Hepatitis a EFJS (Autosaved)

34
Hepatitis A pada Anak 10 Tahun Ega Farhatu Jannah (102012277) Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 06 Jakarta Barat [email protected] Latar Belakang Hepatitis virus akut merupakan infeksi sistemik yang dominan menyerang hati. Hampir semua kasus hepatitis virus disebabkan oleh salah satu dari lima jenis virus yaitu: virus hepatitis A (HAV), virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis C (HCV), virus hepatitis D (HDV), dan virus hepatitiis E (HEV). Hepatitis virus merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati di seluruh dunia. Penyakit tersebut ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. Banyak episode hepatitis merupakan penyebab utama viremia yang persisten. Di Indonesia, berdasarkan data yang berasal dari Rumah Sakit hepatitis A masih masih merupakan bagian terbesar dari kasus-kasus hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar 39,8%-68,3%. Hepatitis virus akut merupakan sindrom klinis akibat infeksi virus hepatototropik. Manifestasi klinis dapat tampak jelas, tidak jelas/sublkinis, atau secara cepat mengalami progesi dan terjadi kegagalan faal hati yang fatal. Tergantung pada penyebabnya, apakah terjadi infeksi secara bersamaan 1 Tinjauan Pustaka

Transcript of Hepatitis a EFJS (Autosaved)

Tinjauan PustakaHepatitis A pada Anak 10 TahunEga Farhatu Jannah(102012277)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 06 Jakarta [email protected]

Latar BelakangHepatitis virus akut merupakan infeksi sistemik yang dominan menyerang hati. Hampir semua kasus hepatitis virus disebabkan oleh salah satu dari lima jenis virus yaitu: virus hepatitis A (HAV), virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis C (HCV), virus hepatitis D (HDV), dan virus hepatitiis E (HEV).Hepatitis virus merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati di seluruh dunia. Penyakit tersebut ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. Banyak episode hepatitis merupakan penyebab utama viremia yang persisten. Di Indonesia, berdasarkan data yang berasal dari Rumah Sakit hepatitis A masih masih merupakan bagian terbesar dari kasus-kasus hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar 39,8%-68,3%.Hepatitis virus akut merupakan sindrom klinis akibat infeksi virus hepatototropik. Manifestasi klinis dapat tampak jelas, tidak jelas/sublkinis, atau secara cepat mengalami progesi dan terjadi kegagalan faal hati yang fatal. Tergantung pada penyebabnya, apakah terjadi infeksi secara bersamaan dengan virus yang berbeda, dan apakah terdapat manifestasi ekstrahepatik, virus hepatitis akut berbagai derajat morbiditas dan dapat berkembang menjadi hepatitis kronis, sirosis hati bahkan karsinoma hepatoseluler, kecuali hepatitis virus A dan E (self limiting disease).Di negara bekembang dengan kondisi sanitasi yang buruk, 90% anak-anak terinfeksi hepatitis A sebelum usia 10 tahun. Kebanyakan anak-anak yang terinfeksi ini tidak menunjukkan gejala klinis. Pada umunya anak-anak yang lebih tua dan dewasa sudah memiliki kekebalan yang baik da tidak sampai menimbulkan kejadian luar biasa (KLB).Penyakit peradangan hati atau lebih dikenal dengan hepatitis merupakan penyakit endemik di Indonesia. Sulit untuk mengetahui insiden pasti penyakit hepatitis karena pada sebagian kasus penyakit tersebut tidak menunjukkan gejala. Hepatitis akut berlangsung kurang dari enam