hipertensi

14
1 GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA DENGAN NORMOTENSI DAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIANYAR I PERIODE BULAN NOVEMBER TAHUN 2013 Putri Rossyana Dewi 1 , I Wayan Sudhana 2 Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 1 Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK Universitas Udayana/RSUP Sanglah 2 ABSTRAK Hipertensi menjadi salah satu fokus perhatian kesehatan di dunia, terutama di negara berkembang dan merupakan penyebab kesakitan serta kematian yang tinggi di seluruh dunia. Peningkatan jumlah penderita hipertensi terutama pada lansia dengan segala masalah biopsikososial yang ditimbulkan telah berakibat pada penurunan kualitas hidup penderitanya. Rancangan penelitian ini adalah studi potong lintang deskriptif untuk melihat gambaran kualitas hidup lansia yang mengalami hipertensi dan normotensi di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Gianyar I Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar bulan November tahun 2013. Pada penelitian ini, jumlah responden terbanyak adalah lansia kelompok lanjut usia (62.1%), jenis kelamin perempuan (65.5%), tingkat pendidikan tidak tamat SD atau tidak sekolah (53.4%), tidak bekerja atau pensiunan (70.7%), pendamping hidup (suami/istri) masih ada (74.1%), dan mempunyai riwayat penyakit kronis selain hipertensi (53.4%). Untuk riwayat tekanan darah, yang normal dan hipertensi dalam jumlah sama. Prevalensi status tekanan darah tinggi pada lansia sebesar 51.7%. Kualitas kesehatan fisik lansia buruk (62.1%), kualitas psikologis buruk (70.4%), kualitas personal sosial baik (51.7%), dan kualitas lingkungan baik (60.3%).Kualitas hidup lansia secara umum baik pada normotensi (57.1%), buruk pada hipertensi (56.7%). Kualitas kesehatan fisik buruk pada normotensi (57.1%), buruk pada hipertensi (66.7%). Kualitas psikologis buruk pada normotensi (67.9%), buruk pada hipertensi (73.3%). Kualitas personal sosial baik dan buruk dalam jumlah sama pada normotensi (50.0%), baik pada hipertensi (53.3%). Kualitas lingkungan baik pada normotensi (57.1%), baik pada hipertensi (63.3%). Kesimpulan dalam penelitian ini ada kualitas hidup lansia hipertensi lebih buruk dibandingkan lansia normotensi. Kata Kunci: Hipertensi, Kualitas Hidup, Lansia

description

penelitian tentang hipertensi 1

Transcript of hipertensi

Page 1: hipertensi

1

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA DENGANNORMOTENSI DAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS GIANYAR IPERIODE BULAN NOVEMBER TAHUN 2013

Putri Rossyana Dewi1, I Wayan Sudhana2

Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana1

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK Universitas Udayana/RSUP Sanglah2

ABSTRAK

Hipertensi menjadi salah satu fokus perhatian kesehatan di dunia, terutama di negaraberkembang dan merupakan penyebab kesakitan serta kematian yang tinggi di seluruhdunia. Peningkatan jumlah penderita hipertensi terutama pada lansia dengan segalamasalah biopsikososial yang ditimbulkan telah berakibat pada penurunan kualitashidup penderitanya. Rancangan penelitian ini adalah studi potong lintang deskriptifuntuk melihat gambaran kualitas hidup lansia yang mengalami hipertensi dannormotensi di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Gianyar I KecamatanGianyar, Kabupaten Gianyar bulan November tahun 2013. Pada penelitian ini,jumlah responden terbanyak adalah lansia kelompok lanjut usia (62.1%), jenis kelaminperempuan (65.5%), tingkat pendidikan tidak tamat SD atau tidak sekolah (53.4%),tidak bekerja atau pensiunan (70.7%), pendamping hidup (suami/istri) masih ada(74.1%), dan mempunyai riwayat penyakit kronis selain hipertensi (53.4%). Untukriwayat tekanan darah, yang normal dan hipertensi dalam jumlah sama. Prevalensistatus tekanan darah tinggi pada lansia sebesar 51.7%. Kualitas kesehatan fisik lansiaburuk (62.1%), kualitas psikologis buruk (70.4%), kualitas personal sosial baik(51.7%), dan kualitas lingkungan baik (60.3%).Kualitas hidup lansia secara umumbaik pada normotensi (57.1%), buruk pada hipertensi (56.7%). Kualitas kesehatanfisik buruk pada normotensi (57.1%), buruk pada hipertensi (66.7%). Kualitaspsikologis buruk pada normotensi (67.9%), buruk pada hipertensi (73.3%). Kualitaspersonal sosial baik dan buruk dalam jumlah sama pada normotensi (50.0%), baikpada hipertensi (53.3%). Kualitas lingkungan baik pada normotensi (57.1%), baikpada hipertensi (63.3%). Kesimpulan dalam penelitian ini ada kualitas hidup lansiahipertensi lebih buruk dibandingkan lansia normotensi.

