HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

121
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA TAMBAKAN KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2019 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar S.Gz dalam Ilmu Gizi Oleh : Rinda Yusuf Dinanisas Rahma NIM: 1507026023 FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2019

Transcript of HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN

STATUS GIZI BALITA DI DESA TAMBAKAN KECAMATAN

GUBUG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

S.Gz dalam Ilmu Gizi

Oleh :

Rinda Yusuf Dinanisas Rahma

NIM: 1507026023

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2019

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

ii

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

iii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

iv

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

v

KATA PENGANTAR

حيم حمن الر الر ب ســــــــــــــــــم Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan segala nikmat, rahmat dan karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul :

Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Status Gizi Balita di Desa Tambakan

Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2019. Penyelesaian

skripsi ini tidak luput dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. Darmu‟in, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Psikologi dan

Kesehatan UIN Walisongo Semarang

2. Ibu Nur Hayati, S.Pd., M.Si, selaku Ketua Program Studi Gizi S1

UIN Walisongo Semarang sekaligus sebagai Pembimbing II yang

telah memberikan bimbingan, nasehat, motivasi, serta arahan yang

sangat membantu bagi penulis.

3. Ibu Farohatus Sholichah, S.Gz., M.Gizi, selaku Pembimbing I yang

telah memberikan bimbingan, nasehat, motivasi, serta arahan yang

sangat membantu bagi penulis.

4. Segenap Dosen Program Studi Gizi Fakultas Psikologi dan

Kesehatan, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan kepada

penulis selama studi.

5. Kedua orangtua penulis, Bapak Suwoto dan Ibu Siti Nur Anisah

yang telah membesarkan dan mendidik penulis, memberikan

motivasi dan do‟a yang selalu diberikan kepada penulis.

6. Ibu bidan Desa Tambakan, Ibu Filaili Afitriani, A.Md.Keb yang

telah memberikan waktu serta perijinan untuk melakukan penelitian

di desa wilayah kerja Anda.

7. Ibu Sutati, selaku bidang gizi di Puskesmas Gubug I yang telah

memberikan banyak bantuan kepada penulis selama proses

penelitian

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

vi

8. Ibu Ning, kader posyandu Desa Tambakan yang telah membantu

penulis selama proses penelitian

9. Seluruh kader posyandu Desa Tambakan yang telah memberikan

waktu dan bantuan kepada penulis selama proses penelitian.

10. Warga Desa Tambakan yang telah bersedia menjadi responden

dalam penelitian ini, sehingga penelitian dapat berjalan dengan

lancer

11. Kedua adikku tersayang (Riris dan Tiara) yang telah menemani dan

membantu penulis selama proses penelitian, tanpa kalian penelitian

ini tidak akan berjalan dengan lancar

12. Seluruh keluargaku, yang telah mendukung dan mendoakan penulis

selama proses penelitian.

13. Segenap teman-teman Gizi 2015 yang banyak memberikan

pengalaman, nasehat, dan do‟a kepada penulis

14. Teman-teman SMP,SMA, dan kuliah yang tidak saya sebutkan satu-

persatu. Terimakasih atas doa dan dukungan kalian

15. Semua pihak yang telah membantu selama proses penyusunan

skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan serta

masih memerlukan penyempurnaan bagi skripsi ini. Hal ini tidak terlepas

dari keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman dari

penulis.

Semarang, Juli 2019

Penulis

Rinda Yusuf DR

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………….

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………..

HALAMAN PERNYATAAN …………………………………….

NOTA PEMBIMBING ……………………………………………

KATA PENGANTAR ……………………………………………...

DAFTAR ISI ……………………………………………………….

DAFTAR TABEL ………………………………………………….

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………

ABSTRAK ………………………………………………………….

I

ii

iii

iv

v

vii

ix

x

xi

xii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………

A. Latar belakang …………………………………………………

B. Rumusan Masalah ……………………………………………

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………

D. Manfaat Penelitian ……………………………………………

E. Keaslian Penelitian ……………………………………………

1

1

5

6

6

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………

A. Deskripsi Teori ………………………………………………

B. Kerangka Teori ………………………………………………

C. Kerangka Konsep ……………………………………………

D. Hipotesis Penelitian ……………………………………………

9

9

30

31

31

BAB III METODE PENELITIAN …………………………………

A. Desain penelitian ………………………………………………

B. Tempat dan waktu Penelitian …………………………………

C. Populasi dan Sampel …………………………………………..

D. Definisi Operasional …………………………………………

E. Prosedur Penelitian ……………………………………………

F. Pengolahan dan Analisis Data …………………………………

32

32

32

33

35

37

37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………….

A. Hasil Penelitian ………………………………………………

1. Gambaran Umum Desa tambakan ………………………

2. Analisis Univariat …………………………………………

3. Analisis Bivariat …………………………………………

4. Analisis Multivariat ………………………………………

41

41

41

41

45

50

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

viii

B. Pembahasan Penelitian ………………………………………. 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………….

A. Kesimpulan …………………………………………………...

B. Saran …………………………………………………………..

65

65

66

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………..

LAMPIRAN ………………………………………………………..

67

73

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 1 Keaslian Penelitian 7

Tabel 2 Z-Score Status Gizi Menurut BB/U 18

Tabel 3 Z-Score Status Gizi Menurut TB/U atau

PB/U

19

Tabel 4 Definisi operasional 34

Tabel 5 Karakteristik Ibu 42

Tabel 6 Karakteristik Balita 43

Tabel 7 Hubungan Karakteristik Ibu dengan Status

Gizi Balita Menurut BB/U

45

Tabel 8 Hubungan Karakteristik Ibu dengan Status

Gizi Balita Menurut TB/U atau PB/U

48

Tabel 9 Analisis Multivariat Hubungan

Karakteristik Ibu dengan Status Gizi Balita

Menurut BB/U

50

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 1 Pembagian kuesioner 104

Gambar 2 Pengisian kuesioner 104

Gambar 3 Penimbangan berat badan 104

Gambar 4 Pengukuran tinggi badan 104

Gambar 5 Bersama bidan desa dan kader posyandu 105

Gambar 6 Suasana posyandu 105

Gambar 7 Pengisian kuesioner dibantu oleh peneliti 105

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Distribusi frekuensi 74

Lampiran 2 Analisis Bivariat Hubungan

Karakteristik Ibu Dengan Status Gizi

Balita Menurut BB/U

76

Lampiran 3 Analisis Bivariat Hubungan

Karakteristik Ibu Dengan Status Gizi

Balita Menurut TB/U atau PB/U

83

Lampiran 4 Master data 90

Lampiran 5 Tabulasi pengisian kuesioner 93

Lampiran 6 Surat perijinan penelitian 97

Lampiran 7 Formulir persetujuan 98

Lampiran 8 Kuesioner 99

Lampiran 9 Kunci jawaban kuesioner 103

Lampiran 10 Dokumentasi 104

Lampiran 11 Formulir Persetujuan dan Kuesioner 106

Lampiran 12 Riwayat Hidup 110

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

xii

ABSTRAK

Latar Belakang : Kasus Balita BGM/S di Kecamatan Gubug meningkat

dari 7,84% (tahun 2017) menjadi 8,36% (tahun 2018). Desa Tambakan

memiliki kasus Balita BGM/D sebesar 20,89% pada tahun 2018. Balita

BGM merupakan indikator awal terjadinya permasalahan gizi. Ibu

berperan penting dalam tumbuh kembang balita. Beberapa faktor tidak

langsung penyebab terjadinya gizi kurang pada balita yaitu umur ibu saat

hamil, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jumlah anak ibu, pengetahuan ibu,

dan riwayat sakit ibu saat hamil.

Tujuan : Mengetahui hubungan karakteristik ibu dengan status gizi

balita menurut BB/U dan TB/U di Desa Tambakan Kecamatan Gubug

Kabupaten Grobogan.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain cross

sectional. Sampel penelitian sebanyak 89 responden diambil dengan

purposive sampling. Pengambilan data dilakukan melalui kuesioner dan

pengukuran antropometri.

Hasil : Umur ibu berhubungan dengan status gizi balita menurut BB/U

(OR=3,927 ; p=0,029). Umur ibu tidak berhubungan dengan status gizi

balita menurut TB/U (p=1,000). Jumlah anak ibu tidak berhubungan

dengan status gizi balita menurut BB/U (p=0,593) dan TB/U (p=1,000).

Pekerjaan ibu tidak berhubungan dengan status gizi balita menurut BB/U

(p=0,403) dan TB/U (p=0,281). Pendidikan ibu berhubungan dengan

status gizi balita menurut BB/U (OR=10,294 ; p=<0,001) dan TB/U

(OR=4,153 ; p=0,015). Pengetahuan ibu berhubungan dengan status gizi

balita menurut BB/U (OR=21,091 ; p=0,001). Pengetahuan ibu tidak

berhubungan dengan status gizi balita menurut TB/U (p=1,000). Riwayat

sakit ibu saat hamil tidak berhubungan dengan status gizi balita menurut

BB/U (p=0,494) dan TB/U (p=0,802). Variabel yang paling berpengaruh

terhadap status gizi balita menurut BB/U adalah pendidikan ibu

(OR=0,136 ; p=0,012).

Kesimpulan : Pendidikan ibu paling berpengaruh dengan status gizi

balita menurut indeks BB/U (OR=0,136 ; p=0,012).

Kata Kunci : Karakteristik Ibu, Riwayat Sakit, Balita, Status Gizi

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Balita adalah anak yang berusia kurang dari lima tahun, atau

biasanya digolongkan kedalam usia 0-59 bulan. Usia tersebut

merupakan masa pertumbuhan yang memerlukan perhatian khusus

dari orang tua.Orang tua yang paling berperan dalam tumbuh

kembang anak adalah ibu, terutama dalam hal makanan agar asupan

gizi yang diberikan balita dapat seimbang. Balitausia 1-3 tahun

merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari

apa yang disediakan ibunya (Maryam, 2016).

Seorang ibu telah merawat anaknya sejak dalam kandungan.

Ibu juga melahirkan anaknya dengan susah payah, kemudian

menyusui anaknya. Dari mengandung hingga menyapih anaknya

membutuhkan waktu 30 bulan. Dalam hal ini, peran ibu dalam

memberikan asupan gizi kepada anaknya telah dibuktikan sejak anak

dalam kandungan. Setelah anak lahir, ibu memperhatikan asupan gizi

anaknya dengan menyusui hingga menyapihnya. Orang tua

bertanggung jawab terhadap masa depan anaknya, terutama pada

masa kanak-kanak. Dalam Al Qur‟an dijelaskan :

نسان بوالديو إحسانا نا ال ي وحلو وفصالو حلتو أمو كرىا ووضعتو كرىا ووصه وب لغ أربعين سنة قال رب أوزعن أن أشكر نعمتك ثلثون شهرا إذا ب لغ أشد حت

إن ت بت لت أن عمت علي وعلى والدي وأن أعمل صالا ت رضاه وأصلح ل ف ذريت ا إليك وإن من المسلمين

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik

kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya

dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah

(pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga

puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya

sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

2

aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau

berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku

dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah

kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak

cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan

sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah

diri".(Q.S Al AHqaf :15)

Balita mulai diperkenalkan dengan MP-ASI (Makanan

Pendamping Air Susu Ibu) ketika berumur 6 bulan, dimana pada fase

tersebut peran seorang ibu atau pengasuh balita sangat berpengaruh

terhadap asupan yang diterima oleh balita. Menurut penelitian

Widyawati, dkk (2016),usia pertama pemberian MP-ASI yang tidak

tepat meningkatkan faktor risiko 1.2 kali lebih tinggi terjadinya gizi

kurus dibandingkan dengan usia pemberian MP-ASI yang

tepat.Malnutrisi sering terjadi pada umurdi atas 6 bulan jika

dibandingkan periode 4-6 bulan pertama kehidupan. Pada usia

tersebut, beberapa keluarga tidak mengerti kebutuhan khusus bayi,

tidak tahu bagaimana cara membuat makanan sapihan atau belum

mampu menyediakan makanan yang bernilai gizi baik (Rahim,

2014).

Riwayat status gizi buruk pada balita umur 2 tahun kebawah

berpengaruh terhadap tingkat kecerdasannya pada umur 5 – 6

tahun.Anak dengan riwayat gizi buruk memiliki skor IQ 6.5 poin

lebih rendah daripada anak dengan riwayat gizi baik (Anwar dan

Muhammad, 2010). Balita yangcukup zat gizi dan status gizinya

baik, maka zat-zat gizi akan digunakan secara efisien untuk

pertumbuhan fisik dan perkembangan otak (Khotimah dan

Kuswandi, 2013).

Penilaian status gizi dapat ditempuh melalui beberapa cara

mempertimbangkan umur, tinggi badan dan berat badan. Indeks yang

umum digunakan untuk menentukan status gizi balita yaitu Berat

Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan/Panjang Badan menurut

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

3

Umur (TB/U) dan Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)

(Supariasa, 2010)

Di Indonesia,proporsi status gizi buruk dan gizi

kurangbalitausia 0 – 59 bulan menurut BB/U adalah 17.7% pada

tahun 2018. Angka tersebut belum mencapai target RPJMN

(Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) tahun 2019

yaitu 17%. Proporsi status gizi balita sangat pendek dan pendek

menurut TB/U secara nasional adalah 30.8% pada tahun 2018,

dimana angka tersebut belum mencapai target RPJMN tahun 2019

yaitu 28% (Riskesdas, 2018). Di Jawa Tengah, persentase balita gizi

buruk mengalami peningkatan, yaitu dari 3.0% pada tahun 2017

menjadi 3.1%pada tahun 2018. Di samping itu, persentase balita

sangat pendek juga mengalami peningkatan, dari 7.9% pada tahun

2017 menjadi 11.2% pada tahun 2018. (Profil Kesehatan Indonesia

Kemenkes RI, 2019).

Salah satu indikator awal balita mengalami permasalahan gizi

adalah BGM (Bawah Garis Merah).BGM adalah berat badan balita

hasil penimbangan yang dititikkan dalam KMS (Kartu Menuju

Sehat) dan berada di bawah garis merah (Kemenkes RI, 2011). Balita

BGM adalah balita dengan berat badan menurut umur (BB/U) berada

di bawah garis merah pada KMS. Data BGM balita disediakan dalam

data SKDN, dimana S merupakan jumlah seluruh balita yang ada di

wilayah posyandu, K merupakan jumlah balita yang memiliki KMS

pada bulan yang bersangkutan, D merupakan jumlah balita yang

datang ke posyandu dan ditimbang, dan N adalah jumlah balita yang

datang ke posyandu dan naik berat badannya (Depkes, 2003).

Di Kabupaten Grobogan, data balita Bawah Garis Merah

(BGM) per jumlah bayi yang ditimbang (BGM/D) pada tahun 2018

adalah sebanyak 8.36%, terjadi peningkatan dari tahun 2017 yaitu

sebanyak 7.84% (SKDN Kabupaten Grobogan, 2018). Sementara itu,

di Kecamatan Gubug prevalensi BGM/S meningkat dari tahun 2017

sebanyak5.65% menjadi 7.24% pada tahun 2018. Pada tahun

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

4

tersebut,Desa Tambakan merupakan desa yang memilikijumlah

prevalensi balita BGM/D sebanyak 20.89% (SKDN Puskesmas

Gubug, 2018). Berdasarkan data yang didapatkan dari bidan desa

setempatdiketahui bahwa sejumlah 61 ibu hamil beberapa

diantaranya memiliki riwayat sakit yaitu, TBC satu orang, Hepatitis 4

orang, dan anemia 11 orang.

Menurut penelitian Anjarsari (2014) beberapa faktor penyebab

tidak langsung terjadinya gizi kurang pada balita yaitu usia ibu,

pendidikan orang tua, pendapatan, pekerjaan dan pola asuh. Menurut

penelitian Khotimah dan Kuswandi (2013), ibu yang berumur di

atas35 tahun beresiko hampir 11 kali lebih besar memiliki balita gizi

buruk. Menurut penelitian Rozali(2016), semakin tinggi tingkat

pendidikan ibu,semakin tinggi juga pengetahuan ibu tentang asupan

makanan bagi balita.

Pada penelitian lainnya, diketahui bahwa ibu yang mempunyai

pengetahuan kurang akan beresiko 4 kali lebih besar memiliki balita

dengan status gizi kurang (Nurmaliza, 2018). Ibu bekerja berisiko

lebih banyak memiliki balita status gizi kurang dibandingkan dengan

ibu yang tidak bekerja (Rozali, 2016). Menurut penelitian Sukrillah

dkk (2012), semakin sedikit jumlah anggota keluarga, maka semakin

baik pertumbuhan anak. Selain itu,distribusi makanan juga akan

merata, sehingga mempengaruhi status gizi yang adekuat.

Penelitian Handayani (2014) menyatakan bahwa gizi yang

baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak

mengalami hambatandantidak mengalami BBLR (Berat Bayi Lahir

Rendah). Kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal,

tidak adanya riwayat penyakit dan gangguan gizi pada masa prahamil

maupun saat hamil, akan memberikan peluang lebih besar untuk

melahirkan bayi yang sehat.

Penelitian Labir, dkk (2013) menyatakan bahwaibu hamil

yang mengalami anemia selama trimester II memiliki risiko 16 kali

lebih besar untuk melahirkan BBLR dibandingkan responden yang

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

5

tidak anemia. Penelitian Fitri (2018) menyatakan bahwa Ada

hubungan yang bermakna antara berat badan lahir rendah (BBLR)

dengan kejadian stunting.Penelitian Sholihah (2017) menyatakan

BBLR berisiko menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan lebih

lambat sehingga memiliki risiko kekurangan gizi.

Bayi dengan BBLR menunjukkan terjadinya retardasi

pertumbuhan didalam uterus baik akut maupun kronis dan lebih

berisiko mengalami gangguan pertumbuhan di masa balita karena

lebih rentan terhadap penyakit infeksi, seperti diare (Kusharisupeni,

2002).Penelitian mengenai karakteristik ibu khususnya riwayat sakit

ibu terhadap status gizi balita belum pernah dilakukan

sebelumnya.Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Permasalahan umum :

Bagaimanakah hubungan antara karakteristik ibu dengan status

gizi balita di Desa Tambakan Kecamatan Gubug Tahun 2019?

2. Permasalahan Khusus :

a. Bagaimana hubungan antara umur ibu saat kehamilan

terakhir dengan status gizi balita menurut BB/U dan TB/U

pada usia 6 – 59 bulan?

b. Bagaimana hubungan antara pendidikan ibu dengan status

gizi balita menurut BB/U dan TB/U pada usia 6 – 59 bulan?

c. Bagaimana hubungan antara pengetahuan ibu dengan status

gizi balita menurut BB/U dan TB/U pada usia 6 – 59 bulan?

d. Bagaimana hubungan antara pekerjaan ibu dengan status gizi

balita menurut BB/U dan TB/U pada usia 6 – 59 bulan?

e. Bagaimana hubungan antara jumlah anak ibu dengan status

gizi balita menurut BB/U dan TB/U pada usia 6 – 59 bulan?

f. Bagaimana hubungan antara riwayat sakit ibu selama hamil

dengan status gizi balita menurut BB/U dan TB/U pada usia

6 – 59 bulan?

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

6

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum :

a. Mengetahui hubungan antara karakteristik ibu dengan status

gizi menurut BB/U dan TB/U balita di Desa Tambakan

Kecamatan Gubug.

2. Tujuan Khusus :

a. Mengetahui hubungan antara umuribu saat kehamilan

terakhir dengan status gizi balita menurut BB/U dan TB/U

pada usia 6 – 59 bulan.

b. Mengetahui hubungan antara pendidikan ibu dengan status

gizi balita menurut BB/U dan TB/U pada usia 6 – 59 bulan.

c. Mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan status

gizi balita menurut BB/U dan TB/U pada usia 6 – 59 bulan.

d. Mengetahui hubungan antara pekerjaan ibu dengan status

gizi balita menurut BB/U dan TB/U pada usia 6 – 59 bulan.

e. Mengetahui hubungan antara jumlah anak ibu dengan status

gizi balita menurut BB/U dan TB/U pada usia 6 – 59 bulan.

f. Mengetahui hubungan antara riwayat sakit ibu selama hamil

dengan status gizi balita menurut BB/U dan TB/U pada usia

6 – 59 bulan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Instansi Terkait

- Memberi informasi tentang keterkaitan antara karakteristik

ibu dengan status gizi balita

- Dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam

perencanaan program gizi di wilayah kerja Puskesmas

Gubug.

2. Bagi Masyarakat

- Menambah pengetahuan masyarakat tentang status gizi

pada balita

- Menambah pengetahuan masyarakat tentang faktor

yangmempengaruhi status gizi pada balita

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

7

- Menambah pengetahuan masyarakat tentang hubungan

karakteristik ibu dengan status gizi balita

3. Bagi Peneliti

Memberikan referensi penelitian tentang status gizi pada

balitabagi peneliti lain.

