Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya internis maupun dokter umum untuk selalu meningkatkan...

12
Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya Susunan Redaksi: Penanggung Jawab: Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP*Pemimpin Redaksi: Dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM *Bidang Materi dan Editing: Dr. Wismandari, SpPD, FINASIM; Dr. Tri Juli Edi Tarigan, SpPD, FINASIM; Dr. Alvin Tagor Harahap, SpPD; Dr. Nadia A. Mulansari, SpPD; Amril, SSi *Koresponden: Cabang Jakarta Raya, Cabang Jawa Barat, Cabang Surabaya, Cabang Yogyakarta, Cabang Sumut, Cabang Semarang, Cabang Sumbar, Cabang Sulut, Cabang Sumsel, Cabang Makassar, Cabang Bali, Cabang Malang, Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kaltim, Cabang Kalbar, Cabang Provinsi Aceh, Cabang Kalselteng, Cabang Sulawesi Tengah, Cabang Banten, Cabang Bogor, Cabang Purwokerto, Cabang Lampung, Cabang Kupang, Cabang Jambi, Cabang Kepulauan Riau, Cabang Gorontalo, Cabang Cirebon, Cabang Maluku, Cabang Tanah Papua, Cabang Maluku Utara, Cabang Bekasi, Cabang Nusa Tenggara Barat, Cabang Depok, Cabang Bengkulu, Cabang Sulawesi Tenggara *Sekretariat: sdr. M. Muchtar, sdr. Husni, sdr. M. Yunus, sdri. Oke Fitia, sdri. Nurmalita Sari, sdr. Dilla Fitria, sdr. Supandi *Alamat: PB PAPDI, RUMAH PAPDI, Jl. Salemba I No.22-D, Kel. Kenari, Kec. Senen, Jakarta Pusat 10430. Telp : 021-31928025, 31928026, 31928027; Fax Direct: 021-31928028, 31928027; SMS 085695785909; Email: [email protected]; Website: www.pbpapdi.org September 2014

Transcript of Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya internis maupun dokter umum untuk selalu meningkatkan...

Page 1: Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya internis maupun dokter umum untuk selalu meningkatkan kompetensinya melalui berbagai acara ilmiah seperti Pertemuan Ilmiah Nasional PB PAPDI. Pada

Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya

Susunan Redaksi: Penanggung Jawab: Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP *Pemimpin Redaksi: Dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM *Bidang Materi dan Editing: Dr.Wismandari, SpPD, FINASIM; Dr. Tri Juli Edi Tarigan, SpPD, FINASIM; Dr. Alvin Tagor Harahap, SpPD; Dr. Nadia A. Mulansari, SpPD; Amril, SSi *Koresponden: Cabang Jakarta Raya, Cabang Jawa Barat, Cabang Surabaya, CabangYogyakarta, Cabang Sumut, Cabang Semarang, Cabang Sumbar, Cabang Sulut, Cabang Sumsel, Cabang Makassar, Cabang Bali, Cabang Malang, Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kaltim, Cabang Kalbar, Cabang ProvinsiAceh, Cabang Kalselteng, Cabang Sulawesi Tengah, Cabang Banten, Cabang Bogor, Cabang Purwokerto, Cabang Lampung, Cabang Kupang, Cabang Jambi, Cabang Kepulauan Riau, Cabang Gorontalo, Cabang Cirebon, CabangMaluku, Cabang Tanah Papua, Cabang Maluku Utara, Cabang Bekasi, Cabang Nusa Tenggara Barat, Cabang Depok, Cabang Bengkulu, Cabang Sulawesi Tenggara *Sekretariat: sdr. M. Muchtar, sdr. Husni, sdr. M. Yunus, sdri. OkeFitia, sdri. Nurmalita Sari, sdr. Dilla Fitria, sdr. Supandi *Alamat: PB PAPDI, RUMAH PAPDI, Jl. Salemba I No.22-D, Kel. Kenari, Kec. Senen, Jakarta Pusat 10430. Telp : 021-31928025, 31928026, 31928027; Fax Direct: 021-31928028,31928027; SMS 085695785909; Email: [email protected]; Website: www.pbpapdi.org

September 2014

Page 2: Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya internis maupun dokter umum untuk selalu meningkatkan kompetensinya melalui berbagai acara ilmiah seperti Pertemuan Ilmiah Nasional PB PAPDI. Pada

Halo INTERNIS Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya

2 September 2014

Sejawat nan terhormat,

Dalam waktu hampir bersamaan, dunia kedokteran di Indone-sia mengalami dua momentum penting. Yaitu mulai diberla-kukannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Kesehat-

an pada awal 2014 dan harmonisasi Asean bidang kesehatanpada 2015. Reformasi dalam tatanan pelayanan kesehatan ini me-nerapkan sistem pelayanan kesehatan berjenjang. PAPDI sangatmendukung progam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Namundalam pelaksanaan JKN banyak ditemukan kendala. Untuk ituPAPDI selalu mengawal dan mengevaluasi pelaksanaan JKN ini.Pada edisi highlight PIN XII Surabaya kami mengulas JKN yangmenjadi tema hangat dalam Rakernas PB PAPDI dan Semua Ca-bang PAPDI, Februari 2014 lalu.

