HUBUNGAN KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA DESA DENGAN …repository.umrah.ac.id/221/1/JURNAL ILMIAH...

24
HUBUNGAN KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA DESA DENGAN KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DESA DI DESA KUALA SEMPANG, KECAMATAN, SERI KUALA LOBAM, KABUPATEN BINTAN NASKAH PUBLIKASI OLEH RIZKA NANDA PUTRA NIM: 120563201084 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2018

Transcript of HUBUNGAN KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA DESA DENGAN …repository.umrah.ac.id/221/1/JURNAL ILMIAH...

HUBUNGAN KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA DESA

DENGAN KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DESA DI DESA

KUALA SEMPANG, KECAMATAN, SERI KUALA LOBAM,

KABUPATEN BINTAN

NASKAH PUBLIKASI

OLEH

RIZKA NANDA PUTRA

NIM: 120563201084

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2018

HUBUNGAN KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA DESA DENGAN

KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DESA DI DESA KUALA SEMPANG,

KECAMATAN, SERI KUALA LOBAM, KABUPATEN BINTAN

Rizka nanda putra1,Agus hendrayadi

2,Wahjo pangestoeti

3

Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di Desa Kuala Sempang,

diperoleh bahwa pembangunan sarana dan prasarana masih kurang,sehingga

dibutuhkan pengukuran untuk mengetahui seberapa besar hubungan yang terjadi

antara Kemampuan Manajerial Kepala Desa Terhadap keberhasilan Pembangunan

di Desa Kuala Sempang.Penelitian ini berlokasi di desa Kuala Sempang

Kecamatan Seri Kuala lobam Kabupaten Bintan.Populasi dan sampel penelitian

ini adalah seluruh Kepala Keluarga masyarakat di desa kualaa sempang

Kecamatan seri kuala Lobam Kabupaten Bintan yang berjumlah 41 kepala

keluarga .Data primer penelitian di peroleh melalui penyebaran kuisioner.

Analisis data secara deskriptif analisis dan statistic korelasi product moment.Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Untuk tingkat kemampuan Manajerial Kepala

Desa 5.20 % responden menjawab Rendah, 25.04 % Sedang, dan 17.72 % Sangat

Tinggi, sisanya 52.03% Responden menjawab Tinggi. Di simpulkan bahwa

masyarakat Desa Kuala Sempang menganggap kemampuan Manajerial Kepala

Desa adalah Tinggi. Sedangkan untuk Keberhasilan Pembangunan sebanyak 0.16

% responden menjawab Sangat Rendah, 8.62 % menjawab Rendah, 36.3 %

Sedang, untuk yang menjawab Tinggi ada 48.3 %,dan sisanya 6.67% Responden

menjawab Sangat Tinggi. Dan di simpulkan bahwa masyarakat Desa

menganggap Keberhasilan Pzembangunan Desa adalah Tinggi . Maka

berdasarkan perhitungan statistic dengan metode pengujian Koefisien Korelasi

Product Momen dapat di lihat bahwa koefisien korelasi antara keduanya memiliki

Hubungan senilai 0.871.di olah menggunakan SPSS untuk melihat koefeisien

korelasi variable sehingga di dapat korelasi antara variabel X terhadap Y adalah

sebesar 0.871 atau 87.1%, Artinya hubungan yang terjadi antara variabel X dan Y

adalah hubungan yang positif dengan tingkat keeratan yang Sangat Tinggi dengan

nilai determinasi R2 = 0.871

2 = 0.759. Maka nilai variabel Y dipengaruhi oleh

variabel X sebesar 75,9% dan sisanya 24.1% dipengaruhi oleh factor lainnya.

Kata Kunci : Kemampuan Manajerial Kepala Desa , Keberhasilan Pembangunan

HUBUNGAN KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA DESA DENGAN

KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DESA DI DESA KUALA SEMPANG,

KECAMATAN, SERI KUALA LOBAM, KABUPATEN BINTAN

Rizka Nanda Putra1,Agus Hendrayadi

2,Wahjoe Pangestoeti

3

Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRACT

Based on the results of research that researchers do in the village of Kuala

Sempang, it is found that the development of facilities and infrastructure is still

lacking, so it takes measurements to find out how big the relationship between

Managerial Managerial Ability Against Successful Development in the Village

of Kuala Sempang. This study aims to determine the level of managerial ability

of the Village Head and To determine the level of success of village

development in order to measure how much relationship managerial ability of

the village head with the development of village Kuala Sempang Seri Seri Kuala

Lobam Bintan. The results showed that for the level of ability of Managerial

Village Head 5.20% respondents answered Low, 25.04% Medium, and 17.72%

Very High, the rest 52.03% Respondents answered High. It was concluded that

the people of Kuala Sempang Village considered the managerial capability of

the Village Head to be High. As for the success of development as much as

0.16% respondents answered Very Low, 8.62% answered Low, 36.3% Moderate,

for those who answered High there is 48.3%, and the remaining 6.67%

Respondents answered Very High. And it was concluded that the village

community considers the success of Pzembangunan Desa is High. So based on

statistical calculations with the method of correlation coefficient Product

Moment can be seen that the correlation coefficient between the two has a

relationship worth 0.871.di though using SPSS to see the correlation coefficient

of variables so that the correlation between variables X to Y is equal to 0.871 or

87.1% the relationship that occurs between variables X and Y is a positive

relationship with very high level of closeness with the value of determination R2

= 0.8712 = 0.759. Then the value of variable Y is influenced by the variable X of

75.9% and the remaining 24.1% influenced by other factors.