bulan, sedangkan hepatitis kronis berlangsung lebih dari enam bulan. Hepatitis umumnya disebabkan oleh virus hepatitis, namun belakangan ini perlemakan hati yang kronik yang semakin dominan.AnamesisAnamnesis merupakan tahap awal dalam pemeriksaan untuk mengetahui riwayat penyakit dan menegakkan diagnosis. Anamnesis harus dilakukan dengan teliti, teratur dan lengkap karena sebagian besar data yang diperlukan dari anamnesis untuk menegakkan diagnosis. Sistematika yang lazim dalam anamnesis, yaitu identitas, riwayat penyakit, dan riwayat perjalanan penyakit.3 Identitas : nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan. Keluhan utama Keluhan utama yang menyebabkan pasien dibawa berobat. Keluhan utama tidak harus sejalan dengan diagnosis utama. Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit dahulu (RPD) Riwayat kesehatan keluarga atau riwayat penyakit menahur Riwayat lingkungan tempat tinggal, sosal ekonomi Pemeriksaan FisikKeadaan umum: anak tampak sakit sedang , TTV dalam batas normal dengan kedua mata sklerik. Pada pemeriksaan hati, kita baiknya menggunakan perkusi dan palpasi gunamengetahuikelainan pada hati. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:2a) Inspeksi : melihat adanya ikterus, massa.b)PalpasiDengan posisi pasien berbaring terlentang kedua kaki ditekukpada lutut,taruhlah tangan kiri anda di belakang pasien, menyanggah iga ke-11 dan12. Mintalah pasien untuk relaks padasaat tangan kanan anda melakukanpalpasi. Dengan tangan kiri menekan ke atas, hati/liver akan lebih mudahteraba dengan tangan kanan anda.Mintalah pasien untuk tarik nafas dalam, cobalah meraba tepi bawahliverdengan tepi jari kedua tangankanan anda, pada saat liver turunkarenadiafragma bergerak turun pada saat nafa dalam. Bilaanda merasakannya,ringankan tekanan pada perabaan, sehingga hati akan terasa bergulirdibawah jari-jari anda dan akan terasa bagian permukaan anterior hati,perhatikan ada/ tidaknya rasa nyeri. Pada keadaan normalliver sukardiraba, tetapi bila teraba tepibawah hati, umumnya lunak, tajam, regulardengan permukaan licin, tidak nyeri tekan.Bila liver teraba keras dan kenyal, tepi bulat dan tumpul, danpermukaannya kasar, berbenjol-benjol, mengarah pada kondisi liver yangabnormal (hematoma atau sirosis).c)Perkusi :Kita dapat mengukur panjang vertical dari hatidengan mendengar dullness pada perkusi di garismidklavikularis kanan. Caranya: mulailah dari daerah sedikit umbilicus (pada daerah yangmasih timpani),perkusilah kearah atas. Tentukan batas bawah hati dengan terdengarnyadullness pertama di garis midklavikuler kanan.Selanjutnya tentukan batas atas hati, dengan perkusi pada garis yangsama dari atas, perhatikan perpindahan suara dari resonan menjadi dull.Panjang liver dullness meningkat bila terdapat pembesaran hati, danmenurun bila hati berukuran kecil atau udarabebas dibawah diafragma,yang biasa terjadi akibat perforasi hollow viscus. Penurunan panjang liverdullness juga terjadi pada hepatitis ,gagal jantung kongestif atau denganprogresivitas hepatitis.Liver dullness bisa tergeser ke bawah karena merendahnya diafragma,sepertiterjadi pada penyakit paru obstruktifmenahun, namun panjang dullness tetap normal.d) Auskultasi yang patologis dapat terdengar bruit hepar.Pemeriksaan PenunjangKelainan darah perifer yang ditemukan pada fase preikterik yaitu terlihat leukopeni, limfopeni, dan netropeni, merupakan gambaran umum infeksi