Hub
-
Upload
cut-mustika -
Category
Documents
-
view
1.040 -
download
0
Transcript of Hub
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
KECACINGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI DESA TERTINGGAL KECAMATAN PANGURURAN
KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2008
SKRIPSI
Oleh:
AGUSTARIA GINTING NIM. 061000212
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
ii
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
KECACINGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI DESA TERTINGGAL KECAMATAN PANGURURAN
KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2008
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh:
AGUSTARIA GINTING NIM. 061000212
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Dengan Judul :
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KECACINGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI DESA
TERTINGGAL KECAMATAN PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR
TAHUN 2008
Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh
AGUSTARIA GINTING NIM. 061000212
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi
Pada Tanggal 09 Januari 2009 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Tim Penguji
Ketua Penguji Penguji I
Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH drh. Hiswani, M.Kes NIP. 130702002 NIP. 132084988 Penguji II Penguji III
Drh. Rasmaliah, M.Kes Drs. Jemadi ,M.Kes NIP.390009523 NIP. 131996168
Medan, Maret 2009
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Dekan,
dr. Ria Masniari Lubis, MSi NIP: 131124053
iAgustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
iv
ABSTRAK Penyakit kecacingan merupakan salah satu penyakit yang ditularkan melalui tanah, dengan dampak mengganggu perkembangan fisik, kecerdasan, mental, prestasi, dan menurunkan ketahanan tubuh. Hasil survei Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara di Sekolah Dasar ditemukan prevalensi kecacingan 68%. Survei Sub Program P2P dan PL Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir di 44 Sekolah Dasar ditemukan prevalensi kecacingan 25,49%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan kejadian kecacingan pada anak SD Negeri di desa tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. Penelitian bersifat observasional analitik dengan desain cross sectional. Populasi 202 orang anak dan sampel adalah total sampling. Hasil penelitian ditemukan prevalensi kecacingan 56,40%. Prevalensi Ascaris lumbricoides 38,60%. Proporsi berdasarkan jenis infeksi campuran 47,40%. Proporsi kelompok umur 6-8 tahun 48,50%, laki-laki 57,40% dan makan obat cacing ≥ 6 bulan 81,70%. Proporsi tidak memiliki jamban 76,70%, tempat biasa pembuangan tinja di kebun 52,00%, personal higiene kategori sedang 68,30%. Proporsi Ascaris lumbricoides + Trichuris trichiura 40,70%. Derajat infestasi Ascaris lumbricoides ringan 89,74%, Trichuris trichiura ringan 100% dan Hookworm ringan 95,12%. Prevalensi kelompok umur ≥ 12 tahun 65,50%, perempuan 58,10%, dan makan obat cacing ≥ 6 bulan 68,50%. Hasil uji Chi Square Tidak ada hubungan bermakna antara faktor umur, jenis kelamin, kepemilikan jamban, tempat biasa buang air besar dengan kejadian kecacingan. Ada hubungan bermakna antara personal higiene, makan obat cacing dengan kejadian kecacingan (p < 0,05) .
Kepada pihak sekolah agar senantiasa memberikan pengetahuan pentingnya personal higiene dan penyediaan sarana air bersih serta jamban untuk mencegah terjadinya infeksi kecacingan. Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir dan Puskesmas Buhit supaya meningkatkan pembinaan dan melaksanakan program penanggulangan kecacingan yang sudah berjalan. Kata Kunci : Infeksi Kecacingan, Anak Sekolah, Desa Tertinggal
iia
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
v
ABSTRACT
Worm Infections is one of the soil transmitted diseases that have impacted in
influencing physic, intelligence, and body resistance. The results of a survey have done by the Provincial of Health of North Sumatra at Elementary schools found that 68% of the pupils have infected by worms. A survey done by the CDC and Healthy Environment at District of Health Samosir found that from 44 Elementary schools 25.49% of school children have infected by worms.
This study was designed to determine the association of factors with the state of worm infection among the pupils at public elementary schools in undeveloped villages in the Sub-district of Pangururan, District of Samosir. The study was done by analytical observation using cross sectional study. Population consist of 202 children and sample is total sampling.
The results of the study showed that 56.40% of the pupils were infected by worms. The proportion of Ascaris lumbricoides was 38.60%. The proportion of mixed infections was 47.40%. The proportion of infected children in the age-group of 6-8 years was 48.50%, males 57.40%, and having taken medicine against worms > 6 months was 81.70%. The proportion of them not having access to a toilet was 76.70%. The proportion of them who usually defecate in the garden is 52.00%, have moderate personal hygiene 68.30%. The proportion of Ascaris lumbricoides and Trichuris trichiura 40.70%. Have infections of Ascaris lumbricoides 89.74%, Tirchuris trichiura 100% and Hookworm 95.12%. The prevalence rate of infections in the age group of > 12 years was 65.50%, female 58.10% and having taken medicine against worms > 6 months 68.50%. The results of the Chi square test showed that no significant association between the factors of age, sex, having access to a toilet, and the place of defecation, with being infected by worms. There was a significant association between personal hygiene and having taken medicine against worms with being infected by worms (p < 0.05).
Suggest to the school teachers to keep the personal hygiene of school children and to provide clean water and toilets to avoid infection by worms. The Department of Health at Samosir District and the Buhit Health Centre should have to increase their educational programs and to continue implementing their present programs in minimizing the worms infection.
Keywords : Worm infection, Elementary schools children, undeveloped villages
iib
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Agustaria Ginting
Tempat/ Tanggal Lahir : Juhar, 15 Agustus 1972
Agama : Kristen Katolik
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat Rumah : Jl. Beringin III No. 9 Helvetia Medan, Sumatera Utara
Riwayat Pendidikan :
1. SD Impres No. 043944, Juhar Kab. Karo : Tahun 1979-1986
2. SLTP Negeri Juhar, Kab. Karo : Tahun 1986-1989
3. SLTA Negeri Tigabinanga, Kab. Karo : Tahun 1989-1992
4. Akademi Perawat St. Elisabet Medan : Tahun 1994-1997
5. Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, Medan : Tahun 2006-2009
iiiAgustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas segala berkat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak
Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir
Tahun 2008” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
Dalam Penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH, selaku Kepala Departemen
Epidemiologi dan Pembimbing I yang telah membantu, membimbing dan
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu drh. Hiswani M.kes, selaku Dosen pembimbing II yang telah membantu
dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu drh. Rasmaliah M.Kes, selaku Dosen penguji I yang memberi saran dan
kritik untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Jemadi M.Kes, selaku Dosen penguji II yang memberi saran dan
kritik untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
iv
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
viii
6. Ibu dr. Halinda Sari Lubis M.KKK, selaku Pembimbing Akademik selama
perkuliahan yang ikut berperan dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak Sumihar Sinaga selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri No. 137637
Sigumbang dan Ibu Kartini Sitanggang selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri
No. 176385 Huta Tinggi Kecamatan Pangururan yang telah banyak
membantu dan memberikan masukan kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
8. Bapak Manigor Simbolon SKM, sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Samosir yang telah memberi dukungan dalam penelitian ini.
9. Ibu dr. Friska Situmorang sebagai Kepala Puskesmas serta Staf Puskesmas
Buhit yang ikut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
10. Bapak Julianus Barus dan Ibu Agnes Sembiring selaku petugas laboratorium
yang telah memberikan bantuan yang tak terhingga bagi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
11. Ibu Veronika, dr. Endang, dr. Nimpan Karo-karo, Helpi Sitanggang, Natalia
Sitinjak, Riama, Novi, Dosma, Rosmani Manihuruk, Susan Lumban Tobing
terima kasih atas bantuan, dukungan dan doannya.
12. Seluruh rekan-rekan mahasiswa/i di lingkungan Departemen Epidemiologi,
serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang juga
ikut berperan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
v
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
ix
Teristimewa ucapan terima kasih kepada orang tua tercinta, S. Ginting dan
R. br. Tarigan, yang telah melahirkan, membesarkan, mendidik penulis sejak kecil,
serta Ordo dan Persaudaraan Kapusin Emmaus Helvetia yang senantiasa
memberikan dukungan doa, materi, moral sehingga penulis dapat menyelesaikan
pendidikan ini.
Penulis sadar bahwa skripsi ini masih perlu disempurnakan, maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun
dan memperkaya materi skripsi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih selalu menyertai dan memberkati kita
semua dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkannya.
Medan, Januari 2009
Penulis
viAgustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
x
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... i ABSTRAK ..................................................................................................... iia ABSTRACT .................................................................................................. iib DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................... iv DAFTAR ISI .................................................................................................. vii DAFTAR TABEL ........................................................................................ x DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xii BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah ...................................................................... 5 1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
1.3.1. Tujuan Umum ................................................................... 5 1.3.2. Tujuan Khusus ………………………………………….. 5
1.4. Manfaat Penelitian ……………………………………………… 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………….. 8
2.1. Definisi Kecacingan ................................................................... 8 2.2. Penyebab dan Morfologi ............................................................ 8 2.3. Daur Hidup ................................................................................ 12 2.4. Epidemiologi Penyakit Kecacingan ............................................ 15
2.4.1. Distribusi dan Frekuensi Penyakit Kecacingan ............... 15 2.4.2. Faktor Lingkungan ......................................................... 17
2.5. Cara Penularan ........................................................................... 19 2.6. Diagnosa ................................................................................... 20 2.7. Tanda dan Gejala ....................................................................... 20 2.8. Upaya Pencegahan ..................................................................... 20
2.8.1. Pencegahan Primer ........................................................ 20 2.8.2. Pencegahan Sekunder .................................................... 21
BAB 3 KERANGKA KONSEP …………………………………………….. 22
3.1. Kerangka Konsep Penelitian ...................................................... 22 3.2. Definisi Operasional ................................................................. 22
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian .......................................................................... 26 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 26
4.2.1. Lokasi Penelitian ............................................................ 26 4.2.2. Waktu Penelitian ............................................................ 26
4.3. Populasi dan Sampel ..................................................................... 27 4.3.1. Populasi ............................................................................ 27 4.3.2. Sampel ............................................................................... 27
viiAgustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xi
4.4. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 27 4.4.1. Data Primer ........................................................................ 27 4.4.2. Data Sekunder ................................................................... 28
4.5. Aspek Pengukuran ......................................................................... 28 4.6. Instrumen Penelitian ..................................................................... 29 4.7. Teknis Analisa Data ..................................................................... 30
BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1. Data Sekunder ............................................................................ 31 5.1.1. Kondisi Geografis ........................................................... 31 5.1.2. Demografi ....................................................................... 32
5.1.2.1. Jumlah Penduduk .............................................. ... 32 5.1.2.2. Sarana Kesehatan ................. .............................. 33 5.1.2.3. Data Sepuluh Penyakit Terbesar di Puskesmas
Buhit................... .................................................. 33 5.1.2.4. Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan ................ .... 34
5.2. Data Primer ................................................................................ 35 5.2.1. Prevalensi Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar ............ 35 5.2.2. Prevalensi Kejadian Kecacingan Berdasarkan Jenis
Cacing Pada Anak Sekolah Dasar .......................... ........... 35 5.2.3. Proporsi kejadian Kecacingan Berdasarkan Jenis Infeksi
Cacing..................................... .......................................... 36 5.2.4. Proporsi Kejadian Kecacingan Berdasarkan Jenis
Cacing Campuran..................................... ......................... 36 5.2.5. Karakteristik Anak Sekolah Dasar ................................... . 37 5.2.6. Lingkungan Anak Sekolah Dasar ..................................... 38 5.2.7. Kejadian Kecacingan Berdasarkan Berat Ringannya
Infeksi Kecacingan ........................................................... 39 5.2.8. Analisis Hubungan Umur Dengan Kejadian Kecacingan . 40 5.2.9. Analisis Hubungan Jenis Kelamin Dengan Kejadian
Kecacingan ..................................................................... 41 5.2.10. Analisis Hubungan Kepemilikan Jamban Dengan
Kejadian Kecacingan ....................................................... 42 5.2.11. Analisis Hubungan Tempat Biasa Pembuangan Tinja
Dengan Kejadian Kecacingan......................... .................. 43 5.2.12. Analisis Hubungan Personal Higiene Dengan
Kejadian Kecacingan ...................................................... .. 44 5.2.13. Analisis Hubungan Frekuensi Makan Obat Cacing
Dengan Infeksi Kecacingan ............................ .................. 45 BAB 6 PEMBAHASAN ……………………………………………………... 46
6.1. Prevalensi Kejadian Kecacingan Anak Sekolah Dasar …. ............ 46 6.2. Prevalensi Kejadian Kecacingan Berdasarkan Jenis Cacing
Anak Sekolah Dasar ...................................................................... 47
viiiAgustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xii
6.3. Proporsi Kejadian Kecacingan Berdasarkan Jenis Infeksi Cacing Anak Sekolah Dasar ........................................................ .. 49
6.4. Proporsi Kejadian Kecacingan berdasarkan Jenis Infeksi Cacing Campuran Anak Sekolah Dasar ................................................ .... 51
6.5. Karakteristik Anak Sekolah Dasar .............................................. 53 6.6. Lingkungan Anak Sekolah Dasar ................................................. 55 6.7. Berat Ringannya Infeksi Kecacingan Anak Sekolah Dasar ......... 59 6.8. Hubungan Umur Dengan Kejadian Kecacingan Anak
Sekolah Dasar ............................. ................................................. 61 6.9. Hubungan Jenis Kelamin Dengan Kejadian Kecacingan
Anak Sekolah Dasar ......... ........................................................... 63 6.10. Hubungan Kepemilikan Jamban Dengan Kejadian
Kecacingan Anak Sekolah Dasar... .............................................. 64 6.11. Hubungan Tempat Biasa Pembuangan Tinja Dengan
Kejadian Kecacingan Anak Sekolah Dasar .................................. 66 6.12. Hubungan Personal Higiene Dengan Kejadian Kecacingan
Anak Sekolah Dasar .................................................................... 68 6.13. Hubungan Frekuensi Makan Obat Cacing Dengan
Kejadian Kecacingan Anak Sekolah Dasar ……………………. .. 70
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 73 7.1. Kesimpulan ................................................................................. 73 7.2. Saran .......................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
1. Kuesioner Penelitian 2. Hasil Pemeriksaan Feses Anak SD Negeri Kecamatan Pangururan 3. Master Data Hasil Penelitian 4. Hasil Output Analisis Univariat dan Bivariat 5. Surat Izin Penelitian 6. Surat Keterangan Selesai Penelitian 7. Klasifikasi Kelurahan Kecamatan Pangururan 8. Surat Keputusan Bupati Samosir 9. Jawaban Atas Pertanyaan 10. Peta Kecamatan Pangururan
ixAgustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 5.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2007 . ........................................................................................ 32
Tabel 5.2. Jumlah Sarana Kesehatan Di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2007 . .............................................. 33
Tabel 5.3. Jenis Penyakit dan Jumlah Penderita di Puskesmas Buhit Tahun 2007. .............................................................................. 33
Tabel 5.4. Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2007. .......... 34
Tabel 5.5. Distribusi Prevalensi Kejadian Kecacingan Pada Anak SD di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008 ............................................................................... 35
Tabel 5.6. Prevalensi Kejadian Kecacingan Berdasarkan Jenis Cacing Pada Anak SD di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008. ............................................... 35
Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Kejadian Kecacingan Berdasarkan Jenis Infeksi Cacing di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008. ............................................... 36
Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Kejadian Kecacingan Berdasarkan Jenis Infeksi Cacing Campuran Pada Anak SD di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008 ........... 36
Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Anak Sekolah Dasar Berdasarkan Karakteristik di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008. ............................................... 37
Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Anak Sekolah Dasar Berdasarkan Lingkungan di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008. ............................................... 38
Tabel 5.11. Distribusi Proporsi Kejadian Kecacingan Berdasarkan Berat Ringannya Infeksi Cacing Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Hookworm Pada Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008 ............................................................................... 39
xAgustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xiv
Tabel 5.12. Tabulasi Silang Hubungan Umur Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008. ............................ 40
Tabel 5.13. Tabulasi Silang Hubungan Jenis Kelamin Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008. .......... 41
Tabel 5.14. Tabulasi Silang Hubungan Kepemilikan Jamban Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008........... ............................................................................... 42
Tabel 5.15. Tabulasi Silang Hubungan Tempat Biasa Pembuang Tinja Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008.................................................................................. ........... 43
Tabel 5.16. Tabulasi Silang Hubungan Personal Higiene Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008........... ............................................................................... 44
Tabel 5.17. Tabulasi Silang Hubungan Frekuensi Makan Obat Cacing Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008.......... ..................................................................... 45
xi
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Cacing Ascaris lumbricoides Dewasa. ....................................... 9
Gambar 2.2. Ascaris lumbricoides: A. Betina; B; Jantan. .............................. 10
Gambar 2.3. Cacing Trichuris trichiura dewasa (Kiri : Betina, Kanan : Jantan)... ................................................................................... 10
Gambar 2.4. Cacing Ancylostoma duodenale Dewasa. .................................. 11
Gambar 2.5. Cacing Necator americanus Dewasa. ........................................ 12
Gambar 2.6. Siklus hidup Cacing Ascaris lumbricoides ................................ 13
Gambar 2.7. Siklus Hidup Cacing Trichuris trichiura. .................................. 14
Gambar 2.8. Siklus hidup Cacing Hookworm.. .............................................. 15
Gambar 6.1. Distribusi Prevalensi Kejadian Kecacingan Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008..... ............................................................ 46
Gambar 6.2. Distribusi Prevalensi Kejadian Kecacingan Berdasarkan Jenis Cacing Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008 ............................. 48
Gambar 6.3. Distribusi Proporsi Kejadian Kecacingan Berdasarkan Jenis Infeksi Cacing Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008..... ...... 50
Gambar 6.4. Distribusi Proporsi Kejadian Kecacingan Berdasarkan Jenis Cacing Campuran Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008..... ...... 51
Gambar 6.5. Distribusi Proporsi Anak Sekolah Dasar Berdasarkan umur di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008..... .......................................................................... 53
Gambar 6.6. Distribusi Proporsi Anak Sekolah Dasar Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008.................. .............................. 54
Gambar 6.7. Distribusi Proporsi Anak Sekolah Dasar Berdasarkan Frekuensi Makan Obat Cacing di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008..... ........................ 55
xiiAgustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xvi
Gambar 6.8. Distribusi Proporsi Anak Sekolah Dasar Berdasarkan Kepemilikan Jamban di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008..... ........................ 56
Gambar 6.9. Distribusi Proporsi Anak Sekolah Dasar Berdasarkan Tempat Biasa Pembuangan Tinja di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008 ............................. 57
Gambar 6.10. Distribusi Proporsi Anak Sekolah Dasar Berdasarkan Personal Higiene di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008 ................................................................. 58
Gambar 6.11. Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Umur Dengan Kejadian Kecacingan Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008 ........... 61
Gambar 6.12. Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin Dengan Kejadian Kecacingan Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008 ........... 63
Gambar 6.13. Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Kepemilikan Jamban Dengan Kejadian Kecacingan Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008.......................................................................................... 64
Gambar 6.14. Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Tempat Biasa Pembuangan Tinja Dengan Kejadian Kecacingan Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008................................................ 66
Gambar 6.15. Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Personal Higiene Dengan Kejadian Kecacingan Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008.......................................................................................... 68
Gambar 6.16. Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Frekuensi Makan Obat Cacing Dengan Kejadian Kecacingan Anak Sekolah Dasar Negeri di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008 ................................................................. 70
xiii
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan Pembukaan UUD 1945 termaktub tujuan bangsa Indonesia,
yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan pardamaian
abadi dan kehidupan sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan
program pembangunan nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah,
termasuk di dalamnya pembangunan bidang kesehatan.1
Kebijakan pembangunan kesehatan telah ditetapkan beberapa program dan
salah satu program yang mendukung bidang kesehatan ialah program upaya
kesehatan masyarakat. Adapun tujuan program ini antara lain meningkatkan mutu
kesehatan, mencegah terjadinya penyebaran penyakit menular, menurunkan angka
kesakitan, kematian, yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.2
Pencegahan dan pengobatan penyakit menular seperti infeksi kecacingan,
pemerintah dan masyarakat telah bersama-sama melaksanakan berbagai program
pemberantasan infeksi kecacingan, terutama di sekolah dasar. Kegiatan tersebut
meliputi penyuluhan kesehatan tentang sanitasi yang baik dan tepat guna, higiene
keluarga dan higiene pribadi. 3
Infestasi cacing pada manusia banyak dipengaruhi faktor perilaku,
lingkungan tempat tinggal dan manipulasi terhadap lingkungan. Penyakit kecacingan
1Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
ii
banyak ditemukan di daerah dengan kelembaban tinggi dan terutama mengenai
kelompok masyarakat dengan personal higiene dan sanitasi lingkungan yang kurang
baik.4
Kerugian dan dampak akibat infeksi kecacingan tidak menyebabkan manusia
mati mendadak akan tetapi dapat mempengaruhi pemasukan, pencernaan,
penyerapan dan metabolisme makanan. Selain dapat menghambat perkembangan
fisik, kecerdasan, mental, prestasi, dapat menurunkan ketahanan tubuh sehingga
mudah terkena penyakit lain.5
Penyakit kecacingan yang ditularkan melalui tanah atau Soil Transmitted
Helminths yang sering dijumpai pada anak usia Sekolah Dasar yaitu Ascaris
lumbricoides, Trichuris trichiura dan Hookworm.6
WHO tahun 2006, mengatakan bahwa kejadian penyakit kecacingan di dunia
masih tinggi yaitu 1 miliar orang terinfeksi cacing Ascaris lumbricoides, 795 juta
orang terinfeksi cacing Trichuris trichiura dan 740 juta orang terinfeksi cacing
Hookworm.7
Hasil survei kecacingan Sekolah Dasar di 27 Propinsi Indonesia menurut
jenis cacing tahun 2002–2006 didapatkan bahwa pada tahun 2002 prevalensi Ascaris
lumbricoides 22,0%, Trichuris trichiura 19,9% dan Hookworm 2,4%. Tahun 2003
prevalensi Ascaris lumbricoides 21,7%, Trichuris trichiura 21,0% dan Hookworm
0,6%. Tahun 2004 prevalensi Ascaris lumbricoides 16,1%, Trichuris trichiura 17,2%
dan Hookworm 5,1%. Tahun 2005 prevalensi Ascaris lumbricoides 12,5%, Trichuris
trichiura 20,2% dan Hookworm 1,6% dan pada tahun 2006 prevalensi Ascaris
lumbricoides 17,8%, Trichuris trichiura 24,2% dan Hookworm 1,0%. 8
2 Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
iii
Berdasarkan Survei Seksi P2ML Sub Dinas P2P & PL, Dinas Kesehatan
Tingkat I Sumatera Utara pada anak Sekolah Dasar di tiga belas Kabupaten/Kota
tahun 2003-2006 diperoleh hasil yaitu prevalensi Ascaris lumbricoides 39%,
Trichuris trichiura 24%, dan Hookworm 5%.9
Menurut Profil Kesehatan Kabupaten Samosir (2004) penderita kecacingan
sebanyak 790 orang dan penyakit ini berada pada urutan ke 10 dari sepuluh penyakit
terbesar. Menurut laporan Bidang Yankes Kabupaten Samosir (2006) ditemukan
penderita kecacingan sebanyak 2.252 orang dan penyakit ini berada pada urutan ke
6 dari 10 penyakit terbesar. Angka penderita kecacingan tahun 2007 sebanyak 2.352
orang dan berada pada urutan 7 dari 10 penyakit terbesar. Hasil survei kecacingan
yang dilaksanakan oleh Sub Program P2P dan PL Dinas Kesehatan Kabupaten
Samosir (2007) di 44 Sekolah Dasar diperoleh prevalensi cacing Ascaris
lumbricoides 23%, Trichuris trichiura 2% dan Hookworm 0,49%. 10, 11, 12,13
Kecamatan Pangururan mempunyai luas wilayah 121,43 km2, dengan 28
desa. Pekerjaan penduduk sebahagian besar mempunyai mata pencaharian petani dan
berkebun. Daerah ini masih banyak dijumpai pemukiman yang belum memenuhi
sanitasi lingkungan, faktor utamanya ialah tingkat sosial ekonomi dan pendidikan
yang masih rendah. Beberapa desa seperti desa Parmonangan, Aek Nauli,
Pardomuan Nauli, Parbaba Dolok, Huta Tinggi, Parhorasan, berada pada daerah atau
desa yang tertinggal. Daerah atau desa tertinggal ialah daerah atau desa yang relatif
kurang berkembang dibandingkan dengan daerah atau desa lain dalam sekala
nasional. Adapun kriterianya ialah (1) Secara geografis yaitu: sulit dijangkau karena
letaknya perbukitan/pegunungan oleh transportasi, (2) Sumber daya alam yaitu:
3Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
iv
sumber daya alam yang terbatas, (3) Sumber daya Manusia yaitu: daerah ini
mempunyai tingkat pendidikan yang rendah serta keterampilan yang relatif rendah,
(4) Prasarana dan Sarana yaitu: keterbatasan transportasi, pendidikan, irigasi dan air
bersih, (5) Daerah Rawan Bencana dan Konflik Sosial yaitu seringnya suatu daerah
mengalami bencana alam dan konflik sosial dan (6) Kebijakan Pembangunan yang
kurang memihak pembangunan daerah.14,15
Jumlah penduduk Kecamatan Pangururan 28.553 jiwa, 4.213 orang
merupakan anak Sekolah Dasar yang terdaftar di 37 Sekolah Dasar Negeri dan 208
terdaftar di Sekolah Dasar Swasta. Sekolah Dasar Negeri No. 173763 Sigumbang
desa Parhorasan dan SD Negeri No. 176385 desa Huta Tinggi berada pada daerah
atau desa tertinggal dengan sanitasi lingkungan kurang baik dengan kriteria WC
belum ada / tidak berfungsi dengan baik, air bersih yang kurang, beberapa lantai
rungan Sekolah Dasar Negeri tersebut sudah terkelupas dan berdebu. Pada tahun
2006 penyakit kecacingan di kecamatan ini berada pada urutan ke delapan dari 10
penyakit terbesar dengan jumlah sebanyak 1.127 orang dan pada tahun 2007
penyakit kecacingan berada pada urutan ke 4 dengan jumlah sebanyak 578 orang.
Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kecacingan pada anak
Sekolah Dasar di desa tertinggal dan sanitasi lingkungannya yang kurang baik.
4Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
v
1.2. Perumusan Masalah
Belum diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
kecacingan pada anak Sekolah Dasar di desa tertinggal Kecamatan Pangururan
Kabupaten Samosir tahun 2008.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
kecacingan pada anak Sekolah Dasar di desa tertinggal Kecamatan Pangururan
Kabupaten Samosir tahun 2008.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui prevalensi kejadian kecacingan pada anak SD di desa
tertinggal tahun 2008.
b. Untuk mengetahui prevalensi kejadian kecacingan berdasarkan jenis cacing
pada anak SD di desa tertinggal.
c. Untuk mengetahui distribusi proporsi kejadian kecacingan berdasarkan jenis
infeksi cacing pada anak SD di desa tertinggal.
d. Untuk mengetahui distribusi proporsi kejadian kecacingan berdasarkan jenis
cacing campuran pada SD di desa tertinggal.
e. Untuk mengetahui distribusi proporsi anak sekolah dasar berdasarkan
karakteristik (umur, jenis kelamin, frekuensi makan obat cacing) pada anak
SD di desa tertinggal.
5
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
vi
f. Untuk mengetahui distribusi proporsi anak sekolah dasar berdasarkan
lingkungan (kepemilikan jamban, tempat biasa pembuangan tinja, personal
higiene) pada anak SD di desa tertinggal.
g. Untuk mengetahui distribusi proporsi kejadian kecacingan berdasarkan berat
ringannya infeksi cacing usus pada anak SD di desa tertinggal.
h. Untuk mengetahui prevalensi kejadian kecacingan berdasarkan karakteristik
(umur, jenis kelamin, frekuensi makan obat cacing) pada anak SD di desa
tertinggal.
i. Untuk mengetahui hubungan umur dengan kejadian kecacingan pada anak
SD di desa tertinggal.
j. Untuk mengetahui hubungan jenis kelamin dengan kejadian kecacingan pada
anak SD di desa tertinggal.
k. Untuk mengetahui hubungan kepemilikan jamban dengan kejadian
kecacingan pada anak SD di desa tertinggal.
l. Untuk mengetahui hubungan tempat biasa pembuangan tinja dengan kejadian
kecacingan pada anak SD di desa tertinggal.
m. Untuk mengetahui hubungan personal higiene dengan kejadian penyakit
kecacingan anak SD di desa tertinggal.
n. Untuk mengetahui hubungan frekuensi makan obat cacing dengan kejadian
kecacingan pada anak SD di desa tertinggal.
6Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
vii
1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai informasi bagi staf pengajar di Sekolah Dasar agar dapat memberikan
pengarahan/penyuluhan tentang pencegahan penyakit kecacingan di Kecamatan
Pangururan Kabupaten Samosir.
2. Sebagai sumbangan pemikiran terhadap upaya penanggulangan penyakit
kecacingan serta bahan evaluasi dalam program penanggulangan penyakit
kecacingan pemerintah khususnya Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir.
7
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
viii
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi Kecacingan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) dengan memberi imbuhan ke
dan akhiran an terhadap suatu kata benda maka terhadap kata tersebut mengandung
arti menderita atau mengalami kejadian. Dengan demikian, kata kecacingan berarti
seseorang yang mengalami kecacingan. Sedangkan Menurut Dinkes Jawa Timur
(2003) Kecacingan ialah penyakit yang disebabkan karena masuknya parasit (berupa
cacing) ke dalam tubuh manusia.16,17
2.2. Penyebab dan Morfologi
Helmint (cacing) adalah salah satu kelompok parasit yang dapat merugikan
manusia. Berdasarkan taksonomi, helmint dibagi menjadi dua yaitu:
1. Nemathelminthes (cacing gilik)
2. Plathyhelminthes (cacing pipih)
Cacing yang termasuk Nemathelminthes yaitu kelas Nemotoda yang terdiri
dari Nematode usus dan Nematoda jaringan. Sedangkan yang termasuk
Plathyhelminthes adalah kelas Trematoda dan Cestoda.18
Namun yang akan dibahas di bawah ini adalah kelompok Nematoda usus.
Sebab sebagian besar dari Nematoda usus ini merupakan penyebab kecacingan yang
sering dijumpai pada masyarakat Indonesia khususnya pada usia Sekolah Dasar.
Diantara Nematoda usus ini yang sering menginfeksi manusia ditularkan melalui
tanah atau disebut ”soil transmitted helminths” yakni :
8Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
ix
a. Ascaris lumbricoides
b. Trichuris trichiura
c. Hookworm (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale)19
a. Ascaris lumbricoides
Cacing Ascaris lumbricoides salah satu penyebab kecacingan pada manusia yang
disebut penyakit askariasis. Cacing dewasa mempunyai ukuran paling besar di antara
Nematoda intestinalis yang lain. Bentuknya silindris (bulat panjang), ujung anterior
lancip. Bagian anterior dilengkapi oleh tiga bibir yang tumbuh dengan sempurna.18,20
Cacing betina berukuran lebih besar jika dibandingkan dengan cacing jantan,
dengan ukuran panjangnya 20-35 cm. Pada cacing betina bagian posteriornya
membulat dan lurus. Tubuhnya berwarna putih sampai kekuning kecoklatan dan
diselubungi oleh lapisan kutikula yang bergaris halus. Cacing jantan panjangnya
10-30 cm, warna putih kemerah-merahan. Pada cacing jantan ujung posteriornya
lancip dan melengkung ke arah ventral dilengkapi pepil kecil dan dua buah spekulum
berukuran 2 mm. 19,20,21
Gambar 2.1. Cacing Ascaris lumbricoides Dewasa31
9Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
x
Gambar 2.2. Ascaris lumbricoides: A. Betina; B; Jantan31
b. Trichuris trichiura
Dalam bahasa Indonesia cacing ini dinamakan cacing cambuk karena secara
menyeluruh bentuknya seperti cambuk. Hospes defenitifnya adalah manusia. Cacing
ini lebih sering ditemukan bersama-sama dengan cacing Ascaris lumbricoides.
Cacing dewasa hidup di dalam usus besar manusia terutama di daerah sekum dan
kolon. Penyakit yang disebabkannya disebut trikuriasis. 18,20
Telur Trichuris trichiura berbentuk bulat panjang dan memiliki “sumbat” yang
menonjol di kedua ujungnya, dan dilengkapi dengan tutup (operkulum) dari bahan
mucus yang jernih. Telur berukuran 50-54 x 32 mikron. Kulit luar telur berwarna
kuning tengguli dan bagian dalam jernih. Cacing jantan panjangnya ± 4 cm, dan
cacing betina penjangnya ± 5 cm.19,21
Gambar 2.3. Cacing Trichuris trichiura dewasa(Kiri : betina, Kanan : jantan)31
10Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xi
c. Hookworm
Ada beberapa spesies cacing tambang yang penting dalam bidang medik,
namun yang sering menginfeksi manusia ialah cacing Necator americanus dan
Ancylostoma duodenale. Hospes dari kedua cacing ini adalah manusia. Dan kedua
cacing ini menyebabkan penyakit Nekatoriasis dan Ankilostomiasis.20
Telur cacing tambang sulit dibedakan, karena itu apabila ditemukan dalam
tinja disebut sebagai telur hookworm atau telur cacing tambang. Bentuk telurnya
oval, dinding tipis dan rata, warna putih. Larva pada stadium rhabditiform dari
cacing tambang sulit dibedakan. Panjangnya 250 mikron, ekor runcing dan mulut
terbuka. Larva pada stadium filariform (Infective larvae) panjangnya 700 mikron,
mulut tertutup ekor runcing dan panjang oesophagus 1/3 dari panjang badan.19,21
Cacing dewasa jantan berukuran 8 sampai 11 mm sedangkan betina
berukuran 10 sampai 13 mm. Cacing Necator americanus betina dapat bertelur
±9.000 butir/hari sedangkan cacing Ancylostoma duodenale betina dapat bertelur
±10.000 butir/hari. 18,21
Gambar 2.4. Cacing Ancylostoma duodenale Dewasa 31
11Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xii
Gambar 2.5. Cacing Necator americanus Dewasa 31
2.3. Daur Hidup
a. Ascaris lumbricoides
Manusia dapat terinfeksi cacing ini karena mengkonsumsi makanan,
minuman yang terkontaminasi telur cacing yang telah berkembang. Telur yang telah
berkembang tadi menetas menjadi larva di dalam usus halus. Selanjutnya larva tadi
akan bergerak menembus pembuluh darah dan limfe di usus untuk kemudian
mengikuti aliran darah ke hati atau aliran limfe ke ductus thoracicus menuju ke
jantung. Setelah sampai di jantung larva ini akan dipompakan ke seluruh tubuh
antara lain ke paru-paru. Larva di dalam paru-paru ini mencapai alveoli dan tinggal
selama 10 hari untuk berkembang lebih lanjut. Bila larva ini telah mencapai ukuran
1,5 mm, ia mulai bermigrasi ke saluran nafas, ke epiglotis dan kemudian ke
esofagus, lambung akhirnya kembali ke usus halus dan menjadi dewasa yang
berukuran 15-35 cm.22
Seekor cacing betina mampu menghasilkan 200.000-250.000 telur perhari.
Telur yang telah dibuahi akan menjadi matang di tanah yang lembab dalam waktu ±3
12Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xiii
minggu dan dapat hidup lama serta tahan terhadap pengaruh cuaca buruk.
Keseluruhan siklus hidup ini berlangsung kurang lebih 2-3 bulan. Cacing dewasa ini
akan tahan hidup di dalam rongga usus halus hospes selama 9-12 bulan.18,22
Gambar 2.6. Siklus hidup Cacing Ascaris lumbricoides 31
b. Trichuris trichiura
Manusia terinfeksi cacing ini melalui makanan yang terkontaminasi telur
cacing yang telah berembrio. Telur yang tertelan akan menetas di duodenum dan
larva yang keluar akan melekat di villi usus. Untuk perkembangan larvanya cacing
ini tidak mempunyai siklus paru-paru. Larva ini akan tetap tinggal di villi usus
selama 20-30 hari untuk kemudian bergerak ke coecum dan kolon bagian proximal.
Pada infeksi yang berat, cacing dapat pula ditemukan di ileum, appendix, bahkan
seluruh usus besar. Cacing dewasa membenamkan bagian anteriornya di mukosa
13Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xiv
usus dan mulai memproduksi telur sebanyak 2000-7000 telur perhari. Telur yang
dihasilkan cacing ini akan keluar dari tubuh bersama tinja. Di luar tubuh, di tempat
yang lembab dan hangat, telur ini akan mengalami pematangan dalam waktu 2- 4
minggu dan siap menginfeksi host lain. Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan
mulai dari telur sampai menjadi dewasa adalah ± 1-3 bulan.20,22
Gambar 2.7. Siklus Hidup Cacing Trichuris trichiura 32
Sumber : Prof. Dr. Sri Oemijati c. Hookworm
Cacing jantan dan betina dewasa berhabitat di usus kecil terutama jejenum,
tetapi pada infeksi yang berat, cacing ini dapat pula ditemukan di lambung. Telur
yang dihasilkan betinanya akan dikeluarkan bersama-sama tinja, 2-3 hari kemudian
menetas dan keluar larva rhabditiform, selama 2 hari larva rhabditiform tumbuh
menjadi larva filariform (infektif) yang tahan terhadap perubahan iklim dan dapat
14Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xv
hidup selama 7-8 minggu di tanah lembab. Larva filariform menembus kulit, masuk
ke pembuluh darah kapiler dan mengikuti peredaran darah masuk ke jantung kanan,
kemudian paru-paru, lalu ke pharynx, kemudian ke usus halus dan di sana menjadi
dewasa.19
Infeksi terjadi bila larva filariform menembus kulit. Infeksi Ancylostoma
duodenale juga mungkin dengan menelan larva filariform.20
Gambar 2.8. Siklus hidup Hookworm 32
2.4. Epidemiologi Penyakit Kecacingan
2.4.1. Distribusi dan Frekuensi Penyakit Kecacingan
a. Orang
Penyakit kecacingan dapat menyerang semua golongan umur dan jenis
kelamin. Menurut Depkes RI (2004) infeksi kecacingan yang disebabkan cacing
15 Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xvi
”soil transmitted helminths” terjadi pada semua golongan umur sebesar 40%-60%,
sedangkan pada usia Sekolah Dasar (7-15 tahun) sebesar 60%-80%. 3
Menurut penelitian Ginting (2001-2002) pada anak Sekolah Dasar di
Kabupaten Tanah Karo dari 120 sampel ditemukan 84 orang yang positif kecacingan
dengan rincian anak laki-laki sebanyak 51orang (60,7%) dan anak perempuan
sebanyak 33 orang (39,3%). 23
Sejak tahun 2002 angka kejadian kecacingan pada anak Sekolah Dasar
terlihat mengalami fluktuasi yaitu dari 33,3%, menurun menjadi 33,0% pada tahun
2003, tahun 2004 meningkat menjadi 46,8%, kemudian menurun lagi tahun 2005
yaitu 28,4%, dan pada tahun 2006 meningkat kembali menjadi 32,6%. 8
b. Tempat
Penyakit kecacingan umumnya terjadi pada daerah yang mempunyai sanitasi
lingkungan yang jelek dan kurang tersedianya air bersih dan sosial ekonomi yang
rendah. Dari hasil penelitian Hiswani (1997) di Nias menemukan prevalensi cacing
yang ditularkan melalui tanah ”soil transmitted helminths” masih cukup tinggi yaitu
Ascaris lumbricoides sebesar 35% sedangkan prevalensi cacing Trichuris trichiura
5,7%.20,24
Pada tahun 2002 prevalensi kecacingan dari hasil survei di 10 propinsi
Indonesia dengan sasaran anak Sekolah Dasar sangat bervariasi yaitu 4,8%-83,0%
dengan prevalensi tertinggi di Propinsi Nusa Tenggara Barat dan diikuti Propinsi
Sumatera Utara, sedangkan yang terkecil di Propinsi Jawa Timur. Hasil survei
prevalensi kecacingan tahun 2003 dengan sasaran dan lokasi yang sama pada tahun
2002 menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Prevalensi cacingan keseluruhan
16Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xvii
42,26% dengan rincian Ascaris lumbricoides 22,26%, Trichuris trichiura 20,30%
dan Hookworm 0,7%.25
c. Waktu
Penyakit Kecacingan menunjukkan fluktuasi musiman. Biasanya insiden
meningkat pada permulaan musim hujan, karena curah hujan sangat erat kaitannya
dengan kelembaban tanah tempat telur cacing berkembang biak. Lingkungan tanah
liat sangat menguntungkan bagi cacing Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura
sedangkan lingkungan yang mengandung pasir sangat menguntungkan bagi cacing
Hookworm.22
2.4.2. Faktor Lingkungan
Penyakit kecacingan merupakan salah satu penyakit yang berbasis
lingkungan oleh karena itu pemberantasan penyakit cacing ini harus melibatkan
berbagai pihak. Faktor lingkungan seperti tanah, air, tempat pembuangan tinja
tercemar oleh telur atau larva cacing serta berakumulasi dengan perilaku manusia
yang tidak sehat pula yaitu personal higiene maka dapat menimbulkan kejadian
kecacingan. 3,26
Keadaan lingkungan yang menyebabkan faktor penyebab kejadian
kecacingan adalah
a. Sumber air
Air merupakan sangat penting bagi kehidupan manusia. Kebutuhan manusia
akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci
17
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xviii
(bermacam-macam cucian) dan sebagainya. Supaya air tetap sehat dan terhindar dari
kuman maka air yang digunakan harus diolah terlebih dahulu.27
Adapun sumber dan cara pengolahan air yang sering digunakan oleh
masyarakat yaitu:
i. Sumber air : air hujan, air permukaan (sungai, danau, mata air, air sungai), air
tanah (sumur dangkal, sumur dalam)
ii. Pengolahan air (seperti pembuangan benda-benda yang terapung/melayang,
pengendapan, penyaringan, penyimpanan) 28
b. Jamban
Jamban adalah salah satu sarana dari pembuang tinja manusia yang penting,
karena tinja manusia merupakan sumber penyebaran penyakit yang multikompleks.
Penyebaran penyakit yang bersumber pada faeces dapat melalui berbagai macam
jalan atau cara seperti air, tangan, lalat, tanah, makanan dan minuman sehingga
menyebakan penyakit. Jadi bila pengolahan tinja tidak baik, jelas penyakit akan
mudah tersebar. Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia antara
lain: tipus, kolera dan bermacam-macam cacing. Maka untuk menghindari
penyebaran penyakit lewat tinja ini setiap orang diharapkan menggunakan jamban
sebagai penampung tinjanya27
c. Personal Higiene
Kebersihan diri yang buruk merupakan cerminan dari kondisi lingkungan dan
perilaku individu yang tidak sehat. Pengetahuan penduduk yang masih rendah dan
kebersihan yang kurang baik mempunyai kemungkinan lebih besar terkena infeksi
cacing.
18Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xix
Usaha kesehatan pribadi (personal higiene) adalah daya upaya dari seseorang
untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatannya sendiri meliputi:
i. Memelihara kebersihan diri (mandi 2x/hari, cuci tangan sebelum dan
sesudah makan), pakaian, rumah dan lingkungannya (BAB pada
tempatnya).
ii. Memakan makanan yang sehat dan bebas dari bibit penyakit.
iii. Cara hidup yang teratur.
iv. Meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan jasmani.
v. Menghindari terjadinya kontak dengan sumber penyakit.
vi. Melengkapi rumah dengan fasilitas-fasilitas yang menjamin hidup sehat
seperti sumber air yang baik, kakus yang sehat.
vii. Pemeriksaan kesehatan.29
2.5. Cara Penularan
Cacing Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan Hookworm
dikelompokkan sebagai cacing yang ditularkan melalui tanah (soil transmitted
helminths) karena cara penularannya pada setiap orang sama yaitu melalui tanah.
