Hakekat Bukti Audit2

18

Click here to load reader

description

document

Transcript of Hakekat Bukti Audit2

BUKTI AUDIT

A. Hakekat Bukti Audit Bukti Audit merupakan segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya. Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari data akuntansi dan semua informasi penguat (corroborating information) yang tersedia bagi auditor. Informasi ini sangat bervariasi sesuai kemampuannya dalam meyakinkan auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Bukti audit mencakup informasi yang sangat persuasif, misalnya perhitungan auditor atas sekuritas yang diperjualbelikan dan informasi yang kurang persuasif, misalnya respons atas pertanyaan pertanyaan dari para karyawan klien. Penggunaan bukti bukan hal yang aneh bagi auditor. Bukti juga digunakan secara ekstentif oleh para ilmuwan, pengacara dan ahli sejarah. Buku harian, buku besar dan buku pembantu, memo, dan catatan tidak resmi seperti daftar lembaran kerja (work sheet) yang mendukung alokasi biaya, perhitungan dan rekonsiliasi secara keseluruhan merupakan bukti yang mendukung laporan keuangan. Informasi pendukung lainnya meliputi semua dokumen seperti cek, faktur, surat kontrak, notulen rapat, konfirmasi dan pernyataan tertulis dari pihak yang kompeten, informasi yang diperoleh auditor melalui tanya jawab, pengamatan, inspeksi dan pemeriksaan fisik, serta informasi lain yang dihasilkan atau tersedia bagi auditor yang memungkinkannya untuk menarik kesimpulan dengan alasan kuat.Bukti audit merupakan suatu konsep yang fundamental di dalam audit, dan hal itu dinyatakan dalam standar pekerjaan lapangan ketiga. Ikatan Akuntan Indonesia (2001 : 326 pr. 1) menyatakan bahwa : Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi : Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pernyataan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.

B. Keputusan Bahan Bukti AuditKeputusan utama yang dihadapi para auditor adalah menentukan jenis dan jumlah bukti audit yang tepat untuk dikumpulkan agar dapat memberikan keyakinan yangt memadai bahwa berbagai komponen dalam laporan keuangan serta dalam keseluruhan laporan lainnya telah disajikan secara wajar.Berbagai keputusan auditor dalam pengumpulan bukti audit dapat dipilah kedalam empat sub keputusan berikut ini:1. Prosedur-prosedur audit apakah yang akan digunakan2. Ukuran sampel sebesar apakah yang akan dipilih untuk prosedur tertentu3. Item-item manakah yang akan dipilih dari populasi4. Kapankah berbagai prosedur itu akan dilakuka

Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit. Adapun prosedur audit yang biasa dilakukan oleh auditor meliputi:1. Inspeksi Merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen dan kondisi fisik sesuatu.2. Pengamatan (observation)Pengamatan atau observasi merupakan prosedur audit untuk melihat dan menyaksikan suatu kegiatan.

3. Permintaan Keterangan (enquiry)Merupakan prosedur audit yang dilakukan dengan meminta keterangan secara lisan.4. KonfirmasiKonfirmasi merupakan bentukpenyelidikan yang memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung dari pihak ketiga yang bebas.5. Penelusuran (tracing)Penelusuran terutama dilakukan pada bahan bukti dokumenter. Dimana dilakukan mulai dari data awal direkamnya dokumen, yang dilanjutkan dengan pelacakan pengolahan data-data tersebut dalam proses akuntansi.6. Pemeriksaan bukti pendukung (vouching)Pemeriksaan bukti pendukung (vouching) merupakan prosedur audit yang meliputi; Inspeksi terhadap dokumen-dokumen yang mendukung suatu transaksi atau data keuangan untuk menetukan kewajaran dan kebenarannya. Pembandingan dokumen tersebut dengan catatan akuntansi yang berkaitan.7. Perhitungan (counting)Prosedur audit ini meliputi perhitungan fisik terhadap sumberdaya berwujud seperti kas atau sediaan tangan, pertangungjawaban semua formulir bernomor urut tercetak.8. ScanningScanning merupakan penelaahan secara cepat terhadap dokumen, cacatan, dan daftar untuk mendeteksi unsur-unsur yang tampak tidak biasa yang memerlukan penyelidikan lebih mendalam.

