HUBUNGAN ANTARA DIMENSI LOCUS OF CONTROL DAN WORK …

130
HUBUNGAN ANTARA DIMENSI LOCUS OF CONTROL DAN WORK FAMILY CONFLICT PADA PERAWAT WANITA YANG SUDAH MEMILIKI ANAK Skripsi Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh : Regina Kunthi Srimaharani NIM : 159114065 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of HUBUNGAN ANTARA DIMENSI LOCUS OF CONTROL DAN WORK …

HUBUNGAN ANTARA DIMENSI LOCUS OF CONTROL DAN WORK FAMILY

CONFLICT PADA PERAWAT WANITA YANG SUDAH MEMILIKI ANAK

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

Disusun oleh :

Regina Kunthi Srimaharani

NIM : 159114065

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

HALAMAN MOTTO

“Karena masa depan sungguh ada dan harapanmu tidak akan hilang”

__Amsal 23:18

“Hidup itu jangan dibuat sulit, pasti ada solusi”

__ Ibu Fransiska Sri Sulastri

“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit

ada waktunya.”

__Pengkotbah 3:1

“Jangan sampai kekhawatiranmu lebih besar dari Tuhan yang ada di

dalam kamu.”

__Rachael Natasya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberikan berkat, kekuatan,

menuntun dan memberikanku ketenangan ketika aku sedang mengalami kesulitan

dalam mengerjakan skripsi ini.

Keluarga yang saya cintai, bapak, ibu, mas dan adik yang selalu memberikan

dukungan, cinta dan perhatian ketika aku sedang merasa jenuh dalam

mengerjakan skripsi ini.

Dosen Pembimbing, Ibu Ratri Sunar Astuti, S.Psi., M.si. yang selalu sabar dan

mau meluangkan waktunya dalam membimbing pengerjaan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

HUBUNGAN ANTARA DIMENSI LOCUS OF CONTROL DAN WORK

FAMILY CONFLICT PADA PERAWAT WANITA YANG SUDAH

MEMILIKI ANAK

Regina Kunthi Srimaharani

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara locus of control

terhadap work family conflict pada perawat wanita yang sudah memiliki anak.

Hipotesis penelitian ini yaitu terdapat hubungan negatif yang signifikan antara

dimensi Internal locus of control terhadap work family conflict pada perawat wanita

yang sudah memiliki anak. Selanjutnya, terdapat hubungan positif yang signifikan

antara dimensi Powerful others locus of control dan dimensi Chance locus of

control terhadap work family conflict pada perawat wanita yang sudah memiliki

anak. Subjek dalam penelitian ini adalah 260 perawat wanita yang sudah memiliki

anak. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan alat ukur yang telah

diadaptasi yaitu skala locus of control milik Levenson (1981) dengan reliabilitas

pada Internal locus of control (α = 0.666) ; Powerful others locus of control (α=

0.752) ; Chance locus of control (α=0.618) dan skala work family conflict milik

Stephens Sommer (1981) dengan reliabilitas sebesar (α=0.650). Hasil uji asumsi

menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal dan tidak linear. Hasil

uji hipotesis menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif yang sangat lemah dan

tidak signifikan antara dimensi Internal locus of control dan work family conflict

(r=0.003; p=0.484), terdapat hubungan positif yang sangat lemah dan tidak

signifikan antara dimensi Powerful others dan work family conflict (r=0.091;

p=0.071), dan terdapat hubungan positif yang sangat lemah dan tidak signifikan

antara dimensi Chance locus of control dan work family conflict (r=0.014;

p=0.414).

Kata kunci: locus of control, work family conflict, perawat wanita yang sudah

memiliki anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

CORRELATION BETWEEN LOCUS OF CONTROL DIMENSIONS AND

WORK FAMILY CONFLICT IN NURSES OF WOMEN THAT HAVE

CHILDREN

Regina Kunthi Srimaharani

ABSTRACT

This study aims to determine the correlation between the locus of control on

work family conflict in female nurses who already have children. The hypothesis

of this study is a significant negative correlation between Internal Locus of control

dimension on the work family conflict in female nurses who already have children.

Furthermore, there is a significant positive correlation between Powerful Others

locus of control dimension and Chance locus of control dimension on the work

family conflict in female nurses who already have children. Subjects in this study

were 260 female nurses who already have children. Data collection in this study

uses a measurement tool that has been adapted, namely the scale of the locus of

control by Levenson (1981) with reliability on the Internal locus of control (α =

0.666); Powerful Others locus of control (α = 0.752); Chance locus of control (α =

0.618) and the scale of work family conflict belonging to Stephens Sommer (1981)

with a reliability of (α = 0.650). The assumption test results show that the data are

not normally distributed and are not linear. The hypothesis test result shows that

there is a very weak and not significant negative correlation between the Internal

locus of control dimension and work family conflict (r = 0.003; p = 0.484), there is

a very weak and not significant positive correlation between Powerful others locus

of control dimension and work family conflict (r = 0.091; p = 0.071), and there is a

very weak and not significant positive correlation between the Chance locus of

control dimension and work family conflict (r = 0.014; p = 0.414).

Keywords: locus of control, work family conflict, female nurses who already have

children

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

karena atas berkat, bimbingan, dan penyertaan-Nya, saya diberikan kemampuan

dan kekuatan untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari

bahwa keberhasilan dalam proses penyusunan skripsi ini berkat bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus

kepada :

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang menjadi sumber kekuatanku ketika

sedang mengalami kesulitan dalam pengerjaan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Yohana Titik Kristiani, M.Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Monica Eviandaru M., M.Apps. Psych. Ph.D. selaku Kepala Program

Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Ratri Sunar Astuti, S.Psi., M.si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

selalu sabar dan mau meluangkan waktunya untuk membimbing,

memberikan saran dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Cornelius Siswa Widiyatmoko M.Psi dan Bapak Robertus Landung

Eko Prihatmoko, M.Psi terimakasih telah meluangkan waktunya untuk

memberikan saran mengenai skripsi yang saya tulis.

6. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto M.Si. selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah membimbing penulisan mata kuliah dan pengisian

KRS di setiap semester.

7. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Sanata Dharma yang telah memberikan

ilmunya selama proses perkuliahan ini.

8. Seluruh Staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, terima kasih

atas segala bantuan dan pelayanan yang berkaitan dengan perkuliahan ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

9. Orang tuaku tersayang Bapak FX Supardiyanto dan Ibu Fransiska Sri

Sulastri yang selalu mengingatkanku untuk menyelesaikan skripsi ini,

memberikan dorongan dan cinta kasih kepadaku.

10. Terima kasih untuk masku Benidiktus Harimurti Adi Primandiri dan adikku

Yohanes Ardian Wibisana, terima kasih atas semangat dan doa yang

diberikan kepadaku.

11. Stephanus Rizal Prabowo, terima kasih banyak sudah selalu memberikanku

semangat, menemaniku kemanapun ketika aku sedang memerlukan

bantuan, terima kasih atas doa yang selalu kamu berikan kepadaku. Tuhan

memberkatimu.

12. Maria Axcella Christy dan Martha Sawitri terima kasih sudah menjadi

teman curhatku, teman sambat selama proses pengerjaan skripsi ini, selalu

memberikanku saran dan membuatku tenang ketika aku sedang cemas

dalam segala hal. Terima kasih guys!

13. Flora Febriani terima kasih sudah menjadi teman ceritaku ketika aku sedang

mengalami masalah, terima kasih atas segala kebaikan yang kamu berikan

kepadaku. God Bless You Floo!

14. Sahabatku sedari SMP Sekar Hezed Christo dan Valleriana Badhe Kira,

terima kasih sudah selalu memberikan semangat untukku. Terima kasih atas

hiburan dan doa yang sudah kalian berikan kepadaku.

15. Felisitas Tias, adik sekaligus teman yang selalu memberikanku semangat.

Sukses selalu untukmu Yas!

16. Terima kasih untuk para subjekku yang sudah bersedia meluangkan

waktunya untuk mengisi skala penelitianku. Berkah dalem.

17. Teman-teman Psikologi Angkatan 2015 khususnya untuk teman-teman

kelas C, terimakasih sudah mewarnai hari-hari perkuliahanku. Sukses untuk

kalian semua!

18. Semua orang yang telah membantuku selama mengerjakan skripsi ini.

Terima kasih untuk kebaikan kalian semua. God Bless You all!!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

19. Teman-teman Panti Psychofest 2018, AKSI 2017 & 2019, Bina Desa, Class

Meeting Psikologi 2016, terima kasih atas segala dinamika dan pengalaman

yang sudah diberikan kepadaku.

20. Ana, Panca, Valens, Soma, Galuh, Mbak Clara terimakasih sudah

membantuku dalam proses skripsian ini.

21. Pihak-pihak Rumah Sakit yang telah membantu saya dalam proses

pengambilan data skripsi ini. Terimakasih, berkah dalem.

22. Teman-teman satu bimbingan Bu Ratri, terima kasih atas pengalaman yang

kalian berikan kepadaku. Sukses untuk kalian! Tuhan memberkati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ .vi

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

ABSTRACT .................................................................................................. viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.......................... ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xx

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 10

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 11

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 11

1. Manfaat teoritis ............................................................................ 11

2. Manfaat Praktis ............................................................................ 11

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

A. Work Family Conflict ......................................................................... 13

1. Definisi Work Family Conflict ..................................................... 13

2. Dimensi Work Family Conflict .................................................... 14

3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Work Family Conflict ............ 16

4. Dampak Work Family Conflict .................................................... 17

B. Locus of Control ................................................................................. 18

1. Definisi Locus of Control ............................................................. 18

2. Dimensi Locus of Control ............................................................ 19

3. Karakteristik Locus of Control ..................................................... 21

4. Dampak Locus of Control ............................................................ 23

C. Perawat ............................................................................................... 25

1. Definisi Perawat ........................................................................... 25

2. Dinamika Kehidupan Perawat...................................................... 25

D. Dinamika Hubungan Dimensi Locus of Control dan Work Family Conflict

pada Perawat Wanita Yang Sudah Memiliki Anak............................ 26

E. Skema Hubungan Dimensi LOC dan WFC ........................................ 30

F. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 31

BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 32

A. Jenis Penelitian ................................................................................... 32

B. Variabel Penelitian ............................................................................. 32

1. Variabel Independen .................................................................... 32

2. Variabel Dependen ....................................................................... 32

C. Definisi Operasional........................................................................... 32

1. Locus of Control ........................................................................... 32

2. Work Family Conflict .................................................................. 33

D. Subjek Penelitian ................................................................................ 34

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ................................................. 34

1. Skala Locus of Control ................................................................. 35

2. Skala Work Family Conflict ......................................................... 38

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur .................................................. 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

1. Validitas Alat Ukur ...................................................................... 39

2. Reliabilitas Alat Ukur .................................................................. 40

G. Metode Analisis Data ......................................................................... 41

1. Uji Asumsi ................................................................................... 41

a. Uji Normalitas ........................................................................ 41

b. Uji Linearitas .......................................................................... 42

2. Uji Hipotesis ................................................................................ 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 44

A. Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 44

B. Analisis Data ...................................................................................... 44

1. Deskripsi Subjek Penelitian ......................................................... 44

2. Deskripsi Data Penelitian ............................................................. 46

C. Analisis Data Penelitian ..................................................................... 53

1. Uji Asumsi ................................................................................... 53

a. Uji Normalitas ........................................................................ 53

b. Uji Linearitas ......................................................................... 57

2. Uji Hipotesis ................................................................................ 61

3. Analisis Tambahan ....................................................................... 62

a. Uji Normalitas ........................................................................ 62

1) Kategori Usia Subjek ...................................................... 62

2) Kategori Usia Anak Subjek Paling Kecil ......................... 63

b. Uji Homogenitas .................................................................... 64

1) Kategori Usia Subjek ...................................................... 65

2) Kategori Usia Anak Subjek Paling Kecil ......................... 65

c. Uji Beda Mean ....................................................................... 66

1) Kategori Usia Subjek ...................................................... 66

2) Kategori Usia Anak Subjek Paling Kecil ......................... 67

D. Pembahasan ....................................................................................... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 74

A. Kesimpulan ........................................................................................ 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

B. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 76

C. Saran ................................................................................................... 76

1. Bagi Perawat Wanita Yang Sudah Memiliki Anak...................... 76

2. Bagi Peneliti Selanjutnya ............................................................. 76

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Penskoran Skala Locus of Control ................................................... 36

Tabel 2 Intepretasi Skala Berdasarkan Levenson .......................................... 37

Tabel 3 Sebaran Item Skala Locus of Control ............................................... 38

Tabel 4 Tingkat Reliabilitas .......................................................................... 40

Tabel 5 Deskripsi Usia Subjek ...................................................................... 45

Tabel 6 Deskripsi Jumlah Anak Subjek ........................................................ 45

Tabel 7 Deskripsi Usia Anak Subjek Paling Kecil ........................................ 46

Tabel 8 Data Mean Empirik Dimensi Internal Locus of Control .................. 47

Tabel 9 Data Mean Empirik Skala Powerful Others Locus of Control ......... 48

Tabel 10 Data Mean Empirik Skala Chance Locus of Control ..................... 49

Tabel 11 Data Mean Empirik Skala Work Family Conflict .......................... 50

Tabel 12 Norma Kategori Skor ..................................................................... 51

Tabel 13 Kategori Skor Internal Locus of Control ....................................... 51

Tabel 14 Kategori Skor Powerful Other Locus of Control ........................... 51

Tabel 15 Kategori Skor Chance Locus of Control ........................................ 52

Tabel 16 Kategori Skor Work Family Conflict.............................................. 53

Tabel 17 Hasil Uji Normalitas Locus of Control .......................................... 54

Tabel 18 Hasil Uji Normalitas Work Family Conflict ................................... 56

Tabel 19 Hasil Uji Linearitas ........................................................................ 57

Tabel 20 Kriteria Korelasi ............................................................................. 60

Tabel 21 Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 61

Tabel 22 Hasil Uji Normalitas Kategori Usia Subjek ................................... 62

Tabel 23 Hasil Uji Normalitas Usia Anak Subjek Paling Kecil .................... 63

Tabel 24 Hasil Uji Homogenitas Kategori Usia Subjek ................................ 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

Tabel 25 Hasil Uji Homogenitas Usia Anak Subjek Paling Kecil ................ 65

Tabel 26 Hasil Uji Beda Mean Subjek dengan Mann-Whitney .................... 66

Tabel 27 Hasil Uji Beda Mean Usia Anak dengan Mann-Whitney .............. 67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Histogram Uji Normalitas Internal Locus of Control......................... 54

Gambar 2 Histogram Uji Normalitas Powerful Others Locus of Control ........... 55

Gambar 3 Histogram Uji Normalitas Chance Locus of Control ......................... 55

Gambar 4 Histogram Uji Normalitas Work Family Conflict ............................... 56

Gambar 5 Scatter Plot Uji Linearitas Internal Locus of Control dan Work Family

Conflict ................................................................................................ 58

Gambar 6 Scatter Plot Uji Linearitas Powerful Others Locus of Control dan Work

Family Conflict ................................................................................... 59

Gambar 7 Scatter Plot Uji Linearitas Chance Locus of Control dan Work Family

Conflict ................................................................................................ 59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Penelitian ............................................................................... 86

Lampiran 2 Reliabilitas Skala Locus of Control dan Work Family Conflict ...... 98

Lampiran 3 Hasil Uji Mean Empirik ................................................................. 100

Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas ...................................................................... 103

Lampiran 5 Hasil Uji Linearitas ........................................................................ 106

Lampiran 6 Hasil Uji Hipotesis Dengan Spearmen’s Rho ................................ 110

Lampiran 7 Hasil Uji Tambahan ....................................................................... 112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 menjelaskan definisi

keperawatan merupakan kegiatan melayani individu, keluarga, kelompok

atau masyarakat baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Berdasarkan

laporan dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, jumlah pendaftar

perawat di Indonesia sampai bulan April 2017 ini yaitu berjumlah 359.339

orang perawat, terdiri dari 103.013 orang (29%) perawat laki-laki dan

256.326 orang (71%) perawat wanita (Situasi Tenaga Keperawatan

Indonesia, 2017). Sifat pekerjaan yang dilakukan perawat yaitu human

service, sehingga perawat memiliki tanggung jawab yang tinggi.

Tuntutan kerja pada perawat wanita dengan waktu kerja yang lebih

dan sistem kerja shift menyebabkan perawat kekurangan family time.

Perawat wanita pada umumnya dituntut untuk bertanggung jawab dalam

mengurus dan membina keluarga, di sisi lain perawat wanita memliki

tuntutan untuk bekerja sesuai dengan kebijakan rumah sakit dan kinerjanya

sesuai dengan keahlian yang dimiliki (Yildirim dan Aycan dalam Agustina

& Sudibya, 2018). Hal tersebut didukung juga pada hasil wawancara pribadi

pada perawat wanita (2018), bahwa pada saat di rumah sakit perawat

dituntut untuk tetap ramah walaupun kondisinya sedang lelah, kemudian

jika ada complain dari pasien, perawat dituntut untuk tetap bersikap ramah

di hadapan pasien walaupun complain yang diberikan pasien tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

sebenarnya salah. Perawat juga dituntut untuk percaya diri dalam

memberikan informasi. Kepercayaan diri tersebut dibutuhkan agar pasien

dapat mematuhi informasi dari perawat, misalnya ketika memberikan

informasi terkait pemberian obat.

