PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma...

37
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN GAMBARAN PENGE HIPERTENSI DI KABU Diajukan Sebagai Sala Stike PROGR SEKOLAH TINGGI ETAHUAN DAN PRAKTIK GAYA HIDUP I WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAJANG UPATEN BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI ah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Kep es Jenderal Achmad Yani Yogyakarta INDA DARMA IKHSAN 3210028/PSIK RAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMA YOGYAKARTA 2015 PASIEN GAN perawatan AD YANI

Transcript of PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma...

Page 1: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PRAKTIK GAYA HIDUP PASIEN

HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAJANGAN

KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PRAKTIK GAYA HIDUP PASIEN

HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAJANGAN

KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

INDA DARMA IKHSAN

3210028/PSIK

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

2015

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PRAKTIK GAYA HIDUP PASIEN

HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAJANGAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI

Page 2: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Page 3: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Page 4: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

selalu melimpahkan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

yang berjudul: Gambaran Pengetahuan dan Praktik Gaya Hidup Pasien Hipertensi

di Wilayah Kerja Puskesmas Pajangan Kabupaten Bantul Yogyakarta.

Penelitian ini dapat terselesaikan atas bimbingan dan bantuan berbagai

pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan penghormatan yang setinggi-

tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan

penelitian ini, terutama kepada Bapak/Ibu/Saudara yang penulis hormati, yaitu:

1. dr. Kuswanto Hardjo, M.Kes selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyelesaikan

penelitian ini.

2. Dewi Retno Pamungkas, MNg selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang telah

memberikan arahan, ijin, dan kemudahan dalam penelitian ini.

3. Agus Warseno, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku penguji yang telah tulus, ikhlas

memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam proses bimbingan untuk

menyelesaikan penelitian ini.

4. Dwi Kartika R., M.Kep.,Sp.Kep.MB selaku Ketua Program Studi Profesi

Ners Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta dan selaku pembimbing

pertama yang telah tulus dan ikhlas dalam memberikan bimbingan, arahan

serta motivasi dalam proses bimbingan sehingga penulis bisa menyelesaikan

penelitian ini.

5. Dewi Utari, MNS selaku pembimbing kedua yang telah tulus, ikhlas dalam

memberi arahan dan motivasi dalam proses bimbingan untuk menyelesaikan

penelitian ini.

6. Kepada Kepala BAPPEDA Kabupaten Bantul yang telah memberikan ijin

dan informasi kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

Page 5: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

7. Kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul yang telah memberikan

ijin dan informasi kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

8. Kepada Kepala Puskesmas Pajangan Bantul beserta jajarannya yang telah

memberikan ijin, kesempatan dan informasi kepada penulis untuk

menyelesaikan penelitian ini.

9. Kepada kedua orang tua dan keluarga besar yang senantiasa selalu

memberikan do’a, dukungan moral dan material sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini.

10. Kepada semua pihak yang telibat dalam penyelesaian penelitian ini yang

tidak bisa disebutkan satu persatu penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan kebaikan kepada

semuanya, sebagai imbalan atas segala kebaikan dan bantuannya. Penulis

berharap semoga penelitian ini dapat berguna bagi pembaca.

Yogyakarta, Juni 2015

Penulis

Page 6: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN................................................................... i

PERNYATAAN ....................................................................................... ii

PERSEMBAHAN .................................................................................... iii

KATA PENGENTAR .............................................................................. iv

DAFTAR ISI ............................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ x

INTISARI ................................................................................................. xi

ABSTRACT ............................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………... 1

B. Rumusan Masalah ………………………………………...... 5

C. Tujuan Penelitian …………………………………………... 5

D. Manfaat Penelitian …………………………………………. 5

E. Keaslian Penelitian …………………………………………. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan ………………………………………………... 8

1. Definisi Pengetahuan …………………………………... 8

2. Tingkat Pengetahuan ………………………………….... 8

3. Cara Memperoleh Pengetahuan ………………………... 9

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ……..... 11

B. Praktik Gaya Hidup.…………………………………............ 12

1. Pengertian Praktik Gaya Hidup ………………………… 12

2. Komponen Praktik Gaya Hidup ………...……...………. 13

C. Hipertensi …………………………………………………... 14

1. Definisi Hipertensi ……………………………………... 14

2. Etiologi Hipertensi ……………………………………... 15

3. Jenis Hipertensi ………………………………………… 16

4. Patofisiologi Hipertensi ……………………………….... 17

5. Faktor Risiko Hipertensi ……………………………….. 18

6. Komplikasi Hipertensi …………………………………. 20

7. Penatalaksanaan Hipertensi …………………………….. 22

D. Kerangka Teori …………………………………………….. 26

Page 7: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

E. Kerangka Konsep …………………………………………... 27

F. Pertanyaan Penelitian ………………………………………. 27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ………………………………………. 28

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………. 28

C. Variabel Penelitian …………………………………………. 28

D. Populasi dan Sampel Penelitian ……………………………. 28

E. Definisi Operasional Variabel …………………………….... 29

F. Alat dan Cara Pengumpulan Data ………………………….. 30

G. Uji Kualitas Instrumen …………………….......................... 33

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data...................................

I. Etika Penelitian ……………………………………………..

34

37

J. Jalannya Penelitian …………………………………………. 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi …………………………………………... 40

B. Hasil Penelitian …………………………………………….. 41

1. Identitas Responden ……………………………………. 41

2. Pengetahuan Praktik Gaya Hidup ……………………....

3. Praktik Gaya Hidup ..........................................................

43

44

C. Pembahasan ……………………………………………….... 45

1. Pengetahuan tentang Pasien Hipertensi di Puskesmas

Pajangan Bantul ……………………………………….

45

2. Gambaran Prakik Gaya Hidup Pasien Hipertensi di

Puskesmas Pajangan Bantul …………………………..

48

D. Keterbatasan Penelitian …………………………………… 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ………………………………………………… 51

B. Saran ……………………………………………………….. 51

DAFTAR PUSTAKA

Page 8: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VII ……………………........ 17

Tabel 2. Definisi Operasional …………………………………………........ 29

Tabel 3. Kisi-kisi Kuesioner Penelitian ……………………………............. 31

Tabel 4. Kategori Umur di Kategorikan ke dalam dua Kategori................... 35

Tabel 5. Kategori Jenis Kelamin di Kategorikan ke dalam Kategori............. 35

Tabel 6. Kategori Pekerjaan di Kategorisasikan ke dalam Kategori.............. 35

Tabel 7. Kategori Pendidikan di Kategorisasikan ke dalam Karegori........... 35

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pasien Hipertensi di Wilayah

Kerja Puskesmas Pajangan Bantul......….........................................

41

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Umur Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Pajangan Bantul ………………………........................

41

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Pasien Hipertensi di Wilayah

Kerja Puskesmas Pajangan Bantul ………………………..............

42

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Pendidikan Pasien Hipertensi di Wilayah

Kerja Puskesmas Pajangan Bantul ……………..............................

