Home Visit Tb Paru

download Home Visit Tb Paru

of 11

description

home visit

Transcript of Home Visit Tb Paru

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

KEPANITERAAN KLINIK SENIORLAPORAN HOME VISITEWILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYUI. Identitas Pasien

a. Nama: Nisab. Umur: 24 thnc. TB/BB : 160 cm /53 kgd. Jenis kelamin: Perempuane. Pendidikan terakhir: Tidak Bersekolahf. Pekerjaan: Tidak bekerjag. Alamat: RT 04 Kelurahan Solok Sipinh. Suku: Melayu II. Anamnesis

a) Keluhan Utama

Batuk 2 bulan.b) Riwayat Penyakit SekarangBatuk kering 2 bulan batuk terus menerus dan terjadi pada malam hari dan disertai demam yang naik turun pada malam hari.c) Riwayat Penyakit DahuluRiwayat mengalami keluhan yang sama disangkald) Riwayat Penyakit Keluarga

Ayah pasien adalah penderita TB Paru dan telah mengkonsumsi obat selama 6 bulan. Namun ayah pasien tidak minum obat secara teratur sehingga masih tetap mengalami batuk-batuk yang lama. e) Riwayat Sosial Ekonomi

Status Perkawinan

: belum menikahJumlah Anak

: -Jumlah Saudara

: 5 saudaraStatus Ekonomi Keluarga: rendahPasien tinggal bersama ibunya. Pasien tinggal dirumah sewa yang berada di kelurahan solok sipin untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari pasien dibiayai oleh ibunya yang bekerja sebagai tukang urut keliling. f) Riwayat Kebiasaan

Menurut ibu pasien, sebelum sakit pasien adalah anak yang lincah walaupun memiliki keterbatasan namun pasien masih bisa mengerjakan pekerjaan rumah, namun jika berada di luar rumah pasien sering minum minuman bekas orang lain tanpa melihat apakah orang tersebut sakit atau tidak.III. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Composmentis

2. Pengukuran Tanda Vital :

Tekanan Darah : 120/80 mmhg

Nadi

: 88x per menit, reguler, isi cukup

Suhu

: 37C

Respirasi

: 20x/menit, reguler

Kepala:

Bentuk

: Simetris, rambut berwarna hitamMata

: Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-

cekung -/-Telinga

: simetris, otore (-)Hidung

: Epistaksis -/- , sekret -/-Mulut

: Bibir sianosi (-), Mukosa basah (+)Leher

: pembesaran KGB (-)

Thoraks

Inspeksi

:Bentuk dan gerakan pernafasan simetris ki/ka,benjolan(-),edema(-)Palpasi

: Krepitasi (-), nyerti tekan (-)

Perkusi

: sonor pada kedua lapangan paru

Auskultasi: vesicular (+), wheezing (-), rhonkhi (-)

Jantung

Inspeksi

: dalam batas normal (dbn)

Palpasi

: iktus cordis teraba (dbn), nyeri tekan (-)

Perkusi

: batas jantung dbn

Auskultasi: BJ I/II Normal

Abdomen

Inspeksi

: simetris, bentuk perut datar

Palpasi

:Hepar tidak teraba, nyeri tekan (-), tahanan(-)

Perkusi

: Timpani

Auskultasi: Peristaltik/bising usus (-)

Ekstremitas

Atas

: Akral hangat +/+, edema -/-

Bawah

: Akral hangat +/+, edema-/-IV. Diagnosis

Tuberculosis ParuV. Terapi

Non Farmakologis:

Bed Rest tidak total

Diharapkan agar penderita mengurangi aktivitas berat yang dapat mengurangi daya tahan tubuh penderita serta banyak istirahat. Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) 1600 Kalori

Diharapkan agar penderita makan makanan yang bergizi tinggiyang terdiri dari sumber energi (Karbohidrat, seperti nasi), zat pengatur dan vitamin (seperti sayur-sayuran dan buah-buahan), dan zat pembangun (protein hewani dan nabati seperti,ikan,telur,tahu,tempe), juga minum susu untuk meningkatkan daya tahan tubuh sehingga mencegah kekambuhan penyakit TB Paru. Olah raga