Secara gambaran epidemiologi, ”soil transmitted helminths” biasa terdapat di daerah
beriklim tropis dan daerah beriklim sedang dan perbedaannya hanya terletak pada
jenis spesies dan beratnya penyakit yang ditimbulkan. Adapun cara cacing ini
menginfeksi manusia yakni dengan menembus kulit manusia oleh larva infectious
(larva matang) atau menelan telur cacing yang lengket pada makanan atau minuman
yang tidak dimasak dengan matang.19,22
19Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xx
2.6. Diagnosa
Diagnosa dapat ditegakkan dengan menemukan telur cacing Ascaris
lumbricoides, Trichuris trichiura dan Hookworm. Dan pada cacing Ascaris
lumbricoides dewasa dapat keluar melalui mulut, hidung, maupun anus.19,22
2.7. Tanda dan Gejala
a. Terdapat ”loeffler sindrome” dengan gejala: demam, batuk, infiltrasi paru-paru,
malaise, bahkan pneumonitis.
b. Pada infeksi ringan gangguan Gastro Intestinal ringan.
c. Pada infeksi berat dapat meyebabkan gejala mual, muntah, anoreksia bahkan ileus.
d. Menimbulkan penyakit ”Ground itch” (cotaneous larva migrans) dengan gejala :
gatal-gatal, erythema, papula, erupsi dan vesicula pada kulit.
e. Badan terasa lemah, neusea, sakit perut, lesu, anemia, penurunan berat badan dan
kadang-kadang diare dengan tinja berwarna hitam.
f. Menimbulkan anemia pada penderita.19,21,22
2.8. Upaya Pencegahan
2.8.1. Pencegahan Primer
Pencegahan cacing usus ini dapat dilakukan dengan memutuskan rantai daur
hidup dengan cara: berdefekasi di kakus, menjaga kebersihan, cukup air di kakus,
mandi dan cuci tangan secara teratur. Melakukan Penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat mengenai sanitasi lingkungan yang baik dan personal higiene serta cara
menghindari infeksi cacing seperti : tidak membuang tinja di tanah, tidak
menggunakan tinja sebagai pupuk tanaman, membiasakan mencuci tangan sebelum
20 Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xxi
makan, membiasakan menggunting kuku secara teratur, membiasakan diri buang air
besar di jamban, membiasakan diri membasuh tangan dengan sabun sehabis buang
air besar, membiasakan diri memakai alas kaki bila keluar rumah, membiasakan diri
mencuci semua makanan lalapan mentah dengan air yang bersih.18,20,22,30
2.8.2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder cacing usus ini dapat dilakukan dengan memeriksakan diri
secara teratur ke Puskesmas, Rumah Sakit serta menganjurkan makan obat cacing 6
bulan sekali khususnya masyarakat yang rentan terinfeksi cacing.20,30
21Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xxii
BAB 3 KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
3.2 Definisi Operasional
3.2.1. Infeksi kecacingan ialah ditemukannya satu atau lebih telur cacing usus pada
responden melalui pemeriksaan tinja dengan menggunakan metode Kato
Katz dan dikelompokkan menjadi:
1. Positif (+) mengandung telur cacing 2. Negatif (-) mengandung telur cacing
22
Karakteristik Anak
1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. Makan Obat Cacing
Lingkungan 1. Kepemilikan Jamban 2. Tempat Biasa
Pembuangan Tinja. 3. Personal Higiene
Penyakit
Kecacingan
Agent 1. Ascaris lumbricoides 2. Trichuris trichiura 3. Hookworm 4. Campuran
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xxiii
3.2.2. Jenis cacing ialah cacing yang termasuk ke dalam kelas Nematoda yang
menginfeksi responden dan dikelompokkan menjadi:
1. Ascaris lumbricoides 2. Trichuris trichiura 3. Hookworm 4. Campuran
3.2.3. Umur adalah umur responden dihitung sejak ia lahir sampai penelitian ini
dilakukan dan dikelompokkan menjadi :
1. 6 - 8 tahun 2. 9 - 11 tahun 3. ≥ 12 tahun
3.2.4. Jenis kelamin adalah jenis kelamin responden berdasarkan data di SD dan
dikelompokkan menjadi:
1. Laki-laki 2. Perempuan
3.2.5. Makan obat cacing adalah waktu responden makan obat cacing dalam 6 bulan
terakhir dan dikelompokkan menjadi:
1. ≥ 6 bulan 2. < 6 Bulan
3.2.6. Kepemilikan jamban adalah ketersediaan jamban yang digunakan responden
setiap kali BAB dan dikelompokkan menjadi:
1. Tidak ada 2. Ada
23Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xxiv
3.2.7. Tempat biasa pembuangan tinja adalah tempat pembuangan tinja yang biasa
digunakan responden sebagai tempat buang air besar dan dikelompokkan
menjadi:
1. Kebun 2. Sembarangan 3. Jamban sendiri (WC)
3.2.8. Personal higiene ialah tindakan kesehatan personal responden terhadap
penyakit kecacingan pada setiap responden dan dikelompokkan menjadi: 33
1. Baik (apabila skor >75%-100% bila nilai 29-38) 2. Sedang (apabila skor 45%-74% bila nilai 17-28) 3. Buruk (apabila skor ≤ 44%) bila nilai ≤ 16)
3.2.9. Jenis cacing campuran ialah cacing yang menginfeksi penderita lebih dari
satu jenis cacing dan dikelompokkan menjadi:
1. Ascaris lumbricoides + Trichuris trichiura 2. Ascaris lumbricoides + Hookworm 3. Hookworm + Trichuris trichiura 4. Ascaris lumbricoides + Trichuris trichiura + Hookworm
3.2.10. Berat ringannya infeksi cacing Ascaris lumbricoides ialah infeksi yang
disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoides dengan ditemukan telur cacing
pada tinja responden setelah diperiksa di laboratorium dan dikelompokkan
menjadi:
1. Ringan (ditemukan telur cacing 1-5000 telur ) 2. Sedang (ditemukan telur cacing 5001-50.000 telur) 3. Berat (ditemukan telur cacing >50.000 telur)
3.2.11. Berat ringannya infeksi cacing Trichuris trichiura ialah infeksi yang
disebabkan oleh cacing Trichuris trichiura dengan ditemukan telur cacing
24Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xxv
pada tinja responden setelah diperiksa di laboratorium dan dikelompokkan
menjadi:34
1. Ringan (ditemukan telur cacing 1-1000 telur) 2. Sedang (ditemukan telur cacing 1001-10.000 telur) 3. Berat (ditemukan telur cacing >10.000 telur)
3.2.12. Berat ringannya infeksi Hookworm ialah infeksi yang disebabkan oleh
Hookworm dengan ditemukan telur cacing pada tinja responden setelah
diperiksa di laboratorium dan dikelompokkan menjadi:34
1. Ringan (ditemukan telur cacing 1-2000 telur) 2. Sedang (ditemukan telur cacing 2001-7000 telur) 3. Berat (ditemukan telur cacing >7000 telur)
3.2.13. Prevalensi kecacingan adalah jumlah positif infeksi kecacingan dibagi
dengan jumlah spesimen yang diperiksa. Angka prevalensi kecacingan
dirinci seluruh jenis cacing dan tiap jenis cacing.
Prevalensi seluruh kecacingan =
Jumlah specimen positif infeksi cacing Jumlah specimen yang diperiksa Prevalensi Ascaris lumbricoide
Jumlah specimen positif telur Ascaris lumbricoides
Jumlah specimen yang diperiksa
Prevalensi Trichuris trichiura
Jumlah specimen positif telur Trichuris trichiura
Jumlah specimen yang diperiksa
Prevalensi Hookwoorm
Jumlah specimen positif telur Hookworm
Jumlah specimen yang diperiksa
25
x 100%
x 100%
x 100%
x 100%
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xxvi
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan
desain cross sectional.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah dilaksanakan di SD Negeri No. 173763 di dusun
III (Sigumbang) desa parhorasan. SD Negeri No. 176385 berada di dusun I desa
Huta Tinggi. Jarak tempuh anak sekolah dasar dari tempat tinggal penduduk
bervariasi, yakni antara ±300 meter sampai ±3 km. Ke dua lokasi penelitian ini
berada di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir dengan alasan bahwa Sekolah
Dasar Negeri tersebut berada di desa yang tertinggal dari semua desa yang ada di
Kecamatan Pangururan (data terlampir). Sekolah Dasar Negeri tersebut terletak di
daerah pertanian dan mayoritas penduduknya adalah petani, serta Sekolah Dasar
Negeri tersebut tidak mempunyai sumber air bersih.
4.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2008 - Januari 2009, dimulai survei
awal, bimbingan proposal, pengumpulan data, penulisan skripsi sampai dengan ujian
skripsi.
26
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xxvii
4.3. Populasi dan Sampel
4.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas I-VI SD Negeri No.
173763 Sigumbang desa Parhorasan dan SD Negeri No. 176385 desa Huta Tinggi di
Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir tahun 2008, yang berjumlah 204 orang.
4.3.2. Sampel
Sampel adalah seluruh murid kelas I-VI SD Negeri No. 173763 Sigumbang
desa Parhorasan dan SD Negeri No. 176385 desa Huta Tinggi Kecamatan
Pangururan tahun 2008, di mana besar sampel sama dengan jumlah populasi.
Selama penelitian 2 orang tidak diikutkan sebagai sampel karena sakit, maka jumlah
sampel seluruhnya adalah 202 orang.
4.4. Metode Pengumpulan Data
4.4.1. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari anak SD secara langsung
dengan metode wawancara yang menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan
sebelumnya dan observasi terhadap lingkungan. Dalam kunjungan ke sekolah
peneliti dibantu oleh 4 orang tenaga kesehatan (AKBID) yang membantu wawancara
dan observasi langsung. Wawancara dengan menggunakan kuesioner di sekolah dan
mengadakan observasi ke tempat tinggal anak Sekolah Dasar dengan panduan daftar
pertanyaan. Pemeriksaan feses dilakukan dilaboratorium Poliklinik Bersalin Santa
Elisabet Pangururan oleh tenaga analis Rumah Sakit Santa Elisabet Medan.
27Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xxviii
4.4.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari :
1. SD Negeri No. 173763 Sigumbang desa Parhorasan dan SD Negeri No.
176385 Huta Tinggi, Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir tahun
2008.
2. Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir tahun 2006.
3. Kantor Camat Pangururan Kabupaten Samosir tahun 2007.
4.5. Aspek Pengukuran
a. Personal Higiene
Item-item pertanyaan tentang personal higiene bervariasi yaitu; Kebiasaan
mencuci tangan dan mandi sebanyak 6, Kebiasaan kontak dengan tanah sebanyak 3,
Penggunaan alas kaki sebanyak 2, kebersihan kuku 3, dan sanitasi lingkungan 5
pertanyaan, dengan kriteria baik, sedang, buruk. Skor jawaban buruk adalah 0, skor
jawaban sedang adalah 1 dan skor jawaban baik adalah 2 sehingga didapat aspek
pengukuran personal higiene sebagai berikut:
1. Baik (skor ≥ 75%) bila nilai 29-38.
2. Sedang (skor 45%-74%) bila nilai 17-28
3. Buruk (skor ≤ 44% ) bila nilai ≤ 16 33
b. Penilaian Berat Ringannya Infeksi Cacing Usus.
Untuk jenis infestasi cacing dilihat keberadaan cacing Ascaris lumbricoides,
Trichuris trichiura dan Hookworm pada hasil pemeriksaan telur cacing. Sedangkan
28Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xxix
derajat infestasi cacing ditentukan oleh banyaknya jumlah telur cacing/gram tinja
yang diperoleh dari hasil pemeriksaan.
Pengkategorian berat ringannya infeksi cacing usus yang dibuat oleh WHO
tahun 2003 adalah sebagai berikut:34
Jenis Cacing Ringan Sedang Berat Ascaris lumbricoides 1-5000 5001-50.000 > 50.000 Trichuris trichiura 1-1000 1001-10.000 >10.000 Hookworm 1-2000 2001-7000 > 7000
4.6. Instrumen Penelitian
a. Kuesioner
Kuesioner yang ditujukan kepada anak Sekolah Dasar mencakup identitas
diri anak (umur, jenis kelamin), daftar pertanyaan yang menyangkut kepemilikan
jamban, tempat pembuangan tinja, personal higiene, makan obat cacing terhadap
infeksi kecacingan.
b. Metode Kato-katz
Peralatan dan bahan;
1. Mikroskop
2. Slide atau gelas objek
3. Kertas cellophane yang telah direndam dengan larutan Kato.
4. Karton yang tebalnya 1.37 mm dan alat pelobang kertas berdiameter 6
mm. Karton ini dilobangi dengan pelobang kertas tersebut yang gunanya
sebagai alat ukur tinja yang diperiksa. Berat tinja dalam satu lobang ini
diperkirakan kira-kira 48 mg.
29Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xxx
5. Kawat kasa yang halus 2x2 cm, untuk menyaring tinja.
6. Kertas tissue untuk mengisap cairan tinja yang encer.
7. Lidi untuk mengambil tinja.
Teknik Pemeriksaaan:
1. Kepermukaan object glass diletakkan karton yang telah berlobang, diatasnya
diletakkan saringan kawat kasa, tinja diletakkan keatas kawat kasa di atas
lobang dan disaring dengan mengoles sampai lobang tersebut penuh.
2. Karton dan kawat kasa dibuang sehingga tinja tertinggal pada object glass
sebanyak isi lobang karton.
3. Tinja ditutup dengan sepotong kertas cellophan kato dan diratakan.
4. Ditunggu selama kira-kira 15 menit.
5. Hitung telur cacing yang ditemukan x 21 (1000:48) maka didapatlah jumlah
telur di dalam 1 gram tinja.35,36
4.7. Teknis Analisa Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer SPSS 12.0 for
Windows. Analisa data dilakukan terhadap data primer dengan menggunakan
perhitungan statistik (Chi Square). Hasil penelitian disajikan dalam bentuk narasi,
tabel dan grafik.
30Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xxxi
BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1. Data Sekunder
5.1.1. Kondisi Geografis
Kecamatan Pangururan berada di Wilayah Pemerintahan Kabupaten Samosir,
Propinsi Sumatera Utara. Luas Wilayah Kecamatan Pangururan 121,43 Km2, luas
Danau Toba 50,37 Km2, dengan ketinggian 900-1414 meter dari permukaan laut.
Terdiri dari dataran tinggi dan rendah. Adapun batas-batas Wilayah Kecamatan
Pangururan adalah sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Simanindo
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Palipi
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sianjur Mulamula
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Ronggur Nihuta
Secara Administrasi Wilayah Kecamatan Pangururan terdiri dari 3 kelurahan dan
25 desa. Adapun kelurahan yang di Kecamatan Pangururan yaitu Kelurahan
Pangururan, Siogung-Ogung dan Pintu Sona. Kemudian yang termasuk desa di
Kecamatan Panguruan yaitu: desa Rianiate, Parmonangan, Huta Namora, Pardomuan
I, Tanjung Bunga, Parsaoran I, Sait Nihuta, Lumban Pinggol, Sianting-Anting,
Parlondut, Aek Nauli, Pardugul, Panampangan, Sitoluhuta, Sinabulan, Siopat Sosor,
Huta Bolon, Situngkir, Sialanguan, Pardomuan Nauli, Lumban Suhi-Suhi Dolok,
Lumban Suhi-Suhi Toruan, Parbaba Dolok, Parhorasan dan Huta Tinggi.
Sekolah Dasar Negeri No. 173763 Sigumbang berada di desa Parhorasan. Jumlah
murid sebanyak 86 orang, Guru sebanyak 10 orang, kelas sebanyak 6 ruangan, luas
31
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xxxii
tanah 4200 m2 dan luas bangunan 594 m2. Sekolah Dasar Negeri No.176385 berada
di desa Huta Tinggi. Jumlah murid sebanyak 118 orang, Guru sebanyak 12 orang,
kelas sebanyak 6 ruangan, luas tanah 5000 m2, luas bangunan 315 m2.
5.1.2. Demografi
5.1.2.1. Jumlah Penduduk
Tabel 5.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Pangururan Tahun 2007
No Golongan
Umur (Tahun) Jenis Kelamin f %
Laki-laki Perempuan 1 0-4 1.529 1.782 3.311 11,60 2 5-9 1.737 1.752 3.489 12,22 3 10-14 1.807 1.605 3.412 11,95 4 15-19 1.827 2.041 3.868 13,55 5 20-24 1.347 799 2.146 7,52 6 25-29 967 851 1.818 6,36 7 30-34 723 992 1.715 6,01 8 35-39 514 614 1.128 3,95 9 40-44 691 696 1.387 4,85
10 45-49 541 684 1.225 4,29 11 50-54 707 878 1.585 5,55 12 55-59 480 529 1.009 3,53 13 60-64 401 592 993 3,48 14 >64 743 724 1.467 5,14
Total 14.014 14.539 28.553 100 Sumber : BPS Kab.Samosir 2007
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di Kecamatan
Pangururan pada tahun 2007 adalah 28.553 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak
14014 jiwa sedangkan perempuan 14.539 jiwa. Kelompok umur yang paling banyak
adalah golongan umur 15-19 tahun, diikuti dengan golongan umur 5-9 tahun dan
paling sedikit pada golongan umur 60-64 tahun.
32
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xxxiii
5.1.2.2. Sarana Kesehatan
Tabel 5.2. Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2007
No Sarana Kesehatan f 1. Rumah Sakit Umum 1 2. Puskesmas 1 3. Puskesmas Pembantu 5 4. Posyandu 48 5. Balai Pengobatan 1 6. Praktek Dokter Umum 4 8. Bidan Praktek 1 9. Apotik 1
10. Toko Obat 6 Total 68
Sumber BPS Kecamatan Samosir tahun 2007.
Berdasarkan tabel 5.2. dapat diketahui bahwa sarana kesehatan yang paling
banyak di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir adalah Posyandu sebanyak 48.
5.1.2.3. Data Sepuluh Penyakit Terbesar di Puskesmas Buhit
Tabel 5.3. Jenis Penyakit dan Jumlah Penderita di Puskesmas Buhit Tahun 2007
No Jenis Penyakit f 1 Infeksi Saluran Pernafasan Atas 6.928 2 Tukak Lambung 1.115 3 Hipertensi 900 4 Cacingan 578 5 Disentri 510 6 Bronchitis 415 7 Scabies 404 8 Diare 384 9 Rematik 238
10 TB Paru 83 Total 11.555 Sumber: Profil Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Tahun 2007
33
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xxxiv
Berdasarkan tabel 5.3. dapat diketahui bahwa penyakit terbesar pada tahun
2007 adalah penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas sebanyak 6.928 orang dan
penyakit kecacingan berada pada urutan ke empat sebanyak 578 orang, serta
penyakit yang terkecil yaitu penyakit TB Paru sebanyak 83 orang.
5.1.2.4. Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan
Tabel 5.4. Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2007
Sumber: Profil Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Tahun 2007
Berdasarkan tabel 5.4. dapat diketahui bahwa jenis dan jumlah tenaga
kesehatan yang paling banyak di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir adalah
Akademi Bidan sebanyak 27 orang.
No Jenis Tenaga Kesehatan f 1. Doker Umum 3 2. Dokter Gigi 1 3. Akademi Bidan 27 4. Akademi Perawat 8 5. Akademi Gizi 1 6. Akademi Kesling 1 7. Akademi Analis 1 8. Akademi Farmasi 1 9. Bidan 11 10. Perawat 8 11. Perawat Gigi 1 12. Pekarya Kesehatan 2 Total 65
34
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xxxv
5.2. Data Primer
Berdasarkan hasil pengumpulan data mengenai faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian kecacingan pada anak Sekolah Dasar Negeri
No.173763 dan No.176385 di desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten
Samosir diperoleh hasil sebagai berikut:
5.2.1. Prevalensi Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar
Tabel 5.5. Distribusi Prevalensi Kejadian Kecacingan Pada Anak SD di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
N0 Kejadian Kecacingan f % 1 Positif 114 56,4 2 Negatif 88 43,6 Total 202 100
Berdasarkan tabel 5.5. dapat diketahui bahwa hasil pemeriksaan feses anak
Sekolah Dasar di desa tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir
menunjukkan bahwa anak Sekolah Dasar yang positif infeksi kecacingan sebanyak
114 orang (56,4%) dan negatif sebanyak 88 orang (43,6%).
5.2.2. Prevalensi Kejadian Kecacingan Berdasarkan Jenis Cacing Pada Anak
Sekolah Dasar
Tabel 5.6. Prevalensi Kejadian Kecacingan Berdasarkan Jenis Cacing Pada Anak SD di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
N0
Jenis Cacing Kejadian Kecacingan Total
Positif (+) Negatif (-) f % f % f %
1 Ascaris lumbricoides 78 38,6 124 61,4 202 100 2 Trichuris trichiura 57 28,2 145 71,8 202 100 3 Hookworm 41 20,3 161 79,7 202 100 4 Campuran 54 26,7 148 73,3 202 100
35Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xxxvi
Berdasarkan tabel 5.6. dapat diketahui bahwa kejadian kecacingan
berdasarkan jenis cacing pada anak Sekolah Dasar di desa tertinggal Kecamatan
Pangururan adalah Ascaris lumbricoides sebanyak 78 orang (38,6%), Trichuris
trichiura 57 orang (28,2%), Hookworm sebanyak 41 orang (20,3%), campuran 54
orang (26,7%).
5.2.3. Proporsi Kejadian Kecacingan Berdasarkan Jenis Infeksi Cacing Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Kejadian Kecacingan Berdasarkan Jenis Infeksi
Cacing di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
N0 Jenis Infeksi f % 1 Ascaris lumbricoides 30 26,3 2 Trichuris trichiura 21 18,4 3 Hookworm 9 7,9 4 Campuran 54 47,4
Total 114 100
Berdasarkan tabel 5.7. dapat diketahui bahwa kejadian kecacingan
berdasarkan jenis infeksi cacing pada anak Sekolah Dasar di desa tertinggal
Kecamatan Pangururan adalah infeksi Ascaris lumbricoides sebanyak 30 orang
(26,3%), Trichuris trichiura sebanyak 21 orang (18,4%), Hookworm sebanyak 9
orang (7,9%) dan infeksi campuran sebanyak 54 orang (47,4%).