Kata Kunci: Hipertensi, Kualitas Hidup, Lansia

Page 2: hipertensi

2

QUALITY OF LIFE IN ELDERLY WITH NORMOTENSION ORHYPERTENSION IN PUSKESMAS GIANYAR 1 AREA OF

WORK DURING NOVEMBER 2013

ABSTRACT

Hypertension has become one of the main health focus in the world, especiallywithin developing countries. Hypertension is main cause of high morbidity rateworldwide. An increasing number of hypertensive patients primarily in elderlypatients with biopsychosocial problems, caused a decline in patients quality of life.The method of this research is descriptive cross sectional to determine characteristiccof quality of life among elderly with hypertension and normotension as control in“Posyandu Lansia” in Puskesmas Gianyar I area of work, within November 2013.The result shows the majority of the respondents are the late age elderly (62.1%),females (65.5%), did not complete elementary school/never enrolled in schools(53.4%), non workers or retired workers (70.7%), living companionship(husband/wife) (74.1%), with chronic disease comorbid beside hypertension (53.4%).The amount of respondents with hypertension and normotension are equal. Theprevalence of high blood pressure among elderly is 51.7%. Bad quality of physicalfitness (62.1%), bad psychological insight (70.4%), good quality of personality andsocial skills (51.7%), and good environmental condition (60.3%). Good quality oflife among normotensive elderly (57.1%), and bad among hypertensive elderly(56.7%). Quality of physical fitness among normotensive elderly are bad (57.1%),and also bad among hypertensive elderly (66.7%). Bad quality of psychologicalinsight among normotensive and hypertensive elderly (67.9% & 73.3% respectively).Quality of personality and social skills are equal among normotensive elderly, andgood among hypertensive elderly (53.3%). Quality of life are good among bothnormotensive and hypertensive elderly (57.1% & 63,3% respectively). Theconclusion of this research is hypertensive elderly patients have bad quality of lifeand normotensive elderly patients have good quality of life.

Keywords: Hypertension, Quality of Life, Elderly

PENDAHULUANLatar Belakang

Hipertensi menjadi salah satu fokusperhatian kesehatan di dunia, terutama dinegara berkembang dan merupakanpenyebab kesakitan serta kematian yangtinggi di seluruh dunia. Hipertensi adalahsuatu keadaan dimana terjadi peningkatantekanan darah sistolik ≥ 140 mm Hg atautekanan darah diastolik ≥ 90 mm Hgsesuai dengan kriteria The Seventh Reportof The Joint National Committee on

Prevention, Detection, Evaluation, andTreatment of High Blood Pressure (JNC7). Kematian yang ditimbulkanmerupakan akibat dari komplikasihipertensi yang tidak terkontrol. Angkaproportional mortality rate akibathipertensi di seluruh dunia mencapai 13%atau 8 juta kematian setiap tahunnya.Selain itu, hipertensi juga merupakanpenyebab terbanyak kunjungan ke pusatpelayanan kesehatan primer, yaknisebanyak 13,1% dari total kunjungan.1,2,3

Page 3: hipertensi

3

Angka penderita hipertensi terusmeningkat seiring dengan meningkatnyaumur penduduk. Berdasarkan hasilRiskesdas Balitbangkes tahun 2007,hipertensi tampak meningkat sesuaipeningkatan umur responden. Prevalensihipertensi pada responden yang berumur45-54 tahun (42,40%), 55-64 tahun(53,70%), 65-74 tahun (63,50%), dan >75tahun (67,30%). Menurut data dari DinasKesehatan Kabupaten Banyumas tahun2006 penderita hipertensi tercatat 976orang (15,7%) dari jumlah lansia 6152jiwa, pada tahun 2007 tercatat 738 orangmenderita hipertensi (16,5%) dari jumlahlansia 4467 jiwa. Sedangkan tahun 2008,jumlah penderita Hipertensi mencapai2.084 jiwa (26,7%) dari jumlah lansia7657 jiwa. Dan pada tahun 2009 periodeFebruari 2009 jumlah penderita hipertensisebanyak 1736 penderita.4,5

Peningkatan jumlah penderitahipertensi terutama pada lansia dengansegala masalah biopsikososial yangditimbulkan telah berakibat padapenurunan kualitas hidup penderitanya.Pada penelitian yang dilakukan olehTrevisol, dkk6 ditemukan bahwa padaindividu yang menderita hipertensi,memiliki kualitas hidup yang lebih rendahdibandingkan pada individu dengantekanan darah yang normal (normotensi).Kualitas hidup telah menjadi perhatianoleh banyak ahli sejak akhir tahun 1980-an. Kualitas hidup tidak hanyamenyangkut penilaian individu terhadapposisi mereka dalam hidup, melainkanjuga adanya konteks sosial dan jugakonteks lingkungan sekitar yang jugamempengaruhi kualitas hidup.6,7

Puskesmas Gianyar I merupakanPuskesmas induk yang terdapat diKecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar.Hipertensi juga menjadi masalahkesehatan utama di Pusat KesehatanMasyarakat (Puskesmas) Gianyar I

dimana penyakit hipertensi berada diurutan keempat dari sepuluh penyakitterbesar pada lansia pada tahun 2012.Jumlah kunjungan lansia yang menderitahipertensi pada tahun 2012 yaitu sebesar1.032, dimana jumlah tersebut mengalamipeningkatan dari tahun 2011 yaitu denganjumlah 1.013 kasus. Pada tahun 2013jumlah kunjungan dari bulan Januarihingga bulan Oktober mencapai 1.072kunjungan dari total jumlah lansia diwilayah kerja Puskesmas Gianyar I yangmencapai 5.435 orang. Hal inimenunjukkan peningkatan jumlah lansiayang menderita hipertensi. Proporsi lansiayang menderita hipertensi di wilayah kerjaPuskesmas Gianyar I pada bulan Januarihingga Oktober 2013 sebanyak 19,72%.8

Dalam hasil wawancara awal padabeberapa lansia dengan hipertensi dannormotensi di Poli Lansia PuskesmasGianyar I, didapatkan adanya perhatiankhusus terhadap kualitas hidup yangberhubungan dengan kesehatan fisik padalansia hipertensi. Pada lansia dengannormotensi, aspek yang menonjol berbedadengan lansia hipertensi, yaitu aspekkesejahteraan psikologis lebih menonjol.