Wanita yang sudah bekerja memiliki tanggung jawab yang lebih

daripada laki-laki terutama pada wanita yang memiliki jadwal tidak

fleksibel (Berk, 2012). Dalam keluarga, pekerjaan laki-laki lebih fleksibel

sedangkan pekerjaan wanita lebih bersifat rutin, seperti mengurus anak

terlebih yang memiliki anak usianya di bawah 12 tahun (Ahmad dan Ford,

Heinan, & Langkamer dalam Handayani, 2013). Menurut penelitian

Grandey & Cropanzone, dalam Michel, Kotbra, Mitchelson, A.Clark, &

B.Baltes, 2010) menemukan bahwa individu yang sudah memiliki anak

akan berdampak pada kemampuan mereka dalam memenuhi tanggung

jawab keluarga dengan tuntutan pekerjaan. Selain itu, individu yang

memiliki anak-anak yang masih kecil biasanya membutuhkan lebih banyak

perhatian sehingga hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya work family

conflict. Oleh karena itu, hal tersebut menjadi alasan peneliti untuk memilih

subjek penelitian perawat wanita yang sudah memiliki anak.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap tiga

orang perawat wanita yang sudah memiliki anak, perawat mengungkapkan

bahwa waktu kerjanya tidak fleksibel karena harus melakukan shift dalam

pekerjaan. Shift kerja perawat yaitu shift pagi, siang dan malam. Shift kerja

perawat di pagi hari dan siang hari yaitu selama 7 jam, sedangkan shift kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

malam yaitu selama 10 jam. Perawat juga akan melembur hanya dalam

kondisi tertentu yaitu jika ada pasien yang rujuk (membutuhkan pelayanan

lebih lanjut). Kondisi seperti itu dapat menyebabkan kurangnya family time

karena terbatasnya waktu kerja perawat, misalnya mengajak anaknya untuk

pergi jalan-jalan. Terkait dengan waktu kerja yang tidak fleksibel ini, maka

ada beberapa perawat wanita yang suaminya tidak mendukung dengan

waktu kerjanya tersebut. Sehingga, suaminya meminta untuk keluar dari

pekerjaannya (Wawancara pribadi, 2018).

Waktu untuk bekerja dapat memengaruhi komunikasi yang efektif

dan work family conflict (Camerino, Sandri, Satori, Conway, Campanini &

Costa, 2010). Kuswadji (dalam Saftarina & Hasanah, 2014) menyatakan

bahwa 60% sampai 80% pekerja yang sistem kerjanya shift akan mengalami

gangguan pola tidur. Saat malam hari pada umumnya adalah waktu untuk

beristirahat, namun perawat dituntut untuk dapat bekerja dan melayani

pasien ketika shift malam. Konflik berbasis waktu pada work family conflict

tidak hanya muncul pada waktu yang berlebihan, tetapi juga dari akumulasi

stres kerja dan perbedaan individu dalam kemampuan untuk mengatasi

tugas pekerjaan atau rumah (Greenhaus & Beutell, 1985).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Persatuan Perawat

Nasional Indonesia (dalam Pongoh, Waraouw, & Hamel, 2015) karena

beban kerja yang terlalu tinggi, sebanyak 50,9% perawat Indonesia

mengalami stres kerja, sering merasa pusing, kelelahan, kurang ramah

dalam pelayanan, dan kurang adanya waktu istirahat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Tuntutan kerja yang berlebihan dapat menimbulkan konflik antara

pekerjaan dan keluarga. Pernyataan tersebut didukung dengan hasil dari

wawancara pribadi pada perawat wanita yang sudah memiliki anak (2018)

yaitu ketika pasiennya banyak atau pelayanannya ramai, namun sumber

daya manusia sedikit maka hal itu dapat menjadi tuntutan bagi perawat

dalam melakukan pekerjaannya. Jika terjadi kondisi seperti itu, perawat juga

tidak mendapatkan izin untuk libur walaupun anaknya sedang sakit.

Work family conflict merupakan bentuk konflik antar peran

pekerjaan dan keluarga karena adanya ketidakcocokan dalam beberapa hal

(Greenhaus dan Beutell dalam Arfidianingrum, Nuzulia, & Fadhallah,

2013). Ibu yang terlibat dalam pekerjaan dan keluarga berpotensi

menimbulkan work family conflict (Apperson et al dalam Arfidianingrum,

Nuzulia, & Fadhallah, 2013). Konflik peran ganda memiliki 2 dimensi yang

berbeda yaitu konflik pekerjaan keluarga dan konflik keluarga pekerjaan.

Konflik pekerjaan keluarga disebabkan karena tuntutan dalam pekerjaan

menganggu kehidupan keluarga (Greenhaus & Beutell dalam Grabdey,

dkk., 2005). Sedangkan, konflik keluarga pekerjaan disebabkan karena

tuntutan keluarga menganggu dalam pekerjaan (Greenhaus dan Beutell

dalam Laksmi, 2012).

Work family conflict dapat terjadi pada perawat, terutama perawat

wanita. Hal tersebut didukung dengan penelitian yang menunjukkan bahwa

perawat memiliki tuntutan yang lebih dalam pekerjaannya yaitu terkait

dengan waktu kerja yang tidak fleksibel, bekerja secara shift bahkan kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

lembur (Yildirim & Aycar, 2008). Selain itu, penelitian terdahulu

mengungkapkan bahwa work family conflict terjadi ketika pekerja harus

bertanggung jawab juga pada tuntutan keluarga, misalnya tanggung jawab

orang tua untuk mengasuh anak, konflik interpersonal dengan keluarga dan

tidak ada dukungan dari keluarga (Mahpul & Abdullah, 2011).

Menurut hasil penelitian dari Retnaningrum & Musadieq (2016)

work family conflict dengan subjek perawat wanita mengungkapkan bahwa

work family conflict memiliki dampak negatif terhadap kinerja, yang artinya

bahwa jika terjadi work family conflict pada individu maka kinerjanya akan

menurun dan sebaliknya jika tidak terjadi work family conflict maka

kinerjanya akan meningkat. Hal tersebut didukung juga pada penelitian

Rohmah (2015) bahwa work family conflict dapat berdampak pada tingkat

produktivitas kerja dan kepuasan kerja.

Menurut penelitian Agustina & Sudibya (2018) dengan subjek

perawat wanita, mengungkapkan bahwa penurunan kinerja tersebut

disebabkan karena adanya kesenjangan kinerja antara pekerjaannya yang

bersifat dalam pemberian layanan kesehatan dan sebagai ibu rumah tangga.

Berdasarkan hasil penelitian Fita (2017) menyimpulkan bahwa 51,9%

perawat wanita di RSUD A.Wahab Sjahranie Samarinda mengalami work

family conflict yang tinggi karena mereka mereka mengalami stress kerja.

Dilihat dari dampak-dampak terjadinya work family conflict tersebut, hal ini

menjadi ketertarikan peneliti untuk meneliti variabel tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

Faktor-faktor yang dapat memengaruhi work family conflict

(Bellavia & Frone, 2005) yaitu kondisi dalam diri individu (meliputi

karakteristik demografis dan kepribadian), peran keluarga yang meliputi

interaksi antara anggota keluarga, waktu untuk bertanggung jawab dalam

menyelesaikan pekerjaan rumah, kehadiran anak serta dukungan sosial dari

keluarga (meliputi interaksi antara anggota keluarga, waktu untuk

bertanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan rumah, kehadiran anak

serta dukungan sosial dari keluarga terhadap individu) dan peran pekerjaan

(meliputi waktu kerja, konflik peran kerja, karakteristik pekerjaan dan

dukungan dari atasan).

Salah satu faktor yang dapat memengaruhi work family conflict

adalah faktor kepribadian. Kepribadian merupakan hal yang berkaitan

dengan proses kestabilan mental dan memengaruhi bagaimana seseorang

menyesuaikan emosi dan perilaku mereka terhadap lingkungan (James &

Mazerolle, 2001). Menurut penelitan Hidayati (2015), faktor kepribadian

memiliki peran yang penting untuk mengendalikan diri sendiri terhadap

situasi pekerjaan, keluarga dan lingkungan.

Menurut penelitian Hidayati, self compassion yang tinggi dapat

memengaruhi tingkat work family conflict karena dirinya akan mampu

untuk memaafkan, berempati dan menerima keadaan dengan baik.

Neurotism pada big five personality juga memiliki relasi yang konsisten

dengan work family conflict. Berbeda dengan agreeableness dan

constiousness, keduanya memiliki hubungan yang negatif dengan WIF dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

FIW (Bruck & Allen dalam Blanch & Aluja, 2009). Terkait dengan faktor

kepribadian, yang dapat memengaruhi work family conflict salah satunya

yaitu locus of control (Thomas & Hersen, dalam Mulyati & Indriana, 2016).

Locus of control dapat memengaruhi strategi koping pada individu dan

berpengaruh terhadap karakteristik pekerjaan pada setiap individu (Sukarti

dalam Sari, 2015). Selain itu, locus of control dapat digunakan untuk

menanggapi peristiwa yang sedang dialaminya dan dapat mempengaruhi

orientasi karyawan terhadap stres yang sedang dihadapinya (Fridayanti,

Indyastuti, & Anggeani, 2019).

Locus of control merupakan cara pandang seseorang terhadap suatu

peristiwa apakah seseorang dapat mengendalikan peristiwa yang terjadi

dalam dirinya (Rotter dalam Karabay, Akyuz, & Erci, 2016). Locus of

control dapat dibedakan menjadi 2 dimensi, yaitu internal locus of control

dan external locus of control. Dalam hal ini, Levenson (1981)

mengembangkan dimensi locus of control menjadi 3 dimensi yaitu internal,

powerful others dan chance. Dimensi powerful others dan chance

merupakan bagian dari external locus of control, namun kedua dimensi

tersebut berdiri sendiri. Jika individu memiliki skor yang tinggi pada

dimensi internal maka individu cenderung memiliki internal locus of control

yang tinggi, namun jika individu memiliki skor yang tinggi pada dimensi

powerful others atau dimensi chance maka individu cenderung memiliki

external locus of control yang tinggi. Levenson (1981) memisahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

external locus of control tersebut hanya untuk membedakan individu

tersebut cenderung karena dikendalikan oleh powerful others atau chance.

Individu dengan internal locus of control dapat mengendalikan diri

sendiri sesuai dengan upaya dan kemampuannya. Berbeda dengan external

locus of control, individu denga external locus of control memiliki

pandangan bahwa kehidupan individu dikendalikan oleh kekuatan dari

lingkungan, seperti karena adanya pengaruh dari orang lain (powerful

others) atau karena nasib yang membuat peristiwa itu terjadi (chance).

Berdasarkan hasil penelitian, individu yang memiliki external locus of

control, jika ia mengalami kegagalan atau tidak dapat menyelesaikan suatu

permasalahan, maka individu akan lari dari permasalahan tersebut. Individu

yang memiliki kepribadian internal locus of control kemungkinan juga lebih

dapat mengatasi suatu hal yang negatif dalam melakukan tugas dan

pekerjaannya daripada external locus of control, seperti stres kerja, depresi,

cemas, burnout, turnover dan intensi penarikan, peran yang berlebihan,

ketidakhadiran, konflik peran, peran yang ambigu dan work family conflict.

Pekerja dengan internal locus of control dapat lebih aktif dalam mengatasi

stres kerja dan dapat mengurangi depresi, serta berupaya lebih efektif dalam

mengatasi situasi daripada external locus of control (Gray – Stanley et al

dalam Karabay, Akyuz, & Erci, 2016).

Pada hasil penelitian Fridayanti, Indyastuti, & Anggeani (2019)

menunjukkan bahwa individu yang memiliki internal locus of control tidak

rentan terjadi work family conflict. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

individu dengan internal locus of control ini cenderung mempertimbangkan

kejadian-kejadian yang terjadi dalam kehidupannya, memiliki kemampuan

dan berusaha apapun yang terjadi dalam dirinya. Sehingga, individu dengan

internal locus of control ini menganggap dirinya sebagai penentu dan

pemegang kendali atas kejadian yang terjadi dan dirinya akan lebih mudah

mengatasi dan mengelola stres jika terjadi work family conflict.

Berdasarkan hasil penelitian Karabay, Akyuz, & Erci (2016) yang

mengatakan bahwa untuk menguji kontrol internal dan eksternal dalam stres

kerja, teori locus of control memainkan efek yang signifikan dalam melihat

sikap kerja karyawan dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Individu

yang memiliki internal locus of control dan external locus of control

memiliki perilaku yang berbeda dalam melakukan pekerjaannya. Perbedaan

tingkat locus of control ini dapat mencegah karyawan dalam pencapaian

potensi.

Hasil penelitian (Noor, 2006) mengatakan bahwa work family

conflict merupakan hasil dari suatu tindakan dan suatu hal yang

menguntungkan pada individu yang memiliki internal locus of control.

Dengan demikian, individu akan mendapatkan manfaat dari peningkatan

tingkat kontrol. Individu yang memiliki internal locus of control lebih dapat

mengontrol tugas mereka dan dapat mengurangi terjadinya work family

conflict terhadap kepuasan kerja (Hsu, 2011). Dalam penelitian ini, internal

locus of control tidak hanya berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

namun juga secara signifikan memengaruhi work family conflict dan

kepuasan kerja.

Penelitian dari Andreassi & Thompson (2007) mengatakan bahwa

faktor kepribadian, seperti locus of control ini penting dalam memahami

pengalaman terkait work family conflict, misalnya cara untuk mengatasi

permasalahan. Karyawan yang memiliki internal locus of control lebih

cenderung memiliki work family conflict yang lebih rendah. Dalam

penelitiannya mengungkapkan bahwa individu yang memiliki internal locus

of control lebih dapat mengatasi masalah secara aktif sehingga dirinya dapat

mengatur keseimbangan antara pekerjaan dan keluarganya. Sedangkan,

individu yang memiliki external locus of control lebih cenderung tidak

menyadari bahwa dirinya dapat mengendalikan situasi stres dan cenderung

menggunakan strategi coping pasif, misalnya hanya berfokus pada emosi.

Dengan demikian, individu memiliki tingkat work family conflict yang

tinggi.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti ingin melakukan

penelitian yang bertujuan untuk melihat hubungan antara dimensi locus of

control terhadap work family conflict pada perawat yang sudah memiliki

anak.

B. Rumusan Masalah

Perawat memiliki tuntutan kerja pada hal waktu, yaitu waktu kerja

yang lebih, jam kerja yang tidak teratur, bekerja shift dan kerja lembur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Selain bertanggung jawab dalam hal pekerjaan, perawat wanita juga

memiliki tanggung jawab pada keluarganya, yaitu mengurus suami dan

anaknya. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya work family

conflict. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi work family conflict

yaitu faktor dalam diri individu, salah satunya yaitu kepribadian. Dalam

penelitian ini, peneliti akan meneliti faktor kepribadian locus of control.

Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang

ingin diuji melalui penelitian ini adalah “Bagaimana hubungan dimensi

locus of control dan work family conflict pada perawat wanita yang sudah

memiliki anak?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dimensi

locus of control dan work family conflict pada perawat wanita yang

sudah memiliki anak.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memperkaya wawasan dalam bidang

ilmu Psikologi, khususnya Psikologi Industri dan Organisasi

mengenai pentingnya keterkaitan peran locus of control dan work

family conflict pada perawat wanita yang sudah memiliki anak.

2. Manfaat Praktis

Bagi subjek penelitian, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan gambaran mengenai dimensi locus of control terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

tingginya tingkat work family conflict yang terjadi pada perawat

wanita yang sudah memiliki anak.

Selain itu, penelitian ini juga diharapkan untuk menyadari

pentingnya pemahaman locus of control dalam menanggani

permasalahan mengenai tuntutan peran di dalam pekerjaan dan

keluarga yang dapat menimbulkan work family conflict.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Work Family Conflict

1. Definisi Work Family Conflict

Menurut Greenhaus dan Beutell (1985), work family conflict

merupakan konflik yang disebabkan karena adanya tekanan peran dari

pekerjaan dan tekanan peran dari keluarga. Work family conflict

memiliki konstrak dua arah, yaitu work interference with family life dan

family life interference with work. Work interference with family life

merupakan suatu konflik peran yang terjadi dalam pekerjaan

mencampuri peran di dalam keluarga, sedangkan family life interference

with work merupakan suatu konflik peran yang terjadi di dalam keluarga

mencampuri peran dalam pekerjaan (Russell & Cooper, 1992).

Frone (dalam Triaryati, 2003), menyatakan bahwa work family

conflict memiliki hubungan yang sangat kuat dengan depresi yang

dialami oleh wanita dibandingkan pria. Menurut Abbott, Cieri, &

Iverson (dalam Triaryati, 2003), work family conflict merupakan

masalah yang dapat terjadi pada pria dan wanita, namun masalah

tersebut akan lebih banyak terjadi pada wanita yang memiliki tanggung

jawab lebih terhadap keluarga dan pekerjaannya.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa work

family conflict merupakan konflik yang disebabkan karena adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

tekanan peran pekerjaan dan peran keluarga. Work family conflict ini

dapat terjadi pada pria dan wanita yang memiliki tanggung jawab

terhadap keluarga dan pekerjaannya, namun masalah tersebut lebih

banyak terjadi pada wanita.

2. Dimensi Work Family Conflict

Banyak peneliti yang telah mempelajari konflik yang terjadi ketika

pekerjaan mengganggu keluarga (Greenhaus & Beutell, 1985). Para

peneliti mulai mengenali adanya konflik pekerjaan dengan

mempertimbangkan dua arah, yaitu pekerjaan mengganggu keluarga

(WFC) dan keluarga menganggu pekerjaan (FWC) (misalnya, Duxbury,

Higgins, & Mills, 1992; Frone et al., 1992; Gutek, Searle, & Klepa,

1991). Netemeyer et al (1996) meneliti konflik pekerjaan keluarga

secara 2 arah yaitu pekerjaan mengganggu keluarga (WIF) dan keluarga

mengganggu pekerjaan (FIW) akan tetapi tidak mempertimbangkan tiga

dimensi konflik pekerjaan-keluarga. Stephens & Sommer (1996) hanya

fokus pada satu arah, yaitu pekerjaan mengganggu keluarga (WFC).

