihat
secara umum tingkat pendidikan responden baik anggota maupun non anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani adalah tergolong masih rendah dan menunjukkan
bahwa kurangnya kesadaran petani untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi. Hal ini terlihat dari jumlah petani yang rata-rata hanya menempuh jenjang
pendidikan SD dan SMP. Sedangkan untuk petani yang memilih melanjutkan ke
jenjang SMA hanya 8 orang yaitu pada anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa, tingkat pendidikan yang rendah akan
berpengaruh pada pengelolaan usahatani yang digeluti oleh petani. Tingkat pendidikan
yang rendah juga dapat mempengaruhi cara pandang petani untuk dapat tergabung
dalam suatu organisasi baik itu Kelompok Tani Sido Mukti Madani, ataupun kelompok
atau organisasi lainnya di Desa Pandansari. Dan semakin tinggi pendidikan yang
48
ditempuh oleh seseorang maka dapat mempengaruhi kemampuan petani dalam
menerima suatu inovasi dan informasi untuk pengembangan kegiatan usahatani.
3. Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehari-hari dapat dipengaruhi oleh
banyaknya pekerjaan yang sedang digeluti. Mempunyai banyak jenis pekerjaan dapat
memperkecil seseorang untuk dapat berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan dalam suatu
kelompok atau organisasi. Oleh karena itu, petani yang mempunyai pekerjaan selain
petani memiliki waktu yang lebih sedikit karena kesibukannya. Sehingga tidak dapat
berpartisipasi dalam kegiatan diluar dari pekerjannya. Gambaran responden yang
diteliti berdasarkan pekerjaan di Desa Pandansari dapat dilihat pada tabel.11
Tabel 11. Data Responden Anggota dan Non Angota Kelompok Tani Berdasarkan
Pekerjaan Lainnya
No. Pekerjaan Selain
Menjadi Petani
Anggota Kelompok Tani
Sido Mukti Madani
Non Anggota Kelompok
Tani Sido Mukti Madani
Jumlah
(orang)
Persentase
(%)`
Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
1. Tidak Ada 13 43,33 13 43,33
2. Buruh Tani 0 0 7 23,33
2. Pedagang 10 33,33 4 13,33
3. Peternak 4 13,33 6 20
4. Guru 1 3,33 0 0
5. Perangkat Desa 2 6,67 0 0
6. Buruh Bangunan 0 0 0 0
Jumlah 30 100 30 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan tabel.11 dapat dijelaskan bahwa petani yang merupakan anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani diantaranya memiliki pekerjaan selain petani.
Anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani yang memiliki pekerjaan sebagai
pedagang adalah 10 orang dengan persentase sebesar 33,33%. Selanjutnya, yang
memiliki pekerjaan sebagai peternak adalah sebanyak 4 orang dengan persentase
sebesar 13,33%. Pekerjaan lainnya adalah sebagai guru yaitu terdapat satu orang
dengan persentase sebesar 3,33%. Pada pekerjaan sebagai perangkat desa yaitu
sebanyak 2 orang dengan persentase sebesar 6,67%. Dan anggota Kelompok Tani Sido
Mukti Madani yang tidak memiliki pekerjaan lain selain menjadi petani adalah
49
sebanyak 13 orang dengan persentase 43,33%. Berdasarkan tabel 11, tidak terdapat
anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani yang memiliki pekerjaan selain petani
yaitu sebagai buruh tani dan buruh bangunan.
4. Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Tinggal di Desa Pandansari
Lama tinggal memiliki keterkaitan yang erat dengan bentuk partisipasi anggota
dalam suatu organisasi. Semakin lama seseorang tinggal dan menetap di suatu daerah
pada umumnya akan memberikan pengaruh positif bagi perkembangan kehidupan
anggota tersebut. Sehingga dapat merangsang rasa memiliki yang mendalam dan pada
akhirnya akan tumbuh kesadaran untuk meningkatkan partisipasi yang terjadi di dalam
suatu kelompok atau organisasi. Berikut dapat dilihat gambaran responden berdasarkan
lama tinggal di Desa Pandansari pada tabel 12.
Tabel 12. Data Responden Anggota dan Non Anggota Kelompok Tani Sido Mukti
Madani Berdasarkan Lama Tinggal di Desa Pandansari
No. Lama Tinggal di
Desa Pandansari
Anggota Kelompok Tani
Sido Mukti Madani
Non Anggota Kelompok
Tani Sido Mukti Madani
Jumlah
(orang)
Persentase
(%)`
Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
1. <20 tahun 3 10 2 6,67
2. 20-40 tahun 17 56,67 10 33,33
2. >40 tahun 10 33,33 18 60
Jumlah 30 100 30 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan data pada tabel 12. dapat dijabarkan bahwa responden anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani yang kurang dari 20 tahun tinggal di Desa
Pandansari adalah sebanyak 3 orang yaitu dalam persentase sebesar 10%. Sedangkan
pada responden yang telah 20-40 tahun tinggal di Desa Pandansari adalah sebanyak 17
orang yaitu dalam persentase sebesar 56,67%. Dan responden yang tinggal lebih dari
40 tahun di Desa Pandansari adalah sebanyak 10 orang yaitu dalam persentase sebesar
33,33%.
Apabila dibandingkan dengan responden non anggota Kelompok Tani Sido
Mukti Madani yang kurang dari 20 tahun tinggal di Desa Pandansari adalah sebanyak
2 orang dengan persentase sebesar 6,67%. Sedangkan pada responden yang telah 20-
50
40 tahun tinggal di Desa Pandansari adalah sebanyak 10 oramg dengan persentase
sebesar 33,33%. Dan responden yang tinggal lebih dari 40 tahun di Desa Pandansari
adalah sebanyak 18 orang dengan persentase sebesar 60%. Maka dapat dikatakan
bahwa persentase responden non anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani adalah
lebih tinggi dibandingkan dengan responden anggota Kelompok Tani Sido Mukti
Madani. Hal ini mengindikasikan bahwa, non anggota Kelompok Tani Sido Mukti
Madani lebih banyak tinggal di Desa Pandansari dalam waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
5. Deskripsi Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah anggota keluarga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi dari
tingkat partisipasi seseorang dalam berorganisasi ataupun melakukan suatu kegiatan.
Dapat dilihat dari tabel.13 jumlah anggota keluarga dari anggota dan non anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani sebagai berikut.
Tabel 13. Data Responden Anggota dan Non Anggota Kelompok Tani Sido Mukti
Madani Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
No. Jumlah Anggota
Keluarga
Anggota Kelompok Tani
Sido Mukti Madani
Non Anggota Kelompok
Tani Sido Mukti Madani
Jumlah
(orang)
Persentase
(%)`
Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
1. < 3 orang 4 13,33 9 30
2. 3-6 orang 25 83,33 21 70
2. > 6 orang 1 3,33 0 0
Jumlah 30 100 30 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan data pada tabel 13. dapat dijabarkan bahwa responden anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani yang memiliki jumlah anggota keluarga kurang
dari 3 orang sebanyak 4 orang yaitu dalam persentase sebesar 13,33%. Sedangkan
responden yang memiliki jumlah anggota keluarga 3-6 orang sebanyak 25 orang yaitu
dalam persentase sebesar 83,33%. Dan responden yang memiliki jumlah anggota
keluarga lebih dari 6 orang sebanyak 1 orang yaitu dalam persentase sebesar 3,33%.
Apabila dibandingkan dengan responden non anggota Kelompok Tani Sido
Mukti Madani yang memiliki jumlah anggota keluarga kurang dari 9 orang sebanyak
9 orang yaitu dalam persentase sebesar 30%. Sedangkan responden yang memiliki
51
jumlah anggota keluarga 3-6 orang sebanyak 21 orang yaitu dalam persentase sebesar
70%. Dan tidak ada responden yang memiliki jumlah anggota keluarga lebih dari 6
orang sehingga persentase nya adalah 0%.
Maka dapat dikatakan bahwa persentase responden anggota dan non anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani sama-sama memiliki jumlah anggota keluarga
antara 3-6 orang. Sedangkan responden yang memiliki jumlah anggota keluarga kurang
dari 3 orang, di kedua jenis responden memiliki persentase yang cukup kecil. Dan pada
kedua responden yang memiliki jumlah anggota keluarga lebih dari 6 orang memiliki
persentase yang paling kecil diantara range jumlah anggota keluarga lainnya.
5.2 Partisipasi Petani pada Kegiatan Kelompok Tani Sido Mukti Madani
Partisipasi petani dalam mengikuti kegiatan Kelompok Tani Sido Mukti
Madani adalah keikutsertaan petani dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi serta pemanfaatan hasil. Tahap perencanaan merupakan tahap
anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani merencanakan dari setiap kegiatan yang
akan dilakukan di waktu yang akan datang. Perencanaan ini dilakukan dengan harapan
agar ketika proses pelaksanaan tersebut tidak keluar dari rule yang telah dibuat.
Tahap pelaksanaan adalah adalah tahap dimana anggota Kelompok Tani Sido
Mukti Madani melaksanakan dari kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya.
Selanjutnya pada tahap monitoring dan evaluasi, anggota Kelompok Tani Sido Mukti
Madani memberikan saran, keluhan, dan tanggapan dari setiap kegiatan yang telah
dilakukan dengan tujuan mendapatkan hasil yang lebih baik lagi di masa yang akan
datang. Sedangkan tahap pemanfaatan hasil adalah tahap anggota Kelompok Tani Sido
Mukti Madani merasakan dampak positif dari kegiatan yang telah dilakukan di
Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Maka berdasarkan beberapa tahap partisipasi di
atas, dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
5.2.1 Partisipasi pada Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan yang dilakukan Kelompok Tani Sido Mukti Madani
memiliki tujuan agar pada tahap pelaksanaan dapat sesuai dengan apa yang
direncanakan. Perencanaan ini dilakukan agar dapat menentukan dan mempersiapkan
52
kegiatan yang harus dilakukan oleh anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
Tujuan dari perencanaan ini adalah agar ketika proses pelaksanaan kegiatan Kelompok
Tani Sido Mukti Madani tidak keluar dari rule yang telah direncanakan. Dapat dilihat
pada tabel 14.Jumlah dan persentase tahap perencanaan anggota Kelompok Tani Sido
Mukti Madani berdasarkan tingkat partisipasi anggota sebagai berikut:
Tabel 14. Jumlah Dan Persentase Tahap Perencanaan Anggota Kelompok Tani Sido
Mukti Madani Berdasarkan Tingkat Partisipasi Anggota No Kategori Pengukuran
Skor
Persentase
(%)
Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
1. Rendah 8-13,33 33,29-55,56 10 33,33
2. Sedang 13,34-18,67 55,57-77,81 11 36,67
2. Tinggi 18,68-24,00 77,82-100 9 30
Total 15,93 66,35 30 100
Berdasarkan tabel 14. dapat dijelaskan bahwa tingkat partisipasi anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani termasuk dalam kategori sedang dengan skor
15,93 dari skor maksimal sebesar 24 atau sebesar 66,35%. Perencanaan yang dilakukan
anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani ini juga diharapkan dapat meningkatkan
partisipasi secara langsung dalam proses pengambilan keputusan.
Melalui kegiatan perencanaan ini, diharapkan agar sosial antar anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani dapat terbangun. Karena melalui tahap ini, anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani akan saling mengenal satu sama lain sehingga
memudahkan komunikasi dalam kegiatan perencanaan dan kegiatan lainnya. Terdapat
beberapa indikator yang meliputi tahap perencanaan, yaitu sebagai berikut:
1. Penentuan Waktu dan Lokasi Pertemuan Rutin
Pada saat penentuan pertemuan rutin baik lokasi maupun jam dilakukan
oleh berkisar 15 orang dari anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Karena
anggota lainnya seringkali tidak datang dalam kegiatan pertemuan rutin. Sehingga
keputusan dalam penentuan pertemuan rutin hanya dilakukan oleh beberapa pihak.
Meskipun, beberapa anggota yang tidak aktif tersebut datang seringkali anggota
tersebut tidak memberikan pendapat.Tetapi hanya menyerahkan seluruh
keputusannya kepada anggota inti dari Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
53
Partisipasi dalam merencanakan pertemuan rutin ini sebenarnya dapat
memberikan gambaran keaktifan anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani
dalam menentukan waktu dan lokasi pertemuan rutin. Pertemuan rutin ini
dilakukan secara bergiliran di rumah masing-masing anggota. Lokasi yang
seringkali digunakan sebagai tempat pertemuan rutin Kelompok Tani Sido Mukti
Madani adalah rumah Bapak Soleh selaku penasehat dari Kelompok Tani Sido
Mukti Madani dan rumah Bapak Khusnan selaku ketua dari Kelompok Tani Sido
Mukti Madani. Terlepas dari itu, lokasi lainnya adalah rumah dari anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani yang dilakukan secara bergiliran. Waktu dari
pertemuan rutin Kelompok Tani Sido Mukti Madani dilakukan setiap hari Minggu
Malam sehabis Maghrib yaitu sekitar pukul 18.00 W.I.B.
