HUBUNGAN ANTARA DIMENSI LOCUS OF CONTROL DAN WORK …
Transcript of HUBUNGAN ANTARA DIMENSI LOCUS OF CONTROL DAN WORK …
HUBUNGAN ANTARA DIMENSI LOCUS OF CONTROL DAN WORK FAMILY
CONFLICT PADA PERAWAT WANITA YANG SUDAH MEMILIKI ANAK
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh :
Regina Kunthi Srimaharani
NIM : 159114065
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“Karena masa depan sungguh ada dan harapanmu tidak akan hilang”
__Amsal 23:18
“Hidup itu jangan dibuat sulit, pasti ada solusi”
__ Ibu Fransiska Sri Sulastri
“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit
ada waktunya.”
__Pengkotbah 3:1
“Jangan sampai kekhawatiranmu lebih besar dari Tuhan yang ada di
dalam kamu.”
__Rachael Natasya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberikan berkat, kekuatan,
menuntun dan memberikanku ketenangan ketika aku sedang mengalami kesulitan
dalam mengerjakan skripsi ini.
Keluarga yang saya cintai, bapak, ibu, mas dan adik yang selalu memberikan
dukungan, cinta dan perhatian ketika aku sedang merasa jenuh dalam
mengerjakan skripsi ini.
Dosen Pembimbing, Ibu Ratri Sunar Astuti, S.Psi., M.si. yang selalu sabar dan
mau meluangkan waktunya dalam membimbing pengerjaan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA DIMENSI LOCUS OF CONTROL DAN WORK
FAMILY CONFLICT PADA PERAWAT WANITA YANG SUDAH
MEMILIKI ANAK
Regina Kunthi Srimaharani
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara locus of control
terhadap work family conflict pada perawat wanita yang sudah memiliki anak.
Hipotesis penelitian ini yaitu terdapat hubungan negatif yang signifikan antara
dimensi Internal locus of control terhadap work family conflict pada perawat wanita
yang sudah memiliki anak. Selanjutnya, terdapat hubungan positif yang signifikan
antara dimensi Powerful others locus of control dan dimensi Chance locus of
control terhadap work family conflict pada perawat wanita yang sudah memiliki
anak. Subjek dalam penelitian ini adalah 260 perawat wanita yang sudah memiliki
anak. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan alat ukur yang telah
diadaptasi yaitu skala locus of control milik Levenson (1981) dengan reliabilitas
pada Internal locus of control (α = 0.666) ; Powerful others locus of control (α=
0.752) ; Chance locus of control (α=0.618) dan skala work family conflict milik
Stephens Sommer (1981) dengan reliabilitas sebesar (α=0.650). Hasil uji asumsi
menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal dan tidak linear. Hasil
uji hipotesis menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif yang sangat lemah dan
tidak signifikan antara dimensi Internal locus of control dan work family conflict
(r=0.003; p=0.484), terdapat hubungan positif yang sangat lemah dan tidak
signifikan antara dimensi Powerful others dan work family conflict (r=0.091;
p=0.071), dan terdapat hubungan positif yang sangat lemah dan tidak signifikan
antara dimensi Chance locus of control dan work family conflict (r=0.014;
p=0.414).
Kata kunci: locus of control, work family conflict, perawat wanita yang sudah
memiliki anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
CORRELATION BETWEEN LOCUS OF CONTROL DIMENSIONS AND
WORK FAMILY CONFLICT IN NURSES OF WOMEN THAT HAVE
CHILDREN
Regina Kunthi Srimaharani
ABSTRACT
This study aims to determine the correlation between the locus of control on
work family conflict in female nurses who already have children. The hypothesis
of this study is a significant negative correlation between Internal Locus of control
dimension on the work family conflict in female nurses who already have children.
Furthermore, there is a significant positive correlation between Powerful Others
locus of control dimension and Chance locus of control dimension on the work
family conflict in female nurses who already have children. Subjects in this study
were 260 female nurses who already have children. Data collection in this study
uses a measurement tool that has been adapted, namely the scale of the locus of
control by Levenson (1981) with reliability on the Internal locus of control (α =
0.666); Powerful Others locus of control (α = 0.752); Chance locus of control (α =
0.618) and the scale of work family conflict belonging to Stephens Sommer (1981)
with a reliability of (α = 0.650). The assumption test results show that the data are
not normally distributed and are not linear. The hypothesis test result shows that
there is a very weak and not significant negative correlation between the Internal
locus of control dimension and work family conflict (r = 0.003; p = 0.484), there is
a very weak and not significant positive correlation between Powerful others locus
of control dimension and work family conflict (r = 0.091; p = 0.071), and there is a
very weak and not significant positive correlation between the Chance locus of
control dimension and work family conflict (r = 0.014; p = 0.414).
Keywords: locus of control, work family conflict, female nurses who already have
children
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat, bimbingan, dan penyertaan-Nya, saya diberikan kemampuan
dan kekuatan untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari
bahwa keberhasilan dalam proses penyusunan skripsi ini berkat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus
kepada :
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang menjadi sumber kekuatanku ketika
sedang mengalami kesulitan dalam pengerjaan skripsi ini.
2. Ibu Dr. Yohana Titik Kristiani, M.Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Monica Eviandaru M., M.Apps. Psych. Ph.D. selaku Kepala Program
Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Ratri Sunar Astuti, S.Psi., M.si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
selalu sabar dan mau meluangkan waktunya untuk membimbing,
memberikan saran dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Cornelius Siswa Widiyatmoko M.Psi dan Bapak Robertus Landung
Eko Prihatmoko, M.Psi terimakasih telah meluangkan waktunya untuk
memberikan saran mengenai skripsi yang saya tulis.
6. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto M.Si. selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing penulisan mata kuliah dan pengisian
KRS di setiap semester.
7. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Sanata Dharma yang telah memberikan
ilmunya selama proses perkuliahan ini.
8. Seluruh Staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, terima kasih
atas segala bantuan dan pelayanan yang berkaitan dengan perkuliahan ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
9. Orang tuaku tersayang Bapak FX Supardiyanto dan Ibu Fransiska Sri
Sulastri yang selalu mengingatkanku untuk menyelesaikan skripsi ini,
memberikan dorongan dan cinta kasih kepadaku.
10. Terima kasih untuk masku Benidiktus Harimurti Adi Primandiri dan adikku
Yohanes Ardian Wibisana, terima kasih atas semangat dan doa yang
diberikan kepadaku.
11. Stephanus Rizal Prabowo, terima kasih banyak sudah selalu memberikanku
semangat, menemaniku kemanapun ketika aku sedang memerlukan
bantuan, terima kasih atas doa yang selalu kamu berikan kepadaku. Tuhan
memberkatimu.
12. Maria Axcella Christy dan Martha Sawitri terima kasih sudah menjadi
teman curhatku, teman sambat selama proses pengerjaan skripsi ini, selalu
memberikanku saran dan membuatku tenang ketika aku sedang cemas
dalam segala hal. Terima kasih guys!
13. Flora Febriani terima kasih sudah menjadi teman ceritaku ketika aku sedang
mengalami masalah, terima kasih atas segala kebaikan yang kamu berikan
kepadaku. God Bless You Floo!
14. Sahabatku sedari SMP Sekar Hezed Christo dan Valleriana Badhe Kira,
terima kasih sudah selalu memberikan semangat untukku. Terima kasih atas
hiburan dan doa yang sudah kalian berikan kepadaku.
15. Felisitas Tias, adik sekaligus teman yang selalu memberikanku semangat.
Sukses selalu untukmu Yas!
16. Terima kasih untuk para subjekku yang sudah bersedia meluangkan
waktunya untuk mengisi skala penelitianku. Berkah dalem.
17. Teman-teman Psikologi Angkatan 2015 khususnya untuk teman-teman
kelas C, terimakasih sudah mewarnai hari-hari perkuliahanku. Sukses untuk
kalian semua!
18. Semua orang yang telah membantuku selama mengerjakan skripsi ini.
Terima kasih untuk kebaikan kalian semua. God Bless You all!!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
19. Teman-teman Panti Psychofest 2018, AKSI 2017 & 2019, Bina Desa, Class
Meeting Psikologi 2016, terima kasih atas segala dinamika dan pengalaman
yang sudah diberikan kepadaku.
20. Ana, Panca, Valens, Soma, Galuh, Mbak Clara terimakasih sudah
membantuku dalam proses skripsian ini.
21. Pihak-pihak Rumah Sakit yang telah membantu saya dalam proses
pengambilan data skripsi ini. Terimakasih, berkah dalem.
22. Teman-teman satu bimbingan Bu Ratri, terima kasih atas pengalaman yang
kalian berikan kepadaku. Sukses untuk kalian! Tuhan memberkati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ .vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................. viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.......................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xx
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 10
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 11
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 11
1. Manfaat teoritis ............................................................................ 11
2. Manfaat Praktis ............................................................................ 11
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
A. Work Family Conflict ......................................................................... 13
1. Definisi Work Family Conflict ..................................................... 13
2. Dimensi Work Family Conflict .................................................... 14
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Work Family Conflict ............ 16
4. Dampak Work Family Conflict .................................................... 17
B. Locus of Control ................................................................................. 18
1. Definisi Locus of Control ............................................................. 18
2. Dimensi Locus of Control ............................................................ 19
3. Karakteristik Locus of Control ..................................................... 21
4. Dampak Locus of Control ............................................................ 23
C. Perawat ............................................................................................... 25
1. Definisi Perawat ........................................................................... 25
2. Dinamika Kehidupan Perawat...................................................... 25
D. Dinamika Hubungan Dimensi Locus of Control dan Work Family Conflict
pada Perawat Wanita Yang Sudah Memiliki Anak............................ 26
E. Skema Hubungan Dimensi LOC dan WFC ........................................ 30
F. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 31
BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 32
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 32
B. Variabel Penelitian ............................................................................. 32
1. Variabel Independen .................................................................... 32
2. Variabel Dependen ....................................................................... 32
C. Definisi Operasional........................................................................... 32
1. Locus of Control ........................................................................... 32
2. Work Family Conflict .................................................................. 33
D. Subjek Penelitian ................................................................................ 34
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ................................................. 34
1. Skala Locus of Control ................................................................. 35
2. Skala Work Family Conflict ......................................................... 38
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur .................................................. 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
1. Validitas Alat Ukur ...................................................................... 39
2. Reliabilitas Alat Ukur .................................................................. 40
G. Metode Analisis Data ......................................................................... 41
1. Uji Asumsi ................................................................................... 41
a. Uji Normalitas ........................................................................ 41
b. Uji Linearitas .......................................................................... 42
2. Uji Hipotesis ................................................................................ 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 44
A. Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 44
B. Analisis Data ...................................................................................... 44
1. Deskripsi Subjek Penelitian ......................................................... 44
2. Deskripsi Data Penelitian ............................................................. 46
C. Analisis Data Penelitian ..................................................................... 53
1. Uji Asumsi ................................................................................... 53
a. Uji Normalitas ........................................................................ 53
b. Uji Linearitas ......................................................................... 57
2. Uji Hipotesis ................................................................................ 61
3. Analisis Tambahan ....................................................................... 62
a. Uji Normalitas ........................................................................ 62
1) Kategori Usia Subjek ...................................................... 62
2) Kategori Usia Anak Subjek Paling Kecil ......................... 63
b. Uji Homogenitas .................................................................... 64
1) Kategori Usia Subjek ...................................................... 65
2) Kategori Usia Anak Subjek Paling Kecil ......................... 65
c. Uji Beda Mean ....................................................................... 66
1) Kategori Usia Subjek ...................................................... 66
2) Kategori Usia Anak Subjek Paling Kecil ......................... 67
D. Pembahasan ....................................................................................... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 74
A. Kesimpulan ........................................................................................ 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
B. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 76
C. Saran ................................................................................................... 76
1. Bagi Perawat Wanita Yang Sudah Memiliki Anak...................... 76
2. Bagi Peneliti Selanjutnya ............................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Penskoran Skala Locus of Control ................................................... 36
Tabel 2 Intepretasi Skala Berdasarkan Levenson .......................................... 37
Tabel 3 Sebaran Item Skala Locus of Control ............................................... 38
Tabel 4 Tingkat Reliabilitas .......................................................................... 40
Tabel 5 Deskripsi Usia Subjek ...................................................................... 45
Tabel 6 Deskripsi Jumlah Anak Subjek ........................................................ 45
Tabel 7 Deskripsi Usia Anak Subjek Paling Kecil ........................................ 46
Tabel 8 Data Mean Empirik Dimensi Internal Locus of Control .................. 47
Tabel 9 Data Mean Empirik Skala Powerful Others Locus of Control ......... 48
Tabel 10 Data Mean Empirik Skala Chance Locus of Control ..................... 49
Tabel 11 Data Mean Empirik Skala Work Family Conflict .......................... 50
Tabel 12 Norma Kategori Skor ..................................................................... 51
Tabel 13 Kategori Skor Internal Locus of Control ....................................... 51
Tabel 14 Kategori Skor Powerful Other Locus of Control ........................... 51
Tabel 15 Kategori Skor Chance Locus of Control ........................................ 52
Tabel 16 Kategori Skor Work Family Conflict.............................................. 53
Tabel 17 Hasil Uji Normalitas Locus of Control .......................................... 54
Tabel 18 Hasil Uji Normalitas Work Family Conflict ................................... 56
Tabel 19 Hasil Uji Linearitas ........................................................................ 57
Tabel 20 Kriteria Korelasi ............................................................................. 60
Tabel 21 Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 61
Tabel 22 Hasil Uji Normalitas Kategori Usia Subjek ................................... 62
Tabel 23 Hasil Uji Normalitas Usia Anak Subjek Paling Kecil .................... 63
Tabel 24 Hasil Uji Homogenitas Kategori Usia Subjek ................................ 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 25 Hasil Uji Homogenitas Usia Anak Subjek Paling Kecil ................ 65
Tabel 26 Hasil Uji Beda Mean Subjek dengan Mann-Whitney .................... 66
Tabel 27 Hasil Uji Beda Mean Usia Anak dengan Mann-Whitney .............. 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Histogram Uji Normalitas Internal Locus of Control......................... 54
Gambar 2 Histogram Uji Normalitas Powerful Others Locus of Control ........... 55
Gambar 3 Histogram Uji Normalitas Chance Locus of Control ......................... 55
Gambar 4 Histogram Uji Normalitas Work Family Conflict ............................... 56
Gambar 5 Scatter Plot Uji Linearitas Internal Locus of Control dan Work Family
Conflict ................................................................................................ 58
Gambar 6 Scatter Plot Uji Linearitas Powerful Others Locus of Control dan Work
Family Conflict ................................................................................... 59
Gambar 7 Scatter Plot Uji Linearitas Chance Locus of Control dan Work Family
Conflict ................................................................................................ 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skala Penelitian ............................................................................... 86
Lampiran 2 Reliabilitas Skala Locus of Control dan Work Family Conflict ...... 98
Lampiran 3 Hasil Uji Mean Empirik ................................................................. 100
Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas ...................................................................... 103
Lampiran 5 Hasil Uji Linearitas ........................................................................ 106
Lampiran 6 Hasil Uji Hipotesis Dengan Spearmen’s Rho ................................ 110
Lampiran 7 Hasil Uji Tambahan ....................................................................... 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 menjelaskan definisi
keperawatan merupakan kegiatan melayani individu, keluarga, kelompok
atau masyarakat baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Berdasarkan
laporan dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, jumlah pendaftar
perawat di Indonesia sampai bulan April 2017 ini yaitu berjumlah 359.339
orang perawat, terdiri dari 103.013 orang (29%) perawat laki-laki dan
256.326 orang (71%) perawat wanita (Situasi Tenaga Keperawatan
Indonesia, 2017). Sifat pekerjaan yang dilakukan perawat yaitu human
service, sehingga perawat memiliki tanggung jawab yang tinggi.
Tuntutan kerja pada perawat wanita dengan waktu kerja yang lebih
dan sistem kerja shift menyebabkan perawat kekurangan family time.
Perawat wanita pada umumnya dituntut untuk bertanggung jawab dalam
mengurus dan membina keluarga, di sisi lain perawat wanita memliki
tuntutan untuk bekerja sesuai dengan kebijakan rumah sakit dan kinerjanya
sesuai dengan keahlian yang dimiliki (Yildirim dan Aycan dalam Agustina
& Sudibya, 2018). Hal tersebut didukung juga pada hasil wawancara pribadi
pada perawat wanita (2018), bahwa pada saat di rumah sakit perawat
dituntut untuk tetap ramah walaupun kondisinya sedang lelah, kemudian
jika ada complain dari pasien, perawat dituntut untuk tetap bersikap ramah
di hadapan pasien walaupun complain yang diberikan pasien tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sebenarnya salah. Perawat juga dituntut untuk percaya diri dalam
memberikan informasi. Kepercayaan diri tersebut dibutuhkan agar pasien
dapat mematuhi informasi dari perawat, misalnya ketika memberikan
informasi terkait pemberian obat.
Wanita yang sudah bekerja memiliki tanggung jawab yang lebih
daripada laki-laki terutama pada wanita yang memiliki jadwal tidak
fleksibel (Berk, 2012). Dalam keluarga, pekerjaan laki-laki lebih fleksibel
sedangkan pekerjaan wanita lebih bersifat rutin, seperti mengurus anak
terlebih yang memiliki anak usianya di bawah 12 tahun (Ahmad dan Ford,
Heinan, & Langkamer dalam Handayani, 2013). Menurut penelitian
Grandey & Cropanzone, dalam Michel, Kotbra, Mitchelson, A.Clark, &
B.Baltes, 2010) menemukan bahwa individu yang sudah memiliki anak
akan berdampak pada kemampuan mereka dalam memenuhi tanggung
jawab keluarga dengan tuntutan pekerjaan. Selain itu, individu yang
memiliki anak-anak yang masih kecil biasanya membutuhkan lebih banyak
perhatian sehingga hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya work family
conflict. Oleh karena itu, hal tersebut menjadi alasan peneliti untuk memilih
subjek penelitian perawat wanita yang sudah memiliki anak.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap tiga
orang perawat wanita yang sudah memiliki anak, perawat mengungkapkan
bahwa waktu kerjanya tidak fleksibel karena harus melakukan shift dalam
pekerjaan. Shift kerja perawat yaitu shift pagi, siang dan malam. Shift kerja
perawat di pagi hari dan siang hari yaitu selama 7 jam, sedangkan shift kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
malam yaitu selama 10 jam. Perawat juga akan melembur hanya dalam
kondisi tertentu yaitu jika ada pasien yang rujuk (membutuhkan pelayanan
lebih lanjut). Kondisi seperti itu dapat menyebabkan kurangnya family time
karena terbatasnya waktu kerja perawat, misalnya mengajak anaknya untuk
pergi jalan-jalan. Terkait dengan waktu kerja yang tidak fleksibel ini, maka
ada beberapa perawat wanita yang suaminya tidak mendukung dengan
waktu kerjanya tersebut. Sehingga, suaminya meminta untuk keluar dari
pekerjaannya (Wawancara pribadi, 2018).
