Good Governance

27
1 “GOOD GOVERNANCE Oleh : Tantyo Subekti Prodi : S-1 Keperawatan NIM : 108113078 A. Pengertian Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance) Pengertian istilah Good adalah Pertama; merupakan nilai-nilai yang sesuai keinginan rakyat atau nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam mencapai tujuan nasional : kemandirian, pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial. Kedua; aspek- aspek fungsional dari pemerintah yang efektif dalam pelaksanakaan tugas untuk mencapai tujuan. Pendapat Pinto (1994), istilah Governance mengandung arti Praktek Penyelenggaraan Kekuasaan dan Kewenangan oleh Pemerintah dalam mengelola urusan pemerintahan secara umum, dan pembangunan ekonomi khususnya. OECD dan World Bank mensinonimkan Good Governance dengan penyelenggaraan manajemen yang solid dan bertanggung jawab, sejalan dengan demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi investasi, menghindarkan korupsi/KKN baik secara politik maupun administrasi, menjalankan disiplin

description

GOOD GOVERNANCE

Transcript of Good Governance

Page 1: Good Governance

1

“GOOD GOVERNANCE”

Oleh : Tantyo Subekti

Prodi : S-1 Keperawatan

NIM : 108113078

A. Pengertian Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance)

Pengertian istilah Good adalah Pertama; merupakan nilai-nilai yang

sesuai keinginan rakyat atau nilai yang dapat meningkatkan kemampuan

rakyat dalam mencapai tujuan nasional : kemandirian, pembangunan

berkelanjutan dan keadilan sosial. Kedua; aspek-aspek fungsional dari

pemerintah yang efektif dalam pelaksanakaan tugas untuk mencapai tujuan.

Pendapat Pinto (1994), istilah Governance mengandung arti Praktek

Penyelenggaraan Kekuasaan dan Kewenangan oleh Pemerintah dalam

mengelola urusan pemerintahan secara umum, dan pembangunan ekonomi

khususnya.

OECD dan World Bank mensinonimkan Good Governance dengan

penyelenggaraan manajemen yang solid dan bertanggung jawab, sejalan

dengan demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi

investasi, menghindarkan korupsi/KKN baik secara politik maupun

administrasi, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaaan legal and

plotical framework bagi tumbuhnya wiraswasta.

Menurut UNDP tentang definisi Good Governance adalah sebagai

hubungan yang sinergis dan konstruktif diantara Negara, sektor swasta dan

masyarakat, dalam prinsip-prinsip; partisipasi, supremasi hukum,

transparansi, cepat tanggap, membangun konsesus, kesetaraan, efektif dan

efisien, bertanggungjawab serta visi stratejik.

Menurut AKIP (LAN & BPKP, 2000) bahwa proses penyelenggaraan

kekuasaan Negara dalam menyediakan Public Good and Sevices di sebut

Governance (pemerintah atau kepemerintahan), sedang praktek terbaiknya

disebut Good Governance (kepemerintahan yang baik). Dituntut dalam

pelaksanaan yaitu; Koordinasi (aligment) yang baik dan Integrasi,

Profesionalisme serta Etos Kerja dan Moral yang tinggi.

Page 2: Good Governance

2

Mewujudkan pemerintah yang baik diperlukan komitmen dari semua

pihak (pemerintah dan masyarakat). Sedangkan Wujud Kepemerintahan Yang

Baik (Good Governance) adalah Penyelenggaraan Negara yang solid dan

bertanggung jawab dan efektif dan efisien dengan mensinergikan interaksi

yang konstruktif diantara domein domein Negara.

Good Governance bersenyawa dengan Sistem Administrasi Negara

dengan berupaya menyempurnakan Sistem administrsi Negara tersebut. Oleh

Bagir Manan (1999) menyatakan bahwa Sangat wajar apabila tuntutan

penyelengaraan pemerintahan yang baik terutama ditujukan pada

pembaharuan adinistrasi negara dan penegakan hukum.

