hubungan asupan buah dan sayur terhadap kadar kolesterol dan trigliserida darah

29
PROPOSAL PENELITIAN 1.1 Latar Belakang Penelitian “PENGARUH KONSUMSI BUAH ATAU SAYUR TERHADAP BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, obesitas merupakan masalah kesehatan dunia termasuk juga di Indonesia. Obesitas terjadi akibat adanya ketidakseimbangan energi untuk waktu yang lama yaitu total energy expenditure lebih kecil dibandingkan energy intake sehingga terjadi akumulasi cadangan energi yang Judul Penelitian : Pengaruh Konsumsi Buah atau Sayur Terhadap Kadar Kolesterol dan Trigliserida Pada Mahasiswa Penyuka Gorengan Pembimbing : 1. 2. Nama / NPM : Alisha Dwinaputri / 260110120164 Ekky Ilham H / 260110120165 Dewi Permatasari / 260110120166

description

biokimia klinik

Transcript of hubungan asupan buah dan sayur terhadap kadar kolesterol dan trigliserida darah

PROPOSAL PENELITIANJudul Penelitian: Pengaruh Konsumsi Buah atau Sayur Terhadap Kadar Kolesterol dan Trigliserida Pada Mahasiswa Penyuka Gorengan

Pembimbing: 1. 2. Nama / NPM: Alisha Dwinaputri / 260110120164Ekky Ilham H / 260110120165Dewi Permatasari / 260110120166Savira Silma A / 260110120168Nidiazka P Fauzi / 260110120169