9. Pelaksanaan ulang (reperforming)Prosedur audit ini merupakan pengulangan aktivitas yang dilaksanakan oleh klien.10. Computer-assisted audit techniquesApabila catatan akuntansi dilaksanakan dalam media elektronik maka auditor perlu menggunakan Computer-assisted audit techniques dalam menggunakan berbagai prosedur audit di atas.

C. Keandalan Bahan Bukti Yang MenyimpulkanStandar pekerjaan lapangan ketiga mengharuskan auditor untuk mengumpulkan bukti kompeten yang mencukupi untuk mendukung pendapat yang diberikan. Empat faktor yang menentukan apakah suatu bahan bukti dapat memberikan kesimpulan adalah relevansi, kompetensi, kecukupan, dan ketepatan waktu.1. RelevansiBukti harus berkaitan atau relevan terhadap tujuan pengujian auditing sebelum dikatakan bersifat dapat menyimpulkan misalkan, auditor berkepentingan bahwa klien tidak membuat faktur penjualan kepada pelanggan untuk pengiriman yang telah dilakukan (tujuan kelengkapan). Kalau auditor memilih suatu sampel salinan faktur penjualan dan menelusuri masing-masing ke dokumen pengiriman yang berhubungan, bahan bukti menjadi tidak relevan untuk tujuan kelengkapan prosedur yang relevan adalah membandingkan satu sampel dokumen pengiriman dengan alinan faktur penjualan terkait untuk menentukan apakah tiap pengiriman telah dibuatkan fakturnya.

2. KompetensiKompetensi mengacu kepada derajat dapat dipercayanya suatu bahan bukti, kalau dari bukti dianggap sangat kompeten, akan sangat membantu meyakinkan auditor bahwa laporan keuangan sajikan dengan wajar. Kompetensi bahan bukti hanya terkaitan dengan prosedur audit yang pilih. Kompetensi tidak dapat diperbaiki dengan memperbesar sampel, atau memilih pos yang lain dari populasi. Kompetensi dapat diperbaiki hanya dengan memilih prosedur audit yang berisi lima karakteristik bahan bukti yang kompeten berikut ini.a. Independensi Penyedia DataBahan bukti yang diperoleh dari sumber di luar suatu satuan usaha akan lebih andal daripada yang diperoleh dari dalam. Misalkan, bahan bukti ekstern seperti komunikasi dengan bank, pengacara, atau pelanggan biasanya dianggap lebih andal daripada jawaban dari tanya jawab dengan klien. Demikian pula, dokumen yang berasal dari luar organisasi klien dipertimbangkan lebih andal daripada yang berasal dari dalam perusahaan, dan tidak pernah meninggalkan organisasi klien. Contoh buat yang pertama adalah polis asuransi dan contoh yang terakhir adalah permintaan pembelian.b. Efektifitas Stuktur Pengendalian InternKalau struktur pengendalian intern klien efektif, bahan bukti yang diperoleh darinya akan lebih andal daripada kalau pengendalian intern lemah. Misalkan, kalau pengendalian intern atas penjualan dan penagihan efektif, auditor dapat memperoleh bahan bukti yang lebih kompeten dari faktur penjualan dandokumen pengiriman daripada kalau pengendalian tidak memadai.c. Pengetahuan Yang Diperoleh Sendiri Oleh AuditorBahan bukti yang diperoleh sendiri oleh auditor melalui auditing fisik, pengamatan, perhitungan, dan inspeksi lebih kompeten daripada informasi yang diperoleh secara langsung misalkan, kalau auditor menghitung marjin sebagai persentase dari sebagai penjualan dan membandingkannya dengan periode sebelumnya. Bahan bukti tersebut lebih andal daripada kalau auditor mempercayakanp ada perhitungan kontroler.d. Kualifikasi Orang yang Menyediakan InformasiMeskipun sumber informasi independen, bahan bukti andal kalau orang yang menyediakan informasi tidak mempunyai kualifikasi untuk melakukan hal tersebut. Dengan alasan tersebut, konfirmasi dari pengacara dan bank biasanya sangat lebih diperhatikan daripada konfirmasi piutang usaha dari orang tidak akrab dengan dunia usaha. Demikian pula, bahan bukti diperoleh sendiri oleh auditor dapat menjadi tidak andal kalau dia sendiri tidak memiliki kualifikasi untuk mengevaluasi bahan bukti tersebut. Misalkan, auditing persediaan berlian oleh auditor yang tidak dilatih untuk bedakan berlian dengan gelas tidak akan menyediakan bahan bukti yang andal akan adanya berlian.e. Tingkat ObjektivitasBahan bukti yang objektif akan lebih andal daripada bahan bukti yang memerlukan pertimbangan untuk menentukan apakah ia benar. Contoh dari bahan bukti yang objektif adalah konfirmasi piutang usaha dan saldo bank, perhitungan fisik efek-efek dan uang tunai, dan menjumlahkan ke bawah daftar utang usaha untuk menentukan apakah cocok dengan saldo buku besar. Contoh bahan bukti yang subjektif adalah konfirmasi dari pengacara klien mengenai kemungkinan hasil tuntutan yang sedang dihadapi, dan pengamatan persediaan yang usang selama auditing fisik, dan tanya jawab dengan manajer kredit mengenai kolektibilitas piutang usaha yang tidak lancar. Dalam mengevaluasi keandalan bahan bukti yang subjektif, kualifikasi orang yang menyediakan data menjadi faktor yang penting.

