Case Kuliit SAKA
Embed Size (px)
description
Transcript of Case Kuliit SAKA

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan ridho-Nya penulis dapat
menyelesaikan presentasi kasus dengan judul “Moluskum Kontagiosum” yang merupakan
salah satu syarat dalam melaksanakan kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin RSUD Gunung Jati, Cirebon
Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada dr. Ny. Retno Satuti, Sp. KK. Selaku
pembimbing presentasi kasus ini, dan kepada teman-teman kepaniteraan di bagian Kulit dan
Kelamin, serta semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan presentasi kasus ini.
Dalam penulisannya, presentasi kasus ini masih banyak kekurangan dan masih
banyak yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat dihargai
bagi presentasi kasus ini. Semoga presentasi kasus ini bermanfaat bagi para pembaca.
Cirebon, 25 november 2012
Penulis
1

BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Vina
Umur : 6 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : sendang, cirebon
Pendidikan : TK
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Status : Tidak kawin
II. ANAMNESIS tanggal 22 November 2012
Keluhan utama : Bintil-bintil pada lengan kanan atas dan dada sebelah
kanan
Keluhan tambahan : -
Riwayat penyakit :
Pasien datang berobat ke poli kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD
gunung jati dengan keluhan bintil-bintil pada lengan kanan atas dan dada
sebelah kanan sejak 1 bulan yang lalu. Bermula hanya timbul 1 bintil pada
lengan atas sebesar jarum pentul dengan warna yang sama dengan kulit
sekitar. Semakin lama bintil-bintil semakin banyak meluas sampai ke dada
bagian kanan. Pasien sering berenang di tempat umum minimal 1 minggu
sekali. Bintil- bintil tidak disertai dengan gatal dan nyeri. Ibu pasien
menyangkal pasien sering menggaruk-garuk di daerah yang bintil-bintil.
Pengobatan yang pernah didapat :
Pasien berobat ke mantri dan diberi salep tetapi tidak ada perubahan.
2

Penyakit lain yang pernah diderita :
pasien pernah menjalani pengobatan TB paru selama 1 tahun dan pengobatan
sudah tuntas.
Penyakit keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang memilik keluhan serupa.
III. STATUS GENERALIS / INTERNIS
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan gizi : Baik
Tekanan darah : 110/70mmHg
Nadi : 92x/menit
Respirasi : 22x/menit
Suhu : 36 °c
Kepala : Normocephal
Thorax : Jantung : BJ I/II reguler, M -, G-
Paru : VBS +/+, Rhonki-, weezing –
Abdomen : Supel, BU+ , Hepar:DBN, Limpa:DBN
KGB : Tidak ada pembesaran
Ekstremitas : Edema -, Sianosis –
IV. STATUS DERMATOLOGIS
A. Inspeksi
1. Lokalisasi :
Pada lengan kanan atas dan dada sebelah kanan
2. Penyebaran : Regional
3. Jumlah : Diskret
4. Bentuk kelainan : Monomorf
5. Ukuran : Miliar,sirkumskrip
6. Konfigurasi : Korimbiformis
7. Eflorosensi Primer : Papul
8. Deskripsi :
3

Pada lengan kanan atas dan dada sebelah kanan tampak papul-papul
berbatas tegas berwarna seperti kulit tampak seperti lilin yang ditengahnya
terdapat lekukan.
V. RESUME
Pasien anak perempuan 6 tahun datang dengan:
- bintil-bintil pada lengan kanan atas dan dada kanan.
- bintil-bintil tidak disertai gatal dan nyeri.
- bintil-bintil sebesar jarum pentul berwarna sama seperti kulit sekitar.
- bintil-bintil semakin lama semakin menyebar.
- pasien sering berenang di tempat umum.
Status dermatologi:
-pada lengan kanan atas dan dada sebelah kanan tampak papul-papul
yang berwarna seperti kulit tampak seperti lilin yang ditengahnya terdapat
lekukan.
4

