HUBUNGAN LAMA PERSALINAN KALA II DENGAN TINGKAT …repository.unjaya.ac.id/1223/1/Febrilia Dwi...
Transcript of HUBUNGAN LAMA PERSALINAN KALA II DENGAN TINGKAT …repository.unjaya.ac.id/1223/1/Febrilia Dwi...
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
i
HUBUNGAN LAMA PERSALINAN KALA II DENGAN TINGKAT
KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD PANEMBAHAN
SENOPATI BANTUL TAHUN 2011
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan
STIKES A. Yani Yogyakarta
Disusun Oleh:
FEBRILIA DWI PUTRININGTYAS
1309177
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
YOGYAKARTA
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iii
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapat
karya tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, Agustus 2012
Febrilia Dwi Putriningtyas
iv
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
v
HUBUNGAN LAMA PERSALINAN KALA II DENGAN TINGKAT
KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD PANEMBAHAN
SENOPATI BANTUL TAHUN 2011
INTISARI
Febrilia Dwi Puriningtyas¹), Sri Handayani²
) , Dechoni Rahmawati³
)
Latar Belakang: Mortalitas atau angka kematian perinatal diartikan sebagai
jumlah bayi yang meninggal dunia sebelum lahir, selama kelahiran atau dalam 7
hari pertama setelah dilahirkan, dan beratnya pada saat lahir lebih dari 1000 gram.
Menurut World Health Organization (WHO), setiap tahunnya 120 juta bayi lahir
di dunia, secara global 4 juta (33 per seribu) bayi lahir mati (stillbirth) dan 4 juta
(33 per seribu) lainnya meninggal dalam usia 30 hari (neonatal lanjut). Kira-kira
3,6 juta (3%) dari 120 juta bayu lahir mengalami asfiksiaa neonatorum, hampir 1
juta (27,78%) bayi ini meninggal.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara lama persalinan kala II dengan kejadian
asfiksia neonatorum di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2011.
Metode Penelitian: Menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan
cross sectional. Penelitian dilakukan di RSUD Panembahan Senopati Bantul pada
bulan Juni 2012.
Hasil Penelitian: Mayoritas responden mengalami lama persalinan kala II tidak
normal/kala II lama sebanyak 155 orang (55,6%) dan minoritas responden
mengalami kala II normal sebanyak 124 orang (44,4%). Mayoritas bayi baru lahir
tidak mengalami asfiksia yaitu 142 bayi (50,9%) dan minoritas mengalami
asfiksia sebanyak 49,1% atau sejumlah 137 bayi.
Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara lama persalinan kala II
dengan tingkat kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Panembahan Senopati
Bantul tahun 2011. Hal ini dibuktikan dengan p value 0,000 pada tingkat
signifikansi 0,05, p value lebih kecil dari 0,05.
Kata Kunci : Lama Persalinan Kala II, Asfiksia Neonatorum
Halaman : x, 70 halaman, 7 tabel, 11 lampiran
Daftar Pustaka : 39 buku (2002 – 2012)
¹) Mahasiswa STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta
²) Dosen STIKES Yogyakarta
³) Dosen STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta
v
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vi
CORRELATION SECOND STAGE OF LABOR WITH ASPHYXIA
NEONATORUM INSIDENT AT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI
BANTUL YEAR 2011
ABSTRACT
Febrilia Dwi Puriningtyas¹) Sri Handayani²
) Dechoni Rahmawati³
)
Background: Mortality or mortality rate perinatal interpretted as baby total has
passed away before has borned, for birth or in 7 first days after have been gived
birth to, and weight at the time of born more than 1000 gram. Following World
Health Organization (WHO) every year it 120 million babies born at worlds,
globally 4 million (33 per one thousand) stillborne baby (stillbirth) and 4 million
(33 per one thousand) another dieds in age 30 days (neonatal advanced).
Approximately 3,6 million (3%) from 120 million wind born to experience
asphyxia neonatorum, almost 1 million (27,78%) this baby dieds.
Aim: Detecting correlation between second stage of labor with asphyxia
neonatorum insident at RSUD Panembahan Senopati Bantul year 2011.
Method: Using analytic descriptive method with approaches cross sectional. This
research is done at RSUD Panembahan Senopati Bantul in June 2012.
Result: Respondent majority experiences second stage of labor not normal as
much as 155 person (55,6%) and respondent minority experiences time II normal
as much as 124 person (44,4%). Newborn baby majority doesn't experience
asphyxia that is 142 baby (50,9%) and minority experiences asphyxia as much as
49,1% or amount of 137 babies.
Conclusion: There connection significant between second stage of labor with
asphyxia neonatorum insident at RSUD Panembahan Senopati Bantul year 2011.
This Matter is proved with p value 0, 000 in levels significant 0,05, p value
smaller than 0,05.
Keyword : Second Stage of Labor, Asphyxia Neonatorum
Page : x, 70 pages, 7 tables, 11 achievement
Bibliography : 39 books (2002 – 2012)
1)
Student university STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta 2)
Lecturer STIKES Yogyakarta 3)
Lecturer STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta
vi
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “HUBUNGAN LAMA PERSALINAN KALA
II DENGAN TINGKAT KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD
PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2011”.
Karya Tulis Ilmiah ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan
bantuan berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, dan pada
kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan
setulus-tulusnya kepada:
1. dr. I. Edy Purwoko,Sp.B selaku ketua Stikes A. Yani Yogyakarta
2. Tyasning Yuni Astuti A, S.Si.T, M.Kes, selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan
Stikes A. Yani Yogyakarta.
3. Ida Nurshanti, S. Kep., Ns., MPH, selaku ketua LPPM Stikes A. Yani
Yogyakarta.
4. Fahrudin, SKM, M. Kes., selaku penguji KTI.
5. Sri Handayani, S. Kep., Ns, M. Kes., selaku pembimbing I KTI.
6. Dechoni Rahmawati, SST., selaku pembimbing II KTI.
7. Yulius Suharta, S. Sos, selaku Kepala Diklat RSUD Panembahan Senopati
Bantul.
8. Bapak dan Ibu saya selaku penulis, yang telah memberikan dukungan
moral dan material kepada saya.
