HIPERTENSI
-
Upload
ipanksasori -
Category
Documents
-
view
96 -
download
1
Transcript of HIPERTENSI
![Page 1: HIPERTENSI](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022070318/5571fa0249795991699100f3/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI
I. PENGERTIAN
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. (Smith
Tom, 1995)
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik
lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau
lebih besar 95 mmHg. ( Kodim Nasrin, 2003 ).
Klasifikasi hipertensi ( JNC-VI,1997)
Kategori Tekanan sistolik (mmHg) Tekanan Diastolik (mmHg)
Normal
Normal tinggi
Hipertensi :
Stage 1 ( ringan )
Stage 2 ( sedang )
Stage 3 ( berat )
< 130
130 – 139
140 – 159
160 – 179
180 – 209
< 85
85 – 89
90 – 99
100 – 109
110 <
II. ETIOLOGI
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan
besar yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 )
1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit
lain
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan
10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer
belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah
menemukan beberapa factor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi.
Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi
![Page 2: HIPERTENSI](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022070318/5571fa0249795991699100f3/html5/thumbnails/2.jpg)
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah
umur (jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-
laki lebih tinggi dari perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih
banyak dari kulit putih)
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), kegemukan
atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok,
minum alcohol, minum obat-obatan
( ephedrine, prednison, epineprin )
III. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak
ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,
neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut
saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal
mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
![Page 3: HIPERTENSI](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022070318/5571fa0249795991699100f3/html5/thumbnails/3.jpg)
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus
ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer
bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat
dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada
gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup,
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer
(Brunner & Suddarth, 2002).
IV. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi:(Edward K Chung, 1995 )
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan
medis.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2. Pemeriksaan retina
3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti
ginjal dan jantung
4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
![Page 4: HIPERTENSI](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022070318/5571fa0249795991699100f3/html5/thumbnails/4.jpg)
6. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal,
pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urine.
7. Foto dada dan CT scan
VI. PENGKAJIAN
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner,
penyakit serebrovaskuler
Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan
warna kulit, suhu dingin
3. Integritas Ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria,
faktor stress multipel
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue
perhatian, tangisan yang meledak, otot muka tegang,
pernapasan menghela, peningkatan pola bicara
4. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
5. Makanan / Cairan
Gejala : Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi
garam, lemak dan kolesterol
Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema
6. Neurosensori
Gejala : Keluhan pusing / pening, sakit kepala, berdenyut sakit
kepala, berdenyut, gangguan penglihatan, episode epistaksis
Tanda : Perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman,
perubahan retinal optik
7. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala
oksipital berat, nyeri abdomen
![Page 5: HIPERTENSI](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022070318/5571fa0249795991699100f3/html5/thumbnails/5.jpg)
8. Pernapasan
Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea,
dispnea nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum,
riwayat merokok
Tanda : Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan,
bunyi napas tambahan, sianosis
9. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : Episode parestesia unilateral transien, hipotensi postural
10. Pembelajaran / Penyuluhan
Gejala : Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit
jantung, DM , penyakit ginjal
Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon
VII. PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan
penyakit hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat
ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
a). Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
b). Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c). Penurunan berat badan
d). Penurunan asupan etanol
e). Menghentikan merokok
f). Diet tinggi kalium
b. Latihan Fisik
![Page 6: HIPERTENSI](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022070318/5571fa0249795991699100f3/html5/thumbnails/6.jpg)
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan
untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat
prinsip yaitu :
a). Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging,
bersepeda, berenang dan lain-lain
b). Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik
atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
Denyut nadi maksimal dapat ditentukan dengan rumus 220 – umur
c). Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona
latihan
d). Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x
perminggu
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
a). Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan
pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar
oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi
gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk
gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
b). Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih
penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi
rileks
d. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien
dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja
tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar
penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu
dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh
![Page 7: HIPERTENSI](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022070318/5571fa0249795991699100f3/html5/thumbnails/7.jpg)
Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON
DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD
PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat
beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai
obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit
lain yang ada pada penderita.