5.2.4. Proporsi Kejadian Kecacingan Berdasarkan Jenis Cacing Campuran
Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Kejadian Kecacingan Berdasarkan Jenis Infeksi Cacing Campuran Pada Anak SD di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
N0 Jenis Cacing Campuran f % 1 Ascaris +Trichuris 22 40,70 2 Ascaris + Hookworm 18 33,30 3 Ascaris +Trichuris +Hookworm 8 14,80 4 Trichuris+ Hookworm 6 11,20 Total 54 100
36Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xxxvii
Berdasarkan tabel 5.8. dapat diketahui bahwa kejadian kecacingan
berdasarkan jenis infeksi cacing campuran ditemukan cacing Ascaris lumbricoides +
Trichuris trichuris sebesar 40,70%, Ascaris lumbricoides+ Hookworm sebesar
33,30%, Ascaris lumbricoides + Trichuris trichuris+ Hookworm sebesar 14,80%,
sementara Trichuris trichuris+Hookworm sebesar 11,20% pada anak Sekolah Dasar
di desa tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir.
5.2.5. Karakteristik Anak Sekolah Dasar
Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Anak Sekolah Dasar Berdasarkan Karakteristik di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
1 Umur (Tahun) f %
6- 8 9-11 ≥ 12
98 80 24
48,5 39.6 11.9
Total 202 100 2 Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan
116 86
57,4 42,6
Total 202 100 3 Makan Obat Cacing
≥ 6 bulan < 6 bulan
165 37
81,7 18,3
Total 202 100 Berdasarkan tabel 5.9. dapat diketahui bahwa hasil wawancara dari 202
responden didapatkan bahwa kelompok umur 6-8 tahun sebanyak 98 orang (48,5%),
kelompok umur 9-11 tahun sebanyak 80 orang (39,6%) dan kelompok umur ≥ 12
tahun sebanyak 24 orang (11,9%).
Jenis kelamin responden terbanyak laki-laki sebanyak 116 (57,4%),
perempuan sebanyak 86 orang (42,6%).
37Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xxxviii
Responden yang makan obat cacing ≥ 6 bulan terakhir sebanyak 165 orang
(81,7%) sedangkan makan obat cacing < 6 bulan terakhir ini sebanyak 37 orang
(18,4%) pada anak Sekolah Dasar di desa Tertinggal Kecamatan Pangururan
Kabupaten Samosir.
5.2.6. Lingkungan Anak Sekolah Dasar
Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Anak Sekolah Dasar Berdasarkan Lingkungan di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
1 Kepemilikan Jamban f %
Tidak Ada Ada
155 47
76,7 23,3
Total 202 100 2 Tempat Biasa Pembuangan
Tinja
Kebun Sembarangan
Jamban Sendiri
105 58 39
52,0 28,7 19,3
Total 202 100 3 Personal Higiene
Baik Sedang Buruk
20 138 44
9,9 68,3 21,8
Total 202 100
Berdasarkan tabel 5.10. dapat diketahui bahwa hasil wawancara dari 202
responden yang tidak memiliki jamban didapatkan sebanyak 155 orang (76,7%)
sedangkan responden yang memiliki jamban sebanyak 47 orang (23,3%). Tempat
responden biasa membuang tinja ditemukan paling banyak di kebun sebanyak 105
orang (52,0%) dan paling sedikit di jamban sendiri 39 orang (19,3%). Kebersihan
responden sebagian besar berada pada personal higiene kategori sedang yaitu
38
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xxxix
sebanyak 138 orang (68,3%) sedangkan paling sedikit ditemukan dengan personal
higiene kategori baik yaitu sebanyak 20 orang (9,9%).
5.2.7. Kejadian Kecacingan Berdasarkan Berat Ringannya Infeksi Kecacingan
Tabel 5.11. Distribusi Proporsi Kejadian Kecacingan Berdasarkan Berat Ringannya Infeksi Cacing Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Hookworm Pada Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
1 Ascaris lumbricoides f %
Ringan Sedang
70 8
89,74 10,26
Total 78 100 2 Trichuris trichiura
Ringan 57 100 Total 57 100
3 Hookworm Ringan Sedang
39 2
95,12 4,88
Total 41 100
Berdasarkan tabel 5.11. dapat diketahui bahwa infeksi kecacingan
berdasarkan berat ringannya infeksi menunjukkan bahwa pada cacing Ascaris
lumbricoides ditemukan infeksi ringan sebanyak 70 orang (89,74%) dan infeksi
sedang sebanyak 8 orang (10,26%) sementara infeksi berat tidak ditemukan. Pada
cacing Trichuris trichiura ditemukan hanya infeksi ringan sebanyak 57 orang
(100%) sementara infeksi sedang dan berat tidak ditemukan. Pada cacing Hookworm
ditemukan infeksi ringan sebanyak 39 orang (95,12%) dan infeksi sedang sebanyak 2
orang 4,88% namun infeksi berat tidak ditemukan.
39Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xl
5.2.8. Hubungan Umur Dengan Kejadian Kecacingan Tabel 5.12. Tabulasi Silang Hubungan Umur Dengan Kejadian Kecacingan
Pada Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
N0 Kelompok
Umur (tahun) Kejadian Kecacingan Total
Positif (+) Negatif (-) f % f % f %
1 6-8 51 52,0 47 48,0 98 100 2 9-11 48 60,0 32 40,0 80 100 3 ≥ 12 15 62,5 9 37,5 24 100
χ2 = 1,542 df= 2 p= 0,462 Berdasarkan tabel 5.12. dapat diketahui hasil tabulasi silang antara umur
dengan kejadian kecacingan pada anak SD Negeri di desa tertinggal Kecamatan
Pangururan menunjukkan bahwa 98 orang berada pada kelompok umur 6-8 tahun
ditemukan positif infeksi kecacingan sebanyak 51 orang (52,0%) sedangkan negatif
sebanyak 47 orang (48,0%). Pada kelompok umur 9-11 tahun berjumlah 80 orang
ditemukan positif infeksi kecacingan sebanyak 48 orang (60,0%) sedangkan negatif
sebanyak 32 orang (40,0%). Pada kelompok umur ≥ 12 tahun berjumlah 24 orang
ditemukan positif infeksi kecacingan sebanyak 15 orang (62,5%) sedangkan negatif
sebanyak 9 orang (37,5%)
Berdasarkan hasil Uji Chi-Square diperoleh p > 0,05 berarti tidak ada
hubungan yang bermakna secara statistik antara umur responden dengan kejadian
kecacingan pada anak Sekolah Dasar di desa tertinggal Kecamatan Pangururan
Kabupaten Samosir.
40
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xli
5.2.9. Hubungan Jenis Kelamin Dengan Kejadian Kecacingan Tabel 5.13. Tabulasi Silang Hubungan Jenis Kelamin Dengan Kejadian
Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
N0 Jenis
Kelamin Kejadian Kecacingan Total
Positif (+) Negatif (-) f % f % f %
1 Laki-laki 64 55,2 52 44,8 116 100 2 Perempuan 50 58,1 36 41,9 86 100
χ2 = 0,177 df= 1 p= 0,674 Berdasarkan tabel 5.13. dapat diketahui hasil tabulasi silang antara jenis
kelamin dengan kejadian kecacingan pada anak SD Negeri di desa tertinggal
Kecamatan Pangururan menunjukkan bahwa 116 responden berjenis kelamin laki-
laki ditemukan positif infeksi kecacingan sebanyak 64 orang (55,2%) sedangkan
negatif sebanyak 52 orang (44,8%). Kemudian dari 86 responden berjenis kelamin
perempuan ditemukan positif infeksi kecacingan sebanyak 50 orang (58,1%)
sedangkan negatif sebanyak 36 orang (41,9%).
Berdasarkan Hasil Uji Chi-square diperoleh P > 0,05 berarti tidak ada
hubungan yang bermakna secara statistik antara jenis kelamin dengan kejadian
kecacingan pada anak Sekolah Dasar di desa tertinggal Kecamatan Pangururan
Kabupaten Samosir.
41 Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xlii
5.2.10. Hubungan Kepemilikan Jamban Dengan Kejadian Kecacingan
Tabel 5.14. Tabulasi Silang Hubungan Kepemilikan Jamban Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
N0 Kepemilikan
Jamban Kejadian Kecacingan Total
Positif (+) Negatif (-) f % f % f %
1 Tidak Ada 88 56,8 67 43,2 155 100 2 Ada 26 55,3 21 44,7 47 100
χ2 = 0,031 df= 1 p= 0,860 Berdasarkan tabel 5.14. dapat diketahui hasil tabulasi silang antara
kepemilikan jamban dengan kejadian kecacingan pada anak SD Negeri di desa
Tertinggal Kecamatan Pangururan menunjukkan bahwa 155 responden tidak
memiliki jamban ditemukan positif infeksi kecacingan sebanyak 88 orang (56,8%)
sedangkan negatif sebanyak 67 orang (43,2%). Kemudian 47 responden memiliki
jamban ditemukan positif infeksi kecacingan sebanyak 26 orang (55,3%) sedangkan
negatif sebanyak 21 orang (44,7%).
Berdasarkan hasil uji Chi-square diperoleh nilai p > 0,05 berarti tidak ada
hubungan yang bermakna secara statistik antara faktor kepemilikan jamban dengan
kejadian kecacingan pada anak Sekolah Dasar di desa tertinggal Kecamatan
Pangururan Kabupaten Samosir.
42Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xliii
5.2.11. Hubungan Tempat Biasa Pembuangan Tinja Dengan Kejadian Kecacingan
Tabel 5.15. Tabulasi Silang Hubungan Tempat Biasa Pembuangan Tinja
Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
N0 Tempat Biasa
Pembuangan Tinja
Kejadian Kecacingan Total Positif (+) Negatif (-)
f % f % f % 1 Kebun 59 56,2 46 43,8 105 100 2 Sembarangan 36 62,1 22 37,9 58 100 3 Jamban Sendiri 19 48,7 20 51,3 39 100
χ2 = 1,696 df= 2 p= 0,428
Berdasarkan tabel 5.15. dapat diketahui bahwa hasil tabulasi silang antara
kepemilikan jamban dengan kejadian kecacingan pada anak SD Negeri di desa
tertinggal Kecamatan Pangururan menunjukkan bahwa 105 responden biasa buang
air besar di kebun ditemukan positif infeksi kecacingan sebanyak 59 orang (56,2%)
sedangkan negatif sebanyak 46 orang (43,8%). Dari 58 responden biasa buang air
besar secara sembarangan ditemukan positif infeksi kecacingan sebanyak 36 orang
(62,1%) sedangkan negatif sebanyak 22 orang (37,9%). Kemudian dari 39 responden
biasa buang air besar di jamban sendiri ditemukan positif infeksi kecacingan
sebanyak 19 orang (48,7%) sedangkan negatif sebanyak 20 orang (51,3%).
Berdasarkan hasil uji Chi-square diperoleh nilai p > 0,05 berarti tidak ada
hubungan yang bermakna secara statistik antara faktor tempat biasa pembuangan
tinja dengan kejadian kecacingan pada anak Sekolah Dasar di desa tertinggal
Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir.
43Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xliv
5.2.12. Hubungan Personal Higiene Dengan Kejadian Kecacingan
Tabel 5.16. Tabulasi Silang Hubungan Personal Higiene Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
N0 Personal Higiene
Kejadian Kecacingan Total Positif (+) Negatif (-)
f % f % f % 1 Baik 7 35,0 13 65,0 20 100 2 Sedang 71 51,4 67 48,6 138 100 3 Buruk 36 81,8 8 18,2 44 100
χ2 = 16,664 df= 2 p= 0,000 Berdasarkan tabel 5.16. dapat diketahui hasil tabulasi silang antara personal
higiene dengan kejadian kecacingan pada anak SD Negeri di desa tertinggal
Kecamatan Pangururan menunjukkan bahwa 20 responden mempunyai personal
higiene baik ditemukan positif infeksi kecacingan sebanyak 7 orang (35,0%)
sedangkan negatif sebanyak 13 orang (65,0%). Kemudian 138 responden
mempunyai personal higiene sedang ditemukan positif infeksi kecacingan sebanyak
71 orang (51,4%) sedangkan negatif sebanyak 67 orang (48,6%). Dari 44 responden
mempunyai personal higiene buruk ditemukan positif infeksi kecacingan sebanyak
36 orang (81,8%) sedangkan negatif sebanyak 8 orang (18,2%).
Berdasarkan hasil uji Chi-square diperoleh nilai p < 0,05 berarti ada
hubungan yang bermakna secara statistik antara faktor personal higiene dengan
kejadian kecacingan pada anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan
Pangururan Kabupaten Samosir.
44Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xlv
5.2.13. Hubungan Frekuensi Makan Obat Cacing Dengan Kejadian Kecacingan Tabel 5.17. Tabulasi Silang Hubungan Frekuensi Makan Obat Cacing Dengan
Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
N0 Frekuensi
Makan Obat Cacing
Kejadian Kecacingan Total Positif (+) Negatif (-)
f % f % f % 1 ≥ 6 bulan 113 68,5 52 31,5 165 100 2 < 6 bulan 1 2,7 36 97,3 37 100
χ2 = 53,194 df= 1 p= 0,000
Berdasarkan tabel 5.17. dapat diketahui hasil tabulasi silang antara frekuensi
makan obat cacing dengan infeksi kecacingan pada anak SD Negeri di desa
tertinggal Kecamatan Pangururan menunjukkan bahwa 165 responden tidak makan
obat cacing ≥ 6 bulan terakhir ditemukan positif infeksi kecacingan sebanyak 113
orang (68,5%) sedangkan negatif sebanyak 52 orang (31,5%). Kemudian 37
responden makan obat cacing < 6 bulan terakhir ditemukan positif infeksi
kecacingan sebanyak 1 orang (2,7%) sedangkan negatif sebanyak 36 orang (97,3%).
Berdasarkan hasil uji Chi-square diperoleh nilai p < 0,05 berarti ada
hubungan yang bermakna secara statistik antara faktor frekuensi makan obat cacing
dengan kejadian kecacingan pada anak Sekolah Dasar di desa tertinggal Kecamatan
Pangururan Kabupaten Samosir.
45
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xlvi
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1. Prevalensi Kejadian Kecacingan Anak Sekolah Dasar
Prevalensi kejadian kecacingan Anak Sekolah Dasar di desa tertinggal
Kecamatan Pengururan Kabupaten Samosir tahun 2008 dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
Gambar 6.1. Distribusi Prevalensi Kejadian Kecacingan Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui hasil pemeriksaan feses yang
dilakukan pada 202 sampel anak Sekolah Dasar di desa tertinggal Kecamatan
Pangururan Kabupaten Samosir. Adapun hasil yang diperoleh prevalensi kecacingan
sebesar 56,40%.
Hasil survei Dinas Kesehatan Tingkat I Sumatera Utara pada anak Sekolah
Dasar di tiga belas Kabupaten/Kota tahun 2003-2006 diperoleh hasil yaitu prevalensi
infeksi kecacingan sebesar 68%. 9
46
56,40%
43,60%PositifNegatif
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xlvii
Hasil penelitian Ginting, (2003) dengan desain cross sectional dari 120 anak
Sekolah Dasar di 5 SD Kabupaten Karo menemukan bahwa prevalensi kecacingan
sebesar 70%.23
Hasil penelitian Dly Zukhriadi (2008) dengan desain cross sectional di tiga
Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sibolga Kota menemukan bahwa prevalensi
kecacingan sebesar 55,8%. 37
Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa bila dibandingkan dengan
angka Nasional infeksi kecacingan yaitu < 10% (Depkes, 2004), maka angka ini
masih sangat tinggi, hal ini menunjukkan bahwa rendahnya upaya pencegahan
infeksi kecacingan pada anak Sekolah Dasar di desa tertinggal Kecamatan
Pangururan Kabupaten Samosir sehingga mengakibatkan tingginya prevalensi
kecacingan.
Perbedaan infeksi kecacingan pada masing-masing daerah disebabkan oleh
adanya perbedaan faktor resiko di beberapa lokasi penelitian, terutama yang
berhubungan dengan kondisi sanitasi lingkungan, higiene perorangan, umur
penduduk dan kondisi alam atau geografi.18
6.2. Prevalensi Kejadian Kecacingan Berdasarkan Jenis Cacing Anak Sekolah
Dasar
Prevalensi kejadian kecacingan berdasarkan jenis cacing pada anak Sekolah
Dasar di desa tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir dapat dilihat
pada gambar di bawah ini:
47
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xlviii
Gambar 6.2. Distribusi Prevalensi Kejadian Kecacingan Berdasarkan Jenis Cacing Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa prevalensi kejadian kecacingan
yang menginfeksi anak Sekolah Dasar di desa tertinggal Kecamatan Pangururan
Kabupaten Samosir yaitu cacing Ascaris lumbricoides sebesar 38,60%, Trichuris
trichiura sebesar 28,20% , Hookworm sebesar 20,30%, campuran sebesar 26,7%.
Hasil survei Depkes bagian P2ML tahun 2004 di 10 propinsi sentinel Indonesia
ditemukan prevalensi cacing Ascaris lumbricoides (17,74%), cacing Trichuris
trichiura (17,74%), dan cacing Hookworm (6,46%)28
Hasil survei kecacingan yang dilaksanakan oleh Sub Program P2P dan PL
Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir (2007) di 44 Sekolah Dasar diperoleh
prevalensi cacing Ascaris lumbricoides 23%, Trichuris trichiura 2% dan
Hookworm 0,49%
48Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
xlix
Hasil Penelitian Dly Zukhriadi (2008) dengan desain cross sectional di tiga
Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sibolga Kota menemukan prevalensi cacing
Ascaris lumbricoides sebesar (54,2) cacing Trichuris trichiura sebesar (22,5%)
sedangkan cacing Hookworm tidak ditemukan.37
Tingginya prevalensi kecacingan pada penelitian ini dapat disebabkan oleh
pencemaran tanah dengan tinja yang mengandung telur cacing, hal ini tampak pada
wawancara langsung bahwa sebagian besar anak Sekolah Dasar yang biasa buang air
besar di kebun sendiri serta di sembarang tempat. Hal lain yang menarik pada
penelitian ini ialah penderita cacing Hookworm yang cukup tinggi bila dibandingkan
dengan hasil suvei Depkes dan Dinkes Samosir serta penelitian Zukhriadi.
Infeksi cacing hookworm ini banyak dijumpai pada anak Sekolah Dasar di
desa tertinggal ini, hal ini memungkinkan karena anak sekolah Dasar di tempat
penelitian ini dapat dikatakan bahwa kebanyakan tidak memakai sandal atau alas
kaki bila keluar dari rumah, serta tidak menjaga kebersihan kaki dengan baik. Hal ini
berhubungan erat sekali dengan siklus hidup dan cara penularan sebagian besar
cacing Hookworm.
6.3. Proporsi Kejadian Kecacingan Berdasarkan Jenis Infeksi Cacing Anak
Sekolah Dasar
Proporsi kejadian kecacingan berdasarkan jenis infeksi cacing pada anak
Sekolah Dasar di desa tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir dapat
dilihat pada gambar di bawah ini:
49
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
l
Gambar 6.3. Distribusi Proporsi Kejadian Kecacingan Berdasarkan Jenis Infeksi Cacing Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa proporsi kejadian kecacingan
yang menginfeksi anak Sekolah Dasar di desa tertinggal Kecamatan Pangururan
Kabupaten Samosir ditemukan infeksi terbanyak yaitu cacing campuran (Ascaris +
Trichuria, Ascaris + Hookworm, Trichuris + Hookworm, Ascaris + Trichuris +
Hookworm) sebesar 47,40%, dan terkecil Hookworm sebesar 7,90%.
Sedangkan hasil penelitian Siregar (2008) dengan desain cross sectional di
SD Negeri 06 Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis, di mana proporsi kejadian
kecacingan berdasarkan jenis infeksi cacing terbanyak pada cacing Ascaris
lumbricoides sebesar 53%, dan terkecil cacing Hookworm sebesar 4,1%.38
Hasil penelitian Sadjimin (2000) dengan desain cross sectional di siswa SD
Kecamatan Ampana Kota Kabupaten Poso Sulawesi Tengah, menemukan proporsi
kejadian kecacingan berdasarkan jenis infeksi cacing terbanyak pada cacing Ascaris
lumbricoides sebesar 28,3%, dan terkecil cacing Hookworm sebesar 1%. Perbedaan
50
47,40%
26,30%
18,40%
7,90%
CampuranAscaris lumbricoidesTrichuris trichiuraHookworm
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
li
proporsi kejadian kecacingan pada setiap individu dapat saja terjadi, hal ini
dipengaruhi beberapa faktor resiko seperti cuaca, geografis, kebersihan perorangan.4
6.4. Proporsi Kejadian Kecacingan Berdasarkan Jenis Cacing Campuran anak
Sekolah dasar
Proporsi kejadian kecacingan pada anak Sekolah Dasar berdasarkan jenis
cacing campuran dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 6.4. Distribusi Proporsi Kejadian Kecacingan Berdasarkan Jenis Cacing Campuran Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa jenis cacing campuran
masing-masing ditemukan (infeksi cacing Ascaris lumbricoides (A.l) + Trichuris
trichiura (T.t) sebesar 40,70%, infeksi cacing Ascaris lumbricoides (A.l) +
Hookworm (H) sebesar 33,30%, infeksi cacing Ascaris lumbricoides (A.l)+ Trichuris
trichiura (T.t) + Hookworm (H) sebesar 14,80% dan infeksi cacing Trichuris
trichiura (T.t) + Hookworm (H) sebesar 11,20%.
51
40,70%
33,30%
14,80%
11,20%
Ascaris +Trichuris
Ascaris + Hookworm
Ascaris +Trichuris+Hookworm Trichuris+ Hookworm
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lii
Gandahusada (2004) mengatakan bahwa infeksi cacing Ascaris lumbricoides
sering sekali disertai infeksi cacing Trichuris trichiura. Namun cacing Ascaris
lumbricoides, Trichuris trichiura, Hookworm juga dapat ditemukan secara
bersamaan karena cara penularannya pada setiap orang sama yaitu melalui tanah
(soil transmitted helminths).