3. KecukupanJumlah diukur terutama dengan besar sampel yang dipilih auditor. Dua hal yang paling penting dalam menentukan kecukupan adalah perkiraan auditor atas terjadinya kekeliruan dan efektifitas struktur pengendalian intern.4. Ketepatan waktuKetepatan waktu dari bahan bukti audit mengacu kepada kapan bahan bukti dikumpulkan atau periode yang dicakup oleh audit. Bahan bukti biasanya lebih membantu dalam memberikanKesimpulan bagi perkiraan neraca kalau diperoleh sedekat mungkin dari tanggal neraca. Misalkan perhitungan efek-efek pada tanggal neraca lebih dapat memberikan kesimpulan daripada menghitung dua bulan sebelumnya. Bagi perkiraan rugi laba, bahan bukti akan lebih menyimpulkan kalau dilakukan uji petik untuk seluruh periode daripada hanya sebagian periode. Misalkan, uji petik acak rias transaksi selama setahun akan lebih dapat menyimpulkan daripada uji petik hanya enam bulan pertama.

D. Tujuan Bukti Audit1. Adapun tujuan bukti audit (Anonim: 2012) yaitu :a. Membantu membuat keputusan tentang penilaian risiko dengan mempertimbangkan salah saji berupa potensial yang akan mungkin terjadi.Penilaian risiko audit adalah proses rekursif penelusuran bukti untuk menentukan keyakinan dan menilai keaslian dan kebenaran bukti audit guna mendukung penerbitan opini. Risiko audit merupakan salah satu yang menjadi perhatian auditor dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab profesionalnya dan kemungkinan adanya risiko audit. Risiko audit dapat ditimbulkan dari tingkat penemuan yang direncanakan dalam menghadapi irregularities, misalnya related party transaction (transaksi perusahaan induk dan anak atau transaksi antar keluarga); client misstate (klien melakukan penyimpangan; kualitas komunikasi (klien tidak kooperatif); initial audit (klien baru pertama kali audit); klien bermasalah (Anonim: 2011). b. Membantu menentukan prosedur audit yang cocok dengan asersi dan penilaian resiko.Asersi sangat penting karena membantu auditor dalam memahami bagaimana laporan keuangan mungkin disalah sajikan dan menuntun auditor dalam mengumpulkan bukti (Anonim: 2009).