Work family conflict merupakan konstruk multidimensi, dimensi yang

berbeda ini dapat memiliki hubungan yang berbeda dengan variabel

dependen yang penting (Greenhaus dan Beutekk, 1985; Stephens dan

Sommer, 1993). Namun, diindikasikan bahwa pengukuran work family

conflict ini dapat diperoleh dengan menjumlahkan keseluruhan item

(Touliatos, Perlmutter, Strauss, & Holden, 2001). Para peneliti mulai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

mempertimbangkan berbagai bentuk konflik pekerjaan-keluarga

(Netemeyer, Boles & McMurrian, 1996; Stephens & Sommer, 1993),

namun para peneliti konsisten dengan 3 dimensi yang diungkapkan

(Greenhaus & Beutell, 1985). Ketiga dimensi tersebut, yaitu :

a. Time based conflict (Konflik berdasarkan waktu)

Konflik yang terjadi karena waktu yang digunakan untuk

melakukan aktivitas dalam salah satu peran tidak dapat digunakan

untuk melakukan peran yang lain. Individu yang memiliki waktu

kerja berlebihan, jam lembur yang tinggi dan kerja shift yang tidak

teratur dapat menjadikan pekerjaan sebagai sumber dari terjadinya

konflik.

b. Strain – Based Conflict (Konflik karena ketegangan)

Konflik yang terjadi karena adanya tekanan dari salah satu peran

yang dapat memengaruhi kinerja peran lainnya. Jika tanggung jawab

yang dituntut dalam pekerjaan melebihi kemampuan yang dimiliki

individu, maka akan menimbulkan suatu konflik. Tekanan yang

terjadi dapat menyebabkan ketegangan, kecemasan dan kelelahan.

c. Behavior Based Conflict (Konflik karena perilaku)

Konflik yang terjadi karena adanya perbedaan tingkah laku yang

menuntut di dalam pekerjaan dan keluarga. Individu mengalami

kesulitan dalam melakukan perubahan perilaku dari satu peran ke

peran yang lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

3. Faktor – faktor yang Memengaruhi Work Family Conflict

Bellavia dan Frone (2005) menyatakan bahwa terdapat tiga faktor yang

dapat memengaruhi work family conflict, yaitu :

a. Dalam diri individu

Hal ini terkait dalam diri individu yaitu mengenai karakteristik

demografis (seperti jenis kelamin, status keluarga, usia anak yang

paling kecil dan jenis pekerjaan) ; karakteristik kepribadian

(misalnya ketabahan / hardiness, ketelitian / conscientiousness)

dapat berpotensi akan terjadinya work family conflict.

Individu yang menganggap beban kerja mereka melebihi

kemampuan yang dimilikinya, maka akan mengalami emosi negatif,

kelelahan dan ketegangan (Ekawarna, 2018). Hal tersebut dapat

memengaruhi terjadinya work family conflict.

b. Peran keluarga

Hal ini terkait pada peran dalam keluarga yang dapat berpotensi

menimbulkan work family conflict, yaitu terkait dengan pembagian

waktu untuk pekerjaan di dalam keluarga (seperti tugas mengasuh

anak dan tugas rumah tangga) ; tekanan dari keluarga (kritik, beban

dari anggota keluarga, konflik dan ambiguitas peran dalam

keluarga).

c. Peran pekerjaan

Hal ini terkait pada peran dalam pekerjaan yang dapat

menimbulkan work family conflict, yaitu terkait dengan pembagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

waktu (mendapatkan stressor dari pekerjaan, seperti tuntutan dalam

pekerjaan yang terlalu tinggi, konflik dan ambiguitas peran dalam

pekerjaan atau adanya ketidakpuasan) ; karakteristik pekerjaan

(seperti kerjasama dan rasa aman dalam melakukan pekerjaan) ;

dukungan sosial dari atasan dan rekan kerja dan karakteristik tempat

kerja. Selain itu, tugas dalam pekerjaan yang terlalu banyak dapat

menyebabkan individu menghabiskan waktunya untuk melembur.

Hal tersebut merupakan faktor yang dapat menimbulkan terjadinya

work family conflict.

Berdasarkan kesimpulan tersebut, faktor yang memengaruhi

work family conflict berasal dari dalam diri individu, peran keluarga

dan peran pekerjaan.

4. Dampak Work Family Conflict

Work family conflict akan menyebabkan suatu dampak terhadap

individu, keluarga maupun lingkungannya jika tidak ditangani. Menurut

Almasitoh (dalam Arfidianingrum, Nuzulia, & Fadhallah, 2013), work

family conflict dapat menghambat kinerja dalam diri individu. Selain

itu, work family conflict dapat berpengaruh terhadap stres kerja (Judge

dalam Kuswanti, 2011). Work family conflict juga dapat menyebabkan

menurunnya kualitas hubungan suami istri, menimbulkan permasalahan

hubungan antar ibu dan anak, sikap negatif terhadap suatu pekerjaan

seperti absen kerja, tidak datang tepat waktu dan keluar dari pekerjaan

(Prawitasari, Purwanto, & Yuwono, 2007)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Berdasarkan pemaparan diatas, dampak dari work family conflict

yaitu dapat menghambat kinerja individu, stres dalam pekerjaan dan

keluarga, turunnya kualitas hubungan suami istri, terjadinya

permasalahan antara hubungan ibu dan anak serta permasalahan dalam

pekerjaan.

B. Locus of Control

1. Definisi Locus of Control

Konsep mengenai locus of control pertama kali diperkenalkan oleh

Rotter, yang merupakan seorang ahli teori belajar sosial. Locus of

control didefinisikan sebagai salah satu variabel yang terkait dengan

keyakinan pada diri sendiri akan suatu nasib (Wittiri, Kusumaningtyas,

& Ujianto, 2016). Kontrol internal dan eksternal mengacu pada sejauh

mana individu memiliki keyakinan bahwa penguatan atau hasil dari

tindakan mereka bergantung pada perilaku mereka sendiri atau individu

memiliki keyakinan bahwa penguatan atau hasil tindakannya berasal

dari kesempatan, keberuntungan atau nasib (Rotter, 1990). Dalam

menghadapi berbagai aktivitas, individu selalu berupaya dalam

memberikan respon terhadap faktor-faktor internal dan eksternal, baik

dalam diri sendiri dan lingkungan. Respon faktor-faktor internal dan

eksternal tersebut dikontrol oleh locus of control (Saputra, 2012).

Philip (dalam Arakeri & Sunagar, 2017), locus of control adalah

suatu keyakinan mengenai ketergantungan individu bahwa tindakannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

apakah bergantung pada sesuatu yang dilakukannya (orientasi kontrol

internal) atau dikendalikan oleh lingkungan (orientasi kontrol

eksternal).

Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, dapat disimpulkan

bahwa locus of control merupakan suatu konsep mengenai keyakinan

dalam diri individu untuk mengontrol peristiwa yang terjadi dalam

kehidupannya. locus of control terdiri dari dua jenis, yaitu internal locus

of control dan external locus of control.

2. Dimensi Locus of Control

Rotter (1990) mengungkapkan terdapat 2 dimensi locus of

control, yaitu internal locus of control dan external locus of control. Kedua

dimensi locus of control tersebut dapat memengaruhi berbagai perilaku

dalam sejumlah konteks yang berbeda (S.Friedman & Schustack, 2008).

Dalam hal ini, Levenson (1981) mengembangkan dimensi locus of control

ke dalam 3 dimensi. Tujuan dari pemisahan dimensi ini yaitu untuk

mengungkapkan kecenderungan pusat kendali individu yang dikenal juga

sebagai kecenderungan arah atribusi. Pandangan multidimensi locus of

control yang dikembangkan Levenson (1981) yaitu dengan membedakan

external locus of control menjadi dua jenis yaitu keyakinan pada takdir atau

karena adanya kekuatan orang lain yang berkuasa. Levenson (1981),

mengembangkan dimensi locus of control untuk dibagi menjadi 3 dimensi,

yakni :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

1. Internal (I)

Individu memiliki keyakinan bahwa kejadian-kejadian

dalam hidupnya ditentukan terutama oleh kemampuan dirinya

sendiri.

2. Powerful Others (P)

Individu memiliki keyakinan bahwa kejadian-kejadian dalam

hidupnya ditentukan oleh orang lain.

3. Chance (C)

Individu memiliki keyakinan bahwa kejadian-kejadian yang

dialaminya ditentukan terutama karena nasib, peluang dan

keberuntungan.

Ketiga dimensi tersebut masing-masing berdiri sendiri. Menurut

Levenson (1981), dimensi internal merupakan internal locus of control.

Sedangkan, dimensi powerful others dan chance merupakan bagian dari

external locus of control. Tujuan dari Levenson (1981) membagi

external locus of control menjadi 2 dimensi yaitu untuk membedakan

individu yang memiliki external locus of control tersebut cenderung

karena dikendalikan oleh powerful others atau chance. Jadi, jika

individu memperoleh skor yang lebih tinggi pada dimensi internal maka

dirinya lebih memiliki internal locus of control yang tinggi. Sedangkan,

jika individu memperoleh skor yang lebih tinggi pada dimensi powerful

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

others atau chance maka individu lebih memiliki external locus of

control yang tinggi (Levenson dalam Lao, 1977).

3. Karakteristik Locus of Control

Menurut Amalini, Musadieq, & Afrianty (2016), individu yang

memiliki internal locus of control akan memiliki kekhawatiran yang kecil

dan memiliki keberanian yang lebih dalam menghadapi suatu permasalahan

yang terjadi sehingga individu tersebut tidak pernah ingin melarikan diri

dari setiap masalah dalam bekerja. Individu dengan internal locus of control

akan selalu berusaha untuk menemukan solusi (Crider dalam Amalini,

Musadieq, & Afrianty, 2016). Dalam kinerja kognitif, secara umum internal

locus of control lebih baik dalam melakukan pemecahan masalah secara

kreatif (Levenson, 1981). Pada hasil penelitian Brosschot, Gebhardt, &

Godaert (1994), individu yang memiliki keyakinan internal dapat aktif

dalam pemecahan masalah, dominan, dan kurangnya ketidakmampuan

sosial. Individu yang memiliki keyakinan internal cenderung lebih dapat

mengontrol pekerjaan melalui perilaku mereka sendiri daripada individu

dengan keyakinan eksternal (Spector, 1982). Selain itu, individu dengan

internal locus of control menunjukkan bahwa dirinya akan bertanggung

jawab pada peristiwa yang dialaminya sebagai akibat, karakteristik dan

kualitas dalam dirinya (Lefcourt, 1991). Menurut Werner dan Smith (dalam

Dipayati & Chairani, 2012) mengatakan bahwa individu dengan internal

locus of control akan mengendalikan kehidupan dan masalah yang

dihadapinya dianggap sebagai suatu tantangan yang harus mereka atasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Internal locus of control merupakan suatu tingkat dimana individu

mengharapkan penguatan atau hasil dari perilaku dalam dirinya bergantung

pada karakteristik pribadi mereka sendiri (Rotter, Internal Versus External

Control of Reinforcement, 1990). Individu yang percaya bahwa mereka

dapat mengendalikan peristiwa yang terjadi dalam hidupnya, akan tampak

lebih puas dengan pekerjaan mereka dan mengalami lebih sedikit konflik

pekerjaan keluarga (Ngah, Ahmad, & Baba, 2009). Individu dengan

keyakinan internal locus of control adalah individu yang tidak terpengaruh

dengan pikiran orang lain dan memiliki keyakinan kuat dalam mengambil

hal yang efektif.

Individu yang memiliki orientasi external locus of control akan merasa

cukup teratur karena adanya kepercayaan bahwa dirinya dapat memperoleh

bantuan dari orang lain (powerful others). Individu yang memiliki

keyakinan ini lebih mudah dipengaruhi dan bergantung pada orang lain.

Dalam kinerja kognitif, individu dengan keyakinan powerful others ini

kurang baik dalam melakukan pemecahan masalah secara kreatif

(Levenson, 1981). Pada hasil penelitian Brosschot, Gebhardt, & Godaert

(1994), individu dengan keyakinan ini memiliki coping yang pasif

(penghindaran, kurangnya pemecahan masalah yang aktif) serta dapat

berhubungan dengan adanya permusuhan.

Selain itu, individu yang memiliki orientasi external locus of control

akan menganggap kegagalan sebagai suatu nasib (chance) sehingga

membuatnya ingin lari dari persoalan (Amalini, Musadieq, & Afrianty,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

2016). Individu akan cenderung menyalahkan situasi dalam kehidupannya

karena menganggap bahwa permasalahan yang terjadi karena suatu nasib

dan dirinya tidak berdaya dalam menghadapi situasi yang sulit (Arakeri &

Sunagar, 2017). Selain itu, individu dengan chance locus of control

memiliki karakteristik yaitu terkait ketidakmampuan sosial (Brosschot,

Gebhardt, & Godaert, 1994). Individu akan lebih menyalahkan kejadian-

kejadian yang terjadi dalam kehidupannya.

4. Dampak Locus of Control

Locus of control akan memiliki dampak yang besar dalam

mengontrol kehidupan individu. Pertama, locus of control dapat mengatasi

stress dengan adanya motivasi dalam mengendalikan kehidupannya

(Kendra, 2018). Individu yang memiliki external locus of control memiliki

kemungkinan yang lebih untuk mengalami kecemasan karena mereka

percaya bahwa mereka tidak mengendalikan kehidupan mereka (Richard B.

Joelson DSW, 2017). Sedangkan, menurut Martin (dalam Chen &

Silverthorne, 2008) individu yang memiliki internal locus of control akan

cenderung lebih adaptif dalam menangani masalah-masalah yang

berhubungan dengan tugas.

Terkait dengan pekerjaan dan keluarga, locus of control

merupakan karakteristik kepribadian mengenai bagaimana keyakinan

seseorang menghadapi work family conflict yang terjadi, sehingga hal

tersebut dapat meningkatkan atau mengurangi tingkat kepuasan kerja.

Dengan kata lain, jika sesorang memiliki kepuasan kerja yang baik atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

tidak hal tersebut tergantung dari keyakinannya (Noor, 2002). Individu yang

memiliki internal locus of control yang tinggi, maka dirinya akan memiliki

kepuasan kerja yang tinggi dan tidak lebih rentan terjadi work family conflict

daripada individu yang memiliki external locus of control.

Menurut Parkes (1991), locus of control merupakan salah satu

variabel stres yang dapat mempengaruhi pencapaian potensi seseorang

dalam pekerjaan dan kesejahterannya. Individu yang memiliki internal

locus of control lebih dapat mengontrol kondisi dalam pekerjaan yang

sedang dialaminya. Selain itu, individu yang memiliki internal locus of

control lebih banyak energi untuk mengatur keseimbangan antara pekerjaan

dan keluarganya karena mereka dapat mengatasi masalah secara lebih aktif

(McCrae dan Costa, dalam Andreassi & Thompson, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

C. Perawat

a. Definisi Perawat

Menurut Gunarsa (dalam Arfidianingrum, Nuzulia, &

Fadhallah, 2013), perawat merupakan individu berpendidikan yang

bertugas untuk merawat dan menyembuhkan orang sakit dibawah

pengawasan dari supervisi dokter. Perawat merupakan individu yang

diakui oleh pemerintah Republik Indonesia, terdaftar dan diberi

kewenangan untuk melaksanakan praktik keperawatan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan (PPNI, 2005).

Perawat merupakan individu yang telah menyelesaikan program

pendidikan keperawatan, memiliki wewenang di negara untuk

memberikan pelayanan dan bertanggung jawab dalam peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit serta pelayanan terahadap pasien (Ns.

Astuti Ardi Putri, 2014).

b. Dinamika Kehidupan Perawat

Perawat adalah individu yang berperan untuk memberikan

pelayanan dan perawatan terbaik dengan cara yang profesional terhadap

setiap pasiennya (Arfidianingrum, Nuzulia & Fadhallah, 2013). Terkait

dengan tanggung jawab dalam pekerjaannya, perawat harus dapat

segera menanggani pasiennya tersebut ketika terjadi permasalahan

terhadap pasiennya.

Menurut hasil penelitian, perawat wanita memiliki tanggung

jawab yang tinggi terhadap pekerjaannya, namun keluarga tetap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

menjadi bagian yang penting dalam kehidupannya (Susanti & Ekayati,

2013). Perawat memiliki beberapa hal penting yang dituntut untuk

dimilikinya, yaitu keahlian, pengetahuan dan konsentrasi yang tinggi

ketika melayani pasien (Adityawira & Supriyadi, 2017).

Perawat memiliki tanggung jawab yang tinggi dalam

menanggani pasien. Ketika pasien menghadapi masalah, perawat

sebagai seorang “human service” harus segera memberikan pelayanan.

Tugas pelayanan yang harus dijalankan perawat tersebut menyangkut

keselamatan pasien yang sedang dirawat (Adityawira & Supriyadi,

2017).

Perawat memiliki beban kerja yang berlebihan, seperti adanya

tekanan waktu, tuntutan yang berlebihan, kekurangan keahlian dan

pengetahuan akan meningkatkan beban kerja yang tinggi (Baumann,

2007).

D. Dinamika Hubungan Dimensi Locus of Control dan Work Family

Conflict pada Perawat Wanita yang Sudah Memiliki Anak

Perawat merupakan suatu pekerjaan yang bersifat human service,

memiliki tanggung jawab tinggi dalam melayani pasiennya. Selain

mengurus pekerjaan, wanita yang sudah memiliki anak juga memiliki

tanggung jawab untuk mengurus anak, suami dan pekerjaan rumah tangga

(Schultz & Schultz dalam Mulyati & Indriana, 2016). Beban kerja perawat

dapat berlebihan karena adanya tuntutan dan beban kerja yang tinggi, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

harus menjalankan tugas pelayanannya yang menyangkut dengan

keselamatan pasien yang sedang dirawat. Dalam melakukan pekerjaannya,

perawat memiliki waktu yang kurang fleksibel yaitu dengan adanya shift

kerja pagi, siang atau malam dan kerja lembur jika ada pasien yang rujuk.

Kondisi dalam pekerjaan tersebut dapat menyebabkan perawat kurang

fleksibel untuk melakukan aktivitas yang lain. Terlebih untuk perawat

wanita yang sudah menikah dan memiliki anak. Menurut Yildirim dan

Aycan (dalam Agustina & Sudibya, 2018), perawat wanita selain dituntut

untuk bertanggung jawab dalam mengurus dan membina keluarga, juga

dituntut untuk bekerja sesuai dengan kebijakan rumah sakit. Tuntutan peran

dalam pekerjaan dan keluarga yang dialami seseorang sangat menguras

waktu, sehingga mereka kekurangan waktu untuk melakukan family time.

Adanya tekanan peran dari pekerjaan dan keluarga akan menyebabkan

individu mengalami work family conflict (Greenhaus dan Beutell, 1985).

Dalam hal ini, work family conflict dapat menyebabkan individu mengalami

stres dalam pekerjaan dan keluarganya serta dapat menimbulkan

permasalahan hubungan suami, ibu dan anak dan permasalahan pekerjaan

seperti absen kerja, tidak dapat datang tepat waktu dan keluar dari pekerjaan

(Prawitasari, Purwanto dan Yuwono, 2007).

Menurut Parkes (dalam Dijkstra, Beersma, & Evers, 2011),

kebutuhan untuk mengendalikan lingkungan merupakan hal yang utama

pada manusia, terutama pada perawat. Setiap orang memiliki keyakinan

yang berbeda dalam mengendalikan kehidupan, bisa dari faktor eksternal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

atau internal. Variabel disposisional tersebut dinamakan dengan locus of

control. Salah satu faktor kepribadian, yang dapat memengaruhi terjadinya

work family conflict salah satunya yaitu locus of control (Thomas & Hersen

dalam Mulyati & Indriana, 2016).