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1. Keaslian Penelitian

Judul

penelitian

Nama

Peneliti

Tahun dan

Tempat

Penelitian

Rancangan

Penelitian

Variabel

Penelitian

Hasil penelitian

Hubungan

Antara

Karakteristik

Ibu Dengan

Status Gizi

Balita di

Desa

Klahang

Kecamatan

Sokaraja

Kabupaten

Banyumas

Ulfah Agus

Sukrillah,

Herry

Prasetyo,

Meisye M

Kuhu

Banyumas,

2012

Cross

sectional

Var terikat :

status gizi

balita

Var bebas :

pendidikan,

jumlah anak,

pendapatan,

tingkat

pengetahuan

Ada hubungan

antara

pendidikan ibu

dengan status

gizi anak, tidak

ada hubungan

antara jumlah

anak,

pengetahuan ibu

dan pendapatan

ibu dengan

status gizi balita.

Hubungan

Karakteristik

Ibu Dengan

Status Gizi

Balita yang

Berkunjung

di Puskesmas

Bahu

Manado

Agesti

Labada,

Amatus,

Yudi

Ismanto,

Rina Kundre

Manado,

2016

Cross

sectional

Var terikat :

status gizi

balita

Var bebas :

umur ibu,

pendidikan

ibu, jumlah

anak,

pekerjaan

ibu

Ada hubungan

antara

pendidikan ibu

dan jumlah anak

ibu dengan

status gizi balita.

Tidak ada

hubungan antara

umur ibu dan

pekerjaan ibu

dengan status

gizi balita.

Hubungan

Karakteristik

Ibu dengan

Status Gizi

Balita di

Desa Sumur

Bandung

Kecamatan

Khotimah,H

dan

Kuswandi

K.

Lebak,

2013

Cross

Sectional

Var terikat :

status gizi

balita. Var

bebas : umur

ibu,

pendidikan

ibu,

pekerjaan

Ada hubungan

antara umur ibu,

pendapatan ibu,

pekerjaan ibu,

pendidikan ibu,

dan pengetahuan

ibu terhadap

status gizi balita

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

8

Cikulur

Kabupaten

Lebak Tahun

2013

ibu,

pengetahuan

ibu, dan

ekonomi ibu.

di Desa Sumur

Bandung

Kecamatan

Cikulur

Kabupaten

Lebak

Perbedaan dari penelitian adalah karakteristik ibu (riwayat

sakit ibu selama hamil) yang belum pernah diteliti sebelumnya.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi teori

1. Gizi Balita

a. Status Gizi Balita

Usia balita adalah masa tumbuh dan berkembang, maka

kebutuhan energi dan protein pada balita per kgBB lebih

besar daripada kebutuhan energi dan protein pada orang

dewasa. Kebutuhan energi dan protein anak akan menurun

seiring dengan bertambahnya umur, sedangkan kebutuhan zat

gizi mikro semakin meningkat sesuai dengan umur mereka.

Beberapa hal mempengaruhi dalam kebutuhan zat gizi balita

diantaranya status gizi, status pertumbuhan, aktifitas, dan

penyakit. (AsDi, IDAI, PERSAGI 2014).

Balita (Bawah lima tahun) merupakan anak dengan usia

0 – 5 tahun. Pada usia tersebut merupakan masa pertumbuhan

dan memerlukan perhatian khusus dari orangtua. Orangtua

yang paling berperan dalam tumbuh kembang anak adalah

ibu, terutama dalam hal makanan agar asupan gizi yang

diberikan balita dapat seimbang. Hal tersebut dikarenakan

balita merupakan usia yang rentan akan gizi dan perlu

pemantauan khusus masalah gizi agar mampu tumbuh dan

berkembang secara optimal (Mulyaningsih, 2008).

Status gizi erat kaitannya dengan pertumbuhan dan

perkembangan yang merupakan suatu rangkaian proses

tumbuh kembang yang berlangsung secara teratur dan terus-

menerus dengan tahapan-tahapan yang sesuai perkembangan

baik struktur maupun fungsi berbagai jaringan dan organ

tubuh. (Rusilanti dkk, 2015)

Gangguan gizi pada awal kehidupan akan

mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya. Gizi kurang

pada balita tidak hanya mempengauhi gangguan

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

10

pertumbuhan fisik, tetapi juga mempengaruhi kecerdasan

dan perkembangan di masa mendatang. Oleh karena itu,

peran makanan yang bernilai gizi tinggi sangat penting

seperti pada makanan yang mengandung energi, protein,

vitamin, dan mineral (Adriani dan Bambang, 2014).

Pada usia balita ia sedang mengalami masa tumbuh

dan berkembang, maka kebutuhan energi dan protein pada

balita per KG BB lebih besar daripada kebutuhan energi dan

protein pada orang dewasa. Kebutuhan energi dan protein

anak akan menurun seiring dengan bertambahnya umur,

sedangkan kebutuhan zat gizi mikro semakin meningkat

sesuai dengan umur mereka. Beberapa hal mempengaruhi

dalam kebutuhan zat gizi balita diantaranya status gizi, status

pertumbuhan, aktifitas, dan penyakit. (AsDi, IDAI,

PERSAGI 2014).

b. Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Balita

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan balita (Adriani dan Bambang, 2014) :

1) Faktor dalam (Internal)

a) Perbedaan ras atau bangsa

Seseorang yang dilahirkan pada bangsa yang

berbeda, ia akan memiliki herediter yang berbeda

pula. Tinggi badan contohnya, pada umumnya ras

kulit putih memiliki ukuran tungkai yang lebih

panjang daripada orang mongol.

b) Keluarga

Ada kecenderungan keluarga yang tinggi-tinggi dan

ada keluarga yang gemuk-gemuk.

c) Umur

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada

masa prenatal, tahun pertama kehidupan, dan masa

remaja.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

11

d) Jenis kelamin

Pada umumnya wanita lebih cepat dewasa

dibanding anak laki-laki. Masa pubertas wanita

lebih cepat daripada laki-laki dan kemudian setelah

masa pubertas laki-laki akan lebih cepat.

e) Kelainan genetika

Sebagai contoh adalah achondroplasia (kelainan

hereditterkongenital) yang menyebabkan darfisme

(kerdil), sedangkan sindroma marfan yang

menyebabkan pertumbuhan tinggi badan berlebihan.

f) Kelainan Kromosom

Hal ini biasanya disertai dengan kegagalan

pertumbuhan seperti pada sindroma Down‟s dan

sindroma Turner‟s.

2) Faktor Luar (Eksternal)

Faktor Prenatal

a) Gizi

Tumbuh kembang anak dimulai sejak ia dalam

kandungan. Nutrisi ibu hamil terutama pada

trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi

pertumbuhan janin.

b) Mekanis

Posisi fetus yang abnirmal dapat menyebabkan

kelainan kongenital

c) Toksin/ Zat Kimia

Minopetrin dan obat kontrasepsi dapat

menyebabkan kelainan kongenital seperti

palatoskisis

d) Endokrin

Seperti contoh adalah diabetes melitus yang

dapat menyebabkan makrosomia kardiomegali,

hiperplasia adrenal.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

12

e) Radiasi

Paparan dari sinar radiasi dapat berakibat buruk

pada janin, beberapa diantaranya adalah

mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan

defromitas anggota gerak, kelainan jantung dan

lain-lain.

f) Infeksi

Infeksi yang terjadi pada trimester pertama dan

kedua oleh TORCH (toksoplasma, rubella,

sitomegalo virus, herpes, simpleks), PMS

(penyakit seksual menular), serta penyakit virus

lainnya dapat mengakibatkan kelainan pada

janin. Disamping hal itu, pemeliharaan gizi

pada balita harus mencakup upaya pencegahan

penyakit infeksi. Pemberian imunisasi terhadap

beberapa penyakit harus dilakukan sesuai

waktunya, juga pemeliharaan kebersihan dan

sanitasi lingkungan.

g) Kelainan imunologi

Contohnya pada kejadian Eritroblastosis fetalisi

yang timbul karena perbedaan golongan darah

antara janin dengan ibu sehingga ibu

membentuk antibodi terhadap sel darah merah

janin kemudian masuk ke dalam peredaran

darah janin melalui plasenta yang akan

menyebabkan hemolisis yang kemudian

mengakibatkan hiperbilirubinemia kemicterus

dan dapat menyebabkan kerusakan otak pada

janin.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

13

h) Anoksia embrio

Pertumbuhan pada balita yang terganggu karena

kekurangan penyediaan Oksigen yang

menyebabkan gangguan pada fungsi plasenta.

i) Psikologis Ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan

salah/ kekerasan mental pada ibu hamil, stress,

depresi dan lain-lain

j) Faktor persalinan

Komplikasi pesalinan pada bayi seperti trauma

kepala dan asfiksia dapat menyebabkan

kerusakan pada jaringan otak.

Pasca-Natal

a) ASI dan MP-ASI

Zat gizi yang adekuat menjadi pelopor

pertumbuhan dan perkembangan

anak.Pemberian makanan pendamping ASI

(MP-ASI) yang terlalu dini dapat menurunkan

konsumsi ASI dan gangguan pencernaan.Bayi

harus diberikan ASI saja mulai sejak dilahirkan

sampai 6 bulan. Pemberian ASI saja sudah

dapat mencukupi kebutuhan bayi pada usia

tersebut. Namun sebaliknya, jika pemberian

MP-ASI terlambat diberikan, maka akan

mengakibatkan bayi menderita kurang gizi.

Bayi diberikan MP-ASI bertahap sesuai dengan

usianya.Kombinasi pemberian ASI dan MP-ASI

yang tidak tepat secara kuantitas dan kualitas

dapat menyebabkan bayi mengalami malnutrisi

(Maryam, 2016).

Tujuan pemberian MP-ASI (Marmi, 2014) :

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

14

- Melengkapi zat gizi sebagai pendamping

ASI

- Mengembangkan kemampuan bayi untuk

menerima beragam makanan

- Mengembangkan kemampuan bayi untuk

mengunyah dan menelan

- Mencoba beradaptasi dengan makanan yang

mengandung energy tinggi

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

pemberian MP-ASI (Marmi, 2014) :

- Memperhatikan kebersihan alat makan yang

digunakan

- Membuat makanan sesuai dengan

kebutuhan bayi

- Memberikan makanan dengan sebaik-

baiknya

- Membuat variasi makanan

- Mengajak makan bersama anggota keluarga

- Jangan memberikan cemilan atau znack

dalam waktu dekat dengan jadwal makan

Islam memerintahkan para ibu untuk menyusui anaknya

hingga 2 tahun sebagaimana firman Allah :

كاملين حولينأولدىن ي رضعن والوالدات .. أنأرادلمن الرضاعةيتم

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama

dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan

penyusuan.”QS.Baqarah: 233. Laktasi tidak hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga

untuk ibu. Bayi minum susu dari dada ibunya menyebabkan

berbagai reaksi dan reaksi saraf dan kemudian terjadi

kontraksi terjadi di dalam rahim sehingga kontraksi otot ini

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

15

menyebabkan pembuluh darah menempel dan akhirnya

mencegah pendarahan.

b) Penyakit kronis

Beberapa penyakit seperti tuberkulosis, anemia,

kelainan jantung bawaan dapat mengakibatkan

gangguan pertumbuhan fisik.

c) Lingkungan fisik dan kimia

Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurang

sinar matahari, paparan radioaktif, zat kimia

(Pb, merkuri, rokok) memberikan dampak

negatif untuk pertumbuhan anak.

d) Psikologis

Psikologis anak adalah hubungan anak dengan

lingkungan sekitarnya. Seorang anak yang tidak

dikehendaki oleh orang tuanya atau selalu

merasa tertekan akan mengalami hambatan

dalam pertumbuhan dan perkembangan.

e) Endokrin

Gangguan hormon misalnya, pada penyakit

hipotiroid akan menyebabkan anak mengalami

hambatan pertumbuhan.

f) Sosioekonomi

Kemiskinan berkaitan dengan kekurangan

makan, kesehatan dan sanitasi yang kurang

akan menghambat pertumbuhan anak.

g) Stimulasi

Perkembangan terutama pada psikomotorik

anak memerlukan rangsangan/ stimulant

khususnya dalam keluarga, misalnya

penyediaan alat mainan, sosialisasi anak,

keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

16

terhadap kegiatan anak, perlakuan ibu terhadap

anak.

h) Obat-obatan

Pemakaian kortikosteroid dalam jangka waktu

lama akan menghambat pertumbuhan, demikian

juga dengan obat perangsang susunan saraf

pusat yang menyebabkan terhambatnya

produksi hormon pertumbuhan.

c. Penentuan Status Gizi Balita

Penggunaan standar deviasi (SD) atau z-skor atau

simpang baku untuk penlaian status gizi dianjurkan oleh

WHO pada tahu 1979. Pada semiloka antropometri tahun

1991 telah disepakati penggunaan z-skor untuk penilaian

status gizi anak balita di Indonesia. Penilaian status gizi

didasarkan z-skor dilakukan dengan melihat distribusi normal

kurva pertumbuhan. Nilai ini menunjukkan jarak nilai baku

median dalam unit simpang baku, dengan asumsi

distribusinya normal. Pada masing-masing individu

menghitung nilai z-skor dari hasil pengukuran berat badan

atau tinggi badan dan dibandingkan dengan distribusi baku

rujukan dengan rumus (Par‟i HM, 2017) :

Z Sci =

Keterangan :

I = macam ukuran antropometri yang dipakai

Z Sci = nilai Z skor untuk nilai antropometri hasil ukur i

Xi = nilai antropometri hasil ukur i

Mi = nilai median untuk umur/Tbi dari hasil pengukuran i

(TBi atau BBi)

Sdi = nilai simpang baku pada umur/TBi dari pengukuran

Page 29: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

17

(TBi atau Bbi)

nilai SDi di bawah atau di atas median adalah

berbeda.

- Jika berat/tinggi anak berbeda di bawah nilai

median : nilai SDi = median – (nilai -1 SD)

- Jika berat/tinggi anak berada di atas nilai

median: nilai Sdi = (nilai 1 SD) – median

1) Berat Badan menurut Umur (BB/U)

Berat badan menggambarkan jumlah protein,

lemak, air dan mineral yang terdapat di dalam tubuh.

Berat badan dijadikan sebagai parameter antropometri

karena perubahan berat badan mudah terlihat dalam

waktu singkat dan berat badan dapat menggambarkan

status giiz saat ini (Par‟i HM, 2017). Menurut Adriani

dan Bambang (2014) berat badan merupakan salah satu

parameter yang menggambarkan masa tubuh.

Indeks berat badan menurut umur (BB/U)

merupakan salah satu cara penentuan status gizi dengan

cara membandingkan berat badan anak dengan berat

badan pada standar (median) menurut umur anak

tersebut (Par‟i HM, 2017). Indeks BB/U mempunyai

bebrapa kelebihan, antara lain :

a) Sensitif dalam melihat perubahan status gizi jangka

pendek. Sifat berat badan yang labil atau sangat

sensitif terhadap penambahan keadaan yang

mendadak maka indeks ini sesuai untuk

mnggambarkan status gizi saat ini. Berat badan juga

berguna untuk memantau pertumbuhan balita.

b) Perubahan berat badan balita, terutama penurunan

berat badan dapat dijadikan indikasi dini yang dapat

digunakan untuk memberikan informasi.

c) Dapat mendeteksi kegemukan

Page 30: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

18

Indeks BB/U juga memiliki kelemahan yaitu (Par‟i HM,

2017) :

a) Dapat terjadi kekeliruan interpretasi status gizi bila

terdapat edema

b) Memerlukan data umur yang akurat

c) Sering terjadi kesalahan dalam pengukuran

Kategori dan ambang batas gizi anak adalah sebagai

mana terdapat pada tabel di bawah ini (Menkes RI

Nomor : 1995/MENKES/SK/XII/2010) :

Tabel 2. Z-Score Status Gizi Menurut BB/U

Indeks Kategori Status

Gizi

Ambang Batas (Z-score)

Berat Badan

menurut Umur

(BB/U) Usia 0 – 59

bulan

Gizi Buruk < -3 SD

Gizi Kurang -3 SD s/d <-2 SD

Normal -2 SD s/d 2 SD

Gizi Lebih >2 SD

2) Panjang Badan Menurut Umur (PB/U) atau Tinggi

Badan menurut Umur (TB/U)

Tinggi badan merupakan antropometri yang

menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal dan

bertambah seiring dengan pertambahan umur (Adriani

dan Bambang, 2014). Pengukuran tinggi badan untuk

anak balita yang sudah dapat berdiri dilakukan dengan

alat pengukur tinggi “mikrotoa” (microtoise) yang

mempunyai ketelitian 0,1 cm perhitungan z-score nya

menggunakan TB/U. Bayi atau anak yang belum dapat

berdiri, digunakan alat pengukur panjang bayi

perhitungan z-scorenya menggunakan PB/U. Indeks

TB/U atau PB/U selain memberikan gambaran status

gizi masa lampau juga erat kaitannya dengan status

sosial ekonomi (Supariasa dkk, 2013).

Kelebihan indeks TB/U :

Page 31: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

19

a) Baik untuk menilai status gizi masa lampau

b) Alat ukur dapat dibuat sendiri, murah, mudah

dibawa

Kelemahan indeks TB/U :

a) Tinggi badan tidak cepat naik dan tidak mungkin

turun

b) Pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak

harus berdiri tegak, sehingga diperlukan tenaga

lebih dari satu

Standar yang sering digunakan yaitu standar baku

Harvard dan baku WHO-NCHS. Pemantauan status gizi

balita umumnya menggunakan baku WHO-NCHS dengan

pertimbangan : (a) baku/standar WHO-NCHS

membedakan jenis kelamin; (b) penentuan cut off point

untuk klasifikasi status gizi dinyatakan dalam persentil.

Kategori dan ambang batas gizi anak adalah sebagai mana

terdapat pada tabel di bawah ini (Menkes RI Nomor :

1995/MENKES/SK/XII/2010) :

Tabel 3. Z-Score Status Gizi Menurut TB/U atau PB/U

Indeks Kategori Status

Gizi

Ambang Batas (Z-

score)

Panjang Badan menurut

Umur (PB/U) atau Tinggi

Badan menurut Umur

(TB/U) Usia 0 – 59 bulan

Sangat Pendek < -3 SD

Pendek -3 SD s/d <-2 SD

Normal -2 SD s/d 2 SD

Tinggi >2 SD

2. Karakteristik Ibu

a. Umur Ibu

Terlalu muda melahirkan (dibawah usia 18 tahun),

terlalu sering melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan,

dan terlalu tua melahirkan (di atas usia 35 tahun) dapat

membahayakan kehidupan ibu dan anak. Menunda

kehamilan pertama sampai ibu berusia minimal 18 tahun

Page 32: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

20

membantu memastikan kehamilan dan persalinan yang

lebih aman dan dapat mencegah risiko bayi lahir

prematur maupun bayi lahir dengan berat badan rendah

(BBLR). Bagi ibu, proses kehamilan dan persalinan pun

lebih lancar baik dari segi fisik maupun mental

(UNICEF, 2010)

Bagi remaja puteri di bawah usia 15 tahun, risiko

kematian meningkat dengan tajam. Remaja puteri yang

melahirkan sebelum usia 15 tahun memiliki risiko

kematian lima kali lipat dibandingkandengan ibu usia 20

tahunan. Risiko kematian bagi bayi baru lahir (0 - 28

hari) dan bayi di bawah satu tahun meningkat kalau jarak

kelahiran terlalu dekat (kurang daridua tahun). Salah satu

ancaman bagi kesehatan dan pertumbuhan anak usia di

bawah dua tahun adalah kelahiran adiknya. Bagi anaknya

yang berusia lebih tua pemberian ASI kemungkinan

terhenti, sehingga ibunya kekurangan waktu untuk

menyiapkan makanan dan memberikan perhatian serta

pelayanan yang diperlukan oleh semua anaknya.

Tubuh seorang ibu akan mudah sekali menjadi

lemah karena hamil yang berulang kali, melahirkan, dan

merawat anak kecil. Setelah mengalami kehamilan

berulang kali, seorang ibu akan menghadapi risiko

masalah kesehatan yang semakin meningkat, seperti

anemia dan pendarahan. (UNICEF, 2010)

b. Pendidikan Ibu

Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh,

perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak

yang tertuju pada kedeasaan (Notoatmodjo, 2010).