Pengobatannya meliputi :
a. Step 1 : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker,
Ca antagonis, ACE inhibitor
b. Step 2 : Alternatif yang bisa diberikan
1) Dosis obat pertama dinaikkan
2) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
3) Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa
diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin,
reserphin, vasodilator
c. Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh
1) Obat ke-2 diganti
2) Ditambah obat ke-3 jenis lain
d. Step 4 : Alternatif pemberian obatnya
1) Ditambah obat ke-3 dan ke-4
2) Re-evaluasi dan konsultasi
3. Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan
komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan
( perawat, dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan
adalah sebagai berikut :
a. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil
pengukuran tekanan darahnya
b. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai
mengenai tekanan darahnya
c. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat
sembuh, namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas
dan mortilitas
![Page 8: HIPERTENSI](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022070318/5571fa0249795991699100f3/html5/thumbnails/8.jpg)
e. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat
mengatakan tingginya tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya,
tekanan darah hanya dapat diketahui dengan mengukur memakai alat
tensimeter
f. Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa
didiskusikan lebih dahulu
g. Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara
hidup penderita
h. Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi
i. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila
penderita atau keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah
j. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti
hipertensi misal 1 x sehari atau 2 x sehari
k. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti
hipertensi, efek samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi
l. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi
dosis atau mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan
efektifitas maksimal
m. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
n. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan
lebih sering
o. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu
yang ditentukan.
Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat
diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan
pelaksanaan pengobatan hipertensi.
VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi
ventricular
Tujuan :
Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi
iskemia miokard
Hasil yang diharapkan :
![Page 9: HIPERTENSI](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022070318/5571fa0249795991699100f3/html5/thumbnails/9.jpg)
Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD
Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima
Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil
Intervensi :
a. Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan
tehnik yang tepat
b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas
d. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian
kapiler
e. Catat edema umum
f. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
g. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt
tidur/kursi
h. Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
i. Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan
leher
j. Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas
pengalihan
k. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
l. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
m. Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi
2. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral
Tujuan :
Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat
Hasil yang diharapkan :
Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman
Intervensi :
a. Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit
penerangan
b. Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan
c. Batasi aktivitas
d. Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin
e. Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan
![Page 10: HIPERTENSI](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022070318/5571fa0249795991699100f3/html5/thumbnails/10.jpg)
f. Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti
kompres es, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi,
hindari konstipasi
3. Resiko perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung
berhubungan dengan gangguan sirkulasi
Tujuan :
Sirkulasi tubuh tidak terganggu
Hasil yang diharapkan :
Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti
ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada
keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.
Haluaran urin 30 ml/ menit
Tanda-tanda vital stabil
Intervensi :
a. Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur
b. Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur,
duduk dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia
c. Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan
d. Amati adanya hipotensi mendadak
e. Ukur masukan dan pengeluaran
f. Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan
g. Ambulasi sesuai kemampuan; hibdari kelelahan
4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang proses penyakit dan perawatan diri
Tujuan :
Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi
Hasil yang diharapkan :
Pasien mengungkapkan pengetahuan dan ketrampilan penatalaksanaan
perawatan dini
Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai pesanan
Intervensi :
a. Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan
prosedur
b. Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh
dengan stress
![Page 11: HIPERTENSI](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022070318/5571fa0249795991699100f3/html5/thumbnails/11.jpg)
c. Diskusikan tentang obat-obatan : nama, dosis, waktu
pemberian, tujuan dan efek samping atau efek toksik
d. Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa
pemeriksaan dokter
e. Diskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit untuk
dilaporkan dokter : sakit kepala, pusing, pingsan, mual dan muntah.
f. Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan stabil
g. Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan
mengangkat berat
h. Diskusikan perlunya diet rendah kalori, rendah natrium
sesuai pesanan
i. Jelaskan penetingnya mempertahankan pemasukan cairan
yang tepat, jumlah yang diperbolehkan, pembatasan seperti kopi yang
mengandung kafein, teh serta alcohol
j. Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahanan
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC, 2000
Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit
Kanisius, 2001
Sobel, Barry J, et all. Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi, Jakarta,
Penerbit Hipokrates, 1999
Kodim Nasrin. Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @ tempointeraktif.com,
2003
Smith Tom. Tekanan darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimana mengatasinya ?,
Jakarta, Penerbit Arcan, 1995
Semple Peter. Tekanan Darah Tinggi, Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa Jakarta,
Penerbit Arcan, 1996
![Page 12: HIPERTENSI](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022070318/5571fa0249795991699100f3/html5/thumbnails/12.jpg)
Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC,
2002
Chung, Edward.K. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III,
diterjemahkan oleh Petrus Andryanto, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1995
Marvyn, Leonard. Hipertensi : Pengendalian lewat vitamin, gizi dan diet, Jakarta,
Penerbit Arcan, 1995
Tucker, S.M, et all . Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, diagnosis
dan evaluasi , Edisi V, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1998
Moore. Mary Courtney. Buku Pedoman tarapi diet dan nutrisi, jakarta : Hipocrates,
1997
Darmojo, R. Boedhi. Buku Ajar Geriatri ( Ilmu Kesehatan Usia Lanjut ), Balai
penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, jakarta, 1999.
![Page 13: HIPERTENSI](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022070318/5571fa0249795991699100f3/html5/thumbnails/13.jpg)
Fakultas Kedokteran – Universitas Diponegoro
Program Studi Ilmu Keperawatan
Program Pendidikan Profesi Ners
Keperawatan Gerontik
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S
DENGAN HIPERTENSI
DI PANTI WERDHA “ WENING WARDHOYO “ SEMARANG
I. IDENTITAS
Nama : Ny. S
Umur : 72 th
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Panti werdha Wening Wardhoyo Ungaran
Orang terdekat : Suami
Alamat orang terdekat : -
Tanggal pengkajian : 9 Agustus 2004
II. RIWAYAT KELUARGA
Kelayan dalam kehidupan berkeluarga menikah tiga kali, suami yang pertama
meninggal setelah 1 tahun menikah dan memiliki satu anak tetapi anaknya
juga meninggal saat masih bayi. Selang 1 tahun kemudian menikah lagi dan
bercerai, diakaruniai 1 orang anak namun meninggal. Kemudian kelayan
menikah lagi dengan suami yang sekarang dan tidak mempunyai anak.
Kelayan tinggal di Panti Werdha sekitar 3 tahun yang lalu bersama dengan
suaminya. Klien sering mengatakan merasa kecewa dengan anak angkat yang
telah diasuhnya karena tidak peduli, sebelumnya kelayan bertempat tinggal di
Lampung, kemudian datang ke semarang untuk menenggok anak angkatnya,
tetapi selama di semarang klien kehabisan dana sehingga tidak bisa kembali
lagi ke lampung dan anaknya tidak peduli dengan masalah kelayan. Kelayan
selalu mengatakan untuk pulang, klien mengatakan menyerah dengan
keadaan yang belum pasti ini
![Page 14: HIPERTENSI](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022070318/5571fa0249795991699100f3/html5/thumbnails/14.jpg)
III. RIWAYAT PEKERJAAN
Status pekerjaan saat ini adalah tidak bekerja dan merupakan salah satu
penghuni Panti Werdha Wening Werdhoyo. Untuk aktivitas sehari-hari
mengikuti kegiatan yang ada di panti. Pekerjaan kelayan sebelumnya sebagai
ibu rumah tangga biasa dan sumber pendapatan dari suami yang bekerja
sebagai sopir namun setelah tua dan tidak lagi mampu bekerja mereka
mendaftarkan diri untuk tinggal di panti
IV. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Kelayan tinggal di Panti Werdha “ Wening Wardoyo “ di wisma Puntodewo
yang berpenghuni 5 orang dimana Ny S tinggal bersama suaminya Tn. M.
untuk jumlah kamar yang ada 4 buah, tetangga terdekat yaitu Ny.P . Suasana
di wisma seperti layaknya disebuah masyarakat dimana kamar merupakan
rumah dan harus dijaga untuk privasi dan keamanannya. Setiap penghuni
kamar yang meninggalkan tempat selalu menutup kamar masing-masing
V. RIWAYAT REKREASI
Kelayan mengatakan hanya tiduran saja untuk mengisi waktu luang. Saat ini
kelayan merupakan anggota penghuni panti wisma Puntodewo dimana
didalamnya merupakan suatu kumpulan sesama manula. Pada waktu rekreasi
kelayan mengikuti jadwal dari Panti.