METODE PENELITIANKerangka Konsep

Keterangan:= variabel bebas yang diteliti.= variabel tergantung

KualitasHidup

Status TekananDarah

1. Normotensi2. Hipertensi

Page 4: hipertensi

4

Rancangan PenelitianRancangan penelitian ini adalah

studi potong lintang deskriptif untukmelihat gambaran kualitas hidup lansiayang mengalami hipertensi dannormotensi di Posyandu Lansia WilayahKerja Puskesmas Gianyar I KecamatanGianyar, Kabupaten Gianyar bulanNovember tahun 2013.

Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan di

posyandu lansia yang berada di wilayahkerja Puskesmas Gianyar I KecamatanGianyar pada bulan November tahun2013.

Populasi dan SampelPopulasi target dalam penelitian

ini adalah semua lansia di wilayah kerjaPuskesmas Gianyar I. Populasi terjangkaudalam penelitian ini adalah semua lansiayang datang pada posyandu lansia padabulan November 2013. Sebagai sampeladalah lansia yang datang ke posyandulansia wilayah kerja Puskesmas Gianyar Ipada bulan November tahun 2013 dipilihsecara consecutive, bersedia ikut dalampenelitian, dan memenuhi kriteria inklusi.Kriteria inklusi yang dipakai adalah lansiaberusia diatas 60 tahun yang berdomisilidi wilayah kerja Puskesmas Gianyar I.Kriteria eksklusi adalah menolakberpartisipasi dalam penelitian, menderitagangguan fungsi kognitif, menderitagangguan psikiatri berat dan sedang dalamperawatan psikiatri, memiliki cacat fisik(tuli, bisu, buta, lumpuh), dan tidakkooperatif

Definisi Operasional Variabel1. Status hipertensi

Yaitu subyek yang padapemeriksaan tekanan darahdidapatkan dengan tekanan darahsistolik ≥ 140 mm Hg atau tekanan

darah diastolik ≥ 90 mmHg sesuaikriteria the seventh report of the JointNational Committee on prevention,detection, evaluation, and treatmentof high blood pressure.2,9

2. Derajat HipertensiKlasifikasi Derajat Hipertensi menurutJoint National Committee 7 (JNC 7) dapatdilihat pada Tabel 1.Tabel 1. Klasifikasi Derajat Hipertensi

Kategori Sistol(mmHg)

dan/atau Diastol(mmHg)

Normal <120 Dan <80Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89Kategori Sistol

(mmHg)Dan/atau Diastol

(mmHg)Hipertensigrade 1

140-159 Atau 90-99

Hipertensigrade 2

≥ 160 Atau ≥ 100

3. UmurUmur adalah usia individu

penduduk lansia di posyandu lansiawilayah kerja Puskesmas Gianyar I tahun2013 berdasarkan KTP yangdikategorikan menurut cut-off pointrerata dari usia lansia yang didapat saatpengumpulan data, sehinggapengelompokan usia menjadi diatasrerata dan dibawah rerata. Subjek yangdipilih merupakan subjek yang berusia ≥60 tahun karena berdasarkan definisiWHO lansia adalah orang yang berusia ≥60 tahun.

4. Status pernikahanStatus pernikahan adalah status

pernikahan lansia wilayah kerjaPuskesmas Gianyar I tahun 2013berdasarkan wawancara, dibagimenjadi tidak menikah, menikah,janda, duda.

Page 5: hipertensi

5

5. PekerjaanPekerjaan adalah pekerjaan

individu penduduk lansia diposyandu lansia wilayah kerjaPuskesmas Gianyar I tahun 2013,dikategorikan atas: pensiunan/ tidakbekerja dan bekerja.

6. Riwayat PenyakitRiwayat penyakit lain adalah

penyakit sistemik kronis yang dideritaoleh individu penduduk lansia diposyandu lansia wilayah kerjaPuskesmas Gianyar I tahun 2013 yangsudah diderita selama minimal 1bulan.

7. Riwayat HipertensiRiwayat hipertensi adalah

lansia pernah memiliki tekanan darahyang tinggi atau sedang mengkonsumsiobat anti hipertensi.

8. Kualitas HidupKualitas hidup adalah persepsi

individu mengenai posisi mereka dalamhidup dan hubungannya dengan tujuan,harapan, standar yang ditetapkan danperhatian seseorang. Kualitas hidupdiukur berdasarkan empat dimensi, yaitu:dimensi kesehatan fisik, dimensikesejahteraan psikologis, dimensihubungan sosial, dimensi hubungandengan lingkungan.7

Cara Pengumpulan dan Analisis DataData primer merupakan data yang

diperoleh langsung dari lansia denganmetode wawancara langsung denganmenggunakan kuesioner yang dibuatoleh WHO yaitu WHOQOL-BREFyang dilakukan di posyandu lansia.Menurut WHOQOL Group, kualitas hidupmemiliki enam dimensi yaitu kesehtanfisik, kesejahteraan psikologis, tingkatkemandirian, hubungan sosial, hubungandengan lingkungan, dan keadaan spiritual.

