Pengawasan Dinas Tenaga Kerja, Koprasi, Usaha Kecil ...repository.umrah.ac.id/2031/1/INDRA FAHREZA -...

21
JURNAL ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS FISIP UMRAH 1 Pengawasan Dinas Tenaga Kerja, Koprasi, Usaha Kecil Menengah Dan Perindustrian Kabupaten Lingga Terhadap Penerapan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Pekerja Pada PT. Mangrove Lingga Lestari Kabupaten Lingga INDRA FAHREZA 130565201121 Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Negeri Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, [email protected] ABSTRAK Pertimbangan yang mendasari penelitian ini, bahwa pengawasan dibidang ketenagakerjaan merupakan Pengawasan yang sangat dibutuhkan oleh ketenagakerjaan yang bertujuan untuk melindungi hak-hak pekerja sesuai dengan kententuan Perundang-undangan baik itu berupa BPJS kesehatan maupun jaminak kerja bagi kerja agar setiap pekerja memikliki jaminan saat terjadinya kecelakaan kerja. Namun Fonomena yang terjadi di Kabupaten Lingga tidak semua perusahaan dan kariyawan dapat pengawasan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Pengawasan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Terhadap Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Pekerja di PT. Mangrove Lingga Lestari Kabupaten Lingga, Dengan menggunakan penelitian Deskriptif Kualitatif.Tenik Analisis data yang digunakan penelitian ini adalah mengacu pada teori Pengawasan menurut Sagian antara lain; menentukan ukuran plaksanaan, memberikan penilaian, mengadakan korektif.

Transcript of Pengawasan Dinas Tenaga Kerja, Koprasi, Usaha Kecil ...repository.umrah.ac.id/2031/1/INDRA FAHREZA -...

JURNAL ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS FISIP UMRAH

1

Pengawasan Dinas Tenaga Kerja, Koprasi, Usaha Kecil Menengah Dan

Perindustrian Kabupaten Lingga Terhadap Penerapan Kesehatan Dan

Keselamatan Kerja (K3) Pekerja Pada PT. Mangrove Lingga Lestari Kabupaten

Lingga

INDRA FAHREZA 130565201121

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Negeri Maritim Raja Ali Haji

Tanjungpinang, [email protected]

ABSTRAK

Pertimbangan yang mendasari penelitian ini, bahwa pengawasan dibidang

ketenagakerjaan merupakan Pengawasan yang sangat dibutuhkan oleh

ketenagakerjaan yang bertujuan untuk melindungi hak-hak pekerja sesuai dengan

kententuan Perundang-undangan baik itu berupa BPJS kesehatan maupun jaminak

kerja bagi kerja agar setiap pekerja memikliki jaminan saat terjadinya kecelakaan

kerja. Namun Fonomena yang terjadi di Kabupaten Lingga tidak semua perusahaan

dan kariyawan dapat pengawasan yang baik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Pengawasan Dinas

Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Terhadap

Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Pekerja di PT. Mangrove Lingga

Lestari Kabupaten Lingga, Dengan menggunakan penelitian Deskriptif

Kualitatif.Tenik Analisis data yang digunakan penelitian ini adalah mengacu pada

teori Pengawasan menurut Sagian antara lain; menentukan ukuran plaksanaan,

memberikan penilaian, mengadakan korektif.

JURNAL ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS FISIP UMRAH

2

Hasil penelitian ditemukan bahwa pengawasan terhadap penerapan kesehatan

dan keselamatan kerja ( K3 ) pada pekerja di PT. Mangrove Lingga Lestari di

Kabupaten Lingga , yang dilakukan oleh Dinas Tengaa Kerja, Koprasi, Usaha Kecil

dan Menengah dan Perindustrian Kabupaten Lingga sudah dilaksanakan, namun

belum optimal, Dimana Pengawasan yang dilakukan hanya sekali dalam setahun,

seharusnya ada beberapa kali dalam setahun, beberapa kali dalam sebulan, agar

pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan Perusahaan dan tingkat kemungkinan

terjadi kecelakaan dapat diminimalisir. Selanjutnya jaminan kesehatan dan

keselamatan kerja, berupa asuransi, askes dan/atau BPJS Ketenagakerjaan untuk

para pekerja belum ada sampai saat ini. Kemudian tindak ada teguran dan sangsi

yang tegas dari Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan

Perindustrian Kabupaten Lingga terhadap PT. Mangrove Lingga Lestari atas

pelanggaran yang dilakukan kepada para Pekerja/Karyawan

Kendala atau faktor penghambat bagi Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha

Kecil Menengah dan Perindustrian Kabupaten Lingga dalam melakukan pengawasan

adalah jarak tempuh yang jauh serta akses jalan yang tidak bagus.

