GEOLOGI SITUS LAHAN BASAH SAKA KAWANG, KABUPATEN …

10
37 Geologi Situs Lahan Basah Saka Kawang, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah - M. Fadhlan S. Intan GEOLOGI SITUS LAHAN BASAH SAKA KAWANG, KABUPATEN PULANG PISAU, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH GEOLOGY SITE WETLAND SAKA KAWANG, PULANG PISAU DISTRICT, CENTRAL KALIMANTAN PROVINCE M. Fadhlan S. Intan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Jalan Raya Condet Pejaten No. 4, Jakarta 12510 [email protected] Abstract Saka Kawang is a swamp area in archeology called wetland archeology. The area is a residential area of the 14th century until the 15th century AD. The research location is focused in Saka Kawang area, Kahayan Hilir Sub-district, Pulang Pisau District, Central Kalimantan Province. This paper discusses the condition of the geological environment, which includes the shape of the landscape and flow patterns as well as the position and relationship of the old river with the Kahayan River. The purpose of mapping the old river trail is to look for links between old rivers and rivers that are still flowing. The research method used is literature study, survey, map analysis, mapping of old river trail. The study area is included in the morphology of the terrain, with a height of 2-10 meters above sea level. Stadia adult rivers, old river stadia, periodic/permanent rivers and episodic/intermittent rivers. It is composed by alluvials of Holocene, and undergoes geological structural disturbances in the form of a strike slip fault. The mapping results show that the old river is estimated to be connected with the Kahayan River. Keywords: archaeology wetlands, old river trail, the site Saka Kawang Abstrak Saka Kawang merupakan daerah rawa yang dalam arkeologi disebut arkeologi lahan basah. Daerah itu adalah suatu wilayah pemukiman abad ke-14 hingga abad ke-15 Masehi. Lokasi penelitian difokuskan di wilayah Saka Kawang, Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah. Tulisan ini membahas kondisi lingkungan geologi, yang mencakup bentuk bentang alam dan pola aliran serta posisi dan hubungan sungai lama dengan Sungai Kahayan. Tujuan pemetaan jejak sungai lama adalah mencari hubungan sungai-sungai lama dengan sungai-sungai yang hingga kini masih mengalir. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka, survei, analisis peta, pemetaan jejak sungai lama. Wilayah penelitian termasuk dalam satuan morfologi dataran, dengan ketinggian 2-10 meter di atas permukaan air laut. Stadia sungai dewasa-tua, stadia sungai tua, sungai periodik/permanen dan sungai episodik/intermittent. Tersusun oleh aluvial yang berumur Holosen, dan mengalami gangguan struktur geologi berupa sesar geser. Hasil pemetaan menunjukkan bahwa sungai lama diperkirakan menyambung dengan Sungai Kahayan. Kata kunci: arkeologi lahan basah, jejak sungai lama, situs Saka Kawang PENDAHULUAN Kabupaten Pulang Pisau merupakan salah satu kabupaten dalam wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, terletak di bagian tengah Provinsi Kalimantan Tengah. Secara astronomis terletak antara 113°30’00” - 114°15’00” Bujur Timur dan 1°32’00” - 3°28’00” Lintang Selatan. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kota Palangkaraya dan Kabupaten Katingan di sebelah barat, Kabupaten Kapuas di sebelah timur, Kabupaten Gunung Mas di sebelah utara, serta Laut Jawa di sebelah selatan (BPS, 2016).

Transcript of GEOLOGI SITUS LAHAN BASAH SAKA KAWANG, KABUPATEN …

Page 1: GEOLOGI SITUS LAHAN BASAH SAKA KAWANG, KABUPATEN …

37

Geologi Situs Lahan Basah Saka Kawang, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah - M. Fadhlan S. Intan

GEOLOGI SITUS LAHAN BASAH SAKA KAWANG, KABUPATEN PULANG PISAU, PROVINSI KALIMANTAN

TENGAH GEOLOGY SITE WETLAND SAKA KAWANG,

PULANG PISAU DISTRICT, CENTRAL KALIMANTAN PROVINCE

M. Fadhlan S. Intan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional

Jalan Raya Condet Pejaten No. 4, Jakarta 12510 [email protected]