VI. SUMBER / SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN
Untuk pemantauan kesehatan penderita dipantau di poliklinik Panti dimana
dalam 1 minggu mengadakan 2 kali pelayanan pada hari Selasa dan Jum’at
dimana terdapat dokter geriatric dari RS Dr. Kariadi Semarang. Dan apabila
diluar jam pelayanan penderita mengalami sakit maka diperiksakan ke
puskesmas terdekat atau jika memerlukan pengobatan lanjut biasanya dirujuk
ke RS
VII. DESKRIPSI HARI KHUSUS KEBIASAAN RITUAL WAKTU TIDUR
Kelayan mengalami kesulitan tidur baik pada siang hari atau malam hari.
Biasanya kelayan jika istirahat siang hanya tidur-tiduran saja. Malampun
klien terganggu tidurnya, hal ini disebabkan karena kelayan sering bangun
untuk BAK setiap 1 jam sekali setiap malamnya, klien sering menguap
![Page 15: HIPERTENSI](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022070318/5571fa0249795991699100f3/html5/thumbnails/15.jpg)
VIII. STATUS KESEHATAN SAAT INI
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu yaitu kelayan sering
mengeluhkan pusing di kepala dan leher terasa kaku serta merasa sakit pada
kaki. Sedangkan untuk kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu kelayan
mengatakan memiliki penyakit lemah jantung, dada kirinya terasa nyeri.
Untuk keluhan yang sekarang adalah pilek, batuk, pusing dan kaki masih
terasa pegel-pegel. Kelayan mengatakan pernah di opname di RS elisabeth
pada tahun 1975
Obat-obatan :
Obat – obatan yang tersedia saat ini adalah OBH
Status imunisasi : kelayan mengatakan kalau jaman dulu tidak ada imunisasi
sehingga dirinya tidak diimunisasi
Nutrisi : kelayan mengatakan kalau membatasi makanan seperti; bayam, sawi,
mlinjo, jerohan karena menganggap makanan ini dapat menyebabkan pegel-
pegel di kaki dan pusing dikepala
Riwayat penurunan berat badan
Kelayan mengalami penurunan berat badan 2 kg selama 2 minggu terakhir,
BB awal 44 kg dan sekarang 42 kg
Kelayan mengetahui kalau dirinya menderita tekanan darah tinggi dan untuk
menurunkannya kelayan sudah mengetahui untuk makan rendah garam dan
membuat ramuan tradisional dari mentimun.
IX. STATUS KESEHATAN MASA LALU
Kelayan mengatakan kalau jaman kecilnya tidak pernah sakit yang berat,
cukup dibiarkan saja sudah sembuh
X. TINJAUAN SISTEM
1. Umum
Kondisi umum penderita baik, penderita mengatakan kadang tidurnya
terganggu akibat sering kencing dimalam hari, merasa pusing, pilek dan
batuk
Tanda vital : Pada hari Senin, 9/08/04
![Page 16: HIPERTENSI](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022070318/5571fa0249795991699100f3/html5/thumbnails/16.jpg)
TD : Tidur : 160/90 mmHg
Duduk : 160/90 mmHg
Berdiri : 150/90 mmHg
Nadi : 80 x / menit
Suhu : 37,50C
BB : 42 kg
TB : 156 cm
2. Integumen
Pada tubuh kelayan tidak ada lesi dan luka. Untuk rambut sudah
mengalami perubahan yaitu memutih dan sedikit. Kuku-kuku pasien
bersih dan terpotong rapi.
3. Hemopoetik
Kelayan tampak mengalami anemia, konjungtiva putih pucat, belum
dilakukan pemeriksaan laborat.