Waktu untuk bekerja dapat memengaruhi komunikasi yang efektif
dan work family conflict (Camerino, Sandri, Satori, Conway, Campanini &
Costa, 2010). Kuswadji (dalam Saftarina & Hasanah, 2014) menyatakan
bahwa 60% sampai 80% pekerja yang sistem kerjanya shift akan mengalami
gangguan pola tidur. Saat malam hari pada umumnya adalah waktu untuk
beristirahat, namun perawat dituntut untuk dapat bekerja dan melayani
pasien ketika shift malam. Konflik berbasis waktu pada work family conflict
tidak hanya muncul pada waktu yang berlebihan, tetapi juga dari akumulasi
stres kerja dan perbedaan individu dalam kemampuan untuk mengatasi
tugas pekerjaan atau rumah (Greenhaus & Beutell, 1985).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Persatuan Perawat
Nasional Indonesia (dalam Pongoh, Waraouw, & Hamel, 2015) karena
beban kerja yang terlalu tinggi, sebanyak 50,9% perawat Indonesia
mengalami stres kerja, sering merasa pusing, kelelahan, kurang ramah
dalam pelayanan, dan kurang adanya waktu istirahat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Tuntutan kerja yang berlebihan dapat menimbulkan konflik antara
pekerjaan dan keluarga. Pernyataan tersebut didukung dengan hasil dari
wawancara pribadi pada perawat wanita yang sudah memiliki anak (2018)
yaitu ketika pasiennya banyak atau pelayanannya ramai, namun sumber
daya manusia sedikit maka hal itu dapat menjadi tuntutan bagi perawat
dalam melakukan pekerjaannya. Jika terjadi kondisi seperti itu, perawat juga
tidak mendapatkan izin untuk libur walaupun anaknya sedang sakit.
Work family conflict merupakan bentuk konflik antar peran
pekerjaan dan keluarga karena adanya ketidakcocokan dalam beberapa hal
(Greenhaus dan Beutell dalam Arfidianingrum, Nuzulia, & Fadhallah,
2013). Ibu yang terlibat dalam pekerjaan dan keluarga berpotensi
menimbulkan work family conflict (Apperson et al dalam Arfidianingrum,
Nuzulia, & Fadhallah, 2013). Konflik peran ganda memiliki 2 dimensi yang
berbeda yaitu konflik pekerjaan keluarga dan konflik keluarga pekerjaan.
Konflik pekerjaan keluarga disebabkan karena tuntutan dalam pekerjaan
menganggu kehidupan keluarga (Greenhaus & Beutell dalam Grabdey,
dkk., 2005). Sedangkan, konflik keluarga pekerjaan disebabkan karena
tuntutan keluarga menganggu dalam pekerjaan (Greenhaus dan Beutell
dalam Laksmi, 2012).
Work family conflict dapat terjadi pada perawat, terutama perawat
wanita. Hal tersebut didukung dengan penelitian yang menunjukkan bahwa
perawat memiliki tuntutan yang lebih dalam pekerjaannya yaitu terkait
dengan waktu kerja yang tidak fleksibel, bekerja secara shift bahkan kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
lembur (Yildirim & Aycar, 2008). Selain itu, penelitian terdahulu
mengungkapkan bahwa work family conflict terjadi ketika pekerja harus
bertanggung jawab juga pada tuntutan keluarga, misalnya tanggung jawab
orang tua untuk mengasuh anak, konflik interpersonal dengan keluarga dan
tidak ada dukungan dari keluarga (Mahpul & Abdullah, 2011).
Menurut hasil penelitian dari Retnaningrum & Musadieq (2016)
work family conflict dengan subjek perawat wanita mengungkapkan bahwa
work family conflict memiliki dampak negatif terhadap kinerja, yang artinya
bahwa jika terjadi work family conflict pada individu maka kinerjanya akan
menurun dan sebaliknya jika tidak terjadi work family conflict maka
kinerjanya akan meningkat. Hal tersebut didukung juga pada penelitian
Rohmah (2015) bahwa work family conflict dapat berdampak pada tingkat
produktivitas kerja dan kepuasan kerja.
Menurut penelitian Agustina & Sudibya (2018) dengan subjek
perawat wanita, mengungkapkan bahwa penurunan kinerja tersebut
disebabkan karena adanya kesenjangan kinerja antara pekerjaannya yang
bersifat dalam pemberian layanan kesehatan dan sebagai ibu rumah tangga.
Berdasarkan hasil penelitian Fita (2017) menyimpulkan bahwa 51,9%
perawat wanita di RSUD A.Wahab Sjahranie Samarinda mengalami work
family conflict yang tinggi karena mereka mereka mengalami stress kerja.
Dilihat dari dampak-dampak terjadinya work family conflict tersebut, hal ini
menjadi ketertarikan peneliti untuk meneliti variabel tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Faktor-faktor yang dapat memengaruhi work family conflict
(Bellavia & Frone, 2005) yaitu kondisi dalam diri individu (meliputi
karakteristik demografis dan kepribadian), peran keluarga yang meliputi
interaksi antara anggota keluarga, waktu untuk bertanggung jawab dalam
menyelesaikan pekerjaan rumah, kehadiran anak serta dukungan sosial dari
keluarga (meliputi interaksi antara anggota keluarga, waktu untuk
bertanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan rumah, kehadiran anak
serta dukungan sosial dari keluarga terhadap individu) dan peran pekerjaan
(meliputi waktu kerja, konflik peran kerja, karakteristik pekerjaan dan
dukungan dari atasan).
Salah satu faktor yang dapat memengaruhi work family conflict
adalah faktor kepribadian. Kepribadian merupakan hal yang berkaitan
dengan proses kestabilan mental dan memengaruhi bagaimana seseorang
menyesuaikan emosi dan perilaku mereka terhadap lingkungan (James &
Mazerolle, 2001). Menurut penelitan Hidayati (2015), faktor kepribadian
memiliki peran yang penting untuk mengendalikan diri sendiri terhadap
situasi pekerjaan, keluarga dan lingkungan.
Menurut penelitian Hidayati, self compassion yang tinggi dapat
memengaruhi tingkat work family conflict karena dirinya akan mampu
untuk memaafkan, berempati dan menerima keadaan dengan baik.
Neurotism pada big five personality juga memiliki relasi yang konsisten
dengan work family conflict. Berbeda dengan agreeableness dan
constiousness, keduanya memiliki hubungan yang negatif dengan WIF dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
FIW (Bruck & Allen dalam Blanch & Aluja, 2009). Terkait dengan faktor
kepribadian, yang dapat memengaruhi work family conflict salah satunya
yaitu locus of control (Thomas & Hersen, dalam Mulyati & Indriana, 2016).
Locus of control dapat memengaruhi strategi koping pada individu dan
berpengaruh terhadap karakteristik pekerjaan pada setiap individu (Sukarti
dalam Sari, 2015). Selain itu, locus of control dapat digunakan untuk
menanggapi peristiwa yang sedang dialaminya dan dapat mempengaruhi
orientasi karyawan terhadap stres yang sedang dihadapinya (Fridayanti,
Indyastuti, & Anggeani, 2019).
Locus of control merupakan cara pandang seseorang terhadap suatu
peristiwa apakah seseorang dapat mengendalikan peristiwa yang terjadi
dalam dirinya (Rotter dalam Karabay, Akyuz, & Erci, 2016). Locus of
control dapat dibedakan menjadi 2 dimensi, yaitu internal locus of control
dan external locus of control. Dalam hal ini, Levenson (1981)
mengembangkan dimensi locus of control menjadi 3 dimensi yaitu internal,
powerful others dan chance. Dimensi powerful others dan chance
merupakan bagian dari external locus of control, namun kedua dimensi
tersebut berdiri sendiri. Jika individu memiliki skor yang tinggi pada
dimensi internal maka individu cenderung memiliki internal locus of control
yang tinggi, namun jika individu memiliki skor yang tinggi pada dimensi
powerful others atau dimensi chance maka individu cenderung memiliki
external locus of control yang tinggi. Levenson (1981) memisahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
external locus of control tersebut hanya untuk membedakan individu
tersebut cenderung karena dikendalikan oleh powerful others atau chance.
Individu dengan internal locus of control dapat mengendalikan diri
sendiri sesuai dengan upaya dan kemampuannya. Berbeda dengan external
locus of control, individu denga external locus of control memiliki
pandangan bahwa kehidupan individu dikendalikan oleh kekuatan dari
lingkungan, seperti karena adanya pengaruh dari orang lain (powerful
others) atau karena nasib yang membuat peristiwa itu terjadi (chance).
Berdasarkan hasil penelitian, individu yang memiliki external locus of
control, jika ia mengalami kegagalan atau tidak dapat menyelesaikan suatu
permasalahan, maka individu akan lari dari permasalahan tersebut. Individu
yang memiliki kepribadian internal locus of control kemungkinan juga lebih
dapat mengatasi suatu hal yang negatif dalam melakukan tugas dan
pekerjaannya daripada external locus of control, seperti stres kerja, depresi,
cemas, burnout, turnover dan intensi penarikan, peran yang berlebihan,
ketidakhadiran, konflik peran, peran yang ambigu dan work family conflict.
Pekerja dengan internal locus of control dapat lebih aktif dalam mengatasi
stres kerja dan dapat mengurangi depresi, serta berupaya lebih efektif dalam
mengatasi situasi daripada external locus of control (Gray – Stanley et al
dalam Karabay, Akyuz, & Erci, 2016).
Pada hasil penelitian Fridayanti, Indyastuti, & Anggeani (2019)
menunjukkan bahwa individu yang memiliki internal locus of control tidak
rentan terjadi work family conflict. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
individu dengan internal locus of control ini cenderung mempertimbangkan
kejadian-kejadian yang terjadi dalam kehidupannya, memiliki kemampuan
dan berusaha apapun yang terjadi dalam dirinya. Sehingga, individu dengan
internal locus of control ini menganggap dirinya sebagai penentu dan
pemegang kendali atas kejadian yang terjadi dan dirinya akan lebih mudah
mengatasi dan mengelola stres jika terjadi work family conflict.
Berdasarkan hasil penelitian Karabay, Akyuz, & Erci (2016) yang
mengatakan bahwa untuk menguji kontrol internal dan eksternal dalam stres
kerja, teori locus of control memainkan efek yang signifikan dalam melihat
sikap kerja karyawan dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Individu
yang memiliki internal locus of control dan external locus of control
memiliki perilaku yang berbeda dalam melakukan pekerjaannya. Perbedaan
tingkat locus of control ini dapat mencegah karyawan dalam pencapaian
potensi.
Hasil penelitian (Noor, 2006) mengatakan bahwa work family
conflict merupakan hasil dari suatu tindakan dan suatu hal yang
menguntungkan pada individu yang memiliki internal locus of control.
Dengan demikian, individu akan mendapatkan manfaat dari peningkatan
tingkat kontrol. Individu yang memiliki internal locus of control lebih dapat
mengontrol tugas mereka dan dapat mengurangi terjadinya work family
conflict terhadap kepuasan kerja (Hsu, 2011). Dalam penelitian ini, internal
locus of control tidak hanya berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
namun juga secara signifikan memengaruhi work family conflict dan
kepuasan kerja.
Penelitian dari Andreassi & Thompson (2007) mengatakan bahwa
faktor kepribadian, seperti locus of control ini penting dalam memahami
pengalaman terkait work family conflict, misalnya cara untuk mengatasi
permasalahan. Karyawan yang memiliki internal locus of control lebih
cenderung memiliki work family conflict yang lebih rendah. Dalam
penelitiannya mengungkapkan bahwa individu yang memiliki internal locus
of control lebih dapat mengatasi masalah secara aktif sehingga dirinya dapat
mengatur keseimbangan antara pekerjaan dan keluarganya. Sedangkan,
individu yang memiliki external locus of control lebih cenderung tidak
menyadari bahwa dirinya dapat mengendalikan situasi stres dan cenderung
menggunakan strategi coping pasif, misalnya hanya berfokus pada emosi.
Dengan demikian, individu memiliki tingkat work family conflict yang
tinggi.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti ingin melakukan
penelitian yang bertujuan untuk melihat hubungan antara dimensi locus of
control terhadap work family conflict pada perawat yang sudah memiliki
anak.
B. Rumusan Masalah
Perawat memiliki tuntutan kerja pada hal waktu, yaitu waktu kerja
yang lebih, jam kerja yang tidak teratur, bekerja shift dan kerja lembur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Selain bertanggung jawab dalam hal pekerjaan, perawat wanita juga
memiliki tanggung jawab pada keluarganya, yaitu mengurus suami dan
anaknya. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya work family
conflict. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi work family conflict
yaitu faktor dalam diri individu, salah satunya yaitu kepribadian. Dalam
penelitian ini, peneliti akan meneliti faktor kepribadian locus of control.
Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang
ingin diuji melalui penelitian ini adalah “Bagaimana hubungan dimensi
locus of control dan work family conflict pada perawat wanita yang sudah
memiliki anak?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dimensi
locus of control dan work family conflict pada perawat wanita yang
sudah memiliki anak.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memperkaya wawasan dalam bidang
ilmu Psikologi, khususnya Psikologi Industri dan Organisasi
mengenai pentingnya keterkaitan peran locus of control dan work
family conflict pada perawat wanita yang sudah memiliki anak.
2. Manfaat Praktis
Bagi subjek penelitian, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran mengenai dimensi locus of control terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
tingginya tingkat work family conflict yang terjadi pada perawat
wanita yang sudah memiliki anak.
Selain itu, penelitian ini juga diharapkan untuk menyadari
pentingnya pemahaman locus of control dalam menanggani
permasalahan mengenai tuntutan peran di dalam pekerjaan dan
keluarga yang dapat menimbulkan work family conflict.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Work Family Conflict
1. Definisi Work Family Conflict
Menurut Greenhaus dan Beutell (1985), work family conflict
merupakan konflik yang disebabkan karena adanya tekanan peran dari
pekerjaan dan tekanan peran dari keluarga. Work family conflict
memiliki konstrak dua arah, yaitu work interference with family life dan
family life interference with work. Work interference with family life
merupakan suatu konflik peran yang terjadi dalam pekerjaan
mencampuri peran di dalam keluarga, sedangkan family life interference
with work merupakan suatu konflik peran yang terjadi di dalam keluarga
mencampuri peran dalam pekerjaan (Russell & Cooper, 1992).
Frone (dalam Triaryati, 2003), menyatakan bahwa work family
conflict memiliki hubungan yang sangat kuat dengan depresi yang
dialami oleh wanita dibandingkan pria. Menurut Abbott, Cieri, &
Iverson (dalam Triaryati, 2003), work family conflict merupakan
masalah yang dapat terjadi pada pria dan wanita, namun masalah
tersebut akan lebih banyak terjadi pada wanita yang memiliki tanggung
jawab lebih terhadap keluarga dan pekerjaannya.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa work
family conflict merupakan konflik yang disebabkan karena adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
tekanan peran pekerjaan dan peran keluarga. Work family conflict ini
dapat terjadi pada pria dan wanita yang memiliki tanggung jawab
terhadap keluarga dan pekerjaannya, namun masalah tersebut lebih
banyak terjadi pada wanita.
2. Dimensi Work Family Conflict
Banyak peneliti yang telah mempelajari konflik yang terjadi ketika
pekerjaan mengganggu keluarga (Greenhaus & Beutell, 1985). Para
peneliti mulai mengenali adanya konflik pekerjaan dengan
mempertimbangkan dua arah, yaitu pekerjaan mengganggu keluarga
(WFC) dan keluarga menganggu pekerjaan (FWC) (misalnya, Duxbury,
Higgins, & Mills, 1992; Frone et al., 1992; Gutek, Searle, & Klepa,
1991). Netemeyer et al (1996) meneliti konflik pekerjaan keluarga
secara 2 arah yaitu pekerjaan mengganggu keluarga (WIF) dan keluarga
mengganggu pekerjaan (FIW) akan tetapi tidak mempertimbangkan tiga
dimensi konflik pekerjaan-keluarga. Stephens & Sommer (1996) hanya
fokus pada satu arah, yaitu pekerjaan mengganggu keluarga (WFC).
Work family conflict merupakan konstruk multidimensi, dimensi yang
berbeda ini dapat memiliki hubungan yang berbeda dengan variabel
dependen yang penting (Greenhaus dan Beutekk, 1985; Stephens dan
Sommer, 1993). Namun, diindikasikan bahwa pengukuran work family
conflict ini dapat diperoleh dengan menjumlahkan keseluruhan item
(Touliatos, Perlmutter, Strauss, & Holden, 2001). Para peneliti mulai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
mempertimbangkan berbagai bentuk konflik pekerjaan-keluarga
(Netemeyer, Boles & McMurrian, 1996; Stephens & Sommer, 1993),
namun para peneliti konsisten dengan 3 dimensi yang diungkapkan
(Greenhaus & Beutell, 1985). Ketiga dimensi tersebut, yaitu :
a. Time based conflict (Konflik berdasarkan waktu)
Konflik yang terjadi karena waktu yang digunakan untuk
melakukan aktivitas dalam salah satu peran tidak dapat digunakan
untuk melakukan peran yang lain. Individu yang memiliki waktu
kerja berlebihan, jam lembur yang tinggi dan kerja shift yang tidak
teratur dapat menjadikan pekerjaan sebagai sumber dari terjadinya
konflik.
b. Strain – Based Conflict (Konflik karena ketegangan)
Konflik yang terjadi karena adanya tekanan dari salah satu peran
yang dapat memengaruhi kinerja peran lainnya. Jika tanggung jawab
yang dituntut dalam pekerjaan melebihi kemampuan yang dimiliki
individu, maka akan menimbulkan suatu konflik. Tekanan yang
terjadi dapat menyebabkan ketegangan, kecemasan dan kelelahan.
c. Behavior Based Conflict (Konflik karena perilaku)
Konflik yang terjadi karena adanya perbedaan tingkah laku yang
menuntut di dalam pekerjaan dan keluarga. Individu mengalami
kesulitan dalam melakukan perubahan perilaku dari satu peran ke
peran yang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
3. Faktor – faktor yang Memengaruhi Work Family Conflict
Bellavia dan Frone (2005) menyatakan bahwa terdapat tiga faktor yang
dapat memengaruhi work family conflict, yaitu :
a. Dalam diri individu
Hal ini terkait dalam diri individu yaitu mengenai karakteristik
demografis (seperti jenis kelamin, status keluarga, usia anak yang
paling kecil dan jenis pekerjaan) ; karakteristik kepribadian
(misalnya ketabahan / hardiness, ketelitian / conscientiousness)
dapat berpotensi akan terjadinya work family conflict.
