Hakekat Konseling -Contoh Paper

15
HAKIKAT KONSELING PAPER Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar-dasar Konseling Dosen Pengampu : Drs. Suharso, M. Pd., Kons. (cover individual) Oleh : Ayub Indra Syafi’I 1301411068 JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Transcript of Hakekat Konseling -Contoh Paper

Page 1: Hakekat Konseling -Contoh Paper

HAKIKAT KONSELING

PAPER

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar-dasar Konseling

Dosen Pengampu : Drs. Suharso, M. Pd., Kons.

(cover individual)

Oleh :

Ayub Indra Syafi’I

1301411068

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2012

Page 2: Hakekat Konseling -Contoh Paper

HAKIKAT KONSELING

PAPER

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar-dasar Konseling

Dosen Pengampu : Drs. Suharso, M. Pd., Kons.

(cover klompok)

Oleh :

Ayub Indra Syafi’I 1301411068

Nusriana Erdos P 1301411052

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2012

Page 3: Hakekat Konseling -Contoh Paper

A. Pengertian Konseling

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konseling adalah:

“1 pemberian bimbingan oleh ahli kepada seseorang dengan metodologi

psikologis dsb; pengarahan; 2 proses pemberian bantuan oleh konselor

kepada konseli sedemikian rupa sehingga pemahaman terhadap

kemampuan diri sendiri dalam memecahkan masalah; penyuluhan”

Konseling merupakan suatu proses yang berawal dari kata “penyuluhan”

yang memiliki arti pemberian penerangan, informasi, atau nasehat kepada

pihak lain. Tetapi seiring berjalannya waktu, istilah ini tidak dapat mewakili

makna konseling yang sebenarnya. Kata konseling (counseling) berawal dari

kata counsel yang diambil dari bahasa Latin yaitu counselium, artinya atau

bicara bersama. Makna dari pembicaraan bersama ini adalah pembicaraan

antara konselor dan seorang klien (counselee). Konseling merupakan bagian

dari bimbingan dan konseling, baik sebagai pelayanan maupun sebagai

teknik. Rochman Natawidjaja (1987:32) mendefinisikan konseling adalah

suatu jenis pelayanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan,

konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua orang

individu, dimana yang seorang (konselor) berusaha membantu yang lain

(konseli) untuk mencapai pengertian tentang diri sendiri dalam hubungan

dengan masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.

Steffler dan Grant menyusun pengertian yang menyimpulkan bahwa ada

empat hal yang ditekankan yaitu konseling sebagai proses, konseling sebagai

hubungan yang spesifik, konseling adalah membantu klien, dan konseling

untuk mencapai tujuan hidup. Ada juga Jones (1963), pengertian konseling

adalah sebagai berikut:

“counseling is talking over a problem with some one. Usually but not

always, one of the two facts or experiences or abilities not possessed to the

same degree by the other. The process of counseling involves a clearing

up of the problem by discussion” (jones, 1965, p.291).

Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli mengenai konseling:

Page 4: Hakekat Konseling -Contoh Paper

ANTHONY YEO

Konseling merupakan sejenis pertolongan emosional, psikologis, yang

disediakan untuk mereka yang menghadapi situasi - situasi hidup yang agak

tidak wajar, dimana mereka mengalami sejumlah besar masalah.

ROBINSON, 1986

Konseling adalah semua bentuk hubungan antara dua orang, dimana

seseorang yaitu klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara

efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya, hubungan konseling

menggunakan wawancara untuk memperoleh dan memberikan berbagai

informasi, melatih atau mengajar, meningkatkan kematangan, memberikan

bantuan melalui pengambilan keputusan.

GIBSONS, 1981

Konseling adalah hubungan tolong menolong yang berpusat kepada

perkembangan dan pertumbuhan seseorang individu serta penyesuaian dirinya

dan kehendaknya kepada penyelesaian masalah, juga kehendaknya untuk

membuat keputusan terhadap masalah yang dihadapinya.

TAYLER, 1969

Dalam konseling bukan hanya klien yang belajar, tetapi konselor juga belajar

untuk memahami dirinya agar suatu persetujuan dapat dicapai.

MACLEAN

Konseling merupakan suatu proses yang terjadi dalam hubungan tatap muka

antara seorang individu yang terganggu oleh karena masalah yang tidak dapat

diatasinya sendiri dengan seorang pekerja yang profesional, yaitu orang yang

telah terlatih dan berpengalaman membantu orang lain mencapai pemecahan

terhadap berbagai jenis kesulitan pribadi.

WREN, 1955

Page 5: Hakekat Konseling -Contoh Paper

Konseling adalah suatu hubungan yang dinamik dan bertujuan antara

konselor dan klien

B. Tujuan Konseling

Sebuah konseling pasti mempunyai sebuah tujuan yang ingin dicapai yaitu

untuk membantu klien mencapai perkembangan secara optimal dalam batas-

batas potensinya (Williamson, 1961). Tujuan tersebut dapat dirinci menurut

Krumboltz dapat diklasifikasi sebagai: mengubah perilaku yang salah

penyesuaian, belajar membuat keputusan, dan mencegah timbulnya masalah

(Pietrofesa dkk, 1978).