2. Perencanaan Mengikuti Pelatihan dari Dinas Pertanian
Perencanaan mengikuti pelatihan dari dinas pertanian apabila dibandingkan
dengan kegiatan lainnya memiliki keikutsertaan paling tinggi dibandingkan dengan
indikator lainnya. Hal ini dikarenakan bahwa, anggota Kelompok Tani Sido Mukti
Madani seringkali mendapatkan undangan untuk mengikuti pelatihan dari Dinas
Pertanian Kabupaten Malang. Sebelum mengikuti pelatihan tersebut, anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani merencanakan beberapa kegiatan terlebih
dahulu bersama pihak dari Dinas Pertanian Kabupaten Malang. Kegiatan yang
direncanakan adalah terkait dengan kegiatan pelatihan yang diadakan oleh Dinas
Pertanian Kabupaten Malang.
Pelaksanaan pelatihan dari Dinas Pertanian Kabupaten Malang tersebut,
dilakukan di Balai Desa. Penentuan lokasi pelatihan dan waktu pelatihan ini juga
sebelumnya telah direncakan terlebih dahulu oleh pihak Dinas Pertanian
Kabupaten Malang bersama beberapa dari anggota Kelompok Tani Sido Mukti
Madani. Tidak hanya penentuan lokasi dan waktu pelatihan, penentuan dari alat
yang akan digunakan ketika pelatihan, pihak-pihak yang diundang ketika pelatihan,
ataupun dana yang dibutuhkan untuk kegiatan pelatihan tersebut juga direncanakan
dalam pelatihan dari Dinas Pertanian Kabupaten Malang tersebut.
54
3. Perencanaan penentuan kalender kegiatan Kelompok Tani Sido Mukti Madani
Kelompok Tani Sido Mukti Madani dalam melakukan penentuan kalender
kegiatan sebagian besar menyerahkan sepenuhnya kepada anggota inti Kelompok
Tani Sido Mukti Madani untuk menentukan dari kegiatan apa saja yang akan
dilakukan dalam 1 bulan terakhir. Sehingga partisipasi dalam penentuan kalender
kegiatan Kelompok Tani Sido Mukti Madani ini memiliki persentase yang kecil.
Penentuan kalender kegiatan ini sebenarnya memiliki tujuan agar kegiatan
yang telah direncanakan tersebut sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Hanya saja, tingkat partisipasi pada indikator ini memiliki persentase yang kecil
sehingga dalam memberi keputusan terkait kalender kegiatan Kelompok Tani Sido
Mukti Madani tersebut hanya didominasi oleh keputusan dari anggota inti dari
Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
4. Perencanaan kegiatan pengumpulan data (luas lahan, jumlah anggota dan alamat
anggota)
Pada indikator perencanaan kegiatan pengumpulan data ini sebagian besar
anggota dari Kelompok Tani Sido Mukti Madani memberikan sepenuhnya
tanggung jawab dalam perencanaan pengumpulan data ke anggota inti dari
Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Contoh perencanaan yang dilakukan adalah
merencanakan data-data apa saja yang dibutuhkan dan teknis dalam pengumpulan
data tersebut. Dan dalam penentuan ini, keputusan dihasilkan hanya dari anggota
inti Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat
partisipasi anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani pada indikator perencanaan
kegiatan pengumpulan data tergolong cukup rendah.
5. Frekuensi dalam mengajukan pendapat/ide dalam perencanaan kegiatan rapat rutin
Kelompok Tani Sido Mukti Madani
Indikator frekuensi dalam mengajukan ide ini berbanding lurus dengan
indikator pertama mengenai perencanaan pertemuan rutin Kelompok Tani Sido
Mukti Madani. Anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani terkadang
memberikan pendapat tetapi dengan kuantitas yang sedikit. Terlebihnya beberapa
55
anggota inti Kelompok Tani Sido Mukti Madani yang mendominasi dalam
berbicara di perencanaan pertemuan rutin Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
6. Penentuan besarnya iuran pada Kelompok Tani Sido Mukti Madani
Kelompok Tani Sido Mukti Madani dalam menentukan besarnya iuran ini
diberikan sepenuhnya pada kepengurusan inti Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
Karena pada saat waktu pertemuan yang membahas mengenai penentuan iuran
tersebut seringkali anggota lainnya hanya diam dan memberikan haknya untuk
menentukan kepada anggota kepengurusan. Penentuan besarnya iuran Kelompok
Tani Sido Mukti Madani ini dilakukan di awal pertemuan setiap tahunnya.
Besarnya iuran ini untuk pertama kali ditawarkan oleh ketua Kelompok Tani Sido
Mukti Madani dan dimusyawarahkan kepada angota. Penetapan besarnya iuran
tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan dari Kelompok Tani Sido
Mukti Madani. Besarnya iuran yang dikumpulkan setiap bulannya adalah sebesar
Rp 10.000/anggota.
7. Perencanaan Pengembangan Kegiatan Kelompok Tani Sido Mukti Madani
Anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani dalam memberikan pendapat
atau ide hanya dalam kuantitas yang sedikit. Sehingga keputusan dalam
perencanaan pengembangan kegiatan Kelompok Tani Sido Mukti Madani
didominasi oleh keputusan dari anggota inti Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
Perencanaan pengembangan Kelompok Tani Sido Mukti Madani dilakukan setiap
akhir tahun di pertemuan rutin yang dilakukan. Perencanaan pengembangan
Kelompok Tani Sido Mukti Madani meliputi dari ide-ide atau gagasan baru tentang
kegiatan yang akan dilakukan di tahun selanjutnya. Sehingga, seharusnya
diharapkan anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani dapat memberikan ide atau
gagasan baru yang dapat memberikan pengembangan anggota yang lebih baik lagi.
8. Perencanaan topik pertanian yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya
Perencanaan topik pertanian yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya
ini menjadi indikator terakhir dalam menentukan tingkat partisipasi anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Dengan adanya perencanaan seputar topik
tersebut, diharapkan agar anggota Kelompok Sido Mukti Madani tersebut dalam
56
memberikan ide, gagasan, ataupun keluhan yang dapat dibahas dipertemuan
selanjutnya. Sehingga aspirasi dari anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani
tersebut dapat dibahas, dan dapat diberikan penyelesaian apabila memang topik
tersebut berupa permasalahan.
5.2.2 Partisipasi pada Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan keikutsertaan responden dalam pelaksanaan
kegiatan. Tahap pelaksanaan juga seringkali diartikan sebagai tahap implementasi
kegiatan. Dapat dilihat pada tabel 15.Jumlah dan persentase tahap pelaksanaan anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani berdasarkan tingkat partisipasi anggota sebagai
berikut:
Tabel 15. Jumlah Dan Persentase Tahap Pelaksanaan Anggota Kelompok Tani Sido
Mukti Madani Berdasarkan Tingkat Partisipasi Anggota No Kategori Pengukuran
Skor
Persentase
(%)
Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
1. Rendah 7-11,67 33,33-55,56 8 26,67
2. Sedang 11-68-16,35 55,57-77,84 9 30
2. Tinggi 16,36-21,00 77,85-100 13 43,33
Total 14,63 69,68 30 100
Berdasarkan tabel 15. dapat dijelaskan bahwa tingkat partisipasi anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani pada tahap pelaksanaan termasuk dalam kategori
sedang yaitu dengan skor 14,63 dari skor maksimal 21 atau dalam persentase sebesar
69,68%. Hal ini mengindikasikan bahwa, tingkat partisipasi dalam pelaksanaan adalah
sedang yang berarti sebagian besar anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani kurang
aktif dan datang hanya pada waktu tertentu saja. Sedangkan dalam penyampaian
pendapat atau ide anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani hanya memberikan
pendapat dengan kuantitas yang sedikit.
Tetapi apabila dibandingkan dengan tahap perencanaan, tahap pelaksanaan
memiliki persentase yang lebih tinggi. Tahap pelaksanaan ini adalah tahap dimana
melaksanakan dari kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. Diharapkan pada
tahap pelaksanaan tersebut, dapat sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya.
Beberapa indikator pada tahap pelaksanaan, yaitu sebagai berikut:
57
1. Pelaksanaan kegiatan pertemuan rutin Kelompok Tani Sido Mukti Madani
Sebagian besar anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani adalah aktif
untuk ikut kegiatan pertemuan rutin setiap hari Minggu malam pukul 18.00. Tetapi
sebagian besar lainnya juga memilih untuk datang hanya pada waktu tertentu saja.
Pertemuan rutin ini, seringkali diawali dengan kegiatan pengajian dengan harapan
dapat mempererat tali silaturahmi antar anggota. Setelah pengajian, kegiatan
lainnya adalah diskusi mengenai permasalahan yang terdapat di lahan pertanian,
diskusi mengenai pelatihan dari dinas pertanian, ataupun diskusi mengenai topik
lainnya. Pelaksanaan kegiatan rutin pada anggota Kelompok Tani Sido Mukti
Madani biasanya juga dilengkapi dengan acara santap malam. Pembelian konsumsi
ini didapatkan dari biaya iuran setiap bulannya, dan juga dari biaya pribadi dari tiap
tuan rumah yang mengadakan acara pertemuan rutin.
Terlepas dari keaktifan sebagian besar anggota Kelompok Tani Sido Mukti
Madani, terdapat pula anggota yang memilih untuk datang diwaktu tertentu saja.
Hal ini dikarenakan, seringkali undangan yang diberikan oleh Kelompok Tani Sido
Mukti Madani ini tidak sampai ke setiap anggota. Sehingga penyampaian informasi
yang sudah cukup canggih yaitu dari SMS, tidak dapat tersampaikan dengan baik.
Berdasarkan dari hasil wawancara, beberapa anggota diantaranya Bapak
Pakan mengatakan bahwa:
“Sekarang yang diundang itu-itu aja mba, saya ini sudah gak pernah diundang
lagi”.
Berdasarkan dari pernyataan tersebut permasalahan berupa undangan kini
menjadi yang utama dalam Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Karena beberapa
anggota yang terdapat di Kelompok Tani Sido Mukti Madani memilih untuk tidak
datang atau jarang datang karena tidak diundang oleh anggota inti Kelompok Tani
Sido Mukti Madani.
2. Pelaksanaan Pelatihan dari dinas pertanian Kabupaten Malang
Anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani aktif datang dalam setiap
pelatihan dari dinas pertanian. Pelatihan dari Dinas Pertanian Kabupaten Malang
ini biasanya paling sedikit dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Beberapa
58
pelatihan yang pernah dilakukan adalah pelatihan dalam membudidayakan bunga
krisan, kopi, apel dan pelatihan terkait dengan pupuk organik. Dengan adanya
pelatihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman
petani. Sehingga secara tidak langsung, dapat meningkatkan dari nilai jual petani.
Beberapa anggota dari Kelompok Tani Sido Mukti Madani yaitu Bapak
Soleh memilih untuk meneruskan budidaya tanaman bunga krisan setelah
pelatihan. Sedangkan untuk tanaman kopi, Bapak Khoiruddin juga melanjutkan
untuk membudidayakan kopi setelah melakukan pelatihan. Untuk tanaman apel,
sebagian besar angota Kelompok Tani Sido Mukti Madani juga masih
membudidayakan apel sebagai komoditas utama.
3. Pembuatan kalender kegiatan Kelompok Tani Sido Mukti Madani
Anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani memilih untuk menyerahkan
seluruhnya kepada pengurus inti Kelompok Tani Sido Mukti Madani dalam
membuat kalender kegiatan Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
Seperti pernyataan Bapak Kuliyanto yang mengatakan bahwa:
“Haduh mba saya ini cuma ikut-ikut saja, manut aja kalo kata orang-orang. Mau
apapun kegiatannya ya saya terima aja. Kalua saya bisa datang ya saya datang
mba”.
