HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA...

102
HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 (skripsi) Oleh IGUS ULFA YAZE 1018011012

description

igus

Transcript of HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI

DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA

NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR

LAMPUNG TAHUN 2013

(skripsi)

Oleh

IGUS ULFA YAZE

1018011012

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2014

Page 2: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI

DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK

SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

Oleh

IGUS ULFA YAZE

Anemia dalam kehamilan memberi dampak buruk bagi ibu maupun janin, baik dalam kehamilan, persalinan, maupun nifas dan masa selanjutnya. Salah satu faktor yang menjadi faktor resiko anemia dalam kehamilan adalah jarak kehamilan dan status gizi ibu.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jarak kehamilan dan status gizi terhadap anemia dalam kehamilan. Jenis penelitiaan ini adalah metode analitik-korelatif dengan pendekatan cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Bidan Praktek Swasta jalan Slamet Riyadi IV Pahoman Bandar Lampung pada bulan November tahun 2013. Jumlah saampel dalam penelitian ini berjumlah 72 orang dengan tekhnik pengambilan sampling dengan metode purposive sampling. Jarak kehamilan didapatkan dengan wawancara sedangkan status gizi dan kadar hb ibu hamil didapatkan dengan melakukan pengukuran langsung indeks masa tubuh dan hb meter.

Dari hasil analisis menggunakan chi-square, didapatkan p = 0,003 untuk jarak kehamilan dengan anemia, sedangkan untuk status gizi dengan anemia p = 0,031.

Page 3: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan jarak kehamilan dan status gizi dengan anemia pada ibu hamil (p < 0,05).

Kata kunci : anemia dalam kehamilan, ibu hamil, jarak kehamilan, status gizi.

Page 4: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN NUTRIENT STATUS AND PREGNANCY SPACE ON PREGNANT WOMEN WITH ANEMIA IN

PRIVATE MIDWIVES-PRACTICE ON SELAMET RIYADI IV STREET PAHOMAN BANDAR LAMPUNG

By

IGUS ULFA YAZE

  

Anemia in pregnancy give bad impact for both mother and fetus, either during pregnancy, childbirth, porturition, and the further step. One of thefactor that becomes a risky factor on anemia in pregnancy is pregnancy space and nutritent status of the mother.

This research aims to know the correlation between pregnancy space and nutritient statuson anemia in pregnancy. This research is analytic-correlative method by using cross sectional approach. The population in this research is pregnant mothers whom check thier pregnancy in private midwives-practice on Selamet Riyadi IV street, Pahoman,Bandar Lampung by November 2013. There are 72 samples using purposive sampling method to take the data. The range of pregnancy was obtained through interview , while nutritient status of pregnant women was obtained through direct measurement of body mass index and hemolgobin meter.

From the analysis using chi-square, it was found that p = 0.003 for pregnancy space with anemia, while p= 0,031 for nutritient statuswith anemia. From the result, it was found that the correlation between pregnancy space and nutrient status with anemia on pregnant mother is (p<0,05)

Keywords: Pregnancy space, Nutritional status , Anemia in pregnancy, Pregnant women.

Page 5: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

SANWACANA

Bismilahirohmanirrohim…

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

atas segala rahmat dan karunia-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Hubungan Antara Jarak Kehamilan Dan Status Gizi

Dengan Anemia Pada Ibu Hamil Di Bidan Praktek Swasta Nyonya Dessy Jalan

Slamet Riyadi IV Pahoman Bandar Lampung Tahun 2013” adalah salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Universitas Lampung .

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Sutyarso, M.Biomed, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung;

2. dr. Azelia Nusadewiarti, M. PH, selaku Pembimbing Utama atas

kesediaannya untuk memberikan bimbingan, perhatian, ilmu, motivasi, saran

dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;

3. dr. Reni Zuraida, M. Si, selaku Pembimbing Kedua atas kesediaannya untuk

memberikan bimbingan, perhatian, ilmu, motivasi, saran dan kritik dalam

proses penyelesaian skripsi ini;

Page 6: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

4. dr. Hernowo AW, M. Kes, selaku Penguji Utama pada ujian skripsi. Terima

kasih untuk segala masukan dan saran-saran yang sangat berarti dalam

penyempurnaan skripsi ini;

5. Bidan Praktek Swasta, terima kasih atas kerjasamanya dalam membantu

penulis dalam melakukan penelitian untuk skripsi ini;

6. Seluruh responden yang telah meluangkan waktu kerjanya membantu penulis

dalam melakukan penelitian untuk skripsi ini;

7. Seluruh Staf Dosen/Pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung,

terima kasih atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis untuk menambah

wawasan yang menjadi landasan bagi masa depan dan cita-cita;

8. Bapak dan Ibu Staf Administrasi dan Tata Usaha Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung, terima kasih atas kerjasama dan bantuannya;

9. Yang tercinta Papa, Mama dan kakaku tersayang Falihul Jabbar atas kasih

sayang, segala doa yang tulus, kesabaran, keikhlasan, tanggung jawab,

motivasi dan dukungannya yang tak pernah surut dalam mendidik ananda;

10. Muhammad Fatir, terima kasih atas perhatian, dukungan, motivasi dan

kesabaran dalam menemani langkah saya selama ini;

11. Sahabat-sahabatku, Widya Handayani, Made Dwi Adnyani dan Meka Anggi

Dian Primadina terima kasih untuk persahabatan yang sangat berarti ini;

12. Rekan – rekan angkatan 2010, atas kebersamaannya dan bantuannya selama

ini;

13. Kakak-kakak 2002-2009 dan adik-adik 2011-2013 FK Unila, atas dukungan,

motivasi dan semangatnya;

Page 7: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu yang telah

memberikan bantuan dalam penulisan skripsi.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi besar harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, 2014

Igus Ulfa Yaze

Page 8: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 2

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................. 3

1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................... 3

1.4.1 Bagi Penulis............................................................................................ 3

1.4.2 Bagi Inatitusi Pendidikan........................................................................ 4

1.4.3 Bagi Institusi Kesehatan......................................................................... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anemia dalam kehamilan.................................................................................. 5

2.1.1 Faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil................. 6

2.1.2 Pengertian Anemia.................................................................................. 9

2.1.3 Anemia fisiologi dalam kehamilan....................................................... 10

2.1.4 Patofisiologi.......................................................................................... 10

2.1.5 Klasifikasi anemia ibu hamil................................................................. 11

2.1.6 Bahaya anemia dalam kehamilan.......................................................... 12

2.1.6.1 Pengaruh anemia terhadap kehamilan........................................... 14

2.1.6.2 Akibat anemia terhadap kehamilan............................................... 14

2.1.7 Pencegahan anemia............................................................................... 15

2.2 Hubungan jarak kehamilan dengan kejadian anemia pada ibu hamil............. 16

2.3 Jarak Kehamilan.............................................................................................. 16

2.4 Status Gizi....................................................................................................... 18

Page 9: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

2.4.1 Penilaian Status Gizi............................................................................. 20

2.4.2 Dampak Gizi Kurang pada Ibu Hamil.................................................. 23

2.5 Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 27

2.5.1 Kerangka Teori .................................................................................... 27

2.5.2 Kerangka Konsep ................................................................................. 29

2.6 Hipotesis ......................................................................................................... 29

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1Desain Penelitian.............................................................................................. 30

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................... 30

3.3 Populasi dan Sampel....................................................................................... 30

3.4 Identifikasi Variabel Penelitian....................................................................... 31

3.5 Definisi Oprasional......................................................................................... 32

3.6 Alat dan Cara Penelitian ................................................................................. 34

3.6.1 Alat Penelitian....................................................................................... 34

3.6.2 Cara Pengambilan data.......................................................................... 34

3.7 Alur penelitian................................................................................................. 35

3.8 Pengolahan dan Analisis Data......................................................................... 35

3.8.1 Pengolahan Data................................................................................... 35

3.8.2 Analisis Statistika ................................................................................. 46

Page 10: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ............................................................................................................... 37

4.1.1 Kriteria Responden .............................................................................. 37

4.2 Anasila Univariat ........................................................................................... 39

4.2.1 Jarak Kehamilan ................................................................................... 39

4.2.2 Status Gizi berdasarkan IMT ............................................................... 39

4.2.3 Kadar Hemoglobin ............................................................................... 40

4.3 Analisa Bivariat .............................................................................................. 40

4.3.1 Distribusi Jarak Kehamilan dengan Anemia ........................................ 40

4.3.2 Distribusi Hubungan Status Gizi dengan Anemia ............................... 41

4.4 Pembahasan .................................................................................................... 42

4.4.1 Analisa Univariat ................................................................................. 42

4.4.2 Analisa Bivariat .................................................................................... 45

V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ........................................................................................................ 49

5.2 Saran ............................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Total kenaikan berat badan yang disarankan selama kehamilan

IMT (kg/m²) ........................................................................................... 27

Tabel 2 Definisi Oprasional ................................................................................. 33

Tabel 3 Usia Responden ....................................................................................... 38

Tabel 4 Tingkat Pendidikan Responden .............................................................. 39

Tabel 5 Paritas Responden ................................................................................... 39

Tabel 6 Jarak Kehamilan Responden ................................................................... 39

Tabel 7 Status Gizi Responden ............................................................................ 40

Tabel 8 Kadar Hemoglobin Responden ............................................................... 40

Tabel 9 Hubungan Jarak Kehamilan dengan Anemia .......................................... 41

Tabel 10 Hubungan Status Gizi dengan Anemia ................................................. 41

Page 12: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Teori .................................................................................... 28

Gambar 2 Kerangka Konsep ................................................................................ 29

Gambar 3 Alur Penelitian ..................................................................................... 35

Page 13: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) pada tahun 2010 menunjukkan

bahwa ibu hamil yang terkena anemia mencapai 40%-50%. Prevalensi

anemia pada kehamilan di Provinsi Lampung adalah tertinggi di pulau

Sumatera. Tingginya jumlah anemia ibu hamil di provinsi Lampung yaitu

sebanyak 69,7% angka itu lebih tinggi dari angka anemia gizi nasional yaitu

sebanyak 63% (Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2010).