9. Semua teman-teman mahasiswa kebidanan Stikes A. Yani Yogyakarta
khususnya kelas D semester VI atas semua bantuan dan supportnya.
10. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini dan tidak
dapat saya sebutkan satu persatu atas dukungan dan bantuannya.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,
sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar
harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi semua.
Yogyakarta, Agustus 2012
Penulis
vii
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
PERNYATAAN ............................................................................................... iv
INTISARI ......................................................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
E. Keaslian penelitian ............................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 10
A. Tinjauan Teori ...................................................................................... 10
B. Kerangka Teori..................................................................................... 40
C. Kerangka konsep .................................................................................. 41
D. Hipotesis ............................................................................................... 41
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 42
A. Desain penelitian .................................................................................. 42
B. Lokasi dan Waktu penelitian ................................................................ 42
C. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 42
D. Variabel Penelitian ............................................................................... 44
E. Definisi Operasional............................................................................. 44
F. Instrumen Penelitian dan Metode Pengumpulan Data ......................... 45
G. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ........................................ 46
H. Etika penelitian..................................................................................... 48
I. Jalannya Penelitian ............................................................................... 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 53
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ................................................... 53
B. Hasil .................................................................................................... 54
C. Pembahasan .......................................................................................... 57
D. Kelemahan Penelitian .......................................................................... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 66
A. Kesimpulan .......................................................................................... 66
B. Saran ..................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 68
LAMPIRAN
viii
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Bishope Score .............................................................................. 30
Tabel 2.2 : APGAR Score .............................................................................. 34
Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Umur di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2011 ......... 53
Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Paritas di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2011 ........ 55
Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Persalinan
Kala II di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2011 ..... 55
Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Asfiksia
di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2011 ................... 56
Tabel 4.5 : Hubungan Antara Lama Persalinan Kala II dengan Tingkat
Kejadian Asfiksia Neonatorum di RSUD Panembahan Senopati
Bantul tahun 2011 ........................................................................ 56
ix
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Studi Pendahuluan ke Kantor Gubernur DIY
Lampiran 2 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan dari Kantor Gubernur DIY
Lampiran 3 Surat Ijin Studi Pendahuluan ke RSUD Panembahan Senopati
Bantul.
Lampiran 4 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan dari RSUD Panembahan
Senopati bantul.
Lampiran 5 Surat Ijin Studi Pendahuluan ke Dinas Kesehatan Kabupaten
Bantul.
Lampiran 6 lembar Ijin Penelitian dari Kantor Gubernur DIY
Lampiran 7 Lembar Ijin Penelitian dari Kantor BAPEDA Kabupaten Bantul
Lampiran 8 Lembar Ijin Penelitian dari RSUD Panembahan Senopati Bantul
Lampiran 9 Lembar table distribusi frekuensi
Lampiran 10 Lembar Checklist
Lampiran 11 Lembar Konsultasi Proposal dan KTI.
Lampiran 12 Jadwal Penelitian.
x
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mortalitas atau angka kematian perinatal diartikan sebagai jumlah bayi
yang meninggal dunia sebelum lahir, selama kelahiran atau dalam 7 hari pertama
setelah dilahirkan, dan beratnya pada saat lahir lebih dari 1000 gram. Di antara
bayi-bayi yang meninggal dalam satu bulan pertama, 90% meninggal dunia dalam
satu minggu pertama (Oxorn, 2003). Angka mortalitas perintal didefinisikan
sebagai jumlah lahir mati dan kematian neonatal dini (yang terjadi dalam minggu
pertama kehidupan) per 1000 kehidupan dan lahir mati (Chapman : 2006).
Angka kematian perinatal merupakan salah satu indikator sebagai tolok
ukur kesehatan dan kesejahteraan suatu bangsa. Menurut World Health
Organization (WHO) tahun 2008, angka kematian bayi di dunia mencapai 40%.
Angka kematian bayi yang tertinggi terdapat di wilayah Pasifik Barat dengan
presentase angka kematian bayi mencapai 54%, wilayah Asia Tenggara 52%,
wilayah Eropa 50%, Benua Amerika 48%, Benua Afrika 20%.
Menurut World Health Organization (WHO), setiap tahunnya 120 juta
bayi lahir di dunia, secara global 4 juta (33 per seribu) bayi lahir mati (stillbirth)
dan 4 juta (33 per seribu) lainnya meninggal dalam usia 30 hari (neonatal lanjut).
Kira-kira 3,6 juta (3%) dari 120 juta bayu lahir mengalami asphyxia neonatorum,
hampir 1 juta (27,78%) bayi ini meninggal.
Menurut WHO pada 2010, secara global tingkat kematian bayi telah
menurun dari tahun sebelumnya yang diperkirakan 61 kematian per 1000
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
kelahiran hidup dan pada tahun 1990 menjadi 40 kematian per 1000 kelahiran
hidup pada tahun 2010. Kematian bayi tahunan telah menurun dari 8,4 juta pada
tahun 1990.
Di negara ASEAN, Indonesia mempunyai angka kematian tertinggi
330/100.000 dan angka kematian perinatal 420/100.000 persalinan hidup. Dengan
perkiraan persalinan di Indonesia setiap tahunnya sekitar 5.000.000 jiwa dapat
dijabarkan bahwa kematian bayi sebesar 56/10.000 menjadi sekitar 280.000 atau
terjadi setiap 18-20 menit sekali. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia
neonatorum 49-60%, infeksi 24-34%, prematuritas/BBLR 15-20%, trauma
persalinan 2-7%, dan cacat bawaan 1-3% (Manuaba : 2008). Menurut penelitian
Desfauza tahun 2008, Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai
angka kematian bayi (AKB) tertinggi dibandingkan dengan negara-negara
ASEAN yang lainnya, yaitu 35 kematian per 1000 kelahiran hidup.
Dalam penelitian Mesiana (2011) data dari WHO pada tahun 2010
menyebutkan bahwa pada tahun 2008 penyebab kematian anak berumur di bawah
5 tahun di Indonesia disebabkan oleh pneumonia (22%), bayi yang lahir
premature (19%), diare (15%), asfiksia saat lahir (10%), anomali congenital (6%),
sepsis neonatorum (5%), malaria (1%) dan penyebab lainnya (19%).