Harmonisasi Asean bidang kesehatan telah di depan mata.PAPDI bersama perhimpunan dokter spesialis penyakit dalam ne-gara-negara Asean melalui AFIM telah melakukan langkah-lang-kah ke harmonisasi Asean bidang kesehatan. Dalam era ini, dok-ter dituntut selalu meningkatkan kemampuan dan ketrampilan da-lam treatment dan diagnosis penyakit. PAPDI menaruh perhatianbesar terhadap peningkatan professionalitas internis. PIN PAPDIXII yang diselenggarakan di Surabaya pada awal September 2014ini merupakan upaya PAPDI meningkatkan kompetensi dokter.

Pada edisi khusus kali ini, kami mengulas persiapan panitiaPIN PB PAPDI XII Di Surabaya yang telah bekerja dengan optimalmensukseskan acara ilmiah tahunan PAPDI ini. Seperti diketahuiPIN selalu menghadirkan informasi terkini dalam bidang ilmu pe-nyakit dalam. Dengan model workshop, PIN PAPDI banyak dimi-

nati oleh sejawat.Selain itu kami mengangkat sosok unik, yaitu internis dengan

hobby fotografi. Di sela-sela kesibukannya mereka masih sempatmelakoni hobbynya. Bahkan mereka telah menggelar pameranfotografi. Terakhir, adalah berita menggembirakan dimana PAPDItelah memiliki gedung sendiri yang diberi nama “Rumah PAPDI”.

Demikian sepatah kata dari redaksi. Selamat mengikuti PIN PB PAPDI XII di Surabaya.

BIDANGHUMASPUBLIKASIDANPENGABDIANMASYARAKAT

Page 3: Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya internis maupun dokter umum untuk selalu meningkatkan kompetensinya melalui berbagai acara ilmiah seperti Pertemuan Ilmiah Nasional PB PAPDI. Pada

Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya Halo INTERNIS

3September 2014

muan dan ketrampilan medisnya agardapat memberikan pelayanan kesehatanyang lebih bermutu. Hal ini menjadi salahsatu perhatian PAPDI agar para dokterbaik internis maupun dokter umum untukselalu meningkatkan kompetensinyamelalui berbagai acara ilmiah sepertiPertemuan Ilmiah Nasional PB PAPDI.

Pada tahun ini, PAPDI Cabang Sura-baya mendapat kehormatan menjadi tuan

rumah Pertemuan Ilmiah Nasional (PIN)XII PAPDI 2014. Panitia baik dari PBPAPDI maupun PAPDI Cabang Surabayasiap menyambut sejawat dari seluruhIndonesia. PIN XII PAPDI yang berlang-sung di Hotel Shangri La, Surabaya, 5-7September 2014 ini akan dibuka lang-sung oleh Gubernur Jawa Timur DR. H.Soekarwo. Sebelum membuka acara,Gubernur Jawa Timur yang akrab di

Dalam waktu hampir bersamaandunia kedokteran di Indonesiamemasuki dua momentum pen-ting. Yaitu reformasi sistem pela-

yanan kesehatan Sistem Jaminan SosialNasional (SJSN) yang telah dimulai awal2014 dan harmonisasi ASEAN bidang ke-sehatan pada 2015 nanti. Di era ini, paradokter akan lebih dituntut untuk selalumeningkatkan dan memperbaharui keil-

Dr. Soebagijo Adi Soelistijo, SpPD, K-EMD, FINASIM

Welcome toPIN PB PAPDI XII

Surabaya

Welcome to

DR. Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP.

Page 4: Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya internis maupun dokter umum untuk selalu meningkatkan kompetensinya melalui berbagai acara ilmiah seperti Pertemuan Ilmiah Nasional PB PAPDI. Pada

Halo INTERNIS Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya

4 September 2014

panggil Pakde Karwo akan memberi katasambutan di hadapan para tamu baik daridinas kesehatan Jawa Timur , Ketua IDIWilayah Jawa Timur dan lebih dari 800peserta PIN XII ini.

Acara akan diawali oleh opening art tariRemo yang akan dibawakan oleh PPDSDepartemen Ilmu Penyakit Dalam Fakul-tas Kedokteran Universitas Airlangga/RSDr. Soetomo. Tari Remo merupakan bu-daya Jawa Timur yang biasa dipakai padapembukaan dan sekaligus menyambuttamu-tamu pada suatu acara.

“Terimakasih pada PB PAPDI yangtelah memilih PAPDI Cabang Surabayamenjadi tuan rumah PIN XII ini. Kami pa-nitia siap menyukseskan PIN XII ini,” kataKetua PAPDI Cabang Surabaya Dr. Soe-bagijo Adi Soelistijo, SpPD, K-EMD,FINASIM ketika dihubungi melalui sam-bungan telepon.

Panitia, kata Dr. Soebagijo Adi, telahbekerja maksimal untuk kelancaran acaraini. Panitia PIN XI adalah anggota PAPDICabang Surabaya dan PPDS Ilmu Pe-nyakit Dalam FK Unair/RS Dr. Soetomo.

Ahli endokrin ini menjelaskan pada PINlebih banyak workshop daripada simpo-sium ilmiah. Untuk itu, panitia juga telahmenyediakan tempat workshop di RSDarmo dan RS Dr. Soetomo, selain diHotel Shangri La. “Kegiatan PIN lebihbanyak acara workshopnya. Ini menjadiciri khas PIN PAPDI dibanding kegiatanilmiah kedokteran yang lain. Denganbegitu diharapkan peserta dapat me-ningkatkan ketrampilan medisnya sehing-ga dapat diterapkan di tempat praktikmasing-masing,” katanya.

