HASIL ANALISIS SITUASI IBU DAN ANAK - Media Information · PDF fileibu maternal yang mengalami...

97
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009 74 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF BAB IV HASIL ANALISIS SITUASI IBU DAN ANAK 4.1 Bidang Kesehatan Perumusan masalah yang dilakukan berdasarkan situasi ibu dan anak yang berkaitan dengan belum terpenuhinya hak anak atas kesehatan, Berdasarkan data situasi ibu dan anak di Kabupaten Polewali Mandar baik itu data hasil survei, sensus dan data sektoral MDGs. A. Penilaian situasi Penilaian situasi dilakukan sebagai dasar analisis dan pengembangan program selanjutnya. Penilaian situasi mencakup tiga kegiatan utama, yaitu: 1. Perumusan masalah pada bidang kesehatan sebagai berikut: a) Jumlah kematian maternal masih tinggi 22 (tahun 2006), 15 (tahun 2007) dan 17 (tahun 2008) b) Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) masih tinggi sebesar 8,94% c) Masih banyak ibu melahirkan dalam persalinan ditolong oleh dukun beranak sebesar 64,97% d) Kematian bayi masih tinggi sebesar 17 pada tahun 2007 e) Case Fatality Rate daire pada saat Kejadian Luar Biasa tahun 2008 sebanyak 23 kematian dari 2.032 penderita. 2. Penggambaran Besarnya Permasalahan Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut diatas maka dapat ditentukan prioritas masalah situasi ibu dan anak digambarkan dengan matrix sebagai berikut:

Transcript of HASIL ANALISIS SITUASI IBU DAN ANAK - Media Information · PDF fileibu maternal yang mengalami...

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

74 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

BAB IV

HASIL ANALISIS SITUASI IBU DAN ANAK

4.1 Bidang Kesehatan

Perumusan masalah yang dilakukan berdasarkan situasi ibu dan anak yang

berkaitan dengan belum terpenuhinya hak anak atas kesehatan, Berdasarkan data

situasi ibu dan anak di Kabupaten Polewali Mandar baik itu data hasil survei,

sensus dan data sektoral MDGs.

A. Penilaian situasi

Penilaian situasi dilakukan sebagai dasar analisis dan pengembangan

program selanjutnya. Penilaian situasi mencakup tiga kegiatan utama, yaitu:

1. Perumusan masalah pada bidang kesehatan sebagai berikut:

a) Jumlah kematian maternal masih tinggi 22 (tahun 2006), 15 (tahun

2007) dan 17 (tahun 2008)

b) Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) masih tinggi sebesar 8,94%

c) Masih banyak ibu melahirkan dalam persalinan ditolong oleh dukun

beranak sebesar 64,97%

d) Kematian bayi masih tinggi sebesar 17 pada tahun 2007

e) Case Fatality Rate daire pada saat Kejadian Luar Biasa tahun 2008

sebanyak 23 kematian dari 2.032 penderita.

2. Penggambaran Besarnya Permasalahan

Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut diatas maka

dapat ditentukan prioritas masalah situasi ibu dan anak digambarkan

dengan matrix sebagai berikut:

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

75 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Tabel 4.1.A.1.a Prioritas Masalah Situasi Ibu Dan Anak

NO. KRITERIA KEMATIAN IBU KEMATIAN BAYI

GIZI BURUK & KURANG

1 Masalah strategis 5 5 5

2 Melibatkan lintas sektor yang tinggi 5 5 5

3 Merupakan masalah bersama 5 5 5

4 Menunjukkan Urgensi (tingkat pentingnya), Frekuensi, Luasan dampak

5 5 5

Keterangan: Masalah strategis

1 = Kurang strategis 3= Strategis 5 = Sangat strategis

Melibatkan lintas sektor yang tinggi 1 = Tidak melibatkan 3 = Melibatkan 5 = Sangat melibatkan

Merupakan masalah bersama 3 = Bukan masalah bersama 5 = Masalah bersama

Menunjukkan urgensi 1 = Tidak urgen 3 = Urgen 5 = Sangat Urgen

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

76 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

3. Pemilihan Indikator

Angka Kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat

memberikan gambaran status kelangsungan hidup di suatu wilayah.

AKI diperoleh dari jumlah kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.

Angka Kematian ibu di Kab. Polewali Mandar dinyatakan dalam bentuk

jumlah karena jumlah kelahiran hidup tidak mencapai 100.000.

Tingginya angka kematian ibu menunjukkan bahwa keadaan ibu (ibu

hamil, ibu bersalinan dan nifas) memiliki banyak masalah di Polewali

Mandar, bukan saja masalah kesehatan tetapi juga masalah

kemiskinan, masalah pengetahuan, perilaku, sosial budaya, peranan

dukun dan masalah-masalah ibu lainnya. Oleh karenanya sangat

diperlukan identifikasi yang mendasar untuk upaya-upaya

penanggulangan yang komprehensif.

Angka Kematian Bayi adalah Angka Kematian bayi per 1.000

kelahiran hidup yang dapat memberikan gambaran salah satu

indikator status kelangsungan hidup di suatu wilayah, dipengaruhi

oleh status kesehatan anak dan didukung oleh adanya status

pelayanan kesehatan anak yang optimal.Angka Kematian Bayi di Kab.

Polewali Mandar per 6.839 kelahiran hidup di tahun 2008 .

Indikator Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Berat Bayi Lahir

Rendah adalah bayi yang lahir mempunyai berat badan kurang dari

2,5 Kg. Hal ini disebabkan karena kekurangan gizi pada masa

kehamilan dan akan mempunyai resiko tinggi terhadap kematian pada

umur yang sangat dini atau lebih lanjut cenderung mengalami

pertumbuhan dan perkembangan di bawah normal.

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

77 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.1.3.a

Matrix Penilaian Situasi Tingginya Angka Kematian Ibu

No. Masalah kunci

Kelompok sasaran

Besarnya masalah (Luasnya/Parahnya/penduduk yang

terkena dampak

Hak yang tidak terpenuhi Indikator

1 Kematian Ibu yang masih tinggi

1. Ibu hamil 2. Ibu bersalin 3. Ibu nifas 4. Ibu

menyusui 5. Pasangan

usia subur

Jumlah kematian ibu

Tahun 2006 =22

Tahun 2007 =15

Tahun 2008 =17

Dengan presentase penyebab kematian terbesar adalah pendarahan baik sebelum melahirkan (7 bln- partus =5 ibu) maupun setelah melahirkan (0-7hari= 7 ibu) yaitu sebesar 64%

Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2007 tertinggi di Kec. Allu, sedangkan pada tahun 2008 tertinggi terjadi di Kec. Tapango, Matakali, Polewali dan Anreapi

Hak akan kesehatan dan kesejahteraan

1. Angka kematian ibu

Matrix 4.1.3.b Matrix Penilaian Situasi Tingginya Angka Kematian Bayi

No. Masalah kunci Kelompok sasaran

Besarnya masalah (Luasnya/Parahnya/penduduk

yang terkena dampak

Hak yang tidak terpenuhi Indikator

1 Kematian bayi

1. ibu hamil dan janin

2. ibu melahirkan bayi baru lahir

3. ibu menyusui dan bayi diberi ASI

1. di tahun 2008

Jml kematian janin = 53

Jml kematian bayi = 61

2. Penyebab kematian bayi tertinggi pada tahun 2008 adalah BBLR sebesar 53,2 %, Asfiksia sebesar 19,1%, dan penyakit bayi berbasis lingkungan (misalnya diare, ISPA yaitu sebesar 27,7 %)

1. Hak akan kesehatan dan kesejateraan

2. Hak untuk perlindungan anak

3. Hak untukmendapatkan lingkungan keluarga pengasuhan alternatif

Angka kematian bayi

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

78 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix dibawah ini menggambarkan besarnya masalah dan hak yang

tidak terpenuhi akibat dari gizi buruk dan kekurangan gizi.

Matrix 4.1.3.c

Matrix Penilaian masalah dan hak yang tidak terpenuhi akibat dari gizi buruk dan kekurangan gizi

No. Masalah kunci Kelompok sasaran

Besarnya masalah (Luasnya/Parahnya/penduduk

yang terkena dampak

Hak yang tidak terpenuhi Indikator

1. Gizi buruk dan kurang (kekurangan Gizi)

Balita Luasnya : 17,74 % Penduduk yang terkena : Sebagian besar masyarakat miskin

Hak kesejahteraan dan kesehatan Hak untuk mendapatkan perlindungan anak Hak mendapatkan pendidikan, rekreasi dan budaya seni

Presentase BBLR

2

Masih tingginya angka kekurangan Gizi pada balita

Ibu dan balita

BBLR : 8,94 %Gizi Buruk BBLR : 2,21 % (2008) Jumlah anak yang terkena gizi buruk tertinggi pada tahun 2007 terjadi di Kec. Binuang, sedangkan pada tahun 2008 tertinggi di Kec. Tubbi Taramanu dan Kec. Wonomulyo

Presentase BBLR

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

79 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

B. Telaahan atau Analisis

Berdasarkan penentuan prioritas masalah kesehatan yaitu masalah masih

tinggi kematian ibu, presentase gizi buruk dan kurang yang masih tinggi dan

masih tingginya kemtaian bayi. Maka berikut ini hasil analisis kausalitas (sebab-

akibat).

1. Analisis Kausalitas (sebab – akibat)

Gambar 4.1.B.1.a Analisis Kausalitas Kematian Ibu karena pendarahan,

hasil diskusi Tim Kesehatan ASIA disebabkan oleh 4 faktor yang

berkontribusi langsung (penyebab Langsung) terhadap terjadinya

pendarahan yang dapat mengakibatkan kematian. Keempat faktor itu

adalah:

Kematian Ibu karena Pendarahan

Terlambat Mengambil Keputusan

Terlambat sampai ke Fas.Pelay.Kes.

Terlambat Mendpt Pelayanan

Geografis

Transportasi

Pengetahuan danKetrampilan

Petugas kurang

Donor Darah

Kurang

Kantong

Darah Kurang

Gol Darah

Tdk Sesuai

Alat Kurang

Pusk.PONED

Belum Ada

Tenaga Kurang

DukunMasyarakat

PengetahuanFAKTOR RESTI

Biaya

Keluarga

4TerlaluStok Darah Kurang

RetensioPlasenta/Atonia Uteri

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

80 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

1) Retensio placenta dan atau atonia uteri

Plasenta yang sulit atau terlambat dikeluarkan pada rahim seorang

ibu yang baru saja melahirkan (karena lengket dan tak berkontraksi)

yang kebanyakan terjadi pada mereka yang 4 T ( terlalu muda,

terlalu sering melahirkan, terlalu banyak melahirkan dan terlalu tua)

Apabila dipaksakan keluar atau dibiarkan, pengeluaran darah atau

pendarahan akan terus terjadi, bila tidak segera ditangani maka

nyawa ibu sulit untuk dipertahankan karena kehabisan darah.

2) Stok darah kurang.

Kematian ibu karena pendarahan, ini artinya pendarahan pada ibu

maternal ( ibu hamil, ibu bersalin dan ibu masa nifas) sering terjadi,

dan diantara mereka sangat membutuhkan darah ketika terjadi

obortus, saat persalinan maupun masa nifas. Ketiadaan donor,

kantong darah dan stok darah dengan golongan darah yang sesuai

pada unit pelayanan kesehatan ataupun pada unit tranfusi darah

(bank darah) akhirnya nyawa merekapun melayang.

3) Terlambat mengambil keputusan

Biaya yang kurang, ketidak tahuan tentang faktor resiko

pendarahan, keluarga maupun kerabat dan adaanya pengaruh

dukun maka ibu maupun suaminya ataupun orang yang

berpengaruh tidak dapat berbuat apa-apa ketika seorang ibu yang

akan melahirkan sudah mulai menunjukan tanda-tanda kedaruratan

(pendarahan) persalinan. Dan ketika terjadi pendarahan semua

panik mencari tranportasi, belum sempat didapat tranportasinya,

nyawapun melayang.

4) Terlambat sampai kefasilitas pelayanan kesehatan

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

81 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Ketiadaan tranportasi, jarak kepelayanan kesehatan yang

seharusnya dapat ditempu dengan 25-20 menit akhirnya dapat

ditempu dengan 2-3 jam , keluarga ataupun kerabat yang tidak

menyiapkan kendaraan ketika seorang ibu akan melahirkan akan

lambat tiba di sarana pelayanan kesehatan, ketika tiba seorang ibu

sudah kepayahan/kelelahan kehabisan energi, tidak serta merta

persalinan dilakukan, kondisi seorang ibu harus diperbaiki terlebih

dahulu, namun sebelum pulih ibupun meninggal dunia, dan

walaupun kondisi ibu segera pulih, janin sudah tidak bisa

diselamatkan, kematian janin dalam rahim dalam kasus seperti ini

sering terjadi.

5) Terlambat mendapat pelayanan.

Ketiadaan paket pelayanan obstetrik neonatus emergensi dasar di

puskesmas, alat dan bahan pelayanan kesehatan habis pakai yang

kurang, kualitas terutama pengetahuan dan keterampilan petugas

yang rendah serta jumlah petugas (bidan) yang kurang. Merupakan

penyebab-penyebab tidak langsung dari terlambatnya pelayanan

yang diberikan unit pelayanan kesehatan (puskesmas) kepada ibu-

ibu maternal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan

neonatus dasar.

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

82 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Analisis kausalitas Kematian kematian Bayi

Kematian Bayi yang masih tinggi

BBLR Asfiksia Penyakit infeksi berbasis lingkungan

(Diare, Ispa)

Status Gizi Ibu Hamil kurang

Status Kesakitan Ibu

Air yang tidak memenuhi syarat

Cakupan Jamban Keluarga masih

rendah Ketersediaan pangan di tingkat RT kurang

Pengetahuan Gizi dan Kesehatan yang kurang

Dampak

Penyebab Langsung Langsung

Penyebab tdk Langsung Langsung

Penyebab Utama

Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dan keluarga bidang

kesehatan masih kurang

Pememerintah masih kurang mengfungsikan dan memotivasi masyarakat dan keluarga dalam

bidang kesehatan

Status Kesehatan BBL

Keadaan rumah yang tidak sehat

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

83 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Pada Gambar 4.1.B.1.b Analisis Kausalitas Kematian Bayi yang masih

ditemukan tinggi di Kabupaten Polewali Mandar, akar masalah atau penyebab

utamanya, ada dua faktor yang saling mempengaruhi, pertama; masih

kurangnya partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dan keluarga bidang

kesehatan dan faktor kedua; pemerintah masih dianggap kurang dalam

mengfungsikan dan memotivasi masyarakat dan keluarga dan upaya

peningkatan kesehatan. Hasill diskusi Tim Kesehatan ASIA yang didasarkan

laporan penyebab kematian bayi ada 3 faktor penyebab langsung kematian bayi

yang selalu ditemukan tiap tahunnya, ketiga factor penyebab langsung itu

adalah :

1. BBLR ( Berat Badan Lahir Rendah)

Keadaan status gizi ibu yang kurang sebelum hamil maupun selama hamil,

akibat dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang untuk

dikonsumsi dan akibat pengetahuan gizi dan kesehatan yang masih sangat

kurang dari seorang ibu merupakan factor-faktor utama yang mempengaruhi

terjadi Bayi lahir dengan berat badan rendah.

1. ASFIKSIA

Bayi baru Lahir (BBL) tidak bernapas secara spontan dan teratur (Asfiksia)

digategorikan sebagai bayi dengan Asfiksia, sering dapat menyebabkan

kematian bayi, terjadi karena beberapa keadaan pada ibu selama hamil atau

ketika hendak melahirkan. Keadaan ibu selama hamil diantaranya ibu

menderita hipertensi, mengalami post matur sesudah 42 minggu kehamilan,

menderita penyakit infeksi misalnya malaria, sifilis, ISPA dan lain -lain.

Keadaan ketika hendak melahirkan diantaranya partus lama atau partus

macet, demam selama persalinan, pendarahan abnormal dan lain-lain.

Keadaan bayi baru lahir juga sangat mempengaruhi terjadinya Asfiksia

misalnya baru lahir dengan premature (sebelum 37 minggu kehamilan),

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

84 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

persalinan yang sulit, kelainan konginital, termasuk kedaan tali pusat yang

tidak normal.

2. Penyakit infeksi berbasis lingkungan.

Diare, Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) merupakan beberapa penyakit

infeksi berbasis lingkungan yang prevalensi kesakitannya masih sangat

tinggi, apabila menginfeksi bayi dan bayi uang terinfeksi tidak ditangani

dengan baik maka dapat mengakibatkan kematian. Penyebab penyakit

infeksi pada bayi ini adalah keadaan sarana air bersih yang masih sangat

kurang, membuat hajat disembarnag tempat dan keadaan rumah yang tidak

memenuhi syarat.

Kekurangan Gizi Balita (Sawangan)

Kekurangan Gizi Balita (SAWANGANG)

Dampak

Penyebab Langsung

Penyebab Tidak Langsung

Akar Masalah

Pertumbuhan fisik menurun dan sakit-sakitan. (Penyakit Ispa, Diare, Cacingan dst).

Anak kurang nafsu makan

Kekurangan makan (ASUPAN)

Org tua tdk pandai mengasuh anaknya

kurangnya kesadaran ibu hamil & ibu menyusui mengkomsumsi mknan bergizi

Pola mkan tdk jls dan tdk teratur Kondisi tmp tinggl yg tdk sehat ASI dianggap bkn hal yg utama (di No. 2 kan)

Dana/keuangan rumah tangga menipis

Kurangnya daya dukung kebijakan2 dari Instansi2 terkait atau

Pemerintah

Sosial budaya masyarakat tidak mendukung

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

85 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Gambaran 4.1.B.1.c Masalah kekurangan gizi balita (SAWANGAN) yang

merupakan dampak dari keadaan kesehatan di Kabupaten Polewali Mandar

mempunyai dua faktor penyebab langsungnya yaitu:

1) Pertumbuhan fisik menurun dan sakit-sakitan (penyakit Ispa, Diare,

Cacingan dan lain-lain).

