Hakekat Manusia Dan Dimensi
-
Upload
destriayu-vasista -
Category
Documents
-
view
949 -
download
1
Transcript of Hakekat Manusia Dan Dimensi
TUGAS PENGANTAR PENDIDIKAN
HAKEKAT MANUSIA DAN DIMENSI-DIMENSINYA
Nama : Destriayu Vasista
NIM/TM : 17485/2010
Prodi : Pendidikan Fisika
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Padang
2012
HAKEKAT MANUSIA DAN DIMENSI-DIMENSINYA
A. SIFAT HAKEKAT MANUSIA
Secara istilah hakikat berasal dari bahasa arab yaitu ‘haq’ yang berarti
kebenaran yang sesungguhnya (mendasar). Istilah manusia juga berasal dari bahasa
arab yaitu kata ‘man’ yang artinya manusia. Penggalan kata yang kedua yaitu
‘nasia’ yang artinya pelupa. Jadi manusia berarti orang yang sering lupa tentang
aturan atau peringatan-peringatan tuhan.
Beberapa istilah lain tentang manusia:
1) Al insane yaitu manusia yang punya hati. Ada juga manusia yang jasadnya
sudah hidup tetapi nuraninya telah mati karena tidak berfungsi.
2) Al basyar yaitu manusia yang secara lahiriah makhluk yang memerlukan
makan dan minum.
3) Annas artinya manusia secara umum.
4) Bani adam artinya keturunan atau anak cucu adam.
B. HAKEKAT MANUSIA MENURUT BEBERAPA PANDANGAN :
1) Pandangan Agama
Islam memandang manusia didassarkan pada ayat-ayat tuhan yang terkandung didalam
Al-Quran atau pandangan yang disampaikan oleh nabi Muhammad SAW yaitu
a) Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan sehingga manusia harus bertingkah
laku sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh tuhan.
b) Manusia sebagai khalifah dimuka bumi yang mengatur ala mini sesuai dengan
aturan tuhan.
2) Pandangan Filosofi
Hakikat berarti adanya berbicara menganai apa manusia itu, ada empat aliran yang
dikemukakan yaitu: Aliran serba zat, aliran serba ruh, aliran dualisme, aliran
eksistensialisme.
Aliran Serba Zat
Aliran serba zat ini mengatakan yang sungguh-sungguh ada, itu hanyalah zat materi,
alam ini adalah zat atau materi dan manusia adalah unsur dari alam, maka dari itu manusia
adalah zat atau materi.
Aliran Serba Ruh
Aliran ini berpendapat bahwa segala hakikat sesuatu yang ada didunia ini ialah ruh,
juga hakekat manusia adalah ruh, adapun zat itu adalah manifestasi dari pada ruh di atas
dunia ini. Dasar pikiran aliran ini ialah bahwa ruh itu lebih berharga, lebih tinggi nilainya
daripada meteri.
Dengan demikian aliran ini menganggap ruh itu ialah hakikat, sedangkan badan ialah
penjelmaan atau bayangan.
Aliran Dualisme
Aliran ini menggangap bahwa manusia itu pada hakekatnya terdiri dari dua subtansi, yaitu
jasmani dan rohani. Keduanya subtansi ini masing-masing merupakan unsur asal, yang
adanya tidak tergantung satu sama lain. Jadi badan tidak bersal dari ruh dan tidak bersal
dari badan. Perwujudannya manusia tidak serba dua, jasad dan ruh. Antara badan dan ruh
terjadi sebab akibat yang mana keduanya saling mempengaruhi.
Aliran Eksistensialisme
Aliran filsafat modern berpikir tentang hakikat manusia merupakan eksistensi atau
perwujudan sesungguhnya dari manusia. Jadi intinya hakikat manusia itu, yaitu apa yang
menguasai manusia secara menyeluruh. Di sini manusia dipandang tidak dari sudut serba
zat atau serba ruh atau dualisme dari dua aliran itu, tetapi memandangnya dari segi
eksistensi itu sendiri didunia ini.
Filsafat berpandangan bahwa hakikat manusia ialah manusia itu merupakan berkaitan
antara badan dan ruh.
3) Pandangan Ilmu
a) Sosiologi/antropologi
Manusia adalah individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya
untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia
lebih baik untuk ditempati. Manusia adalah individu yang sangat dipengaruhi
oleh lingkungan terutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang
sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan
sosial.
