Hidrocephalus Dan Kejang
-
Upload
domiko-widyanto -
Category
Documents
-
view
105 -
download
39
Transcript of Hidrocephalus Dan Kejang
Gangguan keseimbangan ion
Gangguan pompa Na - K
Gangguan membran sel
Depolarisasi
Potensial aksi
Pelepasan neurotransmiter di ujung akson
Reseptor GABA & As. Glutamat di pre sinap
Eksitasi > Inhibisi
Depolarisasi post sinap KEJANG
Kejang adalah manifestasi klinis khas yang berlangsung secara intermitten dapat
berupa gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik, sensorik, dan atau otonom yang
disebabkan oleh lepasnya muatan listrik yang berlebihan di neuron otak. 1,3apabila kejang
yang terjadi lebih dari 30 menit atu kejang berulang lebih dari 30 menit tanpa disertai
pemulihan kesadaran maka dinamakan status konvulsifus.2 Mekanisme dasar terjadinya
kejang adalah peningkatan aktifitas listrik yang berlebihan pada neuron-neuron dan mampu
secara berurutan merangsang sel neuron lain secara bersama-sama melepaskan muatan
listriknya. Hal tersebut diduga disebabkan oleh; 1] kemampuan membran sel sebagai
pacemaker neuron untuk melepaskan muatan listrik yang berlebihan; 2] berkurangnya
inhibisi oleh neurotransmitter asam gama amino butirat [GABA]; atau 3] meningkatnya
eksitasi sinaptik oleh transmiter asam glutamat dan aspartat melalui jalur eksitasi yang
berulang. 3,4,5 Status epileptikus terjadi oleh karena proses eksitasi yang berlebihan
berlangsung terus menerus, di samping akibat ilnhibisi yang tidak sempurna. 6
Saat ini klasifikasi kejang yang umum digunakan adalah berdasarkan Klasifikasi
International League Against Epilepsy of Epileptic Seizure [ILAE] 1981, yaitu dapat dilihat
pada tabel
Kejang dapat disebabkan oleh karena beberapa hal, antara lain seperti yang terdapat pada tabel dibawah ini:
Pada pasien ini, keluhan kejang timbul pada hari pertama perawatan. Kejang terjadi
fokal terutama pada mulut saja kemudian kejang juga terjadi pada jari tangan. Kejang terjadi
sebanyak 4 kali dalam sehari, lama kejang ± 5 menit, sebelum kejang anak terlihat sadar,
saat kejang anak tidak sadar, dan setelah kejang anak mengalami penurunan kesadaran.
Sesuai dengan prosedur tetap mengenai tatalaksana kejang, anak mendapatkan pemberian
diazepam sebagai obat putus kejang.
Selain tatalaksana tersebut, mencari etiologi merupakan hal terpenting dalam
penanganan masalah kejang. Pada pasien mengalami suatu kejang fokal yang biasanya
sebagian besar disebabkan oleh karena adanya trauma fokal atau gangguan metabolik. Hasil
pemeriksaan darah pada pasien ini didapatkan kesan tidak adanya suatu gangguan metabolik.
Sedangkan dari pemeriksaan penunjang, hasil MSCT kepala didapatkan kesan adanya suatu
gambaran Retinoblastoma pada kedua mata diserai dengan penyebaran keluar mata hingga ke
. selain itu juga ditemukan adanya gambaran hidrocephalus non komunikans pada hasil
MSCT tersebut yang kemungkinan menjadi penyebab lain timbulnya kejang pada pasien ini.
