Haid Dan Istihadhah

2
Haid Secara bahasa haid adl mengalir sesuatu. Adapun pengertian yg syar`i haid adl darah yg keluar pada waktu-waktu tertentu dari organ khusus wanita secara alami tanpa ada sebab bukan krn sakit luka atau keguguran atau selesai melahirkan. Haid ini keadaan berbeda-beda tergantung keadaan masing-masing wanita. Pertama Allah Ta`ala berfirman : “Mereka berta kepadamu tentang haid. Katakanlah: “Haid itu adl suatu kotoran. Oleh krn itu hendaklah kalian menjauhi para istri ketika mereka sedang haid dan jangan kalian mendekati mereka hingga mereka suci dari haid”. Wanita haid diharamkan utk mengerjakan shalat dan puasa baik yg wajib maupun yg sunnah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam mengabarkan hal ini ketika ada wanita yg mempertanyakan keberadaan kaum wanita yg dikatakan kurang agama dan akal beliau bersabda : “Bukankah jika wanita itu haid ia tdk melaksanakan shalat dan tdk puasa. mk itulah yg dikatakan setengah agamanya” Mandi Haid Yang wajib ketika mandi ini adl minimal meratakan air ke seluruh tubuh hingga pokok rambut. Dan yg utama melakukan mandi sebagaimana yg disebutkan dlm hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam ketika beliau dita oleh seorang wanita Anshar tentang tata cara mandi haid. Beliau sebagaimana dikabarkan Aisyah bersabda : “Ambillah secarik kain yg diberi misik lalu bersucilah dengannya”. Wanita itu bertanya: “Bagaimana cara aku bersuci dengan ?” Nabi menjawab : “Bersucilah dengannya”. Wanita itu mengulangi lagi pertanyaannya. Nabi menjawab: “Subhanallah bersucilah”. Aisyah berkata: mk aku menarik wanita tersebut ke dekatku lalu aku katakan kepadanya: “Ikutilah bekas darah dgn kain tersebut”. Istihadhah Adapun istihadhah adalah darah yang keluar dari seorang wanita di luar kebiasaan dan kewajaran, karena sakit atau semisalnya.

Transcript of Haid Dan Istihadhah

Page 1: Haid Dan Istihadhah

Haid Secara bahasa haid adl mengalir sesuatu. Adapun pengertian yg syar`i haid adl darah yg keluar pada waktu-waktu tertentu dari organ khusus wanita secara alami tanpa ada sebab bukan krn sakit luka atau keguguran atau selesai melahirkan. Haid ini keadaan berbeda-beda tergantung keadaan masing-masing wanita.

Pertama Allah Ta`ala berfirman :“Mereka berta kepadamu tentang haid. Katakanlah: “Haid itu adl suatu kotoran. Oleh krn itu hendaklah kalian menjauhi para istri ketika mereka sedang haid dan jangan kalian mendekati mereka hingga mereka suci dari haid”.

Wanita haid diharamkan utk mengerjakan shalat dan puasa baik yg wajib maupun yg sunnah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam mengabarkan hal ini ketika ada wanita yg mempertanyakan keberadaan kaum wanita yg dikatakan kurang agama dan akal beliau bersabda :

“Bukankah jika wanita itu haid ia tdk melaksanakan shalat dan tdk puasa. mk itulah yg dikatakan setengah agamanya”

Mandi Haid

Yang wajib ketika mandi ini adl minimal meratakan air ke seluruh tubuh hingga pokok rambut. Dan yg utama melakukan mandi sebagaimana yg disebutkan dlm hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam ketika beliau dita oleh seorang wanita Anshar tentang tata cara mandi haid. Beliau sebagaimana dikabarkan Aisyah bersabda :“Ambillah secarik kain yg diberi misik lalu bersucilah dengannya”. Wanita itu bertanya: “Bagaimana cara aku bersuci dengan ?” Nabi menjawab : “Bersucilah dengannya”. Wanita itu mengulangi lagi pertanyaannya. Nabi menjawab: “Subhanallah bersucilah”. Aisyah berkata: mk aku menarik wanita tersebut ke dekatku lalu aku katakan kepadanya: “Ikutilah bekas darah dgn kain tersebut”.

Istihadhah

Adapun istihadhah adalah darah yang keluar dari seorang wanita di luar kebiasaan dan kewajaran, karena sakit atau semisalnya.Bila seorang wanita terus menerus keluar darah dari kemaluannya, tanpa berhenti, maka untuk mengetahui apakah darah tersebut darah haid ataukah darah istihadhah bisa dengan tiga cara berikut ini secara berurutan.

(1) Apabila sebelum mengalami hal tersebut ia memiliki kebiasaan (‘adah) haid maka ia kembali pada kebiasaannya (‘adah-nya). Ia teranggap haid di waktu-waktu ‘adah tersebut, adapun selebihnya berarti istihadhah. Selesai masa ‘adah-nya ia mandi dan boleh melakukan ibadah puasa dan shalat (walau darahnya terus keluar karena wanita istihadhah pada umumnya sama hukumnya dengan wanita yang suci, pent.).

(2) Bila ternyata si wanita tidak memiliki ‘adah dan darahnya bisa dibedakan, di sebagian waktu darahnya pekat/kental dan di waktu lain tipis/encer, atau di sebagian waktu darahnya berwarna

Page 2: Haid Dan Istihadhah

hitam, di waktu lain merah, atau di sebagian waktu darahnya berbau busuk/tidak sedap dan di waktu lain tidak busuk, maka darah yang pekat/kental, berwarna hitam, dan berbau busuk itu adalah darah haid. Yang selainnya adalah darah istihadhah.

(3) Apabila si wanita tidak memiliki ‘adah dan tidak dapat membedakan darah yang keluar dari kemaluannya, maka di setiap bulannya (di masa-masa keluarnya darah) ia berhaid selama enam atau tujuh hari karena adanya hadits-hadits yang tsabit dalam hal ini. Kemudian ia mandi setelah selesai enam atau tujuh hari tersebut walaupun darahnya masih terus keluar. Sedapat mungkin ia menyumpal tempat keluarnya darah (bila darah terus mengalir) dan berwudhu setiap kali ingin menunaikan shalat.” (Al-Irsyad ila Ma’rifatil Ahkam, hal. 23-26 sebagaimana dinukil dalam Fatawa Al-Mar’ah Al-Muslimah, hal. 263-265)