Hemangioma

33
HEMANGIOMA Pembimbing: dr. Rudy Wartono Sp KK Oleh: Mohammad Sulhan,S.Ked 05700178 BAGIAN SMF KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

Transcript of Hemangioma

Page 1: Hemangioma

HEMANGIOMA

Pembimbing:

dr. Rudy Wartono Sp KK

Oleh:

Mohammad Sulhan,S.Ked

05700178

BAGIAN SMF KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIDOARJO

2012

Page 2: Hemangioma

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

rahmatNya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan referat dengan judul “Hemangioma”

sebagai syarat dalam mengikuti kepaniteraan klinik di SMF Kulit dan Kelamin RSUD Sidoarjo

dapat terselesaikan dengan baik.

Atas selesainya penyusunan referat ini, penyusun menyampaikan banyak terima kasih

kepada:

1. .dr. Rudy Wartono, Sp. KK sebagai Pembimbing Refrat yang telah membimbing

kami selama kepaniteraan klinik di SMF Kulit dan Kelamin.

2. dr. Myrna Safrida, Sp. KK sebagai Ka-SMF Kulit dan Kelamin yang telah

membimbing kami selama kepaniteraan klinik di SMF Kulit dan Kelamin

3. Rekan – rekan Dokter Muda yang telah memberikan dukungan dan bantuan hingga

dapat terselesaikannya tinjauan pustaka ini.

4. Staf SMF Kulit dan Kelamin yang telah memberikan dukungan dan bantuan hingga

dapat terselesaikannya tinjauan pustaka ini.

Demi kesempurnaan penyusunan refrat selanjutnya, saran dan kritik terhadap refrat ini

sangat kami harapkan. Semoga refrat ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Pembimbing Sidoarjo, 16 Oktober 2012

dr. Rudy Wartono, Sp. KK Mohammad Sulhan

i

Page 3: Hemangioma

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................................i

Daftar Isi..........................................................................................................................................ii

Daftar Gambar................................................................................................................................iii

Daftar Tabel....................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

I.1 Latar Belakang............................................................................................................................1

I.2 Tujuan.........................................................................................................................................1

BAB II ISI........................................................................................................................................2

A. Definisi......................................................................................................................................2

B. Epidemiologi.............................................................................................................................2

C. Patogenesis................................................................................................................................2

D. Klasifikasi.................................................................................................................................3

E. Gejala klinis..............................................................................................................................6

F. Pemeriksaan penunjang............................................................................................................8

G. Diagnosis………………………………………………………………………..……………9

H. Diagnosis banding……………………………………………………………………..…….10

I. Komplikasi……………………………………………………….…………………….……10

J. Pengobatan……………………………………………………………………………….….11

K. Prognosis………………………………………….…………………………………………15

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................16

BAB IV DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17

ii

Page 4: Hemangioma

DAFTAR GAMBAR

1. Hemangioma Superficial 4

2. Hemangioma Profunda 5

3. Mixed Hemangioma 5

4. Strawberry Hemangioma 6

5. Granuloma Piogenik 7

DAFTAR TABEL

1. Perjalanan Klinis Hemangioma 9

2. Diagnosis Banding 10

iii

Page 5: Hemangioma

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Kelainan pembuluh darah berupa lesi konginetal dari pembentukan pembuluh darah.

Sebelumnya lesi ini di kenal sebagai suatu tanda lahir. Mengklasifikasinya sering menjadi

masalah, dengan nomenklatur deskriptif yang kontradiktif dan membingungkan. Sistem

klasifikasi pertama kali diusulkan oleh mulliken dan glowacki pada tahun 1982. Klasifikasi ini di

revisi oleh international society for the study of vascular anomali pada tahun 1996 berdasarkan

klinikal, radiologi, dan karakteristik hemodinamik. Kemudian di modifikasi kembali kedalam

klasifikasi yang lebih praktis dan mudah digunakan secara klinis, dimana hemangioma di bagi

menjadi, superficial, profunda, dan campuran. Selain itu mereka juga membagi malformasi

pembuluh darah. 1,2,3

Ada beberapa jenis tumor pembuluh darah, yang sebagian besar terjadi pada masa kanak-

kanak. Hemangioma dan malformasi pembuluh darah yang sering terjadi pada anak-anak.