Menurut penelitian Melisa di jambi (2013) hasil prevalensi anemia ibu hamil

yaitu 51,5%. Proporsi anemia ibu hamil berdasarkan umur terbanyak pada

umur 20-30 tahun yaitu 79,4%, asupan tablet besi (Fe) tidak cukup 51,5%,

paritas multipara 63,2% dan pengetahuan baik 57,4%. Menurut penelitian

Noviza D (2006) yang dilakukan di Medan 80% ibu hamil dalam keadaan

anemia.

Menurut penelitian Silalahi M (2006) resiko kejadian anemia pada ibu hamil

yang mempunyai jarak kehamilan < 2 tahun adalah antara 1,284: 11,782 kali

dibanding ibu hamil yang mempunyai jarak kehamilan ≥ 2 tahun. Menurut

Page 14: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

penelitian Agustini N, ibu hamil yang melahirkan di Kabupaten Labuhan

Batu pada tahun 2008 yang mengalami anemia berjumlah 86 orang dimana

yang melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) sebanyak 31 orang

(36,0%) dan yang melahirkan bayi dengan berat lahir normal (BBLN)

sebanyak 55 orang (63,0%).

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti sangat tertarik untuk melakukan

penelitian tentang kejadian anemia pada ibu hamil yang dihubungkan dengan

jarak kehamilan dan satus gizi. Oleh karena itu peneliti memilih penelitian

dengan judul ”Hubungan antara jarak kehamilan dan status gizi dengan

anemia pada ibu hamil di Bidan Praktek Swasta (BPS) Jalan Selamet Riyadi

Pahoman Bandar Lampung pada bulan November 2013 ?”.

1.2 Rumusan Masalah

Lampung adalah salah satu provinsi dengan angka ibu hamil yang mengalami

anemia terbesar di Pulau Sumatra. Tingginya kejadian anemia pada ibu hamil

di Provinsi Lampung di akibatkan oleh berbagai faktor penyebab, pada tahun

2010 sebanyak 69,7% ibu hamil yang mengalami anemia. Anemia

memberikan dampak negatif tidak hanya terhadap ibu hamil namun juga

kepada janin. Salah satu faktor tersebut adalah jarak kehamilan dan status gizi

ibu hamil. Jarak kehamilan yang kurang dari 2 tahun serta status gizi yang

yang kurang pada ibu hamil akan menyebabkan seorang ibu hamil mudah

mengalami anemia. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui bagaimana

hubungan antara anemia dengan jarak kehamilan dan status gizi ibu hamil,

Page 15: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

sehingga dirumuskan masalah : ”Adakah hubungan antara jarak kehamilan

dan status gizi dengan anemia pada ibu hamil di Bidan Praktek Swasta (BPS)

Jalan Selamet Riyadi Pahoman Bandar Lampung?”

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara jarak kehamilan dan status gizi dengan

kejadian anemia.

2. Tujuan Khusus :

i. Mengetahui distribusi frekuensi rata-rata jarak kehamilan

ii. Mengetahui distribusi frekuensi status gizi ibu hamil

iii. Mengetahui prevalensi anemia pada ibu hamil di Bidan Praktek

Swasta (BPS) Jalan Selamet Riyadi Pahoman Bandar Lampung

iv. Mengetahui dan menganalisis hubungan jarak kehamilan dengan

anemia pada ibu hamil

v. Mengetahui dan menganalisis hubungan status gizi dengan anemia

pada ibu hamil

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi penulis

1. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penelitian tentang

hubungan antara jarak kehamilan dan status gizi dengan anemia.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

2. Menerapkan ilmu yang telah di dapatkan kepada masyarakat luas

tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia

pada ibu hamil

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam

memberikan informasi dan pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil

1.4.3 Bagi Institusi Kesehatan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan

pelayanan dan penyuluhan bagi ibu hamil sehingga dapat mendeteksi

anemia secara dini

Page 17: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anemia dalam kehamilan

Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam

kehamilan, persalinan, maupun nifas dan masa selanjutnya. Penyulit penyulit

yang dapat timbul akibat anemia adalah : keguguran (abortus), kelahiran

prematur, persalinan yang lama akibat kelelahan otot rahim di dalam

berkontraksi (inersia uteri), perdarahan pasca melahirkan karena tidak adanya

kontraksi otot rahim (atonia uteri), syok, infeksi baik saat bersalin maupun

pasca bersalin serta anemia yang berat (<4 gr%) dapat menyebabkan

dekompensasi kordis. Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan syok dan

kematian ibu pada persalinan (Wiknjosastro, 2007).

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin

dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr % pada trimester

2, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil,

terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2 (Cunningham. F, 2005).

Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia akibat

kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur besi dalam makanan.

Gangguan penyerapan, peningkatan kebutuhan zat besi atau karena terlampau

banyaknya zat besi yang keluar dari tubuh, misalnya pada perdarahan. Wanita

Page 18: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

hamil butuh zat besi sekitar 40 mg perhari atau 2 kali lipat kebutuhan kondisi

tidak hamil.

Beberapa penyebab anemia yaitu :

1. Zat besi yang masuk melalui makanan tidak mencukupi kebutuhan.

2. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi, terutama ibu hamil,

masa tumbuh kembang pada remaja, penyakit kronis, seperti

tuberculosis dan infeksi lainnya.

3. Perdarahan yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang, malaria, haid

yang berlebihan dan melahirkan.

2.1.1 Faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil

1. Umur Ibu

Menurut Amiruddin (2007), bahwa ibu hamil yang berumur kurang dari

20 tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu 74,1% menderita anemia dan ibu

hamil yang berumur 20 – 35 tahun yaitu 50,5% menderita anemia.

Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebihdari 35 tahun,

mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil, karena akan membahayakan

kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya, beresiko

mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia.

2. Paritas

Menurt Herlina (2006), Ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai

resiko 1.454 kali lebih besar untuk mengalami anemia di banding dengan

paritas rendah. Adanya kecenderungan bahwa semakin banyak jumlah

kelahiran (paritas), maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

3. Kurang Energi Kronis (KEK)

41% (2.0 juta) ibu hamil menderita kekurangan gizi. Timbulnya masalah

gizi pada ibu hamil, seperti kejadian KEK, tidak terlepas dari keadaan

sosial, ekonomi, dan bio sosial dari ibu hamil dan keluarganya seperti

tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, konsums pangan, umur, paritas,

dan sebagainya.

Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu cara untuk

mengetahui resiko Kurang Energi Kronis (KEK) Wanita UsiaSubur

(WUS). Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau

perubahan tatus gizi dalam jangka pendek. Pengukuran lingkar lengan

atas (LILA) dapat digunakan untuk tujuan penapisan status gizi Kurang

Energi Kronis (KEK). Ibu hamil KEK adalah ibu hamil yang mempunyai

ukuran LILA<23.5 cm. Deteksi KEK denganukuran LILA yang rendah

mencerminkan kekurangan energi dan protein dalam intake makanan

sehari hari yang biasanya diiringi juga dengan kekurangan zat gizi lain,

diantaranya besi. Dapat diasumsikan bahwa ibu hamil yang menderita

KEK berpeluang untuk  menderita anemia (Darlina, 2003).

4. Infeksi dan Penyakit

Zat besi merupakan unsur penting dalam mempertahankan daya tahan

tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Menurut penelitian, orang

dengan kadar Hb <10 g/dl memiliki kadar sel darah putih (untuk

melawan bakteri) yang rendah pula. Seseorang dapat terkena anemia

Page 20: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

karena meningkatnya kebutuhan tubuh akibat kondidi fisiologis (hamil,

kehilangan darah karena kecelakaan, pascabedah atau menstruasi),

adanya penyakit kronis atau infeksi (infeksi cacing tambang, malaria,

TBC) (Anonim, 2004). Ibu yang sedang hamil sangat peka terhadap

infeksi dan penyakit menular. Beberapa di antaranya meskipun tidak

mengancam nyawa ibu, tetapi dapat menimbulkan dampak berbahaya

bagi janin. Diantaranya, dapat mengakibatkan abortus, pertumbuhan janin

terhambat, bayi mati dalam kandungan, serta cacat bawaan. Penyakit

infeksi yang di derita ibu hamil biasanya tidak diketahui saat kehamilan.

Hal itu baru diketahui setelah bayi lahir dengan kecacatan. Pada kondisi

terinfeksi penyakit, ibu hamil akan kekurangan banyak cairan tubuh serta

zat gizi lainnya (Bahar, 2006).

Penyakit yang diderita ibu hamil sangat menentukan kualitas janin dan

bayi yang akan dilahirkan. Penyakit ibu yang berupa penyakit menular

dapat mempengaruhi kesehatan janin apabila plasenta rusak oleh bakteri

atau virus penyebab penyakit. Sekalipun janin tidak langsung menderita

penyakit, namun Demam yang menyertai penyakit infeksi sudah cukup

untuk menyebabkan keguguran. Penyakit menular yang disebabkan virus

dapat menimbulkan cacat pada janin sedangkan penyakit tidak menular

dapat menimbulkan komplikasi kehamilan dan meningkatkan kematian

janin 30% (Bahar, 2006).

5. Jarak kehamilan

Menurut Ammirudin (2007) proporsi kematian terbanyak terjadi pada ibu

dengan prioritas 1 – 3 anak dan jika dilihat menurut jarak kehamilan

Page 21: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

ternyata jarak kurang dari 2 tahun menunjukan proporsi kematian

maternal lebih banyak. Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan

ibu mempunyai waktu singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar

bisa kembali ke kondisi sebelumnya. Pada ibu hamil dengan jarak yang

terlalu dekat beresiko terjadi anemia dalam kehamilan. Karena cadangan

zat besi ibu hamil pulih. Akhirnya berkurang untuk keperluan janin yang

dikandungnya.