Locus of control yaitu ketika individu memiliki keyakinan dalam

dirinya untuk mengontrol peristiwa yang terjadi. Menurut Levenson (1981)

dimensi locus of control dibagi dalam 3 dimensi, yaitu internal yang

merupakan pusat kendali internal dan powerful others, chance yang

merupakan pusat kendali eksternal.

Individu dengan internal locus of control beranggapan bahwa kejadian

yang dialaminya berasal dari dirinya sendiri. Oleh karena itu, individu

dengan internal locus of control akan selalu berusaha untuk menemukan

pemecahan masalah sehingga membuat dirinya tidak akan lari dari

permasalahan. Hal tersebut didukung pada penelitian Levenson (1981),

bahwa individu dengan keyakinan internal lebih baik dalam melakukan

pemecahan masalah secara kreatif. Individu dengan keyakinan internal

dapat mengevaluasi dirinya sendiri dan yakin terhadap dirinya sendiri,

sehingga individu tidak akan menyalahkan atau bergantung pada orang lain

ketika terjadi konflik. Hal tersebut didukung dengan pendapat Werner dan

Smith (dalam Dipayati & Chairani, 2012) yang mengatakan bahwa individu

dengan internal locus of control akan mengendalikan kehidupan dan

masalah yang dihadapinya dianggap sebagai suatu tantangan yang harus

mereka atasi. Sehingga, individu lebih mampu bertahan dan memecahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

masalah pada situasi yang penuh dengan tekanan sesuai dengan

kemampuannya. Individu yang percaya bahwa mereka dapat

mengendalikan peristiwa yang terjadi dalam hidupnya, akan tampak lebih

puas dengan pekerjaan mereka dan mengalami lebih sedikit work family

conflict (Ngah, Ahmad, & Baba, 2009).

Individu yang memiliki orientasi external locus of control, seperti

powerful others atau chance akan memiliki keyakinan bahwa apa yang

terjadi di dalam dirinya karena dikendalikan orang lain yang berkuasa atau

dikendalikan oleh nasib. Individu yang cenderung memiliki keyakinan

bahwa peristiwa yang dialaminya disebabkan karena pengaruh dari orang

lain (powerful others), maka jika terjadi suatu konflik dirinya akan

cenderung memiliki ketergantungan pada orang lain. Individu dengan

keyakinan ini memiliki coping yang pasif (penghindaran, kurangnya

pemecahan masalah yang aktif, serta dapat berhubungan dengan adanya

permusuhan (Brosschot, Gebhardt & Godaert, 1994). Individu yang

menganggap suatu kegagalan sebagai suatu nasib (chance), akan membuat

individu ingin lari dari persoalan (Amalini, Musadieq, & Afrianty, 2016).

Selain itu, individu dengan chance locus of control ini memiliki

karakteristik yaitu ketidakmampuan sosial (Brosschot, Gebhardt, &

Godaert, 1994). Sehingga, individu akan lebih menyalahkan kejadian-

kejadian yang terjadi dalam kehidupannya. Hal tersebut meningkatkan

terjadinya work family conflict.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

E. SKEMA HUBUNGAN DIMENSI LOCUS OF CONTROL DAN WORK

FAMILY CONFLICT

• Hasil dari tindakan

individu yaitu karena

dikendalikan orang

lain, cenderung

memiliki

ketergantungan pada

orang lain.

Work Family

Conflict

tinggi

Work Family Conflict

rendah

• Individu

memiliki

keyakinan

bahwa kejadian

yang

dialaminya

ditentukan

karena nasib,

peluang dan

keberuntungan.

• Individu tidak akan lari dari

permasalahan.

• Individu akan lebih baik

dalam melakukan

pemecahan masalah secara

kreatif.

•Memiliki keyakinan kuat

dalam mengambil hal yang

efektif.

• Individu cenderung lebih

dapat mengontrol pekerjaan

yang mereka lakukan.

• Individu kurang baik

dalam melakukan

pemecahan masalah

secara kreatif.

• Individu memiliki

coping yang pasif

(penghindaran,

kurangnya

pemecahan masalah

yang aktif), dapat

berhubungan dengan

permusuhan.

• Individu ingin lari

dari persoalan.

• Ketidakmampuan

sosial.

• Individu akan

menyalahkan

situasi.

Work Family

Conflict

tinggi

• Individu akan bertanggung

jawab terhadap peristiwa

yang dialaminya, akan

mengevaluasi dirinya

sendiri, akan menganggap

permasalahan sebagai suatu

tantangan yang harus

mereka atasi.

Powerful others locus

of control tinggi

Chance locus of

control tinggi

EKSTERNAL Internal locus of control tinggi

LOCUS OF CONTROL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan dinamika hubungan antar variabel yang dipaparkan, maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. H1 : Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara dimensi internal

locus of control dan work family conflict pada perawat wanita yang

sudah memiliki anak.

2. H2 : Terdapat hubungan positif yang signifikan antara dimensi powerful

others locus of control dan work family conflict pada perawat wanita

yang sudah memiliki anak.

3. H3 : Terdapat hubungan positif yang signifikan antara dimensi chance

locus of control dan work family conflict pada perawat wanita yang

sudah memiliki anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang

menggunakan desain penelitian survei. Penelitian kuantitatif merupakan

jenis penelitian dengan data numerik yang dianalisis secara statistik

(Creswell, dalam Supratiknya, 2015). Tujuan dari desain penelitian survei

yaitu untuk mengumpulkan informasi mengenai atribut tertentu seperti

sikap, sifat atau keyakinan individu tentang sesuatu dengan cara

mengajukan serangkaian pertanyaan dan mentabulasikannya (Leedy &

Ormrod, 2005 dalam Supratiknya, 2015).

B. Variabel Penelitian

Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu :

1. Variabel Independen : Locus of control

2. Variabel Dependen : Work family conflict

C. Definisi Operasional

1. Locus of control

Locus of control merupakan suatu keyakinan yang dimiliki individu

untuk mengontrol peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya. Menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Rotter (1990), tindakan individu dalam mengontrol kejadian yang

terjadi dalam hidupnya tersebut dibagi menjadi 2 jenis yaitu internal

locus of control dan external locus of control.

Variabel locus of control untuk penelitian pada perawat ini akan

diukur dengan menggunakan skala locus of control yang diadaptasi dari

Levenson (1981). Dimensi yang dikembangkan oleh Levenson (1981)

yaitu dimensi internal yang merupakan dimensi dari internal locus of

control dan dimensi powerful others dan chance yang merupakan

dimensi dari external locus of control. Semakin tinggi nilai skor pada

dimensi internal maka menunjukkan internal locus of control yang

didapatkan tinggi. Semakin tinggi dimensi powerful others maka

menunjukkan bahwa individu cenderung memiliki external locus of

control yang tinggi pada powerful others. Semakin tinggi dimensi

chance maka menunjukkan bahwa individu cenderung memiliki

external locus of control yang tinggi pada chance.

2. Work family conflict

Work family conflict merupakan konflik yang terjadi karena adanya

tuntutan tanggung jawab yang terjadi di dalam keluarga dan pekerjaan.

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala yang diadaptasi dari

(Stephens & Sommer, 1996). Dimensi yang digunakan untuk mengukur

variabel ini yaitu (1) time based WIF, (2) strain based WIF, (3) behavior

based WIF. Semakin tinggi skor pada skala work family conflict yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

didapatkan, maka menunjukkan work family conflict yang semakin

tinggi.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perawat

wanita yang memiliki anak. Peneliti menggunakan subjek tersebut dalam

penelitian ini karena perawat memiliki waktu kerja yang tidak fleksibel dan

lebih, seperti adanya shift kerja dan menyesuaikan kondisi pasiennya.

Wanita yang sudah memiliki anak memiliki tanggung jawab yang lebih

karena harus mengurus pekerjaan dan keluarganya. Hal tersebut dapat

menimbulkan terjadinya konflik.

Jenis pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan

non probability sampling yaitu purposive sampling. Purposive sampling

merupakan pemilihan sampel yang dipilih berdasarkan pada kriteria yang

sudah ditentukan oleh peneliti (Ir. Syofian Siregar, 2013).

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan metode kuesioner sebagai metode pengumpulan

data. Metode pengumpulan data kuesioner bertujuan untuk menyajikan

pertanyaan tertentu kepada responden, kemudian responden diminta untuk

memberikan jawaban secara tertulis sesuai dengan cara memberikan tanda

pada salah satu kolom yang merupakan jawaban dari responden (Henerson,

Morris , & Fitz-Gibbon dalam Supratiknya, 2015). Dua skala yang dipakai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

dalam penelitian ini yaitu skala locus of control dan skala work family

conflict.

1. Skala Locus of control

Dalam pengambilan data, locus of control ini akan diukur dengan

menggunakan skala yang diadaptasi dari Levenson (1981). Skala ini

dikembangkan untuk membedakan antara dua jenis kepercayaan pada

orientasi eksternal pada keyakinan akan peluang, atau nasib (chance) dan

keyakinan pada orang-orang berkuasa yang dapat memegang kendali

(powerful others) (Levenson, Internality, Powerful Others and Chance,

1981). Skala ini menggunakan tipe likert dengan 6 kontinum yang bergerak

dari angka 1 untuk “Sangat tidak setuju” sampai angka 6 untuk “Sangat

setuju”. Semakin tinggi nilai skor pada dimensi internal maka menunjukkan

internal locus of control yang didapatkan tinggi. Semakin tinggi dimensi

powerful others maka menunjukkan bahwa individu cenderung memiliki

external locus of control yang tinggi pada powerful others. Semakin tinggi

dimensi chance maka menunjukkan bahwa individu cenderung memiliki

external locus of control yang tinggi pada chance. Skala ini berjumlah 24

dengan masing-masing item berjumlah 8. Salah satu contoh item pada skala

ini yaitu ”Dapat tidaknya saya menjadi pimpinan, sebagian besar tergantung

pada kemampuan saya.”

Penskoran dalam skala ini yang didasarkan pada Levenson (1981)

dapat dilihat dari tabel di bawah ini :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Tabel 1

Penskoran Skala Locus of Control

Dimensi Penskoran

Sangat Tidak Setuju Skor +3

Tidak Setuju Skor +2

Agak Tidak Setuju Skor + 1

Agak Setuju Skor -1

Setuju Skor -2

Sangat Setuju Skor -3

Cara untuk penskoran berdasarkan Levenson (1981) ini yaitu untuk

menilai setiap item sesuai pada tabel 1 (penskoran skala). Setelah

menjumlahkan seluruh poin item dalam dimensi tersebut tambahkan

+24 pada setiap dimensi. Kisaran yang mungkin dihasilkan pada setiap

skala adalah dari 0 hingga 48. Setiap subjek akan menerima tiga skor

yang menunjukkan locus of control pada tiga dimensi internal, powerful

others dan chance. Jika misalnya subjek memiliki skor rendah pada

skala I (Internal), maka dapat dikatakan bahwa subjek ini tidak

menganggap dirinya sebagai hasil yang menentukan atau menganggap

bahwa apa yang terjadi dalam dirinya bukan karena dirinya sendiri.

Secara empiris, seseorang akan mendapatkan skor yang tinggi atau

rendah pada ketiga dimensi tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Tabel 2

Intepretasi Skala Berdasarkan Levenson (1981)

Skala Item Intepretasi

Internal 1, 4, 5, 9,

18, 19,

21, 23

Skor tinggi menunjukkan bahwa subjek

mengharapkan untuk memiliki kendali atas

kehidupannya sendiri.

Skor rendah mengindikasikan bahwa subjek

tidak mengharapkan memiliki kendali atas

kehidupannya sendiri.

Powerful

Others

3, 8, 11,

13, 15,

17, 20, 22

Skor tinggi menunjukkan bahwa subjek

mengharapkan orang lain dalam mengontrol

kehidupannya.

Skor rendah menunjukkan bahwa subjek

mengharapkan orang lain tidak memiliki

kendali atas kehidupannya.

Chance 2, 6, 7, 10,

12, 14,

16, 24

Skor tinggi menunjukkan bahwa subjek

mengharapkan kekuatan kesempatan

(keberuntungan) untuk memiliki kendali atas

hidupnya.

Skor rendah menunjukkan bahwa subjek

mengharapkan kekuatan kesempatan

(keberuntungan) tidak memiliki kendali atas

hidupnya.

Ketiga dimensi ini tidak dapat di skor total karena pada setiap

dimensinya memiliki skor sendiri. Dalam hal ini, jika individu

memperoleh skor yang lebih tinggi pada dimensi internal maka dirinya

lebih memiliki internal locus of control yang tinggi. Sedangkan, jika

individu memperoleh skor yang lebih tinggi pada dimensi powerful

others atau chance maka individu lebih memiliki external locus of

control yang tinggi (Levenson, dalam Lao, 1977).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Tabel 3

Sebaran Item Skala Locus of Control

Dimensi Nomor item Jumlah

Internal 1, 4, 5, 9, 18, 19, 21,

23

8

Powerful Others 3, 8, 11, 13, 15, 17,

20, 22

8

Chance 2, 6, 7, 10, 12, 14, 16,

24

8

Jumlah 24

2. Skala Work family conflict

Netemeyer et al. (1996) menyusun 10 item dalam 2 arah yaitu

work family conflict dan family work conflict namun tidak

mempertimbangkan ketiga dimensi dalam work family conflict.

Stephens & Sommer (1996) kemudian mengembangkan skala yang

fokusnya hanya dalam satu arah yaitu work family conflict, namun

juga mempertimbangkan tiga dimensi dalam work family conflict.

Oleh karena itu, dalam pengambilan data work family conflict ini

akan diukur dengan menggunakan skala yang diadaptasi oleh

(Stephens & Sommer, 1996). Alasan peneliti menggunakan alat

ukur ini yaitu karena fokus penelitian peneliti hanya pada satu arah

yaitu work family conflict.

Dimensi dalam skala work family conflict yaitu time based

WIF, strain-based WIF, dan behavior based WIF. Skala ini

menggunakan tipe likert dengan 7 kontinum yang bergerak dari

angka 1 untuk “sangat tidak setuju” sampai angka 7 “sangat setuju”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

1. Validitas Alat Ukur

Kualitas esensial yang menunjukkan sejauh mana suatu tes sungguh-

sungguh mengukur atribut psikologis yang hendak dikur disebut

validitas (Supratiknya A. , 2014).

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini ialah validitas isi

karena secara konseptual, validitas isi didefinisikan sebagai taraf sejauh

mana alat ukur relevan dan mencerminkan konstruk sasaran untuk

pengukuran tertentu (Haynes, Richard, & Kubany, 1995 dalam

Supratiknya A, 2016). Pada validitas isi diperlukan expert judgement

untuk mengetahui bahwa bahwa skala secara keseluruhan memiliki isi

yang valid. Alat ukur pada penelitian ini sudah tervalidasi oleh expert

judgement yang telah dilakukan peneliti asli. Peneliti meminta bantuan

dosen pembimbing untuk memeriksa kesesuaian alat ukur yang

digunakan dalam penelitian ini dengan konstruk yang hendak diukur.

Kedua skala ini diadaptasi dengan Bahasa Inggris, oleh karena itu

peneliti melakukan proses translation yang dibantu oleh orang lulusan

Pendidikan Bahasa Inggris, guru Bahasa Inggris dan dosen pembimbing

skripsi. Setelah skala tersebut diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia,

peneliti melakukan back translation.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

2. Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas adalah konsistensi hasil pengukuran jika prosedur

pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi

individu atau kelompok (Supratiknya, 2014).

Reliabilitas alat ukur dapat dinyatakan oleh koefisien reliabilitas

(rxx’) yang berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin

tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi

reliabilitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati

angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas alat ukur tersebut (Drs.

Saifuddin Azwar, 1999). Jika skala tersebut dikelompokkan ke dalam

lima kelas dengan rentang yang sama, maka ukuran kemantapan alpha

dapat diintepretasi seperti tabel berikut (Budi, 2005) :

Tabel 4.

Tingkat Reliabilitas

Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 s.d 0,20

> 0,20 s.d 0,40

> 0,40 s.d 0,60

> 0,60 s.d 0,80

> 0,80 s.d 1,00

Kurang Reliabel

Agak Reliabel

Cukup Reliabel

Reliabel

Sangat Reliabel

Untuk mengetahui reliabilitas alat ukur yang digunakan, peneliti

melakukan uji coba sebagai berikut :

A. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Skala locus of control terdiri dari 24 item dan terbagi menjadi 3

dimensi, yaitu dimensi internal locus of control, powerful others locus of

control dan chance locus of control. Setiap dimensi dari skala tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

memiliki 8 item. Reliabilitas pada setiap dimensi tersebut diuji secara

terpisah. Melalui perhitungan yang dilakukan dengan SPSS, hasilnya

menunjukkan bahwa dimensi internal locus of control memiliki reliabilitas

Cronbach’s Alpha sebesar 0,666, dimensi powerful others locus of control

memiliki reliabilitas Cronbach’s Alpha 0,752 dan dimensi chance locus of

control memiliki reliabilitas Cronbach’s Alpha 0,618. Sehingga, dapat

disimpulkan bahwa ketiga dimensi tersebut dikatakan reliabel.

Skala work family conflict yang terdiri dari 14 item, hasilnya

menunjukkan bahwa skala ini memiliki Cronbach’s Alpha sebesar 0,650.

Oleh karena itu, skala ini dapat dikatakan reliabel.

G. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data

penelitian yang telah dikumpulkan berasal dari populasi yang

sebarannya normal (Santoso, 2010). Dalam penelitian ini, uji

normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji normalitas

Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikansi lebih kecil daripada

0,05 (p<0,05) maka sebaran data memiliki distribusi yang tidak

normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih besar daripada 0,05

(p>0,05) maka sebaran data memiliki distribusi yang normal

(Santoso, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Untuk menguji normalitas data, selain menggunakan uji

normalitas Kolmogorov-Sminrnov peneliti juga melihat data

histogram.