Dimana hemangioma adalah tumor pembuluh darah yang jarang terlihat pada saat lahir dan

mengalami fase pertumbuhan pesat selama 6 bulan pertama sedangkan malformasi pembuluh

darah biasanya tampak pada saat lahir dan akan tumbuh selaras dengan tumbuh-kembang anak. 1,2,3

I.2 Tujuan

Refrat ini dibuat pada dasarnya untuk memenuhi tugas yang diberikan dokter

pembimbing. Dan refrat ini juga bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang

Hemangioma.

Page 6: Hemangioma

2

BAB II

ISI

A. DEFINISI

Hemangioma adalah tumor jinak atau hamartoma yang terjadi akibat gangguan pada

perkembangan dan pembentukkan pembuluh darah dan dapat terjadi di segala organ seperti

hati, limpa, otak, tulang, dan kulit4

B. EPIDEMIOLOGI

Hemangioma infantile (HI) adalah tumor jinak yang paling sering di dapatkan pada masa

kanak-kanak. Hemangioma terjadi pada 10 % dari anak-anak dengan usia 1 tahun. lebih

sering terjadi pada wanita (rasio 2-3:1) dan pada bayi prematur, terutama yang berat kurang

dari 1500 gram. faktor risiko lainnya adalah ras kaukasia dan anak kembar

C. PATOGENESIS

Sampai saat ini, patogenesis terjadinya hemangioma masih belum diketahui.

Hemangioma terdiri dari sel-sel endhothelial tetapi juga mengandung fibroblast, pericytes,

sel-sel interstisial dan sel mast. ada 2 teori yang mendominasi patofisiologi hemangioma

saat ini. Teori pertama menyatakan bahwa hemangioma sel endotel muncul dari jaringan

plasenta yang terganggu selama kehamilan atau melahirkan. Di tandai dengan di temukan

Glucose-Transporter-1 (GLUT-1) pada jaringan plasenta. Hal ini juga di dukung oleh fakta

bahwa GLUT-1 sering di temukan pada pengambilan sampel vilus korionik, plasenta previa

dan preeclampsia. Teori kedua diperkirakan berhubungan dengan mekanisme dari kontrol

pertumbuhan pembuluh darah. Angiogenesis sepertinya memiliki peranan dalam kelebihan

pembentukan pembuluh darah. Cytokines, seperti Basic Fibroblast Growth Factor (BFGF)

dan Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF), mempunyai peranan dalam proses

angiogenesis.

Page 7: Hemangioma

Peningkatan faktor-faktor pembentukan angiogenesis seperti penurunan kadar angiogenesis

inhibitor misalnya gamma-interferon, tumor necrosis factor–beta, dan transforming growth

faktor beta berperan dalam etiologi terjadinya hemangioma1,2

D. KLASIFIKASI

Hemangioma dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu hemangioma infantil dan

kongenital. Hemangioma infantil lebih sering dan biasanya sudah terlihat sejak lahir, dan

tumbuh cepat dalam beberapa bulan kemudian, dan berhenti tumbuh setelah usia satu tahun

hingga akhirnya terjadi involusi. Hemangioma infantil secara umum dibagi ke dalam fase

proliferasi (0-1 tahun), fase involusi (1-5 tahun), dan fase sembuh (5-10 tahun). Hemangioma

kongenital tumbuh secara lengkap setelah lahir dan bisa terjadi involusi atau noninvolusi

(menetap). Hemangioma umumnya mengenai kulit, terutama kepala dan leher (60%), dan

anggota gerak (25%). Ukurannya sangat bervariasi mulai dari beberapa millimeter hingga

sentimeter. Hemangioma dapat juga mengenai organ viseral seperti hati, limpa, usus, jatung

bahkan otak yang dapat mengancam jiwa penderita. Sering tidak diketahui adanya

hemangioma pada organ viseral ini sampai muncul tanda – tanda klinis yang jelas, misalnya

terjadi gagal jantung pada hemangioma yang mengenai jantung, juga dapat terjadi gangguan

fungsi hati jika hemangioma mengenai hati pada daerah yang cukup luas. Ada beberapa

penelitian menemukan hemangioma multipel pada kulit mempunyai kecenderungan lebih

tinggi untuk kemungkinan adanya keterlibatan organ viseral dan harus dilakukan

pemeriksaan lanjutan untuk membuktikannya

Secara histologik hemangioma di klasifikasikan berdasarkan besarnya pembuluh darah,

menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Hemangioma kapiler, yang terdiri atas :

a Hemangioma kapilar pada anak (nevus vasculosus, strawberry nevus)

b Granuloma piogenik

c Cherry-spot (ruby-spot), angioma senilis.

