Hiv Dalam Kehamilan

27
HIV DALAM KEHAMILAN Fahmi Awaluddin C 111 09 344 PEMBIMBING dr. Jerisatrio Samban T. SUPERVISOR dr. Ny. Suzanna S. Pakasi, Sp.OG

description

slide hiv dalam kehamilan

Transcript of Hiv Dalam Kehamilan

HIV DALAM KEHAMILAN

HIV DALAM KEHAMILANFahmi AwaluddinC 111 09 344

PEMBIMBINGdr. Jerisatrio Samban T.

SUPERVISORdr. Ny. Suzanna S. Pakasi, Sp.OGPendahuluan Human Immunodeficiency Virus (HIV)Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah suatu virus RNA dari famili Retrovirus dan subfamily Lentiviridae

PATOGENESIS

CARA PENULARAN

Transmisi SeksualHubungan seksual yang tidak aman, heteroseksual/homoseksualTransmisi Non SeksualMelalui darah/cairan tubuh/semen/organ donor yang ditransplantasiTransmisi perinatalTransmisi vertikal dari ibu yang terinfeksi HIV ke janin6PENULARAN HIV PADA KEHAMILANFaktor Ibu Hamil: jumlah virus, jumlah CD4, status gizi, penyakit infeksi gangguan payudaraFaktor Bayi: usia kehamilan & BBL, periode pemberian ASI, luka di mulut bayiFaktor Obstetrik: jenis persalinan, lama persalinan, KPD, episiotomiintrauterinintrapartumPasca persalinan7RESIKO PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAKWaktu RisikoSelama hamil 5 10 %Bersalin 10 20 %Menyusui 5 20 %Risiko penularan keseluruhan 20 50 %8PENGARUH HIV TERHADAP KEHAMILAN PrematuritasKematian janin dalam kandunganGejala dan Tanda Klinis diduga Infeksi HIVKeadaan Umum Kehilangan BB>10% dari BB dasar Demam (terus-menerus atau intermiten, temperatur oral >37,5oC) > 1 bulan Diare (terus menerus atau intermiten) > 1 bulan Limfadenopati meluas Kulit PPE (Papular preuritic eruption )* dan kulit kering yang luas* merupakan dugaan kuat infeksi HIV. Beberapa kelainan seperti kutil genital (genital warts), folikulitis dan psoriasis sering terjadi pada ODHA tapi tidak selalu terkait dengan HIV 10Infeksi jamur :Kandidiasis oral* Dermatitis seboroikKandidiasis vagina berulang

Infeksi Viral :Herpes zoster (berulang atau melibatkan lebih dari satu dermatom)* Herpes genital (berulang) Moluskum kontagiosum Kondiloma

Gangguan pernafasan Batuk > 1 bulanSesak napasTuberculosisPneumonia berulangSinusitis kronis atau berulang

Gejala neurologis :Nyeri kepala yang semakin parah (terus menerus dan tidak jelas penyebabnya) Kejang demamMenurunnya fungsi kognitif