Dharmasetiawani dalam penelitian Mesiani (2011) menyebutkan bahwa di
Indonesia, angka kejadian asfiksia di rumah sakit Propinsi Jawa Barat ialah
25,2%, dan angka kematian karena asfiksia di rumah sakit rujukan propinsi di
Indonesia sebesar 41,94%.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3
Saat ini di Indonesia angka kematian bayi masih tergolong tinggi. Menurut
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008-2009, angka
kematian bayi di Indonesia mengalami penurunan dari 46 per 1000 kelahiran
menjadi 27 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab utama kematian bayi adalah
gangguan persalinan (25%), persalinan lama (19%), masalah kesehatan ibu
menjelang persalinan (13%) serta malpresentasi. Data dari WHO dalam penelitian
Mesiana (2011) menunjukkan angka kematian neonatus di Indonesia pada tahun
2007 adalah 19 per 1000 kelahiran. Angka kematian neonatus tertinggi terdapat di
Propinsi Kalimantan Selatan, yaitu sebanyak 41 per 1000 kelahiran.Sementara
angka terendah di DKI Jakarta sebanyak 3 per 1000 kelahiran.
Berdasarkan hasil pelaporan yang disampaikan melalui dinas kesehatan
kabupaten/kota pada tahun 2007 jumlah lahir hidup 44.203 dan lahir mati 234
dengan jumlah kelahiran terbanyak di wilayah Kabupaten Bantul (12.729) dan
terendah (4.872) di kota Yogyakarta. Jumlah kematian bayi di Propinsi DIY
sebanyak 317 bayi dengan jumlah kematian bayi terbanyak di Kabupaten
Kulonprogo (107 kematian bayi), terendah di Kota Yogyakarta (15 kematian ayi),
dan Kabupaten Bantul merupakan tingkat terbanyak kedua (98 kematian bayi).
Penyebab utama kematian pada masa neonatal salah satunya adalah
asfiksia. Asfiksia neonatorum merupakan rendahnya skor APGAR seorang bayi
sesaat setelah ia lahir, dengan kriteria skor APGAR kurang 7 pada menit ke-5
setelah bayi tersebut dilahirkan (William, 2007). Bayi yang menderita asfiksia
lahir biasanya memiliki pH tali pusat <7 (Liu, 2007). Kematian sebelum atau
selama kelahiran biasanya disebabkan oleh anoksia, yang sering didahului dengan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
4
periode hipoksia. Dalam minggu pertama kehidupan, sebagian besar kematian
dapat terjadi akibat hipoksia intrauteri (Oxorn : 2003).
Banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya insiden asfiksia
pada neonatus. Dalam penelitian Dewi (2005), menyebutkan bahwa faktor-faktor
yang dapat menyebabkan asfiksia neonatus adalah kehamilan belum cukup umur
atau premature, lilitan tali pusat, tali pusat pendek, partus dengan kala II lama,
gawat janin. Dalam penelitian Rouse (2006), persalinan kala dua lama tidak
mempunyai resiko terhadap kematian ibu, namun beresiko tinggi terhadap asfiksia
pada bayi baru lahir.
Kejadian asfiksia lebih banyak ditemukan di negara berkembang. Kurang
lebih sekitar 4 juta bayi baru lahir menderita asfiksia sedang dan ringan,
sedangkan di Indonesia sendiri angka kejadian asfiksia ± 4 dari tiap 1000
kelahiran hidup, secara keseluruhan 110.000 neonatus meninggal setiap tahun
karena asfiksia (Dewi : 2005). Menurut Mc Guire dalam penelitiannya pada
tahun 2007, tingkat kejadian asfiksia neonatus di negara maju adalah 1 : 1000
kelahiran. Sedangkan untuk negara miskin dan berkembang, tingkat kejadian
asfiksia neonatus menunjukkan insiden 5-10 : kelahiran hidup.
Lebih kurang, empat juta bayi baru lahir di negara berkembang menderita
asfiksia sedang atau berat. Dari jumlah tersebut 20% mengalami kelainan
neurologis yang menetap seperti epilepsi, retardasi mental, cerebral palsy (CP)
dan gangguan belajar, sedangkan 20% lainnya meninggal (Dewi : 2005).
Djallalluddin (2004), menyebutkan bahwa kala dua lama pada persalinan
akan menyebabkan beberapa komplikasi pada ibu dan janin. Salah satu
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
komplikasi pada bayi akibat partus lama adalah terjadinya asfiksia yang dapat
meningkatkan kematian bayi. Morbiditas ibu dan janin akan meningkat bila
terjadi partus lama seperti kelelahan, infeksi, dan asfiksia pada janin (Nurhayati,
dkk:2008).
Menurut Oxorn (2003), selain menyebabkan terjadinya asfiksia bayi baru
lahir, partus lama juga dapat menyebabkan trauma cerebri yang disebabkan oleh
penekanan kepala janin, infeksi pada paru-paru serta infeksi sistemik pada janin
akibat pecahnya ketuban lebih lama dibanding dengan proses persalinannya. Bayi-
bayi pada persalinan lama memerlukan perawatan khusus. Persalinan lama akan
menimbulkan bahaya bagi bayi, bahaya tersebut akan lebih buruk apabila
kemajuan persalinan sempat terhenti.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang sudah penulis lakukan pada
tanggal 17 Februari 2012 di bagian rekam medik di RSUD Panembahan Senopati
Bantul pada bulan Januari-Desember 2011 jumlah bayi baru lahir sejumlah 2784
jiwa kemudian angka kejadian asfiksia yaitu sejumlah 499 jiwa atau sekitar 18%
nya, 107 diantaranya adalah bayi asfiksia disebabkan oleh persalinan kala II lama
dari total 155 jumlah persalinan kala II lama pada bulan Januari-Desember 2011.
Dari latar belakang tersebut menggambarkan angka kejadian asfiksia yang masih
tinggi. Sesuai dengan pertimbangan yang matang tentang faktor resiko, lebih dari
separuh bayi baru lahir membutuhkan tindakan resusitasi sebelum lahir.