Abstract Saka Kawang is a swamp area in archeology called wetland archeology. The area is a residential area of the 14th century until the 15th century AD. The research location is focused in Saka Kawang area, Kahayan Hilir Sub-district, Pulang Pisau District, Central Kalimantan Province. This paper discusses the condition of the geological environment, which includes the shape of the landscape and flow patterns as well as the position and relationship of the old river with the Kahayan River. The purpose of mapping the old river trail is to look for links between old rivers and rivers that are still flowing. The research method used is literature study, survey, map analysis, mapping of old river trail. The study area is included in the morphology of the terrain, with a height of 2-10 meters above sea level. Stadia adult rivers, old river stadia, periodic/permanent rivers and episodic/intermittent rivers. It is composed by alluvials of Holocene, and undergoes geological structural disturbances in the form of a strike slip fault. The mapping results show that the old river is estimated to be connected with the Kahayan River. Keywords: archaeology wetlands, old river trail, the site Saka Kawang

Abstrak

Saka Kawang merupakan daerah rawa yang dalam arkeologi disebut arkeologi lahan basah. Daerah itu adalah suatu wilayah pemukiman abad ke-14 hingga abad ke-15 Masehi. Lokasi penelitian difokuskan di wilayah Saka Kawang, Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah. Tulisan ini membahas kondisi lingkungan geologi, yang mencakup bentuk bentang alam dan pola aliran serta posisi dan hubungan sungai lama dengan Sungai Kahayan. Tujuan pemetaan jejak sungai lama adalah mencari hubungan sungai-sungai lama dengan sungai-sungai yang hingga kini masih mengalir. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka, survei, analisis peta, pemetaan jejak sungai lama. Wilayah penelitian termasuk dalam satuan morfologi dataran, dengan ketinggian 2-10 meter di atas permukaan air laut. Stadia sungai dewasa-tua, stadia sungai tua, sungai periodik/permanen dan sungai episodik/intermittent. Tersusun oleh aluvial yang berumur Holosen, dan mengalami gangguan struktur geologi berupa sesar geser. Hasil pemetaan menunjukkan bahwa sungai lama diperkirakan menyambung dengan Sungai Kahayan. Kata kunci: arkeologi lahan basah, jejak sungai lama, situs Saka Kawang

PENDAHULUAN Kabupaten Pulang Pisau merupakan salah

satu kabupaten dalam wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, terletak di bagian tengah Provinsi Kalimantan Tengah. Secara astronomis terletak antara 113°30’00” - 114°15’00” Bujur

Timur dan 1°32’00” - 3°28’00” Lintang Selatan. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kota Palangkaraya dan Kabupaten Katingan di sebelah barat, Kabupaten Kapuas di sebelah timur, Kabupaten Gunung Mas di sebelah utara, serta Laut Jawa di sebelah selatan (BPS, 2016).

Page 2: GEOLOGI SITUS LAHAN BASAH SAKA KAWANG, KABUPATEN …

38

Jurnal Tumotowa Volume 2 Nomor 1, Juli 2019: 37 - 46

Gambar 1. Keletakan Situs Saka Kawang

dalam peta Kabupaten Pulang Pisau. (Sumber: Kementerian Pekerjaan Umum, 2012)

Kabupaten Pulang Pisau terdiri dari 8 kecamatan dengan total luas wilayahnya yaitu sebesar 8.997 Km2. Kecamatan Sebangau Kuala adalah kecamatan yang memiliki wilayah terluas yaitu sebesar 3.801 Km2 atau sekitar 42,25 % dari total luas wilayah Kabupaten Pulang Pisau. Kabupaten Pulang Pisau pada umumnya termasuk daerah beriklim tropis dan lembab, dengan temperature berkisar antara 20,0˚C – 35,8˚C, sedangkan kelembaban udara berkisar antara 75,0% – 87,4% (BPS, 2016).

Kabupaten Pulang Pisau memiliki topografi yang beragam, di sebelah Selatan merupakan daerah pantai, pesisir, dan rawa-rawa gambut, sedangkan di daerah Utara merupakan daerah perbukitan. Umumnya daerah di Pulau Kalimantan yang di lintasi oleh sungai-sungai besar, Kabupaten Pulang Pisau juga dilintasi oleh lima sungai utama yaitu: Sungai Kahayan, Sungai Sebangau, Sungai Anjir Kalampan, Sungai Anjir Basarang, dan Sungai Terusan Raya (BPS, 2016).