Histogram merupakan cara lain yang dapat dilakukan untuk melihat

distribusi normal. Jika data tampak berbentuk lonceng dan simetris,

maka distribusi data tersebut dikatakan normal. Sebaliknya, jika data

tidak berbentuk lonceng maka data tersebut dikatakan tidak

berdistribusi normal (Miles & Shevlin, 2001). Jika data tampak

memiliki ekor yang lebih panjang ke kiri, maka data tersebut disebut

negative skew, sedangkan jika data tampak memiliki ekor yang lebih

panjang ke kanan, maka data tersebut disebut positive skew (Howell,

1982). Jika data berdistribusi simetris namun tidak berbentuk

lonceng, terlalu datar atau terlalu memuncak dan ekornya terlalu

pendek atau terlalu panjang maka disebut sebagai kurtosis. Jika

bentuk kurva terlalu datar maka disebut sebagai negative kurtosed

atau platykurtosed, sedangkan jika bentuk kurva terlalu memuncak

maka disebut sebagai positive kurtosed atau leptokurtosed (Miles &

Shevlin, 2001).

b. Uji Linearitas

Uji linearitas perlu dilakukan untuk mengetahui hubungan

antarvariabel yang akan dianalisis apakah mengikuti garis lurus atau

tidak. Peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel akan

diikuti secara linear di variabel lainnya (Santoso, 2010). Asumsi ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

dapat dilihat dengan menggunakan test for linearity dalam SPSS.

Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa

variabel-variabel tersebut memiliki hubungan yang linear. Uji

linearitas ini juga dapat dilihat menggunakan grafik scatter plot

antarvariabel. Jika ditarik garis dan titik-titik dalam grafik tersebut

memiliki jarak yang relatif dekat dengan garis maka hubungan

antarvariabel tersebut dapat dikatakan linear (Santoso, 2010).

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk melihat hubungan antara dua

variabel berdasarkan hipotesis yang telah dibuat. Jika data berdistribusi

normal, maka dapat menggunakan uji korelasi Pearson Product

Moment. Korelasi ini mengasumsikan bahwa hubungan antar

variabelnya bersifat linear, jika tidak maka teknik korelasi product

moment akan cenderung melakukan underestimasi kekuatan hubungan

antar dua varibel. Jika data tidak terdistribusi normal maka dapat

menggunakan analisis non-parametrik yaitu Spearmen (Santoso, 2010).

Hipotesis diterima apabila nilai probabilitas (p) <0.05. Sebaliknya,

hipotesis ditolak apabila nilai probabilitas (p) > 0.05 (Santoso, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2020 sampai

dengan 7 Februari 2020. Peneliti melakukan pengambilan data dengan cara

membagikan skala kepada perawat wanita yang sudah memiliki anak

Dalam penyebaran skala ini, sebelumnya peneliti menemui setiap kepala

perawat di ruangan dan memberitahu kriteria yang dibutuhkan dalam

penelitian ini untuk mengetahui jumlah subjek yang sesuai dengan kriteria

disetiap ruangannya. Selanjutnya, peneliti menyerahkan skala sesuai

dengan jumlah setiap ruangan dan menitipkan reward untuk subjek

penelitian. Skala penelitian ini dibagikan oleh kepala perawat setiap

ruangannya dan peneliti diminta untuk mengambilnya kembali kurang lebih

4-5 hari kemudian. Peneliti tidak menunggu skala penelitian dan waktu

pengembalian skala sekitar 4-5 hari kemudian selain karena sistem jam

kerja shift, subjek juga ada yang libur di hari tertentu.

B. Analisis Data

1. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 260 perawat yang sudah

memiliki anak. Berikut merupakan deskripsi subjek dalam penelitian

ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Tabel 5.

Deskripsi Usia Subjek

Usia Jumlah Presentase

Dewasa awal (18 tahun-40 tahun) 153 59%

Dewasa madya (41 tahun – 60 tahun) 107 41%

Total 260 100%

Berdasarkan tabel 5 mengenai usia subjek penelitian, dapat

diketahui bahwa subjek yang berusia 18 sampai 40 tahun berjumlah 153

subjek (59%) dan subjek yang berusia 41 sampai 60 tahun berjumlah

107 subjek (41%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa subjek

cenderung berada pada kategori usia dewasa awal dengan rentang usia

18 sampai 40 tahun.

Tabel 6

Deskripsi Jumlah Anak Subjek

Jumlah Anak Jumlah Presentase

1 107 41%

2 122 47%

3 30 12%

4 1 0%

Total 260 100%

Berdasarkan tabel 6 mengenai jumlah anak subjek, dapat diketahui

bahwa subjek yang memiliki 1 anak berjumlah 107 subjek (41%) dan

yang memiliki 2 anak berjumlah 122 subjek (47%). Sedangkan, yang

memiliki 3 anak berjumlah 30 subjek (12%) dan yang memiliki 4 anak

berjumlah 1 subjek (0%).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Tabel 7

Deskripsi Usia Anak Subjek Paling Kecil

Usia anak Jumlah anak Presentase

< 6 tahun 139 53%

> 6 tahun 121 47%

Total 260 100%

Berdasarkan tabel 7 mengenai usia anak subjek paling kecil, dapat

diketahui bahwa subjek yang memiliki anak berusia kurang dari 6 tahun

berjumlah 139 subjek (53%), yang memiliki anak berusia lebih dari 6

tahun berjumlah 121 subjek (47%).

2. Deskripsi Data Penelitian

Berdasarkan dari data penelitian yang diperoleh untuk

mengetahui tinggi rendahnya locus of control dan work family conflict

yang dimiliki subjek dapat dilihat dengan cara membandingkan mean

teoritis dan mean empiris pada masing-masing skala. Mean teoritik

dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan manual dari skor

terendah dan skor tertinggi dalam skala penelitian. Berikut rumus untuk

menentukan mean teoritis :

MT = (𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚)+ (𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚)

2

Sedangkan, mean empirik merupakan rata-rata dari skor dari subjek

penelitian. Untuk menghitung mean empirik ini, diperoleh menggunaka

uji One-Sample Test dengan menggunakan SPSS. Berikut hasil

perbandingan mean teoritik dan mean empirik pada skala locus of

control dan work family conflict:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

a. Skala Locus of Control

1. Internal Locus of Control

Mean teoritis Internal LOC = (−3 𝑥 8)+ (3 𝑥 8)+ 24

2

= 24/12

= 12

Range = nilai maksimum- nilai minimum =

= 24 – (-24)

= 48

Standar deviasi = 48/ 6 = 8

Tabel 8

Data Mean Empirik Dimensi Internal Locus of Control

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

LOC_INT 260 12.81 6.331 .393

Test Value =

12

T df Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

LOC_INT 32.621 259 .000 12.808 12.03 13.58

Berdasarkan tabel 8 terkait hasil uji data empirik dimensi

internal locus of control, dapat diketahui bahwa dimensi ini

menghasilkan mean teoritis sebesar 12 dan mean empiriknya sebesar

12, 81 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hasil mean teoritis dan

mean empirik dari dimensi ini terdapat perbedaan yang

menunjukkan bahwa mean teoritis lebih rendah daripada mean

empirik. Hal tersebut berarti subjek pada penelitian ini cenderung

menilai internal locus of control dengan nilai yang tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

2. Powerful others Locus of Control

Mean teoritis Powerful others LOC = (−3 𝑥 8)+ (3 𝑥 8)+24

2

= 24/2

= 12

Range = nilai maksimum- nilai minimum =

= 24 – (-24)

= 48

Standar deviasi = 48/ 6 = 8

Tabel 9

Data Mean Empirik Skala Powerful Others Locus of Control

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

LOC_PW

OTHERS 260 33.71 6.921 .429

Test Value = 12

t df Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

LOC_PW

OTHERS

78.527 259 .000 33.708 32.86 34.55

Berdasarkan tabel 9 terkait hasil uji data empirik dimensi

Powerful Others Locus of Control, dapat diketahui bahwa dimensi

ini menghasilkan mean teoritis sebesar 12 dan mean empiriknya

sebesar 33,71 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hasil mean teoritis

dan mean empirik dari dimensi ini terdapat perbedaan yang

menunjukkan bahwa mean teoritis lebih rendah daripada mean

empirik. Hal tersebut berarti subjek pada penelitian ini cenderung

menilai powerful others locus of control dengan nilai yang tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

3. Chance Locus of Control

Mean teoritis Chance Locus of Control = (−3 𝑥 8)+ (3 𝑥 8)+24

2

= 12

Range = nilai maksimum- nilai minimum =

= 24 – (-24)

= 48

Standar deviasi = 48/ 6 = 8

Tabel 10

Data Mean Empirik Skala Chance Locus of Control

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

LOC_CH

ANCE 260 30.45 6.799 . .422

Test Value =

12

t df Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

LOC_CHANCE 72.216 259 .000 30.450 29.62 31.28

Berdasarkan tabel 10 terkait hasil uji data empirik dimensi

chance locus of control, dapat diketahui bahwa dimensi ini

menghasilkan mean teoritis sebesar 12 dan mean empiriknya sebesar

30,45 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hasil mean teoritis dan

mean empirik dari dimensi ini terdapat perbedaan yang

menunjukkan bahwa mean teoritis lebih rendah daripada mean

empirik. Hal tersebut berarti subjek pada penelitian ini cenderung

menilai chance locus of control dengan nilai yang tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

b. Skala Work Family Conflict

Mean teoritis WFC = (1 𝑥 14)+ (7 𝑥 14)

2 = 56

Range = nilai maksimum- nilai minimum = 98 - 14 = 84

Standar deviasi = 84/6 = 14

Tabel 11

Data Mean Empirik Skala Work Family Conflict

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

WFC 260 44.50 8.560 .531

Test Value 56

T df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

WFC 83.820 259 .000 44.496 43.45 45.54

Berdasarkan tabel 11 terkait hasil uji data empirik work family

conflict, dapat diketahui bahwa dimensi ini menghasilkan mean teoritis

sebesar 56 dan mean empiriknya sebesar 44,50 dengan signifikansi

sebesar 0,000. Hasil mean teoritis dan mean empirik dari dimensi ini

terdapat perbedaan yang menunjukkan bahwa mean teoritis lebih tinggi

daripada mean empirik. Hal tersebut berarti subjek pada penelitian ini

cenderung menilai work family conflict dengan nilai yang rendah.

Kemudian, untuk mengetahui jumlah subjek yang memiliki

kecenderungan rendah, sedang, tinggi maka data penelitian ini dapat

dikelompokkan dengan membuat kategorisasi. Hal tersebut dilakukan

dengan mean teoritik (µ) dan standar deviasi (σ) dalam pembuatan

kategori,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Berikut norma kategorisasi yang dibagi menjadi tiga bagian :

Tabel 12

Norma Kategori Skor

Skor Kategori

X < (µ - 1,0σ) Rendah

(µ-1,0σ) ≤ X < (µ + 1,0σ) Sedang

(µ + 1,0σ) ≤ X Tinggi

Berikut kategori skor pada variabel Locus of Control :

Tabel 13

Kategori Skor Internal Locus of Control

Skor Kategori Jumlah (%)

X < 4 Rendah 7 2,7%

4 ≤ X < 20 Sedang 221 85%

20 ≤ X Tinggi 32 12,3%

Total 260 100%

Berdasarkan tabel 13 terkait kategorisasi skor dimensi internal

locus of control, diketahui bahwa terdapat 2,7% subjek yang memiliki

skor dengan kategori rendah pada dimensi internal locus of control.

Kemudian, terdapat 85% subjek yang memiliki skor dengan kategori

sedang dan terdapat 12,3% subjek yang memiliki skor dengan kategori

tinggi pada dimensi internal locus of control. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa mayoritas subjek dalam penelitian ini memiliki

internal locus of control yang sedang.

Tabel 14

Kategori Skor Powerful Others Locus of Control

Skor Kategori Jumlah (%)

X < 4 Rendah 1 0,4%

4 ≤ X < 20 Sedang 9 3,5%

20 ≤ X Tinggi 250 96,1%

Total 260 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Berdasarkan tabel 14 terkait kategorisasi skor dimensi powerful

others locus of control, diketahui bahwa terdapat 0,4% subjek yang

memiliki skor dengan kategori rendah pada dimensi powerful others

locus of control. Kemudian, terdapat 3,5% subjek yang memiliki skor

dengan kategori sedang dan terdapat 96,1% subjek yang memiliki skor

dengan kategori tinggi pada dimensi powerful others locus of control.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mayoritas subjek dalam

penelitian ini memiliki powerful others locus of control yang tinggi.

Tabel 15

Kategori Skor Chance Locus of Control Skor Kategori Jumlah (%)

X < 4 Rendah 0 0%

4 ≤ X < 20 Sedang 15 5,8%

20 ≤ X Tinggi 245 94,2%

Total 260 100%

Berdasarkan tabel 15 terkait kategorisasi skor dimensi chance

locus of control, diketahui bahwa terdapat 0% subjek yang memiliki

skor dengan kategori rendah pada dimensi chance locus of control.

Kemudian, terdapat 5,8% subjek yang memiliki skor dengan kategori

sedang dan terdapat 94,2% subjek yang memiliki skor dengan kategori

tinggi pada dimensi chance locus of control. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa mayoritas subjek dalam penelitian ini memiliki

chance locus of control yang tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Tabel 16

Kategori Skor Work Family Conflict

Skor Kategori Jumlah (%)

X < 42 Rendah 102 39,2%

42 ≤ X < 70 Sedang 158 60,8%

70 ≤ X Tinggi 0 0%

Total 260 100%

Berdasarkan tabel 16 terkait kategorisasi skor skala work family

conflict, diketahui bahwa terdapat 39,2% subjek yang memiliki skor

dengan kategori rendah pada skala work family conflict. Kemudian,

terdapat 60,8% subjek yang memiliki skor dengan kategori sedang dan

terdapat 0% subjek yang memiliki skor dengan kategori tinggi pada

skala work family conflict. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

mayoritas subjek dalam penelitian ini memiliki work family conflict

yang sedang

C. ANALISIS DATA PENELITIAN

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah data penelitian yang telah

dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak, maka dilakuakan uji

normalitas. Uji normalitas ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov,

karena sampel penelitian ini lebih dari 50. Jika jumlah sampel

kurang dari 50 subjek maka menggunakan uji normalitas Shapiro-

Wilk agar lebih akurat (Santoso, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

1. Skala Locus of Control

Tabel 17

Hasil Uji Normalitas Locus of Control

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

LOC_INT .111 260 .000 .935 260 .000

LOC_PWOTHE

RS .106 260 .000 .924 260 .000

LOC_CHANCE .082 260 .000 .985 260 .010

Berdasarkan tabel 17 terkait hasil uji normalitas dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, menunjukkan bahwa data

penelitian pada ketiga dimensi skala locus of control memiliki nilai

signifikansi lebih kecil dari 0.05 (p=0.000 < 0.05). Hal tersebut

menunjukkan bahwa data penelitian ini tidak normal.

Gambar 1.

Histogram Uji Normalitas Internal Locus of Control

Berdasarkan (gambar 1.) terkait histogram internal locus of

control, dapat diketahui bahwa data menunjukkan kemiringan atau

skewness yang positif karena ekornya lebih panjang ke kanan. Selain

itu, data ini menunjukkan kurtosis positif karena ekornya terlalu

pendek dan kurvanya terlalu memuncak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Gambar 2.

Histogram Uji Normalitas Powerful Others Locus of Control

Berdasarkan (gambar 2.) terkait histogram powerful others locus

of control, dapat diketahui bahwa data menunjukkan kemiringan

atau skewness yang negatif karena ekornya lebih panjang ke kiri.

Selain itu, data ini menunjukkan kurtosis positif karena ekornya

terlalu pendek dan kurvanya terlalu memuncak.

Gambar 3.

Histogram Uji Normalitas Chance Locus of Control

Berdasarkan (gambar 3.) terkait histogram chance locus of

control, dapat diketahui bahwa data menunjukkan kemiringan atau

skewness yang negatif karena ekornya lebih panjang ke kiri. Selain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

itu, data ini menunjukkan kurtosis positif karena ekornya terlalu

pendek dan kurvanya terlalu memuncak.

2. Skala Work Family Conflict

Tabel 18

Hasil Uji Normalitas Work Family Conflict

Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

WFC .081 260 .000 .984 260 .006

Berdasarkan tabel 18 terkait hasil uji normalitas dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, menunjukkan bahwa

data penelitian pada skala work family conflict memiliki nilai

signifikansi lebih kecil dari 0.05 (p=0.000 < 0.05). Hal tersebut

menunjukkan bahwa data penelitian ini tidak normal.

Gambar 4.

Histogram Uji Normalitas Work Family Conflict

Berdasarkan (gambar 4.) terkait histogram work family conflict,

dapat diketahui bahwa data menunjukkan kemiringan atau

skewness yang negatif karena ekornya lebih panjang ke kiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Selain itu, data ini menunjukkan kurtosis positif karena ekornya

terlalu pendek dan kurvanya terlalu memuncak.

b. Uji Linearitas

Untuk mengetahui hubungan antarvariabel yang hendak diuji

mengikuti garis lurus atau tidak, maka dilakukan uji linearitas.

Peningkatan atau penurunan kuantitas di satu varibel akan diikuti

secara linear di variabel lainnya (Santoso, 2010). Hasil uji linearitas

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 19

Hasil Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

WFC*

LOC_INT

Between

Groups

(Combined)

2919.888 30 97.330 1.388 .095

Linearity 19.265 1 19.265 .275 .601

Deviation

from

Linearity

2900.623 29 100.021 1.426 .080

Within

Groups

16057.108 229 70.118

Total 18976.996 259

WFC*

LOC_PWOTHERS

Between

Groups

(Combined)

2641.224 36 73.367 1.002 .473

Linearity 95.002 1 95.002 1.297 .256

Deviation

from

Linearity

2546.223 35 72.749 .993 .486

Within

Groups

16335.772 223 73.255

Total 18976.996 259

WFC*

LOC_CHANCE

Between

Groups

(Combined)

2691.929 34 79.174 1.094 .340

Linearity 1.202 1 1.202 .017 .898

Deviation

from

Linearity

2690.727 33 81.537 1.127 .301

Within

Groups

16285.067 225 72.378

Total 18976.996 259

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Berdasarkan tabel 19 terkait hasil uji linearitas, diketahui

bahwa data penelitian pada tiga dimensi locus of control dan work

family conflict memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Dapat

dilihat bahwa antara variabel internal locus of control dan work

family conflict memiliki nilai signifikansi (p=0,601) ; powerful

others locus of control dengan work family conflict memiliki nilai

signifikansi (p= 0,256) dan chance locus of control dengan work

family conflict memiliki nilai signifikansi (p=0,898). Hal ini dapat

disimpulkan bahwa antara variabel locus of control dan work family

conflict tidak memiliki hubungan yang linear karena nilai

signifikansinya lebih dari 0,05. Antarvariabel yang tidak memiliki

hubungan yang linear maka tidak dapat dilanjutkan ke uji hipotesis

karena tidak memenuhi uji asumsi linearitas.