1.1 Latar Belakang Penelitian PENGARUH KONSUMSI BUAH ATAU SAYUR TERHADAP

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDewasa ini, obesitas merupakan masalah kesehatan dunia termasuk juga di Indonesia. Obesitas terjadi akibat adanya ketidakseimbangan energi untuk waktu yang lama yaitu total energy expenditure lebih kecil dibandingkan energy intake sehingga terjadi akumulasi cadangan energi yang disimpan dalam lemak subkutan dan viseral. Bentuk utama energi potensial kimia disimpan dalam tubuh dalam bentuk lemak (trigliserida) (Primana, 2003). Pada penderita obesitas biasanya ditemukan kelainan lipid berupa peninggian kadar kolesterol, trigliserida, LDL kolesterol, dan penurunan kadar HDL kolesterol. Penimbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh pada obesitas, secara klinis biasanya dinyatakan dalam bentuk Indeks Masa Tubuh (IMT) 30 kg /m2. (Baron, 2004).Penyakit lain yang dapat disebabkan karena tingginya kadar LDL dan kolesterol dalam darah adalah penyakit jantung. Prevalensi penyakit jantung meningkat pada populasi setiap negara selama lebih dari satu dekade. Pada tahun 2020, penyakit jantung diprediksi menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas di negara berkembang (Celermajer et al. 2012). Prevalensi nasional penyakit jantung koroner di Indonesia berdasarkan RISKESDAS (2013) menunjukkan bahwa persentase penyakit semakin meningkat dengan bertambahnya usia seseorang, yaitu 1.6% pada kelompok usia 15-34 tahun, 1.3% pada usia 35-44 tahun, 2.1% usia 45-54 tahun, 2.8% pada usia 55-64 tahun, dan 3.6% pada kelompok usia 65-74 tahun. Penyakit jantung koroner merupakan suatu kondisi terhambatnya suplai darah ke otot jantung. Hal ini berkaitan dengan aterosklerosis, yaitu penumpukan plak pada dinding pembuluh darah yang antara lain disebabkan oleh oksidasi kolesterol LDL dan kadar kolesterol yang tinggi dalam darah (Hurst 2008). Beberapa parameter yang dapat digunakan untuk mengetahui adanya risiko penyakit jantung koroner antara lain profil lipid darah yang mencakup kadar trigliserida, kolesterol total, kolesterol LDL, dan kolesterol HDL (Djohan 2004). Data RISKESDAS (2013) menunjukkan bahwa prevalensi kadar kolesterol LDL yang mendekati optimal dan borderline sebesar 60.3% pada penduduk usia diatas 15 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk memiliki kadar kolesterol LDL tidak optimal (>100 mg/dL) yang berarti semakin tinggi risiko terkena penyakit jantung koroner.Kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah dapat dipengaruhi oleh pola konsumsi pangan, terutama oleh pola konsumsi makanan dengan sumber lipid tinggi dan rendah serat. Salah satu makanan yang banyak mengandung lipid adalah gorengan. Data Susenas modul konsumsi 2002 menyebutkan gorengan dipilih oleh hampir separuh rumah tangga di Indonesia (49%). Jajanan lain yang disukai di Indonesia adalah mie (bakso/rebus/goreng) (45%) serta makanan ringan anak (39%) (Suleeman dan Sulastri, 2006). Penggunaan minyak goreng pada jajanan gorengan menjadikan makanan memiliki cita rasa yang gurih. Salah satu kebutuhan penting yang diperlukan oleh masyarakat Indonesia adalah minyak goreng. Minyak goreng adalah minyak nabati yang telah dimurnikan dan dapat digunakan sebagai bahan pangan. Minyak selain memberikan nilai kalori paling besar diantara zat gizi lainnya juga dapat memberikan rasa gurih, tekstur dan penampakan bahan pangan menjadi lebih menarik, serta permukaan yang kering (Dewi dan Hidajati, 2012). Umumnya, minyak goreng (nabati) mengandung asam lemak jenuh yang bervariasi. Asam lemak jenuh berpotensi meningkatkan kolesterol darah, sedangkan asam lemak tak jenuh dapat menurunkan kolesterol darah. Dalam penurunan kolesterol darah tersebut dapat dikatakan bahwa asam lemak tak jenuh tunggal lebih efektif (Khomsan, 2010).Minyak dan lemak merupakan sumber energy bagi manusia (9 kal/g), wahana bagi vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E dan K, meningkatkan citarasa dan kelezatan makanan dan memperlambat rasa lapar (Winarno, 2002). Selain itu minyak dan lemak juga sumber asam lemak essensial yang sangat penting terutama asam lemak linoleat (18:2 n- 6) dan asam -linolenat (18:3 n-3) bagi tubuh (Winarno, 1999).Selama proses penggorengan minyak goreng mengalami berbagai reaksi kimia diantaranya reaksi hidrolidis, oksidasi, isomerisasi, dan polimerisasi. Reaksi kimia yang terjadi pada asam lemak contohnya pemanasan minyak pada suhu di atas 200C dapat menyebabkan terbentuknya polimer, molekul tak jenuh membentuk ikatan cincin (Kataren, 2005, Haliwell B, dan Gutteridge JMC. 1999). Alat penggoreng yang terbuat dari besi dapat merangsang oksidasi lemak.Pada pedagang gorengan terutama pedagang kaki lima minyak yang digunakan tidak mengalami pergantian dengan minyak yang baru, biasanya mereka hanya melakukan penambahan beberapa liter saja ke dalam minyak goreng lama. Proses ini menyebabkan penurunan kualitas minyak, ditandai dengan warna minyak yang gelap, indek bias, bilangan asam, bilangan iod, senyawa polimer, dan radikal bebas terjadi peningkatan (Djatmiko, 2000).Banyak data ilmiah yang menyatakan bahwa penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, diabetes, tumor dan kanker akibat sumbangan dari radikal bebas yang bersumber terutama dari makanan dan minuman (Nabet, 2002, Haliwell B, dan Gutteridge JMC, 1999).Di sisi lain, profil lipid dan risiko penyakit jantung koroner dapat diperbaiki dengan konsumsi buah dan sayur yang mencukupi. American Heart Association merekomendasikan diet dan perubahan gaya hidup untuk mengurangi risiko penyakit jantung koroner, salah satunya adalah diet tinggi buah dan sayur 2 (Lichtenstein et al. 2006). KEMENKES (2014) dalam Pedoman Gizi Seimbang, menetapkan konsumsi buah yang dianjurkan sebanyak 2-3 porsi/hari dan sayur sebanyak 3-5 porsi/hari untuk kelompok usia 19-29 tahun. Buah dan sayur memiliki komponen protektif seperti potasium, folat, vitamin, serat, dan komponen fenolik yang dapat mengurangi risiko penyakit degeneratif (Van Duyn & Pivonka 2000). Komponen tersebut berperan dalam berbagai mekanisme di dalam tubuh, seperti mengurangi stres oksidatif, menurunkan tekanan darah, memperbaiki profil lipoprotein, sensitivitas insulin, dan regulasi homoeostatis (Bazzano et al. 2003). Studi meta-analisis yang dilakukan oleh Dauchet et al. (2006) menunjukkan bahwa konsumsi buah dan sayur memiliki hubungan terbalik dengan kejadian penyakit jantung koroner. Risiko penyakit tersebut turun sebesar 4% dengan penambahan konsumsi buah dan sayur sebesar 7%. Sementara itu, penelitian terhadap mahasiswi pengonsumsi jajanan gorengan yang diberi intervensi pepaya sebanyak 100g/hari selama 3 minggu menunjukkan terjadinya penurunan kadar trigliserida (-4.1 mg/dL), kolesterol total (-21 mg/dL), dan kolesterol LDL (-4.4 mg/dL) serta peningkatan kolesterol HDL (2.2 mg/dL) dalam plasma darah (Makaryani, 2014).Berdasarkan penelitian Paramita (2013), diketahui bahwa sebesar 69.3% dan 58.7% mahasiswi tergolong kurang dalam mengonsumsi buah dan sayur setiap harinya. Mahasiswi tersebut rata-rata mengonsumsi 1.7 porsi buah dan 3 porsi sayur setiap harinya, lebih rendah dari konsumsi buah dan sayur menurut Pedoman Gizi Seimbang yaitu 2-3 porsi buah dan 3-5 porsi sayur per hari. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih belum sepenuhnya menyadari manfaat dari mengkonsumsi buah dan sayur bagi kesehatan. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, dinilai perlu dilakukan suatu penelitian untuk menganalisis hubungan antara konsumsi buah atau sayur dengan kadar kolestrol dan trigliserida dalam darah pada mahasiswa penyuka jajanan gorengan. Diduga mahasiswa walaupun mengonsumsi zat oksidatif dari jajanan gorengan, akan memiliki kadar kolestrol dan trigliserida yang cukup baik jika mengonsumsi sayur dan buah dalam jumlah yang mencukupi. 1.2 Identifikasi MasalahDari latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:1. Bagaimana kebiaasaan olahraga, dan konsumsi pangan pada mahasiswa penyuka gorengan? 2. Bagaimana pola konsumsi buah dan sayur pada mahasiswa penyuka gorengan? 3. Bagaimana kadar profil lipid darah, yaitu trigliserida, kolesterol total, kolesterol LDL, dan kolesterol HDL pada mahasiswa penyuka gorengan?1.3 Tujuan Penelitian1.3.1 Tujuan UmumMenganalisis hubungan antara konsumsi buah dan sayur dengan kadar trigliserida, kolesterol total, kolesterol LDL, dan kolesterol HDL plasma) pada mahasiswa penyuka jajanan gorengan. 