virus. Disamping itu terlihat LED meningkat, kemudian pada fase ikterik kembali normal, dan terdapat kenaikan lagi jika ikterusnya berkurang, yang kembali normal lagi pada fase penyembuhan yang sempurna. Selain itu dari darah dapat dilakukan pemeriksan antibodi spesifik sesuai dengan hepatitis virus yang diderita.3Pemeriksaan laboratorium lain yang perlu diamati adalah serum bilirubin, SGOT, SGPT, dan asam empedu, seminggu sekali selama diawat di RS. Pada masa preikterik hanya ditemukan kenaikan dari bilirubin terkonjugasi (bilirubin direk), walaupun bilirubin total masih dalam batas normal. 3Pada minggu pertama dari fase ikterik, terdapat kenaikan kadar serum bilirubin total (baik yang terkonjugasi maupun yang tidak terkonjugasi). Kenaikan kadar bilirubin bervariasi antara 6-12 mg%, tergantung dari berat ringannya penyakit. Kenaikan bilirubin total terus meningkat selama 7-10 hari. Umumnya kadar bilirubin mulai menurun setelah minggu kedua dan fase ikterik, dan mencapai batas normal pada masa penyembuhan. 3Selain itu dapat dilakukan pemeriksaan enzim hati, SGOT dan SGPT. Pada fase akut yaitu pada permulaan fase ikterik terdapat kenaikan yang menyolok dari SGOT dan SGPT, kenaikannya sampai sepuluh kali nilainormal, dan pada keadaan berat dapat seratus kalinya. Pada minggu kedua dari fase ikterik mulai terdapat penurunan 50% dari serum transaminase tetapi fase penyembuhan nilainya belum mencapai nilai normal. Nilai normal baru dicapai sekitar 2-3 bulan setelah timbulnya penyakit. Oleh karena itu serum transaminase digunakan untuk memantau perkembangan penyakit penderita, dan sebaiknya diperiksa 1-2 bulan sekali selama berobat jalan. Bila hasilnya setelah 6 bulan tetap meninggi maka perlu dipikikan kemungkinan menjadi kronis. Pemeriksaan enzim menggunakan rasio dari De Ritis amat bermanfaat untuk membedakan jenis kerusakan hati. Pada hepatitis akut rasio SGOT/SGPT adalah 0,4-0,8, sedangkan pada hepatitis kronis rasio SGOT/SGPT adalah sekitar 1 atau lebih. 3Pemeriksaan lainnya yaitu terdapat sedikit kenaikan fosfatase alkali, yang bersifat sementara yaitu pada fase akut, untuk selanjutnya kembali pada batasnormal. Bila ditemukan tetap meninggi, maka perlu dipikirkan adanya kolestasis. Pada umumnya kadar serum protein masih dalam batas-batas normal. Bila terjadi perubahan serum protein yaitu mulai tampak menurunnya albumin dan menaiknya globulin berarti penyakitnya menjadi kronis. Selain itu waktu protrombin dapat digunakan untuk memantau perkembangan hepatitis virus akut, yang biasanya memiliki nilai normal atau sedikit menaik. Bila hasil waktu protrommbin tetap sangat memanjang walaupun telah diberikan suntikan vitamin K tidak akan kembali normal berarti telah menjadi hepatitis fulminan. Untuk menentukan penyebab hepatitis virus akut tidak dapat dilihat gejala klinis dan kelainan laboratorium tersebut di atas dan perlu dilakukan uji serologis. 3Gambaran pada USG terlihat hati membesar dengan permukaan yang licin atau rata dan tepi hati yang normal. Echotexture atau echodensitas dari parenkim hati pada umumnya menurun dan terlihat lebih gelap (echolusen) dibanding echo jaringan hati yang normal. Pembuluh darah terutama cabang-cabang vena porta di dalam hati, dindingnya lebih tebal atau menonjol (prominent) dengan cabang-cabang pembuluh darah yang lebih melebar dibanding keadaan normal. CT-Scan & MRI tidak di lakukan pada penderita hepatitis. Hanya bila sangat perlu. Gambaran CT-Scan biasanya hanya menunjukkan hati membesar tetapi permukaan tepi yang tumpul. 