Berdasarkan pernyataan pada hasil wawancara di atas dapat dikatakan
bahwa beberapa dari anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani sudah
memberikan kepercayaan terhadap anggota inti dalam membuat kalender kegiatan
Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
4. Pelaksanaan pengumpulan data
Sebagian besar anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani memilih untuk
tidak aktif dalam kegiatan pengumpulan data. Mereka menyerahkan seluruhnya
pada pengurus atau anggota inti dari Kelompok Tani Sido Mukti Madani dalam hal
pengumpulan data luas lahan, komoditas yang ditanam, alamat anggoata, dan data
anggota lainnya. Kemauan anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani tergolong
59
sangat rendah yaitu hanya memberikan data pribadi saja untuk direkap tanpa
membantu anggota inti dalam mengumpulkan data anggota lainnya.
5. Memberikan ide/ pendapat pada permasalahan yang terdapat di lahan pertanian
Sebagian besar anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani pada indikator
memberikan ide atau pendapat pada permasalahan yang terdapat di lahan pertanian
rata-rata memberikan pendapat tetapi dalam kuantitas yang sedikit. Hal ini
dikarenakan bahwa, beberapa diantaranya takut untuk memberikan pendapat. Dan
hanya diam ketika berada di pertemuan rutin. Maka dapat dikatakan bahwa,
anggota yang mendominasi dalam memberikan ide atau pendapat pada
permasalahan yang terdapat di lahan pertanian adalah anggota inti dari Kelompok
Tani Sido Mukti Madani.
Beberapa permasalahan yang seringkali dibahas adalah seputar hama dan
penyakit yang terdapat di lahan pertanian. Selain itu permasalahan lain adalah
mengenai harga jual dari komoditas yang dibudidayakan. Harga dari tiap
komoditas seringkali fluktuatif dan menyebabkan kerugian. Sehingga
permasalahan ini diperbincangkan untuk ditemukan solusinya. Antar anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani memberikan info terkait pasar ataupun pembeli
yang sekiranya dapat membeli komoditas yang dibudidayakan dengan harga yang
standar atau tinggi. Sehingga kerugian dalam harga dapat diperkecil dengan adanya
informasi tersebut.
6. Pelaksanaan pembayaran iuran Kelompok Tani Sido Mukti Madani
Iuran ini yang diadakan oleh Kelompok Tani Sido Mukti Madani
dikumpulkan setiap bulannya yaitu sebesar Rp 10.000/ bulan. Hanya saja, sebagian
besar anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani jarang membayar iuran.
Anggota yang rajin membayar iuran adalah hanya anggota inti dari Kelompok Tani
Sido Mukti Madani. Anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani yang memilih
untuk pasif dalam membayar iuran adalah karena mereka berfikir bahwa Kelompok
Tani Sido Mukti Madani tersebut belum bisa memberikan dampak positif yang
besar.
60
7. Partisipasi dalam pengembangan kegiatan Kelompok Tani Sido Mukti Madani
Dalam memberikan ide atau pendapat mengenai pengembangan kegiatan
maupun anggota Kelompok Tani itu sendiri masih didominasi oleh anggota inti
Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Sedangkan anggota lainnya hanya
memberikan pendapat dalam kuantitas yang sedikit. Padahal harapannya dengan
beraprtisipasi dalam pengembangan kegiatan Kelompok Tani Sido Mukti Madani
dapat memberikan dampak positif yaitu semakin eratnya tali kekeluargaan antar
anggota dan memberikan suasana keakraban yang semakin baik.
5.2.3 Partisipasi pada Tahap Monitoring dan Evaluasi
Tahap monitoring dan evaluasi merupakan keikutsertaan atau kehadiran
responden dalam memantau dan menilai seluruh kegiatan mulai awal hingga akhir
kegiatan. Tahap ini dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada tahap ini
merupakan umpan balik yang dapat memberi masukan demi perbaikan pelaksanaan
kegiatan selanjutnya. Dapat dilihat pada tabel 16.Jumlah dan persentase tahap
monitoring dan evaluasi anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani berdasarkan
tingkat partisipasi anggota sebagai berikut:
Tabel 16. Jumlah Dan Persentase Tahap Monitoring dan Evaluasi Anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani Berdasarkan Tingkat Partisipasi
Anggota No Kategori Pengukuran
Skor
Persentase
(%)
Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
1. Rendah 4-6,67 33,33-55,56 1 3,33
2. Sedang 6,68-9,35 55,57-77,89 23 76,67
2. Tinggi 9,36-12,00 77,90-100 6 20
Total 8,77 72,89 30 100
Berdasarkan tabel 16. dapat dijelaskan bahwa Kelompok Tani Sido Mukti
Madani pada tahap monitoring dan evaluasi termasuk dalam kategori sedang yaitu
dengan skor 8,77 dari skor maksimal 12 atau dalam persentase sebesar 72,89%. Hal ini
mengindikasikan bahwa, tingkat partisipasi dalam tahap monitoring dan evaluasi
adalah sedang yang berarti sebagian besar anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani
hanya hadir tetapi tidak memberikan penilaian terhadap evaluasi pelaksanaan.
Indikator dalam tahap monitoring dan evaluasi adalah sebagai berikut:
61
1. Penilaian terhadap kegiatan kelompok yang telah disusun pada perencanaan
Anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani hadir ketika pertemuan untuk
menilai terhadap kegiatan kelompok. Tetapi sebagian besar anggota Kelompok
Tani Sido Mukti Madani tersebut tidak memberikan penilaian, melainkan hanya
hadir saja. Sehingga penilaian tersebut hanya didominasi oleh anggota inti dari
Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Penilaian terhadap kegiatan Kelompok Tani
Sido Mukti Madani sebenarnya dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh
mana kesuksesan dari pelaksanaan berdasarkan dengan perencanaan yang telah
dirancang. Anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani dapat kekurangan yang
terjadi pada suatu kegiatan dan dapat memperbaiki pada pertemuan atau kegiatan
selanjutnya. Penilaian kegiatan kelompok meliputi penialaian terhadap kegiatan
kerja kelompok seperti pertemuan rutin Kelompok Tani Sido Mukti Madani,
pelatihan dari Dinas Pertanian Kabupaten Malang, pembayaran iuran,
pengembangan anggota, pembuatan kalender kegiatan kelompok, dan
pengumpulan data anggota.
2. Evaluasi hasil kegiatan
Hampir sama dengan penilaian kegiatan kelompok, anggota Kelompok
Tani Sido Mukti Madani hanya hadir ketika pertemuan untuk mengevaluasi hasil
kegiatan tanpa memberikan evaluasi. Sehingga evaluasi tersebut hanya didominasi
oleh anggota inti dari Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Evaluasi hasil kegiatan
ini berbeda dengan penilaian kegiatan kelompok. Apabila penilaian kegiatan
kelompok ini dilakukan setiap satu bulan sekali dan menilai dari setiap kegiatan
yang telah dilakukan oleh Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Sedangkan evaluasi
hasil kegiatan ini dilakukan ketika akhir tahun, yaitu pada saat pertemuan rutin
terakhir. Evaluasi yang dilakukan adalah mengenai keberhasilan kegiatan yang
sesuai dengan tujuan yang telah ditargetkan dan keberlanjutan kegiatan untuk tahun
selanjutnya.
62
3. Pemberian saran dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di Kelompok Tani
Sido Mukti Madani maupun dilahan pertanian
Sebagian besar anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani hadir ketika
pertemuan untuk memberikan saran mengenai permasalahan yang dihadapi
anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Tetapi pada indikator pemberian
saran ini, cukup memperlihatkan bahwa anggota Kelompok Tani Sido Mukti
Madani sudah mulai ikut memberikan saran tidak hanya mengandalkan saran dari
anggota inti Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
Partisipasi dalam pemberian saran ini seharusnya dapat memberikan
dampak positif bagi setiap anggota. Karena ketika seseorang dapat memberikan
saran atas suatu permasalahan, maka dapat memberikan peluang untuk anggota
mendapatkan pandangan baru dan penyelesaian dalam suatu masalah. Maka dari
itu, perlunya partisipasi yang lebih tinggi lagi untuk anggota Kelompok Tani Sido
Mukti Madani dalam pemberian saran terkait dengan permasalahan yang dihadapi.
4. Menanggapi keluhan dari anggota Kelompok Tani lainnya dalam kegiatan
Kelompok Tani
Anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani memilih untuk hadir pada
setiap pertemuan rutin dan tidak menanggapi keluhan dari anggota Kelompok Tani
lainnya. Keluhan yang seringkali diutarakan adalah terkait dengan undangan untuk
melakukan pertemuan rutin. Hampir setengah dari anggota Kelompok Tani Sido
Mukti Madani mengaku bahwa jarang diundang dalam pertemuan rutin. Tetapi dari
pihak anggota inti Kelompok Tani Sido Mukti Madani mengabaikan dari keluhan
tersebut. Sehingga beberapa diantara anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani
memilih untuk jarang hadir dalm kegiatan pertemuan rutin.
5.2.4 Partisipasi pada Tahap Pemanfaatan Hasil
Tahap pemanfaatab hasil merupakan keikutsertaan responden dalam
memanfaatkan kegiatan yang telah dilaksanakan kelompok tani, dan tindakan sebagai
anggota kelompok tani. Pada tahapan ini anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani
diharapkan mampu menikmati hasil dari kegiatan yang dilakukan. Selain itu Kelompok
63
Tani Sido Mukti Madani juga dapat mengukur hasil yang diperoleh dengan potensi
sendiri yang mereka miliki. Sehingga semakin besar manfaat yang dirasakan, berarti
kegiatan tersebut berhasil mengenai sasaran.
Dapat dilihat pada tabel 17.Jumlah dan persentase tahap pemanfaatan hasil
anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani berdasarkan tingkat partisipasi anggota
sebagai berikut:
Tabel 17. Jumlah Dan Persentase Tahap Pemanfaatan Anggota Kelompok Tani
Sido Mukti Madani Berdasarkan Tingkat Partisipasi Anggota No. Kategori Pengukuran
Skor
Persentase
(%)
Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
1. Rendah 2-3,33 33,33-55,56 11 36,67
2. Sedang 33,34-4,67 55,57-77,89 9 30
2. Tinggi 4,68-6,00 77,90-100 10 33,33
Total 3,90 65 30 100
Berdasarkan tabel 17. dapat dijelaskan bahwa pada tabel skor tingkat partisipasi
anggota Kelompok Tani sido mukti madani pada tahap pemanfaatan hasil termasuk
dalam kategori sedang yaitu dengan skor 3,90 dari skor maksimal 6 atau dalam
persentase sebesar 64,86%. Hal ini mengindikasikan bahwa, tingkat partisipasi dalam
pemanfaatan hasil adalah sedang yang berarti sebagian besar anggota Kelompok Tani
Sido Mukti Madani tidak terlalu menafaatkan hasil dari kegiatan kelompok dengan
baik. Indikator dalam tahap pemanfaatan hasil , adalah sebagai berikut:
1. Pemanfaatan penyedia sarana dan prasarana modal yang ada pada Kelompok Tani
Sido Mukti Madani
Sebagian besar anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani memilih untuk
ikut menggunakan sarana dan prasarana modal namun tidak merawat sarana
tersebut. Dan tidak ikut dalam setiap pertemuan yang terdapat pada Kelompok Tani
Sido Mukti Madani. Sebagai contoh dalam penggunaan sarana dan prasarana
modal adalah anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani pernah diberikan
pelatihan dalam pembuatan pupuk organik. Dan rata-rata dari anggota Kelompok
Tani Sido Mukti Madani tersebut menggunakan alat dari pembuatan pupuk organik
dan ikut menikmati dari hasil pembuatan pupuk organik. Hanya saja, beberapa
diantara anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani tidak merawat alat-alat
64
tersebut dan hanya datang ketika melakukan pelatihan pembuatan pupuk dan
pembagian dari hasil pembuatan pupuk tersebut.
2. Merasakan dampak positif dari kegiatan Kelompok Tani
Anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani merasakan dampak positif
yang biasa saja dari kegiatan Kelompok Tani. Kegiatan dari Kelompok Tani Sido
Mukti Madani ini seharusnya dapat memberikan dampak positif yang besar bagi
anggotanya, tetapi hampir setengah dari anggota Kelompok Tani Sido Mukti
Madani memiliki pandangan lain terkait dengan dampak yang dirasakannya.
Permasalahan berupa undangan yang seringkali tidak sampai ke beberapa anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani berdampak pada anggota tersebut tidak dapat
mengikuti pertemuan rutin dan kegiatan lainnya di Kelompok Tani tersebut.
Anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani yang kurang aktif ini hanya mau
datang ketika ada pelatihan dari Dinas Pertanian Kabupaten Malang. Dan
mengenai undangan, biasanya tidak hanya anggota dari Kelompok Tani Sido
Mukti Madani yang diundang melainkan para petani yang terdapat di Desa
Pandansari juga diundang. Sehingga menjadikan alasan mereka untuk datang pada
pelatihan. Sedangkan pada pertemuan rutin dan kegiatan lainnya, mereka enggan
untuk datang karena yang diundang biasanya hanyalah dari anggota inti saja.
Tidak terdapat undangan secara langsung atau SMS untuk anggota Kelompok Tani
Sido Mukti lainnya. Sehingga mereka hanya merasakan dampak positif ketika
waktu pelatihan saja dan tidak mersakan dampak positif lainnya dari kegiatan
Kelompok Tani.
5.3 Hubungan Faktor-Faktor Sosial Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi pada
Kelompok Tani Sido Mukti Madani
Hubungan antara faktor sosial ekonomi dengan partisipasi anggota Kelompok
Tani Sido Mukti Madani dianalisis dengan menggunakan metode Rank Spearman.
Faktor-faktor sosial ekonomi yang berupa usia, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan
keluarga, lamanya tinggal di Desa Pandansari, serta pekerjaan lainnya dapat
berpengaruh pada tingkat partisipasi Kelompok Tani. Tingkat partisipasi ini adalah
65
berupa tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta tahap
pemanfaatan hasil. Maka dapat dijabarkan, hubungan faktor-faktor sosial ekonomi
dengan 4 tahap dari partisipasi adalah sebagai berikut:
5.3.1 Hubungan Faktor-Faktor Sosial Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi
Kelompok Tani Sido Mukti Madani pada Tahap Perencanaan
Partisipasi anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani di tahap perencanaan
dilihat dari beberapa indikator yaitu perencanaan kegiatan pertemuan waktu rutin,
perencanaan pelatihan dari dinas pertanian Kabupaten Malang, perencanaan kalender
kegiatan, perencanaan pengumpulan data, penentuan besarnya iuran, perencanaan
pengembangan kegiatan kelompok dan perencanaan topik pertanian yang akan dibahas
pada pertemuan selanjutnya. Berikut ini akan dijabarkan hubungan antara faktor sosial
ekonomi dengan tingkat partisipasi anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
Pengujian kedua variabel ini menggunakan uji statistik Rank Spearman untuk melihat
hubungan data ordinal. Hasil dari uji kolerasi Rank Spearman akan menghasilkan
angka koefisien korelasi Spearman dengan nilai signifikansi apabila (α) < 0.05, artinya
tolak H0 atau terdapat hubungan antara kedua variabel. Sedangkan angka korelasi
dengan nilai signifikansi apabila (α) > 0.05, artinya terima Ho atau tidak terdapat
hubungan diantara kedua variabel.
66
Tabel 18. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi pada Tahap
Perencanaan
NO KATEGORI
TAHAP PERENCANAAN TOTAL
RENDAH SEDANG TINGGI
n % n % n % n %
1 USIA
RENDAH 2 33.33 2 33.33 2 933.33 6 20.00
SEDANG 8 36.36 9 40.91 5 22.73 22 73.33
TINGGI 1 50.00 0 0.00 1 50.00 2 6.67
TOTAL 11 36.67 11 36.67 8 26.67 30 100.00
2 PENDIDIKAN
RENDAH 2 66.67 1 33.33 0 0.00 3 10.00
SEDANG 5 26.32 6 31.58 8 42.11 19 63.33
TINGGI 4 50.00 4 50.00 0 0.00 8 26.67
TOTAL 11 36.67 11 36.67 8 26.67 30 100.00
3 JUMLAH
PEKERJAAN
RENDAH 5 38.46 4 30.77 4 30.77 13 43.33
SEDANG 6 37.50 6 37.50 4 25.00 16 53.33
TINGGI 0 0.00 1 100.00 0 0.00 1 3.33
TOTAL 11 36.67 11 36.67 8 26.67 30 100.00
4 LAMANYA
TINGGAL
RENDAH 2 66.67 0 0.00 1 33.33 3 10.00
SEDANG 6 35.29 8 47.06 3 17.65 17 56.67
TINGGI 3 30.00 3 30.00 4 40.00 10 33.33
TOTAL 11 36.67 11 36.67 8 26.67 30 100.00
5
JUMLAH
ANGGOTA
KELUARGA
RENDAH 1 25.00 1 25.00 2 50.00 4 13.33
SEDANG 9 36.00 10 40.00 6 24.00 25 83.33
TINGGI 1 100.00 0 0.00 0 0.00 1 3.33
TOTAL 11 36.67 11 36.67 8 26.67 30 100.00
Berdasarkan tabel 18. Menunjukkan bahwa usia anggota pada kategori rendah
(18-30 tahun) memiliki tingkat partisipasi rendah, sedang dan tinggi. Pada tahap
perencanaan tersebut di usia pada kategori rendah ini memiliki tingkat partisipasi yang
sama pada ketiga rentang (rendah, sedang, tinggi). Masing-masing terdapat 2 orang
yang berpartisipasi rendah, sedang, dan tinggi dari total anggota adalah 6 orang.
Sehingga dalam persentase masing-masing rentang adalah sebesar 33,33%.
Selain itu, usia sedang (30-50 tahun) memiliki tingkat partisipasi sedang yang
paling dominan pada tahap perencanaan. Terdapat 9 orang yang berpartisipasi sedang
dari total sebanyak 22 orang. Maka dalam persentase adalah sebesar 40,91%. Lalu,
pada usia tinggi (>50 tahun) memiliki tingkat partisipasi yang paling dominan adalah
tingkat partisipasi rendah dan tinggi. Yaitu dari total 2 orang pada kategori usia tinggi
ini berpartisipasi pada rentang rendah dan tinggi. Hal ini terjadi karena faktor usia tidak
dijadikan batasan dalam partisipasi. Sehingga setiap anggota memiliki kebebasan akses
67
dalam menyampaikan pendapat. Tetapi, pada keadaan real terkadang hanya pihak
anggota inti atau kepengurusan Kelompok Tani Sido Mukti Madani saja yang memiliki
pengaruh kuat untuk tahap perencanaan ini. Dan rata-rata anggota inti tersebut
memiliki umur dalam kategori sedang (30-50 tahun).
Tingkat pendidikan anggota pada kategori rendah (SD) memiliki tingkat
partisipasi paling dominan adalah rendah yaitu dengan persentase sebesar 66,67%.
Terdapat 2 dari 3 orang yang berpartisipasi rendah. Tingkat pendidikan anggota pada
kategori sedang (SMP) memiliki tingkat partisipasi yang paling dominan adalah tinggi
yaitu dengan persentase sebesar 42,11%. Terdapat 8 orang dari total 19 anggota di
kategori berpendidikan sedang. Sedangkan pada tingkat pendidikan anggota pada
kategori tinggi (SMA dan S1) memiliki tingkat partisipasi yang paling dominan adalah
rendah dan sedang yaitu dengan persentase masing-masing sebesar 50%. Terdapat
masing-masing 4 orang dari total 2 anggota yang berpendidikan kategori tinggi. Pada
tahap perencanaan ini menunjukkan bahwa yang berperan aktif dalam partisipasi tahap
perencanaan adalah anggota yang memiliki tingkat pendidikan kategori sedang yaitu
SMP.
Jumlah pekerjaan anggota pada kategori rendah (1 pekerjaan) memiliki tingkat
partisipasi paling dominan adalah rendah yaitu dengan persentase sebesar 38,46%.
Terdapat 5 orang dari total 13 anggota yang memiliki jumlah pekerjaan pada kategori
rendah. Pada jumlah pekerjaan anggota kategori sedang (2 pekerjaan) memiliki tingkat
partisipasi paling dominan adalah rendah dan sedang yaitu dengan persentase masing-
masing adalah 37,50%. Terdapat masing-masing 6 orang pada kedua kategori tersebut
dari total anggota sebanyak 16 orang. Sedangkan pada jumlah pekerjaan anggota
kategori tinggi (3 pekerjaan) memiliki tingkat partisipasi paling dominan adalah sedang
yaitu dalam persentase sebesar 100%. Hanya terdapat 1 orang yang berpartisipasi
sedang pada anggota yang memiliki jumlah pekerjaan kategori tinggi.
Lamanya tinggal anggota pada kategori rendah (<20 tahun) memiliki tingkat
partisipasi paling dominan adalah rendah yaitu dengan persentase sebesar 66,67%.
Terdapat 2 orang dari total anggota sebanyak 3. Lamanya tinggal anggota pada kategori
sedang (20-40 tahun) memiliki tingkat partisipasi paling dominan adalah sedang yaitu
68
dengan persentase sebesar 47,06%. Terdapat 8 orang dari total anggota sebanyak 17
orang. Sedangkan lamanya tinggal anggota pada kategori tinggi (>40 tahun) memiliki
tingkat partisipasi paling dominan adalah tinggi yaitu dengan persentase sebesar 40%.
Terdapat 4 orang dari total anggota sebanyak 10 orang yang memiliki lama tinggal
dengan kategori tinggi.
Jumlah anggota keluarga pada kategori rendah memiliki tingkat partisipasi
paling dominan adalah tinggi yaitu dengan persentase sebesar 50%. Terdapat 2 orang
dari total anggota sebanyak 4 orang. Jumlah anggota keluarga pada kategori sedang
memiliki tingkat partisipasi paling dominan adalah sedang yaitu dengan persentase
sebesar 40%. Terdapat 10 orang dari total anggota sebanyak 25 orang. Selanjutnya,
jumlah anggota keluarga pada kategori tinggi memiliki tingkat partisipasi paling
dominan adalah rendah yaitu dengan persentase sebesar 100%. Hanya terdapat 1 orang
yang memiliki jumlah anggota dengan kategori rendah.
Hubungan antara 5 faktor tersebut dengan tahap perencanaan adalah dengan
menggunakan aplikasi SPSS. Yaitu dengan metode rank spearman. Dapat dilihat pada
tabel 19. Korelasi spearman (rs) antara faktor sosial ekonomi dengan partisipasi
anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani adalah sebagai berikut:
Tabel 19. Korelasi Spearman (Rs) Antara Faktor Sosial Ekonomi dengan Partisipasi
Kelompok Tani Sido Mukti Madani pada Tahap Perencanaan
Faktor Sosial Ekonomi Tingkat Partisipasi Tahap Perencanaan
Signifikansi
Usia 0,421
Pendidikan 0,528
Jumlah Pekerjaan 0,950
Lamanya Tinggal 0,617
Jumlah Anggota Keluarga 0,200
Berdasarkan tabel.19 dalam menganalis hubungan antara faktor sosial ekonomi
dengan partisipasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani pada tahap perencanaan
menggunakan taraf signifikansi sebesar 0,05. Perolehan nilai signifikansi (α) antara
usia dengan tingkat partisipasi pada tahap perencanaan yaitu sebesar 0,421 yang artinya
> 0,05. Maka dapat diartikan bahwa usia dengan tahap perencanaan tidak berkolerasi.
Perolehan nilai signifikansi (α) antara pendidikan dengan tingkat partisipasi pada tahap
69
perencanaan yaitu sebesar 0,528 yang artinya > 0,05. Perolehan nilai signifikansi (α)
antara jumlah pekerjaan dengan tingkat partisipasi pada tahap perencanaan yaitu
sebesar 0,950 yang artinya > 0,05. Perolehan nilai signifikansi (α) antara lamanya
tinggal dengan tingkat partisipasi pada tahap perencanaan yaitu sebesar 0,617 yang
artinya > 0,05. Perolehan nilai signifikansi (α) antara jumlah anggota keluarga dengan
tingkat partisipasi pada tahap perencanaan yaitu sebesar 0,200 yang artinya > 0,05.
Maka dapat diartikan bahwa usia, pendidikan, jumlah pekerjaan, lamanya tinggal dan
jumlah anggota keluarga dengan tahap perencanaan tidak berkolerasi.
Maka dapat dikatakan bahwa α > 0,05 sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.
Artinya nilai yang dihasilkan antara usia, tingkat pendidikan, jumlah pekerjaan,
lamanya tinggal dan jumlah anggota keluarga dengan tingkat partisipasi pada tahap
perencanaan menunjukkan tidak adanya hubungan signifikan antara masing-masing
variabel tersebut.
Hal ini terjadi karena dalam tahap perencanaan yang paling dominan adalah
anggota inti atau kepengurusan dari Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Sedangkan
anggota inti atau kepengurusan ini memiliki umur dengan rentang adalah sedang.