Disebutkan pula bahwa tingkat pendidikan yang rata-rata

masih rendah, khusunya kalangan wanita merupakan

salah satu masalah pokok yang berpengaruh terhadap

Page 33: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

21

masalah kesehatan. Makin tinggi tingkat pendidikan

seseorang, makin mudah menerima informasi

pengetahuan mengenai penyediaan makanan yang baik

(Notoatmodjo, 1985 dalam Adriani dan Bambang, 2014).

Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor

penting dalam tumbuh kembang anak. Karena

pendidikan yang baik, maka orangtua dapat menerima

segala informasi dati luar terutama cara pengasuhan anak

yang baik. Menjaga kesehatan anak, pendidikan anak,

dan sebagainya (Soetjiningsih, 1995 dalam Adriani dan

Bambang 2014). Wanita yang berpendidikan tinggi lebih

baik dalam memproses informasi dan belajar untuk

memperoleh pengetahuan/ keahlian serta perilaku

pengasuhan yang posistif. Wanita yang berpendidikan

cenderung lebih baik dalam memanfaatkan fasilitas

kesehatan, lebih dapat berinteraksi secara efektif dengan

memberi pelayanan kesehatan serta lebih mudah

mematuhi saran yang yang diberikan oleh provider.

Wanita yang berpendidikan lebih baik dalam melakukan

pengasuhan dan berinteraksi dengan anak (Smith L. &

Hadad, 2000 dalam Adriani dan Bambang, 2014).

Tingkat pendidikan seseorang akan berkaitan erat

dengan wawasan pengetahuan mengenai sumber gizi dan

jenis makanan yang baik untuk konsumsi keluarga. Ibu

rumah tangga yang berpendidikan akan cenderung

memilih makanan yang lebih baik dalam mutu dan

jumlahnya, dibanding dengan ibu yang pedidikannya

lebih rendah (Adriani dan Bambang, 2014)

c. Pengetahuan Ibu

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi

setelah seseorang melakukan penginderaan suatu objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera

Page 34: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

22

manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan rabam sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan

merupaan dominan yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan tentang kebutuhan gizi berpengaruh

terhadap jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi.

Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat

keluarga yang sesungguhnya berpenghasilan cukup,

tetapi makanan yang dihidangkan seadanya saja.

Keadaan ini menunjukkan kurangnya pengetahuan akan

manfaat makanan bagi kesehatan tubuh (Moehji S,

1988).

Peran pengetahuan penting dalam menentukan

asupan makanan. Tingkat pengetahuan gizi seseorang

berpengaruh terhadap perilaku dalam memilih makanan

yang akan berdampak pada asupan gizinya. Dengan

adanya pengetahuan gizi, masyarakat akan tahu

bagaimana menyimpan dan menggunakan makanan

(Suhardjo 1989 dalam Adriani dan Bambang 2014).

Faktor yang paling terlihat pada lingkungan

masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai

gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan.

Ibu biasanya justru membelikan makanan yang enak

kepada anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut

gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak

mengimbanginya dengan makanan sehat yang

mengandung banyak gizi. (Rusilanti dkk, 2015).

d. Pekerjaan Ibu

Bekerja merupakan usaha yang dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan hidup. Jenis pekerjaan yang

dilakukan oleh manisa beragam, tergantung tingkat

Page 35: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

23

pengetahuan dan keterampilan yang berpengaruh pada

produktivitas kerja (Linda 2003 dalam Adriani dan

Bambang 2014).Jenis pekerjaan yang dilakukan oleh

kepala rumah tangga dan anggota keluarga lain akan

menentukan seberapa besar sumbangan mereka terhadap

keuangan rumah tangga yang kemudian akan digunakan

untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti pangan

yang bergizi, dan perawatan kesehatan (Suharjo 1992

dalam Adriani dan Bambang 2014).

Partisipasi tenaga kerja wanita berhubungan

langsung dengan waktu yang disediakan untuk menyusui

anak dan merawat anak sehingga mempunyai

konsekwensi terhadap gizi anak. Bertambah luasnya

lapangan kerja, semakin mendorong banyaknya kaum

wanita yang bekerja terutama di sektor swasta. Di satu

sisi hal ini berdampak positif bagi pertambahan

pendapatan, namun di sisi lain berdampak negatif

terhadap pembinaan dan pemeliharaan anak terutama

dalam menjaga asupan gizi balita (Asima 2011 dalam

Labada 2016).

e. Jumlah Anak Ibu

Jumlah anak yang banyak pada keluarga meskipun

keadaan ekonominya cukup akan mengakibatkan

berkurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua yang

di terima anaknya, terutama jika jarak anak yang terlalu

dekat, dan dalam hal memenuhi kebutuhan makananibu

akan bingung dalam memberikan makanan jika anaknya

banyak karena fokus perhatiannya akan terbagi-bagi

karena pasti anak balita mempunyai masalah dalam

makan mungkin anak yang satunya nafsu makannya

baik, tetapi yang lainnya tidak, maka ibu akan bingung

mencari car untuk memberi makan anak. Hal ini dapat

Page 36: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

24

berakibat turunnya nafsu makan anak sehingga

pemenuhan kebutuhan primer anak seperti konsumsi

makanannya akan terganggu dan hal tersebut akan

berdampak terhadap status gizi anaknya (Labada, 2016).

Kasus balita gizi kurang banyak ditemukan pada

keluarga dengan jumlah anggota keluarga yang besar

dibandingkan dengan keluarga kecil. Keluarga dengan

jumlah anak banyak dan jarak kelahiran yang dekat dapat

menimbulkan lebih banyak masalah, yakni pendapatan

keluarga yang pas-pasan; sedangkan anak banyak maka

pemerataan dan kecukupan makan di dalam keluarga

akan sulit dipenuhi. Dalam keluarga dengan anak yang

terlalu banyak akan sulit diurus, sehingga suasana rumah

kurang tenang dan dapat mempengaruhi ketenangan jiwa

anak. Suasana itu secara tidak langsung mempengaruhi

nafsu makan (Adriani dan Bambang, 2014).

Ibu yang mempunyai banyak anak menyebabkan

terbaginya kasih sayang dan perhatian yang tidak merata

pada setiap anak (Supariasa, 2002). Jumlah anak yang

dilahirkan ibu dan jarak anak yang terlalu dekat

berhubungan erat dengan beban pekerjaan rumah tangga

dan juga berpengaruh terhadap kemampuan fisiologis

tubuh ibu menyediakan nutrisi bagi bayinya

(Proverawati, 2009).

f. Riwayat Sakit Ibu

Seorang ibu hamil yang sedang sakit, keinginan

untuk makan dan minum secara langsung akan

berkurang. Kondisi tersebut akan mempengaruhi keadaan

janin yang berakibat juga pada penurunan perkembangan

janin yang dikandungnya. Hal itu dikarenakan makanan,

darah, napas, dan semua yang dimiliki ibu akan

terhubung dengan janin (Maryam, 2016).

Page 37: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

25

Bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes melitus

sering menunjukkan kelainan berupa makrosomia,

kardiomegali, dan hiperplasia adrenal. Hipoglikemia

disebabkan oleh Hiperplasia Pulau Langerhnas. Umur

ibu yang lebih tinggi rata-rata akan melahirkan anak

mongoloid dan kelainan lain dibandingkan dengan umur

ibu yang lebih rendah. Hal ini kemungkinan disebabkan

karena kelainan beberapa endokrin dalam tubuh ibu yang

meningkat pada umur lanjut, walaupun faktor lain juga

berperan (Maryam, 2016).

Kehamilan merupakan keadaan diabetogenik

dengan resistensi insulin yang meningkat dan ambilan

glukosa perifer yang menurun akibat aktofotas anti-

insulin pada hormon plasenta. Maka dari itu, janin dapat

menerima pasokan glukosa secara kontinu. Melalui difusi

terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi

janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi

abnormal. Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia

sehingga janin mengalami gangguan metabolikseperti

hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia,

hiperbilirubinemia dan sebagainya (Rukiyah dan

Yulianti, 2015)

Penelitian Diaz (2010) yang menyatakan bahwa

ibu hamil yang positif terinfeksi virus hepatitis,

memungkinkan anaknya akan tertular.Penularan dapat

terjadi selama proses persalinan dimana cairan amnion

ibu terinfeksi akan tertelan oleh janin.Faktor resiko

terbesar terjadinya infeksi hepatitis pada bayi dan anak-

anak adalah melalui transfer perinatal dari ibu dengan

status hepatitis positif. Transmisi virus dari ibu ke bayi

dapat terjadi pada masa intra uterine, pada masa

perinatal, dan pada masa postnatal.

Page 38: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

26

Diabetes Melitus Gestasional terjadi 7% pada

kehamilan setiap tahunnya. Pada ibu hamil dengan

riwayat keluarga diabetes melitus, prevalensi diabetes

gestasional sebanyak 5,1% (Rahayu, 2016). Dampak

yang ditimbulkan oleh ibu penderita diabetes melitus

gestasional adalah ibu berisikoterjadi penambahan berat

badan berlebih, terjadinya preklamsia, eklamsia, bedah

sesar, dan komplikasi kardiovaskuler hingga kematian

ibu. Setelah melakukan persalinan, penderita diabetes

berisiko terkena diabetes tipe 2 atau terjadi diabetes

gestasional yang berulang pada masa mendatang. Bayi

yang lahir dari ibu dengan diabetes gestasional berisiko

tinggi untuk terkena makrosomia (Perkins, 2007 dalam

Rahayu 2016).

Ibu TBC positif yang cairan amnion terinfeksi

Mycobacterium tuberculosisterhisap oleh janin akan

menyebabkan kuman dapat mencapai paru dan

menyebabkan fokus primer di paru. Namun bila cairan

amnion tersebut tertelan, kuman akan mencapai usus

yang menyebabkan fokus primer di usus (Dharmawan

dkk, 2004).

Hipertensi pada kehamilan mempengaruhi ibu dan

janin. Hipertensi dapat menyebabkan morbiditas dan

mortalitas ibu dan janin jika penanganan tidak baik

(Karthikeyan, 2015 dalam Alatas, 2019). Hipertensi yang

disertai pre-eklampsia biasanya muncul antara minggu

24-26 kehamilan. Hal tersebut mengakibatkan kelahiran

preterm dan bayi lebih kecil dari normal (IUGR)

(Khosravi et al., 2014 dalam Alatas, 2019).

3. Hubungan Karakteristik Ibu dengan Status Gizi Balita

Hasil penelitian Khotimah dan Kuswandi (2013)

mengatakan bahwa ibu yang berpendidikan tinggi dapat

Page 39: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

27

mencegah terjadinya gizi buruk pada Balita diabandingkan

dengan ibu yang berpendidikan rendah. Penelitian tersebut juga

menerangkan bahwa ibu yang berusia muda dapat mencegah

terjadinya gizi buruk pada balitanya. Dengan kata lain bahwa ibu

yang berumur lebih dari 35 tahunberesiko hampir 11 kali lebih

besar untuk memiliki balita dengan gizi buruk. Hal ini dapat

dikatakan bahwa ibu yang berpendidikan tinggi dapat mencegah

terjadinya gizi buruk pada balita diabandingkan dengan ibu yang

berpendidikan rendah, dengan kata lain bahwa ibu yang

berpendidikan rendah beresiko hampir 3 kali lebih besar untuk

memiliki balita dengan status gizi buruk.

Pendidikan ibu merupakan modal utama dalam menunjang

ekonomi keluarga juga berperan dalam penyusunan makan

keluarga, serta pengasuhan dan perawatan anak. Dalam penelitian

Rozali NA (2016) semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka

semakin tinggi juga pengetahuan ibu tentang asupan makanan

bagi balitanya dan semakin mudah ibu dalam mengolah

informasi berkenaan dengan status gizi balitanya. Salah satu

penyebab gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan gizi atau

kemampuan untuk menerapkan informasi tentang gizi dalam

kehidupan sehari-hari (Khotimah dan Kuswandi, 2013). Maka

secara langsung pengetahuan ibudapat mempengaruhi pola ibu

dalam mendidik dan mengasuh balitanya yang kemudian

tergambar dalam status gizi balita.

Menurut Sukrillah dkk (2012) menyatakan bahwa tingkat

pendapatan keluarga dipengaruhi oleh pekerjaan. Dengan

turutnya ibu dalam bekerja berarti akan meningkatkan

pendapatan keluarga sehingga mempunyai alokasi dana yang

cukup untuk menyediakan kebutuhan gizi anggota keluarganya.

Tapi disisi lain bila ibu yang tidak bekerja serta dengan

pendapatan suami yang kurang memadai akan menghambat

dalam penyediaan kebutuhan pangannya. Karena semakin rendah

Page 40: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

28

pendapatan keluarga semakin tidak mampu lagi ibu dalam

membelanjakan bahan makanan yang lebih baik dalam kualitas

maupun kuantitasnya, sehingga ketersediaan pangan ditingkat

keluarga tidak mencukupi.

Penelitian Rozali(2016) menyatakan bahwa balita pada ibu

bekerja lebih banyak memiliki status gizi balita kurang

dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. Pendapat lain

datang dari hasil penelitian Suranadi dan Chandradewi (2008)

mengemukakan bahwa walaupun ibu yang bekerja berada di luar

rumah selama bekerja akan tetapi jika mempunyai pengetahuan

yang cukup, ibu tersebut dapat mengatur waktu dalam mengasuh

anaknya. Penelitian Sukrillah dkk (2012) menyatakan bahwa

semakin sedikit jumlah anggota keluarga, maka semakin baik

pertumbuhan anak dan distribusi makanan akan merata. Hal

tersebut didukung dalam penelitian Mc Laren., et al (1991)

bahwa jumlah kelurga yang besar dapat mengakibatkan

ketidakcukupan dalam hal pangan atau uang yang akan

digunakan untuk memberi makanan yang baik pada semua anak.

Penelitian Novitasari (2012) menyatakan

bahwasebanyak95%balita mempunyai penyakit penyerta yang

merupakan proporsi terbesar dalam kelompok gizi buruk. Hal

tersebut mengartikan bahwa penyakit penyerta menjadi faktor

risiko terjadinya gizi buruk. Di samping itu, pada penelitian

Anjarsari (2014) menyatakan bahwapemberian makanan melalui

pola asuh yang tidak sesuai kaidah gizi akan menyebabkan

kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi sehingga meningkatkan

risiko kejadian gizi kurang, sedangkan ibu dengan tingkat

pendidikan dasar pada kelompok anak gizi kurang lebih besar

17,7% dari kelompok gizi baik.

Penelitian Handayani (2014) menyatakan bahwa gizi

yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin

tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan

Page 41: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

29

bayi dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik,

sistem reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada

gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan

melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan

kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu yang mengalami sakit

selama kehamilan cenderung akan mempengaruhi status gizi ibu.

Oleh karena itu, strategi untuk meningkatkan status gizi anak

juga harus mencakup peningkatan status gizi ibu dan

memberdayakannya secara finansial (Negash C., et al 2015).

Hasil penelitian menunjukkan ibu yang mengalami KEK berisiko

melahirkan bayi BBLR 4,8 kali lebih besar daripada ibu yang

tidak mengalami KEK (Ningrum dan Cahyaningrum, 2018).

BBLR mempunyai risiko kematian neonatal hampir 40 kali lebih

besar dibandingkan bayi dengan berat lahir normal, penurunan

durasi menyusui, risiko tubuh pendek (stunting) pada masa anak

(Nurhayati, 2016).

Hipertensi pada kehamilan dapat berkembang menjadi pre-

eklampsia, eklampsia dan sindrom HELLP. Hal tersebut apabila

bermanifestasi dengan kejadian serebral iskemik atau hemoragik

pada pra, peri, dan postpartum menjadi penyakit stroke. Hal ini

dapat menyebabkan kecacatan bahkan kematian bagi ibu dan

janin bila tidak segara diberi penanganan (Vidal et al., 2011

dalam Alatas, 2019).Hipertensi kehamilan dapat menyebabkan

hal buruk bagi janin dalam jangka pendek. Yaitu kelahiran

preterm, induksi kelahiran, gangguan pertumbuhan janin,

sindrom pernapasan, kematian janin. (Malha et al., 2018 dalam

Alatas, 2019).

Page 42: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

30

B. Kerangka Teori

Faktor Ibu

Faktor Bayi

Karakteristik Ibu

- Umur Ibu

- Pendidikan Ibu

- Pengetahuan Ibu

- Pekerjaan Ibu

- Jumlah Anak Ibu

- Riwayat Sakit Ibu

Prenatal

- Gizi

- Mekanis

- Toksin/ zat kimia

- Endokrin

- Radiasi

- Infeksi

- Kelainan

immunologi

- Anoreksi emrbio

- Psikologis ibu

- Faktor persalinan

Faktor Internal

- Perbedaan ras

- Keluarga

- Jenis kelamin

- Kelainan genetic

- Kelainan kromosom

Faktor Pascanatal

- ASI dan MP-ASI

- Penyakit kronis

- Lingkungan

- Psikologis

- Endorkin

- Sosioekonomi

- Stimulasi

- Obat

Asupan

Makan

Status Gizi

balita

= variabel yang diteliti

= variabel yang tidak diteliti

Page 43: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

31

C. Kerangka Konsep

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian hubungan karakteristik ibu dengan status gizi

balita dirincikan sebagai berikut :

Apabila Ha diterima dan Ho ditolak :

- Ada hubungan antara umur ibu dengan status gizi balita

- Ada hubungan antara pendidikan ibu dengn status gizi balita

- Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan status gizi balita

- Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan status gizi balita

- Ada hubungan antara jumlah anak ibu dengan status gizi balita.

- Ada hubungan antara riwayat sakit ibu selama hamil dengan

status gizi balita

Apabila Ho diterima dan Ha ditolak :

- Tidak ada hubungan antara umur ibu dengan status gizi balita

- Tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengn status gizi

balita

- Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan status gizi

balita

- Tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan status gizi

balita

- Tidak ada hubungan antara jumlah anak ibu dengan status gizi

balita.

- Tidak ada hubungan antara riwayat sakit ibu selama hamil

dengan statusgizi balit

Karakteristik Ibu

- Umur ibu

- Pendidikan ibu

- Pengetahuan ibu

- Pekerjaan ibu

- Jumlah anak ibu

- Riwayat sakit ibu

StatusGizi

Balita

Page 44: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada pengamatan ini

menggunakan jenis penelitian observasional menggunakan metode

survei dengan pendekatan cross sectional. Data variabel bebas (umur

ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pengetahuan ibu, jumlah anak

ibu, riwayat sakit ibu)serta data variabel terikatberupa status gizi

balita usia 6 – 59 bulan dikumpulkan dalam waktu yang sama.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Tambakan, Kecamatan Gubug,

Kabupaten Grobogan. Waktu penelitian dimulai dari Bulan Maret

2019 hingga Bulan Juni 2019.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah balita berusia 6 – 59

bulan yang berjumlah 290 orang.

2. Sampel

Jumlah sampel minimal pada penelitian ini diperoleh

melalui rumus Lemeshow dkk (1997) :

n =

=

=

=

=

= 72.3373 sampel

Page 45: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

34

Keterangan :

N = ukuran populasi

n = ukuran sampel

d = derajat kesalahan (0.1)

ɑ = derajat kepercayaan (0.05)

p = proporsi (maks 0.5)

q = (1 – p)

Z = score Z berdasarkan nilai ɑ yang diinginkan (1.96)

Berdasarkan perhitungan rumus tersebut, diperoleh

sampel minimal sebanyak 73 balita.Pemilihan

sampelmenggunakan teknik purposive samplingdengan

kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut :

Kriteria inklusi sampel :

1. Balita berusia 6 – 59 bulan yang memiliki ibu

kandung.

2. Balita tinggal bersama ibu kandungnya.

3. Balita yang memiliki status gizi normal, gizi kurang,

dan gizi buruk menurut indeks BB/U.

4. Balita yang memiliki status gizi normal, pendek, dan

sangat pendek menurut indeks TB/U atau PB/U.

Kriteria eksklusi sampel :

1. Ibu tidak bersedia diwawancarai

2. Tidak memiliki tempat tinggal tetap, sehingga sulit

untuk dihubungi.

5. Variabel Penelitian

- Variabel bebas : Umur ibu saat hamil, pendidikan ibu,

pengetahuan ibu, pekerjaan ibu, jumlah anak ibu, riwayat

sakit ibu

- Variabel Terikat : Status Gizi Balita 6 – 59 bulan

Page 46: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

35

D. Definisi Operasional

Tabel 4. Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Kriteria Obyektif Skala

Ukur

Alat Ukur

1 Status gizi

balita

Keadaan tubuh

yang diakibatkan

oleh konsumsi,

penyerapan, dan

penggunaan

makanan yang

diukur

menggunakan :

1. BB/U :

a. Gizi buruk

< -3SD,

b. Gizi

Kurang – 3

SD s/d < -2

SD

c. Gizi

Normal -2

SD s/d 2

SD

2. TB/U :

a. Sangat

pendek< -

3SD,

b. Pendek – 3

SD s/d < -2

SD

c. Normal -2

SD s/d 2

SD

1. Menurut BB/U

:

a. Gizi baik

b. Gizi kurang

dan Gizi

buruk

2. Menurut TB/U

atau PB/U :

a. Normal

b. Pendek dan

sangat

pendek

(SK

Antropometri

2012)

Nominal Timbangan

digital, dacin.