42

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan tentang Gaya Hidup

Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pajangan Bantul

…………………………………………..........................................

43

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Pada Jenis Kelamin

Perempuan Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas

Pajangan Bantul................................................................................

43

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Pada Jenis Kelamin

Laki-Laki Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas

Pajangan Bantul................................................................................

44

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Praktik Gaya Hidup Pasien Hipertensi di

Wilayah Kerja Puskesmas Pajangan Bantul …………....................

44

Page 9: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian............................................................. 26

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian ........................................................ 27

Page 10: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pernyataan Menjadi Responden .................................................. 58

Lampiran 2. Persetujuan Menjadi Responden ................................................. 59

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian ................................................................... 60

Lampiran 4. Validitas Data .............................................................................. 64

Lampiran 5. Reliabilitas Data .......................................................................... 66

Lampiran 6. Pengetahun Kategori Cukup Dan Kategori Gaya Hidup

Beresiko ......................................................................................

68

Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian...................................................................... 69

Lampiran 8. Kegiatan Bimbingan Skripsi........................................................ 81

Page 11: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PRAKTIK GAYA HIDUP PASIEN

HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN

BANTUL YOGYAKARTA

Inda Darma Ikhsan1, Dwi Kartika Rukmi2, Dewi Utari3

INTISARI

Latar Belakang: Hipertensi adalah penyakit yang ketiga penyebab kematian setelah

stroke (15,4%) dan tuberkulosis (7,5%). Angka ini mencapai 6,8% dari kematian di

seluruh populasi usia di Indonesia. Faktor gaya hidup merupakan salah satu penyebab

hipertensi yang dapat dimodifikasi yang meliputi: nutrisi, obesitas, alkohol, merokok,

aktivitas fisik, dan stres. Modifikasi gaya hidup dengan perubahan pola makan,

penurunan berat badan dan aktivitas fisik secara teratur merupakan strategi penting yang

efektif mencegah komplikasi hipertensi. Kurang pengetahuan tentang hipertensi

diidentifikasi sebagai salah satu hambatan dalam pengobatan pasien hipertensi.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang gaya

hidup hipertensi dan praktik gaya hidup pasien hipertensi di Puskesmas Pajangan

Kabupaten Bantul Yogyakarta.

Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pajangan Bantul pada bulan Januari

2015. Penelitian ini menggunakan rumus total sampling 122 orang. Analisis data yang

digunakan distribusi frekuensi.

Hasil: Berdasarkan hasil penelitian ini memiliki tingkat pengetahuan yang cukup 70

orang (57,4%), berpengetahuan baik 30 orang (24,6%) dan 22 orang (18,8%) memiliki

pengetahuan yang dikategorikan kurang tentang pengetahuan gaya hidup pasien

hipertensi. Sebanyak 75 orang (61,5%) responden memiliki resiko dalam praktik gaya

hidup pasien hipertensi dan 47 orang (38,5%) responden tidak beresiko.

Kesimpulan: Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan tentang gaya

hidup penderita hipertensi yang masuk ke kategori cukup sebanyak 70 orang (57,4%).

Sebagian besar responden memiliki praktik gaya hidup penderita hipertensi yang masuk

dalam kategori beresiko sebanyak 75 orang (61,5%).

Kata kunci: Hipertensi gaya hidup, pengetahuan, pasien hipertensi

1) Mahasiswa Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2) Dosen Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 3) Dosen Keperawatan Stikes Jendeal Achmad Yani Yogyakarta

Page 12: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DESCRIPTION OF KNOWLEDGE AND LIFESTYLE PRACTICES HYPERTENSIVE PATIENTS AT THE HEALTH CENTER OF PAJANGAN

BANTUL DISTRICT YOGYAKARTA

Inda Darma Ikhsan2, Dwi Kartika Rukmi2, Dewi Utari3

ABSTRACT

Background: Hypertension is the third desease which lead to death after stroke (15.4%)

and tuberculosis (7.5%). It was reached 6.8% of deaths in all of populations in Indonesia.

Life style factor is one of the causes of hypertension that can be modified, sich as:

nutrition, obesity, alcohol, smoking, physical activity, and stress. Lifestyle modification

by changes in diet, weight loss and regular physical activity are an important strategy

which effective for hypertension. Lack of knowledge about hypertension is identified as

one of the barrier of hypertensive patients buring their treatment.

Objective: The aims of this study was to determine the level of knowledge about

hypertension lifestyle and life style practices of hypertensive patients in public health

center of Pajangan Bantul District Yogyakarta.

Methods: This was a quantitative descriptive research. This study was conducted in

public health center Pajangan Bantul. The data was collected in January 2015. Total

sampling was applied in this study wiht 122 respondents. Data analysis was used

frequentive distribution

.

Results: The result of the research showed that 70 respondents (57,4%) hare a sufficient

knowledge on life style of hipertension patients. While, 30 respondents (24,6%) have

good knowledge and 22 (18,0%) was less. Seventy five respondents (61,5%) were at risk

on life style practice of hypertensive patients and forty seven (38,5%) were not.

Conclusions: Most respondents in Pajangan public health center have a sufficient

knowledge life style of hypertension. More over, they were at risk on life style practice of

hypertension.

Keywords: Hypertension, life style, knowledge, hypertensive patients.

1) Student of Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2) Lecture of Nursing Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 3) Lecture of Nursing Stikes Jendeal Achmad Yani Yogyakarta

Page 13: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi adalah kondisi dimana jika tekanan darah sistole 140 mmHg atau

lebih tinggi dan tekanan darah diastole 90 mmHg atau lebih tinggi (Syamsudin,

2011). Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut

dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah. Batasan tekanan

darah yang normal adalah 120/80 mmHg, sedangkan tekanan darah > 140/90

mmHg dinyatakan sebagai hipertensi (WHO, 2010).

Prevalensi hipertensi di dunia bervariasi, yaitu 5,2% di India bagian utara dan

70,7% di Polandia, sedangkan rata-rata di daerah Asia Pasifik terdapat 5–47%

orang laki-laki dan 7–38% orang perempuan. Negara-negara di Asia Tenggara

juga memiliki prevalensi hipertensi yang berbeda-beda, seperti: Malaysia

(32,2%), Singapura (26,6%), Indonesia (23,0%), dan Thailand (20,5%) (Tee et al.,

2010). Angka kejadian hipertensi di seluruh dunia diperkirakan mencapai 1

milyar orang dan sekitar 7,1 juta kematian akibat hipertensi terjadi setiap

tahunnya (WHO cit. Depkes RI, 2006).

Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah stroke (15,4 %)

dan tuberkulosis (7,5 %), yakni mencapai 6,8 % dari populasi kematian pada

semua umur di Indonesia. Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil

pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8%. Sedangkan cakupan tenaga

kesehatan hanya 36,8%, sebagian besar (63,2%) kasus hipertensi di masyarakat

tidak terdiagnosis. Hipertensi di Indonesia tertinggi di Bangka Belitung (30,9%),

diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat

(29,4%). Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum

obat hipertensi sebesar 0.7%. Jadi prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar

26,5% (Depkes RI, 2013).