Tingginya kejadian cacing Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura dapat
dipengaruhi oleh beberapa hal yang menguntungkan parasit seperti keadaan tanah
dan curah hujan serta temperatur optimal perkembang biakan yang hampir sama.
Telur Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura tumbuh lebih baik di tanah liat
karena kelembaban tanah seperti ini sangat cocok bagi pertumbuhannya. Kurang
disadarinya pemakaian jamban keluarga yang baik oleh masyarakat dapat
menimbulkan pencemaran tanah dengan tinja di sekitar halaman rumah, dibawah
pohon dan di tempat-tempat pembuangan sampah.20,22
Penularan dan siklus hidup cacing Hookworm kebanyakan melalui tanah.
Tanah yang sangat baik untuk pertumbuhan larvanya yaitu tanah yang berpasir.
Larvanya akan lebih mudah bergerak di pasir daripada di tanah liat sebab diameter
pasir lebih besar dari diameter tanah liat. Selain faktor tanah yang sangat
menguntungkan Hookworm, curah hujan yang belum lebat (misalnya permulaan
musim hujan), arus air yang ditimbulkannya masih lambat. Arus air yang lambat ini
merupakan perangsang bagi larva Hookworm bergerak kepermukaan tanah dan
mempermudah terjadinya infeksi.
Selain faktor di atas yang menguntungkan bagi pertumbuhan Hookworm
dikenal beberapa cara penularan Hookworm yaitu melalui tanah dan transmisi ke
52Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
liii
manusia melalui kulit dan mukosa, melalui makanan yang terkontaminasi dengan
tanah dan kotoran manusia, melalui sayur yang terkontaminasi dengan larva
infeksius.22
Penelitian Ginting, (2003) dengan desain cross sectional pada 120 anak
Sekolah Dasar di 5 SD Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo menemukan infeksi
campuran antara cacing Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Hookworm
dengan prevalensi sebesar 55,8%.23
6.5. Karakteristik Anak Sekolah Dasar
Berdasarkan hasil pengumpulan data menggunakan kuesioner diketahui
bahwa umur anak Sekolah Dasar yang menjadi responden dalam penelitian ini
adalah antara 6-13 tahun, dimana dalam penelitian ini umur dikelompokkan menjadi
tiga kategori sebagai berikut:
Gambar 6.5. Distribusi Proporsi Anak Sekolah Dasar Berdasarkan Umur di
Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
53
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
liv
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa 48,50% dari responden
berada pada kelompok umur 6-8 tahun dan paling sedikit pada kelompok umur ≥ 12
tahun sebesar 11,90%. Kondisi ini sesuai dengan laporan dari WHO (1998) yang
mengatakan bahwa dari tiga setengah miliar penduduk yang terinfeksi parasit
intestinal berbentuk cacing perut, ternyata empat ratus lima puluh juta di antaranya
mengenai anak-anak. Demikian juga dengan pernyataan Depkes (2004) bahwa
penyakit kecacingan sering dijumpai pada usia anak pra Sekolah dan Sekolah Dasar
yang berumur berkisar 5-15 tahun.3,39
Gambar 6.6. Distribusi Proporsi Anak Sekolah Dasar Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa 57,40% dari responden
berjenis kelamin laki-laki dan 42,60% berjenis kelamin perempunan sebesar. Jadi
responden yang mendominasi anak Sekolah Dasar yaitu laki-laki sebesar 57,40%.
Walaupun responden di tempat penelitian ini lebih banyak laki-laki, namun dalam
54
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lv
kenyataannya tidak selalu laki-laki mengalami infeksi kecacingan lebih banyak dari
anak perempuan.40
Gambar 6.7. Distribusi Proporsi Anak Sekolah Dasar Berdasarkan Frekuensi
Makan Obat Cacing di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa 81,70% responden makan
obat cacing ≥ 6 bulan dan sebesar 18,30% yang makan obat cacing < 6 bulan. Dari
data di atas dapat dikatakan bahwa program pemberian obat cacing di daerah ini oleh
tenaga kesehatan belum berjalan dengan semestinya.
6.6. Lingkungan Anak Sekolah Dasar
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar lingkungan
responden belum lengkap dengan sistem pembuangan tinja, tempat biasa
pembuangan tinja dan personal higiene untuk lebih jelas dapat dilihat dalam diagram
sebagai berikut:
55Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lvi
Gambar 6.8. Distribusi Proporsi Anak Sekolah Dasar Berdasarkan Kepemilikan Jamban di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa 76,70% responden tidak
memiliki jamban sedangkan anak yang memilki jamban sebesar 23,30%.
Kusnoputranto, H & Susanna, D. (2000) mengatakan bahwa penyakit dapat
timbul apabila terjadi gangguan keseimbangan lingkungan yang mencakup beberapa
faktor fisik, biologi, dan sosial ekonomi. Gangguan keseimbangan ini biasanya
disebabkan oleh adanya perubahan dari satu faktor atau lebih.
Perkembangan epidemiologi menggambarkan secara spesifik bahwa peran
lingkungan dalam terjadinya penyakit sangat besar. Cara pandang epidemiologi,
penyakit terjadi karena adanya interaksi antara manusia, agent, dan lingkungan.
Apabila ketiga faktor ini tidak berada pada keadaan seimbang maka benih penyakit
dapat menyerang manusia. Keadaan kesehatan lingkungan yang belum memenuhi
persyaratan sanitasi dapat berakibat timbulnya penyakit-penyakit seperti malaria,
colera, penyakit kulit, dan penyakit kecacingan.
56Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lvii
Seperti yang diuraikan pada bab sebelunya bahwa lingkungan seperti sistem
pembuangan tinja sangat berperan dalam memicu penyebaran penyakit kecacingan,
hal ini disebabkan karena tinja dapat menjadi media transmisi infeksi cacing
terhadap manusia, dengan demikian perlu adanya penanganan sistem pembuangan
tinja yang memenuhi syarat kesehatan.
Berdasarkan data diatas sebagian besar rumah belum memiliki jamban hal ini
dapat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi keluarga atau sumber air untuk keperluan
jamban di daerah ini sangat sulit di dapatkan. Kemudian lahan untuk membuang tinja
di daerah ini masih sangat luas.
Gambar 6.9. Distribusi Proporsi Anak Sekolah Dasar Berdasarkan Tempat
Biasa Pembuangan Tinja di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa 52,00% responden biasa
buang air besar di kebun dan 28,70% yang biasa buang air besar di sembarang
tempat, sementara yang biasa buang air besar di jamban sendiri sebesar 19,30%.
57Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lviii
Meskipun demikian konstruksi bangunan jamban yang sudah ada masih banyak yang
belum memenuhi syarat baik dari segi kebersihannya. Berdasarkan hasil pengamatan
diketahui bahwa sebagian besar bangunan jamban hanya berdinding semi permanen
dengan air yang terbatas. Dengan minimnya air bersih untuk keperluan jamban maka
banyak dari anak Sekolah Dasar di tempat penelitian ini membuang air besar di
kebun ataupun sembarangan tempat. Hal ini dimugkinkan lagi bahwa bila membuang
air besar dikebun kebutuhan akan air untuk kebersihan jamban tidak diperlukan.
Gambar 6.10. Distribusi Proporsi Anak Sekolah Dasar Berdasarkan Personal
Higiene di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa 68,30% responden memiliki
personal higiene dengan kategori sedang, dan paling sedikit ditemukan pada personal
higiene kategori baik sebesar 9,90%. Dari uraian diatas diketahui bahwa aspek
pembentukan perilaku anak pada anak Sekolah Dasar di desa tertinggal Kecamatan
Pangururan, terutama perilaku hidup bersih sehat sebagian besar masih dalam
kategori sedang, namun demikian masih dijumpai tindakan kebersihan perorangan
58Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lix
pada anak Sekolah Dasar yang buruk, hal ini dimungkinkan karena keterbatasan-
keterbatasan keluarga anak sekolah Dasar seperti: keadaan ekonomi, kesadaran akan
pentingnya kesehatan. Faktor lain yang cukup berperan dalam membentuk perilaku
anak Sekolah Dasar di desa tertinggal Kecamatan Pangururan dalam hal mencegah
penyakit kecacingan ini adalah persediaan air bersih, di mana sebagian besar dari
penduduk untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka memanfaatkan mata air
yang tidak terlindung dengan baik dan jaraknya relatif jauh dari tempat tinggal
penduduk. Faktor lain ialah kondisi sanitasi perumahan seperti saluran pembungan
air limbah yang ditemukan hampir semua rumah tidak memiliki saluran air limbah,
penduduk langsung membuang air limbah ke belakang rumah, akibatnya terdapat
sarang lalat sebagai vektor menimbulkan penyakit dan bau yang tidak sedap.
6.7. Distribusi Proporsi Kejadian Kecacingan Berdasarkan Berat Ringannya
Infeksi Kecacingan Anak Sekolah Dasar
Kejadian kecacingan berdasarkan berat ringannya pada anak Sekolah Dasar
di desa tertinggal Kecamatan Pangururan dengan hasil infestasi infeksi cacing
Ascaris lumbricoides ditemukan infeksi ringan sebanyak 70 orang (89,74%), infeksi
sedang sebanyak 8 orang (10,26%) sementara infeksi berat tidak ditemukan. Pada
cacing Trichuris trichiura ditemukan hanya infeksi ringan yaitu sebanyak 57 orang
(100%). Kemudian pada cacing Hookworm ditemukan infeksi ringan sebanyak 39
orang (95,12%) infeksi sedang sebanyak 2 orang (4,88%) sementara infeksi berat
tidak ditemukan.( Tabel 5.10)
59
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lx
Berat ringanya suatu infeksi cacing pada penderita ditentukan oleh virulensi,
kesanggupan migrasi, cara makan dari parasit, jumlah kontak dengan host, ratio seks
cacing (Hookworm) yang menginfeksi host.40
Cara makan cacing juga dapat memperberat infeksi kecacingan pada
penderita. Misalnya cacing Hookworm hidup dalm rongga usus halus tapi melekat
dengan giginya pada dinding usus dengan mengisap darah. Infeksi cacing Hookworm
ini dapat menyebabkan kehilangan darah secara perlahan akibatnya penderita
mengalami kekurangan darah (anemia) sehingga dapat menurunkan gairah kerja
serta menurunkan produktifitas. Di samping kerugian mengisap darah penderita,
cacing ini juga mengakibatkan luka-luka gigitan berdarah berlangsung lama.3,40
Selain cara makan cacing Hookworm sangat merugikan penderita, ratio seks
juga sangat menentukan berat ringannya infeksi kecacingan. Misalnya penderita
diinfeksi dengan 50% cacing Hookworm jantan dan 50% cacing Hookwrom betina
akan bereaksi berbeda bila diinfeksi 70% cacing Hookworm betina dan 30% cacing
Hookworm jantan. Ternyata anemia yang ditimbulkan pada infeksi cara pertama
lebih berat daripada cara ke dua. Keadaan ini di sebabkan oleh ratio seks cacing yang
menginfeksi tidak sama. Hookworm cenderung bermigrasi ke tempat lain atau keluar
dari tubuh host bila ratio seks diantara mereka tidak sama.40
Menurut penelitian Ayu (2003) dengan desain cross sectional pada anak
pemulung di tempat pembuangan akhir sampah desa Namo Bintang Kabupaten Deli
Serdang menemukan infeksi ringan sebesar (88,9%) dan infeksi sedang sebesar
(11,1%) sedangkan infeksi berat tidak ditemukan.41
60Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lxi
Berdasarkan data di atas bahwa anak Sekolah dasar yang mengalami infeksi
cacing ditemukan infeksi ringan dan sedang, sementara infeksi berat tidak
ditemukan. Hal ini dimungkinkan karena dari waktu ke waktu semakin
bertambahnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan lewat penyuluhan dan
pengobatan oleh tenaga kesehatan serta adanya program penanggulangan penyakit
kecacingan pada anak Sekolah Dasar.
6.8. Hubungan Umur Dengan Kejadian Kecacingan Anak Sekolah Dasar
Hubungan umur responden dengan kejadian kecacingan pada anak Sekolah
Dasar dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:
Gambar 6.11. Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Umur Dengan Kejadian Kecacingan Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa prevalensi kecacingan
pada kelompok umur 6-8 tahun sebesar 52,00% positif infeksi kecacingan dan
sebesar 48,00% negatif infeksi kecacingan. Kemudian pada kelompok umur 9-11
61Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lxii
tahun sebesar 60,00% positif infeksi kecacingan dan sebesar 40,00% negatif infeksi
kecacingan. Pada kelompok umur ≥ 12 tahun sebesar 37,50% positif infeksi
kecacingan dan 37,50% negatif infeksi kecacingan. Infestasi kecacingan pada
penelitian ini ditemukan mengenai anak dengan umur lebih tua. Secara epidemiologi
puncak terjadinya infestasi kecacingan adalah pada usia 5-10 tahun.4 Hasil yang
berbeda ini dapat dihubungkan dengan meningkatnya aktifitas bermain dan mobilitas
anak yang lebih tua sehingga resiko tertular cacing lebih besar. Anak yang lebih
muda termasuk higienenya masih dalam pengawasan orang tua sehingga resiko
tertular menjadi lebih kecil.
Berdasarkan hasil Uji Chi-Square diperoleh p > 0,05 berarti tidak ada
hubungan yang bermakna antara umur responden dengan kejadian kecacingan pada
anak Sekolah Dasar di desa tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir.
Hal ini sesuai penelitian Ginting (2003) dengan desain cross sectional di 5
Sekolah Dasar desa Suka Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo yang menemukan
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara umur responden dengan kejadian
kecacingan.(p= 0,811)23
62Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lxiii
6.9. Hubungan Jenis Kelamin Dengan Kejadian Kecacingan Anak Sekolah Dasar
Hubungan jenis kelamin responden dengan kejadian kecacingan pada anak
Sekolah Dasar dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:
Gambar 6.12. Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin Dengan Kejadian Kecacingan Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa prevalensi kecacingan
pada jenis kelamin laki-laki sebesar 55,20% positif infeksi kecacingan dan sebesar
44,80% negatif infeksi kecacingan. Kemudian prevalensi kecacingan pada jenis
kelamin perempuan sebesar 58,10% positif infeksi kecacingan dan sebesar 41,90%
negatif infeksi kecacingan. Dari data di atas dapat dikatakan bahwa infeksi
kecacingan cenderung pada jenis kelamin perempuan dari pada jenis kelamin laki-
laki. Namun pada dasarnya kejadian kecacingan dapat menginfeksi setiap jenis
kelamin, hal senada dengan pendapat Sandjaja (2007) dalam bukunya bahwa
kejadian kecacingan pada setiap orang tidak membedakan jenis kelamin manusia.40
63Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lxiv
Berdasarkan hasil Uji Chi-Square diperoleh p > 0,05 berarti tidak ada
hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian kecacingan pada
anak Sekolah Dasar di desa tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir.
Hal ini sejalan dengan penelitian Sadjimin, T. (2000) dengan desain cross
sectional di Sekolah Dasar Kecamatan Ampana Kota Sulawesi Tengah yang
menemukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan
kejadian kecacingan.(p= 0,414) 4
6.10. Hubungan Kepemilikan Jamban Dengan Kejadian Kecacingan Anak
Sekolah Dasar
Hubungan kepemilikan jamban responden dengan kejadian kecacingan pada
anak Sekolah Dasar dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:
Gambar 6.13. Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Kepemilikan Jamban Dengan Kejadian Kecacingan Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
64Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lxv
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa prevalensi kecacingan
pada anak yang tidak memiliki jamban ditemukan sebesar 56,80% positif infeksi
kecacingan dan sebesar 43,20% negatif infeksi kecacingan. Kemudian prevalensi
kecacingan pada anak yang memiliki jamban sebesar 55,30% positif infeksi
kecacingan dan sebesar 44,70% negatif infeksi kecacingan. Dari data di atas dapat
diketahui bahwa responden yang tidak memiliki jamban cenderung mengalami
infeksi kecacingan daripada responden yang memiliki jamban.
Berdasarkan hasil Uji Chi-Square diperoleh p > 0,05 berarti tidak ada
hubungan yang bermakna antara kepemilikan jamban dengan kejadian kecacingan
pada anak Sekolah Dasar di desa tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten
Samosir.
Penelitian Damanik (2001) dengan desain cross sectional di Sekolah Dasar
Negeri 70 Kelurahan Bagan Deli yang menemukan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara kepemilikan jamban dengan kejadian kecacingan 42
65Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lxvi
6.11. Hubungan Tempat Biasa Pembuangan Tinja Dengan Kejadian Kecacingan Anak Sekolah Dasar
Hubungan tempat biasa pembuangan tinja responden dengan kejadian
kecacingan pada anak Sekolah Dasar dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:
Gambar 6.14. Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Tempat Biasa Pembuangan Tinja Dengan Kejadian Kecacingan Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa prevalensi kecacingan
pada responden yang biasa buang air besar di kebun sebesar 56,20% positif infeksi
kecacingan dan sebesar 43,80% negatif infeksi kecacingan. Kemudian prevalensi
kecacingan pada responden yang biasa buang air besar di sembarang tempat sebesar
62,10% positif infeksi kecacingan dan sebesar 37,9% negatif infeksi kecacingan.
Sementara prevalensi kecacingan pada responden biasa buang air besar di jamban
66Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lxvii
sendiri sebesar 48,70% positif infeksi kecacingan dan sebesar 51,30% negatif infeksi
kecacingan.
Kejadian kecacingan pada anak-anak usia Sekolah Dasar masih tinggi hal ini
disebabkan karena kebiasaan membuang air besar secara sembarangan di dekat
rumah, di kebun tempat ia bekerja dan kurang disadarinya pemakaian jamban
keluarga dapat menimbulkan pencemaran tanah dengan tinja disekitar rumah, di
bawah pohon, di tempat-tempat pembuangan sampah. Kondisi ini sangat
menguntungkan bagi pertumbuhan telur cacing usus. 18,20
Berdasarkan hasil Uji Chi-Square diperoleh p > 0,05 berarti tidak ada
hubungan yang bermakna antara tempat biasa pembuangan tinja dengan kejadian
kecacingan pada anak Sekolah Dasar di desa tertinggal Kecamatan Pangururan
Kabupaten Samosir.
Hal ini sesuai dengan penelitian Damanik (2001) dengan desain cross
sectional di Sekolah Dasar Negeri 70 Kelurahan Bagan Deli yang menemukan
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara tempat biasa pembuangan tinja
dengan kejadian kecacingan.42
67Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lxviii
6.12. Hubungan Personal Higiene Dengan Kejadian Kecacingan Anak Sekolah Dasar
Hubungan personal higiene responden dengan kejadian kecacingan pada anak
Sekolah Dasar dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:
Gambar 6.15. Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Personal Higiene Dengan Kejadian Kecacingan Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa prevalensi kecacingan
pada responden dengan personal higiene baik sebesar 35,00% positif infeksi
kecacingan dan sebesar 65,00% negatif infeksi kecacingan. Kemudian prevalensi
kecacingan pada responden dengan personal higiene sedang sebesar 51,40% positif
infeksi kecacingan dan sebesar 48,60% negatif infeksi kecacingan. Sementara
prevalensi kecacingan pada responden dengan personal higiene buruk sebesar
81,80% positif infeksi kecacingan dan sebesar 18,20% negatif infeksi kecacingan.
Infeksi kecacingan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya yaitu
faktor kebersihan perorangan. Kebersihan perorangan khususnya pada usia anak
68Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lxix
Sekolah Dasar sangat penting mengingat pada usia ini infeksi cacing usus yang
ditularkan melalui tanah sangat tinggi. Hal ini terlihat dari hasil penelitian bahwa
responden dengan personal higiene yang buruk mengalami infeksi lebih banyak dari
pada anak yang memiliki personal higiene yang baik. Buruknya personal higiene
seseorang menyebabkan kecacingan yang sering dipengaruhi oleh perilaku anak
yang tidak baik seperti tidak mencuci tangan setelah buang air besar, Setiap kali
mandi tidak menggunakan sabun, tidak mencuci kaki dan tangan dengan sabun
setelah bermain di tanah, tidak menggunakan alas kaki ketika bermain dan keluar
dari rumah, kebersihan kuku tidak dijaga dengan baik, kondisi air yang tidak baik
dan sering mengkonsumsi air yang belum matang.
Higiene yang baik merupakan syarat penting dalam mencegah dan
memutuskan mata rantai penyebaran penyakit menular seperti kecacingan. Namun
lingkungan dan personal higiene buruk akan memperberat kejadian kecacingan pada
anak Sekolah Dasar, karena pada usia Sekolah Dasar ini belum mampu mandiri
untuk mengurus kebersihan diri.3,40
Berdasarkan hasil uji Chi-square diperoleh nilai p < 0,05 berarti ada
hubungan yang bermakna antara personal higiene dengan kejadian kecacingan pada
anak Sekolah Dasar di desa tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir.
Artinya anak Sekolah Dasar dengan personal higiene yang baik kejadian
kecacingannya lebih rendah dibandingkan dengan anak Sekolah Dasar dengan
personal higiene yang buruk.
Penelitian Dly Zukhriadi (2008) dengan desain cross sectional di 3 Sekolah
Dasar Kota Sibolga menemukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
69Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lxx
personal higiene seperti tidak cuci tangan sebelum makan, tidak cuci tangan setelah
buang air besar, tidak cuci tangan setelah bermain di tanah, makan jajanan, tidak
memperhatikan kebersihan kuku dengan kejadian kecacingan.37
6.13. Hubungan Frekuensi Makan Obat Cacing Dengan Kejadian Kecacingan
Anak Sekolah Dasar Hubungan frekuensi makan obat cacing responden dengan kejadian kecacingan
pada anak Sekolah Dasar dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:
Gambar 6.16. Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Frekuensi Makan Obat Cacing Dengan Kejadian Kecacingan Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa prevalensi kecacingan
pada responden yang makan obat cacing ≥ 6 bulan sebesar 65,50% positif infeksi
kecacingan dan sebesar 31,50% negatif infeksi kecacingan. Kemudian prevalensi
70Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lxxi
kecacingan pada responden yang makan obat cacing < 6 bulan diperoleh sebesar
2,70% positif infeksi kecacingan dan sebesar 97,30% negatif infeksi kecacingan.