2. Hemangioma kavernosum, terdiri atas :

a Hemangioma kavernosum (hemangioma matang)

b Hemangioma keratotik

c Hamartoma vaskular

3. Telangiektasis :

3

Page 8: Hemangioma

a Nevus flameus

b Angiokeratoma

c Spider angioma

Dari segi praktisnya, umumnya para ahli memakai sistem pembagian sebagai berikut:

A. Hemangioma Kapiler/ Hemangioma superficial

Dari Hemangioma kapiler, dikenal :

1) “Salmon patch”.

2) “Port wine stain”.

3) “Spider angioma”.

4) “Strawberry mark”

Tanda-tanda Hemangioma kapiler, berupa bercak merah tidak menonjol dari permukaan

kulit. “Salmon patch” berwarna lebih muda sedang “Port wine stain” lebih gelap kebiru-

biruan, kadang-kadang membentuk benjolan di atas permukaan kulit

Gambar 1. Hemangioma Superficial8

B. Hemangioma kavernosum/ Hemangioma profunda

Tampak sebagai suatu benjolan yang terletak di dermis dan subkutan, kemerahan, terasa

hangat dan “compressible” (tumor mengecil bila ditekan dan bila dilepas dalam beberapa

waktu membesar kembali).

4

Page 9: Hemangioma

Gambar 2: Hemangioma profunda9

C. Hemangioma campuran/mixed

Terdiri dari komponen hemangioma superfisial dan profunda4,5,6,7

Gambar 3 Mixed Hemangioma10

Hemangioma konginetal

Hemangioma ini terbentuk pada saat kelahiran dan tidak berkembang setelah kelahiran. Ada

dua sub tipe besar yang di akui yaitu Rapidly Involuting Conginetal hemangioma (RICH)

dan Non Involuting Conginetal Hemangioma (NICH). NICH lebih jarang terjadi dari pada

RICH. Pada RICH, tumor akan cepat menyusut pada tahun pertama setelah kelahiran dan

dapat benar-benar hilang dalam usia 18 bulan sedangkan NICH tidak mengalami penyusutan

seiring dengan bertambah usianya.

Selain itu, hemangioma di bagi Secara morfologi dapat dikelompokkan menjadi localized,

segmental, intermediate, dan multifocal. Tipe localized ditujukan pada jenis hemangioma

yang tumbuh dari satu titik atau terlokalisir pada suatu area tanpa perkembangan konfigurasi

5

Page 10: Hemangioma

linier yang jelas. Hemangioma segmental merupakan hemangioma yang berkelompok

membentuk suatu konfigurasi. Sedangkan tipe intermediate adalah hemangioma yang tidak

dapat dikelompokkan pada jenis localized maupun segmental, dan disebut hemangioma

multifocal jika terdapat 10 hemangioma kutis.1,2,3,7

E. GEJALA KLINIS

Gambaran klinis sangat bervariasi tergantung ukuran tumor, lokasi, kedalaman dan stadium

klinis. Tanda yang paling dini suatu hemangioma adalah terlihatnya warna lila pada bagian

kulit yang terkena. Hemangioma jarang menimbulkan rasa sakit kecuali jika terdapat

ulserasi. Kebanyakan, terutama yang berukuran besar hangat jika diraba, bahkan kadang-

kadang pada daerah yang banyak aliran darah bisa terdengar suara (bruit). Kondisi seperti ini

merupakan petunjuk bagi kita sedang terjadi fase involusi7

a. Hemangioma kapiler/superficial

Strawberry hemangioma

Hemangioma kapilar terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah lahir.

Tampak sebagai bercak merah yang makin lama makin besar. Warnanya menjadi

merah menyala, tegang, dan berbentuk lobular, berbatas tegas, dan keras pada

perabaan. Ukuran dan dalamnya sangat bervariasi, ada yang superficial berwarna

merah terang dan ada yang subkutan berwarna kebiruan. Involusi spontan di tandai

oleh memucatnya warna di daerah sentral, lesi menjadi kurang tegang dan lebih

mendatar.