Sehingga pihak anggota lainnya baik yang berumur lebih tua atau lebih muda dinilai
belum mampu dan tidak memiliki kekuasaan untuk mengambil keputusan. Latar
belakang anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani memiliki juga memiliki
pendidikan yang berbeda-beda. Sehingga setiap anggota yang tergabung dalam
Kelompok Tani Sido Mukti Madani tidak dibatasi oleh pendidikan.
Begitupun pada pada faktor jumlah pekerjaan, pekerjaan selain petani yang
dimiliki oleh anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani tidak dijadikan tolak ukur
dalam menentukan partisipasi seseorang. Tetapi pada faktor lama tinggal,
mendapatakan nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan faktor lainnya. Karena
semakin lama tinggal di Desa Pandansari maka dapat membentuk relasi dan
mendorong anggota lainnya untuk berpartisipasi. Hanya saja pada kenyataannya nilai
dari lama tinggal di Desa Pandansari tetap tidak memiliki hubungan dengan tingkat
partisipasi. Pada jumlah anggota keluarga juga tidak berhubungan dengan tingkat
partisipasi.
70
5.3.2 Hubungan Faktor-Faktor Sosial Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi
Kelompok Tani Sido Mukti Madani pada Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini merupakan tahap kedua dari kegiatan partisipasi. Pada
tahap pelaksanaan tersebut adalah implementasi dari apa yang sudah direncanakan
pada tahap perencanaan. Partisipasi anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani di
tahap pelaksanaan dilihat dari beberapa indikator yaitu pelaksanaan pertemuan rutin,
pelatihan dari Dinas Pertanian Kabupaten Malang, pembuatan kalender kegiatan,
pengumpulan data anggota, memberikan ide atau pendapat pada permasalahan yang
terdapat di lahan pertanian, membayar iuran serta pengembangan kegiatan Kelompok
Tani Sido Mukti Madani. Maka dapat dilihat hubungan dari ketujuh indikator tersebut
dengan tingkat partisipasi anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani yang dapat
dilihat pada tabel.20 dibawah ini:
Tabel 20. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi pada
Tahap Pelaksanaan
NO KATEGORI
TAHAP PELAKSANAAN TOTAL
RENDAH SEDANG TINGGI
n % n % n % n %
1 USIA
RENDAH 1 16.67 2 33.33 3 50.00 6 20.00
SEDANG 6 27.27 8 36.36 8 36.36 22 73.33
TINGGI 1 50.00 0 0.00 1 50.00 2 6.67
TOTAL 8 26.67 10 33.33 12 40.00 30 100.00
2 PENDIDIKAN
RENDAH 2 66.67 0 0.00 1 33.33 3 10.00
SEDANG 2 10.53 7 36.84 10 52.63 19 63.33
TINGGI 4 50.00 3 37.50 1 12.50 8 26.67
TOTAL 8 26.67 10 33.33 12 40.00 30 100.00
3 JUMLAH
PEKERJAAN
RENDAH 3 23.08 5 38.46 5 38.46 13 43.33
SEDANG 5 31.25 4 25.00 7 43.75 16 53.33
TINGGI 0 0.00 1 100.00 0 0.00 1 3.33
TOTAL 8 26.67 10 33.33 12 40.00 30 100.00
4 LAMANYA
TINGGAL
RENDAH 1 33.33 0 0.00 2 66.67 3 10.00
SEDANG 5 29.41 7 41.18 5 29.41 17 56.67
TINGGI 2 20.00 3 30.00 5 50.00 10 33.33
TOTAL 8 26.67 10 33.33 12 40.00 30 100.00
5
JUMLAH
ANGGOTA
KELUARGA
RENDAH 0 0.00 2 50.00 2 50.00 4 13.33
SEDANG 7 28.00 8 32.00 10 40.00 25 83.33
TINGGI 1 100.00 0 0.00 0 0.00 1 3.33
TOTAL 8 26.67 10 33.33 12 40.00 30 100.00
71
Berdasarkan tabel 20. Menunjukkan bahwa usia anggota pada kategori rendah
(18-30 tahun) memiliki tingkat partisipasi paling dominan adalah tinggi yaitu dengan
persentase sebesar 50%. Terdapat 3 orang dari total anggota sebanyak 6 orang yang
memiliki usia kategori rendah pada tingkat partisipasi tersebut.
Selain itu, usia sedang (30-50 tahun) memiliki tingkat partisipasi sedang dan
tinggi yang paling dominan pada tahap pelaksanaan. Terdapat masing-masing
sebanyak 8 orang yang berpartisipasi sedang dan tinggi dari total sebanyak 22 orang.
Maka dalam persentase masing-masing adalah sebesar 36,36%. Lalu, pada usia tinggi
(>50 tahun) memiliki tingkat partisipasi yang paling dominan adalah tingkat partisipasi
rendah dan tinggi. Yaitu dari total 2 orang pada kategori usia tinggi ini berpartisipasi
pada rentang rendah dan tinggi. Hal ini terjadi karena pada tahap pelaksanaan ini juga
didominasi oleh anggota inti atau kepengurusan dari Kelompok Tani Sido Mukti
Madani. Dan anggota inti atau kepengurusan tersebut memiliki umur dalam rentang
sedang (30-50 tahun). Pada tahap pelaksanaan ini, tidak menunjukkan semakin tinggi
umur yang dimiliki anggota, maka semakin baik partisipasi pada tahap pelaksanaan
tersebut.
Tingkat pendidikan anggota pada kategori rendah (SD) memiliki tingkat
partisipasi paling dominan adalah rendah yaitu dengan persentase sebesar 66,67%.
Terdapat 2 dari 3 orang yang berpartisipasi rendah. Tingkat pendidikan anggota pada
kategori sedang (SMP) memiliki tingkat partisipasi yang paling dominan adalah tinggi
yaitu dengan persentase sebesar 52,63%. Terdapat 10 orang dari total 19 anggota di
kategori berpendidikan sedang. Sedangkan pada tingkat pendidikan anggota pada
kategori tinggi (SMA dan S1) memiliki tingkat partisipasi yang paling dominan adalah
rendah yaitu dengan persentase sebesar 50%. Terdapat 4 orang dari total 8 anggota
yang berpendidikan kategori tinggi. Pada tahap pelaksanaan ini apabila dibandingkan
dengan tahap perencanaan terdapat peningkatan partisipasi pada anggota yang
memiliki tingkat pendidikan kategori sedang.
Jumlah pekerjaan anggota pada kategori rendah (1 pekerjaan) memiliki tingkat
partisipasi paling dominan adalah sedang dan tinggi yaitu dengan masing-masing
persentase sebesar 36,84%. Terdapat masing-masing 5 orang dari total 13 anggota yang
72
memiliki jumlah pekerjaan pada kategori rendah. Pada jumlah pekerjaan anggota
kategori sedang (2 pekerjaan) memiliki tingkat partisipasi paling dominan adalah tinggi
yaitu dengan persentase adalah 43,75%. Terdapat 7 orang pada kedua kategori tersebut
dari total anggota sebanyak 16 orang. Sedangkan pada jumlah pekerjaan anggota
kategori tinggi (3 pekerjaan) memiliki tingkat partisipasi paling dominan adalah sedang
yaitu dalam persentase sebesar 100%. Hanya terdapat 1 orang yang berpartisipasi
sedang pada anggota yang memiliki jumlah pekerjaan kategori tinggi. Apabila
dibandingkan dengan tahap perencanaan, terdapat penignkatan partisipasi pada tahap
pelaksanaan.
Lamanya tinggal anggota pada kategori rendah (<20 tahun) memiliki tingkat
partisipasi paling dominan adalah tinggi yaitu dengan persentase sebesar 66,67%.
Terdapat 2 orang dari total anggota sebanyak 3. Lamanya tinggal anggota pada kategori
sedang (20-40 tahun) memiliki tingkat partisipasi paling dominan adalah sedang yaitu
dengan persentase sebesar 41,18%. Terdapat 7 orang dari total anggota sebanyak 17
orang. Sedangkan lamanya tinggal anggota pada kategori tinggi (>40 tahun) memiliki
tingkat partisipasi paling dominan adalah tinggi yaitu dengan persentase sebesar 50%.
Terdapat 5 rang dari total anggota sebanyak 10 orang yang memiliki lama tinggal
dengan kategori tinggi. Apabila dibandingkan dengan tahap perencanaan, terdapat
peningkatan partisipasi pada tahap pelaksanaan.
Jumlah anggota keluarga pada kategori rendah memiliki tingkat partisipasi
paling dominan adalah sedang dan tinggi yaitu dengan persentase masing-masing
sebesar 50%. Terdapat masing-masing 2 orang dari total anggota sebanyak 4 orang.
Jumlah anggota keluarga pada kategori sedang memiliki tingkat partisipasi paling
dominan adalah tinggi yaitu dengan persentase sebesar 40%. Terdapat 10 orang dari
total anggota sebanyak 25 orang. Selanjutnya, jumlah anggota keluarga pada kategori
tinggi memiliki tingkat partisipasi paling dominan adalah rendah yaitu dengan
persentase sebesar 100%. Hanya terdaat 1 orang yang memiliki jumlah anggota dengan
kategori rendah.
Dapat dilihat pada tabel 20. Korelasi spearman (rs) antara faktor sosial ekonomi
dengan partisipasi anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani adalah sebagai berikut:
73
Tabel 21. Korelasi Spearman (Rs) Antara Faktor Sosial Ekonomi dengan Partisipasi
Kelompok Tani Sido Mukti Madani pada Tahap Pelaksanaan
Faktor Sosial Ekonomi Tingkat Partisipasi Tahap Pelaksanaan
Signifikansi
Usia 0,556
Pendidikan 0,223
Jumlah Pekerjaan 0,966
Lamanya Tinggal 0,507
Jumlah Anggota Keluarga 0,285
Berdasarkan tabel 21. dalam menganalis hubungan antara faktor sosial ekonomi
dengan partisipasi anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani pada tahap pelaksanaan
menggunakan taraf signifikansi sebesar 0,05. Perolehan nilai signifikansi (α) antara
usia dengan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan yaitu sebesar 0,556 yang artinya
> 0,05. Perolehan nilai signifikansi (α) antara pendidikan dengan tingkat partisipasi
pada tahap pelaksanaan yaitu sebesar 0,223 yang artinya > 0,05. Perolehan nilai
signifikansi (α) antara jumlah pekerjaan dengan tingkat partisipasi pada tahap
pelaksanaan yaitu sebesar 0,966 yang artinya > 0,05. Perolehan nilai signifikansi (α)
antara lamanya tinggal dengan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan yaitu sebesar
0,507 yang artinya > 0,05. Perolehan nilai signifikansi (α) antara jumlah anggota
keluarga dengan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan yaitu sebesar 0,285 yang
artinya > 0,05. Maka dapat diartikan bahwa usia, pendidikan, jumlah pekerjaan,
lamanya tinggal dan jumlah anggota keluarga dengan tahap pelaksanaan tidak
berkolerasi.
Hal ini terjadi karena pada tahap pelaksaan kegatan dalam kelompok tani Sido
Mukti Madani tidak melihat dari faktor usia. Pada kondisi tersebut usaha anggota yang
akan menjadi pemicu tumbuhnya semangat untuk turut serta dalam pelaksanaan.
Sehingga anggota yang lebih rajin ikut dalam kegiatan kelompok tani Sido Mukti
Madani akan mendapatkan manfaat yang lebih besar. Hal ini juga bertolak belakang
dengan teori yang menyatakan semakin tinggi pendidikan anggota, maka semakin
tinggi pula keikutsertaan pada pelaksanaan kegiatan dalam Kelompok Tani Sido Mukti
Madani. Salah satu alasan pendidikan tidak berkorelasi dengan partisipasi pada tahap
perencanaan adalah tidak terdapatnya kepercayaan dirinya untuk dapat melakukan
74
banyak hal dengan benar. Terlebih dari itu kepengurusan inti yang selalu saja
mendominasi juga mengakibatkan kepercayaan diri tersebut semakin rendah.