*Keadaan tersebut merupakan dugaan kuat terhadap infeksi HIV

PENEGAKAN DIAGNOSISStadiumDiagnosis Klinik Stadium I Asimptomatik Limphadenopati generalisata persisten Pembesaran KGB > 1 cm, tidak nyeri pada 1 atau 2 tempat dengan sebab yang tidak diketahui dan persisten selama 3 bulan atau lebih Stadium II BB turun 10 % BB sebelumnya BB turun tanpa sebab yang jelas. Tampak kurus, BMI < 18,5 kg/m2atau BB turun pada kehamilan Diare kronik lebih dari 1 bulan Diare kronik lebih dari 1 bulan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya Demam persisten Demam persisten lebih dari 1 bulan Kandidiasis oral persisten Berupa pseudomembraneus berwarna putih atau erythematous form TB ( berulang) Gejala kronik : batuk, batuk darah, sesak, nyeri dada, BB turun, keringat malam, demam. Dengan sputum BTA + atau sputum BTA dengan gambaran radiologis yang mendukung. Infeksi bakteri berat (pneumonia, meningitis, empiema, pyomiositis, infeksi tulang dan sendi, septicemia, PID) Demam disertai gejala dan tanda spesifik, dan merespon terhadap pemberian antibiotic. Acute necrotizing ulcerative gingivitis atau necrotizing ulcerative periodontitis.Papilla gingival ulserasi, sangat nyeri, gigi tanggal, perdarahan, bau mulut tidak sedap, dll. Stadium IV HIV wasting sindrom BB turun > 10% , wasting, BMI < 18.5 kg/m2 Disertai salah satu : Diare kronik > 1 bulan tanpa sebab yang jelas Atau Demam > 1 bulan tanpa sebab yang jelas Pneumocystis pneumonia Dispnoe on exertion atau batuk tidak produktif, takipneu, dan demam. Dan CXR : infiltrate difus bilateral Dan Tidak ada bukti infeksi pneumonia bacterial, krepitasi bilateral, dan auskultasi dengan atau tanpa obs jalan nafas Pneumonia bacterial rekuren 2x selama 6 bulan terakhir, onset akut (2500501-600Stadium II1001-2500351-500Stadium III501-1000200-300Stadium IV 1000 kopi/L atauPemberian ARV dimulai pada usia kehamilan 36 minggu20Pemberian ART pada Ibu Hamil & Menyusui Rekomendasi terbaru WHO 2013Semua wanita hamil dan menyusui dengan HIV harus memulai triple-ARV yang harus dipertahankan selama terdapat risiko penularan dari ibu ke anak. Wanita yang memenuhi kriteria diatas dan mendapatkan pengobatan ARV harus dilanjutkan seumur hidup.Untuk alasan program dan operasional, semua wanita hamil dan menyusui dengan HIV harus memulai ARV sebagai pengobatan seumur hidup.Di beberapa negara, pada wanita yang tidak memenuhi syarat untuk pemberian ARV disarankan untuk menghentikan rejimen ARV selama risiko penularan dari ibu ke anak telah berhenti.Pemberian obat ARV untuk pencegahan HIV dari Ibu ke bayi menurut WHO 2013 Untuk IBU :Lini Pertama: TDF (Tenofovir disoproxil fumarate)+ 3 TC (atau FTC/emtricitabine) + EFV (evafirenz) sebanyak 1 kali sehari pada ibu yang hamil dan sedang menyusui, termasuk ibu yang berada dalam trimester pertama kehamilanLini Kedua: 2 NRTI (Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor) + PI (Ritonavir boosted Protease Inhibitor)Untuk bayi :Profilaksis NVP (Niverapin) setiap hari selama 6 minggu setelah lahirnya bayi atau post partum apabila HIV diidentifikasi dan jika bayinya sedang menerima makanan penganti, maka harus diberikan profilaksis NVP setiap hari (atau AZT/zidovudine dua kali sehari).

Pemberian obat ARV untuk pencegahan HIV dari Ibu ke bayi menurut WHO 2013

24Regimen ARVUsia BayiDosisAZT(rekomendasi hanya pada bayi dengan makanan pengganti)Sampai Usia 6 minggu2000-2499 gram 2500 gram10 mg, 2x sehari15 m, 2x sehariNVPSampai Usia 6 minggu :2000-2499 gram 2500 gram10 mg, 1x sehari15 m, 1x sehari>6 minggu 6 bulan20 mg, 1x sehari>6bulan 9 bulan30 mg, 1x sehari>9 bulan berakhirnya periode menyusui40 mg, 1x sehariPemberian obat ARV untuk pencegahan HIV dari Ibu ke bayi menurut WHO 2013 ASPEK PSIKOSOSIAL PENDERITA HIV

Sampai sekarang di masyarakat masih terdapat mitos bahwa penyakit AIDS merupakan penyakit fatal yang tak dapat disembuhkan. Selain itu AIDS juga dihubungkan dengan perilaku tertentu seperti hubungan seks bebas, hubungan seks sesama jenis dan sebagainya. Odha dengan demikian dianggap merupakan orang yang melakukan perilaku yang menyimpang dari norma yang dianut. Akibatnya Odha sering dikucilkan dan tidak mendapat pertolongan yang sewajarnya. Ketika seorang diberitahu bahwa dia terinfeksi HIV maka responsnya beragam.TeRima kasih