1.3.2 Tujuan Khusus1. Mengidentifikasi karakteristik subjek (usia, jenis kelamin dan uang saku per bulan), kebiasaan olahraga, konsumsi buah dan sayur, dan profil lipid darah subjek. 2. Menganalisis hubungan antara kebiasaan olahraga dengan profil lipid darah subjek. 3. Menganalisis hubungan konsumsi buah dan sayur dengan profil lipid darah subjek1.4 Kegunaan PenelitianKegunaan penelitian ini untuk memberikan informasi ilmiah menangani masalah pengaruh konsumsi buah atau sayur terhadap kadar kolestrol dan trigliserida pada mahasiswa penyuka gorengan.1.5 Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Maret 2015 hingga selesai, bertempat di Laboratorium Biokimia Klinik Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 BuahBuah mengandung banyak komponen penting bagi tubuh manusia. Buah juga mengandung komponen seperti serat yang sangat baik untuk pencernaan ,sehingga buah merupakan salah satu kebutuhan penting yang harus dipenuhi oleh manusia. (Parhati, 2011).Menurut Isabelle, dkk konsumsi buah 500 gram per hari dapat mencegah atau menurunkan kemungkinan terjadinya kanker. Beberapa macam kanker yang dapat dicegah oleh konsumsi buah yaitu kanker esophagus, paru-paru, lambung, dan kolorektum(Soerjomataram et al., 2010) . 2.2 Sayur Sayur merupakan asupan makanan yang dapat membantu menurunkan resiko penyakit jantung koroner (He, Nowson, Lucas, & MacGregor, 2007). Kandungan serat dalam sayur juga akan membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah (Theuwissen & Mensink, 2008). Selain itu kandungan antioksidan yang terdapat dalam sayur juga menurunkan resiko terjadinya penyakit-penyakit lain seperti kelainan saraf (alzheimer dan parkinson) serta penuaan dini (Uttara, Singh, Zamboni, & Mahajan, 2009). .2.3 KolesterolKolesterol merupakan salah satu unsur essensial dalam tubuh untuk menjaga keberlangsungan proses kimiawi tubuh (Rahayu, 2005). Ketika kadar kolesterol dalam darah terlalu berlebih, proses kimiawi tubuh akan terganggu dan menimbulkan hiperkolesterolemia yang akhirnya akan berujung pada penyakit jantung koroner (Murray et al., 2003). Kolesterol merupakan salah satu penyebab utama penyakit jantung koroner. Menurut Gaziano,dkk pada tahun 2001 sekitar 7,3 juta jiwa meninggal disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Sebanyak tiga perempat dari kematian global karena penyakit jantung koroner tersebut terjadi di negara-negara yang berpenghasilan rendah atau menengah (negara berkembang) (Gaziano, Bitton, Anand, Abrahams-Gessel, & Murphy, 2010). 2.4 LDLLDL (Low Density Lipoprotein) merupakan lipoprotein yang memiliki kandungan kolesterol tertinggi dibandingkan lipoprotein lainnya. Dislipidemia merupakan faktor risiko dalam terjadinya atherosklerosis yang erat kaitannya dengan penyakit kardiovaskuler seperti PJK. Dislipidemia adalah keadaan abnormalitas profil lipid dalam darah seperti peningkatan kolesterol total, kolesterol Low Density Lipoprotein(LDL), trigliserida,dan penurunan kolesterol High Density Lipoprotein (HDL). Kadar lipid non HDL yang meningkat menyebabkan penyempitan pembuluh darah (atherosklerosis) (Murray et al, 2006).2.5 ArterosklerosisPenyakit Jantung Koroner antara lain disebabkan oleh arterosklerosis, yaitu penyakit degeneratif pada arteri besar dan menengah yang ditandai dengan penimbunan lipid dan fibrosis. Low Density Lipoprotein atau LDL merupakan faktor penting pembentukan arterosklerosis. (Brown and Goldstein,1983). Berbagai teori telah dilontarkan untuk menerangkan patogenesis aterosklerosis. Aterosklerosis bukan merupakan suatu proses degenaratif, tetapi merupakan proses inflamasi kronik yang diikuti oleh suatu proses reparasi di dinding arteri (Ross, 1976). Hal inilah yang mendasari hipotesis response to injury yang dikemukan oleh Russel Ross pertama kali pada tahun 1976. Hipotesis ini menyatakan bahwa lesi aterosklerosis terjadi sebagai respons platelet karena kerusakan endotel oleh hiperkolesterolemia. Hipotesis ini telah mengalami banyak perubahan seiring dengan perkembangan zaman (Ross, 1999).