5.3.3 Hubungan Faktor-Faktor Sosial Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi
Kelompok Tani Sido Mukti Madani pada Tahap Monitoring dan Evaluasi
Partisipasi anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani di tahap monitoring
dan evaluasi dilihat dari beberapa indikator yaitu penilaian terhadap kegiatan
Kelompok Tani Sido Mukti Madani yang tea disusun pada perencanaan, melakukan
evaluasi hasil kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Tani, memberikan saran dalam
menyelesaikan permasalahan yang ada di Kelompok Tani maupun di lahan pertanian,
partisipasi dalam menanggapi keluhan dari anggota Kelompok Tani lainnya dalam
kegiatan Kelompok Tani. Dari 4 indikator tersebut tentunya terdapat hubungan dengan
faktor sosial ekonomi, yang dapat dilihat pada tabel.21 dibawah ini:
Tabel 22. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi pada Tahap
Monitoring dan Evaluasi
NO KATEGORI
TAHAP PERENCANAAN TOTAL
RENDAH SEDANG TINGGI
n % n % n % n %
1 USIA
RENDAH 0 0.00 6 100.00 0 0.00 6 20.00
SEDANG 1 4.55 15 68.18 6 27.27 22 73.33
TINGGI 0 0.00 2 100.00 0 0.00 2 6.67
TOTAL 1 3.33 23 76.67 6 20.00 30 100.00
2 PENDIDIKAN
RENDAH 1 33.33 2 66.67 0 0.00 3 10.00
SEDANG 0 0.00 15 78.95 4 21.05 19 63.33
TINGGI 0 0.00 6 75.00 2 25.00 8 26.67
TOTAL 1 3.33 23 76.67 6 20.00 30 100.00
3 JUMLAH
PEKERJAAN
RENDAH 0 0.00 12 92.31 1 7.69 13 43.33
SEDANG 1 6.25 10 62.50 5 31.25 16 53.33
TINGGI 0 0.00 1 100.00 0 0.00 1 3.33
TOTAL 1 3.33 23 76.67 6 20.00 30 100.00
4 LAMANYA
TINGGAL
RENDAH 0 0.00 3 100.00 0 0.00 3 43.33
SEDANG 1 5.88 13 76.47 3 17.65 17 56.67
TINGGI 0 0.00 7 70.00 3 30.00 10 33.33
TOTAL 1 3.33 23 76.67 6 20.00 30 100.00
5
JUMLAH
ANGGOTA
KELUARGA
RENDAH 0 0.00 4 100.00 0 0.00 4 13.33
SEDANG 1 4.00 18 72.00 6 24.00 25 83.33
TINGGI 0 0.00 1 100.00 0 0.00 1 3.33
TOTAL 1 3.33 23 76.67 6 20.00 30 100.00
75
Berdasarkan tabel 22. Menunjukkan bahwa usia anggota pada kategori rendah
(18-30 tahun) memiliki tingkat partisipasi paling dominan adalah sedang yaitu dengan
persentase sebesar 100%. Terdapat 6 orang dari total anggota sebanyak 6 orang yang
memiliki usia kategori sedang pada tingkat partisipasi tersebut.
Selain itu, usia sedang (30-50 tahun) memiliki tingkat partisipasi rendah yang
paling dominan pada tahap monitoring dan evaluasi. Terdapat sebanyak 15 orang yang
berpartisipasi sedang dari total sebanyak 22 orang. Maka dalam persentase adalah
sebesar 68,18%. Lalu, pada usia tinggi (>50 tahun) memiliki tingkat partisipasi yang
paling dominan adalah tingkat partisipasi sedang. Yaitu terdapat 2 orang dari total 2
anggota pada kategori usia tinggi ini berpartisipasi pada rentang sedang. Pada tahap
monitoring dan evaluasi, baik anggota yang memiliki usia kategori rendah, sedang dan
tinggi memiliki tingkat partisipasi yang sedang. Sebagian besar anggota Kelompok
Tani Sido Mukti Madani menyerahkan penilaian kepada anggota inti atau
kepengurusan dari Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
Tingkat pendidikan anggota pada kategori rendah (SD) memiliki tingkat
partisipasi paling dominan adalah sedang yaitu dengan persentase sebesar 66,67%.
Terdapat 2 dari 3 orang yang berpartisipasi sedang. Tingkat pendidikan anggota pada
kategori sedang (SMP) memiliki tingkat partisipasi yang paling dominan adalah sedang
yaitu dengan persentase sebesar 78,95%. Terdapat 15 orang dari total 19 anggota di
kategori berpendidikan sedang. Sedangkan pada tingkat pendidikan anggota pada
kategori tinggi (SMA dan S1) memiliki tingkat partisipasi yang paling dominan adalah
sedang yaitu dengan persentase sebesar 75%. Terdapat 4 orang dari total 6 anggota
yang berpendidikan kategori tinggi. Pada tahap monitoring dan evaluasi, baik anggota
yang memiliki tingkat pendidikan kategori rendah, sedang, dan tinggi memiliki tingkat
partisipasi yang sedang.
Jumlah pekerjaan anggota pada kategori rendah (1 pekerjaan) memiliki tingkat
partisipasi paling dominan adalah sedang yaitu dengan persentase sebesar 92,31%.
Terdapat masing-masing 12 orang dari total 13 anggota yang memiliki jumlah
pekerjaan pada kategori rendah. Pada jumlah pekerjaan anggota kategori sedang (2
pekerjaan) memiliki tingkat partisipasi paling dominan adalah sedang yaitu dengan
76
persentase adalah 62,50%. Terdapat 10 orang pada kedua kategori tersebut dari total
anggota sebanyak 16 orang. Sedangkan pada jumlah pekerjaan anggota kategori tinggi
(3 pekerjaan) memiliki tingkat partisipasi paling dominan adalah sedang yaitu dalam
persentase sebesar 100%. Hanya terdapat 1 orang yang berpartisipasi sedang pada
anggota yang memiliki jumlah pekerjaan kategori tinggi.
Lamanya tinggal anggota pada kategori rendah (<20 tahun) memiliki tingkat
partisipasi paling dominan adalah sedang yaitu dengan persentase sebesar 100%.
Terdapat 3 orang dari total anggota sebanyak 3. Lamanya tinggal anggota pada kategori
sedang (20-40 tahun) memiliki tingkat partisipasi paling dominan adalah sedang yaitu
dengan persentase sebesar 76,47%. Terdapat 13 orang dari total anggota sebanyak 17
orang. Sedangkan lamanya tinggal anggota pada kategori tinggi (>40 tahun) memiliki
tingkat partisipasi paling dominan adalah sedang yaitu dengan persentase sebesar 70%.
Terdapat 7 orang dari total anggota sebanyak 10 orang yang memiliki lama tinggal
dengan kategori tinggi.
Jumlah anggota keluarga pada kategori rendah memiliki tingkat partisipasi
paling dominan adalah sedang yaitu dengan persentase sebesar 100%. Terdapat 4 orang
dari total anggota sebanyak 4 orang. Jumlah anggota keluarga pada kategori sedang
memiliki tingkat partisipasi paling dominan adalah sedang yaitu dengan persentase
sebesar 72%. Terdapat 18 orang dari total anggota sebanyak 25 orang. Selanjutnya,
jumlah anggota keluarga pada kategori tinggi memiliki tingkat partisipasi paling
dominan adalah sedang yaitu dengan persentase sebesar 100%. Hanya terdaat 1 orang
yang memiliki jumlah anggota dengan kategori rendah.
Dapat dilihat pada tabel 23. Korelasi spearman (rs) antara faktor sosial ekonomi
dengan partisipasi anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani adalah sebagai berikut:
77
Tabel 23. Korelasi Spearman (Rs) Antara Faktor Sosial Ekonomi dengan Partisipasi
Kelompok Tani Sido Mukti Madani pada Tahap Monitoring dan Evaluasi
Faktor Sosial Ekonomi
Tingkat Partisipasi Tahap Monitoring dan
Evaluasi
Signifikansi
Usia 0,198
Pendidikan 0,147
Jumlah Pekerjaan 0,606
Lamanya Tinggal 0,430
Jumlah Anggota Keluarga 0,444
Berdasarkan tabel 23. dalam menganalis hubungan antara faktor sosial ekonomi
dengan partisipasi anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani pada tahap monitoring
dan evaluasi menggunakan taraf signifikansi sebesar 0,05. Perolehan nilai signifikansi
(α) antara usia dengan tingkat partisipasi pada tahap monitoring dan evaluasi yaitu
sebesar 0,198 yang artinya > 0,05. Perolehan nilai signifikansi (α) antara pendidikan
dengan tingkat partisipasi pada tahap monitoring dan evaluasi yaitu sebesar 0,147 yang
artinya > 0,05. Perolehan nilai signifikansi (α) antara jumlah pekerjaan dengan tingkat
partisipasi pada tahap monitoring dan evaluasi yaitu sebesar 0,606 yang artinya > 0,05.
Perolehan nilai signifikansi (α) antara lamanya tinggal dengan tingkat
partisipasi pada tahap monitoring dan evaluasi yaitu sebesar 0,430 yang artinya > 0,05.
Perolehan nilai signifikansi (α) antara jumlah anggota keluarga dengan tingkat
partisipasi pada tahap monitoring dan evaluasi yaitu sebesar 0,444 yang artinya > 0,05.
Maka dapat diartikan bahwa usia, pendidikan, jumlah pekerjaan, lamanya tinggal dan
jumlah anggota keluarga dengan tahap monitoring dan evaluasi tidak berkolerasi.
Hal ini terjadi karena dalam rapat atau pertemuan rutin di kelompok tani Sido
Mukti Madani sebagian besar hanya melibatkan pengurus kelompok atau pihak yang
dianggap lebih ahli. Pihak anggota lainnya merasa tidak emmiliki kekuasaan untuk
turut serta mengevaluasi kegiatan serta memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada
pengurus kelompok. Hanya saja pada tahap monitoring dan evaluasi ini anggota
kelompok lebih memberikan perannya untuk hadir dalam kegiatan evaluasi walaupun
beberapa masih ada yang hanya datang saja dan tidak memberikan evaluasi terhadap
kegiatan kelompok. Pada faktor pendidikan juga tiak menunjukkan adanya hubungan
signifikan antara kedua variable. Dalam hal ini pendidikan tinggi atau rendah tidak
78
membedakan seseorang untuk turut serta pada kegiatan monitoring dan evaluasi dalam
kegiatan yang ada pada Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
5.3.4 Hubungan Faktor-Faktor Sosial Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi
Kelompok Tani Sido Mukti Madani pada Tahap Pemanfaatan Hasil
Partisipasi anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani di tahap pemanfaatan
hasil dilihat dari beberapa indikator yaitu memanfaatkan penyediaan sarana dan
prasarana modal yang diberikan pada Kelompok Tani Sido Mukti Madani, dan
merasakan dampak positif dari kegiatan Kelompok Tani. Dari 2 indikator tersebut
tentunya terdapat hubungan dengan faktor sosial ekonomi, yang dapat dilihat pada
tabel.24 dibawah ini:
Tabel 24. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi pada Tahap
Pemanfaatan Hasil
NO KATEGORI
TAHAP PEMANFAATAN HASIL TOTAL
RENDAH SEDANG TINGGI
n % n % n % n %
1 USIA
RENDAH 0 0.00 3 50.00 3 50.00 6 20.00
SEDANG 11 50.00 5 22.73 6 27.27 22 73.33
TINGGI 1 16.67 0 0.00 1 16.67 6 20.00
TOTAL 12 40.00 8 26.67 10 33.33 30 100.00
2 PENDIDIKAN
RENDAH 1 33.33 1 33.33 1 33.33 3 10.00
SEDANG 5 26.32 6 31.58 8 42.11 19 63.33
TINGGI 6 75.00 1 12.50 1 12.50 8 26.67
TOTAL 12 40.00 8 26.67 10 33.33 30 100.00
3
JUMLAH
PEKERJAAN
RENDAH 4 30.77 4 30.77 5 38.46 13 43.33
SEDANG 7 43.75 4 25.00 5 31.25 16 53.33
TINGGI 1 100.00 0 0.00 0 0.00 1 3.33
TOTAL 12 40.00 8 26.67 10 33.33 30 100.00
4 LAMANYA
TINGGAL
RENDAH 0 0.00 2 66.67 1 33.33 3 10.00
SEDANG 6 35.29 5 29.41 6 35.29 17 56.67
TINGGI 6 60.00 1 10.00 3 30.00 10 33.33
TOTAL 12 40.00 8 26.67 10 33.33 30 100.00
5
JUMLAH
ANGGOTA
KELUARGA
RENDAH 1 25.00 2 50.00 1 25.00 4 13.33
SEDANG 10 40.00 6 24.00 9 36.00 25 83.33
TINGGI 1 100.00 0 0.00 0 0.00 1 3.33
TOTAL 12 40.00 8 26.67 10 33.33 30 100.00
Berdasarkan tabel 24. Menunjukkan bahwa usia anggota pada kategori rendah
(18-30 tahun) memiliki tingkat partisipasi paling dominan adalah sedang dan tinggi
79
yaitu dengan persentase masing-masing sebesar 50%. Terdapat masing-masing 3 orang
dari total anggota sebanyak 6 orang yang memiliki usia kategori rendah pada tingkat
partisipasi tersebut.