Prevalensi hipertensi di Daerah Istimewa Yogyakarta jumlah kasus terbanyak

hipertensi essensial terdapat pada kelompok usia dewasa. Pada golongan umur 45

tahun sampai dengan umur 64 tahun dengan kasus sebanyak 2.848 (19,57%) dan

Page 14: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1.400 (17,65%) kasus pada golongan umur 65 tahun ke atas (Dinkes DIY, 2010).

Dari hasil laporan Survailans Terpadu Penyakit (STP) Puskesmas di Daerah

Istimewa Yogyakarta pada tahun 2012 terdapat 29.546 kasus penyakit Hipetensi

dan menempati urutan ke tiga dari distribusi 10 besar penyakit berbasis Survailans

Terpadu Penyakit (STP) Puskesmas (Dinkes DIY, 2013). Sepuluh besar penyakit

yang dilaporkan Puskesmas di Kabupaten Bantul tahun 2011 menunjukkan bahwa

penyakit hipertensi menempati urutan ke dua dengan jumlah 26.117 kasus setelah

penyakit Nosofaringitis akut dengan jumlah 49.983 kasus (Dinkes Bantul, 2013).

Peningkatan tekanan darah merupakan salah satu faktor resiko terjadinya

gangguan kardiovaskuler seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke

dan gagal ginjal (Kabo, 2010). Sebagian besar hipertensi yang dialami masyarakat

tidak diketahui penyebab medisnya, yang dikenal sebagai hipertensi primer

kondisi ini terjadi pada 90% penderita hipertensi, sedangkan 10% kasus hipertensi

dapat dideteksi penyebab definitifnya, yang dikenal dengan hipertensi sekunder

(Sherwood, 2005).

Faktor risiko hipertensi dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu tidak dapat

diubah seperti faktor genetik, umur, jenis kelamin; dan faktor yang dapat diubah,

seperti pola makan, kebiasaan olah raga dan lain-lain. Hipertensi terjadi jika faktor

resiko tersebut secara bersama-sama (common underlying risk factor), dengan

kata lain satu faktor resiko saja belum cukup menyebabkan timbulnya hipertensi

(Guptha, 2010).

Hipertensi banyak dipengaruhi oleh gaya hidup. Faktor gaya hidup ini

merupakan salah satu penyebab hipertensi yang dapat dimodifikasi seperti: nutrisi,

obesitas, alkohol, merokok, kegiatan fisik, dan stress. Kejadian hipertensi yang

bertahap sering disebut silent killer. Hipertensi dapat muncul setelah setahun atau

ditemukan saat sudah terjadi komplikasi (Tjokroprawiro, 2007). Modifikasi gaya

hidup melalui perubahan pola makan, asupan alkohol, penurunan berat badan, dan

aktivitas fisik secara teratur merupakan bagian dari strategi pencegahan yang

penting dan efektif untuk hipertensi. Pasien yang ingin menurunkan tekanan darah

harus diberi nasihat dan dukungan untuk mencapai dan mempertahankan perilaku

sehat. Oleh karena itu, terapi intervensi modifikasi gaya hidup harus ditekankan

Page 15: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

pada motivasi untuk mencegah dan mengobati hipertensi (Ghezelbash dan

Ghorbani, 2012).

Menurut Gupta dan Guptha (2010), manajemen awal hipertensi dengan

penekanan pada gaya hidup dan manajemen obat. Pendekatan gaya hidup

memiliki peran penting dalam mencegah terjadinya hipertensi. Individu dengan

pre-hypertension dan non-hypertension yang memodifikasi gaya hidup akan

memiliki potensi untuk mencegah hipertensi dan yang lebih penting untuk

mengurangi tekanan darah tinggi atau hipertensi dan menurunkan risiko

komplikasi klinis tekanan darah. Pada individu hipertensi, modifikasi gaya hidup

dapat berfungsi sebagai pengobatan awal sebelum memulai terapi obat untuk

mencapai dan mempertahankan perubahan gaya hidup dan sebagai tambahan

untuk terapi obat pada orang yang sudah menjalani pengobatan.

Penyakit hipertensi sangat dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi

masyarakat. Pola hidup sehat dan pola makan sehat merupakan pilihan tepat untuk

menjaga diri terbebas dari hipertensi. Semuanya dilakukan secara terus-menerus,

tidak boleh temporer (Susilo, 2011). Modifikasi gaya hidup melalui perubahan

pola makan, penurunan berat badan, dan aktivitas fisik secara teratur merupakan

bagian dari strategi pencegahan yang penting dan efektif untuk hipertensi. Pasien

yang ingin menurunkan tekanan darah harus diberi nasihat dan dukungan untuk

mencapai dan mempertahankan perilaku sehat. Terapi intervensi modifikasi gaya

hidup harus ditekankan pada motivasi untuk mencegah dan mengobati hipertensi

(Ghezelbash dan Ghorbani, 2012).

Pengetahuan yang kurang tentang penyakit, penggunaan yang tepat dari obat-

obatan serta manfaat dan risiko pengobatan diidentifikasi sebagai beberapa

hambatan pasien yang berhubungan dengan kepatuhan. Kepatuhan didefinisikan

sebagai sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh

professional kesehatan (Osterberg dan Blashke, 2005). Selain itu, berdasarkan

Wehedy et.al (2014) menunjukkan bahwa terbukti korelasi yang signifikan antara

memperoleh pengetahuan dan mengadopsi gaya hidup sehat, menandakan bahwa

individu dengan pengetahuan lebih baik mempunyai kecenderungan fungsi

kognitif yang lebih tinggi sehingga mereka dapat memahami pentingnya

Page 16: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

perubahan gaya hidup dan lebih termotivasi untuk mematuhi manajemen gaya

hidup sehat.

Hasil studi pendahuluan di Puskesmas Pajangan Bantul yang dilakukan oleh

peneliti pada tanggal 14-20 bulan Mei 2014 diperoleh data awal, yaitu penyakit

hipertensi menempati urutan kedua setelah penyakit Nasofaringitis dan jumlah

pasien hipertensi pada tahun 2013 sebanyak 835 orang. Data dari Bulan Januari-

April 2014, pasien hipertensi yang kontrol maupun berobat ke Puskesmas

Pajangan Bantul sebanyak 128 orang pada 3 desa yaitu Desa Sendangsari, Desa

Triwidadi dan Desa Gowasari. Data yang didapat pada Kabupaten Bantul paling

banyak penderita hipertensi di bandingkan dengan di Kabupaten Sleman. Kondisi

ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan kesadaran penderita hipertensi

mengenai pentingnya informasi kesehatan seputar masalah hipertensi dan perilaku

untuk menghindari faktor risiko hipertensi.