VI. DIAGNOSIS BANDING
Moluskum kontagiosum
Karsinoma sel basal
Veruka vulgaris
VII. LABORATORIUM
VIII. DIAGNOSIS KERJA
Moluskum kontagiosum
IX. RENCANA ANJURAN
- Pemeriksaan histopatologi: biopsi papul
X. PENGOBATAN
- Kuretase papul
- Tretinoin krim 0,1%
XI. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad fungtionam : bonam
Quo ad sanationam : bonam
XII. FOLLOW UP
- Edukasi kepada pasien agar menjaga kebersihan, tidak pinjam meminjam
barang seperti handuk, baju dan sisir yang dapat terkontaminasi.
- Menghindari menyentuh dan menggaruk lesi.
5

PEMBAHASAN
Diagnosis banding
1. Moluskum kontagiusum
Dasar diagnosis:
Anamnesis:
- Bintil-bintil timbul yang lama kelamaan menyebar.
- Bintil-bintil tidak gatal dan nyeri.
- Bintil-bintil sebesar jarum pentul berwarna sama
seperti kulit sekitar
- Pasien sering berenang di tempat umum.
Pemeriksaan fisik:
Ukuran : miliar,sirkumskrip
Efloresensi primer : papul
2. Karsinoma sel basal
3. Veruka vulgaris
6

MOLUSKUM KONTAGIOSUM
I. Pendahuluan
Moluskum kontagiosum merupakan infeksi virus pada kulit yang umum
terjadi pada anak-anak. Infeksi kulit yang terjadi berupa papul (benjolan kecil
dan sewarna kulit), tidak nyeri dan dapat hilang dengan sendirinya tanpa
pengobatan dalam waktu setahun.
Penyakit ini menular, namun hanya menyerang kulit tidak menyerang
organ-organ dalam. Cara penularan yang biasa terjadi adalah lewat kontak
langsung maupun kontak dengan benda lain yang terkontaminasi.
(http://klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/142/moluskum-
kontagiosum)
II. Definisi
Moluskum Kontagiosum adalah penyakit yang disebabkan oleh virus pox,
klinis berupa papul-papul, pada permukaannya terdapat lekukan, berisi massa
yang mengandung badan moluskum. (Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI
Ed.5)
Moluskum Kontagiosum adalah sejenis tumor virus yang terbatas pada
manusia dan kera, disebabkan oleh virus DNA yang tergolong pox virus.
(Saripati Penyakit Kulit Ed.2)
III. Epidemiologi
Penyakit ini terutama menyerang anak dan kadang-kadang juga orang
dewasa. Jika pada orang dewasa digolongkan dalam penyakit akibat hubungan
seksual (P.H.S). Transmisinya melalui kontak kulit langsung dan otoinokulasi.
(Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI Ed.5)
Pada anak sekolah sering terjadi karena mandi di kolam renang. Pada
dewasa ditularkan dari salon kecantikan. (Saripati Penyakit Kulit Ed.2)
7

Moluskum Kontagiosum dapat ditemukan di seluruh dunia, dengan angka
kejadian paling tinggi di negara tropis. Penyakit ini menyebar dengan cepat pada
suatu komunitas yang padat, higienis kurang dan kurang mampu.
(http://klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/142/moluskum-kontagiosum).
IV. Etiologi
Penyebab dari moluskum kontangiosum merupakan anggota dari
kelompok pox-virus yang tidak digolongan yaitu Virus Moluskum Kontagiosum.
Virus ini belum dapat ditularkan kepada hewan dan belum dapat ditumbuhkan
pada biakan jaringan. Virus ini telah dipelajari pada manusia dengan mikroskop
elektron. Virus murni berbentuk lonjong atau berbentuk bentuk – bata dan
berukuran 230 x 330 nm, virus ini menyerupai vaksinia. Antibodi terhadap virus
ini tidak bereaksi silang dengan pox virus lainnya.
Meskipun virus moluskum kontagiosum belum dapat dibiakkan secara
berturut – turut dalam biakan sel, virus ini dapat menginfeksi sel manusia dan
primata yang akan mengakibatkan suatu infeksi yang abortif.
Terjadi pelepasan selubung dan dihasilkan inti, yang diikuti efek sitopatik
sementara yang khas. Perubahan seluler yang terjadi dapat disangka ditimbulkan
oleh HSV (herpes simpleks virus), karena itu bahan isolat yang dicurigai
mengandung HSV harus diidentifikasi secara khusus dengan metode imunologi.
Pada tahun 1985, pada penelitian terhadap 137 bahan yang dibiakkan untuk HSV
dengan menggunakan sel fibroblas manusia, 49 mengandung HSV, 6 lainnya
menunjukkan efek sitopatik tetapi negatif untuk antigen HSV. Mikroskop
elektron memastikan adanya virus moluskum kontangiosum pada bahan yang
8