3Hepatitis ASalah satu organ yang cukup penting dalam tubuh manusia adalah hati. Hati mempunyai fungsi dan peran penting dalam mengatur berbagai fungsi kerja tubuh, mulai sebagai pembentukan, penyimpanan sampai menyaring makanan, vitamin dan mineral yang kita konsumsi. Bahkan hati pulalah yang mengatur serta mengendalikan produksi Vector, Protein, Kolesterol darah sampai menetralisir racun tubuh. Hati juga mempunyai peran penting untuk melindungi tubuh. Dengan demikian hati sangat rentan terhadap penyakit. Salah satu penyakit hati adalah hepatitis, penyakit ini berdampak pada rusaknya fungsi hati dan selanjutnya menyebabkan terjadinya gangguan pada system metabolisme tubuh. Faktor penyebabnya antara lain vektor, obat-obatan, bahan kimia dan infeksi virus.1Virus hepatitis A menyebabkan penyakit radang akut hati. Hal ini ditularkan melalui jalur fekal-oral dan memiliki masa inkubasi 15 sampai 50 hari (periode rata-rata, 28 hari).1 Mayoritas penduduk dunia masih di moderat-untuk-risiko tinggi untuk hepatitis A infeksi virus.2 Wabah Diakui hepatitis A biasanya bawaan makanan terjadi ketika makanan terkontaminasi oleh petugas pelayanan makanan yang terinfeksi pada titik penjualan atau layanan. 3 Oleh karena itu hyegiene sanitasi makanan dan minuman sangat penting agar tidak mudah di hinggapi oleh virus penyebab penyakit hepatitis A, disamping perilaku masyarakat maupun sarana dan prasarana kesehatan lingkungan seperti kesediaan jamban, air bersih serta perilaku masyarakat dan ini merupakan suatu tugas dari kalangan kesehatan untuk membenahi serta menggalakkan semangat agar bisa membangun dirinya sendiri untuk hidup sehat secara mandiri yang sesuai dengan cita cita bangsa Indonesia.Masih kurang baiknya perilaku kebersihan masyarakat seperti mencuci tangan sebelum makan, sanitasi lingkungan kurang memadai seperti semak yang tidak terurus, selokan tersumbat, banyak ruas jalan yang becek dan keadaan WC yang kurang bersih, sumber air bersih yang diambil dari sumur artetis ditampung pada reservoir yang didistribusikan langsung dengan menggunakan pipa-pipa atau Polivynil Chloride (PVC) banyak yang bocor dan hanya disambung dengan ikatan karet ban. Keadaan ini menyebabkan kesempatan untuk terinfeksi virus hepatitis A sangat besar, mengingat cara penyebaran penyakit ini bersifat fecal oral . Sehingga dibutuhkan upaya-upaya untuk menjaga kebersihan diri, sanitasi lingkungan dengan baik untuk menghindari terjadinya penyebaran dari virus hepatitis A . Salah satu faktor yang menyebarkan virus hepatitis A adalah faktor lingkungan seperti kualitas air bersih, sanitasi mandi, cuci, kakus (MCK), penyimpanan dan pengolahan makanan dan minuman, keberadaan lalat, keberadaan kecoak, keberadaan tikus, sanitasi dapur, hiegiene penjamah . Virus hepatitis A dapat tetap menular pada permukaan lingkungan untuk setidaknya satu bulan.3Etiologi Hepatitis AVirus hepatitis A (HAV) telah menginfeksi manusia selama berabad-abad. HAV pertama kali diidentifikasi pada tahun 1973 melalui mikroskop elektron. Virus hepatitis A (HAV) merupakan virus yang tidak berkapsul, icosahedral, dengan besar 27 nm, dan virus RNA yang resisten terhadap panas, asam, dan ether. Virus tersebut merupakan virus dengan genus Hepatovirus dari family picornavirus. Virionnya mengandung empat kapsid