Hasil wawancara dengan beberapa pasien hipertensi yang melakukan

kunjungan pemeriksaan di Puskesmas Pajangan Bantul diperoleh data awal,

sebagian dari mereka memiliki praktik gaya hidup yang rentan dengan faktor

resiko penyebab hipertensi, seperti: merokok, mengkonsumsi makanan yang cepat

saji atau bahkan sebagian kecil diantaranya mengkonsumsi alkohol. Salah satu

faktor pemicu praktik gaya hidup pasien yang rentan terhadap berbagai faktor

resiko kejadian hipertensi adalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran mereka

tentang pentingnya informasi kesehatan seputar masalah hipertensi dan perilaku

untuk menghidari faktor resiko tersebut.

Page 17: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti dapat merumuskan

masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimanakah gambaran pengetahuan dan

praktik gaya hidup pasien hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pajangan

Kabupaten Bantul Yogyakarta?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan praktik

gaya hidup pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pajangan Kabupaten

Bantul Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang gaya hidup pada pasien

hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pajangan Kabupaten Bantul

Yogyakarta.

b. Mengetahui praktik gaya hidup (meliputi: menjaga berat badan ideal,

mengurangi asupan natrium, membatasi konsumsi alkohol, makan

makanan yang mengandung kalium dan kalsium yang cukup,

menghindari merokok, mengurangi stres dan melakukan olah raga secara

teratur) pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pajangan

Kabupaten Bantul Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam melengkapi

khasanah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan penyakit hipertensi dan

gaya hidupnya.

Page 18: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2. Manfaat Praktis

a. Bagi perawat

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan

evaluasi bagi perawat dan untuk meningkatkan pemberian informasi yang

memadai tentang penyakit hipertensi dan gaya hidupnya.

b. Bagi penderita hipertensi

Memberikan manfaat bagi subjek yang diteliti sebagai motivasi untuk

meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengetahuan tentang gaya hidup

sehingga dapat mengaplikasikannya.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam

melakukan penelitian lanjutan yang lebih komprehensif, sebab masih

banyak aspek yang perlu dikaji secara mendalam mengenai permasalahan

penelitian ini.

E. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya, diantaranya

sebagai berikut.

1. Mustaida (2005) dengan judul penelitian “Hubungan Antara Tingkat

Pengetahuan Pasien tentang Hipertensi dengan Terkontrolnya Tekanan Darah

di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta”. Penelitian

tersebut merupakan penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan

Cross Sectional, hasil penelitian bahwa terdapat hubungan antara tingkat

pengetahuan hipertensi dengan terkontrolnya tekanan darah. Semakin

meningkatnya pengetahuan pasien hipertensi tentang penyakitnya, akan

mengarah pada kemajuan berfikir tentang perilaku kesehatan yang lebih baik

sehingga akan berpengaruh terhadap terkontrolnya tekanan darah. Persamaan

dengan penelitian ini adalah subjek penelitian, yaitu pasien hipertensi.

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti, yaitu: variabel,

metode dan lokasi penelitian.

Page 19: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2. Lyalomhe & Lyalomhe (2010) meneliti tentang “Hypertention-related

knowledge, attitudes and life-style practices among hypertensive patients in a

sub-urban Nigerian Community”. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif

kualitatif dengan rancangan kohort. Teknik pengumpulan data pada penelitian

ini menggunakan wawancara mendalam dan memberikan kuesioner. Teknik

pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling pada 108 pasien

yang menderita hipertensi. Persamaan dengan penelitian ini adalah peneliti

mengkaji pengetahuan gaya hidup dan menggunakan deskriptif kuantitatif.

Perbedaan penelitian ini adalah tempat penelitian, pengumpulan data dengan

wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 66 (61%)

responden mengetahui tentang penyakit hipertensi, 22 (20%) responden lebih

banyak berfikir dan khawatir saat 57 (53%) mengklaim bahwa hipertensi

adalah penyakit keturunan. 43 (40%) responden merasa bahwa hipertensi

disebabkan karena semangat yang buruk, 32 (30%) meyakini bahwa hipertensi

disebabkan karena makanan yang buruk atau beracun.

3. Fitriyani (2008) dengan judul penelitian “Hubungan Tingkat Pengetahuan

tentang Hipertensi dengan Mekanisme Koping di Dusun Taskombang

Wilayah Kerja Puskesmas Bantul.” Metode penelitian yang digunakan adalah

penelitian non-eksperimental yang bersifat kuantitatif dengan rancangan

penelitian cross sectional menggunakan dua kuesioner, yaitu kuesioner untuk

mengukur tingkat pengetahuan tentang hipertensi dan mekanisme koping.

Analisis data yang digunakan adalah rumus korelasi Spearman Rank.

Persamaan kedua penelitian terletak pada variabel penelitian yang mengkaji

pengetahuan tentang hipertensi. Perbedaan kedua penelitian, yaitu terletak

pada subjek penelitian yaitu masyarakat Dusun Taskombang wilayah Kerja

Puskesmas Bantul, rancangan penelitian, dan tempat penelitian.

Page 20: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi

Kecamatan Pajangan berada di sebelah Barat dari ibu kota Kabupaten Bantul.

Kecamatan Pajangan terdiri dari tiga desa yaitu Desa Triwidadi, Desa Sendangsari

dan Desa Guwosari. Di Desa Triwidadi memiliki 20 perdukuhan, pada pedukuhan

masing-masing mempunyai jadwal posyandu balita dan posyandu lansia setiap

satu bulan sekali dari petuga kesehatan Puskesmas Pajangan. Masyarakat di desa

Triwidadi juga sebagian besar pekerjaaan debagai petani dan buruh. Pada setiap

pedukuhan tidak memiliki kegiatan yang mendukung pada kesehatan mereka

seperti: olahraga bersama ataupun jalan sehat.

Di Desa Sendangsari memiliki pedukuhan sebanyak 18, pada masing-masing

pedukuhan sebagian besar masyarakat mengelola kripik emping dan di Desa

Sendangsari juga memili pabrik pembuatan emping. Setiap bulan sekali di setiap

masing-masing pedukuhan juga mendapat jadwal Posyandu balita dan posyandu

lansia dari petugas kesehatan Puskesmas Pajangan dan di Desa Gowosari

memiliki 15 pedukuhan, di setiap pedukuhan di Desa Guwosari sebagian besar

masyarakat mempunyai kebiasaan memasak dengan menggunakan garam yang

berlebihan dan dipedukuhan atau pada Desa Guwosari juga jarang mengadakan

olahraga maupun mengadakan jalan sehat. Setiap pedukuhan di Desa Guwosari

juga mendapat jadwal dari petugas kesehatan mengadakan pusyandu balita dan

posyandu lansia setiap bulan sekali. Desa Guwosari juga mempunyai Puskesmas

Pembantu (PUSTU) yang melayani masyarakat Desa Guwosari selama 6 jam

setiap harinya. Kecamatan Pajangan memiliki satu Puskesmas Yang terletak di

Desa Sendang Sari. Puskesmas Pajangan merupakan salah satu dari 26 Puskesmas

di Wilayah Kabupaten Bantul.