2. Tujuan Audit Khusus dan Bukti AuditBottom of FormTerdapat 5 (lima) kelompok umum asersi laporan keuangan, yaitu:a. Keberadaannya atau keterjadiannya (existence or occurrence)Asersi tentang keberadaan atau terjadinya berhubungan dengan apakah aktiva atau utang perusahaan benarbenar ada pada tanggal neraca dan transaksitransaksi yang tercatat telah benarbenar terjadi selama periode tertentu.Keberadaan (eksistensi) suatu aktiva tidak hanya dilihat dari ujud fisiknya saja, seperti kas, persediaan dan aktiva tetap, namun ada pula yang tidak ada ujud fisiknya, misalnya piutang dan utang usaha. Sehubungan dengan saldo piutangdi atas, manajemen hanya menyatakan bahwa piutang yang terdiri dana piutang usaha, benar benar ada pada tanggal neraca. Manajemen tidak menyatakanbahwa Rp10.000.000, adalah jumlah yang benar.

b. Kelengkapannya (completeness)Asersi tentang kelengkapannya berhubungan dengan apakah telah memasukkan semua transaksi dan akun (rekening) yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan.Asersi manajemen tentang saldo piutang Rp. 10.000.000, mempunyai arti bahwa jumlah tersebut telah meliputi semua transaksi dan kejadian yang mempengaruhi saldo piutang tersebut, tidak ada piutang yang tidak dilaporkan (under stated) atau dinyatakan lebih (over stated). Auditor sangat memperhatikan terhadap asersi kelengkapan ini dalam kaitannya untuk menentukan kemungkinan adanya penyajian komponen laporan keuangan yang kurang dari yang seharusnya dengan menghilangkan sesuatuatau transaksi yang seharusnya ada.c. Hak dan kewajiban (right and obligations)Asersi tentang hak (rights) dan kewajiban (obligations) berhubungan dengan apakah aktiva tersebut benar-benar milik perusahaan dan semua utang adalah benar-benar kewajiban perusahaan pada tanggal neraca.Asersi ini menyatakan, bahwa manajemen secara implisit menyatakan bahwa piutang dan aktiva-aktiva lainnya yang dilaporkan pada neraca benar-benar milik perusahaan, dan utang-utang yang dilaporkan pada neraca benar-benar kewajiban perusahaan secara sah. Dengan demikian asersi ini hanya berkaitan dengan komponen- komponen neraca khususnya aktiva dan utang. d. Penilaian atau alokasi (valuation or allocation)Asersi penilaian (valuation) atau alokasi (allocation) berkaitan dengan ketepatan metode penilaian maupun pengalokasian yang digunakan oleh perusahaan serta kebenaran perhitungannya. Setiap pelaporan komponen laporan keuangan dengan jumlah tertentu mempunyai arti bahwa jumlah tersebut (1) telah ditentukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum umum, dan (2) bebas dari kesalahan perhitungan atau kekeliruan klerikal. Kesesuaian dengan prinsip akuntansi yang berterima umum meliputi ketepatan penerapan prinsip harga perolehan (cost), mempertemukan (matching), dan prinsip konsistensi. Asersi kesesuaian dengan prinsip akuntansi yang berterima umum (PABU) dapat meliputi penilaian bruto maupun netonya. Misalnya, piutang telah dinilai sebesar jumlah tagihan kepada pelanggan dan taksiran nilai bersih yang dapat direalisasi setelah mempertimbangkan taksiran tidak tertagihnya piutang; dan aktiva tetap telah dilaporkan kedua-duanya yaitu sebesar harga perolehan mula-mula dan nilai bukunya setelah mempertimbangkan jumlah akumulasi depresiasinya.Akhirnya dapat disimpulkan bahwa asersi penilaian atau alokasi berhubungan dengan tiga hal sebagai berikut: (1) penilaian bruto, (2) penilaian neto, dan (3) ketelitian matematis. Kategori asersi ini juga meliputi kelayakan (reasonableness) terhadap estimasi akuntansi yang dibuat manajemen.e. Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure) Asersi tentang penyajian (presentation) dan pengungkapan (disclosure) berhubungan dengan apakah masing- masing komponen laporan keuangan telah diklasifikasikan, dijelaskan dan diungkapkan dengan benar.Manajemen secara implisit menyatakan bahwa setiap komponen laporan keuangan telah disajikan secara benar dan diungkapkan secara memadai. Dalam hal penyajian piutang harus benar-benar menampakan piutang yang dapat direalisasikan, dalam arti setiap kemungkinan tidak tertagihnya piutang harus sudah diperhitungkan melalui pembentukan rekening penyisihan piutang kecuali dinyatakan lain. Hal-hal yang menyangkut piutang secara signifikan harus dijelaskan (diungkapkan), misalnya adanya piutang yang digadaikan, tidak dibentuknya penyisihan piutang, timbulnya kewajiban bersyarat (contingent liability) dan lain sebagainya. TujuanUmumPada dasarnya tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Untuk mencapai tujuan ini, auditor perlu menghimpun bukti kompeten yang cukup. Untuk menghimpun bukti kompeten yang cukup, auditor perlu mengidentifikasikan dan menyusun sejumlah tujuan audit spesifik untuk setiap akun laporan keuangan. Dengan melihat tujuan audit spesifik tersebut, auditor akan dapat mengidentifikasikan bukti apa yang dapat dihimpun, dan bagaimana cara menghimpun bukti tersebut.