Keywords: Managerial Capability of Village Head, Success of Development

HUBUNGAN KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA DESA DENGAN

KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DESA DI DESA KUALA SEMPANG,

KECAMATAN, SERI KUALA LOBAM, KABUPATEN BINTAN

A. Latar Belakang

Desa adalah wilayah yang penduduknya saling mengenal hidup bergotong-

royong, adat istiadat yang sama, tata norma dan mempunyai tata cara sendiri

dalam mengatur kehidupan kemasyarakatan. Di samping itu, umumnya wilayah

desa terdiri atas daerah pertanian, sehingga sebagian besar mata pencariannya

adalah seorang petani. Desa di bawah pemerintahan Kabupaten.

Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang perubahan atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan

bahwa desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus masyarakat setempat,

berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam

sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Manusia tidak lagi

dianggap sebagai faktor produksi tetapi lebih dianggap sebagai asset organisasi

yang penting. Keefektifan dan keunggulan organisasi sangat tergantung pada

kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Secara teoritis, kualitas SDM dalam

suatu organisasi yang tinggi diharapkan mampu meningkatkan pelayanan pada

masyarakat. Hal ini akan dapat tercipta dalam suatu lingkungan kerja yang

kondusif, yang antara lain dipengaruhi oleh tipe kepemimpinan yang tepat.

Kepemimpinan dibutuhkan manusia, karena adanya suatu keterbatasan dan

kelebihan-kelebihan tertentu pada manusia. Disinilah timbulnya kebutuhan akan

pemimpin dan kepemimpinan.

Kepemimpinan (leadership) dapat dikatakan sebagai cara dari seorang

pemimpin (leader) dalam mengarahkan, mendorong dan mengatur seluruh unsur-

unsur.di dalam kelompok atau organisasinya untuk mencapai suatu tujuan

organisasi yang diinginkan sehingga menghasilkan pelayanan pada masyarakat

dengan maksimal. Dengan meningkatkan mutu pelayanan berarti tercapainya hasil

kerja seseorang atau aparatur desa dalam mewujudkan tujuan organisasi.

Pada sebuah organsasi pemerintahan, kesuksesan atau kegagalan dalam

pelaksanaan pelayanan masyarakat, dipengaruhi oleh kepemimpinan, melalui

kepemimpinan dan didukung oleh pemerintahan yang memadai, maka

penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (Good Governance) akan terwujud,

sebaliknya kelemahan kepemimpinan merupakan salah satu sebab keruntuhan

kinerja birokrasi di Indonesia. (Istianto, 2009:2)

Dalam menerapkan manajemen pemerintahan desa, perlu diterapkan

prinsip responsivness, yakni sikap keterbukaan dan transparan dari aparat

pemerintah agar masyarakat mudah memperoleh data dan informasi tentang

kebijaksanaan, program dan kegiatan yang akan, sedang dan sudah dijalankan

sehingga muncul sikap partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan dan pengendalian kebijaksanaan publik yang terkait dengan dirinya.

Selain itu, perlu diterapkan prinsip akuntabilitas, yang menuntut aparat

pemerintah untuk mampu mempertanggungjawabkan kebijaksanaan, program dan

kegiatan yang dilaksanakan termasuk pula yang terkait erat dengan

pendayagunaan ketiga komponen, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan

sumber daya manusia. Selanjutnya perlu diterapkan prinsip responsibilitas, yang

menuntut aparat pemerintah mendasarkan setiap tindakannya pada aturan hukum,

baik yang terkait dengan lingkungan eksternal (masyarakat luas) maupun yang

berlaku di lingkungan internal.

Aparatur pemerintahan dikatakan memiliki kinerja yang tinggi apabila

memiliki ciri-ciri, memiliki visi yang memuat kejelasan tujuan yang ingin dicapai,

kualitas sumberdaya manusia yang handal, adanya komitmen terhadap rencana

aksi strategis, dan kesadaran akan pentingnya efektivitas dan produktivitas yang

tinggi. Keseluruhan upaya tersebut, diharapkan dapat mewujudkan kualitas

manajemen pemerintahan.

Peranan kepala desa akan sangat penting apabila mereka aktif untuk

mendatangi masyarakat, sering menghadiri pertemuan-pertemuan, dan dalam

setiap kesempatan selalu menjelaskan manfaat program pemerintah desa. Para

pimpinan masyarakat ini aktif pula dalam mengajak warga masyarakat untuk

mengelola kegiatan pemerintah desa. Apabila masyarakat melihat bahwa tokoh

mereka yang disegani ikut serta dalam kegiatan tersebut, maka masyarakat pun

akan tertarik untuk ikut serta.