Page 21: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

41

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penyebaran angket, peneliti dapat menyajikan beberapa

data hasil penelitian sebagai berikut:

1. Identitas Responden

Beberapa identitas responden dalam penelitian ini ditunjukkan oleh tabel

di bahwa ini.

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pasien Hipertensi di Wilayah

Kerja Puskesmas Pajangan Bantul Yogyakarta No. Jenis Kelamin Frekuensi (orang) Persentase (%) 1 Perempuan 44 36.1 2 Laki-laki 78 63.9

Total 122 100.0 Sumber: Data primer diolah, 2015

Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian besar pasien hipertensi di wilayah

kerja Puskesmas Pajangan Bantul adalah berjenis kelamin laki-laki sebanyak

78 orang (63,9%).

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Umur Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Pajangan Bantul Yogyakarta No. Umur Frekuensi (orang) Persentase (%) 1 44-60 77 63.9 2 61-88 45 37.1

Total 122 100.0 Sumber: Data primer diolah, 2015

Tabel 9 menunjukan usia termuda 44 tahun, dan usia tertua adalah 88

tahun. Hipertensi banyak dimiliki oleh kelomok umur 44-60 tahun yaitu

sebanyak 63,9%

Page 22: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

42

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Pajangan Bantul Yogyakarta No. Pekerjaan Frekuensi (orang) Persentase (%) 1 IRT 8 6.6 2 Petani 34 27.9 3 Wiraswasta 31 25.4 4 Karyawan Swasta 3 2.5 5 Buruh 26 21.3 6 Guru 9 7.4 7 PNS 11 9.0

Total 122 100.0 Sumber: Data primer diolah, 2015

Tabel 10 menunjukkan bahwa sebagian besar pasien hipertensi bekerja

sebagai petani sebanyak 34 orang (27,9%) dan jenis pekerjaan yang

ditemukan dalam jumlah terkecil adalah sebagai karyawan swasta sebanyak 3

orang (2,5%).

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Pendidikan Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Pajangan Bantul Yogyakarta No. Tingkat Pendidikan Frekuensi (orang) Persentase (%) 1 Tidak sekolah 1 .8 2 SD 34 27.9 3 SMP 24 19.7 4 SMA 29 23.8 5 Diploma (D1 dan D3) 13 10.7 6 S1 21 17.2

Total 122 100.0 Sumber: Data primer diolah, 2015

Tabel 11 menunjukan persentase terbanyak tingkat pendidikan responden

adalah SD (27,9%). Namun apabila dilihat berpendidikan sekolah menengah

(SMP dan SMA) yaitu sebanyak 53 orang. Sedangkan perbandingan antara

responden yang berpendidikan sekolah dasar dengan responden yang

berpendidikan perguruan tinggi (Diploma dan S2) adalah sama yaitu 34 orang.

Terdapat 1 (8%) responden yang tidak bersekolah.

Page 23: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

43

2. Pengetahuan Praktik Gaya Hidup Pasien Hipertensi

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan tentang Praktik Gaya Hidup

Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pajangan Bantul Yogyakarta

No. Tingkat Pengetahuan Frekuensi (orang) Persentase (%) 1 Kurang 22 18.0 2 Cukup 70 57.4 3 Baik 30 24.6

Total 122 100.0 Sumber: Data primer diolah, 2015

Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat

pengetahuan tentang gaya hidup pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas

Pajangan Bantul yang masuk ke dalam kategori cukup sebanyak 70 orang

(57,4%) dan sebaliknya 22 orang (18,0%) masuk dalam kategori kurang.

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Pada Jenis Kelamin

Perempuan Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pajangan Bantul Yogyakarta

No Tingkat Pengetahan

Perempuan Frekuensi (Orang) Persentase (%)

1 Kurang 11 9.0 2 Cukup 19 16.5 3 Baik 14 10,5 Total 44 36.0

Sumber: Data primer diolah, 2015

Tabel 13 menunjukkan bahwa sebagian besar responden perempuan

memiliki tingkat pengetahuan tentang gaya hidup pasien hipertensi di wilayah

kerja Puskesmas Pajangan Bantul yang masuk ke dalam kategori cukup

sebanyak 19 orang (16,5%) dan sebaliknya 11 orang (9,0%) masuk dalam

kategori kurang.

Page 24: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

44

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Pada Jenis Kelamin

Laki-Laki Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pajangan Bantul Yogyakarta

No Tingkat Pengetahuan Laki-Laki

Frekuensi (orang) Persentase (%)

1 Kurang 11 9.0 2 Cukup 51 43.2 3 Baik 16 11.7 Total 78 63.9

Sumber: Data primer diolah, 2015

Tabel 14 menunjukkan bahwa sebagian besar responden laki-laki memiliki tingkat pengetahuan tentang gaya hidup pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pajangan Bantul yang masuk ke dalam kategori cukup sebanyak 51 orang (43,2%) dan sebaliknya 11 orang (9,0%) masuk dalam kategori kurang.

3. Praktik Tentang Gaya Hidup Pasien Hipertensi

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Praktik Gaya Hidup Pasien Hipertensi di Wilayah

Kerja Puskesmas Pajangan Bantul Yogyakarta No. Praktik Gaya Hidup Frekuensi (orang) Persentase (%) 1 Tidak beresiko 47 38.5 2 Beresiko 75 61.5

Total 122 100.0 Sumber: Data Primer diolah, 2015

Tabel 15 menunjukkan bahwa sebagian besar pasien hipertensi di wilayah

kerja Puskesmas Pajangan Bantul memiliki praktik gaya hidup yang beresiko

sebanyak 75 orang (61,5%).

Page 25: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

45

C. Pembahasan

3. Pengetahuan tentang Pasien Hipertensi di Puskesmas Pajangan Bantul

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki tingkat

pengetahuan tentang gaya hidup pasien hipertensi yang masuk ke dalam

kategori cukup 57,4% dimungkinkan ada hubungannya dengan karakteristik

responden, meliputi: dikelompokan umur responden rata-rata 58,44 tahun,

jenis kelamin (sebagian besar adalah laki-laki), jenis pekerjaan (sebagian besar

adalah petani), dan tingkat pendidikan (sebagian besar adalah tamatan SD).

Pengetahuan hipertensi yang paling banyak diketahui oleh responden

yaitu: Kegemukan bukan penyebab hipertensi, akan tetapi hipertensi sering

terjadi pada orang gemuk, Orang yang gemuk lebih beresiko terkena

hipertensi dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan ideal, Diet

rendah garam yaitu dengan mengurangi penggunaan garam setengah sendok

teh / hari, Mengkonsumsi alkohol akan menyebabkan peningkatan tekanan

darah, Menghindari mengkonsumsi alkohol merupakan upaya terbaik terhadap

risiko kejadian hipertensi, Merokok dapat meningkatkan resiko penyakit

jantung dan stroke pada pasein hipertensi, Merokok bukan merupakan

penyebab hipertensi, tetapi dapat memperberat tingkat keparahan hipertensi,

Banyak pikiran dapat menaikan tekanan darah, Relaksasi atau kenyamanan

diri belum cukup untuk mengontrol sistem syaraf dan menurunkan tekanan

darah, Olahraga dapat mengurangi atau mencegah obesitas dan mengurangi

asupan garam ke dalam tubuh, sehingga tekanan darah menjadi terkontrol,

Olahraga fisik bukan merupakan terapi obat dalam penanganan pasien

hipertensi.

Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang

adalah umur. Pengetahuan yang telah diperoleh kemampuan seseorang dalam

mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar

secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata. Hurrock (2005),

mengungkapkan bahwa berkembangnya pengetahuan dan keterampilan

seseorang akan berkembang sesuai berjalannya umur.

Page 26: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

46

Depkes RI (2006) menyatakan bahwa umur merupakan salah satu variabel

dari model demografi yang digunakan sebagai ukuran mutlak atau indikator

psikologis yang berbeda. Umur ini juga berkaitan dengan kematangan akal

dalam menerima, menghayati dan menyikapi sesuatu. Seiring bertambahnya

umur seseorang sampai dengan batasan usia tertentu, kematangan akal juga

semakin tumbuh dengan kuat, sehingga menumbuhkan pengetahuan yang

semakin baik pada diri seseorang (Muliadi, 2008). Akan tetapi, sampai pada

batasan umur tertentu (memasuki usia lanjut), kemampuan berpikir dan

bernalar seseorang akan mengalami kemunduran seiring berkurangnya daya

ingat. Sehingga pada masa usia lanjut, seseorang cenderung mengalami

kesulitan untuk memperoleh tambahan informasi dan pengetahuan baru

(Irmayanti, 2007). Dalam penelitian ini adalah usia pasien hipertensi rata-rata

58,44 tahun dan pada umur 60 dapat dikategorikan sudah memasuki usia

lanjut. Sehingga dapat dipahami apabila sebagian besar pasien hipertensi

memiliki tingkat pengetahuan tentang gaya hidup pasien hipertensi yang

masuk ke dalam kategori cukup, karena pasien yang dikategorikan cukup

lebih banyak dari kategori baik karena pasien sering mendapat penyuluhan

kesehatan dari petugas kesehatan Puskesmas Pajangan.

Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan

keterampilan manusia. Pasien hipertensi dengan tingkat pendidikan yang

semakin tinggi diharapkan banyak mengetahui dan memperoleh informasi

yang berhubungan dengan praktik gaya hidup pasien hipertensi. Tingkat

pendidikan sangat erat kaitannya dengan penggunaan pelayanan kesehatan

yang berarti menjadikan keadaan kesehatan yang lebih baik (Notoatmodjo,

2005). Pada hasil pendidikan terdapat responden dengan tingkat pendidikan

akhir Sekolah Dasar (SD) sebanyak 34 orang (27,9%), SMA 29 orang (23,8%)

sedangkan pada tingkat pendidikan akhir SMP 24 orang (19,7%), sedangkan

pada tingkat pendidikan S-1 sebanyak 21 orang (17,2%).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspasari,

(2008) bahwa latar belakang pendidikan responden mempunyai sumbangsih

pada pemahaman seseorang terhadap pengetahuan atau informasi baru. Rata-

Page 27: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

47

rata tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini adalah tingkat

pendidikan responden yang sebagian besar merupakan tamatan SD

diindikasikan sebagai salah satu faktor yang menyebabkan sebagian besar

pasien hipertensi memiliki tingkat pengetahuan tentang praktik gaya hidup

pasien hipertensi yang masuk ke dalam kategori cukup dikarenakan responden

selalu mendapat penyuluhan kesehatan tentang panyakit hipertensi oleh

petugas kesehatan Puskesmas Pajangan. Oleh sebab itu, diperlukan upaya

penyuluhan atau pemberian intervensi pendidikan tentang praktik gaya hidup

pasien hipertensi oleh petugas puskesmas sebagai upaya meningkatkan

pengetahuan tentang praktik gaya hidup pasien hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Pajangan Bantul.

Soekanto (2006) menjelaskan bahwa salah satu faktor pembentuk

pengetahuan seseorang adalah lingkungan sosial termasuk di dalamnya

lingkungan kerja. Seseorang yang bekerja di luar rumah tentu memiliki

cakupan lingkungan sosial yang lebih luas dibandingkan dengan mereka yang

tidak bekerja. Hampir segala sesuatu yang dipikirkan, dirasakan, bertahan

dengan orang lain, bahasa, kebiasaan makan, pakaian, dan sebagainya

dipelajari dari lingkungan sosial budaya termasuk di dalamnya lingkungan

kerja. Dalam konteks penelitian ini, sebagian besar pengetahuan pasien

hipertensi yang bekerja sebagai petani sebanyak 34 orang (27,9%)

mendapatkan nilai terbesar, sedangkan pada wiraswasta sebanyak 31 orang

(25,4%) dan Buruh Sebanyak 26 orang (21,3%). Petani khususnya, yang

berstatus sebagai petani penggarap selama ini identik dengan orang desa

dengan tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi yang rendah ditambah

dengan faktor usia dimana rata-rata responden mempunyai umur rata-rata

58,44 tahun (menjelang usia lanjut), merupakan salah satu faktor yang

berhubungan dengan tingkat pengetahuan tentang praktik gaya hidup yang

masuk ke dalam kategori cukup.

Dalam konteks penelitian ini, sebagian besar pasien hipertensi berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 78 orang (63,9%) sehingga dapat dimungkinkan

menjadi salah satu faktor penunjang positif dalam membentuk tingkat

Page 28: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

48

pengetahuan tentang praktik gaya hidup pasien hipertensi yang masuk ke

dalam kategori cukup.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Sukowati (2005) yang mengatakan

bahwa laki-laki lebih banyak memperoleh sumber akses informasi

dibandingkan dengan perempuan dikarenakan aktivitas mereka yang banyak

berada di luar rumah. Sehingga laki-laki memiliki informasi dan pengetahuan

yang lebih baik dibandingkan dengan perempuan. Meskipun saat ini, sumber

informasi semakin terbuka dan beragam khususnya pasca era teknologi

informasi yang berbasis internet. Akan tetapi, dalam konteks penelitian ini

yang sebagian besar responden memiliki latar belakang sosial ekonomi yang

dapat dikatakan rendah (usia rata-rata 58,44 tahun, berpendidikan SD, dan

bekerja sebagai petani) sehingga kurang menjadi faktor positif dalam

mendorong pasien hipertensi khususnya yang berjenis kelamin perempuan

untuk memperoleh sumber informasi kesehatan yang cukup.

4. Gambaran Praktik Gaya Hidup Pasien Hipertensi di Puskesmas

Pajangan Bantul

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memiliki praktik gaya hidup yang beresiko bagi pasien hipertensi

berhubungan dengan karakteristik sosial demografi pasien hipertensi yang

berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Pajangan Bantul.