J.B.Kristiadi berpendapat bahwa Good Governance dicapai melalui

pengaturan yang tepat diantara dua fungsi pasar dan fungsi organisasi

termasuk organisasi publik, sehingga tercapai transaksi transaksi dengan

biaya rendah.

Mustopadidjaja berpandangan bahwa kridibilitas manajemen

Pemerintahan pada negara-negara Demokratis Konstritusional dimasa

mendatang akan lebih banyak ditentukan oleh kompetensinya dalam

pengelolaan kebijakan publik. Peran pemerintah melalui kebijakan-kebijakan

publiknya sangat penting dalam memfasilitasi terjadinya mekanisme pasar

yang benar sehingga penyimpangan penyimpangan terjadi di dalam pasar

dapat dihindari. Oleh karena itu, upaya-upaya perwujudan kearah Good

Governance dapat dimulai dengan membangun landasan demokratisasi

penyelenggaraan Negara dan bersamaan dengan itu dilakukan upaya

pembenahan terhadap penyelenggaraan pemerintahan.

Definisi dan konsep good governance menurut para ahli

1. Menurut Effendi dalam Azhri, dkk. (2009 : 187). Di internet, Good

Governance sebagai penyelenggaraan pemerintahan secara partisipasi,

efektif, jujur, adil, transparan, dan bertanggung jawab kepada semua

pemerintahan.

Page 3: Good Governance

3

2. Menurut Kooman (1992) bahwa Governance merupakan proses interaksi

social politik antara pemerintahan denga masyarakat dalam berbagai

bidang yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat.

3. Menurut Word Bank (Dalam Mardiasmo .0. 9001:23)

Suatu penyelenggaraan yang solid dan bertanggungjawab dan sejalan

denga prinsip demokrsai

4. Menurut UNDP dalam kebijakannya yang berjudul Governance for

Surfainable Human Development (1997). Mendefinisikan

pemerintahannya adalah pelaksanaan kewenangan dan atau kekuasaan di

bidang ekonomi. Politik dan administrative, untuk mengelola berbagai

urusan Negara pad setiap tingkatan dan kebijakan negara, yang

mendorong terciptanya kondisi kesejahteraan, integritas dan kohesivitas

social dalam masyarakat.

5. Menurut (Kurniawan, 2005) sebagai penyelnggaraan pemerintah Negara

yang solid dan bertanggung jawab serta efisien dan efektif dengan

menjaga kesinergian

B. Prinsip-prinsip Pokok Good Governance

Lembaga Administrasi Negara (LAN) merumuskan sembilan aspek

fundamental dalam good governance yang harus diperhatikan yaitu :

1. Partisipasi (participation)

Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan

keputusan, baik langsung maupun melalui lembaga perwakilan sah

yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut

dibangun berdasarkan prinsip demokrasi yaitu kebebasan berkumpul

dan mengungkapkan pendapat secara konstruktif.

2. Penegakan Hukum (rule of law)

Partisipasi masyarakat dalam proses politik dan perumusan-

perumusan kebijakan publik memerlukan sistem dan aturan-aturan

hukum. Tanpa ditopang oleh sebuah aturan hukum dan

penegakannya secara konsekuen, partisipasi publik dapat berubah

menjadi tindakan publik yang anarkis. Santoso menegaskan bahwa

Page 4: Good Governance

4

proses mewujudkan cita-cita good governance, harus diimbangi

dengan komitmen untuk menegakkan rule of law dengan karakter-

karakter sebagai berikut :

a. Supremasi hukum

b. Kepastian hukum

c. Hukum yang responsitif

d. Penegakan hukum yang konsisten dan non diskriminatif

e. Independensi peradilan

3. Transparansi (transparency)

Transparansi (keterbukaan umum) adalah unsur lain yang

menopang terwujudnya good governance. Akibat tidak adanya

prinsip transparansi ini, menurut banyak ahli Indonesia telah

terjerembab dalam kubangan korupsi yang berkepanjangan dan

parah. Untuk itu, pemerintah harus menerapkan transparansi dalam

proses kebijakan publik. Menurut Gaffar, terdapat 8 (delapan) aspek

mekanisme pengelolaan negara yang harus dilakukan secara

transparan, yaitu :