Desa Kuala Sempang Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan

merupakan salah satu desa yang dekat dengan pusat ibukota Provinsi Kepri.

Masyarakat mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pembangunan,

termasuk dalam penyelenggaraan pelayanan publik.Peran-serta kepala desa dalam

penyelenggaraan pelayanan publik didefinisikan sebagai suatu partisipasi seluruh

anggota masyarakat, baik individu, keluarga ataupun kelompok, untuk bersama-

sama mengambil tanggung jawab, mengembangkan kemandirian, menggerakkan,

dan melaksanakan upaya penyelenggaraan pelayanan publik. Banyak hasil dari

program-program penyelenggaraan pelayanan publik yang berlandaskan peran-

serta masyarakat termasuk program pemerintah desa kurang berkembang bahkan

ada yang sudah tidak berlanjut. Hal ini disebabkan karena para petugas lapangan

sebagai motivator dari program/proyek tersebut di atas kurang/tidak memberikan

dorongan/motivasi kepada masyarakat khususnya kepada kepala desa lebih lanjut

secara terus-menerus.

Untuk mewujudkan kemandirian pelaksanaan pembangunan yang berbasis

pada wilayah pedesaan, dituntut keterlibatan sosiokultural yang ada dalam

masyarakat. Hal ini semakin membuka peluang bagi masyarakat desa untuk

memanfaatkan nilai-nilai budaya serta pranata sosial setempat demi mewujudkan

keberhasilan pembangunan di desanya masing-masing. Melalui otonomi desa,

terbuka kesempatan yang luas untuk mengetahui sumber daya, masalah, kendala

serta memperbesar akses setiap warga desa untuk berhubungan langsung dengan

pemimpinnya, atau sebaliknya bagi pemimpin dapat mengetahui kebutuhan desa

secara tepat.

Swadaya masyarakat dilakukan untuk mengetahui potensi masyarakat desa

dalam pembangun daerahnya, seberapa besar swadaya dari masyarakat dalam

melaksanakan pembangunan di daerahnya.Pembangunan yang dilaksanakan atas

swadaya masyarakat menunjukkan bahwa kalau masyarakat desa mampu

membangun daerahnya sendiri.

Aparat desa sebagai bagian dari pegawai negeri dituntut untuk dapat

menjadi motor penggerak pembangunan karena aparat kelurahan bersentuhan

langsung dengan masyarakat sehingga akan lebih memahami keadaan dan kondisi

masyarakat. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa kesempurnaan

birokrasi tergantung dari kesempurnaan aparatur negara sehingga kualitas

birokrasi kita tercermin dari kualitas aparatur Negara.

Pembangunan pedesaan, identik dengan pembangunan di sektor

pertanian, karena sebagian besar mata pencaharian penduduk bergerak di sektor

pertanian, meskipun dalam prakteknya di lapangan, karakteristik budaya

masyarakat pedesaan di Indonesia sangat beragam. Mubyarto (2000), membagi

tipologi desa berdasarkan mata pencahariannya, yakni desa persawahan, desa

perkebunan, desa perternakan, desa industri kecil dan menengah, desa jasa dan

perdagangan, serta desa perladangan.

Secara tradisional, peranan sektor pertanian dalam pembangunan

ekonomi dipandang pasif dan bahkan hanya dianggap sebagai unsur penunjang

semata (Todaro, 1998:432). Fenomena ini dijumpai dalam sejarah pembangunan

di Indonesia selama pemerintahan Orde Baru, yang menjadikan sektor pertanian

sebagai sektor pendukung proses industrialisasi. Peranan sektor pertanian

dianggap sebagai sumber tenaga kerja dan sumber bahan baku murah demi

perkembangan sektor-sektor industri yang diharapkan mampu mengejar

ketertinggalan ekonomi yang dialami oleh bangsa Indonesia.

Beberapa persoalan yang terjadi di pedesaan antara lain kurangnya sarana

dan prasarana, lokasi desa yang terisolisasi dan terpencar, dan lain sebagainya

yang menyangkut dalam pembangunan desa.

Untuk melakukan perubahan sosial masyarakat desa, dibutuhkan

perencanaan yang baik dalam pembangunan desa yang mampu mengangkat serta

mengembangkan potensi lokal masyarakat di pedesaan

Dalam perencanaan pembangunan desa, pemerintah desa dalam hal ini

adalah Kepala Desa yang mempunyai peran penting dan strategi dalam

perencanaan bersama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Dalam

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, memungkinkan setiap desa memiliki sebuah

lembaga yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa. Lembaga ini bisa

berupa lembaga adat atau lembaga kemasyarakatan desa yang ditetapkan dengan

peraturan desa.