Praktik gaya hidup yang paling banyak dilakukan oleh responden yaitu

tentang, Mengetahui tekanan darah yang normal, Mengkonsumsi sayuran

hijau, Melakukan olahraga secara teratur. Praktik gaya hidup yang paling

banyak diabaikan adalah melalaikan penyakit hipertensi, sering

mengkonsumsi makanan cepat saji dan sering mengkonsumsi rokok. Sebagian

responden memiliki praktik gaya hidup yang masuk ke dalam kategori

beresiko sebanyak 75 orang (61,5%) dan kategori tidak beresiko sebesar 47

orang (38,5%).

Page 29: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

49

Jika merujuk pada usia pasien hipertensi yang rata-rata 58,44 tahun

dimana usia ini memasuki usia lanjut (60 tahun) terkait pasien hipertensi

memiliki praktik gaya hidup yang beresiko.

Bagi pasien hipertensi, intervensi obat-obatan tidak cukup untuk

menurunkan tekanan darah. Diperlukan modifikasi gaya hidup dalam proses

manajemen dan terapi hipertensi. Dalam modifikasi gaya hidup diperlukan

tingkat pengetahuan dan perilaku (praktik gaya hidup) yang sesuai untuk

penderita hipertensi dalam rangka menjaga tekanan darah agar tetap berada

dalam kondisi normal (Kabo, 2006). Sebagaimana yang dikemukakan oleh

Notoatmodjo (2005) bahwa perilaku seseorang cenderung bersifat langgeng

manakala dilandasi oleh pengetahuan yang cukup mengenai objek perilaku

yang dilakukannya. Di sinilah pentingnya pengetahuan pasien hipertensi

tentang praktik gaya hidup yang sesuai bagi penderita hipertensi. Akan tetapi,

pasien hipertensi yang rata-rata berusia 58,44 tahun (menjelang usia lanjut)

menjadi faktor penghambat dalam memberikan informasi dan pengetahuan

baru tentang praktik gaya hidup yang sesuai bagi penderita hipertensi. Sebagai

akibatnya, pasien hipertensi dengan tingkat pengetahuan yang cukup

menjadikan mereka memiliki praktik gaya hidup yang masuk ke dalam

kategori beresiko.

Para penderita hipertensi yang berpendidikan kurang, cenderung akan

menunjukkan perilaku (praktik gaya hidup) yang beresiko mengingat

rendahnya tingkat pengetahuan mereka tentang praktik gaya hidup yang sesuai

bagi penderita hipertensi (Aminvsky, 2008). Sebagaimana yang telah

dikemukakan sebelumnya, disebutkan bahwa lingkungan kerja sebagai salah

satu bentuk lingkungan sosial adalah salah satu faktor pembentuk pengetahuan

seseorang (Soekanto, 2006). Kondisi ini tentu menyebabkan pasien hipertensi

yang sebagian besar bekerja sebagai petani memiliki tingkat pengetahuan

tentang praktik gaya hidup yang masuk ke dalam kategori cukup. Sedangkan

pengetahuan itu sendiri, merupakan salah stau faktor pembentuk perilaku

kesehatan seseorang. Oleh sebab itu, dapat dipahami apabila pasien hipertensi

yang bekerja sebagai petani menunjukkan praktik gaya hidup yang beresiko

Page 30: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

50

mengingat kurangnya informasi dan pengetahuan tentang praktik gaya hidup

yang sesuai bagi penderita hipertensi. Diperlukan intervensi berupa

pendidikan dan penyuluhan kesehatan tentang praktik gaya hidup yang sesuai

bagi pasien hipertensi dalam rangka meningkatkan pengetahuan mereka

tentang hal tersebut dan pada akhirnya mampu menumbuhkan kesadaran dan

motivasi untuk memiliki praktik gaya hidup yang sesuai bagi penderita

hipertensi.

D. Keterbatasan Penelitian

1. Kelemahan Penelitian

a. Metode pengambilan data dalam penelitian ini hanya menggunakan tehnik

pembagian kuesioner, sehingga tidak bisa mengdeklorasi hal lain yang

terkait dengan praktek gaya hidup dan responden hanya berfokus pada

pernyataan yang tersedia.

b. Penelitian ini tidak menggunakan metode kualitatif sehingga tidak

mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi gaya hidup

Page 31: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan

penelitian sebagai berikut:

1. Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan tentang gaya hidup

pasien hipertensi yang masuk ke dalam kategori cukup sebanyak 70 orang

(57,4%)

2. Sebagian besar responden memiliki praktik gaya hidup pasien hipertensi yang

masuk ke dalam kategori beresiko sebanyak 75 orang (61,5%)

B. Saran

Sebagai penutup dalam penelitian ini, peneliti dapat mengemukakan beberapa

saran penelitian sebagai berikut:

1. Bagi Perawat

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan

menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan memberikan pendidikan kesehatan

atau pelatihan terkait cara mengelola tentang praktik gaya hidup yang sesuai

bagi penderita hipertensi, mengingat sebagian besar penderita hipertensi

memiliki tingkat pengetahuan tentang praktik gaya hidup pasien hipertensi

yang masuk ke dalam kategori sedang.

2. Bagi Penderita Hipertensi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran untuk

meningkatkan praktik gaya hidup sehat yang sesuai bagi penderita hipertensi,

dan pasien dapat mengontrol tekanan darah tetap dalam kondisi normal.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan dan referensi dalam

melakukan penelitian sejenis di masa mendatang. Praktik gaya hidup sehat

juga dapat dinilai langsung dengan observasi. Selain itu dapat juga meneliti

Page 32: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

52

variabel-variabel lain mengenai praktik hipertensi misalnya hambatan dalam

melakukan atau mengaplikasikan praktik gaya hidup sehat mengingat masih

banyak aspek yang perlu dikaji lebih mendalam mengenai praktik gaya hidup

sehat.

Page 33: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

53

DAFTAR PUSTAKA

Armilawaty, Rurry M. (2007). Hipertensi dan Faktor Risikonya dalam Kajian

Epidemiologi. Makasar: Bagian Epidemiologi FKM Unhas.

Astuti, A. (2013). Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Penderita Diabetes

Mellitus Tipe 2 Dengan Kepatuhan Menjalani Diet Di Poliklinik Penyakit

Dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Yogyakarta:

Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes A.Yani Yogyakarta.

(tidak diterbitkan).

Aminvsky, (2008). Aspek Terpenting Dalam Pendidikan.

(http://www.vanillamist.com), diakses 16 Maret 2015.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi

VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Black, J. M. (2005), medical surgical nursing: clinical management for positive

outcome. 7th Edition. St. Louis: Elseiver Saunders.

Brunner, S. & Suddarth, M. 2001. Brunner and Suddarth’s Textbook of Medical-

Surgerical Nursing. Diterjemahkan oleh Kuncara dkk dengan judul Buku

Ajar Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Corwin, E.J. (2006). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Davis, (2012), Medical Surgical Nursing: Clinical Management For Positive

Outcome. 7th Edition. St. Louis: Elseiver Saunders.