Microtiose,

infantometer

2 Umur Ibu Usia dalam tahun

ibu saat dilakukan

peelitian.

a. Berisiko

(kurang dari 20

tahun atau lebih

dari 35 tahun)

b. Tidak ber risiko

(20 – 35 tahun)

(UNICEF, 2010)

Nominal Kuesioner

3 Pendidikan

Ibu

Kelas terakhir yang

ibu selesaikan

dalam sekolah

a. Pendidikan

rendah (Tamat

SD atau SMP)

Nominal Kuesioner

Page 47: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

36

formal. b. Pendidikan

Tinggi(Tamat

SMA atau

Peguruan

Tinggi)

(Arikunto, 2010)

4 Pengetahuan

Ibu

Skor total dari

pertanyaan tentang

gizi balita, MP-

ASI, makanan

keluarga dan

tumbuh kembang

balita melalui

pertanyaan dalam

kuesioner.

a. Baik : lebih dari

50% jawaban

benar

b. Kurang : kurang

dari 50%

jawaban benar

(Budiman dan

Riyanto, 2013)

Nominal Kuesioner

5 Pekerjaan Ibu Pekerjaan yang

dilakukan ibu

selama mengasuh

balitanya.

a. Bekerja

(meninggalkan

rumah)

b. Tidak bekerja

(tidak bekerja

atau bekerja

tidak

meninggalkan

rumah)

Nominal Kuesioner

6 Jumlah Anak

(Paritas)

Jumlah anak yang

dilahirkan ibu (lahir

hidup).

a. ≤ 2 anak

b. >2 anak

(BKKBN)

Nominal Kuesioner

7 Riwayat

Sakit Ibu

Riwayat penyakit

yang dialami ibu.

a. Ibu tidak

memiliki

riwayat

penyakit selama

hamil

b. Ibu memiliki

riwayat

penyakit selama

hamil

Nominal Kuesioner

E. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan Penelitian

Pada tahap ini peneliti mengurus izin penelitian,

mengumpulkan data sekunder dan data karakteristik wilayah

penelitian.

Page 48: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

37

2. Tahap Uji Coba

Pada tahap ini peneliti melakukan uji coba kuesioner.

Dilakukan uji validitas dan reabilitas 30 butir pertanyaan yang

berkaitan dengan pengetahuan ibu.Uji validitas dan reabilitas

menggunakan menggunakan program statistik.Uji validitas

kuesioner dilakukan dengan melibatkan 30 responden ibu

balita yang memiliki karakteristik menyerupai dengan objek

penelitian.

3. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap awal penelitian, peneliti memberikan penjelasan

kepada responden terkait penelitian yang akan dilakukan.

Setelah itu peneliti memberikan informed consent (persetujuan

setelah penjelasan) kepada responden penelitian.

Setelahinformed consent terkumpul, peneliti mulai melakukan

pengambilan data. Data yang diambil dalam penelitian ini

berupa data primer dan data sekunder.

a. Data primer terdiri atasberat badan balita, tinggi badan

balita, identitas balita, identitas ibu, umur ibu, pendidikan

ibu, bekerjaan ibu, jumlah anak ibu, pengetahuan ibu dan

riwayat sakit ibu. Berat badan balita dan tinggi badan atau

panjang badan balita diperoleh melalui pengukuran

antropometri secara langsung menggunakan timbangan

digital, dacin, infantometer dan microtoa. Sementara itu

identitas balita, identitas ibu, dan pengetahuan ibu

diperoleh melalui kuesioner. Pengisian kuesioner

dilakukan dengan cara wawancara dan pengisian secara

mandiri responden dengan didampingi peneliti.

b. Data sekunder terdiri dari atas data SKDN,data status gizi

balita, data balita BGM, identitas ibu dan balita yang

diperoleh melalui KMS. Data sekunder diperoleh melalui

instansi terkait yaitu Puskesmas Gubug I, Dinas

Page 49: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

38

Kesehatan Kabupaten Grobogan, Riskesdas 2018 dan

Profil Kesehatan Indonesia 2018.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Dalam penelitian ini proses yang dilakukan dalam pengolahan data

yaitu :

a) Pemeriksaan data (editing)

Data yang telah dikumpulkan kemudian diperiksa dan dikoreksi

jika terjadi kesalahan. Menghitung banyaknya lembaran

kuisioner yang telah dikumpulkan untuk mengetahui apakah

sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan. Selanjutnya

dikoreksi untuk membenarkan atau menyelesaikan hal-hal yang

salah atau kurang jelas.

b) Pemberian kode (coding)

Dalam pengolahan data, akan lebih mudah apabila data yang

kita kumpulkan disusun dengan bentuk kode terutama pada data

klasifikasi.

c) Penyusunan data (tabulating)

Agar data lebih mudah untuk dijumlah, disusun, dan ditata

untuk disajikan dan dianalisis maka perlu pengorganisasian atau

penyusunan data secara sistematis.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada bebrapa tahap

yaitu :

a) Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap setiap variabel penelitian

untuk melihat gambaran distribusi frekuensi dan presentase pada

setiap variabel. Analisis digunakan untuk menganalisis masing-

masing variable meliputi : status gizi balita, umur ibu,

pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pengetahuan ibu, jumlah anak ibu

dan riwayat sakit ibu.Hasil uji dari masing-masing variabel

disajikan dalam bentuk tabel.

b) Analisis bivariat

Page 50: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

39

Analisis bivariat digunakan untuk mencari hubungan antara dua

variabel. Berikut rinciannya :

c. Analisis hubungan antara umur ibusaat kehamilan terakhir

(nominal) dengan status gizi balita (nominal) dilakukan

dengan uji Chi Squared. Apabila syarat x2 syarat x

2tidak

terpenuhi maka menggunakan Uji Fisher.

d. Analisis hubungan antara pendidikan ibu (nominal) dengan

status gizi balita (nominal) dilakukan dengan uji Chi

Squared. Apabila syarat x2 syarat x

2tidak terpenuhi maka

menggunakan Uji Fisher.

e. Analisis hubungan antara pengetahuan ibu (nominal) dengan

status gizi balita (nominal) dilakukan dengan uji Chi

Squared. Apabila syarat x2 syarat x

2tidak terpenuhi maka

menggunakan Uji Fisher.

f. Analisis hubungan antara jumlah anak ibu ibu (nominal)

dengan status gizi balita (nominal) dilakukan dengan uji Chi

Squared. Apabila syarat x2 syarat x

2tidak terpenuhi maka

menggunakan Uji Fisher.

g. Analisis hubungan antara riwayat sakit ibu (nominal) dengan

status gizi balita (nominal) dilakukan dengan uji Chi

Squared. Apabila syarat x2 syarat x

2tidak terpenuhi maka

menggunakan Uji Fisher.

h. Analisis hubungan antara pekerjaan ibu (nominal) dengan

status gizi balita (nominal) dilakukan dengan uji Chi

Squared. Apabila syarat x2 syarat x

2tidak terpenuhi maka

menggunakan Uji Fisher.

Rumus Uji Statistik Chi Square table 2x2 :

(

)

Page 51: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

40

Frekuensi harapan pada tiap-tiap sel dihitung dengan cara sebagai

berikut :

Aturan pengambilan keputusan :

X2

hitung dibandingkan dengan Tabel H (table Uji Chi Square) yang

memuat nilai-nilai kritis X2, pada berbagai derajat bebas (df) dan

tingkat kemaknaan α. Jika nilai X2

hitung > X2

tabel, Ho ditolak Ha

diterima. Sebaliknya jika X2

hitung < X2tabel, Ho diterima Ha ditolak

(Cahyati dan Ningrum, 2008).

Rumus derajat bebas Uji Chi Square :

Df = (i-1)(j-1)

Keterangan :

df = derajat bebas

i = banyaknya baris

j = banyaknya kolom

c) Analisis Multivariat

Analisis multivariat digunakan untuk menganalisis variabel yang

paling berpengaruh terhadap status gizi balita.Status gizi balita

bersifat kategorik, maka digunakan uji regresi logistik.

Analisis Multivariat menggunakan regresi logistic dengan rumus :

(Agresti, 2007)

Page 52: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Desa Tambakan

Desa Tambakan adalah desa yang terletak di Kecamatan Gubug,

Kabupaten Grobogan. Desa Tambakan terdiri dari 3 dusun, 5 rukun

warga (RW), 20 rukun tetangga (RT). Tiga dusun tersebut adalah

Dusun Padas Indah, Dusun Krajan, dan Dusun Daleman. Jarak Desa

Tambakan ke pusat kecamatan yaitu 3 km, jarak desa Tambakan ke

ibukota kabupaten yaitu 35 km. Luas desa Tambakan + 294,80 ha

yang terbagi dalam persawahan, perkebunan, pekarangan,

pemukiman warga dan sarana umum. Batas wilayah Desa Tambakan

antara lain:

a. Sebelah utara : Desa Ringin Kidul

b. Sebelah selatan : Desa Jati Pecaron

c. Sebelah barat : Desa Pepe

d. Sebelah timur : Desa Batur Agung

Desa Tambakan memiliki topografis umum dengan ketinggisn

tanah dari permukaan laut 11 m, beriklim tropis 31-39 oC. Desa

Tambakan memiliki 4 posyandu yang tersebar di masing-masing

RW. Pelaksanaan posyandu dilakukan tiap satu bulan sekali dengan

tanggal yang telah ditentukan.

2. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran

distribusi frekuensi variabel bebas (dependen) yaitu umur ibu,

pekerjaan ibu, jumlah anak ibu, pendidikan ibu, pengetahuan ibu dan

riwayat sakit ibu. Status gizi balita juga dilakukan uji distribusi

frekuensi menurut kategori yang telah ditentukan melalui z-score.

Responden dalam penelitian ini terdiri dari 89 ibu balita dan

anak balita umur 6 – 59 bulan. Adapun karakteristik yang dilihat dari

ibu balita adalah umur, jumlah anak, pekerjaan, pendidikan,

Page 53: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

42

pengetahuan dan riwayat sakit saat hamil. Karakteristik balita

meliputi umur balita, jenis kelamin balit, dan status gizi balita.

a. Karakteristik Ibu Balita

Tabel 5.Karakteristik Ibu

Variabel Frekuensi

(n = 89)

Persentase

(%)

Umur Saat Hamil

< 20 tahun

20 – 35 tahun

>35 tahun

3

76

10

3,4

85,4

11,2

Jumlah anak Ibu

< 2 anak

>2 anak

69

20

77,5

22,5

Pekerjaan Ibu

Bekerja

Tidak Bekerja

18

71

20,2

79,8

Pendidikan Ibu

SD

SMP

SMA

D3

S1

30

32

19

3

5

33,7

36,0

21,3

3,4

5,6

Pengetahuan Ibu

Kurang

Baik

9

80

10,1

89,9

Riwayat Sakit Saat Hamil

Ya

Tidak

36

53

40,4

59,6

Total 89 100

Mayoritas umur ibu saat hamil dalam penelitian ini adalah

20 – 35 tahun yaitu sebanyak 76 responden (85,4%). Ibu dengan

umur kurang dari 20 tahun sebanyak 3 orang (3,4%) dan ibu

dengan umur lebih dari 35 tahun sebanyak 10 orang (11,2%).

Jumlah anak ibu balita dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

ibu yang memiliki maksimal 2 anak sebanyak 69 orang (77,5%).

Sisanya, ibu dengan lebih dari 2 anak sebanyak 20 orang (22,5%).

Pekerjaan ibu dalam penelitian ini dikategorikan menjadi

dua yaitu bekerja dan tidak bekerja. Tabel 5 menunjukkan

Page 54: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

43

bahwa ibu balita bekerja sebanyak 18 responden (20,2%) dan

ibu balita tidak bekerja sebanyak 71 responden (79,8%).

Mayoritas pendidikan ibu dalam penelitian ini adalah SMP dan

SD. Ibu balita dengan pendidikan terakhir SD sebanyak 30

responden (33,7%), SMP sebanyak 32 responden (32%), SMA

sebanyak19 responden (21,3%), pendidikan D3 sebanyak 3

responden (3,4%) dan pendidikan S1 sebanyak 5 responden

(5,6%).

Pengetahuan ibu dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa ibu balita dengan pengetahuan kurang sebanyak9

responden (10,1%) dan ibu balita dengan pengetahuan baik

sebanyak89 responden (89,9%). Sebanyak 53 ibu (58,9%) tidak

mengalami sakit saat hamil dan 36 ibu (40,4%) mengalami sakit

saat hamil.

b. Karakteristik Balita

Tabel 6. Karakteristik Balita

Variabel Frekuensi

(n = 89)

Persentase

(%)

Jenis Kelamin

Laki-laki

37

41,6

Perempuan 52 58,4

Umur Balita

6 – 24 bulan

25 – 59 bulan

45

44

50,6

49,4

Status Gizi balita menurut BB/U

Gizi baik

Gizi kurang

Gizi buruk

59

25

5

66,3

28,1

5,6

Status Gizi Balita menurut TB/U

Normal

Pendek

Sangat pendek

59

26

4

66,3

29,2

4,5

Total 89 100

Page 55: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

44

Mayoritas jenis kelamin balita dalam penelitian ini

adalah perempuan sebanyak 52 orang (58,4%). Sisanya, jenis

kelamin balita laki-laki sebanyak 37 orang (41,6%). Terdapat

45 dari 89 balita (50,6%) berusia 25 – 59 bulan, sisanya 44

balita (49,4%) berusia 6 – 24 bulan. Mayoritas balita dalam

penelitian ini memiliki status gizi baik, yaitu sebanyak59

balita(66,3%). Sisanya,sebanyak 25 balita (28,1%) mengalami

gizi kurang dan 5 balita (5,6%) mengalami gizi buruk. Balita

dengan gizi normal berjumlah 59 orang (66,3%). Sisanya,

terdapat 26 balita (29,2%) memiliki status gizi pendek dan4

balita (4,5%) memiliki status gizi sangat pendek.

3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan

antara dua variabel yaitu variabel independen (umur, jumlah anak,

pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, dan riwayat sakit saat hamil

ibu) dengan variabel dependen (status gizi balita). Analisis bivariat

yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen adalah uji Chi Squared,

dengan tingkat kemaknaan sebanyak 95%. Hasil penelitian

dikatakan bermakna (terdapat hubungan) apabila nilai p <0,05.

Page 56: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

45

Tabel 7.Hubungan Karakteristik Ibu dengan Status Gizi Balita Menurut BB/U

Variabel

Status Gizi BB/U

OR CI (95%) p Gizi kurang

dan gizi

buruk

Gizi baik

n % n %

Umur Saat Hamil

Berisiko

8

26,7

5

8,5 3,927 1,157 –

13,334 0,029

Tidak Berisiko 22 73,3 54 91,5

Jumlah Anak

>2 anak 22 31,9 47 68,1 1,424

0,510 –

3,981 0,593

1 – 2 anak 8 40 12 60

Pekerjaan Ibu

Tidak Bekerja 22 31,0 49 69,0 1,782 0,619 –

5,128

0,403

Bekerja 8 44,4 10 55,6

Pendidikan Ibu

Rendah 28 45,2 34 54,8 10,294 2,241 –

47,287

<0,001

Tinggi 2 7,4 25 92,6

Pengetahuan Ibu

Kurang 8 88,9 1 11,1 21,091 2,491 –

178,545

0,001

Baik 22 27,5 58 72,5

Riwayat Sakit Saat

Hamil

Ya 14 38,9 22 61,1 1,472 0,604 –

3,585

0,494

Tidak 16 30,2 37 69,8

Total 30 33,7 59 66,3

Hasil uji statistik hubungan umur ibu saat hamil dengan status

gizi balita menunjukkan nilai p0,029 (p<0,05). Artinya, terdapat

hubungan antara umur ibu dengan status gizi balita. Nilai OR

sebesar3,927 (OR>1) menunjukkan bahwa ibu dengan umurkurang

dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun berpeluang 3,927 kali lebih

besar untuk memiliki balita berstatus gizi kurang dan buruk

dibandingkandengan ibu berumur 20 – 35 tahun (tidak

berisiko).Sebanyak 5 ibu (8,5%)dengan umur berisikomemiliki

balitaberstatus gizi baik. Sisanya, terdapat 8 ibu (26,7%) dengan

umur kehamilan kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

memiliki balita berstatus gizi kurang dan gizi buruk. Sebanyak 54

ibu (91,5%) dengan umur 20-35 tahunmemiliki balitaberstatus gizi

Page 57: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

46

baik. Sisanya, sebanyak 22 ibu (73,3%)berumur20-35 tahunmemiliki

balitaberstatus gizi kurang dan gizi buruk.

Sebanyak 12 dari 89 ibu (60%) denganjumlah anak

maksimaldua memiliki balita berstatusgizi baik. Sisanya,8

ibudengan jumlah anakmaksimal dua (40%) memiliki balita

berstatus gizi kurang dan gizi buruk.Mayoritas ibu denganjumlah

anak lebih dari duamemiliki balita berstatus gizi baik sebanyak 47

orang (68,1%).Sisanya, ibu dengan jumlah anak lebih dari dua

memiliki balita berstatus gizi kurang dan gizi buruk sebanyak 22

orang (31,9%). Uji statistik menunjukkan nilai psebesar0,593

(p>0,05). Artinya, tidak terdapat hubungan antara jumlah anak ibu

dengan status gizi balita menurut BB/U.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 49 ibu tidak

bekerja (69,0%) memiliki balita berstatus gizi baik.

Sisanya,sebanyak 22 ibu tidak bekerja (31,05%) memiliki balita

berstatus gizi kurang dan gizi buruk. Selanjutnya, sebanyak 10 ibu

bekerja (55,6%) memiliki balita berstatus gizi baik.

Terdapatsebanyak 8 ibu bekerja (44,4%) memiliki balita berstatus

gizi kurang dan gizi buruk. Hasil uji statistik memperoleh nilai p

0,403 (p>0,005). Artinya, tidak terdapat hubungan antara pekerjaan

ibu dengan status gizi balita menurut BB/U.

Sebanyak 34 ibu dengan pendidikan rendah (54,8%) memiliki

balitaberstatusgizi baik. Sisanya, sebanyak 28 ibu dengan pendidikan

rendah (45,2%) memiliki balitaberstatus gizi kurang dan gizi buruk.

Kemudian, sebanyak 25 ibu dengan pendidikan tinggi (92,6%)

memiliki balita gizi baik. Sisanya, sebanyak 2 ibu dengan

pendidikan tinggi (7,4%) memiliki balita berstatus gizi kurang dan

gizi buruk. Hasil uji chi squared menunjukkan nilai p<0,001.

Artinya, terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi

balita. Nilai OR sebesar 10,294 (OR>1) menunjukkan bahwa ibu

dengan pendidikan rendah berpeluang 10,294 kali lebih besar untuk

Page 58: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

47

memiliki balita berstatus gizi kurang dan buruk dibandingkan

dengan ibu berpendidikan tinggi.

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 8 ibu dengan

pengetahuan kurang (26,7%) memiliki balita berstatusgizi kurang

dan gizi buruk. Sisanya, sebanyak 1 ibu dengan pengetahuan kurang

(1,7%) memiliki balita berstatusgizi baik. Sementara itu, sebanyak

58 ibu dengan pengetahuan baik (98,3%) memiliki balita berstatus

gizi baik. Sisanya, sebanyak 22 ibu dengan pengetahuan baik

(73,3%) memiliki balita berstatus gizi kurang dan gizi buruk. Hasil

uji statistik diperoleh nilai p sebesar0,001 (p<0,05). Artinya, terdapat

hubungan antara pengetahuan ibu dengan status gizi balita. Nilai OR

sebesar21,091 (OR>1) menunjukkan bahwa ibu berpengetahuan

kurang berpeluang 21,091 kali lebih besar untuk memiliki balita

dengan status gizi kurang dan buruk dibandingkan dengan ibu

berpengetahuan baik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 22 ibu dengan

riwayat sakit saat hamil (61,1%) memiliki balita berstatus gizi baik.