Yang mendasari Penelitian ini dilihat pada pelaksanaan Kukerta tahun

2015 di Desa Kuala Sempang penulis melihat tingkat manajerial kepala desa

dalam Pembangunan Desa masih sangat kurang sehingga pernah mendapati

Bendera Hitam dari Bupati Bintan, dari hasil tinjauan yang di lakukan penulis di

temui fenomena-fenomena yang mendukung penulis untuk meneliti di daerah

tersebut. Yakni, bahwa dari keadaan yang di temui di Desa Kuala Sempang

pembangunan yang ada di Desa tersebut masih sangat kurang, terutama di bidang

sarana-prasaran masyarakat yang banyak terbengkalai, infrastruktur desa seperti

sulitnya untuk mendapatkan air bersih serta potong yang berlumpur penghubung

lintas barat ke desa dan ekonomi masyarakat desa yang masih di utamakan

masyarakat untuk kebutuhan masyarakat sendiri .Sedangkan dalam pengukuran

sebuah keberhasilan pembangunan Desa di butuhkan manajerial pemimpin Desa

yang baik.

Maka berdasarkan fenomena yang terjadi yang mendorong penulis untuk

mengkaji dan meneliti masalah Manajerial Kepala Desa yang berkaitan dengan

keberhasilan pembangunan desa di desa kuala sempang kecamatan seri kuala

lobam kabupaten bintan.

B. Kerangka Berpikir

Bila di gambarkan kerangka pemikiran Penelitian dapat di lihat pada

skema di bawah ini:

Pembangunan sarana-prasarana

dan infrastruktur di Desa Kuala

Sempang Kec Seri Kuala

Lobam Kab Bintan masih

kurang

Dalam pengukuran

keberhasilan pembangunan

Desa di butuhkan Manajerial

Kepala Desa yang baik

Manajerial Kepala Desa (X)

(a) the ability to see an enterprise as a

whole;

Mampu melihat Organisasi sebagai satu

keseluruhan.

(b) the ability to make decisions;

Mampu mengambil keputusan.

(c) the ability to delegate authority; dan

Mampu mendelegasikan Wewenang

(d) the ability to command loyalty.

Mampu menanamkan kesetiaan

Pembangunan Desa (Y)

1. Potensi Desa

2. Hubungan Daerah Lain

3. Lokasi Desa

C. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Kuantitatif, menurut

Sugiyono (2011:7) metode Kuantitatif di sebut sebagai metode positivistik karena

berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah /

scientific karena telah memenuhi kaedah-kaedah ilmiah yaitu konkrit / empiris ,

obyektif, terukur, rasional, dan sistematis.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di desa Kuala Sempang Kecamatan Seri Kuala lobam

kabupaten Bintan , alasan penulis mengambil lokasi di Desa Kuala Sempang

Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan

D. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2000: 57) Menyatakan bahwa : Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari kemudian di

tarik kesimpulannya. Berkenaan dengan itu, yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah Kepala desa dan mayarakat (Kepala Keluarga)di Desa Kuala

Seberapa besar hubungan antara

kemampuan manajerial kepala desa

dengan pembangunan desa di Desa Kuala

Sempang Kec Seri Kuala Lobam Kab

Bintan

Sempang Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan yang seluruhnya

berjumlah 469 Kepala Keluarga

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi dan merupakan suatu subjek dari populasi. Menurut sudjana (2001: 161)

“Sampel adalah sebagian yang di ambil dari populasi yang menggunakan cara-

cara tertentu.Jadi sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang di teliti “.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Probability

sampling yaitu pengambilan sample yang memberikan peluang yang sama bagi

setiap unsur (anggota) populasi untuk di pilih menjadi anggota sample. Penulis

menggunakan Proportionate Stratified Random Sampling Artinya sampel di ambil

secara acak proporsional dari populasi. Untuk memperoleh sampel minimal yang

harus di teliti, penulis menggunakan rumus Slovin, yaitu:

Dimana :

n : jumlah sampel

N : jumlah populasi

e : batas toleransi kesalahan (error tolerance).

Berdasarkan dari hasil perhitungan rumus di atas maka jumlah sampel di

bulatkan menjadi 41. sehingga, sampel yang di ambil adalah sebesar 41 orang

Masyarakat yang di klarifikasikan berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, dan Jenis

pekerjaannya.

E. Jenis Data

Untuk keperluan analisis pada penelitian ini, data yang di perlukan sesuai

dengan kebutuhan

1. Data primer

Menurut Mayer dan Greenwood (1984:361) yang di maksud dengan data

primer adalah data yang di kumpulkan tangan pertama oleh Peneliti.