Individu yang menganggap beban kerja mereka melebihi
kemampuan yang dimilikinya, maka akan mengalami emosi negatif,
kelelahan dan ketegangan (Ekawarna, 2018). Hal tersebut dapat
memengaruhi terjadinya work family conflict.
b. Peran keluarga
Hal ini terkait pada peran dalam keluarga yang dapat berpotensi
menimbulkan work family conflict, yaitu terkait dengan pembagian
waktu untuk pekerjaan di dalam keluarga (seperti tugas mengasuh
anak dan tugas rumah tangga) ; tekanan dari keluarga (kritik, beban
dari anggota keluarga, konflik dan ambiguitas peran dalam
keluarga).
c. Peran pekerjaan
Hal ini terkait pada peran dalam pekerjaan yang dapat
menimbulkan work family conflict, yaitu terkait dengan pembagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
waktu (mendapatkan stressor dari pekerjaan, seperti tuntutan dalam
pekerjaan yang terlalu tinggi, konflik dan ambiguitas peran dalam
pekerjaan atau adanya ketidakpuasan) ; karakteristik pekerjaan
(seperti kerjasama dan rasa aman dalam melakukan pekerjaan) ;
dukungan sosial dari atasan dan rekan kerja dan karakteristik tempat
kerja. Selain itu, tugas dalam pekerjaan yang terlalu banyak dapat
menyebabkan individu menghabiskan waktunya untuk melembur.
Hal tersebut merupakan faktor yang dapat menimbulkan terjadinya
work family conflict.
Berdasarkan kesimpulan tersebut, faktor yang memengaruhi
work family conflict berasal dari dalam diri individu, peran keluarga
dan peran pekerjaan.
4. Dampak Work Family Conflict
Work family conflict akan menyebabkan suatu dampak terhadap
individu, keluarga maupun lingkungannya jika tidak ditangani. Menurut
Almasitoh (dalam Arfidianingrum, Nuzulia, & Fadhallah, 2013), work
family conflict dapat menghambat kinerja dalam diri individu. Selain
itu, work family conflict dapat berpengaruh terhadap stres kerja (Judge
dalam Kuswanti, 2011). Work family conflict juga dapat menyebabkan
menurunnya kualitas hubungan suami istri, menimbulkan permasalahan
hubungan antar ibu dan anak, sikap negatif terhadap suatu pekerjaan
seperti absen kerja, tidak datang tepat waktu dan keluar dari pekerjaan
(Prawitasari, Purwanto, & Yuwono, 2007)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Berdasarkan pemaparan diatas, dampak dari work family conflict
yaitu dapat menghambat kinerja individu, stres dalam pekerjaan dan
keluarga, turunnya kualitas hubungan suami istri, terjadinya
permasalahan antara hubungan ibu dan anak serta permasalahan dalam
pekerjaan.
B. Locus of Control
1. Definisi Locus of Control
Konsep mengenai locus of control pertama kali diperkenalkan oleh
Rotter, yang merupakan seorang ahli teori belajar sosial. Locus of
control didefinisikan sebagai salah satu variabel yang terkait dengan
keyakinan pada diri sendiri akan suatu nasib (Wittiri, Kusumaningtyas,
& Ujianto, 2016). Kontrol internal dan eksternal mengacu pada sejauh
mana individu memiliki keyakinan bahwa penguatan atau hasil dari
tindakan mereka bergantung pada perilaku mereka sendiri atau individu
memiliki keyakinan bahwa penguatan atau hasil tindakannya berasal
dari kesempatan, keberuntungan atau nasib (Rotter, 1990). Dalam
menghadapi berbagai aktivitas, individu selalu berupaya dalam
memberikan respon terhadap faktor-faktor internal dan eksternal, baik
dalam diri sendiri dan lingkungan. Respon faktor-faktor internal dan
eksternal tersebut dikontrol oleh locus of control (Saputra, 2012).
Philip (dalam Arakeri & Sunagar, 2017), locus of control adalah
suatu keyakinan mengenai ketergantungan individu bahwa tindakannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
apakah bergantung pada sesuatu yang dilakukannya (orientasi kontrol
internal) atau dikendalikan oleh lingkungan (orientasi kontrol
eksternal).
Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa locus of control merupakan suatu konsep mengenai keyakinan
dalam diri individu untuk mengontrol peristiwa yang terjadi dalam
kehidupannya. locus of control terdiri dari dua jenis, yaitu internal locus
of control dan external locus of control.
2. Dimensi Locus of Control
Rotter (1990) mengungkapkan terdapat 2 dimensi locus of
control, yaitu internal locus of control dan external locus of control. Kedua
dimensi locus of control tersebut dapat memengaruhi berbagai perilaku
dalam sejumlah konteks yang berbeda (S.Friedman & Schustack, 2008).
Dalam hal ini, Levenson (1981) mengembangkan dimensi locus of control
ke dalam 3 dimensi. Tujuan dari pemisahan dimensi ini yaitu untuk
mengungkapkan kecenderungan pusat kendali individu yang dikenal juga
sebagai kecenderungan arah atribusi. Pandangan multidimensi locus of
control yang dikembangkan Levenson (1981) yaitu dengan membedakan
external locus of control menjadi dua jenis yaitu keyakinan pada takdir atau
karena adanya kekuatan orang lain yang berkuasa. Levenson (1981),
mengembangkan dimensi locus of control untuk dibagi menjadi 3 dimensi,
yakni :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
1. Internal (I)
Individu memiliki keyakinan bahwa kejadian-kejadian
dalam hidupnya ditentukan terutama oleh kemampuan dirinya
sendiri.
2. Powerful Others (P)
Individu memiliki keyakinan bahwa kejadian-kejadian dalam
hidupnya ditentukan oleh orang lain.
3. Chance (C)
Individu memiliki keyakinan bahwa kejadian-kejadian yang
dialaminya ditentukan terutama karena nasib, peluang dan
keberuntungan.
Ketiga dimensi tersebut masing-masing berdiri sendiri. Menurut
Levenson (1981), dimensi internal merupakan internal locus of control.
Sedangkan, dimensi powerful others dan chance merupakan bagian dari
external locus of control. Tujuan dari Levenson (1981) membagi
external locus of control menjadi 2 dimensi yaitu untuk membedakan
individu yang memiliki external locus of control tersebut cenderung
karena dikendalikan oleh powerful others atau chance. Jadi, jika
individu memperoleh skor yang lebih tinggi pada dimensi internal maka
dirinya lebih memiliki internal locus of control yang tinggi. Sedangkan,
jika individu memperoleh skor yang lebih tinggi pada dimensi powerful
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
others atau chance maka individu lebih memiliki external locus of
control yang tinggi (Levenson dalam Lao, 1977).
3. Karakteristik Locus of Control
Menurut Amalini, Musadieq, & Afrianty (2016), individu yang
memiliki internal locus of control akan memiliki kekhawatiran yang kecil
dan memiliki keberanian yang lebih dalam menghadapi suatu permasalahan
yang terjadi sehingga individu tersebut tidak pernah ingin melarikan diri
dari setiap masalah dalam bekerja. Individu dengan internal locus of control
akan selalu berusaha untuk menemukan solusi (Crider dalam Amalini,
Musadieq, & Afrianty, 2016). Dalam kinerja kognitif, secara umum internal
locus of control lebih baik dalam melakukan pemecahan masalah secara
kreatif (Levenson, 1981). Pada hasil penelitian Brosschot, Gebhardt, &
Godaert (1994), individu yang memiliki keyakinan internal dapat aktif
dalam pemecahan masalah, dominan, dan kurangnya ketidakmampuan
sosial. Individu yang memiliki keyakinan internal cenderung lebih dapat
mengontrol pekerjaan melalui perilaku mereka sendiri daripada individu
dengan keyakinan eksternal (Spector, 1982). Selain itu, individu dengan
internal locus of control menunjukkan bahwa dirinya akan bertanggung
jawab pada peristiwa yang dialaminya sebagai akibat, karakteristik dan
kualitas dalam dirinya (Lefcourt, 1991). Menurut Werner dan Smith (dalam
Dipayati & Chairani, 2012) mengatakan bahwa individu dengan internal
locus of control akan mengendalikan kehidupan dan masalah yang
dihadapinya dianggap sebagai suatu tantangan yang harus mereka atasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Internal locus of control merupakan suatu tingkat dimana individu
mengharapkan penguatan atau hasil dari perilaku dalam dirinya bergantung
pada karakteristik pribadi mereka sendiri (Rotter, Internal Versus External
Control of Reinforcement, 1990). Individu yang percaya bahwa mereka
dapat mengendalikan peristiwa yang terjadi dalam hidupnya, akan tampak
lebih puas dengan pekerjaan mereka dan mengalami lebih sedikit konflik
pekerjaan keluarga (Ngah, Ahmad, & Baba, 2009). Individu dengan
keyakinan internal locus of control adalah individu yang tidak terpengaruh
dengan pikiran orang lain dan memiliki keyakinan kuat dalam mengambil
hal yang efektif.
Individu yang memiliki orientasi external locus of control akan merasa
cukup teratur karena adanya kepercayaan bahwa dirinya dapat memperoleh
bantuan dari orang lain (powerful others). Individu yang memiliki
keyakinan ini lebih mudah dipengaruhi dan bergantung pada orang lain.
Dalam kinerja kognitif, individu dengan keyakinan powerful others ini
kurang baik dalam melakukan pemecahan masalah secara kreatif
(Levenson, 1981). Pada hasil penelitian Brosschot, Gebhardt, & Godaert
(1994), individu dengan keyakinan ini memiliki coping yang pasif
(penghindaran, kurangnya pemecahan masalah yang aktif) serta dapat
berhubungan dengan adanya permusuhan.
Selain itu, individu yang memiliki orientasi external locus of control
akan menganggap kegagalan sebagai suatu nasib (chance) sehingga
membuatnya ingin lari dari persoalan (Amalini, Musadieq, & Afrianty,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2016). Individu akan cenderung menyalahkan situasi dalam kehidupannya
karena menganggap bahwa permasalahan yang terjadi karena suatu nasib
dan dirinya tidak berdaya dalam menghadapi situasi yang sulit (Arakeri &
Sunagar, 2017). Selain itu, individu dengan chance locus of control
memiliki karakteristik yaitu terkait ketidakmampuan sosial (Brosschot,
Gebhardt, & Godaert, 1994). Individu akan lebih menyalahkan kejadian-
kejadian yang terjadi dalam kehidupannya.
4. Dampak Locus of Control
Locus of control akan memiliki dampak yang besar dalam
mengontrol kehidupan individu. Pertama, locus of control dapat mengatasi
stress dengan adanya motivasi dalam mengendalikan kehidupannya
(Kendra, 2018). Individu yang memiliki external locus of control memiliki
kemungkinan yang lebih untuk mengalami kecemasan karena mereka
percaya bahwa mereka tidak mengendalikan kehidupan mereka (Richard B.
Joelson DSW, 2017). Sedangkan, menurut Martin (dalam Chen &
Silverthorne, 2008) individu yang memiliki internal locus of control akan
cenderung lebih adaptif dalam menangani masalah-masalah yang
berhubungan dengan tugas.
Terkait dengan pekerjaan dan keluarga, locus of control
merupakan karakteristik kepribadian mengenai bagaimana keyakinan
seseorang menghadapi work family conflict yang terjadi, sehingga hal
tersebut dapat meningkatkan atau mengurangi tingkat kepuasan kerja.
Dengan kata lain, jika sesorang memiliki kepuasan kerja yang baik atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
tidak hal tersebut tergantung dari keyakinannya (Noor, 2002). Individu yang
memiliki internal locus of control yang tinggi, maka dirinya akan memiliki
kepuasan kerja yang tinggi dan tidak lebih rentan terjadi work family conflict
daripada individu yang memiliki external locus of control.
Menurut Parkes (1991), locus of control merupakan salah satu
variabel stres yang dapat mempengaruhi pencapaian potensi seseorang
dalam pekerjaan dan kesejahterannya. Individu yang memiliki internal
locus of control lebih dapat mengontrol kondisi dalam pekerjaan yang
sedang dialaminya. Selain itu, individu yang memiliki internal locus of
control lebih banyak energi untuk mengatur keseimbangan antara pekerjaan
dan keluarganya karena mereka dapat mengatasi masalah secara lebih aktif
(McCrae dan Costa, dalam Andreassi & Thompson, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
C. Perawat
a. Definisi Perawat
Menurut Gunarsa (dalam Arfidianingrum, Nuzulia, &
Fadhallah, 2013), perawat merupakan individu berpendidikan yang
bertugas untuk merawat dan menyembuhkan orang sakit dibawah
pengawasan dari supervisi dokter. Perawat merupakan individu yang
diakui oleh pemerintah Republik Indonesia, terdaftar dan diberi
kewenangan untuk melaksanakan praktik keperawatan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan (PPNI, 2005).
Perawat merupakan individu yang telah menyelesaikan program
pendidikan keperawatan, memiliki wewenang di negara untuk
memberikan pelayanan dan bertanggung jawab dalam peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit serta pelayanan terahadap pasien (Ns.
Astuti Ardi Putri, 2014).
b. Dinamika Kehidupan Perawat
Perawat adalah individu yang berperan untuk memberikan
pelayanan dan perawatan terbaik dengan cara yang profesional terhadap
setiap pasiennya (Arfidianingrum, Nuzulia & Fadhallah, 2013). Terkait
dengan tanggung jawab dalam pekerjaannya, perawat harus dapat
segera menanggani pasiennya tersebut ketika terjadi permasalahan
terhadap pasiennya.
Menurut hasil penelitian, perawat wanita memiliki tanggung
jawab yang tinggi terhadap pekerjaannya, namun keluarga tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
menjadi bagian yang penting dalam kehidupannya (Susanti & Ekayati,
2013). Perawat memiliki beberapa hal penting yang dituntut untuk
dimilikinya, yaitu keahlian, pengetahuan dan konsentrasi yang tinggi
ketika melayani pasien (Adityawira & Supriyadi, 2017).
Perawat memiliki tanggung jawab yang tinggi dalam
menanggani pasien. Ketika pasien menghadapi masalah, perawat
sebagai seorang “human service” harus segera memberikan pelayanan.
Tugas pelayanan yang harus dijalankan perawat tersebut menyangkut
keselamatan pasien yang sedang dirawat (Adityawira & Supriyadi,
2017).
Perawat memiliki beban kerja yang berlebihan, seperti adanya
tekanan waktu, tuntutan yang berlebihan, kekurangan keahlian dan
pengetahuan akan meningkatkan beban kerja yang tinggi (Baumann,
2007).
D. Dinamika Hubungan Dimensi Locus of Control dan Work Family
Conflict pada Perawat Wanita yang Sudah Memiliki Anak
Perawat merupakan suatu pekerjaan yang bersifat human service,
memiliki tanggung jawab tinggi dalam melayani pasiennya. Selain
mengurus pekerjaan, wanita yang sudah memiliki anak juga memiliki
tanggung jawab untuk mengurus anak, suami dan pekerjaan rumah tangga
(Schultz & Schultz dalam Mulyati & Indriana, 2016). Beban kerja perawat
dapat berlebihan karena adanya tuntutan dan beban kerja yang tinggi, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
harus menjalankan tugas pelayanannya yang menyangkut dengan
keselamatan pasien yang sedang dirawat. Dalam melakukan pekerjaannya,
perawat memiliki waktu yang kurang fleksibel yaitu dengan adanya shift
kerja pagi, siang atau malam dan kerja lembur jika ada pasien yang rujuk.
Kondisi dalam pekerjaan tersebut dapat menyebabkan perawat kurang
fleksibel untuk melakukan aktivitas yang lain. Terlebih untuk perawat
wanita yang sudah menikah dan memiliki anak. Menurut Yildirim dan
Aycan (dalam Agustina & Sudibya, 2018), perawat wanita selain dituntut
untuk bertanggung jawab dalam mengurus dan membina keluarga, juga
dituntut untuk bekerja sesuai dengan kebijakan rumah sakit. Tuntutan peran
dalam pekerjaan dan keluarga yang dialami seseorang sangat menguras
waktu, sehingga mereka kekurangan waktu untuk melakukan family time.
Adanya tekanan peran dari pekerjaan dan keluarga akan menyebabkan
individu mengalami work family conflict (Greenhaus dan Beutell, 1985).
Dalam hal ini, work family conflict dapat menyebabkan individu mengalami
stres dalam pekerjaan dan keluarganya serta dapat menimbulkan
permasalahan hubungan suami, ibu dan anak dan permasalahan pekerjaan
seperti absen kerja, tidak dapat datang tepat waktu dan keluar dari pekerjaan
(Prawitasari, Purwanto dan Yuwono, 2007).
Menurut Parkes (dalam Dijkstra, Beersma, & Evers, 2011),
kebutuhan untuk mengendalikan lingkungan merupakan hal yang utama
pada manusia, terutama pada perawat. Setiap orang memiliki keyakinan
yang berbeda dalam mengendalikan kehidupan, bisa dari faktor eksternal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
atau internal. Variabel disposisional tersebut dinamakan dengan locus of
control. Salah satu faktor kepribadian, yang dapat memengaruhi terjadinya
work family conflict salah satunya yaitu locus of control (Thomas & Hersen
dalam Mulyati & Indriana, 2016).