bersifat HSV – negatif tetapi berefek sitopatik positif terse
Pox virus penyebab penyakit pada manusia
Genus Virus Inang
primer
Penyakit
Orthopoxvirus Variola Manusia Cacar (punah)
Vaksinia Manusia Untuk vaksinasi cacar
Cacar monyet Monyet Infeksi pada manusia jarang, penyakit
umum
Cacar sapi Sapi Infeksi pada manusia jarang, lesi borok
terlokaslisasi
Parapoxvirus Orf Biri – biri Infeksi pada manusia jarang, lesi
terlokalisasiNodus pemerah susu Sapi
Tidak
digolongkan
Moluskum
kontangiosum
Manusia Nodul kulit jinak yang banyak
Tanapox Monyet Infeksi pada manusia jarang, lesi
terlokalisasi
Yabapox Monyet Infeksi pada manusia amat jarang,
tumor kulit terlokalisasi
Sifat – sifat penting pox virus :
9

a. Virion : struktur kompleks, oval atau bentuk bata, permukaan luar
memperlihatkan lekukan, mempunyai inti dan badan lateral.
b. Komposisi : DNA (3%), protein (90%), lemak (5%)
c. Genom : DNA untai – ganda, linear dengan BM 85 – 150 juta, mempunyai
lenkung terminal, mempunyai kandungan guaninplus – sitosin (30-40%) keculai
parapoxvirus (63%)
d. Protein : virion mengandung lebih dari 100 polipeptida pada inti terdapat
banyak enzim, termasuk sistem transkripsi.
e. Selubung : selaput luar virion disintesis oleh virus, beberapa partikel
mendapatkan selubung tambahan dari sel (tidak diperlukan untuk menginfeksi)
f. Replikasi : “Pabrik Sitoplasma”
1. Karakter yang menonjol : virus terbesar dan paling kompleks, sangat resisten
terhadap inaktivasi. Cacar merupakan penyakit virus pertama yang dibasmi dari
muka bumi (Mikrobiologi Kedokteran Jawetz,Ernest 2005)
V. Gejala Klinis
Masa inkubasi berlangsung satu sampai beberapa minggu. Kelainan kulit
dimulai dengan papul berwarna putih seperti mutiara atau merah seperti daging
(flesh colored) yang kemudian membesar, diskrit, berbentuk kubah, yang
kemudian di tengahnya terdapat lekukan (delle). Jika dipijat akan tampak keluar
massa yang berwarna putih seperti nasi, yang merupakan ciri khas untuk
moluskum kontagiosum. Lokalisasi penyakit ini di daerah muka, badan dan
ekstremitas, sedangkan pada orang dewasa di daerah pubis dan genitalia eksterna.
Kadang-kadang dapat timbul infeksi sekunder sehingga timbul supurasi. .(Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI Ed.5)
Seringkali asimtomatis, terkadang lesi besar meradang dan tampak
sebagai furunkel. (Saripati Penyakit Kulit Ed.2)
10

VI. Patogenesis
11

Partikel virus mengadakan kontak ke permukaan sel kulit
Difagosit oleh sel Langerhans (makrofag)
Pelepasan inti virus ke sitoplasma
Pelepasan DNA dari inti virus
Replikasi DNA (2-5 jam) pabrik sitoplasma / badan inklusi
Morfogenesis virus (4-20 jam) Hipertrofi sel
Terbentuklah partikel virus yang baru (multiplikasi) keluar sel dan menginfeksi sel lain
Sel terinfeksi virus
Sel NK membunuh sel yang terinfeksi fagositosis oleh makrofag
CD4+ CD8+
Mengaktikan makrofag menghancurkan peptida virus
CD4+ CD8+
sel langerhans Mengaktifkan makrofag menghancurkan peptida virus
IL - 1 ↑↑ fagositosis
↑↑ proliferasi keratinosit granulomatosis
Hiperplasia keratinosit
papul – papul berbentuk kubah (delle)
(sifat poxvirus dengan virion bentuk – bata dimana
permukaan luar memperlihatkan lekukan)
12

