Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

28
REFERAT BRONKOPNEUMONIA DAN KEJANG DEMAM Oleh : Eka Resty Melati Suci Lestari

description

pediatric

Transcript of Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

Page 1: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

REFERATBRONKOPNEUMONIA DAN KEJANG DEMAM

Oleh :Eka Resty Melati Suci Lestari

Page 2: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

1. Identitas PasienNama : An. AUmur : 9 bulanAlamat : Banyuajuh, KamalAgama : IslamSuku/Bangsa : Madura/IndonesiaNama Bapak : Tn. JUmur : 35 tahunAlamat : Banyuajuh, KamalPekerjaan : SwastaNama Ibu : Ny. SUmur : 31 tahunAlamat : Banyuajuh, KamalPekerjaan : Ibu Rumah Tangga

2

LAPORAN KASUS

Page 3: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

3

LAPORAN KASUS2. Anamnesis• Keluhan utama : Panas• Riwayat penyakit sekarang

Panas 4 hariPanas naik turun

batuk 7 hari berdahak` pilek 7 harisesak (+)mual dan muntah kadang-kadangBAB (+) normal

• Riwayat penyakit dahulu3 hari yang lalu kejangkejang disertai demamkejangnya seluruh tubuh dengan lama kejang ± 10 menitsetelah kejang menangisPernah di rawat inap di rumah sakit karena sesakSering mengalami sesak ± 3 bulan yang lalu dan berulang.

Page 4: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

4

LAPORAN KASUS• Riwayat penyakit keluarga

Ibu mempunyai riwayat sesak dan batuk• Riwayat imunisasi

Hepatitis B (+), BCG (+), DPT (+)• Riwayat persalinan

persalinan normal di bidan dan lahir cukup bulan (9 bulan)• Riwayat nutrisi

diberikan Air Susu Ibu (ASI) dan susu formula pada usia 2 bulan, usia 6 bulan diberi makan bubur sun• Riwayat tumbuh kembang

anak sudah bisa merangkak, duduk sendiri dan belajar berdiri berpegangan dengan ibunya

Page 5: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

5

LAPORAN KASUS3. Pemeriksaan Fisik• Keadaan umum : Aktif, panas• Kesadaran : Komposmentis• Vital Sign : Tensi: -

Nadi : 120 kali/menitSuhu: 390 CRR : 43 kali/menitKepala : Rambut : hitam, tidak mudah dicabutUbun-ubun : belum menutup, datarMata : Anemis (-)Ikterus (-)Reflek pupil (+), isokhorHidung : pernapasan cuping hidung (-)Mulut : sianosis (-)

Page 6: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

6

LAPORAN KASUS• Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening• Thorak

Paru Inspeksi : bentuk dan gerakan dada simetris, retraksi (-)Palpasi : fremitus raba dan suara (+) simetrisPerkusi : sonorAuskultasi: ronki di kedua lapang paru lebih jelas terdengar di sebelah

kanan, wheezing (-)

• Jantung Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihatPalpasi : iktus kordis teraba kuat angkatPerkusi : Batas atas pada ICS II parasternal line sinistra, batas

kiri bawah pada ICS 5 medial midclavicula line sinistra, batas kanan bawah pada ICS IV sternal line dextra

Auskultasi : S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)

• Abdomen Inspeksi : DistendedPalpasi : SupelPerkusi : TimpaniAuskultasi : Bising usus (+) normal

Page 7: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

7

LAPORAN KASUS• Alat kelamin : lengkap

• Ekstremitas superior : akral hangat, tidak ada oedem

• Ekstremitas inferior : akral hangat, tidak ada oedem

• Kulit : sawo matang, adanya dermatitis pada daerah inguinal

• Neurologi : Kaku kuduk (-) Reflek fisiologis (+) Reflek pastologis (-)

Page 8: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

8

LAPORAN KASUS• Diagnosa Kerja

Bronkopneumonia dan Kejang Demam Sederhana

• Diagnosa BandingISPA, Asma, Bronkhiolitis, Bronkhitis

Page 9: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

9

LAPORAN KASUS• Usulan Laboratorium

Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan Radiologi (Foto Thoraks)Hasil DL tanggal 18 April 2015 sebagai berikut: Pada pulmo tampak patchy infiltrat di

suprahiler kanan WBC 42.2LYM 19.3MID 10.6GRA 12.3LYM% 45.7MID% 25.2GRA% 29.1RBC 4.94HGB 11.6HCT 41.6MCV 84.3MCH 23.5MCHC 27.9RDW 15.4PLT 309MPV 7.1