Hydrocephalus telah dikenal sajak zaman Hipocrates, saat itu hydrocephalus dikenal
sebagai penyebab penyakit epilepsi. Hidrocephalus berasal dari kata hidro yang berarti air
dan cephalon yang berarti kepala. Hidrocephalus menggambarkan kelompok keadaan yang
beragam yang merupakan akibat dari terganggunya sirkulasi dan absorbsi CSS atau pada
keadaan yang jarang, akibat dari meningkatnya produksi papilloma pleksus koroid. Menurut
Mumenthaler (1995) definisi hydrocephalus yaitu timbul bila ruang cairan serebro spinallis
internal atau eksternal melebar. Hydrocephalus dapat terjadi pada semua umur tetapi paling
banyak pada anak usia dibawah 6 tahun. Insidennya dilaporkan sebesar tiga kasus per seribu
kehamilan hidup menderita hydrocephalus. Secara keseluruhan, insiden dari hidrosefalus
diperkirakan mendekati 1 : 1000. Di Indonesia terdapat 101 kasus hydrocephalus dari 6233
kasus penyakit saraf yang ada.
Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal (CSS) secara aktif yang
menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak ( 2 )dimana terjadi akumulasi CSS yang
berlebihan pada satu atau lebih ventrikel atau ruang subarachnoid. ( 3 ) Keadaan ini
disebabkan oleh karena terdapat ketidak seimbangan antara produksi dan absorpsi dari CSS. (
4 )Bila akumulasi CSS yang berlebihan terjadi diatas hemisfer serebral, keadaan ini disebut
higroma subdural atau koleksi cairan subdural. Pada kasus akumulasi cairan yang berlebihan
terjadi pada sistem ventrikuler, keadaan ini disebut sebagai hidrosefalus internal. Selain itu
beberapa lesi intrakranial menyebabkan peninggian TIK, namun tidak sampai menyebabkan
hidrosefalus. Peninggian volume CSS tidak ekivalen dengan hidrosefalus; ini juga terjadi
pada atrofi serebral. Hidrosefalus sebagai kesatuan klinik dibedakan oleh tiga faktor:
a).peninggian tekanan intraventrikuler,
b).penambahan volume CSS,
c).dilatasi rongga CSS. ( 3 )
Hershey BL mengatakan kebanyakan hidrosefalus pada anak-anak adalah kongenital
yang biasanya sudah tampak pada masa bayi. Jika hidrosefalus tampak setelah umur 6 bulan
biasanya bukan oleh karena kongenital. Beberapa type hydrocephalus berhubungan dengan
kenaikan tekanan intrakranial.
Patofisiologi
( 4 )CSS dihasilkan oleh plexus choroideus dan mengalir dari ventrikel lateral ke dalam
ventrikel III, dan dari sini melalui aquaductus masuk ke ventrikel IV. Di sana cairan ini
memasuki spatium liquor serebrospinalis externum melalui foramen lateralis dan medialis
dari ventrikel IV. Pengaliran CSS ke dalam sirkulasi vena sebagian terjadi melalui villi
arachnoidea, yang menonjol ke dalam sinus venosus atau ke dalam lacuna laterales; dan
sebagian lagi pada tempat keluarnya nervi spinalis, tempat terjadinya peralihan ke dalam
plexus venosus yang padat dan ke dalam selubung-selubung saraf (suatu jalan ke circulus
lymphaticus).
( 3 )Kecepatan pembentukan CSS 0,3-0,4 cc/menit atau antara 0,2- 0,5% volume total per
menit dan ada yang menyebut antara 14-38 cc/jam. Sekresi total CSS dalam 24 jam adalah
sekitar 500-600cc, sedangkan jumblah total CSS adalah 150 cc, berarti dalam 1 hari terjadi
pertukaran atau pembaharuan dari CSS sebanyak 4-5 kali/hari. Pada neonatus jumblah total
CSS berkisar 20-50 cc dan akan meningkat sesuai usia sampai mencapai 150 cc pada orang
dewasa. ( 6 )Hidrosefalus timbul akibat terjadi ketidak seimbangan antara produksi dengan
absorpsi dan gangguan sirkulasi CSS. Selain itu akibat gangguan pada produksi, absorpsi dan
sirkulasi hidrocephalus juga dapat timbul akibat suatu disgenesis serebri dan atrofi serebri.