Gambar 4 Strawberry hemangioma11

Granuloma piogenik

6

Page 11: Hemangioma

Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapilar yang sering terjadi sesudah trauma, jadi bukan

oleh karena proses peradangan, walaupun sering di sertai infeksi sekunder. Lesi

biasanya solitary, dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak dan tersering

pada bagian distal tubuh yang sering mengalami trauma. Mula-mula berbentuk papul

eritematosa dengan pembesaran yang cepat. Berbagai lesi dapat mencapai ukuran 1 cm

dan dapat bertangkai. Lesi mudah berdarah

Gambar 5 Granuloma piogenik12

b. Hemangioma Kavernosum

Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa macula eritematosa atau nodus yang berwarna

merah sampai ungu. Bila di tekan mengempis dan akan cepat menggembung lagi apabila

di lepas. Lesi terdiri dari atas elemen vascular yang matang. Bentuk kavernosum jarang

mengadakan involusi spontan.

c. Hemangioma campuran

Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapilar dan jenis kavernosum. Gambaran

klinisnya juga tediri atas gambaran kedua jenis tersebut. Sebagian besar di temukan pada

ekstrimitas inferior, biasanya unilateral, solitary, dapat terjadi sejak lahir atau masak

anak-anak. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang kemudian pada

perkembangannya dapat memberi gambaran keratotik dan verukosa.5

F. Pemerisaan Penunjang

1. USG

7

Page 12: Hemangioma

Ultrasonografi berguna untuk membedakan hemangioma dari struktur dermis yang dalam

ataupun subkutan, seperti kista atau kelenjar limfe. USG secara umum mempunyai

keterbatasan untuk mengevaluasi ukuran dan penyebaran hemangioma. Dikatakan juga

bahwa USG Doppler (2 kHz) dapat digunakan untuk densitas pembuluh darah yang tinggi

(lebih dari 5 pembuluh darah/ m2) dan perubahan puncak arteri. Pemeriksaan

menggunakan alat ini merupakan pemeriksaan yang sensitif dan spesifik untuk mengenali

suatu hemangioma infantil dan membedakannya dari massa jaringan lunak lain.

2. MRI

MRI merupakan modalitas imaging pilihan karena mampu mengetahui lokasi dan

penyebaran baik hemangioma kutan dan ekstrakutan. MRI juga dapat membantu

membedakan hemangioma yang sedang berproliferasi dari lesi vaskuler aliran tinggi yang

lain (misalnya malformasi arteriovenus). Hemangioma dalam fase involusi memberikan

gambaran seperti pada lesi vaskuler aliran rendah (misalnya malformasi vena)

3. CT scan

Pada sentral yang tidak mempunyai fasilitas MRI, dapat merggunakan CT scan walaupun

cara ini kurang mampu menggambarkan karakteristik atau aliran darah. Penggunaan

kontras dapat membantu membedakan hemangioma dari penyakit keganasan atau massa

lain yang menyerupai hemangioma.

4. Foto polos

Pemeriksaan foto polos seperti foto sinar X, masih bisa dipakai untuk melihat apakah

hemangioma mengganggu jalan nafas.

5. Biopsi kulit

Biopsi diperlukan bila ada keraguan diagnosis ataupun untuk menyingkirkan

hemangioendotelioma kaposiformis atau penyakit keganasan. Pemeriksaan

immunohistokimia dapat membantu menegakkan diagnosis. Komplikasi yang dapat terjadi

pada tindakan biopsi ialah perdarahan. 1,2,7

G. Diagnosis

Hampir pada seluruh kasus, diagnosis dapat ditegakkan secara ekslusif berdasarkan

pemeriksaan fisis dan riwayat penyakit. Namun demikian, beberapa jenis hemangioma dapat

8

Page 13: Hemangioma

disalah artikan sebagai malformasi. Perjalanan klinis salah satu kunci dalam mendiagnosis

HI. Adanya pada saat kelahiran atau sebagai tanda premonitory yaitu dapat dilihat pada tabel

11,7

Tabel 1

Perjalanan klinis Hemangioma1

Riwayat lahir

Bayi premature

Kehamilan kembar

Komplikasi selama hamil atau melahirkan

Riwayat medis

Gizi (Nutrisi dan perkembangan berat badan)

Pernah rawat inap di rumah sakit

Riwayat tanda lahir

Ada saat melahirkan

Ada perubahan sejak kelahirannya

Pertumbuhannya proporsional atau tidak? Stabil atau menyusut?

