Hikmah setelah mengalami gangguan jiwa

15
Hikmah setelah mengalami gangguan jiwa Oleh: Bagus Utomo ( [email protected] , twit @bagus) Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (http://www.peduliskizofrenia.org)

Transcript of Hikmah setelah mengalami gangguan jiwa

Hikmah setelah mengalami

gangguan jiwa

Oleh: Bagus Utomo ([email protected], twit @bagus)

Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (http://www.peduliskizofrenia.org)

Jadi mengenal diri sendiri dgn lebih baik

Contohnya: Kalo begdang, paginya jadi ngaco moodnya, jadi saya batasi diri kalo

malem gak boleh tidur lewat dari jam 1. Kalo lelah atau lapar, gampang marah. Jadi kalo

pulang kerja mesti makan dan istirahat yang cukup dulu baru ngobrol sama keluarga.

Saya bilangin bapak ibu juga supaya gak usah ngajak ngomong banyak atau hal2

penting kalo saya belom makan atau istirahat. Menghindari pikiran yg terlalu rumit dan

nggak membantu meringankan perikehidupan riil saya sehari2. Istilahnya diet pikiran. Gak

perlu nonton TV, kecuali humor, FTV, film, musik dan sedikit gosip artis. Mencari hobi yg

menyenangkan, biar terhibur dan bisa menyerap energi fisik dan otak saya yg berlebihan.

Mencicil pekerjaan/tugas kantor, biar nggak stres2 amat mendekati deadline. Nonton just

for a laugh atau video pengetahuan dan pemandangan2 indah di youtube buat

hiburan. Rekreasi, motoran, nyetir mobil, hiking, miara ikan dll. Kegiatan sosial. Yang masih

kurang=olahraga

Jadi tau bahwa perlu menerima dan

menyayangi diri sendiri

Saya dulu kurang sadar soal ini. Jadi cenderung berusaha membuktikan diri bahwa saya

cukup berharga untuk disayang ortu, atau diterima dalam kelompok sosial di

sekolah/kuliahan. Atau memandang bahwa saya gak cukup keren untuk pacar saya.

Lama2 sadar juga kalo hidup kayak gitu capekdeh.com. Sayangnya saat memasuki

dunia dewasa nggak ada yg ngasih masukan soal itu. Atau sayanya juga udah kelibet

jaring mindset yg cupet, sehingga orang2 udah berusaha ngasih tau, sayanya nggak

nyadar2. Ngeyel. Tapi syukurlah akhirnya saya paham bahwa kita ini mesti sadar dan

fokus sama potensi diri kita yg baik2, yang positif2. Kita dulu yg menerima diri kita dengan

segala kekurangan dan kelebihan kita. Apresiasi dari orang lain, bonus rahmat dari Tuhan.

Sama2 pentingnya sih. Dengan begitu kita jadi lebih enjoy ama kondisi diri kita sendiri.

Humor sangat esensial dalam hidup ini

Ini gak perlu dijelaskan, pasti dah pada ngerti

Hidup jangan lempeng2 amat

Hidup kalo terlalu lempeng, kitanya jadi bodo. Disiplin batu. Kalo dah ditaro di satu titik

diem aja gak fleksibel. Padahal jalan gak selalu lempeng, gak selalu mulus. Kalo ada

lobang jangan diterjak –kata orang betawi, jangan dihajar bleh. Tar pelek bisa penyok

atau yang fatal bisa patah as. Repot dah. Hidup ini mesti siap berbuat kesalahan dan

kegagalan. Sebab kalo menerima kesuksesan sih orang pada berebutan. Kalo gagal kan

gak gitu. Padahal gagal, salah itu sama pentingnya sama kesuksesan buat hidup kita.

Salah juga masih bisa minta maaf kok. Tuhan aja Maha Pemaaf.

Jadi sadar bahwa kesehatan jiwa sama

pentingnya sama kesehatan raga

Tadinya kan taunya kalo kesehatan jiwa itu ngikut kesehatan raga aja. Tapi ternyata gak

tepat demikian. ternyata ada yg namanya Bio Psiko Sosial.

Jadi tau pentingnya psikolog dan

psikiater

Trus juga baru tau ada profesi perawat jiwa, pekerja sosial, relawan kesehatan jiwa dll.

Tapi sampe sekarang masih takut ama psikiater. Soale kayak berhadapan ama

paranormal. Takut diterawang, hahaha...

Baru tau ada istilah "self medicating"

Rupanya dari dulu saya suka coba2 minum macem2 suplemen atau jamu dari tonikum

bayer, sakatonik liver, neurobion dll itu bagian dari instink saya untuk menyembuhkan diri

sendiri(self medicating). Untungnya saya nggak merokok, jadi nggak nyambung nyoba

narkoba. Saya juga baru tau kalo orang yg toleransinya terhadap alkohol tinggi, kalo

minum alkohol gak gampang mabok, justru tanda bahwa dia punya kerentanan

alkoholisme. Banyak yg terjerumus ke masalah kecanduan karena "self medicating" ini.

Mungkin itu akibat udah merasakan gejala dan secara insting mengobati sendiri.

Baru tau ada yang namanya "rentan

gangguan jiwa"

Akhirnya saya dan adik2 saya bisa menerima kalo kami termasuk kelompok resiko rentan

terhadap gangguan jiwa. Kami juga bisa menerima bahwa ini bukan sebuah kelemahan,

tapi pengetahuan yang bisa disikapi dengan baik dengan modal pengetahuan

kesehatan jiwa yang modern. Kemudian belajar untuk mendiskusikan masalah secara

sehat dan terbuka. Nggak ada masalah yg tabu2 amat untuk dibahas secara dewasa.