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Rancangan PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian observasional yang akan dilaksanakan pada tanggal 11 Maret hingga 15 Maret 2015 dengan menggunakan Food Frequency Questionnaire (FFQ) yang akan disebarkan di lingkungan mahasiswa Fakultas Farmasi UNPAD. Pengambilan darah dan analisis profil lipid darah dilakukan di Laboratorium Biokimia Klinik Fakultas Farmasi UNPAD.3.2 Perhitungan Subjek PenelitianTeknik pengambilan subjek menggunakan metode purposive sampling, yaitu dipilih mahasiswa yang bersedia mengisi kuesioner dan berpartisipasi dalam penelitian. Tahap awal pemilihan subjek adalah dengan cara penyebaran kuesioner mengenai kebiasaan konsumsi jajanan gorengan dan buah sayur kepada 25 mahasiswa UNPAD. Jumlah subjek minimal yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 17 orang, yang dihitung berdasarkan rumus penentuan ukuran sampel estimasi rata-rata dan simpangan relatif, yaitu:

Keterangan: n = besar subjek s = simpangan baku kadar kolesterol total usia 20-22 tahun, yaitu 32.5 mg/dL (Makaryani, 2014). = simpangan relatif dari rata-rata (10%) = rata-rata kadar kolesterol total usia 20-22 tahun, yaitu 153.6 mg/dL (Makaryani, 2014). Dalam menetapkan subjek penelitian, dilakukan skrining terhadap 25 calon subjek berdasarkan kriteria inklusi sebagai berikut: 1. Mahasiswa S1 UNPAD aktif, berusia 20-25 tahun. 2. Status gizi normal (IMT 18.5 22.9 kg/m2) (WHO Asia-Pacific, 2000). 3. Mahasiswa yang tidak tinggal dengan orangtua (menyewa/kost/mengontrak rumah). 4. Mahasiswa yang suka mengonsumsi jajanan gorengan 1x/hari 5. Berbadan sehat. 6. Bersedia menandatangani informed consent dan berpartisipasi dalam penelitian.

3.3 Sampel Darah Subjek UjiSampel darah yang digunakan untuk penetapan kadar kolesterol dan trigliserida adalah darah yang diperoleh dari peserta praktikum Biokimia Klinik hari Rabu pukul 13.00 16.00 WIB.Adapun kriteria subjek yang digunakan meliputi:a. Kriteria inklusiKriteria inklusi yang dipilih pada penelitian ini adalah beberapa orang dari praktikan Laboratorium Biokimia Klinik Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran angkatan 2012 peserta Praktikum Biokimia Klinik pada hari Rabu pukul 13.00-16.00 WIB.b. Kriteria eksklusiKriteria eksklusi yang di pilih pada penelitian ini adalah responden mengkonsumsi gorengan yang dapat mempengaruhi kadar kolestrol dan trigliserida pada pengkonsumsi buah atau sayur.3.4 Parameter PemeriksaanParameter pemeriksaan pada penelitian ini yaitu kadar trigliserida darah normal dan kadar kolesterol darah normal.3.5 Pengambilan Sampel3.5.1 Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel Sebelum proses pengambilan darah, subjek diminta untuk berpuasa selama 8-10 jam, yaitu sejak malam hari sebelum tidur. Pada pagi hari kemudian, darah diambil sebanyak 5 ml pada pembuluh intravena oleh tenaga medis. Darah tersebut disimpan ke dalam tabung yang telah berisi ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA) sebagai antikoagulan. Kemudian, darah disentrifugasi selama 15 menit sehingga diperoleh plasma darah pada bagian supernatan. Plasma darah dimasukkan ke dalam microtube dan disimpan di freezer untuk dianalisis kadar trigliserida dan kolesterol darah lebih lanjut.3.5.2 Jenis dan Cara Pengumpulan DataSeluruh data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Jenis data yang digunakan terdiri atas karakteristik subjek (usia, jenis kelamin, dan uang saku), frekuensi konsumsi buah dan sayur, serta profil kadar trigliserida dan kolesterol darah. Jenis dan cara pengumpulan data disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Jenis variabel, jenis data, dan cara pengumpulan dataData Jenis Data Cara Pengumpulan Data