WHOQOL kemudian dimodifikasi lagimenjadi instrumen WHOQOL-BREFdimana enam dimensi tersebut kemudiandipersempit lagi menjadi empat dimensiyaitu kesehatan fisik, kesejahteraanpsikologis, hubungan sosial, danhubungan dengan lingkungan. Datasekunder merupakan data yang diperolehdari posyandu lansia berupa hasilpengukuran tekanan darah. Data-datayang diperoleh dari kuesioner akandianalisis dengan menggunakan programSPSS 21 dan disajikan dalam bentuk tabeldisertai penjelasan naratif. Analisis datadilakukan secara analisis deskriptif.

HASIL PENELITIANKarakteristik Responden

Penelitian dilakukan terhadap 58sampel penduduk lansia, yaitu pendudukberusia 60 tahun sampai dengan 90 tahunyang dipilih secara consecutive danbertempat tinggal di Kecamatan Gianyar,Kabupaten Gianyar. Dari sejumlahresponden yang terpilih, seluruhnyamenyatakan bersedia untuk ikut serta didalam penelitian ini. Pengumpulan datadilaksanakan pada tanggal 14 November2013 sampai 22 November 2013.Tabel 2. Karakteristik RespondenNo Karakteristik Freku

ensiPersentase(%)

1 Kelompok umur(tahun) Dibawah

Rerata Diatas

Rerata

3523

60.339.7

2 Jenis Kelamin Laki – laki Perempuan

2038

34.565.5

Page 6: hipertensi

6

No Karakteristik Frekuensi

Persentase(%)

3 Tingkat Pendidikan Tidak

tamat SD/tidaksekolah

SD SLTP SLTA Akademi/

PT

3114463

53.424.16.910.35.2

4 Pekerjaan Ya Tidak/Pens

iunan

1741

29.370.7

5 Status Pernikahan(suami/istri masihada/tidak) Ya Tidak

4315

74.125.9

6 Riwayat Hipertensi Ya Tidak

2929

50.050.0

7 Riwayat PenyakitKronis lainnya Ya Tidak

3127

53.446.6

Total 58 100.0

Dari data yang diperoleh,mayoritas responden berada dalamkelompok umur 60 – 74 tahun yaitumasuk dalam katagori lanjut usia, sebesar62.1% dari total responden. Usia rata-ratadari responden adalah 71.78. Sebagianbesar responden berjenis kelaminperempuan (65.5%). Tingkat pendidikandari lansia di posyandu wilayah kerjaGianyar I sebagian besar tidak tamat SDatau tidak sekolah yaitu (53.4%). Paralansia yang tidak bekerja di daerah inisebanyak 70.7%. Mereka tidak lagibekerja karena sudah pensiun, keadaanfisik yang tidak lagi memadai, sertaadanya penyakit kronis lain yang diderita.Sebagian besar responden, tinggal dengananggota keluarga mereka, dari 58responden, 74.1% masih didampingi oleh

pasangan hidup masing-masing, dan24.1% suami atau istrinya telahmeninggal, hanya satu orang (1.7%) dariresponden yang tidak menikah.

Para responden yang terdiri darilansia ini, 50% memiliki riwayathipertensi, sedangkan persentase lansiayang memiliki riwayat penyakit kronisselain hipertensi adalah 53.4%.

Distribusi HipertensiPada tabel 3, tersaji status tekanan

darah yang menunjukkan bahwa 48.3%memiliki tekanan darah normal, 32.8%berstatus hipertensi grade I, 19.0%hipertensi grade II. Dimana tekanan darahsistolik dan diastolik terendah adalah 90dan 70. Sedangkan tekanan darah sistolikdan diastolik tertinggi adalah 180 dan 110.Rata-rata tekanan darah sistolik dandiastolik dari seluruh sampel didapatkansebesar 127,09 dan 82,91.

Tabel 3. Distribusi Status Tekanan DarahVariabel n Jumlah Persentase

(%)Status TekananDarah Normal Hipertensi

Derajat Hipertensi Hipertensi

grade I Hipertensi

grade II

58

30

2830

19

11

43.851.7

32.8

19.0Total 58 100.0

n=jumlah subyek

Distribusi Kualitas Hidup LansiaPada tabel 4 tersaji distribusi

kualitas hidup secara umum darikeempat dimensi pada responden.

Page 7: hipertensi

7

Tabel 4. Distribusi Kualitas HidupLansiaNo Karakteristik Frekuensi Persentase

(%)1 Kualitas Hidup

Lansia secaraUmum Baik Buruk

2929

5050

2 Kualitas HidupLansia DimensiKesehatan Fisik Baik Buruk

2236

37.962.1

3 Kualitas HidupLansia DimensiPsikologis Baik Buruk

1741

29.370.4

4 Kualitas HidupLansia DimensiPersonal Sosial Baik Buruk

3028

51.748.3

5 Kualitas HidupLansia DimensiLingkungan Baik Buruk

3523

60.339.7

Total 58 100.0Berdasarkan distribusi responden

menurut kualitas hidupnya, didapatkanresponden yang memiliki kualitas hidupbaik secara umum sama denganresponedn yang memiliki kualitas hidupburuk secara umum yaitu 29 orang(50%). Responden lansia yang memilkikualitas hidup yang buruk berdasarkankualitas kesehatan fisik lebih banyakdibandingkan dengan yang memilikikualitas yang baik yaitu 36 orang(62.1%). Hal ini serupa dengan kualitashidup dimensi psikologis dari respondenyaitu kualitas yang buruk lebih banyakdibandingkan dengan kualitas yang baik,yaitu sebanyak 40 orang (70.4%).Terdapat perbedaan distribusi dengankualitas hidup personal sosial danlingkungan, dimana distribusi kualitasyang baik lebih banyak pada keduadimensi ini. Pada dimensi personal sosial,kualitas hidup yang baik sebanyak 30orang (51.7%). Pada dimensi lingkungan,

kualitas hidup yang baik juga berjumlahlebih banyak dibandingkan yang buruk,yaitu sebanyak 35 orang (60.3%).