Kata Kunci: Pengawasan, DINASKER

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan ini manusia mempunyai kebutuhan yang beraneka Ragam,

untuk memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam tersebut manusia Memerlukan

biaya sehingga mereka di tuntut untuk bekerja, baik kerja sendiri yaitu bekerja

dengan modal dan usaha sendiri, maupun bekerja dengan oranglain yaitu bekerja

JURNAL ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS FISIP UMRAH

3

dengan bergantung dengan orang lain yang memberi Perintah. Tugas Maupun yang

menugaskan. Berkaitan dengan hukum ketenagakerjaan, maka bekerja yang di

maksud adalah bekerja yang bergantung dengan orang lain dalam pelaksanaanya

orang yang bekerja untuk orang lain di sebut Pekerja atau Buruh, sedangkan orang

yang memberi Pekerjaan di sebut Pemberi Kerja.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenaga-

kerjaan Pasal 1 Angka 3 yang dimaksud Pekerja atau Buruh setiap orang yang bekerja

dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Sedangkan Pemberi Kerja

adalah orang perseorangan, Perusahaan, Badan Hukum, atau Badan-Badan lain yang

memberi Pekerjaan dengan memberi upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Ada beberapa pihak yang terlibat dalam ketenagakerjaan, pihak-pihak tersebut

adalah Pekerja, Pengusaha dan Pemerintah, yang masing-masing mempunyai peran

dan fungsi serta tanggung jawab yang berbeda-beda. Pihak-pihak yang terlibat

langsung dalam proses produksi adalah Pekerja dan Pengusaha, sedangkan

Pemerintah termasuk dalam pihak berkepentingan untuk mengupayakan hubungan

kerja yang harmonis sebagai syarat keberhasilan suatu usaha. Sehingga produktivitas

bisa meningkat yang pada akhirnya akan mampu menggerakan pertumbuhan ekonomi

dan dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.

Tenaga kerja merupakan sebagai salah satu unsur penunjang untuk berhasilnya

pembangunan nasional yang merupakan peranan dan arti yang sangat penting sebagai

pelaku dan tujuan pembangunan. Tanpa adanya Pekerja, tidak mungkin suatu

Perusahaan bisa berjalan dan berpartisifasi dalam pembangunan. Tenaga kerja

sebagai pelaksana pembangunan harus dijamin haknya, diatur kewajibanya dan

JURNAL ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS FISIP UMRAH

4

dikembangkan daya gunanya. Hak dari tenaga kerja sebagaimana dijelaskan dalam

Pasal 27 Ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 adalah sebagai berikut:

1. Setiap tenaga kerja berhak atas Pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi

kemanusiaan.

2. Setiap tenaga kerja berhak memilih dan atau pindah pekerjaan sesuai dengan

bakat dan kemampuannya.

3. Setiap ketenagakerjaan berhak atas binaan keahlian dan kejujuran untuk

memperoleh serta menambah keahlian dan keterampilan kerja sehingga

menambah potensi dan daya kreasinya.

4. Setiap tenaga kerja berhak mendirikan dan menjadi anggota perserikatan

kerja.

Pelindungan dan pemenuhan hak atas Pekerja dan penghidupan yang layak

merupakan tanggungjawab Negara, sebagaimana yang di tegaskan dalam Pasal 27

Ayat (2) Undang-Undang Tahun 1945 yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga

negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Maksud

dari pasal ini adalah bahwa Pemerintah menjamin hak warga negaranya untuk

meningkatkan kualitas hidupnya dengan tidak membedakan jenis kelamin, suku, ras,

agama, warna kulit dan aliran politik, untuk memilih Pekerjaanya yang

dikehendakinya dan sesuai dengan bakat dan kemampuan serta berhak mendapat

hasil yang layak seimbang dengan pekerjaan yang dilakukanya.

Kebebasan mengenai hak warga negara dalam mendapat Pekerjaan yang layak

juga terdapat dalam Pasal 28D Ayat (2) UUD Tahun 1945 yang menyatakan bahwa

JURNAL ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS FISIP UMRAH

5

setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan perlakuan yang

adil dalam hubungan kerja.

Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian intergral dari pembangunan

Nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945, dilaksanakan dalam rangka

pembangunan manusia dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk

meningkatkan harkat, martabat dan harga diri ketenagakerjaan serta mewujudkan

masyarakat adil dan sejahtera. Kententuan mengenai ketenagakerjaan di atur lebih

lanjut dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, yang

di undangkan dalam Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 39 pada tanggal 25 Maret

2003 dan mulai berlaku pada tanggal diundangkanya itu.

Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan kiranya sebagai

aturan yang menyeluruh dan komperehensif, antara lain mencangkup perkembangan

pertumbuhan sumberdaya manusia, peningkatan produktivitas dan daya saing tenaga

kerja Indonesia, upaya peluasan kesempatan kerja, pelayanan penetapan tenaga kerja

dan pembinaan hubungan industrial.

Tenaga kerja produktif merupakan salah satu faktor yang menunjang

keberhasilan pembangunan nasional, apabila kondisi ketenagakerjaan di Indonesia

menunjukan iklim yang positif, maka investor pun akan tetarik untuk menanamkan

modal di Indonesia. Menginga pentingya peran tenaga kerja dalam upaya peningkatan

pembangunan nasional. Maka sepantasnyalah tenaga kerja di beri perlindungan

hukum supaya terlaksananya hak-hak tenaga kerja agar tercipta kepastian hukum bagi

tenaga kerja diantaranya melalui pelaksanaan keselamatan ketenagakerjaan.

JURNAL ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS FISIP UMRAH

6

Pengawas tenaga kerja adalah salah satu unsur yang harus ikut beperan dalam

meningkatkan kesejahteraan, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja. Sebagai

penegak hukum di Bidang Ketenagakerjaan, unsur pengawasan ini harus bertindak

sebagai pendeteksi dini di lapangan, sehingga diharapkan segala gejolak yang akan

timbul akan dapat dideteksi secara awal, sehingga dapat menciptakan suasana yang

aman, stabil dan mantap di Bidang Ketenagakerjaan.

Salah satu tugas pengawas ketenagakerjaan adalah mengawasi pelaksanaan

ketenagakerjaan berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan. Peranan pengawas

ketenagakerjaan dirasa sangat penting bagi terjaminnya pelaksanaan Peraturan

Perundang-Undangan Ketenagakerjaan khususnya keselamatan dan kesehatan kerja,

sehingga kelangsungan kerja dan ketenangan kerja dalam rangka meningkatkan

keselamatan. Adapun hubungan antara Dinas Tenaga Kerja dalam melakukan

pengawasan adalah sebagaimana yang di atur dalam Pasal 6 Ayat 2 Undang-Undang

No 7 Tahun 1981 Tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan:

1. Untuk mengtahui keadaan Perusahaan

2. Untuk mengetahui keadaan ketenagakerjaan

3. Untuk mngawasi agar tidak terjadinya kecelakaan dalam bekerja

4. Waktu dalam bekerja

5. Penggunaan alat keselamatan dan bahan yang dipakai dalam proses bekerja

6. Limbah produksi

7. Jumlah upah Karyawan

8. Pengesahan

JURNAL ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS FISIP UMRAH

7

Pemberlakuan dan pengawasan maksimal kesehatan dan keselamatan kerja

untuk melindungi manusia dari dampak proses kerja yang beresiko menimbulkan

penyakit-penyakit pada tubuh manusia, serta berupaya mencegah menimbulkan

kecelakaan semaksimal mungkin. Semua ini dilakukan demi meningkatkan efisien

dan memaksimalkan hasil produksi. Perhatian yang longgar pada keselamatan dan

kesehatan kerja akan berdampak negatif pada Perusahaan Pekerja tersebut.

Keselamatan dan kesehatan kerja di filosofikan sebagai suatu pemikiran dan

upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani,

sehingga masyarakat makmur dan sejahtera. Oleh karena itu di perlukan upaya

perlindungan kepada tenaga kerja, sehingga dapat memberi kenyamanan kepada

ketenagakerjaan, jaminan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja terdapat pada Pasal

86 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian

Kabupaten Lingga merupakan salah satu Dinas yang bertugas dalam pelaksanaan

pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja para Pekerja/Karyawan yang bekerja di

Perusahaan Arang Kabupaten Lingga.

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yakni sebagai berikut:

1. Untuk Mengetahui Pengawasan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil

Menengah dan Perindustrian Terhadap Penerapan Kesehatan dan Keselamatan

Kerja (K3) Pekerja di PT. Mangrove Lingga Lestari Kabupaten Lingga.”?