Locus of control yaitu ketika individu memiliki keyakinan dalam
dirinya untuk mengontrol peristiwa yang terjadi. Menurut Levenson (1981)
dimensi locus of control dibagi dalam 3 dimensi, yaitu internal yang
merupakan pusat kendali internal dan powerful others, chance yang
merupakan pusat kendali eksternal.
Individu dengan internal locus of control beranggapan bahwa kejadian
yang dialaminya berasal dari dirinya sendiri. Oleh karena itu, individu
dengan internal locus of control akan selalu berusaha untuk menemukan
pemecahan masalah sehingga membuat dirinya tidak akan lari dari
permasalahan. Hal tersebut didukung pada penelitian Levenson (1981),
bahwa individu dengan keyakinan internal lebih baik dalam melakukan
pemecahan masalah secara kreatif. Individu dengan keyakinan internal
dapat mengevaluasi dirinya sendiri dan yakin terhadap dirinya sendiri,
sehingga individu tidak akan menyalahkan atau bergantung pada orang lain
ketika terjadi konflik. Hal tersebut didukung dengan pendapat Werner dan
Smith (dalam Dipayati & Chairani, 2012) yang mengatakan bahwa individu
dengan internal locus of control akan mengendalikan kehidupan dan
masalah yang dihadapinya dianggap sebagai suatu tantangan yang harus
mereka atasi. Sehingga, individu lebih mampu bertahan dan memecahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
masalah pada situasi yang penuh dengan tekanan sesuai dengan
kemampuannya. Individu yang percaya bahwa mereka dapat
mengendalikan peristiwa yang terjadi dalam hidupnya, akan tampak lebih
puas dengan pekerjaan mereka dan mengalami lebih sedikit work family
conflict (Ngah, Ahmad, & Baba, 2009).
Individu yang memiliki orientasi external locus of control, seperti
powerful others atau chance akan memiliki keyakinan bahwa apa yang
terjadi di dalam dirinya karena dikendalikan orang lain yang berkuasa atau
dikendalikan oleh nasib. Individu yang cenderung memiliki keyakinan
bahwa peristiwa yang dialaminya disebabkan karena pengaruh dari orang
lain (powerful others), maka jika terjadi suatu konflik dirinya akan
cenderung memiliki ketergantungan pada orang lain. Individu dengan
keyakinan ini memiliki coping yang pasif (penghindaran, kurangnya
pemecahan masalah yang aktif, serta dapat berhubungan dengan adanya
permusuhan (Brosschot, Gebhardt & Godaert, 1994). Individu yang
menganggap suatu kegagalan sebagai suatu nasib (chance), akan membuat
individu ingin lari dari persoalan (Amalini, Musadieq, & Afrianty, 2016).
Selain itu, individu dengan chance locus of control ini memiliki
karakteristik yaitu ketidakmampuan sosial (Brosschot, Gebhardt, &
Godaert, 1994). Sehingga, individu akan lebih menyalahkan kejadian-
kejadian yang terjadi dalam kehidupannya. Hal tersebut meningkatkan
terjadinya work family conflict.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
E. SKEMA HUBUNGAN DIMENSI LOCUS OF CONTROL DAN WORK
FAMILY CONFLICT
• Hasil dari tindakan
individu yaitu karena
dikendalikan orang
lain, cenderung
memiliki
ketergantungan pada
orang lain.
Work Family
Conflict
tinggi
Work Family Conflict
rendah
• Individu
memiliki
keyakinan
bahwa kejadian
yang
dialaminya
ditentukan
karena nasib,
peluang dan
keberuntungan.
• Individu tidak akan lari dari
permasalahan.
• Individu akan lebih baik
dalam melakukan
pemecahan masalah secara
kreatif.
•Memiliki keyakinan kuat
dalam mengambil hal yang
efektif.
• Individu cenderung lebih
dapat mengontrol pekerjaan
yang mereka lakukan.
• Individu kurang baik
dalam melakukan
pemecahan masalah
secara kreatif.
• Individu memiliki
coping yang pasif
(penghindaran,
kurangnya
pemecahan masalah
yang aktif), dapat
berhubungan dengan
permusuhan.
• Individu ingin lari
dari persoalan.
• Ketidakmampuan
sosial.
• Individu akan
menyalahkan
situasi.
Work Family
Conflict
tinggi
• Individu akan bertanggung
jawab terhadap peristiwa
yang dialaminya, akan
mengevaluasi dirinya
sendiri, akan menganggap
permasalahan sebagai suatu
tantangan yang harus
mereka atasi.
Powerful others locus
of control tinggi
Chance locus of
control tinggi
EKSTERNAL Internal locus of control tinggi
LOCUS OF CONTROL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan dinamika hubungan antar variabel yang dipaparkan, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. H1 : Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara dimensi internal
locus of control dan work family conflict pada perawat wanita yang
sudah memiliki anak.
2. H2 : Terdapat hubungan positif yang signifikan antara dimensi powerful
others locus of control dan work family conflict pada perawat wanita
yang sudah memiliki anak.
3. H3 : Terdapat hubungan positif yang signifikan antara dimensi chance
locus of control dan work family conflict pada perawat wanita yang
sudah memiliki anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang
menggunakan desain penelitian survei. Penelitian kuantitatif merupakan
jenis penelitian dengan data numerik yang dianalisis secara statistik
(Creswell, dalam Supratiknya, 2015). Tujuan dari desain penelitian survei
yaitu untuk mengumpulkan informasi mengenai atribut tertentu seperti
sikap, sifat atau keyakinan individu tentang sesuatu dengan cara
mengajukan serangkaian pertanyaan dan mentabulasikannya (Leedy &
Ormrod, 2005 dalam Supratiknya, 2015).
B. Variabel Penelitian
Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu :
1. Variabel Independen : Locus of control
2. Variabel Dependen : Work family conflict
C. Definisi Operasional
1. Locus of control
Locus of control merupakan suatu keyakinan yang dimiliki individu
untuk mengontrol peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya. Menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Rotter (1990), tindakan individu dalam mengontrol kejadian yang
terjadi dalam hidupnya tersebut dibagi menjadi 2 jenis yaitu internal
locus of control dan external locus of control.
Variabel locus of control untuk penelitian pada perawat ini akan
diukur dengan menggunakan skala locus of control yang diadaptasi dari
Levenson (1981). Dimensi yang dikembangkan oleh Levenson (1981)
yaitu dimensi internal yang merupakan dimensi dari internal locus of
control dan dimensi powerful others dan chance yang merupakan
dimensi dari external locus of control. Semakin tinggi nilai skor pada
dimensi internal maka menunjukkan internal locus of control yang
didapatkan tinggi. Semakin tinggi dimensi powerful others maka
menunjukkan bahwa individu cenderung memiliki external locus of
control yang tinggi pada powerful others. Semakin tinggi dimensi
chance maka menunjukkan bahwa individu cenderung memiliki
external locus of control yang tinggi pada chance.
2. Work family conflict
Work family conflict merupakan konflik yang terjadi karena adanya
tuntutan tanggung jawab yang terjadi di dalam keluarga dan pekerjaan.
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala yang diadaptasi dari
(Stephens & Sommer, 1996). Dimensi yang digunakan untuk mengukur
variabel ini yaitu (1) time based WIF, (2) strain based WIF, (3) behavior
based WIF. Semakin tinggi skor pada skala work family conflict yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
didapatkan, maka menunjukkan work family conflict yang semakin
tinggi.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perawat
wanita yang memiliki anak. Peneliti menggunakan subjek tersebut dalam
penelitian ini karena perawat memiliki waktu kerja yang tidak fleksibel dan
lebih, seperti adanya shift kerja dan menyesuaikan kondisi pasiennya.
Wanita yang sudah memiliki anak memiliki tanggung jawab yang lebih
karena harus mengurus pekerjaan dan keluarganya. Hal tersebut dapat
menimbulkan terjadinya konflik.
Jenis pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan
non probability sampling yaitu purposive sampling. Purposive sampling
merupakan pemilihan sampel yang dipilih berdasarkan pada kriteria yang
sudah ditentukan oleh peneliti (Ir. Syofian Siregar, 2013).
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan metode kuesioner sebagai metode pengumpulan
data. Metode pengumpulan data kuesioner bertujuan untuk menyajikan
pertanyaan tertentu kepada responden, kemudian responden diminta untuk
memberikan jawaban secara tertulis sesuai dengan cara memberikan tanda
pada salah satu kolom yang merupakan jawaban dari responden (Henerson,
Morris , & Fitz-Gibbon dalam Supratiknya, 2015). Dua skala yang dipakai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
dalam penelitian ini yaitu skala locus of control dan skala work family
conflict.
1. Skala Locus of control
Dalam pengambilan data, locus of control ini akan diukur dengan
menggunakan skala yang diadaptasi dari Levenson (1981). Skala ini
dikembangkan untuk membedakan antara dua jenis kepercayaan pada
orientasi eksternal pada keyakinan akan peluang, atau nasib (chance) dan
keyakinan pada orang-orang berkuasa yang dapat memegang kendali
(powerful others) (Levenson, Internality, Powerful Others and Chance,
1981). Skala ini menggunakan tipe likert dengan 6 kontinum yang bergerak
dari angka 1 untuk “Sangat tidak setuju” sampai angka 6 untuk “Sangat
setuju”. Semakin tinggi nilai skor pada dimensi internal maka menunjukkan
internal locus of control yang didapatkan tinggi. Semakin tinggi dimensi
powerful others maka menunjukkan bahwa individu cenderung memiliki
external locus of control yang tinggi pada powerful others. Semakin tinggi
dimensi chance maka menunjukkan bahwa individu cenderung memiliki
external locus of control yang tinggi pada chance. Skala ini berjumlah 24
dengan masing-masing item berjumlah 8. Salah satu contoh item pada skala
ini yaitu ”Dapat tidaknya saya menjadi pimpinan, sebagian besar tergantung
pada kemampuan saya.”
Penskoran dalam skala ini yang didasarkan pada Levenson (1981)
dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel 1
Penskoran Skala Locus of Control
Dimensi Penskoran
Sangat Tidak Setuju Skor +3
Tidak Setuju Skor +2
Agak Tidak Setuju Skor + 1
Agak Setuju Skor -1
Setuju Skor -2
Sangat Setuju Skor -3
Cara untuk penskoran berdasarkan Levenson (1981) ini yaitu untuk
menilai setiap item sesuai pada tabel 1 (penskoran skala). Setelah
menjumlahkan seluruh poin item dalam dimensi tersebut tambahkan
+24 pada setiap dimensi. Kisaran yang mungkin dihasilkan pada setiap
skala adalah dari 0 hingga 48. Setiap subjek akan menerima tiga skor
yang menunjukkan locus of control pada tiga dimensi internal, powerful
others dan chance. Jika misalnya subjek memiliki skor rendah pada
skala I (Internal), maka dapat dikatakan bahwa subjek ini tidak
menganggap dirinya sebagai hasil yang menentukan atau menganggap
bahwa apa yang terjadi dalam dirinya bukan karena dirinya sendiri.
Secara empiris, seseorang akan mendapatkan skor yang tinggi atau
rendah pada ketiga dimensi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 2
Intepretasi Skala Berdasarkan Levenson (1981)
Skala Item Intepretasi
Internal 1, 4, 5, 9,
18, 19,
21, 23
Skor tinggi menunjukkan bahwa subjek
mengharapkan untuk memiliki kendali atas
kehidupannya sendiri.
Skor rendah mengindikasikan bahwa subjek
tidak mengharapkan memiliki kendali atas
kehidupannya sendiri.
Powerful
Others
3, 8, 11,
13, 15,
17, 20, 22
Skor tinggi menunjukkan bahwa subjek
mengharapkan orang lain dalam mengontrol
kehidupannya.
Skor rendah menunjukkan bahwa subjek
mengharapkan orang lain tidak memiliki
kendali atas kehidupannya.
Chance 2, 6, 7, 10,
12, 14,
16, 24
Skor tinggi menunjukkan bahwa subjek
mengharapkan kekuatan kesempatan
(keberuntungan) untuk memiliki kendali atas
hidupnya.
Skor rendah menunjukkan bahwa subjek
mengharapkan kekuatan kesempatan
(keberuntungan) tidak memiliki kendali atas
hidupnya.
Ketiga dimensi ini tidak dapat di skor total karena pada setiap
dimensinya memiliki skor sendiri. Dalam hal ini, jika individu
memperoleh skor yang lebih tinggi pada dimensi internal maka dirinya
lebih memiliki internal locus of control yang tinggi. Sedangkan, jika
individu memperoleh skor yang lebih tinggi pada dimensi powerful
others atau chance maka individu lebih memiliki external locus of
control yang tinggi (Levenson, dalam Lao, 1977).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 3
Sebaran Item Skala Locus of Control
Dimensi Nomor item Jumlah
Internal 1, 4, 5, 9, 18, 19, 21,
23
8
Powerful Others 3, 8, 11, 13, 15, 17,
20, 22
8
Chance 2, 6, 7, 10, 12, 14, 16,
24
8
Jumlah 24
2. Skala Work family conflict
Netemeyer et al. (1996) menyusun 10 item dalam 2 arah yaitu
work family conflict dan family work conflict namun tidak
mempertimbangkan ketiga dimensi dalam work family conflict.
Stephens & Sommer (1996) kemudian mengembangkan skala yang
fokusnya hanya dalam satu arah yaitu work family conflict, namun
juga mempertimbangkan tiga dimensi dalam work family conflict.
Oleh karena itu, dalam pengambilan data work family conflict ini
akan diukur dengan menggunakan skala yang diadaptasi oleh
(Stephens & Sommer, 1996). Alasan peneliti menggunakan alat
ukur ini yaitu karena fokus penelitian peneliti hanya pada satu arah
yaitu work family conflict.
Dimensi dalam skala work family conflict yaitu time based
WIF, strain-based WIF, dan behavior based WIF. Skala ini
menggunakan tipe likert dengan 7 kontinum yang bergerak dari
angka 1 untuk “sangat tidak setuju” sampai angka 7 “sangat setuju”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Validitas Alat Ukur
Kualitas esensial yang menunjukkan sejauh mana suatu tes sungguh-
sungguh mengukur atribut psikologis yang hendak dikur disebut
validitas (Supratiknya A. , 2014).
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini ialah validitas isi
karena secara konseptual, validitas isi didefinisikan sebagai taraf sejauh
mana alat ukur relevan dan mencerminkan konstruk sasaran untuk
pengukuran tertentu (Haynes, Richard, & Kubany, 1995 dalam
Supratiknya A, 2016). Pada validitas isi diperlukan expert judgement
untuk mengetahui bahwa bahwa skala secara keseluruhan memiliki isi
yang valid. Alat ukur pada penelitian ini sudah tervalidasi oleh expert
judgement yang telah dilakukan peneliti asli. Peneliti meminta bantuan
dosen pembimbing untuk memeriksa kesesuaian alat ukur yang
digunakan dalam penelitian ini dengan konstruk yang hendak diukur.
Kedua skala ini diadaptasi dengan Bahasa Inggris, oleh karena itu
peneliti melakukan proses translation yang dibantu oleh orang lulusan
Pendidikan Bahasa Inggris, guru Bahasa Inggris dan dosen pembimbing
skripsi. Setelah skala tersebut diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia,
peneliti melakukan back translation.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2. Reliabilitas Alat Ukur
Reliabilitas adalah konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi
individu atau kelompok (Supratiknya, 2014).
Reliabilitas alat ukur dapat dinyatakan oleh koefisien reliabilitas
(rxx’) yang berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin
tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi
reliabilitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati
angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas alat ukur tersebut (Drs.
Saifuddin Azwar, 1999). Jika skala tersebut dikelompokkan ke dalam
lima kelas dengan rentang yang sama, maka ukuran kemantapan alpha
dapat diintepretasi seperti tabel berikut (Budi, 2005) :
Tabel 4.
Tingkat Reliabilitas
Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 s.d 0,20
> 0,20 s.d 0,40
> 0,40 s.d 0,60
> 0,60 s.d 0,80
> 0,80 s.d 1,00
Kurang Reliabel
Agak Reliabel
Cukup Reliabel
Reliabel
Sangat Reliabel
Untuk mengetahui reliabilitas alat ukur yang digunakan, peneliti
melakukan uji coba sebagai berikut :
A. Hasil Uji Coba Alat Ukur
Skala locus of control terdiri dari 24 item dan terbagi menjadi 3
dimensi, yaitu dimensi internal locus of control, powerful others locus of
control dan chance locus of control. Setiap dimensi dari skala tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
memiliki 8 item. Reliabilitas pada setiap dimensi tersebut diuji secara
terpisah. Melalui perhitungan yang dilakukan dengan SPSS, hasilnya
menunjukkan bahwa dimensi internal locus of control memiliki reliabilitas
Cronbach’s Alpha sebesar 0,666, dimensi powerful others locus of control
memiliki reliabilitas Cronbach’s Alpha 0,752 dan dimensi chance locus of
control memiliki reliabilitas Cronbach’s Alpha 0,618. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa ketiga dimensi tersebut dikatakan reliabel.
Skala work family conflict yang terdiri dari 14 item, hasilnya
menunjukkan bahwa skala ini memiliki Cronbach’s Alpha sebesar 0,650.
Oleh karena itu, skala ini dapat dikatakan reliabel.
G. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
penelitian yang telah dikumpulkan berasal dari populasi yang
sebarannya normal (Santoso, 2010). Dalam penelitian ini, uji
normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikansi lebih kecil daripada
0,05 (p<0,05) maka sebaran data memiliki distribusi yang tidak
normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih besar daripada 0,05
(p>0,05) maka sebaran data memiliki distribusi yang normal
(Santoso, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Untuk menguji normalitas data, selain menggunakan uji
normalitas Kolmogorov-Sminrnov peneliti juga melihat data
histogram.