Ada komplikasi berupa perdarahan, ulkus atau nyeri?

Riwayat Keluarga

Keluarga punya riwayat sakit hemangioma atau tanda lahir vascular?

Secara klinis diagnosis hemangioma tidak sukar. Terutama pada lesi yang khas. Gambaran

klinis utama ialah adalah bercak merah yang timbul sejak lahir atau beberapa saat sesudah

lahir, pertumbuhannya relative cepat dalam beberapa minggu atau beberapa bulan, warna

merah terang bila jenis strawberry atau biru bila jenis kavernosa. Bila besar maksimum sudah

tercapai, biasanya pada umur 9-12 bulan, warnanya menjadi merah gelap5

H. Diagnosis Banding5,7

Tabel 2

Diagnosis banding hemangioma

Neurofibroma

Higroma

9

Page 14: Hemangioma

lipoma

limfangioma

I. Komplikasi1,2,3,5,6,7

Umumnya hemangioma tidak menimbulkan komplikasi. Komplikasi yang paling tersering

yaitu:

1. Perdarahan

Komplikasi ini paling sering terjadi dibandingkan dengan komplikasi lainnya. Penyebabnya

ialah trauma dari luar atau rupture spontan dinding pembuluh darah karena tipisnya kulit

diatas permukaan hemangioma, sedangkan pembuluh darah dibawahnya terus tumbuh

2. Ulkus

Ulkus terjadinya biasanya akibat rupture.

3. Trombositopenia

Jarang terjadi, biasanya pada hemangioma yang berukuran besar. Dahulu dikira

trombositopenia di sebabkan oleh limpa yang hiperaktif. Ternyata kemudian bahwa dalam

jaringan hemangioma terdapat pengumpulan trombosit yang mengalami sekuesterisasi

4. Infeksi sekunder

Dapat terjadi namun frekuensinya masih diperdebatkan. kultur biasanya menunjukkan

pertumbuhan polimikroba dan terdapat kolonisasi bakteri. namun jika infeksi dicurigai,

antibiotik sistemik harus diresepkan

Selain dari komplikasi di atas ada beberapa hal yang biasa mengancam nyawa ketika

hemangioma tersebut terdapat di laring dan trakea. Jika terdapat di kelopak mata dapat

mengakibatkan gangguan penglihatan seperti amblyopia, ganguan bias bahkan kebuataan.

J. Pengobatan

Regresi spontan terjadi pada 80% hingga 85% kasus pada usia 9 tahun. Seperti telah

dikemukakan di atas untuk memprediksi kemungkinan terjadinya giant hemangioma

sangatlah sulit sehingga perlu dijelaskan pada orang tua untuk kontrol teratur 3-6 bulan

sekali atau lebih cepat. Beberapa jenis hemangioma bias mengancam jiwa atau fungsi organ

10

Page 15: Hemangioma

dan tentunya memerlukan penanganan segera. Pengobatan hemangioma masih merupakan

kontroversi. Beberapa ahli lebih memilih mengobati hemangioma pada saat muncul untuk

mencegah pembesaran, sebagian lagi memberikan pengobatan atas indikasi adanya

gangguan kosmetik atau bila sudah mulai mengganggu fungsi organ. Pengobatan dilakukan

pada hemangioma yang dapat menyebabkan komplikasi fungsional, yang dapat

menimbulkan perubahan bentuk permanen, yang letaknya di tempat yang mengganggu

kosmetik sehingga menyebabkan distress psikososial, yang pertumbuhannya cepat atau yang

permukaannya bergaung yang mengalami ulserasi. Jenis pengobatan hemangioma sangat

tergantung pada ukuran, lokasi, beratnya tumor, usia pasien, dan laju involusi. Gontijo dkk,

dalam suatu studi prospektif tentang hemangioma infantile menyatakan bahwa ukuran yang

besar, lokasi di wajah, dan/atau morfologi tipe segmental merupakan faktor yang

memperburuk prognosis hemangioma dari segi timbulnya komplikasi dan keberhasilan

pengobatan

Ada 2 cara pengobatan:

1. Cara konservatif

2. Cara aktif

1. Cara konservatif

Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran dalam bulan-

bulan pertama, kemudian mencapai besar maksimum dan sesudah itu terjadi regresi

spontan sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun.

