Hepatorenal Syndrome

3
Hepatorenal Syndrome Adalah kumpulan gejala dimana terjadi kerusakan fungsi ginjal pada pasien dengan gangguan fungsi hepar yang disertai dengan hipertensi portal. pada keadaan ini, filtrasi glomerolus diminimalisir dan resorpsi pada tubuli dimaksimalkan, sehingga mengakibatkan penumpukan ureum pada tubuh. Syndrome ini biasanya terjadi pada pasien ascites. Defenisi Sindroma Hepato Renal yang diusulkan oleh International Ascites Club (1994) adalah sindroma klinis yang terjadi pada pasien penyakit hati kronik dan kegagalan hati lanjut serta hipertensi portal yang ditandai oleh penurunan fungsi ginjaldan abnormalitas yang nyata dari sirkulasi arteri dan aktifitas system vasoactive endogen. HRS tipe 1: progresivitas cepat, serum kreatinin akan meningkat 2x lipat pada minggu kedua (350 μmol/L (2.5 mg/dL). Secara klinis kondisinya lebih serius dan tidak stabil. Dapat mengakibatkan gagal ginjal akut. Terjadi penurunan volume dari sirkulasi karena adanya vasodilatasi dari arteri splanknikus dan penurunan cardiac output. HRS tipe 2: lebih stabil, tidak dikarenakan progresivitas dari gagal ginjalnya, sehingga tidak mengakibatkan gagal ginjal akut namun ascites yang menetap dan prognosisnya bisa lebih bagus. Serum kreatinin meningkat secara bertahap atau tidak sama sekali, tidak sampai 180 μmol/L (1.3 mg/dL) Metode terapi yang paling tepat adalah transplantasi liver. Patofisiologi Peningkatan resistensi arteri renalis terutama yang mempengaruhi korteks ginjal yang mengakibatkan hipoperfusi ginjal dan hipotensi arteri. Pengurangan pengisian arteri ini akan menstimulasi baroreseptor mengaktifkan vasokonstriktor.

description

Hepatorenal Syndrome

Transcript of Hepatorenal Syndrome

Page 1: Hepatorenal Syndrome

Hepatorenal Syndrome

Adalah kumpulan gejala dimana terjadi kerusakan fungsi ginjal pada pasien dengan gangguan fungsi hepar yang disertai dengan hipertensi portal. pada keadaan ini, filtrasi glomerolus diminimalisir dan resorpsi pada tubuli dimaksimalkan, sehingga mengakibatkan penumpukan ureum pada tubuh. Syndrome ini biasanya terjadi pada pasien ascites.

Defenisi Sindroma Hepato Renal yang diusulkan oleh International Ascites Club (1994) adalah sindroma klinis yang terjadi pada pasien penyakit hati kronik dan kegagalan hati lanjut serta hipertensi portal yang ditandai oleh penurunan fungsi ginjaldan abnormalitas yang nyata dari sirkulasi arteri dan aktifitas system vasoactive endogen.

HRS tipe 1: progresivitas cepat, serum kreatinin akan meningkat 2x lipat pada minggu kedua (350 μmol/L (2.5 mg/dL). Secara klinis kondisinya lebih serius dan tidak stabil. Dapat mengakibatkan gagal ginjal akut. Terjadi penurunan volume dari sirkulasi karena adanya vasodilatasi dari arteri splanknikus dan penurunan cardiac output.

HRS tipe 2: lebih stabil, tidak dikarenakan progresivitas dari gagal ginjalnya, sehingga tidak mengakibatkan gagal ginjal akut namun ascites yang menetap dan prognosisnya bisa lebih bagus. Serum kreatinin meningkat secara bertahap atau tidak sama sekali, tidak sampai 180 μmol/L (1.3 mg/dL)

Metode terapi yang paling tepat adalah transplantasi liver.

Patofisiologi

Peningkatan resistensi arteri renalis terutama yang mempengaruhi korteks ginjal yang mengakibatkan hipoperfusi ginjal dan hipotensi arteri. Pengurangan pengisian arteri ini akan menstimulasi baroreseptor mengaktifkan vasokonstriktor.

Tabel 1. Faktor-faktor Vasoaktif secara potensial berperan dalam pengaturan perfusi ke ginjal pada pendeeita sindroma hepatorenal

Vasokonstriktor VasodilatorsAngiotension II ProstaglandinsNorepineprine Nitric oxide

Neuropeptide Y Natriuretic peptidesEndothelin Kallikrein – kinin systemAdenosine

Cysteinyl leukotriensF2-isoprostanes

Kriteria Diagnosis

Cirrhosis with ascites Serum creatinine > 133 μmol/L (1.5 mg/dL) No sustained improvement of serum creatinine

(decrease to a level of 133 μmol/L or less) after at least 2 d of diuretic withdrawal and volume expansion with

Page 2: Hepatorenal Syndrome

albumin; the recommended dose of albumin is 1 g/kg of body weight per day up to a maximum of 100 g/d

Absence of shock No current or recent treatment with nephrotoxic drugs Absence of parenchymal disease as indicated by

proteinuria > 500 mg/d microhematuria (> 50 red blood cells per high-power field) and/or abnormal renal ultrasonography

Pseudohepatorenal Syndrome

Keadaan terdapatnya kelainan fungsi ginjal bersama dengan gangguan fungsi hati yang tidak mempunyai hubungan satu sama lain.

Penyebab:

Penyakit congenital

Penyakit metabolic

Penyakit sistemik

Infeksi

Gangguan sirkulasi

Intoksikasi

Tumor

Drug Induced Hepatitis

Rifampicin: Rifampicin biasanya diberikan dengan INH. Rifampin sendiri dapat menyebabkan hepatitis ringan.

Isoniazid : Hepatitis berat telah dilaporkan pada pasien yang mendapat terapi INH. Pasien yang diberikan INH harus diawasi secara hati-hati.

Gejala-gejala yang dapat ditemukan pada hepatitis karena obat, yaitu : demam, ruam dan gatal pada kulit, diare, nyeri sendi,mual, muntah, headache, anorexia, jaundice, feses berwarna seperti tanah liat, air kencing gelap, dan hepatomegaly

Risk factor

Wanita Lansia Alcoholism Hipoalbuminemi, malnutrisi Ada penyakit sistemik lainnya Ada penyakit liver lain Hepatitis b/c Hiv Aktivitas enzim yang memetabolisme obat tersebut