6. Pendidikan

Pada beberapa pengamatan menunjukkan bahwa kebanyakan anemia

yang di derita masyarakat adalah karena kekurangan gizi banyak di

jumpai di daerah pedesaan dengan malnutrisi atau kekurangan gizi.

Kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan, dan ibu hamil

dengan pendidikan dan tingkat social ekonomi rendah (Manuaba, 2010).

Menurut penelitian Amirrudin dkk (2007), faktor yang mempengaruhi

status anemia adalah tingkat pendidikan rendah

2.1.2 Pengertian Anemia

Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr %

pada trimester I dan III atau kadar lebih kecil 10,5 gr % pada trimester II

(Cunningham,, 2005). Anemia pada kehamilan adalah anemia karena

kekurangan zat besi, menurut WHO kejadian anemia hamil berkisar antara

20 % sampai dengan 89 % dengan menetapkan Hb 11 gr % sebagai

dasarnya. Hb 9 – 10 gr % disebut anemia ringan. Hb 7 – 8 gr % disebut

anemia sedang. Hb < 7 gr % disebut anemia berat (Manuaba, 2010).

Page 22: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

2.1.3 Anemia fisiologi dalam kehamilan

Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena ibu hamil mengalami

hemodelusi (pengenceran) dengan peningkatan volume 30 % sampai 40 %

yang puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jumlah

peningkatan sel darah 18 % sampai 30 % dan hemoglobin sekitar 19 %

(Manuaba, 2010).

2.1.4 Patofisiologi

Anemia adalah suatu kondisi yang mengakibatkan kekurangan zat besi dan

biasanya terjadi secara bertahap. (Zulhaida Lubis, 2003).

i. Stadium 1

Kehilangan zat besi melebihi ukuran, menghabiskan cadangan dalam

tubuh terutama disumsum tulang.

ii. Stadium 2

Cadangan zat besi yang berkurang tidak dapat memenuhi kebutuhan

membentuk sel darah merah yang memproduksi lebih sedikit.

iii. Stadium 3

Mulai terjadi anemia kadar hemoglobin dan haemotokrit menurun.

iv. Stadium 4

Sumsum tulang berusaha untuk menggantikan kekurangan zat besi

dengan mempercepat pembelahan sel dan menghasilkan sel darah

merah baru yang sangat kecil (Mikrositik).

v. Stadium 5

Page 23: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

Semakin memburuknya kekurangan zat besi dan anemia maka timbul

gejala - gejala karena anemia semakin memburuk (Anonim, 2004). Ibu

hamil memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel

darah merah dan membentuk sel darah merah, janin dan plasenta.

Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan

kebutuhan Fe dan zat besi (Zulhaida Lubis, 2003).

2.1.5 Klasifikasi anemia ibu hamil

Secara umum menurut Proverawati (2009) anemia dalam kehamilan

diklasifikasikan menjadi:

a. Anemia defisiensi besi

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan

zat besi dalam darah. Pengobatannya adalah pemberian tablet besi

yaitu keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam

laktasi yang dianjurkan. Untuk menegakkan diagnosis anemia

defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnese. Hasil anamnesa

didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang

dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan

pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan metode sahli,

dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III.

b. Anemia Megaloblastik

Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folat (pteryglutamic

acid) dan defisiensi vitamin B12 (cyanocobalamin) walaupun jarang.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

Menurut Hudono (2007) tablet asam folat diberikan dalam dosis 15-30

mg, apabila disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dengan dosis 100-

1000 mikrogram sehari, baik per os maupun parenteral.

c. Anemia Hipoplastik dan Aplastik

Anemia disebabkan karena sum-sum tulang belakang kurang mampu

membuat sel-sel darah baru.

d. Anemia Hemolitik

Anemia disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung

lebih cepat daripada pembuatannya. Menurut penelitian, ibu hamil

dengan anemia paling banyak disebabkan oleh kekurangan zat besi

(Fe) serta asam folat dan viamin B12. Pemberian makanan atau diet

pada ibu hamil dengan anemia pada dasarnya ialah memberikan

makanan yang banyak mengandung protein, zat besi (Fe), asam folat,

dan vitamin B12.

2.1.6 Bahaya anemia dalam kehamilan ( Manuaba, 2010)

Pengaruh anemia pada kehamilan. Risiko pada masa antenatal : berat

badan kurang, plasenta previa, eklamsia, ketuban pecah dini, anemia pada

masa intranatal dapat terjadi tenaga untuk mengedan lemah, perdarahan

intranatal, syok, dan masa pascanatal dapat terjadi subinvolusi. Sedangkan

komplikasi yang dapat terjadi pada neonatus : premature, apgar scor

rendah, gawat janin.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

Bahaya pada Trimester II dan trimester III, anemia dapat menyebabkan

terjadinya partus prematur, perdarahan ante partum, gangguan

pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian,

gestosisdan mudah terkena infeksi, dan dekompensasi kordis hingga

kematian ibu (Mansjoer A. dkk., 2008).

Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan, dapat menyebabkan

gangguan his primer, sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan

dengan tindakan-tindakan tinggi karena ibu cepat lelah dan gangguan

perjalanan persalinan perlu tindakan operatif (Mansjoer A. dkk., 2008).

Anemia kehamilan dapat menyebabkan kelemahan dan kelelahan sehingga

akan mempengaruhi ibu saat mengedan untuk melahirkan bayi (Smith et

al., 2012). Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan : gangguan his-

kekuatan mengejan, Kala I dapat berlangsung lama dan terjadi partus

terlantar, Kala II berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering

memerlukan tindakan operasi kebidanan, Kala III dapat diikuti retensio

plasenta, dan perdarahan postpartum akibat atonia uteri, Kala IV dapat

terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri. Pada kala nifas :

Terjadi subinvolusi uteri yang menimbulkan perdarahan post partum,

memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang,

dekompensasi kosrdis mendadak setelah persalinan, anemia kala nifas,

mudah terjadi infeksi mammae (Saifudin, 2006)

Pertumbuhan plasenta dan janin terganggu  disebabkan karena terjadinya

penurunan Hb yang diakibatkan karena selama hamil volume darah 50%

Page 26: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

meningka dari 4 ke 6 L, volume plasma meningkat sedikit yang

menyebabkan penurunan konsentrasi Hb dan nilai hematokrit. Penurunan

ini akan lebih kecil pada ibu hamil yang mengkonsumsi zat besi. Kenaikan

volume darah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan perfusi dari plasenta

dan untuk penyediaan cadangan saat kehilangan darah waktu melahirkan.

Selama kehamilan rahim, plasenta dan janin memerlukan aliran darah yang

cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi (Smith et al., 2012).

2.1.6.1 Pengaruh anemia terhadap kehamilan :

a) Abortus

b) Persalinan prematuritas

c) Hambatan tumbuh kembang janin

d) Mudah infeksi

e) Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr %)

f) Heperemesis gravidarum

g) Perdarahan antepartum

h) Ketuban pecah dini

2.1.6.2 Akibat anemia terhadap kehamilan:

a) Abortus

b) Kematian intra uterine

c) Persalinan prematuritas tinggi

d) Berat badan lahir rendah

e) Kelahiran dengan anemia

f) Cacat bawaan

Page 27: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

g) Bayi mudah infeksi sampai kematian perinatal

h) Intelegiensia rendah (Manuaba, 2010)

2.1.7 Pencegahan anemia

Pencegahan anemia pada ibu hamil antara lain :

a) Mengkonsumsi pangan lebih banyak dan beragam, contoh sayuran

warna hijau, kacang – kacangan, protein hewani, terutama hati.

b) Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk,

tomat, mangga dan lain–lain yang dapat meningkatkan penyerapan

zat besi.

Suplemen zat besi memang diperlukan untuk kondisi tertentu, wanita

hamil dan anemia berat misalnya. Manfaat zat besi selama kehamilan

bukan untuk meningkatkan atau menjaga konsentrasi hemoglobin ibu, atau

untuk mencegah kekurangan zat besi pada ibu. Ibu yang mengalami

kekurangan zat besi pada awal kehamilan dan tidak mendapatkan

suplemen memerlukan sekitar 2 tahun untuk mengisi kembali simpanan

zat besi dari sumber-sumber makanan sehingga suplemen zat besi

direkomendasikan sebagai dasar yang rutin (Depkes, 2008). Penderita

anemia ringan sebaliknya tidak menggunakan suplemen zat besi. Lebih

cepat bila mengupayakan perbaikan menu makanan. Misalnya dengan

konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi seperti telur, susu,

hati, ikan, daging, kacang-kacangan (tahu, oncom, kedelai, kacang hijau,

sayuran berwarna hijau, sayuran berwarna hijau tua (kangkung, bayam)

dan buah-buahan (jeruk, jambu biji dan pisang). Selain itu tambahkan

substansi yang memudahkan penyerapan zat besi seperti vitamin C, air

Page 28: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

jeruk, daging ayam dan ikan. Sebaliknya substansi penghambat

penyerapan zat besi seperti teh dan kopi patut dihindari (Anonim, 2004).

2.2 Hubungan jarak kehamilan dengan kejadian anemia pada ibu hamil

Salah satu penyebab yang dapat mempercepat terjadinya anemia pada wanita

adalah jarak kelahiran pendek Hal ini disebabkan kekurangan nutrisi yang

merupakan mekanisme biologis dan memulihkan faktor hormonal. Jarak

kehamilan sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia pada saat kehamilan

yang berulang dalam waktu singkat akan mengurangi cadangan zat besi ibu.