1. Mengubah perilaku yang salah penyesuaian

Perilaku yang salah penyesuaian yang dimaksud adalah perilaku yang

tidak tepat, yang secara psikologis berupa perilaku yang patologis. Dan hal ini

merupakan sebuah perilaku yang tidak sesuai dan sangat menghambat

kepribadian individu untuk menyesuaikan diri dengan baik.

Konseling diselenggarakan untuk membantu klien mengenali perilakunya

yang salah dalam melakukan penyesuaian. Agar klien dapat berperilaku sesuai

maka konselor harus benar-benar mempelajari setiap sisi dari konselinya dan

berusaha mempengaruhi konseli agar ia dapat merubah dirinya sendiri.

2. Belajar Membuat Keputusan

Membuat keputusan merupakan suatu hal yang berat yang dialami oleh

seorang klien. Kebanyakan dari mereka berharap dengan dating kepada

konselor maka ia akan mendapatkan pemecahan masalah dari konselor itu.

Padahal kunci utama pemecahan masalah tersebut sebenrnya ada di dalam diri

konseli itu sendiri.

Membuat keputusan merupakan hal yang penting bagi klien. Karena itu

klien harus membuat keputusan yang lebih tepat untuk dirinya dan masa

Page 6: Hakekat Konseling -Contoh Paper

depannya, dan kalau dapat klien diajarkan untuk da[at mengubah

lingkungannya (Dimick dan Huff, 1970; Corey, 1988).

Membuat keputusan bagi klien melalui proses belajar, yaitu mulai belajar

mengidentifikasi alternative, memiliki alternative, menetapkan alternative

serta memprediksi berbagai konsekuensi dari keputusannya (Black, 1983).

Menurut Corey (1988) tujuan konseling tidak sekedar memperoleh kepuasan

klien tetapi justru meningkatkan ketidakpuasan sementara waktu, tetapi dapat

menghasilkan kepuasan jangka panjang.

3. Mencegah munculnya masalah

Mencegah munculnya masalah mengandung tiga pengertian, yaitu (1)

mencegah jangan sampai mengalami masalah di kemudian hari; (2) mencegah

jangan sampai masalah yang daialami bertambah berat atau berkepenjangan;

(3) mencegah jangan sampai masalah yang dihadapai berakibat gangguan

yang menetap (Notosoedirdjo dan Latipun, 1999).

Telah disebutkan diatas adalah tujuan konseling jangka pendek dan

menengah. Dan konseling tidak dianggap sukses hanya dengan mempunyai

tujuan pendek dan menengah tetapi harus mempunyai tujuan akhir. Tujuan

akhir dari konseling yaitu bersifat universal dan berlaku kepada siapapun,

misalnya aktualisasi diri, realisasi diri, peningkatan diri.

Adapun tujuan konseling di sekolah yaitu membantu siswa dalam : 1)

mengatasi kesulitan belajar, 2) mengatasi kebiasaan yang tidak baik pada saat

kegiatan belajar maupun dalam hubungan sosial, 3) mengatasi kesulitan yang

berhubungan dengan kesehatan jasmani, 4) hal yang berkaitan dengan

kelanjutan studi, 5) kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan

pemilihan pekerjaan dan 6) mengatasi kesulitan masalah sosial-emosional

yang berasal dari murid berkaitan dengan lingkunga sekolah, keluarga dan

lingkungan yang lebih luas.

Page 7: Hakekat Konseling -Contoh Paper

C. Karakteristik Konseling

George dan Cristiani (1990) mengemukakan enam karakteristik dinamika

dan keunikan hubungan konseling dibandingkan dengan hubungan membantu

yang lainnya. Keenam karakteristik itu antara lain:

1. Afeksi

Hubungan yang afektif dalam konseling sangat diperlukan karena dengan

adanya hubungan yang saling terbuka antara konselor dan konseli, maka

dalam proses konseling pihak konseli tidak akan merasa cemas dan ketakutan.

2. Intensitas

Semakin konselor dapat memposisikan diri dan memahami konseli dengan

baik, maka konseli dan konselor akan berada dalam hubungan yang intens.

Artinya bahwa dalam hubungan membantu itu klien tidak merasa canggung

lagi dan merasa lebih terbuka.

3. Pertumbuhan dan Perkembangan

Hubungan konseling bersifat dinamis. Hubungan tersebut dapat dikatan

dinamis jika dari waktu ke waktu terus terjadi peningkatan hubungan konselor

klien, pengalaman bagi klien dan tanggung jawabnya. Dengan demikian pada

klien terjadi pengalaman belajar untuk memahami dirinya sendiri sekaligus

bertangung jawab atas perkembangan dirinya selanjutnya setelah ia

melakukan konseling.