Berdasarkan ilmu antropologi budaya, manusia adalah organisme sosio
budaya. Berdasarkan ilmu sosiologi, manusia adalah animal sociale (binatang
yang bermasyarakat) Berdasarkan ilmu politik , manusia adalah animal politicon
(binatang yang hidup berpolitik. Berdasarkan ilmu ekonomi, manusia adalah
animal economicus (binatang yang terus berusaha memperoleh kemakmuran
materiil.
b) Psikologi
Menurut Freud secara hakiki kepribadian manusia itu terdiri dari id, ego dan
supere ego. Didalam id terdapa daya penggerak kejiwaan / tingkah laku
manusia. Ego berfungsi untuk menjembatani id dengan dunia luar. Superego
tumbuh dan berkembang karena interaksi antara individu dan lingkungan yang
bersifat mengatur.
Di antara psikologi Barat, psikologi Eksistensial-Humanistik ternyata
banyak mempunyai kesesuaian pandangan dengan pandangan dan nilai-nilai
Islam. Eksistensial-Humanistik memandang manusia sebagai makhluk yang
mempunyai otoritas atas dirinya sendiri, punya kebebasan untuk ber-kehendak,
bertanggung jawab, aktualisasi, punya makna hidup, dan sebagainya.
c) Biologi
Seperti kita ketahui dalam ilmu biologi, bahwa manusia adalah hewan yang
memiliki bentuk yang paling baik dan indah.
Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin
untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak
berkemampuan tinggi. Maanusia biasanya dipelajari sebagai salah satu dari berbagai
spesies di muka Bumi. Pembelajaran biologi manusia kadang juga diperluas ke aspek
psikologis serta ragawinya, tetapi biasanya tidak ke kerohanian atau keagamaan. Secara
biologi, manusia diartikan sebagai hominid dari spesies Homo sapiens. Satu-satunya
subspesies yang tersisa dari Homo Sapiens ini adalah Homo sapiens sapiens. Mereka
biasanya dianggap sebagai satu-satunya spesies yang dapat bertahan hidup dalam genus
Homo. Manusia menggunakan daya penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna.
Dengan adanya kedua kaki untuk menggerakan badan, kedua tungkai depan dapat
digunakan untuk memanipulasi obyek menggunakan jari jempol (ibu jari).
HARKAT DAN MARTABAT MANUSIA
Harkat dan Martabat Manuasia membedakan manusia dari makhluk-makhluk
lainnya di seluruh alam semesta, dimana Harkat dan Martabat Manusia (HMM) yang
mengandung butir-butir bahwa manusia adalah:
a) makhluk yang terindah dalam bentuk dan pencitraannya;
b) makhluk yang tertinggi derajatnya;
c) makhluk yang beriman dan bertaqwa kepada Tuahn Yang Maha Kuasa;
d) khalifah dimuka bumi; dan
e) pemilik Hak-hak Asasi Manusia (HAM)
kata kunci untuk dimensi kefitrahan manusia dapat didefinisikan
adalah kebenaaran dankeluhuran, dimensikeindividualanadalah potensi dan perbedaan,
dimensikesosialan adalah komunikasi dan kebersamaan, dimensi kesusilaan
adalah nilai dan moral, dan dimensi keberagamaan adalah iman dan taqwa. Kelima dimensi
kemanusiaan tersebut merupakan satu kesatuan, saling terkait dan berpengaruh. Pada
dasarnya menyatu, berdinamika dan bersinergi sejak awal kejadian individu, sampai akhir
kehidupannya. Kelima menuju kepada perkembangan individu menjadi “manusia
seutuhnya”
C. FITRAH MANUSIA
Hakekatnya, dalam diri manusia ada fitrah untuk senantiasa berbuat baik dan
menjauhkan diri dari perbuatan jahat. Nurani manusia selalu merindukan kedamaian dan
ketenangan. Di lubuk hati manusia, pada dasarnya selalu ada keinginan mengikuti jalan
agama yang benar. Inilah fitrah manusia yang diajarkan Islam.
Bagi manusia yang masih sadar akan eksistensi kemanusiaannya, tentu ia tidak mau
direndahkan derajatnya, ia akan mempertahankan fitrah kemanusiaannya. Bahkan, ia akan
selalu berusaha meningkatkan derajat serta kualitas kemanusiaannya. Tetapi bagi mereka
yang telah dibutakan mata hatinya oleh dekapan nafsu, ia akan terlena dan terbuai, tidak
memedulikan lagi fitrah kemanusiaannya yang suci.