Gambar 2. Keletakan Situs Saka Kawang terhadap

Sungai Kahayan. (Sumber: Intan 2012; Data Topografi berdasarkan

Jarvis et al. 2008)

Situs Saka Kawang merupakan lahan basah (wetland) yang sangat luas. Lahan basah (wetland) adalah suatu tempat yang cukup basah selama waktu yang panjang bagi pengembangan vegetasi dan organisme lain yang teradaptasi khusus (Maltby, 1986:200). Lahan basah dibentuk berdasarkan tiga parameter yaitu hidrologi, vegetasi hidrofitik, dan tanah hidrik (Cassel, 1997:50). Lahan Basah mulai dikenal sejak adanya Konvensi Ramsar, Iran, yaitu sebuah konvensi internasional pada tanggal 2 Februari 1971 (Ramsar, 2013) yang dihadiri 18 negara, dimana lahan basah didefinisikan sebagai daerah payau, paya, tanah gambut atau perairan, baik yang bersifat alami maupun buatan, tetap ataupun sementara, dengan perairannya yang tergenang ataupun mengalir, tawar, agak asin ataupun asin, termasuk daerah-daerah perairan laut yang kedalamannya tidak lebih dari enam meter pada waktu air surut.

Penelitian di Situs Saka Kawang pertama kali dilakukan oleh M. Kiwok pada tahun 1986 (atas laporan Igon M. Galong), dengan hasilnya berupa fragmen keramik, fragmen tembikar, manik-manik, tongak-tonggak kayu, dan sisa perahu (Cahyaningtyas N. Yuka, 2012:142-145). Eksplorasi dilanjutkan pada tahun 1996 berhasil menemukan fragmen keramik, fragmen tembikar, artefak kayu, dan artefak batu (utuh dan fragmen). Tahun 1998, dengan hasilnya keramik-keramik berasal dari Abad 14 hingga 15 Masehi. Tahun 2011 dilakukan penelitian bersifat eksplorasi di dua kabupaten (Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisau). Ekskavasi yang dilakukan pada tahun 2012, menghasilkan data berupa fragmen tembikar, fragmen keramik, manik-manik, tanah liat bakar, hematite, dan potongan kayu (Cahyaningtyas N. Yuka, 2012:142-145). Selain itu, juga memetakan alur sungai lama.

Hampir seluruh Kecamatan Kahayan Hilir menyimpan temuan-temuan arkeologi. Tidak hanya di areal permukiman tetapi juga di areal hutan dan rawa-rawa. Tulisan ini membahas tiga hal, yaitu 1) kondisi lingkungan geologi wilayah Saka Kawang, 2) bentuk dan pola aliran sungai lama di wilayah Saka Kawang, dan 3) posisi sungai lama tersebut, apakah ada hubungan aliran dengan Sungai Kahayan. Tujuan penelitian di Situs Saka Kawang, selain untuk mengetahui kondisi geologi secara umum, juga mencoba melakukan pemetaan jejak sungai lama dan mencari hubungan dengan sungai-sungai

Page 3: GEOLOGI SITUS LAHAN BASAH SAKA KAWANG, KABUPATEN …

39

Geologi Situs Lahan Basah Saka Kawang, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah - M. Fadhlan S. Intan

yang hingga kini masih mengalir (Sungai Kahayan). Lokasi penelitian pemetaan jejak sungai lama difokuskan di wilayah Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah, yang termasuk area Handil Saka Kawang. Data yang digunakan dalam tulisan ini, adalah hasil penelitian penulis di Situs Saka Kawang, bersama-sama dengan Tim Penelitian Balai Arkeologi Kalimantan Selatan.

Secara geografis, Situs Saka Kawang termasuk wilayah administratif Kelurahan Kalawa, Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah, terletak pada garis lintang 114°13'56,1" bujur timur dan 2°45'22,1” lintang selatan, dengan ketinggian 8 meter diatas permukaan air laut, serta tercantum pada Peta Topografi lembar Amuntai (SA 50-9 Series T503), berskala 1:250.000. Situs ini dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan beroda dua dan empat dari ibukota kabupaten. METODE

Penelitian ini dilakukan dengan cara 1) analisis peta topografi, peta rupa bumi, dan peta geologi untuk menggambarkan kondisi geologi Kawasan Situs Saka Kawang; 2) survei dengan mengamati bentuk bentang alam, lithologi, dan struktur geologi wilayah Saka Kawang dan sekitarnya; 3) pemetaan geologi dan pemetaan jejak sungai lama dan; 4) pembuatan peta jejak sungai lama yang bermuara di Sungai Kahayan. Data-data dari kajian pustaka dengan hasil penelitian lapangan dikompilasikan, kemudian diinterpretasikan dengan peta geologi dan peta topografi.