2. Data Sekunder

Menurut Mayer dan Greenwood,terjemahan (1984:361 yang dimaksu

dengan data Sekunder adalah data yang di kumpulkan untuk suatu maksud yang

lain, tetapi digunakan kembali oleh ahli analisis dalam suatu desain riset yang

baru, yang meliputi:

1. Data tentang latar belakang Desa Kuala Sempang

2. Struktur Organisasi Desa

3. Kegiatan Kepala Desa khususnya di Unit Pembangunan Desa

4. Keadaan Wilayah Sekitar Desa Kuala Sempang

5. Profil Kepala Desa Kuala Sempang

F. Teknik dan alat Pengumpulan data

1. Observasi

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan

mengadakan pengamatan secara langsung kepada objek penelitian agar data yang

di peroleh lebih valid, yaitu mengenai keberadaan atau lokasi kantor desa dan

optimal tidaknya menejerial kepala dengan keberhasilan pembangunan desa di

desa Kuala Sempang Kecamatan Sri Kuala Lobam Kab Bintan.Alat pengumpul

datanya dengan menggunakan Observasi nonpartisipan.

2. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan dan peryataan tertulis kepada responden untuk

menjawabnya (sugiyono, 2010: 162). Pertanyaan yang telah disusun di berikan

kepada responden dalam hal ini adalah Masayarakat desa di Kuala Sempaang, alat

pengumpulan datanya berupa angket.

G. Teknik Dan Analisa Data

Analisis data yang telah di peroleh akan di analisis dengan cara sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui kemampuan manajerial kepala desa di Desa Kuala

SempangKecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan, akan di analisis

secara deskriptif berdasarkan data yang di dapat dari laporan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Desa.

2. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan pemerintah desa dalam

meningkatkan pelaksanaan pembangunan desa Kuala Sempang Kecamatan

Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan, akan di analisis secara deskriptif

berdasarakan laporan RPJMDes dan juga berdasarakan dari hasil

wawancara terhadap Kepala Desa.

3. Untuk menguji hubungan atau pengaruh antar variable dengan

menggunankan perhitungan statistic dengan metode pengujian Koefisien

Korelasi Product Moment. Metode ini digunakan untuk mengetahui besar

kecilnya dan ada atau tidaknya hubungan atau pengaruh antar variable.

Manajerial Kepala Desa (x) dengan Keberhasilan Pembangunan Desa (y)

Di Desa Kuala Sempang Kec Seri Kuala Lobam Kab Bintan.

Adapun rumusnya adalah :

Keterangan :

r ₓᵧ = Angka indeks korelasi ‘r’ pearson product moment

n = Populasi

n∑xᵢyᵢ = Jumlah perkalian antara skor x dan y

∑xᵢ = Jumlah skor x

∑yᵢ = Jumlah skor ya

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah anatara dua

varaibel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi), digunakanpenafsiran interprestasi

anka yang di kemukan oleh sugiono (2005:149),yaitu sebabagai berikut :

Tabel 1.1

Pedoman untuk memberikan Interprestasi Koefisisen Korelasi

Interprestasi Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199

0,20-0,399

0,40-0,599

0,60-0,799

0,80-1,000

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat tinggi

Untuk lebih meyakinkan lagi, peneliti juga menggunakan SPSS untuk

melihat koefeisien korelasi variable manajerial kepala desa dengan keberhasilan

pembangunan desa di Desa Kuala Sempang Kec Seri Kuala Lobam Kab Bintan

sebagai pembanding.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Reesponden Berdasarkan Jenis kelamin

Dari karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin dapat di lihat

melalui penjelasan tabel di bawah ini:

Tabel 4.1

Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi (Orang) Presentase (%)

1 Laki-Laki 32 78%

2 Perempuan 9 22%

Jumlah 41 100%

Sumber : Data Olahan 2017

Data pada Tabel 4.1 tersebut menunjukan bahwa 41 orang yang menjadi

Responden 32 orang di antaranya berjenis kelamin Laki-Laki atau sebanyak 78 %,

sedangkan sisanya sebanyak 22 % atau 9 orang Responden berjenis kelamin

Perempuan. Sehingga dapat di simpulkan bahwa jumlah Responden berjenis

kelamin Laki-Laki lebih banyak di bandingkan Responden yang berjenis kelamin

Perempuan. Hal ini juga menunjukan mayoritas masyarakat di desa Kuala

Sempang adalah berjenis Kelamin Laki-Laki

B. Karakteristik Berdasarkan Usia

Dari karakteristik responden berdasarkan Usia Dapat di lihat dari tabel di

bawah ini :

Tabel 4.2

Karakteristik Responden berdasarkan Usia

No Umur Responden Frekuensi (Orang) Presentase (%)

1 20-30 4 9,75

2 31-40 11 26,8

3 41-50 17 41,4

4 51-60 6 14,6

5 61-70 3 7,3

Jumlah 41 100

Sumber : Data Olahan 2017

Dari tabel 4.2 tersebut dapat dilihat bahwa data dari karakteristik

berdasarkan usia menunjukan kebanyakan Responden berusia 41-50 Tahun yaitu

sebanyak 17 Orang (41,4%), sedangkan sisanya sebanyak 26,8 % berusia 31-40

Tahun (11 Orang ), 6 orang berusia 51-60 tahun (14,6 %) , 4 orang berusia 20-30

tahun (9,75%), dan sebanyak 3 orang responden yang berusia 61-70 tahun (7,3%).