Selain itu, usia sedang (30-50 tahun) memiliki tingkat partisipasi rendah yang
paling dominan pada tahap pemanfaatan hasil. Terdapat sebanyak 11 orang yang
berpartisipasi rendah dari total sebanyak 22 orang. Maka dalam persentase masing-
masing adalah sebesar 50%. Lalu, pada usia tinggi (>50 tahun) memiliki tingkat
partisipasi yang paling dominan adalah tingkat partisipasi rendah dan tinggi. Yaitu dari
total 2 orang pada kategori usia tinggi ini berpartisipasi pada rentang rendah dan tinggi
dengan persentase masing-masing sebesar 16,67%.
Tingkat pendidikan anggota pada kategori rendah (SD) memiliki tingkat
partisipasi paling dominan adalah pada ketiga rentang. Yaitu dengan persentase
masing-masing sebesar 33,33%. Terdapat masing-masing 1 orang pada setiap rentang
dari total 3 anggota yang berpartisipasi rendah. Tingkat pendidikan anggota pada
kategori sedang (SMP) memiliki tingkat partisipasi yang paling dominan adalah tinggi
yaitu dengan persentase sebesar 42,11%. Terdapat 8 orang dari total 19 anggota di
kategori berpendidikan kategori sedang. Sedangkan pada tingkat pendidikan anggota
pada kategori tinggi (SMA dan S1) memiliki tingkat partisipasi yang paling dominan
adalah rendah yaitu dengan persentase sebesar 75%. Terdapat 6 orang dari total 8
anggota yang berpendidikan kategori tinggi.
Jumlah pekerjaan anggota pada kategori rendah (1 pekerjaan) memiliki tingkat
partisipasi paling dominan adalah tinggi yaitu dengan persentase sebesar 38,46%.
Terdapat 5 orang dari total 13 anggota yang memiliki jumlah pekerjaan pada kategori
rendah. Pada jumlah pekerjaan anggota kategori sedang (2 pekerjaan) memiliki tingkat
partisipasi paling dominan adalah rendah yaitu dengan persentase adalah 43,75%.
Terdapat 7 orang pada kedua kategori tersebut dari total anggota sebanyak 16 orang.
Sedangkan pada jumlah pekerjaan anggota kategori tinggi (3 pekerjaan) memiliki
tingkat partisipasi paling dominan adalah rendah yaitu dalam persentase sebesar 100%.
Hanya terdapat 1 orang yang berpartisipasi sedang pada anggota yang memiliki jumlah
pekerjaan kategori tinggi.
80
Lamanya tinggal anggota pada kategori rendah (<20 tahun) memiliki tingkat
partisipasi paling dominan adalah sedang yaitu dengan persentase sebesar 66,67%.
Terdapat 2 orang dari total anggota sebanyak 3. Lamanya tinggal anggota pada kategori
sedang (20-40 tahun) memiliki tingkat partisipasi paling dominan adalah rendah dan
tinggi yaitu dengan persentase masing-masing sebesar 35,29%. Terdapat masing-
masing 6 orang dari total anggota sebanyak 17 orang. Sedangkan lamanya tinggal
anggota pada kategori tinggi (>40 tahun) memiliki tingkat partisipasi paling dominan
adalah rendah yaitu dengan persentase sebesar 60%. Terdapat 6 rang dari total anggota
sebanyak 10 orang yang memiliki lama tinggal dengan kategori tinggi.
Jumlah anggota keluarga pada kategori rendah memiliki tingkat partisipasi
paling dominan adalah sedang yaitu dengan persentase sebesar 50%. Terdapat 2 orang
dari total anggota sebanyak 4 orang. Jumlah anggota keluarga pada kategori sedang
memiliki tingkat partisipasi paling dominan adalah rendah yaitu dengan persentase
sebesar 40%. Terdapat 10 orang dari total anggota sebanyak 25 orang. Selanjutnya,
jumlah anggota keluarga pada kategori tinggi memiliki tingkat partisipasi paling
dominan adalah rendah yaitu dengan persentase sebesar 100%. Hanya terdaat 1 orang
yang memiliki jumlah anggota dengan kategori rendah.
Dapat dilihat pada tabel 25. Korelasi spearman (rs) antara faktor sosial ekonomi
dengan partisipasi anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani adalah sebagai berikut:
Tabel 25. Korelasi Spearman (Rs) Antara Faktor Sosial Ekonomi dengan Partisipasi
Kelompok Tani Sido Mukti Madani pada Tahap Pemanfaatan Hasil
Faktor Sosial Ekonomi
Tingkat Partisipasi Tahap Pemanfaatan
Hasil
Signifikansi
Usia 0,055
Pendidikan 0,156
Jumlah Pekerjaan 0,347
Lamanya Tinggal 0,219
Jumlah Anggota Keluarga 0,200
Berdasarkan tabel 25. dalam menganalisis hubungan antara faktor sosial
ekonomi dengan partisipasi anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani pada tahap
pemanfaatan hasil menggunakan taraf signifikansi sebesar 0,05. Perolehan nilai
signifikansi (α) antara usia dengan tingkat partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil
81
yaitu sebesar 0,055 yang artinya > 0,05. Perolehan nilai signifikansi (α) antara
pendidikan dengan tingkat partisipasi pada tahap monitoring dan evaluasi yaitu sebesar
0,156 yang artinya > 0,05. Perolehan nilai signifikansi (α) antara jumlah pekerjaan
dengan tingkat partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil yaitu sebesar 0,347 yang
artinya > 0,05. Perolehan nilai signifikansi (α) antara lamanya tinggal dengan tingkat
partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil yaitu sebesar 0,219 yang artinya > 0,05.
Perolehan nilai signifikansi (α) antara jumlah anggota keluarga dengan tingkat
partisipasi pada tahap peamnfaatan hasil yaitu sebesar 0,200 yang artinya > 0,05. Maka
dapat diartikan bahwa usia, pendidikan, jumlah pekerjaan, lamanya tinggal dan jumlah
anggota keluarga dengan tahap monitoring dan evaluasi tidak berkolerasi.
Hal ini terjadi karena pada tahap pemanfaatan hasil ini, anggota yang tergabung
dalam Kelompok Tani Sido Mukti Madani tidak melihat faktor usia. Pada kondisi
tersebut anggota yang memiliki usaha lebih besar akan memperoleh peluang yang lebih
besar dalam menikmati hasil dari kegiatan yang dilaksanakan. Pada tahap pemanfaatan
hasil ini juga tidak berkorelasi dengan pendidikan, hal ini dikarenakan anggota yang
tergabung dalam Kelompok Tani Sido Mukti Madani meskipun memiliki pendidikan
tinggi. Tetapi tidak terlalu ingin memburu untuk menikmati hasil dari kegiatan yang
telah dilaksanakan. Alasan lain adalah karena pendidikan tinggi membuat anggota
lebih ingin mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak agar dapat meningkatkan
pengetahuan dari yang sebelumnya dimiliki.
Berdasarkan data korelasi antara tingkat partisipasi pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dan pemanfaatan hasil dengan faktor sosial
ekonomi berupa usia, pendidikan, jumlah pekerjaan, lamanya tinggal dan jumlah
anggota keluarga menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi atau hubungan satu sama
lain. Hal ini dikarenakan bahwa pada Kelompok Tani Sido Mukti Madani didominasi
oleh kepengurusan atau anggota inti dalam membuat suatu keputusan. Sehingga tidak
dapat diukur dengan kelima faktor sosial ekonomi tersebut dalam menentukan
hubungan dengan tingkat partisipasi. Relasi atau kedekatan antar kepengurusan inti
pada Kelompok Tani Sido Mukti Madani yang menjadi faktor dalam menentukan
tingkat partisipasi pada Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
82
5.4 Analisis Rata-Rata Pendapatan Anggota dan Non Anggota Kelompok Tani
Sido Mukti Madani dengan Menggunakan Uji Independent T-Test
Analisis pendapatan usahatani digunakan untuk mengetahui perbedaan
pendapatan usahatani antara petani yang menjadi anggota dan non anggota Kelompok
Tani Sido Mukti Madani. Pendapatan usahatani ini dikonversikan kedalam waktu 1
tahun. Konversi ini dilakukan karena usahatani yang dilakukan oleh anggota maupun
non anggota adalah berupa komdoitas tahunan seperti kopi, sengon, dan tanaman kayu
lainnya. Sehingga baik biaya total, penerimaan maupun pendapatan dikonversikan
dalam kurun waktu 1 tahun terakhir.
Biaya total ini merupakan hasil dari biaya yang jumlahkan dalam 1 tahun
terakhir pada waktu budidaya. Penerimaan merupakan hasil yang diterima oleh
anggota maupun non angota Kelompok Tani Sido Mukti Madani dalam 1 tahun
terakhir. Dan biaya total masih termasuk pada penerimaan. Sedangan pada pendapatan
merupakan selisih antara penerimaan usahatani dengan total biaya. Pendapatan,
penerimaan dan biaya total usahatani ini dinilai dengan satuan Rupiah.
Pendapatan usahatani akan semakin tinggi apabila total biaya usahatani
semakin rendah dan penerimaan semakin tinggi. Semakin tinggi pendapatan yang
diterima petani maka kegiatan usahatani tersebut semakin menguntungkan bagi petani.
Pendapatan usahatani anggota maupun non anggota Kelompok Tani Sido Mukti
Madani dapat dilihat pada tabel.26 sebagai berikut:
Tabel 26. Rata-Rata Pendapatan Usahatani Anggota dan Non Anggota Kelompok
Tani Sido Mukti Madani di Desa Pandansari.
URAIAN
USAHA TANI
Selisih (Rp) Uji T
Rata-Rata
Anggota Kelompok
Tani Sido Mukti
Madani (Rp)
Non Anggota
Kelompok Tani
Sido Mukti
Madani (Rp)
Penerimaan Rp 31.354.001 Rp 21.072.363 Rp 10.281.637
Biaya Total Rp 10.884.710 Rp 5.438.187 Rp 5.446.523
Pendapatan Rp 20.469.291 Rp 15.634.177 Rp 4.835.114 Ns
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
Keterangan : * = berbeda nyata pada taraf kepercayaan 5%
ns = tidak berbeda nyata pada taraf kepercayaan 5%
83
Berdasarkan tabel.26 dapat diketahui bahwa pendapatan usahatani anggota
maupun non anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani yaitu sebesar Rp 20.269.29,-
lebih tinggi daripada pendapatan usahatani petani non anggota Kelompok Tani Sido
Mukti Madani yaitu sebesar R- 15.643.177,-. Sehingga diperoleh selisih sebesar Rp
4.835.114.
Maka dapat kita lihat perbedaan pendapatan tersebut berbeda nyata atau tidak
pada uji beda rata-rata dengan menggunakan SPSS. Tetapi sebelum melakukan uji
independent T-test hal yang harus dilakukan adalah menguji data telah terdistribusi
dengan normal atau belum. Berdasarkan data dari pendapatan rata-rata anggota dan
non anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani menunjukan bahwa tidak terdistribusi
dengan normal sehingga perlu mentrasformasi data ke dalam bentuk logaritma. Dapat
dilihat pada tabel 27. hasil dari transformasi data rata-rata pendapatan anggota dan non
anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani dalam bentuk logaritma sebagai berikut
memiliki signifikansi > 0,05 yaitu sebesar 0,467 pada pendapatan anggota Kelompok
Tani Sido Mukti Madani dan 0,077 pada pendapatan non anggota Kelompok Tani Sido
Mukti Madani. Hal ini menunjukkan bahwa α > 0,05 . Sehingga data pendapatan rata-
rata anggota dan non anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani setelah dilakukan
trasnformarsi data kedalam bentuk logaritma adalah terdistribusi normal.