Histogram merupakan cara lain yang dapat dilakukan untuk melihat
distribusi normal. Jika data tampak berbentuk lonceng dan simetris,
maka distribusi data tersebut dikatakan normal. Sebaliknya, jika data
tidak berbentuk lonceng maka data tersebut dikatakan tidak
berdistribusi normal (Miles & Shevlin, 2001). Jika data tampak
memiliki ekor yang lebih panjang ke kiri, maka data tersebut disebut
negative skew, sedangkan jika data tampak memiliki ekor yang lebih
panjang ke kanan, maka data tersebut disebut positive skew (Howell,
1982). Jika data berdistribusi simetris namun tidak berbentuk
lonceng, terlalu datar atau terlalu memuncak dan ekornya terlalu
pendek atau terlalu panjang maka disebut sebagai kurtosis. Jika
bentuk kurva terlalu datar maka disebut sebagai negative kurtosed
atau platykurtosed, sedangkan jika bentuk kurva terlalu memuncak
maka disebut sebagai positive kurtosed atau leptokurtosed (Miles &
Shevlin, 2001).
b. Uji Linearitas
Uji linearitas perlu dilakukan untuk mengetahui hubungan
antarvariabel yang akan dianalisis apakah mengikuti garis lurus atau
tidak. Peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel akan
diikuti secara linear di variabel lainnya (Santoso, 2010). Asumsi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
dapat dilihat dengan menggunakan test for linearity dalam SPSS.
Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
variabel-variabel tersebut memiliki hubungan yang linear. Uji
linearitas ini juga dapat dilihat menggunakan grafik scatter plot
antarvariabel. Jika ditarik garis dan titik-titik dalam grafik tersebut
memiliki jarak yang relatif dekat dengan garis maka hubungan
antarvariabel tersebut dapat dikatakan linear (Santoso, 2010).
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk melihat hubungan antara dua
variabel berdasarkan hipotesis yang telah dibuat. Jika data berdistribusi
normal, maka dapat menggunakan uji korelasi Pearson Product
Moment. Korelasi ini mengasumsikan bahwa hubungan antar
variabelnya bersifat linear, jika tidak maka teknik korelasi product
moment akan cenderung melakukan underestimasi kekuatan hubungan
antar dua varibel. Jika data tidak terdistribusi normal maka dapat
menggunakan analisis non-parametrik yaitu Spearmen (Santoso, 2010).
Hipotesis diterima apabila nilai probabilitas (p) <0.05. Sebaliknya,
hipotesis ditolak apabila nilai probabilitas (p) > 0.05 (Santoso, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2020 sampai
dengan 7 Februari 2020. Peneliti melakukan pengambilan data dengan cara
membagikan skala kepada perawat wanita yang sudah memiliki anak
Dalam penyebaran skala ini, sebelumnya peneliti menemui setiap kepala
perawat di ruangan dan memberitahu kriteria yang dibutuhkan dalam
penelitian ini untuk mengetahui jumlah subjek yang sesuai dengan kriteria
disetiap ruangannya. Selanjutnya, peneliti menyerahkan skala sesuai
dengan jumlah setiap ruangan dan menitipkan reward untuk subjek
penelitian. Skala penelitian ini dibagikan oleh kepala perawat setiap
ruangannya dan peneliti diminta untuk mengambilnya kembali kurang lebih
4-5 hari kemudian. Peneliti tidak menunggu skala penelitian dan waktu
pengembalian skala sekitar 4-5 hari kemudian selain karena sistem jam
kerja shift, subjek juga ada yang libur di hari tertentu.
B. Analisis Data
1. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 260 perawat yang sudah
memiliki anak. Berikut merupakan deskripsi subjek dalam penelitian
ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 5.
Deskripsi Usia Subjek
Usia Jumlah Presentase
Dewasa awal (18 tahun-40 tahun) 153 59%
Dewasa madya (41 tahun – 60 tahun) 107 41%
Total 260 100%
Berdasarkan tabel 5 mengenai usia subjek penelitian, dapat
diketahui bahwa subjek yang berusia 18 sampai 40 tahun berjumlah 153
subjek (59%) dan subjek yang berusia 41 sampai 60 tahun berjumlah
107 subjek (41%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa subjek
cenderung berada pada kategori usia dewasa awal dengan rentang usia
18 sampai 40 tahun.
Tabel 6
Deskripsi Jumlah Anak Subjek
Jumlah Anak Jumlah Presentase
1 107 41%
2 122 47%
3 30 12%
4 1 0%
Total 260 100%
Berdasarkan tabel 6 mengenai jumlah anak subjek, dapat diketahui
bahwa subjek yang memiliki 1 anak berjumlah 107 subjek (41%) dan
yang memiliki 2 anak berjumlah 122 subjek (47%). Sedangkan, yang
memiliki 3 anak berjumlah 30 subjek (12%) dan yang memiliki 4 anak
berjumlah 1 subjek (0%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 7
Deskripsi Usia Anak Subjek Paling Kecil
Usia anak Jumlah anak Presentase
< 6 tahun 139 53%
> 6 tahun 121 47%
Total 260 100%
Berdasarkan tabel 7 mengenai usia anak subjek paling kecil, dapat
diketahui bahwa subjek yang memiliki anak berusia kurang dari 6 tahun
berjumlah 139 subjek (53%), yang memiliki anak berusia lebih dari 6
tahun berjumlah 121 subjek (47%).
2. Deskripsi Data Penelitian
Berdasarkan dari data penelitian yang diperoleh untuk
mengetahui tinggi rendahnya locus of control dan work family conflict
yang dimiliki subjek dapat dilihat dengan cara membandingkan mean
teoritis dan mean empiris pada masing-masing skala. Mean teoritik
dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan manual dari skor
terendah dan skor tertinggi dalam skala penelitian. Berikut rumus untuk
menentukan mean teoritis :
MT = (𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚)+ (𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚)
2
Sedangkan, mean empirik merupakan rata-rata dari skor dari subjek
penelitian. Untuk menghitung mean empirik ini, diperoleh menggunaka
uji One-Sample Test dengan menggunakan SPSS. Berikut hasil
perbandingan mean teoritik dan mean empirik pada skala locus of
control dan work family conflict:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
a. Skala Locus of Control
1. Internal Locus of Control
Mean teoritis Internal LOC = (−3 𝑥 8)+ (3 𝑥 8)+ 24
2
= 24/12
= 12
Range = nilai maksimum- nilai minimum =
= 24 – (-24)
= 48
Standar deviasi = 48/ 6 = 8
Tabel 8
Data Mean Empirik Dimensi Internal Locus of Control
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
LOC_INT 260 12.81 6.331 .393
Test Value =
12
T df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
LOC_INT 32.621 259 .000 12.808 12.03 13.58
Berdasarkan tabel 8 terkait hasil uji data empirik dimensi
internal locus of control, dapat diketahui bahwa dimensi ini
menghasilkan mean teoritis sebesar 12 dan mean empiriknya sebesar
12, 81 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hasil mean teoritis dan
mean empirik dari dimensi ini terdapat perbedaan yang
menunjukkan bahwa mean teoritis lebih rendah daripada mean
empirik. Hal tersebut berarti subjek pada penelitian ini cenderung
menilai internal locus of control dengan nilai yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
2. Powerful others Locus of Control
Mean teoritis Powerful others LOC = (−3 𝑥 8)+ (3 𝑥 8)+24
2
= 24/2
= 12
Range = nilai maksimum- nilai minimum =
= 24 – (-24)
= 48
Standar deviasi = 48/ 6 = 8
Tabel 9
Data Mean Empirik Skala Powerful Others Locus of Control
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
LOC_PW
OTHERS 260 33.71 6.921 .429
Test Value = 12
t df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
LOC_PW
OTHERS
78.527 259 .000 33.708 32.86 34.55
Berdasarkan tabel 9 terkait hasil uji data empirik dimensi
Powerful Others Locus of Control, dapat diketahui bahwa dimensi
ini menghasilkan mean teoritis sebesar 12 dan mean empiriknya
sebesar 33,71 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hasil mean teoritis
dan mean empirik dari dimensi ini terdapat perbedaan yang
menunjukkan bahwa mean teoritis lebih rendah daripada mean
empirik. Hal tersebut berarti subjek pada penelitian ini cenderung
menilai powerful others locus of control dengan nilai yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3. Chance Locus of Control
Mean teoritis Chance Locus of Control = (−3 𝑥 8)+ (3 𝑥 8)+24
2
= 12
Range = nilai maksimum- nilai minimum =
= 24 – (-24)
= 48
Standar deviasi = 48/ 6 = 8
Tabel 10
Data Mean Empirik Skala Chance Locus of Control
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
LOC_CH
ANCE 260 30.45 6.799 . .422
Test Value =
12
t df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
LOC_CHANCE 72.216 259 .000 30.450 29.62 31.28
Berdasarkan tabel 10 terkait hasil uji data empirik dimensi
chance locus of control, dapat diketahui bahwa dimensi ini
menghasilkan mean teoritis sebesar 12 dan mean empiriknya sebesar
30,45 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hasil mean teoritis dan
mean empirik dari dimensi ini terdapat perbedaan yang
menunjukkan bahwa mean teoritis lebih rendah daripada mean
empirik. Hal tersebut berarti subjek pada penelitian ini cenderung
menilai chance locus of control dengan nilai yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
b. Skala Work Family Conflict
Mean teoritis WFC = (1 𝑥 14)+ (7 𝑥 14)
2 = 56
Range = nilai maksimum- nilai minimum = 98 - 14 = 84
Standar deviasi = 84/6 = 14
Tabel 11
Data Mean Empirik Skala Work Family Conflict
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
WFC 260 44.50 8.560 .531
Test Value 56
T df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
WFC 83.820 259 .000 44.496 43.45 45.54
Berdasarkan tabel 11 terkait hasil uji data empirik work family
conflict, dapat diketahui bahwa dimensi ini menghasilkan mean teoritis
sebesar 56 dan mean empiriknya sebesar 44,50 dengan signifikansi
sebesar 0,000. Hasil mean teoritis dan mean empirik dari dimensi ini
terdapat perbedaan yang menunjukkan bahwa mean teoritis lebih tinggi
daripada mean empirik. Hal tersebut berarti subjek pada penelitian ini
cenderung menilai work family conflict dengan nilai yang rendah.
Kemudian, untuk mengetahui jumlah subjek yang memiliki
kecenderungan rendah, sedang, tinggi maka data penelitian ini dapat
dikelompokkan dengan membuat kategorisasi. Hal tersebut dilakukan
dengan mean teoritik (µ) dan standar deviasi (σ) dalam pembuatan
kategori,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Berikut norma kategorisasi yang dibagi menjadi tiga bagian :
Tabel 12
Norma Kategori Skor
Skor Kategori
X < (µ - 1,0σ) Rendah
(µ-1,0σ) ≤ X < (µ + 1,0σ) Sedang
(µ + 1,0σ) ≤ X Tinggi
Berikut kategori skor pada variabel Locus of Control :
Tabel 13
Kategori Skor Internal Locus of Control
Skor Kategori Jumlah (%)
X < 4 Rendah 7 2,7%
4 ≤ X < 20 Sedang 221 85%
20 ≤ X Tinggi 32 12,3%
Total 260 100%
Berdasarkan tabel 13 terkait kategorisasi skor dimensi internal
locus of control, diketahui bahwa terdapat 2,7% subjek yang memiliki
skor dengan kategori rendah pada dimensi internal locus of control.
Kemudian, terdapat 85% subjek yang memiliki skor dengan kategori
sedang dan terdapat 12,3% subjek yang memiliki skor dengan kategori
tinggi pada dimensi internal locus of control. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas subjek dalam penelitian ini memiliki
internal locus of control yang sedang.
Tabel 14
Kategori Skor Powerful Others Locus of Control
Skor Kategori Jumlah (%)
X < 4 Rendah 1 0,4%
4 ≤ X < 20 Sedang 9 3,5%
20 ≤ X Tinggi 250 96,1%
Total 260 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Berdasarkan tabel 14 terkait kategorisasi skor dimensi powerful
others locus of control, diketahui bahwa terdapat 0,4% subjek yang
memiliki skor dengan kategori rendah pada dimensi powerful others
locus of control. Kemudian, terdapat 3,5% subjek yang memiliki skor
dengan kategori sedang dan terdapat 96,1% subjek yang memiliki skor
dengan kategori tinggi pada dimensi powerful others locus of control.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mayoritas subjek dalam
penelitian ini memiliki powerful others locus of control yang tinggi.
Tabel 15
Kategori Skor Chance Locus of Control Skor Kategori Jumlah (%)
X < 4 Rendah 0 0%
4 ≤ X < 20 Sedang 15 5,8%
20 ≤ X Tinggi 245 94,2%
Total 260 100%
Berdasarkan tabel 15 terkait kategorisasi skor dimensi chance
locus of control, diketahui bahwa terdapat 0% subjek yang memiliki
skor dengan kategori rendah pada dimensi chance locus of control.
Kemudian, terdapat 5,8% subjek yang memiliki skor dengan kategori
sedang dan terdapat 94,2% subjek yang memiliki skor dengan kategori
tinggi pada dimensi chance locus of control. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas subjek dalam penelitian ini memiliki
chance locus of control yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 16
Kategori Skor Work Family Conflict
Skor Kategori Jumlah (%)
X < 42 Rendah 102 39,2%
42 ≤ X < 70 Sedang 158 60,8%
70 ≤ X Tinggi 0 0%
Total 260 100%
Berdasarkan tabel 16 terkait kategorisasi skor skala work family
conflict, diketahui bahwa terdapat 39,2% subjek yang memiliki skor
dengan kategori rendah pada skala work family conflict. Kemudian,
terdapat 60,8% subjek yang memiliki skor dengan kategori sedang dan
terdapat 0% subjek yang memiliki skor dengan kategori tinggi pada
skala work family conflict. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
mayoritas subjek dalam penelitian ini memiliki work family conflict
yang sedang
C. ANALISIS DATA PENELITIAN
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah data penelitian yang telah
dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak, maka dilakuakan uji
normalitas. Uji normalitas ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov,
karena sampel penelitian ini lebih dari 50. Jika jumlah sampel
kurang dari 50 subjek maka menggunakan uji normalitas Shapiro-
Wilk agar lebih akurat (Santoso, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
1. Skala Locus of Control
Tabel 17
Hasil Uji Normalitas Locus of Control
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
LOC_INT .111 260 .000 .935 260 .000
LOC_PWOTHE
RS .106 260 .000 .924 260 .000
LOC_CHANCE .082 260 .000 .985 260 .010
Berdasarkan tabel 17 terkait hasil uji normalitas dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, menunjukkan bahwa data
penelitian pada ketiga dimensi skala locus of control memiliki nilai
signifikansi lebih kecil dari 0.05 (p=0.000 < 0.05). Hal tersebut
menunjukkan bahwa data penelitian ini tidak normal.
Gambar 1.
Histogram Uji Normalitas Internal Locus of Control
Berdasarkan (gambar 1.) terkait histogram internal locus of
control, dapat diketahui bahwa data menunjukkan kemiringan atau
skewness yang positif karena ekornya lebih panjang ke kanan. Selain
itu, data ini menunjukkan kurtosis positif karena ekornya terlalu
pendek dan kurvanya terlalu memuncak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Gambar 2.
Histogram Uji Normalitas Powerful Others Locus of Control
Berdasarkan (gambar 2.) terkait histogram powerful others locus
of control, dapat diketahui bahwa data menunjukkan kemiringan
atau skewness yang negatif karena ekornya lebih panjang ke kiri.
Selain itu, data ini menunjukkan kurtosis positif karena ekornya
terlalu pendek dan kurvanya terlalu memuncak.
Gambar 3.
Histogram Uji Normalitas Chance Locus of Control
Berdasarkan (gambar 3.) terkait histogram chance locus of
control, dapat diketahui bahwa data menunjukkan kemiringan atau
skewness yang negatif karena ekornya lebih panjang ke kiri. Selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
itu, data ini menunjukkan kurtosis positif karena ekornya terlalu
pendek dan kurvanya terlalu memuncak.
2. Skala Work Family Conflict
Tabel 18
Hasil Uji Normalitas Work Family Conflict
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
WFC .081 260 .000 .984 260 .006
Berdasarkan tabel 18 terkait hasil uji normalitas dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, menunjukkan bahwa
data penelitian pada skala work family conflict memiliki nilai
signifikansi lebih kecil dari 0.05 (p=0.000 < 0.05). Hal tersebut
menunjukkan bahwa data penelitian ini tidak normal.
Gambar 4.
Histogram Uji Normalitas Work Family Conflict
Berdasarkan (gambar 4.) terkait histogram work family conflict,
dapat diketahui bahwa data menunjukkan kemiringan atau
skewness yang negatif karena ekornya lebih panjang ke kiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Selain itu, data ini menunjukkan kurtosis positif karena ekornya
terlalu pendek dan kurvanya terlalu memuncak.
b. Uji Linearitas
Untuk mengetahui hubungan antarvariabel yang hendak diuji
mengikuti garis lurus atau tidak, maka dilakukan uji linearitas.
Peningkatan atau penurunan kuantitas di satu varibel akan diikuti
secara linear di variabel lainnya (Santoso, 2010). Hasil uji linearitas
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 19
Hasil Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
WFC*
LOC_INT
Between
Groups
(Combined)
2919.888 30 97.330 1.388 .095
Linearity 19.265 1 19.265 .275 .601
Deviation
from
Linearity
2900.623 29 100.021 1.426 .080
Within
Groups
16057.108 229 70.118
Total 18976.996 259
WFC*
LOC_PWOTHERS
Between
Groups
(Combined)
2641.224 36 73.367 1.002 .473
Linearity 95.002 1 95.002 1.297 .256
Deviation
from
Linearity
2546.223 35 72.749 .993 .486
Within
Groups
16335.772 223 73.255
Total 18976.996 259
WFC*
LOC_CHANCE
Between
Groups
(Combined)
2691.929 34 79.174 1.094 .340
Linearity 1.202 1 1.202 .017 .898
Deviation
from
Linearity
2690.727 33 81.537 1.127 .301
Within
Groups
16285.067 225 72.378
Total 18976.996 259
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Berdasarkan tabel 19 terkait hasil uji linearitas, diketahui
bahwa data penelitian pada tiga dimensi locus of control dan work
family conflict memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Dapat
dilihat bahwa antara variabel internal locus of control dan work
family conflict memiliki nilai signifikansi (p=0,601) ; powerful
others locus of control dengan work family conflict memiliki nilai
signifikansi (p= 0,256) dan chance locus of control dengan work
family conflict memiliki nilai signifikansi (p=0,898). Hal ini dapat
disimpulkan bahwa antara variabel locus of control dan work family
conflict tidak memiliki hubungan yang linear karena nilai
signifikansinya lebih dari 0,05. Antarvariabel yang tidak memiliki
hubungan yang linear maka tidak dapat dilanjutkan ke uji hipotesis
karena tidak memenuhi uji asumsi linearitas.