Pengetahuan jarak kehamilan yang baik minimal 2 tahun menjadi penting

untuk diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk menerima janin kembali

tanpa harus mengurangi cadangan zat besi. Jarak kehamilan yang berdekatan

juga dapat memicu pengabaian pada anak pertama secara fisik maupun psikis,

yang dapat menimbulkan rasa cemburu akibat ketidaksiapan berbagai kasih

sayang dari orang tuanya (Ammirudin, 2007).

2.3 Jarak Kehamilan

Pengertian jarak kehamilan

a. Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine

mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan

(Manuaba, 2010)

b. Jarak kehamilan adalah suatu pertimbangan untuk menentukan

kehamilan yang pertama dengan kehamilan berikutnya. (Depkes RI,

2008).

Page 29: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

Jarak kehamilan sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia saat

kehamilan. Kehamilan yang berulang dalam waktu singkat akan menguras

cadangan zat besi ibu. Pengaturan jarak kehamilan yang baik minimal dua

tahun menjadi penting untuk diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk

menerima janin kembali tanpa harus menghabiskan cadangan zat besinya

(Mardliyanti, 2006). Kematian maternal menjadi resiko tinggi jika terlalu

rapat jarak kelahiran. jarak kelahiran kurang dari 2 tahun dan anemia beresiko

tinggi terhadap kematian maternal karena seorang ibu setelah melahirkan

memerlukan 2 atau 3 tahun untuk dapat memulihkan kondisi tubuhnya dan

mempersiapkan diri untuk persalinan yang berikutnya Ammirudin (2007).

Selepas masa nifas (masa setelah melahirkan), yang rata-rata berdurasi 40

hari, hubungan intim sudah mungkin dilakukan. Secara fisiologis, kondisi alat

reproduksi wanita sudah pulih. Tapi semuanya kembali pada kesiapan fisik

dan psikis, terutama dan pihak wanita. Tiga bulan setelah melahirkan, wanita

sudah bisa hamil lagi.Wanita yang melahirkan dengan jarak yang sangat

berdekatan (dibawah 2 tahun) akan mengalami peningkatan resiko perdarahan

pada trimester ke-3, placenta previa, anemia, ketuban pecah dini,

endometriosis masa nifas, dan kematian saat melahirkan. Penelitian The

Demographic and Health Survey, menyebutkan bahwa anak-anak yang

dilahirkan 3-5 tahun setelah kelahiran kakaknya, memiliki kemungkinan

hidup sehat 2,5 kali lebih tinggi dari pada yang berjarak kelahiran kurang dan

2 tahun.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

Jarak kelahiran yang berdekatan juga dapat memicu pengabaian pada anak

pertama secara fisik maupun psikis, yang dapat menimbulkan rasa cemburu

akibat ketidaksiapan berbagi kasih sayang dan orang tuanya. Selain itu,

pelepasan sel telur (ovulasi) sering mendahului peristiwa haid pertama kali

(menarche) pada remaja yang masuk masa puber. Hal ini dapat menyebabkan

kehamilan pada gadis remaja yang telah masuk ke dalam aktivitas seksual

(Ammirudin,2007).

2.4 Status Gizi

Terjadinya anemia pada ibu hamil salah satu penyebabnya yaitu ibu yang

mengalami masalah gizi yaitu status gizi KEK yang disebabkan asupan

makan yang kurang, kurangnya pemanfaatan perawatan selama kehamilan

atau ANC (Ante Natal Care) pada ibu selama kehamilan berlangsung yang

mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil tidak terpantau dengan baik

status gizi dan kadar Hb (Wahyudin, 2008). Gizi seimbang adalah pola

konsumsi makanan sehari-hari sesuai dengan kebutuhan gizi setiap individu

untuk hidup sehat dan produktif. Agar sasaran keseimbangan gizi dapat

dicapai, maka setiap orang harus mengkonsumsi minimal 1 jenis bahan

makanan dari tiap golongan bahan makanan yaitu karbohidrat, protein hewani

dan nabati, sayuran, buah dan susu (Fahriansjah, 2009).

Menurut Aryani Dwi (2004) status gizi dapat diartikan sebagai keadaan tubuh

sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Berdasrkan

Page 31: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

pengertian status gizi ibu hamil berarti keadaan sebagai akibat konsumsi

makanan dan penggunaan zat-zat gizi sewaktu hamil. Status gizi ibu hamil

sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan, apabila status

gizi ibu buruk dalam kehamilan akan mengakibatkan terhambatnya

pertumbuhan otak janin, abortus dan sebagainya. Jadi pemantauan gizi ibu

hamil sangatlah perlu dilakukan. Masa hamil adalah masa dimana seorang

wanita memerlukan berbagai zat gizi yang jauh lebih banyak dari pada yang

diperlukan dalam keadaan biasa (Moehji, 2003).

Ibu hamil yang menderita KEK dan Anemia mempunyai resiko kesakitan

yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan

ibu hamil  normal. Akibatnya mereka mempunyai resiko yang lebih besar

untuk melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), kematian

saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan

mudah mengalami gangguan kesehatan. Bayi yang dilahirkan dengan BBLR

umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru, sehingga

dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan

dapat mengganggu kelangsungan  hidupnya. Selain itu juga ibu hamil dengan

KEK akan meningkatkan risiko kesakitan dan kematian bayi karena rentan

terhadap infeksi saluran pernafasan bagian bawah, gangguan belajar, serta

masalah perilaku. Seoarang ibu hamil juga memerlukan tambahan zat gizi besi

rata-rata 20 mg perhari, sedangkan kebutuhan sebelum hamil atau pada

kondisi normal rata-rata 26 mg perhari (Lubis, 2003).

Page 32: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

2.4.1 Penilaian Status gizi

Penilaian status gizi pada dasarnya merupakan proses pemeriksaan

keadaan gizi seseorang dengan cara mengumpulkan data penting, baik

yang bersifat objektif maupun subjektif kemudian dibandingkan dengan

standar yang tersedia. Penilaian keadaan gizi seseorang dengan

menggunakan beberapa metode yaitu metode konsumsi makanan,

pemeriksaan laboratorium, antropometri, dan pemeriksaan klinik. Penilaian

gizi terbagi dua yaitu penilaian status gizi secara langsung dan secara tidak

langsung. Penilaian status gizi secara langsung terbagi atas empat yaitu

antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik sedangkan penilaian status gizi

secara tidak langsung terbagi atas survey konsumsi makanan, statistik vital,

dan faktor ekologi (Gibson, 2005).

Cara penilaian status gizi yang digunakan pada penelitin ini adalah dengan

pengukuran antropometri, sebab selain digunakn dalam pemantauan status

gizi yang merupakan salah satu program gizi masyarakat di Indonesia,

antropometri juga memiliki beberapa keuntungan seperti :

1. Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan untuk jumlah

sampel yang besar.

2. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli.

3. Alatnya murah, mudah dibawah dan tahan lama.

4. Metode ini tepat dan akurat karena dapat dibakukan

5. Dapat mendeteksi dan menggambarkan keadaan gizi di masa lampau

6. Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi baik, kurang, dan gizi

buruk karena sudah ada ambang batas yang jelas (Gibson, 2005).

Page 33: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

Masa hamil adalah masa dimana seorang wanita memerlukan berbagai zat

gizi yang jauh lebih banyak dari pada yang diperluka dalam keadaan biasa

(Moehji, 2003). Tujuan penataan gizi pada wanita hamil menurut Arisman

(2004) adalah untuk menyiapkan :

1. Cukup kalori, protein yang bernilai biologi tinggi, vitamin, dan

mineral untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ibu.

2. Makanan padat kalori lebih banyak membentuk jaringan tubuh bukan

lemak

3. Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat baku

selama hamil.

4. Perencanaan pertambahan gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk

memenuhi dan mempertahankan status gizi optimal sehingga dapat

menjalani kehamilan dengan aman dan berhasil, melahirkan bayi

dengan potensi fisik dan mental yang baik, dan memperoleh cukup

energi untuk menyusui serta merawat bayi kelak.

5. Perawatan gizi yang dapat mengurangi atau menghilangkan reaksi

yang tidak diinginkan, seperti mual dan muntah.

6. Perawatan gizi  yang dapat membantu pengobatan yang terjadi

selama kehamilan.

7. Mendorong  ibu  hamil sepanjang waktu untuk  mengembangkan

kebiasaan makan yang baik.

Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan

namun yang seringkali menjadi kekurangan adalah energi, protein, dan

beberapa mineral seperti zat besi dan kalsium. Kebutuhan energi pada

Page 34: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

trimester I meningkat secara minimal, kemudian sepanjang trimester II dan

III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir kehamilan. Energi

tambahan selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu

seperti penambahan volume darah, pertumbuhan uterus, dan payudara,

serta penumpukan lemak. Selama trimester III energi tambahan digunakan

untuk pertumbuhan janin dan plasenta (Lubis, 2003).

Banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, maka World Health

Organisation (WHO) menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 Kkal

sehari pada trimester I, 350 Kkal pada trimester II dan III (Lubis, 2003).

Menurut Arisman (2004) pertambahan berat pada trimester I sebaiknya 1-2

kg tiap minggu, sementara trimester II dan III sekitar 0, 34-0, 50 kg setiap

minggu. Meskipun begitu, pertambahan berat kumulatif wanita pendek

sekitar 8, 8-13, 6 kg mereka yang hamil kembar dibatasi sekitar 15, 4-20, 4

kg dan yang memiliki berat badan berlebih pertambahan berat diperlambat

sampai 0, 3 kg/minggu (Arisman, 2004). Kebutuhan protein wanita hamil

juga meningkat bahkan mencapai 68% dari sebelum hamil. Jumlah protein

yang harus tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925 g

yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin. Bahan pangan

yang dijadikan sumber protei sebaiknya pangan yang bernilai biologi

tinggi seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan hasil olahannya

(Lubis, 2003)

Page 35: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

2.4.2 Dampak Gizi Kurang Pada Ibu Hamil

Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan

masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini :

1. Terhadap Ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan

komplikasi pada ibu antara lain: anemia, perdarahan, berat badan ibu

tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.