Peta jejak sungai lama tersebut dapat memberikan pengetahuan baru, tentang luas permukiman kuno di wilayah Saka Kawang. Sasaran penelitian, selain sungai lama itu sendiri, juga mencari temuan arkeologis yang terdapat di kedua sisi sungai tersebut, sebagai indikasi dalam penentuan sektor di Kawasan Lahan Basah Saka Kawang. HASIL DAN PEMBAHASAN Geologi

Geologi regional wilayah Situs Saka Kawang dan sekitarnya, mempunyai kondisi topografi sebagai berikut, bagian utara

merupakan daerah perbukitan, dengan ketinggian antara 50-100 meter dari permukaan laut, dengan kemiringan 8º–15º, sedangkan daerah pegunungan dengan tingkat kemiringan ± 15º–25º. Bagian selatan terdiri dari pantai/pesisir, rawa–rawa dengan ketinggian antara 0-5 meter dari permukaan laut, yang mempunyai elevasi 0º–8º, dipengaruhi oleh pasang surut dan merupakan daerah yang intensitas banjir yang cukup besar.

Selain itu juga memiliki perairan yang meliputi danau, rawa-rawa, dan dilintasi jalur sungai yaitu Sungai Kahayan dengan panjang 600 km, Sungai Sebangau dengan panjang 200 km, Anjir Kalampan dengan panjang ±14,5 km, yang menghubungkan Mandomai Kecamatan Kapuas Barat, Kabupaten Kapuas dengan Kabupaten Pulang Pisau mengarah ke Palangka Raya,dari jumlah tersebut di atas yang masuk wilayah Kabupaten Pulang ± 6,5 km. Anjir Basarang dengan panjang ± 24 km, menghubungkan Kuala Kapuas dengan wilayah Kabupaten Pulang Pisau, dari jumlah tersebut yang masuk Wilayah Kabupaten Pulang ± 7 km. Anjir (Terusan Raya) dengan panjang ± 18 km yang menjadi alur transportasi sungai dari Kuala Kapuas ke Bahaur, Kecamatan Kahayan Kuala melalui Terusan Batu. Terusan yang masuk wilayah Kabupaten Pulang ± 6 km. Daerah pantai/pesisir Laut dengan panjang bentangan ± 153,4 km.

Daerah Pulang Pisau dan sekitarnya secara geologi termasuk pada Cekungan Barito. Cekungan ini menempati sebagian daerah Kalimantan bagian tengah dan selatan dengan bentuk memanjang hampir timur laut-baratdaya. Batuannya dicirikan oleh batuan sedimen fluviatil yang terdiri dari batupasir, batu lumpur dan konglomerat. Cekungan ini dibatasi oleh Paparan Sunda di barat, Tinggian Kuching di utara, Tinggian Meratus di timur dan Laut Jawa di selatan (Supriatna, 1983 dalam Wijaya Truman 2009). Geomorfologi

Morfologi atau bentuk bentang alam suatu daerah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, lithologi, struktur geologi, stadia daerah, dan tingkat erosi yang bekerja (Thornbury, 1969). Sebagian besar wilayah Kabupaten Pulang Pisau merupakan dataran rendah pesisir yang terletak di aliran Sungai Kahayan. Secara umum keadaan

Page 4: GEOLOGI SITUS LAHAN BASAH SAKA KAWANG, KABUPATEN …

40

Jurnal Tumotowa Volume 2 Nomor 1, Juli 2019: 37 - 46

bentang alam (morfologi) Situs Saka Kawang memperlihatkan kondisi dataran rendah.

Kondisi bentang alam seperti ini, yang apabila diklasifikasikan berdasarkan Sistem Desaunettes, 1977 (Todd, 1980), yaitu atas prosentase kemiringan lereng dan beda tinggi relief suatu tempat, maka Situs Saka Kawang terbagi atas satu satuan morfologi, yaitu Satuan Morfologi Dataran. Satuan Morfologi Dataran, dicirikan dengan bentuk permukaan yang sangat landai dan datar, dengan prosentase kemiringan lereng antara 0 - 2%, bentuk lembah yang sangat lebar. Satuan morfologi ini menempati 100% dari wilayah penelitian. Pembentuk satuan morfologi ini pada umumnya endapan rawa, dan aluvial. Satuan morfologi dataran, pada umumnya diusahakan sebagai areal perkebunan dan pemukiman. Ketinggian wilayah situs secara umum adalah 2 hingga 10 meter dpl.

Gambar 3. Kenampakan Satuan Morfologi Dataran

(0-2%) di Situs Saka Kawang dan sekitarnya. (Sumber: Dok. Balar Kalimantan Selatan, 2012)

Sungai terbesar yang mengalir di Situs Saka Kawang dan sekitarnya adalah Sungai Kahayan. Sungai Kahayan berarah aliran dari utara ke selatan dan bermuara di Laut Jawa. Panjang Sungai Kahayan adalah ± 650 km dengan lebar di sekitar situs antara 300 – 500 meter, dengan kedalaman sekitar 7 meter dengan pengaruh pasang surut 1-3 meter. Sungai ini membentuk meander-meander di beberapa tempat, yang mencirikan bentuk sungai tua.