Model workshop ini, lanjut Dr. Soeba-gijo Adi, menjadi daya tarik sendiri bagidokter mengikuti PIN. Tema-tema aktualyang kerap dijumpai ketika praktek akandibahas tuntas oleh pakarnya. Selain itu ,peserta juga akan mendapat treatmentdan diagnosis mutakhir dari para ahlinya.Simposium akan memaparkan penemu-an yang sedang berkembang di bidangkedokteran seperti obat dan diagnosisterbaru.”Peserta PIN dapat meningkatkanmutu pelayanan kesehatan di daerahmasing-masing di Indonesia,” tambahnya

PIN merupakan pertemuan ilmiahtahunan Pengurus Besar PerhimpunanDokter Spesialis Penyakit Dalam. PBPAPDI setiap tahunnya menyelenggara-kan acara ini dengan tujuan untuk mem-bantu para dokter, terutama internis yangtersebut di seluruh Indonesia untuk me-ningkatkan skill dan meng up date ilmupengetahuan, khususnya di bidang ilmupenyakit dalam. ”Dengan adanya PIN inidiharapkan dokter spesialis penyakit da-lam dapat memperoleh pengetahuan danketrampilan tambahan dalam rangka pe-ningkatan pelayanan secara holistik ke-pada pasien,” kata Ketua Pelaksana PINXI DR. Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP.

Penyelenggaraan PIN pun bergantiandi kota-kota cabang PAPDI di Indonesia.Menurut Dr. Ari, tempat penyelengga-raan PIN di berbagai kota propinsidimaksudkan untuk pemerataan danupdate disiplin ilmu di bidang penyakitdalam khususnya bagi anggota PAPDIyang tersebar di 36 cabang dari Sabangsampai Merauke. Model penyelengga-raan PIN pun berbeda dengan sympo-sium kedokteran lainnya. PIN lebihmengutamakan model lokakarya dengantema-tema aktual untuk memudahkanpeserta berinteraksi lebih jauh denganpara pembicara yang pakar dibidangnya.Hal ini diharapkan agar internis dapat me-natalaksana pasien secara holistik danmampu menangani kasus-kasus yang ke-rap terjadi di wilayah masing-masing.

Tema “Update in Diagnostic Proce-dures and Treatment in Internal Medicine”menjadi daya tarik tersendiri bagi internisuntuk ikut PIN. Ditambah lagi dengan ke-masan yang menarik, berupa kuliahumum, temu ahli dan workshop, men-jadikan PIN agenda tahunan yang tak ter-lewatkan. Di samping up date penge-tahuan, para sejawat bersama keluargadapat menikmati wisata Surabaya yangakan dipandu oleh mitra panitia PIN.Pada kesempatan ini Dr. Soebagijo Adimengucapkan terima kasih pada PBPAPDI yang telah memberi kehormatanPAPDI Cabang Surabaya menjadi tuanrumah, begitu pula ucapan terima kasihuntuk sejawat panitia di Surabaya sertaberbagai mitra panitia yang telah men-dukung berlangsungnya acara perte-muan ilmiah nasional ini. (HI)

Daya tarik PIN PAPDI ada pada acaranya yangmengutamakan workshop. Berbeda dengankebanyakan kegiatan ilmiah kedokteran, modelseperti ini ini menjadi ciri khas PIN PAPDI danmesti dipertahankan.

Taman Bungkul, Surabaya.

Page 5: Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya internis maupun dokter umum untuk selalu meningkatkan kompetensinya melalui berbagai acara ilmiah seperti Pertemuan Ilmiah Nasional PB PAPDI. Pada

Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya Halo INTERNIS

5September 2014

suki era Sistem Jaminan Sosial Nasional(SJSN) bidang kesehatan.

Persoalan SJSN menjadi isu hangatdalam rakernas itu. Meski perangkat hu-kum dan operasionalnya telah terbentuk,namun Program Jaminan Kesehatan Na-sional (JKN) pada pelaksanaannya ter-bentur beragam persoalan. Berbagai ken-dala dalam pelaksanaan JKN menyeruakdi perhelatan ini. Adalah Ketua Tim AdhocSJSN PAPDI, Dr. Prasetyo Widhi B,SpPD, FINASIM yang menyampaikanhasil temuan tim adhoc SJSN PAPDImengenai semrawutnya pelaksanaanJKN yang diperoleh dari investigasi danlaporan para internis dari berbagai tem-pat pelayanan kesehatan di Indonesia.