Gambar 5.
Scatter Plot Uji Linearitas Internal Locus of Control dan Work
Family Conflict
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Gambar 6.
Scatter Plot Uji Linearitas Powerful Others Locus of Control dan
Work Family Conflict
Gambar 7.
Scatter Plot Uji Linearitas Chance Locus of Control dan Work
Family Conflict
Selain megecek linearitas melalui tabel, cara lain yang dapat
dilakukan untuk mengecek linearitas hubungan variabel yaitu
dengan melihat datanya secara langsung dalam bentuk grafik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
scatterplot (Santoso, 2010). Jika ditarik garis lurus dan titik-titik
tersebut memiliki jarak yang relatif dekat dengan garis, maka kedua
variabel tersebut dapat dikatakan linear. Namun, berdasarkan scatter
plot (Gambar 5, gambar, gambar 7) menunjukkan bahwa titik-titik
tersebut sangat menyebar, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua
variabel tidak memiliki hubungan yang linear.
2. Uji Hipotesis
Uji asumsi dalam penelitian menunjukkan bahwa data
berdistribusi tidak normal dan tidak linear. Dalam penelitian ini, peneliti
tetap melakukan uji hipotesis untuk melihat tingkat korelasi dan
signifikansi antara dimensi locus of control dan work family conflict.
Hal ini dilakukan untuk memprediksikan bahwa kedua variabel tidak
berkorelasi, sehingga untuk melihat angkanya maka dilakukan uji
hipotesis. Peneliti menggunakan uji hipotesis non-parametrik yaitu
teknik korelasi Spearmen’s Rho. Kriteria kekuatan korelasi pada
penelitian ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 20
Kriteria Korelasi (Sugiyono, 2013)
Koefisien Korelasi Kategori
0.000-0.199 Sangat Lemah
0.200-0.399 Lemah
0.400-0.599 Sedang
0.600-0.799 Kuat
0.800-1.000 Sangat Kuat
Berikut hasil uji hipotesis antara dimensi-dimensi locus of
control dan work family conflict:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 21
Hasil Uji Hipotesis
Correlations
WFC LOC_
INT
LOC_
PWOTHERS
LOC_
CHANCE
Spearman's
rho
WFC Correlation
Coefficient
Sig. (1-
tailed)
N
1.000
.
-.003
.484
.091
.071
.014
.414
260 260 260
260
LOC_INT
Correlation
Coefficient
-
.003
1.000 .074 .049
Sig. (1-
tailed)
.484 . .116 .215
N 260 260 260 260
LOC_PWOTHERS
Correlation
Coefficient
.091 .074 1.000 .594**
Sig. (1-
tailed)
.071 .116 . .000
N 260 260 260 260
LOC_CHANCE
Correlation
Coefficient
.014 .049 .594** 1.000
Sig. (1-
tailed)
.414 .215 .000 .
N 260 260 260 260
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed)
Berdasarkan hasil uji korelasi pada tabel 21 diketahui bahwa
internal locus of control dan work family conflict memiliki nilai korelasi
sebesar -0.003 dengan nilai signifikansi sebesar 0.484 (p>0.05). Hal
tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat
lemah dan tidak signifikan.
Pada dimensi powerful others dan work family conflict memiliki
nilai korelasi sebesar 0.091 dengan nilai signifikansi sebesar 0.071
(p>0.05). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif
yang sangat lemah dan tidak signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Pada dimensi chance locus of control dan work family conflict
memiliki nilai korelasi sebesar 0.014 dengan nilai signifikansi 0.414
(p>0.05). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif
yang sangat lemah dan tidak signifikan.
3. Analisis Tambahan
Analisis tambahan dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan
tingkat work family confict berdasarkan data demografis: 1) Perawat
wanita yang memiliki anak kelompok usia dewasa awal (18-40 tahun)
dan usia dewasa madya (41-60 tahun) ; 2) Perawat yang memiliki anak
paling kecil antara kelompok usia lebih dari 6 tahun (>6 tahun) dan
kelompok usia kurang dari 6 tahun (<6 tahun).
a. Uji Normalitas
1. Kategori Usia Subjek
Berikut merupakan hasil uji normalitas perawat wanita yang
sudah memiliki anak kelompok usia dewasa awal (18-40 tahun)
dan dewasa madya (41-60 tahun) :
Tabel 22
Hasil Uji Normalitas Kategori Usia Subjek Test of Normality
Usia Kolmogorov Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic
df Sig. Statistic df Sig.
Work
Family
Conflict
Dewasa
awal
(18 tahun –
40 tahun)
.074
154
.039
.987
154
.147
Dewasa
madya (41
tahun – 60
tahun)
.126
106
.000
.957
106
.002
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Berdasarkan tabel 22 terkait Uji Normalitas Kategori Usia
Subjek, diketahui bahwa data work family conflict perawat
wanita yang sudah memiliki anak pada kelompok usia dewasa
awal yaitu 18-40 tahun (p=0.039 < 0.05) yang berarti memiliki
distribusi data tidak normal. Sedangkan data work family conflict
perawat wanita yang sudah memiliki anak pada kelompok usia
dewasa madya yaitu 41-60 tahun (p=0.000 < 0.05) yang berarti
juga memiliki distribusi data tidak normal.
2. Kategori Usia Anak Subjek Paling Kecil
Berikut merupakan hasil uji normalitas perawat wanita yang
sudah memiliki anak usia paling kecil kurang dari 6 tahun dan
lebih dari 6 tahun :
Tabel 23
Hasil Uji Normalitas Usia Anak Subjek Paling Kecil
Test of Normality Usia Kolmogorov Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Work
Family
Conflict
>6th
.099 121 .005 .981 121 .088
<6th .098 139 .002 .980 139 .040
Berdasarkan Tabel 23 terkait Uji Normalitas Kategori Usia
Anak Subjek Paling Kecil, diketahui bahwa data work family
conflict perawat wanita yang sudah memiliki anak pada
kelompok usia anak subjek paling kecil lebih dari 6 tahun
(p=0.005 < 0.05) yang berarti memiliki distribusi data tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
normal. Sedangkan data work family conflict perawat wanita
yang sudah memiliki anak pada kelompok anak subjek paling
kecil kurang dari 6 tahun (p=0.002 < 0.05) yang berarti juga
memiliki distribusi data tidak normal.
b. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas digunakan untuk menguji antara dua kelmpok
varian apakah sama atau berbeda. Jika p>0,05 maka kedua varian
populasi sama atau homogen, sedangkan jika p<0,05 maka varian
populasi tidak sama atau tidak homogen (Budi, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
1. Kategori Usia Subjek
Tabel 24
Hasil Uji Homogenitas Kategori Usia Subjek Levene
Statistic
df1 df2 Sig.
Usia Subjek .020 1 258 .887
Berdasarkan tabel 22 terkait Hasil Uji Homogenitas Kategori
Usia Subjek, diketahui bahwa data penelitian work family
conflict pada perawat wanita yang memiliki anak dengan
kategori usia subjek (p=0.887) dapat dikatakan homogen karena
memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0.05.
2. Kategori Usia Anak Subjek Paling Kecil
Tabel 25
Hasil Uji Homogenitas Usia Anak Subjek Paling Kecil Levene
Statistic
df1 df2 Sig.
Usia Anak
Paling Kecil
.014 1 258 .905
Berdasarkan tabel 23 terkait Hasil Uji Homogenitas Kategori
Usia Anak Subjek Paling Kecil, diketahui bahwa data penelitian
work family conflict pada perawat wanita yang memiliki anak
dengan kategori usia anak subjek paling kecil (p=0.905) dapat
dikatakan homogen karena memiliki nilai signifikansi lebih
besar dari 0.05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
c. Uji Beda Mean
Penelitian ini menggunakan uji beda mean dalam bentuk
non-parametrik Two Independent Sample T-Test jenis Mann
Whitney. Hal ini dilakukan karena berdasarkan hasil uji normalitas
dan uji homogenitas yang telah dilakukan, diketahui bahwa data
work family conflict pada kategori usia subjek 18-40 tahun dan 41-
60 tahun tidak terdistribusi normal. Berikut merupakan hasil
perhitungan beda mean pada masing-masing kategori :
1. Kategori Usia Subjek
Tabel 26
Hasil Uji Beda Mean Usia Subjek dengan Mann-Whitney
Usia N Mean
Rank
Sum of
Ranks
Dewasa awal
(18-40 tahun)
154 119.76 18443.50
Work Family
Conflict
Dewasa madya
(41-60 tahun)
106 146.10 15486.50
Total 260
Test Statisticsa
Mann-Whitney U 6508.500
Wilcoxon W 18443.500
Z -2.778
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
Berdasarkan uji beda mean dengan Mann-Whitney, dapat
diketahui bahwa hasilnya memiliki nilai signifikansi sebesar
p=0,005 atau p<0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
perbedaan mean yang signifikan antara work family conflict.
Kelompok subjek usia 18-40 tahun memiliki mean sebesar
119.76 dan 41-60 tahun memiliki mean sebesar 146.10. Oleh
karena itu, dapat diketahui bahwa kelompok subjek dengan usia
41-60 tahun memiliki mean yang lebih besar dibandingkan
dengan kelompok subjek dengan usia 41-60 tahun.
2. Kategori Usia Anak Subjek Paling Kecil
Tabel 27
Hasil Uji Beda Mean Usia Anak dengan Mann-Whitney Usia N Mean
Rank
Sum of
Ranks
>6th 121 118.16 14297.50
Work Family
Conflict
<6th 139 141.24 19632.50
Total 260
Test Statisticsa
Mann-Whitney U 6916.500
Wilcoxon W 14297.500
Z -2.472
Asymp. Sig. (2-tailed) .013
Berdasarkan uji beda mean dengan Mann-Whitney, dapat
diketahui bahwa hasilnya memiliki nilai signifikansi sebesar
p=0,013 atau p<0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan mean yang signifikan antara work family conflict.
Kelompok subjek dengan usia anak >6 tahun memiliki mean
sebesar 118.16 dan kelompok subjek dengan usia anak <6 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
memiliki mean sebesar 141.24. Oleh karena itu, dapat diketahui
bahwa kelompok subjek dengan usia anak <6 tahun memiliki
mean yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok subjek
dengan usia usia anak >6 tahun.
D. Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan
antara dimensi locus of control dan work family conflict pada perawat
wanita yang sudah memiliki anak. Locus of control memiliki tiga dimensi
yaitu internal locus of control, powerful others locus of control dan chance
locus of control.
Hasil uji asumsi pada penelitian ini menghasilkan data yang tidak
linear dan tidak normal. Peneliti tetap melakukan uji hipotesis untuk melihat
tingkat korelasi dan signifikansi antara dimensi locus of control dan work
family conflict. Hal ini dilakukan untuk memprediksikan bahwa kedua
variabel tidak berkorelasi, sehingga untuk melihat angkanya maka
dilakukan uji hipotesis. Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat lemah dan
tidak signifikan pada dimensi internal locus of control dan work family
conflict. Selanjutnya, terdapat hubungan positif yang sangat lemah dan tidak
signifikan pada dimensi powerful others locus of control dan work family
conflict. Pada dimensi chance locus of control dan work family conflict juga
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat lemah dan tidak
signifikan. Hasil uji hipotesis tersebut sesuai juga dengan hasil uji asumsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
linearitas yang menghasilkan data tidak linear, karena hubungan antara
ketiga dimensi locus of control dengan work family conflict menghasilkan
data yang sangat lemah dan tidak signifikan.
Hasil uji hipotesis pertama (H1) menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang sangat lemah dan tidak signifikan antara dimensi internal
locus of control dan work family conflict. Hal tersebut tidak sejalan dengan
hasil penelitian dari Fridayanti, Insyastuti, & Anggeani (2019) yang
menyatakan bahwa individu dengan internal locus of control berhubungan
dengan work family conflict. Dalam penelitiannya menyatakan bahwa
individu dengan internal locus of control tidak rentan terjadi work family
conflict karena jika menghadapi peristiwa dalam hidupnya, individu yang
memiliki internal locus of control ini akan cenderung mempertimbangkan
peristiwa atau kejadian-kejadian yang terjadi dalam kehidupannya tersebut
dan dirinya akan lebih mudah mengatasi dan mengelola stres jika terjadi
work family conflict.
Hasil uji hipotesis kedua (H2) menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang lemah dan tidak signifikan antara dimensi powerful others
locus of control dan work family conflict. Kemudian, hipotesis ketiga (H3)
menunjukkan bahwa terdapat dimensi chance locus of control dan work
family conflict. Hal tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian Andreassi
& Thompson (2007) yang menyatakan bahwa locus of control memiliki
hubungan dengan work family conflict. Individu dengan external locus of
control cenderung tidak menyadari bahwa dirinya dapat mengendalikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
situasi stress dan cenderung menggunakan strategi coping pasif sehingga
hal tersebut dapat meningkatkan work family conflict.
Berdasarkan kategorisasi skor subjek dalam variabel locus of
control, dapat disimpulkan bahwa mayoritas subjek memiliki skor yang
tinggi pada dimensi powerful others locus of control dan chance locus of
control. Total subjek yang memiliki dimensi powerful others memiliki skor
sebesar (96,1%) dan subjek yang memiliki dimensi chance locus of control
memiliki skor sebesar (94,2%). Sedangkan pada dimensi internal locus of
control, 85% subjek memiliki skor sedang. Menurut Levenson (dalam Lao,
1977), jika individu memperoleh skor yang tinggi pada dimensi powerful
others atau chance maka individu lebih memiliki external locus of control
yang tinggi. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa mayoritas subjek
penelitian memiliki external locus of control yang tinggi. Peneliti memiliki
asumsi bahwa skor tertinggi pada dimensi powerful others dan chance pada
subjek penelitian ini dapat disebabkan karena adanya social desirability.
Supratiknya (2014) menjelaskan bahwa social desirability merupakan
kecenderungan individu untuk merespon item-item yang dipandang sebagai
hal baik atau diterima oleh masyarakat. Penelitian Levenson (1981)
menemukan bahwa individu yang ada di negara Jepang memiliki dimensi
internal yang lebih rendah daripada di Amerika. Kemudian, negara Jerman
memperoleh skor yang lebih tinggi pada dimensi eksternal dan dimensi
internal yang lebih rendah daripada kebanyakan orang di Amerika. Dapat
disimpulkan bahwa orang Amerika memiliki dimensi internal yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
tinggi diantara negara Jepang dan Jerman. Hal itu karena adanya nilai-nilai
budaya tradisional di Amerika tentang kemandirian dan kesuksesan
didapatkan karena adanya kerja keras serta individu lebih kuat dalam
mengontrol pribadinya. Terkait hal tersebut, peneliti tidak menemukan
penelitian terkait kecenderungan locus of control di negara Indonesia.
Namun, hal tersebut dapat dilihat melalui budaya Indonesia yang kolektif.
Karakteristik budaya kolektif menurut Triandis (1999) yaitu individu pada
budaya kolektif saling ketergantungan dengan orang lain,
mempertimbangkan kebutuhan orang lain, bergantung dengan aturan
perilaku sosial dan mengubah dirinya agar sesuai dengan lingkungannya.
Pada penelitian ini, peneliti juga melakukan uji tambahan yaitu uji
beda mean pada variabel work family conflict dengan usia subjek dan usia
anak subjek. Uji beda mean ini dilakukan dengan menggunakan Mann-
Whitney karena dua kategori usia subjek dan usia anak subjek tersebut
memiliki distribusi data tidak normal. Hasil uji beda mean menunjukkan
bahwa work family conflict dengan usia subjek 18-40 tahun adalah 119.76
dan kelompok usia subjek 41-60 tahun adalah 146.10 dengan nilai
signifikansi p=0.005. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan mean yang
signifikan antara dua kelompok usia subjek dan kelompok usia subjek 41-
60 tahun memiliki work family conflict lebih besar dibandingkan kelompok
usia subjek 18-40 tahun. Hal ini didukung dengan pernyataan dari Erikson
(1968), bahwa pada masa dewasa awal (18-30 tahun) individu berfokus
pada identitas diri mereka, seperti melanjutkan pendidikan, memulai karier
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
atau memulai keluarga. Sehingga, individu-individu tersebut masih
memiliki tanggung jawab pekerjaan yang rendah (Baumman, 2011 dalam
Huffman, Culbertson, Henning, & Goh, 2013). Ketika individu sudah
memasuki usia dewasa menengah (25-49 tahun), mereka mulai mengambil
banyak tanggung jawab dalam ranah pekerjaan dan keluarga. Oleh karena
itu, di usia dewasa menengah ini kemungkinan mengalami tuntutan kerja
dan non-kerja berlebihan sehingga dapat meningkatkan work family conflict
(Huffman, Culbertson, Hanning, & Goh, 2013). Untuk tahap dewasa akhir
(45 tahun keatas), cenderung memiliki tanggung jawab yang lebih dalam
menjalani kehidupan lanjut usianya yang dapat mengarah pada work family
conflict (Chapman et all., 1994 dalam Huffman, Culbertson, Hanning, &
Goh, 2013).