Gambar 5.

Scatter Plot Uji Linearitas Internal Locus of Control dan Work

Family Conflict

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Gambar 6.

Scatter Plot Uji Linearitas Powerful Others Locus of Control dan

Work Family Conflict

Gambar 7.

Scatter Plot Uji Linearitas Chance Locus of Control dan Work

Family Conflict

Selain megecek linearitas melalui tabel, cara lain yang dapat

dilakukan untuk mengecek linearitas hubungan variabel yaitu

dengan melihat datanya secara langsung dalam bentuk grafik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

scatterplot (Santoso, 2010). Jika ditarik garis lurus dan titik-titik

tersebut memiliki jarak yang relatif dekat dengan garis, maka kedua

variabel tersebut dapat dikatakan linear. Namun, berdasarkan scatter

plot (Gambar 5, gambar, gambar 7) menunjukkan bahwa titik-titik

tersebut sangat menyebar, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua

variabel tidak memiliki hubungan yang linear.

2. Uji Hipotesis

Uji asumsi dalam penelitian menunjukkan bahwa data

berdistribusi tidak normal dan tidak linear. Dalam penelitian ini, peneliti

tetap melakukan uji hipotesis untuk melihat tingkat korelasi dan

signifikansi antara dimensi locus of control dan work family conflict.

Hal ini dilakukan untuk memprediksikan bahwa kedua variabel tidak

berkorelasi, sehingga untuk melihat angkanya maka dilakukan uji

hipotesis. Peneliti menggunakan uji hipotesis non-parametrik yaitu

teknik korelasi Spearmen’s Rho. Kriteria kekuatan korelasi pada

penelitian ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 20

Kriteria Korelasi (Sugiyono, 2013)

Koefisien Korelasi Kategori

0.000-0.199 Sangat Lemah

0.200-0.399 Lemah

0.400-0.599 Sedang

0.600-0.799 Kuat

0.800-1.000 Sangat Kuat

Berikut hasil uji hipotesis antara dimensi-dimensi locus of

control dan work family conflict:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Tabel 21

Hasil Uji Hipotesis

Correlations

WFC LOC_

INT

LOC_

PWOTHERS

LOC_

CHANCE

Spearman's

rho

WFC Correlation

Coefficient

Sig. (1-

tailed)

N

1.000

.

-.003

.484

.091

.071

.014

.414

260 260 260

260

LOC_INT

Correlation

Coefficient

-

.003

1.000 .074 .049

Sig. (1-

tailed)

.484 . .116 .215

N 260 260 260 260

LOC_PWOTHERS

Correlation

Coefficient

.091 .074 1.000 .594**

Sig. (1-

tailed)

.071 .116 . .000

N 260 260 260 260

LOC_CHANCE

Correlation

Coefficient

.014 .049 .594** 1.000

Sig. (1-

tailed)

.414 .215 .000 .

N 260 260 260 260

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed)

Berdasarkan hasil uji korelasi pada tabel 21 diketahui bahwa

internal locus of control dan work family conflict memiliki nilai korelasi

sebesar -0.003 dengan nilai signifikansi sebesar 0.484 (p>0.05). Hal

tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat

lemah dan tidak signifikan.

Pada dimensi powerful others dan work family conflict memiliki

nilai korelasi sebesar 0.091 dengan nilai signifikansi sebesar 0.071

(p>0.05). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif

yang sangat lemah dan tidak signifikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Pada dimensi chance locus of control dan work family conflict

memiliki nilai korelasi sebesar 0.014 dengan nilai signifikansi 0.414

(p>0.05). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif

yang sangat lemah dan tidak signifikan.

3. Analisis Tambahan

Analisis tambahan dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan

tingkat work family confict berdasarkan data demografis: 1) Perawat

wanita yang memiliki anak kelompok usia dewasa awal (18-40 tahun)

dan usia dewasa madya (41-60 tahun) ; 2) Perawat yang memiliki anak

paling kecil antara kelompok usia lebih dari 6 tahun (>6 tahun) dan

kelompok usia kurang dari 6 tahun (<6 tahun).

a. Uji Normalitas

1. Kategori Usia Subjek

Berikut merupakan hasil uji normalitas perawat wanita yang

sudah memiliki anak kelompok usia dewasa awal (18-40 tahun)

dan dewasa madya (41-60 tahun) :

Tabel 22

Hasil Uji Normalitas Kategori Usia Subjek Test of Normality

Usia Kolmogorov Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic

df Sig. Statistic df Sig.

Work

Family

Conflict

Dewasa

awal

(18 tahun –

40 tahun)

.074

154

.039

.987

154

.147

Dewasa

madya (41

tahun – 60

tahun)

.126

106

.000

.957

106

.002

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Berdasarkan tabel 22 terkait Uji Normalitas Kategori Usia

Subjek, diketahui bahwa data work family conflict perawat

wanita yang sudah memiliki anak pada kelompok usia dewasa

awal yaitu 18-40 tahun (p=0.039 < 0.05) yang berarti memiliki

distribusi data tidak normal. Sedangkan data work family conflict

perawat wanita yang sudah memiliki anak pada kelompok usia

dewasa madya yaitu 41-60 tahun (p=0.000 < 0.05) yang berarti

juga memiliki distribusi data tidak normal.

2. Kategori Usia Anak Subjek Paling Kecil

Berikut merupakan hasil uji normalitas perawat wanita yang

sudah memiliki anak usia paling kecil kurang dari 6 tahun dan

lebih dari 6 tahun :

Tabel 23

Hasil Uji Normalitas Usia Anak Subjek Paling Kecil

Test of Normality Usia Kolmogorov Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Work

Family

Conflict

>6th

.099 121 .005 .981 121 .088

<6th .098 139 .002 .980 139 .040

Berdasarkan Tabel 23 terkait Uji Normalitas Kategori Usia

Anak Subjek Paling Kecil, diketahui bahwa data work family

conflict perawat wanita yang sudah memiliki anak pada

kelompok usia anak subjek paling kecil lebih dari 6 tahun

(p=0.005 < 0.05) yang berarti memiliki distribusi data tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

normal. Sedangkan data work family conflict perawat wanita

yang sudah memiliki anak pada kelompok anak subjek paling

kecil kurang dari 6 tahun (p=0.002 < 0.05) yang berarti juga

memiliki distribusi data tidak normal.

b. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas digunakan untuk menguji antara dua kelmpok

varian apakah sama atau berbeda. Jika p>0,05 maka kedua varian

populasi sama atau homogen, sedangkan jika p<0,05 maka varian

populasi tidak sama atau tidak homogen (Budi, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

1. Kategori Usia Subjek

Tabel 24

Hasil Uji Homogenitas Kategori Usia Subjek Levene

Statistic

df1 df2 Sig.

Usia Subjek .020 1 258 .887

Berdasarkan tabel 22 terkait Hasil Uji Homogenitas Kategori

Usia Subjek, diketahui bahwa data penelitian work family

conflict pada perawat wanita yang memiliki anak dengan

kategori usia subjek (p=0.887) dapat dikatakan homogen karena

memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0.05.

2. Kategori Usia Anak Subjek Paling Kecil

Tabel 25

Hasil Uji Homogenitas Usia Anak Subjek Paling Kecil Levene

Statistic

df1 df2 Sig.

Usia Anak

Paling Kecil

.014 1 258 .905

Berdasarkan tabel 23 terkait Hasil Uji Homogenitas Kategori

Usia Anak Subjek Paling Kecil, diketahui bahwa data penelitian

work family conflict pada perawat wanita yang memiliki anak

dengan kategori usia anak subjek paling kecil (p=0.905) dapat

dikatakan homogen karena memiliki nilai signifikansi lebih

besar dari 0.05.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

c. Uji Beda Mean

Penelitian ini menggunakan uji beda mean dalam bentuk

non-parametrik Two Independent Sample T-Test jenis Mann

Whitney. Hal ini dilakukan karena berdasarkan hasil uji normalitas

dan uji homogenitas yang telah dilakukan, diketahui bahwa data

work family conflict pada kategori usia subjek 18-40 tahun dan 41-

60 tahun tidak terdistribusi normal. Berikut merupakan hasil

perhitungan beda mean pada masing-masing kategori :

1. Kategori Usia Subjek

Tabel 26

Hasil Uji Beda Mean Usia Subjek dengan Mann-Whitney

Usia N Mean

Rank

Sum of

Ranks

Dewasa awal

(18-40 tahun)

154 119.76 18443.50

Work Family

Conflict

Dewasa madya

(41-60 tahun)

106 146.10 15486.50

Total 260

Test Statisticsa

Mann-Whitney U 6508.500

Wilcoxon W 18443.500

Z -2.778

Asymp. Sig. (2-tailed) .005

Berdasarkan uji beda mean dengan Mann-Whitney, dapat

diketahui bahwa hasilnya memiliki nilai signifikansi sebesar

p=0,005 atau p<0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

perbedaan mean yang signifikan antara work family conflict.

Kelompok subjek usia 18-40 tahun memiliki mean sebesar

119.76 dan 41-60 tahun memiliki mean sebesar 146.10. Oleh

karena itu, dapat diketahui bahwa kelompok subjek dengan usia

41-60 tahun memiliki mean yang lebih besar dibandingkan

dengan kelompok subjek dengan usia 41-60 tahun.

2. Kategori Usia Anak Subjek Paling Kecil

Tabel 27

Hasil Uji Beda Mean Usia Anak dengan Mann-Whitney Usia N Mean

Rank

Sum of

Ranks

>6th 121 118.16 14297.50

Work Family

Conflict

<6th 139 141.24 19632.50

Total 260

Test Statisticsa

Mann-Whitney U 6916.500

Wilcoxon W 14297.500

Z -2.472

Asymp. Sig. (2-tailed) .013

Berdasarkan uji beda mean dengan Mann-Whitney, dapat

diketahui bahwa hasilnya memiliki nilai signifikansi sebesar

p=0,013 atau p<0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan mean yang signifikan antara work family conflict.

Kelompok subjek dengan usia anak >6 tahun memiliki mean

sebesar 118.16 dan kelompok subjek dengan usia anak <6 tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

memiliki mean sebesar 141.24. Oleh karena itu, dapat diketahui

bahwa kelompok subjek dengan usia anak <6 tahun memiliki

mean yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok subjek

dengan usia usia anak >6 tahun.

D. Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan

antara dimensi locus of control dan work family conflict pada perawat

wanita yang sudah memiliki anak. Locus of control memiliki tiga dimensi

yaitu internal locus of control, powerful others locus of control dan chance

locus of control.

Hasil uji asumsi pada penelitian ini menghasilkan data yang tidak

linear dan tidak normal. Peneliti tetap melakukan uji hipotesis untuk melihat

tingkat korelasi dan signifikansi antara dimensi locus of control dan work

family conflict. Hal ini dilakukan untuk memprediksikan bahwa kedua

variabel tidak berkorelasi, sehingga untuk melihat angkanya maka

dilakukan uji hipotesis. Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat lemah dan

tidak signifikan pada dimensi internal locus of control dan work family

conflict. Selanjutnya, terdapat hubungan positif yang sangat lemah dan tidak

signifikan pada dimensi powerful others locus of control dan work family

conflict. Pada dimensi chance locus of control dan work family conflict juga

menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat lemah dan tidak

signifikan. Hasil uji hipotesis tersebut sesuai juga dengan hasil uji asumsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

linearitas yang menghasilkan data tidak linear, karena hubungan antara

ketiga dimensi locus of control dengan work family conflict menghasilkan

data yang sangat lemah dan tidak signifikan.

Hasil uji hipotesis pertama (H1) menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang sangat lemah dan tidak signifikan antara dimensi internal

locus of control dan work family conflict. Hal tersebut tidak sejalan dengan

hasil penelitian dari Fridayanti, Insyastuti, & Anggeani (2019) yang

menyatakan bahwa individu dengan internal locus of control berhubungan

dengan work family conflict. Dalam penelitiannya menyatakan bahwa

individu dengan internal locus of control tidak rentan terjadi work family

conflict karena jika menghadapi peristiwa dalam hidupnya, individu yang

memiliki internal locus of control ini akan cenderung mempertimbangkan

peristiwa atau kejadian-kejadian yang terjadi dalam kehidupannya tersebut

dan dirinya akan lebih mudah mengatasi dan mengelola stres jika terjadi

work family conflict.

Hasil uji hipotesis kedua (H2) menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang lemah dan tidak signifikan antara dimensi powerful others

locus of control dan work family conflict. Kemudian, hipotesis ketiga (H3)

menunjukkan bahwa terdapat dimensi chance locus of control dan work

family conflict. Hal tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian Andreassi

& Thompson (2007) yang menyatakan bahwa locus of control memiliki

hubungan dengan work family conflict. Individu dengan external locus of

control cenderung tidak menyadari bahwa dirinya dapat mengendalikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

situasi stress dan cenderung menggunakan strategi coping pasif sehingga

hal tersebut dapat meningkatkan work family conflict.

Berdasarkan kategorisasi skor subjek dalam variabel locus of

control, dapat disimpulkan bahwa mayoritas subjek memiliki skor yang

tinggi pada dimensi powerful others locus of control dan chance locus of

control. Total subjek yang memiliki dimensi powerful others memiliki skor

sebesar (96,1%) dan subjek yang memiliki dimensi chance locus of control

memiliki skor sebesar (94,2%). Sedangkan pada dimensi internal locus of

control, 85% subjek memiliki skor sedang. Menurut Levenson (dalam Lao,

1977), jika individu memperoleh skor yang tinggi pada dimensi powerful

others atau chance maka individu lebih memiliki external locus of control

yang tinggi. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa mayoritas subjek

penelitian memiliki external locus of control yang tinggi. Peneliti memiliki

asumsi bahwa skor tertinggi pada dimensi powerful others dan chance pada

subjek penelitian ini dapat disebabkan karena adanya social desirability.

Supratiknya (2014) menjelaskan bahwa social desirability merupakan

kecenderungan individu untuk merespon item-item yang dipandang sebagai

hal baik atau diterima oleh masyarakat. Penelitian Levenson (1981)

menemukan bahwa individu yang ada di negara Jepang memiliki dimensi

internal yang lebih rendah daripada di Amerika. Kemudian, negara Jerman

memperoleh skor yang lebih tinggi pada dimensi eksternal dan dimensi

internal yang lebih rendah daripada kebanyakan orang di Amerika. Dapat

disimpulkan bahwa orang Amerika memiliki dimensi internal yang lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

tinggi diantara negara Jepang dan Jerman. Hal itu karena adanya nilai-nilai

budaya tradisional di Amerika tentang kemandirian dan kesuksesan

didapatkan karena adanya kerja keras serta individu lebih kuat dalam

mengontrol pribadinya. Terkait hal tersebut, peneliti tidak menemukan

penelitian terkait kecenderungan locus of control di negara Indonesia.

Namun, hal tersebut dapat dilihat melalui budaya Indonesia yang kolektif.

Karakteristik budaya kolektif menurut Triandis (1999) yaitu individu pada

budaya kolektif saling ketergantungan dengan orang lain,

mempertimbangkan kebutuhan orang lain, bergantung dengan aturan

perilaku sosial dan mengubah dirinya agar sesuai dengan lingkungannya.

Pada penelitian ini, peneliti juga melakukan uji tambahan yaitu uji

beda mean pada variabel work family conflict dengan usia subjek dan usia

anak subjek. Uji beda mean ini dilakukan dengan menggunakan Mann-

Whitney karena dua kategori usia subjek dan usia anak subjek tersebut

memiliki distribusi data tidak normal. Hasil uji beda mean menunjukkan

bahwa work family conflict dengan usia subjek 18-40 tahun adalah 119.76

dan kelompok usia subjek 41-60 tahun adalah 146.10 dengan nilai

signifikansi p=0.005. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan mean yang

signifikan antara dua kelompok usia subjek dan kelompok usia subjek 41-

60 tahun memiliki work family conflict lebih besar dibandingkan kelompok

usia subjek 18-40 tahun. Hal ini didukung dengan pernyataan dari Erikson

(1968), bahwa pada masa dewasa awal (18-30 tahun) individu berfokus

pada identitas diri mereka, seperti melanjutkan pendidikan, memulai karier

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

atau memulai keluarga. Sehingga, individu-individu tersebut masih

memiliki tanggung jawab pekerjaan yang rendah (Baumman, 2011 dalam

Huffman, Culbertson, Henning, & Goh, 2013). Ketika individu sudah

memasuki usia dewasa menengah (25-49 tahun), mereka mulai mengambil

banyak tanggung jawab dalam ranah pekerjaan dan keluarga. Oleh karena

itu, di usia dewasa menengah ini kemungkinan mengalami tuntutan kerja

dan non-kerja berlebihan sehingga dapat meningkatkan work family conflict

(Huffman, Culbertson, Hanning, & Goh, 2013). Untuk tahap dewasa akhir

(45 tahun keatas), cenderung memiliki tanggung jawab yang lebih dalam

menjalani kehidupan lanjut usianya yang dapat mengarah pada work family

conflict (Chapman et all., 1994 dalam Huffman, Culbertson, Hanning, &

Goh, 2013).

Pada kategori anak subjek, hasilnya menunjukkan bahwa work

family conflict dengan usia anak subjek >6 tahun adalah 118.16 dan

kelompok usia subjek <6 tahun adalah 141.24 dengan nilai signifikansi

0.013. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan mean yang signifikan antara

dua kelompok usia anak subjek dan kelompok usia subjek <6 tahun

memiliki work family conflict lebih besar dibandingkan kelompok usia

subjek >6 tahun. Hal ini didukung dengan hasil penelitian (Staines &

O’Conner, dalam Narayan, 2013) yang menyatakan bahwa orang tua

dengan anak <6 tahun dan anaknya memiliki tingkat usia sekolah akan

memiliki work family conflict yang tinggi. Penelitian dari Allen &

Finkelstein (2014) juga menyatakan bahwa wanita yang memiliki anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

paling kecil berusia antara 3 sampai dengan 12 tahun akan mengalami work

family conflict.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara

dimensi locus of control terhadap work family conflict pada perawat

wanita yang sudah memiliki anak. Penelitian ini dapat diketahui

hasilnya dengan menggunakan uji korelasi. Hasil dari penelitian ini

yaitu data berdistribusi tidak normal, ketiga dimensi dari locus of control

memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (p= 0.000 < 0.05) dan

work family conflict juga memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05

(p=0.000 <0.05). Selain itu, antara dimensi locus of control dan work

family conflict tidak memiliki hubungan yang linear karena dapat dilihat

bahwa internal locus of control dan work family conflict memiliki nilai

signifikansi (p=0.601>0.05) ; powerful others locus of control dan work

family conflict memiliki nilai signifikansi (p= 0.256 > 0.05) serta chance

locus of control dan work family conflict memiliki nilai signifikansi (p=

0.898 > 0.05).