Pencegahan dan pemberantasan rantai daur hidup cacing usus dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti berdefekasi di kakus, menjaga kebersihan diri, cukup
air bersih, mandi dan cuci tangan secara teratur. Kemudian cara lain yaitu pemberian
obat antihelmintik yang sangat efektif untuk membunuh telur-telur dari cacing usus
yang ditularkan melalui tanah.18,22
Dari data di atas dapat diperoleh bahwa sebagian kecil pada responden makan
obat cacing < 6 bulan dan sebagian besar responden tidak makan obat cacing ≥ 6
bulan, sehingga infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah di tempat ini
masih tinggi.
Berdasarkan hasil Uji Chi Square menunjukkan p < 0,05 berarti ada hubungan
yang bermakna antara makan obat cacing dengan kejadian kecacingan pada anak
Sekolah Dasar di desa tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir.
Artinya anak Sekolah Dasar yang makan obat cacing < 6 bulan kejadian
kecacingannya lebih rendah dibandingkan dengan anak Sekolah Dasar yang makan
obat cacing ≥ 6 bulan.
Menurut Depkes (2004) pemberian obat cacing pada setiap penderita
kecacingan dapat menyembuhkan penderita cacingan dengan tingkat kesembuhan
sebesar 70% - 99%.3
Menurut penelitian Situmeang dkk (1995) di Sekolah Dasar Negeri II desa
Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara,
menemukan bahwa pemberian obat Pyreantel Pamoat dan Mebendazole pada anak-
71Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lxxii
anak yang menderita cacing usus mendapatkan angka kesembuhan pada cacing
Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Hookworm, masing-masing 100%,
93,48% dan 100%. Jadi dapat dikatakan bahwa pemberian obat antihelmintik dapat
menekan infeksi kecacingan yang ditularkan melalui tanah (soil transmitted
helminths).43
Menurut penelitian Subahar dkk (1998) pada 5 Sekolah Dasar Negeri di
wilayah Jakarta pusat dan madrasah ibtidaiyah, Jakarta Utara tentang pengaruh obat
oksantel-pirantel pamoat dan mebendazole terhadap perkembangan telur Trichuris
trichiura menunjukkan hasil bahwa dapat menghambat perkembangan telur
Trichuris trichiura.44
72Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lxxiii
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
7.1.1. Prevalensi kecacingan pada anak Sekolah Dasar di desa tertinggal Kecamatan
Pangururan Kabupaten Samosir tahun 2008 sebesar 56,40%.
7.1.2. Prevalensi kecacingan berdasarkan jenis cacing Ascaris lumbricoides 38,60%.
7.1.3. Distribusi proporsi berdasarkan jenis infeksi campuran 47,40%.
7.1.4. Distribusi proporsi berdasarkan jenis cacing campuran Ascaris lumbricoides +
Trichuris trichiura 40,70%.
7.1.5. Distribusi proporsi berdasarkan karakteristik kelompok umur 6-8 tahun
48,50%, laki-laki 57,40% dan makan obat cacing ≥ 6 bulan sebesar 81,70%.
7.1.6. Distribusi proporsi berdasarkan lingkungan, tidak memiliki jamban 76,70%,
tempat biasa pembuangan tinja di kebun 52,00%, personal higiene kategori
sedang 68,30%.
7.1.7. Distribusi proporsi berdasarkan berat ringannya Ascaris lumbricoides ringan
89,74%, Trichuris trichiura ringan 100%, dan Hookworm ringan 95,12%.
7.1.8. Prevalensi kecacingan berdasarkan karakteristik pada kelompok umur ≥ 12
tahun 65,50%, perempuan 58,10%, dan makan obat cacing ≥ 6 bulan 68,50%.
7.1.9. Tidak ada hubungan bermakna antara faktor umur, jenis kelamin, kepemilikan
jamban, tempat biasa pembuang tinja dengan kejadian kecacingan (p > 0,05).
7.1.10. Ada hubungan bermakna antara personal higiene dengan kejadian
kecacingan, antara frekuensi makan obat cacing dengan kejadian
kecacingan (p < 0,05).
73Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lxxiv
7.2. Saran
7.2.1. Untuk pihak sekolah agar memberikan pengetahuan tentang personal higiene
seperti setiap mandi harus pakai sabun, mencuci tangan dengan sabun
sesudah buang air besar, memakai alas kaki bila bermain dan keluar rumah,
memotong kuku anak seminggu sekali, menggunakan air minum yang bersih,
meminum air yang sudah dimasak dengan matang, tidak buang air besar di
sembarang tempat, menyediakan Jamban dan air bersih untuk anak sekolah
dalam mencegah terjadinya infeksi kecacingan.
7.2.2. Untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir, dengan tingginya kejadian
kecacingan sebesar (56,4%) maka program pemeriksaan, pencegahan dan
penanggulangan kecacingan secara periodik yang sudah berjalan perlu
ditingkatkan pada semua anak Sekolah Dasar.
7.2.3. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut agar dapat mengetahui lebih jelas
faktor-faktor yang berpengaruh dengan kejadian kecacingan pada anak
Sekolah Dasar.
74Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lxxv
DAFTAR PUSTAKA
1. Dinkes Propinsi Sumatera Utara. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor: 128/MENKES/SK/II/2004/ Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
2. Depkes RI, 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman
Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat. Jakarta.
3. Depkes RI, 2004. Pedoman Umum Program Nasional Pemberantasan
Cacingan di Era Desentralisasi. Jakarta.
4. Sadjimin, T. 2000. Gambaran Epidemiologi Kejadian Kecacingan Pada siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Ampana Kota Kabupaten Poso Sulawesi Tengah. Jurnal Epidemiologi Indonesia. Vol 4, hal 1-2,6
5. Onggowaluyo, S,. Ismid, I, S. 1998. Gangguan Fungsi Kognitif Akibat Infeksi Cacingan Yang Ditularkan Melalui Tanah. Majalah Kedokteran Indonesia. Vol. 48. No.5. Mei, Jakarta.
6. Elmi, Dkk, 2004. 9 September 2008| 20.00 WIB. Status Gizi dan Infestasi Cacing Usus Pada Anak Sekolah Dasar Desa Tanjung Anom. Bagian Ilmu Kesehatan Anak. FK USU. Medan. http://library .usu.ac.id/download/fk/anak-chairuddin11.pdf
7. WHO, 2006. 9 September 2008| 20.00 WIB Soil Transmitted Helminths. http://www.who.int/intestinal_worms/en/.
8. Depkes. RI. Kamis. 1 Mei 2008 | 20.00WIB. 2006. Profil Kesehatan
Indonesia.Jakarta. http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Profil%20Kese hatan%20Indonesia%202006.pdf
9. Dinkes, Prop. Sumatera Utara. 2007. Laporan Hasil Kegiatan Program
Seksi P2ML Sub Dinas P2P & PL Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara. Medan.
10. Dinkes. Kab. Samosir. 2004. Profil Kesehatan Kabupaten Samosir
11. Dinkes. Kab. Samosir. 2006. Profil Kesehatan Kabupaten Samosir.
12. Dinkes Kab. Samosir. 2007. Profil Kesehatan Kabupaten Samosir
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lxxvi
13. Dinkes, Kab. Samosir. 2007. Program Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2P dan PL). Samosir.
14. Kec. Pangururan. 2007. Kecamatan Pangururan Dalam Angka.
15. Menteri PDT, 2005. 9 September 2008| 20.00 WIB, Keputusan Menteri
Negara Pembangunan Daerah Tinggal Republik Indonesia. Nomor:001/KEP/M-PDT/I/2005.
http://www.Legalitas.org/database/puu/2005/PermenPDT01-2005.pdf
16. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2001. Kamus Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.
17. Dinkes, Jawa Timur, Kamis 29 Juli 2008| 20.00 WIB, 2003. Pelaksanaan
Program Kecacingan di Propinsi Jawa Timur. http://www.dinkesjatim.go.id/berita-datail.html?news-id=137
18. Gandahusada, S., Ilahude, D.H., Pribadi, W. 2003. Parasitologi
Kedokteran. Edisi Ketiga. Gaya Baru. Jakarta.
19. Haryanti, E., 2002. Helmintologi Kedokteran. Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran USU. Medan.
20. Onggowaluyo,S,J. 2002. Parasitologi Medik I (Helmintologi). Pendekatan
Aspek Identifikasi Diagnosis dan Klinik. Anggota IKAPI. EGC. Jakarta.
21. Prasetyo, H. 2003. Atlas Berwarna Helmintologi Kedokteran. Cetakan
pertama. Editor Winarko. Airlangga University Press. Anggota IKAPI. Surabaya.
22. Sandjaja, B. 2007. Helminthologi Kedokteran . Editor Pedo Herri. Cetakan
Pertama. Prestasi Pustaka. Jakarta.
23. Ginting, A, S. 2003. 1 Mei 2008| 20.00 WIB. Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar di Desa Suka Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo Propinsi Sumatera Utara. Bagian Ilmu Kesehatan Anak. FK USU.Medan.http:/digilib.usu.ac.iddownload/fk/anak- sri%20alemina.pdf
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lxxvii
24. Hiswani. 1997. Pengaruh Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Terhadap Prevalensi Infeksi Cacing Yang Ditularkan Melalui Tanah Di Desa Tertinggal (IDT) Kabupaten Nias Sumatera Utara. FKM. USU. Medan.
25. Depkes, RI. Kamis.1 Mei 2008| 20.00WIB, 2004. Pemberantasan
Penyakit Menular Langsung. http://www.pppl.depkes.go.id/images_data/Profil%20P2ML%202004. pdf
26. Soemirat, J. 2005. Epidemiologi Lingkungan. Cetakan Kedua. Anggota
IKAPI. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
27. Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cetakan Kedua. Anggota IKAPI. PT Rineka Cipta. Jakarta.
28. Kusnoputranto,H. & Susanna, D. 2000. Kesehatan Lingkungan. FKM-UI.
Jakarta.
29. Entjang, I. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT Citra Adytia Bakti. Anggota IKAPI. Bandung.
30. Idehan, B & Pusarawati, S. 2007. Helmintologi Kedokteran. Cetakan
Pertama. Anggota IKAPI. Airlangga University Press. Surabaya.
31. An American Family Physian, 2004. Senin September 2008| 20.00WIB,. Common Intestinal Parasites. http://www.An.American. FamilyPhysician.
32. Keputusan Menteri Kesehatan, No. 424. 2006. Senin September 2008| 20.00WIB. Pedoman Pengendalian Kecacingan. http://125.160.76.194/data/peraturan/Himp.%20Cetak%2006/Cetak% 20Himp.%20Jilid%20V/Kecacingan/Lamp%20KMK%20Cacingan.D OC
33. Arikunto.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi
Revisi V. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
34. Parasitology and Entomology Institute For Medical Research. 2003. Standard Operational Prosedures For Parasitological Diagnosis. Edition No.1. Schoole Of Dilpoma In Applied Parasitology and Entomology. Kuala Lumpur.
35. Napitupulu, T. dkk. 2006. Helmintologi Kedokteran. Laboratorium
Parasitologi. FK. USU. Medan.
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lxxviii
36. Hadidjaja. P. 1990. Penuntun Laboratorium Parasitologi Kedokteran. FK.UI. Jakarta.
37. Dly Zukhriadi,R,R. 2008. Hubungan Personal Higiene Perorangan Siswa
Dengan Infeksi Kecacingan Anak SD Negeri Di Kecamatan Sibolga Kota. Pasca Sarjana USU. Medan.
38. Siregar, B. 2008. Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Infeksi Kecacingan Yang Ditularkan Melalui Tanah Pada Murid SD Negeri 06 Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis Tahun 2008. FKM USU. Medan.
39. Sadjimin, T. & Rini, J. 2000. Hubungan Antara Gejala Dan Tanda Penyakit
Cacing Dengan Kejadian Kecacingan Pada anak Sekolah Dasar Di Kecamatan Ampana Kota Kabupaten Poso Sulawesi Tengah. Jurnal Epidemiologi Indonesia. Vol 4, hal 9.
40. Sandjaja, B. 2007. Parasitologi Kedokteran Buku I Protozoologi
Kedokteran. Editor Fitri. Cetakan Pertama. Prestasi Pustaka. Jakarta.
41. Ayu, M,S. 2003. Analisa Perilaku Pemulung Anak Terhadap Infestasi Cacing Dan Peran Instansi Lintas Sektoral Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Akibat Kerja Di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Desa Namo Bintang Kabupaten Deli Serdang. (Tesis Sarjana S2 Yang Tidak Diterbitkan Program Magister Kesehatan Kerja – USU). Medan
42. Damanik, H, D, L. 2001. Analisis Faktor Yang Berhubungan dengan
Infeksi Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Negeri 70 Kelurahan Bagan Deli Tahun 2001. FKM USU. Medan.
43. Situmeang, R,dkk. 2004. Kamis.20 November 2008| 20.00WIB. Efek Obat
Pyrantel Pamoat dan Mebendazole pada Nematoda Usus. Bagian Ilmu Kesehatan anak. FK USU. Medan
44. Subahar,R,dkk. 1998. Pengaruh Oksantel-Pirantel Pamoat Dan Mebendazole
Terhadap Perkembangan Telur Trichuris trichiura. Majalah Parasitologi FKUI. Vol 11, hal 8
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lxxix
KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
KECACINGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI DESA TERTINGGAL KECAMATAN PANGURURAN
KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2008
I. Data Umum Responden 1. Nama : 2. Jenis kelamin : 3. Umur : 4. Alamat : Lingkari jawaban dibawah ini: II. Data Khusus 1. Apakah di rumah adik mempunyai jamban/WC?
a. Tidak b. Ya
2. Di mana adik biasa buang air besar (BAB)? a. Kebun b. Sembarangan c. Jamban sendiri (WC) III. Data Personal Higiene a. Kebiasaan cuci tangan dan mandi 1. Sebelum makan apakah adik mencuci tangan?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
2. Apakah sebelum makan adik mencuci tangan dengan sabun? a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak 3. Setelah buang air besar apakah adik mencuci tangan? a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lxxx
4. Apakah setelah buang air besar adik mencuci tangan dengan sabun? a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak 5. Berapa kali adik mandi satu hari? a. 2x atau lebih/hari b. 1x/hari c. Tidak mandi 6. Setiap kali mandi apakah adik menggunakan sabun? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak b. Kebisaan kontak dengan tanah 7. Apakah adik sering makan sambil bermain di tanah? a. Tidak
b. Kadang-kadang c. Ya 8. Setelah bermain di tanah apakah adik membersihkan kaki dan tangan? a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak 9. Apakah setelah bermain di tanah adik mencuci kaki dan tangan dengan sabun? a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak c. Penggunakan alas kaki 10. Apakah adik menggunakan alas kaki (sandal, sepatu) setiap keluar rumah? a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak 11. Pada waktu istirahat sekolah apakah adik memakai sepatu setiap kali bermain? a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak d. Kebersihan kuku
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
lxxxi
12. Apakah seminggu sekali adik memotong kuku? a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak 13. Apakah adik sering menggigit kuku ketika sedang bermain? a. Tidak
b. Kadang-kadang c. Ya 14. Lihat keadaan kuku anak (observasi) a. Pendek bersih b. Pendek kotor c. Panjang kotor e. Sanitasi Lingkungan 15. Dari mana sumber air minum adik? a. Mata air b. Sungai c. Air hujan 16. Lihat kondisi air bersih (tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna) (observasi) a. Bersih (tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna) b. Kurang bersih c. Tidak bersih 17. Lihat ketersediaan saluran pembuangan air limbah di rumah. (observasi) a. Ada dan lancar b. Ada dan tidak lancar c. Tidak ada 18. Lihat letak WC? (observasi) a. Di dalam rumah b. Di luar rumah c. Tidak punya WC 19. Apakah adik selalu meminum air yang sudah dimasak dengan matang? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak Data Makan Obat 1. Apakah adik ada makan obat cacing 6 bulan terakhir ini?