Mengetahui bahwa kami rentan gangguan jiwa nggak membuat kami sedih atau rendah

diri. Tapi justru membawa kesadaran baru mengenal diri lebih baik. Dan sadar bahwa kita

perlu mengedukasi keluarga. Kalau tidak bisa menghadapi sendiri kami sadar bahwa

psikolog atau psikiater memiliki keahlian membantu kita.

Jadi sadar tentang tentang adanya

STIGMA

Dulu saya suka ngetawain 'orang gila". Eh taunya kakak saya sendiri ngalamin. saya dan

adik2 jadi ngetawain diri sendiri, kualat kali ya :D Tapi nggak sih. Ya kami jalanin aja.

Mungkin pengalaman ini juga memberi sudut pandang buat kami tentang stigma

terhadap gangguan jiwa. Stigma dari masyarakat maupun self stigma, harus dihapus dari

bumi Indonesia. Hanya dengan begitu, Indonesia bisa jadi bangsa yg beradab dan

percaya diri.

Jadi makin sadar perlunya pluralitas,

kemajemukan

Semua manusia kan pernah sedih. Baik sebentar maupun rada panjangan dikit. Pernah

mengkhayal yg gak masuk akal. Pernah bercita2 yg aneh2. Ada juga yang fanatik,

sampe merasa paling bener sendiri. Gak semuanya perlu didiagnosa terganggu jiwanya.

Gak perlu juga kita semua harus sejalan, seiya sekata. Justru kesadaran kesehatan jiwa

menyadarkan kita betapa pentingnya menjaga kemajemukan. Menjaga kemajemukan

adalah kepentingan kita semua. Edukasi tentang masalah gangguan jiwa memang perlu,

biar yg merasa kualitas hidupnya terganggu sama gangguan jiwa yang dialami bisa

datang konsultasi ke profesional kesehatan jiwa tanpa gengsi atau takut. Tapi

bagaimana kita mengajak seluruh bangsa Indonesia tidak mendiskriminasi ODMK

dimanapun berada, khususnya mereka belum sadar bahwa sedang sakit/mengalami

gangguan jiwa, tidak mampu secara finansial atau memang memilih tidak berobat, itu

butuh kesadaran keberagaman. Bahwa setiap ciptaan Tuhan unik, mulia dan sederajat.

Gangguan jiwa tertentu ada kaitannya

sama kreatifitas tinggi

Banyak sekali teman2 yg senang sekali menghubungkan skizofrenia atau bipolar disorder

dengan kecerdasan(IQ). Kalo yg saya baca2 dari jurnal2, gak ada korelasi kuat soal

ini(cmiiw). Tapi kaitan dengan kreatifitas ada. Dan bagi saya kreatifitas itu lebih

komprehensif daripada sekedar angka IQ. Kata Einstein, dia gak menemukan teori

relatifitas dari pemikiran rasional dia. Makanya dia bilang Imagination is greater than

knowledge. Kreatifitas membuat jiwa kita bebas berfikir melewati batas2. Diimbangi

kemampuan rasional, imajinasi dapat diuji dan dituangkan ke dalam realitas. Dalam hal

Einstein, melalui rumus2 fisika. Jadi ada jembatan antara imajinasi dan realitas. Tanpa

adanya jembatan ke realitas, imajinasi jadi pepesan kosong yang sulit diterima

masyarakat. Shuster menciptakan figur superman yang mengenakan kancut di luar dan

bersayap seperti seprai dengan kekuatan super dan sorot mata membakar bisa

diapresiasi publik karena dia dapat menuangkannya dalam medium komik.

Jadi punya Empati sama orang lain

Gampang kesian. Tapi jangan sampe lupa ngerawat diri sendiri. Empati disini maksudnya

bukan cuma gampang kesian doang. Tapi juga bisa memikirkan bagaimana sudut

pandang orang lain dalam memandang suatu masalah. Dan put that into account,

menjadikan bahan pertimbangan yg sehat dalam menentukan sikap. Dengan memiliki

empati, pintu kebijaksanaan terbuka buat kita, karena kita dapat memahami berbagai

sudut pandang, memaklumi dan mengakomodasi. Orang akan bahagia bila

pendapatnya diakomodasi dengan baik. Bila ditolakpun, kita bisa memberikan argumen

yg bersahabat sehingga orang tidak sampai merasa tertolak :)

Menemukan makna hidup dan

spiritualitas

Kata psikiater Viktor E Frankl, proses menemukan makna hidup sangat2 penting bagi

penderita gangguan jiwa. Liat video beliau

di http://www.ted.com/speakers/viktor_e_frankl.html. Saya setuju. Dalam hal ini kita nggak

boleh terjebak dalam sudut pandang yg mudah menghakimi. Kalo ada yg merasa flat,

datar terhadap konsep Tuhan, merasa ingin pindah agama, menjadi skeptis dan atheis.

Inilah realitas kehidupan yang harus kita sikapi dengan bijak. Semua ini adalah sebuah

proses menemukan jati diri dan menemukan kesadaran eksistensi kita di semesta ini. Ini

bukan sebuah proses yg final. Bermurah hatilah. Hikmah itu urusan sang Pencipta

kehidupan. Tapi jangan mikir yang berat2 dulu. Istirahat. Harapannya dengan terapi dari

profesional kesehatan jiwa, nanti kalo udah pulih baru bisa mikir lebih baik. Barulah

tentukan pilihan2 penting dalam hidup kita.

Sekian dan Terima Kasih

Semoga berguna