Sungai Kahayan memiliki sejumlah anak sungai, antara lain (di mulai dari dekat situs hingga ke Sungai Kahayan) adalah Sungai Saka Kawang, Sungai Palawi, Sungai Teratek, Sungai Pantai, Sungai Tabuan dan Sungai Sala.

Sungai Kahayan mempunyai arti penting bagi masyarakat setempat dan di area tersebut

dibuat kanal-kanal selebar 5 - 10 meter yang berfungsi sebagai jalur transportasi, drainase pemukiman serta lahan pertanian.

Pola pengeringan permukaan (surface drainage pattern) sungai induk di wilayah penelitian menunjukkan arah umum dari utara ke selatan dan bermuara di Laut Jawa, sedangkan anak-anak sungai berarah aliran barat – timur dan timur-barat dan bermuara di Sungai Kahayan.

Gambar 4. Sungai Kahayan yang terletak di sebelah

timur Situs Saka Kawang, bermuara di Laut Jawa. (Sumber: Dok. Balar Kalimantan Selatan, 2012)

Gambar 5. Sungai Saka Kawang merupakan salah satu kanal/Handil yang diperlebar dan diperdalam

oleh pemerintah, berfungsi sebagai jalur transportasi dan drainase pemukiman dan lahan pertanian.

(Sumber: Dok. Balar Kalimantan Selatan, 2012)

Kelompok sungai tersebut termasuk pada sungai yang berstadia Sungai Dewasa-Tua (old-mature river stadium), dan Stadia Sungai Tua (old stadium) (Lobeck, 1939; Thornbury, 1964). Berdasarkan klasifikasi atas kuantitas air, maka sungai-sungai yang terdapat di Situs Saka Kawang dan sekitarnya termasuk pada Sungai Periodik/permanen dan Sungai Episodik/intermittent (Lobeck, 1939; Thornbury, 1964).

Page 5: GEOLOGI SITUS LAHAN BASAH SAKA KAWANG, KABUPATEN …

41

Geologi Situs Lahan Basah Saka Kawang, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah - M. Fadhlan S. Intan

Gambar 6. Muara Sungai Sala di Sungai Kahayan.

Sungai Sala merupakan sambungan dari alur sungai lama yang melewati Situs Saka

Kawang. (Sumber: Dok. Balar Kalimantan Selatan, 2012)

Stratigrafi

Satuan batuan yang menyusun Situs Saka Kawang, penamaannya didasarkan atas ciri lithologi, dan posisi stratigrafi. Atas dasar tersebut, maka satuan batuan yang menyusun Situs Saka Kawang dan sekitarnya adalah aluvial yang terdiri dari lempung kaolinit, lanau bersisipan pasir, gambut yang merupakan endapan sungai dan endapan rawa serta berumur Holosen (Heryanto R. dkk. 1994).

Gambar 7. Batuan yang menyusun Situs Saka

Kawang dan sekitarnya adalah aluvial yang merupakan endapan sungai dan endapan rawa

serta berumur Holosen. (Sumber: Heryanto dkk., 1994 dengan pengolahan)

Gambar 7. Aluvial, batuan penyusun Situs Saka Kawang dan sekitarnya yang berumur Holosen.

(Dok: Balar Kalimantan Selatan, 2012) Struktur Geologi

Pada pengamatan lapangan tidak ditemukan adanya indikasi primer gangguan struktur geologi. Namun berdasarkan atas Interpretasi Peta Topografi, dengan memperhatikan aliran Sungai Kahayan pada koordinat 2º47’25,4” LS - 114º13’21,9” BT, terlihat dimana arah aliran sungai tersebut dari arah utara ke selatan, tiba-tiba berbelok ke timur-barat, dan berbelok lagi ke arah selatan. Hal seperti itu, dikatakan bahwa berbeloknya suatu sungai secara tiba-tiba dengan membentuk sudut 90º menjadi suatu ciri adanya suatu patahan atau sesar (fault). Dari dasar itu, maka wilayah penelitian, dapat dikatakan terlewati oleh suatu patahan dari jenis sesar geser/patahan geser (strike slip fault) (Billing, 1972).