2. Cara aktif

A. Pengobatan medikamentosa

Terapi pilihan utama

Kortikosteroid

kriteria pengobatan dengan kortikosteroid ialah:

1.Apabila melibatkan salah satu struktur yang vital.

2.Tumbuh dengan cepat dan mengadakan destruksi kosmetik.

3.Secara mekanik mengadakan obstruksi salah satu orifisium.

4.Adanya banyak perdarahan dengan atau tanpa trombositopenia.

11

Page 16: Hemangioma

5.Menyebabkan dekompensasio kardiovaskular.

Umumnya para klinisi memilih steroid sebagai terapi medikamentosa pilihan utama

untuk mengobati hemangioma. Mekanisme yang jelas tentang peran steroid belum

diketahui secara pasti, walaupun ada dugaan bahwa steroid berpengaruh terhadap

hemangioma dengan cara:

1. Menghambat kapasitas proliferasi pericytes immature.

2. Intensifikasi efek vasokonstriksi epinefrin maupun norefinefrin pada pembuluh

darah otot polos.

3. Memblok reseptor estradiol pada hemangioma.

4. Menghambat angiogenesis.

Beberapa penulis mengelompokkan steroid berdasarkan cara pemberian menjadi:

1. Kortikosteroid sistemik

Pengobatan dengan kortikosteroid sistemik telah dianggap sebagai terapi

medikamentosa yang paling efisien untuk cutaneous infantile hemangiomas tanpa

komplikasi. Pemberian steroid sebaiknya dilakukan pada masa proliferatif, karena

bila diberikan pada masa involusi kurang bermanfaat. Dosis yang dianjurkan

inisial prednison atau prednisolon 2 – 3 mg/kg/hari, satu kali sehari pada pagi hari

selama 2-3 minggu dan perlahan-lahan diturunkan hingga 6 – 8 minggu dan pada

kasus yang lebih berat dapat diberikan hingga 12 minggu Beberapa peneliti

menganjurkan dosis yang lebih besar (prednison 5 mg/kg/hari) untuk

menghasilkan terapi efektif, cepat.

2. Kortikosteroid intralesi

Kortikosteroid intralesi sangat baik diberikan pada hemangioma dengan ukuran

kecil (diameter < 10 cm) dan lesi lokal bermasalah (hemangioma disertai ulserasi

atau dengan komplikasi misalnya terjadi infeksi berulang pada daerah lesi). Dosis

yang diberikan 2 – 3 mg/kg setiap kali suntikan diulang setiap minggu selama 1 -2

bulan. Adanya respon terapi yang baik terhadap steroid ditandai oleh pengecilan

ukuran hemangioma. Pemberian kortikosteroid intralesi dengan interval waktu 4 –

8 minggu merupakan terapi yang efektif sebagai upaya untuk menghindari efek

samping terapi kortikosteropid sistemik. Penyuntikan dapat pula dilakukan dengan

12

Page 17: Hemangioma

interval bulanan, sehingga dapat mengurang efek samping yang tidak diinginkan,

tetapi dari laporan diketahui laju respon pengobatan dengan cara ini hanya sekitar

85%. Efek samping potensial kortikosteroid intralesi antara lain, berupa, atropi

kulit, anafilaksis, perdarahan, nekrosis kulit dan supresi adrenal, tetapi umumnya

suntikan dapat ditoleransi dengan baik. Perhatian khusus harus diberikan pada

periokuler. Pada hemangioma jenis ini dosis kortikosteroid intralesi tidak boleh.

melebihi 3-5 mg/kg triamcinolone setiap sesi suntikan. Beberapa ahli

mengemukakan bahwa pemberian kortikosteroid intralesi pada daerah periocular

dikontra-indikasikan, sejak diketahui menyebabkan banyak komplikasi seperti

atropi kulit, nekrosis, dan oklusi arteri retina sentral, dengan konsekuensi

kebutaan.