4. Kepala
Kelayan mengatakan kepalanya pusing
Pemeriksaan kepala kelayan : bentuk kepala mesocephal, rambut memutih
tapi belum semua, tipis dan sedikit, tidak ada luka, bersih, tidak berkutu.
5. Mata
Kondisi mata kelayan sudah mengalami perubahan dalam penglihatan
agak sedikit kabur Mata kelayan berwarna putih kemerahan dan terlihat
keruh.
6. Telinga
Pendengaran kelayan belum berkurang. Pada saat wawancara kelayan
masih bisa mendengar dengan suara biasa . Kelayan mengatakan belum
pernah sakit telinga . Untuk kebersihan telinga kelayan cukup terjaga.
7. Hidung dan Sinus
Kelayan mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap udara dingin,
sekarang hidung keluar air karena sedang pilek
![Page 17: HIPERTENSI](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022070318/5571fa0249795991699100f3/html5/thumbnails/17.jpg)
8. Mulut dan tenggorok
Kelayan mengatakan ditenggorokan seperti ada riak yang tidak bisa
keluar, klien juga mengeluhkan kesulitan jika mengunyah makanan
karena sudah ompong. Mengalami perubahan suara saat batuk menjadi
serak. Kelayan mengatakan jarang menggosok gigi karena giginya sudah
mulai ompong.klien sering menguap.
9. Leher
Kelayan mengatakan saat ini tidak mempunyai masalah dengan lehernya,
tetapi dulu pernah beberapa kali merasakan berat di tengkuk, terasa pegel.
Kelayan masih bisa menggerakkan leher dengan tidak terbatas. Kelayan
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
10. Payudara
Kelayan mengatakan tidak ada masalah dengan payudaranya hanya
sekarang sudah mulai kempet/mengecil tidak seperti waktu masih gadis.
11. Pernafasan
Kelayan mengatakan tidak pernah sesak napas hanya batuk saja
Hasil pemeriksaan :
Inspeksi : simetris, retraksi dada (-)
Palpasi : simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : SD : bronkhial
ST : Ronkhi (-) Wheezing (-) Hantaran (+)
12. Kardiovaskuler
Kelayan mengatakandadanya terasa nyeri
Hasil pemeriksaan :
Inspeksi : IC tak tampak
Palpasi : IC teraba intercosta 4 – 5 mid 2 cm mid klavikula
sinistra
Perkusi : Konfigurasi bergeser
Auskultasi : HR 80 x / menit regular, SI-II murni, bising/gallop (-)
![Page 18: HIPERTENSI](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022070318/5571fa0249795991699100f3/html5/thumbnails/18.jpg)
13. Gastro Intestinal
Kelayan mengatakan mempunyai penyakit maag, jika makannya telat
kelayan merasa nyeri pada perutnya, kelayan juga mengatakan nafsu
makannya berkurang tidak seperti dulu, makan habis ¼ piring, 3 kali
sehari, minum 4 gelas perhari jenis air putih, the. LILA : 12cm
14. Perkemihan
Kelayan mengatakan sering BAK, hampir setiap jam BAK diwaktu
malam hari dan sekitar 4 – 6 kali disiang hari. Kelayan tidak mengeluhkan
tentang nyeri saat berkemih. Kelayan mengeluh capek untuk bolak-balik
kekamar mandi. Pengasuh pun mengatakan kalau Ny S serin bolak – balik
kamar mandi dan urinenya tercecer saat mau ke kamar mandi.
15. Genito Reproduksi
Kelayan mengatakan tidak ada masalah, kelayan sudah menopouse dan
untuk kebutuhan seksual sudah berbulan – bulan kelayan tidak
melakukannya lagi karena suami tidak berhasrat lagi demikian pula
dengan kelayan
16. Muskuloskleletal
Kelayan mengatakan kalau kakinya terasa pegel-pegel .Sekarang jika
berjalan harus pelan-pelan dan jika berdiri dari duduk atau tidur harus
berpegangan terlebih dahulu. Jalan kelayan pelan dan sedikit
membungkuk.
17. Sistem syaraf pusat
Kelayan mengatakan pernah merasakan sakit kepala dan tengkuk terasa
berat.