Gambar 8. Bentuk perubahan aliran Sungai

Kahayan yang diakibatkan oleh struktur geologi. (Sumber: Army Map Service 1956)

Dari peta diatas, dapat di interpretasi yang di awali dengan bentuk sungai yang lurus (Nomor-1), kemudian adanya tekanan baik dari

Page 6: GEOLOGI SITUS LAHAN BASAH SAKA KAWANG, KABUPATEN …

42

Jurnal Tumotowa Volume 2 Nomor 1, Juli 2019: 37 - 46

arah timur ataupun dari arah barat, akan membuat bentuk sungai berbelok (Nomor-2), oleh proses pengikisin sudut sungai, akhirnya membentuk seperti yang terlihat saat ini (Nomor-3 dan 4). Tinggalan Kepurbakalaan

Sungai lama di situs ini melewati atau memotong Sungai Saka Kawang Kecil, yang pada saat pelebaran dan pendalaman Sungai Saka Kawang Kecil, terangkut tanah-tanah yang bercampur dengan tinggalan-tinggalan arkeologi yang ditempatkan di sebeluah utara dari sungai tersebut (Intan, 2012).

Pada saat dilakukan pengamatan pada lokasi ini, yang berada pada koordinat 2º45’21,7” LS - 114º13’53,5” BT (St-47), sangat jelas terlihat antara dataran yang kering dengan dataran bekas sungai lama, ada lekukan pada sungai lama tersebut. Dari hasil pengamatan di lokasi ini ditemukan beberapa kayu sisa perahu, fragmen keramik, fragmen tembikar, dan manik-manik (Intan, 2012).

Gambar 9. Beberapa temuan dari pendalaman

Sungai (Handil) Saka Kawang, (A) Sisa Perahu; (B) Fragmen Keramik; (C) Fragmen Tembikar dan; (D)

Manik-Manik. (Sumber: Dok. Balar Kalimantan Selatan, 2012)

Sungai Lama Pemetaan sungai lama, dilaksanakan atas adanya suatu permasalahan bahwa apakah sungai-sungai lama dengan sungai-sungai yang hingga kini masih mengalir mempunyai hubungan, atau apakah kedua jenis sungai tersebut, dahulunya adalah satu, atau berbeda masa (Intan, 2017). Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka tujuan pemetaan sungai lama,

adalah mencari hubungan sungai-sungai lama dengan sungai-sungai yang hingga kini masih mengalir.

Pemetaan sungai lama, di awali dengan Interpretasi Peta Topografi (IPT), dan peta situasi situs hasil penelitian tahun 2008, selanjutnya melakukan observasi lapangan. Informasi yang didapatkan dari masyarakat, bahwa di lokasi ini ada danau yang disebut dengan Danau Layang, artinya danau yang tiba-tiba muncul. Menurut informan (Bapak Nagawa) Danau Layang ke arah hilir memotong Sungai Palawi, Sungai Teratek, Sungai Pantai, Sungai Tabuan, dan menyatu dengan Sungai Sala, dan bermuara di Sungai Kahayan (Intan, 2012).

Dari data-data tersebut, dibuatlah suatu rencana pemetaan sungai lama atau alur purba di wilayah Situs Saka Kawang, yang dimulai dari sungai lama yang terletak antara Kotak TP1 dengan Kotak TP2. Titik awal pemetaan terletak koordinat 2º45’26,0” LS - 114º13’57,1” BT (St-15). Sungai lama ini mengarah ke selatan – barat daya dan pada puncak meander di koordinat 2º45’28,1” LS - 114º13’55,6” BT (St-23). Dari St-23 sungai lama berarah tenggara dan pada koordinat 2º45’28,7” LS - 114º13’56,6” BT (St-24A) merupakan meander, lalu berbelok ke arah relatif selatan hingga ke 2º45’29,3” LS - 114º13’56,8” BT (St-25), menerus ke koordinat 2º45’31,2” LS - 114º13’57,5” BT (St-26A), berbelok ke arah tenggara hingga di 2º45’31,6” LS - 114º13’58,5” BT (St-27), dan mencapai puncak meander di 2º45’31,7” LS - 114º13’59,0” BT (St-28) dan puncak meander di 2º45’31,7” LS - 114º13’59,8” BT (St-29A), menerus hingga di 2º45’32,5” LS - 114º14’00,0” BT (St-30), berbelok ke selatan hingga mencapai puncak meander di 2º45’33,2” LS - 114º13’59,9” BT (St-31), menerus ke arah selatan-barat daya melewati meander di 2º45’34,0” LS - 114º14’00,1” BT (St-32) -- 2º45’35,0” LS - 114º13’58,6” BT (St-33A) -- 2º45’35,4 LS - 114º13’57,8” BT (St-34A) menerus hingga puncak meander 2º45’36,2 LS - 114º13’57,1” BT (St-35A) dan puncak meander 2º45’36,6 LS - 114º13’57,0” BT (St-36A), menerus dengan arah barat daya dan bertemu dengan Sungai Palawi di 2º45’38,7 LS - 114º13’55,2” BT (St-37A). Pada Stasiun-37A pemetaan sungai lama dihentikan (Intan, 2012).