2. Terhadap Janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses

pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, kematian

terhadap janin, cacat bawaan, anemia pada bayi, lahir dengan berat

badan lahir rendah (BBLR) (Lubis, 2003). Wanita yang mulai hamil

ketika kondisi gizinya buruk berisiko melahirkan melahirkan dengan

berat badan lahir rendah sebesar 2-3 kali lebih besar dibanding

mereka yang berstatus gizi baik, dan kemungkinan bayi mati sebesar

1, 5 kali lebih besar (Arisman, 2004). Gizi dan Faktor-faktor yang

mempengaruhi pemenuhan gizi zat-zat gizi adalah senyawa-senyawa

kimia yang terkandung dalam makanan yang pada gilirannya diserap

dan digunakan untuk meningkatkan kesehatan (Path, 2004).

Faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil, yaitu:

1. Faktor langsung

Page 36: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

Pada umumnya para ahli berpendapat, bahwa gizi secara langsung

ditentukan oleh asupan makanan dan penyakit, khususnya penyakit

infeksi. Berbagai faktor yang melatarbelakangi kedua faktor tersebut

menurut Budiyanto (2003) antara lain:

a) Keterbatasan ekonomi, keterbatasan ekonomi yang berarti

tidak mampu membeli bahan makanan yang berkualitas baik,

maka pemenuhan gizinya juga akan terganggu. Produk pangan

(jenis dan jumlah makanan), jumlah macam makanan dan

jenis serta banyaknya bahan makanan dalam pola pangan di

suatu negara atau daerah tertentu biasanya berkembang dari

pangan setempat atau dari pangan yang telah ditanam di tempat

tersebut untuk jangka waktu yang panjang.

b) Sanitasi makanan (penyiapan, penyajian, penyimpanan),

dimulai dari penyiapan, penyajian dan penyimpanan makanan

atau pangan hendaknya jangan sampai kadar gizi yang

terkandung dalam bahan makanan tersebut tercemar atau tidak

higienis dan mengandung banyak kuman penyakit.

c) Pembagian makanan dan pangan, pembagian makanan dan

pangan di dalam masyarakat indonesia umumnya masih

dipengaruhi oleh adat atau tradisi, misalnya mereka masih

percaya bahwa ayah adalah orang yang harus diutamakan

dalam segala hal.

d) Kesukaan terhadap jenis makanan, dalam pemenuhan makanan

apabila berdasarkan pada makanan kesukaan saja akan

Page 37: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

berakibat menurunnya pemenuhan gizi, atau sebaliknya akan

berlebih.

e) Pantangan pada makanan tertentu, sehubungan dengan pangan

yang biasanya dipandang pantas untuk dimakan, dijumpai

banyak pola pantangan. Tahayul dan larangan yang beragam

yang didasarkan kepada kebudayaan dan daerah yang berlainan

di dunia, misalnya pada ibu hamil, ada sebagian masyarakat

yang masih percaya ibu hamil tidak boleh makan ikan.

f) Kebiasaan makan, pada umumnya kebiasaan makan seseorang

tidak didasarkan atas keperluan fisik akan zat-zat gizi yang

terkandung dalam makanan. Kebiasaan ini berasal dari pola

makan yang didasarkan pada budaya kelompok dan diajarkan

pada seluruh keluarga.

g) Selera makan, selera makan juga akan mempengaruhi dalam

pemenuhan kebutuhan gizi untuk energi, pertumbuhan,

perkembangan dan kesehatannya. Selera makan dipicu oleh

sistem tubuh misal dalam keadaan lapar, dan dipicu oleh

pengolahan pangan serta penyajian makanan.

h) Pengetahuan gizi, kurangnya pengetahuan dan salah persepsi

tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan juga dapat

mempengaruhi status gizi seseorang.

2. Faktor Tidak Langsung

a. Pendidikan Keluarga

Page 38: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

Tingkat pendidikan keluarga bukan satu-satunya faktor yang

menentukan kemampuan seseorang dalam memenuhi

kebutuhan gizi keluarganya, namun faktor pendidikan dapat

mempengaruhi kemampuan menyerap pengetahuan gizi yang

diperolehnya melalui berbagai informasi.

b. Faktor Budaya

Masih ada kepercayaan untuk melarang memakan tertentu

yang dipandang dari segi gizi sebenarnya mengandung zat gizi

bagi ibu hamil.

c. Faktor Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan sangat penting untuk menyokong status

kesehatan dan gizi ibu hamil. Dimana sebagai tempat

masyarakat memperoleh informasi tentang gizi dan informasi

kesehatan lainnya, bukan hanya dari segi kuratif, tetapi juga

preventif dan rehabilitatif.

d. Asupan Gizi Ibu Hamil Pada Kehamilan Trimester III

Kehamilan adalah suatu keadaan istimewa bagi seorang wanita

sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi

perubahan fisik yang mempengaruhi kehidupannya. Pola

makan dan gaya hidup sehat dapat membantu pertumbuhan dan

perkembangan janin dalam rahim ibu.

Page 39: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

Tabel 1. Total kenaikan berat badan yang disarankan selama kehamilan

IMT (kg/m²).

Kurus (IMT <18,5) 12,7-18,1 kg 0,5 kg/minggu

Normal (IMT 18,5-22,9) 11,3-15,9 kg 0,4 kg/minggu

Overweight (IMT 23-29,9) 6,8-11,3 kg 0,4 kg/minggu

Obesitas (IMT >30) 0,2 kg minggu

Bayi kembar 15,9-20 15,9-20,4 0,7 kg/minggu

Sumber : RISKESDAS (2010)

Perencanaan gizi untuk ibu hamil sebaiknya mengacu pada AKI (Angka

Kecukupan Gizi), Kebutuhan ibu hamil akan protein meningkat sampai

68%, asam folat 100%, kalsium 50% dan zat besi 200%-300%. Bahan

makanan yang dianjurkan harus meliputi 6 kelompok yaitu makanan yang

mengandung protein (hewani dan nabati), susu dan olahannya, roti dan

biji-bijian, buah dan sayuran yang kaya akan vitamin C, sayuran

berwarna hijau tua dan buah (Nanni, 2007). Pada masa kehamilan

trimester III (28-40 minggu), penatalaksanaan gizi pada ibu hamil

bertujuan mencapai status gizi ibu yang optimal sehingga ibu menjalani

kehamilan dengan aman, melahirkan bayi dengan potensi fisik dan

mental, serta memonitor kesehatan janin dan ibunya.

2.5 Kerangka Pemikiran

2.5.1 Kerangka Teori

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin

dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr % pada

trimester 2, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi

Page 40: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

wanita tidak hamil, terjadi karena hemodelusi, terutama pada trimester 2

(Cunningham. F, 2005). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

anemia pada ibu hamil adalah usia ibu, paritas, status gizi, jarak

kehamilan, ibu menderita penyakit, pendidikan dan sosial ekonomi

(Amiruddin, 2007).

Gambar 1 Faktor-faktor yang meneyebabkan anemia pada kehamialan

(modifikiasi Soebroto, 2009; Varney, 2007; Arisman, 2004).

Umur ibu

Paritas

Status Gizi

Jarak Kehamilan

Ibu Menderita Penyakit

Pendidikan

Sosial Ekonomi

Anemia pada Kehamilan

Page 41: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

2.5.2 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2 Kerangka Konsep

2.6 Hipotesis

1. Ada hubungan antara jarak kehamilan dan status gizi dengan anemia pada

ibu hamil di Bidan Praktek Swasta (BPS) Jalan Selamet Riyadi Pahoman

Bandar Lampung.

2. Tidak ada hubungan antara jarak kehamilan dan status gizi dengan anemia

pada ibu hamil di Bidan Praktek Swasta (BPS) Jalan Selamet Riyadi

Pahoman Bandar Lampung.

Jarak kehamilan dan Status gizi

Anemia dalam

kehamilan

Anemia

Tidak anemia

Page 42: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analitik – korelatif dengan pendekatan

Cross Sectional, dimana data pengukuran jarak kehamilan, status gizi, dan

anemia pada ibu hamil di Bidan Praktek Swasta (BPS) Jalan Selamet Riyadi

Pahoman Bandar Lampung di ambil dalam waktu yang bersama (Dahlan,

2008).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Bidan Praktek Swasta (BPS) Jalan

Selamet Riyadi Pahoman Bandar Lampung

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generelasisasi yang terdiri atas subyek atau obyek

penelitian yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditaraik kesimpulannya (Dahlan,

Page 43: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

Keterangan : Zα=1,64

Zβ= 0,84

P2= 0,5

2008). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil di Bidan Praktek

Swasta (BPS) Jalan Selamet Riyadi Pahoman Bandar Lampung.

Dalam penelitian ini menggunaka rumus

n1=n2=( Zα 2PQ + Zβ P1Q1+P2Q2)2

(P1-P2)2

n1=n2=( 1,64 2x 0,6x0,4 + 0,84 0,7x 0,3+0,5 x 0,5 )2

(0,7-0,5)2

= 72,25=72

Teknik pengumpulan sampel dengan cara consecutive sampling. Pada tekhnik

sampel ini pasien yang memiliki kriteria penelitian dijadikan subjek

penelitian dan pengambilan sampel berhenti di lakukan sampai jumlah sampel

terpenuhi (Sastroasmoro S, 2007).

Kriteria Inklusi :

1. Ibu hamil yang berkunjung melakukan ANC

2. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden

Kriteria Eksklusi :

1. Sakit kronis

2. Kehamilan pertama

3. Mengalami abortus pada kehamilan terakhir

3.4 Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas : Jarak Kehamilan dan Status Gizi

2. Variabel terikat : Anemia

Page 44: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

3.5 Definisi Oprasional

Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian ini dan agar penelitian tidak

terlalu luas maka dibuat definisi oprasional sebagai berikut :

Page 45: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

Tabel 2. Defisini oprasional

No.

Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur

Skala

1. Anemia Kondisi ibu dengan kadar hemoglobin < 11gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5gr% pada trimester II (Sarwono, 2006).

Alat untuk mengukur Hb merek Easy touch

1.Anemia : kadar Hb < 11gr% pada trimester I dan III atau kadar Hb < 10,5gr% pada trimester II2. Tidak anemia : kadar Hb > 11gr% pada trimester I dan III atau kadar Hb > 10,5gr% pada trimester II

Ordinal

2. Jarak kehamilan

Jarak kehamilan sebelumnya dengan kehamilan sekarang

HPHT dan tanggal lahir anak terakhir

1. < 2 tahun: anemia2. ≥ 2 tahun : normal(Amirudin, 2007).

Ordinal

3. Status gizi Rasio antara berat badan dalam kilogram dengan tinggibadan dalam meter kuadrat {BB/(TB)2}

Timbangan dan microtoice

1. < 18,5 kurus2. ≥ 18,5 normal(Swandi S, 2004).

Ordinal

Page 46: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

3.6 Alat dan Cara Penelitian

3.6.1 Alat Penelitian

Pada penelitian ini digunakan alat-alat sebagai berikut :

a) Alat tulis

b) Formulir untuk mencatat hasil pengukuran dan observasi

c) Alat pengukur Hb merek Easy touch

d) Kapas alkohol

e) Blood lancet

f) Alat penimbang berat badan

g) Microtoice

3.6.2 Cara pengambilan data

Dalam penelitian ini, seluruh data diambil secara langsung dari

responden (data primer), yang meliputi :

1. Penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian

2. Pengisian informed consent dan check list

3. Penghitunganjarak kehamilan

4. Pencatatan hasil pengukuran pada formulir lembar penelitian.

5. Timbang berat badan

6. Ukur tinggi badan

7. Pencatatan hasil pengukuran pada formulir lembar penelitian.

Page 47: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

3.7 Alur Penelitian

Gambar 3. Alur Penelitian

3.8 Pengolahan dan Analisis data

3.8.1 Pengolahan data

Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan

diubah kedalam bentuk tabel-tabel, kemudian data diolah

menggunakan program software

Kemudian, proses pengolahan data menggunakan program

komputer ini terdiri beberapa langkah :

Pembuatan proposal, perijinan, koordinasi1. Tahap Persiapan

2. Tahap Pelaksanaan

3. Tahap Pengolahan Data

Pengisian informed consent

Penghitungan jarak kehamilan

Pengukuran kadar anemia

Pengukuran Hb

Analisis dengan software

Pengukuran IMT

Pencatatan

Page 48: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

i. Coding, untuk mengkonversikan (menerjemahkan) data yang

dikumpulkan selama penelitian kedalam simbol yang cocok

untuk keperluan analisis.

ii. Data entry, memasukkan data kedalam komputer

iii. Verifikasi, memasukkan data pemeriksaan secara visual

terhadap data yang telah dimasukkan kedalam komputer.

iv. Output komputer, hasil yang telah dianalisis oleh komputer

kemudian dicetak.

3.8.2 Analisis Statistika

Analisis statistika untuk mengolah data yang diperoleh akan

menggunakan program software dimana akan dilakukan 2 macam

analisa data, yaitu analisa univariat dan analisa bivariat.

i. Analisa Univariat

Analisa ini digunakan untuk menentukam distribusi frekuensi

variabel bebas dan variabel terikat.

ii. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah analisa yang digunakan untuk

mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel

terikat dengan menggunakan uji statistik :

Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Chi Square dengan

α=0,05. Apabila syarat-syarat penggunaan Uji Chi Square tidak terpenuhi

maka akan dilakukan uji alternatif yaitu Uji Fisher exact.

Page 49: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Jarak Kehamilan

dan Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Bidan Praktek

Swasta jalan Slamet Riyadi IV Pahoman Bandar Lampung pada bulan

November - Desember tahun 2013. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi

untuk menjadi responden berjumlah 72 orang.

4.1.1 Kriteria Responden

Karakteristik responden meliputi usia, tingkat pendidikan, dan paritas.

4.1.1.1 Usia Responden

Dari 72 responden sebanyak 45 orang (62%) berusia antara 20-30

tahun; sebanyak 22 orang (31%) berusia antara 30-40 tahun; dan

sebanyak 5 orang (7%) berusia kurang dari 20 tahun. Usia responden

disajikan dalam Tabel 3.

Page 50: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

Tabel 3. Usia Responden

Usia Frekuensi Presentasi<20 tahun 5 7%

20-30 tahun 45 62%30-40 tahun 22 31%

Total 72 100%

4.1.1.2 Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan responden sebagian besar tamatan SD sebanyak 29

orang (41%); responden yang berpendidikan SMP sebanyak 22 orang

(29%); rseponden yang berpendidikan SMA 14 orang (20%) dan yang

berpendidikan diploma/sarjana berjumlah 7 orang (10%). Tingkat

Pendidikan responden disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4. Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat Pendidikan Frekuensi PresentasiSD 29 41%

SMP 22 29%SMA 14 20%

Perguruan Tinggi 7 10%Total 72 100%

4.1.1.3 Paritas Responden

Jumlah anak (paritas) responden terdiri dari 38 orang yang memiliki

anak 1-2 (62%); sebanyak 27 yang memiliki anak 3-4 (31%) dan

sisanya memiliki 5 anak sebanyak 7 orang (7%). Paritas responden

disajikan dalam Tabel 5.

Page 51: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

Tabel 5. Paritas Responden

Paritas Frekuensi Presentasi1-2 anak 38 53%3-4 anak 27 37%>4 anak 7 10%

Total 72 100%

4.2 Analisa Univariat

4.2.1. Jarak Kehamilan

Dari 72 responden terdapat 26 orang (36%) yang memiliki jarak

kehamilan kurang dari 2 tahun; 46 orang (63%) yang memiliki jarak

kehamilam lebih dari 2 tahun. Jarak kehamilan disajikan dalam Tabel 6.

Tabel 6. Jarak Kehamilan Responden

Jarak Kehamilan Frekuensi Presentase

<2 tahun 26 36%>2 tahun 46 63%

Total 72 100

4.2.2 Satus Gizi berdasarkan IMT

Dari 72 orang responden terdapat 17 orang (23,6 %) yang status gizinya

kurang baik; 55 orang (76,4 %) yang status gizinya baik. distribusi status

gizi pada ibu hamil disajikan pada Tabel 7 berikut ini:

Page 52: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

Tabel 7. Status Gizi Responden

Status Gizi Frekuensi Presentasi<18 17 23,6%>18 55 76,4%

Total 72 100%

4.2.3 Kadar Hemoglobin (Hb)

Dari 72 orang responden terdapat 48 orang (66,7%) ibu yang mengalami

anemia; dan terdapat 24 orang (33,3 %) ibu yang tidak mengalami

anemia. distribusi jarak kehamilan pada ibu hamil disajikan pada Tabel 8

berikut ini:

Tabel 8. Kadar Hemoglobin Responden

Variabel Frekuensi PresentasiAnemia 48 66,7%

Tidak anemia 24 33,3%Total 72 100%

4.3 Analisa Bivariat

4.3.1. Distribusi Jarak Kehamilan dengan Anemia pada Kehamilan

Dari 72 orang responden terdapat 26 orang (36%) yang memiliki jarak

kehamilan kurang dari 2 tahun. Responden yang mengalami anemia

sebanyak 23 orang (32%); dan yang tidak mengalami anemia sebanyak

3 orang (4%). Responden yang memiliki jarak kehamilan lebih dari 2

tahun sebanyak 46 orang (64%). Dari jumlah tersebut terdapat 25 orang

(34%) diantaranya mengalami anemia; dan 21 orang lainnya (29%)

tidak mengalami anemia. Didapatkan nilai p=0,003 (p<0,05), artinya

Page 53: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

terdapat hubungan yang bermakna antara jarak kehamilan dengan

kejadian anemia pada ibu hamil. Hubungan jarak kehamilan dengan

anemia disajikan pada Tabel 9 berikut:

Tabel 9. Hubungan Jarak Kehamilan dengan Anemia

VariabelKadar Hb

Total p ORAnemia Tidak anemia

Jarak Kehamilan

<2 th 23 3 26 0,003 6,44>2 th 25 21 46

Total 48 24 72

4.3.2 Distribusi Hubungan Status Gizi dengan Anemia

Dari 17 orang (23%) responden dengan status gizi yang kurang baik,

terdapat 15 orang (20%) diantaranya mengalami anemia; 2 orang (3%)

tidak mengalami anemia. Responden dengan status gizi yang baik

berjumlah 55 orang (76%), terdapat 33 orang (46%) diantaranya

mengalami anemia; 22 orang (30%) tidak mengalami anemia.

Didapatkan p=0,031, artinya terdapat hubungan yang bermakna antara

status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Hubungan staus gizi

dengan anemia disajukan pada Tabel 10 berikut:

Tabel 10. Hubungan Status Gizi dengan Anemia

VariabelKadar Hb

Total p ORAnemia Tidak anemia

IMT<18 15 2 17 0,031 5,00>18 33 22 55

Total 48 24 72

Page 54: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

4.4 Pembahasan

4.4.1 Analisa Univariat

Dalam penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu hamil dengan usia

20-30 tahun sebanyak 45 orang (62%) jika dibandingkan dengan

Riskesdas tahun 2010 hasil ini cukup tinggi, jumlah ibu hamil yang

berusia 20-30 hanya sebesar 45,2%. Sebaliknya untuk ibu hamil yang

berusia antara 30-40 tahun dari hasil penelitian lebih rendah jika

dibandingkan dengan Riskesdas tahun 2010, dalam penelitian ini jumlah

ibu hamil yanng berusia antara 30-40 tahun sebanyak 22 orang (31%)

sedangkan hasil Riskesdas berjumlah 42,6%. Sama halnya dengan

jumlah ibu hamil yang berusia kurang dari 20 tahun jumlah proporsi

dalam penelitian ini lebih rendah jika dibandingkan dengan hasil

Riskesdas. Dari hasil penelitian, peneliti hanya mendapatkan 5 orang

(7%) sedangkan hasil Riskesdas berjumlah 26%.