2. Untuk Mengetahui Apa faktor yang menghambat Pengawasan Dinas Tenaga

Kerja, Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Terhadap Penerapan

JURNAL ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS FISIP UMRAH

8

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Pekerja di PT. Mangrove Lingga

Lestari Kabupaten Lingga.”?

BAHAN DAN METODE

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, Penulis menggunakan

metode deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2013:06) “penelitian deskriptif

adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat

perbandingan atau menggabungkan dengan variabel lain”. Data yang dinyatakan

dalam bentuk kata, kalimat, skema dan gambar. Dimana tujuan penelitian deskriptif

adalah membuat deskriptif, gambaran atau secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta dan sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang terjadi. Penulis

menyimpulkan penelitian deskriptif kualitatif adalah mengambarkan dan mencari

informasi seluas-luasnya tentang objek riset.

2. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini yakni: di Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil

Menengah dan Perindustrian Kabupaten Lingga, sedangkan objek dalam penelitian

ini yaitu: di Desa Kudung Kecamatan Lingga Timur Kabupaten Lingga, dimana

lokasi tersebut merupakan lokasi keberadaan PT. Mangrove Lingga Lestari dan

keberadaan Pekerja/Karyawan yang belum mendapatkan jaminan sosial kesehatan

dan keselamatan kerja.

JURNAL ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS FISIP UMRAH

9

3. Informan Penelitian

Informan penelitian merupakan Orang yang memberikan informasi dan

memberikan keterangannya, karena dipancing oleh pihak peneliti. Arikunto

(2006:145). Adapun informan dalam penelitian ini terdiri dari

HASIL

Pada Perusahaan ini Karyawan melakukan Pekerjaan yang menurut hemat

penulis sangat berisiko tinggi, dengan kata lain sangat berbahaya sekali, bisa

menimbulkan musibah atau kecelakaan. Adapun pekerjaan yang dilakukan oleh

Karyawan dalam pembuatan arang di Desa Kudung melalui berbagai proses yang

panjang, seperti: melakukan penebangan bakau atau Mangrove, pemuatan kayu ke

dalam Perahu atau Sampan, pembakaran dan pemotongan arang.

Dalam proses pembuatan arang sangat beresiko tinggi dan/atau berbahaya

sekali, apabila para Karyawan tidak memperhatikan keselamatan kerja mereka, karna

alat yang digunakan dalam pemotongan tersebut, menggunakan peralatan, seperti:

mesin sinso, kapak dan sebagainya, debu-debu arang yang tajam bisa mempengaruhi

pernafasan Karyawan.

Berikut merupakan Standar Kesehatan dan Keselamatan kerja ( K3) dalam

Undang-undang no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaa dalam paragraf 5 pasal 86

dan pasal 87

1. Setiap pekerja atau buruh berhak memperoleh perlindungan atas

a. Keselamatan dan kesehatan kerja

b. Moral dan kesusilaan, dan

JURNAL ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS FISIP UMRAH

10

c. Perlakuan sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta sesuai dengan

nilai- nilai agama.

2. Untuk melindungi keselamtan perkerja atau buruh guna mewujudkan

produktivitas kerja yang oftimal diselenggrakan upaya keselamatan dan

kesehatan kerja

3. Perlindungan sebagaimana di maksud dalam ayat 1 dan ayat 2 dilaksanakan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PEMBAHASAN

1. Pengawasan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan

Perindustrian Terhadap Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

(K3) Para Pekerja di PT. Mangrove Lingga Lestari Kabupaten Lingga.

Pengawasan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja di filosofikan sebagai

suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan manusia pada umumnya, dalam

usaha mencegah agar tidak terjadinya kecelakaan kerja, maka perlunya dilakukan

pengawasan dan di adakannya pelatihan-pelatihan terhadap

Pekerja. Untuk itu sosialisasi tentang jaminan Kesehatan dan Keselamatan

Kerja baik itu berupa asuransi, askes dan/atau BPJS kesehatan maupun tentang

standarisasi pekerjaan dalam bekerja yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja,

Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kabupaten Lingga terhadap

penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) para Pekerja di PT. Mangrove

Lingga Lestari.