Hasil Tabulasi Silang VariabelStatus Tekanan darah denganMasing-Masing Dimensi dariKualitas Hidup Lansia

Dari klasifikasi status tekanandarah diatas dikelompokkan lagi statustekanan darah menjadi dua kelompokyaitu Normotensi dan Hipertensi,dimana Hipertensi grade I dan IIdikelompokkan menjadi satu. Tabel dibawah ini menggambarkan distribusistatus tekanan darah berdasarkanvariabel kualitas hidup yang terdiridari penilaian kualitas hidup secaraumum, dimensi fisik kualitas hidup,dimensi psikososial, dimensi personaldan dimensi lingkungan. Secara umumdidapatkan distribusi sampel denganstatus hipertensi pada setiap kategoridi masing-masing variabel lebih tinggidibandingkan dengan status tekanandarah normal

Tabel 5. Kualitas hidup secara umumVariabel Kualitas Hidup

Lansia secara UmumTotal

Buruk BaikNormotensi 12

(42.9%)16(57.1%)

28(100%)

Hipertensi 17(56.7%)

13(43.3%)

30(100%)

Pada responden lansianormotensi, kualitas hidup lansiasecara menyeluruh ditemukan burukpada 12 responden (42,9%) dan baikpada 16 responden (57.1%).Sedangkan pada responden lansiadengan hipertensi, kualitas hiduplansia secara menyeluruh didapatkanburuk pada 17 responden (56,7%) danbaik pada 13 responden (43,3%).

Page 8: hipertensi

8

Tabel 6. Kualitas hidup dimensikesehatan fisikVariabel Kualitas Hidup

Lansia DimensiKesehatan Fisik

Total

Buruk BaikNormotensi 16

(57.1%)12(42.9%)

28(100%)

Hipertensi 20(66.7%)

10(33.3%)

30(100%)

Pada responden lansia normotensi,kualitas hidup lansia dimensi kesehatanfisik ditemukan buruk pada 16 responden(57.1%) dan baik pada 12 responden(42.9%). Sedangkan pada respondenlansia dengan hipertensi, kualitas hiduplansia dimensi fisik ditemukan buruk pada20 responden (66.7%) dan baik pada 10responden (33.3%).

Tabel 7. Kualitas dimensi psikologisVariabel Kualitas Hidup Lansia

Dimensi PsikologisTotal

Buruk BaikNormotensi 19

(67.9%)9(32.1%)

28(100%)

Hipertensi 22(73.3%)

8(26.7%)

30(100%)

Pada responden lansianormotensi, kualitas hidup lansia padadimensi psikososial ditemukan baik pada9 responden (32.1%) dan buruk pada 19responden (67.9%), sedangkan padaresponden lansia dengan hipertensi,kualitas hidup lansia dimensi psikososialdidapatkan buruk pada 22 responden(73.3%) dan baik pada 13 responden(43,3%).

Tabel 8. Kualitas hidup dimensipersonal sosial

Variabel Kualitas Hidup LansiaDimensi Psikologis

Total

Buruk BaikNormotensi 14

(50.0%)14(50.0%)

28(100%)

Hipertensi 14(46.7%)

16(53.3%)

30(100%)

Pada responden lansianormotensi, kualitas hidup lansia padadimensi personal sosial ditemukansebanding antara yang baik dan burukyaitu 14 responden (50.0%).Sedangkan pada responden lansiadengan hipertensi, kualitas hiduplansia dimensi personal didapatkanburuk pada 14 responden (46.7%) danbaik pada 16 responden (53,3%).

Tabel 9. Kualitas hidup dimensilingkungan

Variabel Kualitas HidupLansia Dimensi

Lingkungan

Total

Buruk BaikNormotensi 12

(42.9%)16(57.1%)

28(100%)

Hipertensi 11(36.7%)

19(63.3%)

30(100%)

Pada responden lansianormotensi, kualitas hidup lansia padadimensi lingkungan didapatkan baik,dengan persentase 57.1%. Padaresponden lansia dengan hipertensi,kualitas hidup lansia dimensilingkungan juga didapatkan baik,dengan persentase 63.3%.

PEMBAHASANPenelitian dilakukan untuk

memberikan gambaran tentang prevalensihipertensi dan gambaran kualitas hiduppada lansia berdasarkan status tekanandarah di posyandu wilayah kerjapuskesmas Gianyar I, Desa Gianyar.