Dalam penelitian ini, peneliti tetap melakukan uji hipotesis untuk

melihat tingkat korelasi dan signifikansi antara dimensi locus of control

dan work family conflict. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa

terdapat hubungan negatif yang sangat lemah dan tidak signifikan antara

dimensi internal locus of control dan work family conflict (r=0.003;

p=0.484), terdapat hubungan positif yang sangat lemah dan tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

signifikan antara dimensi powerful others dan work family conflict

(r=0.091; p=0.071) dan terdapat hubungan positif yang sangat lemah

dan tidak signifikan antara dimensi chance locus of control dan work

family conflict (r=0.014; p=0.414). Hasil uji hipotesis tersebut sesuai

juga dengan hasil uji asumsi linearitas yang menghasilkan data tidak

linear.

Hasil uji beda mean pada kelompok usia subjek menunjukkan

bahwa work family conflict dengan usia subjek 18-40 tahun adalah

119.76 dan kelompok usia subjek 41-60 tahun adalah 146.10 dengan

nilai signifikansi p=0.005. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan mean

yang signifikan antara dua kelompok usia subjek 18-40 tahun dan

kelompok usia subjek 41-60 tahun memiliki work family conflict lebih

besar dibandingkan kelompok usia subjek 18-40 tahun. Hal tersebut

karena individu yang sudah memasuki usia dewasa menengah (25-49

tahun) mulai mengambil banyak tanggung jawab dalam ranah pekerjaan

dan keluarga. Kemudian, tahap usia 45 tahun keatas, individu cenderung

memiliki tanggung jawab dalam menjalani kehidupan lanjut usianya.

Berbeda dengan masa dewasa awal (18-30 tahun), individu masih

berfokus pada identitas diri mereka sehingga masih memiliki tanggung

jawab pekerjaan yang rendah.

Hasil uji beda mean pada usia anak subjek menunjukkan bahwa

dengan usia anak subjek >6 tahun adalah 118.16 dan kelompok usia

subjek <6 tahun adalah 141.24 dengan nilai signifikansi 0.013. Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

menunjukkan adanya perbedaan mean yang signifikan antara dua

kelompok usia anak subjek dan kelompok usia anak subjek <6 tahun

memiliki work family conflict lebih besar dibandingkan kelompok usia

anak subjek >6 tahun. Hal tersebut didukung pada penelitian (Staines &

O’Conner, dalam Narayanan & Savarimuthu, 2013) yang menyatakan

bahwa orang tua dengan anak <6 tahun dan anaknya memiliki tingkat

usia sekolah akan memiliki work family conflict yang tinggi.

B. Keterbatasan Penelitian

Pengambilan data dalam penelitian ini pengisiannya tidak ditunggu

oleh peneliti, namun penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara

menitipkan kepala bagian setiap ruangnya. Pengisian kuesioner tersebut

juga dilakukan ketika perawat memiliki waktu luang dan terdapat

kuesioner yang dibawa pulang. Peneliti tidak dapat langsung mengecek

kuesioner yang telah dibagikan setiap ruangan secara langsung dari

subjek yang mengisi. Oleh karena itu, terdapat beberapa kuesioner yang

hilang dan ada beberapa subjek yang tidak mengisi semua pernyataan

dalam kuesioner tersebut.

C. Saran

1. Bagi Perawat Yang Sudah Memiliki Anak

Dampak dari terjadinya work family conflict yaitu work

family conflict dapat berpengaruh terhadap stres kerja (Judge dalam

Kuswanti, 2011). Oleh karena itu, bagi perawat wanita yang sudah

memiliki anak ketika mengalami suatu permasalahan antara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

kehidupan pekerjaan dan keluarga diharapkan untuk tidak

menyalahkan orang lain atau situasi, dapat mengevaluasi dirinya

sendiri dan tidak ketergantungan pada orang lain dalam

menyelesaikan permasalahan karena hal tersebut dapat

meningkatkan work family conflict. Selain itu, ketika ada waktu

luang lebih baik digunakan untuk family time agar tetap terjalin

komunikasi antar keluarga.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk menghindari pengisian pernyataan dalam kuesioner

yang tidak lengkap lebih baik peneliti meminta bantuan juga kepada

kepala bagian setiap ruangan untuk langsung mengecek kuesioner

setelah subjek mengumpulkan, sehingga yang belum mengisi

lengkap pernyataan dalam kuesioner tersebut dapat langsung

melengkapinya.

Lebih baik peneliti selanjutnya membatasi kriteria usia anak

subjek yang paling kecil karena kriteria tersebut merupakan salah

satu faktor yang memengaruhi terjadinya work family conflict. Hal

tersebut juga untuk melihat tingginya work family conflict yang

terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

DAFTAR PUSTAKA

Adityawira, I. K., & Supriyadi. (2017). Hubungan Konflik Kerja Keluarga

Terhadap Motivasi Kerja Dengan Dukungan Sosial.Jurnal Psikologi

Udayana, 4(1), 183 - 197.

Agustina, R., & Sudibya, I. G. (2018). Pengaruh Work Family Conflict

Terhadap Stres Kerja dan Kinerja Wanita Perawat di Rumah Sakit

Umum Daerah Praya Lombak. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana , 775 - 808..

Allen, T. D., & Finkelstein, L. M. (2014). Work–Family Conflict Among

Members of Full-Time Dual-Earner Couples : An Examination of

Family Life Stage, Gender and Age. Journal of Occupational Health

Psychology, 19(3), 376-384.

Amalini, H. F., Musadieq, M. A., & Afrianty, T. W. (2016). Pengaruh Locus

of Control terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja. Jurnal

Administrasi Bisnis, 35 (1), 68-77.

Andreassi, J., & Thompson, C. A. (2007). Dispositional and situational

sources of control : Relative impact on work family conflict and

positive spillover. Journal of Managerial Psychology, Volume 22(8),

722-740.

Arakeri, S. H., & Sunagar, B. V. (2017). Locus of Control: Influence of

Internality, Externality- Others, Externality-Chance among

Management Students. The International Journal of Indian

Psychology, 154 - 163.

Arfidianingrum, D., Nuzulia, S., & Fadhallah, R. (2013). Hubungan Antara

Adversity Intelligence Dengan Work Family Conflict Pada Ibu Yang

Bekerja Sebagai Perawat. Developmental and Clinical

Psychology,13- 22.

Baumann, A. (2007). Positive Practice Environments : Quality Workplaces

= Quality Patient Care. International Council of Nurses, 1 - 61.

Barling, J., Kelloway, E., & R.Frone, M. (2005). Handbook of Work Stress.

USA: Sage Publications, Inc.

Berk, E.L. (2012). Development Through The Lifespan. Yogyakarta:

Pustaka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Pelajar

Blanch, A., & Aluja, A. (2009). Work, family and personality: A study of

work–family conflict. Personality and Individual Differences, 520-

524.

Brosschot, J. F., Gebhardt, W. A., & Godaert, G. L. (1994). Internal,

Powerful Others and Chance Locus of Control : Relationshjips with

Personality, Coping, Stress and Health. Person Indiv. Diff. Vol. 16

(6), pp.839-852.

Budi, T. P. (2005). SPSS 13.0 Terapan : Riset Statistik Parametrik.

Yogyakarta: Penerbit Andi.

Camerino, D., Sandri, M., Sartori, S., Conway, P. M., Campanini, P., &

Costa, G. (2010). Shifwork, Work Family Conflict Among Italian

Nurses, And Prevention Efficacy. Chronobiology International,

1105-1123.

Chen, J. C., & Silverthorne, C. (2008). The impact of locus of control on job

stress, job performance and job satisfaction in Taiwan.Leadership &

Organization Development Journal. 29 (7), 572 - 582.

Dipayanti, S., & Chairani, L. (2012). Locus Of Control dan Resiliensi Pada

Remaja Yang Orang Tuanya Bercerai. Jurnal Psikologi, 8 (1), 16-

19.

Djikstra, M. T., Beersma, B., & Evers, A. (2011). Work & Stress: An

International Journal of Work, Health & Organisations. Work &

Stress, 25 (2), 167-184.

Drs. Saifuddin Azwar, M. (1999). Penyusuna Skala Psikologi. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

E. Berk, L (2012). Development Through The Lifespan Vol. 2 : Dari Masa

Dewasa Awal Sampai Menjelang Ajal (pp. V-118). Yogyakarta :

Pustaka Pelajar.

Ekawarna, M. (2018). Manajemen Konflik dan Stres. Jakarta: Bumi

Aksara.

Fita, E. D. (2017). Hubungan Konflik Peran Ganda dengan Stres Kerja

terhadap Perawat Wanita pada RSUD. A. Wahab Sjahranie

Samarinda. PSIKOBORNEO, 5(2), 346-352.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Fridayanti, H., Indyastuti, D. L., & Anggeani, A. I. (2019). The Effect Of

WoThe Effect of Work Family Conflict On Job Stress Of Country

Civil Apparatus With Locus of Control As A Moderation.

International Conference on Rural Development and

Enterpreneurship 2019 : Enhancing Small Busniness and Rural

Development Toward Industrial Revolution 4.0, Volume 5(1), 269-

278.

Greenhaus, J. H., & Beutell, N. J. (1985). Sources of Conflict between Work

and Family Roles. The Academy of Management Review, 10(1),76 -

88.

Handayani, A. (2013). Keseimbangan Kerja Keluarga pada Perempuan

Bekerja: Tinjauan Teori Border. Buletin Psikologi, 21(2), 90-101.

Hidayati, F. N. (2015). Hubungan antara Self Compassion dengan Work

Family Conflict pada Staf Markas Palang Merah Indonesia Provinsi

Jawa Tengah. Jurnal Psikologi Undip, 14(2), 183-189.

Howell, D. C. (1982). Statistical Methods for Psychology. USA: PWS

Publishers.

Hsu, Y. R. (2011). Work-family conflict and job satisfaction in stressful

working environments : The moderating roles of perceived

supervisor support and internal locus of control. International

Journal of Manpower, 32(2), 233-248.

Huffman, A., Culbertson, S. S., Henning, J. B., & Goh, A. (2013). Work-

family conflict across the. Journal of Managerial Psychology, 28(7-

8), 761-780.

Ir. Syofian Siregar, M. (2013). Statistik Parametik Untuk Penelitian

Kuantitatif : Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi

SPSS Versi 17. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

James, L. R., & Mazerolle, M. D. (2001). Personality in Work

Organizations. London ; New Delhi: Sage Publications.

Karabay, M. E., Akyuz, B., & Erci, M. (2016). Effects of Family-Work

Conflict, Locus of Control, Self Confidence and Extraversion

Personality on Employee Work Stress. Social and Behavioral

Sciences, 269 – 280.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Kendra, C. (2018, November 05). Locus of Control and Your Life. Retrieved

Desember 12, 2018, from Are You in Control of Destiny?:

www.verywellmind.com

Kuswanti, H. D. (2011). Waktu adalah Masalahnya: Menyeimbangkan

Konflik Pekerjaan Keluarga untuk Mengurangi Stres Kerja.

Karisma, 5 (2), 78-83.

K. Stephens, G., & Sommer, S. M. (1996). The Measurement of Work to

Family Conflict. Educational and Psychological Measurement,

56(3), 475-486.

Laksmi, N. A., & Hadi, C. (2012). Hubungan antara Konflik Peran Ganda

(Work Family Conflict) dengan Kepuasan Kerja pada Karyawati

bagian Produksi PT.X. Jurnal Psikologi Undip, 14(2) , 183-189.

Lao, R. (1977). Levenson;s IPC (Internal-External Control) Scale : A

Comparison of Chinese amd American Students. Journal od Cross-

Cultural Psychology, Volume 9 (1), 113-124.

Lefcourt, H. M. (1991). Locus of Control. Measures of Personality and

Social Psychological Attitudes Chapter 9, 413 - 499.

Levenson, H. (1981). Differentiating Among Internality, Powerful Others ,

and Change. Research with the locus of control construct, 1 , 15 - 63.

Mahpul, I. N., & Abdullah, N. A. (2011 ). The Prevalence of Work Family

Conflict among Mothers in Peninsular Malaysia. International

Journal of Humanities and Social Science, 1 (17) .

Michel, J. S., Kotrba, L., Mitchelson, a. K., Clark, M. A., & B.Baltes, B.

(2010). Antecedents of work family conflict: A meta-analytical

review. Journal of Organizational Behavior.

Miles, J., & Shevlin, M. (2001). Applying Reggression & Correlation : A

Guide for Students and Researchers. London : SAGE Publications

Ltd.

Mulyati, S., & Indriana, Y. (2016). Hubungan Antara Kepribadian Hardiness

Dengan Work Family Conflict Pada Ibu Yang Bekerja Sebagai Teller

Bank Pada Bank Rakyat Indonesia Semarang. Jurnal Empati, 5(3),

577-582.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

Netemeyer, R. G., Murrian, R. M., & Boles, J. S. (1996). Development and

Validation of Work Family Conflict and Family Work Conflict

Scales. Jornal of Applied Psychology, 81 (4), 400-410.

Ngah, N., Ahmad, A., & Baba, M. (2009). The Mediating Effect of Work-

Family Conflict on the Relationship Between Locus of Control and

Job Satisfaction . Journal of Social Sciences 5(4), 348 - 354.

Noor, N. M. (2006). Locus Of Control, Supportive Workplace Policies and

Work-Family Conflict. Psychologia ,49,48-60.

Ns. Astuti Ardi Putri, M. K. (2014). Strategi Budaya Carakter Caring of

Nursing. Bogor: IN MEDIA.

Parkes, R.K. (1991). Locus of control as moderator : An explanation for

additive versus interactive findings in the demand-discreation model

of work stress?. British Journal of Ps

Pongoh, V.V., Warouw, H., & Hamel, R. (2015). Perbedaan Stress Kerja

Antara di Ruangan Gawat Darurat Medik RSUP Prof.Dr. R. D

Kandouanado. e-journal Keperawatan, 1-8

PPNI, P. P. (2005). Standar Kompetensi Prawat Indonesia . Jakarta:

Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Prawitasari, A. K., Purwanto, Y., & Yuwono, S. (2007). Hubungan Work

Family Conflict dengan Kepuasan Kerja pada Karyawati Berperan

Jenis Kelamin Androgini di PT. Tiga Putera Abadi Perkasa Cabang

Purbalingga. Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi, 9(2), 1-13.

Retnaningrum, A. K., & Musadieq, M. A. (2016). Pengaruh Work Family

Conflict terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja (Studi pada Perawat

Wanita RSUD Wonosari Yogyakarta). Jurnal Administrasi Bisnis,

Volume 36(1), 72-81.

RI, K.K. 2017. Pusat Data dan Informasi

Richard B. Joelson DSW, L. (2017, Agustus 02). Locus of Control.

Retrieved Desember 12, 2018, from How do we determine our

successes and failures?: www.psychologytoday.com

Rotter, J. B. (1990). Internal Versus External Control of Reinforcement.

American Psychologist Association , 489 - 493.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Russell, M. R., & Cooper, M. L. (1992). Antecedents and Outcomes of Work

Family Conflict : Testing a Model of the Work - Family Interface.

Journal of Applied Psychology, 65 - 78.

S.Friedman, H., & Schustack, M. W. (2008). Kepribadian : Teori Klasik dan

Riset Modern Edisi ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi : Dari Blog menjadi Buku.

Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.

Saftarina, & Hasanah. (2014). Hubungan Shift Kerja dengan Gangguan Pola

Tidur pada Perawat Instalasi Rawat Inap di RSUD Abdul Moeloek

Bandar Lampung 2013. Medula, 2 (2).

Saputra, K. A. (2012). Pengaruh Locus of Control Terhadap Kinerja dan

Kepuasan Kerja Internal Auditor Dengan Kultur Lokal Tri Hita

Karana Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Akuntansi

Multiparadigma, 3(1) , 1-160.

Searle, B. A., & Klepa, L. (1991). Rational Versus Gender Role

Explanations for Work-Family Conflict. Journal of Applied

Psychology, 76(4) , 560-568.

Spector, P. (1982). Behavior in organizations as a function of employee's

locus of control. Psychological Bulletin 91 (3), 482-497.

Susanti, S., & Ekayati, I. N. (2013). Peran Pekerjaan, Peran Keluarga Dan

Konflik Pekerjaan Pada Perawat Wanita. Jurnal Psikologi Indonesia,

183 - 190.

Supratiknya, P. D. (2014). Pengukuran Psikologis . Yogyakarta: Sanata

Dharma University Press.

Supratiknya, P. D. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif

dalam Psikologi. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Triandis, H. C. (1999). Cross-cultural psychology. Asia Journal of Social

Psychology, 127-143.

Triaryati, N. (2003). Pengaruh Adaptasi Kebijakan Mengenai Work Family

Issue Terhadap Absen Dan Turnover. Jurnal Manajemen &

Kewirausahaan, 5(1), 85 - 96.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

Touliatos, J., Perlmutter, B. F., Strauss, M. A., & Holden, G. W. (2001).

Handbook of Family Measurement Techniques: Abstracts, 1-3.

London ; New Delhi : Sage Publication.

Wittiri, A., Kusumaningtyas, A., & Ujianto. (2016). The Influence of Locus

of Control , Knowledge Sharing And A Professional Ethics To Nurse

Professionalism Throught Individual Learning In Mother And Child

Hospital At South Sulawesi Province. International Journal of

Business and Management Invention, 5 (10), 01-09.