Pada kategori anak subjek, hasilnya menunjukkan bahwa work
family conflict dengan usia anak subjek >6 tahun adalah 118.16 dan
kelompok usia subjek <6 tahun adalah 141.24 dengan nilai signifikansi
0.013. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan mean yang signifikan antara
dua kelompok usia anak subjek dan kelompok usia subjek <6 tahun
memiliki work family conflict lebih besar dibandingkan kelompok usia
subjek >6 tahun. Hal ini didukung dengan hasil penelitian (Staines &
O’Conner, dalam Narayan, 2013) yang menyatakan bahwa orang tua
dengan anak <6 tahun dan anaknya memiliki tingkat usia sekolah akan
memiliki work family conflict yang tinggi. Penelitian dari Allen &
Finkelstein (2014) juga menyatakan bahwa wanita yang memiliki anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
paling kecil berusia antara 3 sampai dengan 12 tahun akan mengalami work
family conflict.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara
dimensi locus of control terhadap work family conflict pada perawat
wanita yang sudah memiliki anak. Penelitian ini dapat diketahui
hasilnya dengan menggunakan uji korelasi. Hasil dari penelitian ini
yaitu data berdistribusi tidak normal, ketiga dimensi dari locus of control
memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (p= 0.000 < 0.05) dan
work family conflict juga memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05
(p=0.000 <0.05). Selain itu, antara dimensi locus of control dan work
family conflict tidak memiliki hubungan yang linear karena dapat dilihat
bahwa internal locus of control dan work family conflict memiliki nilai
signifikansi (p=0.601>0.05) ; powerful others locus of control dan work
family conflict memiliki nilai signifikansi (p= 0.256 > 0.05) serta chance
locus of control dan work family conflict memiliki nilai signifikansi (p=
0.898 > 0.05).
Dalam penelitian ini, peneliti tetap melakukan uji hipotesis untuk
melihat tingkat korelasi dan signifikansi antara dimensi locus of control
dan work family conflict. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa
terdapat hubungan negatif yang sangat lemah dan tidak signifikan antara
dimensi internal locus of control dan work family conflict (r=0.003;
p=0.484), terdapat hubungan positif yang sangat lemah dan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
signifikan antara dimensi powerful others dan work family conflict
(r=0.091; p=0.071) dan terdapat hubungan positif yang sangat lemah
dan tidak signifikan antara dimensi chance locus of control dan work
family conflict (r=0.014; p=0.414). Hasil uji hipotesis tersebut sesuai
juga dengan hasil uji asumsi linearitas yang menghasilkan data tidak
linear.
Hasil uji beda mean pada kelompok usia subjek menunjukkan
bahwa work family conflict dengan usia subjek 18-40 tahun adalah
119.76 dan kelompok usia subjek 41-60 tahun adalah 146.10 dengan
nilai signifikansi p=0.005. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan mean
yang signifikan antara dua kelompok usia subjek 18-40 tahun dan
kelompok usia subjek 41-60 tahun memiliki work family conflict lebih
besar dibandingkan kelompok usia subjek 18-40 tahun. Hal tersebut
karena individu yang sudah memasuki usia dewasa menengah (25-49
tahun) mulai mengambil banyak tanggung jawab dalam ranah pekerjaan
dan keluarga. Kemudian, tahap usia 45 tahun keatas, individu cenderung
memiliki tanggung jawab dalam menjalani kehidupan lanjut usianya.
Berbeda dengan masa dewasa awal (18-30 tahun), individu masih
berfokus pada identitas diri mereka sehingga masih memiliki tanggung
jawab pekerjaan yang rendah.
Hasil uji beda mean pada usia anak subjek menunjukkan bahwa
dengan usia anak subjek >6 tahun adalah 118.16 dan kelompok usia
subjek <6 tahun adalah 141.24 dengan nilai signifikansi 0.013. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
menunjukkan adanya perbedaan mean yang signifikan antara dua
kelompok usia anak subjek dan kelompok usia anak subjek <6 tahun
memiliki work family conflict lebih besar dibandingkan kelompok usia
anak subjek >6 tahun. Hal tersebut didukung pada penelitian (Staines &
O’Conner, dalam Narayanan & Savarimuthu, 2013) yang menyatakan
bahwa orang tua dengan anak <6 tahun dan anaknya memiliki tingkat
usia sekolah akan memiliki work family conflict yang tinggi.
B. Keterbatasan Penelitian
Pengambilan data dalam penelitian ini pengisiannya tidak ditunggu
oleh peneliti, namun penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara
menitipkan kepala bagian setiap ruangnya. Pengisian kuesioner tersebut
juga dilakukan ketika perawat memiliki waktu luang dan terdapat
kuesioner yang dibawa pulang. Peneliti tidak dapat langsung mengecek
kuesioner yang telah dibagikan setiap ruangan secara langsung dari
subjek yang mengisi. Oleh karena itu, terdapat beberapa kuesioner yang
hilang dan ada beberapa subjek yang tidak mengisi semua pernyataan
dalam kuesioner tersebut.
C. Saran
1. Bagi Perawat Yang Sudah Memiliki Anak
Dampak dari terjadinya work family conflict yaitu work
family conflict dapat berpengaruh terhadap stres kerja (Judge dalam
Kuswanti, 2011). Oleh karena itu, bagi perawat wanita yang sudah
memiliki anak ketika mengalami suatu permasalahan antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
kehidupan pekerjaan dan keluarga diharapkan untuk tidak
menyalahkan orang lain atau situasi, dapat mengevaluasi dirinya
sendiri dan tidak ketergantungan pada orang lain dalam
menyelesaikan permasalahan karena hal tersebut dapat
meningkatkan work family conflict. Selain itu, ketika ada waktu
luang lebih baik digunakan untuk family time agar tetap terjalin
komunikasi antar keluarga.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk menghindari pengisian pernyataan dalam kuesioner
yang tidak lengkap lebih baik peneliti meminta bantuan juga kepada
kepala bagian setiap ruangan untuk langsung mengecek kuesioner
setelah subjek mengumpulkan, sehingga yang belum mengisi
lengkap pernyataan dalam kuesioner tersebut dapat langsung
melengkapinya.
Lebih baik peneliti selanjutnya membatasi kriteria usia anak
subjek yang paling kecil karena kriteria tersebut merupakan salah
satu faktor yang memengaruhi terjadinya work family conflict. Hal
tersebut juga untuk melihat tingginya work family conflict yang
terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
DAFTAR PUSTAKA
Adityawira, I. K., & Supriyadi. (2017). Hubungan Konflik Kerja Keluarga
Terhadap Motivasi Kerja Dengan Dukungan Sosial.Jurnal Psikologi
Udayana, 4(1), 183 - 197.
Agustina, R., & Sudibya, I. G. (2018). Pengaruh Work Family Conflict
Terhadap Stres Kerja dan Kinerja Wanita Perawat di Rumah Sakit
Umum Daerah Praya Lombak. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana , 775 - 808..
Allen, T. D., & Finkelstein, L. M. (2014). Work–Family Conflict Among
Members of Full-Time Dual-Earner Couples : An Examination of
Family Life Stage, Gender and Age. Journal of Occupational Health
Psychology, 19(3), 376-384.
Amalini, H. F., Musadieq, M. A., & Afrianty, T. W. (2016). Pengaruh Locus
of Control terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja. Jurnal
Administrasi Bisnis, 35 (1), 68-77.
Andreassi, J., & Thompson, C. A. (2007). Dispositional and situational
sources of control : Relative impact on work family conflict and
positive spillover. Journal of Managerial Psychology, Volume 22(8),
722-740.
Arakeri, S. H., & Sunagar, B. V. (2017). Locus of Control: Influence of
Internality, Externality- Others, Externality-Chance among
Management Students. The International Journal of Indian
Psychology, 154 - 163.
Arfidianingrum, D., Nuzulia, S., & Fadhallah, R. (2013). Hubungan Antara
Adversity Intelligence Dengan Work Family Conflict Pada Ibu Yang
Bekerja Sebagai Perawat. Developmental and Clinical
Psychology,13- 22.
Baumann, A. (2007). Positive Practice Environments : Quality Workplaces
= Quality Patient Care. International Council of Nurses, 1 - 61.
Barling, J., Kelloway, E., & R.Frone, M. (2005). Handbook of Work Stress.
USA: Sage Publications, Inc.
Berk, E.L. (2012). Development Through The Lifespan. Yogyakarta:
Pustaka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Pelajar
Blanch, A., & Aluja, A. (2009). Work, family and personality: A study of
work–family conflict. Personality and Individual Differences, 520-
524.
Brosschot, J. F., Gebhardt, W. A., & Godaert, G. L. (1994). Internal,
Powerful Others and Chance Locus of Control : Relationshjips with
Personality, Coping, Stress and Health. Person Indiv. Diff. Vol. 16
(6), pp.839-852.
Budi, T. P. (2005). SPSS 13.0 Terapan : Riset Statistik Parametrik.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Camerino, D., Sandri, M., Sartori, S., Conway, P. M., Campanini, P., &
Costa, G. (2010). Shifwork, Work Family Conflict Among Italian
Nurses, And Prevention Efficacy. Chronobiology International,
1105-1123.
Chen, J. C., & Silverthorne, C. (2008). The impact of locus of control on job
stress, job performance and job satisfaction in Taiwan.Leadership &
Organization Development Journal. 29 (7), 572 - 582.
Dipayanti, S., & Chairani, L. (2012). Locus Of Control dan Resiliensi Pada
Remaja Yang Orang Tuanya Bercerai. Jurnal Psikologi, 8 (1), 16-
19.
Djikstra, M. T., Beersma, B., & Evers, A. (2011). Work & Stress: An
International Journal of Work, Health & Organisations. Work &
Stress, 25 (2), 167-184.
Drs. Saifuddin Azwar, M. (1999). Penyusuna Skala Psikologi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
E. Berk, L (2012). Development Through The Lifespan Vol. 2 : Dari Masa
Dewasa Awal Sampai Menjelang Ajal (pp. V-118). Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Ekawarna, M. (2018). Manajemen Konflik dan Stres. Jakarta: Bumi
Aksara.
Fita, E. D. (2017). Hubungan Konflik Peran Ganda dengan Stres Kerja
terhadap Perawat Wanita pada RSUD. A. Wahab Sjahranie
Samarinda. PSIKOBORNEO, 5(2), 346-352.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Fridayanti, H., Indyastuti, D. L., & Anggeani, A. I. (2019). The Effect Of
WoThe Effect of Work Family Conflict On Job Stress Of Country
Civil Apparatus With Locus of Control As A Moderation.
International Conference on Rural Development and
Enterpreneurship 2019 : Enhancing Small Busniness and Rural
Development Toward Industrial Revolution 4.0, Volume 5(1), 269-
278.
Greenhaus, J. H., & Beutell, N. J. (1985). Sources of Conflict between Work
and Family Roles. The Academy of Management Review, 10(1),76 -
88.
Handayani, A. (2013). Keseimbangan Kerja Keluarga pada Perempuan
Bekerja: Tinjauan Teori Border. Buletin Psikologi, 21(2), 90-101.
Hidayati, F. N. (2015). Hubungan antara Self Compassion dengan Work
Family Conflict pada Staf Markas Palang Merah Indonesia Provinsi
Jawa Tengah. Jurnal Psikologi Undip, 14(2), 183-189.
Howell, D. C. (1982). Statistical Methods for Psychology. USA: PWS
Publishers.
Hsu, Y. R. (2011). Work-family conflict and job satisfaction in stressful
working environments : The moderating roles of perceived
supervisor support and internal locus of control. International
Journal of Manpower, 32(2), 233-248.
Huffman, A., Culbertson, S. S., Henning, J. B., & Goh, A. (2013). Work-
family conflict across the. Journal of Managerial Psychology, 28(7-
8), 761-780.
Ir. Syofian Siregar, M. (2013). Statistik Parametik Untuk Penelitian
Kuantitatif : Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi
SPSS Versi 17. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
James, L. R., & Mazerolle, M. D. (2001). Personality in Work
Organizations. London ; New Delhi: Sage Publications.
Karabay, M. E., Akyuz, B., & Erci, M. (2016). Effects of Family-Work
Conflict, Locus of Control, Self Confidence and Extraversion
Personality on Employee Work Stress. Social and Behavioral
Sciences, 269 – 280.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Kendra, C. (2018, November 05). Locus of Control and Your Life. Retrieved
Desember 12, 2018, from Are You in Control of Destiny?:
www.verywellmind.com
Kuswanti, H. D. (2011). Waktu adalah Masalahnya: Menyeimbangkan
Konflik Pekerjaan Keluarga untuk Mengurangi Stres Kerja.
Karisma, 5 (2), 78-83.
K. Stephens, G., & Sommer, S. M. (1996). The Measurement of Work to
Family Conflict. Educational and Psychological Measurement,
56(3), 475-486.
Laksmi, N. A., & Hadi, C. (2012). Hubungan antara Konflik Peran Ganda
(Work Family Conflict) dengan Kepuasan Kerja pada Karyawati
bagian Produksi PT.X. Jurnal Psikologi Undip, 14(2) , 183-189.
Lao, R. (1977). Levenson;s IPC (Internal-External Control) Scale : A
Comparison of Chinese amd American Students. Journal od Cross-
Cultural Psychology, Volume 9 (1), 113-124.
Lefcourt, H. M. (1991). Locus of Control. Measures of Personality and
Social Psychological Attitudes Chapter 9, 413 - 499.
Levenson, H. (1981). Differentiating Among Internality, Powerful Others ,
and Change. Research with the locus of control construct, 1 , 15 - 63.
Mahpul, I. N., & Abdullah, N. A. (2011 ). The Prevalence of Work Family
Conflict among Mothers in Peninsular Malaysia. International
Journal of Humanities and Social Science, 1 (17) .
Michel, J. S., Kotrba, L., Mitchelson, a. K., Clark, M. A., & B.Baltes, B.
(2010). Antecedents of work family conflict: A meta-analytical
review. Journal of Organizational Behavior.
Miles, J., & Shevlin, M. (2001). Applying Reggression & Correlation : A
Guide for Students and Researchers. London : SAGE Publications
Ltd.
Mulyati, S., & Indriana, Y. (2016). Hubungan Antara Kepribadian Hardiness
Dengan Work Family Conflict Pada Ibu Yang Bekerja Sebagai Teller
Bank Pada Bank Rakyat Indonesia Semarang. Jurnal Empati, 5(3),
577-582.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Netemeyer, R. G., Murrian, R. M., & Boles, J. S. (1996). Development and
Validation of Work Family Conflict and Family Work Conflict
Scales. Jornal of Applied Psychology, 81 (4), 400-410.
Ngah, N., Ahmad, A., & Baba, M. (2009). The Mediating Effect of Work-
Family Conflict on the Relationship Between Locus of Control and
Job Satisfaction . Journal of Social Sciences 5(4), 348 - 354.
Noor, N. M. (2006). Locus Of Control, Supportive Workplace Policies and
Work-Family Conflict. Psychologia ,49,48-60.
Ns. Astuti Ardi Putri, M. K. (2014). Strategi Budaya Carakter Caring of
Nursing. Bogor: IN MEDIA.
Parkes, R.K. (1991). Locus of control as moderator : An explanation for
additive versus interactive findings in the demand-discreation model
of work stress?. British Journal of Ps
Pongoh, V.V., Warouw, H., & Hamel, R. (2015). Perbedaan Stress Kerja
Antara di Ruangan Gawat Darurat Medik RSUP Prof.Dr. R. D
Kandouanado. e-journal Keperawatan, 1-8
PPNI, P. P. (2005). Standar Kompetensi Prawat Indonesia . Jakarta:
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Prawitasari, A. K., Purwanto, Y., & Yuwono, S. (2007). Hubungan Work
Family Conflict dengan Kepuasan Kerja pada Karyawati Berperan
Jenis Kelamin Androgini di PT. Tiga Putera Abadi Perkasa Cabang
Purbalingga. Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi, 9(2), 1-13.
Retnaningrum, A. K., & Musadieq, M. A. (2016). Pengaruh Work Family
Conflict terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja (Studi pada Perawat
Wanita RSUD Wonosari Yogyakarta). Jurnal Administrasi Bisnis,
Volume 36(1), 72-81.
RI, K.K. 2017. Pusat Data dan Informasi
Richard B. Joelson DSW, L. (2017, Agustus 02). Locus of Control.
Retrieved Desember 12, 2018, from How do we determine our
successes and failures?: www.psychologytoday.com
Rotter, J. B. (1990). Internal Versus External Control of Reinforcement.
American Psychologist Association , 489 - 493.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Russell, M. R., & Cooper, M. L. (1992). Antecedents and Outcomes of Work
Family Conflict : Testing a Model of the Work - Family Interface.
Journal of Applied Psychology, 65 - 78.
S.Friedman, H., & Schustack, M. W. (2008). Kepribadian : Teori Klasik dan
Riset Modern Edisi ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi : Dari Blog menjadi Buku.
Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.
Saftarina, & Hasanah. (2014). Hubungan Shift Kerja dengan Gangguan Pola
Tidur pada Perawat Instalasi Rawat Inap di RSUD Abdul Moeloek
Bandar Lampung 2013. Medula, 2 (2).
Saputra, K. A. (2012). Pengaruh Locus of Control Terhadap Kinerja dan
Kepuasan Kerja Internal Auditor Dengan Kultur Lokal Tri Hita
Karana Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Akuntansi
Multiparadigma, 3(1) , 1-160.
Searle, B. A., & Klepa, L. (1991). Rational Versus Gender Role
Explanations for Work-Family Conflict. Journal of Applied
Psychology, 76(4) , 560-568.
Spector, P. (1982). Behavior in organizations as a function of employee's
locus of control. Psychological Bulletin 91 (3), 482-497.
Susanti, S., & Ekayati, I. N. (2013). Peran Pekerjaan, Peran Keluarga Dan
Konflik Pekerjaan Pada Perawat Wanita. Jurnal Psikologi Indonesia,
183 - 190.
Supratiknya, P. D. (2014). Pengukuran Psikologis . Yogyakarta: Sanata
Dharma University Press.
Supratiknya, P. D. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif
dalam Psikologi. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Triandis, H. C. (1999). Cross-cultural psychology. Asia Journal of Social
Psychology, 127-143.
Triaryati, N. (2003). Pengaruh Adaptasi Kebijakan Mengenai Work Family
Issue Terhadap Absen Dan Turnover. Jurnal Manajemen &
Kewirausahaan, 5(1), 85 - 96.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Touliatos, J., Perlmutter, B. F., Strauss, M. A., & Holden, G. W. (2001).
Handbook of Family Measurement Techniques: Abstracts, 1-3.
London ; New Delhi : Sage Publication.
Wittiri, A., Kusumaningtyas, A., & Ujianto. (2016). The Influence of Locus
of Control , Knowledge Sharing And A Professional Ethics To Nurse
Professionalism Throught Individual Learning In Mother And Child
Hospital At South Sulawesi Province. International Journal of
Business and Management Invention, 5 (10), 01-09.