Gambaran Status Tekanan DarahLansia

Setelah dilakukan penelitianmengenai frekuensi distribusi hipertensidengan menggunakan sampel penelitianmasyarakat di Desa Gianyar, didapatkankasus hipertensi sebanyak 30 kasus daritotal 58 sampel penduduk usia lanjut didesa tersebut atau sekitar 51.7%. Hal ini

Page 9: hipertensi

9

sejalan dengan penelitian Dewhurst10 padalansia di Tanzania, dimana didapatkanprevalensi hipertensi pada lansia cukuptinggi yaitu 69.9% dari 2223 lansia.Penelitian Douma11 di Yunani jugamendapatkan prevalensi yang tinggi darihipertensi pada lansia yaitu 89%. Insidenhipertensi meningkat seiring denganbertambahnya usia. Hal ini juga sejalandengan penelitian dimana hipertensimenempati 87% kasus pada orang yangberusia diatas 60 tahun. National Healthand Nutrition Examination Survey(NHANES) menyebutkan 65% orangdiatas usia 65 tahun menderitahipertensi.10,11,12

Pencegahan hipertensi dapatdilakukan dengan pencegahan, primer,sekunder, dan tersier. Pencegahan primeryaitu upaya awal pencegahan sebelumseseorang menderita hipertensi, dimanadilakukan penyuluhan faktor-faktor risikohipertensi terutama pada kelompok risikotinggi. Tujuan pencegahan primer adalahuntuk mengurangi insidensi penyakitdengan cara mengendalikan penyebab-penyebab penyakit dan faktor-faktorrisikonya. Pencegahan sekunder yaituupaya pencegahan hipertensi yang sudahpernah terjadi untuk berulang ataumenjadi berat. Pencegahan ini ditujukanuntuk mengobati para penderita danmengurangi akibat-akibat yang lebihserius dari penyakit, yaitu melaluidiagnosis dini dan pemberian pengobatan.Dalam pencegahan ini dilakukanpemeriksaan tekanan darah secara teraturdan juga kepatuhan berobat bagi orangyang sudah pernah menderitahipertensi.2,3,12

Pencegahan tersier yaitu upayamencegah terjadinya komplikasi yang lebihberat atau kematian. Upaya yang dilakukanpada pencegahan tersier ini yaitumenurunkan tekanan darah sampai batasyang aman dan mengobati penyakit yang

dapat memperberat hipertensi. Pencegahantersier dapat dilakukan dengan follow uppenderita hipertensi yang mendapat terapidan rehabilitasi. Follow up ditujukan untukmenentukan kemungkinan dilakukannyapengurangan atau penambahan dosisobat.2,3,11,12

Gambaran Kualitas Hidup LansiaKualitas hidup seseorang tidak

dapat didefinisikan dengan pasti olehkarena sifatnya yang sangat subyektif.Pada penelitian ini didapatkan kualitashidup lansia secara umum dengannormotensi baik yaitu dengan persentase57.1%. Sedangkan pada responden lansiadengan hipertensi, kualitas hidup lansiasecara umum didapatkan buruk yaitudengan persentase 56,7%. Hal ini sejalandengan penelitian yang dilakukan olehSofiana15 yang mendapatkan hasil pasienhipertensi memiliki kualitas hidup yangburuk yaitu sebesar 54.7%. Douma, dkk11

juga mendapatkan hasil yang samadimana pada pasien hipertensi kualitashidupnya lebih buruk (60.4%).

Hipertensi merupakan penyakitkronik yang dapat menimbulkanimplikasi-implikasi tertentu. Di sampingimplikasi terhadap organ, hipertensi dapatmemberikan pengaruh terhadap kehidupansosial ekonomi dan kualitas hidupseseorang. Beberapa studi menyebutkanbahwa individu dengan hipertensimemiliki skor yang lebih rendah di hampirsemua dimensi yang diukur berdasarkankuesioner WHOQOL dibandingkandengan individu yang normal. Hal inidisebabkan karena hipertensi dapatmemberikan pengaruh buruk terhadapvitalitas, fungsi sosial, kesehatan mental,dan fungsi psikologis.6,15,12

Penelitian yang dilakukan olehSoni12 menyimpulkan bahwa terdapathubungan antara hipertensi dengankualitas hidup yang menurun, dimana

Page 10: hipertensi

10

dalam penelitian tersebut disebutkanbahwa lansia dengan hipertensi 4,6 kalihidupnya kurang berkualitas dibandingkandengan lansia yang tidak mengalamihipertensi.12

Pada penelitian ini, ditinjau daridimensi kesehatan fisik, lansia dengannormotensi, 57.1% kualitas hidupnyaburuk, sedangkan pada responden lansiadengan hipertensi,ditemukan kualitashidup yang buruk yaitu 66.7%. Douma,dkk11 juga mendapatkan hasil yang samadimana pada pasien hipertensi didapatkankualitas hidup lebih buruk pada dimensikesehatan fisik, yaitu 64.6% mengalamigangguan fungsi fisik, 60.0% gangguandalam peran fisik, dan 60.4% mengalamigangguan kesehatan secara menyeluruh.11

Mekanisme dari dimensi kesehatanfisik yang buruk tidak diketahui secarapasti, tetapi diperkirakan akibat daripengaruh komplikasi dan gejala klinisyang ditimbulkan oleh hipertensi. Padabeberapa studi lain menyebutkan, individudengan hipertensi dilaporkan mengalamigejala-gejala seperti sakit kepala, depresi,cemas, dan mudah lelah. Gejala-gejala inidilaporkan dapat mempengaruhi kualitashidup seseorang pada berbagai dimensiterutama dimensi kesehatan fisik. Olehkarena itu, dalam menangani individudengan hipertensi sangat penting untukmengukur kualitas hidup agar dapatdilakukan manajemen yang optimal.6,9,12

Kualitas hidup yang buruk padadimensi kesehatan fisik dapat dicegahdengan melakukan pencegahan primer,sekunder, dan tersier. Kualitas hidupkesehatan fisik yang baik dapat tercapaidan terpelihara jika pasien dapatmengontrol penyakitnya secara teratur.Dengan melakukan pengobatan yang rutindan baik, gejala klinis dapat berkurangdan timbulnya komplikasi cenderungmenurun. Pelaksanaan program daripuskesmas untuk meningkatkan kualitas

hidup lansia di bidang kesehatan fisik jugadapat semakin digalakkan, sepertiposyandu lansia, puskesmas keliling,senam lansia dan program lainnya yangdapat meningkatkan kualitas kesehatanpara lansia.