Karakteristik subjek a. Usia b. Jenis kelamin c. Uang saku

Primer Wawancara menggunakan kuesioner

Konsumsi pangan Primer Kuesioner metode Food Record 2x24 jam, diisi sendiri oleh subjek

Frekuensi konsumsi buah dan sayur Primer Kuesioner metode FFQ, diisi sendiri oleh subjek

Data Jenis Data Cara Pengumpulan Data

Profil lipid darah a. Trigliserida b. Kolesterol total Primer Analisis di laboratorium menggunakan kit merk DyaSys

Data konsumsi pangan sehari dikumpulkan menggunakan kuesioner metode Food Record 2x24 jam. Data konsumsi pangan didapatkan dengan cara subjek mengisi sendiri kuesioner yang telah disediakan peneliti. Sementara untuk mendapatkan data kebiasaan konsumsi buah dan sayur, subjek diminta mengisi sendiri kuesioner metode Food Frequency Questionnaire (FFQ). Konsumsi buah dan sayur dikelompokkan sebagai sayuran hijau, sayuran berwarna, buah segar, dan jus buah.3.6 Pengujian Sampel3.6.1 AlatAlat yang digunakan dalam proses pengambilan darah yaitu jarum suntik 23 G, spuit 5 ml, sensi gloves, tabung dengan ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA) 3 ml, alcohol swab, hansaplast, dan cool box. Plasma diperoleh dengan menggunakan alat sentrifuge, pipet mikro, dan microtube. Selain itu, alat yang digunakan untuk analisis kadar trigliserida dan kolesterol darah yaitu tabung reaksi, pipet mikro, vortex, sentrifuge dan spektrofotometer UV/VIS.3.6.2 BahanBahan yang digunakan adalah plasma darah, larutan KI, pereaksi kit merk DyaSys (Diagnostic Systems GmbH) yang terdiri atas kit trigliserida dan kit kolesterol.3.6.3 Prosedur Penelitian3.6.3.1 Analisis Kadar Trigliserida dan Kolesterol TotalSebanyak 10 L plasma dan 1000 L kit trigliserida dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Larutan tersebut kemudian divorteks selama 20 detik dan diinkubasi pada suhu ruang 37C selama 20 menit. Tahap akhir analisis trigliserida adalah pembacaan absorbansi larutan menggunakan spektrofotometer UV/VIS dengan panjang gelombang 500 nm. Tahapan yang sama dilakukan untuk analisis kolesterol total, namun dengan menggunakan jenis kit yang berbeda, yaitu kit kolesterol total (Suciyanti, 2014).3.6.3.2 Analisis Kadar Kolesterol LDL dan HDLSebanyak 200 L plasma dan 500 L presipitan kolesterol LDL dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Larutan tersebut kemudian divorteks selama 20 detik dan disentrifugasi selama 20 menit. Bagian supernatan diambil sebanyak 100 L dan ditambahkan 1000 L kit kolesterol ke dalam tabung reaksi. Setelah itu, larutan divorteks selama 20 detik dan diinkubasi pada suhu ruang 370C selama 10 menit. Tahap akhir analisis kolesterol LDL adalah pembacaan absorbasi larutan menggunakan spektrofotometer UV/VIS dengan panjang gelombang 500 nm. Adapun untuk analisis kolesterol HDL, prosedur sama dengan analisis kolesterol LDL namun berbeda pada jenis presipitan yang digunakan, yaitu presipitan kolesterol HDL (Suciyanti, 2014).3.7 Alur Penelitian

Secara garis besar penelitian untuk mennetukan kadar kolesterol, HDL dan LDL sama seperti bagan diatas. Hanya saja kit yang digunakan untuk tiap jenis penelitian berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