VII. Histopatologi
Pada pemeriksaan histopatologi didaerah epidermis dapat ditemukan
badan moluskum yang mengandung partikel virus. .(Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin FKUI Ed.5)
Proliferasi sel-sel stratum spinosum membentuk lobuli. Lobuli dipisahkan
septa jaringan ikat, di dalamnya terdapat “badan moluskum” berupa sel-sel bulat
atau lonjong yang mengalami degenerasi keratohialin. (Saripati Penyakit Kulit
Ed.2)
VIII. Diagnosis
Anamnesis
Jika pasiennya anak - anak biasanya orang tua menjelaskan adanya eksposur
dengan anak-anak lain yang terinfeksi moluskum kontagiosum di sekolah, asrama, atau
fasilitas rekreasi publik (misalnya,tempat olahraga, kolam renang).
Dewasa yang imunokompeten, orang dewasa yang biasanya aktif secara
seksual dan tidak mengetahui bahwa pasangan mereka terinfeksi. Pada orang
dewasa juga sering terjadi pada orang yang memiliki banyak pasangan seksual
dengan frekuensi hubungan seksual yang meningkat.
Pemeriksaan kulit
13

Lokalisasi berada pada wajah, badan, kadang-kadang pada perut, bagian
bawah perut, genital. Untuk efloresesinya terdapat papula berdiameter 1-5 mm,
diskrit, berwarna seperti kulit atau putih mutiara, meninggi, tampak sepeti lilin
dengan umbilikalis kecil, sendiri-sendiri atau berkelompok. (Saripati Penyakit
Kulit Ed.2)
Ditemukan ruam berupa papul millier, kadang- kadang lentikular dan
berwarna putih seperti lilin, berbentuk kubah yang kemudian ditengahnya
terdapat lekukan (delle). Jika dipijat akan tampak massa yang berwarna putih
seperti nasi. Biasanya dijumpai didaerah muka, badan dan ekstrimitas, sedangkan
pada orang dewasa di daerah pubis dan genitalia eksterna. Kadang – kadang dapat
timbul infeksi sekunder sehingga timbul supurasi.
Pemeriksaan penunjang
Potong papul, oleskan isinya antara 2 gelas objek, diwarnai dengan wright,
giemsa atau gram. Lihat dibawah mikroskop, “badan moluskum” berbentuk telur,
berdinding licin homogen, diameter sampai 25 mikro. (Saripati Penyakit Kulit
Ed.2)
Test Tzank
Pada pemeriksaan histopatologi di daerah epidermis dapat ditemukan badan
moluskum yang mengandung partikel virus diatas stratum basal.
Selain itu pada pemeriksaan histopatologik dijumpai hipertrofi dan hiperplasia
dari epidermis.
IX. Diagnosis banding
a. Karsinoma sel basal : pada orang tua sering mengalami ulserasi. Tumor ini
ditemukan di daerah berambut, bersifat invasif ada yang bentuk nodulus
( ulkus rodens). Bentuk ini pada tahap permulaan sangat sulit ditentukan
malah dapat berwarna seperti kutil, gambaran yang khas : tidak berambut,
berwarna coklat (hitam), tidak berkilat atau keruh, bila sudah berdiameter 0,5
14