Kualitas hidup jika ditinjau daridimensi psikologisnya, responden lansianormotensi, ditemukan kualitas hidupyang buruk sebanyak 67.9%, sedangkankualitas hidup yang buruk didapat padaresponden lansia dengan hipertensisebanyak 73.3%. Stanley, dkk16 jugamendapatkan hasil yang sama dimanapada pasien hipertensi kualitas hiduppsikologisnya buruk, yaitu denganpersentase 67.8%.

Adanya proses patologis akanmengakibatkan penurunan kemampuanfisik pada pasien hipertensi, yangdimanifestasikan dengan kelemahan, rasatidak berenergi, pusing sehinggaberdampak ke aspek psikologis. Pasiendengan hipertensi juga harusmengkonsumsi obat seumur hidupnyauntuk mencegah berbagai macamkompikasi yang dapat timbul. Hal inimemberikan dampak psikologis yangkurang baik terhadap pasien.

Kualitas hidup pada aspekpersonal sosial didapatkan hasil sebagaiberikut, pada responden lansianormotensi, kualitas hidup dimensipersonal sosial ditemukan kualitas hidupyang buruk sebesar 50.0%. Sedangkanpada responden lansia dengan hipertensi,kualitas hidup dimensi personal sosialdidapatkan baik sebesar 53.3%. Hasil initidak sesuai dengan penelitian Soni12,yang menyebutkan bahwa pada pasiendengan hipertensi, peningkatan tekanandarah ke otak akan menyebabkanpenurunan vaskularisasi di area otak yangmengakibatkan pasien sulit untukberkonsentrasi, mudah marah, merasatidak nyaman, dan berdampak pula pada

Page 11: hipertensi

11

aspek sosial dimana pasien tidak maubersosialisasi karena merasakankondisinya yang tidak nyaman. Hal inimenyebabkan penurunan kualitas hiduppersonal sosialnya.9,11,12

Pada penelitian ini, respondenlansia dengan hipertensi kualitas hiduppersonal sosialnya yang baik dapatdisebabkan oleh tersedianya programpuskesmas yang terlaksana dengan baikuntuk lansia seperti posyandu lansiasehingga para lansia dapat salingberkumpul dan berkomunikasi dengansesama lansia. Selain itu, banyaknyakegiatan adat di banjar dan tatanan rumahdari masyarakat adat Bali yang berdekatanantara sesama keluarga dan tetangga didaerah pedesaan memudahkan para lansiauntuk bertemu dan saling bertukar pikiran.Kualitas hidup personal sosial dapatditingkatkan dengan cara meningkatkanperhatian dari pasangan hidup, keluarga,caregiver, dan orang-orang disekitarnya.

Pada responden lansia normotensi,kualitas hidup lansia pada dimensilingkungan didapatkan baik (57.1%). Padaresponden lansia dengan hipertensi,kualitas hidup lansia dimensi lingkunganjuga didapatkan baik sebesar 63.3%.Dimensi lingkungan dapat dilihat dari duaaspek yaitu kebersihan tempat tinggal danakses pelayanan kesehatan. Kualitas hidupyang baik pada dimensi lingkungan dapatdisebabkan oleh kebersihan tempat tinggallansia yang baik serta akses pelayanankesehatan yang terjangkau oleh lansiakarena Puskesmas Gianyar I memilikiprogram Puskesmas Keliling danposyandu lansia yang rutin diadakan tiapbulannya.8

Kualitas lingkungan yang baikdapat didapatkan dari keadaan lingkunganpada lansia tergolong baik. Hal inimungkin dikarenakan sebagian besar darilansia tinggal dengan anak ataupunkeluarga besarnya yang memungkinkan

lansia untuk dapat tinggal di tempattinggal yang cukup terpelihara denganbantuan dari kerabatnya. Mayoritasresponden lansia juga bertempat tinggal dikawasan yang relatif dekat dari tempat-tempat strategis. Sarana transportasiberupa kendaraan umum seperti bemojuga mudah didapatkan. Lokasi tempattinggal responden lansia di kawasanPuskesmas Gianyar I ini juga tergolongbaik, yaitu terdapat jalan yang sudahdiaspal dan kawasan pemukiman yangbersih.

Kualitas hidup lansia dapatditingkatkan melalui beberapa programseperti posyandu lansia, puskesmaskeliling, senam lansia, penyuluhan danperlu diberikannya jaminan kesehatankepada lansia. Dengan terpenuhinyasegala aspek tersebut maka kualitas hiduplansia yang baik dapat diwujudkan.