Pemetaan sungai lama, kemudian di arahkan ke arah hulu pada koordinat 2º45’23,0 LS - 114º13’55,8” BT (St-61), sungai lama ini

Page 7: GEOLOGI SITUS LAHAN BASAH SAKA KAWANG, KABUPATEN …

43

Geologi Situs Lahan Basah Saka Kawang, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah - M. Fadhlan S. Intan

merupakan titik bor-61 dan merupakan lokasi penemuan sisa papan perahu pada penelitian tahun 2008. Sungai lama di lokasi ini berarah barat laut – tenggara dan terletak di selatan Handil Saka Kawang (Intan, 2012).

Selanjutnya sungai lama yang terletak di utara Handil Saka Kawang yang berarah timur-barat berbelok ke utara memotong Handil Saka Kawang pada koordinat 2º45’20,5 LS - 114º13’53,5” BT (St-62), yang juga menjadi titik bor-62.

Gambar 10. Sungai Lama, yang dapat dibedakan

dengan daerah disekitarnya berdasarkan atas jenis vegetasinya. Sungai lama dengan vegetasi

yang khas yaitu rumput-rumputan. (Sumber: Dok. Balar Kalimantan Selatan, 2012)

Gambar 11. Bentuk sungai lama atau alur purba di

sekitar kotak ekskavasi. (Sumber: Intan 2012; Data Topografi berdasarkan

Jarvis et al. 2008)

Sulitnya medan untuk menembus sungai lama setelah Sungai Palawi, akhirnya diputuskan

untuk memetakan bagian hilir yang menjadi kontak langsung dengan Sungai Kahayan. Keletakan sungai lama atau alur purba, dari arah timur laut - barat daya dan menyambung dengan Sungai Sala pada koordinat 2º46’12,9 LS - 114º12’29,3” BT (St-54), dan selanjutnya Sungai Sala mengalir ke arah tenggara dan bermuara di Sungai Kahayan.

Gambar 12. Bentuk sungai lama atau alur purba

yang berambung dengan Sungai Sala dan bermuara di Sungai Kahayan.

(Sumber: Intan 2012; Data Topografi berdasarkan Jarvis et al. 2008)

Gambar 13. Sungai lama atau alur purba yang menyatu dengan Sungai Sala, tampak vegetasi rumput-rumpatan di sungai lama (tanda panah). (Sumber: Dok. Balar Kalimantan Selatan, 2012)

Dari pengamatan dan pemetaan sungai lama di Situs Saka Kawang, dapat disimpulkan bahwa sungai-sungai lama tersebut merupakan rangkaian sungai yang menyambung dengan Sungai Sala yang bermuara di Sungai Kahayan. Selain itu, dapat pula disimpulkan bahwa keletakan situs-situs berada di sisi kiri dan kanan dari sungai-sungai lama tersebut.

Selain itu, hasil interpretasi peta topografi menunjukkan data yang lain, yaitu dengan adanya meander yang telah terputus dari Sungai Kahayan, yang saat ini meander tersebut terletak di sebelah timur Sungai Kahayan, yang juga

Page 8: GEOLOGI SITUS LAHAN BASAH SAKA KAWANG, KABUPATEN …

44

Jurnal Tumotowa Volume 2 Nomor 1, Juli 2019: 37 - 46

puncak meandernya berada di sebelah timur. Rekonstruksi dari Sungai Kahayan dengan menggunakan data meander tersebut, terlihat seperti peta dibawah ini.

Gambar 14. Perubahan aliran Sungai Kahayan

akibat rejuvination, yang ditandai dengan terputusnya suatu meander.