C. Karakteristik berdasarkan Pekerjaan

Dari karakteristik Responden berdasarkan jenis pekerjaan dapat di lihat

melalui tabel berikut :

Tabel 4.3

Karakterisitik Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan

No Jenis Pekerjaan Frekuensi (Orang) Presentase (%)

1 Mahasiswa 1 2,4 %

2 Aparatur Desa * 31 75,6 %

3 PNS 1 2,4 %

4 Nelayan 2 4,8 %

5 Petani 2 4,8 %

6 Buruh 2 4,8 %

7 Ibu Rumah Tangga 2 4,8 %

Jumlah 41 100 %

*Aparatur desa merupakan pekerja Desa seperti Staff,BPD,RT,RW,dan Kepala

Dusun

Sumber : Data Olahan 2017

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat di ketahui bahwa responden dari

penelitian ini sebagian besar adalah Aparatur Desa yaitu sebanyak 31 orang atau

75.6 % yang di maksud Aparatur Desa dipenelitian ini merupakan Staff Desa,

Ketua RT dan RW, anggota BPD (Badan Permusyawaratan Desa), dan Kepala

Dusun, sedangkan sisanya adalah Masyarakat Desa Kuala Sempang yang

berperan sebagai Ibu Rumah Tangga sebanyak 2 orang atau 4,8 %, Petani 2 Orang

(4,8%), Nelayan 2 Orang (4,8%), Buruh 2 Orang (4,8 %),dan masing-masing

Mahasiswa dan PNS 1 Orang atau 2,4%.

D. Kemampauan Manajerial Kepala Desa

Table 4.4

Indikator Kemampuan Manajerial Kepala Desa (X)

NO

Pernyataan

Jawaban Responden

SR

R

S

T

ST

(1) (2) (3) (4) (5)

Variabel Kemampuan

Manajerial Kepala Desa (X)

1 Pertanyaan 1 0 2 6 24 9 41 2 Pertanyaan 2 0 2 7 25 7 41 3 Pertanyaan 3 0 3 10 23 5 41 4 Pertanyaan 4 0 2 9 22 8 41 5 Pertanyaan 5 0 1 15 19 6 41 6 Pertanyaan 6 0 3 10 19 9 41 7 Pertanyaan 7 0 3 6 21 11 41 8 Pertanyaan 8 0 2 7 23 9 41 9 Pertanyaan 9 0 2 13 19 7 41 10 Pertanyaan 10 0 2 7 22 10 41 11 Pertanyaan 11 0 1 17 21 2 41 12 Pertanyaan 12 0 3 18 17 3 41 13 Pertanyaan 13 0 1 9 22 9 41 14 Pertanyaan 14 0 3 11 19 8 41 15 Pertanyaan 15 0 2 9 24 6 41 TOTAL 0 32 154 320 109 615 PRESENTASE 0% 5.20 % 25.04% 52.03% 17.72% 100%

Sumber : Data Olahan 2017

E. Keberhasilan Pembangunan Desa

Tabel 4.5

Indikator Keberhasilan Pembangunan di Desa Kuala Sempang (Y)

NO

Pernyataan

Jawaban Responden

SR

R

S

T

ST

(1) (2) (3) (4) (5)

Variabel

keberhasilan

Pembangunan Desa

(Y)

16 Pertanyaan 16 0 1 10 26 4 41

17 Pertanyaan 17 0 3 7 28 3 41

18 Pertanyaan 18 0 1 23 16 1 41

19 Pertanyaan 19 0 1 9 28 3 41

20 Pertanyaan 20 0 2 6 25 8 41

21 Pertanyaan 21 0 14 25 2 0 41

22 Pertanyaan 22 0 14 21 6 0 41

23 Pertanyaan 23 0 1 21 18 1 41

24 Pertanyaan 24 0 2 22 16 1 41

25 Pertanyaan 25 0 4 23 12 2 41

26 Pertanyaan 26 0 4 26 10 1 41

27 Pertanyaan 27 0 1 8 26 6 41

28 Pertanyaan 28 0 2 8 25 6 41

29 Pertanyaan 29 0 2 8 28 3 41

30 Pertanyaan 30 1 1 6 31 2 41

TOTAL 1 53 223 297 41 615 PRESENTASE 0.16% 8.62 % 36.3% 48.3% 6.67% 100%

Sumber:Data Olahan 2017

F. Hasil Dan Pembahasan

Berdasarkan dari hasil perhitungan secara manual, maka dapat di lihat bahwa

koefisien korelasi antara manajerial Kepala Desa dengan Pembangunan Desa di

Desa Kuala Sempang memiliki Hubungan senilai 0.871. Untuk lebih

meyakinkan lagi, peneliti juga menggunakan SPSS untuk melihat koefeisien

korelasi variable manajerial kepala desa dengan keberhasilan pembangunan desa

di Desa Kuala Sempang Kec Seri Kuala Lobam Kab Bintan sebagai pembanding.