Temuan tim adhoc mendapat tang-gapan langsung dari institusi terkait. Pa-da rakernas ini, PAPDI mengundang na-ra sumber yang langsung terkait denganJKN. Mereka adalah DR. Dr. FachmiIdris, MKes Direktur Utama BPJS, DrgArmansyah, MPPM Kepala Bidang Ken-dali Mutu dan Pengembangan JaringanPelayanan, Pusat Pembiayaan danJaminan Kesehatan (P2JK) KementerianKesehatan RI, Dr. Kalsum Komaryani,MPPM Wakil Ketua Nationall CasemixCenter (NCC) Kementerian Kesehatan

KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC,FACP mengatakan rakernas kali ini me-miliki arti penting bagi PAPDI mengingatsaat ini bangsa Indonesia mulai memasu-ki reformasi besar dalam tatanan sistempelayanan kesehatan nasional. Sepertidiketahui, terhitung 1 Januari sistem pe-layanan kesehatan nasional telah mema-

Sabtu dini hari Auditorium HotelHarris masih tampak riuh. Silangpendapat peserta rapat mengi-ringi pertemuan itu hingga larut

malam. Mereka merupakan delegasi dari36 cabang PAPDI dan departemen IlmuPenyakit Dalam dari fakultas kedokterandi seluruh Indonesia yang mengikuti “Ra-kernas PB PAPDI dan Semua PAPDI Ca-bang 2014”, pada 1-2 Maret 2013 lalu.

Acara ini adalah rakernas kedua pe-ngurus PB PAPDI periode 2012 – 2015.Pertemuan tahunan PAPDI ini menga-gendakan berbagai persoalan internaldan eksternal PAPDI. Ketua Umum PBPAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-

Menjaga Professionalitas PAPDI di Tengah Era SJSN

PAPDI mendukung SJSN,namun implementasinya

tetap memperhatikandokter dalam meningkat-

kan professionalitas,memberi ruang untuk

meningkatkan kompetensisehingga tidak

mengalami down grade.

Rakernas PB PAPDI dengan Semua Cabang PAPDI:

Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP.

Prosesi pembukaan Rakernas PB PAPDI dan Semua Cabang PAPDI.

Page 6: Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya internis maupun dokter umum untuk selalu meningkatkan kompetensinya melalui berbagai acara ilmiah seperti Pertemuan Ilmiah Nasional PB PAPDI. Pada

Halo INTERNIS Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya

6 September 2014

RI, dan Dwi Edhie Laksono, SE, MAKepala Seksi Tarif BLU Ditjen PembinaanPengelolaan Keuangan, Badan LayananUmum Kementerian Keuangan RI.

Di akhir pemaparan, dilanjutkan de-ngan sesi tanya jawab yang dimoderatorioleh Sekretaris Jenderal PB PAPDI Dr.Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV,FINASIM, FACP. Kesempatan ini diman-faatkan peserta untuk menyampaikanmasalah-masalah JKN yang dijumpai didaerahnnya masing-masing.

“Sosialisasi tentang kerja BPJS teruskami lakukan, agar kendala – kendala dilapangan dapat segera diatasi. Untuk itu,saya berterimakasih kepada Ketum PBPAPDI yang telah mengundang untuk sal-ing berbagai infomasi tentang BPJS,”kata Dr. Fachmi di awal presentasinya.

Dr. Fachmi mengakui peliknya per-soalan JKN ini. Menurutnya masalahyang terkait dengan dokter saat ini adalahberupa ketersedian obat dan tarif INACBGs. Untuk itu, ia beserta jajarannyaakan bekerja lebih maksimal untuk mem-benahinya. “Kami berusaha keras mere-spon setiap persoalan yang ada,” tegas-nya.

Pada sessi selanjutnya, masing-mas-ing bidang kerja PB PAPDI memaparkanprogram kerja yang telah dan akan dilak-sanakan sesuai dengan renstra PBPAPDI. Namun sebelumnya Ketua UmumPB PAPDI, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD,K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC,FACP mengawali pemamparan denganmemberi arahan kerja pengurus PBPAPDI 2012-2015.

Berbagai pendapat dilontarkan peser-ta setelah semua koordinator bidang PB

PAPDI selesai memaparkan prgram ker-janya. Bidang etik dan mediokolegal ma-sih menjadi perhatian peserta rakernasterkait kasus sengketa medis dan hu-bungan dengan perhimpunan lain, seper-ti soal adolescent. Perdebatan berlang-sung hingga tengah malam.

Pada hari kedua, agenda RakernasPB PAPDI dengan semua Cabang PAPDIdiisi dengan presentasi dari Ketua TimAdhoc PAPDI yang terdiri dari tim Adhoc :white paper, dokter asing, adolescent,Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN),dan mapping need. Pada sessi itu jugadilaporkan pembuatan video EIMED.

Dr. Bambang Setyohadi, SpPD,K-R,FINASIM mengawali presentasi hasil

kajian tim adhoc white papper, kemudiandilanjutkan pemaparan tentang dokterasing oleh DR. Dr. Aru W. Sudoyo, SpPD,K-HOM, FINASIM, FACP.

Suasana kian menghangat ketika DR.Dr. Arto Yuwono S, SpPD, K-P, FINASIM,FCCP memaparkan kajian adolescent.Soal kesehatan remaja, PAPDI bersamaperhimpunan spesialis lain bekerjasamamembentuk unit klinik remaja dan PAPDIsegera membuat kompetensi kesehatanremaja.

Perdebatan bertambah panjang ketikaDr. Prasetyo Widhi B, SpPD, FINASIMmemaparkan hasil temuan tim adhocSJSN. Umumnya, peserta rakernas men-dukung sistem pelayanan kesehatanberdasarkan asuransi nasional itu, na-mun dalam implementasinya, peserta ra-kernas memberi catatan tetap memper-hatikan kepentingan dokter dalam me-ngembangankan professionalitas doktersehingga tidak sampai mengalami downgrade.