American Dietetic Association. 2006. Healthy lifestyle diet and nutrition. Aherne SA. 2011. Milk Lipids cholesterol: Factors Determining Levels in Blood. Encyclopedia of Dairy Sciences 2nd Ed. 24Arts, I.C., Jacobs, D.R., JR., Harnack, L.J., Gross, M. dan FOLSOM, A.R. 2001. Dietary catechins in relation to coronaryheart disease death among postmenopausal women.Epidemiology,12,668675.Baron RB. Obesity. Current Medical Diagnosis and Treatment. 43 rd edition. Lange Medical Books/ McGraw-Hill. 2004 ; 1215-7.Bazzano LA, Serdula MK, Liu S. 2003. Dietary intake of fruits and vegetables and risk of cardiovascular disease. Curr Atheroscler Rep. 5:491-500.Brown. M S, and J. L Goldstein. 1983. Lipoprotein metabolism in Macrophage. Annu Rev Biochem.52.223-261Celermajer DS, Chow CK, Marijon E, Anstey NM, Woo KS. 2012. Cardiovascular disease in the develoving world: Prevalence, patterns, and the potential of early detection. JACC. 60:1207-1216.Dauchet L, Amouyel P, Hercberg S, Dallongeville J. 2006. Fruit and vegetable consumption and risk of coronary heart disease: A meta-analysis of cohort studies. JN. 136:2588-2593.Dewi, M. T. I. & Hidajati, N. 2012. Peningkatan Mutu Minyak Goreng Curah Menggunakan Adsorben Bentonit Teraktivasi. UNESA Journal of Chemistry, 1, 47-53.Djatmiko, E. 2000. Diktat Proses Penggorengan dan Pengaruh terhadap Sifat Fisiko Kimia Minyak dan Lemak. Jurusan Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor.Djohan TB. 2004. Penyakit jantung koroner dan hipertensi [makalah]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.Haliwell, B. dan Gutteridge, JMC. 1999. Free Radical in Biology and Medicine. Oxford University Press. Oxford.Hurst M. 2008. Patophysiology Review. New York (US): McGraw Hill Pr. [IOM] Institute of Medicine. 2002. Dietary Reference Intakes: Energy, Carbohydrates, Fiber, Fat, Fatty Acids. Washington DC (US): National Academies Pr. 25.Iqbal, R., Anand, S., Ounpuu, S., Islam, S., Zhang, X., Rangarajan, S., Chifamba, J., Al-Hinai, A., Keltai, M., dan Yusuf, S. 2008. Dietary patterns and the risk of acute myocardial infarction in 52 countries. Results of the INTER-HEART study. Circulation, 118,19291937.Joshipura,K.J.,HU, F.B., Manson, J. E., Stampfer, M.J., Rimm, E.B., Speizer, F.E., Colditz, G., Ascherio, A., Rosner, B., Spiegelman, D. dan Willett, W. C. 2001. The effect of fruit and vegetable intake on risk for coronary heart disease.Annals of Internal Medicine, 134, 11061114.Kementrian Kesehatan Nasioanal. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Tersedia pada: http://www.depkes.go.id [diakses 9 Maret 2015]Ketaren, S. 2005. Pengantar Teknologi: Minyak dan Lemak Pangan. UI Press. Jakarta.Khomsan, A. 2010. Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.Knekt, P., Jarvinen, R., Reunanen, A. dan Mateela, J. 1996. Flavonoid intake and coronary mortality in Finland: a cohortstudy.British Medical Journal, 312, 478481.Lichtenstein A, Appel L, Brands M. 2006. Diet and lifestyle recommendations revision 2006: a scientific statement from the American Heart Association Nutrition Committee. Circulation. 114:82-96.Makaryani I. 2014. Pengaruh Pemberian Pangan Antioksidan terhadap Kadar Malondialdehid dan Profil Lipid Darah pada Mahasiswi Pengonsumsi Gorengan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.Murray, R.K., Granner, dan Rodwell. 2006. Biokimia Harper. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.Nabet BF., (2002), Zat Gizi dan Antioksidan Penangkal Senyawa Radikal Pangan dalam Sistem Biologis. Reaksi Biomolekuler, Dampak terhadap Kesehatan dan Penangkalan, Prosiding Seminar, Pusat Studi Pangan dan Gizi- IPB dan Kedutaan Besar Prancis. Jakarta, BogorParamita I. 2013. Analisis hubungan konsumsi buah dan sayur dengan ukuran lingkar pinggang pada perempuan usia dewasa muda [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.Parhati, R. 2011. Analisis Perilaku Pembelian dan Konsumsi Buah di Perdesaan dan Perkotaan. Departemen Ilmu Keluarga Dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia IPB. Bogor.Primana, D.A. The Roles of Exercise in the Management Obesity. Dalam Makalah National Obesity Symposium II. 2003.Rahayu, T. 2005. Kadar Kolesterol Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus L) setelah Pemberian Cairan Kombucha Per - Oral. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi FKIP UMS 6 (2):85 100.Riset Kesehatan Dasar. 2013. Laporan Nasional. Tersedia pada: http://www.litbang.depkes.go.id [diakses 8 Maret 2015]Ross, R.,Glomset, J.A. The pathogenesis of atherosclerosis (first of two parts). The New England Journal of Medicine; 1976; 295: 36977.Ross, R. The pathogenesis of atherosclerosis-an update. The New England Journal of Medicine; 1986; 314: 488 500.Ross, R. Atherosclerosis-an inflammatory disease. The New England Journal of Medicine; 1999; 340:115 26.Van Duyn MA, Pivonka E. 2000. Overview of the health benefits of fruit and vegetable consumption fot the dietetics professional: selected literature. JAMA. 100:1511-21.Winarno, F.G. 1999. Minyak Goreng dalam Menu Masyarakat. Pusat Pengembangan Teknologi Pangan IPB. Bogor. Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.World Health Organization. 2003. Fruit and Vegetable Promotion Initiative : A Meeting Report. World Health Organization Asia-Facific. 2000. Nutriotional status. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi. 2013. Angka Kecukupan Gizi. Yoona L, Hae-Jung L, Haeng-Shin L, Young-Ai J, Choi-Il K. 2008. Analytical dietary fiber database for the Na