a. Ya b. Tidak
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
MASTER DATA PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KECACINGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI DESA TERTINGGAL KECAMATAN PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2008
No sex umur umurk
P1 P2 Pp1 Pp2 Pp3 Pp4 Pp5 Pp6 Pp7 Pp8 Pp9 Pp10 Pp11 Pp12 Pp13 Pp14 Pp15 Pp16 Pp17
1 1 6 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 0 0 1 0 1 2 2 0 2 0 2 1 6 1 1 1 2 0 0 0 1 1 2 1 0 1 2 0 2 1 2 2 0 3 2 6 1 2 3 2 0 2 0 2 2 2 1 0 1 2 2 2 2 2 2 2 4 2 6 1 1 1 2 1 1 0 1 2 1 1 0 0 2 0 2 1 0 2 0 5 1 6 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 0 6 2 6 1 2 3 2 1 2 2 1 2 2 1 1 0 2 1 2 2 2 2 1 7 2 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 0 8 1 6 1 1 2 2 0 1 0 1 2 2 1 0 0 2 0 1 0 2 1 0 9 1 6 1 1 2 1 0 0 0 1 2 2 1 0 0 2 0 2 0 2 2 0
10 2 6 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 11 1 6 1 1 1 2 0 1 2 1 2 2 1 0 0 2 0 2 1 2 2 0 12 1 6 1 1 1 2 0 1 0 1 2 2 0 0 0 2 0 1 1 2 2 1 13 2 6 1 1 1 2 0 0 0 1 2 2 1 0 1 1 0 2 1 2 2 0 14 1 6 1 1 1 2 1 0 0 1 2 2 1 1 1 2 0 2 0 0 2 0 15 1 6 1 1 1 2 1 0 0 1 2 2 1 1 2 1 0 2 0 2 2 0 16 2 6 1 1 1 2 0 1 0 1 2 0 1 0 1 2 1 2 2 2 2 0 17 1 6 1 1 1 2 0 0 0 1 2 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 0 18 2 6 1 1 2 2 2 2 0 1 0 2 0 0 1 2 1 2 2 2 2 2 19 2 7 1 1 1 2 0 0 0 1 2 1 0 0 0 2 0 2 1 2 2 0 20 1 7 1 1 2 2 0 0 0 1 2 2 1 1 0 1 0 2 0 2 2 0 21 1 6 1 1 2 2 0 0 0 1 1 2 0 0 0 2 0 2 1 2 2 0 22 1 6 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 0 1 0 0 1 2 2 0 23 1 7 1 1 1 2 0 0 0 1 2 2 0 0 1 2 0 2 1 2 2 1 24 1 7 1 1 1 2 2 0 0 1 2 2 0 0 2 2 1 2 1 2 2 1 25 1 7 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 26 2 7 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 0 0 0 2 1 2 1 2 2 0 27 1 8 1 1 1 2 0 1 0 1 2 2 0 0 0 2 1 2 1 2 2 1 28 1 7 1 1 1 2 0 1 0 1 2 2 2 2 0 2 0 2 1 2 2 0 29 1 7 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 30 2 7 1 1 1 2 0 1 0 1 2 2 0 0 0 2 1 2 2 2 2 0
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
2
Pp18 Pp19 totk
Ppp1 infek jenas jentri jehok cam jcamp ascar ascark tri trik worm wormk jenis
0 2 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 2 2 1 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 1 1 1 2 2 2 5 84 1 0 4 0 4 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 2 2 1 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 1 3 1 1 1 2 1 1 2 2205 1 0 4 1008 1 4 0 1 3 1 1 1 1 2 1 1 4410 1 168 1 0 4 4 0 2 1 1 1 1 2 2 2 5 84 1 0 4 0 4 1 0 0 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 1 1 1 2 2 2 5 252 1 0 4 0 4 1 0 1 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 1 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 0 3 1 1 1 1 2 1 1 42 1 84 1 0 4 4 0 2 2 1 1 2 1 2 2 5 0 4 168 1 0 4 2 0 1 3 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 1 1 2 2 1 2 5 0 4 0 4 210 1 3 0 2 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1869 1 0 4 2352 2 4 0 2 2 1 1 1 2 2 2 5 84 1 0 4 0 4 1 0 2 2 1 1 1 2 2 2 5 168 1 0 4 0 4 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 1 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 1 2 1 1 1 1 1 1 4 630 1 21 1 420 1 4
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
3
No sex umur umurk
P1 P2 Pp1 Pp2 Pp3 Pp4 Pp5 Pp6 Pp7 Pp8 Pp9 Pp10 Pp11 Pp12 Pp13 Pp14 Pp15 Pp16 Pp17
31 2 7 1 1 1 2 0 1 0 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 0 32 1 9 2 1 2 2 0 1 0 1 2 2 1 0 1 1 1 2 0 2 2 1 33 1 7 1 2 3 2 0 2 0 2 2 2 0 0 0 2 2 2 1 2 2 1 34 1 7 1 2 3 2 0 1 0 1 2 2 0 0 0 2 0 1 1 2 2 1 35 2 7 1 1 1 2 0 1 0 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 36 2 7 1 1 1 2 0 2 0 0 0 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 0 37 1 7 1 1 1 2 0 0 0 1 2 2 2 0 0 1 0 2 1 2 1 0 38 1 9 2 1 1 2 0 0 0 1 1 2 0 0 0 1 1 1 1 2 1 1 39 1 8 1 1 1 2 1 2 0 1 2 1 0 0 1 1 1 1 1 2 1 1 40 1 8 1 1 1 2 0 0 0 1 2 1 0 0 0 2 1 2 0 2 1 0 41 2 8 1 1 1 2 0 0 0 1 2 1 0 0 0 1 2 1 1 2 2 0 42 2 8 1 1 1 2 0 2 1 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 43 1 8 1 1 2 2 0 1 1 1 2 1 0 0 0 2 0 1 0 2 2 0 44 2 8 1 1 2 2 0 1 0 1 2 2 1 0 1 2 2 2 2 2 2 0 45 2 8 1 2 1 1 0 1 0 1 2 1 1 1 0 1 0 0 0 2 2 1 46 2 8 1 1 1 2 0 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 0 47 1 8 1 1 1 2 0 0 0 1 2 2 1 0 1 2 1 2 1 2 2 1 48 2 8 1 1 1 2 1 2 0 1 2 1 1 0 2 1 2 2 2 2 2 0 49 1 9 2 1 1 2 0 0 0 1 2 1 0 0 1 1 1 1 1 2 1 1 50 1 9 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 0 1 1 2 1 2 2 0 51 1 9 2 1 2 2 0 1 0 1 2 2 0 0 0 2 0 2 1 2 2 0 52 1 10 2 1 1 2 1 1 0 1 2 2 0 1 0 2 0 2 0 2 2 0 53 1 11 2 1 2 2 1 0 1 1 2 2 1 1 2 2 0 2 1 2 2 0 54 1 9 2 1 2 1 0 0 1 2 2 2 0 0 1 2 0 2 0 2 2 1 55 1 9 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 0 0 1 2 0 2 1 2 2 0 56 1 9 2 1 1 2 0 1 0 1 1 1 1 0 0 2 2 2 1 2 2 0 57 1 10 2 1 2 1 0 0 0 1 2 2 0 1 0 1 0 2 0 2 2 1 58 2 9 2 2 3 2 0 1 0 1 2 2 0 0 0 1 0 2 0 2 2 1 59 1 10 2 1 2 1 0 0 0 1 2 0 0 0 0 1 0 2 0 2 1 1 60 2 11 2 1 1 1 1 0 0 1 2 2 0 0 0 2 0 2 0 2 2 0
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
4
Pp18 Pp19 totk
Ppp1 infek jenas jentri jehok cam jcamp ascar ascark tri trik worm wormk jenis
0 1 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 1 1 1 1 1 1 4 315 1 21 1 1113 1 4 0 2 2 1 1 2 1 2 2 5 0 4 105 1 0 4 2 0 1 2 1 1 1 1 2 1 1 63 1 315 1 0 4 4 0 2 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 1 1 1 1 1 1 4 189 1 945 1 889 1 4 0 1 3 1 1 2 1 2 2 5 0 4 315 1 0 4 2 0 1 2 1 1 2 1 2 2 5 0 4 63 1 0 4 2 0 1 3 1 1 1 1 2 1 1 462 1 147 1 0 4 4 0 1 3 1 1 1 1 2 1 1 3675 1 483 1 0 4 4 0 2 1 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 1 3 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 7749 2 294 1 0 4 4 0 2 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 1 2 1 1 2 1 2 2 5 0 4 42 1 0 4 2 0 1 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 1 3 1 1 1 2 1 1 2 987 1 0 4 1869 1 4 0 1 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 1 1 2 2 1 2 5 0 4 0 4 798 1 3 0 1 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1722 1 147 1 0 4 4 0 2 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 1 1 1 2 2 2 5 168 1 0 4 0 4 1 0 1 3 1 1 2 1 2 2 5 0 4 63 1 0 4 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 5 63 1 0 4 0 4 1 0 1 3 1 1 1 2 1 1 2 3738 1 0 4 105 1 4 0 1 3 1 1 1 1 2 1 1 4431 1 42 1 0 4 4
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
5
No sex umur umurk
P1 P2 Pp1 Pp2 Pp3 Pp4 Pp5 Pp6 Pp7 Pp8 Pp9 Pp10 Pp11 Pp12 Pp13 Pp14 Pp15 Pp16 Pp17
61 2 9 2 1 1 2 0 0 0 1 2 2 0 0 1 1 0 2 2 2 1 0 62 1 11 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 0 2 0 2 1 2 1 0 63 1 9 2 1 1 2 0 0 0 2 1 2 0 0 0 1 2 1 2 2 0 0 64 1 10 2 2 3 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 2 0 2 1 2 1 0 65 2 11 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 0 0 2 2 1 0 1 2 2 1 66 1 12 3 1 2 2 0 0 0 1 2 2 1 1 0 1 0 2 0 0 2 0 67 1 10 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 2 2 0 68 1 10 2 1 1 2 0 0 0 1 2 2 0 0 0 1 1 2 2 2 1 1 69 2 10 2 1 2 2 1 0 0 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 0 70 1 11 2 1 1 2 0 1 0 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 71 2 10 2 1 2 1 0 0 0 1 2 2 0 0 0 1 0 2 2 2 2 0 72 2 10 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 0 1 2 2 2 2 2 2 2 73 2 10 2 1 2 1 0 0 0 1 2 2 0 0 0 2 0 2 1 2 2 0 74 2 10 2 1 2 2 0 1 1 1 2 2 0 0 1 1 0 2 2 2 2 0 75 1 12 3 1 1 2 0 0 0 1 1 2 2 0 0 2 0 2 0 0 2 1 76 1 12 3 1 1 2 0 0 0 1 2 2 2 1 0 2 0 1 0 2 2 1 77 2 12 3 1 1 2 0 0 0 1 2 2 1 1 1 2 0 2 2 2 2 0 78 1 12 3 1 2 2 0 1 0 1 2 2 0 0 0 0 0 2 0 2 2 0 79 1 12 3 1 2 2 1 0 0 1 2 2 2 0 1 1 2 1 1 2 2 0 80 1 12 3 1 2 2 0 0 0 1 2 2 1 1 0 0 2 0 0 0 1 1 81 1 11 2 1 2 2 0 0 0 1 1 2 0 0 1 1 1 1 0 2 2 0 82 1 12 3 1 2 2 0 0 0 1 1 2 1 1 1 1 0 1 0 2 2 0 83 1 11 2 1 2 2 0 0 0 1 2 2 1 1 0 1 1 1 1 2 2 1 84 1 11 2 1 2 2 0 0 0 0 2 2 0 0 0 2 0 2 1 0 2 0 85 2 11 2 2 2 2 0 1 0 1 2 2 1 0 1 1 0 2 0 2 2 2 86 1 6 1 1 2 2 0 1 0 1 2 2 0 0 0 2 0 1 0 2 2 1 87 1 6 1 1 2 2 0 0 0 1 2 2 0 0 1 2 0 2 0 2 2 0 88 1 7 1 1 2 2 0 0 0 1 2 2 0 0 1 2 1 1 1 2 2 1 89 2 7 1 1 1 2 0 2 0 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 0 90 1 7 1 1 1 2 0 1 0 1 2 2 1 0 1 1 1 2 1 2 2 1
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
6
Pp18 Pp19 totk
Ppp1 infek jenas jentri jehok cam jcamp ascar ascark tri trik worm wormk jenis
1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 441 1 0 4 789 1 4 0 2 2 1 1 2 2 1 2 5 0 4 0 4 1680 1 3 0 1 3 1 1 2 1 1 1 3 0 4 882 1 63 1 4 1 2 3 1 1 1 1 1 1 4 8652 2 63 1 1638 1 4 0 2 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 1 3 1 1 1 2 1 1 2 714 1 0 4 1533 1 4 0 1 3 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 1 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 1 3 1 1 1 2 1 1 2 168 1 0 4 84 1 4 1 2 1 1 1 1 2 2 2 5 1533 1 0 4 0 4 1 0 1 3 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 1 2 1 1 1 2 2 2 5 42 1 0 4 0 4 1 0 1 3 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 3 1 1 2 1 1 1 3 0 4 21 1 147 1 4 0 1 2 1 1 2 1 2 2 5 0 4 21 1 0 4 2 0 1 3 1 1 1 2 1 1 2 6867 2 0 4 903 1 4 0 1 3 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 1 3 1 1 1 2 2 2 5 252 1 0 4 0 4 1 0 1 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 1 3 1 1 1 2 2 2 5 6825 2 0 4 0 4 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1008 1 168 1 0 4 4 0 1 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 1 2 1 1 1 2 2 2 5 2541 1 0 4 0 4 1 0 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2352 1 0 4 1869 1 4 0 2 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 1 2 1 1 1 2 2 2 5 84 1 0 4 0 4 1
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
7
No sex umur umurk
P1 P2 Pp1 Pp2 Pp3 Pp4 Pp5 Pp6 Pp7 Pp8 Pp9 Pp10 Pp11 Pp12 Pp13 Pp14 Pp15 Pp16 Pp17
91 1 7 1 1 1 2 0 0 0 1 2 2 1 0 0 2 0 2 0 2 2 0 92 1 6 1 2 3 2 0 1 0 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 0 93 2 6 1 1 1 0 0 0 0 1 2 2 1 1 1 2 0 2 0 2 2 0 94 2 6 1 2 3 2 0 0 0 1 2 2 0 0 2 2 0 2 2 2 2 0 95 1 6 1 2 3 2 0 1 0 1 2 2 1 0 0 2 0 2 0 2 2 1 96 1 6 1 2 3 2 0 1 0 1 2 2 0 0 2 2 2 2 1 2 2 0 97 1 6 1 2 3 2 0 0 0 1 2 2 0 0 2 2 0 2 2 2 2 0 98 1 6 1 1 1 2 0 0 0 1 2 2 0 0 2 2 0 2 1 2 2 0 99 1 6 1 1 1 2 2 2 0 1 2 2 0 0 2 2 0 2 2 2 2 0
100 2 6 1 1 1 2 0 2 2 1 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 101 2 6 1 2 3 2 0 2 2 1 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 102 1 6 1 1 1 2 2 0 0 1 2 2 0 0 1 1 0 2 2 2 2 1 103 1 7 1 1 1 2 0 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 2 2 0 104 1 7 1 1 1 2 0 0 0 1 2 2 0 0 0 2 0 2 1 2 2 1 105 1 9 2 1 1 2 0 1 0 1 2 2 0 0 1 2 1 2 0 2 2 0 106 2 8 1 2 3 2 0 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 107 1 9 2 1 1 2 0 2 0 2 2 2 0 0 0 2 0 2 1 2 2 1 108 1 7 1 2 3 2 0 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 1 2 2 0 109 2 7 1 1 1 2 0 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 1 2 2 0 110 2 7 1 1 1 2 1 2 0 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 111 2 7 1 1 1 2 0 2 0 2 2 1 0 0 2 2 2 2 1 2 2 0 112 2 7 1 1 1 2 0 1 0 1 2 1 1 0 0 1 0 2 1 2 2 0 113 1 7 1 2 3 2 0 1 1 1 2 2 1 0 1 2 1 1 2 2 2 1 114 1 7 1 1 1 2 0 0 0 1 2 2 0 0 1 2 0 1 0 2 2 0 115 1 8 1 1 2 2 0 0 0 1 2 2 1 0 2 2 1 2 2 2 2 0 116 2 7 1 1 1 2 0 1 0 1 2 2 0 0 0 2 0 2 1 2 2 0 117 2 8 1 2 3 2 0 2 0 1 2 2 1 0 1 2 0 2 1 2 2 0 118 2 7 1 1 1 0 2 0 2 2 2 1 0 2 2 1 2 1 2 2 2 0 119 1 7 1 1 1 2 0 0 0 1 2 2 0 0 1 1 0 2 0 2 2 0 120 2 7 1 1 1 2 0 2 0 2 2 2 0 0 1 1 0 2 1 2 2 0
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
8
Pp18 Pp19 totk
Ppp1 infek jenas jentri jehok cam jcamp ascar ascark tri trik worm wormk jenis
0 1 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 252 1 84 1 0 4 4 0 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1743 1 42 1 0 4 4 1 1 2 1 1 2 2 1 2 5 0 4 0 4 504 1 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 4 9450 2 63 1 294 1 4 0 2 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 1 2 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 2 1 1 2 2 2 5 63 1 0 4 0 4 1 0 2 2 1 1 2 1 1 1 3 0 4 294 1 42 1 4 0 2 2 1 1 2 1 2 2 5 0 4 147 1 0 4 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2688 1 0 4 504 1 4 0 2 2 1 1 1 2 2 2 5 4515 1 0 4 0 4 1 0 2 2 1 1 1 1 1 1 4 2163 1 63 1 189 1 4 0 1 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 1 1 1 2 1 1 2 4557 1 0 4 651 1 4 2 2 1 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 1 1 1 1 1 1 4 903 1 63 1 252 1 4 2 2 1 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 1 1 2 2 1 2 5 0 4 0 4 2247 2 3 0 2 1 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 1 1 1 2 1 1 2 504 1 0 4 588 1 4 0 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1575 1 0 4 378 1 4 1 2 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 1 3 1 1 2 1 2 2 5 0 4 63 1 0 4 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 1 1 2 2 1 2 5 0 4 0 4 339 1 3 0 2 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1008 1 0 4 1029 1 4 0 1 3 1 1 1 2 2 2 5 210 1 0 4 0 4 1 0 2 2 1 1 2 1 1 1 3 0 4 63 1 861 1 4
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
9
No sex umur umurk
P1 P2 Pp1 Pp2 Pp3 Pp4 Pp5 Pp6 Pp7 Pp8 Pp9 Pp10 Pp11 Pp12 Pp13 Pp14 Pp15 Pp16 Pp17
121 1 7 1 1 2 2 0 2 0 1 2 2 0 0 1 1 0 2 0 0 1 1 122 1 7 1 1 1 2 0 2 0 1 2 2 1 0 1 1 1 1 1 2 2 0 123 2 12 3 1 1 2 0 0 0 1 2 2 1 0 2 2 2 2 1 2 2 0 124 2 8 1 2 3 2 0 0 0 1 2 1 0 0 0 1 1 2 1 0 1 0 125 1 8 1 1 1 2 0 1 0 1 2 2 0 0 1 1 1 2 1 2 2 0 126 2 8 1 2 1 2 0 2 0 1 2 2 1 0 1 1 1 2 2 2 1 0 127 1 8 1 1 2 2 0 1 0 1 2 2 0 0 0 2 1 1 0 2 2 0 128 2 8 1 2 3 2 0 2 0 1 2 2 1 0 1 2 2 1 2 2 2 0 129 2 9 2 2 3 2 0 2 0 1 2 2 2 0 2 2 2 2 1 0 1 0 130 1 8 1 1 1 2 0 0 0 1 2 2 0 0 2 2 2 2 1 2 2 0 131 2 8 1 1 1 2 0 2 2 1 2 2 1 0 1 1 1 2 2 0 2 0 132 1 8 1 1 1 2 0 2 1 1 2 2 2 0 2 2 2 1 1 2 2 0 133 1 8 1 1 1 2 0 2 0 2 1 2 2 0 0 2 2 2 1 2 2 0 134 2 8 1 1 1 2 0 0 0 1 2 2 0 0 0 2 1 2 1 2 2 0 135 2 8 1 2 3 2 0 2 0 1 2 2 0 0 2 0 0 1 0 0 1 0 136 1 7 1 2 3 2 0 2 0 2 2 2 1 0 2 2 2 2 2 0 1 0 137 2 9 2 1 1 2 2 0 1 2 2 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 2 138 1 8 1 1 1 2 0 0 0 1 2 2 1 0 1 2 2 2 1 2 2 1 139 2 9 2 2 3 2 0 2 0 1 2 2 0 0 1 2 1 2 0 2 2 0 140 1 9 2 1 1 2 0 2 0 1 1 2 0 0 1 2 0 2 0 2 2 0 141 1 8 1 1 1 2 0 0 0 1 1 2 0 0 2 2 0 1 0 2 2 0 142 1 8 1 1 1 2 0 0 0 1 2 2 1 0 1 1 0 1 0 2 2 0 143 2 8 1 2 3 2 0 2 0 2 2 2 1 0 1 2 1 1 1 2 2 0 144 1 8 1 1 2 2 0 0 1 2 2 0 0 0 2 1 1 1 2 2 0 0 145 1 11 2 1 2 2 2 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 2 2 0 146 2 10 2 2 3 2 0 0 0 2 1 1 0 0 1 1 1 2 1 2 2 2 147 1 10 2 1 2 2 0 2 0 1 2 2 0 1 0 2 0 2 1 2 2 0 148 2 9 2 2 3 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 149 1 10 2 2 3 2 0 2 0 2 0 2 2 2 1 2 0 2 1 2 1 2 150 1 10 2 1 1 2 0 1 1 2 2 1 0 0 0 0 2 0 1 0 1 1
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
10
Pp18 Pp19 totk
Ppp1 infek jenas jentri jehok cam jcamp ascar ascark tri trik worm
wormk jenis
0 1 3 1 1 1 1 2 1 1 84 1 42 1 0 4 4 0 2 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 1 2 3 1 1 2 1 2 2 5 0 4 42 1 0 4 2 0 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2058 1 189 1 0 4 4 0 1 2 1 1 1 2 2 2 5 168 1 0 4 0 4 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 1 2 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 1 1 2 2 1 2 5 0 4 0 4 504 1 3 0 2 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 1 1 1 2 1 1 2 378 1 0 4 294 1 4 0 2 2 1 1 1 2 2 2 5 1806 1 0 4 0 4 1 0 2 3 1 1 2 1 2 2 5 0 4 21 1 0 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 1 1 2 1 1 1 3 0 4 441 1 42 1 4 0 2 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 1 1 1 2 2 2 5 84 1 0 4 0 4 1 0 1 3 1 1 1 2 2 2 5 63 1 0 4 0 4 1 0 1 3 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 525 1 21 1 0 4 4 0 2 3 1 1 1 2 2 2 5 147 1 0 4 0 4 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 5 63 1 0 4 0 4 1 0 2 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 1 2 1 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 1 2 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 1 3 1 1 1 2 1 1 2 7056 2 0 4 273 1 4
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
11
No sex umur umurk
P1 P2 Pp1 Pp2 Pp3 Pp4 Pp5 Pp6 Pp7 Pp8 Pp9 Pp10 Pp11 Pp12 Pp13 Pp14 Pp15 Pp16 Pp17
151 2 9 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 1 0 0 1 2 2 2 2 2 1 152 1 9 2 1 2 2 2 0 0 1 2 2 0 0 1 2 1 2 1 2 2 0 153 2 9 2 1 2 2 0 2 0 1 2 2 0 0 0 2 1 2 0 1 2 0 154 2 9 2 1 2 2 0 2 1 2 2 0 0 0 0 2 2 2 2 2 2 0 155 2 9 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 0 1 1 1 2 1 0 1 0 156 2 9 2 1 2 2 0 1 0 1 1 2 0 0 1 2 0 2 1 2 2 0 157 2 9 2 2 3 2 1 2 0 1 2 2 1 1 1 2 0 2 0 2 2 1 158 1 10 2 1 2 2 0 1 1 1 2 1 1 0 1 2 1 2 1 0 2 0 159 2 9 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 160 1 9 2 1 2 2 0 2 0 1 2 2 0 0 0 2 0 1 1 2 2 0 161 2 10 2 1 1 2 0 0 0 1 2 2 0 0 1 2 1 2 0 0 2 0 162 2 9 2 1 2 2 0 0 1 1 2 1 0 0 1 2 0 2 0 0 1 0 163 2 9 2 1 1 2 1 2 0 2 0 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 0 164 2 9 2 1 2 2 0 2 0 1 2 2 2 0 2 1 2 1 0 2 2 0 165 2 9 2 2 3 2 1 0 0 1 1 2 0 0 2 1 2 2 1 2 1 0 166 1 13 3 2 3 2 0 0 0 1 2 2 0 0 0 2 0 2 0 0 1 1 167 2 10 2 1 1 2 0 0 0 1 2 2 1 0 0 2 0 2 0 2 2 1 168 2 11 2 1 1 2 1 0 1 2 2 2 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 169 1 11 2 1 2 2 0 0 0 1 2 2 0 0 0 2 0 2 1 2 1 0 170 1 13 3 1 2 1 0 0 0 2 2 2 1 1 0 1 0 2 1 2 2 0 171 2 11 2 1 2 2 0 0 0 1 2 2 0 0 1 2 0 2 0 2 2 0 172 2 10 2 1 1 2 0 0 0 1 2 2 0 0 2 2 0 2 0 2 2 0 173 1 10 2 2 3 2 0 0 0 1 1 2 0 0 0 1 0 2 1 2 1 1 174 1 11 2 1 1 2 0 0 0 1 2 2 0 0 0 1 0 2 1 2 1 0 175 1 11 2 1 2 2 0 0 0 1 2 2 0 0 0 0 0 2 1 2 2 0 176 2 10 2 1 1 2 1 0 0 1 1 2 0 0 0 1 0 1 0 2 2 0 177 2 10 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 0 0 1 2 178 1 10 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 0 0 0 2 0 2 1 0 2 2 179 2 10 2 1 2 2 1 0 1 1 2 2 1 0 1 2 0 2 1 2 2 0 180 1 10 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 0 2 2 2 0 2 0 2 2 2
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
12
Pp18 Pp19 totk
Ppp1 infek jenas jentri jehok cam jcamp ascar ascark tri trik worm wormk jenis
2 2 1 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 1 1 2 1 2 2 5 0 4 63 1 0 4 2 0 2 2 1 1 2 1 2 2 5 0 4 21 1 0 4 2 0 2 2 1 1 1 1 2 1 1 82 1 42 1 0 4 4 0 2 2 1 1 1 2 2 2 5 2394 1 0 4 0 4 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 5 0 4 42 1 0 4 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 1 2 1 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 5838 2 231 1 0 4 4 0 1 3 1 1 1 1 2 1 1 3192 1 63 1 0 4 4 0 2 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 1 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 441 1 63 1 0 4 4 2 1 3 1 1 1 2 2 2 5 273 1 0 4 0 4 1 0 2 2 1 1 1 1 2 1 1 6888 2 357 1 0 4 4 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 84 1 42 1 0 4 4 0 1 3 1 1 1 2 2 2 5 294 1 0 4 0 4 1 0 1 2 1 1 2 1 1 1 3 0 4 84 1 357 1 4 0 2 2 1 1 2 1 2 2 5 0 4 21 1 0 4 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 1 1 3 1 1 1 1 1 1 4 21 1 42 1 1638 1 4 0 2 3 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 1 3 1 1 2 1 2 2 5 0 4 378 1 0 4 2 0 1 3 1 1 2 1 2 2 5 0 4 189 1 0 4 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1827 1 147 1 0 4 4 0 1 2 1 1 1 2 2 2 5 588 1 0 4 0 4 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 5 0 4 126 1 0 4 2