SIMPULANDalam penelitian ini, simpulan yang

didapat adalah jumlah respondenterbanyak adalah lansia kelompok lanjutusia (62.1%), jenis kelamin perempuan(65.5%), tingkat pendidikan tidak tamatSD atau tidak sekolah (53.4%), tidakbekerja atau pensiunan (70.7%),pendamping hidup (suami/istri) masih ada(74.1%), dan mempunyai riwayat penyakitkronis selain hipertensi (53.4%). Untukriwayat tekanan darah, yang normal danhipertensi dalam jumlah sama. Prevalensistatus tekanan darah tinggi pada lansiasebesar 51.7%. Kualitas kesehatan fisiklansia buruk (62.1%), kualitas psikologisburuk (70.4%), kualitas personal sosialbaik (51.7%), dan kualitas lingkunganbaik (60.3%).Kualitas hidup lansia secaraumum baik pada normotensi (57.1%),buruk pada hipertensi (56.7%). Kualitaskesehatan fisik buruk pada normotensi(57.1%), buruk pada hipertensi (66.7%).Kualitas psikologis buruk pada

Page 12: hipertensi

12

normotensi (67.9%), buruk padahipertensi (73.3%). Kualitas personalsosial baik dan buruk dalam jumlah samapada normotensi (50.0%), baik padahipertensi (53.3%). Kualitas lingkunganbaik pada normotensi (57.1%), baik padahipertensi (63.3%). Kesimpulan dalampenelitian ini ada kualitas hidup lansiahipertensi lebih buruk dibandingkan lansianormotensi.

Kelemahan Penelitian1. Pada penelitian ini, hanya diteliti

mengenai gambaran status tekanandarah terhadap kualitas hidup lansiasehingga perlu diteliti mengenaifaktor-faktor lain yang mempengaruhikualitas hidup lansia sepertikarakteristik subyek, adanya penyakitkronis lain, dan kepatuhan lansiahipertensi dalam minum obat dimanamenurut penelitian lain hal tersebutsangat bermakna dalam menentukankualitas hidup lansia.

2. Beberapa definisi operasionalvariabel hanya didasarkan secaraklinis dan wawancara saja tanpapemeriksaan yang objektif.

3. Penelitian ini merupakan penelitiandeskriptif dengan pendekatan cross-sectional sehingga tidak dapatmencari faktor-faktor yang secarabermakna mempengaruhi kualitashidup lansia.

SaranSebagai masukan kepada Puskesmas

Gianyar I untuk mematangkan kembaliprogram bagi para lansia sehingga paralansia di wilayah kerja PuskesmasGianyar I memiliki kualitas hidup yangbaik terutama dari aspek kesehatan fisikdan psikologis. Posyandu lansia yangdilaksanakan di wilayah kerja PuskesmasGianyar I agar membuat data anggotalansia dan menganjurkan para lansia untuk

memeriksakan kesehatan secara rutinuntuk meningkatkan kualitas hidupterutama di dimensi kesehatan fisik.Kepada peneliti lain disarankan untukmelakukan penelitian lebih lanjutmengenai kualitas hidup pada lansiasehingga didapatkan faktor-faktor yangdapat mempengaruhi kualitas hidup lansiasecara bermakna.

DAFTAR PUSTAKA

1. Angelats EG, Baur EB.Hypertension, hypertensive crisis,and hypertensive emergency:approaches to emergencydepartment care. Emergencias.2010;22:209-19.

2. Mahmood SE, Prakash D,Srivastava JP, Zaidi SH, BhardwajP. Prevalence of hypertensionamongst adult patients attending outpatient department of Urban HealthTraining Centre, Department ofCommunity Medicine, Era’sLucknow Medical College andHospital, Lucknow. J Clin DiagnRes. 2012;7(4):652-6.

3. Peltzer K, Phaswana-Mafuya N.Hypertension and associated factorsin older adults in South Africa.Cardiovasc J Afr.2013;24:67-72.

4. Departemen Kesehatan RI . LaporanRiskesdas 2007 Provinsi Bali. 2007

5. Dian AA, Annes W, Eduward S,Hendra A, Silvia SS.. Faktor-Faktoryang Berhubungan dengan KejadianHipertensi pada Pasien yang berobatdi Klinik Dewasa PuskesmasBangkinang Periode Januari SampaiJuni 2008. Pekanbaru. UniversitasRiau. 2011

6. Trevisol DJ, Moreira LB, KerkhoffA, Fuchs SC, Fuchs FD. Health-related quality of life andhypertension: a systematic review

Page 13: hipertensi

13

and meta-analysis of observationalstudies. J Hypertens.2011;29(2):179-88.

7. WHOQOL Group. Development ofthe WHOQOL: Rationale andcurrent status. Int J Mental Health1994;23:24-56.

8. Dinas Kesehatan Kabupaten GianyarProfil Puskesmas Gianyar I.2012

9. Chobanian AV, Bakris GL, BlackHR, Cushman WC, Green LA, IzzoJL. The Seventh Report of the JointNational Committee on Prevention,Detection, Evaluation, andTreatment of High Blood Pressure.JAMA.2003;289(19):2560-71

10. Dewhurst M, Dewhurst F, Gray W,Chaote P, Orega G, Walker W. Thehigh prevalence of hypertekanandarahon in rural-dwelling Tanzanianolder adults and the disparitybetween detection, treatment andcontrol: a rule of sixths. Journal ofHuman Hypertension. 2013;27: 374-380.

11. Douma S, Triantafyllou1 A, PetidisK, Panagopoulou E, Tsotoulidis S,Zamboulis C. Prevalence,awareness, treatment and control ofhypertension in an elderlypopulation in Greece. TheInternational Journal of Rural.2009;26. 254-259.

12. Soni, R.K et al. 2010. Health-Related Quality of Life inHypertension, Chronic KidneyDisease, and Coexixtent ChronicCondition. 2013.

Page 14: hipertensi

25