a. Penetapan posisi, jabatan dan kedudukan

b. Kekayaan pejabat publik

c. Pemberian penghargaan

d. Penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan

e. Kesehatan

f. Moralitas para pejabat dan aparatur pelayanan publik

g. Keamanan dan ketertiban

h. Kebijakan strategis untuk pencerahan kehidupan masyarakat

4. Responsif (responsive)

Affan menegaskan bahwa pemerintah harus memahami

kebutuhan masyarakat-masyarakatnya, jangan menunggu mereka

menyampaikan keinginannya, tetapi mereka secara proaktif

mempelajari dan menganalisa kebutuhan-kebutuhan masyarakat,

untuk kemudian melahirkan berbagai kebijakan strategis guna

memenuhi kepentingan umum.

Page 5: Good Governance

5

5. Konsesus (consesus)

Prinsip ini menyatakan bahwa keputusan apapun harus

dilakukan melalui proses musyawarah melalui konsesus. Model

pengambilan keputusan tersebut, selain dapat memuaskan sebagian

besar pihak, juga akan menjadi keputusan yang mengikat dan milik

bersama, sehingga akan memiliki kekuatan memaksa bagi

semuakomponen yang terlibat untuk melaksanakan keputusan

tersebut.

6. Kesetaraan (equity)

Clean vand good governance juga harus didukung dengan asa

kesetaraan, yakni kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan. Asas

ini harus diperhatikan secara sungguh-sungguh oleh semua

penyelenggara pemerintahan di Indonesia karena kenyatan sosiologis

bangsa kita sebagai bangsa yang majemuk, baik etnis, agama, dan

budaya.

7. Efektivitas dan efisiensi

Konsep efektivitas  dalam sektor kegiatan-kegiatan publik

memiliki makna ganda, yakni efektivitas dalam pelaksanan proses-

proses pekerjaan, baik oleh pejabat publik maupun partisipasi

masyarakat, dan kedua, efektivitas dalam konteks hasil, yakni

mampu membrikan kesejahteraan pada sebesar-besarnya kelompok

dan lapisan sosial.

8. Akuntabilitas (accountability)

Asas akuntabilitas adalah pertanggung jawaban pejabat publik

terhadap masyarakat yang memberinya kewenangan untuk

mengurusi kepentingan mereka. Secara teoritik, akuntabilitas

menyangkut dua dimensi yakni akuntabilitas vertikal yang memiliki

pengertian bahwa setiap pejabat harus mempertanggung jawabkan

berbagai kebijakan dan pelaksanaan  tugas-tugasnya terhadap atasan

yang lebih tinggi, dan yang kedua akuntabilitas horisontal yaitu

pertanggungjawaban pemegang jabatan publik pada lembaga yang

setara.

Page 6: Good Governance

6

9. Visi Strategis

Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis untuk

menghadapi masa yang akan datang. Tidak sekedar memiliki agenda

strategis untuk masa yang akan datang, seseorang yang memiliki

jabatan publik atau lembaga profesional lainnya, harus memiliki

kemampuan menganalisa persoalan dan  tantangan yang akan

dihadapi oleh lembaga yang dipimpinnya.

Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) dalam

Depdagri Dirjen Pemerintahan Umum (2006: 2-7) mengemukakan bahwa

tata pemerintahan yang baik memiliki 14 (empat belas) karakteristik,

yaitu sebagai berikut:

1. Tata Pemerintahan yang berwawasan ke depan; wawasan ke depan

mengandung pengertian adanya pemahaman mengenai

permasalahan, tantangan dan potensi yang dimiliki oleh suatu unit

pemerintahan, dan mampu merumuskan gagasan-gagasan dengan

visi dan misi untuk perbaikan maupun pengembangan pelayanan dan

menuangkannya dalam strategi pelaksanaan, rencana kebijakan dan

program-program kerja ke depan berkaitan dengan bidang tugasnya.