JURNAL ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS FISIP UMRAH

11

Pada Perusahaan ini Karyawan melakukan Pekerjaan yang menurut hemat

penulis sangat berisiko tinggi, dengan kata lain sangat berbahaya sekali, bisa

menimbulkan musibah atau kecelakaan. Adapun pekerjaan yang dilakukan oleh

Karyawan dalam pembuatan arang di Desa Kudung melalui berbagai proses yang

panjang, seperti: melakukan penebangan bakau atau Mangrove, pemuatan kayu ke

dalam Perahu atau Sampan, pembakaran dan pemotongan arang.

Dalam proses pembuatan arang sangat beresiko tinggi dan/atau berbahaya

sekali, apabila para Karyawan tidak memperhatikan keselamatan kerja mereka, karna

alat yang digunakan dalam pemotongan tersebut, menggunakan peralatan, seperti:

mesin sinso, kapak dan sebagainya, debu-debu arang yang tajam bisa mempengaruhi

pernafasan Karyawan.

Berikut merupakan Standar Kesehatan dan Keselamatan kerja ( K3) dalam

Undang-undang no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaa dalam paragraf 5 pasal 86

dan pasal 87

4. Setiap pekerja atau buruh berhak memperoleh perlindungan atas

a. Keselamatan dan kesehatan kerja

b. Moral dan kesusilaan, dan

c. Perlakuan sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta sesuai dengan

nilai- nilai agama.

5. Untuk melindungi keselamtan perkerja atau buruh guna mewujudkan

produktivitas kerja yang oftimal diselenggrakan upaya keselamatan dan

kesehatan kerja

JURNAL ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS FISIP UMRAH

12

6. Perlindungan sebagaimana di maksud dalam ayat 1 dan ayat 2 dilaksanakan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Jika kita lihat didalam Peraturan diatas untuk mengenai standar kesehatan dan

Keselamatan kerja pihak perusahaan perlu menyediakan peralatan-peralatan untuk

para pekerja agar keselamatan pekerja bisa terjamin dan kecelakaan kerja bisa

dihindari.

Sedangkan Undang-undang no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaa dalam

paragraf 5 pasal dalam pasal 87 mengatakan,

1. Setiap perusahaan ajib menerapkan sistem manajemen kesehatan dan

keselamatan kerja yang terintrgasi dengan sistem perusahaan.

2. Ketentuan menganai keamaan dalam penggunaan alat perlindungan standar

nasional dalam menjaga kesehatan dan keselamatan kerja seperti

a. Helm Keselamatan

b. Sabuk dan tali keselamatan

c. Sepatu bood

d. Masker

e. Sarung tangan

f. Pelampung

3. Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja sebagai mana yang di maksud dalam ayat 1 di atur dalam

peraturan pemerintah.

Jika kita lihat dilapangan sangat jauh sekali berbeda yang mana standar kesehatan dan

keselamatan kerja ( K3) tidak dilengkapi oleh PT. Mangrove Lingga Lestari. Yang

JURNAL ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS FISIP UMRAH

13

mana para pekerja hanya menggunakan alat perlindungan seadanya dan tidak sesuai

dengan yang diamanakan oleh Undang-undang Kesehatan dan Keselamatan Kerja

(K3) Pekerja.tentang standar kesehatan dan keselamatan kerja pekerja.

Hal ini menurut penulis perlu adanya jaminan kesehatan dan keselamatan kerja,

dan yang paling utama yaitu pengawasan yang maksimal, baik itu pengawasan yang

dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan

Perindustrian Kabupaten Lingga, dan juga pengawasan dari pihak Perusahaan.

Supaya bisa menghindar dan/atau meminimalisir tingkat kecelakaan bagi para Pekerja

yang kemungkinan bisa terjadi.

Begitu pentingnya pengawasan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

para Pekerja, agar tidak terjadinya risiko kecelakaan kerja yang mengakibatkan

Karyawan Perusahaan mengalami kecelakaan kerja, maka pihak Perusahaan harus

mendaftarkan Karyawannya atau Pekerjanya ke pihak asuransi, askes dan/atau BPJS

Ketenagakerjaan, dimana hal ini merupakan hak seluruh pekerja di Indonesia.

Dengan demikian, untuk mengetahui sejauhmana pengawasan yang dilakukan

oleh Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian

Kabupaten Lingga, dapat dilihat melalui beberapa indikator, antara lain sebagai

berikut:

a. Ukuran Pelaksanaan Pengawasan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha

Kecil Menengah dan Perindustrian Kabupaten Lingga Terhadap

Kesehatan dan Keselamatan Pekerja Para Pekerja di PT. Mangrove

Lingga Lestari

JURNAL ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS FISIP UMRAH

14

Ukuran Pelaksanaan, dalam hal ini standar pelaksanaan pengawasan, yang

menjadi hal penting harus dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil

Menengah dan Perindustrian Kabupaten Lingga dalam melakukan pengawasan.