Oleh sebab itu, penulis mengangkat tema ini supaya dapat meningkatkan
pengetahuan tenaga kesehatan pada khususnya dan pada masyarakat Indonesia
pada umumnya tentang penanganan asfiksia neonatorum secara cepat dan tepat.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6
Sehingga pada akhirnya angka kesakitan dan kematian akibat asfiksia neonatorum
dapat diturunkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, peneliti merumuskan
masalah penelitian yaitu adakah hubungan antara lama persalinan kala II
dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Panembahan Senopati Bantul
pada tahun 2011?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara lama persalinan kala II dengan
tingkat kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Panembahan Senopati
Bantul.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya lama persalinan kala II di RSUD Panembahan
Senopati Bantul.
b. Diketahuinya kejadian asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir di
RSUD Panembahan Senopati Bantul.
c. Untuk mengetahui keeratan hubungan antara lama persalinan kala
II dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Panembahan
Senopati Bantul tahun 2011.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
7
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Untuk Peneliti
a. Meningkatkan pengetahuan tentang faktor resiko yang berhubungan
dengan kejadian asfiksia neonatorum.
b. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan
penelitian.
c. Sebagai informasi atau sumber untuk melakukan penelitian yang
berhubungan dengan kejadian asfiksia neonatorum.
2. Bagi STIKES A. Yani Yogyakarta
Dapat menambah bahan bacaan di perpustakaan dan sebagai bahan
masukan bagi karya tulis yang akan datang.
3. Bagi Tenaga Kesehatan Khususnya Bidan di Rumah Sakit Panembahan
Senopati Bantul :
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan
yang berarti dalam meningkatkan upaya mengantisipasi terjadinya
asfiksia neonatorum.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi bidan
untuk meningkatkan mutu pelayanan asuhan bayi baru lahir terutama
dalam penanganan bayi asfiksia.
4. Bagi Ibu dengan Bayi Asfiksia
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan
masyarakat tentang faktor-faktor kejadian asfiksia neonatorum pada bayi
baru lahir.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
8
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan,
dan pengalaman nyata di lapangan mengenai Hubungan Lama
Persalinan Kala II dengan Tingkat Kejadian Asfiksia Neonatorum.
E. Keaslian penelitian
Dari hasil studi pendahuluan yang telah penulis lakukan, belum ada
yang pernah meneliti mengenai hubungan lama persalinan kala II dengan
tingkat kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Panembahan Senopati Bantul
periode 2011. Penelitian serupa yang pernah diteliti sebelumnya adalah :
1. Penelitian tentang “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya
Asfiksia Neonatorum pada Bayi Baru Lahir yang Dirawat di RSU Dr.
Pirngadi Medan tahun 2007” jenis penelitian analitik observasional
dengan desain case control. Hasil penelitian ini adalah dari 11 variabel
yang diteliti merupakan faktor penyebab terjadinya asfiksia neonatorum.
Setelah dianalisis secara bivariate variabel yang berhubungan secara
signifikan hanya 6 variabel yaitu paritas ibu, penyakit hipertensi, anemia,
preeklamsia, perdarahan antepartum, dan BBLR. Kemudian setelah
dilakukan uji multivariate didapat 3 variabel faktor penentu yang
merupakan model akhir dan secara statistik mempunyai pengaruh yang
sangat dominan dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSU Pirngadi
Medan yaitu variabel anemia, BBLR, dan paritas (Desfauza, 2007).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
9
2. Penelitian tentang “Faktor Resiko Asfiksia Neonatorum pada Bayi Cukup
Bulan di RSUP dr. Sardjito Tahun 2005”. Metode penelitian yang
digunakan adalah deskriptif retrospektif dengan desain penelitian case
control. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa kondisi antepartum dan
intrapartum yang meningkatkan risiko terjadinya asfiksia neonatorum pada
bayi cukup bulan yaitu air ketuban yang bercampur mekonium, kala II
lama (>60 menit), kecil masa kehamilan, serta persalinan sc dengan
anestesi general (Dewi, 2005).
3. Penelitian tentang “Hubungan Persalinan Kala II Lama dengan Kejadian
Asfiksia Neonatorum di BPRSUD Salatiga tahun 2009” metode penelitian
yang digunakan adalah deskriptif retrospektif dengan desain cross
sectional. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara
persalinan kala II lama dengan kejadian asfiksia neonatorum di BPRSUD
salatiga pada tahun 2009. Terdapat 79 jiwa yang mengalami asfiksia dari
116 persalinan kala II lama. (Dewiyanti, 2010).
Perbedaan dengan penelitian ini adalah terletak pada tempat, waktu dan
obyek yang akan diteliti. Tempat penelitian ini adalah di RSUD Panembahan
Senopati Bantul, dan isi penelitiannya adalah tentang hubungan lama persalinan
kala II dengan tingkat kejadian asfiksia neonatorum tahun 2011. Waktu penelitian
dilakukan pada bulan Mei 2012. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif
analitik dengan pendekatan cross sectional (Notoatmojo, 2002). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh bayi baru lahir di RSUD Panembahan Senopati
Bantul Periode bulan Januari-Desember 2011 yaitu sejumlah 2784 jiwa. Sampel
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
10
dalam penelitian ini adalah menggunakan 10% dari total populasi apabila populasi
≥ 1000 (Nursalam, 2011) yaitu sebanyak 279 jiwa. Teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul adalah
sarana kesehatan milik pemerintah Kabupaten Bantul yang didirikan sejak
tahun 1953 dengan jumlah tempat tidur 50 buah yang terletak di wilayah
Jebugan Bantul. Oleh karena itu rumah sakit ini terkenal dengan nama
“Rumah Sakit Jebugan”. Alasan didirikannya rumah sakit tersebut karena
belum ada rumah sakit di Bantul, padahal tingkat pertumbuhan penduduk
semakin tinggi serta letak geografis yang memungkinkan timbulnya berbagai
jenis penyakit terutama saat itu penyakit busung lapar (HO/honger oedeem).
RSUD Panembahan Senopati bantul terletak di Jalan Wahidin Sudiro
Husodo Bantul dengan luas tanah 1856 m² dan luas bangunan 1149,5 m².
Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Jetis, sebelah selatan berbatasan
dengan kecamatan Pandak, dan sebelah utara berbatasan dengan kecamatan
Sewon. RSUD Panembahan Senopati merupakan salah satu RSU pertama type
B yang diresmikan dengan SK Menkes RI no 202/menkes/SK/II/1993.
Pelayanan spesialis yang diselenggarakan di RSUD Panembahan Senopati
meliputi penyakit dalam, bedah, anak, obsgyn, syaraf, jiwa, THT, mata, kulit
dan kelamin, umum, IGD 24 jam, rehabitiasi medik. Tumbuh kembang bayi
balita, KB dan pelayanan baru berupa operasional unit hemodialisa,
elektromedik, plasma parasis, laser dan kulit kecantikan dengan pelayanan
rawat jalan.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
55
RSUD Panembahan Senopati mempunyai tujuan yaitu meningkatkan
mutu dan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD Panembahan Senopati
dengan visi “Terwujudnya rumah yang unggul dan menjadi pilihan utama
masyarakat Bantul dan sekitarnya”.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2012 dengan melihat
data ibu bersalin di ruang rekam medik RSUD Panembahan Senopati pada
bulan Januari-Desember 2011. Pada penelitian ini jumlah populasi adalah
semua bayi baru lahir yang dilahirkan ibu di RSUD Panembahan Senopati
Bantul pada tahun 2011. Sampel penelitian ini diambil 10% dari total populasi
yaitu 279.
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden pada penelitian ini dikelompokkan
berdasarkan umur, paritas, lama persalinan dan kejadian asfiksia:
Tabel 4.1.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di RSUD
Panembahan Senopati Bantul tahun 2011
No Umur ibu n %
1 <20 tahun 9 3.2
2 20-35 tahun 244 87.5
3 >35 tahun 26 9.3
Jumlah 279 100
Sumber: Data Sekunder 2011
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai umur
20-35 tahun sebanyak 244 orang (87,5%), responden dengan umur >35 tahun
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
56
sebanyak 26 orang (9,3%), dan sedikitnya responden mempunyai umur kurang
dari 20 tahun sebanyak 9 orang (3,2%).
Tabel 4.2.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas
di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2011
No Paritas n %
1 Primipara 149 53.4
2 Multipara 128 45.9
3 Grandemultipara 2 0.7
Jumlah 279 100
Sumber: Data Sekunder 2011
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang melahirkan di
RSUD Bantul pada bulan Januari–Desember 2011 adalah primipara sebanyak
149 orang (53,4%), dan sedikitnya responden dengan grandemultipara
sebanyak 2 orang (0,7%).
2. Analisis Univariat
Tabel 4.3.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Persalinan
Kala II di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2011
No Lama persalinan n %
1 Tidak Normal 155 55.6
2 Normal 124 44.4
Jumlah 279 100
Sumber: Data Sekunder 2011
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami lama
persalinan tidak normal adalah sebanyak 155 orang (55,6%), sedangkan
responden dengan lama persalinan normal sebanyak 124 orang (44,4%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
57
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Kejadian Asfiksia
di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2011
No Kejadian Asfiksia n %
1 Tidak Asfiksia 142 50.9
2 Asfiksia 137 49.1
Jumlah 279 100
Sumber: Data Sekunder 2011
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak asfiksia
sebanyak 142 orang (50,9%), sedangkan responden dengan asfiksia sebanyak
137 orang (49,1%).
3. Analisis Bivariat
Hubungan antara lama persalinan kala II dengan tingkat kejadian asfiksia
neonatorum di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Tabel 4.5.
Hubungan Antara Lama Persalinan Kala II dengan Tingkat Kejadian Asfiksia
Neonatorum di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2011
Keadaan
BBL
Lama persalinan Jumlah 2 p value C value
Tidak Normal Normal
Tidak
asfiksia
48 94 142
55,419 0,000 0.407 17.2% 33.7% 50.9%
Asfiksia 107 30 137
38.4% 10.8% 49.1%
Jumlah 155 124 279
55.6% 44.4% 100.0%
Sumber: Data Sekunder 2011
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh sebagian besar responden
mengalami lama persalinan tidak normal dengan keadaan BBL asfiksia
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
58
sebanyak 107 orang (38,4%), namun ada sedikitnya 30 orang (10,8%)
responden dengan lama persalinan normal tapi terjadi asfiksia pada bayinya.
Hasil perhitungan dengan chi square diperoleh 2hitung = 55,419>
2tabel,df=1 = 3,481, p value = 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak sehingga dapat
disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara lama persalinan kala II
dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Panembahan Senopati Bantul
tahun 2011. Dapat disimpulkan bahwa terdapat kecenderungan lama
persalinan dengan lama kala II yang tidak normal dapat mempengaruhi
keadaan BBL yaitu asfiksia. Nilai kontigensi diperoleh sebesar 0,407
termasuk dalam kategori sedang.
C. Pembahasan
1. Lama Persalinan Kala II
Kala II dalam persalinan merupakan fase yang dimulai dari dilatasi
serviks penuh sampai diikuti dengan kelahiran janin. Kala kedua ini
ditandai dengan dorongan kuat untuk mengejan, yang bersifat spontan dan
dapat terjadi dilatasi penuh atau terjadi selama atau sesaat setelahnya
(Chapman : 2006).
Pada kala II, kontraksi uterus menjadi lebih kuat dan lebih cepat
yaitu setiap 2 menit sekali dengan durasi > 40 detik, dan intensitas
semakin lama semakin kuat. Karena biasanya pada tahapan ini kepala
janin sudah masuk dalam ruang panggul yang secara reflek menimbulkan
rasa ingin meneran. Pasien merasakan adanya tekanan pada rektum dan
merasa seperti ingin BAB (Sulistyawati : 2010).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
59
Lama persalinan kala II biasanya berlangsung kira-kira 0,5-1,5
jam (Wiknjosastro : 2005). Pada primigravida, kala II berlangsung kira-
kira satu setengah jam sedangkan pada multigravida setengah jam
(Sulistyawati : 2010). Sedangkan kala II lama adalah pada primigravida >
1,5 jam dan pada multigravida > 0,5 jam dilakukan tindakan dipimpin
mengejan selama bayi belum lahir.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di RSUD
Panembahan Senopati Bantul sebagian besar responden mengalami lama
persalinan tidak normal atau lama persalinan kala II lama adalah sebanyak
155 orang (55,6%) sedangkan responden dengan lama persalinan normal
sebanyak 124 orang (44,4%). Dari 279 responden yang menjadi sampel
penelitian ini ternyata banyak yang mengalami lama persalinan II yang
tidak normal. Hal ini tidak sebanding dengan penelitian yang dilakukan
oleh Dewiyanti (2010) di BPRSUD Salatiga tahun 2009 menyatakan
bahwa responden dengan kala II lama sebanyak 116 orang (25,4%), dan
responden dengan kala II normal sebanyak 341 orang (74,6%).