2. Tata pemerintahan yang bersifat terbuka; bersifat terbuka dalam

penyelenggaraan pemerintahan di setiap tahap pengambilan

keputusan dapat ditengarai dengan derajat aksesibilitas publik

terhadap informasi terkait dengan suatu kebijakan publik. Setiap

kebijakan publik termasuk kebijakan alokasi anggaran,

pelaksanaannya maupun hasil-hasilnya mutlak harus diinformasikan

kepada publik atau dapat diakses oleh publik selengkap-lengkapnya

melalui berbagai media dan forum untuk mendapat respon.

3. Tata pemerintahan yang cepat tanggap; Kebutuhan akan

karakteristik ini karena selalu adanya kemungkinan munculnya

situasi yang tidak terduga atau adanya perubahan yang cepat dari

kebutuhan masyarakat akan pelayanan publik ataupun yang

memerlukan suatu kebijakan. Karakteristik ini dibutuhkan karena

Page 7: Good Governance

7

tidak ada rancangan yang sempurna sehingga berbagai prosedur dan

mekanisme baku dalam rangka pelayanan publik perlu segera

disempurnakan atau diambil langkah-langkah penanganan segera.

Bentuk konkritnya dapat berupa tersedianya mekanisme pengaduan

masyarakat sampai dengan adanya unit yang khusus menangani

krisis, dan pengambilan keputusan serta tindak lanjutnya selalu

dilakukan dengan cepat.

4. Tata pemerintahan yang akuntabel; Akuntabilitas dalam

penyelenggaraan pemerintahan dituntut di semua tahap mulai dari

penyusunan program kegiatan dalam rangka pelayanan publik,

pembiayaan, pelaksanaan, dan evaluasinya, maupun hasil dan

dampaknya. Akuntabilitas juga dituntut dalam hubungannya dengan

masyarakat/publik, dengan instansi atau aparat di atas. Secara

substansial, penyelenggaraan pemerintahan harus berdasarkan pada

sistem dan prosedur tertentu, memenuhi ketentuan perundangan,

dapat diterima secara politis, berdasarkan pada metode dan teknik

tertentu maupun nilai-nilai etika tertentu, serta dapat menerima

konsekuensi bila keputusan yang diambil tidak tepat.

5. Tata pemerintahan yang berdasarkan profesionalitas dan

kompetensi; Tata pemerintahan dengan karakteristik seperti ini akan

tampak dari upaya-upaya mengorganisasikan kegiatan dengan cara

mengisi posisi-posisi dengan aparat yang sesuai dengan kompetensi,

termasuk di dalamnya kriteria jabatan dan mekanisme

penempatannya. Di samping itu, terdapat upaya-upaya sistematik

untuk mengembangkan profesionalitas sumber daya manusia yang

dimiliki unit yang bersangkutan melalui berbagai kegiatan

pendidikan dan pelatihan.

6. Tata pemerintahan yang menggunakan struktur dan sumber daya

secara efisien dan efektif; Upaya untuk menggunakan struktur dan

sumber daya secara efisien dan efektif merupakan salah satu respon

Page 8: Good Governance

8

atas tuntutan akuntabilitas. Kinerja penyelenggaraan pemerintahan

perlu secara terus menerus ditingkatkan dan dioptimalkan melalui

pemanfaatan sumber daya dan organisasi yang efektif dan efisien,

termasuk upaya-upaya berkoordinasi untuk menciptakan sinergi

dengan berbagai pihak dan organisasi lain.

7. Tata pemerintahan yang terdesentralisasi; Tata pemerintahan yang

memiliki karakteristik seperti ini tampak dari adanya pendelegasian

wewenang sepenuhnya yang diberikan kepada aparat di bawahnya

sehingga pengambilan keputusan dapat terjadi pada tingkat di bawah

sesuai lingkup tugasnya. Pendelegasian wewenang tersebut semakin

mendekatkan aparat pemerintah kepada masyarakat.

8. Tata pemerintahan yang demokratis dan berorientasi pada

konsensus; Prinsip ini menjunjung tinggi penghormatan hak dan

kewajiban pihak lain. Dalam suatu unit pemerintahan, pengambilan

keputusan yang diambil melalui konsensus perlu dihormati.

9. Tata pemerintahan yang mendorong partisipasi masyarakat;

Partisipasi masyarakat pada hakekatnya mengedepankan keterlibatan

aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.

10. Tata pemerintahan yang mendorong kemitraan dengan swasta dan

masyarakat; Pemerintah dan masyarakat saling melengkapi dan

mendukung (mutualisme) dalam penyediaan ”public goods” dan

pemberian pelayanan terhadap publik.

11. Tata pemerintahan yang menjunjung supremasi hukum; Tata

pemerintahan dengan karakter seperti ini tampak dengan praktik-

praktik penyelenggaraan pemerintahan yang selalu mendasarkan diri

pada ketentuan perundangan yang berlaku dalam setiap pengambilan

keputusan, bersih dari unsur ”KKN” dan pelanggaran HAM, serta

ditegakkannya hukum terhadap seseorang atau sekelompok orang

yang melakukan pelanggaran hukum.

Page 9: Good Governance

9

12. Tata pemerintahan yang memiliki komitmen pada pengurangan

kesenjangan; Prinsip ini berpihak pada kepentingan masyarakat yang

tidak mampu, tertinggal atau termarjinalkan.

13. Tata pemerintahan yang memiliki komitmen pada pasar; Prinsip ini

menyatakan dibutuhkannya keterlibatan pemerintah dalam

pemantapan mekanisme pasar.

14. Tata pemerintahan yang memiliki komitmen pada lingkungan hidup;

Prinsip ini menegaskan keharusan setiap kegiatan pemerintahan dan

pembangunan untuk memperhatikan aspek lingkungan termasuk

melakukan analisis secara konsisten dampak kegiatan pembangunan

terhadap lingkungan.

Sementara dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam

rangka pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia, pada Konferensi

Nasional Kepemerintahan Daerah Yang Baik, pada bulan Oktober 2001

telah disepakati Sepuluh Prinsip Kepemerintahan Daerah Yang Baik oleh

seluruh anggota Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia

(APKASI), Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI),

Asosiasi DPRD Kabupaten Seluruh Indonesia (ADKASI), dan Asosiasi

DPRD Kota Seluruh Indonesia (ADEKSI) yang mencakup prinsip-

prinsip sebagai berikut:

1. Partisipasi

Mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak dalam

menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang

menyangkut kepentingan masyarakat, baik secara langsung maupun

tidak langsung;

2. Penegakan Hukum

Mewujudkan adanya penegakan hukum yang adil bagi semua pihak

tanpa pengecualian, menjunjung tinggi HAM dan memperhatikan

nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.

3. Transparansi

Page 10: Good Governance

10

Menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan

masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan

didalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.

4. Kesetaraan

Memberi peluang yang sama bagi setiap anggota masyarakat untuk

meningkatkan kesejahteraannya

5. Daya Tanggap

Meningkatkan kepekaan para penyelenggara pemerintahan terhadap

aspirasi masyarakat tanpa kecuali.

6. Wawasan Kedepan

Membangun daerah berdasarkan visi dan strategi yang jelas dan

mengikutsertakan warga dalam seluruh proses pembangunan,

sehingga warga merasa memiliki dan ikut bertanggungjawab

terhadap kemajuan daerahnya.

7. Akuntabilitas

Meningkatkan akuntabilitas para pengambil keputusan dalam segala

bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat luas.

8. Pengawasan

Meningkatkan upaya pengawasan terhadap penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan dengan mengusahakan keterlibatan

swasta dan masyarakat luas.

9. Efisiensi dan Efektivitas Menjamin terselenggaranya pelayanan

kepada masyarakat dengan menggunakan sumber daya yang tersedia

secara optimal dan bertanggungjawab.

10. Profesionalisme

Meningkatkan kemampuan dan moral penyelenggara pemerintahan

agar mampu memberi pelayanan yang mudah, cepat, tepat, dengan

biaya yang terjangkau.

C. Karakteristik Dasar Good Governance

Page 11: Good Governance

11

Ada tiga karakteristik dasar good governance:

1. Diakuinya semangat pluralisme

Artinya, pluralitas telah menjadi se-buah keniscayaan yang tidak

dapat dielakkan sehingga mau tidak mau, pluralitas telah menjadi suatu

kaidah yang abadi. Dengan kata lain, pluralitas merupakan sesuatu yang

kodrati (given) dalam kehidupan. Pluralisme bertujuan mencerdaskan

umat melalui perbedaan konstruktif dan dinamis, dan merupakan sumber

dan motivator terwujudnya kreativitas yang terancam keberadaannya jika

tidak terdapat perbedaan. Satu hal yang menjadi catatan penting bagi kita

adalah sebuah peradaban yang kosmopolit akan tercipta apabila manusia

memiliki sikap inklusif dan kemampuan (ability) menyesuaikan diri

terhadap lingkungan sekitar. Namun, dengan catatan, identitas sejati atas

parameter-parameter otentik agama tetap terjaga.

2. Tingginya sikap toleransi

Baik terhadap saudara sesama agama maupun terhadap umat agama

lain. Secara sederhana, Toleransi dapat diartikan sebagai sikap suka

mendengar dan menghargai pendapat dan pendirian orang lain. Senada

dengan hal itu, Quraish Shihab menyatakan bahwa agama tidak semata-

mata mempertahankan kelestariannya sebagai sebuah agama, namun juga

mengakui eksistensi agama lain dengan memberinya hak hidup,

berdampingan, dan saling menghormati.

3. Tegaknya prinsip demokrasi

Demokrasi bukan sekadar kebebasan dan persaingan, demokrasi juga

merupakan suatu pilihan untuk bersama-sama membangun dan

memperjuangkan perikehidupan warga dan ma-syarakat yang semakin

sejahtera.

Masyarakat madani mempunyai ciri-ciri ketakwaan yangtinggi

kepada Tuhan, hidup berdasarkan sains dan teknologi, berpendidikan

tinggi, menga-malkan nilai hidup modern dan progresif, mengamalkan

nilai kewarganega-raan, akhlak, dan moral yang baik, mempunyai

pengaruh yang luas dalam proses membuat keputusan, serta menentukan

Page 12: Good Governance

12

nasib masa depan yang baik melalui kegiatan sosial, politik, dan lembaga

masyarakat.

Ciri-ciri Good Governance adalah :

1. Penyelenggaraan pemerintahan harus dapat dipertanggungjawabkan.

2. Penyelenggaraan pemerintahan harus transparan.

3. Penyelenggaraan pemerintahan harus terbuka.

4. Pemerintahan diselenggarakan dengan menegakkan peraturan yang ada.

5. Penyelenggaraan pemerintahan harus mengakomodasi kepentingan

bersama

6. Penyelenggaraan pemerintahan harus didudung oleh sumberdaya yang

memiliki kemampuan dan keahlian dalam menjalankan tugas-tugasnya.

7. Penyelenggaraan pemerintahan harus peka terhadap perubahan yang ada

dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan itu.

D. Asas Good Governance

Asas reformasi birokrasi yang dikenal dengan istilah prinsip good

governance, sebagaimana tercantum di dalam Pasal 20 UU No. 32/2004

sebagai berikut:

1. Asas Kepastian Hukum, adalah asas dalam negara hukum yang

mengutamakan landasan per-UU-an, kepatuhan dan keadilan dalam

setiap kebijakan Penyelenggara Negara.

2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara, adalah asas yang menjadi landasan

keteraturan, keserasian dan keseimbangan dalam pengendalian

Penyelenggara Negara; 

3. Asas Kepentingan Umum, adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan

umum daripada kepentingan individu atau kelompok dengan cara yang

aspiratif, akomodatif dan selektif. 

4. Asas Keterbukaan, adalah asas yang membuka diri terhadap hak

masyarakat untuk memperoleh informasi yg benar, jujur, dan tidak

diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap

memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan rahasia

negara.

Page 13: Good Governance

13

5. Asas Proporsionalitas, adalah asas yang mengutamakan keseimbangan

antara hak dan  kewajiban Penyelenggara Negara.

6. Asas Profesionalitas, adalah asas yang mengutamakan keahlian yang

berlandaskan kompetensi, kode etik dan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. 

7. Asas Akuntabilitas, adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan

dan hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat

dipertanggung jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai

pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai ketentuan peraturan per-

UU-an yang berlakut.

8. Asas Efektifitas, adalah asas yang berorientasi pada tujuan yang tepat

guna dan berdaya guna 

9. Asas Efisiensi, adalah asas yang berorientasi pada minimalisasi

penggunaan sumber daya untuk mencapai hasil kerja yang terbaik

Dalam perubahan tentang pelaksanaa suatu pemerintahan yang baik ada

beberapa pandangan yaitu :

Komisi de Monchy.

Pada tahu 1950 pemerintah Belanda membentuk komisi yang diketuai

oleh Mr. De Monchy yang bertugas menyelidiki cara-cara perlindungan

hukum bagi penduduk/ rakyat. Komisi ini telah berhasil menyusun asas-

asas umum untuk pelaksanaan suatu pemerintahan yang baik yang diberi

nama “ General Principle of Good Government “

Adapun asas-asas umum tersebut adalah :

1. Asas Kepastian Hukum

Artinya didalam pemerintah menjalankan wewenagnya haruslah

sesuai dengan aturan-aturan hukum yang telah ditetapkannya.

Pemerintah harus menghormati hak-hak seseoang yang diperoleh dari

pemerintah dan tidak boleh ditarik kembali. Pemerintah harus

konsekwen atas keputusannya demi terciptanya suatu kepastian

hukum.

2. Asas Keseimbangan

Page 14: Good Governance

14

Yaitu adanya keseimbangan antara pemberian sanksi terhadap suatu

kesalahan seseorang pegawai, janganlah hukuman bagi seseorang

berlebihan dibandingkan dengan kesalahannya, misalnya seorang

pegawai baru tidak masuk kerja langsung dipecat, hal ini tidak

seimbang dengan hukuman yang diberikan kepadanya. Dengan

adanya asas ini maka lebih menjamin terhadap perlindungan bagi

pegawai negeri.

3. Asas Kesamaan

Artinya pemerintah dalam menghadapi kasus yang sama/ fakta yang

sama, pemerintah harus bertindak yang sama tidak ada perbedaan,

tidak ada pilih kasih dan lain sebagainya.

4. Asas Bertidak Cermat

Artinya pemerintah senantiasa bertindak secara hati-hati agar tidak

menimbulkan kerugian bagi warga masyarakat, misalnya kewajiban

pemerintah memberi tanda peringatan terhadap jalan yang sedang

diperbaiki, jangan sampai dapat menimbulkan korban akibat jalan

diperbaiki.

5. Asas Motivasi

Artinya setiap keputusan pemerintah harus mempunyai alasan atau

motivasi yang benar dan adil dan jelas. Jadi tindakan-tindakan

pemerintah disertai alasan-alasan yang tepat dan benar.

6. Asas Jangan Mencampuadukan Kewenangan

Artinya pemerintah jangan menggunakan wewenang untuk tujuan

yang lain, selain tujuan yang sudah ditetapkan untuk wewenang itu.

7. Asas Fair Play

Artinya pemerintah harus memberikan kesempatan yang layak kepada

warga masyarakat untuk mencari kebenaran dan keadilan, misalnya

memberi hak banding terhadap keputusan pemerintah yang tidak

diterima.

8. Asas Keadilan dan Kewajaran

Page 15: Good Governance

15

Artinya pemerintah tidak boleh bertindak sewenang-wenang atau

menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya untuk

kepentingan pribaduinya.

9. Asas Menanggapi Penghargaan Yang Wajar

Artinya agar tindakan pemerintah dapat menimbulkan harapan-

harapan yang wajar bagi yang berkepentingan, misalnya seorang

pegawai negeri minta izin untuk menggunakan kendaraan pribadi pada

waktu dinas, yang kemudian izin yang telah diberikan untuk

menggunakan kendaraan pribadi dicabut, tindakan pemerintah

demikian dianggap salah/ tidak wajar.

10. Asas Meniadakan Akibat-Akibat Suatu Keputusan Yang Batal

Asas ini menghendaki jika terjadi pembatalan atas suatu keputusan,

maka yang bersangkutanharus diberi ganti rugi atau rehabilitasi.

11. Asas Perlindungan Hukum

Artinya bahwa setiap pegawai negeri diberi hak kebebasan untuk

mengatur kehidupan pribadinya sesuai dengan pandangan hidup yang

dianutnya atau sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam

Pancasila.

12. Asas Kebijaksanaan

Artinya pemerintah dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

undangundang dan menyelenggarakan kepentingan umum. Unsur

bijaksana harus dimiliki oleh setiap pegawai/ Pemerintah.

13. Asas Penyelenggraan Kepentingan Umum

Artinya tugas pemerintah untuk mendahulukan kepentingan umu

daripada kepentingan pribadi. Pegawai negeri sebagai aparatur

Negara, abdi Negara, dan abdi masyarakat dan Pemerintah

menyelenggarakan tugas pemerintah dan pembangunan.

Azas Umum Pemerintahan Yang Baik (AUPB) Menurut UU RI

Nomor 28 Tahun 1999.

Dalam Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi

dan Nepotisme, pasal 1 angka 6 menyebutkan bahwa Azas Umum

Page 16: Good Governance

16

Pemerintahan Negara yang Baik adalah azas yang menjunjung tinggi

norma kesusilaan, kepatutan, dan norma hukum, untuk mewujudkan

Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan

nepotisme.

Dalam Bab III Pasal 3 UU No. 28 Tahun 1999 menyebutkan Azas-

Azas Umum Penyelenggaraan Negara meliputi :

1. Azas Kepastian Hukum ;

2. Azas Tertib Penyelenggaran Pemerintahan ;

3. Azas Kepentingan Umum ;

4. Azas Keterbukaan ;

5. Azas Proporsionalitas;

6. Azas Profesionalitas;

7. Azas Akuntabilitas.

Dalam penjelasan dari Pasal 3 dijelaskan yang dimaksud dengan :

1. Azas Kepastian Hukum adalah azas dalam Negara hukum yang

mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan,

kepatutan dan keadilan dalam setiap kebijakan Penyelenggara

Pemerintah.

2. Azas Tertib Penyelenggaran Negara adalah azas yang menjadi

landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam

pengendalian penyelenggaraan Negara.

3. Azas Kepentingan Umum adalah azas yang mendahulukan

kesejahteraan umum, dengan cara yang aspioratif, akomodatif,

dan selektif.

4. Azas Keterbukaan adalah azas yang membuka diri terhadap hak

masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan

tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan Negara dengan tetap

memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan,

dan rahasia Negara.

Page 17: Good Governance

17

5. Azas Proporsionalitas adalah azas yang mengutamakan

keseimbangan antara hak dan kewajiban Penyelenggara Negara.

6. Azas Profesionalitas adalah azas yang mengutamakan keahlian

yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

7. Azas Akuntabilitas adalah azas yang menentukan bahwa setiap

kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara Negara

harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau

rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Negara sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Menurut World Bank dan UNDP

Suatu pemerintahan yang baik meliputi :

1. Participation

2. Rule of Law

3. Transparancy

4. Responsiveness

5. Concensus Orientation

6. Equity

7. Effectiveness and Efeciency

8. Acountability

9. Strategy Vision

Dari uraian-uraian di atas maka cirri-ciri Tata Pemerintahan yang

baik antara lain adalah :

1. Mengikutsertakan seluruh masyarakat

2. Transparansi dan bertanggung jawab

3. Adil dan Efektive

4. Menjamin Kepastian Hukum

5. Adanya Konsensus masyarakat dengan Pemerintah dalam segala

bidang

6. Memperhatikan kepentingan orang miskin.