polipeptida, yaitu VP1 (30 kDa), VP2 (22 kDa), VP3 (2,5 kDa), dan VP4 (2,2 kDa), yang berasal dari produk poliprotein potongan posttranslasional genome 7500 nukleotida . VP4 terletak di dalam kapsid virus dan protein yang lain terpapar sebagian dari luar pada permukaan kapsid. Protein virus yang lain, 2A, merupakan protein non-struktural yang masih berhubungan dengan VP1 ketika pembentukan pentamer. Protein 2A selanjutnya dipotong dari VP1 oleh protease hospes. Pemotongan tersebut berfungsi untuk memproduksi virus yang infeksius, tetapi tidak berperan pada proses replikasi virus.4

Gambar 1. Virus hepatitis A dilihat dalam mikroskop elektron5HAV tahan terhadap pH rendah dan panas (60 C selama 60 menit) serta suhu beku. Stabilitas pada lingkungan asam diperlukan virus untuk dapat mencapai intestinal, di mana virus dapat bereplikasi sebelum menginfeksi liver.Virus dapat bertahan dalam feses dan tanah dalam waktu yang lama. Inaktivasi virus dapat dilakukan dengan pemanasan dalam air mendidih selama 1 menit atau pada suhu 81 C selama 1 menit, kontak dengan formaldehid, klorin, atau radiasi ultraviolet. Meskipun terdapat variasi antara sekuen nukleotida antarisolat HAV dan pengenalan empat genotype juga penting, semua strain virus secara imunologis tidak berbeda.5

Epidemiologi Hepatitis AAgen ini ditularkan secara fecal-oral. Penyebaran HAV dari manusia ke manusia ditingkatkan oleh kebersihan diri yang buruk dan kepadatan penduduk. Wabah besar serta kasus sporadik disebabkan oleh makanan dan minuman yang tercemar. Pada negara maju, insiden hepatitis A telah menurun yang disebabkan karena peningkatan kebersihan sanitasi.5Berdasarkan penilaian WHO dari Global Burden Disease (GBD), hasil awal menunjukkan peningkatan global dari 117 juta infeksi pada 1990 sampai 121.000.000 infeksi pada tahun 2005. Menurut penilaian WHO, peningkatan kejadian diamati pada kelompok umur 2-14 tahun dan >30 tahun. Kematian meningkat dari 30.283 pada tahun 1990 menjadi 35.245 pada 2005.6Prevalensi keseluruhan telah diklasifikasikan menjadi tinggi (>50% dari populasi), menengah (15-50%), dan rendahnya tingkat endemisitas (43 mol/L (2.5 mg/dL), dan biasanya puncaknya pada 85340 mol/L (520 mg/dL).Bilirubin serum bisa meningkat lebih lanjut walaupun sudah ada penurunan serum aminotransferase.5c. LimfositPada kondisi infeksi hepatitis bisa terjadi Neutropenia dan lymphopenia sementara dan diikuti oleh limfositosis yang relative.Limfositosis biasanya meningkat antara 2-20% pada fase akut.Pengukuran Protrombin time (PT) sangat penting pada pasien dengan infeksi hepatitis, karena menjadi refleksi derajat kerusakan hepar, nekrosis hepatoselular dan mengindikasikan prognosis yang buruk.Pemanjangan PT bisa saja terjadi walaupun hanya ada sedikit peningkatan serum bilirubin dan aminotransferase.5d. Glukosa DarahMual dan muntah yang berkepanjangan, intakekarbohidrat yang tidak adekuat, serta cadangan glikogen hepar yang turun bisa menyebabkan kondisi hipoglikemia pada pasien dengan inveksi virus hepatitis yang parah.Namun tidak semua kondisi hipoglikemi adalah penyakit hepatitis.5e. IgG/IgM anti-HAV Peningkatan globulin umumnya ditemukan pada fase akut infeksi virus hepatitis,disertai peningkatan IgM dan IgG serum, namun peningktaan IgM lebih merepresentasan keberadaan infeksi akut pada hepatitis A.5Diagnosis Hepatitis AUntuk mendiagnosis seseorang dengan infeksi hepatitis A, Maka perlu