Page 10: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

10

LAPORAN KASUS

•Usulan TerapiInfus KAEN 3B 14 tetes/menitCefotaxim 3 x 250 mgIndexon 2 x ½ ampulAntrain 0,3 ccValium 2,5 mg IV pelan-pelan (kalau

perlu)Nebul combivent 2 x ½ dosisO ksigen

Page 11: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

11

DEFINISI BRONKOPNEUMONIA

Bronkopneumonia

• Inflamasi paru yang terfokus pada daerah bronkiolus dan memicu produksi eksudat mukopurulen yang dapat mengakibatkan obstruksi saluran respiratori.

• Jenis pneumonia tersering pada bayi dan anak kecil.

Page 12: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

12

ETIOLOGI BRONKOPNEUMONIA

•Pneumonia merupakan radang paru yang disebabkan oleh bermacam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing.

Page 13: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

13

MANIFESTASI KLINIS BRONKOPNEUMONIA• Biasanya bronkopneumonia didahului dengan infeksi

saluran nafas atas selama beberapa hari. • Demam tinggi, dimana suhu dapat naik secara mendadak

sampai 390 C – 400 C dan disertai kejang.• Anak akan sangat gelisah• Frekuensi nafas meningkat, pernafasan cuping hidung.• Batuk biasanya terjadi setelah beberapa hari• Pada auskultasi biasanya terdengar ronki basah halus

Page 14: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

14

PEMERIKSAAN PENUNJANG BRONKOPNEUMONIAa. Pemeriksaan laboratorium▫ Pemeriksaan jumlah leukosit dan hitung jenis leukosit ▫ sputum dengan kualitas yang▫ Kultur darah tidak direkomendasikan secara rutin

b. Pemeriksaan radiologi▫ Pada pemeriksaan radiologi dapat menunjukkan adanya

bercak-bercak infiltrat

Page 15: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

15

PENATALAKSANAAN BRONKOPNEUMONIA1. Tatalaksana Umum

Pada pneumonia berat atau asupan per oral kurang, diberikan cairan intravena dan dilakukan balance cairan ketat.

Antipiretik dan analgetik diberikan untuk menjaga keamanan pasien dan mengontrol batuk.

Nebulisasi dengan beta 2 agonis dan atau NaCl

Terapi oksigen observasi setiap 4 jam dan pemeriksaan saturasi oksigen.

Page 16: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

16

PENATALAKSANAAN BRONKOPNEUMONIA2. Tatalaksana Antibiotik

Amoksisilin merupakan pilihan pertama untuk antibiotik oral pada anak < 5 tahun. Alternatifnya co-amoxiclav, ceflacor, eritromisin, claritromisin dan azitromisin.

Antibiotik intravena diberikan pada pasien pneumonia yang tidak dapat menerima obat per oral dan yang dianjurkan ampisilin dan kloramfenikol, co-amoxiclav, ceftriaxone, cefuroxime¸dan cefotaxime.

Page 17: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

17

DEFINISI KEJANG DEMAM• Kejang demam adalah bangkitan kejang yang

terjadi akibat kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 380 C) tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat, gangguan elektrolit atau metabolik lainnya.

• Kejang demam sering didapatkan pada anak

terutama golongan usia 6 bulan sampai 6 tahun.

Page 18: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

18

ETIOLOGI KEJANG DEMAM• Hampir semua jenis infeksi yang bersumber di

luar susunan saraf pusat yang menimbulkan demam dapat menyebabkan kejang demam antara lain:▫ infeksi saluran pernafasan atas▫otitis media akut▫Pneumonia▫gastroenteritis akut▫Bronkhitis▫ infeksi saluran kemih

Page 19: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

19

KLASIFIKASI KEJANG DEMAM• Umumnya kejang demam dibagi menjadi 2 golongan,

yaitu: 1. Kejang demam sederhana (Simple febrile seizure)

Kejang yang berlangsung kurang dari 15 menit, bersifat umum dan terjadi hanya 1 kali atau tidak berulang dalam waktu 24 jam. 2. Kejang demam kompleks (Complex febrile seizure)

Kejang yang berlangsung > 15 menit, bersifat fokal atau parsial 1 sisi yaitu kejang umum

yang didahului kejang fokal dan terjadi lebih dari 1 kali atau berulang dalam waktu 24 jam.