Pemaparan tim adhoc diitutup oleh Dr.Edy Rizal Wahyudi, SpPD, K-Ger,FINASIM dengan mempresentasikanmapping need. Di samping itu, juga dije-laskan persiapan PIN XII di Surabaya,Konker XIII di Yogyakarta, KOPAPDI XVIdi Bandung, dan World Congress ofInternal Medicine (WCIM) 2016 di Bali-Indonesia.

Rakernas kali ini menghasilkan berba-gai agenda kerja PAPDI yang menututperhatian besar. Hal ini terkait dengantetap menjaga dan meningkatkan profes-sionalitas PAPDI dalam menghadapi eraSJSN dan mengantisipasi harmonisasiAsean bidang kesehatan 2015. (HI)

DR. Dr. Fachmi Idris, MKes

Foto bersama peserta Rakernas PB PAPDI dan Semua Cabang PAPDI.

Page 7: Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya internis maupun dokter umum untuk selalu meningkatkan kompetensinya melalui berbagai acara ilmiah seperti Pertemuan Ilmiah Nasional PB PAPDI. Pada

Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya Halo INTERNIS

7September 2014

Tampaknya, IDAI berupaya “menjagapasien” layanan kesehatan anak berda-sarkan usia. IDAI mematok hingga 18tahun masih dilayani oleh pediatrik. lan-tas, apa dasar 18 tahun? Dr. Yana Akh-mad Supriatna, SpPD, K-P dari PAPDIcabang Jawa Barat mengatakan tidak di-temukan penelitian yang shohih menge-nai batasan usia 18 tahun. “Penetapan 18tahun tidak evidence base” ungkapnya.

Padahal, Dr. Yana mengatakan kerapkebanjiran pasien paru yang berusia dibawah 18 tahun. Ia mengakui pasientersebut selama ini baik-baik saja. Halserupa juga diakui Sekretaris PAPDIcabang Makassar Dr. Faridin Pango,SpPD, K-R, FINASIM. Ia mengatakan in-

Secarik surat dilayangkan PP IDAIke Menteri Kesehatan RI Dr.Nafsiah Mboi, SpA. Lewat suratbernomor 704/PP IDAI/III/2013

itu, Pengurus Pusat Ikatan Dokter AnakIndonesia (PP IDAI) meminta Kemenkesuntuk menetapkan semua pusat layanankesehatan di Indonesia memberikanlayanan kesehatan anak setiap individuhingga berumur 18 tahun. Dan membukaklinik remaja untuk memberikan pelayan-an kesehatan kepada remaja yang dila-yani oleh dokter spesialis anak bersamadengan profesi lain yang terkait. Kini,usulan perhimpunan yang memayungidokter spesialis anak itu masih dalampembahasan pihak Kemenkes RI.

ternis tak sedikit yang menangani pasienberusia 15 – 18 tahun. Hal ini, menurut-nya, terjadi karena untuk kasus-kasustertentu seperti lupus, yang tidak terdapatdi bagian ilmu kesehatan anak (IKA) ma-ka ditangani oleh internis. Kebanyakanyang terjadi karena permintaan pasiensendiri mengingat pada usia tersebut me-reka merasa sudah dewasa. “Pasien ber-usia 14 – 18 tahun seringkali merasa ti-dak pantas lagi diperlakukan sepertianak-anak, sebagian lebih memilih dita-ngani internis. Atau mereka dengan tinggibadan layaknya orang dewasa, tidakmemungkinkan ditempatkan di ruangrawat anak. Kemudian bagaimana orangtua yang memiliki anak pada usia 17tahun, apakah ibu dan anaknya akan sa-ma-sama ditempatkan di ruang rawatanak?” tanya Ketua Divisi ReumatologiRS Dr. Wahidin Sudirohusodo-FK Unhas,Makassar itu.

Dr. Faridin juga menyayangkan pihakdepartemen ilmu kesehatan anak (IKA) dibeberapa rumah sakit, termasuk Rumah

Dr. Yana Akhmad Supriatna, SpPD, K-P Dr. Faridin Pango, SpPD, K-R, FINASIM

Secara medis sulit membuat batas tegas yang memisahkanantara anak dan dewasa. Kesehatan remaja merupakankompetensi banyak disiplin ilmu, termasuk ilmu penyakitdalam. PAPDI sudah semestinya membekali para internisdengan kompetensi kedokteran remaja.

Kedokteran Remaja:

Mengatasi Masalah Remaja dengan “Dewasa”

DR. Dr. Arto Yuwono Soeroto, SpPD, K-P,FINASIM, FCCP

Page 8: Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya internis maupun dokter umum untuk selalu meningkatkan kompetensinya melalui berbagai acara ilmiah seperti Pertemuan Ilmiah Nasional PB PAPDI. Pada

Halo INTERNIS Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya

8 September 2014

Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo tempat iabekerja, yang menindaklanjuti usulan PPIDAI ke komite medis sebelum ada kete-tapan dari Kemenkes RI. Pasalnya, bilaketentuan pasien anak hingga 18 tahunditetapkan, maka pihak rumah sakitmemerlukan berbagai persiapan sepertirenovasi ruang rawat anak serta perala-tan medis penunjang lainnya. Pada prak-teknya, dapat menimbulkan “gejolak” dipusat layanan kesehatan.