Sisanya,sebanyak 14 ibu dengan riwayat sakit saat hamil (38,9%)

memiliki balitaberstatus gizi kurang dan gizi buruk. Sementara itu,

sebanyak 37 ibu tidak dengan riwayat sakit saat hamil (69,85%)

memiliki balita berstatus gizi baik. Sisanya,sebanyak 16 ibu tidak

dengan riwayat sakit saat hamil (30,2%) memiliki balitaberstatus

gizi kurang dan gizi baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p sebesar

0,494 (p>0,05). Artinya, tidak terdapat hubungan antara riwayat

sakit saat hamil ibu dengan status gizi balita menurut BB/U.

Page 59: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

48

Tabel 8.Hubungan Karakteristik Ibu dengan Status Gizi Balita TB/U atau PB/U

Variabel

Status Gizi TB/U atau PB/U

OR CI (95%) p Pendek dan

sangat

pendek

Normal

n % N %

Umur Saat Hamil

Berisiko

4

13,3

9

15,3 0,855 0,240 –

3,042 1,000

Tidak Berisiko 26 86,7 50 84,7

Jumlah Anak

>2 anak 7 35,0 13 65,0 1,077

0,378 –

3,066 1,000

1 – 2 anak 23 33,3 46 66,7

Pekerjaan Ibu

Tidak Bekerja 26 36,6 45 63,4 0,495 0,147 –

1,661

0,281

Bekerja 4 22,2 14 77,8

Pendidikan Ibu

Rendah 26 41,9 36 58,1 4,153 1,282 –

13,454

0,015

Tinggi 4 14,8 23 85,2

Pengetahuan Ibu

Kurang 3 33,3 6 66,7 0,981 0,228 –

4,232

1,000

Baik 27 33,8 53 66,3

Riwayat Sakit Saat

Hamil

Ya 13 36,1 23 63,9 1,197 0,491 –

2,920

0,802

Tidak 17 32,1 36 67,9

Total 30 33,7 59 66,3

Hasil uji statistik hubungan antara umur ibu saat hamil dengan

kejadian stunting menunjukkan nilai psebesar1,000(p>0,05).

Artinya, tidakterdapat hubungan antara umur ibu dengan kejadian

stunting.Terdapat sebanyak 9 ibu berumur kurang dari 20 tahun atau

lebih dari 35 tahun (15,3%) memiliki balitaberstatus gizinormal.

Sisanya, terdapat 4 ibu berumur 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

(13,3%) memiliki balita berstatus gizi pendek dan sangat pendek.

Sementara itu, sebanyak 50 ibu berumur 20-35 tahun (84,7%)

memiliki balitaberstatus gizinormal. Sisanya, sebanyak 26 ibu

berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun(86,7%)

memiliki balita berstatus gizi pendek dan sangat pendek.

Mayoritas ibu denganjumlah anak maksimaldua yang memiliki

balita berstatus gizinormalsebanyak 46 ibu (66,7%). Sisanya,23 ibu

Page 60: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

49

dengan jumlah anakmaksimaldua (33,3%) memiliki balita pendek

dan sangat pendek.Sementara itu, sebanyak 13 ibu denganjumlah

anak lebih dari dua (65%) memiliki balita berstatus gizi normal.

Sisanya,sebanyak 7 ibu dengan jumlah anak lebih dari dua(35%)

memiliki balita berstatus gizipendek dan sangat pendek. Uji statistik

menunjukkan nilai psebesar1,000 (p>0,05). Artinya, tidak terdapat

hubungan antara jumlah anak ibu dengan status gizi balita menurut

indeks TB/U atau PB/U

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 45 ibu tidak

bekerja (63,4%) memiliki balita berstatus gizi normal.

Sisanya,sebanyak 26 ibu tidak bekerja (36,6%) memiliki balita

berstatus gizi pendek dan sangat pendek. Sementara itu, sebanyak 14

ibu bekerja (77,8%) memiliki balita berstatus gizinormal. Sisanya

sebanyak 4 ibu bekerja (22,2%) memiliki balita berstatus gizipendek

dan sangat pendek. Hasil uji statistik memperoleh nilai p 0,281

(p>0,005). Artinya, tidak terdapat hubungan antara pekerjaan ibu

dengan status gizi balita menurut TB/U atau PB/U.

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 36 ibu dengan

pendidikan rendah (58,1%) memiliki balitaberstatus gizi normal.

Sisanya, sebanyak 26ibu dengan pendidikan rendah (41,9%)

memiliki balita berstatus gizi pendek dan sangat pendek. Kemudian,

sebanyak 23ibu dengan pendidikan tinggi (85,2%) memiliki balita

berstatus gizi normal. Sisanya, sebanyak4 ibu dengan pendidikan

tinggi (14,8%) memiliki balita berstatus gizi pendek dan sangat

pendek. Hasil uji chi squared menunjukkan nilai p<0,015(p<0,05).

Artinya, terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi

balita menurut TB/U atau PB/U. Nilai OR sebesar4,153 (OR>1)

menunjukkan bahwa ibu dengan pendidikan rendah berpeluang

4,153 kali lebih besar untuk memiliki balita berstatus gizi pendek

dan sangat pendek dibandingkan dengan ibu berpendidikan tinggi.

Hasil penelitian menunjukkansebanyak6 ibu dengan

pengetahuan kurang (10,2%) memiliki balita berstatus gizi normal.

Page 61: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

50

Sisanya, sebanyak3 ibu dengan pengetahuan kurang (10%) memiliki

balitaberstatus gizinormal. Sementara itu, sebanyak 53 ibu dengan

pengetahuan baik (89,8%) memiliki balita berstatus gizinormal.

Sisanya, sebanyak 27 ibu dengan pengetahuan baik (90%) memiliki

balita berstatus gizi pendek dan sangat pendek. Hasil uji statistik

diperoleh nilai p sebesar1,000 (p<0,05). Artinya, tidak terdapat

hubungan antara pengetahuan ibu dengan status gizi balita.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 23 ibu dengan

riwayat sakit saat hamil (63,9%) memiliki balita berstatus gizi

normal. Sisanya,sebanyak 13 ibu dengan riwayat sakit saat hamil

(36,1%) memiliki balitaberstatus gizi pendek dan sangat pendek.

Sementara itu, sebanyak 36 ibu tidak dengan riwayat sakit saat hamil

(67,9%) memiliki balita berstatus gizinormal. Sisanya,sebanyak 17

ibu tidak dengan riwayat sakit saat hamil (32,1%) memiliki

balitaberstatus gizi pendek dan sangat pendek. Hasil uji statistik

diperoleh nilai p= 0,802 (p>0,05). Artinya, tidak terdapat hubungan

antara riwayat sakit saat hamil ibu dengan status gizi balita.

4. Analisis Multivariat

Berdasarkan hasil uji bivariat, variabel yang memenuhi syarat

untuk dilakukan uji multivariate yaitu umur ibu saat hamil,

pendidikan ibu, dan pengetahuan ibu. Berikut hasil uji multivariat :

Tabel 9.Analisis Multivariat Hubungan Karakteristik Ibu dengan Status Gizi Balita Menurut

BB/U

B S.E. Wald df p OR IK 95%

Min Mak

Umur Ibu -0,891 0,730 1,488 1 0,223 0,410 0,098 1,717

Pendidikan Ibu -1,994 0,791 6,351 1 0,012 0,136 0,029 0,642

Pengetahuan Ibu -2,382 1,112 4,590 1 0,032 0,092 0,010 0,816

Berdasarkan Tabel 9, variabel umur ibu memperoleh nilai p

0,223 dan nilai Odds Rasio (OR)sebesar 0,410. Variabel pendidikan

ibu memperoleh nilai p 0,012 dan nilai OR sebesar 0,136. Variabel

pengetahuan ibu memperoleh nilai p 0,032 dan nilai OR sebesar

Page 62: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

51

0,092. Variabel yang memenuhi syarat untuk dijadikan kandidat

selanjutnya adalah variabel pendidikan ibu dan variabel pengetahuan

ibu karena kedua variabel tersebut memiliki nilai p<0,05. Melalui

nilai OR dapat diketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh

dengan status gizi balita adalah variabel pendidikan. Nilai OR

variabel pendidikan > nilai OR variabel pengetahuan (0,136>0,092).

Dapat disimpulkan bahwa variabel pendidikan adalah variabel yang

paling berpengaruh terhadap status gizi balita menurut indeks BB/U.

B. Pembahasan Penelitian

Ibu berpengaruh penting dalam kehidupan balita. Peran ibu

dimulai dari saat ibu mengandung, melahirkan, menyusui dan

mengasuhnya. Sebagaimana firman Allah Surat Al Ahqaf ayat 15 : نسان بوالديو إحسانا نا ال ي وحلو وفصالو حلتو أمو كرىا ووضعتو كرىا ووص

ثلثون شهرا “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada

dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah

payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).

Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan….”

Islam memberikan keutamaan dan pahala bagi orang tua

yang bersabar dalam merawat dan mendidik anaknya. Hal tersebut

diriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah SAW

bersabda :

لغا جاء ي وم القيامة أنا وىو وضم أصابعو من عال جاري ت ين حت ت ب “Barangsiapa mengurusi (merawat) dua anak perempuan sampai

baligh, maka dia akan datang pada hari kiamat bersamaku.”

(Beliau Shallallahu „alaihi wa sallam merapatkan jari-

jarinya)(HR. Muslim 2631).

Umur ibu saat hamil yang berusia 20-35 tahunsebanyak 76

dari 89 ibu(85,4%). Sebanyak 69 dari 89 ibu (77,5%) memiliki

Page 63: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

52

jumlah anak maksimal dua. Sisanya,20 dari 89 ibu

(22,5%)memiliki jumlah anak lebih dari dua. Sebanyak 71 dari 89

ibu(79,8%)dalam penelitian ini tidak bekerja.Sisanya, 18 dari 89

ibu (20,2%) bekerja sebagai guru, pedagang, pegawai, dan

karyawan.

Mayoritas tingkat pendidikan ibu dalam penelitian ini adalah

SMP, yaitu sebanyak 32 dari 89 ibu (36%). Sebanyak 80 dari 89

ibu (89,9%) memiliki pengetahuan baik.Sebanyak 36 dari 89 ibu

(40,4%) memiliki riwayat sakit saat hamil. Ibu yang menjadi

responden dalam penelitian inimemiliki berbagai macam penyakit,

yaitu TBC, anemia, hepatitis, hipertensi, diabetes mellitus, diare,

ambeien, flu batuk, maag, radang usus, dan hipotensi.

Ibu hamil yang sakit memiliki keinginan makan dan minum

yang berkurang. Kondisi tersebut akan mempengaruhi janin dan

berakibat penurunan pertumbuhan janin yang dikandungnya

(Maryam, 2016). Infeksi virus TORCH (toksoplasma, rubella,

sitomegalo virus, herpes, simpleks), PMS (penyakit menular

seksual) yang terjadi pada ibu hamil trimester I dan trimester II

dapat mengakibatkan kelainan pada janin (Adriani dan Bambang,

2014). Di Indonesia, sebanyak 60% wanita terinfeksi TORCH

menyebabkan cacat bawaan atau kematian pada 7-12 bayi per

1000 kelahiran per tahun. Toxoplasmosis menyebabkan 5-10

persen risiko keguguran. Pada janin yang bertahan hidup 8-10

persen berisiko mengalami kerusakan mata atau otak (Yuditiya,

2011 dalam Alatas, 2019)

Ibu yang mengalami KEK (Kurang Energi Kronik) berisiko

melahirkan bayi BBLR 4,8 kali lebih besar daripada ibu yang

tidak mengalami KEK (Ningrum dan Cahyaningrum, 2018).BBLR

mempunyai risiko kematian neonatal hampir 40 kali lebih besar

dibandingkan bayi dengan berat lahir normal, penurunan durasi

menyusui, risiko tubuh pendek (stunting) pada masa anak

(Nurhayati, 2016).

Page 64: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

53

Balita yang menjadi subjek penelitian ini adalah balita

dengan usia 6-59 bulan. Mayoritas balita berusia 6-24 bulan, yaitu

sebanyak 45 dari 89 balita (50,6%). Mayoritas balita berjenis

kelamin perempuan, yaitusebanyak 52 dari 89 balita(58,4%).

Status gizi balita ditentukan dengan dua kategori, yaitu menurut

BB/U dan menurut TB/U atau PB/U. Status gizi balita menurut

BB/U menunjukkan bahwa mayoritas balita memiliki gizi baik,

yaitu sebanyak 59 daru 89 balita (66,3%). Status gizi balita

menurut TB/U atau PB/U menunjukkan bahwa mayoritas balita

memiliki gizi normal, yaitu sebanyak 59 dari 89 balita (66,3%).

1. Hubungan Antara Umur Ibu Saat Hamil dengan Status Gizi

Balita

a. Hubungan Antara Umur Ibu Saat Hamil dengan Status

Gizi Balita Menurut BB/U

Berdasarkan Tabel 7, hubungan antara umur ibu saat

hamil dengan status gizi balita menunjukkan bahwa nilai p

sebesar 0,029 (p<0,05). Artinya, terdapat hubungan antara

umur ibusaat hamildengan status gizi balita. Nilai ORsebesar

3,927 yang bermakna bahwa umuribu saat hamil yang berisiko

(kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun) berpeluang

3,927 untuk memiliki balita berstatus gizi kurang dan gizi

buruk dibandingkan dengan umur ibu saat hamil tidak

berisiko(20-35 tahun).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Khotimah

dan Kuswandi (2013) yang menyatakan bahwa ada hubungan

antara umur ibu dengan status gizi balita di Puskesmas Cikulur

Tahun 2013. Dalam penelitian Mandasri (2010) juga

menyatakan bahwa kehamilan dibawah umur 20 tahun

merupakan kehamilan resiko tinggi. Masa reproduksi wanita

dibagi menjadi bebrapa periode yaitu kurun reproduksi muda

(15-19 tahun), kurun reproduksi sehat (20-35 tahun) dan kurun

reproduksi tua (36-45 tahun). Menunda kehamilan pertama

Page 65: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

54

sampai dengan usia 20 tahun akan menjamin kehamilan dan

kelahiran lebih aman serta mengurangi resiko bayi lahir rendah

(UNICEF, 2010). Kehamilan pada usia 20-35 tahun merupakan

masa aman karena kematangan organ reproduksi dan mental

untuk menjalani kehamilan serta persalinan sudah siap (Aisyah

dkk, 2010).

b. Hubungan Antara Umur Ibu Saat Hamil dengan Status

Gizi Balita Menurut TB/U atau PB/U

Berdasarkan Tabel 8, hasil uji statistik hubungan antara

umur ibu saat hamil dengan status gizi balita memperoleh nilai

p sebanyak1,000 (p>0,05). Artinya, tidak terdapat hubungan

antara umur ibu dengan status gizi balita.Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian Astuti (2016) yang menyatakan

bahwa tidak ada hubungan antara usia ibu dengan kejadian

stunted. Hasil penelitian ini juga serupa dengan penelitian

Fitriahadi (2018) yang menyatakan bahwa usia ibu tidak

memeiliki hubungan dengan stunting pada balita usia 24 – 59

bulan di wilayah kerja Puskesmas Wonosari I. Hal tersebut

dimungkinkan karena faktor kesungguhan ibu dalam merawat,

mengasuh, serta membesarkan anaknya (Himawan, 2006).

2. Hubungan Antara Jumlah Anak Ibu dengan Status Gizi Balita

a. Hubungan Antara Jumlah Anak dengan Status Gizi Balita

Menurut BB/U

Berdasarkan Tabel 7, hasil uji chi squared pada

penelitian ini menunjukkan bahwa nilai p 0,593 (p >0,05).

Artinya, tidak terdapat hubungan antara jumlah anak ibu

dengan status gizi balita.Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Sukrillah dkk (2012) bahwa tidak ada hubungan

antara jumlah anak dengan status gizi balita. Meskipun jumlah

anak rendah, jika kemampuan ekonomi keluarganya juga

rendah maka kebutuhan gizi keluarganya akan kurang

terpenuhi.

Page 66: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

55

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian

Rarastiti (2013) yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan

jumlah anak dengan status gizi balita. Hal tersebut dikarenakan

ibu dalam mengasuh balitanya dapat dibantu oleh anggota

keluarga lain atau jasa pengasuh. Ibu dengan anak lebih dari

dua tetap dapat memantau asupan maupun aktivitas anak

b. Hubungan Antara Jumlah Anak dengan Status Gizi Balita

Menurut TB/U atau PB/U

Berdasarkan Tabel 8, hasil uji statistik diperoleh nilai p

sebanyak 1,000 (p>0,05). Artinya, tidak terdapat hubungan

antara jumlah anak ibu dengan status gizi balitamenurut TB/U

atau PB/U. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

Nadiyah, Briawan dan Martianto (2014) yang menyatakan

bahwa tidak ada hubungan antara paritas ibu dengan kejadian

stunting. Penelitian Azriful, dkk (2018) juga menyatakan

bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah anak

dengan kejadian stunting. Ibu yang memiliki anak banyak dan

pengalaman merawat anak, memungkinkan dapat mengasuh

anak dengan lebih baik.

3. Hubungan Antara Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi Balita

a. Hubungan Antara Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi

BalitaMenurut BB/U

Berdasarkan Tabel 7, hasil uji chi squared dalam

penelitian ini menunjukkan nilai p sebesar 0,403 (p>0,05).

Artinya, tidak terdapat hubungan antara pekerjaan ibu dengan

status gizi balita menurut BB/U. Ibu dikatakan bekerja apabila

pekerjaannya mengharuskan ibu untuk meninggalkan rumah

misalnya guru, pegawai, pedagang dan karyawan. Ibu

dikatakan tidak bekerja apabila ibu tidak memiliki pekerjaan

atau pekerjaan ibu tidak mengharuskan ibu untuk

meninggalkan rumah.

Page 67: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

56

Hasil penelitian ini diketahui bahwa ibu tidak bekerja

banyak memiliki balita dengan gizi kurang dan gizi buruk.

Selain mempengaruhi pengasuhan anak, pekerjaan ibu juga

mempengaruhi status ekonomi keluarga.Hasil penelitian ini

sejalan dengan Ismail (2013) dan labada (2016) yang

menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara status pekerjaan

ibu dengan status gizi balita. Menurut penelitian Rozali

(2016)pengasuhan balita pada ibu bekerja dapat digantikan

oleh keluarga yang lain.

b. Hubungan Antara Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi

BalitaMenurut TB/U atau PB/U

Berdasarkan tabel 8, hasil uji statistik diperoleh nilai p

sebesar 0,281 (p>0,05). Artinya, tidak terdapat hubungan

antara pekerjaan ibu dengan status gizi balita TB/U atau

PB/U.Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Mentari dan

Hermansyah (2018) yang menyatakan bahwa tidak ada

hubungan yang bermakna antara status pekerjaan ibu dengan

kejadian stunting.

Menurut penelitian Faramita dan Ibrahim (2014)

menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

status pekerjaan ibu dengan kejadian stunting pada anak. Ibu

yang tidak bekerja memiliki waktu lebih untuk

memperhatikan asupan makan anaknya. Namun, ibu yang

tidak bekerja memiliki pendapatan keluargayang lebih sedikit

dibanding ibu yang bekerja (Mandasari, 2010).Keluarga yang

memiliki pendapatan besar dan cukup untuk memenuhi

kebutuhan gizi anggota keluarga, maka kebutuhan gizi pada

balita akan terpenuhi (Mulazimah, 2017).

4. Hubungan Antara Pendidikan Ibu dengan Status Gizi Balita

a. Hubungan Antara Pendidikan Ibu dengan Status Gizi

BalitaMenurut BB/U

Page 68: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

57

Berdasarkan tabel 7, hasil uji statistik menunjukkan bahwa

nilai p sebesar<0,001 (p<0,05). Artinya, terdapat hubungan

antara pendidikan ibu dengan status gizi balita. Nilai Odds

Rasio sebesar 10,294 (OR>1) bermakna bahwa ibu dengan

pendidikan rendah berpeluang 10,294 kali lebih besar untuk

memiliki balita dengan gizi kurang dan buruk dibandingkan

dengan ibu berpendidikan tinggi.

Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor penting

dalam tumbuh kembang anak, karena pendidikan yang baik

mempengaruhi peran orang tua dalam menerima informasi

dalam mengasuh dan menjaga kesehatan anak (Adriani dan

Bambang, 2014). Hasil penelitian ini sejalan dengan Labada

(2010) yang menyatakan adanya hubungan antara pendidikan

ibu dengan status gizi balita.