kita temukan gejala-gejala seperti diuraikan diatas dan diikuti oleh pemeriksaan laboratorium: urine bilirubin and urobilinogen, total dan direct serum bilirubin, ALT and/or AST, alkaline phosphatase, prothrombin time, total protein, serum albumin, IgG, IgA, IgM Anti HAV, dan darah lengkap.6Different Diagnosisa. Hepatitis BHepatitis B merupakan virus DNA, memiliki famili yang hampir sama pada virus binatang yaitu hepadnavirus. Virus hepatitis ini memiliki protein permukaan yang dikenal sebagai hepatitis B surface antigen (HbsAg). Konsentrasi HbsAg ini dapat mencapai 500g/mL darah 109 partikel per milimeter persegi. Dari HbsAg ini dapat dibedakan menjadi beberapa jenis bergantung kepada jenis gen didalamnya, dan di setiap geografis memiliki dominasi gen yang berbeda-beda. Asia di dominasi oleh genotip B dan C. Kemampuan infeksi, produksi, perusakan hati bergantung pada jenis genotip ini. Genotip B berhubungan dengan progresifitas yang hebat dari kerusakan hati, dengan gejala yang timbul sering terlambat, dan berhubungan dengan timbulnya kanker hati. Dari pemeriksaan lain ditemukan bahwa hepatitis B memiliki antibodi HbeAg di dalam inti selnya, sehigga apabila pasien dengan HbsAg positif disertai dengan HbeAg positif memiliki kemampuan infeksi dan menularkan melalui darah (tranfusi darah , ibu-bayi yang dikandung) lebih dari 90%. Dalam perjalanan penyakit hepatitis B HbeAg akan menurun sejalan dengan perbaikan dari penyakit tersebut, tetapi apabila dalam 3 bulan tetap positif berarti terjadi suatu infeksi kronis yang dapat menuju ke arah keganasan.5Penderita dengan HBV akan memiliki kadar HbsAg dalam serum yang meningkat sejalan dengan perjalanan penyakit, dan akan menurun setelah 1 2 bulan dari akhir gejala, dan hilang dalam 6 bulan. Setelah HbsAg menghilang akan timbul antibodinya (anti-HBs) yang akan bertahan dalam tubuh selamanya yang berfungsi untuk mencegah infeksi hepatitis B kembali. Antibodi lain yang dihasilkan tubuh akibat infeksi hepatitis B adalah anti-HBc, memiliki fungsi yang sama dengan antibodi hepatitis lainnya tetapi apabila ditemukan dalam pemeriksaan tidak memberikan makna yang cukup kuat adanya infeksi virus hepatitis. Pada proses infeksi akut hepatitis B akan timbul juga immunoglobulin yaitu IgM anti-HBc dalam serum, dan apabila terjadi infeksi kronis akan timbul IgG anti-HBc. Pada penderita hepatitis B, 1 5% memiliki angka HbsAg yang rendah untuk dapat terukur, sehingga pemeriksaan IgM anti-HBc dapat digunakan. Pemeriksaan serum HbeAg dapat memperkirakan tingkat replikasi dan virulensi virus hepatitis B. Infeksi hepatitis B dapat terjadi di luar hati yaitu pada kelenjar getah bening, sumsum tulang, sel-sel limfosit, limpa dan pankreas.Kepentingan kondisi ini adalah bahwa tubuh memiliki cadangan hepatitis B walaupun penderita sudah dilakukan transplantasi jantung. Pada awalnya Hepatitis B diperkirakan penyebaran melalui produk darah, tetapi setelah dilakukan berbagai penelitian, penyebaran darah tidak terlalu efektif, penyebaran yang paling efektif hepatitis B adalah melalui hubungan seksual dan ibu-bayi yang dikandungnya. Kondisi ini yang menyebabkan tingginya angka hepatitis B di sub-Sahara Afrika. Resiko tinggi menderita infeksi ini adalah petugas kesehatan, penderita yang membutuhkan tranfusi berulang (hemofilia), napi, dan keluarga dari penderita hepatitis ini.5b. Hepatitis EMerupakan hepatitis yang di transmisikan