3. Kortikosteroid topikal

Kortikosteroid topikal (langsung pada daerah lesi hemangioma) biasanya efektif

pada hemangioma tipe cutaneous

B Terapi pilihan kedua

1. Interferon Alfa-2a dan 2b

Interferon alfa dianjurkan diberikan pada bayi dengan hemangioma yang mengancam

jiwa bila terjadi kegagalan dengan pemberian kortikosteroid dosis tinggi. Sewaktu

pemberian interferon alpha, status neurologis harus dimonitor secara ketat. Kedua

jenis interferon alfa yaitu 2a dan 2b pernah digunakan, biasanya diberikan melalui

suntikan subkutan dengan dosis 3 juta unit per m2 permukaan tubuh per hari diulang

setiap minggu selama 6 bulan. Penggunaan interferon pada hemangioma masih sangat

terbatas karena selain harganya mahal juga belum banyak penelitian yang

mendukung.

2. Vinkristin

Vinkristin dapat dipertimbangkan pemberiannya pada kasus yang gagal dengan terapi

steroid sebanyak dua siklus pengobatan, yang mengalami kekambuhan dan yang tidak

dapat mentoleransi pengobatan medikamentosa lain. Vinkristin mempengaruhi

mitotic spindle microtubules dan merangsang proses apoptosis pada sel tumor in

vitro. Ada laporang yang menyatakan bahwa vinkristin efektif digunakan pada kasus

hemangioma yang mengancam jiwa yang resisten terhadap pengobatan steroid. Taki

13

Page 18: Hemangioma

dkk, menyatakan bahwa pada kasus intractable Kasabach-Merritt syndrome

pemberian vinkristin sangat efektif, sehingga mereka menyarankan pemakaian

vinkristin pada kasus demikian. Dosis yang dianjurkan 1.5 mg/m2 per kali suntikan,

jika diperlukan dapat diulang satu kali lagi dengan interval 2-3 bulan setelah suntikan

pertama.

3. Bleomisin

Omidvari dkk, melaporkan pemberianbleomisin intralesi pada kasus hemangioma

yang mengalami komplikasi, yaitu hemangioma yang mengalami infeksi sekunder,

permukaannya bergaung dan hemangioma yang tumbuh sangat cepat. Mereka

mengambil suatu kesimpulan bahwa pemberian bleomisin mudah, aman dan

merupakan terapi yang efektif untuk mengobati hemangioma dengan komplikasi. Ada

peneliti lain yang memberikan suntikan local bleomisin pada 210 anak dengan

hemangioma kavernosus dengan tingkat keberhasilan 91.2%. Terapi dengan

bleomisin tidak efektif pada hemangioma pampiniform yaitu hemangioma yang

terjadi akibat malformasi vena di pleksus pampiniform pada skrotum. Dosis

bleomisin intralesi 2 mg (diberikan dalam larutan 0.4mg/ml). Suntikan dapat diulang

sebanyak 6-10 kali dengan interval 4-6 minggu.

1.3. Vascular-specific Pulse Dye Laser

Morelli dkk, melaporkan peranan pulsed dye laser pada hemangioma ulseratif. Mereka

menemukan bahwa rasa sakit akibat hemangioma jenis ini akan menghilang setelah

pengobatan awal pada 6 dari 10 kasus hemangioma. Dua kasus dinyatakan sembuh

setelah tiga kali pengobatan. Pada satu studi retrospektif dengan 245 pasien

menunjukkkan hasil yang bermakna pada kelompok pengobatan disbanding kontrol.

Mereka melaporkan bahwa terapi laser menunjukkan keunggulan jika dihubungkan

dengan panjangnya masa pengobatan apalagi jika dihubungkan dengan hasil akhir

volume dan bentuk hemangioma.

1.4. Bedah eksisi

Indikasi bedah eksisi ialah sebagai berikut:

1. Hemangioma yang tumbuh secara progresif.

2. Hemangioma yang mengalami infeksi berulang.

14

Page 19: Hemangioma

3. Hemangioma yang permukaannya bergaung, sehingga ditakutkan disertai keganasan.

4. Mengganggu secara kosmetika.

5. Hemangioma yang gagal dengan pengobatan medikamentosa.

6. Hemangioma yang bertangkai1,2,3,4,5,7

Pergeseran paradigma telah terjadi sehubungan pengobatan hemangioma selama

beberapa tahun terakhir ini. Di tahun 2008 di temukan bahwa dengan mengunakan

propanorol dapat menyebabkan regresi hemangioma pada bayi baru lahir. Banyak

penelitian yang menunjukkan keberhasilan propranolol dalam pengobatan hemangioma.