Gaziano, T. A., Bitton, A., Anand, S., Abrahams-Gessel, S., & Murphy, A. (2010). Growing Epidemic of Coronary Heart Disease in Low- and Middle-Income Countries. Current Problems in Cardiology, 35(2), 72-115. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.cpcardiol.2009.10.002He, F. J., Nowson, C. A., Lucas, M., & MacGregor, G. A. (2007). Increased consumption of fruit and vegetables is related to a reduced risk of coronary heart disease: meta-analysis of cohort studies. J Hum Hypertens, 21(9), 717-728. Soerjomataram, I., Oomen, D., Lemmens, V., Oenema, A., Benetou, V., Trichopoulou, A., . . . de Vries, E. (2010). Increased consumption of fruit and vegetables and future cancer incidence in selected European countries. European Journal of Cancer, 46(14), 2563-2580. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.ejca.2010.07.026Suciyanti, D. (2014). KONSUMSI BUAH DAN SAYUR SERTA PROFIL LIPID DARAH PADA MAHASISWA PENYUKA JAJANAN GORENGAN. Theuwissen, E., & Mensink, R. P. (2008). Water-soluble dietary fibers and cardiovascular disease. Physiology & Behavior, 94(2), 285-292. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.physbeh.2008.01.001Uttara, B., Singh, A. V., Zamboni, P., & Mahajan, R. T. (2009). Oxidative Stress and Neurodegenerative Diseases: A Review of Upstream and Downstream Antioxidant Therapeutic Options. Current Neuropharmacology, 7(1), 65-74. doi: 10.2174/157015909787602823