dan terjadi terutama di India, Asia, Afrika dan pertengahan Amerika. Virus ini dapat ditemukan di kotoran, cairan empedu dan hati, dieksreksikan melalui kotoran manusia pada masa inkubasi. Respon imun baik IgM anti-HEV dan IgG anti-HEV dapat di ketahui segera setelah terjadi infeksi, dan akan mengalami penurunan dalam 9 12 bulan. Hepatitis ini menyebar di India, Asia, Afrika dan Amerika tengah. Memiliki penyebaran yang sama dengan hepatitis A yaitu melalui oral-fekal. Kasus yang paling sering terjadi apabila sudah didapatkan kontaminasi pada persediaan air minum setelah terjadi banjir. Angka kejadian tinggi pada muda dewasa, dan mereka yang memiliki gangguan kekebalan tubuh.5Penatalaksanaan Hepatitis ATirah baring pada saat gejala muncul adalah tindakan pertama yang dilakukan, kemudian mobilisasi secara bertahap dilakukan apabila gejala sudah mulai berkurang. Pada penderita anak-anak atau orang yang tua seringkali harus dirawat di rumah sakit untuk dilakukan monitoring yang ketat terhadap nutrisi dan cairan sehingga tidak sampai terjadi perburukan dari penyakit.9Antivirus tidak memberikan hasil baik terhadap hepatitis A, tidak seperti antibiotik terhadap bakteri, oleh karena itu tindakan pencegahan adalah yang terbaik dilakukan karena tidak ada pengobatan yang spesifik untuk hepatitis. Terapi utama adalah terapi suportif dan menjaga keseimbangan gizi tinggi kalori, tinggi protein (protein 1 g/kg, 30-35 kal/kg), walaupun sulit memberikan asupan nutrisi pada pasien yang anoreksia dan sering mual dan muntah. Untuk mengatasi mual dan muntah, bisa diberikan obat-obatan prokinetik (metoklopramid, domperidon, cisapride). Apabila asupan oral tidak mampu, maka bisa dipertimbangkan memberikan asupan nutrisi parenteral. Pada pasien dengan hepatitis yang disertai dengan kolestasis yang berat, perlu diberikan suplementasi vitamin K.9Rujukan ke pusat kesehatan yang dapat melakukan transplantasi hati dapat dilakukan pada kondisi fulminan hepatitis, meskipun sebenarnya sulit mengidentifikasi pasien yang perlu mendapat transplantasi hati.6Pencegahan Hepatitis APenyebaran virus hepatitis A melalui rute fecal-oral, karenanya kebersihan diri, kualitas sumber air yang baik dan kebiasaan membuang limbah pada empatnya dapat menurunkan prevalensi infeksi virus hepatitis A. Dalam rumah tangga, higienitas dan sanitasi yang baik, termasuk selalu mencuci tangan setelah buang air atau sebelum menyiapkan makanan adalah penting untuk menurunkan resiko transmisi virus dari individual yang terinfeksi sebelum dan sesudah klinis penyakitnya muncul. Perlindungan sebelum paparan adalah dengan melakukan vaksinasi hepatitis A dan pemberian IgG juga dianjurkan. Imunisasi seharusnya di prioritaskan terhadap orang dengan resiko tinggi terserang hepatitis A. Bagi orang yang telah terserang hepatitis A dan belum pernah imunisasi, dapat diberikan IG yang dapat memodifikasi gejala dari infeksi. Imunisasi scara universal sukses mengontrol hepatitis A, walaupun dengan biaya tinggi dan keterbatasan ketersediaan vaksin.6Untuk memberikan kekebalan terhadap hepatitis A, bisa diberikan melalui imunisasi aktif maupun pasif:a. Imunisasi AktifVaksin hepatitis A yang di lisensi oleh Amerika adalah Vaqta dan Havrix yang mengandung virus inaktif yang menggunakan keseluruhan struktur virus yang ditumbuhkan dalam sel diploid fibroblas manusia. Ada pula kombinasi virus hepatitis A dengan hepatitis B