Diharapkan penderita dapat menjaga kesehatan tubuhnya dengan melakukan olah raga ringan seperti jalan pagi hari di lingkungan sekitar..Farmakologis :

1. Berikan Oral Anti TBC (OAT) dengan kombinasi tetap (KDT)

Berat BadanTahap Intensif tiap Hari

RHZE (150/75/400/275) + STahap Lanjutan 3 kali seminggu

RH (150/150) + E (400)

Selama 56 hariSelama 28 hariSelama 20 minggu

30-37 kg2 tab 4KDT + 500 mg streptomisin inj.2 tab 4KDT2 tab 2KDT + 2 tab Etambutol

38-54 kg3 tab 4KDT + 750 MG Streptomisin injeksi3 tab 4KDT3 tab 2KDT + 3 tab Etambutol

55-70 kg4 tab 4KDT + 1000mg Streptomisin injeksi4 tab 4KDT4 tab 2KDT + 4 tab Etambutol

71 kg5 tab 4KDT + 1000 mg streptomisin injeksi5 tab 4KDT5 tab 2 KDT + 5 tab Etambutol

2. Vitamin B kompleks dengan dosis 3 tablet/hari.3. Karena pasien ada hipertensi diberikan captopril 2x25 mg.

VI. Prognosis

Quo ad vitam

: Dubia ad bonam

Quo ad fungsionam : Dubia ad bonamVII. Pengamatan Rumah

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, rumah yang ditempati pasien saat ini belum memenuhi standar kriteria rumah sehat, dengan kondisi sebagai berikut:1. Bangunan Rumah

rumah pasien memiliki 1 ruang tamu, namun tidak memiliki kamar tidur,sehingga kamar tidur dibuat dengan member sekat antara ruang tamu dan dapur. Jumlah penghuni di rumah pasien yaitu 2 orang.

2. Lantai

Lantai rumah lembab. Lantai terbuat semen.

3. Atap dan dindingAtap rumah pasien terbuat dari seng tanpa dek. Dinding rumah pasien terbuat dari bahan semen dan triplek. Dinding rumah saat kunjungan tidak basah dan lembab.4. Ventilasi dan jendela

Terdapat 1 ruang tamu dengan 4 jendela , 2 buah jendela menghadap ke depan yang bersatu dan jendela jarang dibuka karena ibu pasien bilang panas matahari yang terik masuk kedalam rumah kalau jendela dibuka. dan 2 buah jendela menghadap kesamping dan tidak pernah dibuka karena hendle rusak. Kamar yang disekat antara ruang tamu dan dapur terdapat sebuah jendela yang tidak pernah dibuka dan banyak baju yang di gantung disebelah tempat tidur. Tempat tidur pasien dan ibunya berada dalam satu dipan yang ditutupi kelambu.5. Terdapat 1 buah dapur yang berdekatan dengan WCPencahayaan pada rumah bagian depan dapat dikategorikan cukup baik, yaitu di bagian ruang tamu. Sedangkan di bagian kamar dan dapur tidak terlalu terang atau mendapatkan cahaya yang kurang terang.

6. Fasilitas di rumah

Penyediaan air : Di dalam rumah pasien menggunakan air pam. Untuk mandi dan mencuci pakaian, sedangkan untuk masak pasien menggunakan air gallon yang di beli di depot air minum. Pembuangan tinja : Dirumah pasien terdapat 1 wc tanpa atap yang bersatu dengn kamar mandi. Pembuangan air limbah (air bekas) : Pembuangan air limbah rumah pasien ini mengalir ke got besar, keadaan got terlihat ada air tergenang dan sampah dan persis terletak disebelah dinding rumah pasien. Pembuangan sampah : tidak ada tong sampah disekitar rumah pasien, sampah hanya ditumpuk untuk sementara waktu dan kemudian dibuang tempat lokasi pembuangan sampah yang jaraknya jauh dari rumah pasien.

Fasilitas dapur : Kondisi dapur rumah pasien lumayan besar namun tidak memiliki ventilasi sehingga asap masakan masuk kedalam rumah. Ruang tamu : Ruang tamu terdapat dua pintu jendela, namun tidak pernah dibukak karena telah rusak sehingga pencahayaan dirumah pasien sangat minim. Pekarangan/serambi : pasien tidak memiliki perkarangan rumah hanya ada sedikit teras yang langsung berhadapan dengan jalan setapak yang sering di lalui oleh penduduk.