Seperti: dasar hukum atau standar pelaksanaan pengawasan berkelanjutan atau tidak

dan beberapa syarat minimal yang harus dilakukan dalam melakukan pengawasan

dalam satu waktu, seperti: berapa kali dalam setahun, berapakali dalam satu bulan

mungkin berapa kali dalam seminggu untuk melakukan pengawasan.

Pengawasan yang semestinya itu perlu dilakukan secara rutin, seperti 1 bulan

sekali dan/atau 2 kali dalam sebulan, mengingat pekerjaan yang dilakukan oleh

Karyawan di Perusahaan Mangrove Lingga Lestari tersebut tergolong beresiko tinggi.

Pengawasan dilakukan guna untuk menghindari terjadinya tingkat kecelakaan kerja

dan penyimpangan-penyimpangan terhadap ketenagakerjaan yang dilakukan oleh

Perusahaan. Hal tersebut, sudah seharusnya Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha

Kecil Menengah dan Perindustrian Kabupaten Lingga.

b. Penilaian Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan

Perindustrian Kabupaten Lingga Kepada Pegawai Bidang Pengawasan

dan Kepada PT. Mangrove Lingga Lestari Terhadap Kesehatan dan

Keselamatan Pekerja Para Pekerja

Memberikan penilaian merupakan penilaian dari Dinas Tenaga Kerja, Koperasi,

Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kabupaten Lingga kepada Pegawai Bidang

Pengawasan dan Kepada PT. Mangrove Lingga Lestari Terhadap Kesehatan dan

Keselamatan Pekerja Para Pekerja.

JURNAL ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS FISIP UMRAH

15

Memberikan penilaian sudah seharusnya dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja,

Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kabupaten Lingga. Penilaian

tersebut bisa dilakukan secara langsung di lapangan ataupun tidak langsung melalui

surat, baik itu surat peringatan maupun surat teguran bagi Pegawai maupun

Perusahaan. Untuk mengetahui sejauhmana penilaian yang dilakukan oleh Dinas

Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kabupaten Lingga

terhadap Pegawai dalam melakukan pengawasan Penulis melakukan wawancara

mendalam kepada Kabid Ketenagakerjaan, sebagaimana dikatakannya “kami dari

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kabupaten

Lingga memberikaan penilaian, jika di temukan ketidaksesuaian atau penyelewengan

yang terjadi atau dilakukan oleh Pegawai kami, maka disini kami akan memberikan

teguran secara langsung kepada Pegawai tersebut, Sifat teguran yang kami lakukan

yaitu memberi surat peringatan dan juga pembinaan atau pelatihan terhadap

Pegawai.1

c. Korektif Yang Dilakukan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil

Menengah dan Perindustrian Kabupaten Lingga Terhadap Kinerja

Pegawai Dalam Melaksanakan Pengawasan

Pelaksanaan pengawasan pasti memiliki hambatan dan kendala-kendala Oleh

karena itu sudah seharusnya Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil Menengah

dan Perindustrian Kabupaten Lingga harus melakukan koreksi terhadap kinerja para

Pegawainya yang tidak menjalankan sepenuhnya tugas dalam pengawasan. Untuk

1Hasil Wawancara Penulis Bersama Kabid Ketenagakerjaan, Bapak Dedy Supartono. Pada

Tanggal 23 November Jam 10:33 Wib.

JURNAL ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS FISIP UMRAH

16

mengetahui seperti apa koreksi yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha

Kecil Menengah dan Perindustrian Kabupaten Lingga kepada Pegawainya maupun

instansinya. Hal tersebut pun di sampaikan oleh Kabid Ketenagakerjaan mengatakan

bahwa kami, akan melakukan pembinaan dan pelatihan kepada Pegawai dan untuk

instansi atau Dinas, kami akan melakukan perbaikan standar kinerja yang ada di

Dinas kami, kami akan terus berupaya melakukan perbaikan ke depannya, agar tujuan

yang kita harapkan semua akan terlaksana sebagaimana mestinya.2

Dengan demikian, berdasarkan pemaparan Kepala Bidang Ketenagakerjaan

dapat dianalisa bahwa, mereka akan terus berupaya melakukan perbaikan-perbaikan,

baik itu terhadap kinerja Pegawainya dan juga memperbaiki standar kinerja Dinas

dalam melakukan pengawasan.