Depkes RI (2006). Profil Kesehatan Hipertensi. dikutip dalam http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1909-masalah-hipertensi-di-indonesia.html, diakses 15 Maret 2015.

Departemen Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar: Laporan Nasional.

Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. 2010. Profil Kesehatan Dinas

Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008.

Yogyakarta: Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. (2013). Profil Kesehatan Provinsi

D.I. Yogyakarta Tahun 2012. Yogyakarta: Dinas Kesehatan Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta.

Page 34: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

54

Dinas Kesehatan Bantul. (2013). Profil Kesehatan Kab.Bantul 2012. Bantul:

Dinas Kesehatan Bantul.

Elizabeth J. 2006. Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran: EGC. Jakarta.

Fitriyani, (2008). Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Hipertensi dengan

Mekanisme Koping di Dusun Taskombang Wilayah Kerja Puskesmas

Bantul. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Ghezelbash, S. & Ghorbani. (2012). Lifestyle Modification and Hypertension Prevention.

Arya Atherosclerosis Journal, vol. 8, hlm. 202-207.

Gupta, S. (2010). Strategies for Initial Management of Hypertension. Indian J

Med Res.

Hadi, H. (2005). Beban Ganda Masalah Gizi dan Implikasinya Terhadap Kebijakan

Pembangunan Kesehatan Nasional. Pengukuhan Jabatan Guru Besar.

Yogyakarta: Fakultas Kedokteran UGM.

Hull, A. (2007). Penyakit Jantung, Hipertensi dan Nutrisi. Jakarta: Bumi Medika.

Hurrock, E. B. (2005). Asuhan Keperawatan pada Pasien Hipertensi. http://elizabeth.wordpress.com. 15 Maret 2015.

Irmayanti, (2007). Ancaman Serius Hipertensi di Indonesia. Jakarta: EGC. Kaplan, N. M. (2006). Hipertensi Klinis. Diterjemahkan oleh Meitasari Tjandrasa.

Jakarta: EGC.

Kabo, P. (2010). Bagaimana Menggunakan Obat-Obat Kardiovaskuler Secara

Rasional. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Kearney, P. M. Whelton, M., Reynolds, K., Muntner, P., Whelton, P. K & He, J.

(2004). Global Burden of Hypertension. J. Hypertens. 22(1): 140.

Lyalomhe, G. & Iyalomhe S. (2010). Hypertension Related Knowledge, Attitudes

And Life Style Practices Among Hypertensive Patients In A Sub-urban

Nigerian Community. Journal of Public Health and Epidemiology, Vol. 2,

No. 4, Hal. 71-77.

Page 35: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

55

Laurence, M. (2005). Diagnosis dan Terapi Kedokteran ”Ilmu Penyakit Dalam”

jilid 1 (terjemahan Abdul Gofur). Jakarta: Salemba Medika.

Mizwar. (2004). Faktor-faktor Risiko Terjadinya Hipertensi Essensial di

Kabupaten Klaten. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Muttaqin, A. (2009). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.

Mustaida, (2005). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Pasien tentang

Hipertensi dengan Terkontrolnya Tekanan Darah di Poliklinik Penyakit

Dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Kesehatan

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Muliadi, (2008). Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Tingkat Pengetahuan tentang Praktik Gaya Hidup Hipertensi di RSUD Arifin Nu’mang Rampang Kabupaten Sidrap. Media Kesehatan, 2008, 4:1.

Notoadmodjo, Soekidjo. (2005). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta.

Rineka Cipta,

Notoatmodjo, (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka

Cipta.

Notoatmodjo, (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi, Jakarta:

Rineka Cipta.

______ (2010).b Ilmu Perilaku dan Pengetahuan Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Nursalam, (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis

Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Osterberg, L & Blashke, T. (2005). Adherence to Medication. The New England

Journal of Medicine, Vol. 353, No.5, Hal. 487-497.

Potter, P. & Perry, M. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan :Konsep,

Proses Dan Prektek.(4th Ed). Jakarta: EGC

Puspasari, F. D. Ramawati D., dan Saryono. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan tentang Hipertensi di Desa Sokaraja Tengah

Page 36: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

56

Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas. Jurnal Keperawatan FKIK Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, 2008, Volume 3 No 1.

Radmarssy, (2007). Hipertensi Penatalaksanaan. Dibuka pada situs

http://www.hipertensistroke.com/pdf105, diakses 21 Mei 2014.

Sherwood, L. (2005). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Editor, Breatricia L.

Santoso. Jakarta: EGC

Syamsudin. (2011). Farmakoterapi Kardiovaskular dan Renal. Jakarta selatan:

Salemba Medika.

Stanley, M & Beare, B. (2004). Brunner and Sudarth’s Texsbook of Medical

Surgical Nursing (8th edition). Philadelphia: Lippincott. (Sumber asli

diterbitkan 2002).

Susilowati, U. (2012) Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang Praktik Gaya Hidup Anak Bronkopneumonia. Jurnal Kebidanan, 4 (2), 84-91.

Sukowati. (2005). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat terhadap

Hipertensi di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah, Jurnal Kesehatan IV

(2).

Sugiyono. (2011). Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Menu Sehat

Sutomo. (2009). Penakluk Hipertensi .Jakarta: DeMedia Pustaka

Susilo. (2011). Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Edisi 2, Jakarta: EGC.

Soekanto (2006). 100 Question & Answers Hipertensi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Gramedia.

Seva Canada Society (2008). Global Initiative for The Elimination of Avoidable

Blindness: Action Plan 2006-2011. [cited 2015 Maret 10]. Available from

URL: http://www.who.int/blindness/Vision2020%20-report.html.

Tjokroprawiro, (2007). Faktor-faktor risiko hipertensi primer dan sekunder di

puskesmas Klogolesari Kulon Kota Semarang. Jurnal kesehatan

masyarakat, vol.1, no.2, hal.315—325.

Tee, S. R, Sien, H. (2010). The Prevalence of Hypertension and Its Associated

Risk Factors in Two Rural Communities in Penang Malaysia. LeJSME,

vol. 4(2), hlm. 27-40.

Page 37: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/Inda Darma Ikhsan_3210028_nonfull.pdf · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN 7. Kepada Kepala Dinas

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

57

Udjianti, W. J. (2010). Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.

Wehedy, A. S. Hassan, A. Elhameed, D.A. El-Hameed. (2014). Effect of Lifestyle

Intervention Program on Controlling Hypertension among Older Adults.

Journal of Education and Practice, Vol.5, No.5, hal.61-71.

Wade. (2003). Using a Problem Detection Study (PDS) to Identify and Compare

Health Care Privider and Consumer Views of Antihypertensive therapy.

Journal of Human Hypertension, Jun Vol 17 Issue 6, p397.

WHO. (2010). Pengendalian Hipertensi: Laporan Komisi Pakar WHO. Bandung:

Penerbit ITB.

_______(2011). Hypertension Fact Sheet. Department of sustainable development and healthy environments. Dibuka pada situs http://www.searo.who.int/linkfiles/non_communicable_diseases_hypertension-fs.pdf diakses 30 Mei 2014