Hipotesis Makalah Mtht

3
A. Hipotesis Berdasarkan dari keluhan utama pasien yaitu kedua lubang hidung tersumbat yang semakin lama semakin berat, maka hipotesis tentang masalah tersebut : a. Polip hidung Polip hidung adalah massa lunak yang mengandung banyak cairan di dalam rongga hidung, berwarna putih keabu-abuan, yang terjadi akibat inflamasi mukosa. Polip dapat timbul pada penderita laki-laki maupun perempuan, dari usia anak-anak sampai usia lanjut. Keluhan utama penderita polip nasi adalah hidung rasa tersumbat dari yang ringan sampai berat, rinore mulai yang jernih sampai purulen, hiposmia atau anosmia. Mungkin disertai bersin-bersin, rasa nyeri pada hidung disertai sakit kepala di daerah frontal. Bila disertai infeksi sekunder mungkin didapati post nasal drip dan rinore purulen. Gejala sekunder yang dapat timbul ialah bernafas melalui mulut, suara sengau, halitosis, gangguan tidur dan penurunan kualitas hidup. 1 b. Sinusitis Sinusitis merupakan inflamasi mukosa sinus paranasal. Umumnya disertai atau dipicu oleh rinitis sehingga sering disebut rinosinusitis. Penyebab utamanya ialah selesma (common cold) yang merupakan infeksi virus, yang selanjutnya dapat diikuti oleh infeksi bakteri. Keluhan utama rinosinusitis akut ialah hidung tersumbat disertai nyeri/rasa tekanan pada muka dan ingus purulen, yang seringkali turun ke tenggorok (post nasal drip). Dapat disertai gejala sistemik seperti demam dan lesu. Keluhan sinusitis kronik tidak khas sehingga sulit didiagnosis. 1 c. Rhinitis Rinitis pada pasien ini kemungkinan rinitis alergi dan rinitis non alergi (vasomotor dan medikamentosa).

description

Hipotesis Makalah Mtht

Transcript of Hipotesis Makalah Mtht

A. HipotesisBerdasarkan dari keluhan utama pasien yaitu kedua lubang hidung tersumbat yang semakin lama semakin berat, maka hipotesis tentang masalah tersebut :

a. Polip hidung

Polip hidung adalah massa lunak yang mengandung banyak cairan di dalam rongga hidung, berwarna putih keabu-abuan, yang terjadi akibat inflamasi mukosa. Polip dapat timbul pada penderita laki-laki maupun perempuan, dari usia anak-anak sampai usia lanjut.

Keluhan utama penderita polip nasi adalah hidung rasa tersumbat dari yang ringan sampai berat, rinore mulai yang jernih sampai purulen, hiposmia atau anosmia. Mungkin disertai bersin-bersin, rasa nyeri pada hidung disertai sakit kepala di daerah frontal. Bila disertai infeksi sekunder mungkin didapati post nasal drip dan rinore purulen. Gejala sekunder yang dapat timbul ialah bernafas melalui mulut, suara sengau, halitosis, gangguan tidur dan penurunan kualitas hidup.1 b. Sinusitis

Sinusitis merupakan inflamasi mukosa sinus paranasal. Umumnya disertai atau dipicu oleh rinitis sehingga sering disebut rinosinusitis. Penyebab utamanya ialah selesma (common cold) yang merupakan infeksi virus, yang selanjutnya dapat diikuti oleh infeksi bakteri.

Keluhan utama rinosinusitis akut ialah hidung tersumbat disertai nyeri/rasa tekanan pada muka dan ingus purulen, yang seringkali turun ke tenggorok (post nasal drip). Dapat disertai gejala sistemik seperti demam dan lesu. Keluhan sinusitis kronik tidak khas sehingga sulit didiagnosis.1c. Rhinitis

Rinitis pada pasien ini kemungkinan rinitis alergi dan rinitis non alergi (vasomotor dan medikamentosa). Rinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitasi denga alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan alergen spesifik tersebut. Gejalanya berupa berupa bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantai oleh Ig E.Rinitis non alergi terdiri dari rinitis vasomotor dan rinitis medikamentosa. Rinitis vasomotor adalah suatu keadaan idiopatik yang didiagnosis tanpa adanya infeksi, alergi, eosinofilia, perubahan hormonal (kehamilan, hipertiroid), dan pajanan obat (kontrasepsi oral, antihipertensi, B-bloker, aspirin, klorpromazin dan obat topikal hidung dekongestan). Gejalanya mirip dengan rinitis alergi, namun gejala yang dominan adalah hidung tersumbat, bergantian kiri dan kanan, tergantung pada posisi pasien. Selain itu terdapat rinore yang mukoid atau serosa. Gejala dapat memburuk pada pagi hari waktu bangun tidur oleh karena adanya perubahan suhu yang ekstrim, udara lembab, dan juga asap rokok dan sebagainya.

Rinitis medikamentosa adalah suatu kelainan hidung berupa gangguan respons normal vasomotor yang diakibatkan oleh pemakaian vasokonstriktor topikal (tetes hidung atau semprot hidung) dalam waktu lama dan berlebihan sehingga menyebabkan sumbatan hidung yang menetap. Gejalanya pasien mengeluh hidungnya tersumbat terus menerus dan berair.1d. Kelainan septum

Kelainan septum yang sering ditemukan ialah deviasi septum, hematoma septum, dan abses septum. Penyebab utama dari kelainan septum adalah trauma. Keluhan yang paling sering pada deviasi septum ialah sumbatan hidung, bisa unilateral atau bilateral sebab pada sisi deviasi terdapat konka hipotrofi sedangkan pada sisi sebelahnya terjadi konka yang hipertrofi sebagai akibat mekanisme kompensasi. Keluhan yang menonjol pada hematoma septum ialah sumbatan hidung dan rasa nyeri. Gejala abses septum ialah hidung tersumbat progresif disertai dengan rasa nyeri berat, terutama terasa di puncak hidung juga terdapat demam dan sakit kepala.1e. Tumor hidung

Tumor hidung pada umumnya jarang ditemukan, baik yang jinak maupun yang ganas. Gejala tergantung dari asal primer tumor serta arah dan perluasannya. Tumor yang meluas ke arah nasal akan menyebabkan gejala nasal berupa obstruksi hidung unilateral dan rinorea. Sekretnya sering bercampur darah atau terjadi epistaksis. Tumor yang besar dapat mendesak tulang hidung sehingga terjadi deformitas hidung. Khas pada tumor ganas ingusnya berbau karena mengandung jaringan nekrotik.1Daftar Pustaka

1. Soetjipto D, Endang M, Wardani R S. Sumbatan Hidung. In: Soepardi E A, Iskandar N, Bashiruddin J, Editors. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. 6th ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2007. p. 123-4, 126-8, 135-7, 150, 178.