Tabel 4.6

Koefisien Korelasi X terhadap Y (identifikasi 3)

Correlations

VAR00001 VAR00002

X Pearson Correlation 1 .871**

Sig. (2-tailed) .000

N 41 41

Y Pearson Correlation .871** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 41 41

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa korelasi antara variabel X terhadap Y

adalah sebesar 0.871 atau 87.1%, Artinya hubungan yang terjadi antara variabel X

dan Y adalah hubungan yang positif dengan tingkat keeratan yang Tinggi.

G. Uji Hipotesis

(Ha) : Ada hubungan yang signifikan antara Kemampuan Manajerial

Kepala Desa dengan Pembangunan Desa di Desa Kuala Sempang.

(Ho): Tidak ada hubungan yang signifikan antara Kemampuan

Manajerial Kepala Desa dengan Pembangunan Desa di Desa

Kuala Sempang.

Kriteria pengujiannya yaitu :

Ha : p ≠ 0, jika t hitung ≤ t table

Ho : p = 0, jika t hitung ≥ t table

Selanjutnya untuk pengujian signifikan koefisien korelasi dengan

menggunakan uji t yang rumusnya sebagai berikut :

t = √

dengan rumus tersebut, t dapat di hitung :

t = √

t = √

t =

t =

t = 11.069

Harga t hitung dibandingkan dengan harga t table untuk kesalahan 5%

(dk= n-2 = 39), maka di peroleh t table = 2.0227. Dan t hitung = 11.069. Maka

berdasarkan dari hasil perhitungan di atas dapat di simpulkan bahwa t hitung

11.069 > t table 2.0227, sehingga Ho di tolak. Hal ini berarti menunjukan ada

hubungan yang signifikan antara Kemampuan Manajerial Kepala Desa dengan

Pembangunan Desa di Desa Kuala Sempang.

Adapun nilai Koefisien Determinasinya adalah sebagai berikut :

R2 = 0.871

2 = 0.759

Pada perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai koefisien

determinasi dari penelitian ini adalah sebesar 0.759 atau 75,9%, artinya nilai

variabel Y dipengaruhi oleh variabel X sebesar 75,9% dan sisanya 24.1%

dipengaruhi oleh faktor lainnya, yaitu seperti faktor lokasi Desa, Faktor Sumber

Daya Alam, dan Faktor Sumber Daya Manusianya.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang di lakukan penulis, maka di dapat

kesimpulan sebagai berikut:

1. Untuk tingkat kemampuan Manajerial Kepala Desa di Desa Kuala Sempang

Kec Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan di jabarkan oleh penulis

menggunakan metode deskriptif atau berdasarkan dari gambaran yang ada di

Desa Kuala Sempang di dukung dengan hasil dari kuisioner yang telah di olah

oleh menggunakan diagram kuartil. Maka di dapat hasil yaitu Kemampuan

Manajerial Kepala Desa di Desa Kuala Sempang kepada 41 KK/Responden

terdapat sebanyak 5.20 % responden menjawab Rendah, 25.04 % menjawab

Sedang, dan sebanyak 17.72 % menjawab Sangat Tinggi, sisanya sebanyak

52.03% Responden menjawab Tinggi. Maka dapat di simpulkan bahwa

masyarakat Desa Kuala Sempang menganggap kemampuan Manajerial Kepala

Desa di Desa Kuala Sempang adalah Tinggi.

2. Sedangkan untuk rumusan masalah yang kedua tentang Keberhasilan

Pembangunan di Desa Kuala Sempang juga di olah menggunakan metode yang

sama dengan hasil pengolahan data dari kuisioner yaitu untuk Keberhasilan

Pembangunan di Desa Kuala Sempang kepada 41 KK/Responden terdapat

sebanyak 0.16 % responden menjawab Sangat Rendah, 8.62 % menjawab

Rendah, dan sebanyak 36.3 % menjawab Sedang, untuk yang menjawab Tinggi

ada 48.3 % responden yang menjawab,dan sisanya sebanyak 6.67% Responden

menjawab Sangat Tinggi. Maka dapat di simpulkan bahwa masyarakat Desa

Kuala Sempang menganggap kemampuan Manajerial Kepala Desa di Desa

Kuala Sempang adalah Tinggi.

3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kemampuan manajerial

kepala desa terhadap pembangunan desa di desa kuala sempang kecamatan

seri kuala lobam menggunakan analisa dan di bahas menggunakan

perhitungan statistik dengan metode pengujian Koefisien Korelasi Product

Moment. Berdasarkan dari hasil perhitungan secara manual , maka dapat di

lihat bahwa koefisien korelasi antara manajerial Kepala Desa dengan

Pembangunan Desa di Desa Kuala Sempang memiliki Hubungan senilai

0.871. di lanjutkan menggunakan SPSS untuk melihat koefeisien korelasi

variable dan di dapat hasil korelasi antara variabel X terhadap Y adalah

sebesar 0.871 atau 87.1%, Artinya hubungan yang terjadi antara variabel X

dan Y adalah hubungan yang positif dengan tingkat keeratan yang Sangat

Tinggi dengan nilai determinasi R2 = 0.871

2 = 0.759. Maka nilai variabel Y

dipengaruhi oleh variabel X sebesar 75,9% dan sisanya 24.1% dipengaruhi

oleh faktor lainnya.