Bahkan, lebih dari 90% mengalami penurunan drastis setelah pemberian dosis pertama

propanolol selama 1-2 minggu. Dosis propanolol 2-3mg/kg di pisahkan menjadi 2 atau 3

kali perhari. Efek samping dari propanolol ini adalah hipoglikemia. Untuk mengatasi

masalah ini, sebaiknya anak di berikan makanan terlebih dahulu sebelum meminum

obatnya. Sebelum pemberian propanolol pertama kali sebaiknya di lakukan pemeriksaan

elektrokardiogram. Penyakit cardiopulmonary harus di pertimbangkan dalam pemberian

obat propanolol. Biasanya terapi ini untuk hemangioma yang mengalami masalah yang

kompleks seperti hemangioma massif. Mekanisme kerja obat ini masih belum jelas tetapi

mungkin melibatkan pengaturan faktor pertumbuhan pembuluh darah dan hemodinamika

sitokin.

K. Prognosis

Pada umumnya prognosis baik bergantung pada letak tumor, komplikasi serta

penanganan yang baik5

15

Page 20: Hemangioma

16

BAB III

PENUTUP

Hemangioma, merupakan tumor jinak endotel vaskuler yang paling sering dijumpai

pada bayi, yang ditandai dengan fase pertumbuhan khas terdiri dari fase proliferasi

dan fase involusi. Umumnya hemangioma dapat mengalami involusi secara spontan

pada usia rata-rata 9 tahun dan tidak memerlukan pengobatan. Pada beberapa

keadaan tidak terjadi involusi spontan atau terjadi involusi tetapi ukuran

hemangioma masih besar. Banyak pilihan terapi pada hemangioma tetapi sampai

saat ini pemberian obat-obatan masih menjadi pilihan utama dibandingkan operasi

atau terapi lain. Terapi steroid merupakan terapi pilihan utama walaupun masih

banyak kontroversi sehubungan dengan efek samping yang mungkin terjadi. Pada

kasus

yang berat dan gagal dengan terapi steroid sebanyak 2 siklus dapat

dipertimbangkan untuk melakukan operasi, radioterapi atau pemberian sitostatika

seperti vinkristin dan bleomisin1,2,3,5,7

Page 21: Hemangioma

17

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Klaus, Wolff. Goldsmith, Lowell. Katz, Stephen. Gilchrest, Barbara. Paller, Amy.

Leffell ,DavidFitzpatrick’s Dermatology in general medicine seventh edition, vol 1 and 2, 2008,

hal 1164

2. Richter T, Gresham. Friedman B, Adva. Hemangiomas and VascularMalformations:

Current Theory and Management, 2012.(

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3352592/)

3. Zheng Wei, Jia, etc. Treatment Guideline For Hemangiomas and Vaskular Malformation

of the head and neck, 2009. (http://www.sbccp.org.br/arquivos/HN_08-

2010_treatment_guideline_for_hemangiomas.pdf)

4. Arndt, Kenneth A.; Hsu, Jeffrey T.S. Manual of Dermatologic Therapeutics, 7th Edition, 2007, hal

230

5. Djuanda , Adhi. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Adhi, Edisi Enam Cetakan Kedua, Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2010, hal 242

6. Anonim, Pedoman diagnosis dan terapi Bag/SMF Ilmu Bedah Plastik,edisi III,Rumah Sakit

Umum Dokter Soetomo Surabaya, 2008, hal 1

7. Nafianti,Selfi. Sari Pediatri. Vol 12 No. 3, Hemangioma pada anak. Departemen Ilmu Kesehatan

Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / RSUP. Haji Adam Malik Medan ,Medan 2010, hal

204.( http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/12-3-11.pdf)

8. Allan, Hemangioma, 2008. (http://bryanking.net/hemangioma/)

9. Erwina, Birthmark basic, 2011(http://erwinadr.blogspot.com/2011/08/birthmarks.html)

10. Gan, Vanessa. Pyogenic granuloma , 2012.(http://dermnetnz.org/vascular/pyogenic-

granuloma.html)

11. Vignjevic, Peter. STRAWBERRY HEMANGIOMA,

(http://www.doctorv.ca/conditions/strawberryhemangioma.htm)

12. Anonim, Infantile Hemangioma, 2012

(http://www.chw.org/display/PPF/DocID/28482/router.asp)

Page 22: Hemangioma

18