Hidrocephalus dapat dibagi berdasarkan beberapa klasifikasi, seperti klasifikasi berdasarkan
usia, etilogi dan anatomi. Pada klasifikasi anatomi, hydrocephalus dibagi menjadi tiga
bentuk, yaitu :
a. Hidrosefalus Komunikasi (Kommunicating hidrocepalus)
Jenis ini tidak terdapat obstruksi pada aliran CSF tetapi villus arachnoid untuk mengabsorbsi
CSF terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit atau malfungsional. Umumnya terdapat pada
orang dewasa, biasanya disebabkan karena dipenuhinya villus arachnoid dengan darah
sesudah terjadinya hemmorhage subarachnoid. Jenis ini jaramg ditemukan. Dapat ditemukan
pada perdarahan akibat trauma kelahiran yang menyebabkan perlekatan lalu timbul blokade
vili arachnoid, infeksi meningeal, maupun kelainan kongenital lainnya.
b. Hidrocephalus Non – komunikasi (nonkommunicating hydrocephalus) yang akan
dibahas kemudian.
c. Hidrosefalus Bertekan Normal (Normal Pressure Hidrocephalus)
Di tandai pembesaran sister basilar dan fentrikel disertai dengan kompresi jaringan serebral,
dapat terjadi atrofi serebral. Tekanan intrakranial biasanya normal, gejala – gejala dan tanda –
tanda lainnya meliputi ; dimentia, ataxic gait, incontinentia urine. Kelainan ini berhubungan
dengan cedera kepala, hemmorhage serebral atau thrombosis, mengitis; pada beberapa kasus
(Kelompok umur 60 – 70 tahun) ada kemungkinan ditemukan hubungan tersebut.
Hidrocephalus Non Kommunikans (obstruktif)
Jenis ini merupakan penyebab yang sering ditemukan pada hidrocephalus. Hidrosefalus
obstruktif adalah akumulasi berlebihan CSS di dalam ventrikel disebabkan obstruksi terhadap
aliran CSS yang melalui sistem ventrikel.(Kaye, 2005). Pada hydrocephalus obstruktif, cairan
cerebrospinal dari ventrikel tidak dapat mencapai rongga subarachnoid karena terdapat
obstruksi pada salah satu atau kedua foramen interventricular, aquaductus cerebrum atau pada
muara keluar dari ventrikel keempat. Hambatan pada setiap tempat ini dengan cepat
menimbulkan dilatasi pada satu atau lebih ventrikel. Produksi cairan cerebrospinal terus
berlanjut dan pada tahap obstruksi yang akut, mungkin terdapat aliran cerebrospinal
transependim. Girus-girus memipih pada bagian dalam tengkorak. Jika tengkorak masih
lentur, seperti pada kebanyakan anak di bawah usia 2 tahun, maka kepala dapat membesar.
Patofisiologi Dan Etiologi
Hidrosefalus obstruktif atau tidak berkomunikasi berkembang paling lazim pada anak karena
kelainan akueduktus atau lesi ventrikel keempat. Pada hydrocephalus obstruktif, cairan
cerebrospinal dari ventrikel tidak dapat mencapai rongga subarachnoid karena terdapat
obstruksi pada salah satu atau kedua foramen interventricular, aquaductus cerebrum atau pada
muara keluar dari ventrikel keempat. Hambatan pada setiap tempat ini dengan cepat
menimbulkan dilatasi pada satu atau lebih ventrikel. Produksi cairan cerebrospinal terus
berlanjut dan pada tahap obstruksi yang akut, mungkin terdapat aliran cerebrospinal
transependim. Girus-girus memipih pada bagian dalam tengkorak. Jika tengkorak masih
lentur, seperti pada kebanyakan anak di bawah usia 2 tahun, maka kepala dapat membesar.