Persalinan kala II lama dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya lama kala II tidak
normal/kala II lama yaitu sebagai berikut :
a. Malpresentasi dan malposisi pada janin. Malposisi merupakan
posisi abnormal dari verteks kepala janin (dengan ubun-ubun kecil
sebagai penanda) terhadap panggul ibu. Janin dalam keadaan ini
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
60
akan memicu terjadinya partus lama atau partus macet (Saifuddin,
2006).
b. Disproporsi fetopelvik. Hal ini terjadi apabila ibu memiliki panggul
yang sempit atau berat badan bayi yang akan dilahirkan besar
sehingga persalinan macet (Saifuddin : 2006).
c. Kontraksi uterus yang tidak kuat/inersia uteri dapat menyebabkan
partus lama (Saifuddin : 2006).
d. Ketidakmampuan pasien untuk mengejan (Oxorn : 2003). Upaya
mengejan ibu akan menambah resiko pada bayi, karena
mengurangi jumlah oksigen ke plasenta. Tidak dianjurkan pada ibu
untuk mengejan dan menahan nafas terlalu lama (Saifuddin : 2006).
e. Perineum ibu kaku.
2. Kejadian Asfiksia Neonatorum
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar keadaan BBL pada
responden tidak asfiksia sebanyak 142 orang (50,9%), sedangkan responden
dengan asfiksia sebanyak 137 orang (49,1%). Penelitian Dewiyanti (2010) di
BPRSUD Salatiga pada tahun 2009 terjadi bayi baru lahir yang mengalami
asfiksia sebanyak 17,3% atau sejumlah 79 bayi. Sedangkan sebanyak 82,7%
tidak mengalami asfiksia.
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa jumlah
angka kejadian asfiksia masih sangat tinggi. Asfiksia merupakan kegagalan
bayi baru lahir untuk bernafas secara spontan dan teratur sehingga
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
61
menimbulkan gangguan lebih lanjut, yang dapat mempengaruhi seluruh
metabolisme tubuhnya (Manuaba : 2008). Pada persalinan normal, asfiksia
neonatus jarang terjadi dan sebagian besar neonatus adalah vigorous baby
dengan skor Apgar 8-10 (Manuaba : 2007).
Kejadian asfiksia neonatorum yang diakibatkan oleh persalinan kala II
lama terjadi karena partus lama. Hal ini dapat disebabkan oleh Chepalo pelvic
disproporsi (CPD), atonia uteri, inersia uteri, malposisi dan malpresentasi
janin, pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat waktunya,
perdarahan banyak seperti plasenta previa dan solusio plasenta, serta kalau
plasenta sudah tua (postmaturitas/serotinus) (Manuaba : 2001).
3. Hubungan Antara Lama Persalinan Kala II dengan Tingkat Kejadian Asfiksia
Neonatorum di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh sebagian besar responden
mengalami lama persalinan tidak normal dengan keadaan BBL asfiksia
sebanyak 107 orang (38,4%), namun ada sedikitnya 30 orang (10,8%)
responden dengan lama persalinan normal namun terjadi asfiksia.
Pada suatu proses persalinan normal lama/waktu yang dibutuhkan
dalam persalinan kala II biasanya berlangsung kira-kira 0,5-1,5 jam
(Wiknjosastro : 2005). Lama kala II berlangsung kira-kira satu setengah jam
untuk primigravida sedangkan pada multigravida yaitu setengah jam
(Sulistyawati : 2010). Kala II lama adalah pada primigravida > 1,5jam dan
pada multigravida > 0,5 jam dilakukan tindakan dipimpin mengejan selama
bayi belum lahir.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
62
Penyebab utama terjadinya partus lama adalah kontraksi uterus yang
tidak adekuat. Pada multigravida kontraksi uterus yang tidak adekuat lebih
sering didapatkan dibanding dengan pada primigravida, sehingga harus
dilakukan evaluasi terlebih dahulu apakah bisa menyingkirkan faktor
predisposisi sebelum melakukan tindakan oksitosin drip pada multigravida.
Partus/persalinan lama menimbulkan efek berbahaya bagi ibu maupun
bayi. Efek berbahaya bagi janin yang dapat terjadi pada persalinan lama salah
satunya adalah asfiksia pada janin. Dalam kondisi persalinan kala II lama,
janin akan mengalami kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah, sehingga
akan timbullah rangsangan terhadap nervus vagus sehingga DJJ (denyut
jantung janin) menjadi lambat. Jika kekurangan O2 terus berlangsung maka
nervus vagus tidak dapat dipengaruhi lagi. Timbulah rangsangan dari nervus
simpatikus sehingga DJJ menjadi lebih cepat akhirnya ireguler dan
menghilang. Janin akan mengadakan pernafasan intrauterin dan bila kita
periksa kemudian terdapat banyak air ketuban dan mekonium dalam paru,
bronkus tersumbat dan terjadi atelektasis. Bila janin lahir, alveoli tidak
berkembang dan terjadilah asfiksia (Straight : 2004).