4. Privasi

Dalam sebuah konseling diharapkan terdapat keterbukaan antara konselor

dan konseli. Hal ini nantinya yang akan menjadi dasar adanya suatu

kepercayaan dan kaitannya dengan kerahasiaan masalah yang sedang

dihadapai oleh klien. Konselor harus benar-benar menjaga setiap apa yang

dibicarakan oleh konseli dan konselor tidak boleh memberitahukan kepada

Page 8: Hakekat Konseling -Contoh Paper

siapapun hal tersebut tanpa seizin dari klien. Perlindungan atau jaminan inilah

yang akan meningkatkan kemauan klien untuk membuka diri.

5. Dorongan

Konselor dalam hubungan konseling memberikan dorongan (supportive)

kepada klien untuk meningkatkan kemampuan dirinya yang berkembang

sesuai dengan kemampuannya. Dan konselor juga harus mempunyai cara yang

tepat agar konseli dapat merubah perilakunya yang kurang sesuai dan

memberi motivasi untuk berani mengambil resiko dari keputusannya tersebut.

6. Kejujuran

Kejujuran merupakan prasyarat bagi keberhasilan konseling. Tanpa

kejujuran dalam proses konseling maka tidak akan ada penyelesaian masalah,

bahkan dapat terjadi perselisihan antara konseli dan konselor.

D. Konseling sebagai Hubungan yang Membantu

Membantu berbeda dengan memberi atau mengambil alih.

Di dalam hubungan yang bersifat membantu, ada unsur memberi kepercayaan

klien untuk bertanggung jawab dan menyelesaikan masalah yang

dihadapinya.

Hubungan konseling bukan bermaksud mengalihkan pekerjaan klien kepada

konselor.

Hubungan membantu (helping relationship) dapat dilihat dari segi struktur

dibagi menjadi dua aspek yaitu hubungan membantu yang bersifat

professional dan tidak professional. Hubungan membantu yang dapat

dikatakan sebagai hubungan professional jika setidaknya terdapat seorang

tenaga professional yang membantu pihak lain, dan pekerjaan tersebut dalam

konteks profesi yang ditekuninya. Dan dikatakan sebagai hubungan

membantu tidak professional jika hubungan itu diluar profesi, missal

hubungan persahabatan, kekeluargaan dll.

Page 9: Hakekat Konseling -Contoh Paper

Cirri-ciri dasar hubungan helping menurut Bruche Shertzer dan Shally C.

Stone adalah:

1. Hubungan helping adalah penuh makna, bermanfaat;

2. Afeksi sangat mencolok dalam hubungan helping;

3. Keutuhan pribadi tampil atau terjadi dalam hubungan helping;

4. Hubungan helping terbentuk melalui kesepakatan bersama individu-

individu yang terlibat;

5. Hubungan saling terjalin karena individu yang hendak dibantu

membutuhkan informasi, pelajaran saran, dll;

6. Struktur helping relation adalah jelas atau gamblang.

7. Upaya-upaya yang bersifat kerja sama menandai helping relation.

8. Orang-orang dalam helping relation dapat dengan mudah ditemui atau

didekati dan terjamin tetap sebagai pribadi.

9. Perubahan merupakan tujuan hubungan konseling.

10. Helping relation dilangsungkan melalui komunikasi dan interaksi.

A Terry dan Capuzzi mengartikan bahwa hubungan membantu merupakan

beberapa individu bekerjasama untuk memecahkan apa yang menjadi

perhatiannya atau masalahnya dan/ atau membantu perkembangan di

pertumbuhan salah seorang dari keduanya (Capuzzi dan EF, 1991).

Sedangkan George dan Cristiani (1982) lebih menekankan bahwa hubungan

membantu itu bersifat “dinamis” dan “unik”. Secara lebih mendalam lagi

dikemukakan oleh Rogers (1961) bahwa maKsud hubungan tersebut adalah

untuk peningkatan pertumbuhan, kematangan, fungsi, cara penanganan

kehidupannya dengan memanfaatkan sumber-sumber internal yang ada pada

pihak yang diberi bantuan.

Hubungan membantu yang ada pada konseling beda dengan hubungan

membantu yang ada pada psikiater, psikolog, karena hubungan dalam

konseling mempunyai karakteristik yang sangat khusus. Kekhusussan

karakteristik ini terdapat pada sasaran yang dibantu, metode hubungannya, dan

masalah yang dihadapi.

Page 10: Hakekat Konseling -Contoh Paper

Hubungan konseling ialah hubungan yang membantu, artinya pembimbing

berusaha membantu si terbimbing agar tumbuh, berkembang, sejahtera dan

mandiri.

Shertzer dan Stone (1980) mendefinisikan hubungan konseling yaitu

interaksi antar seseorang dengan orang lain yang dapat menunjang dan

memudahkan secara positif bagi perbaikan tersebut.

Page 11: Hakekat Konseling -Contoh Paper

DAFTAR PUSTAKA

Dewa Ketut Sukardi dan Nila Kusmawati. 2008. Proses Bimbingan Konseling di

Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Latipun. 2008. Psikologi Konseling. Malang: UMM Press.

Mappiare, Andi. 1992. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta:

PT RajaGrafindo Persada.

Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:

Rineka Cipta.

Walgito, Bimo. 2005. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: C.V. ANDI

OFFSET.