Stenosis akueduktus akibat dari penyempitan akueduktus Sylvius secara abnormal
yang sering sekali disertai percabangan. Pada sebagian kecil kasus, stenosis akueduktus
diwariskan sebagai ciri resesif terkait seks. Penderita ini kadang-kadang mengalami defek
penutupan tuba neuralis minor, termasuk spina bifida okulta. Kadang – kadang stenosis
akueduktus disertai dengan neurofibromatosis. Gliosis akueduktus mungkin juga
menimbulkan hidrosefalus. Sebagai akibat dari meningitis neonatus atau perdarahan
subarachnoid pada bayi premature, lapisan akueduktus epindema terganggu dan respons glia
yang cepat mengakibatkan obstruksi total. Infeksi virus intrauterine dapat juga menimbulkan
stenosis akueduktus yang kemudian diikuti dengan hidrosefalus, dan pada anak,
meningoensefalitis, parotitis epidemika telah dilaporkan sebagai penyebab. Malformasi vena
galen dapat berkembang hingga besar ukurannya dan arena posisinya di garis tengah,
menyumbat aliran CSS, lesi atau malformasi fossa posterior merupakan penyebab utama
hidrosefalus, termasuk tumor fossa posterior otak, malformasi chiari dan sindrom dandy
walker.
Gambaran Klinik
Gambaran klinik hidrosefalus dipengaruhi oleh umur penderita, penyebab, lokasi
obstruksi, durasi dan perlangsungan penyakit.1,4 Gejala-gejala yang menonjol merupakan
refleksi dari peningkatan TIK. Rincian gambaran klinik adalah sebagai berikut :1,4
1. Neonatus
Gejala hidrosefalus yang paling umum dijumpai pada neonatus adalah iritabilitas. Sering kali
anak tidak mau makan dan minum, kadang-kadang kesadaran menurun kearah letargi. Anak
kadang-kadang muntah, jarang yang bersifat proyektil. Pada masa neonatus ini gejala-gejala
lainnya belum tampak, sehingga apabila dijumpai gejala-gejala sepeti diatas, perlu dicurigai
hidrosefalus.1,4
2. Anak berumur kurang dari 6 tahun
Pada umumnya anak mengeluh nyeri kepala, sebagai suatu manifestasi peningkatan TIK.
Lokasi nyeri tidak khas. Kadang-kadang muntah di pagi hari. Dapat disertai keluhan
penglihatan ganda (diplopia), mata kearah bawah (sunset phenomena), nistagmus horizontal
dan jarang diikuti penurunan Visus. 1,3,4 Mata penderita hidrosefalus memperlihatkan
gambaran yang khas, yang disebut sebagai setting-sun sign : skelera yang berwarna putih
akan tampak diatas iris. Gangguan motorik dan koordinasi dikenali melalui perubahan cara
berjalan. Hal ini disebabkan oleh peregangan serabut kortikospinal korteks parietal sebagai
akaibat pelebaran ventrikulus lateral. Serabut-serabut yang medial lebih dahulu tertekan,
sehingga menimbulkan pola berjalan yang khas.1,4
Anak dapat mengalami gangguan dalam hal daya ingat dan proses belajar. Apabila dilakukan
pemeriksaan psikometrik akan terlihat adanya labilitas emosional dan kesulitan dalam hal
konseptualisasi. 1,4
Pada anak dibawah enam tahun, termasuk neonatus, akan tampak pembesaran kepala karena
sutura belum menutup secara sempurna. Pembesaran kepala ini harus dipantau dari waktu ke
waktu, dengan mengukur lingkar kepala. Kepala yang besar (makrosefal) belum tentu
disebabkan oleh hidrosefalus tetapi bisa disebabkan oleh kraniostosis.1,4 Fontanela anterior