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
13
No sex umur umurk
P1 P2 Pp1 Pp2 Pp3 Pp4 Pp5 Pp6 Pp7 Pp8 Pp9 Pp10 Pp11 Pp12 Pp13 Pp14 Pp15 Pp16 Pp17
181 1 12 3 1 2 1 1 0 0 1 1 2 1 0 0 1 1 1 1 2 1 0 182 2 11 2 1 2 2 0 0 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 0 183 1 12 3 2 1 2 1 0 1 1 2 2 1 1 0 1 1 2 1 2 2 0 184 2 12 3 2 3 2 0 2 1 1 2 2 1 1 0 2 2 2 2 2 2 0 185 2 12 3 2 3 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 0 186 2 12 3 1 1 2 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 2 0 2 2 0 187 1 11 2 1 1 2 0 2 1 2 2 2 1 1 0 1 1 2 1 2 2 0 188 1 12 3 2 3 2 1 2 1 1 2 2 2 1 0 1 1 0 2 0 2 2 189 2 12 3 2 1 2 1 0 0 1 1 2 1 1 0 1 1 2 2 2 2 0 190 1 11 2 1 2 2 0 1 0 1 2 2 1 0 1 1 0 2 0 2 2 0 191 1 11 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 0 1 1 2 2 1 192 1 11 2 1 1 2 1 1 0 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 0 193 2 11 2 2 3 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 0 194 2 11 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 0 195 2 12 3 2 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 2 1 196 2 12 3 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 0 2 2 1 197 1 12 3 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 198 1 12 3 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 199 1 11 2 2 3 2 1 0 0 2 2 2 0 1 1 1 0 2 1 0 1 0 200 1 11 2 2 2 2 0 1 1 1 1 2 0 0 0 1 1 2 0 2 2 0 201 1 12 3 2 3 2 1 2 0 1 2 2 2 2 0 1 0 2 1 2 2 2 202 1 12 3 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 0
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
14
Pp18 Pp19 totk
Ppp1 infek jenas jentri jehok cam jcamp ascar ascark tri trik worm wormk jenis
0 1 3 1 1 1 1 2 1 1 210 1 63 1 0 4 4 0 2 1 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 2 1 2 1 1 2 1 2 2 5 0 4 189 1 0 4 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 2 2 1 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 1 3 1 1 2 2 1 2 5 0 4 0 4 84 1 3 0 2 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 2 2 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1722 1 0 4 441 1 4 0 1 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 63 1 0 4 147 1 4 0 2 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 2 2 1 1 1 1 2 2 2 5 84 1 0 4 0 4 1 0 1 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 2 1 3 1 1 2 1 2 2 5 0 4 84 1 0 4 2 0 2 2 1 1 1 2 2 2 5 147 1 0 4 0 4 1 0 2 1 1 1 1 2 2 2 5 105 1 0 4 0 4 1 0 2 2 1 1 2 2 1 2 5 0 4 0 4 42 1 3 2 2 2 1 1 2 1 2 2 5 0 4 63 1 0 4 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 5 84 1 0 4 0 4 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5 0 2 2 2 2 2 2 2 2 5 0 4 0 4 0 4 5
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
1
Output Analisis Univariat dan Bivariat
1. Prevalensi kejadian kecacingan
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Positif 114 56.4 56.4 56.4
Negatif 88 43.6 43.6 100.0 Total 202 100.0 100.0
2. Prevalensi kejadian kecacingan berdasarkan jenis cacing Ascaris lumbricoides
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Ascaris
lumbricoides 78 38.6 38.6 38.6
Negatif 124 61.4 61.4 100.0 Total 202 100.0 100.0 Trichuris trichiura
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Trichuris trichiura 57 28.2 28.2 28.2 Negatif 145 71.8 71.8 100.0 Total 202 100.0 100.0
Hookworm
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Hookworm 41 20,3 20,3 20,3 Negatif 161 79,7 79,7 100,0 Total 202 100,0 100,0
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
2
3. Proporsi kejadian kecacingan berdasarkan jenis infeksi cacing
Jenis cacing yang menginfeksi anak SD * Infeksi kecacingan pada anak SD Crosstabulation
30 0 30
100,0% ,0% 100,0%
26,3% ,0% 14,9%
14,9% ,0% 14,9%21 0 21
100,0% ,0% 100,0%
18,4% ,0% 10,4%
10,4% ,0% 10,4%9 0 9
100,0% ,0% 100,0%
7,9% ,0% 4,5%
4,5% ,0% 4,5%54 0 54
100,0% ,0% 100,0%
47,4% ,0% 26,7%
26,7% ,0% 26,7%0 88 88
,0% 100,0% 100,0%
,0% 100,0% 43,6%
,0% 43,6% 43,6%114 88 202
56,4% 43,6% 100,0%
100,0% 100,0% 100,0%
56,4% 43,6% 100,0%
Count% within Jenis cacingyang menginfeksianak SD% within Infeksikecacingan pada anakSD% of TotalCount% within Jenis cacingyang menginfeksianak SD% within Infeksikecacingan pada anakSD% of TotalCount% within Jenis cacingyang menginfeksianak SD% within Infeksikecacingan pada anakSD% of TotalCount% within Jenis cacingyang menginfeksianak SD% within Infeksikecacingan pada anakSD% of TotalCount% within Jenis cacingyang menginfeksianak SD% within Infeksikecacingan pada anakSD% of TotalCount% within Jenis cacingyang menginfeksianak SD% within Infeksikecacingan pada anakSD% of Total
Ascaris lumbricoides
Trichuris trichiura
Hookworm
Campuran
Negatif
Jenis cacing yangmenginfeksi anakSD
Total
Positif Negatif
Infeksi kecacinganpada anak SD
Total
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
3
4. Jenis Infeksi Cacing Campuran Anak Sekolah Dasar
jenis sth * Jenis cacing yang menginfeksi anak SD Crosstabulation
30 0 0 0 0 30100,0% ,0% ,0% ,0% ,0% 100,0%
100,0% ,0% ,0% ,0% ,0% 14,9%
0 21 0 0 0 21,0% 100,0% ,0% ,0% ,0% 100,0%
,0% 100,0% ,0% ,0% ,0% 10,4%
0 0 9 0 0 9,0% ,0% 100,0% ,0% ,0% 100,0%
,0% ,0% 100,0% ,0% ,0% 4,5%
0 0 0 22 0 22,0% ,0% ,0% 100,0% ,0% 100,0%
,0% ,0% ,0% 40,7% ,0% 10,9%
0 0 0 18 0 18,0% ,0% ,0% 100,0% ,0% 100,0%
,0% ,0% ,0% 33,3% ,0% 8,9%
0 0 0 6 0 6,0% ,0% ,0% 100,0% ,0% 100,0%
,0% ,0% ,0% 11,1% ,0% 3,0%
0 0 0 8 0 8,0% ,0% ,0% 100,0% ,0% 100,0%
,0% ,0% ,0% 14,8% ,0% 4,0%
0 0 0 0 88 88,0% ,0% ,0% ,0% 100,0% 100,0%
,0% ,0% ,0% ,0% 100,0% 43,6%
30 21 9 54 88 20214,9% 10,4% 4,5% 26,7% 43,6% 100,0%
100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
Count% within jenis sth% within Jenis cacingyang menginfeksianak SDCount% within jenis sth% within Jenis cacingyang menginfeksianak SDCount% within jenis sth% within Jenis cacingyang menginfeksianak SDCount% within jenis sth% within Jenis cacingyang menginfeksianak SDCount% within jenis sth% within Jenis cacingyang menginfeksianak SDCount% within jenis sth% within Jenis cacingyang menginfeksianak SDCount% within jenis sth% within Jenis cacingyang menginfeksianak SDCount% within jenis sth% within Jenis cacingyang menginfeksianak SDCount% within jenis sth% within Jenis cacingyang menginfeksianak SD
ascar
tri
hok
ascar + tri
ascar + hok
tri + hok
ascar + tri + hok
negatif
jenissth
Total
Ascarislumbricoides
Trichuristrichiura Hookworm Campuran Negatif
Jenis cacing yang menginfeksi anak SD
Total
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
4
5. Karakteristik Anak Sekolah Dasar
Umur responden
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid 6-8 tahun 98 48.5 48.5 48.5
9-11 tahun 80 39.6 39.6 88.1 ≥ 12 tahun 24 11.9 11.9 100.0 Total 202 100.0 100.0
Jenis kelamin
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid laki-laki 116 57.4 57.4 57.4
perempuan 86 42.6 42.6 100.0 Total 202 100.0 100.0
Makan obat cacing 6 bulan terakhir
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid < 6 bulan 37 18.3 18.3 18.3
≥ 6 bulan 165 81.7 81.7 100.0 Total 202 100.0 100.0
6. Lingkungan Anak Sekolah Dasar
Responden Yang mempunyai jamban (WC)
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Tidak Ada 155 76.7 76.7 76.7 Ada 47 23.3 23.3 100.0 Total 202 100.0 100.0
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
5
Tempat biasa pembuangan tinja
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Kebun 105 52.0 52.0 52.0 Sembarangan 58 28.7 28.7 80.7 Jamban Sendiri 39 19.3 19.3 100.0 Total 202 100.0 100.0 Personal Higiene
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Baik 20 9.9 9.9 9.9
Sedang 138 68.3 68.3 78.2 Buruk 44 21.8 21.8 100.0 Total 202 100.0 100.0
7. Berat Ringannya Infeksi Kecacingan Anak Sekolah Dasar
Ascaris lumbricoides
Infeksi ascaris * Berat ringannya infeksi Ascaris lumbricoides Crosstabulation
70 8 0 7827.0 3.1 47.9 78.0
89.7% 10.3% .0% 100.0%34.7% 4.0% .0% 38.6%
0 0 21 217.3 .8 12.9 21.0
.0% .0% 100.0% 100.0%
.0% .0% 10.4% 10.4%0 0 9 9
3.1 .4 5.5 9.0.0% .0% 100.0% 100.0%.0% .0% 4.5% 4.5%
0 0 6 62.1 .2 3.7 6.0
.0% .0% 100.0% 100.0%
.0% .0% 3.0% 3.0%0 0 88 88
30.5 3.5 54.0 88.0.0% .0% 100.0% 100.0%.0% .0% 43.6% 43.6%
70 8 124 20270.0 8.0 124.0 202.0
34.7% 4.0% 61.4% 100.0%34.7% 4.0% 61.4% 100.0%
CountExpected Count% within Infeksi ascaris% of TotalCountExpected Count% within Infeksi ascaris% of TotalCountExpected Count% within Infeksi ascaris% of TotalCountExpected Count% within Infeksi ascaris% of TotalCountExpected Count% within Infeksi ascaris% of TotalCountExpected Count% within Infeksi ascaris% of Total
ascar
tri
hok
tri + hok
negatif
Infeksiascaris
Total
Ringan Sedang Negatif
Berat ringannya infeksi Ascarislumbricoides
Total
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
6
Hookworm Infeksi hookworm * Berat ringannya infeksi Hookworm Crosstabulation
0 0 30 30
.0% .0% 100.0% 100.0%
0 0 21 21
.0% .0% 100.0% 100.0%
39 2 0 41
95.1% 4.9% .0% 100.0%
0 0 22 22
.0% .0% 100.0% 100.0%
0 0 88 88
.0% .0% 100.0% 100.0%
39 2 161 202
19.3% 1.0% 79.7% 100.0%
Count% within InfeksihookwormCount% within InfeksihookwormCount% within InfeksihookwormCount% within InfeksihookwormCount% within InfeksihookwormCount% within Infeksihookworm
ascar
tri
hok
ascar + tri
negatif
Infeksihookworm
Total
Ringan Sedang NegatifBerat ringannya infeksi Hookworm
Total
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
7
8. Crosstabs Umur Anak Sekolah Dasar
Umur responden * Infeksi kecacingan pada anak SD Crosstabulation
51 47 9855.3 42.7 98.0
52.0% 48.0% 100.0%
44.7% 53.4% 48.5%
25.2% 23.3% 48.5%48 32 80
45.1 34.9 80.0
60.0% 40.0% 100.0%
42.1% 36.4% 39.6%
23.8% 15.8% 39.6%15 9 24
13.5 10.5 24.0
62.5% 37.5% 100.0%
13.2% 10.2% 11.9%
7.4% 4.5% 11.9%114 88 202
114.0 88.0 202.0
56.4% 43.6% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0%
56.4% 43.6% 100.0%
CountExpected Count% within Umurresponden% within Infeksikecacinganpada anak SD% of TotalCountExpected Count% within Umurresponden% within Infeksikecacinganpada anak SD% of TotalCountExpected Count% within Umurresponden% within Infeksikecacinganpada anak SD% of TotalCountExpected Count% within Umurresponden% within Infeksikecacinganpada anak SD% of Total
6-8 tahun
9-11 tahun
>12 tahun
Umurresponden
Total
Positif Negatif
Infeksi kecacinganpada anak SD
Total
Chi-Square Tests
1.542a 2 .4621.545 2 .462
1.416 1 .234
202
Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
0 cells (.0%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is 10.46.
a.
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
8
9. Crosstabs Jenis Kelamin Responden
Jenis kelamin * Infeksi kecacingan pada anak SD Crosstabulation
64 52 11665.5 50.5 116.0
55.2% 44.8% 100.0%
56.1% 59.1% 57.4%
31.7% 25.7% 57.4%50 36 86
48.5 37.5 86.058.1% 41.9% 100.0%
43.9% 40.9% 42.6%
24.8% 17.8% 42.6%114 88 202
114.0 88.0 202.056.4% 43.6% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0%
56.4% 43.6% 100.0%
CountExpected Count% within Jenis kelamin% within Infeksikecacingan pada anakSD% of TotalCountExpected Count% within Jenis kelamin% within Infeksikecacingan pada anakSD% of TotalCountExpected Count% within Jenis kelamin% within Infeksikecacingan pada anakSD% of Total
laki-laki
perempuan
Jenis kelamin
Total
Positif Negatif
Infeksi kecacinganpada anak SD
Total
Chi-Square Tests
.177b 1 .674
.077 1 .782
.177 1 .674.774 .391
.176 1 .675
202
Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona
Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 37.47.
b.
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
9
10. Crosstabs Kepemilikan Jamban Responden
Responden Yang mempunyai jamban (WC) * Infeksi kecacingan pada anak SD Crosstabulation
88 67 15587.5 67.5 155.0
56.8% 43.2% 100.0%
77.2% 76.1% 76.7%
43.6% 33.2% 76.7%26 21 47
26.5 20.5 47.0
55.3% 44.7% 100.0%
22.8% 23.9% 23.3%
12.9% 10.4% 23.3%114 88 202
114.0 88.0 202.0
56.4% 43.6% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0%
56.4% 43.6% 100.0%
CountExpected Count% within RespondenYang mempunyaijamban (WC)% within Infeksikecacingan padaanak SD% of TotalCountExpected Count% within RespondenYang mempunyaijamban (WC)% within Infeksikecacingan padaanak SD% of TotalCountExpected Count% within RespondenYang mempunyaijamban (WC)% within Infeksikecacingan padaanak SD% of Total
Tidak Ada
Ada
Responden Yangmempunyai jamban (WC)
Total
Positif Negatif
Infeksi kecacinganpada anak SD
Total
Chi-Square Tests
.031b 1 .860
.000 1 .993
.031 1 .860.868 .495
.031 1 .860
202
Pearson Chi-SquareContinuity Correction a
Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.48.
b.
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
10
11. Crosstabs Tempat Biasa Pembuangan Tinja Tempat biasa pembuangan tinja * Infeksi kecacingan pada anak SD Crosstabulation
59 46 10559.3 45.7 105.0
56.2% 43.8% 100.0%
51.8% 52.3% 52.0%
29.2% 22.8% 52.0%36 22 58
32.7 25.3 58.0
62.1% 37.9% 100.0%
31.6% 25.0% 28.7%
17.8% 10.9% 28.7%19 20 39
22.0 17.0 39.0
48.7% 51.3% 100.0%
16.7% 22.7% 19.3%
9.4% 9.9% 19.3%114 88 202
114.0 88.0 202.0
56.4% 43.6% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0%
56.4% 43.6% 100.0%
CountExpected Count% within Tempat biasapembuangan tinja% within Infeksikecacingan pada anakSD% of TotalCountExpected Count% within Tempat biasapembuangan tinja% within Infeksikecacingan pada anakSD% of TotalCountExpected Count% within Tempat biasapembuangan tinja% within Infeksikecacingan pada anakSD% of TotalCountExpected Count% within Tempat biasapembuangan tinja% within Infeksikecacingan pada anakSD% of Total
Kebun
Sembarangan
Jamban Sendiri
Tempat biasapembuangantinja
Total
Positif Negatif
Infeksi kecacinganpada anak SD
Total
Chi-Square Tests
1.696a 2 .4281.696 2 .428
.250 1 .617
202
Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
0 cells (.0%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is 16.99.
a.
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
11
12. Crosstabs Personal Higiene Responden Total Personal Higiene * Infeksi kecacingan pada anak SD Crosstabulation
7 13 2011.3 8.7 20.0
35.0% 65.0% 100.0%
6.1% 14.8% 9.9%
3.5% 6.4% 9.9%71 67 138
77.9 60.1 138.0
51.4% 48.6% 100.0%
62.3% 76.1% 68.3%
35.1% 33.2% 68.3%36 8 44
24.8 19.2 44.0
81.8% 18.2% 100.0%
31.6% 9.1% 21.8%
17.8% 4.0% 21.8%114 88 202
114.0 88.0 202.0
56.4% 43.6% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0%
56.4% 43.6% 100.0%
CountExpected Count% within TotalPersonal Higiene% within Infeksikecacingan padaanak SD% of TotalCountExpected Count% within TotalPersonal Higiene% within Infeksikecacingan padaanak SD% of TotalCountExpected Count% within TotalPersonal Higiene% within Infeksikecacingan padaanak SD% of TotalCountExpected Count% within TotalPersonal Higiene% within Infeksikecacingan padaanak SD% of Total
Baik
Sedang
Buruk
Total PersonalHigiene
Total
Positif Negatif
Infeksi kecacinganpada anak SD
Total
Chi-Square Tests
16.664a 2 .00017.861 2 .000
15.810 1 .000
202
Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
0 cells (.0%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is 8.71.
a.
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
12
13. Crosstabs Makan Obat Cacing
Frekuensi makan obat cacing * Infeksi kecacingan pada anak SD Crosstabulation
113 52 16593.1 71.9 165.0
68.5% 31.5% 100.0%
99.1% 59.1% 81.7%
55.9% 25.7% 81.7%1 36 37
20.9 16.1 37.0
2.7% 97.3% 100.0%
.9% 40.9% 18.3%
.5% 17.8% 18.3%114 88 202
114.0 88.0 202.0
56.4% 43.6% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0%
56.4% 43.6% 100.0%
CountExpected Count% within Frekuensimakan obat cacing% within Infeksikecacingan padaanak SD% of TotalCountExpected Count% within Frekuensimakan obat cacing% within Infeksikecacingan padaanak SD% of TotalCountExpected Count% within Frekuensimakan obat cacing% within Infeksikecacingan padaanak SD% of Total
>= 6 bulan
< 6 bulan
Frekuensi makanobat cacing
Total
Positif Negatif
Infeksi kecacinganpada anak SD
Total
Chi-Square Tests
53.194b 1 .00050.552 1 .00061.838 1 .000
.000 .000
52.931 1 .000
202
Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona
Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.12.
b.
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
13
Jawaban Atas Pertanyaan Kuesioner
No Pernyataan Atas Pertanyaan untuk Personal Higiene
Jawaban Total A B C
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % 1 Sebelum makan apakah adik mencuci
tangan? 118 93,1 12 5,9 2 1,0 202 100
2 Apakah sebelum makan adik mencuci tangan dengan sabun?
13 6,4 51 25,3 138 68,3 202 100
3 Setelah buang air besar apakah adik mencuci tangan?
58 28,7 58 28,7 86 42,6 202 100
4 Apakah setelah buang air besar adik mencuci tangan dengan sabun?
13 6,4 46 22,8 143 70,8 202 100
5 Berapa kali adik mandi satu hari? 39 19,3 161 79,7 2 1,0 202 100 6 Setiap kali mandi apakah adik
menggunakan sabun? 173 85,6 24 11,9 5 2,5 202 100
7 Apakah adik sering makan sambil bermain di tanah?
172 85,1 26 12,9 4 2,0 202 100
8 Setelah bermain di tanah apakah adik membersihkan kaki dan tangan?
23 11,4 84 41,6 95 47,0 202 100
9 Apakah setelah bermain di tanah adik mencuci kaki dan tangan dengan sabun?
13 6,4 48 23,8 141 69,8 202 100
10 Apakah adik menggunakan alas kaki setiap bermain diluar rumah?
46 22,8 74 36,6 82 40,6 202 100
11 Pada waktu istirahat sekolah apakah adik memakai sepatu setiap kali bermain?
125 61,9 69 34,1 8 4,0 202 100
12 Apakah seminggu sekali adik memotong kuku?
45 22,3 66 32,7 91 45,0 202 100
13 Apakah adik sering menggigit kuku ketika sedang bermain?
160 79,2 34 16,8 8 4,0 202 100
14 Lihat keadaan kuku anak (observasi) 51 25,2 94 46,5 57 28,2 202 100 15 Dari mana sumber air minum adik? 175 86,6 2 1,2 25 12,4 202 100 16 Lihat kondisi air bersih (tidak berbau,
tidak berasa, tidak berwarna) (observasi) 167 82,7 32 15,8 3 1,5 202 100
17 Lihat ketersediaan saluran pembuangan air limbah di rumah. (observasi)
15 7,4 49 24,3 138 68,3 202 100
18 Lihat letak WC? (observasi)
26 12,9 21 10,4 155 76,7 202 100
19 Apakah adik selalu meminum air yang sudah dimasak dengan matang?
137 67,8 63 31,2 2 1.0 202 100
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008