Peneliti mendapatkan paritas ibu hamil sebanyak 28 orang dengan jumlah

anak 1-2 (38,8%) hasil ini berbeda dengan hasil Riskesdas tahun 2010

yang jauh lebih besar yaitu 56,1%. Pada ibu yang memiliki jumlah anak

3-4 hasil penelitian ini didapatkan 37,5% hasil ini lebih besar

dibandingkan dengan hasil Riskesdas yaitu sebesar 29,9%. Namun pada

ibu yang memiliiki anak >4 hasil ini hampir serupa dengan hasil

Riskesdas yaitu 9,7% dan 11,8%. Prevalensi di Provinsi Lampung, ibu

Page 55: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

dengan jumlah anak 1-2 sebesar 54,4%; ibu dengan jumlah anak 3-4

sebesar 31,5% dan ibu dengan jumlah anak lebih dari 4 sebanyak 11,8%.

Tingkat pendidikan ibu dari hasil penelitian ini sebagian besar tamatan

SD sebanyak 29 orang (41%) berbeda dengan hasil Riskesdas tahun

2010, tingkat pendidikan ibu hamil didominasi oleh ibu yang

berpendidikan perguruan tinggi (25,7%) sedangkan dalam penelitian ini

ibu yang berpendidikan sampai jenjang perguruan tinggi hanya sebesar 7

orang (10%). Tingkat pendidikan ibu yang menyelesaikan sampei jenjang

pendidikan SMA sederajat hasil penelitian ini hampir sama dengan yang

didapatkan oleh Riskesdas tahun 2010 yaitu 20% dan 21,7%. Hasil yang

berbeda didapatkan pada tingkat penididikan ibu yang menyelesaikan

sampai jejang SMP yaitu 29% dan 2%.

Jarak kehamilan ibu hamil pada penelitaian ini didapatkan sebagian besar

memiliki jarak kehamilan lebih dari 2 tahun, yaitu sebanyak 46 orang

(63%) berbeda dengan hasil dara Riskesdas, tahun 2010 yaitu 32,9%.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wara Fitria

tahun 2006 didapatkan hasil presentasi ibu hamil dengan jarak kehamilan

lebih dari 2 tahun sebesar 77,5% dan 22,5% ibu hamil dengan jarak

kehamilan kurang dari 2 tahun. Penelitian lain yang dilakukan oleh

Evhany tahun 2013 didapatkan presentasi ibu hamil dengan jarak

kehamilan kurang dari 2 tahun dan lebih dari 2 tahun yaitu 50% : 50%.

Page 56: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

Hasil ini menunjukkan bahwa jarak kehamilan yang lebih dari 2 tahun

sudah mencapai kisaran 50% atau lebih. Jarak Kehamilan yang terlalu

dekat merupakan salah satu faktor resiko tinggi dalam kehamilan, jarak

kehamilan yang ideal adalah 2 tahun, jika di tinjau dari presentasi sampel

dari peneliltian ini sebagian besar ibu sudah mengerti resiko tinggi dalam

kehamilan terutama mengenai jarak kehamilan (Sarwono, 2009).

Analisa univariat status gizi ibu hamil pada penelitian ini menunjukkan

bahwa sebagian besar responden memiliki status gizi baik yaitu sebanyak

55 orang (76%) berbeda dengan hasil data Riskesdas 2010 yang

didominasi dengan status gizi ibu yang kurang baik sebesar 66,8%. Hasil

berbeda juga didapatkan di Provinsi Lampung yang sebagian besar ibu

hamil memiliki status gizi baik sebesar 70,7%. Penelitian lain yang

dilakukan oleh Swandi. S tahun 2004 hasil status gizi berdasarkan IMT

didapatkan jumlah ibu hamil dengan status gizi normal (IMT) yaitu

61,2% sedangkan ibu hamil dengan status gizi kurang baik hanya 38,8%.

Analisa univariat kadar Hb ibu hamil pada penelitian ini didapatkan hasil

kejadian anemia lebih besar yaitu sebanyak 48 orang (66,7%). Prevalensi

yang serupa didapatkan oleh penelitian yang dilakukan Wara Fitria tahun

2006 bahwa ibu hamil dengan anemia sebesar 62,5%. Hasil serupa juga

didapatkan oleh penelitian yang dilakukan Melisa tahun 2013 diketahui

ibu hamil yang mengalami anemia memiliki proporsi yang lebih besar

yaitu 51,5%. Data Riskesdas tahun 2010 didapatkan ibu hamil dengan

anemia sebesar 40-50% begitu juga dengan penelitian yang dilakukan

Page 57: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

oleh Marlapan tahun 2013 didapatkan hasil kejadian anemia dan tidak

anemia pada ibu hamil sebesar 50% : 50%.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Noviza tahun 2006 didapatkan ibu hamil mayoritas tidak anemia yaitu sebanyak 36 orang (60%) dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati tahun 2011 jumlah ibu hamil dengan kadar Hb normal sebanyak 76,9%.

4.4.2 Analisa Bivariat

a. Hubungan Jarak Kehamilan dengan Kejadian Anemia

Dari hasil analisa data, dapat diketahui jumlah responden yang

memiliki jarak kehamilan kurang dari 2 tahun terdapat 26 orang

(36%). Responden yang mengalami anemia sebanyak 23 orang (32%);

dan yang tidak mengalami anemia sebanyak 3 orang (4%). Responden

yang memiliki jarak kehamilan lebih dari 2 tahun sebanyak 46 orang

(63%). Dari jumlah tersebut terdapat 25 orang (34%) diantaranya

mengalami anemia; dan 21 orang lainnya (29%) tidak mengalami

anemia.

Berdasarkan hasil analisa bivariat analitik dengan menggunakan uji

chi-square, nilai p yang diperoleh lebih kecil dari taraf signifikansi

yang ditetapkan (α=0,05) dan nilai p pada penelitan ini adalah 0,003

dengan demikian hasil ini dinyatakan bermakna (Nugroho, 2005).

Oleh karena itu hipotesis yang diajukan pada penelitian ini yang

menyatakan ada hubungan antara jarak kehamilan dengan anemia

pada ibu hamil, dapat diterima.

Page 58: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Silalahi tahun 2006 terlihat

bahwa hasil analisis satatistik yang ditunjukkan adalah p<0,05 artinya

ada perbedaan yang signifikan antara kejadian anemia pada ibu hamil

yang mempunyai jarak kehamilan <2 tahun dengan ibu hamil yang

mempunyai jarak kehamilan >2 tahun OR=3,889. Pada penelitian

yang dilakukan Nurhayati tahun 2011 didapatkan hsil ibu hamil

dengan anemia paling sering pada kelompok jarak kehamilan pendek

(jarak kehamilan <2 tahun) sebesar 29,5% dan kelompok jarak

kehamilan ideal (jarak kehamilan >2 tahun) yaitu sebesar 25,6%.

OR dalam penelitian ini didapatkan 6,44 hal ini berarti ibu yang

memiliki jarak kehamilan kurang dari 2 tahun akan mengalami 6,44

kali lebih beresiko untuk menjadi anemia dibandingkan ibu yang

memiliki jarak kehamilan lebih dari 2 tahun, hal ini sesuai dengan

teori yang dikemukakan oleh Sarwono (2009) yang mengatakan jarak

kehamilan yang terlalu singkat akan menyebabkan terjadinya

penurunan cadangan zat besi pada ibu, hal ini terjadi akibat banyaknya

kebutuhan atau kehilangan zat besi selama kehamilan sebelumnya.

Sehingga sangat penting untuk memperpanjang jarak kehamilan agar

tidak terjadianya anemia pada ibu hamil, dengan demikian komplikasi

dalam kehamilan dan persalinan dapat dicegah.

Page 59: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

b. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil

Berdasarkan hasil analisa bivariat analitik dengan menggunakan uji

chi-square diperoleh nilai p lebih kecil dari taraf signifikansi yang

ditetapkan (α=0,05) dan nilai p dari penelitian ini adalah 0,031 dengan

demikian hasil ini dinyatakan bermakna (Nugroho, 2005). Artinya

terdapat hubungan antara status gizi ibu dengan kejadian anemia pada

kehamilan, dapat diterima.

Hasil penelitain Swandi tahun 2004 proporsi kejadian anemia pada ibu

hamil yang status gizi normal (IMT) diatas 18 yaitu 61,2% sedangkan

ibu hamil dengan status gizi yang kurang (IMT) hanya 38,8%. Dari uji

statistik diperoleh nilai p=0,008 (p<0,05) artinya status gizi (ukuran

IMT) ada hubungan secara bermakna dengan kejadian anemia dengan

nilai OR=2,47 (95% CI 1.306–4.673), artinya ibu hamil yang status

gizinya atau ukuran IMT yang kurang dari 18 kebungkinan besar 2,47

kali menderita anemia dibandingkan ibu hamil yang tidak anemia.

OR dalam penelitian ini didapatkan 5, hal ini berarti ibu yang

memiliki status gizi kurang akan mengalami 5 kali lebih beresiko

untuk anemia dibandingkan ibu yang memiliki status gizi yang baik,

hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arisman (2004)

yaitu pada orang yang mengalami kekurangan gizi akan

mengakibatkan mudah terserang anemia. Bentuk anemia yang dapat

terjadi pad orang yang mengalami kekurangan gizi dapat berupa

Page 60: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

anemia zat besi, anemia akibat kekurangan vitamin E, asam folat,

vitamin B12 dan vitamin B6.

Anemia defisiensi besi diakibatkan oleh berkurangnya unsur utama

dalam sel darah merah yaitu zat besi yang menyebabkan menurunnya

produksi hemoglobin selain itu kekurangan zat besi dapat

mengakibatkan terjatinya penurunan produkso enzim progenitor

pembentuk sel darah yaitu erotropoetin. Kekurangan vitamin E dapat

menyebabkan anemia karena terjadi penurunan integritas dinding sel

darah merah sehingga sel darah merah sensitif terjadinya hemolisis.

Defisiensi asam folat atau anemia megaloblastik atau anemia

makrositik dapat menyebabkan anemia dengan cara penurunan

sintesis nukleoprotein yang berguna untuk proses pematanagan sel

darah merah dalam sum-sum tulang. Vitamin B12 menyebabkan

anemia yang biasanya disebut dengan anemia pernicious, proses

terjadi anemia sama seperti prosese terjadi anemia pada asam folat.

Namun, anemia ini biasanya disertai dengan gangguan sistem

pencernaan. Anemia siderotik atau anemia defisiensi vitamin B6

terjadi akibat berkurangnya produksi hemoglobin sebagaimana anemia

yang terjadi pada anemia defisiensi besi, perbedaannya hanya bisa

diketahui apabila dilakukan pengukuran serum besi. Apabila nilai

normal maka patut dicurigai anemia defisiensi B6.

Sehingga sangat penting untuk memperbaiki status gizi pada ibu hamil

agar tidak terjadinya anemia karena kondisi kehamilan sudah

Page 61: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

mengakibatkan anemia relatif yang diakibatkan hipovolemia apabila

kondisi ibu dalam keadaan kurang gizi maka resiko untuk terjadi

anemia akan semakin besar.

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Didapatkan responden dengan jarak kehamilam lebih dari 2 tahun, yaitu

sebanyak 46 orang (64%) dan yang memiliki jarak kehamilan kurang dari

2 tahun sebanyak 26 orang (36%).

2. Didapatkan responden yang memiliki status gizinya baik, yaitu sebanyak

55 orang (76,4%) dan yang status gizinya kurang baik sebanyak 17 orang

(23,6%).

3. Didapatkan responden mengalami anemia yaitu sebanyak 48 orang

(66,7%) dan ibu yang tidak mengalami anemia sebanyak 24 orang

(33,3%).

4. Terdapat hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadian anemia pada

kehamilan dengan nilai p=0,003. Didapatkan OR=6,44, artinya ibu hamil

dengan jarak kehamilan kurang dari 2 tahun akan mengalami 6,44 kali

lebih beresiko untuk anemia dibanding ibu hamil dengan jarak kehamilan

lebih dari 2 tahun.

Page 62: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

5. Terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada

kehamilan dengan nilai p=0,031. Didapatkan OR=5, artinya ibu hamil

yang memiliki status gizi yang kurang akan beresiko 5 kali lebih besar

untuk mengalami anemia dibandingkan ibu hamil yang memiliki status

gizi baik.

5.2 Saran

1. Bagi petugas kesehatan perlu dilakukan pembinaan mengenai faktor resiko

kehamilan khususnya mengenai jarak kehamilan dengan status gizi ibu

untuk mngurangi resikio terjadinya anemia

2. Bagi para ibu perlu melakukan perencanaan kehamilan dan ststus gizi

yang baik dengan cara memberikan jarak kehamilan yang tidak terlalu

rapat dan perbaikan status gizi

Page 63: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

DAFTAR PUSTAKA

Agustin N, 2009. Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008 [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara.

Agung Nugroho, 2005. Strategi Jitu memilih Metode statistic Penelitian dengan SPSS, Andi Jigjakarta.

Amiruddin. 2007. Studi Kasus Kontrol Anemia Ibu Hamil. Journal Medical Unhas.

Anonim. 2004. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan. Jakarta: ( http://situs,kesrepro.info/kia/des/2004/kia01.htm

Arisman M.B. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Cetakan I, Jakarta : EGC, 2004. Hlm 147-11.

Aryani Dwi, 2014. Analisis Tingkat Konsumsi Energi dan Zat Gizi (Protein, Zat Besi, Vitamin C, Asam Folat, Vitamin B12) pada Penderita Penyakit Gangguan Saluran Pencernaan dan Hubungannya dengan Status Anemia di RSU PMI Bogor [Skripsi]. Bogor : Departemen Gizi Masyarakat dan Umberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Bahar H. 2006. Infeksi, Perbaiki Gizi Ibu Hamil.

Cunningham, F. Gary (et.al). 2005. Obstetri Williams. Jakarta : EGC

Darlin, 2003. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Gizi Pada Ibu Hamil Di Kota Bogor Provinsi Jawa Barat.Daur Kehidupan. Jakarta: Papas Sinar Sinanti. Hlm 8-29.

Departeman Kesehatan. 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2008.

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2010. Data Kesehatan Provinsi Lampung 2010. Lampung: Dinas Kesehatan Provinsi Lampung.

Fahriansjah, FW. 2009. Hubungan Karateristik Ibu Hamil Denagan Kejadian Anemia di Rumah Sakit Bersalin SITI KHADIJAH 1V MAKASSAR Periode

Page 64: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

Januari – Desember2008.(http:// asramamedicafkunhas.blogspot.com/2009/04/hhubungan-karakteristik-ibu-hamil-dengan.html).

Gibson R.S. 2005. Principle of Nutritional Assesment : Antropometric Assesment to Body Size. Second Edition. New York. Oxford University Press. Hlm 252-8.

Herlina N, Djamilus F. 2006. Faktor resiko kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Bogor. Jakarta.

Hudono, S. T., 2007. Penyakit Darah. Dalam : Prawirohardjo, S., Hanifa W., Abdul B. S., Trijatmo R., eds. Ilmu Kebidanan. Edisi ketiga. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Kavle A Justin, Rebecca J. Stolztus, Water Frank, James M Tielsch, Sabra S. Kalfat, Laura Ranfield E., 2008, Assosiation between Anaemia during Pregnancy and Blood Loos at after Delivery Among Women With Vaginal Births In Pemba, Island, Zanzibar, Tanzania ; 2008 Journal List “JpopulNutr” w 26 (2) Juni. Available from ; http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3061267/

Lubis, Zulhaida. 2003. Jurnal Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruhnya Terhadap Bayi Yang Dilahirka.

Mansjoer A, dkk., 2008, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : Media Acsulapius.

Manuaba, IBG., 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta:EGC

Mardliyati, Etik. 2006. fortifikasi Garam dan Zat Besi, Strategi Praktis dan Efektif Menanggulangi Anemia Gizi Besi.

Melisa, dkk. 2013. Faktor Resiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil. Periode Maret - April 2013. Journal Medical Unja.

Moehji S. 2002. Ilmu Gizi II. Peranan Gizi dalam Berbagai Kurun Usia dalam

Nanni, 2007. Dampak Anemia dan Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil.

Noviza D, 2006. Hubungan Status Gizi Ibu Hamil Dengan Kejadian BBLR di RSUD Dr. Pirngadi Medan [Skripsi] Universitas Sumatera Utara.

Path, dkk. 2004. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC

Page 65: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

Pertiwi, N. 2013. Hubungan Umur, Riwayat Obstetri dan Status Gizi dengan Kejadian Abortus pada Ibu Hamil di RSUD Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2012.

Proverawati, A, Asfuah, S, 2009. Gizi untuk Kebidanan. Nuha Medika, Yokyakarta.

Riset Kesehatan Dasar. 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.

Saifudin, dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : YBP-SP

Sarwono, P. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta.

Sastroasmoro S. 2007. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke-3. Jakarta; sagung Seto.

Silalahi M, 2007. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Ibu Hamil di Kabupaten Diari Tahun 2006 [Tesis] Universitas Sumatera Utara.

Smith, J. R. 2012. Postpartum hemorrhage. Departments of Obstetrics and Gynecology and Diagnostic Imaging. Medscape

Sopiyuddin, D. 2008. Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Seri 3. Jakarta : Sagung Seto

Swandi S. 2004. Hubungan Faktor Resiko Dengan Kejadian Anemia Sebagai Alternatif Penanggulanan Anemia Ibu Hamil Di Kota Sibolga Tahun 2004. [Tesis] Universitas Sumatera Utara.

Wahyudin. 2008, Studi Kasus Kontrol Anemia Ibu Hamil. Jakarta: Trans Info Media.

Wara Fitria, 2006. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Status Anemia pada Ibu Hamil di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat [Skripsi] Institusi Pertanian Bogor.

Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP.

Page 66: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

jarakkehamilan * kadarHb Crosstabulation

KadarHb

Totalanemia tidak

anemia

Jarak

kehamilan

<2 tahun 23 3 26

>2 tahun 25 21 46

Total 48 24 72

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 8,699a 1 ,003

Continuity Correctionb 7,232 1 ,007

Likelihood Ratio 9,640 1 ,002

Fisher's Exact Test ,004 ,003

Linear-by-Linear Association 8,578 1 ,003

N of Valid Cases 72

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,67.

b. Computed only for a 2x2 table

BMI * kadarHb Crosstabulation

KadarHb

Totalanemia tidak

anemia

BMI<18 15 2 17

>18 33 22 55

Total 48 24 72

Page 67: HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013.docx

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 4,659a 1 ,031

Continuity Correctionb 3,475 1 ,062

Likelihood Ratio 5,312 1 ,021

Fisher's Exact Test ,040 ,027

Linear-by-Linear Association 4,594 1 ,032

N of Valid Cases 72

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,67.

b. Computed only for a 2x2 table