2. Faktor Penghambat Pelaksanaan Pengawasan Dinas Tenaga Kerja,

Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Terhadap Penerapan

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Pekerja di PT. Mangrove Lingga

Lestari Kabupaten Lingga.

Sudah kita ketahui bahwasan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil

Menengah dan Perindustrian tersebut terletak di Kecamatan Dabpsingkep Kabupaten

lingga, sedangkan PT. Mangrove Lingga Lestari terletak di Kecamatan Lingga Timur

Kabupaten Lingga, jarak yang di tempuh untuk melakukan Pengawasan oleh Dinas

Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian tersebut hanya

menggunakan jalur laut untuk menyebrang dari Pelabuhan jagoh Ke Pelabuahan

2Hasil Wawancara Penulis Bersama Kabid Ketenagakerjaan, Bapak Dedy Supartono. Pada

Tanggal 23 November Jam 10:33 Wib.

JURNAL ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS FISIP UMRAH

17

Tanjung Buton adapun untuk menyebang kita harus menggunakan kapal atau spit Bot

yang waktu tempunya kurang dari 45 Menit. Setelah sampai ke telaga Tanjung Buton

pihak Pengawasan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan

Perindustrian tersebut harus menempuh jalur darat kembali dengan menggunakan

motor atau mobil untuk sampai kelokasi PT. Mangrove Lingga lestari.dengan jalur

atau rute yang sangat jauh dengan kondisi jalan yang sangat rusak dan berbahaya

apalagi ketika hujan turun sangat membutuhkan waktu kisaran 1 jam 45 menit bahkan

bisa lebih.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa

Pengawasan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian

Terhadap Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) para Pekerja di PT.

Mangrove Lingga Lestari Kabupaten Lingga belum terlaksana secara optimal.

Dimana Pengawasan yang dilakukan hanya sekali dalam setahun, seharusnya

pengawasan dilakukan secara rutin, agar pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan

dari pihak Perusahaan dan tingkat kemungkinan terjadi kecelakaan dapat

diminimalisir. Selanjutnya belum adanya jaminan sosial kesehatan dan keselamatan

kerja para Pekerja di PT. Mangrove Lingga Lestari, berupa asuransi, askes dan/atau

BPJS Ketenagakerjaan sampai saat ini. Disamping itu sangsi yang tegas dari Dinas

Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kabupaten Lingga

kepada PT. Mangrove Lingga Lestari atas pelanggaran yang dilakukan kepada para

Pekerja/Karyawan.

JURNAL ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS FISIP UMRAH

18

Kendala atau faktor penghambat bagi Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil

Menengah dan Perindustrian Kabupaten Lingga dalam melakukan pengawasan

adalah jarak tempuh yang jauh serta akses jalan yang tidak bagus.

UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdullilah, puji syukur penulis mengucapkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan kesehatan baik zahir maupun bathin. Walaupun dalam hal ini

penulis mengalami kendala maupun hambatan, namun penulis tetap berdoa dan

berusaha semampu penulis meminta petunjuk, alhamdullilah penulis diberi

kemudahan di dalam pelaksanaan, Sehingga penulis bisa menyelesaikan Jurnal ini

sesuai dengan waktunya dan mengerti arti kehidupan yang sesungguhnya. Shalawat

beriring salam penulis hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW karena beliaulah

yang membawa kita dari alam jahilliyah kealam yang seperti kita rasakan saat ini.

jurnal ini penulis persembahkan khusus untuk:

Ayahnda Syarifuddin dan Ibunda Sarifah Umi Kalsum,selaku kedua orang tua

dengan kasih sayang, cintanya serta do’a, motivasi untuk kesuksesan anaknya yang

selalu mengiringi setiap langkah dan memberi kepercayaan kepada penulis hingga

skripsi ini selesai.

Adik yang selalu memberi semangat dan dukungan novita dia tami, Nur

Azizah terus kepada Doni septian yang saya akui sangat besar sekali jasanya sangat

berharga bagi penulis, hingga penulis terpacu untuk menyelesaikan kuliah dan

membuat jurnal ini sampai selesai. Juga kepada keluarga besar penulis dan sahabat

penulis yang selalu memberikan do’a, dukungan, bantuan dorongan agar selesai

kuliah tepat pada waktunya.