18. Sistem Endokrin
![Page 19: HIPERTENSI](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022070318/5571fa0249795991699100f3/html5/thumbnails/19.jpg)
Kelayan mengatakan masih bisa membedakan antara panas dan dingin,
serta masih bisa merasakan. Kelayan tidak mengalami kebiasaan makan
yang berlebihan atau minum yang berlebihan
I. ANALISA DATA
NO DATA MSL KEPERAWATAN
1 DS ;
Status
kesehatan umum selama setahun
terakhir yaitu kelayan sering
mengeluhkan pusing di kepala dan leher
terasa kaku
Kelayan
mengatakan pernah merasakan sakit
kepala dan tengkuk terasa berat
DO :
TD
:
Tidur
:
160/90 mmHg
Duduk : 160/90 mmHg
Berdiri : 150/90 mmHg
Nadi : 80
x / menit
Nyeri ( sakit kepala )
berhubungan dengan
peningkatan tekanan
vaskuler serebral
2 DO :
Kelayan mengatakan tidurnya
terganggu akibat BAK setiap 1 jam
setiap malam
Gangguan pemenuhan
istirahat tidur ( kurang
dari kebutuhan )
berhubungan dengan
![Page 20: HIPERTENSI](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022070318/5571fa0249795991699100f3/html5/thumbnails/20.jpg)
Pengasuh mengatakan kelayan sering
bolak – balik kamar mandi dan
urinenya tercecer saat mau ke kamar
mandi
DS :
Mata putih agak merah
Klien sering menguap
TD :
Tidur : 160/90 mmHg
Duduk : 160/90 mmHg
Berdiri : 150/90 mmHg
Nadi : 80 x / menit
seringnya terbangun
malam sekunder
inkontinensia urine
3 DS :
Kelayan mengatakan pilek dan sering
batuk serta ditenggorokan seperti ada
riak yang sulit keluar
DO :
Keluar sekret dari hidung
Batuk ( + )
Ronkhi (-), Hantaran (+)
Suara serak
Suhu : 37,50C
Gangguan bersihan jalan
nafas berhubungan
dengan penumpukan
sekret pada trakhea
4 DS :
Kelayan mengatakan nafsu makannya
berkurang, dan perutnya terasa sakit
jika telat makan
DO :
Konjugtiva anemis
Makan habis 1/ 4 piring
Pemeriksaan BB terakhir turun 2 kg
BB : 42 kg
Resiko tinggi gangguan
pemenuhan kebutuhan
nutrisi ( kurang dari
kebutuhan ) berhubungan
dengan anoreksia,
kesulitan mengunyah
![Page 21: HIPERTENSI](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022070318/5571fa0249795991699100f3/html5/thumbnails/21.jpg)
TB : 156 cm
LILA : 12 cm
Gigi ompong
5 DS :
Kelayan mengatakan sudah menyerah
dengan keadaan yang terjai pada
dirinya
Kelayan sering mengungkapkan
keinginan untuk pulang dan kecewa
terhadap anaknya
DO
TD :
Tidur : 160/90 mmHg
Duduk : 160/90 mmHg
Berdiri : 150/90 mmHg
Tinggal dipanti selama 3 tahun
Keputusasaan
berhubungan dengan
terpajan stress psikologis
yang lama
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral
2. Gangguan pemenuhan istirahat tidur ( kurang dari kebutuhan )
berhubungan dengan seringnya terbangun malam sekunder inkontinensia
urine
3. Gangguan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan sekret
pada trakhea
4. Keputusasaan berhubungan dengan terpajan stress psikologis yang lama
5. Resiko tinggi gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi ( kurang dari
kebutuhan ) berhubungan dengan anoreksia, kesulitan mengunyah
![Page 22: HIPERTENSI](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022070318/5571fa0249795991699100f3/html5/thumbnails/22.jpg)
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI
DISUSUN OLEH :
DIANA TRI LESTARI
G6B 204 011
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
![Page 23: HIPERTENSI](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022070318/5571fa0249795991699100f3/html5/thumbnails/23.jpg)
2004