Komplikasi yang terdapat pada bayi baru lahir dengan asfiksia
neonatorum adalah gangguan fungsi jantung, pada ginjal akan terjadi gagal
ginjal, kelainan gastrointestinal, komplikasi metabolic hemoragic, sindrom
gangguan pernafasan, kejang, dan infeksi (Aziz : 2009). Semakin lama
persalinan, semakin tinggi morbiditas serta mortalitas janin (Oxorn : 2003).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
63
Kematian bayi baru lahir akan terjadi apabila respirasi dengan pernafasan
buatan dan pemberian oksigen tidak dimulai segera (Manuaba : 2001)
Banyaknya responden yang mengalami lama persalinan kala II tidak
normal/kala II lama dan bayi yang dilahirkan mengalami asfiksia neonatorum
di RSUD Panembahan Senopati Bantul pada tahun 2011 dipengaruhi oleh
banyak faktor. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar
responden primipara sebanyak 149 orang (53,4%), dan sedikitnya responden
dengan grandemultipara sebanyak 2 orang (0,7%). Hal ini erat kaitannya
dengan faktor yang menyebabkan asfiksia neonatorum dalam kehamilan.
Menurut Wiknjosastro dalam penelitian Dewiyanti (2010), paritas 2-
3 merupakan paritas yang paling aman dilihat dari sudut pandang kejadian
asfiksia. Peningkatan resiko kehamilan terjadi pada kehamilan pertama dan
setelah kehamilan ketiga, sedangkan kehamilan yang paling optimal adalah
kehamilan kedua sampai dengan ketiga (Martaadisoebrata dalam penelitian
Dewi, 2008). Kehamilan pada kelompok grande multipara biasanya sering
disertai penyulit, seperti kelainan letak, perdarahan ante partum, perdarahan
post partum, dan lain-lain.
Sebagian besar responden yang mempunyai umur 20-35 tahun
sebanyak 244 orang (87,5%), responden dengan umur >35 tahun sebanyak 26
orang (9,3%), dan sedikitnya responden mempunyai umur kurang dari 20
tahun sebanyak 9 orang (3,2%). Usia reproduksi yang sehat pada wanita
adalah 20-35 tahun sehingga sudah jarang ditemui ibu yang melahirkan
dibawah umur 20 tahun. Salah satu faktor resiko kehamilan adalah umur ibu
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
64
diatas 35 tahun. Semakin tua umur ibu, terutama diatas 40 tahun seorang ibu
tersebut mempunyai kecenderungan memiliki tekanan darah tinggi, hal ini
memicu terjadinya pre eklamsia pada ibu yang nanti pada akhirnya akan
mempengaruhi penurunan aliran darah ke plasenta dan janin akan mengalami
hipoksia pada janin (Murkoff : 2006).
Disamping itu perempuan di era modern seperti sekarang ini sudah
banyak yang aktif bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehingga
mereka mempunyai sudut pandang tersendiri untuk membatasi usia
melahirkan menjadi lebih pendek. Oleh karena itu angka kematian ibu dan
bayi dapat menurun.
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang dapat
mengancam jiwanya, oleh karena itu setiap wanita hamil memerlukan
sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal. Satu kali
kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu). Satu kali
kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28). Dua kali
kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu
ke 36) (Saifuddin : 2006). Selain itu pemeriksaan kehamilan yang rutin juga
sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi selama proses kehamilan.
Pada kunjungan antenatal, seorang ibu hamil akan dilakukan
pemeriksaan-pemeriksaan. Diantaranya adalah anamnesa dan pemeriksaan
fisik yang menyeluruh. Anamnesa pada ibu hamil meliputi pengumpulan
informasi dari ibu hamil tersebut terkait dengan identitas ibu, riwayat
keluarga, riwayat menstruasi, riwayat kebidanan, dan riwayat kandungan.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
65
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada ibu hamil dilakukan secara
menyeluruh dari mulai kepala hingga ujung kaki (head to toe) (Varney :
2007).
Kurangnya pengetahuan ibu hamil untuk melakukan kunjungan
antenatal minimal 4 kali selama kehamilannya inilah merupakan salah satu
faktor pemicu terjadinya komplikasi atau penyulit selama proses kehamilan
dan persalinan kelak.
Berdasarkan analisis data dengan chi square diperoleh 2hitung =
55,419> 2tabel,df=1 = 3,481, p value = 0,000 < 0,05, dapat disimpulkan
terdapat hubungan yang signifikan antara lama persalinan kala II dengan
kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Terdapat kecenderungan lama persalinan dengan lama kala II yang tidak
normal dapat mempengaruhi keadaan BBL yaitu asfiksia. Hubungan antara
lama persalinan kala II dengan kejadian asfiksia neonatorum dalam kategori
sedang.
Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Kusdini Dewiyanti
dengan judul penelitiannya “Hubungan Persalinan Kala II Lama dengan
Kejadian Asfiksia Neonatorum di BPRSUD Salatiga tahun 2009”. Terdapat
79 jiwa yang mengalami asfiksia dari 116 persalinan kala II lama. Penelitian
tersebut menyimpulkan bahwa ada hubungan antara persalinan kala II lama
dengan kejadian asfiksia neonatorum di BPRSUD salatiga pada tahun 2009.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
66
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari ruangan
rekam medik RSUD Panembahan Senopati Bantul. Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan design deskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional, dimana pengukuran terhadap variabel dilakukan dengan melihat
kejadian di masa lalu. Responden dalam penelitian ini diambil dari responden
yang jenis persalinannya dengan tindakan Vakum Ekstraksi, ini sesuai dengan
kenyataan di RSUD Panembahan Senopati Banttul bahwa pasien dengan kala
II lama jenis persalinannya akan dilakukan dengan Vakum Ekstraksi.
Responden dalam penelitian ini diambil berdasarkan catatan medis, sehingga
tidak dapat melihat kondisi pasien yang sebenarnya. Waktu penelitian yang
terbatas sehingga tidak dapat menggali data yang lebih akurat lagi.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di RSUD Panembahan
Senopati Bantul maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebagian besar responden mengalami lama persalinan tidak normal adalah
sebanyak 155 orang (55,6%)
2. Sebagian besar keadaan BBL pada responden tidak asfiksia sebanyak 142
orang (50,9%).
3. Ada hubungan yang signifikan antara lama persalinan kala II dengan kejadian
asfiksia neonatorum di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2011.
Keeratan hubungan antara lama persalinan kala II dengan kejadian asfiksia
neonatorum di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2011 adalah
sedang, ini berdasarkan hasil penghitungan koefisien contingency yang
mendapatkan hasil 0,407.