Setelah data terdistribusi normal, langkah selanjutnya adalah melakukan uji
Independent T-Test yang terdapat pada tabel 27. sebagai berikut:
Tabel 27. Uji Independent T-Test Independent Samples Test
Levene’s Test For Equality of
Variances
T-Test For
Equality of
Means
F Sig Sig (2-tailed)
Pendapatan Equal variances
assumed
0,933 0,338 0,114
Equal variances
not assumed
0,114
Berdasarkan pada tabel.27 tersebut terdapat Lavene’s test untuk uji
homogenitas (perbedaan varians). Pada kolom Fhitung sebesar 0,933 (Ftabel= 0,338)
84
karena Fhitung > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan varians pada
data pendapatan pada anggota dan non anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani
(data equal/homogen). Karena data homogen maka dapat dilihat pada kolom equal
variances assumed nilai Sig = 0,114 pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Sehingga
Sig (0,114) > α (0,05) artinya tidak terdapat perbedaan pendapatan yang signifikan
pada anggota dan non anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
Perbedaan tingkat pendapatan antara petani anggota dan non angota Kelompok
Tani Sido Mukti Madani tidak terlalu besar ini dikarenakan peran Kelompok Tani tidak
terlalu membawa perubahan yang signifikan kepada anggotanya. Sehingga perbedaan
pendapatan pada anggota dan non anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani tidak
terlalu berpengaruh. Angota Kelompok Tani Sido Mukti Madani merasakan bahwa
beberapa kegiatan di Kelompok Tani Sido Mukti Madani tersebut tidak memberikan
dampak positif yang dapat mempengaruhi dari kegiatan berusahatani. Terlebih lagi
ketika ikut pertemuan rutin Kelompok Tani tersebut, yang mendominasi hanya dari
anggota inti atau kepengurusan dari Kelompok Tani Sido Mukti Madani tersebut.
Sehingga anggota lainnya memilih untuk kurang berpartisipasi pada tiap kegiatan dari
Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Maka dari itu, perbedaan pendapatan antara
anggota dan non anggota tidak terlalu tinggi. Karena dari segi usahatani anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani tersebut tidak terlalu merasakan dampak yang
menguntungkan untuk kegiatan usahataninya tersebut.
5.5 Hubungan Tingkat Partisipasi dengan Peningkatan Pendapatan Petani pada
Kelompok Tani Sido Mukti Madani
Partisipasi yang terdapat pada Kelompok Tani secara umum akan berdampak
dalam peningkatan produktivitas. Anggota Kelompok Tani yang telah melakukan
kegiatan Kelompok Tani secara rutin maka akan memberikan dampak positif yang
nyata terhadap anggota Kelompok Tani. Dampak positif tersebut adalah berupa
keterampilan dan pengetahuan yang baru untuk anggota Kelompok Tani tersebut.
Sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan produktivitas anggota Kelompok
Tani. Dan ketika produktivitas Kelompok Tani telah meningkat maka secara tidak
85
langsung akan meningkatan pendapatan petani. Dapat dilihat pada tabel 28. Hubungan
tingkat partisipasi dengan peningkatan pendapatan petani pada Kelompok Tani Sido
Mukti Madani adalah sebagai berikut:
Tabel.28 Hubungan Tingkat Partisipasi dengan Peningkatan Pendapatan Petani pada
Kelompok Tani Sido Mukti Madani
Kategori Pendapatan Petani
Signifikansi (2-tailed)
Tingkat Partisipasi 0,646
N 30
Berdasarkan tabel 28. dalam menganalisis hubungan antara tingkat partisipasi
anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani dengan pendapatan petani pada anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Perolehan nilai signifikansi (α) antara tingkat
partisipasi dengan pendapatan petani pada Kelompok Tani Sido Mukti Madani yaitu
sebesar 0,646 yang artinya > 0,05. Berdasarkan nilai signifikansi tersebut
menggambarkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat partisipasi petani
dengan pendapatan petani pada Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
Maka dapat dikatakan bahwa partisipasi anggota Kelompok Tani Sido Mukti
Madani tidak memberikan dampak yang besar dalam peningkatan pendapatan.
Sehingga ada atau tidaknya kegiatan dan partisipasi anggota Kelompok Tani Sido
Mukti Madani tidak memberikan dampak yang nyata dalam meningkatkan pendapatan
pertanian. Hal ini diduga, karena dalam proses partisipasi tersebut dalam penyampaian
pendapat dan kekuasaan terletak hanya pada anggota inti atau kepengurusan dari
Kelompok Tani Sido Mukti Madani saja. Selain itu prioritas agar dapat menggunakan
sarana dan prasarana yang terdapat dalam Kelompok Tani Sido Mukti Madani hanya
diberikan kepada orang-orang tertentu saja. Sehingga dalam lingkup Kelompok Tani
Sido Mukti Madani tersebut masih memiliki keterbatasan informasi untuk anggota
lainnya yang bukan bagian dari anggota inti atau kepengurusan Kelompok Tani. Maka
dapat dikatakan hasil dari uji Rank Spearman tersebut menunjukkan tidak terdapat
hubungan antara tingkat partisipasi pada anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani
dengan peningkatan pendapatan petani.
86
VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berikut kesimpulan yang diajukan penulis berdasarkan hasil penelitian yaitu
sebagai berikut:
1. Partisipasi anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani meliputi tahap
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta pemanfaatan hasil. Pada
tahap perencanaan, partisipasi anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani adalah
sebesar 66,35% dan termasuk tahap partipasi kategori sedang. Pada tahap
pelaksanaan, partisipasi anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani adalah
sebesar 69,59% dan termasuk tahap partisipasi dengan kategori sedang. Pada tahap
monitoring dan evaluasi, partisipasi anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani
adalah sebesar 72,89% dan termasuk tahap partisipasi dengan kategori sedang.
Selanjutnya pada tahap pemanfaatan hasil, partisipasi anggota Kelompok Tani Sido
Mukti adalah sebesar 64,86% dan termasuk tahap partisipasi dengan kategori
sedang.
2. Partisipasi Kelompok Tani Sido Mukti Madani seringkali dikaitkan dengan faktor
sosial ekonomi sebagai faktor yang berpengaruh. Faktor sosial ekonomi tersebut
antara lain adalah usia, pendidikan, jumlah pekerjaan, lamanya tinggal dan jumlah
anggota keluarga. Berdasarkan hasil korelasi Rank Spearman, yaitu
menghubungkan antara faktor sosial ekonomi dengan tingkat partisipasi anggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani menghasilkan bahwa tidak terdapat korelasi
antara kelima faktor sosial ekonomi tersebut dengan tingkat partisipasi baik dari
tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta pemanfaatan hasil.
3. Kelompok Tani Sido Mukti Madani bertujuan untuk dapat memberikan dampak
positif yang nyata, seperti contohnya adalah peningkatan pendapatan pertanian.
Berdasarkan hasi uji Independent T-Test yaitu uji analisis mengenai perbandingan
pendapatan antara anggota dan non anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
Hasil dari uji Independent T-Test tersebut menunjukkan bahwa antara pendapatan
pertanian dari anggota dan non anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani tidak
87
terdapat perbedaan pendapatan yang signfikan pada anggota dan non aggota
Kelompok Tani Sido Mukti Madani. Perbedaan yang tidak signifikan pada tingkat
pendapatan antara anggota dan non anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani
dikarenakan peran Kelompok Tani tidak terlalu membawa perubahan yang
signifikan kepada anggotanya.
2. Hubungan tingkat partisipasi dengan pendapatan petani pada Kelompok Tani Sido
Mukti Madani yaitu tidak terdapat hubungan antara tingkat partisipasi petani
dengan pendapatan petani pada Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
6.2 Saran
Berikut saran yang diajukan penulis berdasarkan hasil penelitian yaitu sebagai
berikut:
1. Seluruh anggota Kelompok Tani Sido Mukti Madani sebaiknya meningkat
partisipasi pada setiap tahapan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring
dan evaluasi, serta pemanfaatan hasil. Hal ini dapat dilakukan dengan ikut hadir
pada setiap pertemuan yang dilaksanakan oleh Kelompok Tani Sido Mukti Madani.
2. Pengurus Kelompok Tani Sido Mukti Madani sebaiknya memberikan akses keapda
seluruh anggota dalam setiap tahapan partisipasi. Hal ini dapat dilakukan dengan
memberikan kesempatan kepada seluruh anggota untuk turut serta mengemukakan
pendapat mereka. Pengurus kelompok juga perlu aktif untuk meminta pendapat dari
masing-masing anggota sehingga tidak ada anggota yang merasa pendapatnya tidak
diperlukan dalam kelompok.
3. Pengurus Kelompok Tani Sido Mukti Madani sebaiknya dalam hal memberikan
undangan kepada anggota untuk pertemuan rutin dilakukan secara adil. Tidak
hanya mengundang anggota-anggota tertentu sehingga tidak ada anggota yang
merasa tidak diundang dalam pertemuan rutin.
4. Pemerintah desa atau stakeholder perlu melakukan control kepada Kelompok Tani
Sido Mukti Madani untuk memantau kegiatan kelompok yang dilaksanakan. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara melihat tingkat kehadiran anggota dalam kegiatan,
sehingga dapat dilakukan evaluasi untuk kegiatan selanjutnya.
88
DAFTAR PUSTAKA
Faisal, Yulianur A, Sugianto. 2013. Analisis Partisipasi Masyarakat Lhokseumawe
dalam Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kota Lhokseumawe. Jurnal
Teknik Sipil. . [Internet]. [diunduh 2017 Juli 26]; 2(1): 39-47. Tersedia
pada:http://prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmts/images/Jurnal/volume/vol2/2.
1.mts/4.39.47faisal.pdf.
Departemen Pertanian. 1980. Sistem Kerja Latihan dan Kunjungan Kerja (LAKU)
dalam Rangka Pengembangan dan Pemantapan Pola Penyuluhan Pertanian di
Jawa Barat. Dinas Pertanian: Jawa Barat.
Djalal, Fasli dan Dedi Supriadi, 2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi
Daerah. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Kasim, S.A. 2004. Petunjuk Menghitung Keuntungan dan Pendapatan Usahatani.
Jakarta: Swadaya.
Mardikanto Totok, 1993. Penyuluhan Pertanian. Jakarta: University Press.
Mosher AT. 1981. Menggerakkan dan Pembangunan Pertanian. Jakarta (ID): CV
Yasaguna.
Mubyarto, 1991. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES.
Mugniesyah SS. 2006. Materi Bahan Ajar Ilmu Penyuluhan (KPM 211). Bogor
[ID]: Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas
Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Nasir. 1997. Pengembangan Dinamika Kelompok Tani. [online]. Tersedia di
(http://www.deptan.go.id/daerah_new/banten/dispertanak_pandeglang/
artikel_11.htm, diakses tanggal 16 Januari 2017)
Ndraha T. 1990. Pembangunan Masyarakat Mempersiapkan Masyarakat Tinggal
Landas. Jakarta: Rineka Cipta.
Nenes, Ratih Antya. 2011. Partisipasi Petani dalam Pelaksanaan Sekolah Lapang
Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) dan Dampak Terhadap
Produktivitas dan Pendapatan Usahatani Padi. [tesis]. Malang: Universitas
Brawijaya.
89
Nuryanti S, Swastika DKS. 2011. Peran Kelompok Tani dalam Penerapan
Teknologi Pertanian. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian ‘Forum
Penelitian Agro Ekonomi. [Internet]. [diunduh 2017 Juli 25]; 29(2):115- 128.
Tersedia pada: pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/FAE29-2d.pdf
Uli, Basa Simanjuntak. 2016. Partisipasi Petani Wanita pada Kelompok Wanita Tani
Jaya Putri dalam Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga. [tesis]. Malang :
Universitas Brawijaya.
Sastropoetro. 1988. Partisipasi, Komunikasi,Persuasi dan Disiplin dalam
Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni.
Seulze Charles. 2001. Analisa Pendapatan Nasional Stabilitas dan Pertumbuhan
Pembangunan ( National Income Analysis ). Terjemahan ST. Dianjung. Jakarta.
Bina Akasa.
Siti, Irene Astuti. D. 2009. Desentralisasi dan Partisipasi dalam Pendidikan.
Yogyakarta: UNY.
Soemarto, Hetifah SJ. 2009. Inovasi, Partisipasi, dan Good Governance: 20
Prakarsa Inovatif dan Partisipatif di Indonesia. Jakarta [ID]: Yayasan Obor
Indonesia.
Sri Suharyati. 2008. Partisipasi Keluarga Miskin dan Manajemen Program wajib
Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun di Banjarnegara. [tesis]. PPs –
UNY.
Sugiyah. 2011. Komite Sekolah dalam Penyelenggaran Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional di Sekolah Dasar (SD) Negeri IV Watess, Kabupaten Kulon
Progo. [tesis]. PPs-UNY.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sumaryadi, I. Nyoman. (2010). Sosiologi Pemerintahan dari Prespektif Pelayanan,
Pemberdayaan, Interaksi dan Sistem Kepemimpianan Pemerintahan. Jakarta:
Jakarta Ghalia Indonesia.
Yuniarsih T. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi kedua. Bandung [ID].