Yildirim, D., & Aycan, Z. (2008). Nurses's work demands and work family
conflict : A questionnaire survey. International Journal of Nursing
Studies, 1366 - 1378.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
SKALA PENELITIAN
Disusun Oleh:
Regina Kunthi Srimaharani
159114065
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Yogyakarta, 15 November 2019
Salam sejahtera,
Dalam rangka memenuhi dan menyelesaikan tugas akhir
sebagai mahasiswa, maka perkenankan saya:
Nama/NIM : Regina Kunthi Srimaharani / 159114065
Institusi : Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma
Alamat : Jalan Mawar, Kadirojo II, Purwomartani, Kalasan, Kabupaten
Sleman, DIY
Kontak : 085712726495 /
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh locus of control
terhadap work family conflict pada perawat wanita yang sudah memiliki anak.
Kemudian, penelitian ini bermanfaat untuk menyadari pentingnya memahami locus
of control dalam menanggani permasalahan mengenai tuntutan peran di dalam
pekerjaan dan keluarga yang dapat menimbulkan work family conflict.
Saya memilih subjek perawat wanita yang sudah memiliki anak
dalam penelitian ini karena perawat memiliki waktu kerja yang tidak fleksibel dan
lebih, seperti adanya shift kerja dan menyesuaikan kondisi pasiennya. Kemudian,
wanita yang sudah memiliki anak memiliki tanggung jawab yang lebih karena harus
mengurus pekerjaan dan keluarganya.
Oleh karena itu, dalam rangka penyusunan tugas akhir sebagai mahasiswa,
saya meminta bantuan kepada Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian yang saya
buat dengan mengisi skala ini. Penelitian ini dilakukan tanpa ada unsur paksaan dan
bersifat sukarela. Skala ini dapat diselesaikan kira-kira dalam waktu 10 menit – 15
menit. Saya mengharapkan Ibu dapat mengisi dengan lengkap setiap pernyataan
dalam skala ini sesuai dengan keadaan, pikiran, dan perasaan Ibu yang sebenarnya.
Jawaban yang Ibu berikan tidak ada yang benar atau salah maupun baik atau buruk.
Semua jawaban adalah baik bila sesuai dengan keadaan Ibu yang sebenarnya.
Semua jawaban serta identitas yang Ibu berikan tidak akan disebarluaskan
dan terjamin kerahasiannya. Hasil jawaban pada skala ini juga tidak akan
mempengaruhi apapun pada diri Ibu. Oleh karena itu, saya mengharapkan Ibu dapat
mengisi skala ini dengan sejujur-jujurnya. Jika Ibu sudah mengisi skala ini, akan
ada reward yaitu berupa gantungan kunci. Saya mengucapkan terimakasih banyak
kepada Ibu atas partisipasi dan kesediaannya untuk mengisi skala ini.
Peneliti,
Regina Kunthi Srimaharani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PERNYATAAN KESEDIAAN
(Informed Consent)
Inisial nama :
Usia : _____ tahun
Instansi :
Jumlah anak :
Usia anak : (*Jika anak lebih dari satu, silahkan menyebutkan semuanya dimulai dari usia anak yang tertua.
Contoh jawaban : 17 tahun, 5 tahun, 3 tahun.)
Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian.
Saya mengisi skala penelitian ini dengan sukarela tanpa paksaan pihak manapun.
Seluruh jawaban yang saya berikan adalah jujur dan sesuai dengan keadaan diri
saya yang sebenarnya.
Yogyakarta, …………………
Menyetujui,
(…………………………)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PETUNJUK PENGISIAN
Skala penelitian ini terdiri dari dua bagian. Ibu diminta untuk membaca
dengan cermat dan memahami setiap pernyataan yang ada pada masing-masing
bagian skala. Kemudian, pilihlah satu jawaban yang paling sesuai atau paling
menggambarkan diri Ibu dan berilah tanda silang (X) pada jawaban tersebut.
Apabila Ibu ingin mengganti jawaban yang ada dapat dilakukan dengan cara
memberi tanda sama dengan (=) pada jawaban yang salah, kemudian berilah tanda
silang (X) pada jawaban yang baru.
Contoh:
No. Pernyataan STS TS ATS AS S SS
1. Dapat tidaknya saya
menjadi pemimpin
atau tidak sebagian
besar tergantung
pada kemampuan
saya.
X
2. Sebagian besar
hidup saya
dikendalikan oleh
kejadian yang tidak
sengaja.
X X
Setiap orang akan memiliki jawaban yang mungkin berbeda karena tidak
ada jawaban yang benar atau salah. Oleh karena itu, pilihlah jawaban yang
menggambarkan diri Ibu dan sesuai dengan keadaan sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
SKALA BAGIAN I
Pilihan jawaban yang tersedia pada skala bagian I sebagai berikut:
STS = Jika merasa Sangat Tidak Setuju
TS = Jika merasa Tidak Setuju
ATS = Jika merasa Agak Tidak Setuju
AS = Jika merasa Agak Setuju
S = Jika merasa Setuju
SS = Jika merasa Sangat Setuju
No. Pernyataan STS TS ATS AS S SS
1. Dapat tidaknya saya
menjadi pimpinan,
sebagian besar
tergantung pada
kemampuan saya.
STS TS ATS AS
S
SS
2. Sebagian besar
hidup saya
dikendalikan oleh
kejadian yang tidak
sengaja.
STS TS ATS AS S SS
3. Saya merasa bahwa
apa yang terjadi
dalam hidup saya
sebagian besar
ditentukan oleh
orang-orang yang
berkuasa.
STS TS ATS AS S SS
4. Dapat tidaknya saya
mengalami
kecelakaan mobil,
sebagian besar
tergantung pada
kemahiran saya
mengemudi.
STS TS ATS AS S SS
5. Ketika saya
membuat rencana,
saya cukup yakin
untuk dapat
melaksanakannya.
STS TS ATS AS S SS
6. Seringkali tidak ada
kesempatan untuk
melindungi
kepentingan pribadi
STS TS ATS AS S SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
saya dari nasib
buruk.
7. Ketika saya
mendapatkan apa
yang saya inginkan,
biasanya karena
keberuntungan.
STS TS ATS AS S SS
8. Meskipun mungkin
saya mempunyai
kemampuan yang
baik, saya tidak akan
diberi tanggung
jawab jadi pimpinan
tanpa saya
memohon kepada
mereka yang
memiliki
kekuasaan.
STS TS ATS AS S SS
9. Banyak sedikitnya
teman yang saya
miliki, tergantung
dari seberapa baik
diri saya.
STS TS ATS AS S SS
10. Saya sering
menemukan pada
kehidupan saya,
bahwa apa yang
terjadi pasti akan
terjadi.
STS TS ATS AS S SS
11. Kehidupan saya
terutama
dikendalikan oleh
orang-orang yang
memiliki
kekuasaan.
STS TS ATS AS S SS
12. Dapat tidaknya saya
mengalami
kecelakaan mobil,
sebagian besar
karena
keberuntungan.
STS TS ATS AS S SS
13. Orang-orang seperti
saya memiliki
kesempatan yang
sangat kecil untuk
melindungi diri
STS TS ATS AS S SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
sendiri ketika
memiliki konflik
dengan mereka yang
memiliki kuasa.
14. Tidaklah terlalu
bijaksana bagi saya
untuk
merencanakan
terlalu jauh, sebab
banyak hal bisa
berubah menjadi
keberuntungan atau
kemalangan.
STS TS ATS AS S SS
15. Untuk mendapatkan
apa yang saya mau
diperlukan usaha
untuk
menyenangkan
atasan-atasan saya.
STS TS ATS AS S SS
16. Dapat tidaknya saya
menjadi pimpinan,
tergantung pada
sejauh mana saya
cukup beruntung
untuk berada di
tempat dan waktu
yang tepat.
STS TS ATS AS S SS
17. Jika orang-orang
yang berpengaruh
itu memutuskan
untuk tidak
menyukai saya,
mungkin saya tidak
akan memiliki
banyak teman.
STS TS ATS AS S SS
18. Saya cukup mampu
untuk menentukan
apa yang akan
terjadi di dalam
hidup saya.
STS TS ATS AS S SS
19. Biasanya saya dapat
melindungi
kepentingan pribadi
saya.
STS TS ATS AS S SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
20. Dapat tidaknya saya
mengalami
kecelakaan mobil,
sebagian besar
tergantung pada
pengemudi lain.
STS TS ATS AS S SS
21. Ketika saya
mendapatkan apa
yang saya inginkan,
itu karena kerja
keras saya untuk
memperolehnya.
STS TS ATS AS S SS
22. Saya memastikan
rencana saya sesuai
dengan keinginan
orang-orang yang
lebih berkuasa agar
rencana saya
berhasil.
STS TS ATS AS S SS
23. Hidup saya
ditentukan oleh
tindakan yang saya
lakukan sendiri.
STS TS ATS AS S SS
24. Banyak sedikitnya
teman, sebagian
besar tergantung
pada nasib saya.
STS TS ATS AS S SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
SKALA BAGIAN II
Pilihan jawaban yang tersedia pada skala bagian II sebagai berikut:
STS = Jika merasa Sangat Tidak Setuju
TS = Jika merasa Tidak Setuju
ATS = Jika merasa Agak Tidak Setuju
N = Jika merasa Antara Setuju atau Tidak Setuju
AS = Jika merasa Agak Setuju
S = Jika merasa Setuju
SS = Jika merasa Sangat Setuju
No. Pernyataan STS TS ATS N AS S SS
1. Saya memiliki
cukup waktu untuk
memenuhi potensi
saya baik dalam
karier maupun
sebagai pasangan
dan orang tua.
STS
TS ATS N AS S SS
2. Tekanan untuk
menyeimbangkan
tanggung jawab
saya di rumah dan
di tempat kerja
sering
menyebabkan saya
merasa lelah secara
emosional.
STS TS ATS N AS S SS
3. Cara yang saya
gunakan untuk
menyelesaikan
masalah pekerjaan
di tempat kerja
efektif dalam
menyelesaikan
masalah di rumah.
STS TS ATS N AS S SS
4. Tuntutan
pekerjaan
membuat saya
merasa kesulitan
untuk
mempertahankan
hubungan yang
saya inginkan
dengan pasangan
dan anak-anak.
STS TS ATS N AS S SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
5. Perilaku yang
efektif dan perlu
bagi saya di tempat
kerja akan menjadi
kontraproduktif di
rumah.
STS TS ATS N AS S SS
6. Waktu yang harus
saya curahkan
untuk pekerjaan
saya, tidak
membuat saya
berpartisipasi
secara setara dalam
tanggung jawab
dan kegiatan
rumah tangga.
STS TS ATS N AS S SS
7.
Pekerjaan
menjauhkan saya
dari keluarga lebih
dari yang saya
inginkan.
STS TS ATS N AS S SS
8. Karena pekerjaan
saya sangat
menuntut, saya
sering ingin marah
di rumah.
STS TS ATS N AS S SS
9. Saya sering merasa
tertekan dalam
menyeimbangkan
tanggung jawab
saya di tempat
kerja dan di rumah.
STS TS ATS N AS S SS
10. Hal yang berhasil
bagi saya di rumah
tampaknya juga
efektif di tempat
kerja, dan
sebaliknya.
STS TS ATS N AS S SS
11. Ketika berada di
rumah saya tidak
dapat berperilaku
dengan cara yang
sama seperti di
tempat kerja.
STS TS ATS N AS S SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
12. Hal-hal yang
membuat saya
efektif di tempat
kerja juga
membantu saya
menjadi orang tua
dan pasangan yang
lebih baik.
STS TS ATS N AS S SS
13. Pekerjaan
menghabiskan
banyak waktu yang
seharusnya saya
habiskan bersama
keluarga.
STS TS ATS N AS S SS
14. Saya bertindak
secara berbeda
dalam menanggapi
masalah
interpersonal di
tempat kerja dan
yang saya lakukan
di rumah.
STS TS ATS N AS S SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
LAMPIRAN 2
RELIABILITAS SKALA LOCUS OF CONTROL DAN
WORK FAMILY CONFLICT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
LAMPIRAN RELIABILITAS SKALA
A. SKALA LOCUS OF CONTROL
1. Reliabilitas Skala Locus of Control (LOC) pada setiap dimensi
a. Internal Locus of Control
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.666 8
b. Powerful others Locus of Control
Cronbach's
Alpha N of Items
.752 8
c. Chance Locus of Control
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.618 8
2. Reliabilitas Skala Work Family Conflict
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.650 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
HASIL UJI MEAN EMPIRIS
A. SKALA LOCUS OF CONTROL
Hasil Uji Mean Empirik Skala Locus of Control pada setiap
dimensi :
a. Internal Locus of Control
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
LOC_IN
T 260 12.81 6.331 .393
One-Sample Test
Test Value = 0
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
LOC_IN
T 32.621 259 .000 12.808 12.03 13.58
b. Powerful Others Locus of Control
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
LOC_PWOTHER
S 260 33.71 6.921 .429
One-Sample Test
Test Value = 0
T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
LOC_
PWOTHERS 78.527 259 .000 33.708 32.86 34.55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
c. Chance Locus of Control
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
LOC_CHANC
E 260 30.45 6.799 .422
One-Sample Test
Test Value = 0
T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
LOC_
CHANCE 72.216 259 .000 30.450 29.62 31.28
B. SKALA WORK FAMILY CONFLICT
Hasil uji Mean Empirik Skala Work Family Conflict:
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
WFC 260 44.50 8.560 .531
One-Sample Test
Test Value = 0
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
WFC 83.820 259 .000 44.496 43.45 45.54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
A. Hasil Uji Normalitas Locus of Control dan Work Family Conflict
B. Histogram Locus of Control pada setiap dimensi
1. Internal Locus of Control
2. Powerful Others Locus of Control
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
WFC .081 260 .000 .984 260 .006
LOC_INT .111 260 .000 .935 260 .000
LOC_PWOTHERS .106 260 .000 .924 260 .000
LOC_CHANCE .082 260 .000 .985 260 .010
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
3. Chance Locus of Control
C. Histogram Work Family Conflict
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
A. Hasil Uji Linearitas Locus of Control dan Work Family Conflict
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
WFC *
LOC_INT
Between
Groups
(Combined) 2919.888 30 97.330 1.388 .095
Linearity 19.265 1 19.265 .275 .601
Deviation from
Linearity 2900.623 29 100.021 1.426 .080
Within Groups 16057.108 229 70.118
Total 18976.996 259
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
WFC *
LOC_PWOTHE
RS
Between
Groups
(Combined) 2641.224 36 73.367 1.002 .473
Linearity 95.002 1 95.002 1.297 .256
Deviation from
Linearity 2546.223 35 72.749 .993 .486
Within Groups 16335.772 223 73.255
Total 18976.996 259
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
WFC *
LOC_CHANC
E
Between
Groups
(Combined) 2691.929 34 79.174 1.094 .340
Linearity 1.202 1 1.202 .017 .898
Deviation from
Linearity 2690.727 33 81.537 1.127 .301
Within Groups 16285.067 225 72.378
Total 18976.996 259
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
B. SCATTER PLOT INTERNAL LOCUS OF CONTROL DAN WORK
FAMILY CONFLICT
C. SCATTER PLOT POWERFUL OTHERS LOCUS OF CONTROL DAN
WORK FAMILY CONFLICT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
D. SCATTER PLOT CHANCE LOCUS OF CONTROL DAN WORK FAMILY
CONFLICT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Hasil Uji Korelasi Dimensi Locus of Control dan Work Family Conflict
Correlations
WFC
LOC_IN
T
LOC_PWO
THERS
LOC_CHA
NCE
Spearman's
rho
WFC Correlation
Coefficient 1.000 -.003 .091 .014
Sig. (1-tailed) . .484 .071 .414
N 260 260 260 260
LOC_INT Correlation
Coefficient -.003 1.000 .074 .049
Sig. (1-tailed) .484 . .116 .215
N 260 260 260 260
LOC_PWOTHE
RS
Correlation
Coefficient .091 .074 1.000 .594**
Sig. (1-tailed) .071 .116 . .000
N 260 260 260 260
LOC_CHANCE Correlation
Coefficient .014 .049 .594** 1.000
Sig. (1-tailed) .414 .215 .000 .
N 260 260 260 260
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
A. Uji Tambahan Work Family Conflict Berdasarkan Kategori Usia
Subjek
1. Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Usia Subjek
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statist
ic df Sig.
Statist
ic df Sig.
Work Family
Conflict
Dewasa awal (18
tahun-40 tahun) .074 154 .039 .987 154 .147
Dewasa madya
(41 tahun – 60
tahun)
.126 106 .000 .957 106 .002
a. Lilliefors Significance Correction
2. Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Work Family Conflict
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.020 1 258 .887
3. Hasil Uji Beda Mean dengan Mann-Whitney U test
Ranks
Usia Subjek N Mean Rank
Sum of
Ranks
Work Family Conflict Dewasa awal (18 tahun-
40 tahun) 154 119.76
18443.5
0
Dewasa madya (41 tahun
– 60 tahun) 106 146.10
15486.5
0
Total 260
Test Statisticsa
Work Family
Conflict
Mann-Whitney U 6508.500
Wilcoxon W 18443.500
Z -2.778
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
a. Grouping Variable: Usia Subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
B. Uji Tambahan Work Family Conflict Berdasarkan Kategori Usia Anak
Subjek Paling Kecil
1. Hasil Uji Normalitas
Case Processing Summary
Umur
Anak
Cases
Valid Missing Total
N Percent N
Percen
t N Percent
Work Family
Conflict
>6th 121 100.0% 0 0.0% 121 100.0%
<6th 139 100.0% 0 0.0% 139 100.0%
2. Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Work Family Conflict
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.014 1 258 .905
3. Hasil Uji Beda Mean dengan Mann-Whitney U test
Ranks
Umur Anak N Mean Rank Sum of Ranks
Work Family
Conflict
>6th 121 118.16 14297.50
<6th 139 141.24 19632.50
Total 260
Test Statisticsa
Work Family
Conflict
Mann-Whitney U 6916.500
Wilcoxon W 14297.500
Z -2.472
Asymp. Sig. (2-
tailed) .013
a. Grouping Variable: Umur Anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI