siklus haid dan gangguannya

52
SIKLUS HAID DAN GANGGUANNYA I. PENDAHULUAN Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik adalah 28 hari. Rata-rata panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun ialah 25 hari, pada wanita usia 43 tahun 27 hari, pada wanita usia 55 tahun 51 hari. Jadi, sebenarnya panjang siklus haid 28 hari itu tidak sering dijumpai. Kira-kira 97% wanita yang berovulasi siklus haidnya berkisar antara 18-42 hari. Jika siklusnya kurang dari 18 hari atau lebih dari 42 hari dan tidak teratur, biasanya siklusnya tidak berovulasi (anovulatoar). 1 Haid telah lama menjadi pertanda penting dari perkembangan seksual wanita, yang merupakan salah satu tanda nyata dari endokrin wanita dan maturasi sistem reproduksi. Haid spontan dan regular membutuhkan (a) aksis sistem endokrin hipotalamus-hipofisis-ovarium yang intak (b) kemampuan endometrium untuk merespon stimulasi hormon steroid (c) aliran keluar yang intak dari genitalia internal ke eksternal. 2 1

description

referat obstetri dan ginekologi ndjsaikhdwdnhjkoxebhsfjocheijxohgsdbehijsbxehnwjosdghbehsjofghdbceajnsocgbehwjsohdcejniasokhdnejisaokdhnjexsohcbnaijos

Transcript of siklus haid dan gangguannya

Page 1: siklus haid dan gangguannya

SIKLUS HAID DAN GANGGUANNYA

I. PENDAHULUAN

Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai

pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus haid ialah jarak antara

tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari mulainya

perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus haid yang normal atau

dianggap sebagai siklus haid yang klasik adalah 28 hari. Rata-rata panjang siklus

haid pada gadis usia 12 tahun ialah 25 hari, pada wanita usia 43 tahun 27 hari,

pada wanita usia 55 tahun 51 hari. Jadi, sebenarnya panjang siklus haid 28 hari itu

tidak sering dijumpai. Kira-kira 97% wanita yang berovulasi siklus haidnya

berkisar antara 18-42 hari. Jika siklusnya kurang dari 18 hari atau lebih dari 42

hari dan tidak teratur, biasanya siklusnya tidak berovulasi (anovulatoar).1

Haid telah lama menjadi pertanda penting dari perkembangan seksual

wanita, yang merupakan salah satu tanda nyata dari endokrin wanita dan maturasi

sistem reproduksi. Haid spontan dan regular membutuhkan (a) aksis sistem

endokrin hipotalamus-hipofisis-ovarium yang intak (b) kemampuan endometrium

untuk merespon stimulasi hormon steroid (c) aliran keluar yang intak dari

genitalia internal ke eksternal. 2

Siklus haid manusia dipengaruhi dari faktor lingkungan dan stresor. Jadi,

ketidakteraturan haid tidak selalu mencerminkan hal patologis. Pemanjangan atau

haid yang hilang persisten dapat menjadi salah satu tanda awal adanya kelainan

neuroendokrin atau anatomi. 2

Lama haid biasanya antara 3-5 hari,ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-

sedikit, dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid itu

tetap. Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 ±16 cc. Pada wanita yang lebih tua

biasanya darah yang keluar lebih banyak. Jumlah darah haid lebih dari 80 cc

dianggap patologik.1

Kebanyakan wanita tidak merasakan gejala-gejala pada waktu haid, tetapi

sebagian kecil merasa berat dipanggul atau merasa nyeri (dismenorea). Usia gadis

remaja pada waktu pertama kalinya mendapat haid (menarche) bervariasi, yaitu 1

Page 2: siklus haid dan gangguannya

antara 10 – 16 tahun, tetapi rata-ratanya 12,5 tahun. Menarche terjadi di tengah-

tengah masa pubertas, yaitu masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Sesudah

memasuki masa pubertas, wanita memasuki masa reproduksi, yaitu masa dimana

ia dapat memperoleh keturunan. Masa reproduksi ini berlangsung 30-40 tahun dan

berakhir pada masa mati haid atau menopause.1,3

Gambar 1. Hipotalamus adalah sumber dari semua produksi hormon neurohipofisis

2

Page 3: siklus haid dan gangguannya

II. SIKLUS HAID

A. SIKLUS OVARIUM

Perubahan ovarium yang terjadi selama siklus seksual bergantung pada

hormon-hormon gonadotropik, FSH dan LH, yang disekresi kelenjar

hipofisis anterior. Tidak adanya hormon-hormon tersebut membuat

ovarium tetap tidak aktif, yang merupakan keadaan masa kanak-kanak,

ketika hampir tidak ada hormon gonadotropik hipofisis yang disekresi.

Pada usia 9 sampai 12 tahun, hipofisis secara progresif mulai mensekresi

lebih banyak FSH dan LH, yang menyebabkan dimulainya siklus seksual

bulanan normal yang terjadi pada usia 11 dan 15 tahun. Periode

perubahan ini disebut pubertas, dan saat terjadinya siklus menstruasi

pertama disebut menarke.1,3,5

Fase folikulare

Ketika seorang anak perempuan lahir, setiap ovum dikelilingi oleh

sebuah lapisan sel granulosa; ovum dengan lapisan granulosanya ini

disebut folikel primordial. Selama masa kanak-kanak, sel granulosa

dipercaya memberi nutrisi bagi sel ovum dan untuk mensekresi oocyte

maturation-inhibiting factor yang membuat ovum tetap pada tahap

primordial. Setelah pubertas, FSH dan LH dari kelenjar hipofisis

mulai disekresi dalam jumlah tertentu, ovarium bersama dengan

folikel lainnya mulai bertumbuh.4,5

Tahap pertama dalam pertumbuhan folikel adalah pembesaran dari

ovum itu sendiri, diameternya bertambah sebanyak dua hingga tiga

kali lipat. Lalu, sel-sel granulosa juga ikut bertumbuh pada beberapa

folikel, folikel ini dikenal sebagai folikel primer.

Pada beberapa hari pertama tiap bulannya, konsentrasi dari FSH dan

LH yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior mulai meningkat,

peningkatan FSH sedikit lebih tinggi dibandingkan LH. Hormon-

3

Page 4: siklus haid dan gangguannya

hormon ini, terutama FSH, menyebabkan percepatan pertumbuhan

pada 6 sampai 12 folikel primer setiap bulannya. Efek awalnya berupa

proliferasi dari sel granulosa, memberikan lebih banyak lapisan pada

sel-sel ini. Sel-sel spindel dihasilkan dari interstitium ovarium

berkumpul pada lapisan luar dari sel-sel granulosa, yang

menyebabkan peningkatan sekunder pada massa sel yang disebut teka.

Lapisan teka ini dibagi menjadi dua lapis. Pada teka interna, sel-selnya

memiliki karakteristik dari epitel yang serupa dengan sel-sel

granulosa, dan memiliki kemampuan untuk mensekresi hormon-

hormon steroid seks (estrogen dan progesteron). Lapisan yang lebih

luar, teka eksterna, berkembang menjadi kapsula jaringan ikat yang

kaya vaskular yang menjadi kapsul dari folikel yang berkembang.4,5,7

Setelah beberapa hari terjadinya fase proliferasi, massa sel granulosa

mensekresi cairan folikular yang mengandung konsentrasi tinggi

estrogen. Akumulasi dari cairan ini menyebabkan munculnya antrum

diantara massa sel granulosa. Pertumbuhan awal dari folikel primer

sampai ke tahap antrum kebanyakan distimulasi oleh FSH sendiri.

Setelah itu, percepatan pertumbuhan terjadi, mengakibatkan

terbentuknya folikel yang lebih besar yang disebut folikel vesikular.

Percepatan pertumbuhan ini disebabkan sebagai berikut: (1) Estrogen

disekresi ke dalam folikel dan menyebabkan sel-sel granulosa untuk

membentuk jumlah reseptor FSH yang lebih banyak; ini

mengakibatkan efek umpan balik positif karena menyebabkan sel-sel

granulosa menjadi lebih sensitif terhadap FSH. (2) FSH dan estrogen

bersama-sama merangsang reseptor LH pada sel-sel granulosa, hal ini

menyebabkan stimulasi LH terjadi dan menyebabkan terjadinya

sekresi folikuler yang lebih banyak. (3) Peningkatan estrogen dari

folikel ditambah dengan peningkatan LH dari kelenjar hipofisis

anterior bersama-sama menyebabkan proliferasi dari sel-sel teka

folikuler dan meningkatkan juga sekresinya. Ketika folikel antral

mulai bertumbuh, pertumbuhannya terjadi hampir secara eksplosif. 4

Page 5: siklus haid dan gangguannya

Ovum sendiri bertambah diameternya sebanyak tiga hingga empat kali

lipat, sehingga total pertambahan diameter dari ovum sebanyak 10 kali

lipat, atau pertambahan massa sebanyak 1000 kali lipat. Dengan

membesarnya folikel, ovum tetap tertanam pada massa sel granulosa

yang terletak pada salah satu kutub dari folikel. Hanya satu folikel

yang akan matang setiap bulannya, sementara yang lainnya

mengalami atresia. Proses atresia ini penting karena normalnya hanya

satu folikel yang bertumbuh cukup besar untuk mengalami ovulasi

setiap bulannya ini mencegah lebih dari satu anak yang berkembang

pada setiap kehamilan. Satu folikel mencapai diameter 1 sampai 1,5

cm pada saat ovulasi dan disebut folikel matur (matang).5,7

Ovulasi pada wanita yang memiliki siklus seksual 28 hari terjadi pada

hari ke 14 setelah onset menstruasi. Beberapa saat sebelum ovulasi

dinding luar yang menonjol dari folikel membesar dengan cepat, dan

bagian kecil pada bagian tengah dari kapsul folikel, yang disebut

stigma, menonjol seperti pentil. Sekitar kurang lebih 30 menit, cairan

mulai keluar dari folikel melalui stigma, dan sekitar 2 menit

kemudian, stigma ruptur, yang menyebabkan cairan yang lebih kental

pada bagian tengah folikel keluar. Cairan yang kental ini juga

membawa serta ovum yang dikelilingi oleh ribuan sel-sel granulosa

yang kecil, yang disebut corona radiata.4,5

LH merupakan unsur yang penting pada pertumbuhan akhir dari

folikel dan ovulasi. Tanpa hormon ini, bahkan dengan jumlah FSH

yang banyak, folikel tidak dapat sampai pada tahap ovulasi. Sekitar 2

hari sebelum ovulasi, LH disekresi lebih banyak oleh kelenjar

hipofisis anterior, sebanyak 6 hingga 10 kali lipat dan mencapai

puncaknya sekitar 16 jam sebelum ovulasi. FSH juga meningkat

sekitar dua hingga tiga kali lipat pada waktu yang sama, dan FSH

serta LH bekerja secara sinergis untuk mempercepat pembesaran dari

folikel selama beberapa hari sebelum ovulasi. LH juga memiliki efek

5

Page 6: siklus haid dan gangguannya

khusus pada sel granulosa dan sel teka, yaitu mengubah sel-sel

tersebut menjadi sel yang mensekresi progesteron. Untuk itu, jumlah

sekresi dari estrogen mulai menurun sekitar 1 hari sebelum ovulasi,

sementara progesteron mulai disekresi. Dengan semua keadaan

tersebut diatas, maka ovulasi dapat terjadi.4

LH menyebabkan peningkatan sekresi dari hormon steroid folikuler

yang mengandung progesteron. Dalam beberapa jam, dua peristiwa

terjadi, yang keduanya berhubungan dengan ovulasi: (1) Teka

eksterna mulai mengeluarkan enzim proteolitik dari lisosom, dan hal

ini menyebabkan meleburnya dinding kapsul folikel dan

menyebabkan melemahnya dinding dari folikel, yang menyebabkan

pembesaran folikel yang lebih lanjut dan degenerasi dari stigma. (2)

bersamaan dengan itu terdapat pertumbuhan yang cepat dari pembuluh

darah dalam dinding folikel, dan pada saat yang bersamaan,

prostaglandin (hormon yang menyebabkan vasodilatasi) disekresikan

ke dalam jaringan folikel. Kedua efek ini menyebabkan transudasi

plasma ke dalam folikel, yang juga berkontribusi terhadap pembesaran

folikel. Akhirnya, kombinasi dari pembesaran folikel dan degenerasi

dari stigma menyebabkan rupturnya folikel, dan akhirnya keluarlah

ovum.4

Gambar 2. Tahap

6

Page 7: siklus haid dan gangguannya

pertumbuhan folikel pada ovarium, juga memperlihatkan pembentukan korpus

luteum4

Fase luteal

Selama beberapa jam pertama setelah ovum dikeluarkan dari folikel,

sel-sel granulosa dan teka interna yang tersisa berubah dengan cepat

menjadi sel lutein. Diameter sel ini membesar dua kali atau lebih dan

terisi dngan inklusi lipid yang memberi tampakan kekuningan. Proses

ini disebut luteinisasi, dan seluruh massa dari sel bersama-sama

disebut sebagai korpus luteum. Suplai vaskular yang berkembang

dengan baik juga tumbuh ke dalam korpus luteum. Sel-sel granulosa

dalam korpus luteum terdapat retikulum endoplasma halus intrasel

yang luas, yang membentuk sejumlah besar hormon seks wanita,

progesteron dan estrogen (lebih banyak progesteron). Sel-sel teka

terutama lebih membentuk hormon androgen, androstenedion dan

testosteron daripada hormon seks wanita. Akan tetapi, sebagian besar

dari hormon-hormon itu akan dikonversikan oleh sel-sel granulosa

menjadi hormon-hormon wanita.5.7

Pada wanita normal, diameter korpus luteum tumbuh menjadi kira-

kira 1,5 cm. Tahap perkembangan ini dicapai dalam waktu 7 sampai 8

hari setelah ovulasi. Kemudian korpus luteum mulai berinvolusi dan

akhirnya kehilangan fungsi sekresi juga warna kekuningannya dan

sifat lipidnya dalam waktu kira-kira 12 hari setelah ovulasi, menjadi

korpus albikans selama beberapa minggu, korpus albikans akan

digantikan oleh jaringan ikat dan dalam hitungan bulan akan diserap.4

Perubahan sel-sel granulosa dan sel teka menjadi sel lutein sangat

bergantung pada LH yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis

anterior.4.5.7

Korpus luteum adalah organ yang sangat sekretorik yang mensekresi

sejumlah besar progesteron dan estrogen. Sekali LH bekerja pada sel

granulosa dan sel teka untuk menimbulkan luteinisasi, maka sel-sel 7

Page 8: siklus haid dan gangguannya

lutein yang baru terbentuk kelihatannya diprogram untuk meneruskan

tahapan yang sudah diatur yaitu (1) proliferasi, (2) pembesaran, (3)

sekresi dan (4) degenerasi. Semua itu terjadi dalam waktu 12 hari.4

Estrogen, khususnya, dan progesteron, dalam jumlah lebih sedikit,

yang disekresi oleh korpus luteum selama tahap luteal dari siklus

ovarium, mempunyai efek umpan balik yang kuat terhadap kelenjar

hipofisis anterior untuk mempertahankan kecepatan sekresi FSH

maupun LH yang rendah. Selain itu, sel lutein juga mensekresi

sejumlah kecil hormon inhibin, yang berfungsi menghambat sekresi

kelenjar hipofisis anterior, khususnya sekresi FSH. Konsentrasi FSH

dan LH dalam darah yang rendah terjadi, dan hilangnya hormon ini

akhirnya menyebabkan korpus luteum berdegenerasi secara

menyeluruh, suatu proses yang disebut involusi korpus luteum.

Involusi akhir biasanya terjadi pada hampir tepat 12 hari dari masa

hidup korpus luteum, sekitar hari ke-26 dari siklus menstruasi

wanitanormal, 2 hari sebelum menstruasi dimulai. Pada saat itu,

penghentian tiba-tiba sekresi estrogen, progesteron, dan inhibin dari

korpus luteum akan menghilangkan umpan balik halangan dari

kelenjar hipofisis anterior, memungkinkan kelenjar meningkatkan

sekresi FSH dan LH kembali. FSH dan LH akan merangsang

pertumbuhan folikel baru, memulai siklus ovarium yang baru.

Terhentinya sekresi progesteron dan estrogen secara sementara pada

waktu ini akan menyebabkan menstruasi oleh uterus.4.5.7

B. SIKLUS ENDOMETRIUM

Produksi berulang dari estrogen dan progesteron oleh ovarium

mempunyai kaitan dengan siklus endometrium pada lapisan uterus yang

bekerja melalui tahapan berikut ini:

8

Page 9: siklus haid dan gangguannya

Gambar 3. Fase pertumbuhan endometrium selama siklus bulanan seksual

wanita.4.

Fase proliferasi

Pada permulaan setiap siklus seksual bulanan, sebagian besar

endometrium telah berdeskuamasi akibat menstruasi. Sesudah

menstruasi, hanya selapis tipis stroma endometrium yang tertinggal,

dan sel-sel epitel yang tertinggal adalah yang terletak dibagian lebih

dalam dari kelenjar yang tersisa serta pada kripta endometrium.

Dibawah pengaruh estrogen, yang disekresi dalam jumlah lebih

banyak oleh ovarium, sel-sel stroma dan sel epitel berproliferasi

dengan cepat. Permukaan endometrium akan mengalami epitelisasi

kembali dalam waktu 4 sampai 7 hari sesudah terjadinya menstruasi.

Kamudian, selama satu setengah minggu berikutnya, yaitu sebelum

terjadinya ovulasi, ketebalan endometrium sangat meningkat karena

jumlah sel stroma bertambah banyak dan karena pertumbuhan sel

endometrium serta pembuluh darah baru yang progresif ke dalam

endometrium.Pada saat ovulasi, endometrium mempunyai ketebalan 3

sampai 5 mm. Kelenjar endometrium, khususnya daerah serviks, akan

mensekresi mukus yang encer mirip benang. Benang mukus akan

tersusun di sepanjang kanalis servikalis, membentuk saluran yang

membantu mengarahkan sperma ke arah yang tepat dari vagina 9

Page 10: siklus haid dan gangguannya

menuju ke dalam uterus.5,7

Fase sekretorik

Selama sebagian besar separuh akhir siklus bulanan, setelah ovulasi

terjadi, progesteron dan estrogen bersama-sama disekresi dalam

jumlah yang besar oleh korpus luteum. Estrogen menyebabkan sedikit

proliferasi sel tambahan pada endometrium selama fase siklus ini,

sedangkan progesteron menyebabkan pembengkakan yang nyata dan

perkembangan sekretorik dari endometrium. Kelenjar makin berkelok-

kelok; kelebihan substansi sekresinya bertumpuk di dalam sel epitel

kelenjar. Selain itu, sitoplasma dari sel stroma bertambah banyak,

simpanan lipid dan glikogen sangat meningkat dalam sel stroma, dan

suplai darah ke dalam endometrium lebih lanjut akan meningkat

sebanding dengan perkembangan aktivitas sekresi, dengan pembuluh

darah yang menjadi sangat berkelok-kelok. Pda puncak fase

sekretorik, sekitar 1 minggu setelah ovulasi, ketebalan endometrium

sudah menjadi 5 sampai 6 mm.4,7

Maksud keseluruhan dari semua perubahan endometrium ini adalah

untuk menghasilkan endometrium yang sangat sekretorik, yang

mengandung sejumlah besar cadangan nutrien yang membentuk

kondisi yang cocok untuk implantasi ovum yang sudah dibuahi selama

separuh akhir siklus bulanan.4.5.7

Fase menstruasi/haid

Jika ovum tidak dibuahi, kira-kira 2 hari sebelum akhir siklus bulanan,

korpus luteum di ovarium tiba-tiba berinvolusi, dan hormon-hormon

ovarium (estrogen dan progesteron) menurun dengan tajam sampai

kadar sekresi terendah. Terjadilah menstruasi.6,7

Menstruasi disebabkan oleh kurangnya estrogen dan progesteron,

terutama progesteron, pada akhir siklus ovarium bulanan. Efek

pertama adalah penurunan rangsangan terhadap sel-sel endometrium

10

Page 11: siklus haid dan gangguannya

oleh kedua hormon ini, yang diikuti dengan cepat oleh involusi

endometrium sendiri menjadi kira-kira 65 persen dari ketebalan

semula. Kemudian, selama 24 jam sebelum terjadinya menstruasi,

pembuluh darah yag berkelok-kelok, yang mengarah ke lapisan

mukosa endometrium, akan menjadi vasospastik, mungkin disebabkan

oleh efek involusi, seperti pelepasan bahan vasokonstriktor, mungkin

salah satu tipe vasokonstriktor prostaglandin yang terdapat dalam

jumlah banyak pada saat ini.6,7

Vasospasme, penurunan zat nutrisi endometrium, dan hilangnya

rangsangan hormonal menyebabkan dimulainya proses nekrosis pada

endometrium, khususnya dari pembuluh darah. Sebagai akibatnya,

darah akan merembes ke lapisan vaskuler endometrium, dan daerah

perdarahan akan bertambah besar dengan cepat dalam waktu 24

sampai 36 jam. Perlahan-lahan, lapisan nekrotik bagian luar dari

endometrium terlepas dari uterus pada daerah perdarahan tersebut,

sampai kira-kira 48 jam setelah terjadinya menstruasi, semua lapisan

superfisial endometrium sudah berdeskuamasi. Massa jaringan

deskuamasi dan darah dalam kavum uteri, ditambah efek kontraksi

dari prostaglandin dan zat-zat lain di dalam lapisan yang

berdeskuamasi, seluruhnya bersama-sama akan merangsang kontraksi

uterus yang menyebabkan dikeluarkannya isi uterus.4.6,8

Selama menstruasi normal, kira-kira 40 ml darah dan tambahan 35 ml

cairan serosa dikeluarkan. Cairan menstruasi ini normalnya tidak

emmbentuk bekuan, karena fibrinolisin dilepaskan bersama dengan

bahan nekrotik endometrium. Bila terjadi perdarahan yang berlebihan

dari permukaan uterus, jumlah fibrinolisin mungkin tidak cukup untuk

mencegah pembekuan. Adanya bekuan darah selama menstruasi

sering merupakan bukti klinis adanya kelainan patologi dari uterus.4

Dalam waktu 4 sampai 7 hari sesudah dimulainya menstruasi,

pengeluaran darah akan berhenti, karena pada saat ini endometrium

sudah mengalami epitelisasi kembali.4

11

Page 12: siklus haid dan gangguannya

Gambar 4 : Korelasi antara kadar hormon dan perubahan siklik ovarium dan uterus.6

C. KLASIFIKASI GANGGUAN HAID

Apabila siklus haid yang terjadi diluar keadaan normal, atau dengan kata

lain tidak berada pada interval pola haid pada rentang kurang dari 21 atau lebih

dari 35 hari dengan interval pendarahan uterus normal kurang dari 3 atau lebih

dari 7 hari disebut siklus menstruasi/haid yang tidak teratur.7,8

Gangguan Haid dan siklusnya khususnya dalam masa reproduksi dapat

digolongkan dalam :1

1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid

a. Hipermenorea atau menoragia

b. Hipomenorea

2. Kelainan siklus12

Page 13: siklus haid dan gangguannya

a. Polimenorea

b. Oligomenorea

c. Amenorea

3. Perdarahan di luar haid

a. Metroragia

4. Gangguan haid yang ada hubungannya dengan haid

a. Premenstrual tension (ketegangan prahaid)

b. Mastodinia

c. Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi)

d. Dismenorea

1. Hipermenorea atau menoragia

Menoragia adalah pendarahan haid yang lebih banyak dari normal,

atau lebih dari normal (lebih dari 8 hari). Menoragia disebabkan oleh

kondisi didalam uterus, misalnya adanya mioma uteri, polip

endometrium, gangguan pelepasan endometrium pada waktu haid.1

a. Adapun etiologi gangguan tersebut: 1,5,9,10

Uterus

a) Fibroid

b) Polip endometrium

c) Endometriosis

d) Pelvic Inflammatory Disease

Sistemik

a) Gangguan koagulasi

b) Penyakit Von Willebrand

c) Idiopathic Thrombocytopaenia Purpura

d) Defisiensi faktor V,VII,X dan XI

e) Hipotiroid

Iatrogenik

a) Kontrasepsi progesteron

13

Page 14: siklus haid dan gangguannya

b) Alat kontrasepsi dalam rahim

c) Antikoagulan

b. Langkah- langkah untuk penegakan diagnosis: 9

Anamnesis

a) Berapa lama waktu menstruasinya?

b) Apakah ada gumpalan?

c) Berapa lama biasanya mestruasinya berlangsung dan

seberapa sering terjadi?

d) Apakah terdapat perubahan antara mensturasinya?

e) Apakah ada perdarahan setelah berhubungan?

f) Apakah ada nyeri pinggang atau dispareunia?

g) Kontrasepsi apa yang telah digunakan?

Pemeriksaan 5, 9

a) Papsmear

b) Hematologi dan biokimia

Darah rutin harus dilakukan pada pasien yang mengeluh

menoragia karena sering menimbulkan anemia.

Pemeriksaan terhadap gangguan pembekuan hanya

dilakukan jika terdapat indikasi klinis, misalnya, menoragi

sejak menarche dan riwayat perdarahan sejak lahir.

c) Imaging

Transvaginalsonografi (TVS) biasanya menjadi

pemeriksaan utama. TVS mengukur ketebalan endometrium

dan mendiagnosa polip dan leiomioma dengan sensitivitas

80% dan spesifitas 69%

d) Pengambilan sampel endometrium

Tujuan pengambilan sampel endometrium pada menoragia

adalah untuk menyingkirkan atau mendiagnosis kanker atau

hiperplasia endometrium. Pengambilan sampel

endometrium direkomendasikan pada wanita dengan umur

14

Page 15: siklus haid dan gangguannya

lebih dari 40 tahun dan mereka dengan peningkatan risiko

keganasan endometrium. Risiko-risiko tersebut berupa

obesitas, DM, hipertensi, anovulasi kronik, nulipara dengan

riwayat infertilitas, riwayat keluarga dengan kanker

endometrium. Pada wanita muda pengambilan sampel

endometrium juga bisa sebagai indikasi jika terjadi

perdarahan abnormal yang tidak membaik dengan

pemberian obat. Metode yang umum digunakan yaitu

dengan aspirasi kuretase, dilatasi dan kuretase, histeroskopi.

c. Penatalaksanaan

Tujuan terapi adalah untuk menurunkan kehilangan darah,

menurunkan risiko anemia dan meningkatkan kualitas hidup. Terapi

medis diindikasikan ketika ada tanda abnormalitas pelvis dan wanita

tersebut ingin mempertahankan fertilitasnya. 9

Terapi medis dapat dibagi menjadi 2 kelas utama, yaitu

nonhormonal dan hormonal.

Terapi Nonhormonal 9

Terapi nonhormonal diberikan ketika sedang terjadi

menstruasi dan harus menjadi lini pertama dalam penanganan

yaitu menggunakan NSAID seperti asam mefenamat atau

antifibrinolitik seperti asam traneksamat.

NSAID memiliki kandungan untuk menghambat

pembentukan prostaglandin dan juga mengikat reseptor

prostaglandin yang meningkat pada uterus wanita dengan

menoragi. Banyaknya darah yang hilang akibat menstruasi juga

telah dievaluasi untuk jenis NSAID seperti naproxen, ibuprofen,

sodium diclofenac, dan flurbiprofen.

Dosis optimal sangat sulit untuk ditentukan. Beberapa

peneilitian telah menganalisa regimen mulai dari menstruasi hari

pertama dan dilanjutkan sampai 5 hari atau sampai menstruasi

15

Page 16: siklus haid dan gangguannya

berhenti. Efek samping yang umum dengan penggunaan NSAID

adalah iritasi saluran gastrointestinal dan inhibisi agregasi

platelet. Penghambat spesifik COX-2 mungkin dapat efektif

pada pengobatan menoragia, tetapi masih terdapat ketidak

jelasan mengenai keamanan dari obat ini. Obat lain yang dapat

diberikan selain NSAID adalah antifibrinolitik karena pada

kasus menoragia terdapat peningkatan aktivitas fibrinolitik

endometrium.

Terapi Hormonal 9

Untuk terapi hormonal terdiri dari progestogen, estrogen,

gonadotropin-releasing hormon agonist, AKDR dengan hormon

seperti levonorgestrel, anti-progestational agents,

Operasi 9

Operasi mungkin diperlukan pada kasus-kasus seperti

polip, fibroid, atau ada massa pada endometrium. Tindakannya

bisa melalui pengangkatan polip pada endometrium, ablasi

endometrium, myomektomi, hingga histerektomi.

Gambar 5. Tumor buli-buli tampak melengket ke dinding buli-buli pada vaginal ultrasound seorang wanita yang menoragia.10

2. Hipomenorea

16

Page 17: siklus haid dan gangguannya

Hipomenorea adalah pendarahan haid yang lebih pendek dan atau

lebih kurang dari biasa. Lama perdarahan : Secara normal haid sudah

terhenti dalam 7 hari. Kalau haid lebih lama dari 7 hari maka daya

regenerasi selaput lendir kurang. Misal pada endometritis, mioma.1

a. Adapun etiologi gangguan tersebut : 1

Sindrom Asherman yaitu terjadi adhesi intrauterin

Uterus: Bisa disebabkan oleh karena ukuran rongga uterus

mengecil misalnya karena miomektomi

Emosional dan psikologi

b. Langkah- langkah penegakan diagnosis :

Anamnesis

Laboratorium : Jumlah FSH, LH, estrogen, prolactin.

USG : Untuk melihat ketebalan dari endoemtrium

c. Penatalaksanaan

Tidak ada terapi yang khusus kecuali jika ditemukan sebab yang

nyata, terapi terdiri atas menenangkan penderita. Adanya

hipomenore tidak mengganggu fertilitas.

3. Polimenorea (Epimenoragia)

Polimenorea adalah siklus haid yang lebih pendek dari biasa

(kurang dari 21 hari). Pendarahan kurang lebih sama atau lebih banyak

dari haid yang biasa.1

Polimenorea disebabkan oleh gangguan hormonal yang

mengakibatkan gangguan ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal.

Sebab lain ialah kongesti ovarium karena peradangan, endometriosis dan

sebagainya.1

Gejala berupa siklus kurang dari 21 hari (lebih pendek dari 25

hari).1

Tujuan terapi pada penderita polimenorea adalah:

a) mengontrol perdarahan.

b) mencegah perdarahan berulang,17

Page 18: siklus haid dan gangguannya

c) mencegah komplikasi,

d) mengembalikan kekurangan zat besi dalam tubuh,

e) dan menjaga kesuburan.

Untuk polimenorea yang berlangsung dalam jangka waktu lama,

terapi yang diberikan tergantung pada :

a) Dari status ovulasi pasien,

b) Usia,

c) Risiko kesehatan,

d) Pilihan kontrasepsi.

Kontrasepsi oral kombinasi dapat digunakan untuk terapinya. Pasien

yang menerima terapi hormonal sebaiknya dievaluasi 3 bulan setelah

terapi diberikan, dan kemudian 6 bulan untuk reevaluasi efek yang

terjadi.

4. Oligomenorea

Oligomenorea adalah dimana siklus haid lebih panjang, lebih dari

35 hari. Dimana kesehatan wanita tidak terganggu dan fertilitas cukup

baik. Hal ini disebabkan karena masa proliferasi lebih panjang dari

biasa.1

Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan

keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium.

Gangguan hormon tersebut menyebabkan lamanya siklus menstruasi

normal menjadi memanjang, sehingga menstruasi menjadi lebih jarang

terjadi. Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid

pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menopause.

Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi

normal yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi antara

hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal terjadinya menstruasi

pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga timbul gangguan

18

Page 19: siklus haid dan gangguannya

keseimbaangan hormon dalam tubuh. Gangguan indung telur, misal :

Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS).1,6,9

Gambar 6. Ovarium pada seorang wanita dengan Polycystic Ovarium

Syndrome, pada laparatomi. Ukuran ovarium relative lebih besar daripada

uterus.13

i. Etiologi

a) Stress dan depresi

b) Sakit kronik

c) Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)

d) Penurunan berat badan berlebihan

e) Olahraga berlebihan, misal atlit

f) Adanya tumor yang melepaskan estrogen

g) Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat

pengeluaran darah menstruasi

h) Penggunaan obat-obatan tertentu dsb

Umumnya oligomenorea tidak menyebabkan masalah, namun pada

beberapa kasus oligomenorea dapat menyebabkan gangguan kesuburan.

Pemeriksaan ke dokter kandungan harus segera dilakukan ketika

oligomenorea sudah berlangsung lebih dari 3 bulan dan mulai

menimbulkan gangguan kesuburan.

Manifestasi klinis berupa Haid jarang, yaitu setiap 35 hari sekali dan

perdarahan haid biasanya berkurang. Pengobatan yang diberikan kepada

penderita oligomenorea akan disesuaikan dengan penyebabnya.

Oligomenorea yang terjadi pada tahun-tahun pertama setelah haid

pertama dan oligomenorea yang terjadi menjelang menopause tidak

19

Page 20: siklus haid dan gangguannya

memerlukan pengobatan yang khusus. Sementara oligomenorea yang

terjadi pada atlet dapat diatasi dengan mengubah pola latihan dan

mengubah pola makan hingga didapatkan siklus menstruasi yang reguler

kembali.1,9

Pada umumnya, disamping mengatasi faktor yang menjadi

penyebab timbulnya oligomenorea, penderita oligomenorea juga akan

diterapi dengan menggunakan terapi hormon, diantaranya dengan

mengkonsumsi obat kontrasepsi. Jenis hormon yang diberikan akan

disesuaikan dengan jenis hormon yang mengalami penurunan dalam

tubuh (yang tidak seimbang). Pasien yang menerima terapi hormonal

sebaiknya dievaluasi 3 bulan setelah terapi diberikan, dan kemudian 6

bulan untuk reevaluasi efek yang terjadi.1,9

5. Amenorea

Amenore adalah tidak adanya haid. Amenore yang fisiologis terjadi

pada wanita yang belum puber, sementara hamil dan laktasi, dan sesudah

menopause. Amenore patologik terjadi pada 5% usia wanita yang

reproduktif. Penderita yang mengalami amenore harus diperiksa lebih

lanjut untuk mengetahui penyebab yang mendasarinya. 1,12

a. Penyebab umum amenore: 2

Defek Hipotalamus

o Defek pada transportasi GnRH. Adanya gangguan pada

transportasi GnRH dari hipotalamus ke hipofisis bisa

diakibatkan oleh trauma, kompresi, radiasi, tumor, infeksi.

o Defek pada produksi GnRH. Akibat adanya penurunan pada

produksi GnRH maka LH dan FSH yang dapat dilepas

sangat sedikit atau bahkan tidak ada, akibatnya tidak terjadi

pembentukan folikel, tidak terjadi pembentukan estradiol,

dan terjadilah amenore. Hal ini terjadi pada wanita yang

belum puber, dan yang terlambat puber seperti anorexia

nervosa, stress berat, penurunan berat badan secara ekstrim,

20

Page 21: siklus haid dan gangguannya

kegiatan olahraga berlebihan, dan hiperprolaktinemia.

Kadang juga penyebabnya masih idiopatik.2

o Defisiensi GnRH kongenital. Disebut juga hipogonadotopik

hipogonadisme idiopatik ketika terjadi fenomena terisolasi,

dan Kallmann’s Syndrome ketika berhubungan dengan

anosmia.

Defek Hipofisis 2

o Disfungsi hipofisis kongenital. Kondisi ini sangat jarang

terjadi

o Disfungsi hipofisis didapat. Sindrom Sheehan yang ciri-

cirinya adalah amenore pasca melahirkan, yang terjadi

akibat nekrosis hipofisis akibat perdarahan hebat dan

hipotensi, tetapi hal ini sangat jarang terjadi. Operasi dan

pemaparan radiasi akibat tumor hipofisis juga dapat

menyebabkan amenore.

Disfungsi Ovarium 2

Hal yang paling sering terjadi ialah disgenesis gonad.

Gangguan ini biasa berhubungan dengan abnormalitas

kromoson, yang mengakibatkan gangguan perkembangan

gonad, deplesi prematur dari folikel ovarium dan oosit, dan tidak

adanya sekresi estradiol.

Kegagalan ovarium primer ditandai dengan meningkatnya

gonadotropin dan rendahnya estradiol (hipergonadotropic

hipogonadisme). Kegagalan ovarium sekunder hampir selalu

diakibatkan oleh disfungsi hipotalamus dan ditandai dengan

normal atau rendahnya gonadotropin dan rendahnya estradiol

(hipogonadotropic hipogonadisme)

Gangguan gonad dapat juga mengakibatkan disgenesis

ovarium (sindrom Turner), sindrom testicular feminization.

Amenore terbagi menjadi amenore primer dan amenore

sekunder.

21

Page 22: siklus haid dan gangguannya

1. Amenore primer

Amenore primer ialah apabila seseorang tidak mendapat

haid di atas umur 16 tahun atau tidak mendapat haid diatas 13

tahun dimana tidak adanya pertumbuhan dan perkembangan

seks sekunder. Biasanya merupakan hasil dari genetik dan

abnormalitas anatomi. 12

Etiologi tersering dari amenore primer : 12

Abnormalitas kromosom yang menyebabkan disgenesis

gonadal

Psikologik akibat keterlambatan puberitas

Mullerian agenesis

Transvers septum vagina atau himen imperforata

Tidak adanya produksi Gonadotropin-releasing hormone

(GnRH) oleh hipotalamus

Anorexia nervosa

Hipopituitarism

Diagnosis :

Anamnesis 1,12

Dapat ditanyakan bagaimana tanda-tanda pubertas,

riwayat keluarga dengan gangguan pubertas, adanya

tanda-tanda stres seperti perubahan berat badan atau

perubahan pola makan, apakah ada kemungkinan

kehamilan, apakah ada menderita penyakit akut atau

menahun dan penyakit metabolik.

Pemeriksaan Fisis 1,12

Mengevaluasi perkembangan pubertas termasuk tinggi,

berat, payudara, apakah ada tanya hirsutisme, pemeriksaan

ginekologi.

22

Page 23: siklus haid dan gangguannya

USG 12

Untuk melihat apakah ada kelainan kongenital pada

uterus, ovarium dan serviks.

Penatalaksanaan

Penanganan pada amenore primer ditujukan langsung

terhadap kelainan yang terjadi, membantu penderita untuk

mendapatkan fertilitas, dan mencegah komplikasi dari penyakit.

Untuk kelainan anatomi kongenital biasanya dibutuhkan operasi.

Untuk kegagalan ovarium bisa diberikan terapi pengganti

hormonal.

2. Amenore sekunder

Amenore sekunder ialah tidak adanya haid selama 3 siklus

haid pada wanita yang sebelumnya pernah mendapat haid atau

selama 6 bulan berturut-turut. Amenore sekunder terjadi pada

0,7% – 3% wanita. 12

Etiologi : 12

Disfungsi hipotalamus

Polycystic Ovarian Syndrome

Kelainan hipofisis

Kegagalan ovarium prematur

Sindrom Asherman

Faktor emosional dan stress

Gambar 7. Tampilan klasik dari ovarium pada wanita

dengan Polycystic Ovarium Syndrome13

23

Page 24: siklus haid dan gangguannya

Diagnosis

o Anamnesis 12

Riwayat stress (perubahan berat badan, pola makan)

Penggunaan obat-obat yang berhubungan dengan

amenore

Gejala-gejala penyakit hipotalamus-hipofisis yaitu

sakit kepala, gangguan penglihatan, cepat lelah,

poliuri dan polidipsi.

Gejala-gejala defisiensi estrogen, seperti vagina

kering, gangguan tidur atau penurunan libido.

o Tes Kehamilan 12

Tes kehamilan adalah langkah pertama dalam

mengevaluasi amenore sekunder. Pengukuran serum beta

hCG adalah tes yang paling sensitif.

o Pemeriksaan Fisis 12

Pengukuran berat badan, tinggi badan, tanda-tanda

penyakit lain, penilaian dari kulit, payudara, dan jaringan

gential harus diperhatikan untuk mengevaluasi defisiensi

estrogen. Permeriksaan payudara untuk melihat apakah

terdapat galaktorea, pemeriksaan kulit untuk melihat

hirsutism, jerawat, stria vitiligo.

o Laboratorium 12

Selain pemeriksaan beta hCG, juga harus diperiksa serum

prolaktin, thyrotropin, FSH. Pemeriksaan TSH dan FT4

dilakukan karena hipotiroid dapat menyebabkan

hiperprolaktinemia yang dapat mengakibatkan terjadinya

amenore.

Penatalaksanaan 12

24

Page 25: siklus haid dan gangguannya

Pada wanita yg atletik harus dikonsultasikan tentang

pemberikan intake kalori yang lebih tinggi atau

mengurangi latihan. Untuk wanita nonatletik yang kurus

harus diberikan konsultasi tentang nutrisi dan pengobatan

masalah pola makannya. Hiperprolaktinemia diterapi

dengan dopamin agonis seperti bromokriptin.

Bromokriptin akan berikatan dan menstimulasi reseptor

dopamin (D2) dan sel laktotroph adenomatous dalam

keadaan normal. Terapi ini akah menghasilkan

normoprolaktinemia atau mengembalikan menstruasi.

Kegagalan ovarium diterapi dengan terapi pengganti

hormonal. Sindrom Asherman diterapi dengan melisiskan

adhesi melalui histeroskopi.

6. Metroragia

Metroragia adalah periode pendarahan menstruasi lebih dari 7 hari.

Kejadian ini dapat disebabkan oleh luka, karsinoma korpus uteri,

peradangan, hormonal, hipofisis, psikis, neurogoen, tumor atau ovarium

yang polikistik dan kelainan gizi, metabolic, penyakit akut maupun

kronis.7

Menometroragia adalah pendarahan yang banyak lebih dari 80 ml

dengan periode pendarahan lebih dari 7 hari. Kejadian ini penyebabnya

sama dengan metroragia.7

Metrorhagia atau Menometrorhargia dapat disebabkan oleh

kelainan organik pada alat genital atau oleh kelainan fungsional, serta

penyebab lain :1,9,10

a) Penyebab organik perdarahan bukan haid antara lain :

Vagina : varises pecah, metastase - korio karsinoma, keganasan

vagina,

Serviks : karsinoma portio, perlukaan serviks, polip servik.

25

Page 26: siklus haid dan gangguannya

Rahim : polip endometrium, karsinoma korpus uteri, submukosa

mioma uteri.

Tuba falopi : karsinoma tuba, hamil ektopik tuba

Ovarium : radang ovarium, tumor ovarium

b) Penyebab perdarahan disfungsional

Perdarahan disfungsional adalah perdarahan tanpa disebabkan oleh

kelainan organik pada alat genitalia, tetapi gangguan mata rantai

hormonal hipotalamus - hipofisis dan ovarium.

Perdarahan disfungsional adalah 2 bentuk yaitu :

1) Perdarahan disfungsional dengan ovulasi (ovulatoir

disfungsional bleeding), disebabkan karena :

Korpus luteum persistens yang menyebabkan pelepasan

endometrium tidak teratur.

Insufisiensi korpus luteum karena gangguan LH

(kurangnya produksi progesteron).

Pecahnya pembuluh darah dalam uterus.

Gangguan dalam mekanisme pembekuan darah.

2) Perdarahan disfungsional tanpa ovulasi (anovulator

disfungsional bleeding) disebabkan karena penurunan kadar

estrogen yang menyebabkan terhambatnya pembentukan

endometrium dan menimbulkan perdarahan yang tidak teratur

sama sekali.

c) Penyebab lain : stress psikologi serta komplikasi dari pemakaian alat

kontrasepsi.

Diagnosis

a) Anamnesis

Bagaimana mulainya perdarahan, apakah didahului oleh siklus

yang pendek atau oleh oligomenorea/amenorea

26

Page 27: siklus haid dan gangguannya

Sifat perdarahan (banyak atau sedikit-sedikit, sakit atau tidak),

lama perdarahan.1

b) Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan umum perlu diperhatikkan tanda-tanda yang

menunjuk ke arah kemugkinan penyakit metabolic, penyakit endokrin,

penyakit menahun dan lain-lain.

Pada pemeriksaan ginekologi perlu dilihat apakah tidak ada

kelainan-kelainan organic, yang menyebabkan perdarahan abnormal

(polip, ulkus, tumor, kehamilan terganggu).

Pada wanita umur 20 dan 40 tahun kemungkinan besar ialah

kehamilan terganggu, polip, mioma submukosum, dan sebagainya. Disini

kerokan diadakan setelah dapat diketahui benar bahwa tindakan tersebut

tidak mengganggu kehamilan yang masih memberi harapan untuk

diselamatkan. 1

Penatalaksanaan

- Tirah baring

- Bila anemia, transfusi darah

Setelah pemeriksaan ginekologik menunjukkan bahwa perdarahan

berasal dari uterus dan tidak ada abortus inkompletus, perdarahan untuk

sementara waktu dapat dipengaruhi dengan hormon steroid. Dapat

diberikan:

a. Estrogen dalam dosis tinggi, supaya kadarnya dalam darah

meningkat dan perdarahan berhenti. Dapat diberikan secara

intramuskular dipropionas estradiol 2,5mg atau benzoas

estradiol 1,5mg atau valeras estradiol 20mg. kekurangan dari

terapi ini adalah setelah suntikan dihentikan, perdarahan

timbul lagi.1

b. Progesterone: pertimbangan disini adalah bahwa sebagian

besar perdarahan fungsional bersifat anovulatoar, sehingga

pemberian progesterone mengimbangi pengaruh estrogen

terhadap endometrium. Dapat diberikan kaproas hidroksi 27

Page 28: siklus haid dan gangguannya

progesterone 125mg, secara intramuskulus atau dapat

diberikan per dos sehari norethindrone 15 mg atau asetas

medroksi-progesteron (Provera) 10 mg, yang dapat diulangi.

Terapi ini berguna pada wanita dalam masa pubertas.1

7. Premenstrual tension (ketegangan prahaid)

Sindroma Premenstruasi adalah sindroma yang dialami sebelum

terjadinya menstruasi, biasanya ditandai dengan gejala-gejala fisik,

emosional dan perilaku dan menghilang sesudah haid datang, walaupun

kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti. Gejala fisik yang

dapat ditemui seperti: nyeri pada perut, perut kembung, mual atau

muntah, sakit kepala, pembesaran dan nyeri pada payudara, jerawat,

insomnia, dan bengkak pada ekstremitas. Gejala emosional yang didapat

seperti: mudah tersinggung atau iritabilitas, pemarah, cemas atau gelisah,

dan depresi. Gejala perilaku yang didapat seperti: meningkat atau

berkurangnya nafsu makan, mudah lelah dan hipersomnia.1,13

Etiologi ketegangan prahaid tidak jelas, tetapi mungkin faktor

penting ialah ketidakseimbangan esterogen dan progesteron dengan

akibat retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan, dan kadang-

kadang edema. Dalam hubungan dengan kelainan hormonal, pada

tegangan prahaid terdapat defisiensi luteal dan pengurangan produksi

progesteron.

Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial, dll.juga

memegang peranan penting. Yang lebih mudah menderita tegangan

prahaid adalah wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal

dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor psikologis.

Patofisiologi

Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron

di dalam darah, yang akan menyebabkan gejala depresi. Kadar esterogen

28

Page 29: siklus haid dan gangguannya

akan mengganggu proses kimia tubuh termasuk vitamin B6 (piridoksin)

yang dikenal sebagai vitamin anti depresi.

Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala

premenstruasi adalah prolaktin. Prolaktin dihasilkan sebagai oleh

kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah esterogen dan

progesteron yang dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang

terlalu banyak dapat mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang

mengontrol produksi kedua hormon tersebut. Wanita yang mengalami

sindroma pre-menstruasi tersebut kadar prolaktin dapat tinggi atau

normal.

Penatalaksanaan

Terapi yang diberikan :1,13

a) Edukasi dan konseling

b) Diet makanan

c) Olahraga

d) Prostaglandin sintetik dinhibitor

e) Asam mefenamat (500 mg 3 kali dalam sehari)

f) Psikoterapi suportif

8. Mastodinia

Mastodinia atau mastalgia ialah rasa nyeri dan pembesaran

mamma sebelum haid, sebabnya edema dan hiperemi karena peningkatan

relative dari kadar estrogen sehingga terjadi retensi air dan garam. Pada

pemeriksaan harus diperhatikan adanya radang atau neoplasma.1

Terapi biasanya terdiri atas pemberian diuretikum, sedangkan pada

mastalgia keras kadang-kadang perlu diberikan metiltestosteron 5 mg

sehari secara sublingual. Bromokriptine dalam dosis kecil dapat

membantu pengurangan penderitaan.1

9. Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi)

29

Page 30: siklus haid dan gangguannya

Mittelschmerz atau nyeri antara haid terjadi kira-kira sekitar

pertengahan siklus haid, pada saat ovulasi. Rasa nyeri yang terjadi

mungkin ringan, tetapi mungkin juga berat. Lamanya mungkin hanya

beberapa jam, tetapi pada beberapa kasus sampai 2-3 hari. Rasa nyeri

dapat disertai atau tidak disertai dengan perdarahan, yang kadang-kadang

sangat sedikit berupa getah berwarna coklat, sedangkan pada kasus lain

dapat merupakan perdarahan seperti haid biasa.1

Diagnosis dibuat berdasarkan saat terjadinya peristiwa dan bahwa

nyerinya tidak mengejang, tidak menjalar dan tidak disertai mual atau

muntah.1 Penanganan umumnya terdiri atas penerangan pada wanita yang

bersangkutan.1

10. Dismenorea

Dismenorhea merupakan rasa sakit dibagian bawah abdomen pada

saat menstruasi yang mengganggu aktivitas wanita. Selama dismenorhea

terjadi kontraksi otot rahim akibat peningkatan prostaglandin sehingga

menyebabkan vasospasme dari arteriol urin yang menyebabkan

terjadinya iskemia dan kram pada abdomen bagian bawah yang akan

merangsang rasa nyeri disaat menstruasi.1,14,15

Dismenorea adalah nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai

membuat wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri sering

bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas

marah. Dikenal adanya dismenorea primer dan sekunder.1

Nyeri haid atau dismenorea ada dua macam :

Nyeri haid primer

Timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan

berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya hormon tubuh atau

perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan. Nyeri

haid itu normal, namun dapat berlebihan jika dipengaruhi oleh

faktor psikis dan fisik, dan seperti stres, shock, penyempitan

pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan

30

Page 31: siklus haid dan gangguannya

kondisi tubuh yang menurun. Gejala tersebut tidak membahayakan

kesehatan.

Nyeri haid sekunder

Biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit atau

kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kista atau polip,

tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang

mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.

Etiologi

Penyebab pasti dismenorea primer belum diketahui. Diduga faktor

psikis sangat berperan terhadap timbulnya nyeri. Dismenore primer

umumnya dijumpai pada wanita dengan siklus haid berovulasi. Penyebab

tersering dismenore sekunder adalah endometriosis dan infeksi kronik

genitalia interna.1,14

Patofisiologi

Pada dismenorea primer :

Bila tidak terjadi kehamilan, maka korpus luteum akan

mengalami regresi dan hal ini akan mengakibatkan penurunan kadar

progesteron. Penurunan ini akan mengakibatkan labilisasi membran

lisosom, sehingga mudah pecah dan melepaskan enzim fosfolipase

A2. Fosfolipase A2 ini akan menghidrolisis senyawa fosfolipid yang

ada di membran sel endometrium menghasilkan asam arakhidonat.

Adanya asam arakhidonat bersama dengan kerusakan endometrium

akan merangsang kaskade asam arakhidonat yang akan menghasilkan

prostaglandin, antara lain PGE2 dan PGF2 alfa. Wanita dengan

disminorea primer didapatkan adanya peningkatan kadar PGE dan

PGF2 alfa di dalam darahnya, yang akan merangsang miometrium

dengan akibat terjadinya peningkatan kontraksi dan distrimi uterus.

Akibatnya akan terjadi penurunan aliran darah ke uterus dan ini akan

mengakibatkan iskemia. Prostaglandin sendiri dan endoperoksid juga

menyebabkan sensitisasi dan selanjutnya menurunkan ambang rasa 31

Page 32: siklus haid dan gangguannya

sakit pada ujung-ujung syaraf aferen nervus pelvicus terhadap

rangsang fisik dan kimia.4,6

Pada dismenorea sekunder :

Adanya kelainan pelvis, misalnya : endometriosis, mioma uteri,

stenosis serviks, malposisi uterus atau adanya IUD dapat

menyebabkan kram pada uterus sehingga timbul rasa nyeri.1

Manifestasi Klinis

Dismenorea Primer

Usia lebih muda

Timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur

Sering pada nulipara

Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik

Nyeri timbul mendahului haid

Nyeri meningkat pada hari pertama dan kedua saat haid

Tidak dijumpai keadaan patologi pelvik

Hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik

Sering memberikan respons terhadap pengobatan medikamentosa

Pemeriksaan pelvik normal

Sering disertai nausea, muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala

Dismenorea Sekunder

Usia lebih tua

Cenderung timbul setelah 2 tahun siklus haid teratur

Tidak berhubungan dengan paritas

Nyeri sering terasa terus-menerus dan tumpul

Nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan

keluarnya darah

Berhubungan dengan kelainan pelvik

Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi

Seringkali memerlikan tindakan operatif

32

Page 33: siklus haid dan gangguannya

Terdapat kelainan pelvik

Penatalaksanaan

Terapi yang diberikan adalah : 1,15

Penerangan dan nasihat

Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dismenore adalah

gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan

penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan,

lingkungan penderita. Nasihat-nasihat mengenai makanan sehat,

istirahat yang cukup, dan olahraga mungkin berguna. Kadang-kadang

diperlukan psikoterapi.

Pemberian obat analgesik

Dewasa ini telah banyak beredar obat-obat analgesik yang dapat

diberikan sebagai terapi simptomatik. Jika rasa nyerinya berat,

diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut

bawah untuk mengurangi penderitaan.

Obat analgesik yang sering diberikan adalah preparat kombinasi

aspirin, fenasetin, dan kafein. Obat-obat paten beredar di pasaran ialah

antara novalgin, ponstan, acet-aminophen dan sebagainya.

Terapi hormonal

Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi. Tindakan ini

bersifat sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa

gangguan benar-benar disminore primer, atau untuk memungkinkan

penderita melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa

gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis

pil kombinasi kontrasepsi.

Terapi dengan obat nonstreoid antiprostaglandin

Memegang peranan yang makin penting terhadap disminore

primer. Termasuk disini indometasin, ibuprofen, dan naproksen dalam

kurang lebih 70% penderita dapat disembuhkan atau mengalami

33

Page 34: siklus haid dan gangguannya

banyak perbaikan. Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid

mulai 1 sampai 3 hari sebelum haid dan pada hari pertama haid.

Dilatasi kanalis servikalis

Ini dapat memberi keringanan karena memudahkan pengeluaran

darah haid dan prostaglandin didalamnya.15

34