yaitu Twinrix. Virus dimurnikan dan di inaktifkan dengan formalin dan diabsorbsi aluminium hidroksida. Havrix dan twinrix ditambahkan 2-fenoksietanol sebagai pengawet, dan Vaqta tanpa pengawet. Semua preparat vaksin hepatitis A digunakan secara intramuscular injeksi. Selama 1 bulan setelah menerima dosis awal vaksin hepatitis A, 97% anak dan remaja, 95% dewasa terbentuk antibodi protektif, dengan pemberian dosis kedua 100% individu terlindungi dari infeksi.6Vaksin hepatitis A memberikan proteksi sebelum paparan virus hepatitis A, direkomendasikan terhadap orang yang beresiko tinggi terinfeksi dan orang yang menginginkan imunitas terhadap virus hepatitis.Vaksin HA inaktif aman imunogenik, dan memberikan perlindungan jangka lama terhadap infeksi HAV (20 tahun). Vaksin ini bisa diberikan bersamaan dengan beberapa vaksin lain DPT, tifoid oral, kolera, Japanese encephalitis, rabies, yellow fever, dan Hepatitis -tanpa mempengaruhi serokonversinya. Hepatitis A adalah infeksi yang paling dapat dicegah dengan imunisasi pada traveler.6b. Profilaksis Pasif dengan ImmunoglobulinSejak akhir tahun 1940an pemberian human immune serum globulin (Ig) dianggap cara yang efisien untuk profilaksis pre- dan posteexposure terhadap infeksi HAV. Ig dimasukkan dengan injeksi intramuscular. Efikasi perlindungan Ig terhadap infeksi HAV telah diteliti dengan baik. Durasi perlindungan terbatas 12-2- minggu setelah pemberian 0,02-0,06 ml/kgBB. Profilaksis preesxposure dicapai dalam beberapa jam injeksi dan efektif 80-90% ketika diberikan secepat mungkin setelah paparan, tidak lebih dari 14 hari.6Pemberian Ig dikatakan sangat aman, namun kontraindikasi bagi pasien dengan defisiensi IgA yang dapat menimbulkan reaksi anafilaksis. Namun, pemberian profilaksis singkat Ig untuk pre- dan postexposure secara global telah menurun dengan beberapa alasan: 1) sediaan Ig nonspesifik meningkatkan kegagalan mencapai jumlah anti-HAV (IgG), 2) harga sediaan Ig HAV yang tinggi, 3) durasi perlindungan Ig terhadap HAV hanya beberapa bulan dibandingkan dengan vaksin, 4) vaksin HAV telah menunjukkan perlindungan yang cepat terhadap HAV. Ig masih digunakan untuk profilaksis postexposure. Jika diberikan dalam 2 minggu setelah paparan akan mencegah perkembangan dan menurunkan keparahan penyakit. Ig aman untuk orang dewasa, anak-anak, wanita hamil dan menyusui serta orang dengan immunosupresi, namun hanya memberikan durasi perlindungan terbatas setelah dosis tunggal Ig 100 IU (6 bulan). Oleh karena itu, Ig harus diberikan secara teratur untuk memelihara efektivitasnya dan untuk perlindungan lanjut. Selain itu, Ig dapat mempengaruhi sistem imun vaksin live-attenuated measles, mumps, rubella (MMR) dan varicella.Pemberian MMR harus ditunda sedikitnya 3 bulan dan 5 bulan untuk varicella setelah pemberian Ig.Ig tidak boleh diberikan dalam 2 minggu setelah pemberian vaksin live-attenuated.6Orang yang menginginkan imunitas tetapi alergi dengan bahan dari vaksin dapat menerima IG.Penggunaannya harus diulang jika menginginkan waktu proteksi lebih dari 5 bulan.Seseorang yang sudah terkena virus hepatits Adan belum pernah di vaksinasi sebelumnya harus diberi IG (0,02ml/kg) dalam waktu 2 minggu sesudah paparan.Seseorang yang terpapar virus hepatitis A dan sudah menerima vaksin hepatitis A 2 minggu sebelum papran, tidak perlu mendapat IG. Dosis diberikan secara injeksi IM pada otot deltoid dan glutea. Pada anak