Menurut penelitian Rozali(2016) tingkat pendidikan ibu

akan mempengaruhi sikap dan pola pikir ibu dalam

memperhatikan asupan makanan balita. Mulai dari mencari,

memperoleh dan menerima berbagai informasi mengenai

pengetahuan tentang asupan makanan gizi balita. Pendidikan

ibu merupakan modal utama dalam menunjang ekonomi

keluarga, juga berperan dalam penyusunan makan keluarga

serta pengasuhan dan perawatan anak (Himawan, 2006).

b. Hubungan Antara Pendidikan Ibu dengan Status Gizi

BalitaMenurut TB/U atau PB/U

Berdasarkan Tabel 8, hasil uji statistik menunjukkan nilai p

sebesar 0,015 (p>0,05). Artinya, terdapat hubungan antara

penddidikan ibu dengan status gizi balita menurut TB/U atau

PB/U. NilaiOR sebesar4,153 (OR>1) bermakna bahwa ibu

dengan pendidikan rendah berpeluang 4,153 kali lebih besar

untuk memiliki balita dengan status gizi pendek dan sangat

pendek dibandingkan dengan ibu berpendidikan tinggi.

Page 69: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

58

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Fajrina

(2016) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kejaidan

stunting dengan pendidikan ibu. Didukung oleh penelitian

Rahayu dan Khairiyati (2014) yang menyatakan bahwa

pendidikan ibu memiliki hubungan yang bermakna dengan

kejadian stunting. Pendidikan ibu dapat mempengaruhi derajat

kesehatan, karena peran ibu dalam menyiapkan makanan

kepada anak.

Menurut penelitian Nurmaliza dan Herlina (2018) dengan

pendidikan yang baik, orang tua dapat menerima segala

informasi dari luar tentang cara pengasuhan anak yang baik

terutama bagaimana ibu memberikan makanan kepada

anaknya.

5. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dengan Status Gizi Balita

a. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dengan Status Gizi

BalitaMenurut BB/U

Berdasarkan Tabel 7, hasil uji statistik diperoleh nilai p

sebesar 0,001 (p<0,05). Artinya, terdapat hubungan antara

pengetahuan ibu dengan status gizi balita. Nilai OR

sebesar21,091 (OR>1) menunjukkan bahwa ibu dengan

pengetahuan kurang berpeluang 21,091 kali lebih besar untuk

memiliki balita berstatus gizi kurang dan buruk dibandingkan

dengan ibu berpengetahuan baik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mandasari

(2010) yang menyatakan bahwa adanya hubungan yang

signifikan antara pengetahuan ibu dengan status gizi balita.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Susanti, dkk

(2014) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara variabel pengetahuan terhadap status gizi balita 1-3

tahun.

Himawan (2006) menyatakan bahwa ibu yang baik

pengetahuan gizinya dapat memperhitungkan kebutuhan gizi

Page 70: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

59

anak balitanya agar dapat tumbuh dan bekembang secara

optoimal. Menurut penelitian Khotimah dan Kuswandi (2012),

salah satu penyebab gangguan gizi adalah kurangnya

pengetahuan gizi atau kemampuan untuk menerapkan

informasi tentang gizi dalam kehidupan sehari-hari.

b. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dengan Status Gizi

BalitaMenurut TB/U atau PB/U

Berdasarkan Tabel 8, hasil uji statistik diperoleh nilai p

sebesar1,000 (p>0,05). Artinya, tidak terdapat hubungan

antara pengetahuan ibu dengan status gizi balita.Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian Setiawan dkk (2018)

yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat

pengetahuan ibu dengan kejadian stunting pada balita (p=

0,331). Hal ini disebabkan tumbuh kembang anak dipengaruhi

oleh faktor-faktor keluarga lainnya, seperti penyakit infeksi

balita dan pendapatan keluarga. Hasil penelitian ini juga

sejalan dengan penelitian Ni‟mah dan Muniroh (2015) bahwa

tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan status gizi

balita menurut TB/U (p= 0,963).

Didukung oleh pernyataan Notoatmodjo (2005) bahwa

ibu dengan tingkat pengetahuan yang tinggi tidak menjamin

memiliki balita dengan status gizi normal. Ibu yang memiliki

pengetahuan yang baik diharapkan mampu mengaplikasikan

pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari.

6. Hubungan Antara Riwayat Sakit Ibu dengan Status Gizi Balita

a. Hubungan Antara Riwayat Sakit Ibu dengan Status Gizi

BalitaMenurut BB/U

Terkait dengan riwayat sakit hamil ibu, ibu hamil dengan

diabetes gestasional berisiko memiliki bayi lahir makrosomia

(Perkins, 2007 dalam Rahayu, 2016). Kehamilan merupakan

keadaan diabetogenik dengan resistensi insulin yang

meningkat. Oleh sebab itu, janin menerima pasokan glukosa

Page 71: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

60

secara kontinu. Melalui membran plasenta, sirkulasi janin juga

terjadi komposisi sumber energi abnormal. Kondisi tersebut

menyebabkan timbulnyahiperinsulinemia sehingga janin

mengalami gangguan metabolik seperti hipoglikemia,

hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia (Rukiyah

dan Yulianti, 2015).

Secara teori, riwayat sakit ibu mempengaruhi kondisi pada

balita. Namun, berdasarkan Tabel 7, hasil penelitian

menunjukkan nilai p sebesar 0,494 (p>0,05). Artinya, tidak

terdapat hubungan antara riwayat sakit saat hamil ibu dengan

status gizi balita. Hasil ini tidak sejalan dengan teori yang

telah disebutkan. Hal ini disebabkan selain dipengaruhi faktor

prenatal, status gizi balita juga dipengaruhi faktor pascanatal.

Salah satunya adalah pola pengasuhan ibu. Penelitian

Rahardjo dan Wijayanti (2017) menyatakan bahwa ada

pengaruh yang bermakna pola asuh kesehatan terhadap status

gizi balita.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Prabandari,

dkk (2016) yang menyatakan bahwa riwayat anemia ibu hamil

pada trimester III tidak berhubungan dengan status gizi indeks

BB/U dan PB/U.Pada penelitian ini, peneliti belum dapat

menemukan hubungan antara riwayat sakit ibu hamil dengan

status gizi balita.

Hal ini terjadi karena masih ada faktor-faktor lain yang

mempengaruhi status gizi balita yang tidak diikut sertakan

dalam penelitian. Bukan hanya riwayat sakit ibu saat hamil

saja yang bisa mempengaruhi dari status gizi balita, tetapi juga

ada tingkat pendidikan ibu dan pengetahuan ibu yang bisa

mempengaruhi status gizi balita. Penelitian Aggraeni (2006)

menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

terhadap pengetahuan ibu dengan keteraturan menimbangkan

balitanya ke posyandu.

Page 72: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

61

Sandjaja (2001) dalam Rahardjo dan Wijayanti

(2010) menyatakan bahwa pola asuh ibu berperan

langsungterhadap status gizi anak balita. Kejadian kurang

gizi pada anak balita dapat dihindari apabila ibu

mempunyai pengetahuan yang cukup tentang cara

memelihara gizi dan mengatur makanan anak balita.

b. Hubungan Antara Riwayat Sakit Ibu dengan Status Gizi

BalitaMenurut TB/U atau PB/U

Berdasarkan Tabel 8, hasil uji statistik menunjukkan

bahwa diperoleh nilai p sebesar 0,802 (p>0,05). Artinya, tidak

terdapat hubungan antara riwayat sakit saat hamil ibu dengan

status gizi balita. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian Diaz (2010) yang menyatakan bahwa ibu hamil yang

memiliki HBsAg positif (hepatitis), memungkinkan anaknya

tertular oleh virus. Penularan dapat terjadi selama proses

persalinan dimana cairan amnion ibu terinfeksi hepatitis akan

tertelan oleh janin.Hampir 90% dari bayi-bayi ini akan 11

terinfeksi HBV kronis pada saat lahir jika tidak ada

pencegahan (Mustika dan Hasanah, 2018). Terkait hipertensi

kehamilan, dapat menyebabkan kelahiran preterm, induksi

kelahiran, gangguan pertumbuhan janin, sindrom pernapasan,

kematian janin. (Malha et al., 2018 dalam Alatas, 2019).

Hal ini disebabkan selain dipengaruhi faktor prenatal,

status gizi balita juga dipengaruhi faktor pascanatal. Salah

satunya adalah pola pengasuhan ibu. Penelitian Pratiwi, dkk

(2016) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna

antara pola asuh kesehatan dengan status gizi balita di wilayah

kerja puskesmas Belimbing.Menurut penelitian Wulandari

(2016) anemia ibu hamil tidak berpengaruh pada panjang bayi

atau stunting. Anemia pada ibu hamil hanya mempengaruhi

pertumbuhan janin yang berkaitan dengan berat badan

lahirnya saja. Penelitian Wulandari (2016) juga menyebutkan

Page 73: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

62

ibu dengan anemia tidak sampai menyebabkan panjang lahir

bayi pendek yang menunjukkan anemia berkaitan dengan

masalah gizi bayi baru lahir pada saat sekarang dan tidak

berkaitan dengan masalah gizi bayi yang telah berlangsung

lama.

Pada penelitian Maulana (2013) juga disebutkan bahwa

keaktifan ibu ke posyandu dapat menurunkan jumlah balita

BGM. Meskipun dimasa hamilnya ibu mengalami sakit,

namun pola asuh ibu lebih menentukan status gizi balitanya.

Hal ini juga didukung oleh penelitian Natalina dkk (2015)

yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh

dengan status gizi balita. Upaya ibu dalam memperhatikan

keadaan gizi, perawatan kesehatan anak, dan pemanfaatan ibu

terhadap pelayanan kesehatan adalah pola asuh yang baik

untuk tumbuh kembang balitanya.Menurut penelitian Fithria

dan Nurul (2015) terdapat hubungan antara pemanfaatan

posyandu oleh keluarga dengan status gizi balita.Peranan ibu

berpengaruh dalam keadaan gizi anak. Pola asuh berperan

dalam terjadinya gangguan pertumbuhan pada anak (Pratiwi

dkk, 2016).

c. Analisis Multivariat

Analisis multivariat regresi logistik dilakukan untuk

mengetahui variabel umur ibu (p=0,029), variabel pendidikan ibu

(p<0,001), dan variabel pengetahuan ibu (p=0,001) yang paling

berpengaruh terhadap status gizi balita menurut BB/U.

Berdasarkan Tabel 9, hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa

variabel umur ibu memperoleh nilai p=0,223, variabel pendidikan

ibu memperoleh nilai p=0,012,sedangkan variabel pengetahuan ibu

memperoleh nilai p=0,032. Berdasarkan hasil tersebut, variabel

umur ibu dikeluarkan dari perhitungan karena memiliki nilai

p>0,05. Berdasarkan metode backward, variabel pendidikan ibu

(p=0,012 ; OR=0,136) dan variabel pengetahuan ibu (p=0,032 ;

Page 74: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

63

OR=0,092) memiliki hubungan yang kuat terhadap status gizi

balita.

Hubungan yang paling kuat pengaruhnya terhadap status

gizi balita dilihat dari nilai OR. Semakin besar nilai OR maka

semakin besar pengaruhnya terhadap status gizi balita. Nilai OR

variabel pendidikan yaitu 0,136, sedangkan nilai OR variabel

pengetahuan yaitu 0,032. Dapat disimpulkan bahwa variabel

independen yang paling berpengaruh terhadap variabel

dependen adalah pendidikan ibu. Dengan kata lain, pendidikan

ibu paling berpengaruh terhadap status gizi balita.

Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan

seseorang untuk menyerap informasi dan mengimplementasikan

dalam perilaku dan gaya hidup seharihari, khususnya dalam hal

kesehatan dan gizi. Tingkat pendidikan, terutama pendidikan

ibu mempengaruhi derajat kesehatan.

Pendidikan ibu menjadi variabel yang berhubungan paling

kuat dengan status gizi balita. Hal ini juga telah dibuktikan

dalam beberapa penelitian, bahwa pendidikan ibu mempunyai

peranan penting dalam mencegah underweight pada balita.

Seorang ibu dapat menentukan bagaimana pola asuh yang akan

dipilihnya terutama dalam pemilihan makanan untuk balitanya

(Damanik, 2010).

Selama pengambilan data, terdapat beberapa hal yang

mempengaruhi hasil penelitian. Salah satu keterbatasan dari

penelitian ini adalah peneliti tidak melibatkan faktor-faktor lain

yang dapat mempengaruhi status gizi balita, misal asupan

energi, penyakit infeksi balita, pemberian ASI, dan sanitasi

lingkungan. Terdapat juga kesalahan lain dari penelitian,

sepertikesalahan pada hipotesis bivariat multipel, dimana ada

berbagai faktor resiko yang menjadi perancu, keterbatasan

waktu dalam melakukan penelitian, serta peneliti tidak dapat

Page 75: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

64

mengendalikan variabel perancu yang memungkinkan dapat

mempengaruhi hasil penelitian.

Page 76: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitan yang dilakukan di Desa Tambakan

Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan tahun 2019 tentang

hubungan antara karaktersitik ibu dengan status gizi balita yang

melibatkan 89 responden, dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat hubungan antara umur saat hamil ibu dengan status

gizi balita menurut BB/U (p=0,029).

2. Tidak terdapat hubungan antaraumur saat hamil ibu dengan

status gizi balita menurut TB/U atau PB/U (p=1,000).

3. Tidak terdapat hubungan antara jumlah anak ibu dengan status

gizi balita menurut BB/U (p=0,593) maupun TB/U atau PB/U

(p=1,000).

4. Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan ibu dengan status

gizi balita menurut BB/U (p=0,403) maupun TB/U atau PB/U

(p=0,281).

5. Terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi

balita menurut BB/U (p=<0,001) maupun TB/U atau PB/U

(p=0,015).

6. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan status gizi

balita menurut BB/U (p=0,001).

7. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan status

gizi balita menurut TB/U atau PB/U (p=1,000).

8. Tidak terdapat hubungan antara riwayat sakit saat hamil ibu

dengan status gizi balita menurut BB/U (p=0,494) maupun

TB/U atau PB/U (p=0,802).

9. Karakteristik ibuyang paling berpengaruh terhadap status gizi

balita menurut indeks BB/U adalah pendidikan ibu (p=0,012,

OR=0,136).

Page 77: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

66

B. Saran

1. Bagi Ibu Balita

Ibu balita lebih dapat meningkatkan pengetahuan mengenai

gizi balita dengan cara menggali informasi melalui buku,

petugas kesehatan atau dari media massa.

2. Bagi Petugas Kesehatan

Para petugas kesehatan di wilayah Desa Tambakan dapat

mengoptimalkan program penyuluhan untuk meningkatkan

pengetahuan ibu tentang status gizi balita dan usia kehamilan

ibu.

3. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian dapat dijadikan referensi bagi peneliti yang

akan melakukan penelitian sejenis.Peneliti

selanjutnyadapatmenambahkan faktor-faktor lain yang tidak

terdapat dalam penelitian ini. Peneliti lain juga dapat menggali

informasi lebih dalam mengenai hubungan riwayat sakit ibu

selama kehamilan dengan status gizi balita.

Page 78: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

67

DAFTAR PUSTAKA Adriani dan Bambang. 2014. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan.

Jakarta : Kencana Prenadamedia Group

Adriani dan Bambang. 2014. Gizi dan Kesehatan Balita : Peranan Micro

Zinc Pada Pertumbuhan Balita. Jakarta : Kencana Prenadamedia

Group

Agresti, Alan. 2007. An Introduction to Categorial Data Analysis Second

Edition. Wiley-Interscience A John Wiley & Sons, Inc.,

Publication.

Alasta, Haidar. 2019. Hipertensi Pada Kehamilan. Seminar Nasional

Penyakit Tidak Menular Penyebab Kematian Maternal Prodi D3

Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang -

Purwokerto Grand Karlita Hotel Purwokerto 2019

Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Utama

Anjarsari, Rizki. 2014. Faktor Risiko Berkaitan Dengan Kejadian Gizi

Kurang Pada Anak Usia 24-36 Bulan di Desa Tegalmade

Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. [Skripsi]

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Anwar dan Muhammad. 2010. Pengaruh Status Gizi Pada Umur 2 Tahun

Ke bawah Terhadap Tingkat Kecerdasan Anak Umur 5 – 6

Tahun di Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara

Barat. [Tesis] Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.

etd.repository.ugm.ac.id ( Diakses pada 9 Mei 2019)

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

AsDI, IDAI, PERSAGI. 2014. Penuntun Diet Anak. Jakarta : Penerbit

FKUI

Astuti, Dian. 2016. Hubungan Karakteristik Ibu dan Pola Asuh Gizi

dengan Kejadian Balita Stunted di Desa Hargorejo Kulonprogo

Yogyakarta. [Naskah Publikasi]Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Budiman & Riyanto A. 2013. Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan

Dan Sikap. Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba

Medika

Page 79: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

68

Cahyati dan Ningrum. 2008. Biostatistika Inferensial. Buku Ajar

Biostatistika Inferensial Juruan IKM FIK UNNES.

Damanik. 2010. Analisis Pengaruh Pendidikan Ibu Terhadap Status Gizi

Balita di Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Gizi dan Pangan,

Juli 2010 5(2)

Depkes RI. 2005. Klasifikasi Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun.

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :

920/Menkes/SK/VIII/2002. Jakarta: Direktorat Jendral Bina

Kesehatan Masyarakat. Depkes RI. 2003. Pedoman Tenaga Gizi

Puskesmas. Jakarta: Depkes RI.

Dharmawan, dkk. 2004. Diagnosis dan Tata Laksana Neonatus dari Ibu

Hamil Tuberkulosis Aktif. Jurnal Sari Pediatri, Vol. 6, No. 2,

September 2004: 85-90

Diaz, Roman. 2010. Bayi Lahir Dari Ibu Dengan HBsAg Positif.

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Fajrina, Nurul. 2016. Hubungan Faktor Ibu dengan Kejadian Stunting

Pada Balita di Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul.[Skripsi]

Uniersitas „Aisyiyah Yogyakarta.

Faramita dan Ibrahim. 2014. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Keluarga

dengan Kejadian Stunting Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah

Kerja Puskesmas Barombing Kota Makassar Tahun 2014. Al-

Sihah : Public Health Science Journal Vo. 7, No. 1, Januari –Juli

2015. ISSN-P : 2086-2040

Fithria dan Nurul, 2015. Hubungan Pemanfaatan Posyandu dengan Status

Gizi Balita di kecamatan Kota Jantho.Idea Nursing journal Vol.

VI No. 1 2015. ISSN: 2087-2879

Fitri, Lidia. 2017. Hubungan BBLR dan ASI Eksklusif Dengan Kejadian

Stunting di Puskesmas Lima Puluh Pekanbaru. Jurnal Endurance 3(1)

Februari 2018 (131-137) Kopertis Wilayah X

Fitriahadi, Enny. 2017. Hubungan Tinggi Badan Ibu Dengan Kejadian

Stunting Pada Balita Usia 24 – 59 Bulan.Jurnal Keperawatan

dan Kebidanan Aisyiyah Vol 14, N0. 1, Juni 2018, pp. 15 – 24.

ISSN 2477-8184

Himawan, AW. 2006. Hubungan Antara Karakteristik Ibu Dengan Status

Gizi Balita di Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati

Page 80: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

69

Semarang.[Skripsi]. Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas

Negeri Semarang (diakses pada 13 Desember 2018)

Ismail, M. 2013. Pengaruh Tingkat Pendapatan Keluarga, Tingkat

Pendidikan Ibu dan Status Pekerjaan Ibu Terhadap Status Gizi

Pada Balita di EKcamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan

raya.[Skripsi] Universitas Teuku Umar

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Data dan informasi

Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta : Kemeterian

Kesehatan Republik Indonesia 2018

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Nomor :

1995/MENKES/SK/XII/2010 Tentang Standar Antropometri

Penilaian Status Gizi Anak. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan

Kesehatan Ibu dan Anak.

Khotimah, H dan Kuswandi K. 2013. Hubungan Karakteristik Ibu dengan

Status Gizi Balita di Desa Sumur Bandung Kecamatan Cikulur

Kabupaten Lebak Tahun 2013.Jurnal Obstretika Scentia Vo. 2

No. 1 Juni 2014. Akbid La Tansa Mashiro.

Kusharisupeni. 2002. Peran Status Kelahiran Terhadap Stunting Pada

Bayi : Sebuah Studi Prospektif. Jurnal kedokteran Trisakti 23 :

73-80.