DR. Dr. Arto Yuwono Soeroto, SpPD,K-P, FINASIM, FCCP anggota tim AdhocAdolescent PB PAPDI membenarkanpendapat para koleganya. Hasil kajianTim Adhoc Adolescent PB PAPDI, kataDr. Arto begitu biasa disapa, penetapanbatas usia 18 tahun seperti yang di-usulkan PP IDAI berpotensi mengundangberagam masalah. Diantaranya, bagi pe-tugas kesehatan sangat rawan masuk keranah hukum bila kelak terjadi hal-halyang tidak diinginkan seperti tuntutan hu-kum, rumah sakit mesti melakukan peru-bahan infrastruktur yang mendasar yangdipastikan banyak mengeluarkan biayadan waktu, kebingungan karena pasiendengan kategori remaja tidak berkenandiperlakukan sebagai pasien anak-anakmengingat postur tubuh sudah layaknyaorang dewasa. ”Secara medis sulit mem-buat batas tegas yang memisahkan an-tara anak dan dewasa. Remaja berusia18 tahun kurang 2 hari dengan yang ber-usia 18 tahun lebih 2 hari organ tubuhnyatidak berbeda,” jelas Ketua PAPDI Ca-bang Jawa Barat ini saat Rakernas PBPAPDI dan Seluruh PAPDI Cabang, diHotel Haris, Jakarta awal Maret 2014 lalu.

Kendati demikian, angka 18 tahunyang diusulkan PP IDAI memiliki dasarkonstitusi yang kuat. Dalam suratnya, IDAImemakai payung Undang-Undang Kese-hatan Nomor 36 tahun 2009 pasal 131yang menjelaskan bahwa upaya pemeli-haraan kesehatan anak dilakukan sejakanak masih dalam kandungan, dilahirkan,setelah dilahirkan, dan sampai berusia 18tahun. Dan Undang-Undang Nomor 23tentang Perlindungan Anak yang menje-laskan batas usia anak hingga 18 tahun.

Ternyata, kedua undang-undang ter-sebut tidak berdiri sendiri. Regulasi yangberkaitan dengan anak-anak, seperti UUKPAI, UU Ketenagakerjaan, UU PartaiPolitik dan lain-lain mematok batas usiaanak dan dewasa pada 17 – 18 tahun.

“Hampir semua undang-undang yangberlaku menetapkan batas usia anak-anak sekitar 18 tahun. Tidak ditemukansatu undang-undang pun yang menetap-kan batas usia anak hingga 14 tahun,”kata konsultan paru Rumah Sakit HasanSadikin Bandung ini.

Kondisi ini tidak lantas membuat timAdhoc Adolescent PAPDI pasrah. Menu-rut Ketua tim Adhoc Adolescent PAPDIDR. Dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM,FINASIM, FACP, mengatakan pihaknyatelah membuat kajian dan hasilnya di-sampaikan ke Kemenkes bagaimanakondisi dan peran internis dalam layanankesehatan anak. “Di masyarakat ada ke-lompok remaja yang menginginkan kese-hatannya ditangani internis,” kata Dr. Aru.

Kelompok usia remaja merupakan in-terseksi antara usia anak dan dewasa.Batasan usia remaja yang ditetapkan cu-kup beragam. Kementerian Kesehatan RItahun 2006 menyatakan batasan usia re-maja 12 – 19 tahun. WHO mendefinisikanremaja adalah manusia muda yang ber-usia antara 10 – 19 tahun yang biasa di-anggap sebagai kelompok sehat. Meski-pun demikian banyak remaja yang me-ninggal dini karena kecelakaan, bunuhdiri, kekerasan, komplikasi terkait keha-milan, dan penyakit lain yang sebetulnyabisa dicegah atau diobati, serta banyak

lagi yang menderita penyakit kronis dankecacatan. Selain itu, banyak penyakitserius di masa dewasa nantinya yangberakar dari masa remaja. Para pemakaitembakau, STD, HIV, asma narkoba, ke-biasaan buruk dalam pola makan dan ga-ya hidup yang tidak sehat ketika remaja,dapat menyebabkan penyakit dan kema-tiann dini pada masa dewasa nanti.

Dr. Aru mengatakan bila Kemenkesmengabulkan usulan IDAI, maka PAPDItidak akan menempuh jalur hukum seper-ti mengusulkan judicial review. PAPDIakan bermain pada kesehatan remaja.Disini akan segera dibentuk komite ber-sama kedokteran remaja antara PAPDIdan IDAI. “Delegasi IDAI telah berkun-jung ke PAPDI membicarakan soal kese-hatan remaja. PAPDI mesti menyiapkanmateri ajar adolescent,” kata PenasehatPB PAPDI itu.

Di Amerika Serikat, kesehatan remajaditangani oleh ahli kedokteran remajayang kompetensinya dikeluarkan subspe-sialis kedokteran remaja. Subspesialiskedokteran remaja dimiliki oleh empatspesialis, yaitu IPD, IKA, FH, dan Psikia-trik. Sertifikat kedokteran remaja diterbit-kan bersama oleh kolaborasi tiga spesial-isasi, yaitu IPD, IKA dan FH. Tes kompe-tensi dilaksanakan bersama oleh ketigaspesialisasi tersebut dengan waktu dantempat yang sama.