tampak menonjol, pada palpasi terasa tegang dan padat.Tidak ditemukannya fontanela yang
menonjol bukan berartitidak ada hidrosefalus. Pada umur satu tahun, fontanela anterior sudah
menutup atau oleh karena rongga tengkorak yang melebar maka TIK secara relatif akan
mengalami dekompresi. 1,4
Perkusi pada kepala anak memberi sensasi yang khas. Pada hidrosefalus akan terdengar suara
yang sangat mirip dengan suara ketuk pada semangka masak. Pada anak lebih tua akan
terdengar suara kendi retak (cracked-pot). Hal ini menggambarkan adanya pelebaran sutura. 1,4 Vena-vena di kulit kepala sangat menonjol, terutama bila bayi menangis. Peningkatan TIK
akan mendesak darah vena dari alur normal di basis otak menuju ke sistem kolateral. 1,4
Paralisis nervus abdusens, yang sebenarnya tidak menunjukkan letak lesi, sering dijumpai
pada anak yang lebih tua atau pada orang dewasa. 1,4 Kadang-kadang terlihat nistagmus dan
strabismus.Pada hidrosefalus yang sudah lanjut dapat terjadi edema papil atau atrofi papil.1,4
3. Dewasa
Gejala yang paling sering dijumpai adalah nyeri kepala. Sementara itu gangguan visus,
gangguan motorik/bejalan dan kejang terjadi pada 1/3 kasus hidrosefalus pada usia dewasa.
Pemeriksaan neurologi pada umumnya tidak menunjukkan kelainan, kecuali adanya edema
papil yang menyebabkan penurunan fungsi penglihatan dan kebutaan pada tahap lanjut bila
disertai trofi papila N.II dan atau paralisis nervus abdusens. 1,3,4 Tekanan intrakranial meninggi
oleh karena ubun-ubun dan sutura sudah menutup, nyeri kepala terutama di daerah bifrontal
dan bioksipital. Aktivitas fisik dan mental secara bertahap akan menurun dengan gangguan
mental yang sering dijumpai seperti : respon terhadap lingkungan lambat, kurang perhatian
tidak mampu merencanakan aktivitasnya.
Pemeriksaan dan Diagnosis ( 1, 3, 6 )
Gejala klinis
X Foto kepala, didapatkan
Tulang tipis
Disproporsi kraniofasial
Sutura melebar
Dengan prosedur ini dapat diketahui :
a. Hidrosefalus tipe kongenital/infantil
b. Hidrosefalus tipe juvenile/adult : oleh karena sutura telah menutup maka dari foto rontgen
kepala diharapkan adanya gambaran kenaikan tekanan intrakranial.
Transiluminasi ; penyebaran cahaya diluar sumber sinar lebih dari batas, frontal 2,5 cm,
oksipital 1 cm
Pemeriksaan CSS. Dengan cara aseptik melalui punksi ventrikel / punksi fontanela mayor.
Menentukan :
- Tekanan
- Jumlah sel meningkat, menunjukkan adanya keradangan / infeksi
- Adanya eritrosit menunjukkan perdarahan
- Bila terdapat infeksi, diperiksa dengan pembiakan kuman dan kepekaan antibiotik.
Ventrikulografi ;
yaitu dengan cara memasukkan kontras berupa O2 murni atau kontras lainnya dengan alat
tertentu menembus melalui fontanella anterior langsung masuk ke dalam ventrikel. Setelah
kontras masuk langsung difoto, maka akan terlihat kontras mengisi ruang ventrikel yang
melebar. Pada anak yang besar karena fontanela telah menutup ontuk memaukkan kontras
dibuatkan lubang dengan bor pada karanium bagian frontal atau oksipitalis. Ventrikulografi
ini sangat sulit dan mempunyai resiko yang tinggi. Di rumah sakit yang telah memiliki
fasilitas CT scan, prosedur ini telah ditinggalkan.