TujuanSpesifikTujuan audit spesifik lebih diarahkan untuk pengujian terhadap pos pos yang terdapat dalamlaporan keuangan yang merupakan asersi manajemen.

E. Jenis-jenis Bahan Bukti AuditBukti audit dapat dikelompokkan ke dalam 9 jenis bukti. Berikut ini dikemukakan ke Sembilan jenis bukti tersebut:1. Struktur Pengendalian InternStruktur pengendalian intern dapat dipergunakan untuk mengecek ketelitian dan dapat dipercayai data akuntansi. Kuat lemahnya struktur pengendalian intern merupakan indicator utama yang menentukan jumlah bukti yang harus dikumpulkan. Oleh karena itu, struktur pengendalian intern merupakan bukti yang kuat untuk menentukan dapat atau tidaknya informasi keuangan dipercaya.

2. Bukti FisikBukti fisik banyak dipakai dalam verifikasi saldo berwujud terutama kas dan persediaan. Bukti ini banyak diperoleh dalam perhitungan aktiva berwujud. Pemeriksaan langsung auditor secara fisik terhadap aktiva merupakan cara yang paling obyektif dalam menentukan kualitas yang bersangkutan. Oleh karena itu, bukti fisik merupakan jenis bukti yang paling dapat dipercaya.Bukti fisik diperoleh melalui prosedur auditing yang berupa inspeksi penghitungan, danobservasi. Pada umumnya biaya memperoleh bukti fdisik sangat tinggi. Bukti fisik berkaitan erat dengan keberadaan atau kejadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.

3. Catatan AkuntansiCatatan akuntansi seperti jurnal dan buku besar, merupakan sumber data untuk membuat laporan keuangan. Oleh karena itu, bukti catatan akuntansi merupakan obyek yang diperiksa dalam audit laporan keuangan. Ini bukan berarti catatan akuntansi merupakan obyek audit. Obyek audit adalah laporan keuangan. Tingkat dapat dipercayanya catatan akuntansi tergantung kuat lemahnya struktur pengendalian intern.

4. KonfirmasiKonfirmasi merupakan proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi lansgung dari pihak ketiga sebagai jawaban atas permintaan informasi tentang unsure tertentu yang berdampak terhadap asersi laporan keuangan. Konfirmasi merupakan bukti yang sangat tinggi reliabilitasnya karena berisi informasi yang berasal dari pihak ketiga secara langsung dan tertulis. Konfirmasi sangat banyak menghabiskan waktu dan biaya.Ada tiga jenis konfirmasi, yaitu:a. Konfirmasi positifb. Blank confirmationc. Konfirmasi negative

Konfirmasi yang dilakukan auditor pada umumnya dilakukan pada pemeriksaan:a. Kas di bank dikonfirmasikan ke bank klienb. Piutang usaha dikonfirmasikan ke pelangganc. Persediaan yang disimpan di gudang umum. Persediaan ini dikonfirmasikan ke penjaga atau kepala gudangd. Hutang lease dikonfirmasikan kepada lessor5. Bukti DokumenterBukti documenter merupakan bukti yang paling penting dalam audit. Menurutr sumber dan tingkat kepercayaannya bukti, bukti documenter dapat dikelompokkan sebagai berikut:a. Bukti documenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor secara langsungb. Bukti documenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui klienc. Bukti documenter yang dibuat dan disimpan oleh klien

Bukti documenter kelompok a mempunyai kredibilitas yang lebih tinggi daripada kelompok b. Bukti documenter kelompok b mempunyai kredibilitas yang lebih tinggi daripada kelompok c. bukti documenter meliputi notulen rapat, faktur penjualan, rekening Koran bank (bank statement), dan bermacam-macam kontrak. Reliabilitas bukti documenter tergantung sumber dokumen, cara memperoleh bukti, dan sifat dokumen itu sendiri. Sifat dokumen mengacu tingkat kemungkinan terjadinya kesalahan atau kekeliruan yang mengakibatkan kecacatan dokumen. Bukti documenter banyak digunakan secara luas dalam auditing. Bukti documenter dapat memberikan bukti yang dapat dipercaya (reliabel) untuk semua asersi.

6. Bukti Surat Pernyataan TertulisSurat pernyataan tertulis merupakan pernyataan yang ditandatangani seorang individu yang bertanggung jawab dan berpengetahuan mengenai rekening, kondisi, atau kejadian tertentu. Bukti surat pernyataan tertulis dapat berasal dari manajemen atau organisasi klien maupun dari dari sumber eksternal termasuk bukti dari spesialis. Reprentation letter atau representasi tertulis yang dibuat manajemen merupakan bukti yang berasal dari organisasi klien. Surat pernyataan konsultan hokum, ahli teknik yang berkaitan dengan kegiatan teknik operasional organisasi klien merupakan bukti yang berasal dari pihak ketiga. Bukti ini dapat menghasilkan bukti yang reliable untuk semua asersi.

7. Perhitungan Kembali sebagai Bukti MatematisBukti matematis diperoleh auditor melalui perhitungan kembali oleh auditor. Penghitungan yang dilakukan auditor merupakan bukti audit yang bersifat kuantitatif dan matematis. Bukti ini dapat digunakan untuk membuktikan ketelitian catatan akuntansi klien. Perhitungan tersebut misalnya:a. Footing untuk meneliti penjumlahan verticalb. Cross-footing untuk meneliti penjumlahan horizontalc. Perhitungan depresiasi

Bukti matematis dapat diperoleh dari tugas rutin seperti penjumlahan total saldo, dan perhitugnan kembali yang rumit seperti penghitungan kembali anuitas obligasi. Bukti matematis menghasilkan bukti yang handal untuk asersi penilaian atau pengalokasian dengan biaya murah.

8. Bukti LisanAuditor dalam melaksanakan tugasnya banyak berhubungan dengan manusia, sehingga ia mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan lisan. Masalah yang ditanyakan antara lain meliputi kebijakan akuntansi, lokasi dokumen dan catatan, pelaksanaan prosedur akuntansi yang tidak lazim, kemungkinan adanya utang bersyarat maupun piutang yang sudah lama tak tertagih. Jawaban atas pertanyaan yang ditanyakan merupaka bukti lisan. Bukti lisan harus dicatat dalam kertas kerja audit. Bukti ini dpat menghasilkan bukti yang berkaitan dengan semua asersi.

9. Bukti Analitis dan PerbandinganBukti analitis mencakup penggunaan rasio dan perbandingan data klien dengan anggaran atau standar prestasi, trend industry, dan kondisi ekonomi umum. Bukti analitis menghasilkan dasar untuk menentukan kewajaran suatu pos tertentu dalam laporan keuangan dan kewajaran hubungan antas pos-pos dalam laporan keuangan. Keandalan bukti analitis sangat tergantung pada relevansi data pembanding. Bukti analitis berkaitan serta dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau pengalokasian.Bukti analitis meliputi perbandingan atas pos-pos tertentu antara laporan keuangan tahun berjalan dengan laporan keuangan tahun sebelumnya. Perbandingan in dilakukan untuk meneliti adanya perubahan yang terjadi dan untuk menilai penyebabnya.