(Sumber: Army Map Service 1956)

Pada saat meander tersebut masih menyatu dengan Sungai Kahayan, berarti Sungai Kahayan belum mengalami siklus atau rejuvination yang membentuk sungai seperti sekarang ini (Intan, 2012). KESIMPULAN

Situs Saka Kawang merupakan wilayah dataran rendah yang termasuk dalam satuan morfologi dataran dengan kemiringan lereng 0%-2%. Wilayah ini berpola pengeringan permukaan (surface drainage pattern) dengan arah umum dari utara ke selatan dan bermuara di Laut Jawa. sedangkan anak-anak sungai berarah aliran barat – timur dan timur-barat dan bermuara di Sungai Kahayan. Berstadia Sungai Dewasa-Tua (old-mature river stadium), dan Stadia Sungai Tua (old stadium), serta termasuk pada Sungai Periodik/permanen dan Sungai Episodik/intermittent. Wilayah Saka Kawang tersusun oleh aluvial yang berumur Holosen, serta mengalami gangguan struktur geologi, berupa sesar geser (strike slip fault). Kondisi geologi seperti di Sektor Saka Kawang ini, secara umum kurang baik sebagai hunian.

Pemetaan sungai lama dimulai dari lokasi ekskavasi ke arah hilir, namun setelah sungai lama bertemu dengan Sungai Palawi, pemetaan dihentikan karena sulitnya medan untuk menembus sungai lama. Akhirnya diputuskan untuk memetakan bagian hilir yang menjadi

kontak langsung dengan Sungai Kahayan. Keletakan sungai lama, dari arah timur laut - barat daya dan menyambung dengan Sungai Sala yang mengalir ke arah tenggara dan bermuara di Sungai Kahayan. Tinggalan kepurbakalaan yang ditemukan di sungai-sungai lama adalah sisa perahu, fragmen keramik, fragmen tembikar, dan manik-manik.

***** DAFTAR PUSTAKA Army Map Service 1956 Peta Topografi Lembar

SA 50-9 (Amuntai) Series T503 Edition 1-AMS, Indonesia 1:250.000.

Billing, M.P., 1972 Structural Geology. Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliggs, New Jersey.

BPS, 2016 Kabupaten Pulang Pisau Dalam Angka 2016. Badan Pusat Statistik Kabupaten Pulang Pisau.

Cahyaningtyas N. Yuka, 2012 Potensi Pemukiman Di Handil Saka Kawang, Kalimantan Tengah. Naditira Widya Vol.6 No.2/2012. Hal.142-152. Balai Arkeologi Banjarmasin.

Cassel,.D.K., 1997 Foreword. In: Aquic Conditions and Hydric Soils: The Problem Soil. Editors: Vepraskas and Sprecher. SSSA Special Publication. Number 50.h vii.

Desaunettes, J R. 1977. “Catalogue of Landforms for Indonesia": Examples of a Physiographic Approach to Land Evaluation for Agricultural Development.” Unpublished. Bogor: Trust Fund of the Government of Indonesia Food and Agriculture Organization.

Heryanto R., Sanyoto P., 1994 Peta Geologi Lembar Amuntai, Kalimantan. Deptamben, Ditjend..Sumberdaya Mineral, P3G , Bandung.

Intan S. Fadhlan. M., 2012 Geologi Situs Saka Kawang, Kab. Pulang Pisau, Prov. Kalimantan Tengah. Bagian Laporan Penelitian Arkeologi (LPA) Balai Arkeologi Banjarmasin.

Page 9: GEOLOGI SITUS LAHAN BASAH SAKA KAWANG, KABUPATEN …

45

Geologi Situs Lahan Basah Saka Kawang, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah - M. Fadhlan S. Intan

Intan S. Fadhlan. M., 2017 AIR SUGIHAN: Jejak Sungai Lama Di Lahan Basah. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Jarvis, A., H.I. Reuter, A. Nelson, dan E. Guevara. 2008 Hole-filled seamless SRTM data V4. Center for Tropical Agliculture (CIAT).

Lobeck, A.K., 1939 Geomorphology. McGraw-Hill Book Company, Inc., New York and Company.

Maltby., E. 1986 Waterlogged Wealth. An Earthscan Paperback, London. 200pp.

Ramsar Convention Secretariat, 2013. The Ramsar Convention Manual: a guide to the Convention on Wetlands (Ramsar, Iran, 1971), 6th ed. 2013. Ramsar Convention Secretariat, Gland, Switzerland. http://www.ramsar. org/sites/default/files/documents/library/manual6-2013-e.pdf. 30 Juni 2017.

Thornbury, W.D., 1964 Principle of Geomorphology. New York, London, John Wiley and sons, inc.

Todd D.K., 1980 Groundwater Hidrology. John Wiley & Sons Inc, New York.

Wijaya Truman, 2009 Inventarisasi Gambut Di Daerah Pangkoh Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah. Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009. Buku-1: Bidang Energi. Hal. 371-388.

Page 10: GEOLOGI SITUS LAHAN BASAH SAKA KAWANG, KABUPATEN …

46

Jurnal Tumotowa Volume 2 Nomor 1, Juli 2019: 37 - 46