cm sering ditemukan pada bagian pinggir berbentuk papular, meninggi, anular,
dibagian tengah cekung yang dapat berkembang menjadi ulkus (ulcus rodent),
pada perabaan terasa keras dan berbatas tegas
b. Veruka vulgaris : vegetasi lentikular, permukaan kasar, kering, warna
keabu-abuan, kulit di sekitarnya tidak meradang. Terutama terdapat pada anak,
tetapi juga terdapat pada dewasa dan orang tua. Tempat predileksinya
terutama di ektremitas bagian ekstensor, tetapi dapat juga dibagian lain tubuh
termasuk mukosa mulut dan hidung. Bentuknya bulat berwarna abu-abu,
besarnya lentikular atau kalau berkonfluensi berbentuk plakat, permukaan
kasar ( verukosa ). Dengan goresan dapat timbul autoinokulasi sepanjang
goresan.
c. Keratoakantoma : biasanya nodula-nodula keras, pada bagian tengah
didapati sumbatan keratin. Biasanya ditemukan di daerah wajah, telinga, dan
punggung tangan.
(Saripati Penyakit Kulit Ed.2)
XI. Penatalaksanaan
Prinsip pengobatan adalah mengeluarkan massa yang mengandung badan
moluskum. Dapat dipakai alat seperti ekstraktor komedo, jarum suntik, atau
kuret. Cara lain dapat digunakan ekskholeasi, elektrokauterisasi atau bedah beku
dengan CO2, N2, dan sebagainya. Pada orang dewasa harus dilakukan terapi
terhadap pasangan seksualnya. .(Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI Ed.5)
mengeluarkan massa yang mengandung badan moluskum dengan kuretase
tajam dibersihkan dan diberi salep atau bedah beku dengan nitrogen cair atau
salju CO2 bisa juga dengan menusuk papul kemudian diberi salep antibiotik.
(Saripati Penyakit Kulit Ed.2)
Pada orang dewasa harus juga dilakukan terapi terhadap pasangan seksualnya.
Pada individu yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang normal, moluskum
kontagiosum akan sembuh sendiri tanpa pengobatan dalam waktu beberapa bulan
sampai tahun. Setiap satu lesi muncul sampai 2 bulan tetapi untuk mencegah
15

autoinokulasi atau kontak langsung, pengobatan dapat berguna. Tujuan dari
pengobatan adalah menghilangkan lesi. Obat-obatan topikal yang dapat diberikan
adalah anti virus, tretinoin krim 0,1% untuk menghambat pembentukan
mikrokomedo dan menghilangkan lesi, asam trikloroasetat untuk kauterisasi kulit,
keratin dan jaringan lainnya. Terapi sistemik dapat berupa pemberian antagonis
histamine H2 untuk mengatasi rasa gatal jika ada rasa gatal.
Edukasi Pasien
Menerangkan kepada pasien tentang sifat infeksi dan penularan penyakit untuk mengurangi
transmisi moluskum kontagiosum kepada orang lain, serta untuk menghindari infeksi ulang
dimasa depan dan meminimalkan autoinokulasi. Menyuruh pasien untuk
menghindari menyentuh atau menggaruk lesi karena bisa menimbulkan infeksi
sekunder, tidak pinjam – meminjam barang yang dapat terkontaminasi seperti
handuk, baju dan sisir.
XII. Pencegahan
Pencegahan penyakit ini sulit karena banyaknya jalan untuk terjadinya infeksi
(pakaian, kolam renang, handuk, kontak seks, dll). Sekali sudah terdiagnosa
penting sekali bagi keluarga pasien untuk melakukan pemisahan pakaian
penderita yang harus dicuci dengan air mendidih hingga penyakit sembuh.
Sudah tentu harus diperhatikan juga untuk menghindari kontak dengan kelainan
kulit ini dan bagi penderita orang dewasa untuk menghindarkan terjadinya
penularan seksual dengan melakukan upaya pencegahan.
XIII. Prognosis
dengan menghilangkan semua lesi yang ada, penyakit ini tidak atau jarang residif. .
(Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI Ed.5)
TINJAUAN PUSTAKA
16

1. Djuanda, Adhi, et al, editor. 2005. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,3nded.
Jakarta : Balai Penerbit FK UI. Hal 111-112.
2. Siregar RS. Moluskum kontagiosum, Acne, Milia : Atlas Berwarna Saripati
Penyakit Kulit edisi 2. Jakarta : EGC. 2005. Hal 79.
3. http://klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/142/moluskum-kontagiosum
4. Jawetz, Ernest. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
17