Page 20: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

20

MANIFESTASI KLINIS KEJANG DEMAM

• Adanya kejang, bentuk kejang, kesadaran, lama kejang.

• Suhu sebelum atau saat kejang, frekuensi kejang yang terjadi dalam waktu 24 jam, interval, keadaan anak pasca kejang, penyebab demam di luar infeksi susunan saraf pusat.

• Riwayat kejang demam dan epilepsi pada anggota keluarga lainnya seperti pada ayah, ibu atau saudara kandung.

Page 21: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

21

MANIFESTASI KLINIS KEJANG DEMAM

• Pemeriksaan neurologis seperti refleks pupil, tonus, motorik, refleks fisiologis dan patologis, tanda rangsang meningeal yaitu, kaku kuduk, Bruzinski I dan II, Kernique dan Laseque.

• Ada tidaknya tanda peningkatan intrakranial : ubun ubun besar membonjol atau mencembung

• Tanda infeksi di luar susunan saraf pusat seperti infeksi saluran pernapasan atas, otitis media akut, ISK dan lain-lain.

Page 22: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

22

PEMERIKSAAN PENUNJANG KEJANG DEMAM• Pemeriksaan laboratorium• Pungsi lumbal• Elektroensefalografi• Pencitraan neurologis

Page 23: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

23

PENATALAKSANAAN KEJANG DEMAM

1. Medikamentosa▫Antipiretik

Parasetamol 10-15 mg/kgBB/kali diberikan 4 kali sehari dan tidak lebih dari 5 kali atau ibuprofen 5-10 mg/kgBB/kali, 3-4 kali sehari.▫Anti kejang

Diazepam oral dengan dosis 0,3 mg/kgBB tiap 8 jam atau diazepam rektal dosis 0,5 mg/kgBB setiap 8 jam pada saat suhu tubuh > 38,50 C.

Page 24: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

24

PENATALAKSANAAN KEJANG DEMAM

•Obat untuk pengobatan jangka panjang antara lain fenobarbital dengan dosis 3-4 mg/kgBB/hari dibagi 1-2 dosis) atau asam valproat (dosis 15-40 mg/kgBB/ hari dibagi 2-3 dosis). Pengobatan diberikan selama 1 tahun bebas kejang, kemudian dihentikan secara bertahap selama 1-2 bulan.

Page 25: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

25

PEMBAHASAN• Pasien seorang anak perempuan berumur 9 bulan datang

dengan keluhan panas 4 hari dan panasnya naik turun.• Ada batuk dan pilek 1 minggu• Sering sesak nafas, tetapi tidak disertai suara nafas

berbunyi (mengi).• Riwayat kontak dengan orang yang sedang batuk dan

memiliki riwayat sesak• Frekuensi nafas 43 kali/menit, tidak adanya pernapasan

cuping hidung, tetapi ada ronki pada kedua lapang paru dan terdengar lebih jelas pada paru bagian kanan

• Pada pemeriksaan darah lengkap leukositosis• Pada gambaran radiologis patchy infiltrat pada daerah

suprahiler kanan

Page 26: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

26

PEMBAHASAN• 3 hari yang lalu, pasien kejang, kejang disertai

demam, kejang seluruh tubuh, lama kejang ± 10 menit dan setelah kejang pasien menangis.

• Tidak pernah kejang sebelumnya• reflek pupil positif, isokhor• Pemeriksaan neurologis tidak ditemukan adanya

meningeal sign dan reflek patologis negatif

Page 27: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

KESIMPULAN• Pada kasus ini pasien menderita brnkopneumonia yang

menjadi salah penyakit di luar susunan saraf pusat yang bisa menimbulkan demam sehingga ketika pasien mengalami demam dengan kenaikkan suhu yang tinggi, maka pasien dapat mengalami kejang.

27

Page 28: Bronkopneumonia Dan Kejang Demam

TERIMA KASIH