Anak balita telah menderita penyakit infeksi, berarti pada tubuh anak

ada mikroorganisme yang mengganggu pertumbuhan fizik. Hal ini

disebabkan (penyebab tidak langsung) karena kondisi tempat tinggal yang

tidak sehat ditambah dengan kurangnya kesadaran ibu hamil dan menyusui

mengkonsumsi makanan yang bergizi, pola makan tidak jelas dan tidak

terartur, dan ASI dinggap bukan hal yang utama (ASI tidak

dieklusifkan/dinomor duakan), sehingga daya tahan tubuh anak menjadi

lemah terhadap serangan mikroorganisme penyebab penyakit infeksi.

Penyebab tidak langsung ini semua berakar pada kurangnya daya dukung

kebijakan dari Instansi terkait atau pemerintah setempat dan sosial budaya

masyarakat yang belum mendukung upaya-upaya pencehagan dan

penanggulangan masalah kurang gizi, bahkan maslah gizi ini oleh

masyarakat Polewali Mandar mengistilahkan dengan SAWANGANG yaitu

sesuatu hal yang biasa terjadi pada anak-anak ditemukan kasus gizi buruk

dan kurang.

2) Anak kurang nafsu makan atau anak kekurangan makan

Anak kurang nafsu makan disamping disebabkan karena anak sering

sakit-sakitan juga karena pola asuh anak yang belum baik guna

merangsang selerah makan anak atau dengan kata lain “orang tua belum

pandai mengasuh anak”, Penyebab lainnya adalah Dana atau keungan

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

86 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

rumah tangga balita tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan makan (gizi)

ibu (jika bayi Masih ASI Eksklusif) atau memenuhi kebutuahn makan (gizi)

anak. Akar masalahnya adalah sosial budaya masyarakat yang belum

mendukung, disamping itu juga karena kurangnya daya dukung kebijakan

dari instansi terkait atau pemerintah.

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

87 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

2. Analisis Pola peran Matrix 4.1.B.2.a

Matrix Telaah Pola Peran Antara Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim Untuk Masalah Belum

Terpenuhinya Hak ibu dan Bayi Atas Kesehatan dan Kesejahteraan. PEMEGANG KLAIM

PENGEMBANG TUGAS

IBU dan Bayi KELUARGA dan masyarakat POSYANDU POSKESDES/POLINDES/BIDAN DESA PUSKESMAS RSUD

Ibu Memperhatikan bayi dari dalam kandungan sampai lahir

Melibatkan keluarga dan masyarakat Aktif Selalu control kehamilan Selalu control

kehamilan Siap dirujuk

ORTU (BAPAK) Suami Siaga Menjamin kebutuhan gizi dan kesehatan keluarga

Berpartisipasi dalam kegiatan Posyandu

Berpartisipasi dalam pelayanan kebidanan dan SIAGA

SIAGA ke Puskesmas SIAGA ke RSUD

LSM/STAKEHOLDERS Mengfasilitasi kegiatan ibu-ibu

Memotivasi dan mengfungsikan keluarga daan masyarakat

Menggerakan masyarakat untuk berpartisipasi

Bermitra dengan bidan desa Bermitra dengan Puskesmas

Mempermudah akses terhadap pelayanan RSUD

PETUGAS KESEHATAN Memberikan pelayanan Pembinaan dan pemberdayaan Memberikan pelayanan di Posyandu

Melakukan pembinaan ke Bidan desa

Memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas

Mendampingi Ibu dalam pelayanan rujukan

PEM. DES Mengfasilitasi ibu-ibu dalam kegiatan PKK desa

Menetapkan ibu sebagai prioritas pembangunan

Bertanggung jawab terhadap fungsi Posyandu

Integrasi dalam pembangunan kesehatan desa

Membantu puskesmas dalam pembangunan kesehatan desa

mempermudah system rujukan

PEM. KECAMATAN Mengfasilitasi ibu-ibu dalam kegiatan PKK kec. Bidang kesehatan

Menetapkan ibu sebagai prioritas pembangunan

Menetapkan dan meningkatkan fungsi Posyandu

Menetapkan dan meningkatkan fungsi poskesdes

Coordinator dalam melaksanakan tupoksi puskesmas

Mempermudak akses terhadap pelayanan RSUD

PEMKAB (BAPPEDA/DINKES) Menetapkan ibu sebagai prioritas

Mengfungsikan dan memotifasi keluarga dan masyarakat

Menetapkan dan meningkatkan fungsi Posyandu

Menetapkan dan meningkatkan fungsi poskesdes Alokasi anggaran Mengembangkan RSU

sebagai pusat rujukan

DPRD Menetapkan ibu sebagai prioritas pembangunan

Mengfungsikan dan memotifasi keluarga dan masyarakat Alokasi anggaran

Catatan:

Pola Peran Antara Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim Untuk Masalah Kemaatian ibu dan bayi

dijadikan satu, dibuat satu maktris. Satu Alasan yang penting adalah jika perhatian telah dilakukan terhadap ibu

dalam hal ini ibu hamil secara otomatis perhaatian telah ditujukan pula pada bayi dalam kandungan sampai bayi

tersebut dilahirkan dan hidup sampai batasan usia 1 tahun.

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

88 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.1.B.2.b

Matrix Telaah Pola Peran Antara Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim Untuk Masalah Belum Terpenuhinya

Hak Anak Atas Perbaikan Gizi

PEMEGANG KLAIM

PENGEMBANG TUGAS

BALITA

KELUARGA

POSYANDU

PUSKESMAS

DINKES

ORTU (IBU) Merawat (memberi susu, makan, dll) anak Membawa anaknya ke

posyandu secara rutin Pemeriksaan kesehatan Bantuan tenaga kesehatan dan PMT

ORTU (BAPAK) Suami siaga, perhatian dan kasih saying Memenuhi kebutuhan Suami siaga Mengantar (kordinasi dan

komunikasi)

LSM/STAKEHOLDERS Bantuan PMT Pendampingan Advokasi Advokasi Intervensi dan monev

PETUGAS KESEHATAN Memberi layanan gizi Konseling Memberi layanan Merujuk Member I laporan 24 jam

PEM. DES Bantua PMT Pemberian raskin Menfasilitasi dan Mengembangkan posyandu

Adminitrasi dan kordinasi tiap bulan Memberi laporan 24 jam

PEM. KECAMATAN Menjamin terlaksananya status gizi balita Menfasilitasi Penyedia data Penyedia data

PEMKAB (BAPPEDA/DINKES) Alokasi anggaran Alokasi anggaran Kebijakan / keputusan aturan

DPRD Anggaran

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

89 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

3. Analisis Kesenjangan Kapasitas

Analisis Kesenjangan Kapasitas Keluarga dan Masyarakat Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka

Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Ibu dan bayi Atas Kesehatan

dan Kesejahteraan.

Matrix 4.1.B.3.a Keluarga dan Masyarakat

PEMEGANG TUGAS

KAPASITAS Ibu ORTU (BAPAK) STAKEHOLDERS

(LSM / ORMAS) KESEHATAN PEMDES PEM. KEC PEMKAB

(BAPPEDA/ DINKES)

DPRD

TANGGUNG JAWAB

Kurang Bertanggung Jawab secara non klinis terhadap pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi

Kurang Mendukung Orang tua

Mendaptkan bimbingan/konseling keluarga dan masyarakat mengenai kesehatan ibu dan anak.

Mendukung dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan Ibu dan Bayi.

Mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan Kesehatan ibu dan bayi

Kurang mendapatkan prioritas

Kurang Mendapatkan motivasi dan fungsi dalam pengambilan keputusan

Bertanggung jawab untuk menyampaikaaspirasi.

WEWENANG Kurang berwewenang dalam Memberikan pelayanan non klinis

Mengajak keterlibatan pria dalam menjamin Kehamilan dan persalinan yang aman

Advokasi dan penyuluhan.

Kurang ikut berpartisipasi dalam kegiatan kesehatan

Kurang Mendapatkan informasi yang akurat.

Mendapatkan informasi yang akurat.

Mendapatkan informasi yang akurat.

Mendapatkan informasi yang akurat.

SUMBERDAYA

Kurang dimotivasi dan difungsikan dalam pelayanan KIA

Rendahnya penghasilan. Minimnya ketrampilan dan kreatifitas untuk menangkap peluang usaha.

Masih sempitnya ruang gerak LSM. Keterbatasan dana.

Kurangnya tenaga ahli kesehatan. Kurang meratanya persebaran tenaga kesehatan.

Masih minimnya kepekaan aparat desa terhadap apa yang terjadi. Kurang pengetahuan. Dana anggaran yang tersedia minim.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Mendukung keputusan yang salah

Dominasi suami dalam pengambilan keputusan

- - -

KOMUNIKASI Ibu tidak mampu atau berani menyampaikan pendapatnya

Suami tidak mampu berkomunikasi dengan baik

- Tidak mampu memberikan informasi yang akurat

Tidak mampu memberikan informasi yang akurat

Tidak mampu memberikan informasi yang akurat

- -

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

90 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.1.B.3.b

Analisis kesenjangan kapasitas posyandu sebagai pemegang klaim terhadap pemegang tugas dalam masalah

terpenuhinya hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan kesejahteraan.

POSYANDU

PEMEGANG TUGAS

KAPASITAS

Ibu dan Bayi ORTU (BAPAK) STAKEHOLDERS (LSM / ORMAS) PET. KESEHATAN PEMDES PEM. KEC

PEMKAB (BAPPEDA/ DINKES)

DPRD

TANGGUNG JAWAB

Masih kurang bertanggung jawab pelayanan kesehatan ibu dan bayi

Tidak bertanggung jawab terhadap Kberadaan suami

Tidak adanya koordinasi diantara kedua belah pihak

Masih kurangnya koordinasi dalam pengaturan tugas dan fungsi

Tidak adanya koordinasi antara kedua pihak

WEWENANG

Tidak memberikan informasi secara akurat mengenai pentingnya gizi dan kesehatan

Tidak memberikan informasi secara akurat mengenai pentingnya gizi dan kesehatan

Tidak bermitra

Melibatkan posyandu dalam pengumpulan informasi dan data yang akurat.

- - - -

SUMBERDAYA - - - Kurangnya ketersediaan tenaga ahli kesehatan

- - - -

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

- - - - - - - -

KOMUNIKASI Tidak terjalin komunikasi

Tidak terjalin komunikasi

Tidak terjalinnya komunikasi yang baik dalam hal pemberian penyuluhan

Masih ditemukan belum sejalan tugas dan fungsi

Ruang gerak masih sangat dibatasi

Ruang gerak masih sangat dibatasi

Tidak adanya kesempatan untuk ikut berkontribusi

Tidak adanya kesempatan untuk ikut berkontribusi

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

91 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.1.B.3.c

Analisis kesenjangan kapasitas Puskesmas sebagai pemegang klaim terhadap pemegang tugas dalam masalah

terpenuhinya hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan kesejahteraan.

PUSKESMAS

PEMEGANG TUGAS

KAPASITAS

Ibu dan Bayi ORTU (BAPAK) STAKEHOLDERS (LSM / ORMAS) PET. KESEHATAN PEMDES PEM. KEC

PEMKAB (BAPPEDA/ DINKES)

DPRD

TANGGUNG JAWAB

Masih kurang bertanggung jawab pelayanan kesehatan ibu dan bayi

Tidak bertanggung jawab terhadap Keberadaan suami

Tidak adanya koordinasi diantara kedua belah pihak

Masih kurangnya koordinasi dalam pengaturan tugas dan fungsi

Tidak adanya koordinasi antara kedua pihak

WEWENANG

Tidak memberikan informasi secara akurat mengenai pentingnya gizi dan kesehatan

Tidak memberikan informasi secara akurat mengenai pentingnya gizi dan kesehatan

Tidak bermitra

Melibatkan posyandu dalam pengumpulan informasi dan data yang akurat.

Wilayah kerja Kewenangan sama dengan Kecamatan

Melaksanakan kebijakan

Melaksanakan aturan perda

SUMBERDAYA Tidak sebanding dengan jumlah sasaran

Kurang tenaga disbanding dengan jumlah sasaran

tidak diberdayakan Kurangnya tenaga kesehatan (bidan Perdesa)

Tidak cukup per desa (Bidan Desa)

Bagian integral dari kecamatan - -

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Membuat rekomendasi rujukan

Membuat persetujuan

Tidak melibatkan LSM Membuat Surat Tugas Melibatkan

Pemerintah Desa Membuat Bahan untuk koordinasi - -

KOMUNIKASI

Kurang terjalin komunikasi

Kurang terjalin komunikasi

Kurang terjalinnya komunikasi yang baik dalam hal pemberian penyuluhan

Masih ditemukan belum sejalan tugas dan fungsi

Ruang gerak masih sangat dibatasi

Ruang gerak masih sangat dibatasi

Tidak adanya kesempatan untuk ikut berkontribusi

Tidak adanya kesempatan untuk ikut berkontribusi

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

92 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.1.B.3.d

Analisis kesenjangan kapasitas LSM/Stakeholders sebagai pemegang tugas terhadap pemegang klaim dalam

masalah terpenuhinya hak Ibu dan bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan.

PEM. KLAIM

KAPASITAS

Ibu dan Bayi KELUARGA dan Masyarakat POSYANDU

POSKESDES/POLINDES/B

IDAN DESA

PUSKESMAS RSUD

TANGGUNG JAWAB Intervensi Pendampingan bermitra Bermitra Advokasi

WEWENANG Memberikan bantuan Mendampingin Penguatan kapasitas pendamping Kurang Integrasi dan

koordinasi Advokasi

SUMBERDAYA Survey Pendampingan Pendampingan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN - - - Tidak dilakukan secara

bersama Tidak koordinasi Advokasi kebijakan

KOMUNIKASI - Kon seling dan penyuluhan Pendampingan Kontak person Kordinasi dan

komunikasi

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

93 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.1.B.3.e

Analisis Kesenjangan Kapasitas Pemdes Sebagai Pemegang Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah

Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi Atas Kesehatan dan kesejahteraan

PEM. KLAIM

KAPASITAS

Ibu dan Bayi KELUARGA dan Masyarakat POSYANDU

POSKESDES/POLINDES/B

IDAN DESA

PUSKESMAS RSUD

TANGGUNG JAWAB Intervensi Pendampingan Advokasi Advokasi

WEWENANG Memberikan bantuan Mendampingin Penguatan kapasitas Advokasi Advokasi

SUMBERDAYA Survey Pendampingan Pendampingan Advokasi

PENGAMBILAN KEPUTUSAN - - - - Advokasi kebijakan

KOMUNIKASI - Kon seling dan penyuluhan Pendampingan Penguatan informasi Kordinasi dan komunikasi

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

94 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.1.B.3.f

Analisis Kesenjangan Kapasitas Balita Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada

Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Anak Atas Perbaikan Gizi

KELUARGA

PEMEGANG TUGAS

KAPASITAS ORTU (IBU) ORTU (BAPAK) STAKEHOLDERS

(LSM / ORMAS) KESEHATAN PEMDES PEM. KEC PEMKAB

(BAPPEDA/ DINKES)

DPRD

TANGGUNG JAWAB

Tidak membantu dan memberikan waktu yang lebih banyak dalam mengurus rumah tangga.

Tidak memimpin , memperhatikan dan menjamin pemenuhan kebutuhan hidup keluarga

Tidak memberikan bimbingan/konseling keluarga mengenai kesehatan ibu dan anak.

Tidak memberikan pelayanan kesehatan yang cepat,tepat dan memadai tanpa pilih2 status pasien.

Tidak memberikan bantuan secara adil. Melakukan pendampingan.

Tidak memberikan kemudahan dalam pelayanan administrasi kepemerintaha.

Tidak memberikan kemudahan dalam pelayanan administrasi kepemerintahan

Tidak membuat peraturan atau UU yang pro rakyat.

WEWENANG

Tidak menyajikan asupan makanan yang bergizi. Memperhatikan kesehatan dan tumbuh kembang anak.

Tidak memberikan nafkah yang mencukupi kebutuhan hidup minimal.

Tidak adanya advokasi dan penyuluhan.

Tidak memberikan pengobatan. Mendapatkan imbalan jasa dari apa yang telah dilakukan.

Tidak mendapatkan informasi yang akurat.

Tidak mendapatkan informasi yang akurat.

Tidak mendapatkan informasi yang akurat.

Tidak mendapatkan informasi yang akurat.

SUMBERDAYA

Pengetahuan yang terbatas. Waktu untuk memperhatikan keluarga tidak cukup karena harus bekerja

Rendahnya penghasilan. Minimnya ketrampilan dan kreatifitas untuk menangkap peluang usaha.

Masih sempitnya ruang gerak LSM. Keterbatasan dana.

Kurangnya tenaga ahli kesehatan. Kurang meratanya persebaran tenaga kesehatan.

Masih minimnya kepekaan aparat desa terhadap apa yang terjadi. Kurang pengetahuan. Dana anggaran yang tersedia minim.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Istri diabaikan dalam mengambil keputusan keluarga

Dominasi suami dalam pengambilan keputusan

- - -

KOMUNIKASI

Istri tidak mampu atau berani menyampaikan pendapatnya

Suami tidak mampu berkomunikasi dengan baik

- Tidak mampu memberikan informasi yang akurat

Tidak mampu memberikan informasi yang akurat

Tidak mampu memberikan informasi yang akurat

- -

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

95 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.1.B.3.g Analisis kesenjangan kapasitas posyandu sebagai pemegang klaim terhadap pemegang tugas dalam masalah

terpenuhinya hak anak atas perbaikan gizi. POSYANDU

PEMEGANG TUGAS

KAPASITAS

ORTU (IBU) ORTU (BAPAK) STAKEHOLDERS (LSM / ORMAS) PET. KESEHATAN PEMDES PEM. KEC

PEMKAB (BAPPEDA/ DINKES)

DPRD

TANGGUNG JAWAB

Tidak memberikan informasi secara akurat mengenai pentingnya gizi

Tidak memberikan informasi secara akurat mengenai pentingnya gizi

Tidak adanya koordinasi diantara kedua belah pihak

Masih kurangnya koordinasi dalam pengaturan tugas dan fungsi

Tidak adanya koordinasi antara kedua pihak

WEWENANG - - -

Melibatkan posyandu dalam pengumpulan informasi dan data yang akurat.