Labada, Agusti dkk. 2016. Hubungan Karakteristik Ibu dengan Status

Gizi Balita Yang Berkunjung di Puskesmas Bahu

Manado.eJournal Keperawatan (eKp) Volume 4 Nomor 1, Mei

2016. Universitas Sam Ratulangi Manado

Mandasari dan Umu Hani. 2010. Hubungan Antara Karakteristik

Kehamilan dengan Status Gizi Anak di Posyandu Kuncup Mawar

Karanganyar, Desa Banyubiru, Kota Magelang.[Naskah

Publikasi] Stikes „Aisyiyah Yogyakarta

Marmi. 2014. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar

Maryam, Siti. 2016. Gizi dalam Kesehatan reproduksi. Jakarta : Salemba

Medika

Maulana, Agus. 2013. Hubungan Keaktfan Ibu Dalam Posyandu Dengan

Penurunan Jumlah Balita Bawah Garis Merah (BGM) di Desa

Suko Jember Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember. [Skripsi]

Universitas Jember

Page 81: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

70

Mentari dan Hermansyah. 2018. Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Status Stunting Anak Usia 24 – 59 Bulan di Wilayah

Kerja UPK Puskesmas Siantan Hulu. Pontianak Nutrition

Journal (PNJ) – Vol. 01 No. 01 Tahun 2018

Mulazimah. 2017. Hubungan Pendapatan Keluarga Dengan Status Gizi

Balita Desa Ngadiluwih Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten

Kediri. Jurnal Nomor 30 Oktober Tahun 2017 EFEKTOR ISSN.

2355-956X ; 2355-7621

Natalina, dkk. 2015. Hubungan Pola Asuh Dengan Status Gizi Balita di

Posyandu Tulip Wilayah Rindang Benua Kelurahan Pahandut

Palangkaraya. Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 1 No. 19 Oktober

2015. E-ISSN : 2527-7170

Negash C, Whiting SJ, Henry CJ, Belachew T, Hailemariam TG.

2015Association between Maternal and Child Nutritional Status

in Hula, Rural Southern Ethiopia: A Cross Sectional Study.PLoS

ONE 10(11): e0142301. doi:10.1371/journal. pone.0142301.

(Diakses pada 2 Mei 2019)

Ni‟mah dan Muniroh. 2015. Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat

Pengetahuan dan Pola Asuh Ibu Dengan Wasting dan Stunting

Pada Balita Keluarga Miskin. Media Gizi Indonesia, Vol. 10, No.

1 Januari–Juni 2015

Ningrum dan Cahyaningrum. 2018. Status Gizi Pra Hamil Berpengaruh

Terhadap Berat dan Panjang Badan Bayi Lahir. Jurnal Ilmiah

Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 16 No 2, Agustus 2018

Nisak, Nuruz. 2018. Hubungan Pekerjaan dan pengetahuan Ibu dengan

Status Gizi Balita Desa Duwet Kecamatan Wonosari Kabupaten

Klaten.[Skripsi] Universitas Muhammadiyah Surakarta

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta :

Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :

Rineka Cipta

Novitasari, Dewi. 2012. Faktor – Faktor Risiko Kejadian Gizi Buruk

Pada Balita yang Dirawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang.

[Skripsi]Jurnal Medika Muda. Universitas Diponegoro Semarang

(Diakses pada 11 April 2019)

Page 82: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

71

Nurhayati, Eka. 2016. Indeks Massa Tubuh (IMT) Pra Hamil dan

Kenaikan Berat Badan Ibu Selama hamil Berhubungan dengan

BeratBadan Bayi Lahir.Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia

4(1), 1-5

Nurmaliza dan Sara. 2018. Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu

Terhadap Status Gizi Balita.Jurnal Kesmas Volume 1, No 1,

Januari-Juni 2018 e-ISSN: 2599-3399

Par‟i HM. 2017. Penilaian Status Gizi : Dilengkapi Proses Asuhan Gizi

Terstandar. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Prabandari, dkk. 2016. Hubungan Kurang Energi Kronik dan Anemia

Pada Ibu Hamil Dengan Status Gizi Bayi USia 6-12 Bulan di

Kabupaten Boyolali.Penelitian Gizi dan Makanan, Juni 2016

Vol. 39 (1): 1-8

Pratiwi, dkk. 2016. Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Status Gizi Balita di

Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Kota Padang Tiara. Jurnal

Kesehatan Andalas. 2016; 5(3)

Rahardjo dan Wijayanti. 2010. Peran Ibu yang Berhubungan dengan

Peningkatan Status Gizi Balita (Studi di Wilayah Puskesmas II

Sumbang Kabupaten Banyumas). Jurnal Kesmas Indonesia.

Volume 3, Nomor 1, Januari 2010, hlm. 56-65

Rahayu dan Khairiyati. 2014. Resiko Pendidikan Ibu Terhadap Kejadian

Stunting Pada Anak 6 – 23 Bulan.Panel Gizi Makan, Desember

2014 Vol. 37 (2): 129 - 136

Rahayu dan Rodiani. 2016. Efek Diabetes Melitus Gestasional Terhadap

Kelahiran Bayi Makrosomia.Jurnal MAJORITY Volume 5 :

Nomor 4I Oktober 2016

Rahim FK. 2014. Faktor Risiko Underweight Balita Umur 7-59 Bulan.

Jurnal Kemas 9 (2) (2014) 115-121ISSN 1858-1196

Rarastiti. 2013. Hubungan Karakteristik Ibu, Frekuensi KehadiranAnak

ke Posyandu, Asupan Energi dan Protein dengan Status Gizi

Anak Usia 1-2 Tahun. [Artikel Penelitian] Universitas

Diponegoro Semarang

Riskesdas. 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018. Kementerian Kesehatan

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (Diakses pada

19 Desember 2018)

Page 83: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

72

Rozali, NA. 2016. Peranan Pendidikan, Pekerjaan Ibu dan Pendapatan

Keluarga Terhadap Status Gizi Balita di Posyandu RW 24 dan 08

Wilayah Kerja Puskesmas Nusukan Kota Surakarta. [Skripsi]

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rukiyah dan Yulianti. 2015. Asuhan Kebidanan 4 Patologi

Kebidanan.Jakarta : Trans Info Media

Rusilanti, dkk. 2015. Gizi dan Kesehatan Anak Pra Sekolah. Bandung :

PT Remfaja Rosdakarya

Setiawan, dkk. 2018. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang

Tahun 2018.Jurnal Kesehatan Andalas. 2018: 7(2)

Sukrillah, dkk. 2012. Hubungan Antara Karakteristik Ibu Dengan Status

Gizi Balita di Desa Klahang Kecamatan Sokaraja Kabupaten

Banyumas. Jurnal Kesmasindo Volume 5, Nomor 2, Juli 2012,

hlm. 121- 135

Supariasa, dkk. 2013. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC

Suranadi dan Chandradewi.2008.Studi Tentang Karakteristik Keluarga

dan Pola Asuh Pada Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk di

Kabupaten Lombok Barat.Jurnal Kesehatan prima 2 (2), 296-303.

Susanti, dkk. 2014. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan

Status Gizi ANak Usia 1 -3 Tahun. JOM PSIK vol. 1 No. 2

Oktober 2014

UNICEF. 2010. Penuntun Hidup Sehat. Diterbitkan oleh UNICEF,

WHO, UNESCO, UNFPA, UNDP, UNAIDS, Kemenkes

Republik Indonesia. (Diakses pada 2 Mei 2019)

Widyawati dkk. 2016. Analisis Pemberian MP-ASI Dengan Status Gizi

Pada Anak Usia 12 – 24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas

Lesung Batu, Empat Lawang.Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Juli 2016, 7 92):139-149. P-ISSN 2086-6380.

Wulandari, Ratna. 2016. Hubungan Antara Kadar Hemoglobin Ibu

Hamil dengan Status Gizi Anak USia 0-6 Bulab di Wilayah Kerja

Puskesmas Sangkrah Kota Surakarta.[Naskah Publikasi]

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Page 84: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

73

LAMPIRAN

Page 85: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

74

Lampiran 1.

DISTRIBUSI FREKUENSI

1. Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid D3 3 3.4 3.4 3.4

S1 5 5.6 5.6 9.0

SD 30 33.7 33.7 42.7

SMA 19 21.3 21.3 64.0

SMP 32 36.0 36.0 100.0

Total 89 100.0 100.0

2. Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Bekerja 18 20.2 20.2 20.2

tidak_bekerja 71 79.8 79.8 100.0

Total 89 100.0 100.0

3. riwayat_sakit_saat_hamil

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak 53 59.6 59.6 59.6

Ya 36 40.4 40.4 100.0

Total 89 100.0 100.0

4. jumlah_anak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid lebih_dari2 20 22.5 22.5 22.5

1_sampai_2 69 77.5 77.5 100.0

Total 89 100.0 100.0

5. pengetahuan_ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 9 10.1 10.1 10.1

tinggi 80 89.9 89.9 100.0

Total 89 100.0 100.0

Page 86: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

75

6. umuribu_saathamil_2kat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative percent

Valid Berisiko 13 14.6 14.6 14.6

tdk_berisiko 76 85.4 85.4 100.0

Total 89 100.0 100.0

7. usiabalita

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 25_59_bulan 44 49.4 49.4 49.4

6_24_bulan 45 50.6 50.6 100.0

Total 89 100.0 100.0

8. jenis_kelamin_balita

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid L 37 41.6 41.6 41.6

P 52 58.4 58.4 100.0

Total 89 100.0 100.0

9. tb_u_balita_2kat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid pendek_sgtpdk 30 33.7 33.7 33.7

Normal 59 66.3 66.3 100.0

Total 89 100.0 100.0

10. bb_u_balita_2kat

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid gizikrg_gizibrk 30 33.7 33.7 33.7

gizi_baik 59 66.3 66.3 100.0

Total 89 100.0 100.0

Page 87: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

76

Lampiran 2

ANALISIS BIVARIAT HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU

DENGAN STATUS GIZI BALITA MENURUT BB/U

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

umuribu_saathamil_2kat *

bb_u_balita_2kat 89 100.0% 0 0.0% 89 100.0%

jumlah_anak *

bb_u_balita_2kat 89 100.0% 0 0.0% 89 100.0%

pekerjaan_ibu *

bb_u_balita_2kat 89 100.0% 0 0.0% 89 100.0%

pendidikan_ibu *

bb_u_balita_2kat 89 100.0% 0 0.0% 89 100.0%

pengetahuan_ibu *

bb_u_balita_2kat 89 100.0% 0 0.0% 89 100.0%

riwayatsakit_saat_hamil *

bb_u_balita_2kat 89 100.0% 0 0.0% 89 100.0%

umuribu_saathamil_2kat * bb_u_balita_2kat

Crosstab

bb_u_balita_2kat

Total

gizikurang_gi

ziburuk gizi_baik

umuribu_saatha

mil

berisiko Count 8 5 13

% within

bb_u_balita_2kat 26.7% 8.5% 14.6%

tidak_berisi

ko

Count 22 54 76

% within

bb_u_balita_2kat 73.3% 91.5% 85.4%

Total Count 30 59 89

% within

bb_u_balita_2kat 100.0% 100.0% 100.0%

Page 88: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

77

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 5.277a 1 .022

Continuity Correctionb 3.919 1 .048

Likelihood Ratio 4.977 1 .026

Fisher's Exact Test .029 .026

Linear-by-Linear

Association 5.218 1 .022

N of Valid Cases 89

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,38.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for umuribu_saathamil_2kat

(berisiko / tidak_berisiko) 3.927 1.157 13.334

For cohort bb_u_balita_2kat =

gizikurang_giziburuk 2.126 1.220 3.706

For cohort bb_u_balita_2kat = gizi_baik .541 .268 1.093

N of Valid Cases 89

jumlah_anak * bb_u_balita_2kat

Crosstab

bb_u_balita_2kat

Total

gizikuran

g_gizibur

uk gizi_baik

jumlah_anak lebih_dari2 Count 8 12 20

% within jumlah_anak 40.0% 60.0% 100.0%

1_sampai_2 Count 22 47 69

% within jumlah_anak 31.9% 68.1% 100.0%

Total Count 30 59 89

% within jumlah_anak 33.7% 66.3% 100.0%

Page 89: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

78

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact

Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .457a 1 .499

Continuity Correctionb .166 1 .684

Likelihood Ratio .449 1 .503

Fisher's Exact Test .593 .337

Linear-by-Linear

Association .452 1 .501

N of Valid Cases 89

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.74.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for jumlah_anak (lebih_dari2 /

1_sampai_2) 1.424 .510 3.981

For cohort bb_u_balita_2kat =

gizikurang_giziburuk 1.255 .663 2.374

For cohort bb_u_balita_2kat = gizi_baik .881 .595 1.304

N of Valid Cases 89

pekerjaan_ibu * bb_u_balita_2kat

Crosstab

bb_u_balita_2kat

Total

gizikurang_

giziburuk gizi_baik

pekerjaan_ib

u

tidak_beker

ja

Count 8 10 18

% within

pekerjaan_ibu 44.4% 55.6% 100.0%

bekerja Count 22 49 71

% within

pekerjaan_ibu 31.0% 69.0% 100.0%

Total Count 30 59 89

% within

pekerjaan_ibu 33.7% 66.3% 100.0%

Page 90: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

79

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact

Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.164a 1 .281

Continuity Correctionb .640 1 .424

Likelihood Ratio 1.129 1 .288

Fisher's Exact Test .403 .210

Linear-by-Linear

Association 1.151 1 .283

N of Valid Cases 89

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.07.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for pekerjaan_ibu

(tidak_bekerja / bekerja) 1.782 .619 5.128

For cohort bb_u_balita_2kat =

gizikurang_giziburuk 1.434 .770 2.673

For cohort bb_u_balita_2kat =

gizi_baik .805 .518 1.252

N of Valid Cases 89

Pendidikan_ibu * bb_u_balita_2kat

Crosstab

bb_u_balita_2kat

Total

gizikurang_gi

ziburuk gizi_baik

pendidikan_i

bu

Renda

h

Count 28 34 62

% within pendidikan_ibu 45.2% 54.8% 100.0%

Tinggi Count 2 25 27

% within pendidikan_ibu 7.4% 92.6% 100.0%

Total Count 30 59 89

% within pendidikan_ibu 33.7% 66.3% 100.0%

Page 91: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

80

Chi-Square Tests

Value df

Asymp.

Sig. (2-

sided)

Exact

Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 11.998a 1 .001

Continuity Correctionb 10.368 1 .001

Likelihood Ratio 14.129 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 11.863 1 .001

N of Valid Cases 89

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.10.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for pendidikan_ibu (rendah /

tinggi) 10.294 2.241 47.287

For cohort bb_u_balita_2kat =

gizikurang_giziburuk 6.097 1.562 23.790

For cohort bb_u_balita_2kat = gizi_baik .592 .461 .760

N of Valid Cases 89

pengetahuan_ibu * bb_u_balita_2kat

Crosstab

bb_u_balita_2kat

Total

gizikurang_

giziburuk

gizi_bai

k

pengetahu

an_ibu

rendah Count 8 1 9

% within bb_u_balita_2kat 26.7% 1.7% 10.1%

tinggi Count 22 58 80

% within bb_u_balita_2kat 73.3% 98.3% 89.9%

Total Count 30 59 89

% within bb_u_balita_2kat 100.0% 100.0%

100.0

%

Page 92: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

81

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 13.644a 1 .000

Continuity Correctionb 11.035 1 .001

Likelihood Ratio 13.370 1 .000

Fisher's Exact Test .001 .001

Linear-by-Linear

Association 13.490 1 .000

N of Valid Cases 89

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,03.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for pengetahuan_ibu

(rendah / tinggi) 21.091 2.491 178.545

For cohort bb_u_balita_2kat =

gizikurang_giziburuk 3.232 2.115 4.940

For cohort bb_u_balita_2kat =

gizi_baik .153 .024 .977

N of Valid Cases 89

riwayatsakit_saat_hamil * bb_u_balita_2kat

Crosstab

bb_u_balita_2kat

Total

gizikurang

_giziburuk gizi_baik

riwayatsakit_ ya Count 14 22 36

% within riwayatsakit

_saat_hamil 38.9% 61.1%

100.0

%

tidak Count 16 37 53

% within

riwayatsakit_saat_hamil 30.2% 69.8%

100.0

%

Total Count 30 59 89

% within

riwayatsakit_saat_hamil 33.7% 66.3%

100.0

%

Page 93: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

82

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact

Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square .726a 1 .394

Continuity Correctionb .389 1 .533

Likelihood Ratio .722 1 .396

Fisher's Exact Test .494 .266

Linear-by-Linear

Association .718 1 .397

N of Valid Cases 89

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.13.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

riwayatsakit_saat_hamil (ya /

tidak)

1.472 .604 3.585

For cohort bb_u_balita_2kat

= gizikurang_giziburuk 1.288 .722 2.299

For cohort bb_u_balita_2kat

= gizi_baik .875 .639 1.200

N of Valid Cases 89

Lampiran 3

Page 94: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

83

ANALISIS BIVARIAT HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU

DENGAN STATUS GIZI BALITA MENURUT

TB/U ATAU PB/U

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

umuribu_saathamil_2kat *

tb_u_balita_2kat 89 100.0% 0 0.0% 89 100.0%

jumlah_anak * tb_u_balita_2kat 89 100.0% 0 0.0% 89 100.0%

pekerjaan_ibu * tb_u_balita_2kat 89 100.0% 0 0.0% 89 100.0%

pendidikan_ibu * tb_u_balita_2kat 89 100.0% 0 0.0% 89 100.0%

pengetahuan_ibu * tb_u_balita_2kat 89 100.0% 0 0.0% 89 100.0%

riwayatsakit_saat_hamil *

tb_u_balita_2kat 89 100.0% 0 0.0% 89 100.0%

umuribu_saathamil_2kat * tb_u_balita_2kat

Crosstab

tb_u_balita_2kat

Total

pendek_sangat

pendek normal

umuribu_saatham

il

berisiko Count 4 9 13

% within

tb_u_balita_2ka

t

13.3% 15.3% 14.6%

tidak_berisik

o

Count 26 50 76

% within

tb_u_balita_2ka

t

86.7% 84.7% 85.4%

Total Count 30 59 89

% within

tb_u_balita_2ka

t

100.0% 100.0% 100.0

%

Chi-Square Tests

Page 95: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

84

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square .059a 1 .808

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .060 1 .807

Fisher's Exact Test 1.000 .540

Linear-by-Linear

Association .058 1 .809

N of Valid Cases 89

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,38.

Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for umuribu_saathamil_2kat (berisiko

/ tidak_berisiko) .855 .240 3.042

For cohort tb_u_balita_2kat =

pendek_sangatpendek .899 .376 2.153

For cohort tb_u_balita_2kat = normal 1.052 .707 1.565

N of Valid Cases 89

jumlah_anak * tb_u_balita_2kat

Crosstab

tb_u_balita_2kat

Total

pendek_san

gatpendek normal

jumlah_anak lebih_dari2 Count 7 13 20

% within jumlah_anak 35.0% 65.0% 100.0%

1_sampai_2 Count 23 46 69

% within jumlah_anak 33.3% 66.7% 100.0%

Total Count 30 59 89

% within jumlah_anak 33.7% 66.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Page 96: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

85

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .019a 1 .890

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .019 1 .890

Fisher's Exact Test 1.000 .545

Linear-by-Linear

Association .019 1 .890

N of Valid Cases 89

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.74.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for jumlah_anak

(lebih_dari2 / 1_sampai_2) 1.077 .378 3.066

For cohort tb_u_balita_2kat =

pendek_sangatpendek 1.050 .530 2.081

For cohort tb_u_balita_2kat =

normal .975 .679 1.401

N of Valid Cases 89

pekerjaan_ibu * tb_u_balita_2kat

Crosstab

tb_u_balita_2kat

Total pendek_sangatpendek normal

pekerjaan_

ibu

tidak_beker

ja

Count 4 14 18

% within

pekerjaan_ibu 22.2% 77.8%

100.0

%

bekerja Count 26 45 71

% within

pekerjaan_ibu 36.6% 63.4%

100.0

%

Total Count 30 59 89

% within

pekerjaan_ibu 33.7% 66.3%

100.0

%

Chi-Square Tests

Page 97: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

86

Value Df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 1.332a 1 .248

Continuity Correctionb .766 1 .382

Likelihood Ratio 1.407 1 .236

Fisher's Exact Test .281 .192

Linear-by-Linear

Association 1.317 1 .251

N of Valid Cases 89

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.07.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for pekerjaan_ibu

(tidak_bekerja / bekerja) .495 .147 1.661

For cohort tb_u_balita_2kat =

pendek_sangatpendek .607 .243 1.518

For cohort tb_u_balita_2kat = normal 1.227 .906 1.663

N of Valid Cases 89

pendidikan_ibu * tb_u_balita_2kat

Crosstab

tb_u_balita_2kat

Total

pendek_sangatp

endek normal

pendidikan

_ibu

rendah Count 26 36 62

% within pendidikan_ibu 41.9% 58.1% 100.0%

tinggi Count 4 23 27

% within pendidikan_ibu 14.8% 85.2% 100.0%

Total Count 30 59 89

% within pendidikan_ibu 33.7% 66.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Page 98: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

87

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 6.191a 1 .013

Continuity Correctionb 5.037 1 .025

Likelihood Ratio 6.774 1 .009

Fisher's Exact Test .015 .010

Linear-by-Linear

Association 6.122 1 .013

N of Valid Cases 89

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.10.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for pendidikan_ibu (rendah /

tinggi) 4.153 1.282 13.454

For cohort tb_u_balita_2kat =

pendek_sangatpendek 2.831 1.094 7.325

For cohort tb_u_balita_2kat = normal .682 .524 .887

N of Valid Cases 89

pengetahuan_ibu * tb_u_balita_2kat

Crosstab

tb_u_balita_2kat

Total

pendek_san

gatpendek normal

pengetahuan_i

bu

rendah Count 3 6 9

% within

tb_u_balita_2kat 10.0% 10.2% 10.1%

tinggi Count 27 53 80

% within

tb_u_balita_2kat 90.0% 89.8% 89.9%

Total Count 30 59 89

% within

tb_u_balita_2kat 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Page 99: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

88

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square .001a 1 .980

Continuity

Correctionb

.000 1 1.000

Likelihood Ratio .001 1 .980

Fisher's Exact Test 1.000 .646

Linear-by-Linear

Association .001 1 .980

N of Valid Cases 89

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,03.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for pengetahuan_ibu (rendah /

tinggi) .981 .228 4.232

For cohort tb_u_balita_2kat =

pendek_sangatpendek .988 .373 2.615

For cohort tb_u_balita_2kat = normal 1.006 .618 1.639

N of Valid Cases 89

riwayatsakit_saat_hamil * tb_u_balita_2kat

Crosstab

tb_u_balita_2kat

Total

pendek_san

gatpendek normal

riwayatsakit_ ya Count 13 23 36

% within

riwayatsakit_saat_hamil 36.1% 63.9%

100.0

%

tidak Count 17 36 53

% within

riwayatsakit_saat_hamil 32.1% 67.9%

100.0

%

Total Count 30 59 89

% within

riwayatsakit_saat_hamil 33.7% 66.3%

100.0

%

Chi-Square Tests

Page 100: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

89

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square .156a 1 .693

Continuity Correctionb .028 1 .867

Likelihood Ratio .156 1 .693

Fisher's Exact Test .820 .432

Linear-by-Linear

Association .154 1 .694

N of Valid Cases 89

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.13.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for riwayatsakit_saat_hamil

(ya / tidak) 1.197 .491 2.920

For cohort tb_u_balita_2kat =

pendek_sangatpendek 1.126 .627 2.021

For cohort tb_u_balita_2kat = normal .941 .692 1.279

N of Valid Cases 89

Page 101: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

90

Lampiran 4

MASTER DATA

No Nm

Ibu

Um

ur

Ibu

Jml

Pddkn Pkrjn

Rwyt

Sakit

Usia

balita L

/

P

Status Gizi

Balita %

Skor Anak

Saat

hamil (bln) BB/U TB/U

1 FA 37 3 D3 bekerja tidak 33 p 1,61 0,77 77,78

2 FP 26 2 D3 tidak bekerja tidak 39 p -0,49 -0,61 72,22

3 UU 22 1 SMP tidak bekerja tidak 41 p -1,61 -1,06 66,67

4 DK 30 2 SMK tidak bekerja tidak 12 l -1,05 0,39 66,67

5 EK 26 2 D3 tidak bekerja ya 7 l -1,23 0 83,33

6 T 20 1 SMK tidak bekerja tidak 24 p -1,46 -0,55 55,56

7 LF 21 1 SMA tidak bekerja tidak 39 p 0,4 -0,03 88,89

8 P 28 1 SMP tidak bekerja ya 15 l -0,68 0,37 55,56

9 Z 28 2 SMP tidak bekerja tidak 18 l -1,3 -1,94 88,90

10 S 22 1 SMA bekerja tidak 8 l 0,004 -1,68 72,22

11 RS 21 1 SMK tidak bekerja tidak 20 l -0,13 -0,72 77,80

12 NH 24 3 SMP tidak bekerja ya 6 p -0,49 -2,28 66,67

13 H 37 3 SD tidak bekerja ya 7 p -1,59 -0,15 77,80

14 IR 28 2 SMA tidak bekerja tidak 35 l -0,64 -1,29 66,67

15 AL 15 1 SD tidak bekerja ya 14 l -2,14 -0,9 27,78

16 IS 36 3 SMP tidak bekerja tidak 44 l -2,91 -3,01 61,11

17 SF 25 1 SMP tidak bekerja tidak 28 p -2,87 -3 61,11

18 SK 29 2 SMP tidak bekerja tidak 10 p -2,21 -0,76 66,67

19 SM 33 2 SD tidak bekerja tidak 28 p -1,76 -2,02 83,33

20 NF 35 3 SD tidak bekerja ya 38 p -1,39 -2,23 55,56

21 SK 36 2 SD tidak bekerja ya 11 p -2,29 -2,28 55,56

22 R 29 2 SMP tidak bekerja tidak 21 p -1,01 -2,25 61,11

23 A 31 2 SD tidak bekerja ya 14 l -2,1 -2,31 55,56

24 SA 31 2 SMP tidak bekerja tidak 24 l -2,27 -2,1 61,11

25 P 28 2 SD tidak bekerja tidak 10 p -1,44 -2,11 55,56

26 P 33 2 SMP tidak bekerja tidak 21 l -1,15 -2,72 72,22

27 M 32 3 SMP bekerja tidak 29 p -2,42 -1,76 94,44

28 SK 23 1 SD tidak bekerja ya 36 l -2,23 -0,61 38,89

29 SM 25 2 SMP tidak bekerja tidak 8 l -1,35 -2,11 61,11

30 LM 32 2 SMP tidak bekerja tidak 16 l -2,12 -2,86 77,80

31 RDY 29 1 S1 bekerja tidak 28 p -1,99 -2,38 88,90

32 NF 28 3 SD tidak bekerja tidak 15 p -2,19 -0,3 61,11

Page 102: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

91

33 TU 30 3 SMP tidak bekerja ya 10 p -0,87 -2,03 88,90

34 P 31 2 SMP tidak bekerja tidak 13 l -0,91 -2,21 55,56

35 J 17 1 SMP tidak bekerja tidak 23 l -2,85 -1,69 66,67

36 SB 25 1 SD tidak bekerja ya 14 l -0,31 -2,37 72,22

37 P 30 2 SD tidak bekerja ya 33 p 0,84 -2,88 55,56

38 WA 24 2 SMP tidak bekerja tidak 16 p -0,12 -0,63 77,78

39 LW 25 1 SMA tidak bekerja ya 37 p -1,25 -0,46 66,67

40 LK 28 2 SMA tidak bekerja tidak 7 l -0,09 -0,05 66,67

41 RY 20 1 Mts tidak bekerja tidak 13 p 1,14 -0,13 72,22

42 S 33 1 SD tidak bekerja ya 16 p -1,28 -2,54 61,11

43

WD

N 18 1 SMK tidak bekerja tidak

7 l 0,49 -0,55 77,78

44 LK 33 3 SMP bekerja tidak 11 l -0,14 0,95 72,22

45 I 32 3 SD tidak bekerja ya 11 l -2,28 0,15 66,67

46 S 35 2 SD bekerja tidak 29 p -3,63 -3,43 55,56

47 SNR 39 3 SD tidak bekerja tidak 43 l -1,18 -0,47 55,56

48 SJ 30 2 SD tidak bekerja tidak 11 l -0,02 -0,9 61,11

49 BTK 31 2 SMK bekerja tidak 19 p -0,04 -1,42 61,11

50 K 25 1 SMP tidak bekerja tidak 35 p -3,2 -2,94 50,00

51 M 29 2 SMP tidak bekerja tidak 47 p -0,62 -0,95 72,22

52 LA 24 1 S1 bekerja ya 26 l 0,29 -0,29 83,33

53

YD

A 28 3 MTs tidak bekerja tidak

7 l -0,59 -2,37 83,33

54 N 27 1 SMP bekerja ya 36 p -1,78 -2,65 44,44

55 SS 35 2 SD tidak bekerja ya 32 p -2,24 -1,75 66,67

56 R 30 2 SMP tidak bekerja ya 13 p -2,29 -0,51 44,44

57 DR 24 2 SMK tidak bekerja tidak 17 p -0,97 -2,84 66,67

58 SKR 21 1 MA bekerja ya 9 l -2,41 -0,48 61,11

59 NA 31 3 S1 bekerja ya 15 p -0,06 -1,22 72,22

60 K 27 1 SMP bekerja tidak 36 p -2,25 -0,95 66,67

61 HK 29 1 SMA tidak bekerja tidak 19 p -1,69 -1,45 72,22

62 SKN 25 1 SMK tidak bekerja ya 34 p -2,1 -2,44 55,56

63 ST 29 2 SMP tidak bekerja tidak 30 p -1,81 -1,61 72,22

64 IF 29 2 SMK tidak bekerja ya 28 l -1,06 -0,54 72,22

65 S 31 2 SD bekerja tidak 38 p -2,75 -1,7 55,56

66 A 37 2 SD tidak bekerja ya 18 p -2,32 -2,37 55,56

67 U 28 2 SMA tidak bekerja tidak 6 p -0,41 -1,52 88,89

68 RM 26 1 SMP tidak bekerja ya 49 P -1,06 1,96 61,11

69 SR 39 3 SD tidak bekerja tidak 57 P -3,41 -2,29 50,00

70 SI 25 1 SMA tidak bekerja ya 14 P -1,39 1,02 66,67

Page 103: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

92

71 S 36 2 SD tidak bekerja tidak 6 P -0,22 -0,95 66,67

72 SNR 34 4 S1 tidak bekerja ya 36 P -0,57 -0,56 83,33

73 DST 20 1 SMA tidak bekerja ya 42 P -1,88 -1,68 66,67

74 SP 34 2 SD tidak bekerja tidak 35 L -3,74 -0,68 33,33

75 M 29 2 SMP tidak bekerja ya 30 L -2,59 0,91 66,67

76 SC 39 3 SD bekerja tidak 17 L -2,05 1,6 50,00

77 SUH 30 1 SMP tidak bekerja ya 54 L -2,37 -2,94 61,11

78 N 27 1 S1 tidak bekerja tidak 18 L -1,89 0,33 72,22

79 SAA 20 1 SMA tidak bekerja ya 40 L -1,68 -3,32 72,22

80 NF 28 2 SD tidak bekerja tidak 49 p 0,83 1,18 55,56

81 S 28 3 SD bekerja tidak 48 p -3,27 -4,44 61,11

82 YS 22 1 SMP tidak bekerja ya 47 p 0,96 0,38 72,22

83 S 32 2 SD tidak bekerja tidak 48 l -0,76 -0,25 61,11

84 I 25 1 Mts tidak bekerja tidak 47 l -0,02 -0,79 77,78

85 M 35 3 SD tidak bekerja ya 54 p -1,02 0,81 66,67

86 LM 35 3 SD bekerja tidak 48 p -1,54 -1,68 66,67

87 M 50 5 SD bekerja ya 47 p -2,46 -1,53 44,44

88 NN 26 2 SD tidak bekerja ya 51 p -2,47 -1,52 66,67

89 RL 23 1 SMP bekerja ya 47 l 1 1,42 72,22

Page 104: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

93

Lampiran 5

TABULASI PENGISIAN KUESIONER

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9

P1

0

P1

1

P1

2

P1

3

P1

4

P1

5

P1

6

P1

7

P1

8

SK

OR

R1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 14

R2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 13

R3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 12

R4 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 12

R5 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 15

R6 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 10

R7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 16

R8 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 10

R9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16

R1

0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 12

R1

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 14

R1

2 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 12

R1

3 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 14

R1

4 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 11

R1

5 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5

R1

6 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 11

R1

7 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 11

R1

8 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 12

R1

9 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 15

R2

0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 10

R2

1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 10

R2

2 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 11

R2

3 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 10

Page 105: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

94

R2

4 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 10

R2

5 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 10

R2

6 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13

R2

7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 17

R2

8 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 7

R2

9 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 11

R3

0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 14

R3

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 16

R3

2 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 11

R3

3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16

R3

4 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 10

R3

5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 12

R3

6 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13

R3

7 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 10

R3

8 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 14

R3

9 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 12

R4

0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 12

R4

1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 13

R4

2 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 11

R4

3 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 14

R4

4 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13

R4

5 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 12

R4

6 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 10

R4

7 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 10

R4

8 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 11

R4

9 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 11

Page 106: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

95

R5

0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 9

R5

1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 13

R5

2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 15

R5

3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 15

R5

4 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 8

R5

5 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 12

R5

6 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 8

R5

7 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 12

R5

8 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 11

R5

9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 13

R6

0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 12

R6

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 13

R6

2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 11

R6

3 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 13

R6

4 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 13

R6

5 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 10

R6

6 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 10

R6

7 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 16

R6

8 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 11

R6

9 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 9

R7

0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 12

R7

1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 12

R7

2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 15

R7

3 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 12

R7

4 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 6

R7

5 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 12

Page 107: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

96

R7

6 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 9

R7

7 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 11

R7

8 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 13

R7

9 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 13

R8

0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 10

R8

1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 11

R8

2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 13

R8

3 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 11

R8

4 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 14

R8

5 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 12

R8

6 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 12

R8

7 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 8

R8

8 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12

R8

9 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 13

Page 108: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

97

Lampiran 6

Page 109: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

98

Lampiran 7

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

PENELITIAN HUBUNGAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU

DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA TAMBAKAN

KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2019

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, merupakan IBU BALITA

Nama :

Alamat :

Bersedia menjadi sampel penelitian yang dilakukan oleh Rinda Yusuf

Dinanisas Rahma (1507026023) mahasiswi Program Studi S1 Gizi yang

berjudul “Hubungan Karakteristik Ibu dengan Status Gizi Balita di Desa

Tambakan Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2019”. Dari

awalsampai akhir penelitian dan akan menjalankan dengan sebaik-

baiknya tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Atas kesediaan dan partisipasinya saya mengucapkan terimakasih.

Grobogan, _____________ 2019

Peneliti Responden

(Rinda Yusuf Dinanisas Rahma) ( )

Page 110: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

99

Lampiran 8

KUESIONER

Tanggal Pengambilan Data : ____________________

I. Identitas Ibu

Nama : _________________________________________

Alamat : _________________________________________

Umur Ibu :__________________________________________

Jumlah Anak : _________________________________________

II. Identitas Anak

Nama : ________________________________________

Tmpt Tgl Lahir : ________________________________________

Umur :_________________________________________

Jenis Kelamin :_________________________________________

Berat Badan : _____________________________

Ttinggi Badan : ___________________________

1. Apakah status pekerjaan Ibu sekarang?

a. Bekerja dan meninggalkan rumah, sebutkan ______________

b. Bekerja dan tidak meninggalkan rumah, sebutkan ____________

c. Tidak bekerja

2. Apakah Ibu memiliki riwayat penyakit?

a. Tidak

b. Ya. (lanjutkan ke nomer berikutnya)

3. Apa riwayat penyakit yang pernah Ibu miliki?

a. Sebelum hamil, sebutkan __________________

b. Saat hamil, sebutkan ____________________

c. Sesudah melahirkan, sebutkan ___________________

Page 111: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

100

Pertanyaan Pengetahuan Ibu tentang Gizi Balita

Pilih jawaban yang Anda anggap paling tepat dengan memberikan tanda silang

(x)

1. Dibawah ini makanan yang mengandung banyak protein adalah ...

a. Susu, telur, agar-agar

b. Susu, kedelai, telur

c. Mie, udang, ayam

2. Pengertian dari makanan sehat yaitu …

a. Makanan sehat adalah makanan yang halal dan membuat kenyang

b. Makanan sehat adalah makanan yang mudah didapatkan disekitar

c. Makanan sehatadalahmakananyang mengandung zat gizi seimbang

3. Minyak kelapa dan buah alpukat termasuk makanan yang banyak

mengandung ...

a. Lemak b. Protein c. Karbohidrat

4. Cara menghilangkan zat-zat yang merugikan atau pestisida dari bahan

makanan yang akan kita konsumsi adalah ...

a. Dicuci b. Disikat c. Dimasak

5. Di bawah ini makanan yang banyak mengandung karoten/pro vitamin A

adalah ...

a. Cumi-cumi, udang, melon

b. tahu, tempe kedelai,kacang hijau

c. pepaya, labu kuning dan brokoli

6. Perebusan sayuran terlalu lama akan menyebabkan...

a. Sayur lembek dan berwarna pucat

b. Vitamin pada sayuran rusak

c. Rasa sayuran menjadi hambar

7. Sayuran dan buah-buahan yang berwarna kuning, merah, dan hijau tua

baik dikonsumsi untuk anak-anak karena banyak mengandung ....

a. Retinol b. vitamin C c. karoten

8. Air minum yang baik dikonsumsi keluarga adalah air minum yang

memenuhi syarat-syarat air bersih sebagai berikut, kecuali....

a. Tidak Berasa b. Tidak berwarna c. Tidak jernih

9. Berikut ini merupakan contoh penyusunan menu yang mengandung zat

gizi yang lengkap adalah......

Page 112: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

101

a. Nasi,telur goreng, tempegoreng, pepaya dan air putih

b. Nasi, tempegoreng, bihun, pisang, air putih

c. Nasi, ayambacem, sayur sawi, jeruk, air putih

10. ASI Eksklusif dianjurkan untuk diberikan kepada balita pada usia ...

a. 0 – 4 bulan b. 0 – 6 bulan c. 0 – 2 tahun

11. Pemberian makanan pendampingASI (MP-ASI) yang tepat pertama kali

diberikan balita pada usia ...

a. 4 bulan b. 6 bulan c. 1 tahun

12. Frekuensi yang tepat untuk memberikan MP-ASI balita usia 9 – 12

bulanadalah ...

a. 3 x makanan lumat + ASI

b. 3 x makanan lembik + 2 x makanan selingan

c. 3 x makanan keluarga + 2 x makanan selingan

13. Asam lemak esensial omega-3 yang baik untuk perkembangan otak

balita banyak terdapat pada...

a. daging, sayuran berwarna kuning dan merah

b. ikan laut, kacang-kacangan dan bayam

c. minyak kelapa, buah-buahan dan vitamin C

14. Prinsip yang tepat dalam pemberian makanan pada balita disesuaikan

dengan ...

a. Usia dan kebutuhan balita

b. Usia dan berat badan balita

c. Usia dan ekonomi keluarga

15. Anak yang kekurangan protein dalam waktu lama akan mengalami

penyakit sebagai berikut...

a. Beri-beri b. Busung lapar c. Kurang darah

16. Bila hasil pengukuran berat badan pada KMS mendekati garis merah,

hal tepat yang dilakukan adalah….

a. Memberikan makanan tambahan kepada balita

b. Merujuk balita ke dokter

c. Melipat gandakan porsi makan balita

17. Anak yang berumur 1 tahun seharusnya sudah dapat melakukan …

a. Berjalan

b. Berdirisendiri

c. Mengangkatsatu kaki

Page 113: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

102

18. Jumlah jam tiduruntuk balita umur 18 bulan – 3 tahun adalah …

a. 14 – 18 jam per hari

b. 12 – 14 jam per hari

c. 11 – 12 jam per hari

Page 114: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

103

Lampiran 9

KUNCI JAWABAN KUESIONER

11. B

12. C

13. A

14. A

15. C

16. B

17. C

18. C

19. C

20. B

21. B

22. B

23. B

24. A

25. B

26. A

27. B

28. C

Page 115: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

104

Lampiran 10

DOKUMENTASI

Gambar 1. Pembagian kuesioner

Gambar 2. Pengisian kuesioner

Gambar 3. Penimbangan berat badan

Gambar 4. Pengukuran tinggi badan

Page 116: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

105

Gambar 5. Bersama bidan desa dan kader posyandu

Gambar 6. Suasana posyandu

Gambar 7. Pengisian kuesioner dibantu

oleh peneliti

Page 117: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

106

Lampiran 11

FORMULIR PERSETUJUAN DAN KUESIONER

Page 118: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

107

Page 119: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

108

Page 120: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

109

Page 121: HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ...

110

Lampiran 12

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap : Rinda Yusuf Dinanisas Rahma

2. Tmpt & Tgl

Lahir

: Grobogan, 18 maret 1997

3. Alamat Rumah : Jl. Pilang Kidul RT5 RW6, Gubug. Kec.

Gubug, Kab. Grobogan (58164)

4. No HP : 085712713919

5. Email : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. SD Negeri 04 Gubug (2003 – 2009)

b. SMPIT Nurul Islam Tengaran (2009 – 2012)

c. MAN 1 Surakarta-Boarding School (2012 – 2015)

2. Pendidikan Non Formal

a. Madrasah Diniyah Miftahul Mubtadiin (2003 – 2009)

b. Intensive English Conversation (2013 -2014)

Semarang, 11 Juli 2019

Rinda Yusuf Dinanisas Rahma

NIM: 1507026023