CT scan kepala
Pada hidrosefalus obstruktif CT scan sering menunjukkan adanya pelebaran dari ventrikel
lateralis dan ventrikel III. Dapat terjadi di atas ventrikel lebih besar dari occipital horns pada
anak yang besar. Ventrikel IV sering ukurannya normal dan adanya penurunan densitas oleh
karena terjadi reabsorpsi transependimal dari CSS. Pada hidrosefalus komunikan gambaran
CT scan menunjukkan dilatasi ringan dari semua sistem ventrikel termasuk ruang
subarakhnoid di proksimal dari daerah sumbatan.
USG
Dilakukan melalui fontanela anterior yang masih terbuka. Dengan USG diharapkan dapat
menunjukkan sistem ventrikel yang melebar. Pendapat lain mengatakan pemeriksaan USG
pada penderita hidrosefalus ternyata tidak mempunyai nilai di dalam menentukan keadaan
sistem ventrikel hal ini disebabkan oleh karena USG tidak dapat menggambarkan anatomi
sistem ventrikel secara jelas, seperti halnya pada pemeriksaan CT scan.
Terapi ( 3, 6, 7 )
Terapi medikamentosa
Ditujukan untuk membatasi evolusi hidrosefalus melalui upaya mengurangi sekresi cairan
dari pleksus khoroid atau upaya meningkatkan resorpsinya.
Dapat dicoba pada pasien yang tidak gawat, terutama pada pusat-pusat kesehatan dimana
sarana bedah saraf tidak ada.
Obat yang sering digunakan adalah:
Asetasolamid
Furosemid
Lumbal pungsi berulang (serial lumbar puncture)
Mekanisme pungsi lumbal berulang dalam hal menghentikan progresivitas hidrosefalus
belum diketahui secara pasti. Pada pungsi lumbal berulang akan terjadi penurunan tekanan
CSS secara intermiten yang memungkinkan absorpsi CSS oleh vili arakhnoidalis akan lebih
mudah.
Indikasi : umumnya dikerjakan pada hidrosefalus komunikan terutama pada hidrosefalus
yang terjadi setelah perdarahan subarakhnoid, periventrikular-intraventrikular dan meningitis
TBC. Diindikasikan juga pada hidrosefalus komunikan dimana shunt tidak bisa dikerjakan
atau kemungkinan akan terjadi herniasi (impending herniation)
Terapi Operasi
Operasi biasanya langsung dikerjakan pada penderita hidrosefalus. Pada penderita gawat
yang menunggu operasi biasanya diberikan : Mannitol per infus 0,5-2 g/kgBB/hari yang
diberikan dalam jangka waktu 10-30 menit.
1. “Third Ventrikulostomi”/Ventrikel III
Lewat kraniotom, ventrikel III dibuka melalui daerah khiasma optikum, dengan bantuan
endoskopi. Selanjutnya dibuat lubang sehingga CSS dari ventrikel III dapat mengalir keluar.
2. Operasi pintas/”Shunting”
Ada 2 macam :
Eksternal
CSS dialirkan dari ventrikel ke luar tubuh, dan bersifat hanya sementara. Misalnya: pungsi
lumbal yang berulang-ulang untuk terapi hidrosefalus tekanan normal.
Internal
a. CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota tubuh lain.
~Ventrikulo-Sisternal, CSS dialirkan ke sisterna magna (Thor- Kjeldsen)
~Ventrikulo-Atrial, CSS dialirkan ke atrium kanan.
~Ventrikulo-Sinus, CSS dialirkan ke sinus sagitalis superior
~Ventrikulo-Bronkhial, CSS dialirkan ke Bronkhus
~Ventrikulo-Mediastinal, CSS dialirkan ke mediastinum
~Ventrikulo-Peritoneal, CSS dialirkan ke rongga peritoneum
b. “Lumbo Peritoneal Shunt”
CSS dialirkan dari Resessus Spinalis Lumbalis ke rongga peritoneum dengan operasi terbuka
atau dengan jarum Touhy secara perkutan