B. Saran

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mengemukakan saran-saran yang

dapat diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran serta masukan agar dapat

dipertimbangkan dalam upaya meningkatkan hubungan kemampuan manajerial

kepala desa dengan keberhasilan pembangunan di desa kuala sempang kecamatan

seri kuala lobam kabupaten bintan,sebagai berikut :

1. Kepala desa harus lebih meningkatkan lagi hubungan pada masyarakat

agar pemikiran-pemikiran masyarakat desa untuk pembangunan mudah di

ketahui apa kekurangan dan bermanfaatnya pembangunan desa tersebut.

2. Untuk semakin meningkatkan kualitas dan kinerja aparat pemerintah desa

disarankan kepala desa beserta perangkat-perangkatnya dapat

meningkatkan kemampuan manajerial ,terutama dalam aspek kognisi ,

keterampilan dan kepemimpinan yang berguna bagi kelancaran

pelaksanaan pelyanan pembangunan bagi masyarakat desa

3. Untuk semakin menumbuhkan kesadaran dan partisipasi masyarakat yang

tinggi dalam proses pembangunan desa,maka disarankan bagi kepala desa

beserta seluruh perangkat-perangkat desa dapat menggali dan memahami

kebutuhan masyarakat yang disarankan mendesak dalam perencanaan dan

implementasi program pembangunan.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku- Buku

Ahmadi. 2001. Ilmu Usaha tani. Penebar Swadaya : Jakarta

Fitriani L.P ( 2011 ). Membangun Desa Idaman. Klaten: Macanan Jaya

Cemerlang.

Istianto, Bambang. ( 2009 ). Manajemen Pemerintah Dalam Perspektif

Pelayanan Publik. Jakarta :MitraWacana Media.

Kartono, ( 2006 ). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta : PT. Rajagrafindo

persada.

Maslow, Abraham H., ( 1954 ), Motivation and Personality, Harper& Row

Publiser, New York.

Mayer, Robert R & Ernest Greenwood. 1984. Rancangan Penelitian Kebijakan

Sosial.(Terjemahan Sutan Zanti dan I WayanArdana). Jakarta: Rajawali.

Mubyarto. ( 2000 ). Membangun Sistem Ekonomi. Yogyakarta: BPFE

Ndraha, Taliziduhu. (1987) Pembangunan Masyarakat Mempersiapkan

Masyarakat Tingggal Landas. Jakarta :RinekaCipta

Selamet, Margono. ( 1985 ) Pengantar Sosiologi, CV. Rajawali, Jakarta.

Siagian, S.P ( 1995 ). Teori Motivasi Dan Aplikasinya. Jakarta: BinaCipta.

Simamora, Henry, ( 1995 ), Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:P.

STIE YPKN.Sudjana, ( 2001 ).Metode Statistika, Bandung: Tarsito.

Sugiyono, ( 2000 ), Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta

_______, ( 2005 ), Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Todaro, Michael P.,( 1998 ), Pembangunan Ekonomi Di DuniaKeTiga,

EdisiKeenam, Jakarta: Erlangga.

Umar, Husein. ( 2000 ). Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta. PT.

Gramedia Pustaka Utama.

B. Undang-Undang Republik Indonesia

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

C. Jurrnal

1. Wayan Mahayana, Peran Kepala Desa Dalam Meningkatkan Pembangunan

Desa Di Desa Bumi Rapak Kecamatan Kaubuun Kabupaten Kutai Timur,

Universitas Mulawarman, 2013

2. Paramitha Rusadi, Fungsi Kepala Desa Dalam Pelaksanaan Pembangunan

Di Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan , Universitas Negri Islam

Sultran Syarif Kasim Riau, 2011

3. Fahri Azhari, HubunganKemampuan Manajerial Aparat Desa Dengan

Pembangunan Desa di desa-desa Kecamatan Stabat, Universitas Sumatra

Utara, 2008

4. Muhammad Isransyah, Kepemimpinan Kepala Desan dalam Menggerakkan

Pembangunan di Desa Kota Bangun Sebrang Kabupaten Kutai kartanegara,

Universitas Mulawarman, 2014

5. Stepanus Francisco, Partisipasi KMasyarakat Dalam Pembangunan desa di

Desa Marunsu Kecamatan Samalantan Kabupaten Bengkayang, Universitas

Tanjungpuran, 2013

D. Internet

http://www.google.co.id/amp/s/taklelahbelajar.wordpress.com/2013/08/15/rumus-

solvin//amp/

www.materibelajar.id/2015/12/inilah-beberapa-definisi-pembangunan_28.html?m=1