- - - -

SUMBERDAYA - - - Kurangnya ketersediaan tenaga ahli kesehatan

- - - -

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

- - - - - - - -

KOMUNIKASI Tidak terjalin komunikasi

Tidak terjalin komunikasi

Tidak terjalinnya komunikasi yang baik dalam hal pemberian penyuluhan

Masih ditemukan belum sejalan tugas dan fungsi

Ruang gerak masih sangat dibatasi

Ruang gerak masih sangat dibatasi

Tidak adanya kesempatan untuk ikut berkontribusi

Tidak adanya kesempatan untuk ikut berkontribusi

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

96 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.1.B.3.h Analisis kesenjangan kapasitas LSM/Stakeholders sebagai pemegang tugas terhadap pemegang klaim dalam

masalah terpenuhinya hak anak atas perbaikan gizi.

PEM. KLAIM

KAPASITAS BALITA KELUARGA POSYANDU PUSKESMAS DINKES

TANGGUNG JAWAB Tidak adanya intervensi Tidak adanya pendampingan Tidak adanya

advokasi Tidak adanya advokasi

WEWENANG Tidak memberikan bantuan Tidak adanya pendampingan

Tidak adanya penguatan kapasitas

Tidak adanya advokasi Tidak adanya advokasi

SUMBERDAYA Tidak adanya survey lapangan

Tidak adanya pendampingan

Tidak adanya pendampingan

Tidak adanya advokasi Tidak adanya advokasi

PENGAMBILAN KEPUTUSAN - - - - Tidak adanya advokasi

KOMUNIKASI - Tidak adanya kon seling dan penyuluhan

Tidak adanya pendampingan

Tidak adanya penguatan informasi

Tidak adanya kordinasi dan komunikasi

Matrix 4.1.B.3.i

Analisis Kesenjangan Kapasitas Pemdes Sebagai Pemegang Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Anak Atas Perbaikan Gizi

PEM. KLAIM

KAPASITAS BALITA KELUARGA POSYANDU

PUSKESMAS DINKES

TANGGUNG JAWAB Tidak adanya intervensi Tidak adanya pendampingan Tidak adanya

advokasi Tidak adanya advokasi

WEWENANG Tidak memberikan bantuan Tidak adanya pendampingan

Tidak adanya penguatan kapasitas

Tidak adanya advokasi Tidak adanya advokasi

SUMBERDAYA Tidak adanya survey lapangan

Tidak adanya pendampingan

Tidak adanya pendampingan

Tidak adanya advokasi Tidak adanya advokasi

PENGAMBILAN KEPUTUSAN - - - - Tidak adanya advokasi

KOMUNIKASI - Tidak adanya kon seling dan penyuluhan

Tidak adanya pendampingan

Tidak adanya penguatan informasi

Tidak adanya kordinasi dan komunikasi

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

97 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

C. Tindakan atau Aksi Kunci

1 Identifikasi Aksi-Aksi Utama

Identifikasi aksi-aksi dilakukan untuk meningkatkan kapasitas pemegang hak untuk menuntuk haknya dan

usulan aksi bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengembang tugas dalam rangka menjalankan tugasnya

memenuhi hak tersebut.

Matrix 4.1.C.1.a Usulan Aksi Kunci Untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Dinas Kesehatan (pemegang hak) dalam

menuntut hak Hak Atas Kesehatan dan Kesejateraan ibu dan Bayi

PEMEGANG HAK KAPASITAS ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI

TANGGUNG JAWAB

Memperhatikan dan menjamin setiap orang tua untuk menjamin kehamilan dan persalinan aman serta bayilahir dengan selamat dansehat

Memberikan bimbingan/konseling keluarga mengenai kesehatan ibu dan anak.

Memberikan kemudahan dalam pelayanan administrasi kepemerintahan

Membuat peraturan atau UU yang pro rakyat.

WEWENANG Memperhatikan kesehatan menjamin kehamilan dan persalinan aman serta bayilahir dengan selamat dansehat

Advokasi dan penyuluhan.

Memberikan informasi yang akurat mengenai jumlah sasaran rill ibu hamil dan bayi yang dapat ditangani dan yang tidak dapat ditangani

Memantau kebijakan pemerintah kabupaten

SUMBERDAYA Meningkatkan pengetahuan mengenai Kesehatan dan gizi ibu hamil dan bayi baru lahir.

Meningkatkan kepekaan unsur masyarakat mengenai perbaikan gizi dan Persalinan serta bayi baru lahir

Memberikan informasi yang akurat mengenai jumlah sasaran rill ibu hamil dan bayi yang dapat ditangani dan yang tidak dapat ditangani

Advokasi kebijakan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Adanya keseimbangan dalam keluarga dalam pengabilan keputusan

Melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan mengenai perbaikan gizi dan pelayanan ANC dan Neonatus

Melaksanakan Peraturan Bupati mengenai pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin

Advokasi kebijakan

KOMUNIKASI

Ibu mampu atau berani menyampaikan pendapatnya mengenai perbaikan gizi dan Kebtuhan Pelayanan KIA

Menjalin komunikasi Pelayanan KIA

Menjalin komunikasi dengan semua unsur pemerintah mengenai perbaikan gizi dan Pelayanan KIA

Advokasi kebijakan

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

98 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.1.C.1.b Usulan Aksi Kunci Untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Pemdes (pemegang hak)

dalam Menuntut Hak Atas Kesehatan dan Kesejahteraan Ibu dan bayi

PEMEGANG HAK

KAPASITAS ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI

TANGGUNG JAWAB

memberikan informasi secara akurat mengenai pentingnya Gizi dan Kesehatan Kehamilan dan BBL

memberikan informasi akurat mengenai pentingnya gizi dan Kesehatan Kehamilan dan BBL

Berkoordinasi dengan semua pihak mengenai perbaikan gizi dan Kesehatan Ibu Hamil dan BBL

WEWENANG Memperhatikan kesehatan Ibu dan Bayi

Mensurvei jumlah Ibu Hamil yang bermasalah

Meningkatkan koordinasi dalam pengaturan tugas dan fungsi .

SUMBERDAYA

Meningkatkan pengetahuan mengenai makanan yang memiliki kandungan gizi tinggi dan Penting ANC dan Pelayanan BBL

Meningkatkan kepekaan unsur masyarakat mengenai perbaikan gizi

Meningkatkan tenaga ahli kesehatan (Bidan Desa)

Meningkatkan tenaga ahli kesehatan (Bidan Desa)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Adanya keseimbangan dalam keluarga dalam pengabilan keputusan

Melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan mengenai perbaikan gizi

Melaksanakan Peraturan Bupati mengenai pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin

Advokasi kebijakan

KOMUNIKASI

Istri mampu atau berani menyampaikan pendapatnya mengenai perbaikan gizi dan ANC dan PN

Menjalin komunikasi

Menjalin komunikasi dengan semua unsur pemerintah mengenai perbaikan gizi dan ANC serta PN

Advokasi kebijakan

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

99 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.1.C.1.c Usulan Aksi Kunci Untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Dinas Kesehatan (pemegang hak)

dalam menuntut hak Hak Atas Perbaikan Gizi

PEMEGANG HAK

KAPASITAS ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI

TANGGUNG JAWAB

Memperhatikan dan menjamin kebutuhan hidup keluarga

Memberikan bimbingan/konseling keluarga mengenai kesehatan ibu dan anak.

Memberikan kemudahan dalam pelayanan administrasi kepemerintahan

Membuat peraturan atau UU yang pro rakyat.

WEWENANG Memperhatikan kesehatan dan tumbuh kembang anak. Advokasi dan penyuluhan. Memberikan informasi yang akurat

mengenai jumlah anak yang kurang gizi Memantau kebijakan pemerintah kabupaten

SUMBERDAYA

Meningkatkan pengetahuan mengenai makanan yang memiliki kandungan gizi tinggi

Meningkatkan kepekaan unsur masyarakat mengenai perbaikan gizi

Memberikan informasi yang akurat mengenai jumlah anak yang kurang gizi

Advokasi kebijakan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Adanya keseimbangan dalam keluarga dalam pengabilan keputusan

Melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan mengenai perbaikan gizi

Melaksanakan Peraturan Bupati mengenai pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin

Advokasi kebijakan

KOMUNIKASI Istri mampu atau berani menyampaikan pendapatnya mengenai perbaikan gizi

Menjalin komunikasi Menjalin komunikasi dengan semua unsur pemerintah mengenai perbaikan gizi

Advokasi kebijakan

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

100 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.1.C.1.d Usulan Aksi Kunci Untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Pemdes (pemegang hak)

dalam Menuntut Hak Atas Perbaikan Gizi

PEMEGANG HAK KAPASITAS ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI

TANGGUNG JAWAB memberikan informasi secara akurat mengenai pentingnya gizi

memberikan informasi akurat mengenai pentingnya gizi

Berkoordinasi dengan semua pihak mengenai perbaikan gizi

WEWENANG Memperhatikan kesehatan anak Mensurvei jumlah anak yang kurang gizi

Meningkatkan koordinasi dalam pengaturan tugas dan fungsi .

SUMBERDAYA Meningkatkan pengetahuan mengenai makanan yang memiliki kandungan gizi tinggi

Meningkatkan kepekaan unsur masyarakat mengenai perbaikan gizi

Meningkatkan tenaga ahli kesehatan

Meningkatkan tenaga ahli kesehatan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Adanya keseimbangan dalam keluarga dalam pengabilan keputusan

Melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan mengenai perbaikan gizi

Melaksanakan Peraturan Bupati mengenai pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin

Advokasi kebijakan

KOMUNIKASI Istri mampu atau berani menyampaikan pendapatnya mengenai perbaikan gizi

Menjalin komunikasi Menjalin komunikasi dengan semua unsur pemerintah mengenai perbaikan gizi

Advokasi kebijakan

2 Identifikasi dan Analisis Potensi kemitraan

Matrix 4.1.C.2.a Pemangku pemetaan kepentingan Hak Atas Kesehatan dan Kesejateraan (Ibu dan bayi)

Berdasarkan arti penting Kurang Pengaruh Penting atau bahkan sangat penting

Berdasarkan Pengaruh

Kurang/tidak ada/tidak diketahui - Keluarga dan masyarakat sekitar

- Kader Posyandu

Besar atau bahkan sangat besar DPRD

- Bupati, - Kadis Kesehatan, - Camat,Kades, dan Ka.lingkungan

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

101 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.1.C.2.b Pemangku pemetaan kepentingan Hak Atas Perbaikan Gizi

Berdasarkan arti penting

Kurang Pengaruh Penting atau bahkan sangat penting

Berdasarkan Pengaruh Kurang/tidak ada/tidak diketahui - Kader Posyandu

Besar atau bahkan sangat besar DPRD Bupati, Kadis Kesehatan, Camat, Kades, dan Ka.lingkungan

3. Strategi Pengemban Kemitraan

Untuk mengeimplementasikan aksi-aksi kunci perlu dilakukan analisis pengembangan kemitraan yang

bertujuan untuk mengembangkan kapasitas dan sumberdaya diluar pemerintah. Untuk menganalisis

pengembangan kemitraan perlu dilakukan identifikasi mitra potensial dan starategi pengembangan untuk dapat

mengetahui apa yang mereka dapat lakukan dan apa saja yang mereka butuhkan dalam mengatasi masalah

ibu dan anak.

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

102 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.1.C.3.a Pengembangan Kemitraan Atas Hak Kesehatan dan Kesejahteraan Ibu dan Bayi

Mitra Potensial Apa Yang dapat mereka lakukan Apa yang mereka butuhkan Strategi pengembangan kemitraan yang perlu dilakukan

(1) (2) (3) (4)

Keluarga Dan Kelompok Masyarakat

Aktif dalam Kegiatan Kesehatan Perhatian dan Perlindungan akan Kesehatan Ibu dan Bayi

Dimotifasi dan difungsikan dalam berbagai kegiatan KIA

Kader Posyandu memberikan informasi secara akurat mengenai pentingnya gizi dan KIA

Melibatkan posyandu dalam pengumpulan informasi dan data yang akurat.

Mensosialisasikan mengenai menu makanan yang sehat dan bergizi dan Pelayanan KIA

Provider Kesehatan Memberikan Pelayanan Kesehatan Maksimal Pengembangan Skill dan Pengetahuan Kerja sama Triparti LSM Lokal, Kelompok Masyakarakt dan Provider Kesehatan

DPRD

Memantau kebijakan mengenai Perbub pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin dan menganggarkan dana sosialisasi menu makanan bergizi dan pola hidup sehat

Dukungan semua pihak Berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten

Kadis Kehetan Camat, Kades, dan Ka.lingk

Mensosialisasikan mengenai pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin dan mensurvei jumlah anak kurang gizi

Dukungan semua pihak dan dana untuk sosialisasi

Koordinasi dan komunikasi yang baik dengan semua unsur masyarakat

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

103 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.1.C.3.b

Pengembangan Kemitraan Atas Hak Perbaikan Gizi

Mitra Potensial Apa Yang dapat mereka lakukan Apa yang mereka butuhkan Strategi pengembangan kemitraan yang perlu dilakukan

(1) (2) (3) (4)

RT/RW Mensosialisasikan pola hidup sehat Dana untuk sosialisasi Menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik dengan semua unsur masyarakat

Kader Posyandu Memberikan informasi secara akurat mengenai pentingnya gizi

Melibatkan posyandu dalam pengumpulan informasi dan data yang akurat.

Mensosialisasikan mengenai menu makanan yang sehat dan bergizi

DPRD

Memantau kebijakan mengenai Perbub pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin dan menganggarkan dana sosialisasi menu makanan bergizi dan pola hidup sehat

Dukungan semua pihak Berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten

Kadis Kehetan Camat, Kades, dan Ka.lingk

Mensosialisasikan mengenai pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin dan mensurvei jumlah anak kurang gizi

Dukungan semua pihak dan dana untuk sosialisasi

Koordinasi dan komunikasi yang baik dengan semua unsur masyarakat

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

104 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

4. Rancangan Program (Pohon Tujuan)

Gambar 4.1.B.3.a Pohon Tujuan Masalah Kematian Ibu

Cegah Kematian Ibu karena Pendarahan

Rancangan Program Kesehatan Untuk Kematian Ibu Karena Pendarahan

Cepat dan Tepat Mengambil Keputusan

Cepat sampai ke Fas.Pelay.Kes.

Cepat Mendpt Pelayanan

Geografis

Transportasi

t ersedia

Pengetahuan danKetrampilan

Petugas Baik

Donor Darah

tersedia

Kantong

Darah tersedia

Gol Darah

Sesuai

Alat Tersedia

Pusk.PONED

tersedia

Tenaga Tersedia

Dukun sgi pendamping

Masyarakat difungsikan dan dimotivasi

Pengetahuan baik FAKTOR RESTI

Biaya tersedia

Keluarga

Cegah 4Terlalu Stok Darah cukup

Cegah RetensioPlasenta/Atonia Uteri

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

105 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Gambar 4.1.B.3.b PohonTujuan Masalah Kematian Bayi

Menurunnya angka Kematian Bayi

BBLR menjadi BBLN

Asfiksia Menjadi Non ASFIKSIA

Penurunan Penyakit infeksi berbasis

lingkungan

Status Gizi Ibu Hamil Normal

Status Kesakitan Ibu Baik

Air bersih memenuhi syarat

Semua Keluarga mempunyai Jamban

Keluarga Ketersediaan pangan di tingkat RT Cukup

Pengetahuan Gizi dan Kesehatan yang baik

Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dan keluarga bidang

kesehatan masih Baik

Pememerintah dapat mengfungsikan dan memotivasi masyarakat dan keluarga dalam

bidang kesehatan

Status Kesehatan BBL Baik

Keadaan rumah yang sehat

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

106 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Pohon Tujuan Masalah Kurang Gizi

Berkurangnya jumlah anak kurang gizi (SAWANGANG)

Mengkomsumsi makanan bergizi dan sehat

Menyediakan menu yang bervariasi untuk merangsang nafsu makan anak

Kekurangan makan (ASUPAN)

Pola pengasuhan yang baik dan

memperhatikan kesehatan anak

meningkatkan kesadaran ibu hamil & ibu menyusui mengkomsumsi mknan bergizi

Pola makan jelas dan teratur Kondisi tempat tinggal yang sehat ASI merupakan hal yang sangat penting

Dana yang cukup untuk membeli makanan

yang sehat dan bergizi

Adanya dukungan, kebijakan dari Instansi2 terkait atau Pemerintah

mengenai perbaikan gizi

Adanya dukungan sosial budaya masyarakat

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

107 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

5. Matrix Logframe

Matrix 4.1.B.4.a

Matrix Logframe Hak Atas Kesehatan dan Kesejahateraan Ibu dan Bayi

Hirarki hasil Indikator Waktu (dalam tahun) Cara verifikasi SKPD yang

bertanggung jawab Perkiraan anggaran Risiko dan asumsi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Meningkatkan perbaikan gizi anak Persentase BGM 1 tahun Pelaporan rutin jumlah

anak yang kekurangan gizi Dinas Kesehatan Rp. 107.155.000 Dana melakukan verifikasi tidak cukup

Mengurangi jumlah anak yang kurang gizi Persentase BBLR 1 tahun Pelaporan rutin jumlah

anak yang kekurangan gizi Dinas Kesehatan Rp. 107.155.000 Dana melakukan verifikasi tidak cukup

Terpenuhinya asupan gizi anak Persentase BGM

1 tahun Memantauan status gizi Dinas Kesehatan Rp. 107.155.000 Dana melakukan verifikasi tidak cukup

Terpenuhinya kesejahteraan dan kesehatan anak

Persentase BBLR

1 tahun

Memantauan konsumsi gizi

Dinas Kesehatan Rp. 107.155.000 Dana melakukan

verifikasi tidak cukup

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

108 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

4.2 Bidang Pendidikan

Perumusan masalah yang dilakukan berdasarkan situasi ibu dan anak yang

berkaitan dengan belum terpenuhinya hak anak atas pendidikan, Berdasarkan

data situasi ibu dan anak di Kabupaten Polewali Mandar baik itu data hasil

survei, sensus dan data sektoral MDGs.

A. Penilaian situasi

1. Perumusan masalah pada bidang pendidikan sebagai berikut:

- Rendahnya angka partisipasi pendidikan pra sekolah (5-6 tahun)

sebesar 19,23%,

- Rendahnya angka partisipasi murni (APM) sekolah menengah

pertama 13-15 tahun sebesar 51,11%,

- Angka putus sekolah dasar sebesar 3,17 % dan

- Angka putus sekolah menengah pertama sebesar 5,79%.

2. Penggambaran besarnya permasalahan

Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut diatas maka dapat

ditentukan prioritas masalah situasi ibu dan anak digambarkan dengan

matrix sebagai berikut

Tabel 4.2.A.1.a

NO. KRITERIA PUTUS SEKOLAH PAUD

1 Masalah strategis 5 5

2 Melibatkan lintas sektor yang tinggi 5 5

3 Merupakan masalah bersama 5 5

4 Menunjukkan Urgensi (tingkat pentingnya), Frekuensi, Luasan dampak 5 5

3 Pemilihan Indikator

Pendidikan pra sekolah adalah pendidikan anak sebelum

memasuki bangku sekolah dasar (SD), dimana anak tersebut

terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan di taman kanak-kanak (TK),

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

109 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Bustanul Athfal (BA), Raudatul Athfal (RA), kelompok bermain,

taman penitipan anak, PAUD, dan Lembaga lainnya.

Angka anak putus sekolah memberikan gambaran mengenai

efisiensi proses belajar-mengajar dan merupakan indikator proses

dalam pendidikan. Dengan mengetahui angka putus sekolah, dapat

dilakukan upaya pencegahan bagi siswa yang memiliki potensi untuk

putus sekolah, dan mengembalikan ke sekolah bagi anak yang putus

sekolah. Sedangkan cakupan PAUD yang masih rendah merupakan

tolak ukur bahwa masih rendahnya partisipasi Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD).

Untuk lebih jelasnya, matrix dibawah ini menggambarkan

bahwa di Kabupaten Polewali Mandar jumlah anak putus sekolah

masih tinggi dan cakupan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) masih

rendah

Matrix 4.2.A.1.a Anak Putus Sekolah masih tinggi dan

cakupan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) masih rendah

NO. MASALAH KUNCI KELOMPOK SASARAN BESARNYA MASALAH HAK YANG TAK

TERPENUHI INDIKATOR

1 Anak putus sekolah 7 - 15 tahun

APS SD : 3,17

Hak atas pendidikan APM SD/SMP APS SMP : 5,79

Jumlah anak putus sekolah pada tahun 2007 tertinggi terjadi di Kec. Campalagian

2 Cakupan PAUD masih rendah 0 - 6 tahun

77,65 % tak terlayani PAUD Jumlah partisipasi PAUD terendah pada tahun 2007 terjadi di Kec. Wonomulyo dan 2008 di Kec. Tinambung

Hak atas pendidikan, Kesehatan, Rekreasi

APM PAUD

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

110 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

B. Telaahan atau Analisis

1 Analisis Kausalitas (sebab – akibat)

Berdasarkan prioritas masalah yang telah ditentukan diatas untuk

melihat hubungan sebab akibat permasalahan itu maka masing-masing

prioritas masalah dibuatkan pohon masalah sebagai berikut.

Gambar 4.2.B.1.a Analisis Kausalitas (sebab-akibat)

TINGGINYA VOLUME DALAM KELUARGA

ANAK PUTUS SEKOLAH

PenyebabLangsung

Penyebab Tidak

Langsung

AKAR

MENCARI NAFKAH

KURANGNYA PENDAPATAN RT/KELUARGA

TINGGINYA ANGKA

KEMISKINAN

KURANGNYA MOTIFASI

PERNIKAHAN DINI

JAUHNYA SEKOLAH ANGGARAN TERBATAS

BUDAYA

BIAYA SEKOLAH TINGGI

PENGARUH LINGKUNGAN

KURANG DIPAHAMI PENTINGNYA PENDIDIKAN

MINIMNYA SOSIALISASI

WAJIB BELAJAR

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

111 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Terdapat 3 faktor penyebab langsung anak putus sekolah yaitu:

1. Mencari nafkah

Anak yang hidup di lingkungan keluarga tidak mampu, dituntut agar

dapat membantu keluarga untuk mencari nafkah sehingga mereka

terpaksa meninggalkan bangku sekolah karena tidak memiliki cukup

waktu untuk bekerja dan bersekolah;

2 Kurangnya motivasi

Karena berasal dari keluarga yang tidak mampu dan tinggal di

lingkungan yang kebanyakan tidak bersekolah, Terlebih lagi kurangnya

sosialisasi mengenai wajib belajar 12 tahun, sehingga motivasi anak

untuk ke sekolah sangat kurang;

3 Pernikahan dini

Kebanyakan orang tua yang tidak mampu menikahkan dini anak mereka

untuk mengurangi beban keluarga

Gambar 4.2.B.1.b Analisis kausalitas PAUD masih rendah

MASALAH PAUD MASIH RENDAH

Sarana & Prasarana tdk Menunjang.(Sarana bermain kurang, tenaga tdk professional, jumlah TK/KEL. Bermain Sedikit)

Kesadaran Masyarakat (Ortu) tentang PAUD masih kurang

Ortu tdk mampu membiayai anak2 untuk mengikuti PAUD

Alokasi Anggaran PAUD berkurang Penget. Manag pengel kurang Pengel Dana PAUD tdk Max Tingkat pendidikan tutor rendah Honor tenaga pengajar msh kurang Kurangnya pelatihan pengajar

1. Rendahnya TK pendidikan ortu 2. Kurangnya sosialisasi ttg

pentingnya PAUD

Faktor Ekonomi tdk mendukung

Struktur Politik dan Budaya

1. Pengawasan pengel. Dana tdk max 2. Keberadaan Pemerintah tdk berpihak ke PAUD 3. Pend. Masyarakat masih rendah

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

112 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Analisis kausalitas PAUD masih rendah disebabkan oleh:

1. Sarana & prasarana tidak menunjang

kurangnya sarana& prasarana yang menunjang merupakan salah satu

masalah PAUD, seperti kurangnya sarana bemain, kurangnya tenaga

professional. Masalah-masalah tersebut disebabkan karena alokasi dana

PAUD kurang dan tingkat pendidikan tenaga pengajar rendah;

2. Kesadaran masyarakat mengenai PAUD masih rendah

Rendahnya tingkat pendidikan orang tua mempengaruhi pola pikir

mereka mengenai pentingnya pendidikan usia dini juga rendah,

sehingga tidak memasukkan anak mereka ke Taman Bermain;

3. Kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya PAUD

Kurangnya sosialisasi ke masyarakat apalagi kepelosok pedesaan

mengenai pentingnya PAUD menyebabkan masyarakat kurang

mengetahui manfaat PAUD. Kebanyakan masyarakat menganggap

bahwa memasukkan anak-anak ke Taman Bermain hanya membuang

waktu dan dapat membuat anak bosan belajar karena terlalu cepat

dimasukkan sekolah.

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

113 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

2 Analisis Pola peran

Matrix 4.2.B.2.a Matriks Telaah Pola Peran Pengemban Tugas Terhadap pemegang klaim untuk masalah belum terpenuhinya Hak Anak

Atas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Pemegang Klaim

Anak Orang Tua Sekolah Masyarakat Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi Pusat Pengemban Tugas

Orang Tua Orang tua Perlu bersikap positif

Orang tua harus membayar biaya

sekolah

Orang perlu berperan serta dalam membantu masyarakat membangun sekolah

Mendukung program PAUD di desa

Membayar pajak

Mengikuti program pendidikan yang di terapkan pemerintah

Tidak ada diskriminasi ortu terhadap anak perempuan

Orang tua perlu mengikuti pertemuan penghimpunan orang tua dan guru ( komite)

Ortu menyediakan waktu kepada anak agar dapat belajar dan membantu anak dalam belajar

Tenaga pendidik Tenaga pendidik harus hadir mengajar di kelas

Tenaga pendidik perlu membentuk perhimpunan Orang tua dan Tenaga pendidik

Tenaga pendidik harus hadir mengajar di

sekolah

Tenaga pendidik perlu berpartisipasi dalam kontrol masyarakat

Berpartisifasi pada musrembang desa dalam penyusunan program kerja desa

Laporan ke UPTD Kecamatan

Tenaga pendidik harus memberikan kualitas pengajaran terbaik

Tenaga pendidik perlu mendorong para ortu untuk menyekolahkan anak

Tenaga pendidik harus menjadi teladan

Komite PAUD Menyiapkan sarana dan Prasarana PAUD

Mengajar dan memotifasi arang tua

Memfasilitasi pengadaan sarana dan

prasarana

Mengalokasikan program PAUD ke Masyarakat

Berpartisifasi dalam musrembang

Laporan ke UPTD Kecamatan

Memotifasi anak

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

114 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Pemegang

Klaim Pengemban Tugas

Anak Orang Tua Sekolah Masyarakat Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi Pusat

ORMAS Memotifasi anak Memotifasi Orang tua

Advokasi dan pengawasan

Memotifasi , Fasilitasi dan Bekerja sama mengadvokasi

Mendorong pemdes U/ mendukung program PAUD

Mendorong pemerintah kecamatan untuk mendukung program PSUD

Membayar pajak

Masyrakat Memotifasi anak -anak di lingkungannya untuk masuk PAUD

Memberi Dorongan, dukungan terhadap ortu agar mau menyekolahkan anaknya

Berpartisifasi dalam pengembangan PAUD

Pemilik PAUD Mengawasi, membina dan memfasilitasi pengelolaan PAUD

Kerjasama dalam pengawasan

Koordinasi, Fasilitasi, Sosialisasi

Laporan ke UPTD Kecamatan

Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program PAUD

Pemerintah Desa Mensosialisasikan Program PAUD

ADD dialokasikan ke Program PAUD

Mensosialisasikan PAUD

Koordinasi program

Mengusulkan yang terkait dengan program PAUD

Camat Pengawasan, Pembinaan dan Fasilitasi

Sosialisasi Program PAUD

Koordinasi Laporan dan Usulan program desa

Diknas Menyiapkan kebutuhan anak di PAUD

Pembangunan sarana prasarana

Sosialisasi Program PAUD

Koordinasi program PAUD

koordinasi lintas sektor

Laporan pelaksanaan program

Pengalokasian anggaran untuk PAUD

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

115 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.2.B.2.b

Pola Peran Antara Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim Untuk Masalah Belum Terpenuhinya Hak Anak atas Pendidikan Dasar

PEMEGANG KLAIM PENGEMBAN TGS

ANAK-ANAK ORANG TUA SEKOLAH MASYARAKAT KABUPATEN Pemerintah Nasional/Pusat

ORANG TUA

Orang tua mengedepankan Pend. anaknya, bersikap adil terhadap anaknya, memotifasi anak untuk sekolah

Orang tua mentaati tata tertib sekolah

Orang tua berpartisipasi bersama masy dlm pemenuhan kebutuhan sekolah

Orang tua membayar pajak/membayar Zakat

Tuntas Wa-Jar

GURU Guru disiplin & aktif mengajar, guru sebagai teladan

Guru memotifasi ortu untuk mendukung pendidikan anak

Guru mentaati tata tertib sekolah

Guru berkomunikasi aktif dgn masy

Guru bersedia ditempatkan dimana saja

Mematuhi Sis Dik Nas

Masyarakat/LSM Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pendidikan anak

Membantu meringankan beban ortu (Gakin)

Membantu tersedianya fasilitas sekolah +pemeliharaan

Membantu menyiapkan lokasi pendidikan (Tanah Hibah)

Membantu Pemerintah dalam mensukseskan Diknas

KABUPATEN/DISDIKPORA Kebijakan yg berpihak kpd kepentingan anak (Sekolah Gratis, Beasiswa dll)

Sosialisasi Wa-Jar Menyiapkan anggaran Sarana Prasarana & Kebutuhan lainya

Sosialisai Wa-Jar/Penyediaan pendidikan Alternatif/Paket

Menindak Lanjuti regulasi tentang Diknas 20% Anggaran

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

116 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

3 Analisis Kesenjangan Kapasitas

Matrix 4.2.B.3.a Analisis Kesenjangan Kapasitas anak Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada

Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Anak Atas Pendidikan Dasar Untuk Semua PEMEGANG

TUGAS

KAPASITAS

ORTU STAKEHOLDERS (LSM / ORMAS) PEMDES PEM. KEC PEMKAB

TANGGUNG JAWAB

Tidak Memberi Dorongan, dukungan terhadap ortu agar mau menyekolahkan anaknya

Tidak berpartisipasi bersama masy dlm pemenuhan kebutuhan sekolah

Tidak Menciptakan linkungan pendidikan yang kondusif bagi anak

Tidak menciptakan linkungan pendidikan yang kondusif bagi anak

Tidak membayar pajak

WEWENANG Tidak Membantu meringankan beban

Tidak berkoordinasi dengan masyarakat untuk mensukseskan pendidikan dasar untuk semua

Tidak mendorong pemdes untuk mendukung program Pendidikan dasar untuk semua

Tidak mendorong pemdes untuk mendukung program Pendidikan dasar untuk semua

tidak membayar pajak

SUMBERDAYA . .

PENGAMBILAN KEPUTUSAN Tidak menyekolahkan anaknya Tidak mendorong orang tua agar

menyekolahkan anaknya

Tidak membantu dan memotivasi para orang tua agar dapat menyekolahkan anaknya

Tidak membantu dan memotivasi para orang tua agar dapat menyekolahkan anaknya

KOMUNIKASI Tidak menjalin komunikasi yang baik

Tidak menjalin komunikasi yang baik Tidak menjalin komunikasi yang baik

Tidak menjalin komunikasi yang baik

Tidak menjalin komunikasi yang baik

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

117 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.2.B.3.b Analisis kesenjangan kapasitas Pemkab sebagai pengembang tugas terhadap

pemegang klaim dalam masalah PAUD Pemegang

Klaim Pengemban Tugas

Anak Orang Tua Sekolah Masyarakat Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi Pusat

ORMAS Tidak memotifasi anak Tidak memotifasi anak Tidak advokasi dan

pengawasan

Tidak memotifasi , Fasilitasi dan Bekerja sama mengadvokasi

Tidak mendorong pemdes U/ mendukung program PAUD

Tidak mendorong pemerintah kecamatan untuk mendukung program PSUD

TTidak membayar pajak

Masyrakat

Tidak memotifasi anak -anak di lingkungannya untuk masuk PAUD

Tidak memberi Dorongan, dukungan terhadap ortu agar mau menyekolahkan anaknya

Tidak berpartisifasi dalam pengembangan PAUD

Pemilik PAUD

Tidak mengawasi, membina dan memfasilitasi pengelolaan PAUD

Tidak kerjasama dalam pengawasan

Tidak koordinasi, Fasilitasi, Sosialisasi

Tidak laporan ke UPTD Kecamatan

Tidak laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program PAUD

Pemerintah Desa Tidak mensosialisasikan Program PAUD

Tidak adanya ADD dialokasikan ke Program PAUD

Tidak mensosialisasikan PAUD

Tidak koordinasi program

Mengusulkan yang terkait dengan program PAUD

Camat

Tidak pengawasan, Pembinaan dan Fasilitasi

TidaksSosialisasi Program PAUD

KTidak adanya oordinasi

Tidak adanya laporan dan Usulan program desa

Diknas Tidak menyiapkan kebutuhan anak di PAUD

Tidak adanya pembangunan sarana prasarana

Tidak adanya sosialisasi Program PAUD

Tidak adanya koordinasi program PAUD

Tidak adanya koordinasi lintas sektor

Tidak adanya laporan pelaksanaan program

Pengalokasian anggaran untuk PAUD

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

118 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

C. Tindakan atau Aksi KunciTindakan atau Aksi Kunci

1. Identifikasi Aksi-Aksi Utama

Usulan Aksi Kunci Mengurangi Kesenjangan Pengembang Tugas

Matrix 4.2.C.1.a Matrix Usulan Aksi Kunci Untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Pemerintah Kabupaten (Dinas Pendidikan,

Pemuda & Olahraga) dalam Kaitannya Dengan Hak Atas Pendidikan dasar

PEM. HAK

KAPASITAS ANAK ORANG TUA MASYARAKAT

KABUPATEN PROVINSI

TANGGUNG JAWAB

Kebijakan yg berpihak kpd kepentingan anak (Sekolah Gratis, Beasiswa dll)

Sosialisasi Wa-Jar Sosialisai Wa-Jar/Penyediaan pendidikan Alternatif/Paket

Menindak Lanjuti regulasi tentang Diknas 20% Anggaran

WEWENANG Memperhatikan anak usia sekolah yang belum bersekolah

Sosialisasi tentang pendidikan gratis

Sosialisasi tentang pendidikan gratis

Mensukseskan program Pendidikan Dasar untuk semua

Memantau kebijakan kabupaten

SUMBERDAYA Tenaga pendidik harus hadir mengajar di kelas

Tenaga pendidik perlu membentuk perhimpunan Orang tua dan Tenaga pendidik

Tenaga pendidik perlu berpartisipasi dalam kontrol masyarakat

Menyusun anggaran pendidikan dasar

Menindak Lanjuti regulasi tentang Diknas 20% Anggaran

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

- - -

KOMUNIKASI Menjalin komunikasi Menjalin komunikasi Menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

119 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.2.C.1.b Matrix Usulan Aksi Kunci Untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Pemerintah Kecamatan dalam Kaitannya

Dengan Hak Atas Pendidikan Dasar

PEM. HAK

KAPASITAS ANAK ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI

TANGGUNG JAWAB - - - - -

WEWENANG - - - - -

SUMBERDAYA - - - -

PENGAMBILAN KEPUTUSAN - - - - -

KOMUNIKASI - - - Menjalin komunikasi antara kecamatan dan kabupaten mengenai pendidikan gratis

-

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

120 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.2.C.1.c Matrix usulan aksi untuk mengurangi kesenjangan kapasitas Diknas (pemegang hak) dalam menuntut hak atas

belum terpenuhinya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Pengemban Tugas

KAPASITAS

ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI

TANGGUNG JAWAB Sosialisasi Wa-Jar Sosialisai Wa-Jar/Penyediaan

pendidikan Alternatif/Paket Mensukseskan program Pendidikan Dasar untuk semua

Menindak Lanjuti regulasi tentang Diknas 20% Anggaran

WEWENANG Sosialisasi tentang pendidikan gratis Sosialisasi tentang pendidikan gratis Menyusun anggaran pendidikan

dasar Memantau kebijakan kabupaten

SUMBERDAYA Tenaga pendidik perlu membentuk perhimpunan Orang tua dan Tenaga pendidik

Tenaga pendidik perlu berpartisipasi dalam kontrol masyarakat

Menindak Lanjuti regulasi tentang Diknas 20% Anggaran

PENGAMBILAN KEPUTUSAN - - -

KOMUNIKASI Menjalin komunikasi Menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

121 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.2.C.1.d Matrix usulan aksi untuk mengurangi kesenjangan kapasitas kacamatan (pemegang hak) dalam menuntut hak

atas belum terpenuhinya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Pengemban Tugas

KAPASITAS

ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI

TANGGUNG JAWAB

Memberitahukan orang tua untuk mendaftarkan anaknya untuk berpartisipasi pada PAUD

Mensosialisasikan mengenai PAUD

WEWENANG Mensurvei anak yang belum berpartisipasi pada PAUD

Mensosialisasikan mengenai PAUD

Berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan Advokasi kebijakan

SUMBERDAYA Memberikan pemahaman mengenai pentingnya PAUD

Memberikan pemahaman mengenai PAUD

Mebentuk kader Taman Posyandu

Advokasi kebijakan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN Mebentuk kader Taman

Posyandu Advokasi kebijakan

KOMUNIKASI Menjalin komunikasi Menjalin Komunikasi

Menjalin komunikasi antara kecamatan dan kabupaten mengenai akte kelahiran gratis

Advokasi kebijakan

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

122 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

2 Identifikasi dan Analisis Potensi kemitraan

Matrix 4.2.C.2.a Pemetaan Pemangku kepentingan Hak Pendidikan Dasar

Berdasarkan arti penting

Kurang Pengaruh Penting atau bahkan sangat penting

Berdasarkan Pengaruh

Kurang/tidak ada/tidak diketahui - Guru

Besar atau bahkan sangat besar

DPRD

Bupati, Kadis Diknas, Camat,Kades, dan Ka.lingkungan

Matrix 4.2.C.2.b Pemetaan Pemangku kepentingan Partisipasi PAUD

Berdasarkan arti penting

Kurang Pengaruh Penting atau bahkan sangat penting

Berdasarkan Pengaruh

Kurang/tidak ada/tidak diketahui - Guru

Besar atau bahkan sangat besar

DPRD

Bupati, Kadis Diknas, Camat,Kades, dan Ka.lingkungan

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

123 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

3. Strategi Pengemban Kemitraan

Untuk mengeimplementasikan aksi-aksi kunci perlu dilakukan analisis pengembangan kemitraan yang

bertujuan untuk mengembangkan kapasitas dan sumberdaya diluar pemerintah. Untuk menganalisis

pengembangan kemitraan perlu dilakukan identifikasi mitra potensial dan starategi pengembangan untuk

dapat mengetahui apa yang mereka dapat lakukan dan apa saja yang mereka butuhkan dalam mengatasi

masalah ibu dan anak

Matrix 4.2.C.3.a Pengembangan Kemitraan Hak Mendapatkan pendidikan Dasar

Mitra Potensial Apa Yang dapat mereka lakukan Apa yang mereka butuhkan Strategi pengembangan kemitraan

yang perlu dilakukan (1) (2) (3) (4)

Diknas Mensosialisasikan mengenai pendidikan gratis Dana untuk sosialisasi Menjalin kerjasama dan komunikasi

yang baik dengan semua pihak

Guru Memberitahukan kepada orang tua untuk memotivasi anaknya agar sekolah

Dukungan semua pihak Berkoordinasi dengan sekolah dan lurah

DPRD Memantau kebijakan mengenai pendidikan gratis Dukungan semua pihak Berkoordinasi dengan pemerintah

kabupaten

KadisPendidikan, Pemuda & Olahraga , Camat, Kades, dan Ka.lingk

Mensosialisasikan mengenai pendidikan gratis dan memantau penyelenggaraannya

Dukungan semua pihak dan dana untuk sosialisasi

Koordinasi dan komunikasi yang baik dengan semua unsur masyarakat

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

124 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.2.C.3.b Pengembangan Kemitraan Partisipasi PAUD

Mitra Potensial Apa Yang dapat mereka lakukan Apa yang mereka butuhkan Strategi pengembangan kemitraan yang perlu dilakukan

(1) (2) (3) (4)

Diknas Pembangunan sarana prasarana Pengalokasian anggaran untuk PAUD Menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik dengan semua pihak

Guru Memotivasi orang tua agar anaknya dapat berpartisipasi dalam PAUD Dana sosialisasi Berkoordinasi dengan sekolah dan

lurah

DPRD Memantau kebijakan mengenai pendidikan gratis dan mendukung penganggaran PAUD

Dukungan semua pihak Berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten

KadisPendidikan, Pemuda & Olahraga , Camat, Kades, dan Ka.lingk

Mensosialisasikan mengenai pendidikan gratis dan memantau penyelenggaraannya

Dukungan semua pihak dan dana untuk sosialisasi

Koordinasi dan komunikasi yang baik dengan semua unsur masyarakat

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

125 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

4.2.C.4. Rancangan Program (Pohon Tujuan)

Gambar 4.2.C.3.a Pohon Tujuan mengurangi jumlah anak putus sekolah

men

Menguragi volumedalam

keluarga

RENDAHNYA JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH

Memotivasi anak bersekolah

Memberikan pemahaman

keuntungan bersekolah

Tidak membebani mencari nafkah

Tidak melakukan pernikahan dini

Menyusun anggaran pendidikan gratis

Lingkungan yang kondusif

Guru mengontor semua siswanya

SOSIALISASI WAJIB BELAJAR

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

126 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Gambar 4.2.C.3.b

TINGGINYA PARTISIPASI PAUD

Sarana & Prasarana Menunjang. Tingginya kesadaran Masyarakat tentang PAUD

Mengawasi, membina, dan memfasilitasi pengelolaan PAUD

Adanya alokasi Anggaran PAUD Tingginya jumlah pengajar

Tingkat pendidikan pengajar sudah tinggi

Rendahnya biaya PAUD

Pemerintah dan semua lapisan masyarakat mendukung keberadaan PAUD

Lingkungan yang kondusif untuk berpartisipas dalam PAUD

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

127 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

4.2.C.5. Matrix Logframe Matrix 4.2.C.3.c

Matrix Logframe Hak Atas Pendidikan Dasar Untuk Semua

Hirarki hasil Indikator Waktu (dalam tahun) Cara verifikasi SKPD yang

bertanggung jawab Perkiraan anggaran Risiko dan asumsi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Meningkatkan jumlah anak bersekolah

Persentase anak putus sekolah 1 tahun Pelaporan rutin jumlah

anak yang putus sekolah Dinas Pendidikan, Pemuda & Olahraga Rp. 107.155.000 Dana melakukan

verifikasi tidak cukup

Mengurangi jumlah anak yang putus sekolah

Persentase anak putus sekolah 1 tahun Pelaporan rutin jumlah

anak yang putus sekolah Dinas Pendidikan, Pemuda & Olahraga Rp. 107.155.000 Dana melakukan

verifikasi tidak cukup

Tingginya pemahaman masyarakat tentang pendidikan

Persentase anak putus sekolah

1 tahun

Memantauan anak yang putus sekolah

Dinas Pendidikan, Pemuda & Olahraga Rp. 107.155.000 Dana melakukan

verifikasi tidak cukup

Terpenuhinya kesejahteraan dan pendidikan anak

Persentase anak putus sekolah

1 tahun

Memantauan kehidupan anak di rumah

Dinas Pendidikan, Pemuda & O Rp. 107.155.000 Dana melakukan

verifikasi tidak cukup

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

128 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.2.C.3.d Matrix Logframe Partsipasi PAUD

Hirarki hasil Indikator Waktu (dalam tahun) Cara verifikasi SKPD yang

bertanggung jawab Perkiraan anggaran Risiko dan asumsi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Meningkatkan partisipasi PAUD

Partisipasi pendidikan pra sekolah 4-6 tahun 1 tahun Pelaporan rutin jumlah

anak yang putus sekolah Dinas Pendidikan, Pemuda & Olahraga Rp. 107.155.000 Dana melakukan

verifikasi tidak cukup

Tingginya keinginan orang tua untuk berpartisipasi dalam PAUD

Partisipasi pendidikan pra sekolah 4-6 tahun 1 tahun Pelaporan rutin jumlah

anak yang putus sekolah Dinas Pendidikan, Pemuda & Olahraga Rp. 107.155.000 Dana melakukan

verifikasi tidak cukup

Tingginya pemahaman masyarakat tentang pendidikan

Partisipasi pendidikan pra sekolah 4-6 tahun

1 tahun

Memantauan anak yang putus sekolah

Dinas Pendidikan, Pemuda & Olahraga Rp. 107.155.000 Dana melakukan

verifikasi tidak cukup

Terpenuhinya kesejahteraan dan pendidikan anak

Partisipasi pendidikan pra sekolah 4-6 tahun

1 tahun

Memantauan kehidupan anak di rumah

Dinas Pendidikan, Pemuda & O Rp. 107.155.000 Dana melakukan

verifikasi tidak cukup

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

129 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

4.3 Bidang Perlindungan Anak

Perumusan masalah yang dilakukan berdasarkan situasi ibu dan anak

yang berkaitan dengan belum terpenuhinya hak anak atas mendapatkan

perlindungan dalam pengadaan akte kelahiran untuk mendapatlan legalitas

diri dalam masyarakat, Berdasarkan data situasi ibu dan anak di Kabupaten

Polewali Mandar baik itu data hasil survei, sensus dan data sektoral MDGs.

A. Penilaian situasi

1. Perumusan masalah pada bidang kesehatan sebagai berikut:

- Rendahnya kepemilikan akte kelahiran anak sebesar 53,97% dari

Hasil Data Sektoral MDGs Kecamatan Tahun 2007,

- Lemahnya mekanisme pengawasan dan pendataan,

- Rendahnya perlindungan terhadap anak dari berbagai tindak

kekerasan ; eksploitasi; dan diskriminasi,

2. Penggambaran besarnya permasalahan

Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut diatas maka

dapat ditentukan prioritas masalah situasi ibu dan anak digambarkan

dengan matrix sebagai berikut;

Tabel 4.3.A.2.a

Prioritas Masalah Situasi Ibu dan Anak

NO. KRITERIA AKTE KELAHIRAN

1 Masalah strategis 5 2 Melibatkan lintas sektor yang tinggi 5

3 Merupakan masalah bersama 5

4 Menunjukkan Urgensi (tingkat pentingnya), Frekuensi, Luasan dampak 5

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

130 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

3 Pemilihan Indikator

Perlindungan anak mencakup

hidup, tumbuh, berkembang, dan

keterlibatan anak dalam proses

pembangunan, serta perlindungan

khusus. Perlindungan khusus bagi

anak memerlukan porsi perhatian

yang lebih besar terutama isu-isu lintas sektor.Salah satu

perlindungan khusus bagi anak yang kurang diperhatikan adalah

kepemilikan akte kelahiran. Di Kabupaten Polewali Mandar masih

banyak anak yang berusia 0-18 tahun belum memiliki akte

kelahiran. Untuk lebih jelasnya lihat matrix dibawah ini.

Matrix 4.3.C.3.a Matrix Penilaian Situasi Tidak Terpenuhinya Hak Anak

Dalam Memiliki Akte Kelahiran

No. Masalah kunci

Kelompok sasaran

Besarnya Masalah (Luasnya/Parahnya/Penduduk

yang kena dampak)

Hak yang tidak

terpenuhi Indikator

1 Akte kelahiran

Anak (0 - 18 tahun

1 53,97 % anak tidak mempunyai akte kelahiran

Hak sipil Presentase kepemilikan akte kelahiran anak usia 0 - 18 tahun

2 Dampak yang ditimbulkan terhadap :

Legalitas diri

1. Pendidikan

2. Peluang kerja

3. Warisan

4. Kesehatan

5. Status social

3 Hampir terjadi diseluruh kecamatan Jumlah anak yang belum memiliki akte kelahiran pada tahun 2007 tertinggi terjadi di Kec. Luyo Sedangkan pada tahun2008 terjadi di Kec. Campalagian dan Bulo

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

131 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

B. Telaahan atau Analisis

1. Analisis Kausalitas (sebab-akibat)

Berdasarkan prioritas masalah yang telah ditentukan diatas untuk

melihat hubungan sebab akibat permasalahan itu maka masing-

masing prioritas masalah dibuatkan pohon masalah sebagai berikut.

Gambar 4.3.B.1.a :

Pohon Masalah Akte Kelahiran

Akte kelahiran merupakan salah satu kebutuhan dasar anak yang

harus terpenuhi. Dengan adanya akte kelahiran maka hak anak

mendapatkan warisan, pendidikan dan pengakuan di masyarakat juga

Masih banyakanak belum memiliki akte kelahiran

Orang tua tidak melakukan pendaftaran

Faktor geografis penduduk berjauhan

Akses transportasi krng / tidak ada

Kelahiran melalui dukun biasanya tidak terdata

Sistem pelayanan akte kelahiran tidak tertib dan tidak efektif, masih rumit

Pemahaman dukun tentang akte kelahiran masih kurang

Adanya pungli di tingkat desa atau kelurahan

Tidak adanya data yg ril

Dukun tidak bermitra dengan bidan

Kurangnya pengawasan Aparat, Pemerintah, dan LSM, kurang kebijakan, Kurangnya Anggaran sosialisasi dan tidak adanya

insentif petugas ditingkat kelurahan / desa

Penegakan hukum tidak/krng kuat

Aparat capil kurang bersosialisasi ke masyarakat

Iklan-iklan akte kelahiran belum terlaksana

Sosialisasi lewat media masih kurang / Kurang sosialisasi

Pola pikir orang tua yang meremehkan akte kelahiran

Kurang memahami pentingnya akte kelahiran

Akar penyebab

Penyebab langsung

Penyebab tidak

langsung

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

132 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

terpenuhi. Tapi kenyataannya, masih banyak anak yang belum

memiliki akte kelahiran yang disebabkan kurangnya sosialisasi

mengenai pentingnya akte kelahiran sehingga pola pikir orang tua

yang menyepelekan akte kelahiran tidak berubah yang mengakibatkan

orang tua tidak mendaftarkan anaknya untuk mendapatkan akte

kelahiran. Selain itu, faktor geografis juga merupakan salah satu

penyebab mengapa masih banyak anak yang belum memiliki akte

kelahiran. Jauhnya pengurusan akte kelahiran dari tempat tinggal

menyebabkan banyak orang tua malas untuk mengurus akte kelahiran

anaknya.

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

133 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

2 Analisis Pola peran Matrix 4.3.B.2.a

Pola Peran Antara Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim belum Terpenuhinya Hak Anak Atas Kepemilikan Akte Kelahiran

PEMEGANG KLAIM PENGEMBAN TGS

ANAK-ANAK ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN

ORANG TUA Mendaftarkan anak untuk mendapatkan akte kelahiran,tdk diskriminasi terhadap anak

Orang tua perlu berperan serta dalam masy dalam mensosialisasikan A.K Orang tua harus membayar pajak

BIDAN/DUKUN Bidan/dukun hrs hadir pd saat persalinan, memberikan persalinan yang berkualitas

Bidan/dukun menyampaikan kpd ortu supaya anaknya didaftarkan pengambilan akte kelahiran,

Bidan/dukun turut berpartisipasi bersama masy dalam mensosialisasikan akte kelahiran, Hadir dlm setiap keluarga, Berperan serta dengan masy dlm mensosialisasikan A.K

Kemitraan bidan dan dukun, Pemberian penghargaan

LINGKUNGAN/DUSUN Memberikan surat pengantar ke Desa/Kel

PEMDES/LURAH Memberikan surat pengantar ke Kec Pemdes perlu berpartisipasi dalam pengadaan akte kelahiran

PETUGAS KEC. (UPTD) Memberikan akte kelahiran Petugas Kec. hrs hadir di dlm masy untuk memberikan akte kelahiran

Melaporkan akte kelahiran yang ada di Kec.

CAPIL Memberikan akte kelahiran Memberikan akte kelahiran Hadir dlm masy untuk memberikan sosialisasi akte kelahiran

Capil menerbitkan pemuktahiran akte kelahiran, Capil mensukseskan program akte kelahiran gratis

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

134 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

3. Analisis Kesenjangan Kapasitas

Matrix 4.3.B.3.a Analisis Kesenjangan Kapasitas Pemdes Sebagai Pengemban Tugas dalam kaitannya

hak atas kepemilikan akte kelahiran PEMEGANG KLAIM

KAPASITAS ANAK ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI PUSAT

TANGGUNG JAWAB

Tidak menyampaikan kpd ortu tentang pentingnya AK karena kurangnya koordinasi dari Kecamatan dan CAPIL

Tdk melakukan pendataan wilayahnya terhadap semua bayi yang lahir krn tidak ada koord. Kecamatan dan CAPIL

WEWENANG Tidak melakukan pendaftaran AK krn tidak menganggap penting dan belum tersosialisasi dari CAPIL

Tidak berpartisipasi dalam masyarakat dlm mensosialisakan AK, ia tdk di libatkan

SUMBERDAYA Tidak melakukan sosialaisasi karena tidak ada Dana

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Tidak ada pelimpahan wewenang dari Kecamatan dan CAPIL

KOMUNIKASI Tidak ada pelimpahan wewenang dari Kecamatan dan CAPIL

Tidak terjadi komunikasi dari Desa/Lurah ke Kabupaten karena belum pernah di Programkan

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

135 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.3.B.3.b Analisis Kesenjangan Kapasitas Sebagai Pengemban Tugas Dalam Kaitannya

Hak Atas Kepemilikan Akte Kelahiran

PEMEGANG KLAIM

KAPASITAS

ANAK ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI PUSAT

TANGGUNG JAWAB

Tdk mensosialisasi ke masyarakat ttg perda AK gratis karena tdk ada koordinasi dengan instansi terkait

Tidak melakukan monitoring terhadap pelaksanaan Perda AK gratis

WEWENANG

SUMBERDAYA Tdk ada koordinasi dgn CAPIL ttg AK

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Tidak terjalin komunikasi antara capil dan DPRD ttg Program AK gratis karena belum pernah di agendakan

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

136 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.3.B.3.c Analisis Kesenjangan Kapasitas Capil Sebagai Pengemban Tugas Dalam Kaitannya

Hak Atas Kepemilikan Akte Kelahiran

PEMEGANG KLAIM

KAPASITAS ANAK ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI PUSAT

TANGGUNG JAWAB

Belum memberikan secara keseluruhan AK kepada anak karena tdk ada koordinasi antara CAPIL sampai ke tingkat Lingkungan

Belum memberikan secara keseluruhan AK kepada Ortu karena tdk ada koordinasi antara CAPIL sampai ke tingkat Lingkungan

Tdk Memberikan sosialisasi ke masyarakat karena kurangnya anggaran sosialisasi

Belum sepenuhnya menerbitkan pemutkhiran AK karena kurangnya data dari lingkup keluarga paling kecil

Blanko masih kurang karena anggaran kurang

WEWENANG

Tidak hadir di Masyarakat untuk memberikan sosialisasi AK gratis karena tidak di agendakan

Belum sepenuhnya mensukseskan program AK gratis karena kurangnya dana sosialisasi

SUMBERDAYA Tidak melakukan sosialaisasi karena kurang Dana

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Tidak terjalin komunikasi antara capil dan masyarakat tentang Program AK gratis Lingkungan

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

137 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.3.B.3.d Analisis Kesenjangan Kapasitas Kecamatan Sebagai Pengemban Tugas Dalam Kaitannya

Hak Atas Kepemilikan Akte Kelahiran

PEMEGANG

KLAIM KAPASITAS ANAK ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI PUSAT

TANGGUNG JAWAB Tidak hadir di Masyarakat untuk memberikan AK karena tidak diberikan tanggungjawab

WEWENANG Tidak hadir di Masyarakat untuk memberikan AK karena tidak diberikan Wewenang

SUMBERDAYA Tidak melakukan sosialaisasi karena tidak ada Dana

PENGAMBILAN KEPUTUSAN Tidak ada pelimpahan wewenang dari

CAPIL

KOMUNIKASI Tidak ada pelimpahan wewenang dari Kecamatan dan CAPIL

Tidak terjadi komunikasi dari Kecamatan dgn Kabupaten karena belum pernah di undang untuk membicarakan AK

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

138 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.3.B.3.e Analisis Kesenjangan Kapasitas Pemdes Sebagai Pengemban Tugas Dalam Kaitannya

Hak Atas Kepemilikan Akte Kelahiran

PEMEGANG KLAIM KAPASITAS

ANAK ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI PUSAT

TANGGUNG JAWAB

tidak menyampaikan kpd ortu tentang pentingnya AK karena kurangnya koordinasi dari Kecamatan dan CAPIL

tdk melakukan pendataan wilayahnya terhadap semua bayi yang lahir krn tidak ada koord. Kecamatan dan CAPIL

WEWENANG

tidak melakukan pendaftaran AK krn tidak menganggap penting dan belum tersosialisasi dari CAPIL

tidak berpartisipasi dalam masyarakat dlm mensosialisakan AK, ia tdk di libatkan

SUMBERDAYA Tidak melakukan sosialaisasi karena tidak ada Dana

PENGAMBILAN KEPUTUSAN Tidak ada pelimpahan wewenang dari Kecamatan dan CAPIL

KOMUNIKASI Tidak ada pelimpahan wewenang dari Kecamatan dan CAPIL

Tidak terjadi komunikasi dari Desa/Lurah ke Kabupaten karena belum pernah di Programkan

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

139 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.3.B.3.f Analisis Kesenjangan Kapasitas Lingkungan / Dusun Sebagai Pengemban Tugas Dalam Kaitannya

Hak atas Kepemilikan akte Kelahiran

PEMEGANG KLAIM

KAPASITAS

ANAK ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI PUSAT

TANGGUNG JAWAB

tidak menyampaikan kpd ortu tentang pentingnya AK karena kurangnya koordinasi Pemdes, Kecamatan samapai ke CAPIL

Kadus tdk melakukan pendataan didalam masy/Lingkungannya terhadap semua bayi yang lahir krn tidak ada koord. Dari Pemdes. Kecamatan dan CAPIL

WEWENANG

tidak melakukan pendaftaran AK krn tidak menganggap penting dan belum tersosialisasi dari CAPIL

tidak berpartisipasi dalam masyarakat dlm mensosialisakan AK, ia tdk di libatkan

SUMBERDAYA

Tidak melakukan sosialaisasi karena tidak ada Dana

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Tidak ada pelimpahan wewenang dari Kades /Lurah, Kecamatan hinggah ke CAPIL

KOMUNIKASI

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

140 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.3.B.3.g Analisis Kesenjangan Kapasitas Bidan / Dukun Sebagai Pengemban Tugas Dalam Kaitannya

Hak atas Kepemilikan akte Kelahiran Analisis Kesenjangan

Bidan/Dukun KAPASITAS

ANAK ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI PUSAT

TANGGUNG JAWAB

Bidan tidak hadir dalam proses persalinan

Dukun tdk menyampaikan kepada orang tua supaya anaknya terdaftar krn dukun belum mengetahui pentingnya AK yang sdh gratis

tidak berpartisipasi dalam masyarakat dlm mensosialisakan AK, ia tdk di libatkan

tdk terbetuknya kemitraan Bikun karena kurangnya perhatian pemerintah

Dukun tidak memberikan persalinan yang berkualitas

Bidan tidak hadir dalam setiap persalinan

WEWENANG Dukun tidak melakukan pendaftaran AK krn tidak menganggap penting

tidak berpartisipasi dalam masyarakat dlm mensosialisakan AK, ia tdk di libatkan

SUMBERDAYA

Dukun tidak terlatih dalam sosialisasi AK karena pemerintah tdk memberikan Training ttg pentingnya AK

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

141 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

C. Tindakan atau Aksi Kunci

1. Identifikasi Aksi-Aksi Utama

Usulan Aksi Kunci Mengurangi Kesenjangan Pengembang TugasPerlindungan Anak

Matrix 4.3.C.1.a Matrix Usulan Aksi Kunci Untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Pemerintah Kabupaten (Capil)

dalam Kaitannya Dengan Hak Atas Kepemilikan Akte Kelahiran PEM. HAK

KAPASITAS

ANAK ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI

TANGGUNG JAWAB Memberikan Akte Kelahiran kepada seluruh anak

Memberikan Akte Kelahiran kepada seluruh orang tua

Mensosialisasikan pentingnya akte kelahiran ke seluruh lapisan masyarakat

Memutakhirkan akte kelahiran sampai ke lingkup keluarga paling kecil

Menyediakan balangko akte kelahiran

WEWENANG Mensosialisasikan mengenai akte kelahiran gratis ke masyarakat

Mensukseskan program akte kelahiran gratis

SUMBERDAYA Melakukan sosialisasi mengenai akte kelahiran gratis

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

- - -

KOMUNIKASI -

Menjalin komunikasi antar Capil dengan masyarakat tentang program akte kelahiran gratis

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

142 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.3.C.1.b Matrix Usulan Aksi Kunci Untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Pemerintah Kecamatan

dalam Kaitannya Dengan Hak Atas Kepemilikan Akte Kelahiran

PEM. HAK KAPASITAS

ANAK ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI

TANGGUNG JAWAB

Memberikan tanggung jawab (perpanjangan tangan Capil) untuk memberikan akte kelahiran kepada masyarakat

WEWENANG Memberikan wewenang (perpanjangan tangan Capil) untuk memberikan akte kelahiran kepada masyarakat

SUMBERDAYA Tersedianya dana untuk melakukan sosialisasi mengenai akte kelahiran gratis

PENGAMBILAN KEPUTUSAN - -

Capil memberikan wewenang ke kecamatan untuk memberikan akte kelahiran ke masyarakat

-

KOMUNIKASI -

Menjalin komunikasi antara kecamatan dan kabupaten mengenai akte kelahiran gratis

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

143 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.3.C.1.c Usulan aksi untuk mengurangi kesenjangan kapasitas Capil (pemegang hak)

dalam menuntut hak atas Akte Kelahiran Anak

Pengemban Tugas

KAPASITAS

ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI

TANGGUNG JAWAB

Memberitahukan untuk segera mendaftarkan anaknya agar mendapatkan akte kelahiran

Mensosialisasikan mengenai pentingnya akte kelahiran

Mensosialisasikan dan memberikan pelayanan prima pengurusan akte kelahiran

Memantau kebijakan Perda akte kelahiran

WEWENANG Mensurvei anak yang belum memiliki akte kelahiran

Mensosialisasikan mengenai Perda akte kelahiran gratis

Bekerjasama dengan pemerintah kecamatan dalam pengurusan akte kelahiran

Memantau kebijakan Perda akte kelahiran

SUMBERDAYA Memberikan pemahaman kepada orang tua mengenai pentingnya akte kelahiran

Memberikan pemahaman mengenai Perda akte kelahiran

Meningkatkan kerjasama antara pemerintah kecamatan, pemdes, dan Ka.lingkungan mengenai Perda akte kelahiran gratis

Advokasi kebijakan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Istri dilibatkan dalam pengambilan keputusan dalam keluarga

mensurvei jumlah anak yang belum memiliki akte kelahiran

Mobilisasi pemerintah kecamatan, Pemdes, Lingkungan dalam pengurusan akte kelahiran

Advokasi kebijakan

KOMUNIKASI Menjalin komunikasi dengan orang tua mengenai pentingnya akte kelahiran

Menjalin komunikasi dengan semua unsur masyarakat mengenai akte kelahiran

Menjalin komunikasi dengan pemerintah kecamatan, Pemdes, dan lingkungan mengenai akte kelahiran

Advokasi kebijakan

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

144 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.3.C.1.d Usulan aksi untuk mengurangi kesenjangan kapasitas kacamatan (pemegang hak)

dalam menuntut hak atas akte kelahiran anak

Pengemban Tugas

KAPASITAS

ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI

TANGGUNG JAWAB

Memberitahukan orang tua untuk mendaftarkan anaknya agar mendapatkan akte kelahiran

Mensosialisasikan mengenai akte kelahiran

memberikan pelayanan prima dalam pengurusan akte kelahiran

Memantau kebijakan Perda akte kelahiran

WEWENANG Mensurvei anak yang belum memiliki akte kelahiran

Mensosialisasikan mengenai Perda akte kelahiran gratis

Berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan dalam pengurusan akte kelahiran

Advokasi kebijakan

SUMBERDAYA Memberikan pemahaman mengenai pentingnya akte kelahiran

Memberikan pemahaman mengenai akte kelahiran

Menyediakan dana untuk melakukan sosialisasi akte kelahiran gratis

Advokasi kebijakan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Melibatkan istri dalam pengambilan keputusan keluarga

Melibatkan masyarakat dalam pengurusan akte kelahiran

Mobilisasi pemerintah desa, , Lingkungan dalam pengurusan akte kelahiran

Advokasi kebijakan

KOMUNIKASI Menjalin komunikasi Menjalin komunikasi Menjalin komunikasi antara kecamatan dan kabupaten mengenai akte kelahiran gratis

Advokasi kebijakan

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

145 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

2. Identifikasi dan Analisis Potensi kemitraan

Matrix 4.3.C.1.e Pemetaan Pemangku Kepentingan Perlindungan Anak Pemangku pemetaan kepentingan

Hak Atas Akte Kelahiran

Berdasarkan arti penting

Kurang Pengaruh Penting atau bahkan sangat penting

Berdasarkan Pengaruh

Kurang/tidak ada/tidak diketahui - Bidan

Besar atau bahkan sangat besar DPRD

Bupati, Kadis Pendudukan & Catatan Sipil, Camat,Kades, dan Ka.lingkungan

3. Stategi Pengembangan Kemitraan Perlindungan Anak

Tabel 4.3.C.2.a

Pengembangan Kemitraan Hak Mendapatkan Akte Kelahiran

Mitra Potensial Apa Yang dapat mereka lakukan Apa yang mereka butuhkan Strategi pengembangan kemitraan yang perlu dilakukan

(1) (2) (3) (4)

- Mensosialisasikan mengenai akte kelahiran Dana untuk sosialisasi Menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik dengan semua pihak

Bidan Memberitahukan kepada orang tua untuk segera mendaftarkan anaknya segera setelah melahirkan

Surat keterangan kelahiran Berkoordinasi dengan pemerintah kelurahan

DPRD Memantau kebijakan mengenai akte kelahiran gratis dan menganggarkan dana sosialisasi akte kelahiran

Dukungan semua pihak Berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten

Kadis Kependudukan & Catatan Sipil, Camat, Kades, dan Ka.lingk

Mensosialisasikan mengenai akte kelahiran dan memonitoring semua proses pengurusan akte kelahiran

Dukungan semua pihak dan dana untuk sosialisasi

Koordinasi dan komunikasi yang baik dengan semua unsur masyarakat

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

146 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

4. Rancangan Program (Pohon Tujuan)

Gambar 4.3.C.3.a Perlindungan Anak

Masih banyakanak belum memiliki akte kelahiran

Orang tua tidak melakukan pendaftaran

Faktor geografis penduduk berjauhan

Akses transportasi krng / tidak ada

Kelahiran melalui dukun biasanya tidak terdata

Sistem pelayanan akte kelahiran tidak tertib dan tidak efektif, masih rumit

Pemahaman dukun tentang akte kelahiran masih kurang

Adanya pungli di tingkat desa atau kelurahan

Tidak adanya data yg ril

Dukun tidak bermitra dengan bidan

Kurangnya pengawasan Aparat, Pemerintah, dan LSM, kurang kebijakan, Kurangnya Anggaran sosialisasi dan tidak adanya

insentif petugas ditingkat kelurahan / desa

Penegakan hukum tidak/krng kuat

Aparat capil kurang bersosialisasi ke masyarakat

Iklan-iklan akte kelahiran belum terlaksana

Sosialisasi lewat media masih kurang / Kurang sosialisasi

Pola pikir orang tua yang meremehkan akte kelahiran

Kurang memahami pentingnya akte kelahiran

Akar penyebab

Penyebab langsung

Penyebab tidak

langsung

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

147 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

4.3.C.5 Matrix LogframePerlindungan Anak

Matrix 4.3.C.3.a

Matrix Logframe Hak Atas Kepemilikan akte Kelahiran

Hirarki hasil indikator Waktu (dalam tahun)

Cara verifikasi SKPD yang bertanggung jawab

Perkiraan anggaran Risiko dan asumsi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Terpenuhinya kebutuhan anak atas akte kelahiran

Persentase Kepemilikan akte kelahiran 0-18 tahun 1 tahun

Pelaporan rutin jumlah anak yang memiliki akte kelahiran

Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Rp. 210.000.000 Dana melakukan

verifikasi tidak cukup

Semua anak memiliki akte kelahiran

Persentase Kepemilikan akte kelahiran 0-18 tahun

1 tahun

Pelaporan rutin jumlah anak yang memiliki akte kelahiran

Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Rp. 210.000.000 Dana melakukan

verifikasi tidak cukup

Anak mendapatkan hak waris dari orang tuanya

Persentase Kepemilikan akte kelahiran 0-18 tahun

1 tahun

Pelaporan rutin jumlah anak yang memiliki akte kelahiran

Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Rp. 210.000.000 Dana melakukan

verifikasi tidak cukup

Anak mendapat pengakuan social

Persentase Kepemilikan akte kelahiran 0-18 tahun

1 tahun

Pelaporan rutin jumlah anak yang memiliki akte kelahiran

Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Rp. 210.000.000 Dana melakukan

verifikasi tidak cukup

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

148 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

4.4 Bidang Keluarga Berencana

Perumusan masalah yang dilakukan berdasarkan situasi ibu dan anak yang

berkaitan dengan belum terpenuhinya hak ibu mendapatkan keseteraan gender

dalam ber KB, Berdasarkan data situasi ibu dan anak di Kabupaten Polewali

Mandar baik itu data hasil survei, sensus dan data sektoral MDGs.

A. Penilaian situasi

1. Perumusan masalah pada bidang kesehatan sebagai berikut:

a) Angka pemakaian alat kontrasepsi pada pasangan usia subur (PUS)

usia 15-49 tahun sebesar 54,32%

b) Kurangnya angka penggunaan kondom dibandingkan dengan alat

kontrasepsi lainnya

c) Kurangnya pemahaman tentang pentingnya alat kontrasepsi

d) Banyaknya alat kontrasepsi yang ditujukan kepada perempuan

1) Banyaknya Pasangan Usia Subur (PUS) tidak paham dengan

manfaat alat kontrasepsi

2) Remaja dan pasangan usia subur kurang mendapat informasi

tentang kespro

2 Penggambaran besarnya permasalahan

Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut diatas maka

dapat ditentukan prioritas masalah situasi ibu dan anak digambarkan

dengan matrix sebagai berikut;

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

149 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Tabel 4.4.A.2.a

Angka Penggunaan Alat Kontrasepsi Perempuan Dibandingkan dengan Laki-Laki

NO. KRITERIA TINGGINYA ANGKA PENGGUNAAN ALAT

KONTRASEPSI PEREMPUAN DIBANDINGKAN DENGAN LAKI-LAKI

1 Masalah strategis 5

2 Melibatkan lintas sektor yang tinggi 5

3 Merupakan masalah bersama 5

4 Menunjukkan Urgensi (tingkat pentingnya), Frekuensi, Luasan dampak

5

3 Pemilihan Indikator

Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat

kesehatan ibu di suatu wilayah adalah dengan mengukur tingkat angka

pemakaian kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur (PUS) Usia 15 – 49

tahun. Yang berarti bahwa dengan pemakaian kontrasepsi secara tidak

langsung dapat mencegah terjadinya faktor resiko kematian sehingga

pada akhirnya kesehatan dan keselamatan ibu tetap terjaga dari sebab

kematian akibat persalinan.

Matrix 4.4.A.3.a Penilaian Situasi Keluarga Berencana

No. Masalah Kunci Kelompok sasaran

Besarnya masalah (Luasnya /Parahnya/penduduk/ yang terkena dampak)

Hak yang tidak terpenuhi Indikator

1 2 3 4 5 1 Tingginya angka penggunaan

alat kontrasepesi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki

Pasangan Usia Subur 25-49 tahun

33.090 orang atau 97,73 persen akseptor KB perempuan

Tidaknya adanya keadilan gender antara perempuan dan laki-laki

Presentase penggunaan alat kontrasepsi pada PUS

dampak yang ditimbulkan terhadap masalah ini adalah :

Hak untuk mendapatkan keseteraan gender

Menimbulkan ketimpangan gender dalam ber- KB Jumlah pengguna KB perempuan pada tahun 2007-2008 tertinggi terjadi di Kec. Matakali

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

150 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

B. Telaahan atau Analisis

1 Analisis Kausalitas (sebab – akibat)

Berdasarkan prioritas masalah yang telah ditentukan diatas untuk

melihat hubungan sebab akibat permasalahan itu maka masing-masing

prioritas masalah di buatkan pohon masalah sebagai berikut. Perlunya

dibuat pohon masalah, agar permasalahan yang terdapat dalam sektor

KB dapat diketahui penyebab langsung, penyebab tidak langsung dan

akar penyebabnya

Gambar 4.4.B.1.a Pohon MasalahTingginya pemakaian Alat Kontrasepsi pada perempuan

Tingginya pemakaian Alat Kontrasepsi pada

perempuan

Alkon

Laki-laki risih menggunakan alat

kontrasepsi

Anggapan bahwa yang hamil adalah perempuan

jadi yang KB adalah perempuan

Susahnya pemasangan alat kontrasepsi untuk

laki-laki

Kurangnya pemahaman mengenai alat kontrasepesi

Kurangnya alat kontrasepsi yang

ditujukan pada laki-laki

Faktor budaya

Banyaknya alat kontrasepsi yang ditujukan

kepada perempuan Akar Penyebab

Penyebab tidak langsung

Penyebab langsung

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

151 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Dari penggambaran masalah diatas, dapat diketahui bahwa

banyaknya alat kontrasepsi yang ditujukan kepada perempuan

disebabkan faktor budaya yang menganggap bahwa yang seharusnya

memakai alat kontrasepsi adalah pertempuan karena yang hamil adalah

perempuan pula. Selain itu, kebanyakan laki-laki risih atau malu

menggunakan alat kontrasepsi karena adanya anggapan bahwa apabila

laki-laki yang memakai alat kontrasepsi (kondom) dapat mengurangi

kenikmatan dalam berhubungan.

Selain alasan diatas, tingginya penggunaan alat kontrasepsi

yang ditujukan kepada perempuan disebabkan kurangnya ketersedian

alat kontrasepsi yang ditujukan kepada laki-laki.Dibandingkan dengan

perempuan, alat kontrasepsi yang ditujukan kepada laki-laki hanya dua

yakni kondom dan vasektomi. Sedangkan alat kontrasepsi yang

ditujukan kepada perempuan ada lima yakni: pil, suntik, implant, IUD,

dan tabektomi.Melihat kenyataan tersebut, sangat jelas adanya

ketimpangan gender dalam ber KB antara perempuan dan laki-laki.

Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah seharusnya

menyediakan lebih banyak lagi alat kontrasepsi untuk laki-laki untuk

mengurangi ketimpangan gender dalam ber KB. Karena untuk

mengurangi banyaknya jumlah anak yang lahir dan mensukseskan

tujuan KB bukan hanya tugas perempuan (istri) tapi juga tugas laki -laki

(suami).

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

152 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

2. Analisis Pola peran

Matrix 4.4.B.2.a Matriks Telaah Pola Peran antara Pengemban Tugas Terhadap pemegang klaim untuk

Masalah tingginya pemakaian alat kontrasepsi pada perempuan

Pemegang Klaim

Pengemban Tugas

Keluarga Masyarakat Kecamatan Kabupaten Pusat

Orang Tua Memberikan pemahaman bahwa laki-laki (suami) juga dapat ber KB

Ikut berpartisipasi dan Berperan aktif dalam memberikan pemahaman bahwa laki-laki juga dapat KB

Membantu kecamatan memberikan data mengenai jumlah laki-laki dan perempuan yang ber KB

Berkoordinasi dengan kecamatan

Keluarga Ikut berpartisipasi dan Berperan aktif dalam memberikan pemahaman bahwa laki-laki juga dapat KB

Membantu kecamatan memberikan data mengenai jumlah laki-laki dan perempuan yang ber KB

Berkoordinasi dengan kecamatan

RT/RW/Lurah Memberikan sosialisasi mengenai jenis alat kontrasepsi untuk laki-laki

Ikut bersosialisasi dalam menberikan gambaran mengenai jenis alat kontrasepsi untuk laki-laki

- Mengusulkan program dalam menkampanyekan jenis alat kontrasepsi

Berkoordinasi dengan kecamatan

Badan Koordinasi Pemberdayaan Perempuan & KB

Memberikan sosialisasi mengenai jenis alat kontrasepsi untuk laki-laki

- Menberikan pemahaman bahwa KB bukan hanya tugas istri tapi juga tugas suami

Memberikan data jumlah PUS yang ikut KB

Mengganggarkan penyedian alat kontrasepsi u

Mensukseskan program pemerintah dalam mensosialisasikan alat kontrasepsi

Dinas Kesehatan Memberikan sosialisasi mengenai jenis alat kontrasepsi untuk laki-laki

Mengsosialisasikan pentingnya KB dlm masyarakat

Mengsosialisasikan pentingnya program KB ditingkat kecamatan

Bekerjasama dengan Badan Koordinasi Pemberdayaan Perempuan & KB mensukseskan program pemerintah kabupaten

Mensukseskan program pemerintah dalam mensosialisasikan alat kontrasepsi

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

153 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

3. Analisis Kesenjangan Kapasitas

Matrix 4.4.B.3.a Analisis Kesenjangan Kapasitas Pemda sebagai pengemban Tugas terhadap Pemegang Klaim dalam

Masalah tingginya pemakaian alat kontrasepsi pada perempuan

PEMEGANG KLAIM

KAPASITAS KELUARGA PEMIMPIN MASYARAKAT OTORITAS KECAMATAN OTORITAS KABUPATEN

TANGGUNG JAWAB Memberikan pemahaman bahwa laki-laki (suami) juga dapat ber KB

Memberikan pemahaman nkepada masyarakat bahwa laki-laki juga dapat ikut KB

Memberikan data mengenai jumlah laki-laki yang ikut KB

Survey lapangan

WEWENANG Memberikan pemahaman bahwa laki-laki (suami) juga dapat ber KB

Melibatkan laki-laki dalam mensosialisasikan alat kontrasepsi

Memberikan data mengenai jumlah laki-laki yang ikut KB

Survey lapangan

SUMBERDAYA Memberikan pelatihan kepada laki-laki (suami) tentang alat kontrasepsi

Melibatkan laki-laki dalam mensosialisasikan alat kontrasepsi

Memberikan data mengenai jumlah laki-laki yang ikut KB

Survey lapangan

KOMUNIKASI Menjalin komunikasi dengan keluarga tentang alat kontrasepsi untuk laki-laki

Menjalin komunikasi dengan masyarakat mengenai pentingnya KB terutama kepada suami

Menjalin komunikasi dengan masyarakat mengenai pentingnya KB terutama kepada suami

Menjalin komunikasi dengan lurah dan camat

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

154 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.4.B.3.b Analisis Kesenjangan Kapasitas Orang Tua sebagai pengemban Tugas terhadap Pemegang Klaim dalam

masalah tingginya pemakaian alat kontrasepsi pada perempuan

PEMEGANG KLAIM

KAPASITAS

KELUARGA PEMIMPIN MASYARAKAT OTORITAS KECAMATAN OTORITAS KABUPATEN

TANGGUNG JAWAB Menghilangkan anggapan bahwa yang pantas KB hanya perempuan

Terlibat dalam kelompok masyarakat dalam mensosialisasikan jenis alat kontrasepsi untuk laki-laki

Memberikan data jumlah PUS yang ikut KB

WEWENANG Orang tua memberikan pemahaman mengenai bahwa suami juga dapat ber KB

Melibatkan laki-laki dalam mensosialisasikan jenis alat kontrasepsi

Mensurvei jumlah laki-laki yang ber KB

Membantu kecamatan dalam mensurvei jumlah laki-laki yang ber KB

SUMBERDAYA Orang tua memberikan pemahaman mengenai bahwa suami juga dapat ber KB

Membentuk kelompok masyarakat yang peduli KB Mensukseskan program KB Mensukseskan

program KB

PENGAMBILAN KEPUTUSAN Orang tua memberikan pemahaman mengenai bahwa suami juga dapat ber KB

Membentuk kelompok masyarakat yang peduli KB Mensukseskan program KB Mensukseskan

program KB

KOMUNIKASI Menjalin komunikasi dengan para suami agar tidak risih menggunakan alat kontrasepsi

Menjalin komunikasi dengan kelompok masyarakat keluarga lainnya mengenai jenis alat kontrasepsi untuk laki-laki

Mensukseskan program KB Mensukseskan program KB

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

155 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

C. Tindakan / Aksi Kunci

1. Identifikasi Aksi-Aksi Kunci

Usulan Aksi Kunci Mengurangi Kesenjangan Pengemban Tugas

Matrix 4.4.B.1.a Matriks Usulan Aksi untuk mempersempit kesenjangan kapasitas Badan Koordinasi Pemberdayaan

Perempuan & KB Sebagai pengembang tugas dalam kaitannya dengan tingginya pemakaian alat kontrasepsi untuk perempuan

PEMEGANG

KLAIM KAPASITAS

ORANG TUA PEMIMPIN MASYARAKAT OTORITAS KECAMATAN OTORITAS KABUPATEN

TANGGUNG JAWAB Membantu orang tua dalam memberikan pemahan mengenai jenis alat kontrasepsi

Melibatkan masyarakat dalam mensosialisasikan jenis-jenis alat kontrasepsi

Melibatakan pihak kecamatan dalam mensosialisasikan jenis-jenis alat kontraasepsi

Memantau penggunaan dana dan aparat

WEWENANG Membantu orang tua dalam memberikan pemahan mengenai jenis alat kontrasepsi

Melibatkan masyarakat dalam mensosialisasikan jenis-jenis alat kontrasepsi

Melibatakan pihak kecamatan dalam mensosialisasikan jenis-jenis alat kontraasepsi

Memantau penggunaan dana dan aparat

SUMBERDAYA Memberikan pelatihan kepada orang tua tentang penggunaan alat kontrasepsi

Memberikan pelatihan kepada anggota masyarakat tentang penggunaan alat kontrasepsi

Menyalurkan dana untuk menbiayai pelatihan

Memantau dana pelatihan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Memberikan pelatihan kepada orang tua tentang penggunaan alat kontrasepsi

Memberikan pelatihan kepada anggota masyarakat tentang penggunaan alat kontrasepsi

Menyalurkan dana untuk menbiayai pelatihan

Melatih aparat dlm perencanaan penganggaran

KOMUNIKASI Menjalin komunikasi Menjalin komunikasi Menjalin komunikasi Menjalin komunikasi

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

156 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

2. Identifikasi & Analisis Pengembangan kemitraan

Matrix 4.4.B.1.b Pemetaan Pemangku kepentingan

BERDASARKAN ARTI PENTING

Tidak diketahui/tidakada/kurang

Paling atau bahkan sangat penting

BERDASARKAN PENGARUH

Kurang/Tidak ada/tidak diketahui Keluarga Orang tua

Besar atau bahkan sangat besar Masyarakat Pemerintah

3. Strategi Pengemban Kemitraan

Matrix 4.4.B.2.b Strategi Pengemban Kemitraan

Mitra Potensial Apa yang dapat mereka lakukan Apa yang mereka butuhkan Strategi pengembangan kemitraan yang perlu dilakukan

(1) (2) (3) (4) Keluarga Memberikan pemahaman bahwa

tidak hanya istri yang dapat KB, suami pun dapat ber KB

Sosialisasi mengenai jenis-jenis alat kontrasepsi

Memberikan sosialisasi dan melibatkan laki-laki mengenai jenis alat kontrasepsi

Orang Tua Menghilangkan keengganan laki-laki dalam ber KB

Sosialisasi mengenai jenis-jenis alat kontrasepsi

Memberikan sosialisasi dan melibatkan laki-laki mengenai jenis alat kontrasepsi

Masyarakat Terlibat dalam mensukseskan program KB

Sosialisasi mengenai jenis-jenis alat kontrasepsi

Menyediakan data jumlah PUS yang ber KB

Pemerintah Memantau program KB Aparat dan Anggaran Melatih petugas dan terjun langsung mematau keadaan dilapangan serta menggunakan anggaran yang tepat

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

157 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

4. Rancangan Program

Gambar 4.4.B.3.a Pohon tujuan Kesetaraan pemakaian alat kontrasepsi

antara perempuan dan laki-laki

Kesetaraan pemakaian alat kontrasepsi antara perempuan dan

laki-laki

Orang tua membantu dalam memberikan pemahaman

mengenai jenis alat kontrasepsi

tidaknya anggapan bahwa hanya perempuan yang harus

ber KB

Suami tidak risih memakai alat kontrasepsi

Menyediakan data jumlah laki-laki yang ikut ber KB

Melibatkan laki-laki dalam mensosialisasikan KB

Mensosialisasikan mengenai jenis alat kontrasepsi untuk

laki-laki

- Tersedianya anggaran untuk melakukan

sosialisasi

Mensukseskan program KB

Menyediakan jen is-jenis alat kontrasepsi untuk

laki-laki

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

158 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

5. Matriks Logframe

Matrix 4.4.B.3.a Matrik Logframe

Hirarki hasil Indikator Waktu

(dalam tahun) Cara Verifikasi SKPD yang bertanggungjawab

Perkiraan Anggaran Risiko dan Asumsi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Hilangnya anggapan bahwa yang harus KB adalah perempuan

PUS 15-49 tahun

1 Tahun

Menyediakan data jumlah PUS yang ber KB

Badan Koordinasi Pemberdayaan Perempuan & KB dan Dinas Kesehatan

Rp. 300.000.000 Dana melakukan verifikasi tidak cukup

Meningkatnya pemahaman laki-laki tentang KB

PUS 15-49 tahun

1 Tahun Pelaporan rutin jumlah PUS yang ikut KB

Badan Koordinasi Pemberdayaan Perempuan & KB dan Dinas Kesehatan

Rp. 350.000.000 Dana melakukan verifikasi tidak cukup

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

159 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

4.5 Bidang Sosial

Perumusan masalah yang dilakukan berdasarkan situasi ibu dan anak yang

berkaitan dengan belum terpenuhinya hak anak atas mendapatkan

perlindungan, Berdasarkan data situasi ibu dan anak di Kabupaten Polewali

Mandar baik itu data hasil survei, sensus dan data sektoral MDGs.

A. Penilaian situasi

1. Perumusan masalah pada bidang sosial sebagai berikut:

a) Masih tinggi angka Anak terlantar per Maret 2009 sebanyak 1247

Jiwa

b) Masih ada Anak yang hidup dijalanan

c) Masih ada Anak cacat yang butuh perhatian

2. Penggambaran besarnya permasalahan

Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut diatas maka

dapat ditentukan prioritas masalah situasi ibu dan anak digambarkan

dengan matrix sebagai berikut;

Tabel 4.5.A.2.a Prioritas Masalah Situasi Ibu Dan Anak

NO. KRITERIA Anak Terlantar

1 Masalah strategis 5

2 Melibatkan lintas sektor yang tinggi 5

3 Merupakan masalah bersama 5

4 Menunjukkan Urgensi (tingkat pentingnya), Frekuensi, Luasan dampak 5

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

160 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

3. Pemilihan Indikator

Matrix 4.5.A.3.a Penilaian situasi Kesejahteraan Anak

No. Masalah Kunci Kelompok sasaran

Besarnya masalah (Luasnya/Parahnya/

penduduk yang terkena dampak)

Hal yang tidak terpenuhi Indikator

1 2 3 4 5 1 Jumlah Anak

Terlantar Tinggi Anak usia 0 - 18 th 1247 Jiwa Anak Terlantar Usia 0

– 18 Tahun Hak untuk pendidikan Jumlah Anak Terlantar

Usia 0 – 18 Tahun dampak yang ditimbulkan

terhadap masalah ini adalah : Hak untuk rekreasi

1. Pendidikan 2. Kesehatan 3. Status Sosial 4. Kesejahteraan 5. Masa Depan

Hak untuk Sejahtera

Hampir terjadi diseluruh kecamatan

Hak Asuh

Hak Tumbuh Kembang Anak

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

161 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

B. Telaahan atau Analisis

1. Analisis Kausalitas (sebab – akibat)

Berdasarkan prioritas masalah yang telah ditentukan diatas untuk melihat hubungan sebab akibat permaslahan itu maka masing-masing prioritas masalah di buatkan pohon masalah sebagai berikut :

Gambar 4.5.B.1.a Pohon Masalah Anak Terlantar

Dari diagram diatas menggambarkan kondisi anak terlantar yang sangat

membutuhkan perhatian kita semua. Banyak anak terlantar disebabkan karena orang

tua tidak mau merawat mereka karena keterbatasan ekonomi, jumlah kelahiran

tinggi dalam keluarga itu (banyak anak), ibu mereka trauma pasca melahirkan dan

Anak Terlantar

Tidak Ada Perhatian Pemerintah

Orang Tua Tidak Mau Merawat Anak

Ketidak Pedulian Keluarga

- Tidak Ada Anggaran untuk Anak Terlantar

- Tidak Ada Lembaga yang menangani Anak Terlantar

- Keterbatasan Ekonomi

- Banyak Anak

- Trauma Melahirkan

- Anak diluar Nikah

Adanya Konflik dalam Keluarga

Ketidak Pedulian Pemerintah terhadap Anak

Terlantar dan Kurangnya Kesadaran Orang Tua

terhadap Masa Depan Anak-Anak Akar Penyebab

Penyebab tidak langsung

Penyebab langsung

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

162 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

banyak orang tua tidak mau merawat anak yang lahir diluar nikah dan pada saat

seperti ini banyak keluarga yang tidak peduli karena keadaan ekonomi sama sulitnya

dengan orang tua anak selain itu disebabkan karena adanya konflik dalam keluarga.

Dari penyebab yang terjadi disini kurang sekali bahkan tidak ada perhatian

pemerintah terhadap anak terlantar baik dari segi anggaran maupun lembaga

ditingkat masyarakat atau kecamatan yang menangani langsung anak terlantar. Akar

penyebab dari semuanya ini karena kurangnya kesadaran orang tua terhadap masa

depan anak-anaknya dan ketidak pedulian pemerintah terhadap anak terlantar.

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

163 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

2. Analisis Pola peran

Matrix 4.5.B.2.a Matriks Telaah Pola Peran antara Pengemban Tugas Terhadap pemegang klaim untuk

Masalah belum terpenuhinya Hak Anak Atas Anak Terlantar

Pemegang Klaim

Pengemban Tugas

Anak – Anak Orang Tua Keluarga Masyarakat Kecamatan Kabupaten Pusat

Orang Tua - Harus memberikan hak asuh - Tidak menelantarkan anak-

anak - Memberikan Perhatian dan

kenyaman

Turut membantu bila ada keluarga yang tidak mampu merawat anak-anaknya

Ikut berpartisipasi dan Berperan aktif dalam membantu anak terlantar dalam masyarakat

Membantu kecamatan memberikan data yang reel anak terlantar dan melaporkan bila ada anak yang terlantar

Membayar pajak

Keluarga Memberikan perhatian kepada anak-anak dan membantu anak-anak agar tidak terlantar

Membantu orang tua yang tidak mampu merawat anak-anaknya

Ikut berpartisipasi dan Berperan aktif dalam masyarakat untuk membantu orang tua yang tidak mampu merawat anak-anaknya dan anak terlantar

Membantu kecamatan memberikan data yang reel anak terlantar dan melaporkan bila ada anak yang terlantar

Membayar pajak

RT/RW/Lurah Membantu anak-anak agar tidak terlantar

Membantu orang tua yang tidak mampu merawat anak-anaknya

Membantu keluarga yang tidak mampu merawat anak-anaknya

- Membuat program untuk membantu anak-anak terlantar

- Memberikan Motivasi dan berperan aktif dlm masyarakat u/ membantu anak terlantar

- Mengusulkan program untuk membantu anak terlantar

- Memberikan data anak terlantar

Dinas Sosial Membantu dan memfasilitasi anak-anak terlantar

Membantu orang tua yang tidak mampu merawat anak-anaknya

Membantu orang tua yang tidak mampu merawat anak-anaknya

- membuat wadah untuk anak terlantar dlm masyarakat

- bekerjasama dgn masyarakat untuk membantu anak terlantar

- ada data yg reel di tingkat kecamatan

- membentuk wadah ditingkat kecamatan

Memprogramkan dan menganggarkan bantuan u/ anak terlantar

Memsukseskan program pemerintah u/ mengentaskan anak terlantar

DPRD Membantu anak terlantar Membantu orang tua yang tidak mampu merawat anak-anaknya

Membantu orang tua yang tidak mampu merawat anak-anaknya

Bekerjasama dgn masyarakat membantu anak terlantar

Bekerjasama dgn kcamatan untuk membantu anak terlantar

Membantu mengsukseskan program pemerintah kabupaten

Memsukseskan program pemerintah u/ mengentaskan anak terlantar

LSM Membantu anak terlantar Membantu orang tua yang tidak mampu merawat anak-anaknya

Membantu orang tua yang tidak mampu merawat anak-anaknya

Bekerjasama dgn masyarakat membantu anak terlantar

Bekerjasama dgn kcamatan untuk membantu anak terlantar

Membantu mengsukseskan program pemerintah kabupaten

Memsukseskan program pemerintah u/ mengentaskan anak terlantar

Dinas Kesehatan

Membantu anak terlantar Membantu orang tua yang tidak mampu merawat anak-anaknya dan mengikut sertakan orang tua u/ ber KB

Membantu orang tua yang tidak mampu merawat anak-anaknya dan mengikutsertakan kelurga KB

Mengsosialisasikan pentingnya KB dlm masyarakat agar anak tidak terlantar

Mengsosialisasikan pentingnya program KB ditingkat kecamatan u/ mengurangi anak terlantar

Bekerjasama dgn Dinas Sosial u/ mengsukseskan program pemerintah kabupaten

Memsukseskan program pemerintah u/ mengentaskan anak terlantar

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

164 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

3. Analisis Kesenjangan Kapasitas

Matrix 4.5.B.3.a Analisis Kesenjangan Kapasitas Orang Tua sebagai pengemban Tugas terhadap Pemegang Klaim

Dalam masalah hak anak atas anak terlantar

PEMEGANG KLAIM KAPASITAS

ANAK KELUARGA PEMIMPIN MASYARAKAT OTORITAS KECAMATAN

OTORITAS KABUPATEN

TANGGUNG JAWAB - Orang tua tdk menyadari mamfaat hak asuh anak

- Orang tua tdk mau merawat anak-anaknya

- Orang tua tdak menyadari pentingnya perhatian dan kenyamanan anak

Orang tua tidak menyadari mamfaat membantu keluarga yg tidak mampu merawat anaknya

Orang tua tidak peduli dengan anak terlantar dan tidak ada keinginan untuk membantu anak terlantar

WEWENANG Beberapa ibu ingin merawat anaknya tapi tdk di ijinkan suaminya

Banyak keluarga tidak mau mendengar keluhan para ortu anak

Para ibu tidak dilibatkan dalam dewan desa

Para orang tua memiliki pengaruh dlm permasalahan kecamatan

Para ortu tidak memiliki pengaruh dlm permasalahan dikabupaten

SUMBERDAYA - kemiskinan membuat anak terlatar

- para ibu dengan tingkat melahirkan yang tinggi membuat anak terlantar

- para orang tua mampu merawat anaknya sendiri

Para orang tua tidak mampu membantu keluarga yang tidak mampu merawat anaknya

Para orang tua tidak dapat meluangkan waktu untuk membantu dlm pembentukan wadah untuk anak terlantar

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Para orang tua tidakmemandang hak asuh anak sebagai investasi untuk masa depan anak

Para orang tua tidak melakukan pertolongan terhadap keluarga

KOMUNIKASI Para orang tua tidak mendengarkan keluhan anak

Para orang tua tidak mampu meminta bantuan kepada keluarga

Para orang tua malu dalam mengungkapkan keluhanya kepada masyarakat

Banyak orang tua tidak mampu menulis keluhannya karena malu& takut yg membatasi komunikasi dn kecamatan

Orang tua tidak mampu menulis keluhannya karena malu & takut yg membatasi komunikasi dn kecamatan

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

165 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.5.B.3.b Analisis Kesenjangan Kapasitas Pemerintah Kabupaten sebagai pengemban Tugas terhadpa Pemegang Klaim

masalah hak anak atas anak terlantar

PEMEGANG KLAIM

KAPASITAS ANAK-ANAK ORANG TUA PEMIMPIN MASYARAKAT OTORITAS KECAMATAN

TANGGUNG JAWAB Pemkab tdk menyadari hak anak u/ hidup layak

Pemkab belum setuju kalau para ortu diberikan modal usaha

Pemkab memandang keberadaan wadah Anak Terlantar dlm masyarakat tdk penting

Pemkab memandang keberadaan wadah Anak Terlantar di kecamatan tdk penting

WEWENANG Pemkab salah dalam menerapkan kewenangannya dan byk ortu tdk dapt menaruh kepercayaan pd pejabat Dinas Sosial Kabupaten

Pemimpin masyarakat tdk dpt menaruh kepercayaan pd pejabat kabupaten

Otoritas kecamatan tdk dpt menaruh kepercayaan pd pejabat kabupaten

SUMBERDAYA Pemkab tidak menganggarkan Pemkab tdk menyediakan dana u/ melakukan penanganan anak terlantar

Pemkab tdk menyediakan dana u/ melakukan penanganan anak terlantar

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Hanya melibatkan para pemimpin dlm membuat keputusan

- lemahnya keterkaitan antara fasilitator dan staf kabupaten

- Pemkab tdk melakukan pemantauan terhadap situasi anak terlantar

- lemahnya keterkaitan antara fasilitator dan staf kabupaten

KOMUNIKASI Pejabat Dinas Sosial tdk pernah berkomunikasi dgn anak terlantar

Pejabat Dinas Sosial tdk pernah berkomunikasi dgn ortu

Pemkab kurang mengkomunikasikan anak terlantar

Pemkab kurang mengkomunikasikan anak terlantar

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

166 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

Matrix 4.5.B.3.c Analisis Kesenjangan Orang tua untuk menuntut Hak-hak kepada pengemban Tugas dlm kaitannya dengan

Hak Asuh anak memperoleh hak asuh

PEMEGANG KLAIM

KAPASITAS KELUARGA BESAR PEMIMPIN MASYARAKAT OTORITAS KECAMATAN OTORITAS KABUPATEN OTORITAS NASIONAL

TANGGUNG JAWAB Byk isteri menerima dominasi para suaminya

Para Ortu miskin tidak peduli terhadap hak-haknya dan hak-hak anak-anaknya

Para Ortu miskin tidak peduli terhadap hak-haknya dan hak-hak anak-anaknya

Para Ortu miskin tidak peduli terhadap hak-haknya dan hak-hak anak-anaknya

Para Ortu miskin tidak peduli terhadap hak-haknya dan hak-hak anak-anaknya

WEWENANG Byk isteri dikendalikan oleh para suami didlm keluarga

Para ortu miskin tdk pernah dilibatkan dlm pemilihan pemimpin masyarakat

Para ortu yg miskin tdk menuntut hak-haknya

Para ortu yg miskin tdk menuntut hak-haknya

SUMBERDAYA Umumnya para isteri tdk mampu mengontrol sumber daya rumah tangga

Tidak ada lahan Untuk orang tua miskin

Rendahnya penghasilan menyebabkan kemiskinan

Rendahnya penghasilan & tdk ada keterapilan menyebabkan pengangguran dan kemiskinan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Tdk dihargainya pendapt para perempuan miskin

Para orang tua miskin tidak pernah dikutkan dalam musyawarah

Kurangnya pelayanan sosial, pendidikan dan kesehatan yang berakibat meningkatnya kemiskinan

KOMUNIKASI Kemiskinan dan kurangnya pendidikan ortu menimbulkan ketidakpercayaan diri untuk menuntut hak-haknya

Kemiskinan dan kurangnya pendidikan ortu menimbulkan ketidakpercayaan diri untuk menuntut hak-haknya

Kemiskinan dan kurangnya pendidikan ortu menimbulkan ketidakpercayaan diri untuk menuntut hak-haknya

Kemiskinan dan kurangnya pendidikan ortu menimbulkan ketidakpercayaan diri untuk menuntut hak-haknya

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

167 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

C. Tindakan / Aksi Kunci

1. Identifikasi Aksi-Aksi Kunci

Usulan Aksi Kunci Mengurangi Kesenjangan Pengemban Tugas

Matrix 4.5.C.1.a Matriks Usulan Aksi untuk mempersempit kesenjangan kapasitas Dinas Sosial sebagai pengembang tugas

Dalam kaitannya dengan Hak Anak terlantara memperoleh Hidup Layak

PEMEGANG KLAIM

KAPASITAS ANAK-ANAK ORANG TUA PEMIMPIN MASYARAKAT OTORITAS KECAMATAN OTORITAS KABUPATEN

TANGGUNG JAWAB Meningkatkan aparat & kedisiplinan aparat

Mengadakan pelatihan bagi ortu dan memberikan bantuan

Melatih pengurus wadah anak terlantar

Mematau penggunaan dana

Memantau penggunaan dana dan aparat

WEWENANG Menunjuk aparat untuk menangani anak terlantar

Melatih aparat untuk membentuk wadah anak terlantar

Memberikan dana bagi pengurus wadah anak terlantar

Membentuk wadah anak terlantar kecamatan

Membentuk wadah anak terlantar kabupaten yg melibatkan stakeholders

SUMBERDAYA Melakukan pelatihan aparat u/ penanganan anak terlantar

Memberikan dana u/ wadah anak terlantar

Memberikan dana u/ wadah anak terlantar

Menyalurkan dana u/ wadah anak terlantar

Memberikan uang perjalanan, bulanan dan uang pengelolaan wadah anak terlantar

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Melatih aparat yg menangani anak terlantar tentang konsep pelatihan bagi anak terlantar

Membuat wadah anak terlantar sebagi wadah pembuat keputusan

Mobilisassi aparat untuk terlibat dlm pembangunan masyarakat

Melatih aparat u/ terlibat dalam pembangunan masyarakat

Melatih aparat dlm perencanaan penganggaran

KOMUNIKASI Melatih kembali aparat u/ memfasilitasi anak terlantar

Wadah anak terlantar mengkomunikasikan keluhan-keluhannya kepada aparat

Melatih aparat dgn bahasa setempat agar mudah berkomunikasi dgn masyarakat

Para aparat terlibat langsung dalam penanganan anak terlantar

Memantau para aparat u/ terlibat dlm pembangunan masyarakat

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

168 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

2. Identifikasi & Analisis Pengembangan kemitraan

Matrix 4.5.C.1.b Pemetaan Pemangku Kepentingan Sosial

BERDASARKAN ARTI PENTING Tidak

diketahui/tidakada/kurang Paling atau bahkan

sangat penting

BERDASARKAN PENGARUH

Kurang/Tidak ada/tidak diketahui Keluarga Orang tua

Besar atau bahkan sangat besar Masyarakat Pemerintah

3. Strategi Pengemban Kemitraan

Matrix 4.5.C.3.a Strategi Pengemban Kemitraan

Mitra Potensial Apa yang dapat mereka

lakukan Apa yang mereka

butuhkan Strategi pengembangan

kemitraan yang perlu dilakukan (1) (2) (3) (4)

Keluarga Membantu dan meningkatkan keterampilan

Pelatihan dan bantuan dana

Memberikan pelatihan agar bantuan yg akan diberikan dpt diolah hingga dpt meningkatkan penghasilan keluarga dan mampu membantu ortu yg kurang mampu

Orang Tua Merawat anak dan meningkatkan penghasilan

Pelatihan dan bantuan dana atau lahan

Memberikan pelatihan agar bantuan yg akan diberikan dpt diolah hingga dpt meningkatkan penghasilan ortu dan ortu mampu merawat anaknya sendiri

Masyarakat Membantu orang tua dan anak terlantar

Sosialisasi dan bantuan dana

Membantu ortu dan anak terlantar dan mendata serta melaporkan kpd pemerintah

Pemerintah Memfasilitasi orang tua yang tidak mampu dan anak terlantar

Aparat dan Anggaran Melatih aparat dan terjun langsung mematau keadaan dilapangan serta menggunakan anggaran yang tepat

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

169 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF

4. Rancangan Program

Gambar 4.5.C.3.a Pohon Tujuan Berkurangnya Jumlah Anak Terlantar

Berkurangnya jumlah Anak Terlantar

Adanya Perhatian Pemerintah

Orang Tua Merawat Anak sendiri

Adanya kepedulian Keluarga

- Terbentuknya wadah anak terlantar

- Meningkatnya penghasilan

- Meningkatnya kesadaran ortu

Terampil

- Sosialisasi

- Tersedianya anggaran untuk anak terlantar

-

- menerima bantuan dana maupun lahan

- ikut program KB

Pelatihan

Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009

170

5.Matriks Logframe

Matrix 4.5.C.3.a Matriks Logframe

Hirarki hasil Indikator Waktu

(dalam tahun) Cara Verifikasi SKPD yang bertanggungjawab

Perkiraan Anggaran Risiko dan Asumsi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Terpenuhinya kebutuhan anak terlantar

Jumlah anak terlantar 0 – 18 tahun

1 Tahun

Pelaporan rutin jumlah anak yang terlantar

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Rp. 300.000.000 Dana melakukan verifikasi tidak cukup

Mengurangi jumlah anak terlantar

Jumlah anak terlantar 0 – 18 tahun

1 Tahun Pelaporan rutin jumlah anak yang terlantar

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Rp. 350.000.000 Dana melakukan verifikasi tidak cukup