B. Saran
1. Bagi STIKES A. Yani Yogyakarta
Hendaknya hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan bacaan atau
referensi di perpustakaan dan sebagai bahan masukan bagi karya tulis yang
akan datang.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
68
2. Bagi Tenaga Kesehatan Khususnya Bidan di Rumah Sakit Panembahan
Senopati Bantul
Hendaknya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan yang berarti
dalam meningkatkan upaya mengantisipasi terjadinya persalinan kala II lama.
Bidan sebaiknya menganjurkan ibu hamil untuk melakukan senam hamil,
jalan-jalan pagi, dan pemeriksaan kehamilan yang rutin minimal 1 kali dalam
1 bulannya.
3. Bagi Ibu dengan Bayi Asfiksia
Disarankan bagi ibu dengan bayi asfiksia untuk menambah pengetahuan
tentang faktor-faktor yang menyebabkan kejadian persalinan kala II lama.
Diharapkan pada ibu hamil untuk mempelajari dan memahami bagaimana
upaya pencegahan terjadinya persalinan kala II lama. Contoh upaya
pencegahan persalinan kala II lama adalah dengan melakukan senam hamil
dan pemeriksaan kehamilan yang rutin minimal 1 kali dalam 1 bulan.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman nyata
di lapangan mengenai Hubungan Lama Persalinan Kala II dengan Tingkat
Kejadian Asfiksia Neonatorum. Hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan
acuan bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian dengan tema serupa
dengan teknik sampling yang lebih tepat agar hasilnya juga akurat, serta dapat
mengendalikan variabel pengganggu sehingga hasil penelitian tidak
dipengaruhi lagi adanya variabel pengganggu yang tidak dapat dikendalikan.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
69
DAFTAR PUSTAKA
Achadiat, M. Chrisdiono Dr. (2004). Prosedur Tetap Obstetri & Ginekologi.
Jakarta: EGC.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Boyle, Maureen. (2008). Kedaruratan dalam Persalinan. Jakarta : EGC.
Dewi, N., Setyowireni, D., Surjono, A., (2005). Faktor Resiko Asfiksia
Neonatorum pada bayi Cukup Bulan. Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Available from :http://i-
lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=1672 (diakses 17 Februari
2012).
Desfauza, Eva. (2008). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Asfiksia
Neonatorum pada Bayi Baru Lahir yang Dirawat di RSU Dr. Pirngadi
Medan tahun 2007. Available from:
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/6736 (diakses 17 Februari
2012).
Djallalluddin, dkk., (2004). Faktor Resiko Ibu untuk Terjadinya Partus Lama di
RSUD Ulin Banjarmasin dan RSU Ratu Zalecha Martapura tahun 2004.
Available from: http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=2379
(diakses 17 februari 2012).
Feryanto, Achmad, dkk., (2011). Asuhan Kebidanan patologis. Jakarta: Salemba
Medika.
FK UNPAD., (2005). Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi Edisi
2.Jakarta: EGC.
Hidayat, Aziz Alimul., (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1.Jakarta:
Salemba Medika.
Hidayat, Aziz Alimul., (2009). Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika.
JNPK-KR. (2008).Asuhan Persalinan Normal.Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Dewiyanti, Kusdini., 2010. Hubungan Persalinan Kala II Lama dengan Kejadian
Asfiksia Neonatorum di BPRSUD Salatiga tahun 2009.KTI.Yogyakarta:
Stikes A.yani.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
70
Liu, T.Y David., (2008). Manual Persalinan Edisi 3.Jakarta: EGC.
Manuaba, (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan
KB. Jakarta : EGC.
Manuaba, Gde Ida Bagus. (2004). Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri &
Ginekologi. Jakarta: EGC.
Manuaba, IBG, dkk., (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
Manuaba, Ida ayu C,dkk.(2008). Buku Ajar Patologi Obstetri Untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta: EGC.
Manuaba, I.B.G, dkk. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
Mesiana, Milisa., (2011). Perbandingan nilai Apgar pada Persalinan Normal dan
Persalinan dengan Teknik Sectio Caesarea pada Bulan Januari 2010-
desember 2010 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik. Dari
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/31275. Diakses (6 Mei
2012).
Murkoff, Heidi., dkk. (2006). Kehamilan apa yang Anda Hadapi per Bulan.
Jakarta: ARCAN.
Notoatmodjo, S., (2010). Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam., (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Pantiawati, Ika.(2010). Bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).
Yogyakarta: Nuha Medika.
Prawiroharjo, Sarwono., ( 2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Oxorn, Harry., (2003). Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan
(Human Labor and Birth). Jakarta: Yayasan Essentia Medika.
Sastroasmoro, S., Ismael, S., (2008). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis
Ed 3. Jakarta: Sagung Seto.
Straight, B. R (2004). Keperawatan Bayi Baru Lahir. Edisi 3. Jakarta: EGC
Sugiyono., (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Sumarah, dkk., (2009). Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin). Yogyakarta: Fitramaya.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
71
Sujiyantini, dkk., (2009). Asuhan Patologi Kebidanan.Yogyakarta: Nuha Medika.
Sujiyantini, dkk., (2011). Asuhan Kebidanan II (Persalinan).Yogyakarta: Rohima
Press.
Sulistyawati, Ari, dkk., (2010). Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta:
Salemba Medika.
Varney, Helen, dkk., (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2. Jakarta:
EGC.
Wiknjosastro, Hanifa., (2006). Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka.
Wheeler, Linda., (2004). Perawatan Pranatal & Pascapartum. Jakarta: EGC.
WHO, 2010.Major Causes of Death in Newborn and Children South-east Asian
Region-2008.Available from
http://www.who.int/child_adolencent_health/media/CAH_death_u5_neona
tes_searo_2008.pdf (diakses 6 Mei 2012).
WHO, 2010. Neonatal and Infant Mortality. Available from:
http://www.who.int/gho/child_health/mortality/neonatal_infant/en/index.ht
ml (diakses 7 Desember 2011).
WHO, 2010.Indonesia: Health Profile. Available from:
http://www.who.int/gho/countries/idn.pdf (diakses 6 Mei 2012).
WHO, (2004).Pedoman Praktis Safe Motherhood Perawatan dalam Kelahiran
Normal.Jakarta : EGC.