Sedangkan ABIM punya standar sen-diri tentang kedokteran remaja. Seorangyang berminat untuk mengambil subspe-sialisasi kedokteran remaja harus memi-liki sertifikat ilmu penyakit dalam dan me-lalui masa training selama sekitar 24 bu-lan. Hal serupa juga dilakukan ABP. DiAmerika Serikat, kedokteran remaja me-miliki perhimpunan profesi, yaitu SAHM(Society of Adolescent Health and Medi-cine). Dan terdapat jurnal kedokteran re-maja yang bernama “Journal of Adoles-cent Health”.

Merujuk dari negara-negara maju, ke-sehatan remaja merupakan kompetensibanyak disiplin ilmu, termasuk ilmu pe-nyakit dalam. Bukan dominasi satu disi-plin ilmu yang didasari usia. Karenanya,batasan usia remaja dengan kondisiobjektif pasien kerap tidak seiring sejalan.Masalah medis sejatinya mengedepan-kan kompetensi dan etika, bukan semata-mata dipagari oleh hukum yang cende-rung kaku. (HI)

DR. Dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM,FINASIM, FACP

Page 9: Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya internis maupun dokter umum untuk selalu meningkatkan kompetensinya melalui berbagai acara ilmiah seperti Pertemuan Ilmiah Nasional PB PAPDI. Pada

Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya Halo INTERNIS

Pagi itu, rasa syukur teramat san-gat terpancar dari wajah pengurusPB PAPDI. Para pengurus, seniordan mantan Ketua Umum PB

PAPDI tampak hadir pada peresmiankantor PAPDI yang diberi nama “RumahPAPDI”. Acara persemian yang di panduSekretaris Jenderal PB PAPDI Dr. SallyAman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM,FACP berlangsung penuh keakraban dankekeluargaan.

Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr.Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC,FESC, FAPSIC, FACP dalam sambutan-nya mengatakan PAPDI sudah seyogya-nya memiliki gedung sendiri. Hal tersebutmengingat PAPDI yang sudah berdiri se-jak 1957 dan jumlah anggotanya hampir3000 internis yang terus akan bertambah.Dan ini sesuai dengan renstra PB PAPDIyang akan meningkatkan pelayanan lebihprofessional kepada anggotanya. Di sam-ping itu, program kerja PB PAPDI yangpadat dan tantangan ke depan yang lebihkompleks. Pada kesempatan itu, Prof.

Idrus menetapkan nama “Rumah PAPDI”mengingat fungsi sebagai tempat ber-naung anggota PAPDI.

Acara dilanjutkan dengan pemotong-an tumpeng oleh Prof. Idrus yang diberi-kan kepada mantan Ketua Umum PBPAPDI Prof. Dr. Samsuridjal Djauzi,SpPD, K-AI, FINASIM, FACP. Prof.Samsuridjal merasa bersukur PAPDItelah memiliki tempat sendiri, semoga da-pat member manfaat yang lebih buat ma-syarakat, terutama pada anggotanya.

Dr. Pranawa, SpPD, K-GH, FINASIMdari Surabaya mengatakan sudah se-mestinya PAPDI memiliki tempat sendirimengingat PAPDI sebagai organisasiprofessional dan besarnya tantangan kedepan yang mesti diantisipasi.

Hal senada disampaikan Dr. ChairulRadjab Nasution, SpPD, K-GEH, FINA-SIM, MKes. Ia mengatakan ini merupakanlangkah penguatan organisasi agar dapatmenaungi anggotanya lebih professional.

DR. Dr. Arto Yuwono Soeroto, SpPD,K-P, FINASIM, FCCP Ketua PAPDI Ca-

bang Bandung mengatakan ini adalahpencapaian yang luar biasa untuk men-jalankan roda organisasi yang lebih pro-fessional. ia berharap ini dapat diikutioleh cabang-cabang PAPDI.

Pada hari yang sama, ada pengurusPB PAPDI yang sedang berbahagia yaituDr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV,FINASIM dan DR.Dr. Lugyanti Sukris-man, SpPD, K-HOM, FINASIM yang se-dang merayakan hari ulang tahunnya.Pengurus pun merayakan dan memberi-kan ucapan selamat ulang tahun. Sela-mat ultah dok.

9September 2014

Tasyakuran dan Peresmian Rumah PAPDI

”RUMAH PAPDI (Kantor PB PAPDI)” d/a. Jl. Salemba I No.22-D Kel. Kenari, Kec. Senen Jakarta Pusat 10430 Telp : 021-31928025, 31928026,

31928027 Fax Direct : 021-31928028, 31928027 SMS PB PAPDI : 0856 95785909Email : [email protected] Website : www.pbpapdi.org

Penandatanganan Prasasti Rumah PAPDI.oleh Prof Idrus

Page 10: Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya internis maupun dokter umum untuk selalu meningkatkan kompetensinya melalui berbagai acara ilmiah seperti Pertemuan Ilmiah Nasional PB PAPDI. Pada

Halo INTERNIS Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya

10 September 2014

SIM, DR. Dr. Aru W.Sudoyo, SpPD, K-HOM,FINASIM, FACP dan DR.Dr. Lugyanti Sukrisman,SpPD, K-HOM, FINA-SIM. Mereka ditambahbeberapa konsultan danresiden memamerkankoleksi-koleksinya diLantai Dasar Hotel RitzCarlton Jakarta.