D. ENERGI PEMBELAJARAN ; QUANTUM LEARNING; QUANTUM
TEACHING IKHLAS
Quantum Teaching
Kata Quantum sendiri berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Jadi
Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara
menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang
terjadi di dalam kelas.
Dalam Quantum Teaching bersandar pada konsep ‘Bawalah dunia mereka ke dunia
kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka’. Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran
dengan Quantum Teaching tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa.
Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional
yang baik dalam dan ketika belajar.
Quantum Learning
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang
mempertajam pemahaman dan daya ingat serta membuat belajar menjadi suatu proses yang
menyenangkan dan bermanfaat.
Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program
neurolinguistik(NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi.
Program ini meneliti tentang bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan
jalinan pengertian bahasa dan guru. Para pendidik dengan mengetahui NLP dapat
menggunakan bahasa positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan positif factor penting
untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat menunjukkan gaya
belajar terbaik dari setiap orang.
Quantum Ikhlas
Pada dasarnya semua benda atau materi merupakan kumpulan energi, baik benda riil
yang nyata wujudnya seperti benda-benda yang tampak di sekitar kita ataupun benda dalam
wujud abstrak seperti kebahagiaan, kesusahan, harapan, dan sebagainya. Mungkin itulah
sedikit yang bisa di tangkap tentang konsep fisika quantum yang mendasari teori quantum
ikhlas.
Perasaan yang positif merupakan suatu energi positif yang cenderung akan menarik
energi positif lainnya. Kumpulan energi positif ini kemudian akan mewujudkan suatu
kejadian yang positif sejalan dengan apa yang kita rasakan. Jadi pada dasarnya segala
kejadian yang pernah menimpa kita tidak datang dengan sendirinya, tetapi kita sendiri yang
menariknya sesuai dengan kondisi perasaan kita.
Ketika manusia benar-benar ikhlas, saat itulah doa atau niatnya berkolaborasi dengan
energi vibrasi quanta. Sehingga melalui mekanisme kuantum yang tak terlihat, Kekuasaan
dan Kekuatan Allah yang sedang bekerja.
E. DIMENSI-DIMENSI KEMANUSIAAN DAN PENGEMBANGANNYA
1) Dimensi Keindividuan
Manusia sebagai makhluk individual dimaksudkan pada orang seorang yang utuh yang
terdiri dari kesatuan fisik dan psikis. Keberadaan manusia sebagai makhluk individu
adalah bersifat unique artinya berbeda antara satu dan yang lain.
Kesadaran manusia akan dirinya sendiri merupakan perwujudan individualistis
manusia. Manusia sebagai makhluk individu memiliki hak sebagai kodrat alami atau
sebagai anugerah dari tuhannya.
Manusia memerlukan perawatan dan pendidikan dari manusia lain sehingga disebut
sebagai pendidik dalam proses pembinaannya untuk dapat mandiri.
Pemahaman pendidik yang tepat terhadap karakteristik peserta didiknya secara
individual sangat diperlukan dalam proses pendidikan sebab setiap individu memiliki latara
belakang dan kebutuhan yang berbeda.
2) Dimensi Kesosialan
Manusia adalah makhluk sosial sekaligus makhluk individu. Perwujudan manusia
sebagai makhluk sosial tampak pada kenyataan bahwa tidak ada manusia yang dapat hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain. Kehidupan sosial adalah realita dimana individu tidak
menonjolkan identitasnya tetapi yang tampak adalah identitas sosial yang pluralitas.
Esensi manusia sebagai makhluk sosial adalah adanya kesadaran manusia akan status
dan posisinya dalam kehidupan bersama.
3) Dimensi Kesusilaan
Kesusilaan merupakan ukuran baik atau buruk. Manusia susila adalah manusia yang
memiliki nilai-nilai, menghayati, dan melaksanakan nilai-nilai tersebut dalam
perbuatannya.
4) Dimensi Keberagaman
Manusia memerlukan agama untuk keselamatan hidupnya. Agama merupakan sandaran
vertikal dalam kehidupan manusia agar manusia menjadi makhluk yang tunduk dan taat
pada tuhannya.
Pendidikan agama tidak hanya tanggung jawab guru agama tetapi merupakan tanggung
jawab semua guru disekolah dan tanggung jawab setiap orang untuk saling menasehati pada
kebenaran terhadap semuanya.