JURNAL ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS FISIP UMRAH

19

Kepada seluruh Dosen maupun Staf di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah berjasa memberikan ilmu dan

pemahaman kepada penulis.

Tertuju kepada Bapak Prof. Dr. Syafsir Aklus, M.Sc., bapak Bismar Arianto,

M.Si.,Bapak Handrisal S. Sos. M.Si, Bapak Nazaki, M.Si, Bapak Kustiawan, M.Pol.,

Se,yang telah bayak memberikan dukungan kepada penulis

Kepada teman-teman angkatan Robi irwin, La Putra, Raden Oga Yazid, Rian,

Bujang yang berada di Program Studi Ilmu Pemerintahan, terlebih lagi kepada

Bapak- Bapak, Ibu-Ibu, Abang-Abang, Kakak-kakak, Kawan-kawan sekelas yang

selalu kompak dan Saling suport yang telah memberi pengetahuan dan dorongan baik

secara lansung maupun tak lansung bagi penulis serta Kawan Organisasi Ikatan

Mahasiswa Kabupaten Lingga ( IMKL ) Tanjung Pinang.

Kepada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lingga dan Pihak Perusahaan PT.

Mangrove lingga Lestari, karena telah banyak memberikan informasi, data terkait

masalah yang penulis ambil dalam pembuatan skripsi ini penulis mengucapkan terima

kasih banyak.

Kepada Almamater Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Maritim Raja

Ali Haji Tanjungpinang khususnya Program Studi Ilmu Administrasi Negara karena

selama berkuliah penulis banyak mendapatkan ilmu disini.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2006. Prosudur Penelitian suatu penelitian. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Bagir Manan. 2000. Menyongsong Pajar Otonomi daerah. Yogyakarta: Pusat Studi

Ilmu Hukum.

JURNAL ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS FISIP UMRAH

20

Bangun Wilson. 2012 : 337. Dalam Buku Keselamatan Kerja; Edisi PT. Bumi Putra

Jakarta.

Dely Erny. 2008 : 23. Jennis Pengawasan: Edisi 2 PT. Bumi PutraJakarta

DR Payaman Simanjuntak 2008 : 161 Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia;

surabaya

Hani Handoko. 2003. Dalam Buku Tentang Pengawasan Tenaga Kerja. Jogyakarta;

Erlangga

Husni, Lalu 2008. Perbandingan Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia.

Herdiansyah. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu sosial. Jakarta.

Salemba Humanika.

Licolin Arsyad. 2004. Dalam Buku Ketenaga Kerjaan Edisi 2. Jakarta; PT. Grafindo

Kartini Kartono. 2010. Pemimpin Dan Kepemimpinan.PT. Grapindo Persada; Jakarta

Muchsan 1992. Pengawasan terhadap Perbuatan Aparat Dan Peradilan Tata Usaha

Negara. Yogyakarta; Leberty

Maman Ukas 2004 : 337. Tujuan Pengawasan .Bandung, Jakarta

Mustofa, Hasan. 2006. Perspektif dalam Psikologi Sosial. Makalah Tidak di

publikasikan. Fakultas Admitrasi Negara Universitas Parahiyangan. Banndung

Mangkunegara. 20014 : 161. Kesehatan Tenagakerja. PT. Bumi Askara; Jakarta

Nang Fattah. 2004 : 106. Pengawasan yang Efektip; Bandung,Jakarta

Nurcholis, Hanif 2011. Pertumbuhan Dan Penyelenggaraan Pemerintah Desa.

Yogyakarta; Erlangga.

Pramita dan WijiYanto. 2012 : 121. Tujuan Keselamatan Kerja; Bandung

Rahman. 2013 : 161. Pengertian Program Tenaga Kerja; Bandung.

JURNAL ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS FISIP UMRAH

21

Situmarang dan Juhir 2001 : 22. Maksud dan Tujuan Pengawasan; Sinar baru

Algesindo

Siswanto, B. Sastrohadiwijoyo. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Edisi 2.

Jakarta; PT. Bumi Askara.

Siagian, P. Sondang. 2003 Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta; Bumi Askara

Sumarsono. 2003. Dalam Hubungan Dasat tenaga Kerja. Jakarta; Bumi Askara

Salihah dan Kuncoro. 2014 : 40. Perlindungan Ketenaga Kerjaan. PT. Bumi Putra

Jakarta