Fotografi merupakankegemaran yang mem-butuhkan passion yangbesar. Tak banyak klinisiyang menekuni fotografi.Namun, bagi beberapa

Mendengar nama PIT IPD, yangterbayang adalah simposiumilmiah, workshop, poster pene-litian, serta pameran alkes dan

farmasi. Namun gambaran tersebut sedi-kit berbeda pada Pertemuan Ilmiah Ta-hunan Ilmu Penyakit Dalam (PIT IPD)FKUI/RSCM 2013 lalu. Pada event terse-but, beberapa internis menggelar pamer-an fotografi.

Boleh jadi ini kali pertama pada PIT IPDFKUI/RSCM diselingi dengan pameranfotografi. Pameran bertema “Sights andPeople: a Photographic Journey” ini dise-lenggarakan atas prakarsa para ahlihematologi onkologi medik, Prof. Dr.Zubairi Djoerban, SpPD, K-HOM, FINA-

konsultan penyakit dalam FKUI/RSCM, fo-tografi merupakan sebuah hobi. Tak jarangmereka mengorbankan waktunya untukmencari objek bagus untuk menghasilkankarya fotografi yang indah. Selain tiga kon-sultan hematologi onkologi medik tersebut,masih terdapat sederet nama pencintafotografi dari Departemen Ilmu PenyakitDalam FKUI/RSCM. Sebutlah nama-namaseperti Dr. Budi Setiawan, SpPD, K-PTI,Dr. Khie Chen Lie, SpPD, K-PTI, dan Dr.Dante Saksono Harbuwono, PhD, SpPD,K-EMD.

Pameran foto ini sangat spesial karenadirencanakan dalam jangka waktu yangcukup panjang, sekitar 6 bulan sebelumpameran berlangsung. Acara ini diseleng-garakan di Hotel Ritz Carlton, Jakartabertepatan dengan event PIT, tepatnyatanggal 26-27 Oktober 2013. Event yangdibantu oleh PPDS ini sebenarnya sudahada dalam benak para penggagas sejakbeberapa tahun lalu, namun baru sempatterlaksana saat itu. Selain ketiga pengga-gas, pameran ini diikuti juga oleh para kon-

Pameran Fotografi di PertemuanIlmiah Tahunan Penyakit Dalam

Page 11: Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya internis maupun dokter umum untuk selalu meningkatkan kompetensinya melalui berbagai acara ilmiah seperti Pertemuan Ilmiah Nasional PB PAPDI. Pada

Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya Halo INTERNIS

11September 2014

sultan lain yang memiliki passion tinggi ter-hadap fotografi, Dr. Budi Setiawan, SpPD,K-PTI, Dr. Khie Chen Lie, SpPD, K-PTI,serta PPDS ilmu penyakit dalam.

Menurut Dr. Lugy yang merupakanorang yang dengan telaten mempersiap-kan pameran ini, pameran fotografi inidiharapkan menjadi langkah awal bagievent lain untuk menghimpun para pen-cinta fotografi di departemen maupunPAPDI. Konsultan hematologi yangmenggeluti fotografi karena ketularansuaminya yang merupakan konsultan

obstetri dan ginekologi ini merencanakansebuah kegiatan hunting foto bersamadengan rekan-rekan sejawat atau acarapertemuan dan diskusi dengan paratokoh fotografer profesional. Saat ini, iatelah mengoleksi puluhan foto hasil je-pretannya sendiri dari tak kurang 10 ne-gara. Beberapa koleksinya menampilkankeindahan alam Afrika Selatan yang iatampilkan dalam pameran kali ini. Bebe-rapa foto yang dipajang merupakan favo-ritnya. “Biasanya saya hunting foto saatbepergian ke luar negeri untuk kongres

kedokteran atau menemani suami yangkongres kedokteran,” papar dokter yangjuga mahir dalam tenis, basket, danbanyak aktivitas seni dan olahraga lain-nya ini.

Berbeda dengan Dr. Lugy yang me-nyenangi fotografi landscape, Dr. Aru ba-nyak menyumbangkan foto-foto humaninterest hasil jepretannya di beberapa ne-gara. Foto-foto karya Ketua Umum PBPAPDI periode 2006-2012 ini juga diambildari berbagai negara. Detailnya sangatbagus. Menurut Dr. Aru, ia memang su-dah lama mencita-citakan sebuah pamer-an fotografi di departemennya, namuntertunda karena padatnya kesibukannyasebagai Ketua Umum PB PAPDI saat itu.Ia mengaku gembira dan bersyukur de-ngan pelaksanaan pameran fotografi ini.

Pameran fotografi ini dibuka secararesmi oleh Ketua Departemen Ilmu Pe-nyakit Dalam FKUI/RSCM, DR. Dr. ImamSubekti, SpPD, K-EMD, FINASIM danKetua Panitia PIT IPD, DR. Dr. IrisRengganis, SpPD, K-AI, FINASIM. Pa-meran yang berlangsung selama 2 haripenuh ini menjadi daya tarik sendiri diacara PIT tahun ini. Semoga di tahun-tahun mendatang kegiatan ini dapat men-jadi agenda rutin departemen dan sema-kin banyak anggota PAPDI yang jugamencintai aktivitas fotografi. (HI)

Page 12: Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya internis maupun dokter umum untuk selalu meningkatkan kompetensinya melalui berbagai acara ilmiah seperti Pertemuan Ilmiah Nasional PB PAPDI. Pada