VIII. Pengamatan Lingkungan

Pasien tinggal di kawasan lingkungan yang padat penduduk dan sempit karena pasien tinggal dibedeng yang tidak ada jarak antara rumah terlihat hanya bagian sebelah kanan rumah yang mempunyai jendela, sementara bagian kiri rumah tidak mempunyai jendela karena berdempetan rapat dengan rumah tetangga. Lingkungan tempat tinggal pasien juga berhadapan dengan aliran air got.

IX. Hasil wawancara dan pengamatan Keluarga /hubungan keluarga:

Pasien hanya tinggal berdua bersama ibunya dirumah sedangkan ayahnya tinggal di desa bersama kakaknya yang tertua. Untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari pasien di biayai oleh ibunya. Karena pasien memiliki keterbatasan fisik Dari hasil wawancara yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa Hubungan pasien dengan anak dan keluarganya baik.X. Hasil wawancara dan pengamatan perilaku kesehatan pasien dan keluarga:Dari hasil wawancara dan pengamatan yang telah dilakukan, ayah pasien adalah penderita TB Paru namun, keluarga yang tinggal serumah dengan ayah pasien tidak pernah di periksa kesehatannya karena tidak memiliki keluhan. Setelah 2 bulan tinggal bersama ayahnya pasien mulai mengalami batuk yang tidak sembuh-sembuh. Pernah berobat namun batuk pasien hanya sembuh sementara.Pasien juga jarang berolahraga dan jarang mencuci tangan dengan sabun. Pasien kadang membuang dahaknya tidak pada tempatnya atau pada wadah (lysol) yang telah di siapkan melainkan membuang dahaknya di luar di halaman depan atau dibelakang rumah. XI. Analisis pasien secara holistik

a. Hubungan diagnosis penyakit dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, rumah yang ditempati pasien saat ini belum memenuhi standar kriteria rumah sehat dan lingkungan tempat tinggal belum memenuhi standar lingkungan yang sehat dikarenakan pasien tinggal dibedeng yang tidak ada jarak antara rumah, tinggal di dekat aliran air got, kurangnya pencahayaan dalam rumah, kurangnya ventilasi. Jelas, hal ini ada hubungannya dengan kemungkinan kambuhnya penyakit tuberkulosis paru yang dialami pasien. Tetapi keadaan rumah seperti yang dimiliki pasien pada saat ini juga berpotensi menyebabkan penyakit lain seperti diare, dbd, malaria, dll. Salah satu anggota rumah pasien juga ada yang menderita batuk lama dan sesak nafas sehingga ada kemungkinan berhubungan dengan penyakit pasien.

b. Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan keluarga

Didalam keluarga pasien berhubungan baik dengan semua anggota keluarga dan sebelum pasien terinfeksi ayah pasien menderita penyakit yang sama dengan pasien, Sehingga terdapat hubungan antara penyakit yang diderita pasien dengan penyakit yang diderita ayah pasien. c. Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga

Perilaku kesehatan pasien tergolong kurang baik, hal ini tergambar dari kebiasaan hidup pasien sebelum sakit yaitu jarang membuka jendela rumah sehingga rumah tampak gelap dan lembab, selain ituXII. Alternatif pemecahan Masalah1. Malakukan penemuan Kasus Tb Paru dengan melakukan pemeriksaan BTA mikroskopis dan Pendataan penderita TB Paru maupun relap2. Obat yang diawasi secara langsung, bisa diawasi oleh tenaga kesehatan atau kader yang bertempat tinggal dekat dengan pasien dan juga bisa diawasi oleh anggota keluarga sendiri.3. Meningkatkan pelayanan kesehatan promotif tentang pentingnya PHBS dan tentang penyakit TB Paru, mulai dari penyebab, cara penularan, gejala klinis dan pengobatan penyakit TB Paru.4. Serta meningkatkan pelayanan kesehatan preventif penyakit menular, sehingga tidak terjadi penularan yang lebih luas dan menjaga satatus gizi tetap dalam kondisi baik, serta memberikan konseling tentang kriteria rumah sehat.a. Promotif Menjelaskankepadapasien dan keluarga mengenai pengetahuan tentang pengertian penyakit tb paru.

Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab penyakit tb paru

Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejal tb paru

Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai akibat penyakit tb paru tidak diobati

Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai cara merawat dengan tb paru

Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang menggunakan tempat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan tb paru misalnya pada puskesmas, rumah sakit pemerintah/swasta, dll. b. Preventif

Menjaga kebersihan lingkungan baik didalam maupun diluar rumah. Sebaiknya menutup mulut atau menggunakan masker ketika batuk atau bersin. Membuang dahak yang benar pada tempat khusus dengan di si Lysol dan bila dahak sudah penuh ditimbun di dalam tanah Sirkulasi udara dan pencahayaan dirumah harus cukup dan baik. Menerapkan pola hidup sehat dengan cara : istirahat yang cukup, olahraga dan lakukan aktivitas fisik ringan secara teratur, makan makanan bergizi seimbang, terutama yang banyak mengandung protein dan mencuci tangan dengan sabun.XIII. Anjuran-anjuran penting yang dapat memberi semangat dan mempercepat penyembuhan pada pasien:

Bapak penyakit bapak ini merupakan penyakit yang menular danbisa disembuhkan bila menjalankan pengobatan dengan teratur sesuai jadwal, dosis, dan tepat waktu serta melakukan perilaku hidup sehat baik diri sendiri maupun lingkungan rumah sehingga penyakit yang dialami tidak terulang kembali daan menularkan kepada orang lain. Hal-hal yang dapat bapak lakukan seperti: Bagi keluarga jangan terlalu dekat cukup intim dengan pasien apalagi saat berbicara atau batuk, agar tidak tertular langsung kuman TB dari pasien. Saat batuk sebaiknya di tutup kain atau masker.

Membuka jendela pada pagi hari sampai sore hari, agar rumah mendapat sinar matahari dan udara yang cukup. Menjemur kasur, bantal dan guling secara teratur 1 kali seminggu

Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni dalam satu kamar tidak lebih dari 3 orang

Menjaga kebersihan diri, rumah dan lingkungan disekitar rumah

Lantai disemen/diplester atau dipasang tegel/keramik

Diusahakan agar penderita tidak meludah di sembarang tempat yang mengakibatkan kuman TB dapat berterbangan dan terhirup oleh anggota keluarga yang lain dan usahakan membuang dahak padatempat khusus yang sudah di isi Lysol dan setelah itu dibuang di kamar mandi.

selalu mencuci tangan dengan sabun.

Istirahat yang cukup dan hindari tidur larut malam. Olahraga dan lakukan aktivitas fisik ringan secara teratur

Kurangi makan makanan yang bergaram,makan berlemak dan bersantan karena bisa memperburuk hipertensi pasien.

Makan makanan bergizi seimbang, terutama yang banyak mengandung protein.

Dan, apabila ada oranglain yang memiliki gejala seperti penyakit ini, segera diajak untuk diperiksa ke puskesmas terdekatXIV. Asupan Nutrisi Pada Pasien Untuk melawan tuberkulosis, pasien harus mengkonsumsi makanan bergizidengan asupan yang seimbang, yang terdiri dari sumber energi (Karbohidrat, seperti nasi), zat pengatur dan vitamin (seperti sayur-sayuran dan buah-buahan), dan zat pembangun (protein hewani dan nabati seperti,ikan,telur,tahu,tempe) Tujuannya untuk menambah stamina agar tetap sehat.Danjauhi makanan olahan seperti gula dan roti putih, alkohol dan rokok.Dengan pengobatan dan suplemen gizi yang tepat, pasien TB dapat hidup normal dengan berat badan ideal.Untuk hipertensinya,pasien harus menjaga pola makan seperti makan makanan yang tidak terlalu asin, pasien harus makan makanan yang tinggi serat seperti perbanyak konsumsi sayur, buah-buahan seperti apel, pir, pisang dan lain-lain kecuali anggur, duren, kelengkeng, sawo, rambutan dan duku. Kurangi makan makanan berlemak dan kolestrol seperti daging, ayam, kacang-kacangan.Kurangi makan makanan yang bersantan, makanan dalam kaleng, penggunaan penyedap, makanan yang diawetkan seperti ikan asin.LAMPIRAN 7