Yildirim, D., & Aycan, Z. (2008). Nurses's work demands and work family

conflict : A questionnaire survey. International Journal of Nursing

Studies, 1366 - 1378.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

LAMPIRAN 1

SKALA PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

SKALA PENELITIAN

Disusun Oleh:

Regina Kunthi Srimaharani

159114065

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Yogyakarta, 15 November 2019

Salam sejahtera,

Dalam rangka memenuhi dan menyelesaikan tugas akhir

sebagai mahasiswa, maka perkenankan saya:

Nama/NIM : Regina Kunthi Srimaharani / 159114065

Institusi : Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma

Alamat : Jalan Mawar, Kadirojo II, Purwomartani, Kalasan, Kabupaten

Sleman, DIY

Kontak : 085712726495 /

[email protected]

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh locus of control

terhadap work family conflict pada perawat wanita yang sudah memiliki anak.

Kemudian, penelitian ini bermanfaat untuk menyadari pentingnya memahami locus

of control dalam menanggani permasalahan mengenai tuntutan peran di dalam

pekerjaan dan keluarga yang dapat menimbulkan work family conflict.

Saya memilih subjek perawat wanita yang sudah memiliki anak

dalam penelitian ini karena perawat memiliki waktu kerja yang tidak fleksibel dan

lebih, seperti adanya shift kerja dan menyesuaikan kondisi pasiennya. Kemudian,

wanita yang sudah memiliki anak memiliki tanggung jawab yang lebih karena harus

mengurus pekerjaan dan keluarganya.

Oleh karena itu, dalam rangka penyusunan tugas akhir sebagai mahasiswa,

saya meminta bantuan kepada Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian yang saya

buat dengan mengisi skala ini. Penelitian ini dilakukan tanpa ada unsur paksaan dan

bersifat sukarela. Skala ini dapat diselesaikan kira-kira dalam waktu 10 menit – 15

menit. Saya mengharapkan Ibu dapat mengisi dengan lengkap setiap pernyataan

dalam skala ini sesuai dengan keadaan, pikiran, dan perasaan Ibu yang sebenarnya.

Jawaban yang Ibu berikan tidak ada yang benar atau salah maupun baik atau buruk.

Semua jawaban adalah baik bila sesuai dengan keadaan Ibu yang sebenarnya.

Semua jawaban serta identitas yang Ibu berikan tidak akan disebarluaskan

dan terjamin kerahasiannya. Hasil jawaban pada skala ini juga tidak akan

mempengaruhi apapun pada diri Ibu. Oleh karena itu, saya mengharapkan Ibu dapat

mengisi skala ini dengan sejujur-jujurnya. Jika Ibu sudah mengisi skala ini, akan

ada reward yaitu berupa gantungan kunci. Saya mengucapkan terimakasih banyak

kepada Ibu atas partisipasi dan kesediaannya untuk mengisi skala ini.

Peneliti,

Regina Kunthi Srimaharani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

PERNYATAAN KESEDIAAN

(Informed Consent)

Inisial nama :

Usia : _____ tahun

Instansi :

Jumlah anak :

Usia anak : (*Jika anak lebih dari satu, silahkan menyebutkan semuanya dimulai dari usia anak yang tertua.

Contoh jawaban : 17 tahun, 5 tahun, 3 tahun.)

Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian.

Saya mengisi skala penelitian ini dengan sukarela tanpa paksaan pihak manapun.

Seluruh jawaban yang saya berikan adalah jujur dan sesuai dengan keadaan diri

saya yang sebenarnya.

Yogyakarta, …………………

Menyetujui,

(…………………………)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

PETUNJUK PENGISIAN

Skala penelitian ini terdiri dari dua bagian. Ibu diminta untuk membaca

dengan cermat dan memahami setiap pernyataan yang ada pada masing-masing

bagian skala. Kemudian, pilihlah satu jawaban yang paling sesuai atau paling

menggambarkan diri Ibu dan berilah tanda silang (X) pada jawaban tersebut.

Apabila Ibu ingin mengganti jawaban yang ada dapat dilakukan dengan cara

memberi tanda sama dengan (=) pada jawaban yang salah, kemudian berilah tanda

silang (X) pada jawaban yang baru.

Contoh:

No. Pernyataan STS TS ATS AS S SS

1. Dapat tidaknya saya

menjadi pemimpin

atau tidak sebagian

besar tergantung

pada kemampuan

saya.

X

2. Sebagian besar

hidup saya

dikendalikan oleh

kejadian yang tidak

sengaja.

X X

Setiap orang akan memiliki jawaban yang mungkin berbeda karena tidak

ada jawaban yang benar atau salah. Oleh karena itu, pilihlah jawaban yang

menggambarkan diri Ibu dan sesuai dengan keadaan sebenarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

SKALA BAGIAN I

Pilihan jawaban yang tersedia pada skala bagian I sebagai berikut:

STS = Jika merasa Sangat Tidak Setuju

TS = Jika merasa Tidak Setuju

ATS = Jika merasa Agak Tidak Setuju

AS = Jika merasa Agak Setuju

S = Jika merasa Setuju

SS = Jika merasa Sangat Setuju

No. Pernyataan STS TS ATS AS S SS

1. Dapat tidaknya saya

menjadi pimpinan,

sebagian besar

tergantung pada

kemampuan saya.

STS TS ATS AS

S

SS

2. Sebagian besar

hidup saya

dikendalikan oleh

kejadian yang tidak

sengaja.

STS TS ATS AS S SS

3. Saya merasa bahwa

apa yang terjadi

dalam hidup saya

sebagian besar

ditentukan oleh

orang-orang yang

berkuasa.

STS TS ATS AS S SS

4. Dapat tidaknya saya

mengalami

kecelakaan mobil,

sebagian besar

tergantung pada

kemahiran saya

mengemudi.

STS TS ATS AS S SS

5. Ketika saya

membuat rencana,

saya cukup yakin

untuk dapat

melaksanakannya.

STS TS ATS AS S SS

6. Seringkali tidak ada

kesempatan untuk

melindungi

kepentingan pribadi

STS TS ATS AS S SS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

saya dari nasib

buruk.

7. Ketika saya

mendapatkan apa

yang saya inginkan,

biasanya karena

keberuntungan.

STS TS ATS AS S SS

8. Meskipun mungkin

saya mempunyai

kemampuan yang

baik, saya tidak akan

diberi tanggung

jawab jadi pimpinan

tanpa saya

memohon kepada

mereka yang

memiliki

kekuasaan.

STS TS ATS AS S SS

9. Banyak sedikitnya

teman yang saya

miliki, tergantung

dari seberapa baik

diri saya.

STS TS ATS AS S SS

10. Saya sering

menemukan pada

kehidupan saya,

bahwa apa yang

terjadi pasti akan

terjadi.

STS TS ATS AS S SS

11. Kehidupan saya

terutama

dikendalikan oleh

orang-orang yang

memiliki

kekuasaan.

STS TS ATS AS S SS

12. Dapat tidaknya saya

mengalami

kecelakaan mobil,

sebagian besar

karena

keberuntungan.

STS TS ATS AS S SS

13. Orang-orang seperti

saya memiliki

kesempatan yang

sangat kecil untuk

melindungi diri

STS TS ATS AS S SS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

sendiri ketika

memiliki konflik

dengan mereka yang

memiliki kuasa.

14. Tidaklah terlalu

bijaksana bagi saya

untuk

merencanakan

terlalu jauh, sebab

banyak hal bisa

berubah menjadi

keberuntungan atau

kemalangan.

STS TS ATS AS S SS

15. Untuk mendapatkan

apa yang saya mau

diperlukan usaha

untuk

menyenangkan

atasan-atasan saya.

STS TS ATS AS S SS

16. Dapat tidaknya saya

menjadi pimpinan,

tergantung pada

sejauh mana saya

cukup beruntung

untuk berada di

tempat dan waktu

yang tepat.

STS TS ATS AS S SS

17. Jika orang-orang

yang berpengaruh

itu memutuskan

untuk tidak

menyukai saya,

mungkin saya tidak

akan memiliki

banyak teman.

STS TS ATS AS S SS

18. Saya cukup mampu

untuk menentukan

apa yang akan

terjadi di dalam

hidup saya.

STS TS ATS AS S SS

19. Biasanya saya dapat

melindungi

kepentingan pribadi

saya.

STS TS ATS AS S SS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

20. Dapat tidaknya saya

mengalami

kecelakaan mobil,

sebagian besar

tergantung pada

pengemudi lain.

STS TS ATS AS S SS

21. Ketika saya

mendapatkan apa

yang saya inginkan,

itu karena kerja

keras saya untuk

memperolehnya.

STS TS ATS AS S SS

22. Saya memastikan

rencana saya sesuai

dengan keinginan

orang-orang yang

lebih berkuasa agar

rencana saya

berhasil.

STS TS ATS AS S SS

23. Hidup saya

ditentukan oleh

tindakan yang saya

lakukan sendiri.

STS TS ATS AS S SS

24. Banyak sedikitnya

teman, sebagian

besar tergantung

pada nasib saya.

STS TS ATS AS S SS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

SKALA BAGIAN II

Pilihan jawaban yang tersedia pada skala bagian II sebagai berikut:

STS = Jika merasa Sangat Tidak Setuju

TS = Jika merasa Tidak Setuju

ATS = Jika merasa Agak Tidak Setuju

N = Jika merasa Antara Setuju atau Tidak Setuju

AS = Jika merasa Agak Setuju

S = Jika merasa Setuju

SS = Jika merasa Sangat Setuju

No. Pernyataan STS TS ATS N AS S SS

1. Saya memiliki

cukup waktu untuk

memenuhi potensi

saya baik dalam

karier maupun

sebagai pasangan

dan orang tua.

STS

TS ATS N AS S SS

2. Tekanan untuk

menyeimbangkan

tanggung jawab

saya di rumah dan

di tempat kerja

sering

menyebabkan saya

merasa lelah secara

emosional.

STS TS ATS N AS S SS

3. Cara yang saya

gunakan untuk

menyelesaikan

masalah pekerjaan

di tempat kerja

efektif dalam

menyelesaikan

masalah di rumah.

STS TS ATS N AS S SS

4. Tuntutan

pekerjaan

membuat saya

merasa kesulitan

untuk

mempertahankan

hubungan yang

saya inginkan

dengan pasangan

dan anak-anak.

STS TS ATS N AS S SS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

5. Perilaku yang

efektif dan perlu

bagi saya di tempat

kerja akan menjadi

kontraproduktif di

rumah.

STS TS ATS N AS S SS

6. Waktu yang harus

saya curahkan

untuk pekerjaan

saya, tidak

membuat saya

berpartisipasi

secara setara dalam

tanggung jawab

dan kegiatan

rumah tangga.

STS TS ATS N AS S SS

7.

Pekerjaan

menjauhkan saya

dari keluarga lebih

dari yang saya

inginkan.

STS TS ATS N AS S SS

8. Karena pekerjaan

saya sangat

menuntut, saya

sering ingin marah

di rumah.

STS TS ATS N AS S SS

9. Saya sering merasa

tertekan dalam

menyeimbangkan

tanggung jawab

saya di tempat

kerja dan di rumah.

STS TS ATS N AS S SS

10. Hal yang berhasil

bagi saya di rumah

tampaknya juga

efektif di tempat

kerja, dan

sebaliknya.

STS TS ATS N AS S SS

11. Ketika berada di

rumah saya tidak

dapat berperilaku

dengan cara yang

sama seperti di

tempat kerja.

STS TS ATS N AS S SS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

12. Hal-hal yang

membuat saya

efektif di tempat

kerja juga

membantu saya

menjadi orang tua

dan pasangan yang

lebih baik.

STS TS ATS N AS S SS

13. Pekerjaan

menghabiskan

banyak waktu yang

seharusnya saya

habiskan bersama

keluarga.

STS TS ATS N AS S SS

14. Saya bertindak

secara berbeda

dalam menanggapi

masalah

interpersonal di

tempat kerja dan

yang saya lakukan

di rumah.

STS TS ATS N AS S SS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

LAMPIRAN 2

RELIABILITAS SKALA LOCUS OF CONTROL DAN

WORK FAMILY CONFLICT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

LAMPIRAN RELIABILITAS SKALA

A. SKALA LOCUS OF CONTROL

1. Reliabilitas Skala Locus of Control (LOC) pada setiap dimensi

a. Internal Locus of Control

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.666 8

b. Powerful others Locus of Control

Cronbach's

Alpha N of Items

.752 8

c. Chance Locus of Control

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.618 8

2. Reliabilitas Skala Work Family Conflict

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.650 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

LAMPIRAN 3

HASIL UJI MEAN EMPIRIK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

HASIL UJI MEAN EMPIRIS

A. SKALA LOCUS OF CONTROL

Hasil Uji Mean Empirik Skala Locus of Control pada setiap

dimensi :

a. Internal Locus of Control

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

LOC_IN

T 260 12.81 6.331 .393

One-Sample Test

Test Value = 0

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

LOC_IN

T 32.621 259 .000 12.808 12.03 13.58

b. Powerful Others Locus of Control

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

LOC_PWOTHER

S 260 33.71 6.921 .429

One-Sample Test

Test Value = 0

T df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

LOC_

PWOTHERS 78.527 259 .000 33.708 32.86 34.55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

c. Chance Locus of Control

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

LOC_CHANC

E 260 30.45 6.799 .422

One-Sample Test

Test Value = 0

T df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

LOC_

CHANCE 72.216 259 .000 30.450 29.62 31.28

B. SKALA WORK FAMILY CONFLICT

Hasil uji Mean Empirik Skala Work Family Conflict:

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

WFC 260 44.50 8.560 .531

One-Sample Test

Test Value = 0

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

WFC 83.820 259 .000 44.496 43.45 45.54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

LAMPIRAN 4

HASIL UJI NORMALITAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

A. Hasil Uji Normalitas Locus of Control dan Work Family Conflict

B. Histogram Locus of Control pada setiap dimensi

1. Internal Locus of Control

2. Powerful Others Locus of Control

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

WFC .081 260 .000 .984 260 .006

LOC_INT .111 260 .000 .935 260 .000

LOC_PWOTHERS .106 260 .000 .924 260 .000

LOC_CHANCE .082 260 .000 .985 260 .010

a. Lilliefors Significance Correction

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

3. Chance Locus of Control

C. Histogram Work Family Conflict

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

LAMPIRAN 5

HASIL UJI LINEARITAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

A. Hasil Uji Linearitas Locus of Control dan Work Family Conflict

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

WFC *

LOC_INT

Between

Groups

(Combined) 2919.888 30 97.330 1.388 .095

Linearity 19.265 1 19.265 .275 .601

Deviation from

Linearity 2900.623 29 100.021 1.426 .080

Within Groups 16057.108 229 70.118

Total 18976.996 259

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

WFC *

LOC_PWOTHE

RS

Between

Groups

(Combined) 2641.224 36 73.367 1.002 .473

Linearity 95.002 1 95.002 1.297 .256

Deviation from

Linearity 2546.223 35 72.749 .993 .486

Within Groups 16335.772 223 73.255

Total 18976.996 259

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

WFC *

LOC_CHANC

E

Between

Groups

(Combined) 2691.929 34 79.174 1.094 .340

Linearity 1.202 1 1.202 .017 .898

Deviation from

Linearity 2690.727 33 81.537 1.127 .301

Within Groups 16285.067 225 72.378

Total 18976.996 259

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

B. SCATTER PLOT INTERNAL LOCUS OF CONTROL DAN WORK

FAMILY CONFLICT

C. SCATTER PLOT POWERFUL OTHERS LOCUS OF CONTROL DAN

WORK FAMILY CONFLICT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

D. SCATTER PLOT CHANCE LOCUS OF CONTROL DAN WORK FAMILY

CONFLICT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

LAMPIRAN 6

HASIL UJI HIPOTESIS DENGAN SPEARMEN’S RHO

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

Hasil Uji Korelasi Dimensi Locus of Control dan Work Family Conflict

Correlations

WFC

LOC_IN

T

LOC_PWO

THERS

LOC_CHA

NCE

Spearman's

rho

WFC Correlation

Coefficient 1.000 -.003 .091 .014

Sig. (1-tailed) . .484 .071 .414

N 260 260 260 260

LOC_INT Correlation

Coefficient -.003 1.000 .074 .049

Sig. (1-tailed) .484 . .116 .215

N 260 260 260 260

LOC_PWOTHE

RS

Correlation

Coefficient .091 .074 1.000 .594**

Sig. (1-tailed) .071 .116 . .000

N 260 260 260 260

LOC_CHANCE Correlation

Coefficient .014 .049 .594** 1.000

Sig. (1-tailed) .414 .215 .000 .

N 260 260 260 260

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

LAMPIRAN 7

HASIL UJI TAMBAHAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

A. Uji Tambahan Work Family Conflict Berdasarkan Kategori Usia

Subjek

1. Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality

Usia Subjek

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statist

ic df Sig.

Statist

ic df Sig.

Work Family

Conflict

Dewasa awal (18

tahun-40 tahun) .074 154 .039 .987 154 .147

Dewasa madya

(41 tahun – 60

tahun)

.126 106 .000 .957 106 .002

a. Lilliefors Significance Correction

2. Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Work Family Conflict

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

.020 1 258 .887

3. Hasil Uji Beda Mean dengan Mann-Whitney U test

Ranks

Usia Subjek N Mean Rank

Sum of

Ranks

Work Family Conflict Dewasa awal (18 tahun-

40 tahun) 154 119.76

18443.5

0

Dewasa madya (41 tahun

– 60 tahun) 106 146.10

15486.5

0

Total 260

Test Statisticsa

Work Family

Conflict

Mann-Whitney U 6508.500

Wilcoxon W 18443.500

Z -2.778

Asymp. Sig. (2-tailed) .005

a. Grouping Variable: Usia Subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

B. Uji Tambahan Work Family Conflict Berdasarkan Kategori Usia Anak

Subjek Paling Kecil

1. Hasil Uji Normalitas

Case Processing Summary

Umur

Anak

Cases

Valid Missing Total

N Percent N

Percen

t N Percent

Work Family

Conflict

>6th 121 100.0% 0 0.0% 121 100.0%

<6th 139 100.0% 0 0.0% 139 100.0%

2. Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Work Family Conflict

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

.014 1 258 .905

3. Hasil Uji Beda Mean dengan Mann-Whitney U test

Ranks

Umur Anak N Mean Rank Sum of Ranks

Work Family

Conflict

>6th 121 118.16 14297.50

<6th 139 141.24 19632.50

Total 260

Test Statisticsa

Work Family

Conflict

Mann-Whitney U 6916.500

Wilcoxon W 14297.500

Z -2.472

Asymp. Sig. (2-

tailed) .013

a. Grouping Variable: Umur Anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI