Hand, Foot, Mouth Disease

3
Hand, Foot, and Mouth Disease DEFINISI Hand, foot, and mouth disease (HFMD) merupakan suatu penyakit infeksi virus akut yang bersifat self-limiting disease yang sering terjadi pada bayi dan anak-anak, yang ditandai dengan adanya vesikel pada telapak tangan, telapak kaki, dan mukosa oral. Hand, foot, and mouth disease pertama kali dilaporkan terjadi di New Zealand tahun 1957 dan penyebab tersering disebabkan oleh coxsackievirus A16 (CVA 16) dan human enterovirus 71 (HEV71). Hand, foot, and mouth disease merupakan infeksi enteroviral yang mudah menular terutama pada anak-anak. Hand, foot, and mouth disease biasanya lebih sering menyerang anak- anak usia 2 sampai 10 tahun, tapi dapat juga terjadi pada orang dewasa. ETIOLOGI DAN PATOGENSIS HFMD adalah penyakit yang disebabkan oleh enterovirus non polio seperti coxsackievirus A5, A7, A9, A10, A16, B1, B2, B3, B5, echovirus, dan enterovirus lainnya. Penyebab tersering dari penyakit ini adalah virus coxsackievirus A-16 dan enterovirus 71. Enterovirus termasuk dalam famili Pikornaviridae yang artinya virus RNA yang kecil. Subkelompok enterovirus yaitu coxsackievirus, ekovirus, dan poliovirus. Penamaan Coxsakie karena sewaktu ditemukan, virus ini berasal dari sampel tinja yang normal dari orang di daerah Coxsakie, New York. Coxsakievirus termasuk virus kecil tanpa envelope dengan single stranded, panjangnya 7400 nukleotida. Infeksi Coxsackievirus merupakan infeksi yang sangat menular. Masa inkubasi enterovirus dan coxsackievirus rata-rata 3-6 hari. Transmisi terjadi melalui kontak langsung melalui droplet, sekresi oral atau feses dalam rute fekal- oral atau oral-oral. Implantasi enterovirus terjadi pada faring dan saluran cerna bagian bawah. Enterovirus menginvasi dan membelah diri (replikasi) pada saluran cerna. Dalam 24 jam infeksi menyebar ke nodus limfa regional. Pada sekitar hari ke 3 terjadi viremia minor yang melibatkan banyak tempat-tempat sekunder. Multiplikasi virus di tempat ini terjadi bersama dengan mulainya gejala klinis. Penyakit dapat bervariasi dari ringan ke infeksi yang mematikan. Viremia

description

OM

Transcript of Hand, Foot, Mouth Disease

Hand, Foot, and Mouth Disease

DEFINISIHand, foot, and mouth disease (HFMD) merupakan suatu penyakit infeksi virus akut yang bersifat self-limiting disease yang sering terjadi pada bayi dan anak-anak, yang ditandai dengan adanya vesikel pada telapak tangan, telapak kaki, dan mukosa oral. Hand, foot, and mouth disease pertama kali dilaporkan terjadi di New Zealand tahun 1957 dan penyebab tersering disebabkan oleh coxsackievirus A16 (CVA 16) dan human enterovirus 71 (HEV71).Hand, foot, and mouth disease merupakan infeksi enteroviral yang mudah menular terutama pada anak-anak. Hand, foot, and mouth disease biasanya lebih sering menyerang anak-anak usia 2 sampai 10 tahun, tapi dapat juga terjadi pada orang dewasa.

ETIOLOGI DAN PATOGENSISHFMD adalah penyakit yang disebabkan oleh enterovirus non polio seperti coxsackievirus A5, A7, A9, A10, A16, B1, B2, B3, B5, echovirus, dan enterovirus lainnya. Penyebab tersering dari penyakit ini adalah virus coxsackievirus A-16 dan enterovirus 71.Enterovirus termasuk dalam famili Pikornaviridae yang artinya virus RNA yang kecil. Subkelompok enterovirus yaitu coxsackievirus, ekovirus, dan poliovirus. Penamaan Coxsakie karena sewaktu ditemukan, virus ini berasal dari sampel tinja yang normal dari orang di daerah Coxsakie, New York. Coxsakievirus termasuk virus kecil tanpa envelope dengan single stranded, panjangnya 7400 nukleotida.Infeksi Coxsackievirus merupakan infeksi yang sangat menular. Masa inkubasi enterovirus dan coxsackievirus rata-rata 3-6 hari. Transmisi terjadi melalui kontak langsung melalui droplet, sekresi oral atau feses dalam rute fekal-oral atau oral-oral. Implantasi enterovirus terjadi pada faring dan saluran cerna bagian bawah. Enterovirus menginvasi dan membelah diri (replikasi) pada saluran cerna. Dalam 24 jam infeksi menyebar ke nodus limfa regional. Pada sekitar hari ke 3 terjadi viremia minor yang melibatkan banyak tempat-tempat sekunder. Multiplikasi virus di tempat ini terjadi bersama dengan mulainya gejala klinis. Penyakit dapat bervariasi dari ringan ke infeksi yang mematikan. Viremia mayor terjadi selama periode multiplikasi pada tempat-tempat sekunder, biasanya berakhir pada hari ke 3-7 infeksi.Selama 7 hari, kadar neutralizing antibody akan meningkat dan virus akan dieliminasi dari tubuh.

MANIFESTASI KLINISSetelah masa inkubasi penyakit HFMD yaitu sekitar 3 sampai 6 hari timbul gejala prodromal selama 12 sampai 24 jam berupa demam yang tidak terlalu tinggi, malaise, dan nyeri abdominal atau gejala respiratorik lainnya. Dua puluh lima persen pasien dapat mengalami limfadenopati submandibular dan atau servikal.Gejala klinis ditandai dengan adanya ulserasi berupa lesi di sekitar mulut yang sangat pedih sehingga menyebabkan anak tidak mau makan. Lesi di mulut berupa makula yang dapat berkembang menjadi vesikel, dengan daerah tersering timbul yaitu di palatum, lidah, serta mukosa pipi (buccal). Lesi mukokutaneus yang terjadi berupa timbul makula sampai papula yang berkembang cepat menjadi vesikel dengan dikelilingi dasar yang kemerahan (eritem). Vesikel cepat mengalami erosi yang dikelilingi halo yang kemerahan. Lesi sembuh tanpa meninggalkan jaringan parut.

TATALAKSANAHFMD ini merupakan suatu penyakit yang bersifat self-limiting disease yang dapat sembuh dalam waktu 7-10 hari. Pengobatan yang dilakukan bersifat simptomatik. Tetapi pada kasus yang berat dengan penyebab HFMD yaitu enterovirus 71 dapat diberikan terapi.a. Tatalaksana umum Tatalaksana umum meliputi edukasi untuk mencegah penularan dan penyebaran virus yaitu edukasi bahwa virus yang menyebabkan HFMD tetap ada di feses pasien selama satu bulan. Edukasi pentingnya teknik mencuci tangan yang baik dan benar untuk mengurangi potensi penyebaran penyakit. Edukasi untuk tidak memecahkan lepuhan atau bintil untuk mengurangi penyebaran virus. Anjurkan pasien untuk lebih sering minum untuk mencegah dehidrasi. Ganti diet menjadi makanan lunak seperti sop jika terjadi lesi di mulut. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat di rumah sampai keadaan umum pasien membaik dan seluruh lesi pecah dan kering untuk mempercepat proses penyembuhan HFMD yang bersifat self limiting disease.

b. Tatalaksana khususTatalaksana khusus meliputi topikal dan sistemik. Tatalaksana topikal diantaranya yaitu dengan pemberian obat topikal anestesi pada lesi sebelum makan berupa larutan dyclonine hydrochlorida 0,5% atau gel lidokain untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada lesi di mulut saat penderita makan.Tatalaksana sistemik diantaranya berupa terapi simptomatik yaitu pemberian antipiretik untuk mengatasi demam dan analgesik untuk mengatasi arthralgia. Pada penderita HFMD yang tidak mau minum, dapat diberikan terapi cairan secara intravena untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan syok.Terapi awal dengan penggunaan milrinone yaitu cyclic phosphodiesterase-inhibitor juga berpotensi untuk mengurangi angka kematian dari penyakit yang memiliki komplikasi berat yang disebabkan enterovirus 71. Pemberian IgG secara intravena di China pada tahun 2000 juga menghasilkan angka keberhasilan penyembuhan infeksi enterovirus 71 pada kasus yang parah.

PENCEGAHANPencegahan dengan menggunakan vaksin untuk kasus HFMD terutama dengan penyebab enterovirus 71 sedang dikembangkan. Seseorang dapat mengurangi risiko penularan HFMD yaitu dengan :

1. Teknik mencuci tangan yang baik dengan menggunakan sabun dan air terutama setelah mengganti popok bayi atau setelah keluar dari toilet.

2. Bersihkan dengan menggunakan disinfektan benda-benda yang kotor seperti mainan anak-anak. Pertama, cuci benda tersebut dengan air dan sabun, lalu disinfeksi dengan menggunakan larutan klorin.

3. Mencegah kontak seperti mencium, memeluk, atau menggunakan bersama peralatan makanan dengan penderita HFMD.